SKRIPSI
OLEH :
SKRIPSI
OLEH :
ABSTRAK
ABSTRACT
Emotional development is the point that needs to be paid attention to the youth,
because at this time there was an emotional change that would include ashamed
feeling, self-consciousness, loneliness and depression especially at the age of 12 -
15 years At the age of adolescents also have the independence that comes along
with the need for intimacy and parental support which can be realized in the
affective function of family. However at this time the conflict among parents and
children is going peaked. So it is needed a function of the family that includes
dimension to solve the problem of communication, roles, affective
responsiveness, affective involvement, and behavior control, especially for the
development of youth emotional quotient. This research aims to determine the
Relation function of the family to emotional Quotient for The students in Junior
High School Jaya Suti Abadi District of Bekasi. This research is a quantitative
study with cross sectional approach with α = 0.05. Samples used in this study as
many as 136 respondents and techniques used is purposive sampling
techniques. Data Collection using instrument or a questionnaire the McMaster
Model (FAD) and EATQ-R. Analysis technique used is the Chi-Square test with
the help of statistical application program in its processing. This research will be
done in June 2014. Results of the analysis found that of the six hypothesis which
is proposed in this study the results were rejected. Family functioning dimensions
of problem solving (p = 0.608), role (0.279), communication (0.466), affective
responsiveness (0.247), affective involvement (0.679), behavior control (0.239)
rejected. Researchers suggest that the school still doing counseling to the students
about the importance of establishing a good family functioning to the
development of their emotional intelligence.
Agama : Islam
: Tambun-Bekasi
Hp : 085781620376
Email : awaliabellrizkipratiwi@ymail.com
PENDIDIKAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Para Pelajar di SMP Jaya Suti Abadi Kabupaten Bekasi” yang disusun dan
Keperawatan.
Proses penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis hadapi.
Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar biasa dari berbagai
pihak, baik secara langsung dan tidak langsung, sehingga penulis dapat
2. Bapak Waras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Ns. Eni Nur’aini
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
keperawatan, serta staf akademik dan Ibu Syamsiyah yang telah memudahkan
8. Kedua Orang Tua terhebat saya, Bapak Kustoro, dan Ibu Elly Prihatiningsih
yang paling saya cintai dan selalu memberikan dukungan yang sangat luar
biasa, do’a serta semangat yang tak pernah berhenti setiap harinya dari
mereka. Kedua adik saya yang tersayang yang selalu menemani dalam proses
9. Ketua Yayasan, Staff Guru, dan siswa-siswi SMP Jaya suti Abadi yang telah
Hilma, Ariyanti, Fuji, Ersa, Indri, Fahmi, Felly yang memberi inspirasi,
menghibur, dan memberi banyak masukan selama proses pembuatan skripsi
ini.
kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua
Penulis telah berusaha menyajikan tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik
ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan,
yang ada, serta mengeluarkan gagasan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………….. ii
ABSTRAK ………………………………………………………........ iii
ABSTRACT ………………………………………………………...... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN ………………………………....... v
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………...... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………..... viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………..... xii
DAFTAR TABEL …………………………………………………..... xvi
DAFTAR BAGAN ………………………………………………....... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang …………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah ………………………………………… 6
3. Tujuan Penelitian …………………………………………. 7
4. Manfaat Penelitian ………………………………………… 8
5. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………… 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Fungsi Keluarga …………………………………………………… 10
1.1 Definisi Fungsi Keluarga ………………………………… 10
1.2 Faktor-Faktor yang Terkait dengan Fungsi Keluarga ……. 12
1.3 Pengukuran Fungsi Keluarga …………………………….. 13
1.4 The McMaster Model of Family Functioning ……………. 14
1.5 Dimensi Fungsi Keluarga ………………………………… 17
1.5.1 Pemecahan Masalah ……………………………………. 17
1.5.2 Komunikasi …………………………………………….. 19
1.5.3 Peran …………………………………………………… 20
1.5.4 Responsivitas Afektif ………………………………….. 22
1.5.5 Keterlibatan Afektif ……………………………………. 23
1.5.6 Kontrol Perilaku ………………………………………... 24
2. Remaja …………………………………………………………….. 25
2.1 Definisi Remaja …………………………………………... 25
2.2 Ciri-Ciri Masa Remaja …………………………………… 27
2.3 Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja ……………….. 30
2.4 Perubahan pada Remaja ………………………………….. 32
3. Kecerdasan Emosional …………………………………………...... 34
3.1 Definisi Kecerdasan Emosional ………………………….. 34
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional 38
3.3 Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional ……………………. 40
4. Hubungan antara Fungsi Keluarga dengan Kecerdasan Emosional 42
Usia Remaja …………………………………………………………..
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat………………………………………….. 78
B.Analisa Bivariat ……………………………………………. 82
C. Keterbatasan Penelitian……………………………………. 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
yang terjadi sejak intrauterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam
proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui berbagai tahap tumbuh
kembang, termasuk tahap remaja. Tahap remaja adalah masa transisi antara
masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul
merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut WHO (2010)
sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun.
2
Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Di Asia Pasifik dimana
remaja umur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (2007)
kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22%, yang terdiri dari 50,9%
remaja saat ini lebih banyak mengalami kesulitan emosional dari pada
gugup, mudah cemas, dan lebih meledak-ledak. Hal ini dapat mempengaruhi
kebutuhan dalam interaksi sosial remaja. Karena pada masa remaja, mereka
popularitas, dan kasih sayang dari teman sebaya. Remaja pada fase ini secara
psikologis dan sosial berada dalam situasi yang peka dan kritis. Peka terhadap
(Hurlock, 2000).
hadir bersama dengan kebutuhan keintiman dan dukungan orang tua. Dimana
pada masa-masa ini konflik orang tua dan anak memuncak (Dahlan, 2004).
(Dagun, 2002).
Untuk mengatasi masalah tersebut remaja dituntut memiliki
membina hubungan yang baik dan efektif dengan orang lain atau antar
perilaku seks bebas. Hal ini sesuai dengan pendapat Goleman (2010) tentang
kecerdasan emosional, dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ).
Kemampuan ini sangat dibutuhkan oleh individu tak terkecuali para remaja.
keluarga, tidak bersifat menetap dan dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu
kecerdasan emosional anak yang memasuki usia remaja awal (Miller et al.,
2000)
adalah mampu berpikir secara lebih dewasa dan rasional, serta memiliki
pada remaja (Kartono, 2005). Oleh karena itu, remaja akan berjuang untuk
kemandirian sehingga mereka dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa
(Oliva, 2000).
mengutamakan adanya dialog antara remaja dan orang tua akan lebih
anak, juga disertai adanya kontrol dari orang tua sehingga apabila terjadi
antara remaja dan orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional menjadi
berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebebasan emosional dari orang
tua, misalnya dalam hal memilih teman ataupun melakukan aktifitas. Sifat
remaja yang ingin memperoleh kebebasan emosional dan sementara orang tua
terjadinya konflik, namun orang tua dalam melalui proses tersebut berusaha
Suti Abadi kepada beberapa guru pengajar dan orang tua, banyak anak usia
remaja awal yang sulit diberikan nasihat oleh guru dan orang tuanya serta
peraturan dan tata tertib sekolah sering tidak dipatuhi. Dengan adanya
hukuman yang nyata di sekolah ternyata tidak memberikan efek jera bagi
remaja seusia mereka. Hal ini bahkan tidak dominan dilakukan oleh siswa
laki-laki tetapi juga perempuan. Banyak orang tua dan guru yang
tawuran merupakan beberapa contoh perilaku yang sulit dikontrol oleh orang
orang tua nya sehingga beberapa orang tua mengira bahwa perkembangan
emosional anak mereka berlangsung biasa saja dan hilang kontrol. Saat di
sebaya. Fungsi keluarga pun sulit diterapkan bagi keluarga yang mempunyai
B. Rumusan Masalah
diperhatikan pada usia remaja, karena pada masa ini terjadi perubahan emosi
yang meliputi perasaan malu, kesadaran diri, kesepian dan depresi khususnya
pada usia 12-15 tahun. Pada usia tersebut juga remaja memiliki kemandirian
yang hadir bersama dengan kebutuhan keintiman dan dukungan orang tua
yang dapat terwujud dalam fungsi keluarga. Namun pada masa masa ini
fungsi keluarga terhadap kecerdasan emosional para pelajar di SMP Jaya Suti
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
emosional para pelajar di SMP Jaya Suti Abadi Kabupaten Bekasi tahun
2014.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Remaja
pelajar SMP yang mulai memasuki usia remaja awal dan sebagai acuan
baru memasuki usia remaja, sehingga tidak terjerumus dalam perilaku yang
siswi yang baru mulai memasuki usia remaja dengan melibatkan orang
tuanya
Jaya Suti Abadi Kabupaten Bekasi. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas
VII dan kelas VIII SMP Jaya Suti Abadi Kabupaten Bekasi. Waktu penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
1. Fungsi Keluarga
memiliki efek tertinggi pada individu dan membentuk perilaku mereka setiap
saat. Sebuah perilaku yang dibuat dalam kaitannya dengan anggota keluarga
tetapi keluarga juga dapat membentuk fungsi yang abnormal juga (Epstein,
Selama lebih dari dua dekade, ketertarikan para ahli terhadap terapi
sebuah struktur kompleks yang terdiri dari sekelompok individu yang saling
9
anggota keluarga maupun keluarga secara keseluruhan (Anderson &
Sabatelli, 1995; Hess & Handel, 1985; Kantor & lehr, 1975 dalam Sabatelli &
Bartle, 1995). Struktur keluarga yang kompleks tersebut memiliki tujuan yang
dimainkan oleh anggota dalam keluarga serta sikap dan perilaku yang
Bishop, Miller, & Keitner (2003) menjelaskan fungsi keluarga sebagai sejauh
mana interaksi dalam keluarga memiliki dampak terhadap kesehatan fisik dan
bisa diprediksi maupun yang tidak bisa diprediksi. Seiring dengan perjalanan
tidak bisa dilepaskan dari konteks budaya dan etnis yang mempengaruhi daur
keluarga.
yang berfungsi dengan efektif (Sabatelli & Bartle, 1995). Pengembangan teori
mengenai fungsi keluarga merupakan tahap awal yang harus dilakukan dalam
Fungsi keluarga yang sangat erat kaitannya dengan sistem tugas dan
tugas tersebut (Sabatelli & Bartle, 1995). Beberapa model yang mengukur
oleh Olson, Portner, dan Lavee (1985, dalam Sabatelli & Bartle, 1995);
McMaster Family Assessment Device yang dikembangkan oleh Epstein et al
Sabatelli & Bartle, 1995) memiliki 10 subskala; Beavers Systems Model yang
antara fungsi keluarga yang baik dan funsi keluarga yang kurang baik.
tetapi lebih berfokus pada dimensi keberfungsian yang dapat dilihat sebagai
aspek yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap kesehatan emosional dan
MMFF telah melalui proses pengembangan lebih dari 40 tahun. Model ini
telah digunakan secara luas oleh berbagai klinik psikiatri dan keluarga, serta
oleh para terapis yang menangani masalah keluarga (Epstein et al, 2003).
b. Satu bagian dari keluarga tidak bisa dipahami jika dipisahkan dari
semua anggota keluarga (Epstein, Levin, & Bishop, 1976). Menurut Epstein
Area tugas dasar merupakan area yang terkait dengan kebutuhan dasar
krisis dalam keluarga seperti ada anggota keluarga yang sakit, kecelakaan,
kebutuhan yang tercakup dalam tiga area diatas, maka akan mengalami
masalah atau fungsi maladaptif pada satu atau beberapa area dari
keberfungsian keluarga.
dari keluarga yang kompleks (Miller et al., 2000). Dalam alat ukur Family
fungsi keluarga secara umum yang mengukur kesehatan atau patologi dari
masalah pada setiap level sehingga dapat menjaga fungsi keluarga tetap
keutuhan dari keluarga (baik secara fisik maupun secara emosional dari setiap
masalah dari semua masalah yang keluarga mereka hadapi (Epstein et al.,
2003).
menjadi dua tipe, yaitu masalah instrumental dan masalah afektif. Masalah
1. Mengidentifikasi masalah
keluarga
5. Melaksanakan keputusan
masalah
satu sama lain, dan memutuskan tindakan yang tepat (Epstein et al., 2003).
1.5.2 Komunikasi
disini difokuskan pada komunikasi secara verbal yang lebih dapat diukur.
metodologis sulit diukur menjadi data dalam penelitin (Miller et al., 2000).
komunikasi instrumental dan komunikasi afektif. Ada dua aspek lain yang
bisa dilihat dalam komunikasi yaitu jelas atau terselubung, dan langsung atau
tidak langsung. Pada komunikasi yang jelas atau terselubung dapat dilihat
apakah isi dari pesan tersebut disampaikan melalui pernyataan yang jelas atau
komunikasi yang dilihat dalam kontinum langsung atau tidak langsung dapat
dilihat apakah pernyataan tersebut langsung ditujukan pada orang yang tepat
dan jelas pada kedua area instrumental dan afektif. Sedangkan komunikasi
yang tidak efektif adalah komunikasi yang kurang jelas dan tidak langsung
pola berulang yang dilakukan oleh anggota keluarga untuk memenuhi fungsi
keluarga yang sehat. MMFF menemukan adanya lima peran dasar keluarga,
yaitu :
peran dan akuntabilitas peran (Epstein et al., 1978). Alokasi peran dilihat dari
memenuhi semua fungsi kebutuhan keluarga. Selain itu, keluarga yang sehat
terhadap stimulus yang ada dengan kualitas dan kuantitas perasaan yang tepat
(Epstein et al., 2003). Pada dimensi ini terdapat aspek kuantitatif yang
respon sampai respon yang wajar, atau respon yang cukup dapat diterima
sampai respon yang berlebihan. Sedangkan pada aspek kualitatif dapat dilihat
macam variasi emosi yang ada dan respon yang ditampilkan sesuai dengan
untuk merasakan emosi (Epstein et al., 2003). Afek dapat dibagi menjadi dua
kategori yaitu emosi sejahtera dan emosi darurat. Emosi sejahtera terdiri dari
satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut, terdapat 6 tipe keterlibatan dalam
anggota keluarga :
dengan baik, tipe keterlibatan yang terjadi sudah pasti adalah keterlibatan
untuk menangani perilaku anggota keluarga dalam tiga area beriku ini yaitu,
perilaku yang bisa diterima pada setiap anggota keluarga. Terdapat empat
a. Kontrol perilaku yang kaku : terdapat standar yang sempit dan kaku
konteks situasi
secara random dan tak terduga antara tipe 1-3, sehingga anggota
sedangkan fungsi keluarga yang paling tidak efektif adalah keluarga dengan
berada pada usia antara anak-anak dan dewasa (Sarlito, 2002). Secara
masyarakat dewasa dan tidak lagi merasa dibawah tingkat orang yang lebih
tua melainkan sama atau sejajar (Hurlock, 2003). Menurut WHO (2013)
menurut SKKRI adalah perempuan dan laki-laki belum kawin yang berusia
15-24 tahun (Depkes, 2006). Menurut BKKBN (2011) batasan usia remaja
Masa remaja dibagi menjadi remaja awal dan remaja akhir. Masa
tahun (Santrock, 2003). Saat masa inilah dikenal sebagai masa yang penuh
kesukaran. Bukan saja kesukaran bagi individu, tetapi juga bagi orang
masa dewasa. Masa transisi ini sering kali menghadapkan individu yang
bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih
perubahan yang terjadi pada rentang usia 10-24 tahun dan belum menikah.
dan perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru (Hurlock, 1999).
Peralihan tidak berarti terputus atau berubah dari apa yang terjadi
sekarang dan akan datang. Bila anak beralih dari masa kanak-kanak ke
(Hurlock, 1999).
sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika
perubahan fisik terjadi dengan pesat maka perubahan perilaku dan sikap
perubahan sikap dan perilaku menurun juga. Ada empat perubahan yang
diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua
atau dewasa, apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang rasa
1999).
tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan
jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal
(Hurlock, 1999).
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini,
tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-
menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang
(Hurlock, 1999).
dan diarahkan sejak awal masa kanak-kanak. Tetapi berbeda bagi anak
mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari
remaja yang ingin mandiri, tetapi juga membutuhkan rasa aman yang
diperoleh dari orang tua atau orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada
nilai yang selaras dengan dunia orang dewasa yang akan dimasuki,
besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot,
coba-coba.
3. Kecerdasan Emosional
berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja
terjadi ketika seseorang berada dalam sebuah kondisi atau sebuah interaksi
2004).
transaksi yang sedang dialami (McBurnett dkk, 2005). Emosi juga dapat
bersifat lebih spesifik dan terwujud dalam bentuk gembira, takut, marah,
emosi kita, kecuali pada saat-saat emosi mencuat lepas kendali dan otak
istilah “kecerdasan emosi” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh
psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari
memantau diri sendiri atau orang lain yang melibatkan pengendalian diri,
pada diri sendiri atau orang lain serta menanggapinya dengan tepat.
orang lain.
kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak
mengidentifikasi emosi dalam diri mereka sendiri dan orang lain serta
keputusan dan mengelola emosi mereka. Tahap ketiga ini ditandai dengan
diri sendiri. Tahap keempat adalah proses untuk mengenali emosi orang
kecerdasan emosi seseorang salah satunya adalah otak. Otak adalah organ
yang penting dalam tubuh manusia. Otak yang bertugas mengatur dan
berikut :
mempertahankan hidup.
frustasi.
setiap persoalan.
Goleman (2006) juga mengatakan faktor dari luar diri individu
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan non-keluarga
anatomi syaraf emosinya atau dengan kata lain otaknya. Bagian otak yang
dari bagian otak yang mengurus emosi emosi yaitu sistem limbik. Akan
telah diungkap oleh Salovey dan Mayer pada yahun 1991 dalam lima
menghadapi kegagalan.
d. Empati, merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh
macam orang.
aspek, meliputi :
kecerdasan emosi meliputi tanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri,
remaja
ini terlalu bersikap stereotip karena remaja tidak selalu dalam kondisi
“badai dan stress”. Meskipun demikian, tidak dapat disangkal bahwa masa
remaja awal merupakan suatu masa dimana fluktuasi emosi (naik dan
suatu saat dan kemudian merasa sebagai orang yang paling malang di saat
lain. Dalam banyak kasus, intensitas dari emosi mereka agaknya berada
perasaan mereka secara cukup. Dengan sedikit atau tanpa provokasi sama
guru dan orang tua, rata-rata anak dengan usia 12-15 tahun semakin parah
dalam masalah spesifik berikut ini : (1) Menarik diri dari pergaulan atau
merasa tidak bahagia. (2) cemas dan depresi, merasa sering takut dan
cemas; merasa tidak dicintai, gugup, sedih, dan depresi. (3) memiliki
terlalu tegang untuk berkonsentrasi. (4) nakal atau agresif, bergaul dengan
di rumah.
yang normal dialami remaja awal dan bahwa sebagian besar remaja dapat
diucapkan dan dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anaknya,
tidak efisien, berdasarkan riset yang dilakukan Carole Hooven dan John
kepada orang tuanya, serta lebih sedikit bentrok dengan orang tuanya.
Selain itu, anak-anak ini juga lebih pintar menangani emosinya, lebih
efektif menenangkan diri saat marah, dan secara biologis, anak-anak ini
1. Perkembangan motorik
2. Perkembangan kognitif
3. Perkembangan sosial
4. Perkembangan
emosional / psikologis
(Zahra,2005)
Fungsi Keluarga
DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
antar variabel baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti
(Nursalam, 2003).
memasuki usia remaja awal. Karena pada masa ini terjadi perubahan emosi
yang meliputi perasaan malu, kesadaran diri, kesepian, dan depresi. Pada usia
kebutuhan keintiman dan dukungan orang tua yang dapat terwujud dalam
fungsi keluarga.
emosional usia remaja awal 12-15 tahun sebagai variabel dependen. Adapun
kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan pada skema 3.1 :
Variabel independen Variabel dependen
B. Hipotesis
Variabel Wadah untuk Menggunakan Kuesioner instrument Hasil ukur yang digunakan
pengembangan fungsi keluarga
independen: alat / instrument untuk kuesioner FAD adalah Nominal
sosial, psikologis, menurut teori Model
Fungsi Keluarga FAD (Family McMaster berisi 53 dengan menggunakan median
biologis, dan sebagai
pernyataan, yang
menurut teori pemeliharan anggota Assessment pada tiap-tiap dimensi.
terbagi menjadi :
Model McMaster keluarga, yang Device) #PM skor ↑20 & ↓5 - Pemecahan masalah : baik
dibagi ke dalam #komunikasi skor jika ≥14. Kurang baik jika <14.
enam dimensi dan ↑30 & ↓6 - Komunikasi : baik jika ≥17.
satu keberfungsian #peran skor ↑36 & ↓8
Kurang baik jika <17.
keluarga secara #RA skor ↑24 & ↓6
#KA skor ↑28 & ↓7 - Peran : baik jika ≥24.
umum. Enam Kurang baik jika <24.
#KP skor ↑36 & ↓9
dimensi tersebut Menggunakan skala - Responsivitas afektif : baik
diantaranya adalah Likert. jika ≥17. Kurang baik jika <17.
pemecahan masalah, Favorable : - Keterlibatan afektif : baik
komunikasi, peran, 1 = STS (Sangat jika ≥21. Kurang baik jika <17.
responsivitas afektif, Tidak Setuju)
- Kontrol perilaku : baik jika
keterlibatan afektif, 2 = TS (Tidak Setuju)
3 = S (Setuju) ≥27. Kurang baik jika <27.
kontrol perilaku. - Keberfungsian umum : baik
4 = SS (Sangat
Setuju) jika ≥35. Kurang baik jika <35.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dan seberapa besar hubungan antar variable (Setiadi, 2007). Pendekatan cross
emosional.
1. Populasi
SMP Jaya Suti Abadi Kabupaten Bekasi kelas VII dan kelas VIII pada bulan
Juni tahun 2014. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 204 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut
sampling sehingga sampel yang digunakan hanya kelas VII dan kelas VIII
yang berusia 12-15 tahun dengan jumlah siswa 190 orang (terdapat 14 siswa
yang usianya kurang dari 12 tahun dan lebih dari 15 tahun dari total populasi
populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini. Kriteria inklusi adalah
a. Kriteria sampel
Kriteria inklusi:
Kabupaten Bekasi.
penelitian.
b. Jumlah sampel
Suti Abadi kelas VII dan kelas VIII adalah 204 orang. Untuk
n=
1 + N.e2
Keterangan :
N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
n= 204
1 + 204 (0,05)2
n= 204
1,51
kriteria inklusi, hanya 142 siswa yang bersedia menjadi responden saat
dilakukan pengambilan data. Setelah 142 siswa mengisi kuesioner dan data
sudah terkumpul semua, peneliti mengambil 136 sampel secara acak atau
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
tertentu yang telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat
siswa-siswi kelas IX, siswa-siswi kelas VII dan kelas VIII yang usianya
kurang dari 12 tahun dan lebih dari 15 tahun. Dari total populasi 204 siswa di
kelas VII dan kelas VIII terdapat 14 siswa yang usianya kurang dari 12 tahun
mencari sampel sebanyak 136 siswa dari jumlah siswa yang akan dijadikan
D. Pengumpulan Data
2014 dimana peneliti melakukan pengumpulan data di SMP Jaya Suti Abadi
dengan kriteria siswa-siswi kelas VII dan kelas VIII yang berusia 12-15
tahun. Pengambilan data ini hanya dilakukan selama satu hari, dengan
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
sekunder. Data sekunder adalah data siswa-siswi yang berusia 12-15 tahun
yang diperoleh dari data profil sekolah SMP Jaya Abadi kabupaten Bekasi.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat
Alat ukur ini telah diuji cobakan oleh Epstein et al. (1983) pada 503
alat ukur ini memiliki reliabilitas yang baik. Selain itu, alat ukur ini juga
sudah dinyatakan valid untuk membedakan antara fungsi keluarga yang baik
keluarga mereka (Epstein et al., 1983). Pada alat ukur FAD ini terdapat 7
secara umum yang mengukur kesehatan atau patologi dari sebuah keluarga
dengan rentang jumlah item setiap dimensi berjumlah 5-12 item. Pembagian
dimensi dan jumlah item setiap dimensi dapat dilihat pada table
Alat ukur FAD ini menggunakan format skala Likert dengan 4 pilihan
jawaban. Hal ini sesuai dengan alat ukur asli yang dikembangkan oleh
yang ada pada alat ukur ini terdiri dari item favorable dan item unfavorable.
1 untuk pilihan “Sangat Tidak Sesuai (STS)” hingga nilai 4 untuk pilihan
1 untuk pilihan “Sangat Sesuai (SS)” hingga 4 untuk pilihan jawaban “Sangat
Tidak Sesuai (STS)”. Dengan skor total minimum alat ukur FAD adalah 53
dan skor total maksimum adalah 212. Pembagian item-item favourable dan
4, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 1, 2, 3, 5, 8, 10, 14, 15, 16, 22, 23, 27,
21, 24, 25, 26, 30, 31, 33, 34, 35, 39, 28, 29, 32, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 48,
Skala ukur yang digunakan dalam variabel ini adalah skala nominal.
jika hasil Kolmogorov Smirnov >0.05 maka data berdistribusi normal. Hasil
tiap dimensi adalah sebagai berikut (1) pemecahan masalah 0.000 (2)
komunikasi 0.001 (3) peran 0.000 (4) responsivitas afektif 0.000 (5)
keterlibatan afektif 0.010 (6) kontrol perilaku 0.001 (7) keberfungsian umum
emosional anak usia remaja awal khususnya 12-15 tahun yang bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana anak yang mulai memasuki usia remaja bisa
Likert yang terdiri dari jawaban yaitu 5 = hampir selalu tepat, 4 = biasanya
tepat, 3 = terkadang tepat dan terkadang tidak tepat, 2 = biasanya tidak tepat,
22, 23, 24, 25, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 7, 10, 18, 19, 26,
40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 28, 34, 38, 49, 61
54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 62, 63, 64, 65
Skala ukur yang digunakan dalam variabel ini adalah skala nominal
menggunakan nilai mean. Dengan hasil “semakin tinggi hasil skor dari nilai
mean maka semakin baik tingkat kecerdasan emosional remaja tersebut”,
begitupun sebaliknya.
berdistribusi normal.
2009) yang mempunyai nilai validitas sebesar 0.363 – 0.696 dengan p <0.05
mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang cukup baik, dan bisa
H. Tahapan Penelitian
2. Setelah mendapatkan izin penelitian dari Kepala Sekolah SMP Jaya Suti
3. Awal Juni setelah berlangsungnya UN SMP kelas IX dan UKK kelas VII
dan kelas VIII, peneliti melakukan penelitian di SMP Jaya Suti Abadi,
dan kelas VIII, meminta kepada seluruh siswa kelas VII dan kelas VIII
142 siswa-siwi SMP Jaya Suti Abadi. Karena peneliti hanya butuh 136
I. Pengolahan Data
1. Editing
data yang diperoleh. Editing dilakukan saat tahap pengumpulan data atau
2. Coding
yang terdiri dari beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat penting
3. Entry data
frekuensi sederhana.
3. Cleaning data
sudah di-entry, agar terlihat adanya kesalahan atau tidak. Mungkin dapat
J. Analisa Data
1. Analisa univariat
2. Analisa bivariat
yaitu ordinal dan ordinal maka peneliti melakukan analisa data dengan
berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan
hasil penelitian dengan cara membuat distribusi dan frekuensi dari setiap
variabel, hasil analisis ini disajikan dalam bentuk table dan narasi. Tabel
Suti Abadi.
K. Etika Penelitian
manfaat.
b. Prinsip menghargai martabat manusia
menjadi dasar inform consent. Dengan dua hal ini manusia dapat
subjek penelitian.
2. Inform consent
HASIL PENELITIAN
1. Identitas Sekolah
Yayasan Jaya Suti Abadi. SMP ini sudah berdiri sejak 16 desember
1996 dan sekarang status sekolah ini adalah terakreditasi “A”. Alamat
SMP Jaya Suti Abadi berada di jalan Raya Tambelang KM. 3 Tambun-
4. Siswa
sebanyak 101 siswa yang dibagi menjadi 4 kelas,. Peserta didik kelas
VIII sebanyak 103 siswa yang dibagi menjadi 3 kelas. Peserta didik
peserta didik yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 148 siswa dan
secara rinci di bawah ini, yaitu berdasarkan jenis kelamin dan usia.
Data yang ada pada Tabel 5.1 di atas terlihat bahwa dari
dalam penelitian ini adalah remaja yang berada pada rentang usia
Kabupaten Bekasi.
Dari tabel 5.5 di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value =
0.605. Hal tersebut menunjukkan Ha1 ditolak yaitu tidak ada hubungan
value = 0.276. Hal tersebut menunjukkan Ha2 ditolak yaitu tidak ada
= 0.46. Hal tersebut menunjukkan Ha3 ditolak yaitu tidak ada hubungan
Dari tabel 5.7 hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.244.
Hal tersebut menunjukkan Ha4 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara
Berdasarkan tabel di atas hasil uji statistik dapat diliha bahwa nilai
p value = 0.67. Hal tersebut menunjukkan Ha5 ditolak yaitu tidak ada
Dari tabel 5.9 hasil uji statistik dapat dilihat bahwa nilai p value =
0.289. Hal tersebut menunjukkan Ha6 ditolak yaitu tidak ada hubungan
antara dimensi fungsi keluarga kontrol perilaku terhadap tingkat
Dari tabel 5.10 hasil uji statistik dapat dilihat bahwa nilai p value =
0.855. Hal tersebut menunjukkan Ha7 ditolak yaitu tidak ada hubungan
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
kelas VIII SMP Jaya Suti Abadi Kabupaten Bekasi. Berdasarkan hasil
(27,2%).
12-15 tahun. Remaja pada usia 12-15 tahun juga memiliki kemandirian
tua. Dimana pada masa-masa ini konflik antara orang tua dan anak
kurang baik pada rentang usia tersebut. Ini menujukkan bahwa usia 16-
remaja awal 12-15 tahun sedang melewati masa transisi dengan emosi
nilai mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi yang
emosional yang didapatkan pada responden ini adalah sebesar 238 (SD
standar deviasi.
sudah berjalan dengan baik, yaitu sebanyak 97 orang (71.3 %). Untuk
keluarganya.
B. Analisis Bivariat
0.605 (taraf signifikan > 0.05) yang menunjukkan bahwa hipotesis nol
kecerdasan emosional para pelajar SMP Jaya Suti Abadi. Hal ini
oleh adanya variabel lain yaitu pola asuh autoritatif yang dapat
dengan yang dikatakan oleh Syamsul (2000) bahwa orang tua yang
emosional para pelajar SMP Jaya Suti Abadi. Hal ini dibuktikan
remaja. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Salovey & Mayer
dengan teman sebaya nya, dan mempunyai tujuan hidup akan memiliki
tingkat kecerdasan emosi yang baik walaupun komunikasi di dalam
0.276 (taraf signifikan > 0.05) yang menunjukkan bahwa hipotesis nol
emosional para pelajar SMP Jaya Suti Abadi. Hal ini dibuktikan
pelatihan asertivitas.
diadakan oleh pihak sekolah dan bekerja sama oleh pihak trainer untuk
sendirinya.
baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.244 yang
Abadi.
al., 2003).
konteks situasi yang terjadi, sehingga ini dapat menjadi salah satu
Suti Abadi.
5. Hubungan antara Keterlibatan Afektif terhadap Tingkat
yang baik ada 42 orang (30.9 %). Hasil uji statistik diperoleh nilai p
terpengaruh.
yang baik ada 41 orang (30.1 %). Hasil uji statistik diperoleh nilai p
berikut ini yaitu, situasi yang membahayakan secara fisik, situasi yang
memiliki ketegasan dan persepsi (Costa & McCrae, 1992) yang kuat
berikut :
1. Penelitian ini dilakukan hanya pada kelas VII dan kelas VIII karena
pelajar di SMP Jaya Suti Abadi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gambaran distribusi remaja di SMP Jaya Suti Abadi adalah : dari 136
(61,8%).
adalah : dari 136 responden dalam penelitian yang berada pada rentang
B. Saran
1. Bagi sekolah
2. Bagi perawat
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Alberti, Robert dan Emmons, M. 2002. Your Perfect Right. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Amran, Yuli. 2012. Pengolahan dan Analisis Data Statistik di Bidang Kesehatan.
Ciputat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baron, Robert. A, Byrne .D. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Beavers, R., & Hampson, R. B. 2003. Measuring family competence: The beavers
system model. In Froma Walsh (Ed), Normal Family Process: growing
diversity and complexity (3rd ed.). New York: The Guilford press.
David Lee King and Michael Porter. Develop Your Emotional Intelligence.
(February 2013): h. 81
Epstein, N. B., Baldwin, L. M., & Bishop, D. S. 1983. The McMaster family
assessment device. Journal of Marital and Family Therapy, 9(2), 171-180
Epstein, N.B., Bishop, D. S., & Levin, S. 1978. The McMaster Model of Family
Functioning. Journal of Marriage and Family Counseling, 4, h. 19-31.
Epstein, N. B., Levin, S. & Bishop, D. A. 1976. The family as a social unit.
Canadian Family Psysician, 22, 1411-1413.
Epstein, N. B., Ryan, C. E., Bishop, D. S., Miller, I. W., & Keitner, G. I. 2003.
The McMaster Model A View of Healthy Family Functioning. In Froma
Walsh (Ed), Normal Family Process: growing diversity and Complexity (pp.
581-607). New York : The Guilford press.
Miller, I. W., Ryan, C. E., Keitner, G. I., Bishop, D. S., & Epstein, N. B. 2000.
The McMaaster approach to families: Theory, assessment, treatment and
research. Jounal of Family Therapy, 22, 168-169.
Moersintowarti. 2008. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : CV. Sagung
Seto.
Oliva, A., 2000, Personal, Social and Family Correlates of Emotional Autonomy
in Adolescence, Universidad de Sevilla. Avda. San Francisco.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan – BKKBN (Pusdu-BKKBN).
Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun) : Ada Apa dengan
Remaja?. Jakarta : Pusdu-BKKBN. 2011. Diunduh pada 20 Desember
2013.
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Steinberg, L., 1993, Adolescence, Third Edition, New York: Mc Graw-Hill, Inc.
Wong, D. L .dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta : EGC
Di Tempat
Dengan hormat,
NIM : 1110104000025
Tambun – Bekasi
Hormat saya
Peneliti
LANJUTAN
NIM : 1110104000025
Alamat : Perum Gria Asri 2 Jl. Garuda VIII Blok H17/12B Tambun
Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini.
Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua
berkas yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait
penelitian.
Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila ada
pertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negatif pada
saya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti
memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa
resiko apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa ada paksaan. Saya
bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.
( )
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk :
SELAMAT MENGISI
A. Data demografi / Identitas
1. Nama Sekolah : SMP Jaya Suti Abadi
2. No responden : …….. (diisi oleh peneliti)
3. Usia : …….. tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
BAGIAN III
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini, terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan kondisi keluarga Anda,
dalam hal ini Anda dan pasangan Anda. Anda diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada
pilihan jawaban yang menurut Anda paling menggambarkan kondisi keluarga Anda. Pilihan
jawaban yang tersedia adalah:
Contoh Pengerjaan:
Artinya: Pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi keluarga Anda saat ini
Jika Anda ingin mengganti jawaban, coretlah jawaban sebelumnya, kemudian berikan tanda
silang pada jawaban yang baru.
Cara Mengkoreksi :
Kuisioner Perangai pada Masa Awal Remaja
Terkadang
Hampir
Seberapa tepat tiap Biasanya Tepat, Hampir
selalu Biasanya
pernyataan berikut tidak
Tidak terkadang
tepat
selalu
dengan diri Anda? tepat Tidak tepat
tepat
tepat
1) saya merasa mudah
untuk berkonsentrasi
mengerjakan soal
pekerjaan rumah (PR).
2) Saya merasakan
kebahagiaan hampir
setiap hari.
3) Saya rasa akan sangat
menyenangkan jika saya
pindah ke kota lain.
4) Saya menyukai angin
sepoi-sepoi yang meniup
wajah saya.
5) Jika saya marah kepada
seseorang maka saya
akan mengatakan
sesuatu yang dapat
menyakiti perasaannya.
6) Saya memperhatikan
perubahan meskipun kecil
di sekitar saya misalnya
lampu yang lebih terang
daripada biasanya.
7) Berat bagi saya dapat
menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya.
8) Saya merasa lebih
pemalu dengan teman
yang berlawanan jenis.
9) Ketika saya marah, saya
memecahkan atau
menghancurkan suatu
barang.
10) saya merasa tidak sabar
untuk membuka kado
yang diberikan orang
untuk saya.
11) Teman-teman saya lebih
bisa menikmati kondisi
dirinya dibanding saya.
12) Saya cenderung
memperhatikan pada hal-
hal kecil di sekitar saya
yang tidak diperhatikan
orang lain.
13) Jika saya benar-benar
marah pada seseorang,
saya akan memukulnya.
14) Jika seseorang
mengatakan kepada saya
untuk berhenti melakukan
sesuatu, saya dengan
mudah akan berhenti
mengerjakannya.
15) Saya merasa malu
bertemu dengan orang-
orang baru.
16) Saya bisa menikmati
nyanyian dari ocehan
burung.
17) Saya ingin bisa berbagi
tentang masalah pribadi
saya kepada orang lain.
Terkadang
Hampir
Seberapa tepat tiap Biasanya Tepat, Hampir
selalu Biasanya
pernyataan berikut tidak
Tidak terkadang
tepat
selalu
dengan diri Anda? tepat Tidak tepat
tepat
tepat
18) Saya akan melakukan
sesuatu yang
menyenangkan sebentar
sebelum mulai
mengerjakan PR, bahkan
meskipun saya tidak
seharusnya melakukan
hal itu.
19) Saya tidak ingin tinggal di
kota besar meskipun itu
aman.
20) hampir tidak ada sesuatu
hal yang bisa membuat
saya menangis
21) Saya sangat peka
terhadap kebisingan.
22) Saya cenderung kasar
kepada orang yang tidak
saya sukai.
23) Saya menyukai jika
melihat pola-pola awan di
langit.
24) Saya bisa tahu jika
seseorang marah melalui
ekspresinya.
25) Saya merasa susah saat
menelpon seseorang tapi
nadanya sibuk.
26) Semakin saya berusaha
menghentikan tindakan
yang sebenarnya saya
tidak ingin lakukan, maka
semakin kuat tekad saya
untuk melakukannya.
27) Saya suka saling peluk
dengan orang-orang yang
saya cintai.
28) Meluncur ke bawah pada
lereng yang curam,
sangat menakutkan bagi
saya.
29) Saya sering merasa
sedih lebih dari yang
orang tahu.
30) Jika saya tidak diizinkan
untuk melakukan
sesuatu, saya tetap akan
mulai melakukannya.
31) Saya akan melakukan
tindakan pertolongan apa
pun bagi seorang yang
paling saya pedulikan.
32) Saya ketakutan jika
berkendara bersama
orang yang suka ngebut.
33) Saya suka melihat-lihat
pepohonan dan berjalan
diantaranya.
34) Sulit bagi saya
menyesuaikan diri
dengan teman-teman
saat di kelas
35) Saya khawatir dengan
keluarga saya di saat
tidak bersama mereka.
36) Saya sangat sedih jika
orang tua saya tidak
mengizinkan apa yang
ingin saya lakukan.
Terkadang
Hampir
Seberapa tepat tiap Biasanya Tepat, Hampir
selalu Biasanya
pernyataan berikut tidak
Tidak terkadang
tepat
selalu
dengan diri Anda? tepat Tidak tepat
tepat
tepat
37) Saya sedih jika segala
sesuatu terasa selalu
salah.
38) Ketika belajar saya
kesulitan berkonsentrasi
dan melepaskan diri dari
kebisingan.
39) Saya menyelesaikan PR
sebelum waktu tiba.
40) Saya khawatir mendapat
masalah.
41) Saya bagus dalam
mengingat beberapa hal
yang terjadi di sekitar
saya.
42) Saya tidak takut dengan
olah raga yang
mengandung risiko
seperti menyelam di laut.
43) Mudah bagi saya
menyimpan rahasia.
44) Penting bagi saya untuk
menjalin hubungan dekat
dengan orang lain.
45) Saya tipe pemalu.
46) Saya takut pada anak-
anak di sekolah yang
suka iseng dan
mempunyai geng.
47) Saya merasa dongkol
ketika diminta berhenti
melakukan tindakan yang
sedang saya nikmati.
48) Saya tidak takut untuk
mencoba melakukan
sesuatu misalnya naik
gunung.
49) Saya berhenti melakukan
suatu pekerjaan sampai
orang lain melakukan hal
yang benar sebagaimana
seharusnya.
50) Jika saya marah besar
pada seorang teman,
maka saya akan
meledak-ledak
kepadanya.
51) Saya khawatir tentang
kematian orang tua saya
atau mereka
meninggalkan saya.
52) Saya menyukai pergi ke
tempat keramaian dan
terdapat banyak hiburan.
53) Saya bukan tipe pemalu.
54) Saya termasuk orang
yang cukup hangat dan
ramah.
55) Saya merasa sedih
bahkan ketika saat Hari
Raya atau saat
bepergian.
56) saya benci jika
menunggu telepon terlalu
lama.
57) Saya ketakutan jika
masuk ruangan gelap
dalam rumah saya.
Terkadang
Hampir
Seberapa tepat tiap Biasanya Tepat, Hampir
selalu Biasanya
pernyataan berikut tidak
Tidak terkadang
tepat
selalu
dengan diri Anda? tepat Tidak tepat
tepat
tepat
58) Saya suka iseng terhadap
orang lain karena alasan
yang tidak jelas.
59) Saya memperhatikan
dengan sungguh-sungguh
ketika seseorang
mencontohkan bagaiman
melakukan suatu
pekerjaan.
60) Saya sangat frustasi
ketika saya membuat
kesalahan pada tugas
sekolah saya.
61) Saya cenderung memilih
pada sesuatu yang
pertengahan, kemudian
meninggalkannya dan
melakukan sesuatu yang
lain.
62) Jika seseorang
memotong saat saya
berbicara, hal itu
membuat saya frustasi.
63) Saya bisa mencocokkan
antara rencana dan tujuan
saya.
64) Saya merasa sedih jika
tidak dapat melaksanakan
tugas dengan baik.
65) Saya menyukai derak
suara daun saat musim
gugur.
Hasil Uji Normalitas
Cases
Median 239.00
Variance 332.265
Minimum 192
Maximum 283
Range 91
Interquartile Range 24
Median 14.00
Variance 3.452
Maximum 19
Range 9
Interquartile Range 2
Median 24.00
Variance 4.176
Descriptives
FK_kom2 Minimum 19
Maximum 28
Range 9
Interquartile Range 4
Median 17.00
Variance 2.890
Minimum 12
Maximum 22
Range 10
Interquartile Range 3
Median 17.00
Minimum 12
Maximum 22
Range 10
Interquartile Range 3
Skewness -.008 .208
Descriptives
Median 21.00
Variance 5.430
Minimum 15
Maximum 26
Range 11
Interquartile Range 3
Variance 4.563
Minimum 21
Maximum 31
Range 10
Interquartile Range 3
Variance 9.453
Minimum 27
Descriptives
FK_kom7 Maximum 43
Range 16
Interquartile Range 4
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Valid 136
N
Missing 0
Jenis_kel
Valid 136
N
Missing 0
Mean 1.62
umur
Median 2.00
Variance .486
Minimum 12
EI
Maximum 15
Valid 136
N
Missing 0
Mean 1.54
Median 2.00
Variance .250
Minimum 1
Maximum 2
EI
Cases
EI Total
Count 24 31 55
Count 63 73 136
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25.48.
Directional Measures
Symmetric . .
Cases
FK_kom2_ * EI Crosstabulation
EI Total
Count 30 28 58
Count 33 45 78
Count 63 73 136
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.186 1 .276
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26.87.
b. Computed only for a 2x2 table
Directional Measures
Directional Measures
Cases
FK_kom3_ * EI Crosstabulation
EI Total
Count 20 19 39
Count 43 54 97
Count 63 73 136
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
b
Continuity Correction .297 1 .586
Directional Measures
Directional Measures
Symmetric Measures
Cases
FK_kom4_ * EI Crosstabulation
EI Total
Count 15 24 39
FK_kom4_ kurang baik
Expected Count 18.1 20.9 39.0
% within FK_kom4_ 38.5% 61.5% 100.0%
Count 48 49 97
Count 63 73 136
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Directional Measures
Directional Measures
Symmetric . .
Cases
EI Total
Count 29 31 60
Count 63 73 136
a
Pearson Chi-Square .174 1 .676
b
Continuity Correction .060 1 .807
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27.79.
Directional Measures
Symmetric . .
Symmetric Measures
Cases
FK_kom6_ * EI Crosstabulation
EI Total
Count 22 32 54
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25.01.
Directional Measures
Symmetric Measures
FK_kom7_ * EI Crosstabulation
EI Total
Count 26 29 55
Count 37 44 81
baik
Expected Count 37.5 43.5 81.0
% within FK_kom7_ 45.7% 54.3% 100.0%
Count 63 73 136
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
b
Continuity Correction .000 1 .994
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25.48.
Directional Measures
Symmetric . .