Oleh :
Oleh :
IDA AYU KADEK DWI MAHARIANI
NIM. P07120215063
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Mengetahui
iii
SKRIPSI DENGAN JUDUL :
TIM PENGUJI :
1. I Wayan Surasta, S.Kp.,M.Fis (Ketua) (..…...……..)
NIP. 196512311987031015
Mengetahui
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NIM : P07120215063
Jurusan : Keperawatan
2. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini bukan karya saya sendiri atau
plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia menerima sanksi
mestinya.
v
Relationship Of Central Obesity With Hypertension
In Work Area of Puskesmas 1 Denpasar Timur
In the year 2019
ABSTRACT
By
Ida Ayu Kadek Dwi Mahariani
The prevalence of hypertension continually increases in the world
including Indonesia. The increase of hypertension prevalence is affected by a
modifiable trigger factor as supposed central obesity. Central obesity is measured
through the abdominal circumference. The increased abdominal circle has the
potential to increase blood pressure. The purpose of this study was to analyze the
relationship of central obesity with blood pressure in hypertension in the Working
Area of Puskesmas 1 Denpasar Timur in 2019. The design of this study used a
non-experimental design with a cross sectional approach. The sampling method
was non probability with purposive sampling. The number of samples was 52
people. Pearson Test was used as the hypothesis test. The instrument of this
research was a digital sphygmomanometer and an abdominal circumference
measuring tape (circumference band). The results of this study showed that most
people with hypertension had central obesity as many as 52 people (76.5%). From
52 people who suffered from primary hypertension, 45 people (66.2%) had stage
2 hypertension, then from the analysis results obtained p <0.05, thus, Ho was
rejected. Therefore, from those results, it can be concluded that there was a
significant relationship between central obesity and blood pressure both systolic
and diastolic blood pressure (p = 0.032 and p = 0.001) concerning on
hypertension in Puskesmas 1 Denpasar Timur Area in 2019. For further
researchers, it is expected to fully analyze other factors such as income, access to
health services, genetics, stress, physical activity, smoking, alcohol consumption,
and food intake that can affect blood pressure in hypertensive patients.
Keywords: Abdominal Circumference, Blood Pressure, Central Obesity,
Hypertension
vi
Hubungan Obesitas Sentral dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Timur
Tahun 2019
ABSTRAK
Oleh
Ida Ayu Kadek Dwi Mahariani
vii
RINGKASAN PENELITIAN
viii
Examination), prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa di Amerika Serikat
meningkat dari tahun 2014 dari 30,5% menjadi 37,7% (AHA, 2017).
Saat ini pengukuran lingkar perut dipilih untuk menilai massa lemak
abdominal karena pengukuran lingkar perut lebih berkorelasi dengan lemak intra
abdomen dibandingkan dengan pengkuran indeks massa tubuh (Lipoeto, 2017).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan obesitas sentral
dengan tekanan darah pada hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar
Timur Tahun 2019. Rancangan penelitian menggunakan non eksperimental
dengan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel adalah non
probability yaitu purposive sampling. Jumlah subyek penelitian sebanyak 52
orang. Instrumen penelitian ini yaitu sphygmomanometer digital dan pita
pengukur lingkar perut (pita circumference) dan uji normalitas data menggunakan
Skewnnes, karena data berdistribusi normal maka digunakan uji hipotesis yang
dipilih adalah Uji Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan semua penderita hipertensi mengalami
obesitas sentral sebanyak 52 orang. Dari 52 orang yang menderita hipertensi
primer, 45 orang (66,2%) mengalami hipertensi stadium 2, lalu dari hasil analisis
diperoleh p<0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dengan hipertensi baik tekanan
darah sistolik maupun diastolik ( p = 0,032 dan p = 0,001) di Wilayah Kerja
Puskesmas 1 Denpasar Timur Tahun 2019. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya
diharapkan lebih menganalisis secara penuh faktor – faktor lain seperti
pendapatan, akses menuju pelayanan kesehatan, genetik, stress, aktivitas fisik,
merokok, konsumsi alkohol, dan asupan makanan yang dapat mempengaruhi
tekanan darah pada pasien hipertensi.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Timur Tahun 2019” tepat pada waktunya dan sesuai dengan harapan.
melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu melalui
4. Ibu dr. I.G.A. Mirah Herawati selaku Kepala Puskesmas I Denpasar Timur,
5. Ibu VM Endang S.P. Rahayu., S.Kp., M.Pd selaku pembimbing utama yang
x
6. Bapak Ns. I Wayan Sukawana,S.Kep.,M.Pd selaku pembimbing pendamping
7. Bapak Ida Bagus Mahendrawan dan Ibu Ketut Ariani selaku orang tua penulis
skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT v
ABSTRACT vi
ABSTRAK vii
RINGKASAN PENELITIAN viii
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 7
1. Tujuan umum 7
2. Tujuan khusus 7
D. Manfaat Penelitian 8
1. Manfaat teoritis 8
2. Manfaat praktis 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Tekanan Darah Pada Hipertensi 9
1. Definisi tidak terkontrolnya tekanan darah pada hipertensi 9
2. Faktor yang mempengaruhi tidak terkontrolnya tekanan darah pada
hipertensi 10
3. Klasifikasi tekanan darah pada hipertensi 13
4. Manifestasi klinis tidak terkontrolnya tekanan darah pada
hipertensi 14
5. Patofisiologi tidak terkontrolnya tekanan darah pada hipertensi 15
xii
6. Komplikasi tidak terkontrolnya tekanan darah pada hipertensi 17
7. Penatalaksanaan tidak terkontrolnya tekanan darah pada hipertensi 17
8. Pengukuran tekanan darah 18
B. Konsep Obesitas Sentral 19
1. Definis obesitas sentral 19
2. Etiologi obesitas sentral 20
3. Patofisiologi obesitas sentral 20
4. Komplikasi obesitas sentral 22
5. Penatalaksanaan obesitas sentral 23
6. Pengukuran obesitas sentral 24
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep 26
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 27
1. Variabel penelitian 27
2. Definisi operasional 27
C. Hipotesis Penelitian 28
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 29
B. Alur Penelitian 30
C. Tempat dan Waktu Penelitian 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian 31
1. Populasi penelitian 31
2. Sampel penelitian 31
3. Teknik sampling 33
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 33
1. Jenis data 33
2. Metode pengumpulan data 34
3. Instrument pengumpulan data 36
F. Pengolahan dan Analisa Data 37
1. Teknik pengolahan data 37
2. Teknik analisa data 38
G. Etika Penelitian 40
xiii
1. Autonomy / menghormati harkat dan martabat manusia 40
2. Confidentiality / kerahasiaan 40
3. Justice / keadilan 40
4. Beneficience dan non maleficience 41
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit tidak menular. Salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok
tekanan darah sistolik ≥130 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥80 mmHg
bahwa klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok
Indonesia yang berusia ≥18 tahun mengalami peningkatan dari 25,8% menjadi
8,4% dan sedang minum obat hipertensi terjadi peningkatan prevalensi dari
7,6% pada tahun 2013 menjadi 8,8% pada tahun 2018. Hal ini berarti sebagian
1
Hipertensi primer menduduki peringkat kedua terbanyak setelah
nasofaringitis akut (commond cold) dalam tiga tahun terakhir secara berturut-
turut menurut data yang dirangkum dari seluruh puskesmas di Provinsi Bali
pada tahun 2014 yaitu 114.421 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2015).
pada tahun 2016 masih sama dengan tahun sebelumnya (Dinas Kesehatan
dari 7.273 orang di tahun 2017 menjadi 9.745 orang di tahun 2018 (Dinas
Timur dari 1.670 di tahun 2017 orang menjadi 3.549 orang di tahun
penyakit hipertensi yaitu pemantauan tekanan darah setiap bulan dan kegiatan
senam yang dilaksanakan secara rutin serta pembinaan dan pemberian obat
2
Berdasarkan laporan capaian standar minimal (SPM) di Puskesmas I
Denpasar Timur Tahun 2018, tercatat dari 3.549 orang yang menjadi sasaran
memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol sebanyak 62% (Makridakis &
Spanyol, UK, dan USA dengan 17.000 pasien hipertensi memiliki tekanan
darah sistolik 90% dan tekanan darah diastolik 50% yang tidak terkontrol
dua kali lipat risiko kematian akibat stroke, penyakit jantung, atau penyakit
pembuluh darah lainnya (Whelton et al., 2017). Tekanan darah tidak terkontrol
menyebabkan 2,23 kali risiko kematian penyakit jantung, 2,19 kali risiko
kematian penyakit jantung spesifik, dan 3,01 kali risiko kematian jantung
3
menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui
faktor risiko hipertensi (Syahrini, 2012). Tekanan darah tinggi apabila tidak
Komplikasi dari tekanan darah tinggi mencapai angka 9,4 juta orang yang
meninggal per tahun di seluruh dunia. Di Asia Tenggara dengan jumlah 1/3
4
(Landsberg, 2016). Sebanyak 30% kematian akibat penyakit kardiovaskuler
termasuk penyakit jantung koroner dan hipertensi terjadi pada mereka yang
meningkat dari 28,8% menjadi 36,9% di antara laki-laki dan dari 38,0% di
antara perempuan di seluruh dunia dari tahun 1980 hingga 2013. Berdasarkan
kalangan orang dewasa di Amerika Serikat meningkat dari tahun 2014 dari
termasuk obesitas dari 11.730 orang yang dilakukan pemeriksaan status gizi di
2017a).
pembuluh darah dinding arteri sedang dan besar menjadi kaku dan menebal
akibat lesi lemak (plak ateromatosa) pada permukaan dalam dinding arteri.
darah meningkat dan darah tidak dapat mengembang saat darah dari jantung
5
Salah satu cara menilai massa lemak abdominal (subkutan dan intra
tekanan darah sistolik pada subjek laki-laki dan perempuan, namun tidak
darah diastolik pada subjek laki-laki maupun perempuan (Sari, Lipoeto, &
Herman, 2016). Tchernof dan Despres pada tahun 2013 menyatakan bahwa
obesitas sentral memiliki hubungan dengan tekanan darah, baik tekanan darah
penelitian Dwivedi, Sethi, Singh, & Singh (2016) menyatakan bahwa lingkar
risiko yang lebih baik untuk peningkatan tekanan darah sistolik dan tekanan
yang berisiko terhadap obesitas sentral adalah usia 35-64 tahun dengan faktor
sama. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al.
6
kelebihan berat badan dan obesitas sentral berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah dan responden laki-laki dengan obesitas sentral lebih berisiko
B. Rumusan masalah
2019”?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Berikut ini ada beberapa tujuan khusus dari penelitian yang dilaksanakan:
7
b. Mendeskripsikan mengenai tekanan darah pada hipertensi di Wilayah
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
pada pasien dengan penyakit dalam khususnya hipertensi pada situasi gawat
darurat.
2. Manfaat praktis
dan menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan obesitas
sentral.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.
dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya
darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah
suatu aliran darah yang menetap. Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi,
keadaan terjadi peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90
mmHg secara abnormal dan terus menerus pada dua kali pengukuran tekanan
darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan
sebagai mana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah normal (Wijaya &
Putri, 2013).
hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah dan jantung akibat satu
atau beberapa faktor risiko yang menyebabkan terhambatnya suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah menuju ke jaringan tubuh yang membutuhkannya
sehingga meningkatkan tekanan darah sistolik ≥149 mmHg atau tekanan darah
9
diastolik ≥80 mmHg yang diukur paling sedikit dua kali kunjungan dengan alat
tekanan darah:
1) Umur
2) Jenis kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada
darah yang lebih tinggi. Setelah menopause, wanita cenderung memiliki tekanan
3) Keturunan (genetik)
juga berkaitan dengan metabolism pengaturan garam dan renin membrane sel.
10
4) RAS
hitam lebih tinggi dibandingkan dengan golongan suku lainnya. Suku atau ras
1) Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap
melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta
3) Obesitas
beberapa penyakit. Kaitan erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan
11
tekanan darah telah dilaporkan dalam beberapa studi. Orang yang obesitas
et al., 2010).
pembuluh darah dinding arteri sedang dan besar menjadi kaku dan menebal
sebagai akibat lesi lemak (plak ateromatosa) pada permukaan dalam dinding
darah meningkat dan pembuluh darah tidak dapat mengembang saat darah dari
jantung melewati arteri tersebut (Guyton, 2007).Curah jantung dan volume darah
penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara
(Susali et al.,2004)
4) Stress
sejumlah respons dan pengaruh yang saling berkaitan. Efek utama stress adalah
12
memiliki beberapa efek termasuk menyebabkan jantung berkontraksi lebih kuat,
tekanan darah.
diluar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga meningkatkan volume dan tekanan
darah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam kontrol tekanan darah pada
dalam terhadap terapi dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk biaya
obat-obatan dan perawatan yang terkait, banyaknya obat yang harus dikonsumsi,
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa ≥18 tahun didasarkan pada
pengukuran tekanan darah dari dua atau lebih kunjungan klinis. Tekanan darah
sistolik dan nilai tekanan darah diastolik yang termasuk dalam kategori yang
13
mengidentifikasi mereka yang cenderung maju ke hipertensi tahap satu dan
hipertensi tahap dua di masa depan. Pengukuran tekanan darah sebagai deteksi
Tabel 1
Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII
hanya melalui pemeriksaan fisik. Pada umunya, alasan pasien datang ke dokter
dapat digolongkan menjadi tida kategori, yaitu (1) kenaikan tekanan itu sendiri,
(2) penyakit vaskuler hipertensif, (3) penyakit yang mendasarinya pada kasus
hipertensi sekuder. Gejala kenaikan tekanan darah yang paling sering ditunjukkan
yang terjadi ketika pasien bangun pagi hari, dan berkurang secara spontan setelah
beberapak jam.
atau pusing yang disebabkan oleh iskemia serebral sementara, angina pectoris dan
14
dipsnea yang disebabkan oleh gagal jantung. Nyeri karena diseksi aorta atau
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Jarak saraf simpatis berawal dari
pusat vasomotor, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi (Suddarth & Brunner, 2001)
dan steroid lainnya yang dapat mempekuat respon vasokonstriksi pembuluh darah.
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriksi kuat, yang
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
15
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer.
Berbagai faktor dapat memengaruhi curah jantung dan tahanan perifer, salah
simpatis dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Curah jantung akan kembali
yang normal. Hal ini disebabkan oleh terjadinya konstriksi sfingter pre-kapiler
(Setiati & Dkk., 2015). Menurut Lund-Johansen (1989), sebagian besar pasien
dalam waktu yang lama sedangkan proses autoregulasi terjadi dalam waktu yang
singkat sehingga diduga adanya faktor lain yang juga memengaruhi peningkatan
(Setiati & Dkk., 2015). Perubahan struktur pembuluh darah disebabkan oleh
adanya proses aterosklerosis yang terjadi pada pasien obesitas terutama pada
(Guyton, 2007).
16
6. Komplikasi tidak terkontrolnya tekanan darah pada hipertensi
Tekanan darah yang tidak terkontrol dan tidak segera diatasi dalam jangka
organ-organ diantaranya jantung, otak, ginjal dan mata. Hipertensi yang tidak
pembesaran ventrikel kiri atau tanpa payah jantung. Stroke dan euchephalitis
merupakan penyakit yang terjadi pada organ otak sebagai akibat hipertensi yang
tidak ditangani dalam waktu lama. Hematuria (urine yang disertai darah) dan
Komplikasi hipertensi juga dapat terjadi pada mata berupa retinopati hipertensi
(2013) meliputi:
a. Terapi farmakologis
kelebihan berat badan (obesitas) dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga
mencapai IMT normal 18,5 – 22,9 kg/m2, lingkar perut <90 cm untuk laki-laki
17
8. Pengukuran tekanan darah
Besarnya tekanan darah diukur dengan seberapa kuat ia dapat menekan
naik air raksa (Hg) yang ada dalam tabung pengukur tekanan darah. Satuan
tekanan darah adalah mmHg, yaitu berapa milimeter air raksa (Hg) dalam tabung
pengukur tekanan darah dapat ditekan naik. Hasil pengukuran tekanan darah dapat
tidak valid akibat adanya faktor-faktor lain seperti minum kopi atau minuman
beralkohol, merokok, rasa cemas, terkejut, stress dan ingin buang air kecil.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengukur tekanan draah yaitu
faktor pasien, faktor alat, dan tempat pengukuran untuk mencegah adanya faktor
darah dilakukan dalam posisi duduk setelah rileks selama lima menit dan 30 menit
Manset harus melingkat setidaknya 80% dari lengan atas dan lebar manset
setidaknya 2/3 kali panjang lengan atas. Teknik pengukuran tekanan darah dengan
manset.
dilakukan saat posisi duduk. Pasien dianjurkan untuk tidak mengangkat kaki
18
selama pengukuran tekanan darah karena gerakan akan menurunkan akurasi.
f. Tekan tombol “start” dan catat tekanan darah setelah hasil sudah terlihat.
energi tubuh, sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan sebagai trigliserida
dapat dibedakan menjadi dua yaitu obesitas viseral dan obesitas perifer. Obesitas
viseral atau yang biasa disebut dengan obesitas intra-abdominal sentral atau
maskulin yaitu obesitas yang disebabkan oleh distribusi lemak terlokalisasi pada
bagian perut atau bagian atas tubuh sehingga bentuk tubuh penderitanya
diibaratkan seperti bentuk buah apel. Sedangkan obesitas perifer adalah obesitas
yang terjadi karena distribusi lemak tubuh terlokalisasi pada bagian bawah tubuh,
dan jaringan lemak viseral perut. Penumpukan lemak pada jaringan lemak viseral
kelebihan energi akan menyebabkan produksi lemak yang dapat menumpuk pada
19
bagian-bagian tubuuh yang tidak diinginkan, seperti hati, jantung, ginjal, otot dan
mental emosional (Sugianti, 2009). Selain itu, faktor usia, jenis kelamin, hormone
genetik, ras, stress, asupan gizi dan aktivitas fisik juga memicu terjadinya obesitas
fisik yang menurun atau sedentary life style yang menimbulkan penumpukan
lemak di beberapa bagian tubuh terutama di bagian tubuh atas sehingga terjadilah
sinyal psikologis, genetic, dan lingkungan berfungsi mengontrol nafsu makan dan
keseimbangan energi dengan tiga proses fisiologis, yaitu dengan mengatur sekresi
hormon, pengendalian rasa lapar dan kenyang, dan laju penggunaan energi yang
pengeluaran energi yang bersifat katabolik dan dibagi menjadi dua kategori, yaitu
sinyal pendek dan sinyal panjang. Porsi makan dan waktu makan, serta faktor
20
distensi lambung dan peptide gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin
(CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar termasuk sinyal pendek.
multifactorial yaitu mekanisme yang melibatkan beberapa sistem. Salah satu yang
membedakan lemak visceral dan lemak subkutan adalah tingkat lipolysis dari
lemak visceral lebih tinggi dibandingkan dengan lemak subkutan. Hal ini memicu
menjadi asam lemak dan gliserol lalu diedarkan melalui peredarah darah. Proses
ini mengakibatkan kadar LDL dalam darah meningkat. LDL berperan dalam
lemak di dalam tubuh. Jaringan adipose dapat hipertrofi dan hyperplasia sesuai
asupan enegi melebihi dari yang dibutuhkan oleh tubuh diiringi dengan
peningkatan kadar leptin dalam sistem peredaran darah sebagai upaya penurunan
jaringan adiposa berkurang bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi
peningkatan nafsu makan. Resistensi leptin yang terjadi pada penderita obesitas
21
menyebabkan leptin tidak mampu bekerja secara adekuat dalam merangsang
merupakan suatu keadaan pembuluh darah dinding arteri sedang dan besar
menjadi kaku dan menebal sebagai akibat lesi lemak (plak ateromatosa) pada
kaku) menyebabkan tekanan darah meningkat dan pembuluh darah tidak dapat
mengembang saat darah dari jantung melewati arteri tersebut (Guyton, 2007).
mengorok saat tidur dan tersumbatnya jalan napas ( obstructive sleep apnea )
(Lipoeto, 2012).
22
Penumpukan lemak pada tubuh bagian atas berhubungan lebih kuat
obesitas tubuh bagian bawah (Sugianti, 2009). Seseorang dengan obesitas sentral
struktur pembuluh darah karena sel-sel lemak di sekitar abdomen lebih siap
di perifer.
kardiovaskuler) yang dinilai berdasarkan lingkar perut (LP) pada orang dewasa.
Tabel 2
Risiko PTM berdasarkan Lingkar Perut (LP) pada Orang Dewasa
terapi terutama (non medikamentosa), yaitu merubah gaya hidup dengan cara
melakukan pengaturan pola makan sehat dan aktivitas fisik dengan terapi
terakhir yaitu dengan tindakan operasi contohnya yaitu bedah gastrointestinal atau
bypass gastric.
23
Rujukan dapat dilakukan apabila ditemukan gejala dan tanda obesitas yang
disertai penyakit seperti diabetes mellitus tipe dua, penyakit kandung empedu,
IMT/U, status gizi menurut lingkar perut (LP), risiko kurang energy kronis (KEK)
wanita usia subur, wanita hamil dan wanita tidak hamil serta wanita risiko tinggi
dan lingkar perut (LP) dapat mengidentifikasi seseorang mengalami obesitas atau
tidak. Pengukuran IMT memiliki kelemahan yaitu tidak bisa membedakan ukuran
besar yang terjadi pada seseorang karena lemak atau karena otot. Orang-orang
yang memiliki kondisi otot yang besar biasanya terdeteksi overweight atau
obesitas (Setiati & Dkk., 2015). Pengukuran IMT juga tidak dapat digunakan
untuk mengukur obesitas sentral seseorang karena IMT tidak dapat menilai
Obesitas sentral dapat diukur dengan mengukur lingkar perut (LP). Nilai
pengukuran lingkar perut normal atau baik yaitu <90 cm untuk laki-laki dan <80
24
Pengukuran lingkar perut dapat menggambarkan lemak tubuh dan
diantaranya tidak termasuk sebagian besar berat tulang (kecuali tulang belakang)
atau massa otot yang besar yang mungkin akan bervariasi dan mempengaruhi
hasil pengukuran (Setiati & Dkk., 2015). Hal ini karena lingkar perut baik pada
laki-laki maupun perempuan berhubungan dengan lemak pada bagian viseral dan
25
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah susunan konstruksi logika yang dirancang untuk
menjelaskan saling ketergantungan antara variabel yang akan diukur atau diamati
2010). Kerangka konsep dari penelitian ini dapat disajikan pada skema gambar
berikut ini:
Adiponektin
Obesitas Sentral Tekanan Darah
Arterosklerosis
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Merokok dan konsumsi
alkohol
4. Stress
5. Aktivitas fisik
6. Obesitas
7. Konsumsi garam
berlebihan
8. Kepatuhan pengobatan
Keterangan :
: variabel yang diteliti
: variabel tidak diteliti
: alur
Gambar. 1 Kerangka Konsep Hubungan Obesitas Sentral dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2019.
26
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakteristik yang melekat pada populasi,
bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu
a. Variabel bebas
klien (Nursalam, 2017). Variabel bebas penelitian ini adalah obesitas sentral.
b. Variabel terikat atau variabel dependen merupakan faktor yang diamati dan
diukur untuk menentukan adanya pengaruh dari variabel bebas atau variabel
tekanan darah.
2. Definisi Operasional
Definisi operaisonal adalah mengukur/menilai variabel penelitian,
diperlukan, terutama untuk menentukan alat atau instrument yang akan digunakan
dalam pengumpulan data. Definisi operasional dapat dijelaskan lebih rinci sebagai
berikut:
27
Tabel 3
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
28
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental, karena
suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain. Dalam penelitian ini
data variabel independen dan dependen yang dalam penelitian ini adalah obesitas
sentral dan hipertensi. Menurut Setiadi (2013), dalam penelitian cross sectional,
secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu, dan tidak ada
follow up.
29
B. Alur Penelitian
Subjek Sasaran
Pasien hipertensi yang mengalami tidak terkontrolnya tekanan darah
sejumlah 243 orang
Populasi Sampling:
Pasien hipertensi dengan tidak terkontrolnya tekanan darah yang
sesuai kriteria inklusi berjumlah 52 orang
Pengolahan Data
Analisa data:
Menggunakan uji pearson jika data berdistribusi normal, uji
spearman jika data tidak berdistribusi normal.
Penyajian Data
30
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur
penyelesaian laporan penelitian yang dimulai dari bulan Maret – Mei 2019.
(Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi
Denpasar Timur. Jumlah penderita hipertensi pada tahun 2018 sebanyak 3.549
2.910 orang, dengan rata-rata kunjungan per bulan sebanyak 243 orang.
2. Sampel penelitian
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
porsi dari populasi yang dapat mewakili populai yang ada (Nursalam, 2017).
a. Kriteria inklusi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017). Kriteria
31
3) Pasien berusia 40-55 tahun baik laki-laki maupun perempuan
5) Pasien yang memiliki lingkar perut > 80 cm (perempuan) dan >90 cm (laki-
laki).
b. Kriteria eksklusi
memenuhi kriteria inklusi studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2017). Kriteria
2) Pasien dengan edema atau acites pada abdomen serta ibu hamil
n= N.z2.p.q
d2 (N-1) + z2.p.q
Keterangan:
q = 1 – p (100% - p)
32
Populasi pasien hipertensi yang mengalami tidak terkontrolnya tekanan
darah adalah 243 orang. Berdasarkan rumus diatas, maka besar sampelnya
adalah:
n = 149.361408
2.42 + 0.614656
n = 149.361408
3.03465
6
n = 49 , maka n = 49 orang.
3. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
penetapan sample dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil pengukuran,
33
pengamatan, survei dan lain-lain. Data primer yang dikumpulkan dari sampel
meliputi data identitas pasien serta hasil pengukuran tekanan darah sistolik dan
hipertensi dalam catatan medis dan mengukur lingkar perut sebagai indikator
obesitas berdasarkan SOP di tempat penelitian. Peneliti bekerja sama dengan dua
Denpasar.
Penelitian.
Denpasar Timur.
34
e. Menjelaskan kepada dua orang peneliti pendamping tentang cara
melalui catatan medis responden dan mengukur tekanan darah serta tugas
35
3. Instrument pengumpulan data
responden.
a. Sphygmomanometer digital
manset besar yang telah diuji kalibrasinya menggunakan tensi meter air raksa
Lingkar perut diperoleh dari hasil pengukuran lingkar perut (dalam satuan
cm). kriteria hasil pengukuran lingkar perut normal atau baik yaitu < 90 cm untuk
pengukuran
Kuesioner ini memuat data demografi responden meliputi usia, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, hasil tekanan darah diastol dan sistol, hasil pengukuran
lingkar perut.
36
F. Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik pengolahan data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah
data, yaitu :
a. Editing
semua hasil pengukuran lingkar perut dan tekanan darah pada hipertensi dan
b. Coding
Pada penelitian ini, data yang diberikan kode yaitu data demografi ; jenis
(3), perguruan tinggi (4) ; pekerjaan : tidak bekerja (1), sekolah (2), PNS (3),
pegawai swasta (4), wiraswasta (5), petani (6), nelayan (7), buruh (8), lainnya
(9) ; sedangkan untuk usia tidak diberikan kode. Variabel untuk tekanan darah
c. Entry
37
data yang telah dikumpulkan dari lembar master tabel ke paket program
komputer.
d. Cleaning
Analisa data merupakan suatu proses atau anlisa yang dilakukan secara
sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya data trend
a. Analisis univariat
variabel bebas maupun variabel terikat. Dalam penelitian ini, uji univariat
dengan pengukuran lingkar perut dan gambaran tekanan darah pada pasien
Selain itu, karakteristik responden berupa usia juga dianalisis dengan statistik
median, dan standar deviasi. Jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan akan dianalisis
dengan statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
38
b. Analisis bivariat
dengan tekanan darah pada hipertensi mempunyai skala data interval, sehingga
dikatakan berdistribusi normal apabila nilai skewness dibagi dengan std error
2) Apabila kedua data berdistribusi normal, maka uji yang dilakukan adalah uji
korelasi pearson.
3) Namun apabila data tidak berdistribusi normal, maka uji yang dilakukan
dan kekuatan korelasinya. Jika nilai p < alpha (0,05), berarti ho ditolak, atau
terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan hipertensi. Apabila nilai p >
alpha (0,05), berarti ho gagal ditolak, atau tidak ada hubungan antara obesitas
Arah korelasi obesitas sentral dengan tekanan darah pada hipertensi dapat
berpola positif atau negatif. Jika hubungan obesitas sentral dan hipertensi
berkorelasi positif, berarti semakin tinggi nilai obesitas sentral, semakin tinggi
negatif, berarti semakin tinggi nilai obesitas sentral maka hipertensi akan semakin
rendah. Kekuatan korelasi (r) dua variabel dibagi dalam 5 tingkatan, yaitu sangat
39
lemah (0,00 sd <0,2), lemah (0,2 sd <0,4), sedang (0,4 sd <0,6), kuat (0,6 sd
G. Etika Penelitian
Penelitian ilmu keperawatan menggunakan hamper 90% subjek manusia,
responden. Calon responden yang tidak bersedia menjadi responden tetap akan
2. Confidentiality / kerahasiaan
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007).
3. Justice / keadilan
40
status, sosial ekonomi, politik ataupun atribut lainnya dan harus adil dan
setiap responden tanpa memandang suku, agama, ras , dan status sosial
ekonomi.
karena itu sangat berisiko terjadi kerugian fisik dan psikis terhadap subjek
darah dan lingkar perut. Penelitian ini juga tidak berbahaya karena responden
41
BAB V
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Lokasi Penelitian
Jalan Pucuk No. 1 Sumerta, Kecamatan Denpasar Timur, Bali dengan luas
wilayah kerja 7.506 km2 yang terdiri dari 4 Desa dan 2 Kelurahan yaitu Kelurahan
Dangin Puri yang terdiri dari 8 banjar dan 1 RT, Kelurahan Sumerta terdiri dari 7
banjar, Desa Sumerta Kelod terdiri dari 10 banjar, Desa Sumerta Kaja terdiri dari
6 banjar, Desa Sumerta Kauh yang terdiri dari 6 banjar dan Desa Dangin Puri
wilayah kerja Puskesmas 1 Denpasar Timur pada tahun 2018 berjumlah 74.077
jiwa yang masuk dalam 13.346 KK dengan jumlah laki-laki 40.739 jiwa dan
sebanyak 97 orang yang terdiri dari dokter umum 12 orang, dokter gigi 4 orang,
bidan 29 orang, perawat 12 orang, tenaga farmasi 4 orang, ahli gizi 1 orang,
tenaga kesmas 3 orang, sanitasi 2 orang dan analis laboratorium 3 orang. Program
promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga
menular dan pengobatan dasar, serta upaya kesehatan pengembangan yang terdiri
42
dari 8 program yaitu upaya kesehatan sekolah, perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata,
Penyakit hipertensi termasuk dalam upaya kesehatan usia lanjut dan promosi
kesehatan karena sebagian besar pasien hipertensi berusia lebih dari 50 tahun dan
Denpasar Timur untuk mengendalikan penyakit kronis yang diderita oleh pasien
2.909 orang. Penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 01 April 2019 sampai 01
sebanyak 97 orang. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak
Timur tanggal 01 April 2019 sampai 01 Mei 2019 dengan menggunakan teknik
purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan jumlah
43
sampel yang diperoleh sebanyak 52 responden. Adapun karakteristik responden
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Timur Tahun 2019
Denpasar Timur tahun 2019 adalah 51,02 tahun. Responden termuda berusia 46
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Timur Tahun 2019
Jenis kelamin f %
Laki – laki 18 34,6
Perempuan 34 65,4
Total 52 100,00
44
Hasil analisis karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin,
berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 34 responden (65,4%) dan laki – laki
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di
Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Timur Tahun 2019
Pendidikan f %
SD 16 23,5
SMP 10 14,7
SMA/SMK 14 20,6
Perguruan Tinggi 12 17,6
Total 52 100,00
45
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Timur Tahun 2019
Pekerjaan f %
Tidak Bekerja 3 5,8
PNS 10 14,7
Pegawai Swasta 14 20,6
Wiraswasta 2 2,9
Petani 4 5,9
Buruh 10 14,7
Lainnya 9 13,2
Total 52 100,00
responden (13,2%).
Puskesmas 1 Denpasar Timur menghasilkan data yang telah diolah dan dianalisis
dan dijabarkan presentase dari masing-masing variabel penelitian yang terdiri dari
a. Obesitas sentral
46
sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 34 responden (73,5%)
dengan nilai rata-rata 87,00 dan nilai minimum 83 cm dan maksimum 87 cm.
b. Hipertensi
digital. Hasil analisis menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik yakni 163,00,
nilai minimum 143 mmHg dan maksimum 179 mmHg sedangkan nilai rata-rata
tekanan darah diastolik yakni 96,04, nilai minimum 90 mmHg dan maksimum
115 mmHg. Dari 52 responden tersebut, sebagian besar tekanan darah sistolik
untuk mengetahui teknik uji hipotesis yang digunakan. Menurut Sugiono (2013)
variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data ini menggunakan uji
normalitas Skewnnes karena subyek penelitiannya lebih dari 50. Data dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai skewness dibagi dengan std error yaitu -2 < x <
Hasil uji normalitas sebaran pada variabel tekanan darah sistolik p = 0,282
hasil tersebut lebih kecil dari p = 2 berarti data berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas variabel tekanan darah diastolik p = 1,189 hasil tersebut lebih kecil dari
p = 2 maka data tersebut berdistribusi normal, hasil uji normalitas pada variabel
lingkar perut p = 1,467 hasil tersebut lebih kecil dari p = 2 maka data berdistribusi
normal.
47
Hasil uji hipotesis ditentukan dari tingkat signifikansi atau nilai p yang
dipilih oleh peneliti, jika memilih signifikansi 0,05 maka hipotesis akan diterima
apabila nilai p ≤ 0,05 (Heavey, 2015). Teknik uji hipotesis yang digunakan adalah
uji statistik parametrik yaitu Uji Pearson. Uji Pearson digunakan untuk
Interpretasi hasil uji hipotesis ditentukan berdasarkan nilai p, arah korelasi, dan
kekuatan korelasinya. Jika nilai p < alpha (0,05), berarti ho ditolak, atau terdapat
hubungan antara obesitas sentral dengan hipertensi. Apabila nilai p > alpha (0,05),
berarti ho gagal ditolak, atau tidak ada hubungan antara obesitas sentral dengan
hipertensi.
Hasil uji statistik Pearson di dapatkan hasil antara obesitas sentral dengan
tekanan darah sistolik yaitu p value sebesar 0,032 (p value < 0,05) yang artinya
secara statistik ada hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dengan
tekanan darah sistolik. Tingkat hubungan antara obesitas sentral dengan tekanan
darah sistolik yaitu 0,260 yang artinya berkorelasi lemah. Hasil uji statistik antara
obesitas sentral dengan tekanan darah diastolik yaitu p value 0,001 (p value
<0,05) yang artinya secara statistik ada hubungan antara obesitas sentral dengan
tekanan darah diastolik. Tingkat hubungan antara obesitas sentral dengan tekanan
darah diastolik yaitu 0,40 artinya berkorelasi lemah. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara dengan hipertensi baik tekanan darah sistolik
48
B. Pembahasan Hasil Penelitian
sebagai berikut :
a. Usia
tahun dan responden tertua berusia 55 tahun. Potter & Perry (2009) mengatakan
WHO (2014) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amu (2015)
Faktor usia menjadi salah satu pencetus hipertensi yang disebabkan oleh
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi ketika usia
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang
49
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
b. Jenis kelamin
pasien (34,6%).
Penelitian oleh Amu (2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
prevalensi peningkatan tekanan darah lebih tinggi daripada wanita (WHO, 2014).
Perempuan berusia > 40 tahun lebih berisiko mengalami hipertensi daripada laki-
proteksi tekanan darah istirahat ketika adanya aktivitas saraf simpatis akibat dari
peningkatan aktivitas saraf simpatis otot. Oleh karena itu, prevalensi atau risiko
al., 2012). Perbedaan risiko hipertensi lebih ditentukan oleh faktor gaya hidup
50
c. Pendidikan
perguruan tinggi sebesar 17,6%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
serta gaya hidup. Latar belakang pendidikan akan mempengaruhi pola pikir
berpendidikan lebih tinggi akan lebih menjaga kesehatan diri sendiri sehingga
d. Pekerjaan
sebagai pegawai wasta, sebanyak 14,7% bekerja sebagai PNS, sebanyak 5,9%
51
sebagai petani, sebanyak 2,9% sebagai wiraswasta, sebanyak 14,7% bekerja
sebagai buruh, sebanyak 13,2% tidak bekerja. Pekerjaan merupakan salah satu
faktor risiko tidak langsung yang mempengaruhi hipertensi. Hal ini karena
anak ginjal melepaskan hormone adrenalis dan memacu jantung berdenyut lebih
cepat serta kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mubin, dkk (2010) di Puskesmas Sragi tentang
sebagian besar pasien hipertensi (65,9%) memiliki pekerjaan dan 34,1% tidak
yang kian menumpuk, tekanan dari atasan, dan gaji yang tidak sesuai harapan.
Denpasar Timur ditemukan lebih banyak pasien hipertensi yang bekerja sebagai
pegawai swasta.
Denpasar Timur tahun 2019, diperoleh hasil yang mengalami obesitas sentral
kelamin perempuan yakni sebanyak 34 responden (73,5%). Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kusteviani (2015) tentang faktor – faktor yang
berhubungan dengan obesitas sentral pada usia produktif (15-64 tahun) di Kota
52
adalah usia 50-64 tahun dengan faktor risiko yang paling berpengaruh adalah jenis
kelamin perempuan.
Faktor jenis kelamin dapat memicu terjadinya obesitas sentral (Tchernof &
kolesterol total, dan trigliserida yang tinggi. Semakin bertambahnya usia dan
mensintesis protein. Hal ini terjadi karena penyimpanan lemak jauh lebih efisien
daripada protein dan penyimpanan energy sebagai lemak akan berperan pada
rendahnya rasio jaringan lemak bebas dengan jaringan lemak dengan hasil tidak
meningkatnya RMR (Resting Metabolite Rate) pada kecepatan yang sama sebagai
Obesitas sentral sebagai salah satu faktor yang memicu terjadinya hipertensi
sesungguhnya dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan
asupan gizi yang berisiko tinggi. Diperlukan adanya peningkatan upaya – upaya
sentral antara lain memberikan informasi tentang manfaat pola hidup sehat,
53
elektronik, mengajak pihak sekolah untuk memberikan pendidikan pola hidup
sehat serta memfasilitasi tersedianya makan sehat dan sarana untuk melakulak
seimbang, melakukan aktivitas fiisk dan latihan fisik yang baik, benar, terukur dan
teratur, serta hindari konsumsi obat – obatan untuk menggemukkan badan (Dinas
pentingnya makan makanan sehat dan aktivitas fisik serta pemeriksaan kesehatan
seperti pengukuran tekanan darah dan berat badan ke beberapa SMA, masing –
masing banjar yang menjadi wilayah kerja maupun kepada pasien yang
Selain itu, setiap minggu juga dilakukan kegiatan senam dan pemberian makanan
sehat bagi lansia yang dipandu oleh pemegang program PTM, prolanis dan
posyandu lansia. Pemegang program PTM dan prolanis belum menjadikan pasien
– pasien usia produktif sebagai fokus upaya pencegahan penyakit tidak menular
dan pengukuran lingkar perut belum merata diterapkan bagi pasien – pasien usia
stadium 2 yakni sebanyak 37 responden (54,4%) yang paling banyak pada jenis
54
kelamin perempuan yakni 24 responden (79,4%). Sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Louisa, Sulistiyani, & Joko (2018) menunjukkan bahwa
prevalensi hipertensi pada perempuan lebih banyak lebih besar jika dibandingkan
dengan laki - laki yaitu sebesar 60%. Penelitian lain yang berjudul Association
between obesity and high blood pressure among Lithuanian adolescents yang
merokok, stress psikososial, dan obesitas (Price & Wilson, 2010). Insiden
Tchernof dan Despres pada tahun 2013 menyatakan bahwa obesitas sentral yang
dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Curah jantung akan kembali normal
normal. Hal ini disebabkan oleh terjaidnya konstriksi sfingter pre-kapiler yang
et al.,2004).
yang lama sedangkan proses autoregulasi terjadi dalam waktu yang singkat
55
sehingga diduga adanya faktor lain yang juga memengaruhi peningkatan darah
dinding pembuluh darah dan penebalan dinding ventrikel jantung (Susalit et al.,
aterosklerosis yang terjadi pada pasien obesitas terutama pada obesitas sentral
dilakukan oleh masyarakat, juga harus diiringi dengan upaya oleh pemerintah
tidak menular khususnya hipertensi antara lain dengan peningkatan deteksi dini
faktor risiko PTM melalui posbindu, peningkatan akses pelayanan terpadu PTM di
kegiatan senam yang dilaksanakan secara rutin setiap minggu serta pembinaan
Denpasar Timur pada tanggal 01 April 2019 sampai 01 Mei 2019 terhadap 52
56
hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dengan hipertensi baik tekanan
darah sistolik dengan p value 0,032 (p value < 0,05) maupun tekanan darah
diastolik dengan p value 0,001 (p value < 0,005) di wilayah kerja Puskesmas 1
Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Timur tahun 2019 yaitu penelitian oleh
obesitas sentral dengan hipertensi. Sejalan dengan hasil penelitian yang berjudul
The Relationship Central Obesity with Hypertension among Adults 50 Years and
Older in Jinan, Cina yang menyatakan bahwa ada hubungan antara obesitas
mengontrol adanya faktor pencetus hipertensi, salah satunya yaitu obesitas sentral
menunjukkan hasil nilai p = 0,01 dengan nilai OR 3,48 dimana responden yang
mengalami obesitas memiliki risiko 3,40 kali lebih besar mengalami hipertensi
Semakin besar nilai lingkar perut seseorang, maka semakin banyak pula
kaitannya dengan penumpukan kolesterol. Sel lemak pada perut mudah lepas dan
57
darah. Obesitas abdominal merupakan faktor risiko yang lebih kuat terhadap
komplikasi hipertensi dari pada obesitas secara umum karena adanya akumulasi
lemak sekitar daerah abdominal yang memengaruhi proses aterosklerosis. Hal ini
darah menjadi kaku dan menebal lalu menimbulkan terjadinya tekanna darah
dirinya mengalami obesitas sentral dengan ukuran lingkar perut yang melebihi
batas normal, maka peran perawat diperlukan untuk memberi edukasi tentang cara
mengubah pola hidup dengan cara melakukan pengaturan pola makan sehat
aktivitas fisik secara rutin serta mengontrol faktor pencetus obesitas sentral yang
stress.
sindrom metabolik. Selain itu, seseorang yang telah mengenali terlebih dahulu
yang menyebabkan lingkar perutnya meningkat. Hal ini tentu akan mengurangi
yaitu hipertensi. Tekanan darah yang terkontrol akan mencegah seseorang untuk
58
mengalami komplikasi akibat hipertensi yang mengganggu fungsi organ jantung,
bulan dan kegiatan senam yang dilaksanakan rutin serta pembinaan dan
khususnya pengukuran lingkar perut belum terlaksana secara rutin bagi semua
primer. Menurut hasil wawancara dengan petugas di Poli Umum dan pemegang
tekanna darah merupakan salah satu pengukuran tanda-tanda vital yang rutin
dilakukan selain pengukuran nadi, suhu dan berat badan bagi semua pasien yang
59
C. Kelemahan Penelitian
satu faktor yang berkaitan dengan hipertensi yaitu obesitas sentral. Oleh karena
itu, penelitian yang dapat menganalisis faktor lain seperti pendapatan, akses
alkohol, dan asupan makanan sangat diperlukan untuk melengkapi penelitian ini
sehingga dapat diperoleh analisis faktor selain obesitas sentral yang berhubungan
dengan hipertensi.
60
BAB VI
A. Simpulan
24 responden (79,4%).
responden (26,5%).
Denpasar Timur Tahun 2019 dengan derajat hubungan korelasi lemah dengan
p value 0,032 ( p value < 0,05) dan p value 0,001 ( p value < 0,05). Arah
korelasi positif yaitu semakin tinggi lingkar perut maka semakin tinggi
61
B. Saran
hipertensi.
faktor lain seperti pendapatan, akses menuju pelayanan kesehatan, genetik, stress,
aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol, dan asupan makanan yang dapat
62
DAFTAR PUSTAKA
AHA. (2017). 2017 Guideline for the Prevention , Detection , Evaluation , and
Management of High Blood Pressure in Adults 2017 Guideline for the
Prevention , Detection , Evaluation , and Management of High Blood
Pressure in Adults. https://doi.org/10.1016/j.jacc.2017.07.745
Amanda & Martini (2018) ' Hubungan Karakteristik dan Status Obesitas Sentral
dengan Kejadian Hipertensi', Jurnal Berkala Epidemiologi, 6, pp. 57-66.
Bjorntorp, P., et al. (2000) ' Obesity: Preventing and Managing the Global
Epidemic', WHO Technical Report Series, p. 253. doi: ISBN 92 4 120894 5.
Chang (2003) ' Behavioral Change for Blood Pressure Control among Urban and
Rural Adults in Taiwan', Health Promotion International, 18..
Dinas Kesehatan Kota Denpasar. (2015). Situs Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
Retrieved from http://dinkes.denpasarkota.go.id
Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2015). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun
2014. Denpasar.
Dwivedi, G. N., Sethi, S., Singh, R., & Singh, S. (2016). Association of blood
pressure with body mass index and waist circumference in adolescents, 3(3),
63
971–976.
Harris, dkk (2000). Association of fat distribution and obesity with hypertension in
a bi-ethnic populayion: the ARIC Study. Obesity Research 8(7): 515-24.
Kotsis, V., Stabouli, S., Papakatsika, S., Rizos, Z., & Parati, G. (2010).
Mechanisms of obesity-induced hypertension. Hypertension Research, 33(5),
386–393. https://doi.org/10.1038/hr.2010.9
Landsberg, L., Aronne, L. J., Beilin, L. J., Burke, V., & Igel, L. I. (2013). Obesity-
Related Hypertension : Pathogenesis , Cardiovascular Risk , and Treatment,
15(1). https://doi.org/10.1111/jch.12049
Lahino (2014) ' Perbedaan Non Obesitas Sentral dengan Obesitas Sentral
Terhadap Kejadian Hipertensi pada Kelompok Usia 35-64 Tahun di
Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur'.
64
186, 1–14.
Potter, P. &. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC.
Power, M. L., & Schulkin, J. (2019). Review Article Sex differences in fat storage
, fat metabolism , and the health risks from obesity : possible evolutionary
origins, (2008), 931–940. https://doi.org/10.1017/S0007114507853347
Rosenblum, J. L., Castro, V. M., Moore, C. E., & Kaplan, L. M. (2012). Calcium
and vitamin D supplementation is associated with decreased abdominal
visceral adipose tissue in overweight and obese adults 1 – 4, (7), 1–8.
https://doi.org/10.3945/ajcn.111.019489.INTRODUCTION
Runge, Patterson, C. A. M., Craig, J. A., Mascaro, D. J., Moon, S., Carter, K., …
Blvd, J. F. K. (2010). Netter’s Cardiology Second Edition.
Sari, M. K., Lipoeto, N. I., & Herman, R. B. (2016). Artikel Penelitian Hubungan
Lingkar Abdomen ( Lingkar Perut ) dengan Tekanan Darah, 5(2), 456–461.
65
Setiati, & Dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (VI Jilid I). Jakarta:
Interna Publishing.
Sherwood. (2014). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem (8th ed.). Jakarta: EGC.
Sugianti. (2009). Faktor Risiko Obesitas Sentral Pada Orang Dewasa Di DKI
Jakarta, 32(2), 105–116.
Susalit, et al. (2004) ' Hipertensi Primer' , in Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II. 3rd edn. Jakarta: Gaya Baru..
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Whelton, P. K., Carey, R. M., Aronow, W. S., Casey, D. E., Collins, K. J.,
Himmelfarb, C. D., … Gentile, F. (2018). Clinical Practice Guideline :
Executive Summary 2017 ACC / AHA / AAPA / ABC / ACPM / AGS / APhA /
ASH / ASPC / NMA / PCNA Guideline for the Prevention , Detection ,
Evaluation , and Management of High Blood Pressure in Adults : Executive
Summary A Report of the American College of Cardiology / American Heart
Association Task Force on Clinical Practice Guidelines.
https://doi.org/10.1161/HYP.0000000000000066
WHO. (2013). A global brief on Hypertension - World Health Day 2013. WHO,
1–40. https://doi.org/10.1136/bmj.1.4815.882-a
Wulansari, J., Ichsan, B., & Usdiana, D. (2005). Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Poliklinik, 17–22.
66
67
Lampiran 1
Adapun rencana anggaran biaya penelitian yang dikeluarkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
No Kegiatan Frekuensi x Jumlah
@satuan
1 Tahap Persiapan
a. Pembelian ATK
1) Map 15 x Rp. 3.000 Rp. 45.000,00
2) Pulpen 10 x Rp. 4.000 Rp. 40.000,00
3) Kertas HVS A4 2 rim x Rp. 50.000 Rp. 100.000,00
4) Tinta Printer 1 x Rp. 100.000 Rp. 100.000,00
b. Pembelian Alat Ukur Tensi 1 x Rp. 500.000 Rp. 500.000,00
meter digital
c. Pembelian alat ukur pita 2 x Rp. 25.000 Rp. 50.000,00
circumference
d. Revisi Proposal 3 x Rp. 50.000 Rp. 150.000,00
2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengurusan Izin Penelitian 1 x Rp. 170.000 Rp 170.000,00
b. Penggandaan Lembar
Persetujuan 70 x Rp.1.000 Rp 70.000,00
c. Lembar Pengumpulan Data 70 x Rp. 3000 Rp 210.000,00
d. Transportasi 15 x Rp. 30.000 Rp 450.000,00
3 Tahap Akhir
a. Penggandaan Laporan 4 x Rp. 80.000 Rp 320.000,00
Penelitian
b. Revisi Laporan 3 x Rp. 50.000 Rp 150.000,00
c. Biaya CD 1 x Rp. 20.000 Rp 20.000,00
d. Jilid Cover Laporan 3 x Rp. 40.000 Rp 120.000,00
Jumlah Rp 2.500.000,00
Lampiran 3
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Di –
Dengan hormat,
bagi peneliti.
Denpasar, 2019
Peneliti
Nama :
Alamat :
Bersedia untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tenpa
paksaan. Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti
mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Ida Ayu Kd. Dwi Mahariani
Puskesmas I Denpasar Timur Tahun 2019’. Bila selama penelitian ini saya
Saksi 2019
Peneliti
Lampiran 5
yang terdiagnosa hipertensi primer oleh tenaga kesehatan, pasien yang menderita
hipertensi lebih dari 2 bulan, pasien berusia 40-55 tahun baik laki-laki maupun
perempuan, pasien yang mempunyai tekanan darah ≥140/90 mmHg, pasien yang
pengambilan data. Kriteria eksklusi: pasien yang mengalami stress atau gangguan
mental, pasien dengan edema atau acites pada abdomen serta ibu hamil, pasien
yang memiliki komplikasi penyakit seperti DM, Stroke, Jantung, Ginjal. Peserta
tidak diberikan perlakuan dalam penelitan ini karena peserta hanya akan diukur
pada penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa
akan diberikan.
Tanggal: / / Tanggal: / /
(Wali dibutuhkan bila calon peserta adalah anak <14 tahun, lansia, tuna
grahina, pasien dengan kesadaran kurang – koma)
Peneliti
Tanggal: / /
Tanda tangan saksi diperlukan pda formulir Consent ini hanya bila
Wali dari peserta penelitian tidak dapat membaca/tidak dapat bicara ata buta.
Saksi harus merupakan keluarga peserta penelitian, tidak boleh anggota tim
penelitian.
Saksi:
Saya menyatakan bahwa informasi pada formulir penjelasan telah dijelaskan dengan
benar dan dimengerti oleh peserta penelitian atau walinya dan persetujuan untuk
menjadi peserta penelitian diberikan sukarela.
Tanggal: / /
(jika tidak diperlukan tanda tangan saksi, bagian tanda tangan saksi ini dibiarkan
kosong)
: Laki-laki : Perempuan
3. Pendidikan
: SD
: SMP
: SMA/SMK
: Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan
: Tidak Bekerja : Petani
: Sekolah : Nelayan
: PNS : Buruh
: Pegawai swasta : Lainnya
: Wiraswasta
MASTER TABEL
HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR
TAHUN 2019
Kode Data Hasil Pengukuran Stadium Hipertensi Hipertensi stadium satu (1), hipertensi stadium dua (2)
Lampiran 12
DOKUMENTASI