NIA DAMAYATRI,S.Kep
BP.1741313069
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
nikmat Nya yang selalu dicurahkan kepada seluruh hamba Nya. Shalawat beserta
salam dikirimkan kepada tauladan umat islam yakninya nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah dengan nikmat dan hidayah-Nya, penulis telah dapat
menyelesaikan karya ilmiah akhir ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN.N DENGAN KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN
USIA SEKOLAH DAN MANAJEMEN ASUHAN : STIMULASI MORAL
DAN SPIRITUAL PADA KELOMPOK USIA SEKOLAH DI RW 01
KELURAHAN PARAK GADANG TIMUR PADANG”.
Terimakasih yang sebesar - besarnya penulis ucapkan kepada ibu Ns.Dewi
Eka Putri M.Kep.,Sp.Kep.J sebagai pembimbing I dan ibu Ns. Rika
Sarfika,M.Kep sebagai pembimbing II yang telah memberikan nasehat, arahan,
bimbingan dan masukan dengan penuh kesabaran serta perhatian dalam menyusun
karya ilmiah akhir ini. penuh kesabaran untuk membimbing peneliti dalam
menyusun karya ilmiah ini. Selain itu peneliti juga mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Prof Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes., FISPH., FISCM selaku Dekan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
2. Ibu Ns. Rika Fatmadona, M.Kep.Sp.KMB selaku ketua Program Studi
profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
3. Ibu Ns. Rika Sarfika, M.Kep selaku ketua koordinator siklus keperawatan
jiwa komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
4. Ibu dr. Mela Aryati selaku pimpinan Puskesmas Andalas
5. Ibu Ns. Yusmarni, S.Kep selaku pembimbing klinik di Puskesmas Andalas
6. Ketua RW, RT dan kader kesehatan RW I Kelurahan Parak Gadang Timur
yang sudah memberikan bantuan dalam pengumpulan data dan pelaksanaan
kegiatan dimasyarakat
7. Bapak/ibu dosen dan staff Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang
telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peneliti selama
perkuliahan.
8. Kepada keluarga yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi,
do’a dan restu kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.
9. Kepada teman seperjuangan selama profesi yang telah memberikan
semangat hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah akhir ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
vi
Program Studi Profesi Ners
Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
Desember, 2018
Padang
ABSTRAK
Usia sekolah merupakan anak dengan usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah
menjadi pengalaman inti anak, dimana anak dianggap mulai bertanggungjawab
atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua, teman sebaya dan
orang lainnya. Pada masa ini terjadi perkembangan pada usia sekolah yaitu pada
aspek fisik, motorik, kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, moral, spiritual, dan
psikososial. Untuk mencapai perkembangan yang optimal pada usia sekolah,
maka perlu diberikan stimulasi perkembangan dimana peran orang tua disini
menjadi salah satu faktor keberhasilan stimulasi tersebut diberikan.Selain itu
peran perawat jiwa komunitas disini juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak usia sekolah, karena tidak hanya diberikan pada individu
anak usia sekolah saja namun pada kelompok anak usia sekolah juga diberikan
stimulasi pada aspek moral dan spiritual. Karya ilmiah ini bertujuan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien dengan usia
sekolah dan mampu menerapkan manajemen layanan CMHN khususnya pilar IV
terkait manajemen asuhan pada anak usia sekolah. Pelaksanaan asuhan
keperawatan dilakukan pada tanggal 19 November sampai 29 November 2018 dan
manajemen pelayanan keperawatan dilaksanakan pada tanggal 27 November
2018. Hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan adalah klien mengalami
peningkatan perkembangan pada aspekfisik, motorik, kognitif, bahasa, emosi,
kepribadian, moral, spiritual, dan psikososial. Pada pelaksanaan manajemen
pelayanan keperawatan didapatkan hasil terjadinya peningkatan rata-
rataperkembangan moral dan spiritual anak setelah dilakukan stimulasisebesar
20.0%. Disarankan kepada perawat agar melakukan kerjasama lintas sektoral
dengan Dinas Pendidikan dalam melakukan stimulasi perkembangan pada anak
usia sekolah, sehingga anak usia sekolah dapat meningkatkan perkembangannya.
vii
Ners Professional Study Program
Nursing faculty
Andalas University
December, 2018
ABSTRACT
School time for children by age is 6-12 years old. Which that means the school
where the children learn most of their experience, where children are considered
start responsible for their behavior between their self, parent and their friend.
During this period children in the school-age developed in the aspect of physical,
motor, cognitive, language, emotional, personality, moral, spiritual, and
psychosocial. To achieve optimal development in school age, the children need to
take the development of stimulationwhere the role of parents here is one-factor
success stimulation was given. In addition, the role of community mental health
nurses has been quite influential on the school-age children. Because it is not just
given on individual school-age children alone but in the community school-age
children are also given stimulation on the moral and spiritual. This Medical
Journal it is aimed to giving the care of nursing with a comprehensive for a client
with school age and be able to apply CMHN management service especially
pillars IV related management in the care of children of school age. The
implementation of the child care nursing applied on 19 Novemberuntil 29
November 2018 and service management nursing held on 27 November 2018.
The results of the child care nursing that has been done are clients increased
development in the physical aspects, motor, cognitive, language, emotion,
personality, moral, spiritual, and psychosocial. On the implementation of
theservice management nursing get increasingaverage moral development and
spiritual stimulation to 20.0%.Suggested to nurses to conduct cross-cutting
cooperation with the department of education in doing stimulation development in
school-age children. so the children of school age can enhance its development.
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB III LAPORAN KASUS
A. Manajemen Asuhan Keperawatan ......................................................... 47
1. Pengkajian ........................................................................................ 47
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................... 57
3. Rencana Asuhan Keperawatan ......................................................... 57
4. Implementasi .................................................................................... 59
5. Evaluasi ............................................................................................ 63
B. Manajemen Layanan CMHN ................................................................ 72
1. Pengkajian ........................................................................................ 74
2. Analisa Masalah ............................................................................... 81
3. POA (Plan of Action) ......................................................................... 85
4. Implementasi .................................................................................... 87
5. Evaluasi ............................................................................................ 88
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan pada Usia Sekolah .............................................. 90
1. Pengkajian ........................................................................................ 90
2. Diagnosa........................................................................................... 97
3. Intervensi .......................................................................................... 98
4. Implementasi .................................................................................... 100
5. Evaluasi ............................................................................................ 106
6. Rencana Tindak Lanjut .................................................................... 110
B. Manajemen Layanan Keperawatan ...................................................... 111
1. Pengkajian ........................................................................................ 111
2. Rencana Tindakan Keperawatan ...................................................... 112
3. Implementasi ................................................................................... 112
4. Evaluasi ............................................................................................ 113
5. Rencana Tindak Lanjut .................................................................... 114
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 115
x
B. Saran ...................................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 118
LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut
Undang Kesehatan Jiwa, 2014). Kesehatan jiwa dipengaruhi oleh berbagai faktor
tetap sehingga kesehatan jiwa seseorang merupakan keadaan yang dinamik atau
dengan adanya perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh,
1
Tahap pertumbuhan dan perkembangan individu menurut Erickson terdiri
atas delapan tahapan dan salah satu diantaranya adalah tahap perkembangan usia
sekolah. Anak usia sekolah dikenal dengan fase berkarya versus rasa rendah diri.
Masa ini berada diantara usia 6 sampai 12 tahun, dimana anak bisa menyelesaikan
tugas sekolah dan tugas rumah yang diberikan, mempunyai rasa bersaing, senang
kelompok usia 0-14 tahun didunia tahun 2018 sekitar 26%. Anak usia 0-14 tahun
(WHO, 2018). Data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017 menunjukkan
jumlah anak usia 6-12 tahun kurang lebih mencapai 45 juta jiwa di Indonesia
(Kemenkes, 2018).
Usia sekolah disebut sebagai masa intelektual atau masa penyesuaian dalam
sekolah yang sesuai, maka harus dilakukan persiapan ketahanan dan kesehatan
yang optimal agar anak dapat menjadi produktif dengan memberikan stimulasi
perkembangan pada anak. Aspek perkembangan pada anak usia sekolah meliputi
(Keliat, 2011).
senang bermain dengan kekuatan fisik seperti berlari, melompat dan keterampilan
2
dengan keterampilan gerak pada usia sekolah dasar, motorik anak sudah lebih
halus dan lebih terkoordinasi dari masa sebelumnya. Menurut hasil penelitian
Prabowo (2017), 32,5% anak usia sekolah memiliki kemampuan motorik baik dan
pada anak usia sekolah dari 76 % menjadi 84% setelah diberikan stimulasi
perkembangan.
berpikir. Ciri perkembangan kognitif pada anak yaitu bisa membedakan antara
khayalan dan kenyataan, memahami sebab dan akibat, kemampuan dalam menilai
berada pada kategori sedang dan setelah diberikan stimulasi terjadi peningkatan
bahasa anak tergantung pada pematangan otak secara biologis. Dengan bahasa
lain. Perkembangan bahasa yang terjadi dimasa awal cenderung permanen dan
Aspek emosi pada anak usia sekolah merupakan perasaan senang mengenai
sesuatu, marah kepada seseorang ataupun takut terhadap sesuatu. Menurut hasil
3
penelitian yang dilakukan Retno (2013), faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi anak bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar.
adalah ketetapan dalam pola kepribadian dimana terdapat kecendrungan ciri sifat
kepribadian anak yang menetap dan relatif tidak berubah (Sudianto, 2017).
Pada aspek moral berkaitan dengan aturan mengenai apa seharusnya yang
norma yang ada dikeluarga dan masyarakat, dan ditinjau dari behavioristik seperti
menepati janji, mendapat hukuman, dan pujian yang sering dialami anak (Murply,
2007).
dari kepercayaan ini, sistem kepercayaan yang khusus, jalan hidup dalam
merasakan rasa cinta dan kepercayaan terhadap Tuhan. Kecerdasan spiritual dapat
Orang tua sangat penting untuk memberikan pendidikan spiritual pada anaknya
Pada aspek psikososial, menururt Erikson anak usia sekolah berada dalam
4
kemampuan menghasilkan karya, berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-
usia sekolah lebih banyak dipengaruhi oleh teman sebaya terlihat bahwa anak
kembang anak dapat berjalan dengan baik jika anak mempunyai kesadaran diri
Dampak jika stimulasi tidak dilakukan pada anak usia sekolah maka akan
beresiko pada tahap perkembangan mental anak sekolah yang menjadi terhambat
(Jansen, 2012). Apabila anak tidak bisa melewati masa perkembangan maka
membangkang pada orang tua untuk mengerjakan tugas, tidak ada kemauan untuk
bersaing dan terkesan malas, tidak mau terlibat dalam kegiatan kelompok,
memisahkan diri dari teman sepermainan dan teman sekolah. Akibat dari
sekitar 1000 anak berusia 4 – 15 tahun, yang mengalami masalah mental dan
yang dilakukan oleh Belfer (2006, dalam Rahmadi, 2015) menyebutkan bahwa
diperkirakan prevalensi masalah emosional dan perilaku pada anak sebesar 20%.
sebagian besar anak merasa dirinya lebih hebat dan berkuasa di antara teman-
5
temannya (41,5%) dan sering melampiaskan kemarahannya pada orang lain
(44,7%) hal ini menunjukkan bahwa tedapat masalah pada kemampuan anak
dalam mengelola emosi. Hal ini dapat terjadi karena anak kurang mendapatkan
stimulasi perkembangan.
Anak yang diasuh oleh orangtua yang berpendidikan rendah memiliki risiko tiga
yang dilakukan oleh Ariyana (2009) dimana terdapat hubungan yang signifikan
juga dipengaruhi oleh pola asuh yang diterapkan dalam keluarga. Pola asuh
merupakan suatu sikap dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang, yang salah
satunya dengan memberikan stimulasi terkait tumbuh kembang pada anak. Anak
dengan anak yang kurang mendapatkan stimulus (Marmi & Rahardjo, 2015).
perilaku kekerasan seperti memukul bila bersalah, sering memberi hukuman yang
tidak mendidik. Pola asuh otoriter akan melahirkan perilaku agresif pada anak.
6
Pada keluarga yang kurang akan informasi mengenai tumbuh kembang dan
cara melakukan stimulasi pada anak, menjadi suatu indikator untuk terjadinya
keterlambatan perkembangan yang bisa terjadi pada anak. Hasil penelitian Saadah
anak diantaranya pendidikan, umur, dan pengetahuan. Maka dari itu, perawat
memiliki peran penting sebagai pendidik dan pemberi asuhan dengan menjadikan
proses interpersonal yang melibatkan interaksi antara klien dan perawat yang
muncul. Perawat menggunakan diri sendiri sebagai alat dalam membangun dan
diharapkan anak usia sekolah dapat mengungkapkan apa yang dirasa atau
7
sehat jiwa, kelompok keluarga yang beresiko mengalami gangguan jiwa serta
terapi baik bagi individu, keluarga dan kelompok. Berbagai terapi dapat diberikan
perawat kepada anak sesuai dengan tahap perkembangan anak, seperti, terapi
bermain, terapi kelompok, dan terapi lingkungan (Hamid, 2010). Salah satu terapi
saling bertukar pikiran dan pengalaman serta mengembangkan pola perilaku yang
baru (Yusuf, 2015). Terapi kelompok membantu orang tua dan guru mengatasi
dengan stimulasi aspek moral dan spiritual pada kelompok anak usia sekolah.
Aspek perkembangan moral dan spiritual pada anak penting untuk distimulasi
8
agar anak mampu melaksanakan nilai moral yang ada di lingkungan tempat
sehingga hal tersebut harus dibiasakan, ditanamkan, dan dibina pada anak.
Timur, didapatkan data jumlah penduduk adalah 1.337 jiwa (404 KK). Dengan
dan usia anak-anak. Hasil wawancara yang dilakukan kepada 10 orang ibu yang
anak usia sekolah yang normal dan tidak mengetahui cara menstimulasi tumbuh
kembang anak.
9
Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada guru SDN 10 Aur Duri yang
nakal, suka bolos sekolah dan tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan. Guru
mengatakan akan menghukum siswa berdiri didepan kelas jika tidak mengerjakan
tugas sekolah dan tidak mengikuti peraturan agar siswa merasa jera. Guru
belum adanya reward yang diberikan pada anak. Dari hasil wawancara 3 dari 5
anak mengatakan bahwa mereka masih malu tampil didepan kelas, terkadang
keperawatan pada anak usia sekolah dan manajemen asuhan stimulasi tumbuh
kembang pada kelompok anak usia sekolah tentang aspek moral dan spiritual di
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
10
c. Mampu merumuskan intervensi keperawatan pada klien anak usia
sekolah.
C. Manfaat Penelitian
1. Puskesmas Andalas
2. Pendidikan
11
mutu pendidikan, khususnya pada mata ajar keperawatan jiwa komunitas
3. Penulis
dini oleh orang tua tentang cara memberikan stimulasi perkembangan pada
sekolah.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode
sendiri dalam hubungan dengan orang tua, teman sebaya dan orang lainnya.
keterampilan tertentu.
kemampuan diri sendiri. Pencapaian ini akan membuat anak bangga terhadap
menyebabkan anak merasa rendah diri sehingga pada masa dewasa, anak
a. Faktor genetik
semua ciri atau karakteristik individu yang diwariskan kepada anak atau
13
segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang sejak masa
(Wong, 2009).
b. Lingkungan
c. Faktor Nutrisi
Nutrisi yang baik akan mempengaruhi perkembangan, terutama untuk
d. Hubungan interpersonal
Hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting dalam
kemampuan anak.
14
e. Tingkat sosioekonomi
Keluarga dari kelompok sosioekonomi rendah mungkin kurang
anak. Pada masa kini, anak-anak cenderung memilih media dan figur
olahraga sebagai model peran idola mereka, sedangkan dimasa lalu mayoritas
anak memilih orang tua atau wali mereka sebagai orang yang paling ingin
teman sebaya dan mempunyai sahabat karib, serta berperan dalam kegiatan
kelompok.
pada orang tua untuk mengerjakan tugas, tidak ada kemauan untuk bersaing
dan terkesan malas, tidak mau terlibat dalam kegiatan kelompok, memisahkan
15
1) Biologis
meliputi riwayat pre natal, intra natal, post natal, riwayat imunisasi
yang lengkap, riwayat status gizi yang baik, tidak ada riwayat penyakit
fisik kronis/cacat, tidak ada riwayat trauma kepala, dan tidak ada
2) Psikologis
3) Sosial Budaya
keluarga, tidak ada kekerasan fisik, verbal dan emosi, anak dilibatkan
16
diberikannya merupakan faktor yang menguntungkan untuk
b. Presipitasi
1) Nature
fisik pada anak usia sekolah yaitu kenaikan tinggi pertahun adalah
badan 147 cm dan anak laki-laki 146 cm dan kenaikan berat lebih
perempuan.
17
mengontrol tingkah laku sosial dan mengembangkan ketrampilan
2) Origin
b) Eksternal : Pola asuh & stimulasi dari keluarga baik (bio, psiko,
keberadaannya.
3) Timing
4) Number
5. Penilaian Stressor
periode masa kanak-kanak dimana anak mulai matang secara seksual pada
interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari keluarga serta
perkembangan anak di usia sekolah yang sudah dicapai yang terdiri dari
18
aspek yaitu motorik, kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, moral, spiritual
dan psikososial.
a. Perkembangan Motorik.
melompat jatuh, naik dan turun tangga, loncat tali, dapat mengenakan
motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada tahun pertama
19
Seiring dengan perkembangan motorik bagi anak usia sekolah, anak
b. Perkembangan Kognitif
2009). Selain Sternberg (2013) menyatakan bahwa kognitif pada anak usia
20
lingkungannya untuk mengoptimalkan peluang-peluang serta mampu
memecahkan masalah.
c. Perkembangan Bahasa
lagi egosentris seperti masa pra sekolah. Anak sudah paham beberapa
kata dengan lebih dari satu arti (Potter & Perry, 2009).
Anak usia sekolah sudah mampu menguasai lebih dari 2.500 kata.
d. Perkembangan Emosi
menjadi dua yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif dapat
21
berupa rasa antusias, rasa senang dan rasa cinta. Bentuk emosi negatif
perasaan perilaku agrasif yang merugikan diri sendiri dan orang lain,
tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga, memiliki rasa tanggung jawab,
e. Perkembangan Kepribadian
pengaruh dari orang tua. Selain itu dari kondisi fisik, intelegensi, teman
salah satunya berkaitan dengan teman sebaya, karena teman sebaya pada
22
diperoleh secara realistis, mampu mengatasi kehidupan yang didahapi
f. Perkembangan Moral
dan prilaku tentang standar benar atau salah. Pada usia anak sekolah,
peraturan dan merasa bersalah jika tidak sesuai peraturan yang berlaku
(Potter & Perry, 2009). Anak usia sekolah sudah harus mampu menilai
moral (mengenal benar atau salah, baik atau buruk), anak sudah dapat
moral semakin dipandu oleh rasa keadilan, anak ingin menjadi baik untuk
g. Perkembangan Spiritual
dan interaksi sosial anak. Aspek spiritual pada anak usia sekolah
mendapat peranan yang cukup besar dari orang tua. Orang tua
memberikan contoh - contoh dasar spiritual yang akan dilihat oleh anak
23
dan akan menjadikan kebiasaan anak tersebut (Anderson & Mcfarlane,
2011).
ritual diterimanya sebagai keharusan moral, dalam hal ini tidak juga
seperti: hormat kepada orang tua atau orang yang lebih tua, memberikan
h. Perkembangan Psikososial
juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group)
luas. Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri
24
berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah
menyesuaikan diri terhadap orang lain atau dapat bekerja sama dengan
6. Sumber Koping
a. Personal Ability
b. Sosial Support
25
c. Material Aset
pelayanan kesehatan.
d. Positive Belief
7. Mekanisme Koping
a. Adaptif
26
melakukan hobi, dan berpikir bahwa dirinya adalah orang yang
b. Destruktif
tidak ada kemauan untuk bersaing dan terkesan malas, tidak mau
8. Diagnosa Keperawatan
27
keluarga mampu memahami pengertian perkembangan anak usia sekolah,
Kaji keterampilan motorik kasar dan halus anak, fasilitasi anak untuk
memberikan penjelasan dan jawaban yang benar setelah soal dijawab oleh
28
Mengembangkan kemampuan bahasa anak bersama keluarga: mengkaji
anak.
perilaku amarah yang merugikan diri sendiri dan orang lain dan mampu
mengatasi stress
mengkaji nilai-nilai moral dan spiritual yang sudah diajarkan pada anak,
29
Mengembangkan keterampilan adaptasi psikososial bersama keluarga:
prestasi yang diraih, dan melatih anak berhubungan dengan orang lain
perkembangan
meyimpang
berkarya
30
e) Diskusikan dengan anak mengenai harapannya dalam berinteraksi dan
belajar
f) Tidak menuntut anak untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
belajar
berkarya
rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh klien saat ini (here and now)
serta hal yang tidak boleh dilupakan bahwa perawat harus mendokumentasikan
11. Evaluasi
31
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan yang mencakup perubahan atau
2014).
sebagai berikut (Keliat et al dalam Draft Asuhan Keperawatan Jiwa UI, 2016):
perkembangan.
dengan cara melatih para tokoh masyarakat untuk menjadi kader kesehatan
jiwa.
32
Menurut Keliat (2011), manajemen pelayanan CMHN yang
kesehatan.
2. Tujuan CMHN
b. Tujuan khusus :
33
7) Memberikan asuhan keperawatan pada usia dewasa yang gangguan
bunuh diri, isolasi diri, halusinasi, waham dan defisit perawatan diri.
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
34
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk
Lintas program dalam hal ini kerja sama dengan Dinas Kesehatan
3) Pengarahan
Pengarahan adalah langkah ketiga dari fungsi manajemen yaitu
35
Kegiatan pengarahan yang akan dilaksanakan pada layanan
negoisasi.
4) Pengendalian
diberikan intervensi.
1) Perencanaan
36
Dengan tugas perawat yaitu menyusun visi dan misi, menyusun
tahunan
2) Pengorganisasian
daftar keluarga di desa siaga sehat jiwa dan daftar keluarga yang
3) Pengarahan
dengan pendelegasian
4) Pengendalian
keluarga
37
mengontrol diri dan terlibat dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri
(Helvie, 2008).
1) Pengertian Kader
Kader sebagai warga masyarakat setempat yang dipilih dan
(Keliat,2007).
38
b) Menggerakkan keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa
masalah posikososial
telah mandiri
dengan berbagai profesi dan sektor terkait lain di masyarakat dengan tujuan
39
Kemitraan dalam layanan kesehatan di komunitas merupakan bentuk
tukar informasi yang diperlukan semua sektor agar terjadi koordinasi dan
dan desa.
kesehatan jiwa
40
Salah satu pilar praktik keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah
jiwa komunitas kepada kelompok keluarga yang sehta jiwa, keluarga yang
masih memerlukan perawatan total (total care) dan perawatan parsial (partial
41
Uraian tugas perawat CMHN dalam pilar IV yaitu:
diri, resiko bunuh diri, isolasi sosial, ansietas, koping keluarga tidak
4) Penggerakan masyarakat
42
Asuhan keperawatan sehat jiwa dengan perkembangan psikososial pada
anak usia sekolah terdiri atas asuhan individu dan kelompok. Untuk asuhan
individu diberikan kepada anak dan orang tua dalam suatu keluarga. Dan
untuk asuhan kelompok diberikan pada sekelompok anak usia sekolah dengan
usia 6 - 12 tahun. Terapi kelompok membantu orang tua dan guru mengatasi
dengan memberikan stimulasi aspek moral dan spiritual pada kelompok anak
usia sekolah. Stimulasi yang diberikan yaitu stimulasi aspek moral dan
spiritual. Kegiatan yang dilakukan pada stimulasi aspek moral dan spiritual
usia sekolah.
moral (mengenal benar atau salah, baik atau buruk), anak sudah dapat
mengikiti peraturan dari orang tua, sekolah, dan lingkungan sosial lainnya,
dipandu oleh rasa keadilan, anak ingin menjadi baik untuk memelihara
tatanan sosial.
43
kebutuhan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika,
diterimanya sebagai keharusan moral, dalam hal ini tidak juga hanya sebagai
kepada orang yang lebih tua, memberikan bantuan kepada orang yang
Pada aspek moral kegiatan stimulasi yang dapat dilakukan oleh guru
moral dan spiritual terhadap anak usia sekolah seperti melakukan permainan
kewajiban lalu meminta anak untuk melakukan apa yang sudah dicontohkan.
agama seperti melatih anak untuk mempraktekkan cara solat yang benar,
44
dan dibina pada anak. Penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih (2011)
45
BAB III
LAPORAN KASUS
Pada bab ini akan menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada tumbuh
kembang anak usia sekolah yang telah dilakukan dari tanggal 19 November
evaluasi.
1. Pengkajian
sekolah. An. N merupakan anak ke-2 dari 2 orang bersaudara. An. N lahir
secara normal, dengan usia kehamilan 36 minggu dengan berat lahir 2900
gram dan panjang lahir 48 cm. An. N mendapat ASI hingga umur 2 tahun.
Riwayat imunisasi An. N lengkap, tidak ada riwayat penyakit kronis / cacat,
trauma kepala dan penyakit genetik gangguan jiwa. Ibu An. N mengatakan
bahwa anaknya jarang sakit, biasanya sakit hanya demam ringan saja.
Selain itu ibu mengatakan bahwa nafsu makan anaknya baik, biasanya anak
makan dengan porsi yang cukup dan tidak ada pantangan. Status nutrisi
46
anak baik, berat badan An. N saat dilakukan pengukuran adalah 26 kg
sesuai dan mampu melakukan perawatan diri secara mandiri seperti mandi,
tampak sesuai dengan stimulus yang ada, ketika ditanya tentang film kartun
dengan suasana yang terjadi, An. N tampak senang dan senyum saat
bermain dan sedih saat dimarahi. Selama interaksi anak tampak kooperatif,
menatap lawan bicara dan mau diajak interaksi. Tidak ada masalah dalam
proses pikir, dimana An.N melakukan pembicaraan yang jelas dan tidak
berbelit-belit.
Anak mampu mengingat kejadian yang terjadi dua hari yang lalu ketika ia
menggambar.
47
hanya mendapat peringkat 15. An. N mampu untuk menilai mana yang
baik, buruk, benar atau salah terkait suatu tindakan. Anak mengatakan
bahwa tidak dalam kondisi sakit, jika ia sakit dibawa oleh orang tuanya
nasehat dari orang lain akan tetapi tampak kesal karena kemauannya tidak
diikuti. An. N mampu menyebutkan benda yang ditunjuk seperti pensil dan
48
juara? Anak mengatakan sebab ia tidak mendapat juara karena ia bermain
dirinya secara singkat, tapi belum mau untuk menceritakan kelebihan dan
malu. Selain itu, keluarga mengatakan bahwa An. N belum mampu untuk
keinginannya tidak dipenuhi orang tua. An. N selalu mengatakan hal yang
pada orang lain. An.N sering bercerita pada orangtua terutama pada ibunya
49
jika diganggu oleh teman disekolah. Untuk kebersihan dirinya sendiri, An.
N sudah mampu untuk mandi, buang air dan berhias secara mandiri. Saat
janjinya seperti ia berjanji dengan ibunya pada saat pulang sekolah harus
ganti baju dan makan siang dahulu, setelah itu boleh bermain. An. N juga
anaknya jika ingin bermain harus ganti baju dan makan terlebih dahulu.
berdoa setelah shalat, selain itu An. N rajin mengikuti kegiatan mengaji
50
maka anaknya akan dekat dan tidak malu-malu. Ny. R mengatakan
kembang pada anaknya serta cara menstimulasi tumbuh kembang anak agar
pedagang, dimana Tn.R dan Ny. R memiliki dua orang anak yaitu An.M
(12 tahun), dan An.N (8 tahun). Tn.R tinggal bersama istri dan 2 orang
anaknya. Tipe bentuk keluarga Tn.R adalah nuclear family (keluarga inti).
Tn.R tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, untuk saat ini
51
Saat dilakukan pengkajian terkait riwayat kesehatan keluarga inti, Ny.
yang sakit, namun biasanya hanya sakit demam dan batuk saja. Ny. R
Saat ditanya tentang pendapat sehat sakit, menurut Ny. R sehat adalah
keadaan kita tidak sakit dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti
biasanya tanpa ada gangguan Sedangkan sakit adalah saat kita memiliki
seperti demam, sakit kepala, sesak nafas, batuk, sakit gigi dan lain-lain..
Menurut Tn.R sakit adalah keadaan tidak mampu melakukan aktivitas, dan
apapun.
penerus yang berguna bagi keluarga dan orang lain. Selain itu Ny. R dan
penghasilan Tn.R sesuai UMR yang ada. Tn.R terkadang berusaha untuk
52
meningkatkan penghasilan keluarganya dengan usaha sampingan lainnya.
pemerintah.
pendidikan yang lebih tinggi dan tidak ada hal yang menjadi stressor jangka
Untuk struktur peran dalam keluarga, tidak ada masalah dengan peran-
53
dilakukan musyawarah terlebih dahulu. Jika Tn. R tidak dirumah, biasanya
Pada pola komunikasi keluarga Tn.R tidak ada seorang pun yang
anak-anaknya berdasarkan pada nilai agama, adat dan budaya yang berlaku
anak-anaknya sejak dari kecil seperti menghormati orang tua dan orang
54
Pada keluarga Tn.R tampak bahwa pola asuh yang diterapkan keluarga
keinginan anak. Selain itu keluarga selalu memberikan pujian pada anaknya
saat melakukan hal yang baik. Bahasa yang digunakan sehari-hari dalam
Keluarga Tn.R tinggal dalam lingkungan yang aman dan nyaman serta
tidak ada masalah. Rumah keluarga Tn. R permanen terdiri dari 2 kamar
tidur, 1 ruang tamu dan ruang tengah, 1 dapur, 1 kamar mandi. Rumah
klien merupakan jenis rumah permanen milik sendiri. Rumah klien cukup
Jarak rumah klien dan rumah tetangga tidak jauh ± 1-2 meter ke kiri-kanan
55
Fasilitas-fasilitas umum yang tersedia di komunitas adalah pelayanan
puskesmas pembantu dan jarak dari rumah keluarga Tn.R sekitar 500 m.
2. Diagnosa Keperawatan
56
mendemonstrasikan dan melatih cara menstimulasi perkembangan
pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal pada anak usia sekolah dengan
aspek motorik halus dan motorik kasar anak dengan memfasilitasi anak
dan motorik halus (menggambar dan mewarnai). Pada aspek kognitif akan
penjelasan dan jawaban yang benar setelah di soal diawab oleh anak dan
57
menceritakan tentang kelebihan dan kemampuan yang dimilikinya.
4. Implementasi
58
kontrak. Tindakan keperawatan lainnya adalah memberikan pendidikan
fisik yang optimal pada anak usia sekolah dengan menganjurkan untuk
kebersihan diri.
59
e. Mengembangkan aspek kognitif anak
lalu memberikan penjelasan dan jawaban yang benar setelah soal dijawab
60
h. Mengembangkan aspek moral dan spiritual anak
pada kemampuan aspek nilai moral dan spiritual anak, dengan tindakan
menonton video tentang kedisiplinan dan religius dari sebuah video upin
ipin, mengajarkan anak tentang suatu tindakan yang benar, salah, baik,
dimana melatih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa.
61
membina hubungan saling percaya dengan keluarga serta menutup dengan
pujian atas hal positif yang telah dilakukan oleh anak ataupun keluarga.
5. Evaluasi
psikososial pada anak usia sekolah yang normal dan menyimpang serta
anaknya.
62
b. Memberikan edukasi stimulasi perkembangan
kepada anak dan keluarga sebanyak satu kali pertemuan, didapatkan anak
makanan bergizi seperti dengan ikan beserta sayuran. Hasil evaluasi akhir
didapatkan hasil bahwa anak sudah sesuai dengan tahapan usianya. Anak
63
menggambar dan mewarnai. Anak tampak senang, dan bermain dengan
teman sebayanya serta tidak ada rasa rendah diri pada anak. Keluarga juga
psikososial anak.
belum mampu menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang, dan belum
semangat belajar, percaya diri dan ingin bersaing dengan temannya dalam
64
menceritakan kembali sebuah cerita yang di dengar maupun yang telah
yang telah dibaca sebelumnya. An.N tampak senang, percaya diri dengan
sebanyak satu kali pertemuan, dimana sebelumnya anak sering marah dan
rasa marah pada kakaknya dan tidak bertengkar. An.N tampak sudah mulai
nasehat dari orang lain. Sementara itu keluarga juga sudah memahami
Untuk evaluasi pada aspek nilai moral dan spiritual, sudah dilakukan
65
belum memahami bagaimana sesuatu tindakan yang benar, salah, baik, dan
tindak yang benar, salah, baik, buruk, dan mengajari anak pentingnya
memberikan contoh kepada anak agar moral dan spiritual anak optimal.
An.N mampu untuk berkomunikasi dengan orang dewasa baru dan An.N
66
melakukan stimulasi perkembangan An.N dengan baik, serta keluarga
wilayah kerja Puskesmas Andalas dengan luas wilayah 0,62 km2 dengan
wilayah yang dipenuhi dengan perumahan, dan tidak ada lahan untuk
Timur yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Utara dan
1 orang bidan.
adalah kelompok resiko hipertensi 48% dan stroke 9%. Sedangkan kasus
67
gangguan jiwa yang ditemukan dari hasil observasi dan wawancara adalah
Posyandu Kasih Ibu II, serta memiliki 8 kader posyandu yang siap
hasil deteksi dini yang dilakukan, masalah kesehatan secara umum yang
Terdapat 2 orang kader posyandu dan 1 orang kader kesehatan jiwa yang
baru dibentuk.
1. Pengkajian
1) Perencanaan (Planning)
68
Visi : Mewujudkan kelurahan parak gadang timur siaga sehat jiwa
Misi :
Filosofi :
Akhirat ”
69
keringanan biaya bagi keluarga yang tidak mampu di wilayah
kesehatan jiwa.
2) Pengorganisasian
RW.
70
b. Daftar Keluarga di Kelurahan Siaga Sehat Jiwa
86%, yang berisiko 12% dan yang mengalami gangguan jiwa 1%.
sosial dan 20% Resiko Prilaku Kekerasan. Dimana pada kasus yang
berobat.
3) Pengarahan
menerus.
71
b) Sudah terbentuk kader kesehatan jiwa di RW 01 kelurahan Parak
4) Pengendalian
dan PKM.
72
Sudah optimalnya fungsi manajemen kesehatan jiwa komunitas di RW
73
Akan tetapi pada tingkat RW belum ada kerjasama dengan
Gadang Timur
penduduk saat ini 1337 jiwa yang terdiri dari 404 KK dengan jumlah
74
kelompok resiko hipertensi dan stroke sedangkan kasus gangguan jiwa
jiwa dimana sebanya 60% Halusinasi, 20% Isolasi sosial dan 20%
sekolah tentang stimulasi aspek moral dan spiritual pada anak usia
75
mental. Jumlah anak usia sekolah di RW 01 Kelurahan Parak Gadang
sekolah. Hasil wawancara dengan orang tua yang memiliki anak usia
sekolah masih banyak yang nakal, suka bolos sekolah dan tidak mau
76
Belum optimalnya manajemen kasus kesehatan jiwa komunitas di RW
2. Analisa Masalah
Tabel 3.2
Analisa Masalah
No Data Masalah
1. Kemitraan lintas sektoral Belum optimalnya kerjasama
Belum ada kerjasama tingkat RW dengan lintas sektor dan lintas program
departemen lain untuk penanganan di RW 01 Keluruhan Parak
masalah kesehatan jiwa komunitas. Belum Gadang Timur
adanya kerjasama Departemen Agama
dengan masyarakat RW 01 terkait
pemberian terapi religius untuk
penanganan stress pada lansia.
2. Manajemen kasus Belum optimalnya manajemen
Belum adanya terapi kelompok untuk kasus kesehatan jiwa
stimulasi perkembangan pada kelompok komunitas di RW I Kelurahan
anak usia sekolah. Hasil wawancara Parak Gadang Timur
dengan orang tua yang memiliki anak usia
sekolah, didapatkan hampir seluruh ibu
mengatakan membiarkan anaknya bermain
tanpa mengetahui tujuan permainan
tersebut dan tidak mengetahui dampak dari
kurangnya stimulasi yang diberikan
terhadap tumbuh kembang anak.
77
Tabel 3.3
Analisa SWOT
78
tumbuh kembang dan bagaimana penerapan
mengatasi masalah stimulasi tumbuh
yang biasa ditemukan kembang dan
pada anak usia sekolah. masalah pada anak
usia sekolah
79
3. POA (Plan of Action)
Tabel 3.4
Rencana Kegiatan RW I Kelurahan Parak Gadang Timur
No Kegiatan Strategi Waktu PJ
I Pilar I: Pendekatan Manajemen
A Perencanaan
1 Penyusunan Visi, Misi, Dan Bekerjasama dengan seluruh 3-10-2018 Pengurus
Filosofi RW Siaga Sehat Jiwa KKJ RW I, VI dan VII Kelurahan
siaga sehat
jiwa
2 Penyusunan Rencana Harian, Bekerjasama dengan seluruh 3-10-2018 Pengurus
Bulanan, dan Tahunan RW Siaga KKJ RW I, VI dan VII Kelurahan
Sehat Jiwa siaga sehat
jiwa
B Pengorganisasian
1. Menyusun struktur organisasi Dilakukan bekerjasama 3-10-2018 Pengurus
kader tingkat RW dengan seluruh KKJ RW Kelurahan
RW I, VI dan VII siaga sehat
jiwa
2. Melakukan pengorganisasian Dilakukan oleh kader Okt – Nov Kader
warga berdasarkan status sehat kesehatan jiwa yang 2018 Kesehatan
jiwa, resiko psikososial, dan sebelumnya telah diberi Jiwa
gangguan jiwa pelatihan oleh mahasiswa
C Pengarahan
Melakukan pertemuan kader dan Mahasiswa memberi Okt – Nov Nia
mengadakan pengarahan tentang pengarahan (supervisi) 2018 Damayatri,
pelaksanaan kegiatan yaitu kepada kader yang sedang Putri Alin
berupa deteksi dini, penggerakan melakukan deteksi dini Kende,
80
masyarakat dan supervisi pasien penggerakan masyarakat dan Puti
gangguan di RW siaga sehat jiwa supervisi pasien gangguan di Lenggo
RW siaga sehat jiwa Geni
D Pengendalian
Melakukan monitoring dan Mahasiswa melakukan Okt – Nov Nia
evaluasi kemampuan kader mengevaluasi kemampuan 2018 Damayatri,
kesehatan jiwa dalam melakukan kader Putri Alin
deteksi dini, penggerakan Kende,
masyarakat Puti
Lenggo
Geni
II. Pilar II : Pemberdayaan Masyarakat
1. Rekruitmen kader kesehatan Jiwa Bekerjasama dengan ketua 9-10 Okt Mahasiswa
RW I, RT serta tokoh 2018
masyarakat
2. Seleksi kader kesehatan jiwa Bekerjasama dengan ketua 9-10 Okt Mahasiswa
2018
3. Pelatihan Kader Bekerja sama dengan PKM 11-12 Okt Mahasiswa
Andalas, Kelurahan Parak 2018
Gadang Timur dalam dan
mahasiswa aplikasi di RW I
Kel. Parak Gadang Timur
81
pada remaja
4. Implementasi
orang anak usia 10 sampai 11 tahun. Kegiatan dibagi menjadi 3 fase, yaitu
bahasa serta membentuk aturan / norma yang harus dipatuhi oleh seluruh
anggota kelompok.
anak usia sekolah, motorik, kognitif dan bahasa, emosi dan kepribadian,
82
Untuk fase terminasi mengevaluasi respon anak setelah kegiatan dan
5. Evaluasi
moral dan spiritual anak usia sekolah sebelum dan sesudah mengikuti
stimulasi.
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Anak yang Memiliki Kemapuan Aspek Moral
Dan Spiritual Sebelum dan Sesudah Stimulasi
di SDN 10 Aur Duri RW 01 Kelurahan
Parak Gadang Timur
(n=5)
No Variabel Sebelum Setelah
Jumlah % Jumlah %
1 Menepati janji pada 4 80.0 5 100
kelompok
2 Melakukan kewajiban 5 100 5 100
3 Mengikuti peraturan 3 60.0 4 80.0
4 Mengikuti kegiatan 3 60.0 5 100
keagamaan
5 Melakukan doa secara 3 60.0 4 80.0
rutin
6 Membaca kitab suci 3 60.0 4 80.0
anak yang paling banyak mengalami peningkatan dari aspek moral dan
83
spiritual adalah kemampuan mengikuti kegiatan keagamaan dimana pada
mengikuti peraturan, melakukan doa secara rutin, dan membaca kitab suci
dan setelah dilakukan stimulasi aspek moral dan spiritual menjadi 4 anak
melakukan dan setelah stimulasi juga terdapat 5 anak (100%) anak yang
melakukan.
Tabel 3.7
Rata-Rata Skor Kemampuan Perkembangan pada Anak Usia
Sekolah Sebelum dan Setelah Mengikuti Stimulasi Kelompok
tentang Aspek Moral Dan Spiritual di SDN 10 Aur Duri
RW 01 Kelurahan Parak Gadang Timur
(n=5)
peningkatan rata-rata skor 1.2 point (20%). Dapat dilihat bahwa anak
84
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
dapat ditemukan masalah yang dialami oleh klien sehingga dapat dilakukan
masa prasekolah dengan baik dimana anak suka bermain dengan teman-
saat ini usia An. N adalah 8 tahun. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
Wong (2009), bahwa anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6 - 12 tahun
85
Pada tahap perkembangan motorik An. N melibatkan otot-otot besar
menendang dan menangkap bola. Selain itu pada tahap motorik halus yang
baik.
Menurut Junaidi (2011) bahwa jenis kegiatan yang dapat dilakukan pada
anak usia 7 - 8 tahun adalah berjalan, berlari, menendang, naik turun tangga,
baris berbaris, dan gerakan senam dengan irama musik. Selain itu Sumiarti
dan kegiatan melipat kertas origami dapat mempengaruhi motorik halus anak.
dengan baik dan tidak ada hambatan atau gangguan dalam perkembangannya
motorik menyebabkan salah satunya anak merasa rendah diri, peragu dan
perkembangan.
dan An. N mendapat peringkat 15. Perkembangan kognitif pada An. N perlu
86
Gardner dalam Yusuf (2009), anak usia sekolah sudah memiliki kemampuan
lemah, dimana anak sulit untuk fokus dan mengingat terkait hitungan.
orang tua agar kemampuan belajar anak dapat berkembang secara optimal.
Namun jika tidak diberikan stimulus terkait aspek kognitif, anak nantinya
akan sulit untuk bergaul dengan temannya karena dikucilkan dan dijauhkan
kembali cerita yang telah dibacanya karena An. N masih merasa malu-malu.
Selain itu menurut Sunarto (2008), perkembangan bahasa menjadi salah satu
sulit untuk berinteraksi dengan orang lain dan berpengaruh pada mental anak
yang akan menjadi rendah diri dan minder dengan orang lain. Pada An. N
sudah mampu untuk berkenalan singkat namun anak masih belum mampu
menceritakan sebuah cerita yang ia ingat ataupun cerita yang telah dibacanya.
87
Menurut Papalia, Olds & Feldman (2009), anak usia sekolah lebih mampu
distimulasi.
menetap dan relatif tidak berubah sehingga timbul perilaku khusus terhadap
88
berantem dengan kakaknya. Menurut Feist (2008) kepribadian menjadi suatu
yang baik dan yang buruk dan mengikuti peraturan di sekolah maupun
dirumah. Sesuai dengan yang diungkapkan Yusuf (2009), anak usia sekolah
sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntunan dari orang tua atau
atau baik-buruk secara mandiri, tetapi pada perkembangan yang lain anak
sudah mampu untuk mengikuti berbagai peraturan yang ada baik di rumah,
budi pekerti seorang anak dan sopan santunnya, dimana akan terus
moral pada anak berada pada tingkatan yang paling dasar dalam pembentukan
Berbeda dengan yang diungkapkan Hamid (2009), bahwa anak usia sekolah
mengharapkan Tuhan menjawab doanya, yang salah akan dihukum dan yang
89
baik akan diberi hadiah. Menurut Yusuf (2009), periode usia sekolah
ibadah baik secara sosial seperti hormat kepada orang tua, guru dan orang
lain, serta membantu orang lain dan melakukan kewajiban sesuai agamanya
bermain secara sendiri. Berbeda hal dengan Wong (2009) yang menyatakan
bahwa anak usia 8-9 tahun lebih dapat bersosialisasi dan lebih sopan,
belum mampu untuk berinteraksi dengan orang lain khususnya orang baru
antara anak, keluarga, teman sebaya dan sekolah sesuai tujuannya dan
tidak pernah sakit berat, tidak memiliki cacat fisik dan tidak ada alergi. Hasil
ini menyatakan secara fisik An. N termasuk anak yang sehat, dikarenakan
peran orang tua yang baik dalam hal pemenuhan nutrisi dan faktor sosial
90
bahwa anak yang sehat secara fisik akan mempengaruhi kesejahteraan secara
psikologis. Oleh karena itu faktor biologis ini menjadi faktor yang mendasar
usia sekolah dimana orang tua An. N mengatakan memiliki pola asuh yang
tidak suka menekankan atau menuntut sesuatu yang terlalu besar pada anak.
batasan-batasan tertentu yang tidak mengikat anak. Selain itu orang tua An. N
juga menerapkan saling diskusi dan disiplin dengan anak. Pola seperti ini
Menurut Santrock (2011) bahwa orang tua yang autoritatis lebih mendukung
pendukung yang dimiliki An. N ini, dapat membantu An. N mencapai tumbuh
kembang yang lebih optimal. Anak yang mendapatkan dukungan sosial yang
baik dapat melatih kemampuan anak secara emosional, moral dan psikososial
perkembangan anak sesuai usianya. Anak yang mempunyai fisik yang sehat,
mendapatkan asupan gizi yang cukup dan aktivitas fisik yang aktif dapat
91
meningkatkan perkembangan anak dalam hal motorik dan kognitifnya. Anak
yang mempunyai fisik, lingkungan sosial dan dukungan keluarga yang baik
kembang anak yang penting juga adalah pendidikan orang tua, menurut
Soetjiningsih (2008) pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang
penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik
orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
optimal. Pada orang tua An. N keduanya merupakan tamatan SMA. Saat
kembang anaknya, orang tua tampak tidak mampu dan tidak memahami
2. Diagnosa Keperawatan
92
diagnosa ini ditegakkan berdasarkan data-data hasil wawancara dengan orang
tua klien dan juga berdasarkan hasil observasi penulis kepada An. N, dimana
dengan teman sebaya, mampu meloncat tinggi, baris berbaris dan An. N
3. Intervensi
merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah menjadi mampu.
93
Untuk itu dengan diberikan pendidikan kesehatan kepada anak dan keluarga,
kelebihan dan kemampuan yang dimilikinya. Untuk nilai moral dan spiritual
anak tentang suatu tindakan yang benar, salah, baik, buruk. Setelah itu
94
temannya dan mengikuti perlombaan, serta melatih anak berhubungan
4. Implementasi
sesuai tahap usianya. Stimulasi anak akan menciptakan anak yang cerdas,
dapat tumbuh dan kembang dengan optimal, mandiri, memiliki emosi yang
Stimulasi ini dapat dilakukan oleh orang tua seperti ayah atau ibu.
stimulasi secara optimal, penting bagi orang tua untuk mengetahui kapan
dan bagaimana cara memberikan stimulasi kepada anak (Fida & Maya,
2012).
pada anak usia sekolah. Rowe dan Calnan (2016) menyebutkan tanpa
95
kepercayaan mungkin saja klien dan keluarga tidak ingin berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dudu Y (2016) bahwa peran orang
tua terutama pola asuh orang tua memiliki hubungan yang erat dengan
96
nutrisi yang baik pada anak akan mempengaruhi perkembangan psikososial
diri yang kompeten pada anak usia sekolah. Untuk mendapatkan kebutuhan
fisik yang optimal pada anak dibutuhkan nutrisi yang seimbang serta untuk
tubuh anak. Maka dari itu, penulis melakukan stimulasi aspek motorik
kasar anak dengan kegiatan latihan senam. Penelitian juga dilakukan oleh
gerakan yang simpel secara baik sebagian besar motorik kasar anak
97
bahwa perkembangan motorik halus pada anak akan meningkat jika
terus menstimulus kemampuan motorik anak agar anak dapat senang dan
rendah diri.
memberikan penjelasan dan jawaban yang benar setelah soal dijawab oleh
hingga dewasa. Selain itu menurut Hockenberry & Wilson (2009), secara
kognitif anak usia sekolah sudah bisa berkonsentrasi terhadap lebih dari
satu aspek dalam satu situasi. Untuk mendapatkan aspek kognitif yang
optimal, maka dari itu anak harus terus dilatih dan distimulus sampai anak
tumbuh dewasa. Jika tidak dilatih maka anak akan beresiko terhadap
mental anak.
98
berinteraksi. Untuk itu dapat dilihat bahwa aspek bahasa anak dapat
rasa marahnya. Menurut Affrunti (2016), emosi pada anak usia sekolah
yang berarti pada anak usia sekolah setelah diberikan stimulasi terkait
Untuk itu pada anak usia sekolah, perlu terus di ajarkan dan di arahkan
tindakan yang benar, salah, baik, buruk. Setelah itu mengajari anak
stimulasi moral dengan baik anak memiliki sikap empati yang baik dan
perilaku yang baik pula. Pemahaman yang baik anak usia sekolah terhadap
99
norma yang berlaku dilingkungannya akan menimbulkan sikap dan
spiritual yang baik dapat mencegah anak untuk terjadinya perilaku agresif
Dengan demikian terlihat jelas bahwa dengan interaksi sosial anak akan
5. Evaluasi
100
Berdasarkan implementasi yang telah dilakukan pada pertemuan
101
(Salaby, 2004). Dengan kemampuan inilah anak dapat mengatasi
yang dihadapinya.
untuk menceritakan kembali cerita yang telah dibacanya. Hal ini sesuai
radio dan televisi anak menambah kosa kata yang dipergunakan dalam
emosi pada anak usia sekolah akan lebih terinternalisasi dan terintegrasi
sekolah.
Setelah itu evaluasi pada aspek moral dan spiritual, setelah dilakukan
aturan orang tua, sekolah dan lingkungan, menjadi lebih disiplin serta
lebih baik lagi. Ketika anak mencapai masa sekolah, aspek moral dan
102
spiritualnya berangsur-angsur mendekati aspek moral dan spiritual orang
bahwa anak mengikuti aturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk
celaan.
dengan orang lain, mampu bekerja sama dengan orang lain. Hurlock
6 – 12 tahun.
103
membuat anak lebih merasa nyaman, hal ini sejalan dengan penjelasan
stimulus yang akan disimpan oleh otak anak yaitu yang lebih dulu
ibu) secara langsung dalam pemberian stimulasi pada anaknya. Ibu juga
merupakan sosok yang paling dipercaya oleh anak dan paling sering
santai dari pada suasana sekolah, sehinga ibulah yang bisa memberikan
Utami 2012) mengatakan bahwa salah satu upaya orang tua untuk
mencegah anak dari rasa bersalah dengan cara mendorong anak untuk
104
ditandai dengan keluarga sudah mulai memahami tentang cara
stimulasi pada aspek perkembangan anak yang belum dapat dicapai dan
1. Pengkajian
lingkungan RW 01.
Selain itu, masih banyak dari orang tua dan masyarakat yang belum
stimulasinya. Berbagai dampak yang terjadi pada anak usia sekolah jika
105
maksimal seperti perilaku menyimpang. Menurut Rajeev (2014), dampak
mewujudkan sumber daya yang tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga
106
Pada kesempatan ini, penulis melakukan terapi stimulasi
3. Implementasi Keperawatan
4. Evaluasi
107
peningkatan pada kemampuan aspek moral dan spiritual setelah
tidak lepas dari adanya hubungan yang baik antara mahasiswa, anak,
108
5 orang anak usia sekolah yang dapat hadir mengikuti kegiatan dari
masalah.
109
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
110
4. Pelaksanaan implementasi pada klien dapat terlaksana dengan baik
Timur
B. Saran
1. Bagi Keluarga
diajarkan sesuai dengan waktu, tujuan dan jenis stimulasi yang telah
111
3. Bagi Pelayanan Keperawatan
kesehatan.
112
DAFTAR PUSTAKA
Affrunti & Borden. (2016). Negative Affect and Child Internalizing Symptoms:
The Mediating Role of Perfectionism. Child Psychiatry Hum Dew. 47:358-
368.
Agung Sunarto dan Agung Hartono. (2006). Perkembangan Peserta Didik,
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Alampay, L. P., Godwin, J., Lansford, J. E., Bombi, A. S., Bornstein, M. H.,
Chang, L., & Oburu, P. (2013). Severity and justness do not moderate the
relation between corporal punishment and negative child outcomes: A
multicultural and longitudinal study. International Journal of Behavioral
Development, 0165025417697852.
Alimul Hidayat,A.Aziz.(2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1., Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, E.T. & McFarlane, J. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas:
Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Anita Woolfolk. (2015). Educational Psychology Active Learning Edition
Diterjemahkan oleh: Helly Prajitno Soetjipto. Boston: Pearson Education,
Inc., Publishing.
Apsari, TH. Eri Retno. (2013). Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak
Melalui Kartu Angka Dan Gambar Pada Kelompok B Di Kansius Klaten.
Skripsi. FKIP UMS.
Ariani, A. & Yosoprawoto, M. (2013). Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai
Faktor Risiko Gangguan Perkembangan Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya.
27(2), p.118.
Ariyana, D.R dan Rini, N.S. (2009). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Perkembangan Anak dengan Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik
Halus Anak Usia 7-8 Tahun.
Azwar, S. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
113
Berry, D., & O’Connor,E. (2012). Behavioral risk, teacher-child relationships,
and social skill development across middle childhood: A child by-
environmenr analysis of change. Journal of Applied Developmental
Psychology, 31 (1), 1-14.
Bowden, V.R., & Greenberg, C.S. 2010. Children and Their families: The
Continuum of Care (2nd ed.). Philadelphia: Williams & Wilkins.
Briawan, D & Herawati, T. (2008). Peran Stimulasi Orangtua terhadap
Perkembangan Anak Balita Keluarga Miskin.
Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 5. Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI., 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan
Keperawatan, Jakarta : Depkes RI.
Elizabeth B. Hurlock. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Gelora
Aksara Pratama.
Elizabeth B. Hurlock. (2005). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Feist, J. & Gregory J. Feist. (2008). Theories of Personality (Edisi Keenam).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Friedman.(2012). Keperawatan keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing
Glover, McCormack, and Smith. (2015). Collaboration between teachers and
speech and language tehrapists: Services for primary school children with
speech, language and communication needs. Child Language Teaching and
Therapy, Vol 31(3) 363-382.
Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009). Essential of Pediatric Nursing. St. Louis
Missoury: Mosby
Hubel & Campell. (2014). Towards Strengthening Social and Family
Relationships In Child Sexual Abuse Victims; Child Advocacy Center Based
Group Treatment for Child Sexual Abuse. Journal of Child Sexual Abuse,
23:304-325.
Jankowski, W. Nicholas. (2015). Community Media, in the Informastion Age;
perspective and prospect. Broadway : Hampton Press.
114
Jiang, et.al., (2014). Breastfeeding and the Child Cognitive Outcomes: A
Propensity Score Matching Approach. Matern Child health J 15:1296- 1307
Jilid 1. Alih Bahasa: Widyasinta Benedictine. Jakarta: Erlangga.
John W. Santrock (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas. Jakarta
: PT. Erlangga.
Karwati, Eui dan Donni Juni Priansa. 2014. Manajemen Kelas. Bandung:
Alfabeta.
Kawabata, Y., Alink, L.R.a, Tseng, W.L, van Ijzendoorn , M.H., & Crick, N.R.
(2011). Maternal and paternal parenting styles associated with relational
aggression in children and adolescents: A conceptual analysis and meta-
analytic review. Developmental Review, 31 (4), 240-278.
Keliat ,et al. (2007). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC
Keliat, B A. , et al. (2014). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN
(Basic Course). Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Keliat, et al (2007). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC
Keliat., Daulima., & Farida, (2011). Manajemen keperawatan psikososial & kader
kesehatan jiwa; CMHN intermediet course. Jakarta: EGC.
Keliat.,et al. (2013). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: ECG
Kemenkes RI. (2018). Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.
Kohlberg, L. (2014). The Development of modes of moral thingking and choice in
the years 10 to 16 (Disertasi tidak diterbitkan). The University of Chicago,
Chicago. Retrieved from http://www.jschenk.com
Marmi, dan K. Rahardjo. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak
Prasekolah dan Anak Usia Sekolah. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Maryam, Siti. (2008). Mengenal Usia dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika
Maulana, Heri, d.j,. Promosi Kesehatan (Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2009).
Mendes et al.,(2013). Risk Factors for Mental Health Problems in School-Age
Children from a Community Sample. Matern Child Health J. 17:1825-1834.
115
MS Sumantri. (2005). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak . Jakarta:
Dinas Pendidikan
Murphy, Priscilla. (2007). “Game Theory for Organizational/Public Conflict.”
Canadian Journal of Communication, Vol. 16, No. 2.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
Nugroho, T, dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nurjannah (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Stimulasi Perkembangan
Anak Terhadap Pengetahuan dan Sikap Orang Tua di Rumah Bintang Islamic
School. Jurnal Ilmu Keperawatan. 3(2):112-119
O’kearney et al.,(2016). Emotional Abilities in Children with Oppositional
Defiant Disorder (ODD): Impairments in Perspective Taking and
Understanding Mixes Emotions are Associated with High Callous-
Unemotional Traits. Child Psychiatry Hum.
Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development
Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.
Pambudi, Pangestika. (2017). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap
Perkembangan Kognitif Anak. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Peterson, C., & Seligman, M. E. P. (2016). Character strengths and virtues:
A handbook and classification. Washington, DC: American Psychological
Association.
Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
practice. W.B. Saunders Company. Philadelphia.
Rahmadi, F., Hardaningsih, G., & Pratiwi, R. (2015). Prevalensi Dan Jenis
Masalah Emosional Dan Perilaku Pada Anak Usia 9-11 Tahun. Jurnal Gizi
Indonesia (ISSN : 1858-4942) Vol. 3, No. 2, Juni 2015: 116-119
Rajeev, Pradhan an Wong. (2014). Effect of Transdiciplinary Approach in Group
Therapy to Develop Social Skills for Children with Autism Spectrum
Disorder. Theory and Practice in Language Studies, Vol 4, No 8, 1536-1542.
116
Riset Kesehatan Dasar. (2007). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Rosenberg, M., (2011), Conceiving the Self, New York, Basic Books.
S. N. Ade Herma Direja. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Saifah, A. (2011). Hubungan Peran Keluarga , Guru, Teman Sebaya dan Media
Massa Dengan Perilaku Gizi Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Mabelopura Kota Palu. Tesis. Universitas Indonesia.
Santrock. (2011). Life-Span Development: Perkembangan Masa-Hidup. Edisi 13.
Sciences. 2nd edition. New York
Septiari, B. 2012. Mencetak Anak Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Setyaningsih, Tri. (2011). Efektivitas Terapi Kelompok Terapeutik Dan
Psikoedukasi Keluarga Pada Anak Dan Orang Tua Terhadap Peningkatan
Perkembangan Inisiatif Anak Di Kelurahan Baranang Siang Bogor Timur
Tahun 2012.
Sitorus (2014). Membentuk Kepribadian Anak “Peran Moral Intelektual,
Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri”.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Smith, C.M, & Maurer, F.A. (2009). Community health nursing : Theory and
Soetjiningsih. 2008. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC
Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan Tim Pengajar Spesialis Jiwa (2016). Draft
Standar Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta: Program
Magister Keperawatan Jiwa FIK UI.
Sternberg, R.J. (2006). A triangular love theory of love. Psychological review.
Vol 93 no. 2. 119-135. American Psychology Asociation, Inc.
Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. (R. P. Kapoh, & E. K.
Yudha, Penerj.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Stuart, G.W. (2009). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. St Louis:
Mosby.
117
Su & Tsai. (2016). Group Play Therapy With Children of New Immigrants in
Taiwan Who Are Exhibiting Relationship Difficuties. International Journal of
Play Therapy, Vol.25. 2. 91-101.
Sukadiyanto. (2007). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:
FIK UNY.
Sukamti E.R. (2014). Perkembangan Motorik Kasar Anak Sebagai Dasar Menuju
Prestasi Olahraga. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan : Universitas Yogyakarta
Vol.2 No.4 : 54-64.
Suliha, Uha, (2002) , Pendidikan Kesehatan : Pendidikan Kesehatan, Jakarta,
EGC Buku kedokteran.
Sumiarti. (2012). Stimulasi Dini pada Pola Asuh Berdampak Positif Terhadap
Perkembangan Anak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan.
Suyadi. (2010). Psikologi Belajar Anak. Yogyakarta : PEDAGOGIA
Syamsu Yusuf, (2002). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung.
Remaja Rosdakarya.
Teugeh, J., Rompas, F & Ransun, D, (2012). Peran Keluarga Dalam
Memandirikan Anak Retardasi Mental.
Tohirin, (2008), Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Jiwa.
Utami,R.B. (2012). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Tipe Pola Asuh Orang Tua
terhadap Perkembangan Psikososial Anak Sekolah di SDN Aisyiyah II
Nganjuk. Jurnal Kesehatan. 2(1):25-35.
Verkuijl, N.E., Richter,L., Norris,S.A, Stein,A., Avam, B., & Ramchandani,P.G.
(2014). Postnatal depressive symptoms and child pshchological development
at 10 years: a prospective study of longitudinal data from the South African
Brtih to Twenty Cohort. The Lancet Pschiatry, 1 (6), 454-460.
Wahyuni, Hesti. (2018). Stimulasi Permainan Puzzle Berpengaruh Pada Sosial
Dan Kemandirian Anak. Jurnal Keperawatan Silampari, 1 (2) 62-77
118
Walter., Keliat, B.A., Hastono, S.P., & Susanti, H. (2010). Pengaruh terapi
kelompok terapeutik terhadap perkembangan industri anak usia sekolah di
Panti Sosial Asuhan Anak Kota Badang. Depok: Universitas Indonesia,
Tesis tidak dipublikasi.
Watson, Jean. (2013). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health
Widarni. (2011). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
Jurusan Pendidikan Matematika UPI.
Wilcox, Dennis L dan Cameron, Glen T. (2013). Public Relations: Strategies
and Tactics 9ed. USA: Pearson Education.
Wong, L. Donna. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol. 1. Edisi 6. .
Jakarta : EGC.
Yudrik, Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Kencana.
Yuliani Nuraini Sujiono, Bambang Sujiono. (2010). Bermain Kreatif Berbasis
Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks.
Yuniartiningsih (2012). Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar. (online).
Yuniartiningsih (2012). Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar. (online).
Yurika,D.(2009). Efektifitas pendidikan kesehatan dalam meningkatkan
pengetahuan,sikap dan keterampilan ibu dalam pemantauan perkembangan
anak. Jakarta: FK. UI
Yusuf, Ah. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
Zaviera, Ferdinand. (2008). Mengenali dan Memahami Tumbuh Kembang Anak
Jogjakarta: Katahati.
Zuriah, Nurul. (2011). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti Secara
Konsteksual dan Futuristik. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara.
119
Lampiran 1
A. DATA BIOGRAFI
Pasien
Nama : An.N
Pendidikan :-
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Keluarga
2. Umur : 39 Tahun
4. Pekerjaan KK : Pedagang
5. Pendidikan KK : SMA
120
Anggota Keluarga
No Nama Umur JK Pekerjaan Status Pendidikan Gol Riwayat Ket
Imunisasi Darah Kesehatan
1 Ny.R 37 tahun Pr IRT Tidak SMA O -
Lengkap
2 An.M 12 tahun Pr Pelajar Lengkap SMP - -
3 An.N 8 tahun Pr Pelajar Lengkap SD - -
Genogram
Keterangan
: perempuan meniggal
7. Tipe Keluarga:
Tipe bentuk keluarga Tn.R adalah nuclear family (keluarga inti). Keluarga
inti terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau
adopsi dan tinggal dalam satu rumah (Friedman, 2010).
121
8. Adat/budaya terkait kesehatan:
Ny.R mengatakan bahwa keluarganya merupakan suku minang (Koto) dan
berkembang dengan kebudayaan minang. Bahasa yang digunakan sehari-hari
dalam keluarga Ny. R adalah bahasa minang. Ny. R mengatakan bahwa
dirinya penduduk keturunan asli di Kelurahan Parak Gadang Timur. Sejak
kecil hingga berkeluarga dan memiliki anak Ny. R tinggal di Kelurahan Parak
Gadang Timur.
9. Spiritual:
Ny. R mengatakan bahwa semua anggota keluarganya beragama islam.
Ny. R mengatakan bahwa dalam keseharian anggota keluarganya seperti
anak-anaknya sering pergi ke mesjid untuk mengaji. Ny. R biasanya suka
pergi beramai-ramai ke mesjid bersama dengan tetangga sekitar lingkungan
rumah. Ny. R mengatakan bahwa dirinya dan anggota keluarganya
berkeyakinan bahwa segala sesuatunya sudah diatur oleh Allah SWT.
10. Aktivitas Rekreasi keluarga:
Biasanya untuk aktivitas rekreasi keluarga, Ny. R mengatakan
keluarganya jarang melakukan rekreasi / liburan. Aktivitas seperti menonton
televisi bersama selalu dilakukan keluarga saat berkumpul bersama.
122
Menurut Friedman, tahap perkembangan keluarga Ny. R saat ini adalah
tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah dengan tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Menyosialisasikan anak-anak,termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
membantu hubungan anak-anak yang sehat dengan teman sebaya.
b. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
12. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, untuk saat
ini tugas perkembangan keluarga sudah dilaksanakan sesuai dengan tugas
perkembangan keluarga.
13. Riwayat kesehatan keluarga inti
Ny. R mengatakan memiliki 2 orang anak. Ny. R melahirkan 2 orang
anaknya secara normal dibantu oleh bidan didekat rumahnya. Ny.R
mengatakan semua anaknya memiliki imunisasi yang lengkap. Kedua anaknya
jarang yang sakit, namun biasanya hanya sakit demam dan batuk saja. Ny. R
mengatakan ingin semua anaknya sehat dan bahagia selalu bersama
keluarganya.
14. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Ny.R tidak ada riwayat penyakit kronis ataupun penyakit genetik
pada keluarganya.
Data Lingkungan
15. Karakteristik rumah
K. K. WC
Tidur Tidu
Dapur
r
R.tamu R. Tengah
Teras
Ny. R mengatakan bahwa rumah yang ia tempati saat ini adalah milik
Teras
sendiri. Dekorasi rumah tampak tradisional, dan tampak ada unsur budaya
minang pada dekorasi rumah Ny.R. Rumah Ny.R terdiri dari 1 ruang tamu dan
123
Teras
ruang tengah, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan dapur. Setiap kamar terdapat
jendela, termasuk ruang tamu dan kamar tidur. Pencahayaan dan ventilasi
rumah mencukupi dan sesuai kriteria rumah sehat. Lantai rumah
menggunakan keramik. Kondisi rumah cukup bersih.
Ny. R mengatakan sumber air di rumah merupakan sumur gali. Didapur
terdapat tempat cuci piring, tempat memasak dan mesin cuci. Sanitasi air di
kamar mandi mencukupi dan bersih. Dikamar mandi tersedia perlengkapan
mandi untuk masing-masing anggota keluarga seperti sikat gigi, dsb. Keluarga
menggunakan sabun mandi dan shampo bersama. Ny. R mengatakan sudah
puas dengan keadaan rumahnya. Semua kamar berisi oleh anggota keluarga
Ny. R.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas
Ny. R dan keluarga tinggal di RT 04 RW 01 Kelurahan Parak Gadang
Timur. Tipe lingkungan tempat tinggal keluarga Ny. R adalah perumahan
warga dengan jarak antara satu rumah dengan yang lainnya terlalu berdekatan
dan padat penduduk. Terdapat industri pabrik karet sekitar 4 km dari rumah
keluarga. Dimana setiap pagi dan malam hari, udara tercium bau busuk dari
pabrik karet. Ny. R juga mengatakan di komunitasnya tidak masuk air PDAM,
tetapi sumber air bersih yang digunakan keluarga adalah sumur gali.
Pembuangan limbah rumah tangga dan septitank keluarga Ny. R dibuang ke
septitank yang telah dibuat sekitar 500 m dari depan rumah Ny. R. Untuk
pembuangan sampah di buang di tempat sampah yang telah dibuat dimana
petugas pembuangan sampah akan menjemput sampah ke rumah-rumah
masyarakat.
Tipe komunitas tempat tinggal Ny. R adalah homogen. Penduduk di
lingkungan rumah Ny. R merupakan penduduk asli dan hampir semuanya
bersuku minang, dan beberapa tetangga merupakan saudara satu keturunan.
Karakteristik komunitas tempat tinggal Ny. R adalah kelas menengah.
Lingkungan tempat tinggalnya merupakan lingkungan yang padat penduduk,
jarak satu rumah ke rumah yang lain sekitar 1-2 meter.
124
Fasilitas-fasilitas umum yang tersedia di komunitas adalah pelayanan
kesehatan, transportasi umum, sekolah, toko keperluan rumah tangga dan
tempat ibadah. Pelayanan kesehatan yang berada di komunitas adalah
puskesmas pembantu dan jarak dari rumah keluarga Ny. R sekitar 500 m.
Tempat ibadah atau mesjid juga tersedia di lingkungan keluarga Ny. R yaitu,
Mesjid Al-Kautsar. Ny. R mengatakan sering mengikuti ibadah jamaah di
Mesjid tersebut apalagi saat bulan ramadhan dan beramai-ramai pergi bersama
tetangga di lingkungannya. Sekolah yang tersedia di lingkungan adalah
sekolah dasar yang berada sekitar 1 km dari tempat tinggal keluarga Ny. R.
Transportasi umum yang tersedia di komunitas adalah angkot dan jasa
ojek. Ny. R mengatakan jarang menggunakan transportasi umum karena
jarang keluar rumah/berpergian jika Ny. R memiliki keperluan untuk
berpergian jauh maka suaminya yang akan mengantarkannya dengan
menggunakan motor pribadi. Ny. R mengatakan lingkungannya aman dan
tidak ada insiden kejahatan di lingkungan tempat tinggalnya.
17. Mobilitas geografis keluarga
Ny. R mengatakan keluarga telah tinggal di lingkungan tersebut sejak
beliau masih kecil. Ny. R mengatakan Kelurahan Parak Gadang Timur
khususnya Aur Duri adalah kampung halamannya. Setelah menikah Ny. R
tinggal dirumah yang merupakan milik sendiri dan telah melakukan renovasi
pada beberapa bangunan rumah tersebut dan sudah sepenuhnya selesai.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. R mengatakan mempunyai hubungan baik dengan siapapun yang ada
di komunitasnya. Ny. R mengatakan di lingkungannya merupakan sanak
keluarganya. Ny. R juga mengatakan mengenal pengurus mesjid yang ada di
komunitasnya. Ny. R mengatakan anggota keluarga jika ingin membeli
keperluan rumah tangga selalu belanja di pasar atau kedai kecil yang ada
dikomunitas. Ny. R mengatakan menerima jika ada yang melakukan
kunjungan ke rumah seperti dari pihak puskesmas maupun kunjungan
lainnya. Ny. R mengatakan senang dengan adanya transportasi umum
(ojek/angkot) yang ada di komunitasnya. Hal tersebut mempermudah akses
125
anggota keluarga jika ingin ke tempat tertentu. Ny. R mengatakan senang jika
membantu saat ada acara di komunitasnya seperti acara pernikahan dan acara
lainnya.
Struktur Keluarga
19. Struktur Peran
Untuk struktur peran formal dalam keluarga Ny. R :
Tn. R berperan sebagai suami bagi Ny. R, sebagai ayah dari An.M dan
An.N
Ny. R berperan sebagai istri bagi Tn.R, sebagai ibu dari An.M dan An.N
Peran pasangan pernikahan dikukuhkan terlihat dari hubungan Tn.R dan
Ny. R yang baik. Ny. R terlihat hormat dan santun kepada Tn.R.
Tn.R tinggal di rumah bersama dengan Ny. R dan bekerja sebagai
pedagang. Tn.R membantu dalam mencukupi nafkah kebutuhan
keluarganya
Ny. R merupakan istri dari Tn.R. Ny. R sebagai ibu rumah tangga,
memiliki 2 orang anak yang paling besar berusia 12 tahun dan yang kecil
usia 8 tahun.
An.M adalah anak pertama Ny. R berusia 12 tahun kelas 1 SMP
An.N adalah anak kedua Ny. R, berusia 8 tahun kelas 3 SD
Ny. R mengatakan tidak ada masalah dengan peran-peran tersebut.
Mereka saling membantu dalam menjalankan tugas yang biasa dilakukan di
rumah. Ny. R mengatakan masing-masing anggota keluarga menjalankan
perannya dengan baik. Ny. R mengatakan saling membantu dalam
menjalankan peran jika anggota keluarga membutuhkan bantuan anggota
keluarga lain.
Selain itu peran informal dalam keluarga Ny. R
Tn.R merupakan seorang pedagang yaitu tidak menginginkan apapun
untuk dirinya tetapi mengorbankan apapun untuk kebaikan anggota
keluarga yang lain. Tn.R juga seorang yang pekerja keras dan suka bergaul
bersama tetangga.
126
Ny. R merupakan koordinator keluarga. Koordinator keluarga mengatur
dan merencanakan aktivitas keluarga, dengan demikian meningkatkan
kohesivitas dan melawan perpecahan keluarga (Friedman, 2010).
Tn.R merupakan perantara keluarga yaitu papan penghubung, mengirim
dan memantau komunikasi di seluruh keluarga (Friedman, 2010).
Ny. R lebih berperan sebagai pengikut. Pengikut sejalan dengan
pergerakan kelompok, kurang lebih menerima ide orang lain secara pasif,
berfungsi sebagai pendengar dalam diskusi dan keputusan kelompok
(Friedman, 2010).
Peran informal dalam keluarga biasanya menunjukkan kebutuhan
integrasi dan adaptasi anggota kelompok. Misalnya kehadiran peran
perantara, ketika wawancara perantara menjawab untuk anggota keluarga lain
saat tidak secara langsung ditanya (Friedman, 2010). Dari hasil pengkajian
tidak ada peran informal yang disfungsional dalam keluarga Ny. R. Anggota
keluarga menyadari adanya peran informal pada dirinya. Seperti Tn.R sebagai
perantara dalam keluarga mengatakan dirinya dapat mengerti bagaimana
anggota keluarga yang lain. Tn.R dapat menjadi sebagai jembatan jika ada
masalah antara anggota keluarga satu dengan yang lainnya.
20. Pola komunikasi keluarga
Berdasarkan pengkajian, anggota keluarga dalam keluarga Ny. R tidak
ada seorang pun yang mengalami kerusakan verbal seperti bisu, sehingga
komunikasi dilakukan secara normal. Interaksi antar anggota keluarga
menggunakan proses komunikasi fungsional. Dimana anggota keluarga
menyatakan maksud pembicaraannya dengan tegas dan jelas. Komunikasi
dalam keluarga Ny. R dilakukan lebih intens ketika semua anggota keluarga
berkumpul bersama. Saat pengkajian, Ny. R tampak berkomunikasi dengan
baik.
Pesan emosional (afektif): pesan afektif diekspresikan secara terbuka
diantara keluarga, Ny. R berespon afektif terhadap anaknya, seperti Ny. R
selalu mengasuh anaknya, menanyakan tentang sudah makan, kesehatannya
dan jadwal agar cepat pulang kerumah. Ny. R mengatakan dirumahnya,
127
suaminya sibuk bekerja sehingga berkumpul bersama hanya pada malam
hari.
Karakteristik jaringan komunikasi keluarga: Ny. R mengatakan pola
komunikasi antara dia dan keluarganya terkadang terkesan keras karena
Ny.R mudah marah dan merasa kesal. Ny. R selalu mengatakan secara
langsung jika ada hal yang dibutuhkannya pada anak-anaknya. Anak Ny. R
tampak sering diajak bermain, berbicara oleh Ny. R saat jalan waktu luang
dan santai.
21. Struktur kekuatan keluarga
Ny. R mengatakan dalam keluarga yang memegang kata terakhir dalam
musyawarah adalah ninik mamak. Ny. R mengatakan karena keluarganya
mengikuti adat istiadat Minang. Jika dalam keluarga kecil, yang memegang
kata terakhir dalam memutuskan hasil musyawarah adalah suaminya. Hal ini
karena dirumah tersebut suaminya yang memegang keputusan. Selain itu
Ny.R mengatakan semua anggaran rumah tangga dia yang mengatur.
Ny. R mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dengan cara
musyawarah. Keputusan diambil dengan cara kesepakatan oleh semua
anggota keluarga. Ny. R mengatakan jika ada masalah kekeluargaan yang
tidak bisa diselesaikan dengan keluarga inti saja maka keluarga melibatkan
ninik mamak sebagai orang yang dituakan dan dihormati. Berdasarkan
keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar kekuasan yang
dipegang oleh keluarga Ny. R adalah kekuasaan legitimasi dimana berkenaan
dengan keyakinan dan persepsi anggota keluarga ditandai dengan adanya
seorang yang mempunyai hak untuk mengendalikan perilaku dalam hal ini
adalah ninik mamak. Sesuai dengan hakikat dan peran ninik mamak dalam
kebudayaan minang memiliki peran istimewa (Friedman, 2010).
Fungsi Keluarga
22. Fungsi afektif
Keluarga Ny. R memiliki pelekatan yang kuat antar anggota keluarga.
Ny. R mengatakan berhubungan komunikasi yang baik dengan suami dan
anaknya. Ny. R memberikan pujian pada anaknya saat melakukan hal yang
128
baik. Keluarga Ny. R saling mendukung untuk kemandirian dalam
masyarakat. Dalam keluarga Ny. R semua anggota keluarga saling
mendukung dan membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga.
23. Fungsi Sosialisasi
Ny. R mengatakan membesarkan anak-anaknya berdasarkan pada nilai
agama, adat dan budaya yang berlaku di Minangkabau. Ny. R menanam
ajaran agama pada anak-anaknya sejak dari kecil seperti menghormati orang
tua dan yang lebih tua. Ny. R mengatakan tidak pernah menghukum anak
dengan membentak ataupun memukul anak-anak. Ny. R mengatakan
mengajarkan anak-anaknya untuk bersosialisasi dengan keluarga besar dan
masyarakat sekitarnya.
24. Fungsi Reproduksi
Pada keluarga Ny.R tampak bahwa Ny.R dan Tn.R terus
mempertahankan generasi selanjutnya dengan mendidik anaknya untuk bisa
menjadi generasi penerus yang berguna bagi keluarga dan orang lain. Selain
itu Ny.R dan Tn.R tampak selalu harmonis dan menjaga keharmonisan
rumah tangganya.
25. Fungsi Ekonomi
Ny. R mengatakan mengatakan untuk kebutuhan keluarga secara
ekonomi sudah cukup untuk kehidupan sehari-hari dengan penghasilan Tn.R
sesuai UMR yang ada. Tn.R terkadang berusaha untuk meningkatkan
penghasilan keluarganya dengan usaha sampingan lainnya.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ny. R mengatakan kesehatan adalah hal yang penting bagi keluarga.
Ny.R dan anggota keluarga lain akan saling mengingatkan untuk menjaga
kesehatan. Saat pengkajian keluarga Ny.R mengatakan tidak ada keluhan
terkait penyakit sebelumnya. Menurut Ny. R, sehat adalah keadaan kita tidak
sakit dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya tanpa ada
gangguan. Sedangkan sakit adalah saat kita memiliki keluhan kesehatan yang
mengakibatkan keterbatasan dalam beraktifitas seperti demam, sakit kepala,
sesak nafas, batuk, sakit gigi dan lain-lain. Menurut Tn.R sakit adalah
129
keadaan tidak mampu melakukan aktivitas, dan sehat adalah keadaan mampu
beraktivitas dan tidak merasakan keluhan apapun. Saat pengkajian keluarga
Ny. R terkait tumbuh kembang dan cara stimulasi perkembangan pada anak
usia sekolah, Ny. R tidak mengetahui dan memahami tumbuh kembang dan
cara stimulasi tumbuh kembang anaknya.
Stres dan Koping Keluarga
27. Stresor jangka pendek dan panjang
Ny. R mengatakan bahwa tidak ada hal yang menjadi stressor jangka
pendek pada keluarganya Stressor jangka panjang keluarganya adalah Ny. R
mengatakan memikirkan untuk biaya pendidikan kedua anaknya ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi
28. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Ny. R mengatakan selalu bermusyawarah dengan suami dan anak-anaknya
jika mengalami masalah untuk musyawarahkan bersama-sama.
29. Strategi koping yg digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga Ny. R adalah strategi koping
yang fungsional. Ny. R mengatakan saat menghadapi masalah biasanya
langsung dibicarakan dan diselesaikan bersama dengan cara bermusyawarah
dengan keluarganya.
30. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada adaptasi disfungsional dalam keluarga Ny. R
31. Harapan Keluarga
Keluarga berharap bahwa kehidupan keluarganya selalu sehat dan
sejahtera. Ny. R mengatakan mengikuti penyuluhan ataupun kegiatan yang
dapat dilakukan secara individu misalnya datang ke rumah ataupun secara
kelompok untuk meningkatkan perkembangan tumbuh kembang anaknya.
B. PENGKAJIAN KLIEN
1. Fisik
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8oC
130
Nadi : 100x/i
Pernapasan : 23 x/i
Tinggi badan : 125 cm
Berat badan : 26 kg
Pemeriksaan Fisik
Kepala:Simetris, tidak ada benjolan dan tidak ada luka
Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik
Hidung: Simetris, tidak ada polip, tidak sinusitis, terdapat sekret dan
penciuman baik
Telinga: Bentuk normal,tidak ada serumen, pendengaran baik, simetris
Leher: Tidak ada pembesaran tiroid dan KGB
Dada: Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lecet atau lesi, retraksi
dinding dada (-), penggunaan otot bantu nafas (-). Palpasi tidak teraba
benjolan. Perkusi tidak dilakukan pemeriksaan. Auskultasi tidak
dilakukan pemeriksaan.
Abdomen: Inspeksi simetris. Palpasi tidak teraba benjolan dan tidak ada
nyeri tekan. Perkusi tidak dilakukan pemeriksaan. Auskultasi tidak
dilakukan pemeriksaan.
Ekstremitas: Simetris, ekstremitas tidak edema, tidak ada luka.
2. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan klien tampak rapi sesuai dengan penggunaan pakaian. An. N
mampu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri seperti mandi, dan
berpakaian sendiri.
2. Pembicaraan
Pembicaraan terhadap An. N tampak normal, dimana An. N mampu
untuk menjawab pertanyaan yang ditanyakan dan mampu untuk memulai
pembicaraan sendiri.
3. Aktivitas Motorik:
131
An. N tampak mampu untuk melakukan aktivitas motorik sesuai
perkembangan pada usia sekolah, dimana An. N mampu untuk melakukan
aktivitas motorik kasar seperti mampu untuk berlari dan meloncat-loncat saat
bermain lompat tali, selanjutnya pada aktivitas motorik halus An. N mampu
menggambar. Ny. R mengatakan bahwa An. N memiliki hobi menggambar
dan menulis dan pernah mendapat juara di sekolahnya dalam lomba
menggambar.
4. Alam perasaaan
Pada alam perasaan An. N tampak normal. Alam perasaan tampak sesuai
dengan stimulus yang ada, ketika ditanya tentang film kartun kesukaannya,
An.N tampak senang.
5. Afek
Afek klien tampak normal dan tidak ada masalah. Afek klien sesuai
dengan suasana yang terjadi, An. N tampak senang dan senyum saat bermain
dan sedih saat dimarahi.
6. lnteraksi selama wawancara
Interkasi selama wawancara, klien tampak kooperatif dan mau diajak
interaksi. An. N tampak mau menatap lawan bicara saat interaksi.
7. Persepsi
Tidak ada kesalahan persepsi tentang sesuatu yang tidak ada objeknya.
Persepsi An. N sesuai dengan kenyataan.
8. Proses Pikir
Tidak ada masalah dalam proses pikir An. N, dimana An. N melakukan
pembicaraan yang jelas dan tidak berbelit-belit.
9. Isi Pikir
Pada An. N tidak ada masalah dalam isi pikirnya, tidak ada pikiran yang
mengatakan sesuatu yang tidak benar.
10. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien composmentis, An. N mampu memusatkan
perhatiannya, klien mengatahui terkait waktu, tempat dan orang dengan
benar.
132
11. Memori
Tidak ada gangguan pada daya ingat An. N baik jangka pendek maupun
jangka panjang. An. N mampu mengingat kejadian yang terjadi dua hari yang
lalu ia terjatuh saat bermain kejar-kejaran dengan temannya dan ia juga
mengingat kejadian waktu sebulan yang lalu ia menang lomba menggambar.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
An. N mampu untuk berkonsentrasi dan berhitung secara sederhana.
Pada tingkat konsentrasi dan berhitung anak tampak mampu menjawab
perhitungan 50 dikali 2. Ny. R mengatakan An. N sedikit kesulitan dalam hal
hitungan. Sehingga dalam pendidikan sekolahnya, An. N hanya mendapat
peringkat 15.
13. Kemampuan penilaian
An. N mampu untuk menilai mana yang baik, buruk, benar atau salah
terkait suatu tindakan.
14. Daya tilik diri
An. N mengatakan bahwa tidak dalam kondisi sakit, jika ia sakit dibawa
oleh orang tuanya berobat ke puskesmas pembantu. Klien mengatakan
memiliki kemampuan positif dirinya seperti bisa melakukan perawatan diri
secara sendiri seperti mandi dan berpakaian sendiri.
3. SUMBER KOPING
a. Personal ability
Biasanya An. N saat mengalami masalah akan menceritakan kepada orang
tuanya. An. N selalu bercerita jika disekolah ia diganggu oleh teman-
temannya.
b. Support system
Terdapat dukungan dari keluarga pada An. N. Keluarga tamapak
memberikan dukungan dengan menyediakan peralatan untuk menggambar
untuk An.N yang senang menggambar.
c. Material aset
133
Ny. R mengatakan bahwa status sosial ekonomi keluarganya merupakan
ekonomi sedang. Dengan penghasilan keluarga sama dengan UMR.
Keluarga Ny. R memiliki asuransi kesehatan BPJS.
d. Positive believe
Nilai atau norma yang diajarkan kepada An. N sesuai dengan norma yang
ada. Terdapat motivasi yang kuat pada keluarga Ny. R untuk mendapatkan
kesehatan yang optimal pada keluarganya.
4. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan anak merupakan mekanisme yang
adaptif seperti anak mampu untuk membicarakan masalah dengan
orangtuanya
134
bermain lompat tali serta menggambar. Selain itu keterampilan lainnya
yang dapat dilakukan An. N yaitu menggambar dan mewarnai. Pada
pembelajaran olahraga disekolahnya, An. N juga mampu melakukan baris
berbaris, berlari, meloncat dan dapat mempergunakan alat-alat olahraga
dengan baik. Keluarga tampak sudah melakukan stimulus terkait
kemampuan anak yang suka menggambar dengan memberikan fasilitas
peralatan menggambar dan memberikan ide-ide terkait hal yang ingin
digambar oleh An.N.
3. Aspek Kognitif
Pada aspek kognitif An. N dapat menerima nasehat dari orang lain
akan tetapi tampak kesal karena kemauannya tidak diikuti. An. N mampu
menyebutkan benda yang ditunjuk seperti pensil dan pena beserta
fungsinya untuk menulis. Lalu juga mampu menjawab pertanyaan sebab
akibat seperti apa yang menyebabkan ia tidak mendapat juara? Anak
mengatakan sebab ia tidak mendapat juara karena ia bermain dan akibatnya
ia hanya mendapat peringkat 15 saja. An. N tampak salah dalam menjawab
pertanyaan terkait hitungan. Ny. R mengatakan bahwa An. N memang
terkadang kesulitan dengan hitungan sehingga anak diikutsertakan dalam
les matematika bersama gurunya.
4. Bahasa
An. N tampak mau memperkenalkan dirinya secara singkat, tapi
belum mau untuk menceritakan kelebihan dan kemampuan yang
disenanginya dengan orang baru karena masih malu-malu. Selain itu,
keluarga mengatakan bahwa An. N belum mampu untuk mengulang
kembali cerita yang telah dibacakan sebelumnya. Keluarga mengatakan
sering mencoba menceritakan anak tentang cerita nabi dan anak belum
mampu menceritakan kembali cerita tersebut.
5. Emosi dan Kepribadian
Pada aspek emosi, An. N terkadang marah dan bertengkar dengan
kakaknya dirumah. An. N juga terkadang menangis karena keinginannya
tidak dipenuhi orang tua. An. N selalu mengatakan hal yang diinginkan
135
kepada orangtua. Keluarga selalu mengajarkan anaknya untuk selalu
bersabar jika keinginannya tidak dapat terwujudkan dan mengajarkan
anaknya untuk selalu akur dengan saudaranya.
Selain itu pada aspek kepribadian, An. N belum mampu untuk
mengungkapkan kesalahannya dan meminta maaf. Ny. R mengatakan
selalu mengajarkan anaknya untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan
pada orang lain. An.N sering bercerita pada orangtua terutama pada ibunya
jika diganggu oleh teman disekolah. Untuk kebersihan dirinya sendiri, An.
N sudah mampu untuk mandi, buang air dan berhias secara mandiri. Saat
ditanya terkait hobi, An. N mengatakan menyukai menggambar dan
mewarnai dan memiliki cita-cita menjadi dokter.
6. Moral
An. N tampak mampu untuk menepati janjinya seperti ia berjanji
dengan ibunya pada saat pulang sekolah harus ganti baju dan makan siang
dahulu, setelah itu boleh bermain. An. N juga mampu untuk mengikuti
peraturan baik disekolah maupun dirumah. Namun An.N belum mampu
memahami bagaimana tindakan yang baik, buruk, benar dan salah secara
mandiri. Keluarga menerapkan peraturan kepada anaknya jika ingin
bermain harus ganti baju dan makan terlebih dahulu. Keluarga sudah
menerapkan kedisiplinan kepada anaknya serta mengajarkan anaknya
terkait suatu tindakan yang baik.
7. Spiritual
Pada aspek spiritual, Ny. R mengatakan bahwa anaknya selalu
diingatkan untuk mengerjakan shalat 5 waktu sehari semalam dan jarang
berdoa setelah shalat, selain itu An. N rajin mengikuti kegiatan mengaji
pada malam hari yaitu TPQ di Mesjid Al-Kautsar. Keluarga sudah
mendidik anak dengan kewajiban sebagai orang Islam dan memasukkan
anak untuk belajar agama.
8. Psikososial
Pada aspek psikososial. Ny. R mengatakan bahwa anaknya terkadang
masih malu dengan orang yang dikenalnya. Keluarga mengatakan biasanya
136
setelah lama bertemu dengan orang baru tersebut maka anaknya akan dekat
dan tidak malu-malu. Ny. R mengatakan keluarga sudah mengajarkan anak
untuk dapat berkenalan dengan orang lain. Pada saat pengkajian terkait
tumbuh kembang An. N, keluarga mengatakan saat ini belum mengetahui
tentang perkembangan tumbuh kembang pada anaknya serta cara
menstimulasi tumbuh kembang anak agar dapat berkembang secara
optimal.
C. DIAGNOSA
“Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Sekolah”
137
1) Mengkaji kemampuan bahasa anak
2) Memberikan bahan bacaan yang meningkatkan kreatifitas anak
3) Melatih anak untuk menceritakan kembali cerita yang telah dibacanya
4) Mengasah dan mengembangkan hobi yang dimiliki anak.
e. Mengembangkan aspek emosi dan kepribadian
Melakukan stimulasi dengan mendemonstrasikan cara mengembangkan
aspek emosi dan kepribadian bersama keluarga:
1) Mengajarkan anak mengenal dan merasakan emosi sendiri
2) Mengenal penyebab perasaan yang timbul dan mampu mengungkapkan
rasa marah
3) Mengendalikan perilaku amarah yang merugikan diri sendiri dan orang
lain
4) Mampu mengatasi stres
f. Mengembangkan aspek moral dan spiritual
Mengembangkan nilai-nilai moral dan spiritual bersama keluarga:
1) Mengkaji nilai-nilai moral dan spiritual yang sudah diajarkan pada anak
2) Mengajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan seperti benar, salah,
baik, buruk
3) Mengajarkan anak pentingnya memberikan bantuan kepada orang yang
membutuhkan pertolongan, menyayangi fakir miskin, bersikap jujur dan
bertanggung jawab.
4) Membimbing anak saat menonton video kedisiplinan dan video religius
5) Memberikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
6) Melatih kedisiplinan dan religius anak
g. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
Mengembangkan keterampilan adaptasi psikososial bersama keluarga:
1) Mengkaji keterampilan adaptasi psikososial anak
2) Menyediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah bersama
teman kelompoknya
3) Memberi dorongan dan kesempatan ikut berbagai perlombaan
4) Memberikan hadiah prestasi yang diraih
138
5) Melatih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
h. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
1) Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
2) Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
3) Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan keluarga
4) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
5) Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal pada
usia sekolah
6) Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia sekolah
Untuk Keluarga
a) Jelaskan ciri perkembangan anak usia sekolah yang normal dan
meyimpang
b) Jelaskan kepada keluarga mengenai cara menstimulasi kemampuan
anak berkarya
c) Libatkan anak dalam kegiatan sehari-hari yang sederhana di rumah,
seperti membuat kue, merapikan tempat tidur
d) Puji keberhasilan yang dicapai oleh anak
e) Diskusikan dengan anak mengenai harapannya dalam berinteraksi dan
belajar
f) Tidak menuntut anak untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan kemampuannya (menerima anak apa adanya), membantu
kemampuan belajar
g) Tidak menyalahkan dan menghina anak
h) Beri contoh cara menerima orang lain apa adanya
i) Beri kesempatan untuk mengikuti aktivitas kelompok yang
terorganisasi
j) Buat/tetapkan aturan/disiplin di rumah bersama anak
k) Demonstrasikan dan latih cara menstimulasi kemampuan anak untuk
berkarya
l) Bersama keluarga susun rencana stimulasi kemampuan berkarya anak
139
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Senin / 19 November 2018
Nama : An. N
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
1. Kesiapan 1. Membina hubungan saling percaya dengan Jam 14.00 WIB
peningkatan memperkenalkan diri, tujuan dan kontrak S:
perkembangan waktu - Keluarga mengatakan menerima praktik
usia sekolah mahasiswa dan bersedia untuk dijadikan
2. Mendiskusikan tentang perkembangan keluarga kelolaan mahasiswa.
psikososial yang normal dan menyimpang
pada orang tua anak usia sekolah - Keluarga mengatakan tahapan
perkembangan psikososial pada anaknya
Menjelaskan pengertian perkembangan masih ada beberapa yang belum tercapai.
psikososial pada anak usia sekolah
O:
Menjelaskan ciri-ciri perkembangan anak usia
- Keluarga tampak memahami dan mengulang
sekolah yang normal dan menyimpang pada
kembali perkembangan usia sekolah yang
keluarga
normal dan tidak normal dan mampu
menyebutkan kembali materi yang telah
diberikan.
A:
- Keluarga mampu menjelaskan perilaku yang
menggambarkan perkembangan yang
normal dan menyimpang pada anak usia
sekolah
140
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan
perkembangan psikososial pada anak usia
sekolah
PP:
- Melanjutkan intervensi, mendemonstrasikan
dan melatih keluarga untuk menstimulasi
perkembangan kemampuan anak berkarya
pada hari Selasa, 20 November 2018 jam
14.00
141
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Selasa/ 20 November 2018
Nama : An. N
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
1. Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling Jam 14.00 WIB
peningkatan percaya dengan keluarga S:
perkembanga - Keluarga mengatakan memahami tentang cara
n usia skolah 2. Meningkatkan peran serta keluarga menstimulasi kemampuan anak berkarya pada anak
dalam meningkatkan pertumbuhan usia sekolah.
dan perkembangan pada anak usia
sekolah dengan : - Keluarga mengatakan sudah menyusun rencana
stimulasi untuk tumbuh kembang anaknya
Mendemonstrasikan dan melatih
keluarga mengenai cara O:
menstimulasi perkembangan anak - Keluarga tampak memahami dan mengulang kembali
bagaimana cara menstimulasi kemampuan anak
Menganjurkan keluarga untuk selalu
melibatkan anak dalam kegiatan berkarya
sehari-hari yang sederhana di rumah, - Keluarga tampak sudah menyusun rencana stimulasi
seperti menyapu, merapikan tempat tumbuh kembang anak usia sekolah
tidur
A:
Membantu keluarga menyusun - Kelurga mampu memahami dan mengulang kembali
rencana stimulasi agar anak cara menstimulasi kemampuan anak berkarya pada
mampu berkarya anak usia sekolah.
Memuji keberhasilan yang dicapai - Keluarga telah membuat rencana stimulasi agar anak
oleh anak mampu berkarya
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
142
- Menganjurkan keluarga untuk dapat terus menstimulasi
perkembangan anak dan kemampuan anak berkarya
sesuai dengan rencana stimulasi yang telah disusun
PP:
- Melanjutkan intervensi pada klien, mempertahankan
pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal pada anak
usia 6-12 tahun pada hari Rabu, 21 November 2018
jam 14.00
143
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Rabu / 21 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 3. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan - Klien mengatakan sering makan dengan
usia sekolah 4. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik sambal ayam.
yang optimal bersama keluarga:
- Klien mengatakan sudah bisa mandi, buang
Mengkaji pemenuhan kebutuhan fisik anak air dan berhias secara mandiri
Menganjurkan makan makanan dengan gizi - Keluarga mengatakan bahwa anaknya untuk
yang seimbang makan terkadang disuapi, jika tidak ia malas
Mengajarkan kebersihan makan.
O:
- Klien tampak masih disuruh dan disuapi
makan.
- Klien tampak sudah bisa melakukan
kebersihan dirinya secara mandiri
- Klien dan keluarga tampak memahami apa
yang telah diajarkan terkait kebutuhan fisik
anak
A:
- Klien dan keluarga tampak mampu
memahami dan mengulang kembali tentang
144
kebutuhan fisik, makanan gizi seimbang dan
menjaga kebersihan diri pada anak usia
sekolah.
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk memenuhi
kebutuhan fisiknya secara mandiri, dan
memenuhi gizi seimbang serta menjaga
kebersihan diri secara mandiri
- Menganjurkan keluarga untuk selalu
mempertahankan kebutuhan fisik anak
PP:
- Melanjutkan intervensi, mengembangkan
keterampilan motorik halus dan kasar pada
hari Kamis, 22 November 2018 jam 14.00
145
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Kamis / 22 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 3. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan - Klien mengatakan menyukai latihan gerakan
usia sekolah 4. Mengembangkan keterampilan motorik kasar senam ringan
dan halus bersama keluarga:
- Klien juga mengatakan suka menggambar
Mengkaji keterampilan motorik kasar dan dan mewarnai
halus anak
- Keluarga mengatakan melihat anaknya
Memfasilitasi anak untuk bermain sudah sesuai dengan pertumbuhan dan aktif
menggunakan motorik kasar latihan senam bermain serta beraktivitas dalam kegiatan
ringan) sehari-hari.
Memfasilitasi anak untuk kegiatan dengan O:
menggunakan motorik halus (menggambar - Klien tampak nyaman dan senang dengan
dan mewarnai) permainan yang diberikan
Menciptakan lingkungan aman dan nyaman - Klien tampak menggunakan motorik halus
bagi anak untuk bermain dengan menggambar dan mewarnai
- Klien tampak mampu melakukan gerakan
senam ringan dengan baik
- Keluarga tampak memahami cara stimulasi
perkembangan anaknya terkait aspek
146
motorik
A:
- Klien tampak mampu menggunakan motorik
halus (menggambar dan mewarnai) dan juga
motorik kasar (latihan senam ringan) secara
mandiri.
- Keluarga mampu memahami cara stimulasi
perkembangan aspek motorik
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan motorik
halus (menggambar dan menulis) dan juga
motorik kasar (latihan senam ringan) secara
mandiri.
- Menganjurkan keluarga unttuk membantu
menstimulasi anak melakukan
perkembangan motoriknya
PP:
- Melanjutkan intervensi, mengembangkan
kemampuan kognitif hari Jumat, 23
November 2018 jam 14.00
147
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Jumat/ 23 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 17.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan 2. Melakukan stimulasi dengan - Klien mengatakan sudah mengerjakan
usia sekolah mendemonstrasikan cara mengembangkan pekerjaan rumah dan soal yang diberikan
kemampuan kognitif bersama keluarga:
Membimbing anak mengerjakan tugas - Klien mengatakan untuk selalu belajar dan
pekerjaan rumahnya mengatur jadwalnya
Memberikan materi tentang pengurutan serta - Keluarga mengatakan bahwa anaknya lemah
beberapa latihan mengenai pengurutan dengan hitungan dan sering bermain
148
diajarkan
- Keluarga tampak memahami cara stimulasi
aspek kognitif pada anak
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat terus
berlatih mengembangkan kemampuan
kognitifnya
- Menganjurkan klien untuk melakukan apa
yang telah diajarkan
- Menganjurkan keluarga untuk terus
melakukan stimulasi pada aspek kognitif
PP:
- Melanjutkan intervensi, melakukan stimulasi
pada aspek bahasa dan aspek kognitif pada
hari Sabtu, 24 November 2018 jam 14.00
dan jam 15.00
149
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Sabtu/ 24 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan - Klien mengatakan biasanya mendapatkan
usia sekolah 2. Mengembangkan kemampuan bahasa peringkat 20 besar di sekolah
bersama keluarga:
- Klien mengatakan menyukai menggambar
Mengkaji kemampuan bahasa anak dan mewarnai
Memberikan bahan bacaan yang - Klien menceritakan kembali cerita pendek
meningkatkan kreatifitas anak yang telah dibacanya
Melatih anak untuk menceritakan kembali - Keluarga mengatakan bahwa anaknya
cerita yang telah dibacanya memang sedikit lemah dalam hal mengingat
Mengasah dan mengembangkan hobi yang dan konsentrasi
dimiliki anak O:
- Klien tampak memiliki kelebihan dalam hal
pintar membaca, menggambar dan
mewarnai, namun klien lemah dalam hal
mengingat
- Klien tampak membaca dan mewarnai buku
cerita yang telah diberikan
- Klien tampak mampu menceritakan kembali
150
cerita bergambar yang telah dibacanya
A:
- Klien mampu menceritakan kembali cerita
pendek yang telah dibacanya
- Klien mampu melakukan dan
mengembangkan hobi yang dimiliki dengan
menggambar dan mewarnai buku cerita
yang diberikan
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat
mengembangkan hobi yang dimiliki serta
meningkatkan kemampuan berhitung anak.
- Menganjurkan keluarga untuk terus
melakukan stimulasi perkembangan
kecerdasan anak
PP:
- Melanjutkan intervensi, mengembangkan
aspek emosi dan kepribadian serta aspek
kognitif dan juga bahasa pada hari Senin, 26
November 2018 jam 14.00
151
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Sabtu/ 24 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan 2. Melakukan stimulasi dengan - Klien mengatakan sudah mengerjakan
usia sekolah mendemonstrasikan cara mengembangkan pekerjaan rumah dan soal latihan yang
kemampuan kognitif bersama keluarga: diberikan
Memberi materi tentang klasifikasi dan
beberapa latihan mengenai klasifikasi - Klien mengatakan untuk selalu berlatih
menjawab soal hitungan dan menyimpan
Memberikan penjelasan dan jawaban yang buku catatannya
benar setelah di soal dijawab oleh anak
- Keluarga mengatakan bahwa anaknya sudah
Membimbing anak dalam mengerjakan PR tampak semangat untuk belajar hitungan
Memberikan pujian atas nilai-nilai positif O:
yang dilakukan anak - Klien tampak mengerjakan PR dan soal
latihan yang diberikan
Membimbing anak agar dapat menyimpan
kembali buku catatannya agar tidak hilang - Klien tampak mulai ingin mengerjakan soal
hitungan
- Klien tampak semangat dan antusias belajar
A:
- Klien mampu mengembangkan keterampilan
kognitif (mengerjakan soal berhitung)
152
dengan perlahan
- Klien tampak memahami dan mampu
mengulang kembali terkait apa yang telah
diajarkan
- Keluarga tampak memahami cara stimulasi
aspek kognitif pada anak
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat terus
berlatih mengembangkan kemampuan
kognitifnya
- Menganjurkan klien untuk melakukan apa
yang telah diajarkan
- Menganjurkan keluarga untuk terus
melakukan stimulasi pada aspek kognitif
PP:
- Melanjutkan intervensi, mengembangkan
aspek emosi dan kepribadian serta aspek
kognitif dan bahasa pada hari Senin, 26
November 2018 jam 14.00
153
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Senin/ 26 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan 2. Melakukan stimulasi dengan - Keluarga mengatakan bahwa anaknya
usia sekolah mendemonstrasikan cara mengembangkan aspek memiliki emosi yang tinggi dan suka
emosi dan kepribadian bersama keluarga: berantem dengan kakaknya.
Mengajarkan anak mengenal dan merasakan
emosi sendiri - Klien mengatakan sering marah karena
kakaknya jahat.
Mengenal penyebab perasaan yang timbul
dan mampu mengungkapkan rasa marah - Klien mengatakan tidak akan jahat lagi
dengan kakaknya
Mengendalikan prilaku amarah yang
merugikan diri sendiri dan orang lain O:
- Klien tampak sering berantem dengan
Mampu mengatasi stres kakaknya
- Klien tampak suka marah, kakaknya tidak
boleh mengganggunya.
- Klien tampak ingin berubah
A:
- Klien mampu mengenal dan mengendalikan
perasaannya.
- Keluarga tampak memahami cara stimulasi
154
aspek emosi dan kepribadian anaknya
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat terus
mengendalikan perasaan yang dimilikinya
- Menganjurkan keluarga untuk terus
melakukan cara stimulasi aspek emosi dan
kepribadian pada anaknya
PP:
- Melanjutkan intervensi, melakukan stimulasi
perkembangan nilai moral dan spiritual serta
aspek kognitif pada hari Selasa/ 27
November 2018 pukul 14.00 WIB
155
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Senin / 26 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan 2. Mengembangkan kemampuan bahasa bersama - Klien menceritakan kembali cerita
usia sekolah keluarga: bergambar yang telah dibacanya
Memberikan bahan bacaan yang
meningkatkan kreatifitas anak - Keluarga mengatakan bahwa anaknya
memang sedikit lemah dalam hal mengingat
Melatih anak untuk menceritakan kembali dan konsentrasi
cerita yang telah dibacanya
O:
Mengasah dan mengembangkan hobi yang - Klien tampak sudah lancar menceritakan
dimiliki anak kembali cerita yang dibacanya
- Klien tampak sudah mendapat tambahan
beberapa kosa kata dari cerita yang
dibacanya
A:
- Klien mampu menceritakan kembali cerita
bergambar yang telah dibacanya
- Klien mampu melakukan dan
mengembangkan hobi yang dimiliki dengan
menggambar dan mewarnai buku cerita
yang diberikan
156
- Klien dapat bertambah kosa katanya karena
membaca
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat
mengembangkan hobi yang dimiliki serta
meningkatkan kemampuan berhitung anak.
- Menganjurkan keluarga untuk terus
melakukan stimulasi perkembangan
kecerdasan anak
PP:
- Melanjutkan intervensi, mengembangkan
aspek emosi dan kepribadian serta aspek
kognitif pada hari Selasa, 27 November
2018 jam 14.00
157
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Senin/ 26 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan 2. Melakukan stimulasi dengan - Klien mengatakan sudah mengerjakan soal
usia sekolah mendemonstrasikan cara mengembangkan latihan yang diberikan
kemampuan kognitif bersama keluarga:
Memberi materi tentang decentring dan - Klien mengatakan untuk selalu berlatih
beberapa latihan mengenai decentring menjawab soal hitungan dan lebih rajin
dalam mencapai cita-citanya
Memberikan penjelasan dan jawaban yang
benar setelah di soal dijawab oleh anak - Keluarga mengatakan bahwa anaknya sudah
tampak semangat untuk belajar hitungan
Membimbing anak dalam mengerjakan PR
O:
Memberikan pujian atas nilai-nilai positif - Klien tampak mengerjakan PR dan soal
yang dilakukan anak latihan yang diberikan
Mengingatkan anak untuk mengerjakan PR - Klien tampak mulai ingin mengerjakan soal
hitungan
Mengingatkan anak bahwa cita-cita tidak
bisa dicapai dengan bermalas-malasan - Klien tampak semangat dan antusias belajar
A:
- Klien mampu mengembangkan keterampilan
kognitif (mengerjakan soal berhitung)
dengan perlahan
158
- Klien tampak memahami dan mampu
mengulang kembali terkait apa yang telah
diajarkan
- Keluarga tampak memahami cara stimulasi
aspek kognitif pada anak
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat terus
berlatih mengembangkan kemampuan
kognitifnya
- Menganjurkan klien untuk melakukan apa
yang telah diajarkan
- Menganjurkan keluarga untuk terus
melakukan stimulasi pada aspek kognitif
PP:
- Melanjutkan intervensi, melakukan stimulasi
perkembangan nilai moral dan spiritual serta
aspek kognitif pada hari Selasa/ 27
November 2018 pukul 14.00 WIB
159
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Selasa/ 27 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan - Klien mengatakan orang tuanya selalu
usia sekolah 2. Mengembangkan nilai-nilai moral dan mengajarkan untuk menepati janji seperti
spiritual bersama keluarga: saat ia berjanji dengan ibunya pulang
Mengkaji nilai-nilai moral dan spiritual yang sekolah harus ganti baju dan makan siang
sudah diajarkan pada anak dulu setelah itu boleh bermain dengan
teman.
Mengajarkan hubungan sebab akibat suatu
tindakan seperti benar, salah, baik, buruk - Klien mengatakan selalu mengerjakan shalat
5 waktu sehari semalam
Mengajarkan anak pentingnya memberikan
bantuan kepada orang yang membutuhkan - Klien mengatakan mengikuti kegiatan
pertolongan, menyayangi fakir miskin, mengaji di TPQ Mesjid Al Kautsar
bersikap jujur dan bertanggung jawab. - Klien mengatakan sebab ia tidak mendapat
Membimbing anak saat menonton video juara karena ia banyak bermain dan
kedisiplinan dan religius akibatnya ia hanya mendapat peringkat 15
besar saja.
Memberikan pujian atas nilai-nilai positif
yang dilakukan anak - Klien mengatakan akan menjadi anak yang
disiplin mengatur waktu belajarnya dan
Melatih kedisiplinan dan religius anak mendapatkan peringkat yang lebih tinggi
- Keluarga mengatakan bahwa anaknya sudah
160
mengikuti aturan dan nasehat yang
diberikannya walaupun harus terus disuruh
O:
- Klien tampak menepati janjinya saat pulang
sekolah ganti baju dan makan siang lalu,
setelah itu bermain dengan temannya
- Klien tampak rajin shalat dan sudah berdoa
sesudah shalat
- Klien tampak mengikuti kegiatan mengaji di
TPQ Mesjid Al Kautsar setiap malam
- Klien tampak memahami dan mengerti
terkait kedisiplinan serta klien tampak serius
ingin menjadi orang yang disiplin setelah
diberikan video terkait kedisiplinan dan
religius (video upin ipin)
- Klien tampak senang saat diberikan pujian
atas kemampuan positif yang dilakukannya
- Klien tampak memahami hubungan sebab
dan akibat terkait ia tidak mendapat juara.
A:
- Klien mampu menepati janjinya saat pulang
sekolah ganti baju dan makan siang lalu,
setelah itu bermain dengan temannya
161
- Klien mampu melakukan shalat dan berdoa
- Klien mengikuti kegiatan mengaji di TPQ
Mesjid Al Kautsar setiap malam
- Klien mengerti dengan hubungan sebab dan
akibat terkait ia tidak mendapat juara.
- Klien tampak memahami dan mampu
mengulang kembali terkait apa yang telah
diajarkan
- Keluarga tampak memahami bagaimana
stimulasi pada perkembangan moral dan
spiritual anak
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat menepati
janji dan mengikuti aturan yang telah
disepakati bersama orangtuanya.
- Menganjurkan klien untuk selalu mengikuti
kegiatan mengaji
- Menganjurkan klien untuk melakukan apa
yang telah diajarkan
- Menganjurkan klien untuk terus melakukan
shalat 5 waktu sehari semalam dan berdoa
setelah shalat.
162
- Menganjurkan keluarga untuk terus
menstimulasi aspek moral anak
PP:
- Melanjutkan intervensi, melakukan stimulasi
perkembangan aspek psikososial dan
kognitif serta moral-spiritual pada hari
Rabu/ 28 November jam 14.00
163
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Selasa/ 27 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan 2. Melakukan stimulasi dengan - Klien mengatakan sudah mengerjakan soal
usia sekolah mendemonstrasikan cara mengembangkan latihan yang diberikan
kemampuan kognitif bersama keluarga:
Memberi materi tentang reversibilty dan - Klien mengatakan ingin menjadi pelukis
beberapa latihan mengenai reversibilty - Keluarga mengatakan bahwa anaknya sudah
Memberikan penjelasan dan jawaban yang tampak semangat untuk belajar hitungan
benar setelah di soal dijawab oleh anak O:
Meceritakan pengalaman peneliti untuk - Klien tampak mengerjakan soal latihan yang
memacu semangat belajar anak diberikan
Memberikan pujian atas nilai-nilai positif - Klien tampak mulai serius mengerjakan soal
yang dilakukan anak hitungan
- Klien tampak semangat dan antusias belajar
A:
- Klien mampu mengembangkan keterampilan
kognitif (mengerjakan soal berhitung)
dengan perlahan
- Klien tampak memahami dan mampu
mengulang kembali terkait apa yang telah
164
diajarkan
- Keluarga tampak memahami cara stimulasi
aspek kognitif pada anak
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat terus
berlatih mengembangkan kemampuan
kognitifnya
- Menganjurkan klien untuk melakukan apa
yang telah diajarkan
- Menganjurkan keluarga untuk terus
melakukan stimulasi pada aspek kognitif
PP:
- Melanjutkan intervensi, melakukan stimulasi
perkembangan aspek psikososial dan
kognitif serta moral-spiritual pada hari
Rabu/ 28 November jam 14.00
165
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Rabu/ 28 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan - Klien mengatakan mempunyai banyak teman
usia sekolah 2. Mengembangkan keterampilan adaptasi disekolah maupun dirumah
psikososial bersama keluarga:
- Klien mengatakan biasanya bermain sama
Mengkaji keterampilan adaptasi psikososial temannya pada waktu sore hari
anak
- Klien mengatakan mengikuti pernah
Menyediakan waktu bagi anak untuk perlombaan menggambar dan mewarnai
bermain keluar rumah bersama teman mendapatkan juara 1 dan juga mendapatkan
kelompoknya hadiah
Memberi dorongan dan kesempatan ikut - Keluarga mengatakan bahwa perkembangan
berbagai perlombaan psikososial anaknya sudah sesuai
Memberikan hadiah prestasi yang diraih O:
Melatih anak berhubungan dengan orang lain - Klien tampak mempunyai banyak teman
yang lebih dewasa yang dekat dan tampak sering bermain pada
sore hari
- Klien mendapatkan hadiah karena juara 1
pada perlombaan menggambar dan
mewarnai
- Klien tampak sudah mampu beradaptasi dan
166
bekerja sama dengan orang lain
A:
- Klien mampu memahami dan melakukan
cara berkomunikasi dan berhubungan
dengan perawat secara mandiri.
- Keluarga tampak memahami terkait cara
stimulasi perkembangan psikososial
anaknya.
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat melakukan
adaptasi psikososial dengan cara
berhubungan dengan teman, ataupun orang
lain secara mandiri.
- Menganjurka keluarga untuk terus
melakukan stimulasi terkait perkembangan
psikososial anak
PP:
- Melanjutkan intervensi, melatih aspek
kognitif anak dan meningkatkan peran serta
keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan pada hari Kamis, 29
November 2018 jam 14.00
167
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Rabu/ 28 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan 2. Mengembangkan nilai-nilai moral dan spiritual - Klien mengatakan akan menjadi anak yang
usia sekolah bersama keluarga: disiplin mengatur waktu belajarnya dan
Mengajarkan hubungan sebab akibat suatu mendapatkan peringkat yang lebih tinggi
tindakan seperti benar, salah, baik, buruk
- Keluarga mengatakan bahwa anaknya sudah
Membimbing anak saat menonton video mengikuti aturan dan nasehat yang
kedisiplinan dan religius diberikannya walaupun harus terus disuruh
Memberikan pujian atas nilai-nilai positif O:
yang dilakukan anak - Klien tampak menepati janjinya saat pulang
sekolah ganti baju dan makan siang lalu,
Melatih kedisiplinan dan religius anak setelah itu bermain dengan temannya
- Klien tampak memahami dan mengerti
terkait kedisiplinan serta klien tampak serius
ingin menjadi orang yang disiplin setelah
diberikan video terkait kedisiplinan dan
religius (video upin ipin)
- Klien tampak senang saat diberikan pujian
atas kemampuan positif yang dilakukannya
- Klien tampak memahami hubungan sebab
168
dan akibat terkait ia tidak mendapat juara.
A:
- Klien mampu menepati janjinya saat pulang
sekolah ganti baju dan makan siang lalu,
setelah itu bermain dengan temannya
- Klien tampak memahami dan mampu
mengulang kembali terkait apa yang telah
diajarkan
- Keluarga tampak memahami bagaimana
stimulasi pada perkembangan moral dan
spiritual anak
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat menepati
janji dan mengikuti aturan yang telah
disepakati bersama orangtuanya.
- Menganjurkan klien untuk melakukan apa
yang telah diajarkan
- Menganjurkan klien untuk terus melakukan
shalat 5 waktu sehari semalam dan berdoa
setelah shalat.
- Menganjurkan keluarga untuk terus
menstimulasi aspek moral anak
PP:
169
- Melanjutkan intervensi, melatih aspek
kognitif anak dan meningkatkan peran serta
keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan pada hari Kamis, 29
November 2018 jam 14.00
170
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Rabu/ 28 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan 2. Melakukan stimulasi dengan - Klien mengatakan sudah memahami terkait
usia sekolah mendemonstrasikan cara mengembangkan materi yang diberikan
kemampuan kognitif bersama keluarga:
Memberi materi tentang konservasi dan - Klien mengatakan akan mengerjakan tuga
mendemonstrasikan kepada anak sekolahya dan akan membaca pelajaran yang
didapat disekolah
Memberikan penjelasan kepada anak
- Keluarga mengatakan bahwa anaknya sudah
Memberikan pujian atas nilai-nilai positif tampak semangat untuk belajar
yang dilakukan anak
O:
Mengingatkan anak pada tugas sekolahnya - Klien tampak materi yang diberikan
Mengingatkan anak agar membiasakan untuk - Klien tampak mulai serius dalam belajar
membaca kembali pelajaran yang didapat
disekolah - Klien tampak semangat dan antusias belajar
A:
- Klien mampu mengembangkan keterampilan
kognitif dengan perlahan
- Klien tampak memahami dan mampu
mengulang kembali terkait apa yang telah
diajarkan
171
- Keluarga tampak memahami cara stimulasi
aspek kognitif pada anak
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat terus
berlatih mengembangkan kemampuan
kognitifnya
- Menganjurkan klien untuk melakukan apa
yang telah diajarkan
- Menganjurkan keluarga untuk terus
melakukan stimulasi pada aspek kognitif
PP:
- Melanjutkan intervensi, melatih aspek
kognitif anak dan meningkatkan peran serta
keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan pada hari Kamis, 29
November 2018 jam 14.00
172
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Kamis/ 29 November 2018
Nama : An. N
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o
1 Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
. peningkatan dengan keluarga dan klien S:
perkembangan - Keluarga mengatakan pertumbuhan dan
usia sekolah 2. Meningkatkan peran serta keluarga dalam perkembangan anaknya sudah sesuai namun
meningkatkan pertumbuhan dan An. N nya saja lah yang pemalas.
perkembangan
- Keluarga mengatakan sudah menasehati dan
Tanyakan kondisi pertumbuhan dan membuat jadwal An. N setiap hari, namun
perkembangan anak An. N masih saja selalu bermain
Tanyakan upaya yang sudah dilakukan - Keluarga mengatakan sudah memberikan
keluarga terhadap anak makanan yang bergizi seimbang pada anak
Berikan reinforcement atas upaya positif - Keluarga mengatakan terkait pengetahuan
yang sudah dilakukan keluarga sebelumnya yang sudah dijelaskan
Anjurkan pada keluarga untuk memberikan O:
makan bergizi seimbang - Keluarga tampak sudah menasehati dan
3. Mengevaluasi terkait pengetahuan yang telah membuat jadwal An. N setiap hari, namun
diberikan sebelumnya An. N masih sering bermain
- Keluarga tampak sudah memberikan
makanan yang bergizi seimbang pada anak
- Keluarga tampak senang saat diberikan
reinforcement positif terkait tindakan yang
173
sudah dilakukan keluarga
- Keluarga tampak memahami perkembangan
dan cara stimulasi anaknya
A:
- Keluarga sudah melakukan pertumbuhan
dan perkembangan An. N dengan baik
- Keluarga sudah melakukan upaya terkait
pertumbuhan dan perkembangan An. N
seperti membuat jadwal An. N
- Keluarga memahami pengetahuan yang
telah diberikan sebelumnya
P : Intervensi dihentikan
PK:
- Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak
- Menganjurkan keluarga untuk lebih
meningkatkan upaya yang telah dilakukan
PP:
- Mengakhiri intervensi (Terminasi)
174
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Kamis/ 29 November 2018
Nama : An. N
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
1. Kesiapan 1. Mempertahankan hubungan saling percaya Jam 14.00 WIB
peningkatan dengan klien dan keluarga S:
perkembangan 2. Melakukan stimulasi dengan - Klien mengatakan sudah memahami terkait
usia sekolah mendemonstrasikan cara mengembangkan materi yang diberikan
kemampuan kognitif bersama keluarga:
Mengevaluasi dengan memberi soal tentang - Klien mengatakan akan mengerjakan tuga
latihan matematika terkait konsep sekolahya dan akan membaca pelajaran yang
sebelumnya didapat disekolah
Memberikan penjelasan jawaban yang benar - Keluarga mengatakan bahwa anaknya sudah
tampak semangat untuk belajar
Memberikan pujian atas nilai-nilai positif
yang dilakukan anak O:
- Klien tampak materi yang diberikan
Mengingatkan anak pada tugas sekolahnya
- Klien tampak mulai serius dalam belajar
Mengingatkan anak agar membiasakan untuk
membaca kembali pelajaran yang didapat - Klien tampak semangat dan antusias belajar
disekolah A:
- Klien mampu mengembangkan keterampilan
kognitif dengan perlahan
- Klien tampak memahami dan mampu
mengulang kembali terkait apa yang telah
diajarkan
175
- Keluarga tampak memahami cara stimulasi
aspek kognitif pada anak
P : Intervensi dilanjutkan
PK:
- Menganjurkan klien untuk dapat terus
berlatih mengembangkan kemampuan
kognitifnya
- Menganjurkan klien untuk melakukan apa
yang telah diajarkan
- Menganjurkan keluarga untuk terus
melakukan stimulasi pada aspek kognitif
PP:
- Mengakhiri intervensi (Terminasi)
176
Lampiran
CURICULUM VITAE
Agama : Islam
Padang Timur
Riwayat Pendidikan
177
178