Anda di halaman 1dari 143

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KEMATANGAN EMOSIONAL DENGAN


PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA PERTENGAHAN
USIA 15-18 TAHUN

(Studi di SMAN 1 Sumberpucung Kabupaten Malang Jawa Timur)

OLEH:

DHEA MERCHELINA
NIM. 1920015

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
MENGIKUTI UJIAN SKRIPSI

Bahwa skripsi ini:

Nama : Dhea Merchelina

NIM : 1920015

Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan Perilaku

Agresif Pada Remaja Pertengahan Usia 15-18 Tahun.

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji,

Pada:

Oleh:

Kepanjen, 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Wiwit Dwi N, S, Kep, Ns, M.Kep Dr. Riza Fikriana, S.Kep, Ns, M.Kep
NIK.200903009 NIK.200712004
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh :

Nama : Dhea Merchelina


NIM : 19.20.015
Judul : Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan Perilaku
Agresif Pada Remaja Pertengahan Usia 15-18 Tahun.

Telah Diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang di Program

Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen.

Pada :

TIM DEWAN PENGUJI

Tanda Tangan

Ketua Penguji : Dr. Janes J, S.Kp, M.Kep ........................

Anggota 1 : Wiwit Dwi N, S, Kep, Ns, M.Kep ........................

Anggota 2 : Dr. Riza Fikriana, S.Kep, Ns, M.Kep ........................

Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan Program Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Faizatur Rohmi, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK. 2010011026
CURICULUM VITAE

Nama : Dhea Merchelina


NIM : 19.20.015
Program Studi : Keperawatan Program Sarjana
Tempat, tanggal lahir : Malang, 15 Juni 2001
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Barisan Rt 19/Rw 02, Ds. Arjowilangun,
Kec. Kalipare, Kab. Malang
No.Tlp : 085732535296
Riwayat Pendidikan
Tahun 2007 : Lulus TK PGRI 06 Malang
Tahun 2013 : Lulus SDN Arjowilangun 1 Kalipare
Tahun 2016 : Lulus SMP Katolik St. Antonius Kalipare
Tahun 2019 : Lulus SMAN 1 Sumberpucung
Tahun 2019 : Terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Keperawatan
Program Sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kepanjen
Pengalaman Organisasi
Tahun 2019-2020 : Anggota UKM PIK-R STIKes Kepanjen
Tahun 2020-2021 : Anggota MPM STIKes Kepanjen
Tahun 2021-2022 : Sekretaris MPM STIKes Kepanjen
Tahun 2021-2022 : Bendahara UKM ECC
Tahun 2019-2022 : Anggota UKM ECC
Tahun 2021 : Panitia Raker Internal MPM STIKes Kepanjen
Tahun 2021 : Panitia Raker Eksternal ORMAWA
Tahun 2021 : Panitia PKKMB STIKes Kepanjen
Tahun 2021 : Panitia LKMM Pra-Dasar dan Dasar
MOTTO

Jika kamu bersyukur maka akan aku tambah


(Ibrahim ayat 7)

Tidak semua hal sesuai dengan apa yang kamu mau


@merchelinaa
KATA PENGA NTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan Perilaku Agresif Pada

Remaja Pertengahan Usia 15-18 Tahun” sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar sarjana keperawatan di Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kepanjen. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak

pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini

penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Dr. Riza Fikriana, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kepanjen Kabupaten Malang serta Dosen Pembimbing II

yang telah meberikan ijin dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Faizatur Rohmi, S.Kep., Ns., M.Kep dan Bapak Hardiyanto, S.Kep.,

Ns., M.Kep selaku pihak Program Studi Program Sarjana Keperawatan

yang telah mebantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

3. Wiwit Dwi N. S., Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing I yang

telah membantu, membimbing dan memberi arahan, motivasi serta

masukan dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

4. Terimakasih kepada kedua orang tua saya Bapak Priyanto dan Ibu Putriana

Puji Astutik dan Elvira Rahma Aulia, serta keluarga dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dan bantuannya melalui do’a, tenaga,

waktu, kasih sayang, serta kesabarannya mendampingi peneliti.

5. Terimakasih kepada Mohammad Firmansyah, serta semua pihak yang

tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam

penyusunan dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari di dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini masih

terdapat kekurangan dan kelemahan. Dan juga masih jauh dari kesempurnaan oleh

sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi

perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini dan semoga karya ini berguna bagi

penulis maupun pihak lain

Kepanjen, 2021

Penulis

Dhea Merchelina

NIM 19.20.015
ABSTRAK

Merchelina, Dhea. 2023. Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan


Perilaku Agresif Pada Remaja Pertengahan Usia 15-18 Tahun.
Pembimbing 1 : Wiwit Dwi N, S, Kep, Ns, M. Kep Dan Pembimbing 2
: Dr. Riza Fikriana, S.Kep, Ns, M. Kep

Remaja merupakan generasi yang paling berpengaruh dalam mewujudkan


cita-cita suatu bangsa dan generasi penerus akan mengubah keadaan negaranya
menjadi lebih baik. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif, dan sosial-
emosional. Remaja saat ini mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu
karena mereka berada dalam masa transisi dan mencoba beradaptasi dengan
perilaku baru dari tahap perkembangan sebelumnya. Remaja dikatakan sebagai
titik puncak emosionalitas, dimana terjadinya emosi yang tinggi.
Kematangan emosi merupakan salah satu faktor internal yang membantu
menentukan perilaku agresif pada remaja. Kematangan emosi dapat dilihat dari
seberapa baik seseorang dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, dapat
memposisikan diri, dan mengontrol respon emosionalnya terhadap suatu masalah,
situasi atau individu yang dihadapinya. Seorang remaja yang matang secara
emosional dapat merespon secara positif dan tepat tergantung pada tempat dan
situasi.
Desain penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Dengan teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Non Probability
dengan menggunakan Stratified Random Sampling. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah kuesioner. Analisa data menggunaka bivariat univariat dengan
uji analisis Pearson Corelation.
Hasil uji analisa Pearson Corelation diketahui nilai korelasi antara tingkat
kematangan emosional dengan perilaku agresif adalah 0,588, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel. Kemudian
hasil korelasi koefisien (r hitung) adalah 0,588 dimana r hitung > r tabel 0,361 dan
kekuatan korelasi adalah sedang sehingga dapat disimpulkan bahwa arah
hubungan kedua variabel positif memiliki arti korelasi yang searah yaitu semakin
tinggi tingkat kematangan emosional maka semakin tinggi perilaku agresif pada
remaja begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian tabulasi kedua
variabel didapatkan sebagian besar responden cukup tinggi dalam kematangan
emosional dan perilaku agresif.

Kata kunci: Kematangan Emosional, Perilaku Agresif


ABSTRACT

Merchelina, Dhea. 2023. Emotional Maturity Level Relationship With


Aggressive Behavior in Middle Adolescents Aged 15-18 Years.
Supervisor 1: Wiwit Dwi N, S, Kep, Ns, M. Kep and Supervisor 2 : Dr.
Riza Fikriana, S.Kep, Ns, M. Kep

Teenagers are the most influential generation in realizing the ideals of a


nation and the next generation will change the state of their country for the better.
Adolescence is a transitional period between childhood and adulthood which
includes biological, cognitive, and social-emotional changes. Teenagers today
experience instability from time to time because they are in transition and trying
to adapt to new behaviors from previous stages of development. Teenagers are
said to be the peak point of emotionality, where high emotions occur.
Emotional maturity is one of the internal factors that helps determine
aggressive behavior in adolescents. Emotional maturity can be seen from how
well a person can overcome the problems they face, can position themselves, and
control their emotional response to a problem, situation or individual they face.
An emotionally mature teenager can respond positively and appropriately
depending on the place and situation.
The design of this study uses a cross sectional design. The sampling
technique used in this study is Non Probability using Stratified Random Sampling.
The research instrument used was a questionnaire. Data analysis used univariate
bivariate with Pearson Correlation analysis test.
The results of the Pearson Correlation analysis test show that the
correlation value between the level of emotional maturity and aggressive behavior
is 0.588, thus it can be concluded that there is a relationship between the two
variables. Then the results of the correlation coefficient (r count) is 0.588 where r
count > r table 0.361 and the correlation strength is medium so it can be
concluded that the direction of the relationship between the two positive variables
has a unidirectional correlation meaning that the higher the level of emotional
maturity, the higher the aggressive behavior in adolescents so vice versa. Based
on the results of the research tabulation of the two variables, it was found that
most of the respondents were quite high in emotional maturity and aggressive
behavior.

Keywords: Emotional Maturity, Aggressive Behavior


DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................................
CURICULUM VITAE..........................................................................................................................
MOTTO.................................................................................................................................................
KATA PENGA NTAR..........................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................................................
DAFTAR BAGAN.............................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................................................

1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................................................

1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................5


1.4.1 Manfaat Teoritis.............................................................................................................

1.4.2 Manfaat Praktis..............................................................................................................

BAB II...................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................
2.1 Kematangan Emosional......................................................................................6
2.1.1 Definisi Kematangan Emosional....................................................................................

2.1.2 Karakteristik Kematangan Emosional............................................................................

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosional..........................................

2.1.4 Aspek Kematangan Emosional....................................................................................

2.2 Perilaku Agresif................................................................................................13


2.2.1 Definisi Perilaku Agresif.............................................................................................

2.2.2 Perilaku Agresif Menurut Buss & Perry......................................................................

x
2.2.3 Perkembangan Perilaku Agresif...................................................................................

2.2.4 Bentuk-bentuk Perilaku Agresif...................................................................................

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Agresif....................................................

2.2.6 Pengukuran Perilaku Agresif.......................................................................................

2.3 Remaja.............................................................................................................24
2.3.1 Definisi Remaja...........................................................................................................

2.3.2 Tahap Perkembangan Remaja......................................................................................

2.3.3 Ciri-ciri Masa Remaja..................................................................................................

2.3.4 Aspek-aspek Perkembangan Pada Remaja...................................................................

2.3.5 Faktor Pengaruh Perkembangan Pada Remaja.............................................................

2.4 Kerangka Konsep.............................................................................................40


2.5 Penjelasan.........................................................................................................41
2.6 Hipotesis...........................................................................................................42
BAB III................................................................................................................................................
METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................................................
3.1 Desain Penelitian..............................................................................................43
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................43
3.3 Kerangka Kerja (Frame Work).........................................................................45
3.4 Desain Sampling..............................................................................................46
3.4.1 Populasi.......................................................................................................................

3.4.2 Sampel.........................................................................................................................

3.4.3 Besar Sampel...............................................................................................................

3.4.4 Sampling......................................................................................................................

3.5 Identifikasi Variabel.........................................................................................49


3.5.1. Definisi Variabel..........................................................................................................

3.5.2. Jenis Variabel Penelitian..............................................................................................

3.6 Definisi Operasional.........................................................................................50


3.7 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................51
3.7.1 Instrumen Penelitian....................................................................................................

3.8 Teknik Analisis Data........................................................................................55

xi
3.8.1 Langkah-langkah Analisis Data...................................................................................

3.8.2 Analisa Data (Univariate, Bivariate/Multivariate).......................................................

3.9 Etika Penelitian................................................................................................58


3.9.1 Informed Consent.........................................................................................................

3.9.2 Anonimity.....................................................................................................................

3.9.3 Confidentially..............................................................................................................

3.9.4 Sukarela.......................................................................................................................

3.9.5 Beneficence..................................................................................................................

3.9.6 Nonmaleficience...........................................................................................................

BAB IV...............................................................................................................................................
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................................................................
4.1 Hasil Penelitian................................................................................................61
4.1.1. Data Umum Lokasi Penelitian......................................................................61
4.1.2. Data Karakteristik Responden......................................................................61
4.1.3. Data Khusus.................................................................................................62
4.2 Pembahasan......................................................................................................64
BAB V.................................................................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................................................
5.1 Kesimpulan......................................................................................................76
5.2 Saran................................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 50

Tabel 4.1 Tabel Demografi ........................................................................ 61

Tabel 4.2 Tabel Data Khusus Kematangan Emosional .............................. 62

Tabel 4.3 Tabel Data Khusus Perilaku Agresif........................................... 62

Tabel 4.4 Tabel Uji Korelasi Pearson ........................................................ 63

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Konsep ...................................................................... 40

Bagan 3.1 Kerangka Kerja ..........................................................................45

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent .................................................................. 82

Lampiran 2 Pernyataan Persetujuan Responden .......................................83

Lampiran 3 Kisi-Kisi Kuisioner ................................................................84

Lampiran 4 Kuisioner ...............................................................................85

Lampiran 5 Sertifikat Layak Etik ..............................................................89

Lampiran 6 Tabulasi Data ..........................................................................90

Lampiran 7 Permohonan Ijin Penelitian ....................................................93

Lampiran 8 Surat Keterangan Pengambilan Data ......................................94

Lampiran 9 Lembar Konsultasi .................................................................95

Lampiran 10 Tabel Kegiatan ...................................................................100

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas & Reliabilitas .......................................101

Lampiran 12 Master Tabel Penelitian ......................................................112

Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan .......................................................121

Lampiran 14 Tabel Analisa Data .............................................................122

Lampiran 15 Uji Plagiasi .........................................................................123

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan generasi yang paling berpengaruh dalam

mewujudkan cita-cita suatu bangsa dan generasi penerus akan mengubah

keadaan negaranya menjadi lebih baik. Masa remaja merupakan masa

transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang meliputi perubahan

biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Sofia & Adiyanti, 2013). Remaja saat

ini mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu karena mereka berada

dalam masa transisi dan mencoba beradaptasi dengan perilaku baru dari tahap

perkembangan sebelumnya. Remaja dikatakan sebagai titik puncak

emosionalitas, dimana terjadinya emosi yang tinggi (Fellasari & Lestari,

2016). Remaja cenderung tidak stabil dalam mengatur emosi sehingga

menampilkan perilaku atau tindakan yang kurang tepat dikarenakan

perkembangan emosional remaja yang fluktuatif, dengan demikian remaja

dalam penyelesaian masalah cenderung menggunakan metode yang cepat

sehingga melampiaskan emosi tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari

tindakan tersebut (Raviyoga & Marheni, 2019). Akibatnya, remaja yang tidak

mampu beradaptasi atau beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah

melakukan perilaku maladaptif, seperti perilaku agresif yang dapat merugikan

orang lain dan dirinya sendiri.

1
2

Menurut penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat

menunjukkan bahwa terdapat sekitar 5-10 % anak usia remaja

berperilaku agresif (Angraeni, 2011). Pada tahun 2013, jumlah perilaku

agresif pada remaja di Indonesia sebanyak 6325 kasus, sedangkan pada tahun

2014 sebanyak 7007 kasus dan pada tahun 2015 sebanyak 7762 kasus. Tahun

2016 sebanyak 8597,97 kasus dan tahun 2017 sebanyak 9523,97 kasus.

Artinya pada tahun 2013-2017 terjadi peningkatan sebesar 10,7%. Peristiwa

tersebut terdiri dari berbagai bentuk perilaku agresif yang dilakukan remaja,

antara lain perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan dan penyiksaan. Dari data

ini kita bisa melihat peningkatan perilaku agresif di kalangan anak muda

setiap tahunnya. Terdapat 10549,70 kasus pada tahun 2018, 11685,90 kasus

pada tahun 2019 dan 12944,47 kasus pada tahun 2020. Pertumbuhan tahunan

sebesar 10,7% (Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan, 2017). Karena

bersifat naluriah, perilaku ini bisa muncul kapan saja, terutama dalam situasi

yang mengancam jiwa (Myers 2012). Kecenderungan perilaku agresif sebagai

perilaku yang diarahkan dengan tujuan untuk menyakiti makhluk hidup lain.

Serta kecenderungan perilaku agresif sebagai perilaku yang secara sengaja

bermaksud melukai individu lain secara langsung baik fisik maupun verbal,

serta menghancurkan harta benda yang individu miliki (Baron & Branscombe,

2012).

Menurut Nicholls, Levy, & Perry (2015) remaja dikatakan matang

secara emosional ketika berorientasi pada hasil, memiliki keinginan yang

tinggi dalam mencapai tujuan, mengambil resiko dengan memperhitungkan,

dan berharap untuk sukses dari pada kegagalan. Hal ini berarti bahwa remaja
3

yang matang secara emosi apabila mampu dalam mengelola emosi yang

muncul dalam diri. Kematangan emosi merupakan salah satu faktor internal

yang membantu menentukan perilaku agresif pada remaja. Kematangan emosi

dapat dilihat dari seberapa baik seseorang dapat mengatasi masalah yang

dihadapinya, dapat memposisikan diri, dan mengontrol respon emosionalnya

terhadap suatu masalah, situasi atau individu yang dihadapinya. Seorang

remaja yang matang secara emosional dapat merespon secara positif dan tepat

tergantung pada tempat dan situasi. Perkembangan emosional yang terjadi

selama masa remaja mulai meningkat setiap tahun. Namun terkadang emosi

mereka mudah “meledak” saat terpengaruh, dirangsang, membuat kemampuan

mereka dalam mengontrol emosi berkurang. Pergolakan emosi yang terjadi

pada remaja tidak terlepas dari berbagai pengaruh seperti lingkungan tempat

tinggalnya, keluarga, sekolah, teman-teman yang sebaya serta aktivitas yang

mereka praktikkan sehari-hari (Chaplin, 2018).

Emosi yang tidak dikendalikan dengan baik akan mengarah pada

perilaku agresif sebagai cara untuk mengekspresikan emosi yang tidak

terkontrol dan disorientasi. Dapat disimpulkan bahwa Remaja dengan

kematangan emosi yang rendah tidak dapat mengendalikan rangsangan emosi,

mudah merasa frustrasi, impulsif, sulit mengendalikan amarah, berindak kasar,

kehilangan kendali diri, perilaku yang meledakledak dan tidak terduga seperti

perilaku agresif yang diluar kendali. Namun dari kebanyakan remaja masih

berada pada tahap emosi yang masih belum matang, karena belum mampu

mengontrol fungsi fisik dan psikisnya secara maksimal, oleh karena itu remaja

tersebut harus belajar agar memperoleh gambaran mengenai situasi-situasi


4

yang dapat menimbulkan reaksi terhadap apa yang dirasakan (Raviyoga &

Marheni, 2019).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan tingkat kematangan emosional dengan perilaku

agresif pada remaja pertengahan usia 15-18 tahun?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yang

akan dijelaskan dibawah ini.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

hubungan tingkat kematangan emosional dengan perilaku agresif

pada remaja pertengahan usia 15-18 tahun

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat kematangan emosional pada remaja

pertengahan usia 15-18 tahun

b. Mengidentifikasi perilaku agresif pada remaja pertengahan usia

15-18 tahun

c. Menganalisis hubungan antara tingkat kematangan emosional

dengan perilaku agresif pada remaja pertengahan usia 15-18

tahun
5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk

meningkatkan pengetahuan remaja terutama mengenai hubungan

tingkat kematangan emosional dengan perilaku agresif pada remaja

dan hasil dari penelitian yang dipublikasikan dalam bentuk naskah

publikasi atau jurnal dapat dijadikan referensi untuk peneliti

selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

referensi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya terkait

hubungan antara kematangan emosional dengan perilaku

agresif pada remaja pertengahan usia 15-18 tahun.

2. Bagi Remaja

Membantu untuk meningkatkan pengetahuan remaja

mengenai hubungan antara kematangan emosional dengan

perilaku agresif pada remaja pertengahan usia 15-18 tahun.

3. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat menjadi literatur ilmu

keperawatan mengenai hubungan antara tingkat kematangan

emosional dengan perilaku agresif pada remaja pertengahan

usia 15-18 tahun.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kematangan Emosional

2.1.1 Definisi Kematangan Emosional

American Psychological Association (2015)

mendefinisikan kematangan emosi sebagai tingginya tingkat

kontrol dan ekspresi emosi individu. Menurut Martin (dalam

Guswani & Kawuryan, 2011), kematangan emosi adalah

kemampuan menerima hal-hal negatif dari lingkungan tanpa

membalasnya dengan sikap yang negatif, melainkan dengan

kebijakan. Kematangan emosi adalah kepribadian individu yang

mampu untuk mengontrol atau mengendalikan emosinya dengan

baik, termasuk cara pengungkapan dan mengatasi emosi tersebut

(Hurlock, 2012). Kematangan emosi adalah kemampuan remaja

untuk mengekspresikan emosinya secara tepat dan wajar, memiliki

kemandirian, konsekuensi, dan penerimaan diri yang tinggi.

Individu dengan pengendalian diri yang baik mampu

mengendalikan, mengarahkan, dan memahami emosinya untuk

diarahkan kepada tindakan yang bersifat positif. Kematangan diri

secara emosional merujuk pada emosi yang menyangkut semua

wilayah perilaku afektif, yang melibatkan aspek kognitif, biologis,

dansosial. Kematangan emosi merupakan proses di mana individu

secara terus-menerus berusaha mencapai suatu tingkatan emosi

6
7

yang sehat, baik secara intrafisik maupun interpersonal. Individu

yang secara emosional telah matang dapat menentukan dengan

tepat kapan dan sejauh mana dirinya perlu terlibat dalam suatu

masalah sosial. Mereka juga dapat memberikan jalan keluar

terhadap permasalahan (Nurul, 2019).

2.1.2 Karakteristik Kematangan Emosional

Umumnya setiap remaja memiliki kematangan emosi yang

berbeda-beda dalam menjalani kehidupan. Remaja yang telah

mencapai kematangan emosi dapat dilihat dari ciri-ciri tingkah laku

sebagai berikut:

a. Kemandirian (towad independence)

Mandiri dalam arti emosional, artinya remaja tersebut

mampu mempertanggungjawabkan emosi yang

ditampilkan. Pengalaman dari bayi dan masa kanak-

kanak menciptakan keinginan yang kuat untuk meraih

kesenangan yang diinginkan. Melepaskan diri dari

ketergantungan dengan orang tua, tidak seperti masa

sebelumnya. Kemampuan untuk dapat menentukan dan

memutuskan apa yang dikehendakinya serta

bertanggung jawab akan keputusannya itu.

b. Kemampuan menerima realita (ability to accept reality)

Dapat menerima realita kehidupan dengan segala

keanehannya, kejujuran maupun ketidak jujurannya,

segala keindahan dan keburukkannya. Bisa menyikapi


8

masalah dengan berbagai jalan dan cara yang ia punya.

Dapat menerima kenyataan bahwa dirinya tidak selalu

sama dengan orang lain, bahwa ia memiliki

kesempatan, kemampuan serta tingkat intelegensi yang

berbeda dengan orang lain. Mampu menerima diri

sendiri dan orang lain apa adanya, artinya remaja tidak

cenderung menyalahkan diri sendiri maupun orang lain

atas kegagalan yang dialami

c. Penyesuaian diri (adaptability)

Ini adalah salah satu unsur yang amat penting dalam

kematangan emosi. Salah satu hal yang membedakan

antara orang yang emosinya sehat adalah pada tingkat

fleksibilitasnya, di mana pada orang yang tidak sehat

emosinya akan memberikan respon kaku dalam

berinteraksi dan dalam situasi tertentu. Kemampuan

untuk mudah menerima orang lain atau situasi tertentu

dengan cara-cara yang berbeda. Dengan kata lain dapat

bersikap fleksibel dalam menghadapi orang lain atau

situasi tertentu. Mampu menampilkan ekspresi emosi

sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

d. Kemampuan berempati (empathic understanding)

Kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi

orang lain, sehingga dapat memahami perasaan dan

pikirannya.
9

e. Pengendalian kemarahan (challenging anger)

Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif sehingga

permasalahannya tidak impulsif. Agar dapat

mengendalikan kemarahannya, maka seseorang harus

dapat mengenal batas sensitivitas dirinya. Dengan

mengetahui apa saja yang dapat membuatnya marah,

maka ia dapat mengendalikan perasaan amarahnya.

(Sisca Folastri, Wahyu Eka Prasetyaningtyas, 2017).

Sementara itu menurut Hillingswoth dan Morgan Young,

(dalam Firman, 2013) untuk memahami kematangan emosi dapat

dilakukan dengan cara memahami perubahan perilaku emosional

dan respon-respon emosional yang kontras dari anak-anak, remaja

dan orang dewasa (Firman, 2013).

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosional

Setiap individu memilki kematangan emosi yang berbeda-

beda, kematangan emosi yang dimilki oleh remaja dipengaruhi

oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

kematangan emosi remaja menurut Hurlock (Sari, 2014), antara

lain: (a) Usia Semakin bertambah usia individu, diharapkan

emosinya akan lebih dapat, menguasai dan mengendalikan

emosinya. Individu semakin baik dalam kemampuan memandang

suatu masalah, menyalurkan dan mengontrol emosinya secara lebih

stabil dan matang secara emosi, (b) Perubahan fisik dan kelenjar
10

pada individu akan menyebabkan terjadinya perubahan pada

kematangan emosi, sesuai dengan anggapan bahwa remaja adalah

periode badai dan tekanan, emosi remaja meningkat akibat

perubahan fisik dan kelenjar. Menurut, Muhammad Ali dan Asrori

(2012) sejumlah faktor yang mempengaruhi kematangan emosi

remaja, yaitu:

a) Perubahan jasmani ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan

yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan

pertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu

saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak

seimbang. Dan ketidakseimbangan ini diduga berpengaruh

pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja

menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, sahingga

dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan

sering menimbulkan masalah pada perkembangan emosinya,

b) Perubahan pola interaksi dengan orangtua terhadap anak

remaja termasuk sangat bervariasi. Ada yang pola asuhnya

menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja

(orangtua) sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan

anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta

kasih. Perbedaan pola asuh orangtua seperti ini dapat

berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi

remaja,
11

c) Perubahan interaksi dengan teman sebaya remaja sering

mambangun inetraksi sesama dengan teman sebayanya

secara khas, dengan cara berkumpul untuk melakukan

aktivitas bersama dengan membentuk geng,

d) Perubahan pandangan luar faktor penting yang dapat

mempengaruhi perkembangan emosi remaja selain

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu

sendiri adalah pandangan dari dunia luar dirinya.

2.1.4 Aspek Kematangan Emosional

Pada kehidupan sehari-hari emosi memegang peranan yang

sangat besar, bahkan kadang-kadang lebih berpengaruh daripada

pemikiran yang jernih terutama pada masa remaja. Emosi kadang-

kadang menentukan arah tingkah laku individu dan mengambil

bagian dalam setiap situasi kehidupan. Masa remaja dianggap

sebagai periode ”strom and stres”, dan pada masa ini remaja

memiliki emosi yang belum stabil yang disebut hightened

emotionality. Tidak berbeda jauh dengan karakteristik, beberapa

aspek dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat kematangan

emosional. Jika remaja dapat memenuhi atau sesuai dengan aspek

tersebut, maka dapat dinilai seberapa tinggi atau rendahnya tingkat

kematangan emosional remaja tersebut. (Sari, 2014)

Menurut Dr. Fadil (wardani, 2011) berikut adalah aspek-

aspek kematangan emosional:


12

1) Realitas, berbuat sesuai dengan kondisi, mengetahui

dan menafsirkan permasalahan tidak hanya pada satu

sisi.

2) Dapat memprioritaskan dan mampu menimbang dengan

baik diantara beberapa hal dalam kehidupan.

3) Mengetahui tujuan jangka panjang, diwujudkan dengan

kemampuan mengendalikan keinginan atau kebutuhan

demi kepentingan yang lebih penting untuk masa yang

akan datang.

4) Menerima tanggung jawab dan melaksanakan

kewajiban dengan teratur, optimis dalam melakukan

tugas dan mampu hidup dibawah aturan tertentu.

5) Mampu menerima kegagalan dan menyikapinya dengan

dewasa dalam menghadapi segala kemungkinan

tertentu.

6) Hubungan emosional. Seseorang tidak hanya

mempertimbangkan diri sendiri tapi mulai membiarkan

perhatiannya pada orang lain. Mencari jati diri serta

komunitas sosial.

7) Bertahap dalam memberikan reaksi. Mampu

mengendalikan saat kondisi kejiwaan memuncak.

Sedangkan menurut Walgito (1984 dalam (Guswani dan

Fajar: 2011)):
13

1) Dapat menerima baik keadaan dirinya maupun

oranglain seperti apa adanya secara obyektif.

2) Tidak bersifat impulsive, yaitu individu akan merespon

stimulus dengan cara mengatur fikiran secara baik untuk

memberikan tanggapan terhadap stimulus yang

mengenainya, individu yang bersifat impulsive yang

segera bertindak suatu pertanda bahwa emosinya belum

matang.

3) Dapat mengontrol emosi atau ekspresi emosi secara

baik, yaitu tidak menapakkan kemarahan dan dapat

mengatur kapan kemarahan perlu dimanifestasikan.

4) Bersifat sabar, pengertian, dan umumnya cukup

mempunyai toleransi yang baik.

5) Mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri

sendiri,

tidak mudah mengalami frustasi dan mampu

menghadapi masalah dengan penuh pertimbangan.

2.2 Perilaku Agresif

2.2.1 Definisi Perilaku Agresif

Agresif adalah perilaku yang dimaksudkan untuk

mengancam atau melukai perasaan korban atau harga diri. Ini

berarti melawan atau menyerang. Ini adalah respons yang

bertujuan menimbulkan rasa sakit atau luka pada benda atau orang.

Perbuatan tersebut berupa katakata, pukulan, atau senjata, perilaku


14

tersebut hampir selalu dirancang untuk menghukum hal ini sering

disertai dengan kepahitan, kekejaman, dan ejekan (Townsend,

2015). Tindakan agresif timbul sebagai kombinasi antara frustasi

yang intens dengan stimulus (impuls) dari luar sebagai pemicu.

Pada dasarnya setiap orang mampu untuk melakukan tindakan

agresif. Namun kenyataannya beberapa individu mampu untuk

menghindari agresif. Pola kepribadian yang terbentuk selama masa

perkembangan membentuk refleks respon pikiran dan perasaan

seseorang saat menerima stimulus dari luar, khususnya pada saat

kondisi menerima stimulus dalam bentuk ancaman.

2.2.2 Perilaku Agresif Menurut Buss & Perry

Buss dan Perry (dalam Andreas, 2012) menyatakan

perilaku agresif sebagai perilaku atau kecenderungan perilaku yang

niatnya untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara

psikologis. Pengertian perilaku agresif yang dipaparkan oleh Myers

(2002) dan Buss dan Perry (1992) sama-sama menitik beratkan

pada adanya perilaku yang menyakiti atau melukai orang lain baik

secara fisik, verbal, maupun psikologis yang dapat merugikan

orang. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan

bahwa perilaku agresif merupakan suatu perilaku atau

kecenderungan perilaku yang dilakukan oleh individu ataupun

kelompok yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai orang

lain atau kelompok dengan niat atau kesengajaan baik secara verbal

maupun fisik yang dapat merugikan seseorang.


15

Buss & Perry (dalam Andreas, 2012) menyatakan bahwa

secara umum perilaku agresif dipengaruhi oleh dua faktor utama,

yakni faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal

meliputi karakter bawaan individu yang menentukan reaksi

individu tersebut ketika menghadapi situasi tertentu. Sementara itu,

faktor situasional mencakup fitur-fitur atau hal-hal yang terjadi di

lingkungan yang juga mempengaruhi reaksi individu terhadap

suatu peristiwa. Dengan kata lain, faktor personal adalah faktor

yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor situasional

adalah faktor yang berasal dari luar individu.

Buss & Perry (dalam Andreas, 2012) mengembangkan

sebuah kuesioner untuk mengukur perilaku agresif yang juga akan

digunakan dalam penelitian ini. Buss & Perry menyebut empat

aspek perilaku agresif, yaitu:

a. Aspek pertama yakni agresi fisik yang merupakan tindakan

agresi yang menyakiti individu lain secara fisik, seperti

memukul, menendang dan lain-lain.

b. Aspek kedua adalah agresi verbal, yaitu respon vokal yang

menyampaikan stimulus yang menyakiti mental dalam bentuk

penolakan dan ancaman. Seperti mengumpat, menyebarkan

cerita yang tidak menyenangkan tentang seseorang kepada

orang lain, memaki, mengejek, membentak, dan berdebat.

c. Aspek ketiga adalah kemarahan, yakni emosi negatif yang

disebabkan oleh harapan yang tidak terpenuhi dan bentuk


16

ekspresinya dapat menyakiti orang lain serta dirinya sendiri.

Reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh sejumlah situasi

yang merangsang termasuk ancaman agresi lahiriah,

pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan atau frustasi dan

dicirikan oleh reaksi kuat pada syaraf otonomik, khususnya

oleh reaksi darurat pada bagian simpatik dan secara implisit

disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat

somatik atau jasmani maupun verbal atau lisan.

Aspek yang terakhir adalah hostility atau permusuhan,

yakni tindakan yang mengekspresikan kebencian, permusuhan,

antagonisme ataupun kemarahan yang sangat kepada pihak lain.

2.2.3 Perkembangan Perilaku Agresif

Agresif berkaitan dengan trauma pada masa anak pada saat

merasa lapar, kedinginan, basah, dan tidak nyaman. Bila kebutuhan

tersebut tidak terpenuhi terus menerus, maka ia akan menampakan

reaksi berupa menangis, kejang, atau reaksi otot, perubahan

ekspresi warna kulit, bahkan mencoba menahan nafasnya. Bila

kontrol lingkungan seputar anak tidak berfungsi, maka reaksi

agresif tersebut bertambah kuat sampai dewasa. Sehingga apabila

ia merasa benci atau frustasi dalam mencapai tujuannya ia akan

bertindak agresif. Hal ini akan bertambah apabila ia merasa

kehilangan orang-orang yang dicintai dan orang yang berarti.

Tetapi pelan-pelan ia akan belajar mengontrol dirinya dengan

norma dan etika dari dalam dirinya yang ia adopsi dari pendidikan
17

dan lingkungan sekitarnya, ia akan belajar mana yang baik dan

mana yang tidak baik. Sehingga pola asuh dan orang-orang

terdekat sekitar lingkungan akan sangat berarti. (Andreas, 2012)

2.2.4 Bentuk-bentuk Perilaku Agresif

Menurut Hurlock (dalam Guswani & Kawuryan, 2011). Jenis

agresif digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Agresif permusuhan (Hostle aggression) semata-mata

dilakukan dengan maksud menyakiti orang lain atau sebagai

ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi.

Perilaku agresif dalam jenis pertama ini adalah tujuan dari

agresi itu sendiri atau melakukan sesuatu kekerasan pada

korban.

b. Agresif instrumental (Instrumental aggression) pada umumnya

tidak disertai emosi. Perilaku agresif hanya merupakan sarana

untuk mencapai tujuan lain selain penderitaan korbannya.

Agresif instrumental mencakup perkelahian untuk membela

diri, penyerangan terhadap seseorang ketika terjadi

perampokan, perkelahian untuk membuktikan kekuasaan atau

dominasi seseorang.

Bentuk-bentuk agresif terbagi menjadi beberapa bentuk sebagai

berikut :
18

1. Agresif fisik aktif langsung contohnya menikam, memukul,

atau menembak orang lain.

2. Agresif fisik tidak langsung contohnya membuat perangkap

untuk orang lain, menyewa seorang pembunuh untuk

membunuh.

3. Agresif fisik pasif langsung contohnya secara fisik mencegah

orang lain memperoleh tujuan yang diinginkan.

4. Agresif fisik pasif tidak langsung contohnya menolak

melakukan tugas-tugas yang seharusnya.

5. Agresif verbal aktif langsung contohnya menghina orang lain.

6. Agresif verbal aktif tidak langsung contohnya menyebarkan

gossip ataurumor yang jahat terhadap orang lain.

7. Agresif verbal pasif langsung contohnya menolak berbicara ke

orang lain dan menolak menjawab pertanyaan orang lain.

8. Agresif verbal pasif tidak langsung contohnya tidak mau

membuat komentar verbal misalnya menolak berbicara ke

orang lain yang menyerang dirinya bila ia dikritik secara tidak

fair.

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Agresif

Menurut Hurlock (2012) faktor yang menyebabkan

terjadinya perilaku agresif pada remaja dibagi menjadi 3 kelompok

faktor yang mempengaruhi perilaku agresif, yaitu:

1. Faktor Personal
19

Meliputi faktor kepribadian yang dimiliki individu.

Adanya persepsi dalam setiap individu dalam mengartikan

sesuatu hal juga dapat menimbulkan gejolak emosi pada diri

individu. Hal ini disebabkan oleh pikiran negatif, tidak

realistik, dan tidak sesuai dengan kenyataan. Jika individu

dapat mengendalikan pikiran-pikiran yang keliru menjadi

pikiran yang benar, maka individu dapat menolong dirinya

sendiri untuk mengatur emosinya sehingga dapat

mempersepsikan sesuatu hal dengan baik. Meliputi juga

gangguan pengamatan dan tanggapan remaja, gangguan

berfikir dan intelegency remaja, serta gangguan

perasaan/emosional remaja (Kartono dalam Trisnawati dkk,

2014). Gangguan perasaan/emosional bila disertai dengan

frustasi dan provokasi, menyebabkan terjadinya proses

penyaluran energi negatif berupa dorongan agresi yang akan

mempengaruhi perilaku remaja (Guswani & Kawuryan,

2011).

2. Faktor Pengalaman

Pengalaman yang diperoleh individu dalam hidupnya

akan mempengaruhi kematangan emosi. Pengalaman yang

menyenangkan akan memberikan pengaruh yang posistif

terhadap individu, akan tetapi pengalaman yang tidak

menyenangkan bila selalu berulang akan memberikan

pengaruh yang negatif terhadap individu maupun terhadap


20

kematangan emosi individu tersebut. Meliputi rasa frustasi

dan konsumsi alkohol. Adanya rasa frustasi mendorong

sebuah motif kuat untuk memproduksi tingkah laku yang

sifatnya melukai. Dorongan ini diarahkan untuk menyerang

target yang bermacam-macam terutama sumber dari

frustasinya tersebut. Konsumsi alkohol juga berpengaruh pada

munculnya perilaku agresif (Guswani & Kawuryan, 2011).

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan sosial dan

lingkungan fisik. Faktor dari lingkungan sosial yang

berpengaruh terhadap agresifitas seperti kemiskinan, tinggal

di lingkungan berbahaya, teman sebaya yang menyimpang,

kurangnya area rekreasi yang aman bagi anakanak kekerasan

pada media yang terlihat jelas, pengasuhan yang buruk dan

kurangnya dukungan sosial. Lingkungan fisik yang

berpengaruh terhadap perilaku agresi antara lain suara bising,

kualitas udara, temperature, kerumunan, kepadatan dan

kesesakan (Guswani & Kawuryan, 2011).

2.2.6 Pengukuran Perilaku Agresif

Perilaku agresif dapat diukur dengan menggunakan

beberapa metode pengukuran, namun dengan sedikit literatur.

mengatakan bahwa tidak ada standar baku untuk menentukan

tinggi rendahnya perilaku agresif. Perilaku agresif dapat diukur


21

dengan menghitung berapa kali terjadi (misalnya dalam satuan

minggu/bulan/tahun atau sering/jarang/tidak pernah), kemudian

cara lain adalah dengan menghitung jumlah tindakan (bertengkar,

berkelahi, dll) sampai mengukur tingkat keparahan kejahatan

kekerasan yang dilakukan oleh pelaku. Pencatatan perilaku agresif

dapat dilakukan melalui dua pendekatan umum, yaitu observasi

dan tanya jawab. (Guswani & Kawuryan, 2011)

Berikut beberapa metode pengukuran untuk

mengidentifikasi perilaku agresif:

1) Observasi (Observation)

Melakukan Pengamatan agresi memberikan data atau

informasi yang tidak diketahui oleh orang yang diamati,

sehingga perilaku yang diperlihatkan sedikit dari skenario atau

dalih pihak yang diamati. Kelemahan dari metode pengukuran

ini adalah bahwa observer harus selalu mengamati perilaku

subjek yang membutuhkan banyak waktu dan perhatian yang

mendalam terhadap pola perilaku yang disajikan oleh subjek.

Beberapa strategi dalam melakukan observasi perilaku agresif

sebagai berikut:

a) Naturalistic Observation (Observasi alamiah)

Pengamatan berkaitan dengan situasi alam, yang

tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang

bentuk-bentuk agresi dalam situasi biasa dan seberapa


22

umum perilaku agresif di wilayah pengamatan. Situasi alam

yang terencana seperti pelajaran (tidak ada waktu observasi

khusus).

b) Field experiments (Eksperimen lapangan)

Eksperimen lapangan tidak jauh berbeda dengan

pengamatan alam, perbedaannya adalah efek situasi

dibandingkan dengan agresivitas (reaksi) objek yang

diamati.

c) Laboratory experiments (Eksperimen laboratorium)

Pengamatan dilakukan dalam kondisi yang

dikondisikan atau diciptakan untuk mengukur tiga kriteria

penting, yaitu. H. respon agresif terlihat dalam situasi yang

akan dinilai diukur, kondisi eksperimental dapat diberikan

secara acak, dan setiap pengkondisian dapat diatur oleh

peneliti.

2) Bertanya (Asking)

Pertanyaan penelitian menyajikan data yang terfokus

pada apa yang ingin diukur dan dianalisis oleh peneliti atau

pengamat. Risiko yang terkait dengan metode ini adalah

responden yang tidak jujur, tetapi dapat diantisipasi oleh

peneliti yang meyakinkan pengamat tentang keterbukaan

pengumpulan data dengan menggunakan metode yang lebih

pendek dari observasi ini.


23

Beberapa strategi pengukuran agresi dalam metode bertanya

(asking) sebagai berikut:

a) Behavioral self-report (Laporan perilaku diri)

Strategi ini biasanya berbentuk kuesioner di mana

subjek merekam tindakan yang berkaitan dengan perilaku

agresif.

b) Peer/Other nominations (Nominasi teman sebaya/orang

lain)

Penentuan ini dilakukan dengan mengidentifikasi

individu yang berperilaku agresif berdasarkan informasi

dari teman sebaya/individu lain. Strategi ini hanya menemui

kendala dalam hubungan karena remaja cenderung protektif

terhadap sahabatnya.

c) Archival records (Data arsip)

Catatan yang ada di sekolah dapat digunakan

menjadi acuan untuk mengidentifikasi individu agresif

apakah benar terlibat perilaku agresif di sekolah dengan

temannya, namun penggunaan strategi ini harus bekerja

sama dengan pihak lain seperti kesiswaan, walikelas atau

data BK untuk mendapatkan informasi objek.

d) Personality scales (Skala kepribadian)


24

Skala kepribadian seseorang dapat menunjukkan

seberapa tinggi risiko seseorang untuk berperilaku agresif.

Pengukuran ini didukung oleh stabilitas hasil yang

diperoleh dari tes kepribadian.

e) Projective techniques (Teknik proyektif)

Teknik penyaringan mengukur perilaku agresif

melalui lingkungan tertentu yaitu bagaimana orang

menginterpretasikan sebuah titik atau pola titik-titik dan

menginterpretasikan sebuah gambar. Biasanya, psikolog

profesional menggunakan teknik ini untuk mempelajari

agresivitas seseorang.

2.3 Remaja

2.3.1 Definisi Remaja

Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang

dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual

(Sarwono, 2011). Masa remaja disebut juga sebagai masa

perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik

(Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan

banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku

dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja

(Hurlock, 2011).
25

Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-

anak ke masa dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan

yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan

psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari

perkembangan manusia. Remaja ialah masa perubahan atau

peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan

biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia &

Adiyanti, 2013). Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak

hingga dewasa, Fase remaja tersebut mencerminkan cara berfikir

remaja masih dalam koridor berpikir konkret, kondisi ini

disebabkan pada masa ini terjadi suatu proses pendewasaan pada

diri remaja. Masa tersebut berlangsung dari usia 12 sampai 21

tahun, dengan pembagian sebagai berikut:

a. Masa remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun.

b. Masa remaja pertengahan (middle adolescent)umur 15-

18 tahun

c. Remaja terakhir umur (late adolescent 18-21 tahun.

2.3.2 Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga

tahap perkembangan remaja, yaitu :

1) Remaja awal (Early adolescence) usia 12-15 tahun


26

Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan-

perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Remaja

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada

lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap

ini remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh

orang dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak.

2) Remaja madya (Middle adolescent) usia 15-18 tahun

Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja senang

jika banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan

mencintai pada diri sendiri, dengan menyukai teman-teman

yang sama dengan dirinya, selain itu ia berada dalam kondisi

kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau

tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimistis,

idealitas atau materialis, dan sebagainya.

3) Remaja akhir (Late adolescent) usia 18-21 tahun

Tahap ini merupakan dimana masa konsulidasi menuju

periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu:

a) Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek.

b) Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan

orang lain dan dalam pengalaman-penglaman baru

c) Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi.

d) Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan dan kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.


27

e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya

(privateself)

2.3.3 Ciri-ciri Masa Remaja

Menurut Jahja (2011) dan Jannah (2016) mengemukakan

bahwa masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada

masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara

fisik, maupun pisikologis. Ada beberapa perubahan yang

terjadi selama masa remaja, yang memiliki ciri-ciri sebagai

berikut :

a) Masa Remaja Merupakan masa Peralihan

Masa remaja awal tidak terlepas dari kondisi peralihan.

Kondisi ini bukan berarti remaja berubah dari kondisi

sebelumnya, namun masa peralihan ini merupakan suatu

kondisi yang terjadi dimana satu tahap perkembangan yang

menuju ke tahap perkembangan berikutnya. Perubahan yang

terjadi dalam masa remaja awal mengakibatkan perilaku

individu berubah, masa ini remaja akan merasakan keraguan

akan peran yang dilakukan. Dalam keadaan seperti ini akan

menyebabkan remaja dapat mencoba hal baru dalam kehidupan

seperti gaya kehidupan, pola perilaku, dan keinginan serta sifat

yang diinginkan bagi dirinya sendiri.

b) Masa Remaja Merupakan Masa Perubahan


28

Perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi dalam

keadaan yang sama dengan perubahan fisik pada remaja awal.

Perubahan perilaku berbanding sama dengan perubahan fisik.

Disebutkan ada empat perubahan yang terjadi, yakni:

1) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada

masa remaja awal yang dikenal dengansebagai masa

strom & stress. pada fase ini banyak tuntutan

dan tekanan yang ditunjukan kepada remaja, misalnya

mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah laku

seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan

bertanggung jawab.

2) Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai

dengan kematangan seksual. Perubahan fisik

yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal

seperti sistem sirkulasi, pencernaan dan sistem

respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi

badan, berat badan dan proporsi tubuh sangat

berpengaruh terhadap konsep dari remaja.

3) Berubahnya pola minat dan perilaku. Masa kanak-kanak

yang awalnya dianggap penting, pada masa ini menjadi

hal yang sudah tidak penting seperti halnya masa kanak-

kanak yang harus memiliki banyak teman, pada masa

remaja awal menjadikan mereka mengerti banyaknya

teman sudah tidak menjadikan suatu prioritas.


29

Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap

penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang

penting, karena telah mendekati dewasa.

4) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam

menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi

mereka menginginkan kebebasan, tetapi tidak di

sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang

menyertai kebebasan itu, serta meragukan kemampuan

mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab itu.

Dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa

peralihan antara masa anak dan masa dewasa. Pada

masa ini seseorang remaja tidak dapat disebut

sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.

Karena masa ini remaja telah mengalami berbagai

perubahahan mengenai dirinya baik perkembangan fisik

maupun fisikologis. Adapun ciri-ciri masa remaja

dapat disimpulkan sebagai periode yang penting,

periode perubahan, peralihan, usia yang bermasalah,

pencarian identitas, usia yang menimbulkan

ketakutan, masa yang tidak realistik dan ambang masa

kedewasaan.

2.3.4 Aspek-aspek Perkembangan Pada Remaja

1) Perkembangan fisik dan kognitif


30

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa

anak-anak dan masa dewasa. Selama tahap perkembangan ini,

remaja mencapai kematangan fisik, mental, sosial, dan

emosional. Beberapa penelitian tentang pertumbuhan fisik pada

masa remaja menunjukkan bahwa tinggi badan pada masa

remaja bertambah lebih cepat dibandingkan periode

sebelumnya dan perubahan proporsi tubuh terjadi lebih cepat

pada remaja perempuan dibandingkan remaja laki-laki.

perempuan lebih tinggi daripada laki-laki (Moh Ali, 2012).

Masa remaja juga merupakan masa pubertas. Pubertas

(pubertas) adalah masa kematangan fisik yang cepat, diikuti

dengan perubahan hormonal dan tubuh, terutama terjadi pada

masa remaja awal. Anak muda dalam tahap perkembangan

kognitif sedang bergerak ke tahap tindakan formal. Fase

aktivitas formal ini dialami oleh anak-anak berusia 11 tahun.

Pada fase kegiatan formal ini, anak-anak dapat mewujudkan

suatu keutuhan dalam pekerjaannya, yang merupakan hasil

pemikiran logis. Aspek emosional dan moral juga berkembang.

Pada tahap ini remaja mulai berinteraksi dengan lingkungan

dan lebih luas dari pada tahap kanak-kanak, remaja mulai

berinteraksi dengan teman sebayanya dan mencoba berinteraksi

dengan orang dewasa (Moh Ali, 2012).

2) Perkembangan emosional
31

Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana

individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana

anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih

tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-

kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat

(dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih

berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan

intelektualyang mencolok. Transformasi intelektual yang khas

dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai

integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang

kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode

perkembangan ini.

Beberapa ciri perkembangan emosional pada remaja

sebagai berikut:

1) Memiliki kapasitas untuk mengembangkan

hubungan jangka panjang dan sehat.

2) Memahami perasaan sendiri dan memiliki

kemampuan untuk menganalisis perasaan dengan

cara tertentu.

3) Mulai mengurangi nilai tentang penampilan dan

lebih menekankan pada nilai kepribadian.

4) Memiliki kemampuan untuk mengelola emosi.

Faktor yang berperan secara signifikan dalam

pengelolaan emosi yaitu meningkatkan sensitivitas


32

terhadap evaluasi yang diberikan orang lain terhadap

mereka, hal itu dapat memunculkan kesadaran diri.

5) Gender berperan secara signifikan dalam

penampilan emosi remaja.

Laki-laki kurang menunjukkan emosi takut selama

distres dibandingkan dengan perempuan.

3) Perkembangan hubungan sosial

Hubungan sosial adalah cara-cara individu bereaksi

terhadap orang-orang disekitarnya dan bagaimana pengaruh

hubungan itu terhadap dirinya. Hubungan sosial ini juga

berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan

sosialnya misalnya makan dan minum sendiri, berpakaian

sendiri, menaati peraturan, membangun komitmen bersama

dalam kelompok atau organisasinya dan sejenisnya.

Perkembangan Hubungan sosial pada masa remaja berawal dari

lingkungan rumah kemudian berkembang lebih luas lagi ke

lingkungan sekolah dan kemudian berkembang lagi pada

teman-teman sebaya.

Karakteristik hubungan sosial remaja adalah sebagai

berikut:

a. Berkembangnya kesadaran akan kesunyian Dan

dorongan pergaulan. Hal ini menyebabkan remaja

memiliki solidaritas yang amat tinggi dan kuat


33

dengan kelompok sebayanya, jauh melebihi dengan

kelompok lain, bahkan dengan orang tuanya

sekalipun.

b. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial. Hal Ini

menyebabkan remaja senantiasa mencari nilai-nilai

yang dapat dijadikan pegangan, jika remaja tidak

menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan

pegangan maka remaja cenderung akan menciptakan

nilai-nilai kelompok mereka sendiri.

c. Mulai ada rasa tertarik terhadap lawan jenis, hal ini

menyebabkan remaja pada umumnya berusaha keras

memiliki teman dekat dari lawan jenisnya.

d. Pada masa remaja mulai tampak kecenderungan

untuk memilih karir tertentu, meskipun sebenarnya

perkembangan karir remaja masih berada pada tahap

pencarian karir.

2.3.5 Faktor Pengaruh Perkembangan Pada Remaja

Remaja yang sedang dalam proses menemukan diri sendiri

dan ingin mendefinisikan identitasnya memiliki sikap harga diri

yang berlebihan atau sebaliknya. Mereka tidak memahami

kebenaran tentang norma-norma sosial yang berlaku dalam

kehidupan masyarakat. Keduanya dapat menciptakan hubungan

sosial yang tidak kompatibel, karena mereka sulit menerima norma


34

sesuai dengan kelompok atau kondisi sosial. Sikap menantang dan

sikap canggung secara sosial akan merugikan kedua belah pihak.

Faktor penting yang dapat mempengaruhi penguasaan

perkembangan remaja meliputi berikut ini:

1) Faktor Biologis/Keturunan

Turunan memiliki peranan penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan remaja. Ia lahir ke

dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang

berasal dari kedua ibu-bapak atau nenek dan kakek.

Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang

terpenting, antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna

kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan

penyakitnya. Faktor keturunan yang merupakan

pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan.

Seperti: Konstruksi dan struktur fisik, kecakapan

potensial (bakat dan kecerdasan). Berbeda dengan

faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya

cerderung bersifat kodrati yang sulit untuk

dimodifikasi.

a. Bentuk Tubuh dan Warna Kulit adalah salah satu

warisan yang dibawa oleh anak sejak lahir.


35

b. Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah

salah satu aspek yang diwarisi dari ibu, ayah,

nenek atau kakek.

c. Intelegensi, yaitu kemampuan umum yang

dimiliki seseorang untuk penyesuaian terhadap

situasi atau masalah.

d. Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol

di antara berbagai jenis kemampuan yang

dimiliki seseorang. Kemampuan khusus ini

biasanya berbentuk keterampilan atau suatu

bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus

(bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olah

raga metematika, bahasa, ekonomi, teknik,

keguruan, sosial, agama, dan sebangainya.

2) Faktor Lingkungan

Lingkungan sangat berperan dalam

pertumbuhan dan perkembangan. Lingkungan adalah

keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak,

sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak

bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam

sekitar dengan iklimnya, flora,dan sebagainya. Besar

kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan

dan perkembangan bergantung pada keadaan


36

lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan

rohaninya.

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga, adalah tempat anak diasuh

dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap

pertumbuhan dan perkembangannya, terutama

keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat

kemampuan orang tua dalam merawat yang

sangat besar pengaruhnya terhadap

pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat

pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya

terhadap perkembangan rohaniah anak,

terutama kepribadian dan kemajaun

pendidikannya.

b) Lingkungan Sekolah

Sekolah, merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak terutama untuk

kecerdasannya. Anak yang tidak pernah

sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal.

Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan

pola pikir anak karena di sekolah mereka dapat

belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan.


37

Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis

sekolahnya turut menentukan pola pikir serta

kepribadian anak.

c) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat turut mempengaruhi

perkembangan jiwa seseorang. Mereka juga

termasuk juga teman-teman anak di luar

sekolah. Kondisi orang-orang di desa atau kota

tempat tinggal ia juga turut mempengaruhi

perkembangan jiwanya. Contoh: dalam sebuah

keluarga saling menghormati dan menyayangi,

maka anggota keluarganya akan bersifat seperti

itu.

d) Keadaan alam Sekitar

Keadaan alam yang berbeda akan

berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir

atau kijiwaan dan tinggkah laku seseorang.

Contoh: seseorang yang hidup di desa akan

berbeda perilakunya dengan orang yang di

kota.

3) Faktor Keluarga

Perilaku yang benar dan tidak menyimpang

untuk pertama kalinya juga dipelajari dari keluarga.


38

Pendidikan keluarga memiliki peranan yang penting.

Hal ini karena pendidikan merupakan sarana untuk

menghasilkan warga masyarakat yang baik. Jika

kehidupan keluarga kurang serasi, kemungkinan besar

salah satu dari anggota keluarga tersebut tidak bisa

menjalankan fungsinya dengan baik. Dilihat dari segi

anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap,

hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat

ia mengalami pendidikan. lingkungan tersebut meliputi

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat, yang disebut dengan tripusat

pendidikan.

Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna

sifat dan wujudnya untuk melangsungkan pendidikan

kearah pembentukan pribadi yang utuh, tidak saja bagi

kanak-kanak tapi juga bagi para remaja. Peran orang tua

dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan

sebagai pemberi contoh. Pada umumnya kewajiban ibu

bapak itu sudah berjalan dengan sendirinya sebagai

suatu tradisi. Bukan hanya ibu bapak yang beradab dan

berpengetahuan saja yang dapat melakukan kewajiban

mendidik anak-anaknya, akan tetapi rakyat desa pun

melakukan hal ini.


39

2.4 Kerangka Konsep


Faktor Dasar/Predisposisi
(Predisposing Factor)
Perilaku Agresif
 Usia
Indikator:
(Remaja pertengahan usia
15-18 tahun)  Melukai orang lain
 Jenis kelamin secara fisik
 Perubahan fisik Kematangan Emosional  Melukai orang lain
 Genetik secara verbal atau
 Kemandirian
 Kemampuan menerima dengan perkataan
Faktor Pemungkin (Enabling realita  Menunjukkan
Factor) kemarahan
 Kemampuan
 Interaksi teman sebaya menyesuaikan diri  Menunjukkan permusuhan
 Efek samping obat-obatan  Kesiapan untuk
 Traumatik merespon dengan tepat
 Kemampuan berempati
 Pengendalian kemarahan Dampak perilaku agresif :
Faktor Penguat (Reinforcing
Factor)  Kepuasan pribadi
 Kemarahan
 Dukungan keluarga
 Keterpakuan pada
 Dukungan lingkungan
pikiran tentang tindakan
kriminal
 Merasa diperlakukan
Keterangan: berbeda
: variabel yang diteliti ------------ : variabel yang tidak diteliti
Bagan 2.1 Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan Perilaku Agresif Pada Remaja Pertengahan Usia 15-18 Tahun
40

2.5 Penjelasan

Berdasarkan kerangka konsep diatas, dalam penelitian ini terdapat

enam aspek yang digunakan sebagai variabel pertama, yaitu Kemandirian,

Kemampuan menerima realita, Kemampuan menyesuaikan diri, Kesiapan

untuk merespon dengan tepat, Kapasitas untuk seimbang, Kemampuan

berempati, Pengendalian kemarahan. Sedangkan variabel keduanya adalah

perilaku agresif.

Banyak hal yang mempengaruhi remaja dalam hal kematangan

emosional. Terdapat berbagai faktor didalamnya yaitu usia, jenis kelamin,

perubahan fisik, genetik. Selain itu terdapat faktor pemungkin yaitu

interaksi teman sebaya dan efek samping obat-obatan bahkan traumatik.

Hal ini berpengaruh dalam perilaku remaja terutama yang akan diteliti

yaitu perilaku agresif. Perilaku agresif merupakan keinginan yang relatif

melekat untuk menjadi agresif dalam berbagai situasi berbeda. Dalam hal

ini perilaku agresif yang dialami para remaja meliputi, rasa ingin melukai

orang lain secara fisik maupun verbal, mudah mengutarakan amarahnya,

dan sangat mudah tersinggung.

Remaja yang memiliki konsep diri yang baik pada umumnya

mampu dalam menilai diri sendiri, yakin terhadap diri sendiri,dapat

mengambil keputusan dengan baik, sopan terhadap orang lain serta

mampu meneysuaikan diri dengan lingkungan. Sehingga remaja yang

memiliki konsep diri yang baik cenderung lebih mudah dalam membentuk

perilaku asertif. hal ini dapat dibuktikan ketika remaja yakin terhadap

dirinya sendiri sangat dimungkinkan tidak mengalami kesulitan ketika


41

ingin berkomunikasi dengan orang lain, remaja cenderung lebih percaya

diri ketika berinteraksi dengan orang-orang yang berada dilingkungannya.

Selain itu ketika remaja dapat mengambil keputusan dengan baik maka

remaja dapat berperilaku tegas terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang

lain tanpa merugikan kedua pihak tersebut. Sedangkan remaja yang

memiliki kematangan emosi yang baik dapat mengontrol emosi yang ada

dalam dirinya sendiri sehingga dapat menyesuaikan diri dengan berbagai

situasi yang ada dilingkungannya. Dengan adanya pengontrolan emosi

tersebut, dapat membantu remaja dalam berperilaku terbuka dan

menghargai orang lain. Remaja dengan tingkat kematangan emosional

yang tinggi dapat dengan mudah mengendalikan amarah dan sikapnya,

sehingga kemungkinan kecil memiliki sifat agresif. Sebaliknya, remaja

dengan tingkat kematangan emosional yang rendah sangat rentan dengan

perilaku agresif. Perilaku agresif dapat berdampak buruk pada remaja

salah satunya yaitu keterpakuan pada pikiran tentang tindakan kriminal.

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas suatu masalah yang

dihadapi dan harus diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan

mendukung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan

kematangan emosi dengan perilaku agresif pada remaja usia 15-18 tahun.

Maka perumusan hipotesis dari penelitian ini yaitu, Ada hubungan antara

tingkat kematangan emosional dengan perilaku agresif pada remaja

pertengahan usia 15-18 tahun.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting didalam

penelitian yang memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang

bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil. Desain penelitian adalah hasil

akhir dari tahap keputusan yang dibuat oleh penelitian yang berhubungan

dengan bagaimana suatu penelitian bisa ditetapkan (Nursalam, 2011).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

penelitian korelasional, dimana data yang diperoleh diolah dan dianalisis

dengan program SPSS dan menghasilkan prediksi bahwa suatu variabel

mempengaruhi variabel lainnya. Jenis penelitian ini berupa deskriptif

korelasi dengan pendekatan cross sectional yakni penelitian yang

dilakukan pada satu waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah ada hubungan tingkat kematangan emosional dengan perilaku

agresif pada remaja pertengahan usia 15-18 tahun.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : Pada Bulan Januari 2022

Tempat : Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Sumberpucung

Kabupaten Malang

Peneliti menentukan SMAN 1 Sumberpucung Kabupaten Malang sebagai

tempat dilakukannya penelitian dengan mempertimbangkan:


43

1. Jumlah responden sesuai dengan kriteria inklusi

2. Belum adanya riset atau penelitian yang berfokus pada tingkat

kematangan emosional dengan perilaku agresif pada remaja

pertengahan usia 15-18 tahun di SMAN 1 Sumberpucung Kabupaten

Malang.

3.3 Kerangka Kerja (Frame Work)


Bagan 3.1 Kerangka Kerja

Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang menggunakan
metode analitik dengan pendekatan cross-sectional
44

Populasi
Sampel
Seluruh Siswa SMAN 1 Sumberpucung Kabupaten Malang yang berjumlah
Teknik sampling
Seluruh Siswa Kelas X SMAN 1 Sumberpucung
1220 siswa Kabupaten Malang 92 siswa
Teknik dalam pengambilan sampling adalah adalah Probability Sampling
dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling

Variabel 1 : Variabel 2 :
Tingkat Kematangan Perilaku Agresif
Emosional

Analisa data
Editing, Coding, Data Entri, Tabulasi

Kesimpulan
Jika P value <0,05 maka H1 diterima, artinya terdapat hubungan

3.4 Desain Sampling

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan subjek yang

mempunyai kesamaan karakteristik dan memenuhi kriteria yang

sudah ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi SMAN 1 Sumberpucung sejumlah 1220 siswa.


45

Dengan jumlah kelas X yaitu 427 siswa, kelas XI dengan 422

siswa dan kelas XII dengan 371 siswa.

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti

dengan sebagian jumlah karakteristik yang dimiliki populasi.

Terdapat dua syarat utama yang harus ada dalam penetapan

sampel, yaitu representative (mewakili) dan sampel harus cukup

banyak. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja pertengahan di

SMAN 1 Sumberpucung Kabupaten Malang sebanyak 92 orang

yang telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah

ditentukan.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Anak usia 15-18 tahun

b. Anak yang bersedia menjadi responden

c. Anak yang terdaftar sebagai siswa SMAN 1 Sumberpucung

Malang

d. Anak yang hadir di sekolah

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Anak yang tidak hadir di sekolah dengan alasan sakit, izin atau

tanpa keterangan saat pengambilan data.


46

3.4.3 Besar Sampel

Menurut (Nursalam, 2020) dalam menghitung dan

menentukan jumlah sampel, penentuan jumlah anggota sampel

awal dilakukan secara proporsional stratified random sampling

dengan menggunakan rumus Proportionate Slovin:

N
n=
1+ N e ²

1220
n=
1+1220. 0 , 01

n = 92,4

= 92

n : jumlah sampel
N : total populasi
e : marjin kesalahan
Total sampel dalam penelitian ini adalah 92 orang
responden.

Dalam pengambilan sampel sejumlah 92 orang ini, nantinya


akan terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas X, XI dan XII. Dengan
perhitungan berikut ini:

427
Kelas X= x 100% = 35%
1220

= 35% . 92 = 32 siswa

422
Kelas XI= x 100% = 35%
1220

= 35% . 92 = 32 siswa

422
Kelas XII= x 100% = 30%
1220
47

= 30% . 92 = 28 siswa

Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode

Proportionate Stratified Random Sampling dengan rumus Slovin.

Dengan populasi sejumlah 1220 siswa, dengan 3 kelas yaitu kelas

X (427 siswa), XI (422 siswa) dan XII (371 siswa) ditemukan hasil

keseluruhan jumlah sampel yaitu 92 orang. Terbagi menjadi 3

kelas dengan hasil jumlah kelas X yaitu 32 siswa, kelas XI dengan

32 siswa dan kelas XII dengan 28 siswa.

3.4.4 Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Sampel probabilitas adalah sampel acak

bertingkat proporsional. Sampling probabilistik adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan setiap unsur (anggota)

populasi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota

sampel. Proporsional Stratified Random Sampling adalah teknik

yang digunakan ketika suatu populasi memiliki anggota/elemen

yang heterogen dan distratifikasi secara proporsional. Dalam teknik

ini, populasi dikelompokkan atau diklasifikasi, yang disebut kelas

(perkalian). Jenjang tersebut dapat berupa umur, kota, jenis

kelamin, agama, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan lain-

lain.
48

3.5 Identifikasi Variabel

3.5.1. Definisi Variabel

Variabel adalah suatu perilaku atau karakteristik yang

memberikan nilai berbeda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan

lain-lain). Variabel adalah konsep dari berbagai abstrak yang

didefinisikan sebagai fasilitas untuk pengukuran atau manipulasi

suatu penelitian (Nursalam, 2016).

3.5.2. Jenis Variabel Penelitian

1) Variabel Pertama

Pada variabel ini, variabel pertama adalah tingkat

kematangan emosional pada remaja pertengahan usia 15-18 tahun.

2) Variabel Kedua

Pada penelitian ini variabel kedua adalah perilaku agresif

pada remaja pertengahan usia 15-18 tahun


49

3.6 Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Interpretasi Skor
Variabel
pertama
Tingkat Individu yang telah 1) Kemandirian Kuesioner Interval Rentang skor: 25-100
Kematangan mencapai kematangan 2) Kemampuan menerima realita (Faradina,
Tinggi : 76-100
Emosional emosi ditandai dengan 3) Kemampuan menyesuaikan diri 2010)
adanya kemampuan 4) Kesiapan untuk merespon Sedang : 51-75
dalam mengontrol emosi, dengan tepat
berfikir realistik, 5) Kemampuan berempati Rendah : 25-50
memahami diri sendiri 6) Pengendalian kemarahan (Setiawan, 2018)
dan diterima oleh diri
sendiri dan
lingkungannya.
Variabel kedua
Perilaku Perilaku Agresif adalah 1) Melukai orang lain secara Kuesioner Interval Rentang skor: 18-72
Agresif keinginan yang relatif fisik (Buss dan
Tinggi : 54-72
melekat untuk menjadi 2) Melukai orang lain secara Perry,
agresif dalam berbagai verbal atau dengan perkataan 1992) Sedang : 36-53
situasi berbeda. 3) Menunjukkan kemarahan
4) Menunjukkan permusuhan. Rendah : 18-35
(Setiawan, 2018)
Tabel 3.1 Definisi Operasional
50

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yakni suatu proses pendekatan kepada subjek

penelitian dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan

didalam suatu penelitian (Nursalam, 2016). Beberapa tahap dalam

pengumpulan data yakni:

1. Tahap persiapan

a. Peneliti mengajukan permohonan izin kepada instansi

dengan disertai surat pengantar dari STIKes Kepanjen

b. Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian

yang akan dilakukan

c. Mendapatkan izin dari instansi dengan disertai surat

balasan

d. Peneliti mempersiapkan lembar kuesioner sebagai alat

pengumpulan data

2. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti memberikan surat izin kepada kepala sekolah

SMAN 1 Sumberpucung Kabupaten Malang

b. Peneliti menjelaskan terkait isi dari lembar kesioner dan

memberikan arahan mengenai bagaimana pengisian lembar

kuesioner

c. Peneliti menyebarkan lembar kuesioner sebagai alat

mengumpulkan data kepada responden yang dipilih melalui

pengacakan nomor absen


51

d. Peneliti membantu responden apabila mengalami kesulitan

dalam pengisian lembar kuesioner

e. Jika pengisian lembar kuesioner telah selesai, peneliti

mengumpulkan lembar yang telah diisi oleh responden

3. Tahap Terakhir

a. Peneliti melakukan pengecekan terkait kelengkapan lembar

kuesioner

b. Peneliti melakukan pengolahan data dan menganalisis data

3.7.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan didalam penelitian ini yakni

kuesioner. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data secara

formal kepada subjek penelitian untuk menjawab pertanyaan secara

tertulis. Pertanyaan yang diajukan dibedakan menjadi 2, yakni

pertanyaan terstruktur dan pertanyaan tidak terstruktur. Pertanyaan

terstruktur yakni responden menjawab sesuai dengan pedoman

yang sudah ditetapkan. Sedangan pertanyaan tidak terstruktur

yakni responden menjawab secara bebas tentang sejumlah

pertanyaan yang sudah diajukan oleh peneliti (Nursalam, 2016).

Terdapat 2 kuesioner yang akan diajukan oleh peneliti kepada

responden, diantaranya adalah:

1. Instrumen untuk mengukur tingkat kematangan emosional

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat

kematangan emosional adalah alat ukur yang dibuat dan


52

dimodifikasi oleh penulis berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya oleh (Faradina, 2010). Instrumen yang

digunakan meliputi pernyataan meliputi penyebab, akibat, dan

tanda-tanda yang muncul. Instrumen yang digunakan berisi

beberapa pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan

dinilai dengan skala likert yaitu sangat tidak setuju, tidak

setuju, setuju, dan sangat setuju. Hasil skor yang didapatkan

dari setiap pertanyaan dijumlahkan dan dikategorikan menjadi

tinggi, sedang, dan rendah. Dalam pembagian skor untuk

klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah menggunakan

perhitungan panjang kelas, menurut Setiawan (2018)

perhitungannya sebagai berikut:

R
P=
K

R= skor tertinggi – skor terendah

Keterangan:

P: Panjang kelas

R: Rentang (range)

K: Jumlah kelas

Skala kematangan emosi ini dinilai dengan skala

Likert. Pernyataan ini mengandung karakteristik yang

menguntungkan dan tidak menguntungkan. Menurut Hadi

(1989), kemungkinan jawaban ditengah-tengah harus sedikit

mungkin dihindari sehingga dalam penelitian ini responden

diminta memilih salah satu dari empat alternative jawaban


53

yang sesuai dengan responden. Sedangkan Unfavorable adalah

pernyataan yang tidak mendukung pada objek penelitian.

Skor dalam penelitian ini menyatakan dalam skala

sikap Favorable memiliki nilai sebagai berikut:

a. Sangat Setuju (SS) : Skor 4

b. Setuju (S) : Skor 3

c. Tidak Setuju (TS) : Skor 2

d. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1

Sedangkan pernyataan yang Unfavorable diberi skor

atau nilai sebagai berikut:

a. Sangat Setuju (SS) : Skor 1

b. Setuju (S) : Skor 2

c. Tidak Setuju (TS) : Skor 3

d. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 4

2. Instrumen untuk mengukur perilaku agresif

Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku

agresif adalah alat yang dibuat dan dimodifikasi oleh penulis

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh

(Buss dan Perry, 1992). Perilaku agresif dapat diukur dengan

menggunakan beberapa metode pengukuran, namun beberapa

referensi menyatakan bahwa tidak ada standar baku untuk

menentukan tinggi atau rendahnya perilaku agresif tersebut.

Skor dalam penelitian ini menyatakan dalam skala

sikap Favorable memiliki nilai sebagai berikut:


54

a. Sangat Sering (SS) : Skor 4

b. Sering (S) : Skor 3

c. Jarang (TS) : Skor 2

d. Tidak Pernah (STS) : Skor 1

Sedangkan pernyataan yang Unfavorable diberi skor

atau nilai sebagai berikut:

a. Sangat Sering (SS) : Skor 1

b. Sering (S) : Skor 2

c. Jarang (TS) : Skor 3

d. Tidak Pernah (STS) : Skor 4

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Langkah-langkah Analisis Data

a. Editing

Editing dilakukan untuk meneliti apakah isian dalam lembar

kuesioner sudah lengkap. Pada tahap editing ini hasil pengamatan

yang sudah dilakukan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan

untuk mengecek dan perbaikan isian dari kuesioner yang sudah

dibagikan kepada responden. Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan

semua data dalam bentuk rangkuman sistematis yang telah diisi oleh

peneliti dan menjumlahkan skor yang ada.

b. Coding
55

Setelah tahap editing, dilakukan coding atau pengkodean.

Yakni mengubah bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau

bilangan. Coding dapat dilakukan sebelum atau sesudah pengisian

angket (kuesioner). Dan pemberian kode berguna untuk meningkatkan

efisiensi Data Entry ke sistem program komputer yang digunakan.

c. Data Entry

Pada tahap ini, informasi yang diperoleh dari hasil survei

dimasukkan ke dalam spreadsheet komputer untuk memudahkan

pengolahan data. Software komputer yang digunakan adalah SPSS for

windows. Dalam proses ini harus teliti dalam memasukkan data,

apabila data yang dimasukkan terdapat kesalahan, maka akan terjadi

data yang bias.

d. Tabulasi

Tabulasi adalah langkah memasukkan data hasil penelitian ke

dalam tabel-tabel yang sesuai dengan kriteria.

3.8.2 Analisa Data (Univariate, Bivariate/Multivariate)

Pengelolahan data yang sudah tersedia dengan

menggunakan statistic yang digunaka untuk menjawab rumusan

masalah disebut dengan analisa data (Susila & Suyanto, 2015)

a) Analisa Univariat

Analisa univariat menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk dalam analisis

univariat tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2018).


56

Didalam analisis univariat juga terdapat analisis deskriptif yang

berguna untuk mendeskripsikan atau menjelaskan gambaran secara

umum, faktual, dan akurat terkait hubungan tingkat kematangan

emosional dengan perilaku agresif usia remaja. Analisis univariat

penelitian ini meliputi data demografi, frekuensi, dan perilaku

agresif responden yang diolah dan analisis deskriptif untuk masing-

masing variabel. Rangkuman data numerik digunakan untuk data

demografis, sedangkan data kategorikal digunakan untuk perilaku

agresif remaja.

b) Analisa Bivariat

Pengujian normalitas data penting dilakukan dalam

menentukan uji statistik mana yang akan digunakan parametrik

atau nonparametrik. Uji normalitas yang digunakan dalam analisis

data penelitian ini adalah uji korelasi Pearson. Dengan H0 diterima

dan dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

maka kesimpulnya adalah data berdistribusi normal, sehingga

menggunakan statistik parametrik dalam hal ini adalah uji korelasi

linear sederhana dengan bantuan microsoft excel. Dengan nilai

signifikansi nya lebih kecil dari nilai α : 0,05, yaitu 0,007 < 0,05.

Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan

antara variabel X (tingkat kematangan emosional) dan Y (perilaku

agresif).
57

Arah hubungan bernilai positif yang berarti searah,

sedangkan negatif yang berarti berlawanan arah yaitu semakin

tinggi tingkat kematangan emosional maka semakin rendah

perilaku agresif pada remaja. Kekuatan korelasi atau (r)

diiterpretasikan dengan nilai yaitu

0,00-0,25 : Sangat lemah

0,26-0,5 : Cukup

0,51-0,75 : Kuat

0,76-0,99 : Sangat Kuat

3.9 Etika Penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2018), etika penelitian adalah suatu

pedoman etika yang berlaku untuk setiap penelitian yang melibatkan

antara peneliti dan pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat

akan memperoleh dampak dari hasil penelitian tersebut. Selain itu, etika

penelitian diperlukan untuk menghindari adanya tindakan yang tidak etis

dalam melakukan penelitian. Maka dari itu, perlu dilakukannya

prinsipprinsip sebagai berikut:

3.9.1 Informed Consent

Informed consent meliputi penjelasan tentang penelitian

yang akan dilakukan, tujuan, proses, dan manfaatnya, dan resiko

yang mungkin terjadi. Pernyataan dalam lembar persetujuan harus

jelas dan mudah dipahami sehingga responden tahu bagaimana

penelitian akan dilakukan. Untuk responden yang bersedia, maka


58

harus mengisi dan menandatangani lembar persetujuan secara

sukarela.

3.9.2 Anonimity

Anonymity atau tanpa nama digunakan untuk memberi

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur (kuesioner) dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3.9.3 Confidentially

Confidentiality adalah hak-hak dasar individu termasuk

privasi dan kebebasan dalam memberikan informasi. Setiap orang

berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada

orang lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan

informasi terkait identitas dan kerahasiaan subjek penelitian.

3.9.4 Sukarela

Sukarela dalam hal ini yakni peneliti dalam melakukan

penelitian bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari

siapapun atau tekanan secara langsug maupun tidak langsung dari

peneliti kepada responden atau sampel yang akan diteliti.

3.9.5 Beneficence

Penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur

penelitian agar mendapat hasil yang maksimal bagi responden atau

terdapat manfaat bagi orang sekitar. Proses penelitian dengan


59

mengisi kuesioner memberikan manfaat bagi responden yakni

bertambahnya pengetahuan tentang tingkat pengetahuan terhadap

kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan.

3.9.6 Nonmaleficience

Tidak merugikan dalam hal ini adalah tidak menimbulkan

dampak yang berbahaya bagi fisik maupun psikologis responden.

Karena selama penelitian instrument yang digunakan berupa

kuesioner dan tidak ada perlakuan maupun intervensi terhadap

responden.
60
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Data Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Sumberpucung,

Kabupaten Malang. Sekolah menengah Atas ini terakreditasi A dan

letaknya jauh dari keramaian yaitu sejauh 1 kilometer dari jalan

raya. Jumlah keseluruhan siswa di SMAN 1 Sumberpucung adalah

1220 siswa. Terdapat 1 kepala sekolah, 78 tenaga pengajar, dan 24

karyawan sekolah.

4.1.2. Data Karakteristik Responden

Karakterisitik demografi Subyek penelitian meliputi

karakteristik jenis kelamin dan umur subyek disajikan pada

tabel berikut:

Karakteristik Frekuensi Presentase


Demografi
Jenis Kelamin
Laki-laki 31 34%
Perempuan 61 66%
Usia
15-16 tahun 43 47%
17-18 tahun 49 53%
Total 92 100%
Tabel 4.1 Data Demografi

Tabel 4.1. menunjukkan analisis seluruh responden

penelitian berdasarkan karakteristik demografi untuk jenis kelamin


62

dan usia. Usia responden paling banyak berada pada rentang usia

17-18 tahun yaitu sebanyak 49 responden (53%).

4.1.3. Data Khusus

a. Kematangan Emosional

Tabel 4.2. Kematangan Emosional

Kategori Frekuensi Presentase


Sedang 91 99%
Rendah 1 1%
Total 92 100%
Berdasaran tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kematangan

emosional mayoritas responden berada dalam kategori sedang yaitu

sebanyak 91 responden (99%).

b. Perilaku Agresif

Tabel 4.3. Perilaku Agresif

Kategori Frekuensi Presentase


Tinggi 64 70%
Sedang 28 30%
Total 92 100%
Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa perilaku

agresif mayoritas responden berada dalam kategori tinggi yaitu

sebanyak 64 responden (70%).


63

c. Analisis Uji Kolmogorov-Smirnov Test

Uji normalitas adalah suatu analisis untuk menguji

apakah distribusi data normal atau tidak. Dalam penelitian ini

didapatkan data bahwa hasil uji normalitas tingkat pengetahuan

nilai signifikansinya 0,995 > 0,05 , maka dapat disimpulkan

bahwa nilai residual berdistribusi normal.

d. Uji Analisis Korelasi Pearson

Korelasi Pearson merupakan alat uji statistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji hubungan) dua

variabel bila datanya berskala interval atau rasio. Berikut hasil

uji analisis korelasi pearson penelitian ini:

Tabel 4.4. Uji Korelasi Pearson

Tingkat Kematangan Emosional


Perilaku Agresif r = 0,588
P = < 0,000
N = 92

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan hasil analisa data

dalam penelitian ini, yang mana menggunakan uji korelasi pearson

didapatkan nilai signifikansi sebesar < 0,000. Dan jika

dibandingkan dengan nilai tabel 0,05, maka nilai uji lebih kecil

daripada nilai tabel (0,000 < 0,05). Artinya ada korelasi antara

tingkat kematangan emosional dengan perilaku agresif pada remaja

pertengahan usia 15-18 tahun di SMAN 1 Sumberpucung. Dan dari


64

data penelitian didapatkan nilai koefisien korelasi 0,588 yang

artinya memiliki tingkat hubungan sedang.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tingkat Kematangan Emosional

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat kematangan emosional yang tinggi

dengan frekuensi 91 responden (99%), sedangkan dalam kategori

sedang sebanyak 1 responden (1%). Dari indikator tentang:

a. Kemandirian berada pada kategori lemah dengan

prosentase 10%. Yang terjadi di lapangan banyak siswa

masih belum dapat melepaskan diri dari ketergantungan

dengan orangtua, tidak seperti masa sebelumnya.

Pengalaman dari kecil menciptakan keinginan yang kuat

untuk meraih kesenangan yang diinginkan.

Menurut kamus The Little Oxford (Suharman,

2012), Kemandirian atau kemandirian diartikan sebagai

pengendalian diri, tidak bergantung pada orang lain atau

orang lain. Kemandirian disini diartikan sebagai self-

regulation (tindakan yang dilakukan), bukan

ketergantungan pada orang lain. Kemandirian merupakan

perilaku yang kecenderungan untuk menentukan sendiri

tindakan yang dilakukan dan tidak ditentukan orang lain.

Tindakan tersebut meliputi: berpikir, membuat


65

keputusan, memecahkan masalah, melaksanakan tugas

dan tanggung jawab.

b. Kemampuan menerima realita berada pada kategori

lemah dengan prosentase 10%. Siswa pada usia remaja

saat ini sangat cenderung menyalahkan diri sendiri

maupun orang lain atas kegagalan yang dialami.

Kemampuan menerima realita merupakan

penerimaan realita kehidupan dengan segala

keanehannya, kejujuran maupun ketidak jujurannya,

segala keindahan dan keburukannya. Dapat menyikapi

masalah dengan berbagai jalan dan cara yang ia punya.

Siswa harus dapat menerima kenyataan bahwa dirinya

tidak selalu sama dengan orang lain, bahwa ia memiliki

kesempatan, dan kemampuan serta inteligensi yang

berbeda dengan orang lain. (Hurlock, 2012)

c. Kemampuan menyesuaikan diri berada pada kategori

lemah dengan prosentase 10%. Pada kenyataannya siswa

sangat kurang dalam hal penyesuaian diri dengan usia

peralihan masa kanak-kanak ke masa remaja dengan

ruang lingkup yang berbeda dari sebelumnya yaitu dari

SMP ke SMA.
66

Salah satu unsur paling penting dalam

kematangan emosi yaitu kemampuan menyesuaikan diri.

Yang membedakan antara siswa yang emosinya matang

adalah pada tingkat fleksibilitasnya, dimana pada siswa

yang matang secara emosi tidak merasa kaku dalam

berbagai situasi tertentu. Mampu menampilkan ekspresi

emosi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

(Hurlock, 2012)

d. Kemampuan berempati berada pada kategori lemah

dengan prosentase 12%. Jarang terjadi siswa dapat

menempatkan diri dalam posisi teman sebayanya.

Rendahnya kemampuan dalam memandang suatu

masalah membuat siswa jarang memiliki rasa empati

terutama kepada teman sebayanya.

Remaja memiliki kebutuhan penerimaan oleh

teman sebaya. Dalam arti, mereka butuh untuk merasa

diterima di lingkungan pertemanannya supaya dapat

mereka jadikan wadah berekspresi. Hal ini karena remaja

mencari teman sebaya ketika mereka mengeksplorasi dan

memperkuat identitas mereka. Dalam proses tersebut,

mereka akan menemukan dan menjalin relasi dengan

teman-teman yang juga mengeksplorasi hal yang sama

dan menghabiskan waktu bersama mereka. (Maria, 2021)


67

e. Kesiapan merespon berada pada kategori lemah dengan

prosentase 24%. Respon emosi siswa mengarah pada

suatu bentuk perilaku tertentu. Ketika siswa sedang

mengalami ketakutan, reaksi fisiologis yang dapat

muncul adalah jantung berdetak lebih kencang, kemudian

siswa akan memikirkan bahwa dirinya sedang dalam

bahaya, sedangkan tingkah laku yang dapat mucul adalah

kecenderungan untuk menghindar dari situasi yang

membuat ketakutan.

Kesiapsiagaan adalah keadaan umum siap untuk

menanggapi atau bereaksi terhadap situasi dengan cara

tertentu. Beradaptasi dengan keadaan segera

memengaruhi kecenderungan untuk merespon. (Slameto,

2010)

f. Pengendalian kemarahan berada pada kategori cukup

dengan prosentase 34%. Siswa yang sulit mengendalikan

emosi marah tersebut terlihat sering membuat keributan

di kelas seperti suka mengobrol dengan teman

sebangkunya, berbicara kasar ketika marah dengan

temannya, sering mengalami percekcokan dengan teman

sekelasnya maupun berbeda kelas, cenderung bersikap

agresif.
68

Mampu mengendalikan amarah sehingga

permasalahannya tidak impulsif. Agar dapat

mengendalikan kemarahannya, maka seseorang harus

dapat mengenal batas sensitivitas dirinya. Dengan

mengetahui apa saja, maka ia dapat mengendalikan

perasaan amarahnya. (Folastri, 2017)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Saragih (2019) tingkat kematangan emosi siswa

tinggi boleh jadi karena ada berbagai faktor yang

mempengaruhinya; bisa jadi ada pengalaman positif di rumah dan

di sekolah. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kematangan

emosi siswa tinggi boleh jadi juga karena saat mengisi kuesioner

siswa cenderung memberi jawaban positif atas dirinya.

Kematangan emosi merupakan suatu kondisi pencapaian tingkat

kedewasaan dari perkembangan emosi dari diri individu yang

ditandai oleh adanya kesanggupan untuk mengendalikan perasaan

dan tidak dapat dikuasai perasaan saat mengerjakan sesuatu atau

saat berhadapan dengan orang lain, tidak mementingkan diri

sendiri, tetapi mempertimbangkan perasaan orang lain. Faktor-

faktor tertentu juga turut serta mempengaruhi kematangan emosi.

(Saragih ,2019)

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang

disampaikan oleh Anggraeni pada tahun 2018 bahwa terdapat

beberapa komponen yang dapat mendukung ada beberapa siswa


69

juga yang memiliki tingkat kematangan emosi yang rendah

karakteristik individu yang memiliki kematangan emosi rendah

adalah; Tidak mampu menerima dan memberi cinta, serta kurang

mampu untuk mengekspresikan cinta; Tidak mampu menghadapi

kenyataan; Kurang mampu berbagi dan menerima; Tidak mampu

belajar dari kesalahan sehingga individu selalu melakukan

kesalahan yang sama hingga berulang kali; Tidak mampu

mengatasi frustasi dan Individu selalu cemas terhadap dirinya dan

orang lain. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan berbagai

pihak untuk meningkatkan kematangan emosi. Agar kematangan

emosi siswa tetap tinggi maka ada beberapa upaya yang dapat

dilakukan oleh berbagai pihak seperti: Memberi layanan intens

secara individu kepada seluruh siswa; Memberi kesempatan kepada

seluruh siswa untuk lebih mandiri; Menunjukkan cara mengelola

emosi, memotivasi diri, berempati dan mandiri kepada seluruh

siswa dan bukan hanya teori. Untuk orang tua; Mencoba untuk

mempercayai keputusan anak; Memberi kesempatan kepada anak

agar lebih mandiri; Tidak terlalu mengekang kegiatan anak;

Memberi dukungan dan motivasi positif kepada setiap pilihan

anak; Melatih anak untuk belajar bertanggung jawab atas diri

sendiri; tidak melakukan perkelahian atau perdebatan dengan

pasangan di depan anak.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa

tingkat kematangan emosional cukup tinggi sehingga perlu adanya


70

peningkatan dan pengoptimalan dari komponen-komponen yang

dapat mendukung untuk dapat meningkatkan tingkat kematangan

emosional sehingga dapat lebih baik dan optimal.

4.2.2 Perilaku Agresif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresif

mayoritas responden berada dalam kategori tinggi yaitu sebanyak

64 responden (70%). Dari indikator tentang:

a. Melukai secara fisik berada pada kategori lemah dengan

prosentase 17%. Pada sebagian siswa sangat rentan

melakukan kekerasan fisik ketika mereka dalam

keadaan emosi. Tetapi lebih banyak siswa yang memilih

untuk tidak melakukan tindakan itu karena adanya

peringatan dan sanksi dari pihak sekolah.

Aspek agresif secara fisik merupakan agresi

yang menyakiti individu lain secara fisik seperti

memukul, menendang, dll. (Andreas, 2012)

b. Melukai secara verbal berada pada kategori cukup

dengan prosentase 33%. Pada fakta yang terjadi di

lapangan banyak sekali siswa yang dengan mudah

melampiaskan kemarahnnya dengan berkata kasar yang

dapat menyakiti mental orang lain.

Aspek agresif secara verbal merupakan respon

vokal yang menyampaikan stimulus yang menyakiti


71

mental dalam bentuk penolakan dan ancaman. Seperti

mengumpat, menyebarkan cerita yang tidak

menyenangkan tentang seseorang kepada orang lain,

memaki, mengejek, membentak, dan berdebat.

(Andreas, 2012)

c. Menunjukkan kemarahan berada pada kategori lemah

dengan prosentase 24%. Mayoritas siswa dengan usia

peralihan memilih untuk memendam kemarahan dan

melakukan hal-hal seperti tindakan yang merugikan diri

sendiri atau oranglain.

Emosi negatif yang disebabkan oleh harapan

yang tidak terpenuhi dan bentuk ekspresinya dapat

menyakiti orang lain serta dirinya sendiri. Reaksi

emosional akut yang ditimbulkan sejumlah situasi.

(Andreas, 2012)

d. Permusuhan berada pada kategori lemah dengan

prosentase 26%. Sikap permusuhan yang terjadi di

lapangan, meliputi komponen kognitif seperti benci dan

curiga pada orang lain, iri hati dan merasa tidak adil

dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor yang mempengaruhi remaja melakukan

perilaku agresif antara lain: cara berpikir remaja yang

cenderung impulsif, tingkat pendidikan orang tua dan


72

remaja yang tergolong kurang, pengawasan orang tua

yang kurang terhadap aktivitas yang dilakukan oleh

remaja, pemberian sanksi yang belum memberi efek jera

bagi remaja, dan peran orang dewasa yang memberi

contoh untuk melakukan perilaku agresif. Sedangkan

alasan remaja melakukan perilaku agresif antara lain:

untuk menyelesaikan permasalahan secara cepat, merasa

tidak terima apabila ada orang lain yang merendahkan

harga dirinya, dan tanpa adanya alasan yang pasti.

Bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja

antara lain: tawuran, memprovokasi, mengintimidasi,

memukul, menendang, dan membentak. (Rahmawati,

2017)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Siti Hapsah pada tahun 2021 dengan judul

PERILAKU AGRESI VERBAL DAN PERILAKU AGRESI

RELATIONAL, dengan hasil perilaku agresi verbal selalu

mewarnai fase perkembangan manusia, dari fase anak, remaja

maupun lansia. Namun, perilaku agresi ini akan sering muncul

pada fase perkembangan remaja, karena pada fase ini remaja

sedang membentuk konsep dirinya. Perilaku agresi akan terbentuk

jika terciptanya kondisi dari peristiwa yang bertolak belakang

dalam pembentukan perilaku positifnya. Remaja yang memiliki

perilaku agresi verbal sering ditemukan di Lembaga pendidikan,


73

fenomena tersebut seakan-akan menjadikan lembaga pendidikan

sebagai pusat perkembangan dari perilaku agresi remaja, dari

lembaga pendidikan umum maupun lembaga pendidikan berbasik

agama. Namun, sekaligus lembaga pendidikan dianggap sebagai

tempat memberikan solusi dari pembentukan perilaku positif

remaja.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang

disampaikan oleh Ina Dwi pada tahun 2021, menyatakan bahwa

dimana konformitas dianggap menjadi hal yang biasa oleh remaja

karena tuntutan lingkungan. Ketika mereka dapat menyesuaikan

sikap terhadap anggota kelompok maka remaja akan dapat mudah

diterima di lingkungan. Baron (dalam Dayakisni & Hudaniah,

2009) menyatakan bahwa agresi adalah sebuah perilaku individu

yang diniatkan untuk melukai atau mencelakakan orang lain yang

tidak menginginkan perilaku tersebut. Teori agresi menurut Baron

terdiri dari empat faktor perilaku, yaitu; bertujuan untuk melukai

atau mencelakai, individu yang menjadi pelaku, individu yang

menjadi korban, serta adanya perasaan tidak terima dari korban

dalam menerima tingkah laku dari pelaku tersebut. Perilaku

agresivitas verbal biasanya seperti umpatan, mencela seseorang

atau memaki, mengejek, memfitnah, serta adanya sebuah ancaman

berupa verbal. berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa perilaku agresivitas verbal adalah bentuk perilaku agresi

yang merupakan sebuah perilaku yang dilakukan seseorang untuk


74

menyakiti, mengancam atau membahayakan individu-individu atau

objek-objek yang menjadi sasaran tersebut secara verbal, melalui

kata-kata atau perilaku non fisik secara tidak langsung atau berupa

sarcastic, seperti memaki, diam menolak berbicara dengan korban,

menyebar fitnah, serta tidak memberi dukungan kepada orang lain.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa

perilaku agresif cukup tinggi terutama pada indikator agresif secara

verbal sehingga perlu adanya peningkatan dan pengoptimalan dari

komponen-komponen yang dapat mendukung untuk dapat

meningkatkan tingkat kematangan emosional sehingga dapat lebih

baik dan optimal.

4.2.3 Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan Perilaku

Agresif Pada Remaja

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada analisa data

menunjukkan bahwa tingkat kematangan emosional memiliki

korelasi dengan perilaku agresif pada remaja. Hal ini ditunjukkan dari

hasil korelasi kematangan emosional dengan nilai signifikansi (p

value) yaitu < 0,005. Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan H0

ditolak dan H1 diterima bahwa tingkat kematangan emosional

memiliki hubungan dengan perilaku agresif pada remaja. Kemudian

hasil koefisien korelasi (r hitung) adalah 0,588 dimana r hitung > r

tabel adalah 0,361 dan kekuatan korelasi rata-rata, sehingga dapat

disimpulkan bahwa arah hubungan antara dua variabel positif adalah


75

korelasi satu arah, yaitu. tingkat kematangan emosi yang lebih tinggi

maka semakin tinggi pula perilaku agresif pada remaja begitu pula

sebaliknya.

Hasil uji signifikansi dalam penelitian ini sesuai dan sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Deis dan Christiana (2020)

yang mengatakan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara

kematangan emosi dan perilaku agresif pada siswa SMK. Makin

tinggi kematangan emosi maka makin rendah perilaku agresif

sebaliknya makin rendah kematangan emosi maka makin tinggi

perilaku agresifnya.

Kematangan emosi yang baik akan memandu individu untuk

mengarahkan perilakunya dengan kuat yang akhirnya menuju

kedalam konsekuensi yang positif, sehingga siswa terhindar dari

perilaku agresif yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat. Dengan demikian seseorang yang mempunyai

kematangan emosi yang tinggi mampu menampilkan pola emosional

yang pantas dengan masa perkembangannya, mampu mengelola

emosinya dengan baik dan memenuhi karakteristik individu yang

matang emosinya seperti dapat beradaptasi dengan baik, kemampuan

berempati, dan pengendalian amarah yang baik tanpa menyakiti

orang lain.

4.2.4 Keterbatasan Penelitian


76

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan

bahwa tingkat kematangan emosional berpengaruh terhadap

perilaku agresif pada remaja. Dalam penelitian ini kendala yang

dialami yaitu responden tidak kondusif.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah peneliti dapat dari

perhitungan kuesioner yang telah disebar tentang Hubungan Tingkat

Kematangan Emosional Dengan Perilaku Agresif Pada Remaja

Pertengahan Usia 15-18 Tahun di SMAN 1 Sumberpucung dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat kematangan emosional siswa SMAN 1 Sumberpucung

berada dalam kategori sedang. Tingkat emosional yang baik

akan memberikan dampak baik terhadap mental dan psikologi

siswa pada usia peralihan yaitu usia 15-18 tahun.

2. Perilaku agresif siswa SMAN 1 Sumberpucung berada dalam

kategori tinggi. Agresif verbal dan permusuhan sangat

mendominasi perilaku agresif siswa SMAN 1 Sumberpucung.

3. Ada hubungan dengan kategori sedang antara tingkat

kematangan emosional dengan perilaku agresif pada remaja

pertengahan usia 15-18 tahun.


77

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang

diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi Responden

Bagi siswa yang memiliki kematangan emosi rendah dengan

perilaku agresif tinggi diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan emosinya dengan belajar untuk mengendalikan

emosi, serta berusaha berpikir positif sehingga dapat

mengrontrol emosi agar tidak berperilaku agresif terhadap

orang lain. Sedangkan bagi siswa yang memiliki kematangan

emosi yang baik dibanding perilaku agresifnya agar dapat

mempertahankan kematangan emosinya sehingga tidak

bertindak agresif terhadap orang lain.

2. Bagi Lahan Penelitian

Bagi sekolah diharapkan membantu siswa didiknya untuk

mencapai perkembangan kematangan emosi dengan cara

mengadakan kegiatan-kegiatan dan pelatihan-pelatihan yang

meningkatkan emosi seperti kegiatan ekstrakurikuler.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang ingin meneliti variabel yang sama

diharapkan dapat mengungkap lebih dalam dengan

meningkatkan kualitas hasil penelitian dengan lebih

memperluas populasi, melengkapi dengan teknik pengumpulan

data yang lain atau menyertakan variabel dari faktor-faktor lain


78

selain kematangan emosi seperti kecerdasan emosional,

pengaruh media massa, obat-obatan terlarang, religiusitas, dan

kontrol diri.

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanti, M. G., & Sofia, A. (2013). Hubungan Pola Asuh Otoritaf Orang Tua
Dan Konformitas Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan Moral.

Ali, Mohammad & Mohammad Asrori.2012. Psikologi Remaja Perkembangan


Peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anggraeni, N., and Siti, R.L. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja
dan Dukungan Orang Tua dengan Kejadian Merokok pada Remaja Usia
13-15 Tahun di SMP Negeri 1 Sampang’, Jurnal Ilmu Kebidanan dan
Kandungan

Annisavitry.Y, dan Budiani. M.S. (2017). Hubungan Antara Kematangan Emosi


dengan Agresivitas Pada Remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan. 04(1). 1-5.

Aroma. I.S, dan Suminar. D.R. (2012). Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri
Dengan Kecenderungan Perilaku Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan. 01(02), 1-6.

Aulina. N. (2019). Konsep Diri, Kematangan Emosi, dan Perilaku Bullying Pada
Remaja. Ejournal umm. 7(4). 434-445.

Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2012). Social psychology 13th ed. New
Jersey:Pearson Education, Inc.

Buss, A.H., & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire. Journal of


Personality and Social Psychology. The American Psychological
Association, Inc.

Enopadria. C. (2021). Hubungan Kontrol Sosial Dengan Perilaku Agresif Pada


Remaja Di Kota Padang. Jurnal Inovasi Peneltian. 01(11). 2363-2368.
79

Fajarika. D dan Herdajani. F. (2020). Hubungan Kematangan Emosi Dan Kontrol


Diri Dengan Kecenderungan Perilaku Agresif Pada Siswa Kelas XII Di
SMA Negeri 1 Merawang Bangka Belitung. Jurnal Psikologi.

Faradina, N. (2010). Penerimaan diri pada orangtua yang memiliki anak


berkebutuhan khusus. eJournal Psikologi , 4, 386-396 .

Fatchurahman. M dan Pratikto. H. (2012). Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi,


Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi
Indonesia. 01(2). 77-87.

Febbiyanti. N dan Adelya. B. (2017). Kematangan Emosi Remaja Dalam


Pengentasan Masalah. Jurnal Penelitian Guru Indonesia. 2(2). 30-39.

Fellasari, F., & Lestari, Y. I. (n.d.). Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua
Dengan Kematangan Emosi remaja. Jurnal Psikologi. from
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/psikologi/article/view/3234

Firman, dkk. 2013. Program Bimbingan dan Konseling dalam penanggulangan


Kekerasan dan Agresifitas Remaja Siswa SMTA Kota Padang. Jurnal.
Padang: FIP UNP

Guswani. M.A. (2011). Perilaku Agresi Pada Mahasiswa Ditinjau Dari


Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Pitutur. 1(2). 86-92.

Hadi, Sutrisno. Prof., Drs., MA. Ed. 1989. Metodologi Research Jilid I & II.
Yogyakarta: Andi Offse.

Handasah, R. (2018). Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Agresivitas


Dimediasi Oleh Kontrol Diri Pada Siswa SMA Negeri Di Kota Malang.
Jurnal Online. 2(2). 121- 133.

Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Hurlock, E. B. (2012). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang


rentang kehidupan (terjemahan). Erlangga.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Karlina, L. (2020). Fenomena Terjadina Kenakalan Remaja. Jurnal Edukasi


Nonformal.

Lestari. R.F, dan Susanto. A. (2019). Hubungan Kematangan Emosi Terhadap


Perilaku Agresif Siswa Madrasah Aliyah Dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Jurnal Ners Indonesia. 10(01). 114-121.
80

Myers, D.G. (2012). Social Psychology Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba


Humanika.

Muwanah. L.B dan Pratikto. H. (2012). Kematangan Emosi, Konsep Diri dan
Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi. 7(01). 490-500.

Nicholls, A. R., Levy, A. R., & Perry, J. L. (2015). Emotional maturity,


dispositional coping, and coping effectiveness among adolescent
athletes. Psychology of Sport and Exercise, 17, 32–
39. https://doi.org/10.1016/j.psychsport.2014.11.004

Nisa’ul. M. (2018). Perilaku Agresif Remaja Dalam Tinjauan Pola Asuh


Keagamaan Orang Tua. Skripsi. Diterbitkan. Pascasarjana. Universitas

Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga.


Jakarta: PT Rineka Cipta Islam Negeri Sunan Ampel: Surabaya.

Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba

Nursalam, 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Priskila C. (2021). Kematangan Emosi Siswa Kelas XI (Studi deskriptif pada


siswa siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Thun Ajaran 2019/2020).
Skripsi. Diterbitkan. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Sanata Dharma: Yogyakarta.

Rahadi. A. B (2012). Studi Deskriptif: Kecenderungan Perilaku Agresi Pada


Musisi Heavy Metal Di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.

Raviyoga, T.T. & Marheni, A. (2017). Studi pendahuluan: Hubungan kematangan


emosi dan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas remaja di SMAN
3 Denpasar. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran, Universitas
Udayana: Denpasar.

Rizki Eka. P. (2016). Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Pengungkapan


Diri Pada Pengurus OSIS SMK Negeri 1 Sapuran. Skripsi. Diterbitkan.
Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

Sabintoe. D.N, dan Soetjiningsih. C.H. (2020). Hubungan Antara Kematangan


Emosi Dengan Perilaku Agresif Pada Siswa SMK. Jurnal Psikologi
Konseling. 17(02). 707-715.

Santrock, J. W. (2010). Remaja jilid 2 (edisi ke-11). Jakarta: Erlangga.


81

Saputra. E.N.W .dkk. (2017). Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan
Pendidikan Karakter. Posiding Seminar Nasional. Universitas Ahmad
Dahlan. 261-268

Sarwono, Sarlito W. 2011. Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada.

Setiawan, 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jawa Barat: CV Jejak

Sisca Folastri, Prasetyaningtyas.W E. 2017. Gambaran Konsep Diri Siswa di


Sekolah Menengah Kejuruan Sumbangsih Jakarta Selatan. Volume 1, No 1.
Jurnal. Universitas Indraprasta PGRI

Susila & Suyanto.(2015). Metodologi Penelitian Cross Sectional. Bossscript.


Klaten

Townsend, M. C., 2015. Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of Care in


Evidence-Based Practice. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Trisnawati. J, Annis. F, Agrina. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Perilaku Agresif Remaja Di SMK Negeri 2 Pekanbaru. Jurnal Online
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. 1(2), 1-9.

Wardani, dkk. (2011). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Yanizon. A, dan Sesriani. V. (2019). Penyebab Munculnya Perilaku Agresif Pada


Remaja. Jurnal KOPASTA, 6(1). 23-36.
82

LAMPIRAN 1
INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Setelah mendapat penjelasan secukupnya tentang manfaat dan resiko
penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan
Perilaku Agresif Pada Remaja Pertengahan Usia 15-18 Tahun” menyatakan
(bersedia/tidak besedia*) ikut sebagai responden dalam penelitian ini, dengan
catatan bila sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak
membatalkan persetujuan ini. Saya percaya bahwa informasi yang saya berikan ini
dijamin kerahasiaannya.
Demikian surat perjanjian ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Malang, ........................
Peneliti Responden
83

(Dhea Merchelina) (............................................)


NIM 1820015

LAMPIRAN 2
Pernyataan Persetujuan untuk
Berpartisipasi dalam Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Inisial nama :
Kelas :
Bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden pada penelitian tugas akhir
yang berjudul “Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan Perilaku
Agresif Pada Remaja Pertengahan Usia 15-18 Tahun”.
Demikian persetujuan ini saya tanda tangani tanpa adanya unsur paksaan.

Malang, .......................... , ......

Peneliti Yang membuat pernyataan

(Dhea Merchelina) (..........................................)


NIM. 1820015
84
85

LAMPIRAN 3
KISI KISI KUESIONER

Nomor Item
Kuisioner Indikator Jumlah
Favorable Unfavorable
Kematangan Kemandirian 1, 2, 14 3
Emosional
Kemampuan 17 9 2
menerima realita
Kemampuan 12 5, 16 3
menyesuaikan diri
Kesiapan untuk 3, 5, 7, 8, 21, 3, 10 8
merespon dengan 23
tepat
Kemampuan 15, 18, 19 13, 25 5
berempati
Pengendalian 20, 21, 22, 24 4, 6, 11 7
kemarahan
Perilaku Agresif Melukai orang lain 1,2,5 3
secara fisik
Melukai orang lain 17, 18 6,7,8,9 6
secara verbal
Menunjukkan 13, 12 14, 11, 10 5
kemarahan
Menunjukkan 3, 15, 3, 4 4
permusuhan
Total 46
86

LAMPIRAN 4
KUISIONER TINGKAT KEMATANGAN EMOSIONAL

Petunjuk pengisian kuisioner :


1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.
2. Berilah tanda (V) pada alternatif jawaban yang telah disediakan yang paling
sesuai dengan pengalaman yang anda alami.
3. Keterangan alternatif jawaban :
(SS) : Sangat Setuju
(S) : Setuju
(TS) : Tidak Setuju
(STS) : Sangat Tidak Setuju
4. Jawablah sesuai dengan pengalaman anda dan periksa kembali sebelum
dikumpulkan.
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *coret salah satu
Usia :
Kelas :
Alternatif Jawaban

No. Pernyataan Sangat Setuju Tidak Sangat


Setuju Setuju Tidak
Setuju
1. Saya selalu melakukan tugas dengan
mandiri
2. Saya bertanggungjawab atas tindakan
yang saya lakukan
3. Saya dapat mengambil keputusan sendiri
dengan baik
4. Ketika saya marah, sulit bagi saya untuk
berfikir jernih
5. Saya tidak mampu menghadapi
permasalahan yang ada
6. Saya mudah marah untuk hal hal yang
sepele
7. Setiap tindakan yang saya ambil, berfikir
87

terlebih dahulu sebelum melakukannya


8. Mudah bagi saya untuk berbicara dimuka
umum
9. Ketika dikritik seseorang saya cenderung
bersikap menghindar dan balik membalas
kritikan
10. Saya mudah frustrasi bila dihadapkan
dengan berbagai masalah
11. Ketika ada orang lain melakukan
kesalahan saya cenderung marah meluap-
luap
12. Saya mudah berteman baik dengan teman
sekelas
13. Saya tidak perduli ketika teman saya
dalam masalah
14. Saya tidak bergantung pada orang lain,
dalam segala hal
15. Saya menjalin komunikasi baik dengan
teman
16. Saya sering merasa tidak tahu bagaimana
harus bersikap
17. Saat masalah datang bertubi-tubi saya
cenderung bersikap tabah menghadapi
semuanya
18. Saat orang lain melakukan ibadahnya
sesuai agamanya, saya selalu menghargai
mereka
19. Ketika teman bercerita tentang masalah-
masalahnya saya mencoba untuk mengerti
dan memahami apa yang dia inginkan
20. Ketika ada orang lain menjelek-jelekkan
saya dihadapan orang banyak, cenderuh
sabar dan mengontrol emosi negatif
21. Saya mampu mengendalikan emosi ketika
marah
22. Saya mampu menahan sikap kasar saat
sedang marah untuk menjaga perasaan
orang lain
23. Saya akan membicarakan masalah secara
baik-baik saat berselisih dengan teman
88

24. Saya memikirkan dampak kedepannya,


apabila saya merasa ingin marah
25. Saya cuek ketika teman sedang dalam
masalah

(Faradina, 2010)

KUISIONER PERILAKU AGRESIF

Petunjuk pengisian kuisioner :


1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.
2. Berilah tanda (V) pada alternatif jawaban yang telah disediakan yang paling
sesuai dengan pengalaman yang anda alami.
3. Keterangan alternatif jawaban :
(SS) : Sangat Sering (> 3 kali dalam 1 minggu)
(S) : Sering (< 3 kali dalam 1 minggu)
(J) : Jarang (< 3 kali dalam 1 bulan)
(TP) : Tidak Pernah
4. Jawablah sesuai dengan pengalaman anda dan periksa kembali sebelum
dikumpulkan.
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *coret salah satu
Usia :
Kelas :
Alternatif Jawaban
No. Pernyataan Sangat Sering Jarang Tidak
Sering Pernah
1. Ketika teman saya mengganggu, saya
ingin memukulnya
2. Saya saya akan balas memukul jika
89

dipukul
3. Saya pernah terlibat perkelahian
4. Saya mengancam teman untuk
mendapatkan apa yang saya inginkan
5. Saya merusak barang disekitar saya ketika
marah
6. Saya membantah jika ada teman yang
tidak sependapat dengan saya
7. Ketika jengkel, saya selalu mengatakan
dengan terus terang
8. Saya sering bertengkar mulut dengan
teman saya
9. Saya sangat mudah mengatakan kata kata
kasar
10. Saya mudah marah
11. Saya tidak dapat mengendalikan
kemarahan saya
12. Saat saya terpukul, saya mudah
menunjukkan perasaan saya kepada
teman-teman saya
13. Saya adalah orang yang tenang
14. Saya mudah tersinggung
15. Saya sering merasa iri dengan teman-
teman saya
16. Teman-teman tidak mau bermain dengan
saya
17. Saya menyelesaikan masalah secara baik-
baik saat berselisih dengan teman
18. Saya menerima kritikan dengan terbuka

(Buss dan Perry, 1992)


90

LAMPIRAN 5
91

LAMPIRAN 6
92

TABULASI DATA DEMOGRAFI DAN KUESIONER

Skor Skor
No. Nama Usia Jenis Kelamin Kematangan Perilaku
Emosional Agresif
1 F 2 2 57 39
2 D 2 1 56 55
3 H 2 1 61 62
4 F 2 2 67 48
5 M 2 1 70 58
6 A 1 1 57 57
7 S 2 2 58 58
8 A 1 2 56 54
9 U 1 2 55 48
10 S 1 2 48 44
11 E 1 2 53 50
12 D 1 1 66 55
13 A 1 1 63 54
14 Y 1 1 73 59
15 W 2 2 40 38
16 E 2 2 63 64
17 K 2 2 53 42
18 K 2 1 70 62
19 A 2 1 63 63
20 D 2 2 63 55
21 M 1 2 54 50
22 D 1 2 65 58
23 N 1 2 64 55
24 R 1 2 63 58
25 R 1 2 54 58
26 A 2 1 68 54
27 B 2 1 60 51
28 C 2 2 63 57
29 A 2 1 63 52
30 M 2 2 60 57
31 S 2 2 56 61
32 N 1 2 48 52
33 F 1 2 46 39
34 D 1 1 71 58
35 O 1 2 50 51
36 D 1 2 70 52
37 C 2 2 63 54
38 S 2 2 60 64
39 A 2 2 55 56
40 L 2 2 61 61
93

41 D 2 2 61 59
42 W 2 2 59 62
43 F 2 1 55 47
44 J 2 2 61 57
45 S 2 2 73 61
46 C 2 1 63 63
47 A 1 2 60 55
48 D 1 2 50 46
49 G 1 1 65 57
50 I 1 2 59 54
51 M 1 1 56 54
52 Z 1 2 61 54
53 A 2 1 68 60
54 H 2 1 56 59
55 H 1 1 72 63
56 R 1 2 56 57
57 A 1 1 67 59
58 K 1 2 60 62
59 C 1 2 66 55
60 K 1 2 59 57
61 T 1 2 65 61
62 R 2 2 59 54
63 G 2 1 59 52
64 K 2 2 54 42
65 V 2 2 68 57
66 D 2 2 67 56
67 N 1 2 56 47
68 R 1 2 57 56
69 L 2 2 62 52
70 W 1 1 59 59
71 A 1 1 63 63
72 F 1 2 57 56
73 R 2 2 65 58
74 F 2 2 62 55
75 R 1 2 59 53
76 S 2 2 57 58
77 M 2 1 53 53
78 V 2 1 67 62
79 F 2 2 54 58
80 D 2 1 59 51
81 M 2 2 69 55
82 A 1 1 59 60
83 D 2 1 60 58
84 S 2 1 62 59
94

85 Y 2 2 51 48
86 N 2 2 69 55
87 S 1 2 57 56
88 H 1 2 54 51
89 R 1 1 60 55
90 P 1 2 57 50
91 N 1 2 55 52
92 R 2 2 54 48
Total 5530 5054
Rata-rata 60,1 54,93

LAMPIRAN 9

PERMOHONAN IJIN PENELITIAN


95

LAMPIRAN 10

SURAT KETERANGAN PENGAMBILAN DATA


96

LAMPIRAN 11

LEMBAR KONSULTASI
97

Nama Mahasiswa : Dhea Merchelina


NIM : 19.20.015
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan
Perilaku Agresif Pada Remaja Pertengahan Usia 15-18
tahun
Pembimbing : Ibu Wiwit Dwi N, S, Kep, Ns, M.Kep

No Tanggal Bab Rekomendasi Tanda


Tangan
1 25 Maret Topik Lanjut Bab 1
2022
2 1 April 2022 Bab 1 1. Referensi update masih ada
referesi lebih 10 tahun yang
lalu
2. Sistematika penulisan; istilah
miring, spasi tanda kurung
3. Paragraf data; usia sekolah
atau remaja?
4. Paragraf kronologi; bagian
bawah belum ada sitasi
3 9 April 2022 Bab 1 1. Manfaat teoritis bukan
akademik
2. Lanjut bab 2
4 25 April Bab 2 1. Dilengkapi K. Konsep,
2022 penjelasan dan hipotesis
5 17 Juni 2022 Bab 2 1. K. Teori dijadikan 1 bagan
dengan K. Konsep
2. Disiapkan bab 3
6 23 September Bab 3 1. Lampiran depan dilengkapi,
2022 kata pengantar, lembar
persetujuan
2. Definisi operasional;
klasifikasi belum ada (kolom
skoring)
3. Tanda bullet diganti
numbering/abjad
7 17 Desember Uji Etik
2022

8 20 Januari Bab 4 1. Kata Proposal diganti


2023 &5 2. Daftar isi tidak bold
98

3. Sitasi di akhir paragraf


4. Tulisan tabel
menggunakan angka
bukan romawi
5. Penyajian data ekstrim
6. Tabel SPSS tidak perlu
dimunculkan di Bab 4
7. Penyajian uji analisis
membuat tabel sendiri
8. Pada pembahasan teori
bisa parafrase
9. Keterbatasan penelitian
di ringkas
10. Ukuran font didalam
tabel tidak harus 12 bisa
11
11. Posisi tabel center
12. Tabel spasi 1
13. Master tabel prosentase
dikurangi
14. Abstrak

LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Dhea Merchelina
NIM : 19.20.015
99

Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Kematangan Emosional Dengan


Perilaku Agresif Pada Remaja Pertengahan Usia 15-18
tahun
Pembimbing : Ibu Dr. Riza Fikriana, S.Kep, Ns, M.Kep

No Tanggal Bab Rekomendasi Tanda


Tangan
1 25 Maret Latar Silahkan disusun Bab 1 dengan
2022 belakang kaidah penulisan yang benar.
Pastikan menggunakan prinsip
MSKS (Masalah – Skala
Masalah – Kronologi – Solusi).
Maksimal 4 paragraf. Tiap
paragraf minimal 5 kalimat.
2 30 Maret Bab 1 1. Mohon penulisan pada
2022 karya ilmiah disertai dengan
sumber referensi, baik dari
hasil penelitian sebelumnya
ataupun dari teksbook. Pada
Bab 1 masih banyak
ditemukan kalimat yang
tidak ada sumbernya.
2. Pada paragraf 4, tidak perlu
dijelaskan ciri-ciri
kematangan emosi
3. Mohon dispesifikan ini
remaja yang usia berapa?
Remaja usia awal, tengah
atau akhir?
3 15 April Bab 1 3. Lanjut bab 2
2022
4 22 April Bab 2 2. Teori kematangan
2022 emosional ditambah lagi
3. Tambahkan cara
pengukuran kematangan
emosional dan perilaku
agresif
4. Kerangka konsep dan
hipotesis penelitian?
100

5 16 Juni 2022 Bab 2 Kerangka konsep disusun


berdasarkan input - proses –
output, bukan hanya menulis
variabel penelitian saja
6 1 September Bab 2 1. Kerangka konsep belum
2022 memunculkan variabel
dependen dan independen
2. Susun sesuai input – proses
– output. Gunakan teori
yang digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan
skripsi ini
7 14 September Bab 2 & 1. Teori Indikator kematangan
2022 Bab 3 emosional
2. Teori Faktor pengaruh
perilaku agresif
3. Kerangka konsep
4. Pada bab 3 kerangka kerja
tidak perlu v. Independen &
v. Dependen (diganti
menjadi v. 1 &v. 2)
5. Cari kuesioner dahulu
8 22 September Bab 3 1. Hipotesis langsung
2022 menjelaskan ada hubungan,
tidak perlu H0 dan H1
2. Garis putus putus pada K.
Konsep
3. Pada desain penelitian,
tujuan langsung dijelaskan
didalamnya, tidak berdiri
sendiri
4. Gunakan teknik Startified
Random Sampling
5. Beri sumber kuesioner
6. Buat kisi-kisi kuesioner
7. Format dkripsi dirapikan
9 26 September Bab 3 1. Hitungan sampel dilengkapi
2022 2. Daftar pustaka dilengkapi
3. Format skripsi dirapikan
sesuai ketentuan
101

10 20 Januari Bab 4 & 1. Penulisan margin dll


2023 5 diperbaiki
2. Penulisan hasil uji tidak
boleh copas SPSS
3. Uji normalitas tdak
masuk dalam bab 4
LAMPIRAN 12

TABEL KEGIATAN

Kegiatan Maret Apri Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desembe Januari Februari
l r

Penyusunan Skripsi

Penyusunan instrument

Seminar Skripsi

Perbaikan Skripsi

Uji etik

Pengumuman etik

Persiapan lapangan

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisa data

Penyusunan laporan

Seminal hasil

Revisi penulisan pengumpulan


draft skripsi
103
LAMPIRAN 13

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Correlations

item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item1 item1 item1 item1 item1 item1 item1 item1 item1 item1 item2 TOT
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 AL

Pearson 1,00 1,00


1 ,548** ,492** ,100 ,100 ,269 ,226 ,100 ,590** **
-,337 ,337 ,337 ,548** ,394* ,548** ,472** ,548** ,100 ,739**
Correlation 0 0**
item
Sig. (2-
1 ,002 ,006 ,599 ,599 ,151 ,230 ,599 ,001 ,000 ,000 ,069 ,068 ,068 ,002 ,031 ,002 ,008 ,002 ,599 ,000
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,398 1,00 1,00
,548** 1 ,076 ,042 ,295 ,329 ,324 ,042 -,154 ,548** ,548** *
,281 ,281 ,000 ,312 **
,486** ,042 ,539**
Correlation 0 0**
item
Sig. (2- 1,00
2 ,002 ,689 ,825 ,113 ,076 ,081 ,825 ,418 ,002 ,002 ,029 ,132 ,132 ,094 ,000 ,006 ,000 ,825 ,002
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
,492** ,076 1 ,492** ,000 ,051 ,556** ,492** ,753** ,492** ,492** -,055 ,408* ,408* ,599** ,312 ,076 ,558** ,076 ,492** ,729**
Correlation
item
Sig. (2- 1,00
3 ,006 ,689 ,006 ,787 ,001 ,006 ,000 ,006 ,006 ,772 ,025 ,025 ,000 ,094 ,689 ,001 ,689 ,006 ,000
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** **
item Pearson ,100 ,042 ,492 1 ,100 ,134 ,226 1,00 ,128 ,100 ,100 -,337 ,591 ,591 ,548 ,609 ,042 ,614 ,042 1,00 ,605**
4 Correlation 0** 0**
105

Sig. (2-
,599 ,825 ,006 ,599 ,479 ,230 ,000 ,500 ,599 ,599 ,069 ,001 ,001 ,002 ,000 ,825 ,000 ,825 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,539
,100 ,295 ,000 ,100 1 ,538** ,226 ,100 -,026 ,100 ,100 **
,591** ,591** ,000 ,287 ,295 ,614** ,295 ,100 ,381*
Correlation
item
Sig. (2- 1,00 1,00
5 ,599 ,113 ,599 ,002 ,230 ,599 ,893 ,599 ,599 ,002 ,001 ,001 ,124 ,113 ,000 ,113 ,599 ,038
tailed) 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,363
,269 ,329 ,051 ,134 ,538** 1 ,182 ,134 -,062 ,269 ,269 *
,238 ,238 ,000 ,260 ,329 ,483** ,329 ,134 ,381*
Correlation
item
Sig. (2- 1,00
6 ,151 ,076 ,787 ,479 ,002 ,335 ,479 ,745 ,151 ,151 ,049 ,205 ,205 ,165 ,076 ,007 ,076 ,479 ,038
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
,226 ,324 ,556** ,226 ,226 ,182 1 ,226 ,289 ,226 ,226 -,305 ,248 ,248 ,000 ,016 ,324 ,299 ,324 ,226 ,455*
Correlation
item
Sig. (2- 1,00
7 ,230 ,081 ,001 ,230 ,230 ,335 ,230 ,121 ,230 ,230 ,102 ,187 ,187 ,932 ,081 ,109 ,081 ,230 ,011
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 1,00 1,00
,100 ,042 ,492** **
,100 ,134 ,226 1 ,128 ,100 ,100 -,337 ,591** ,591** ,548** ,609** ,042 ,614** ,042 ,605**
Correlation 0 0**
item
Sig. (2-
8 ,599 ,825 ,006 ,000 ,599 ,479 ,230 ,500 ,599 ,599 ,069 ,001 ,001 ,002 ,000 ,825 ,000 ,825 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
106

Pearson
,590** -,154 ,753** ,128 -,026 -,062 ,289 ,128 1 ,590** ,590** -,069 ,218 ,218 ,702** ,252 -,154 ,286 -,154 ,128 ,522**
Correlation
item
Sig. (2-
9 ,001 ,418 ,000 ,500 ,893 ,745 ,121 ,500 ,001 ,001 ,717 ,246 ,246 ,000 ,179 ,418 ,126 ,418 ,500 ,003
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 1,000 1,00
**
,548** ,492** ,100 ,100 ,269 ,226 ,100 ,590** 1 -,337 ,337 ,337 ,548** ,394* ,548** ,472** ,548** ,100 ,739**
Correlation 0**
item
Sig. (2-
10 ,000 ,002 ,006 ,599 ,599 ,151 ,230 ,599 ,001 ,000 ,069 ,068 ,068 ,002 ,031 ,002 ,008 ,002 ,599 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 1,000 1,00
**
,548** ,492** ,100 ,100 ,269 ,226 ,100 ,590** 1 -,337 ,337 ,337 ,548** ,394* ,548** ,472** ,548** ,100 ,739**
Correlation 0**
item
Sig. (2-
11 ,000 ,002 ,006 ,599 ,599 ,151 ,230 ,599 ,001 ,000 ,069 ,068 ,068 ,002 ,031 ,002 ,008 ,002 ,599 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,398 -,539 -,363 -,370 -,370 -,369 -,532 -,398 -,446 -,398
-,337 *
-,055 -,337 ** *
-,305 -,337 -,069 -,337 -,337 1 * * * ** * * *
-,337 -,445*
Correlation
item
Sig. (2-
12 ,069 ,029 ,772 ,069 ,002 ,049 ,102 ,069 ,717 ,069 ,069 ,044 ,044 ,045 ,002 ,029 ,014 ,029 ,069 ,014
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
item Pearson -,370 1,00
,337 ,281 ,408* ,591** ,591** ,238 ,248 ,591** ,218 ,337 ,337 *
1 ,462* ,596** ,281 ,829** ,281 ,591** ,756**
13 Correlation 0**
Sig. (2- ,068 ,132 ,025 ,001 ,001 ,205 ,187 ,001 ,246 ,068 ,068 ,044 ,000 ,010 ,001 ,132 ,000 ,132 ,001 ,000
tailed)
107

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,370 1,00
,337 ,281 ,408* ,591** ,591** ,238 ,248 ,591** ,218 ,337 ,337 *
1 ,462* ,596** ,281 ,829** ,281 ,591** ,756**
Correlation 0**
item
Sig. (2-
14 ,068 ,132 ,025 ,001 ,001 ,205 ,187 ,001 ,246 ,068 ,068 ,044 ,000 ,010 ,001 ,132 ,000 ,132 ,001 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,369
,548** ,000 ,599** ,548** ,000 ,000 ,000 ,548** ,702** ,548** ,548** *
,462* ,462* 1 ,785** ,000 ,518** ,000 ,548** ,675**
Correlation
item
Sig. (2- 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
15 ,002 ,000 ,002 ,002 ,000 ,002 ,002 ,045 ,010 ,010 ,000 ,003 ,002 ,000
tailed) 0 0 0 0 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,532
,394* ,312 ,312 ,609** ,287 ,260 ,016 ,609** ,252 ,394* ,394* **
,596** ,596** ,785** 1 ,312 ,664** ,312 ,609** ,699**
Correlation
item
Sig. (2-
16 ,031 ,094 ,094 ,000 ,124 ,165 ,932 ,000 ,179 ,031 ,031 ,002 ,001 ,001 ,000 ,094 ,000 ,094 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 1,00 -,398 1,00
,548** **
,076 ,042 ,295 ,329 ,324 ,042 -,154 ,548** ,548** *
,281 ,281 ,000 ,312 1 ,486** ,042 ,539**
Correlation 0 0**
item
Sig. (2- 1,00
17 ,002 ,000 ,689 ,825 ,113 ,076 ,081 ,825 ,418 ,002 ,002 ,029 ,132 ,132 ,094 ,006 ,000 ,825 ,002
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
item Pearson ,472 ,486 ,558 ,614 ,614 ,483 ,299 ,614 ,286 ,472 ,472 -,446 ,829 ,829 ,518 ,664 ,486 1 ,486 ,614 ,889**
*
18 Correlation
108

Sig. (2-
,008 ,006 ,001 ,000 ,000 ,007 ,109 ,000 ,126 ,008 ,008 ,014 ,000 ,000 ,003 ,000 ,006 ,006 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 1,00 -,398 1,00
,548** **
,076 ,042 ,295 ,329 ,324 ,042 -,154 ,548** ,548** *
,281 ,281 ,000 ,312 ,486** 1 ,042 ,539**
Correlation 0 0**
item
Sig. (2- 1,00
19 ,002 ,000 ,689 ,825 ,113 ,076 ,081 ,825 ,418 ,002 ,002 ,029 ,132 ,132 ,094 ,000 ,006 ,825 ,002
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 1,00 1,00
,100 ,042 ,492** **
,100 ,134 ,226 ,128 ,100 ,100 -,337 ,591** ,591** ,548** ,609** ,042 ,614** ,042 1 ,605**
Correlation 0 0**
item
Sig. (2-
20 ,599 ,825 ,006 ,000 ,599 ,479 ,230 ,000 ,500 ,599 ,599 ,069 ,001 ,001 ,002 ,000 ,825 ,000 ,825 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson -,445
,739** ,539** ,729** ,605** ,381* ,381* ,455* ,605** ,522** ,739** ,739** *
,756** ,756** ,675** ,699** ,539** ,889** ,539** ,605** 1
Correlation
TOT
Sig. (2-
AL ,000 ,002 ,000 ,000 ,038 ,038 ,011 ,000 ,003 ,000 ,000 ,014 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,002 ,000
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics
109

Cronbach's N of Items
Alpha

,876 20

Correlations
110

ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM ITEM TOTA
01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 L

Pearson 1,000*
1 ,591** ,414* ,442* *
,338 ,414* ,414* ,442* ,589** ,591** -,311 ,329 ,338 ,591** ,414* ,329 -,311 ,732**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
01 ,001 ,023 ,014 ,000 ,067 ,023 ,023 ,014 ,001 ,001 ,094 ,076 ,067 ,001 ,023 ,076 ,094 ,000
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * *
Pearson 1,000 -,487 1,000 -,487
,591** 1 ,249 ,482** ,591** ,496** ,249 ,249 ,482** ,748** * *
,288 ,496** *
,249 ,288 *
,739**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
02 ,001 ,184 ,007 ,001 ,005 ,184 ,184 ,007 ,000 ,000 ,006 ,123 ,005 ,000 ,184 ,123 ,006 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
Pearson 1,000 1,000 1,000
,414* ,249 1 ,388* ,414* ,527** * **
,388* ,484** ,249 -,367* ,276 ,527** ,249 **
,276 -,367* ,741**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
03 ,023 ,184 ,034 ,023 ,003 ,000 ,000 ,034 ,007 ,184 ,046 ,140 ,003 ,184 ,000 ,140 ,046 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * *
Pearson 1,000 -,583 -,583
,442* ,482** ,388* 1 ,442* ,486** ,388* ,388* *
,526** ,482** *
,060 ,486** ,482** ,388* ,060 *
,587**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
04 ,014 ,007 ,034 ,014 ,006 ,034 ,034 ,000 ,003 ,007 ,001 ,753 ,006 ,007 ,034 ,753 ,001 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** * * * * * ** ** ** *
ITEM Pearson 1,000 ,591 ,414 ,442 1 ,338 ,414 ,414 ,442 ,589 ,591 -,311 ,329 ,338 ,591 ,414 ,329 -,311 ,732**
*
05 Correlation
111

Sig. (2-
,000 ,001 ,023 ,014 ,067 ,023 ,023 ,014 ,001 ,001 ,094 ,076 ,067 ,001 ,023 ,076 ,094 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
Pearson -,623 1,000 -,623
,338 ,496** ,527** ,486** ,338 1 ,527** ,527** ,486** ,535** ,496** *
,371* **
,496** ,527** ,371* *
,706**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
06 ,067 ,005 ,003 ,006 ,067 ,003 ,003 ,006 ,002 ,005 ,000 ,043 ,000 ,005 ,003 ,043 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
Pearson 1,000 1,000 1,000
,414* ,249 *
,388* ,414* ,527** 1 **
,388* ,484** ,249 -,367* ,276 ,527** ,249 **
,276 -,367* ,741**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
07 ,023 ,184 ,000 ,034 ,023 ,003 ,000 ,034 ,007 ,184 ,046 ,140 ,003 ,184 ,000 ,140 ,046 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
Pearson 1,000 1,000 1,000
,414* ,249 *
,388* ,414* ,527** *
1 ,388* ,484** ,249 -,367* ,276 ,527** ,249 **
,276 -,367* ,741**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
08 ,023 ,184 ,000 ,034 ,023 ,003 ,000 ,034 ,007 ,184 ,046 ,140 ,003 ,184 ,000 ,140 ,046 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
Pearson 1,000 -,583 -,583
,442* ,482** ,388* **
,442* ,486** ,388* ,388* 1 ,526** ,482** *
,060 ,486** ,482** ,388* ,060 *
,587**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
09 ,014 ,007 ,034 ,000 ,014 ,006 ,034 ,034 ,003 ,007 ,001 ,753 ,006 ,007 ,034 ,753 ,001 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
112

Pearson -,639* -,639*


,589** ,748** ,484** ,526** ,589** ,535** ,484** ,484** ,526** 1 ,748** *
,327 ,535** ,748** ,484** ,327 *
,757**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
010 ,001 ,000 ,007 ,003 ,001 ,002 ,007 ,007 ,003 ,000 ,000 ,077 ,002 ,000 ,007 ,077 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * *
Pearson 1,000 -,487 1,000 -,487
,591** **
,249 ,482** ,591** ,496** ,249 ,249 ,482** ,748** 1 *
,288 ,496** *
,249 ,288 *
,739**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
011 ,001 ,000 ,184 ,007 ,001 ,005 ,184 ,184 ,007 ,000 ,006 ,123 ,005 ,000 ,184 ,123 ,006 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * * *
Pearson -,487 -,583 -,623 -,639 -,623 1,000
-,311 *
-,367* *
-,311 *
-,367* -,367* -,583** *
-,487** 1 -,147 *
-,487** -,367* -,147 **
-,430*
Correlation
ITEM
Sig. (2-
012 ,094 ,006 ,046 ,001 ,094 ,000 ,046 ,046 ,001 ,000 ,006 ,439 ,000 ,006 ,046 ,439 ,000 ,018
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
Pearson 1,000
,329 ,288 ,276 ,060 ,329 ,371* ,276 ,276 ,060 ,327 ,288 -,147 1 ,371* ,288 ,276 *
-,147 ,542**
ITEM Correlation
013 Sig. (2-
,076 ,123 ,140 ,753 ,076 ,043 ,140 ,140 ,753 ,077 ,123 ,439 ,043 ,123 ,140 ,000 ,439 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
ITEM Pearson 1,000 -,623 -,623
,338 ,496** ,527** ,486** ,338 **
,527** ,527** ,486** ,535** ,496** *
,371* 1 ,496** ,527** ,371* *
,706**
014 Correlation
Sig. (2- ,067 ,005 ,003 ,006 ,067 ,000 ,003 ,003 ,006 ,002 ,005 ,000 ,043 ,005 ,003 ,043 ,000 ,000
tailed)
113

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * *
Pearson 1,000 1,000 -,487 -,487
,591** **
,249 ,482** ,591** ,496** ,249 ,249 ,482** ,748** * *
,288 ,496** 1 ,249 ,288 *
,739**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
015 ,001 ,000 ,184 ,007 ,001 ,005 ,184 ,184 ,007 ,000 ,000 ,006 ,123 ,005 ,184 ,123 ,006 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
Pearson 1,000 1,000 1,000
,414* ,249 *
,388* ,414* ,527** * **
,388* ,484** ,249 -,367* ,276 ,527** ,249 1 ,276 -,367* ,741**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
016 ,023 ,184 ,000 ,034 ,023 ,003 ,000 ,000 ,034 ,007 ,184 ,046 ,140 ,003 ,184 ,140 ,046 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
Pearson 1,000
,329 ,288 ,276 ,060 ,329 ,371* ,276 ,276 ,060 ,327 ,288 -,147 *
,371* ,288 ,276 1 -,147 ,542**
Correlation
ITEM
Sig. (2-
017 ,076 ,123 ,140 ,753 ,076 ,043 ,140 ,140 ,753 ,077 ,123 ,439 ,000 ,043 ,123 ,140 ,439 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * * *
Pearson -,487 -,583 -,623 -,639 1,000 -,623
-,311 *
-,367* *
-,311 *
-,367* -,367* -,583** *
-,487** **
-,147 *
-,487** -,367* -,147 1 -,430*
Correlation
ITEM
Sig. (2-
018 ,094 ,006 ,046 ,001 ,094 ,000 ,046 ,046 ,001 ,000 ,006 ,000 ,439 ,000 ,006 ,046 ,439 ,018
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** ** *
TOTA Pearson ,732 ,739 ,741 ,587 ,732 ,706 ,741 ,741 ,587 ,757 ,739 -,430 ,542 ,706 ,739 ,741 ,542 -,430 1
L Correlation
114

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,018 ,002 ,000 ,000 ,000 ,002 ,018
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,844 18
LAMPIRAN 14

MASTER TABEL PENELITIAN

HUBUNGAN
TINGKAT
KEMATANG
AN
EMOSIONA
L DENGAN
PERILAKU
AGRESIF
PADA
REMAJA

K
et
er
a
n
g
a
n:
U J SKOR SKOR
si E TING PERIL
a N KAT AKU
I KEMA AGRE
S TANG SIF
AN
K EMOS
E IONA
L L
A
116

M
I
N
1

:
L
A
1: K
15 I
- -
16 L
ta A
hu K
n I SS : 4 SS : 4
2

:
P
E
2: R
17 E
- M
18 P
ta U
hu A
n N S:3 S:3
TS : 2 TS : 2
STS : STS :
1 1

DAT KUESIONER TINGKAT S


A KEMATANGAN EMOSIONAL K
117

UM
UM
N
A
M
NA U PPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
1OF S 2 13 23 31 43 53 64 72 83 93 14 12 13 14 14 12 12 12 14 12 23 5
2D 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
3H 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 66
4F 2 4 3 2 3 4 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 16
5M 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 77
6A 1 4 4 2 3 4 1 1 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 05
7S 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 75
8A 1 3 2 1 2 4 1 2 4 3 3 3 4 2 4 3 1 4 3 4 3 85
9U 1 4 3 3 2 3 3 1 2 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 1 56
1S 1 3 3 1 2 3 2 2 1 2 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 3 54
01 E 1 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 2 1 4 4 2 3 3 3 4 3 85
11 D 1 4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 36
21 A 1 4 3 4 3 2 2 3 3 3 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 3 66
31 Y 1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 4 4 37
41 W 2 3 2 1 1 3 1 2 1 2 3 1 1 2 3 3 1 2 3 2 3 34
51 E 2 4 3 1 3 4 2 3 3 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 06
61 K 2 4 3 1 1 4 3 2 1 2 3 3 1 2 4 3 3 3 3 4 3 53
71 K 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 37
81 A 2 4 2 2 4 3 2 2 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 06
92 D 2 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4 4 36
02 M 1 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 53
1 4
118

2D 1 333434 4 2 4 2 4 2 3 4 4 3 4 3 4 2 6
22 N 1 442332 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 56
32 R 1 443332 2 2 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 46
42 R 1 332332 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 35
52 A 2 432443 2 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 46
62 B 2 441142 1 3 4 4 2 2 4 4 1 4 3 4 4 4 86
72 C 2 333433 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 06
82 A 2 332323 3 2 3 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 36
93 M 2 422441 4 2 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 36
03 S 2 421432 4 2 4 4 2 2 2 4 3 2 4 4 3 4 46
13 N 1 321143 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 3 04
23 F 1 331132 3 1 3 3 2 1 4 3 2 1 1 3 3 3 84
33 D 1 442443 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 67
43 O 1 321232 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 15
53 D 1 332432 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 07
63 C 2 432343 4 4 4 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 2 06
73 S 2 432342 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 36
83 A 2 322332 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 05
94 L 2 322442 4 2 3 3 2 2 4 4 2 3 4 3 4 4 56
04 D 2 332343 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 4 16
14 W 2 432333 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 15
24 F 2 431232 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 95
34 J 2 332243 3 2 3 4 2 2 4 4 3 3 3 4 4 3 56
44 S 2 434432 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 17
54 C 2 333332 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 36
64 A 1 332433 3 2 4 3 2 3 3 4 1 3 4 3 4 3 36
7 0
119

4D 1 331124 3 1 2 4 2 3 3 4 3 1 3 3 1 3 5
84 G 1 332432 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 06
95 I 1 331333 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
05 M 1 331232 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 95
15 Z 1 431234 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
25 A 2 434432 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 16
35 H 2 333332 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 85
45 H 1 332344 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 67
55 R 1 431232 4 2 2 3 2 2 3 4 4 2 4 4 2 3 25
65 A 1 432342 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 66
75 K 1 432342 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 76
85 C 1 432342 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 06
96 K 1 332332 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 65
06 T 1 332243 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 96
16 R 2 431342 3 1 3 4 4 3 2 4 3 2 2 3 4 4 55
26 G 2 342333 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 95
36 K 2 331234 2 1 3 4 2 1 4 3 2 2 2 4 4 4 95
46 V 2 431434 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 46
56 D 2 432343 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 86
66 N 1 431344 2 3 3 4 3 2 2 4 2 2 2 2 3 3 75
76 R 1 331232 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 65
86 L 2 441342 2 2 1 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 76
97 W 1 331442 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 25
07 A 1 333343 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 96
17 F 1 422332 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 35
27 R 2 332431 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 4 76
3 5
120

7F 2 332243 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 6
47 R 1 332332 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 25
57 S 2 333243 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 95
67 M 2 322232 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 4 75
77 V 2 433343 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 36
87 F 2 322332 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 75
98 D 2 441341 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 45
08 M 2 422331 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 96
18 A 1 333332 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 95
28 D 2 321242 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 96
38 S 2 333332 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 06
48 Y 2 331231 3 1 3 4 1 3 2 4 3 2 3 3 2 4 25
58 N 2 442343 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 16
68 S 1 431232 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 95
78 H 1 332332 4 2 4 3 2 1 3 4 2 2 2 3 3 3 75
88 R 1 332233 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 46
99 P 1 341243 3 1 1 3 2 1 4 4 3 4 2 4 4 4 05
09 N 1 431332 3 2 1 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 75
19 R 2 332332 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 55
2 321232 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 45
277611 6 3 8 1 3 2 0 3 8 6 9 0 0 0 5
121

KUESIONER PERILAKU AGRESIF S


NP P P P P P P P P P P P P P P P P P K
O
1 12 22 32 42 54 64 71 83 92 11 11 13 12 12 12 14 11 11 3
2 4 2 4 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 95
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 4 4 4 2 2 65
4 2 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 1 2 1 4 3 24
5 4 1 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 3 85
6 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 1 3 2 2 4 2 4 85
7 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 1 2 4 4 4 3 3 57
8 4 4 4 4 3 4 1 4 3 2 3 1 3 1 3 4 3 3 85
9 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 4 2 2 44
1 1 1 4 4 4 3 2 2 1 2 2 3 3 2 1 3 3 3 84
10 3 1 4 4 4 3 3 1 3 2 3 1 3 2 3 3 4 3 54
11 1 1 2 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 3 05
21 1 1 2 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 55
31 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 3 3 4 3 2 3 45
14 1 1 4 4 2 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 4 3 2 39
51 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 86
61 3 2 3 4 2 1 1 3 1 2 2 3 2 2 2 4 2 3 44
71 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 26
8 2
122

1 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 6
92 3 2 4 4 4 2 1 2 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 35
02 1 2 4 3 4 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 55
12 3 2 4 4 4 3 3 4 1 3 3 2 4 4 3 3 4 4 05
22 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 85
32 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 1 2 3 3 3 2 3 55
42 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 2 3 3 4 2 2 85
52 3 2 4 4 2 4 2 2 3 3 3 1 3 4 4 4 3 3 85
62 3 1 3 4 3 3 4 3 3 2 3 1 2 2 4 4 2 4 45
72 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 3 15
82 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 2 4 4 4 75
93 4 2 4 4 4 3 1 3 3 3 3 4 4 1 3 3 4 4 25
03 3 3 4 4 4 4 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 76
13 4 3 4 4 3 4 3 3 3 1 2 2 3 1 2 3 3 4 15
23 1 1 3 4 3 3 1 1 1 1 1 4 3 1 2 4 2 3 23
33 2 3 4 4 4 4 1 3 3 3 4 1 4 2 4 4 4 4 95
43 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 1 2 3 3 4 2 3 85
53 3 4 4 4 3 2 1 3 3 2 2 4 2 2 3 4 3 3 15
63 3 1 1 4 3 4 2 3 3 3 3 1 4 4 4 4 3 4 25
73 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 3 46
83 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 45
94 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 66
04 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 15
14 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 1 4 4 4 4 3 3 96
24 2 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 2 24
34 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 4 3 3 75
4 7
123

4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 1 3 3 3 4 4 4 6
54 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 16
64 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 2 2 2 4 4 3 2 35
74 4 3 2 4 2 3 2 3 1 1 1 4 3 1 3 3 3 3 54
84 1 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 1 4 3 4 4 3 3 65
95 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 75
05 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 45
15 3 2 4 4 4 3 3 2 3 3 4 1 3 3 3 4 3 2 45
25 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 46
35 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 1 3 4 4 4 2 1 05
45 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 1 2 4 4 4 4 4 96
55 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 1 2 4 1 3 4 4 4 35
65 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 75
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3 3 4 3 3 96
85 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 4 1 3 1 3 4 4 4 25
96 2 2 4 4 3 4 4 4 2 3 3 1 4 4 3 4 3 3 55
06 1 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 76
16 2 2 4 4 3 4 3 3 2 2 3 1 2 3 4 4 4 4 15
26 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 45
36 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 4 3 3 24
46 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 4 2 25
56 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 75
66 2 1 4 4 4 3 1 3 2 1 3 2 2 2 4 4 2 3 64
76 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 75
86 2 1 4 4 3 4 3 3 3 1 1 4 2 1 4 4 4 4 65
97 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 2 3 25
0 9
124

7 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 6
17 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 35
27 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 1 2 3 4 4 3 3 65
37 2 2 4 4 4 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 4 3 3 85
47 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 2 55
57 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 35
67 3 3 2 4 4 3 3 4 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 85
77 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 36
87 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 1 3 3 4 4 3 3 25
98 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 85
08 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 1 2 2 4 15
18 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 4 4 4 2 2 56
28 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 2 2 4 3 3 05
38 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 85
48 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 1 2 2 2 2 4 3 2 94
58 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 4 85
68 4 2 4 4 4 3 2 4 2 3 2 4 4 1 4 4 3 2 55
78 2 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 65
88 2 2 2 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3 15
99 4 4 1 4 2 4 4 4 1 1 3 4 3 1 2 1 4 3 55
09 3 3 4 4 3 3 2 2 3 1 2 4 2 3 4 4 2 3 05
19 3 2 3 4 3 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 24
2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 85
7 3 3 5 2 0 5 8 4 5 8 8 7 4 8 4 8 8 0
125
LAMPIRAN 15

DOKUMENTASI KEGIATAN
127

LAMPIRAN 16

TABEL ANALISA DATA

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 ,588a ,346 ,338 4,634

a. Predictors: (Constant), EMOSIONAL


b. Dependent Variable: AGRESIFITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 92
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 4,60896467
Absolute ,043
Most Extreme Differences Positive ,032
Negative -,043
Kolmogorov-Smirnov Z ,415
Asymp. Sig. (2-tailed) ,995

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Correlations

EMOSIONAL AGRESIF

Pearson Correlation 1 ,588**

EMOSIONAL Sig. (2-tailed) ,000

N 92 92
**
Pearson Correlation ,588 1

AGRESIF Sig. (2-tailed) ,000

N 92 92

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


128

LAMPIRAN 17

UJI PLAGIASI

Anda mungkin juga menyukai