Anda di halaman 1dari 128

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

S YANG
MENGALAMI GOUT ARTHRITIS DENGAN MASALAH
NYERI AKUT DI UPT PUSKESMAS PRINGSEWU
TAHUN 2021

Karya Tulis Ilmiah

Oleh :
YESSA YESIKA ROSALIA
NIM. 14401 2018 059

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2021

i
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. S YANG
MENGALAMI GOUT ARTHRITIS DENGAN MASALAH
NYERI AKUT DI UPT PUSKESMAS PRINGSEWU
TAHUN 2021

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah
Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :
YESSA YESIKA ROSALIA
NIM. 14401 2018 059

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2021

ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. S YANG
MENGALAMI GOUT ARTHRITIS DENGAN MASALAH NYERI AKUT
DI UPT PUSKESMAS PRINGSEWU
TAHUN 2021

Yessa Yesika Rosalia1), Rani Ardina2), Nur Fadhilah3)


Fakultas Kesehatan Universitas muhammadiyah Pringsewu
Email. yessa.144012018059@student.umpri.ac.id

ABSTRAK

Pengaruh modernisasi dalam perubahan pola makan dan gaya hidup berperan bagi timbulnya
penyakit yang menyerang kelompok usia dewasa. Gaya hidup ini didukung dengan makin
berkembangnya restoran dan outlet makanan siap santap. Dari gaya hidup tersebut akan
menimbulkan berbagai penyakit salah satunya gout arthritis. Berdasarkan data Kemenkes RI 2018
pravelensi penyakit gout artritis berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan di Indonesia 11,9% dan
berdasarkan diagnosis gejala 24,7%. Salah satu masalah keperawatan yang mucul adalah nyeri
akut. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang
mengalami gout artritis dengan masalah nyeri akut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan anggota keluarga dan keluarga yang
terdiagnosa gout artritis dengan masalah nyeri akut. Pengkajian dilakukan dengan metode
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Intervensi dibuat mengacu pada teori bulechek
meliputi: aplikasi panas/dingin (kompres hangat jahe merah).

Pelaksanaan asuhan keperawatan selama 6 kali kunjungan, dengan tindakan keperawatan aplikasi
panas/dingin. Diperoleh hasil bahwa terdapat penurunan skala nyeri dari 5 menjadi 2 pada pasien
penderita gout artritis. Dan diharapkan terapi aplikasi panas/dingin ini dapat dilakukan saat pasien
merasa nyeri.

Kata kunci: gout artritis, anggota keluarga, aplikasi panas/dingin

Referensi : 2010 -2019 (30)

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
NURSING CARE FOR FAMILY OF Mr. S WHO HAVE GOUT

ARTHRITIS WITH ACUTE PAIN PROBLEMS AT UPT PRINGSEWU

HEALTH CENTER IN 2021

Yessa Yesika Rosalia1) Rani Ardina2), Nur Fadhilah3)


Faculty of Health, University of Muhammadiyah Pringsewu
E-mail. yessa.144012018059@student.umpri.ac.id

ABSTRACT

The influence of modernization in changes in diet and lifestyle plays a role in the emergence of
degenerative diseases that attack the adult age group. This lifestyle is supported by the
development of restaurants and ready-to-eat food outlets, eating snacks that have become a habit
for the community. From this lifestyle, it will cause various diseases, one of which is arthritis gout.
Gout arthritis is a purine metabolism disorder characterized by hyperuricemia and repeated attacks
of acute synovitis. Based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in
2018, the prevalence of gout based on diagnoses by health workers in Indonesia was 11.9% and
based on symptom diagnoses 24.7%. One of the 1000 problems that arise is acute pain. The
purpose of this study was to describe the implementation of additional nursing care for families
experiencing gouty arthritis with acute pain problems.
This study uses a case study approach with family members and families diagnosed with gout
arthritis with acute pain problems. The study was conducted by interview, observation, and
physical examination methods. Interventions that refer to the bulechek theory include: application
of hot/cold (warm red ginger compresses).
Implementation of care for 6 visits, with surgery / cold. The results showed that there was a
decrease in the pain scale from 5 to 2 in patients with gout arthritis. And it is hoped that this
hot/cold application therapy can be done when the patient feels pain.

Keywords: gout arthritis, family members, hot/cold aplication


Reference : 2010 -2019 (30)

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah


Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 20 Agustus 2021

Judul : “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA


TN. S YANG MENGALAMI GOUT ARTHRITIS
DENGAN MASALAH NYERI AKUT DI UPT
PUSKESMAS PRINGSEWUTAHUN 2021”
Nama Mahasiswa : Yessa Yesika Rosalia
NIM : 144012018059

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Rani Ardina, M.Kep. Nur Fadhilah,M.Kes


NBM. 1156365 NBM. 927023

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. S YANG MENGALAMI


GOUT ARTHRITIS DENGAN MASALAH NYERI AKUT DI UPT
PUSKESMAS PRINGSEWUTAHUN 2021

Karya Tulis Ilmiah oleh Yessa Yesika Rosalia ini telah diperiksa dan
dipertahankan dihadapan TIM penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan lulus
Pada tanggal 20 Agustus 2021
MENGESAHKAN

Tim penguji

Penguji Utama : Ns. Rani Ardina. M.Kep.


NIP.1156365 (…………………….)

Penguji Anggota II : Nur Fadhilah, M.Kes


NBM . 927023 (………………...….)

Penguji Anggota II : Ns.Gunawan Irianto, M.Kep., Sp.Kom


NBM. 1194199 (…………………….)

Ketua Program Studi

Nur Fadilah, M.Kes


NBM. 927 023

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati, M.Epid


NBM. 927 024

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah


Pringsewu Lampung, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Yessa Yesika Rosalia
Nim : 144012018059
Program Studi : D III Keperawatan
Jenis Karya : Asuhan Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. S
YangMengalami Gout Artritis Dengan Masalah
Nyeri Akut Di UPT Puskesmas Pringsewu
Tahun2021.

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
tanpa menuntut ganti rugi berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. S YangMengalami Gout Artritis Dengan
Masalah Nyeri Akut Di UPT Puskesmas Pringsewu Tahun 2021.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan


adanya pernyataan ini berhak menyimpan, mengalih meniadakan dalam bentuk
format yang lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat sengan sebenarnya.

Dibuat Di : Pringsewu
Pada Tanggal :15 Agustus 2021
Yang Menyatakan

( Yessa Yesika Rosalia)

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
MOTTO

Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung. Buat jalanmu sendiri dan
tinggalkanlah jejak

(Yessa Yesika Rosalia)

viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Riwayat Hidup Penulis

Penulis bernama lengkap Yessa Yesika Rosalia dilahirkan pada tanggal 08

agustus 2000 di Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Seputih Surabaya,

Lampung. Penulis memulai pendidikan di jenjang taman kanak-kanak di TK

Bustanul Athfal Gaya Baru I selesai pada tahun 2006 kamudian pada tahun itu

juga peneliti melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 2 Gaya Baru II

ditamatkan pada tahun 2011, pada tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikan

di MTS Manba’ul Ulum Gaya Baru II selesai pada tahun 2014, kemudian

melanjutkan pendidikanmenengah atas di SMA NEGERI 1 Seputih Surabaya

ditamatkan pada tahun 2017. Pendidikan selanjutnya di Universitas

Muhammadiyah Pringsewu Lampung, Fakultas Kesehatan Program Studi D III

Keperawatan sampai saat ini.

ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PERSEMBAHAN

Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas dukungan

dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini bisa

diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu dengan rasa

syukur dan terima kasih saya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas izin dan karunia Nya yang telah

meridhoi dan mengabulkan segala doa, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

dibuat dan diselesaikan dengan baik.

2. Untuk kedua orang tua tercinta, ibu Rosi Marlina dan bapak Anshori, yang

telah memberikan dukungan moral maupun materi serta do’a yang tiada henti

untuk kesuksesanku.

3. Ibu Ns. Rani Ardina, M. Kep selaku pembimbing I, ibu Nur Fadhilah M. Kes

selaku pembimbing II, dan bapak Ns. Gunawan Irianto, M. Kep, Sp. Kom

selaku penguji III, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dengan sabar.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan (Indah Fadilawati, Silvia Yesi Elfariani, Sindi

Nadia) yang selalu mendukung dan memberikan motivasi.

5. Sahabatku yang selalu ada (Cici Puspitasari, Sidik Saifullah, Yuliana Dewi,

Ayu Sasa Bella, Savera Nurulita, Siskawati).

6. Untuk Dwi Iranto yang selalu ada dan support saya selama pendidikan.

7. Teman-teman angkatan 23 yang telah menemani perjuangan ku dari awal

hingga akhir.

8. Almamater universitas muhammadiyah pringsewu.

x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karna atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis telah diberikan kesehatan dan kemampuan untuk
menyelesaikanKarya Tulis Ilmiah ini sesuai waktu yang telah ditentukan.Karya
Tulis Ilmiah ini berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. S Yang
Mengalami Gout Artritis Dengan Masalah Nyeri Akut Di UPT Puskesmas
Pringsewu Tahun 2021”.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Karya
Tulis Ilmiah dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada
semeeter 6 di Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampung. Selama penulisan dan penyusunan ini penulis banyak mendapat
bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Drs. H. Wanawir AM. MM. M.Pd, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Elmi Nuryati, M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Nur Fadhilah,M.Kes selaku ketua prodi DIII Keperawatan
4. Ns. Rani Ardina, M. Kep. selaku Pembimbing I
5. Nur Fadhilah,M.Kes, selaku pembimbing II
6. Ns. Gunawan irianto M. Kep, Sp. Kom selaku Penguji Utama
7. Seluruh dosen dan staff Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung
8. Rekan-rekan seperjuangan angkatan ke-23 yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisanKarya Tulis Ilmiah


ini belum sempurna. Semoga laporanKarya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pringsewu, 15 Agustus 2021

Yessa Yesika Rosalia

xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
HALAM JUDUL...............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................iii
KATA PENGANTAR .....................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR BAGAN..........................................................................................vii
DAFTAR TABEL..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Batasan Masalah ........................................................................................5
C. Rumusan Masalah .....................................................................................5
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................5
E. Manfaat Penelitian .....................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Keluarga........................................................................................8
B. Konsep Gout Artritis................................................................................19
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gouth arthritis.............26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian......................................................................................42
B. Batasan istilah...........................................................................................42
C. Partisipan..................................................................................................42
D. Lokasi dan waktu penelitian.....................................................................43
E. Pengumpulan data....................................................................................44
F. Analisa data .............................................................................................45
G. Etik penelitian...........................................................................................46

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAAN


A. Tinjauan Kasus.........................................................................................48
B. Pembahasan..............................................................................................49

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................80
B. Saran.........................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 2.1 Pathway................................................................................................15
Bagan 4.1 Genogram.............................................................................................29

xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Skoring /prioritas masalah..................................................................32

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan TUK I-V.......................................................37

Tabel 3.1 Batasan Istilah.....................................................................................42

Tabel 4.1 komposisi keluarga.............................................................................49

Tabel 4.2 Pemeriksaan Fisik...............................................................................52

Tabel 4.3 Analisa Data........................................................................................60

Tabel 4.4 Scoring nyeri akut...............................................................................61

Tabel 4.5 Scoring Defisit Pengetahuan...............................................................62

Tabel 4.6 Rencana Keperawatan.........................................................................63

Tabel 4.7 Implementasi dan Evaluasi.................................................................67

xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengajuan Judul


Lampiran 2 Izin Pra Survey
Lampiran 3 Balasan Pra Survey
Lampiran 4 Pengambilan Data
Lampiran 5 Balasan Pengambilan Data
Lampiran 6 Informed Consent
Lampiran 7 Persetujuan Responden
Lampiran 8 Pengkajian Keluarga
Lampiran 9 Leaflet Gout Artritis
Lampiran 10 Kompres Hangat Jahe merah
Lampiran 11 SOP Kompres Hangat Jahe Merah
Lampiran 12 Lembar Konsul
Lampiran 13 Dokumentasi

xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya taraf hidup masyarakat membawa perubahan pada pola hidup

individu. Perubahan pola hidup tersebut disertai perubahan pola penyakit yang

ada, terutama penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup seseorang.

Kondisi tersebut mengubah pola kejadian penyakit yang pada awalnya

didominasi penyakit-penyakit infeksi, namun sekarang bergeser pada penyakit

degeneratif dan metabolik yang makin meningkat. Pengaruh modernisasi

dalam perubahan pola makan dan gaya hidup juga berperan bagi timbulnya

penyakit degeneratif yang menyerang kelompok usia dewasa. Gaya hidup ini

didukung dengan makin berkembangnya restoran dan outletmakanan siap

santap, makan cemilan yang juga menjadi kebiasaan bagi masyarakat. Dari

gaya hidup tersebut akan menimbulkan berbagai penyakit seperti hipertensi,

diabetes, kanker dan gout artritis (Aswad, 2019).

Gout artritis atau artritis pirai adalah suatu peradangan sendi sebagai

manifestasi dari akumulasi endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul

didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam urat dalam darah

(hiperusemia). Tidak semua orang dengan hiperusemia adalah penderita

artritis pirai atau sedang menderita artritis pirai akan tetapi, resiko terjadi

artritis pirai lebih besar dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah

(Noor, 2015). Gout Artritis biasanya paling banyak terdapat pada sendi

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

jempoljari kaki, sendi pergelangan, sendi kaki, sendi lutut dan sendi siku

(Wibowo, 2015)

Menurut World Health Organization (WHO, 2018) Pravelensi gout artritis di

dunia sebanyak 34,2%. Gout artritissering terjadi di negara maju seperti

Amerika. Pravelensi gout artritis di Amerika sebesar 26,3% dari total

penduduk. Peningkatan kejadian gout artritis tidak hanya terjadi di negara

maju saja. Namun, peningkatan juga terjadi di negara berkembang seperti di

Indonesia. Menurut Riskesdas 2018 pravelensi penyakit asam uratberdasarkan

diagnosa tenaga kesehatan di Indonesia 11,9% dan berdasarkan diagnosis

gejala 24,7% (Kemenkes RI, 2018). Sementara di provinsi Lampung angka

gout artritis di Lampung pada tahun 2017 sebanyak 23.352 kasus (Profil

Dinkes Prov. Lampung, 2017).

Permasalahan yang lazim muncul pada penderita gout artritis antara lain nyeri

akut, hambatan mobilitas fisik, resiko ketidakseimbangan volume cairan,

hipertermia, gangguan rasa nyaman, gangguan pola tidur, kerusakan integritas

jaringan (Nurarif & kusuma, 2015).

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3

bulan (SDKI, 2016).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Menurut World Health Organization (WHO, 2011) menjelaskan bahwa

pravelensi nyeri akut di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,

dari 1,9% menjadi 2,1%. Di Indonesia belum banyak penelitian yang

membahas pravelensi dan kualitas semua jenis nyeri. Indonesia juga belum

memiliki parameter praktis untuk menilai nyeri, tingkat kenyamanan pasien

danefek nyeri terhadap kualitas hidup terhadap masyarakat (PERDOSSI,

2009).

Beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri pada pasien

gout artritis diantaranya adalah pemberian analgesik, pemberian obat oral,

pengurangan kecemasan, manajemen nyeri, dan aplikasi panas dingin

(Buclechek, 2013).

Penatalaksanaan Nyerigout artritis dapat diatasi dengan terapi farmakologis

dan nonfarmakologis. Pengobatan secara farmakologi sering menimbulkan

efek samping jika sering dikonsumsi dalam jangka panjang, efek sampingnya

perdarahan pada saluran cerna. Pada penatalaksanaan non farmakologi ada

beberapa terapi untuk menurunkan nyeri sendi antara lain kompres hangat

meggunakan jahe merah dan kompres dingin, yang bermanfaat untuk

mengurangi intensitas nyeri (potter & perry, 2006).

Penelitian sebelumnyamenyebutkan bahwa kompres jahe merah dapat

menurunkan skalan yeri, pemberian kompres jahe dapat mengurangi intensitas

nyeri gout artritis (Diani, 2017). Penelitian Rustonto(2015) menjelaskan

bahwa pemberian kompres hangat menggunakan jahe dapat meringankan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

skala nyeri pada pasien gout artritis. Hasil yang didapatkan sebelum dilakukan

kompres hangat adalah skala nyeri 3 dan setelah dilakukan tindakan kompres

hangat adalah skala nyeri 2 yang menunjukkan adanya penurunan skala nyeri

pada pasien gout artritis.

Penelitian lain yang sejalan ialah Selawati (2016) menjelaskan bahwa terapi

kompres hangat menggunakan jahe untuk mengurangi nyeri pada anggota

keluarga yang mengalami gout artritis, dengan menggunakan satu keluarga.

Dari nyeri 4 hingga 7 tetapi setelah dilakukan kompres hangat menggunakan

jahe skala nyeri berada pada skala 3.

Puskesmas pringsewu merupakan salah satu puskesmas yang ada di kabupaten

pringsewu. Salah satu program yang dijalankan adalah pengendalian penyakit

tidak menular (PTM). Gout artritis merupakan salah satu jenis penyakit yang

banyak dialami oleh pasien di puskesmas pringsewu. Pada bulan januari-maret

tahun 2021 jumlah kunjungan pada pasien gout artritis di puskesmas

pringsewu sudah mencapai pada 227 kasus. Manajemen pengendalian PTM

khususnya gout artritis di puskesmas pringsewu dilakukan dengan

menganjurkan pasien untuk rajin kontrol dan minum obat. Serta kegiatan

edukasi, namun tindakan yang bersifat terapi kompres hangat jahe merah

belum pernah dilakukan, keluarga pun belum pernah melakukan terapi

kompres hangat jahe merah. Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian pada pasien gout artritis yang mengalami nyeri

akut dengan judul “Asuhan Keperawatan PadaKeluarga Tn. S Yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

Mengalami Gout Artritis Dengan Masalah Nyeri Akut Di UPT Puskesmas

Pringsewu Tahun 2021”.

B. Batasan masalah

Untuk mengatasi luasnya masalah dan keterbatasan yang dimiliki peneliti,

penelitian ini dibatasi pada “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. S Yang

Mengalami Gout Artritis Dengan Masalah Nyeri Akut Di UPT Puskesmas

Pringsewu Tahun 2021”

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “BagaimanaAsuhan

Keperawatan Pada Keluarga Tn. S Yang Mengalami Gout Artritis Dengan

Masalah Nyeri Akut Di UPT Puskesmas Pringsewu Tahun2021?”

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn. S

Yang Mengalami Gout Atrhritis Dengan Masalah Nyeri Akut Di UPT

Puskesmas Pringsewu Tahun 2021

2. Tujuan Khusus

a. Pengkajian keperawatan dengan anggota keluarga yang mengalami

Gout Artritis dengan masalah nyeri akut di UPT puskesmas pringsewu

tahun 2021.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

b. Penegakan diagnosis keperawatan dengan anggota keluarga yang

mengalami Gout Artritis dengan masalah nyeri akut di UPT puskesmas

pringsewu tahun 2021.

c. Menyusun perencanaan keperawatan dengan anggota keluarga yang

mengalami Gout Artritis dengan masalah nyeri akut di UPT puskesmas

pringsewu tahun 2021.

d. Tindakan keperawatan dengan anggota keluarga yang mengalami Gout

Artritis dengan masalah nyeri akut di UPT puskesmas pringsewu tahun

2021.

e. Evaluasi dengan anggota keluarga yang mengalami Gout Artritis

dengan masalah nyeri akut di UPT puskesmas pringsewu tahun 2021

E. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan menjadi

referensi bagi ilmu kesehatan,khusunya ilmu keperawatan untuk

mengetahui bagaimana cara mengurangi skala nyeri sendi pada pasien

Gout Artritis dengan masalah nyeri akut.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Perawat

Sebagai tambahan informasi untuk mengetahui dalam bidang praktik

keperawatan khususnya pada anggota keluarga yang mengalami Gout

Atrhritis

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

b. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai informasi atau referensibagi institusi

pendidikan dalam pengembangan penelitian tentang asuhan

keperawatan keluarga dengan masalah nyeri akut

c. Manfaat Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengetahuandan informasi pada masyarakat.

Khususnya mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

nyeri akut

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Definisi

a. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka

saling berinteraksi satu dengan lainnya, mempunyai peran masing-

masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Baylon

& Maglayo ,1978).

b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orangyang berkumpul serta tinggal disuatu

tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling bergantung (Depkes RI,

1988 dalam Zaidin Ali, 2009).

c. Keluarga adalah dua kumpulan orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai

peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,

1998 dalam Ferry dan Makhfudli, 2009).

2. Tipe Keluarga

a. Traditional Nuclear

Keluarga inti (ayah, ibu, anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan

oleh saksi-saksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau

keduanya dapat bekerja di luar rumah.

8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
9

b. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali

suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-

anaknya, baik itu anak dari perkawinan lama maupun hasil dari

perkawinan baru.

c. Middle Age atau Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah, atau keduanya bekerja

diluar rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah,

perkawinan, atau meniti karier.

d. Dyadic Nuclear

Pasangan suami-istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak.

e. Single Parent

Keluarga dengan satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian

pasangannya.

f. Dual Career

Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

g. Commuter Married

Pasangan suami-istri atau keduanya sama-sama bekerja dan tinggal

terpisah pada jarak tertentu.

h. Single adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya

keinginan untuk menikah.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

i. Three Generation

Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.

j. Communal

Satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan yang monogamy

dengan anak-anaknya dan bersama-sama berbagi fasilitas.

k. Group marriage

Satu rumah terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam satu

kesatuan keluarga.

l. Extended Family

Nuclear family dan anggota keluarga yang lain tinggal dalam satu

rumah dan berorientasi pada satu kepala keluarga.

3. Struktur Keluarga

a.Ciri-Ciri Struktur Keluarga

1) Terorganisasi

Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat

antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam

mencapai tujuan.

2. Keterbatasan

Dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi

mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab

masing-masing anggota keluarga.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

3. Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan bahwa

masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang

berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah

utama dan peran ibu yang merawat anak-anak.

b.Macam-Macam Struktur Keluarga

1) Dominasi Jalur Hubungan Darah

a)Patrilineal

Patrilineal adalah keluarga yang berhubungan atau disusun

melalui jalur garis keturunan ayah. Suku-suku di Indonesia rata-

rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.

b)Matrilineal

Matrilineal adalah keluarga yang dihubungkan atau disusun

melalui jalur keturunan ibu. Suku Padang merupakan salah satu

contoh suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.

2. Dominasi Jalur Keberadaan Tempat Tinggal

a) Patrilokal

Patrilokal adalah keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang

tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak suami.

b)Matrilokal

Matrilokal adalah keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang

tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak istri.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

3. Dominasi Pengambilan Keputusan

a) Patriakal

Patriakal adalah dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak

suami.

b) Matriakal

Matriakal adalah dominasi pengambilan keputusan ada pada

pihak istri.

4. Peran dan fungsi keluarga

a. Peran format dalam keluarga

1) Peran sebagai ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman.

Juga sebagai kepala keluarga, anggota kelompok sosial, serta anggota

masyarakat dan lingkungan.

2) Peran sebagai ibu

Ibu sebagai istri dari anak-anaknya yang berperan untuk mengurus

anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota kelompok sosial,

serta sebagai anggota masyarakat.

3) Peran sebagai anak

Anak melakukan sebagai peran psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

b. Fungsi keluarga

1) Fungsi efektif

Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial, saling mengasuh dan memberi cinta kasih serta saling

menerima dan mendukung.

2) Fungsi sosialisasi

Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,

tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan

dilingkungan masyarakat.

3) Fungsi reproduksi

Adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan

dan menambah sumber daya manusia.

4) Fungsi ekonomi

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti

sandang, pangan, dan papan.

5) Fungsi perawatan keluarga

Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan. (Ferry & Makhfudi, 2009)

c. Tugas keluarga

Ada beberapa pokok tugas keluarga antara lain:

1) Memelihara kesehatan fisik.

2) Berupaya untuk memelihara sumber-sumber data yang ada dalam

keluarga.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

3) Mengatur tugas masing-masing anggota keluarga sesuai

kedudukannya.

4) Melakukan sosialisasi antara anggota keluarga agar timbul keakraban

dan kehangatan para anggota keluarga.

5) Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan.

6) Memelihara ketertiban anggota keluarga.

7) Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

(Mubarak,2011)

d. Peran perawat keluarga

1) Sebagai pendidik

Peran bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada

keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.

2) Sebagai koordinator pelaksana pelayanan kesehatan

Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan

komprehensif. Pelayanan keperawatan yang berkesinambungan

diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit

pelayanan kesehatan.

3) Sebagai pelaksana pelayanan perawatan

Pelayananan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui

kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki

masalah kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

dapat menjadi “entery point” bagi perawat untuk memberikan asuhan

keperawatan keluarga secara komprehensif.

4) Sebagai supervisior pelayanan keperawatan

Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga

melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga

beresiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat

direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak.

5) Sebagi pembela (Advokat)

Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak

keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui

harapan serta memodifikasi sistem pada perawatan yang diberikan

untuk memenuhi hak dan kebutuhan keluarga. Pemahaman yang baik

oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai klien

mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.

6) Sebagai fasilitator

Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, dan

masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan

yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan

jalan keluar dalam mengatasi masalah.

7) Sebagai peneliti

Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-

masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

kesehatan yang muncul di dalam keluarga biasanya terjadi menurut

siklus atau budaya yang dipraktikan keluarga.

(Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan

Transkultural, 2007)

e. Tugas kesehatan keluarga

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

peran dibidang kesehatan meliputi:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan

kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa

kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah

kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.

2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini

merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan

yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan

siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan

untuk menentukan tindakan keluarga.

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali

keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah di ketahui oleh keluarga

sendiri.

4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga.

(Friedman, 2010)

5. Tumbuh Kembang Keluarga

Menurut Duval (1997), daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari

delapan tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu

pada tiap tahap perkembangan.

a. Tahap 1, pasangan baru menikah (keluarga baru). Tugas perkembangan

keluarga pada tahap ini adalah membina hubungan perkawinan yang

saling memuaskan, membina hubungan harmonis dengan saudara dan

kerabat, dan merencanakan keluarga (termasuk merencanakan jumlah

anak yang diinginkan).

b. Tahap 2, menanti kelahiran (child bearing family) atau anak tertua adalah

bayi berusia kurang dari 1 bulan. Tugas perkembangan keluarga pada

tahap ini adalah menyiapkan anggota keluarga baru (bayi dalam

keluarga), membagi waktu untuk individu, pasangan, dan keluarga.

c. Tahap 3, keluarga dengan anak prasekolah atau anak tertua 2,5 tahun

sampai dengan 6 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini

adalah menyampaikan kebutuhan masing-masing anggota keluarga,

antara lain ruangan atau kamar pribadi dan keamanan, mensosialisasikan

anak-anak, menyatukan keinginan anak-anak yang berbeda, dan

mempertahankan hubungan yang “sehat” dalam keluarga.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

d. Tahap 4,keluarga dengan anak sekolah atau anak tertua berusia 7 sampai

12 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

mensosialisasikan termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi yang

baik di sekolah, membantu anak-anak membina hubungan dengan teman

sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, dan

memenuhi kesehatan masing-masing anggota keluarga.

e. Tahap 5, keluarga dengan remaja atau dengan anak tertua berusia 13

sampai 20 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah

mengimbangi kebebasan remaja dengan tangggung jawab uang sejalan

dengan maturasi remaja, memfokuskan kembali hubungan perkawinan,

dan melakukan komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan anak-

anak remaja.

f. Tahap 6, keluarga dengan anak dewasa (pelepasan). Tugas perkembangan

keluarga pada tahap ini adalah menambah anggota keluarga dengan

kehadiran anggota keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak

yang sudah dewasa, menata kembali hubungan perkawinan, menyiapkan

datangnya proses penuaan, termasuk timbulnya masalah-masalah

kesehatan.

g. Tahap 7, keluarga usia pertengahan. Tugas perkembangan keluarga pada

tahap ini adalah mempertahankan kontak dengan anak dan cucu,

memperkuat hubungan perkawinan, dan meningkatkan usaha promosi

kesehatan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

h. Tahap 8, keluarga usia lanjut. Tugas perkembangan keluarga pada tahap

ini adalah menata kembali kehidupan yang memuaskan, menyesuaikan

kehidupan dengan penghasilan yang berkurang, mempertahankan kontak

dengan masyarakat, dan menentukan arti hidup.

B. Konsep Gout Artritis

1. Pengertian Gout Atritis

a. Goutatritis merupakan penyakit yang diakibatkan gangguan

metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurikemi, penyakit ini

paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan

wanita pasca menopause (Chairuddin, 2003dalam Amin Huda &

Hardhi, 2015).

b. Goutartritis merupakan suatu peradangan sendi sebagai manifestasi dari

akumulasi endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam

sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah

(Helmi, 2013).

c. Goutartritis merupakan suatu penyakit peradangan pada persendian

yang dapat diakibatkan oleh kelebihan kadar senyawa asam urat

didalam tubuh, baik karena reproduksi berlebih atau peningkatan

asupan purin (Senna, 2017).

2. Etiologi

Gangguan metabolic dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini

ditimbulkan dari penimbunan kristal di sendi oleh monosodium urat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

(MSU, gout) dan kalsium pirofosfat dihidrat (CPPD, pseudogout), dan

pada tahap yang lebih lanjut terjadi degeneratif tulang rawan sendi.

Klasifikasi gout dibagi 2:

a. Gout Primer: dipengaruhi oleh factor genetic.Terdapat produksi/sekresi

asam urat yang berlebih dan tidak diketahui penyebabnya.

b. Gout Sekunder

1) Pembentukan asam urat yang berlebih

2) Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada :

a) Kegagalan ginjal kronik

b) Pemakaian obat salisilat, tiazid, beberapa macam diuretik

c) dan sulfonamide

3. Patofisiologi

Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada priadewasa

kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila

konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat

menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout

tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara

mendadakkadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap

dalam sendi,akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan

terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang berulang -ulang,

penumpukan Kristal monosodium urat yang dinamakan thopi akan

mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.

Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

penyakit ginjal kronis. Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan

Kristal monosodium urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding).

Padabeberapa pasien gout atau dengan hiperurisemia asimptomatik kristal

urat ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan patella yang

sebelumnya tidak pernah mendapat serangan akut. Dengan demikian, gout

dapat timbul padakeadaan asimptomatik. Terdapat peranan temperatur,

pH, dan kelarutan urat untuk timbul serangan gout. Menurunnya kelarutan

sodium urat pada temperatur lebih rendah pada sendi perifer seperti kaki

dan tangan, dapat menjelaskan mengapa kristal monosodium urat

diendapkan pada kedua tempattersebut. Predileksi untuk pengendapan

Kristal monosodium urat pada metatarsofalangeal-1 (MTP-1) berhubungan

juga dengan trauma ringan yangberulang-ulang pada daerah tersebut.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

4. Pathway
Penyakit dan obat-
Alkohol Makanan (kepiting, seafood) obatan

Kadar laktat dalam darah Kadar protein Menghambat eksresi


asam urat di tubulus
ginjal

Sekresi asam urat Produksi asam urat


Gangguan >>

Metabolisme purin

Gout

Pelepasan kristal monosodium urat (crystal shedding)

Penimbunan kristal urat Di dalam sekitar sendi

Pengendapan kristal urat


Penimbunan pada membran sinovial dan
tulang rawan articular
Leukosit menekan kristal urat

Erosi tulang rawan dan pembentukan panus


Mekanisme peradangan

Degenerasi tulang rawan


Sirkulasi daerah radang
Terbentk tofus,fibrosis,akilosis pada tulang
Vasodilatasi dari kapiler

Perubahan bentuk
Eritma, panas Pembentukan tukak pada sendi
tubuh pada tulang
dan sendi
Tofus-tofus mengering
Mk: nyeri
Mk: Gangguan
Kekakuan pada sendi Konsep Diri Citra

Membatasi pergerakan sendi Mk: Gangguan


Mobilitas Fisik
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
23

5. Manifestasi Klinis

Terdapat empat stadium perjalanan klinis gout yang tidak diobati :

a. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium

iniasam urat laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari

peningkatan asam urat serum.

b. Stadium kedua arthritis gout akut terjadi awitanmendadak

pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari

kaki.

c. Stadium ketiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis.Tidak

terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung

daribeberapabulansampaitahun.Kebanyakanorangmengalami serangan

gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.

d. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat

yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.

Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri,

sakit, dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi bengkak.

Sumber : (Nurarif, 2015).

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratoriun

Kadar asam urat normal pada perempuan 2,4-6,0 mg/dL, laki-laki 3,4-

7,0mg/dL,sebelum makan70-130mg/dL, kadar asam urat yang normal

didalam urine yang dikumpulkan selama 24 jam adalah 250-750 mg

atau 1,48-4,43 milimoles (mmol)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

b. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat

c. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat

d. Analisa cairan sinovial dari sendi terinflamasi tau tofi menunjukan

kristal urat monosodium yang membuat diagnosis

e. Sinar X sendi menunjukkan massa tofaseus dan deskruksi tulang dan

perubahan sendi.

f. Alat untuk mengukur kadar asam urat Autocheck

(Nurarif 2015).

7. Penatalaksanaan

a. Terapi Farmakologi

1) Nonsteroid Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs)

Beberapa NSAID yang diindikasikan untuk mengatasi gout artritis

akut dengan kejadian efek samping yang jarang terjadi yaitu:

naprofen dan natrium diklofenak.

2) Colchicine

Colchicine tidak direkomendasikan untuk terapi jangka panjang

gout akut. Colchicine hanya digunakan selama saat kritis untuk

mencegah serangan gout.

3) Corticosteroid

Corticosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout

akut dan akan mengontrol serangan. Cortikosteroid ini sangat

berguna bagi pasien yang dikontra indikasikan terhadap golongan

NSAID. Sumber : (Helmi, 2013).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

b. Terapi Non Farmakologi

1) Terapi Herbal

Pengobatan dengan menggunakan terapi herbal sudah lama dilakukan

secara turun-temurun.Terapi herbal merupakan pengobatan yang

menggunakan tanaman atau bagian tanaman yang berkhasiat obat.

Tanaman yang berkhasiat obatinibiasa disebut dengan tanaman herbal.

Tanaman herbal memiliki khasiat lebih dari satu, sehingga dalam satu

tanaman herbal dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis

penyakit. Tanaman herbal yang digunakan juga dapat berupa tanaman

segar atau tanaman yang sudah dikeringkan. Pengobatan penyakit asam

urat dengan terapi herbal cukup sederhana dan aman. Metode terapi

herbal memanfaatkan bahan-bahan alami yang terkandung dalam

tanaman, sehingga tidak memberikan efek berbahaya bagi kesehatan.

Terapi herbal ini juga mempunyai sifat diuretik, yaitu mampu

mengeluarkan purin dari dalam tubuh. Fungsi dari tanaman herbal

dalam pengobatan asam urat sebagai berikut :

a) Meningkatkan aktivitas ginjal sehingga dapat membuang kelebihan

asam urat.

b) Memperlancar peredaran darah sehingga dapat mengurangi

peradangan secara lembut dan aman.

c) Menetralisir tumpukan atau kelebihan asam urat pada bagian sendi,

otot, dan tulang serta membantu proses pembuangan asam urat.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

d) Memperbaiki organ dan sistem organ tubuh yang rusak Mengatasi

asam urat dengan terapi herbal perlu diimbangi dengan pola makan

yang benar dan pola hidup sehat. Sebaiknya, penderita asam urat

tetap mengurangi asupan makanan yang mengandung kadar purin

tinggi yang dapat meningkatkan kadar asam urat didalam tubuh,

serta diimbangi dengan berolahraga secara teratur (Herliana, 2013).

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gouth artrhitis

1. Pengkajian keluarga

a. Definisi Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi

secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya

(Mubarak dkk, 2009).

b. Model Pengkajian

Pengkajian keluarga model Friedman

Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai sistem, merupakan

kelompok kecil dari masyarakat. Friedman memberikan batasan 6

kategori dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan saat melakukan

pengkajian :

1) Data pengenalan keluarga

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

3) Data lingkungan

4) Struktur keluarga

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

5) Fungsi keluarga

6) Koping keluarga

(Setiawati &Darmawan, 2008).

c. Tahap-tahapan pengkajian

Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian,

dipergunakan istilah penjajakan.

1) Penjajakan 1

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan 1 antara lain :

a) Data umum

b) Riwayat dan tahapan perkembangan

c) Lingkungan

d) Struktur keluarga

e) Fungsi keluarga

f) Stress dan koping keluarga

g) Harapan keluarga

h) Data tambahan

i) Pemeriksaan fisik

2) Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya

pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat

ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah

diantaranya:

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

2. Pengkajian pada klien gouth arthritis

a. Pengkajian

Hal-hal yang perlu di kumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga

adalah:

1) Data umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

a) Nama kepala keluarga

b) Alamat dan telepon

c) Pekerjaan kepala keluarga

d) Pendidikan kepala keluarga

e) Komposisi keluarga dan genogram

f) Tipe keluarga

g) Suku bangsa

h) Agama

i) Status sosial ekonomi keluarga

j) Aktivitas rekreasi keluarga

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

k) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi:

1) tahap perkembangan keluarga saat ini

2) tahap perkembangan yang belum terpenuhi

l) Riwayat keluarga inti

m) Riwayat keluarga sebelumnya

b. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunikasi RW.

3) Mobilitas geografis keluarga.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

c. Struktur keluargaStruktur keluarga meliputi :

1) System pendukung keluarga

2) Pola komunikasi keluarga

3) Struktur kekuatan keluarga

4) Struktur peran

5) Nilai atau norma keluarga

d. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

2) Fungsi sosialisasi

3) Fungsi perawatan kesehatan

4) Fungsi reproduksi

5) Fungsi ekonomi

6) Fungsi stress dan koping keluarga

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

e. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik

f. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada

3. Analisa Data

a. Definisi analisa data

1) Analisa data merupakan kegiatan pemilahan data dalam rangka proses

klarifikasi dan validasi informasi untuk mendukung penegakan

diagnosa keperawatan keluarga yang akurat.

2) Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab dan

masalah yang ditegakkan.

3) Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruh kepada

munculnya suatu masalah

4. Diagnosa keperawatan

a. Definisi Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari

hasil wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan

menunjukan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai

masalah aktual.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

b. Struktur Diagnosa Keperawatan

1) Problem/masalah

2) Etiologi/penyebab

3) Sign dan symptom/tanda dan gejala

c. Tipe diagnosa keperawatan

1) Aktual

2) Resiko tinggi

3) Potensial

4) Sindrom

5) Kemungkinan

d. Tipe dan komponen diagnosa keperawatan keluarga

1) Masalah keperawatan aktual

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang

mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi.

2) Masalah keperawatan resiko tinggi

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengaruh pada

timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani.

3) Masalah keperawatan pontensial / sejahtera

e. Diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul menurut SDKI,

2016:

1) Ketidakmampuan koping keluarga

2) Penurunan koping keluarga

3) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

4) Defisit pengetahuan

5) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

6) Nyeri akut

7) Hambatn mobilitas fisik

8) Resiko ketidakseimbangan volume

9) Hipertermia

10) Gangguan pola tidur

f. Skoring

Tabel 2.1 Skoring /prioritas masalah

N Kriteria Skor Bobot Pembenaran


o
1 Sifat masalah 3 1 Pembenaran
Skala: 2 mengacupada tanda dan
-Aktual 1 gejala yang sering
-Resiko terjadi sesuai dengan
-Potensial sifat masalah
2 Kemungkinan masalah 2 2 Pembenaran mengacu
di ubah 1 pada memaksimalkan
Skala: 0 pola kebiasaan
-Mudah keluarga, dan sumber
-Sebagian daya yang ada pada
-Tidak dapat keluarga
3 Potensi masalah untuk 3 1 Pembenaran mengacu
di cegah 2 pada penanganan
Skala: 1 pertama pada keluarga
-Tinggi untuk salah satu
-Cukup anggota keluarga yang
-Rendah sakit dan proses
penyakit jangka waktu
4 Menonjolnya masalah 2 1 Pemebenaran mengacu
Skala: 1 pada ditanganinya
-Masalah di rasakan 0 keluhan-keluhan yang
dan harus segera di dirasakan
tangani
-Masalah tidak segera
di tangani
-Masalah tidak di
rasakan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

Skoring :

1) Tentukan skor setiap kriteria

2) Skor di bagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot

Skror x Bobot
=¿
Angka Tertinggi

3) Jumlah skor untuk semua kriteria, dengan skor tertinggi adalah 5, sama

dengan seluruh bobot.

(Mubarak dkk, 2011)

5. Intervensi

a. Definisi Intervensi

ANA (1995) mendefinisikan intervensi sebagai rencana tindakan

perawat untuk kepentingan klien atau keluarga.

(Setiawati & Dermawan, 2008).

b. Indikasi Intervensi

Wright dan Leahey dalam Setiawati dan Dermawan (2009),

menganjurkan bahwa intervensi keperawatan keluarga dapat dilakukan

pada :

1) Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota

keluarga lainnya

2) Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak

pada anggota keluarga lainnya

3) Anggota keluarga yang mendukung permasalahan kesehatan yang

muncul

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

4) Salah satu anggota keluarga yang menunjukan perbaikan atau

kemunduran dalam status kesehatan

5) Anggota keluarga yang didiagnosis penyakit pertama kali

6) Perkembangan anak atau remaja secara emosional

7) Keluarga dengan penyakit kronik

8) Keluarga dengan penyakit mematikan

c. Klasifikasi Intervensi

Friedman (1998) memberikan gambaran berkaitan dengan klasifikasi

intervensi antara lain :

1) Suplemental

Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan secara

langsung pada keluarga sebagai sasaran.

2) Fasilitatif

Intervensi ini terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi

hambatan dari keluarga dalam memperoleh pelayanan medis,

kesejahteraan sosial dan transformasi.

3) Developmental

Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga

dalam kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri (membuat

keluarga belajar mandiri) dengan kekuatan dan sumber pendukung

yang terdapat pada keluarga.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

d. Menetapkan Tujuan Intervensi

1) Tujuan Umum

Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada

pencapaian akhir sebuah masalah, dimana perubahan perilaku dari

yang merugikan kesehatan kearah perilaku yang menguntungkan

kesehatan. Tujuan umum ini lebih mengarah kepada kemandirian

klien dan keluarga sebagai sasaran asuhan keperawatan keluarga.

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada

pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.

e. Menetapkan Intervensi

1) Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada pemecahan

masalah

2) Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh

keluarga

3) Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah kesehatan

4) Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan

5) Rencana tindakan perawatan dapat dilakukan secara terus-menerus

oleh keluarga.

f. Domain Intervensi

Ada tiga domain yang bisa kita gunakan dalam menyusun intervensi

(Calgary), yaitu :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

1) Domain Kognitif

Intervensi dengan domain kognitif ditunjukan untuk memberikan

informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai

target asuhan keperawatan keluarga.

2) Domain Afektif

Intervensi ini ditunjukan membantu keluarga dalam berespon

emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap

terhadap masalah yang dihadapi.

3) Domain Psikomotor

Intervensi ini untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan

perilaku yang mengurangi ke perilaku yang menguntungkan.

g. Hambatan-hambatan Intervensi

Menurut Bailon dan Maglaya (1978) hambatan yang sering kali

dihadapi perawat keluarga saat melakukan intervensi keperawatan

adalah :

1) Kurang informasi yang diterima keluarga

2) Tidak menyuruhnya informasi yang diterima oleh keluarga

3) Informasi yang diperoleh keluarga tidak dikaitkan dengan masalah

yang dihadapi

4) Keluarga tidak mau menghadapi situasi

5) Keluarga berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang ada

6) Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga

7) Kurang percaya pada tindakan yang diusulkan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan TUK I-V

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri Akut TUK I TUK I
Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu mengenal
keperawatan, keluarga mampu masalah kesehatan
mengenal masalah kesehatan Intervensi: pengajaran proses
dengan keriteria hasil: penyakit gout artritis
pengetahuan tentang proses 1. Menilai pemahaman klien dan
penyakit (gout artritis) meningkat keluarga
dari 1 (tidak mengetahui) menjadi 2. Review pengetahuan klien
4 (pengetahuan baik) tentang kondisi gout artritis
Hasil yang terjadi
1. Mengetahui definisi gout 3. Jelaskan penyebab gout artritis
artritis 4. Jelaskan tanda dan gejala gout
2. Mengetahui penyebab dan artritis
faktor yang 5. Berikan gambaran tentang
berkontribusimenyebabkan komplikasi kronis yang dapat
gout artritis terjadi akibat gout artritis
3. Mengetahui tanda dan gejala 6. Gali kesiapan klien untuk
gout artritis mengelola goutartritis
4. Mengetahui komplikasi akibat 7. Diskusikan perubahan gaya
gout artritis hidup yang bisa dilakukan
5. Mengetahui cara pengelolaan untuk mencegah komplikasi
penyakit untuk mengurangi gout artritis
perkembangan menjadi lebih 8. Gali sumber dukungan yang
buruk tersedia bag klien dan keluarga
6. Mengetahui cara mengelola yang mengalami maslah gout
gout artritis artritis
7. Mengetahui kelompok
dukungan yang tersedia

TUK II TUK II
Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu mengambil
keperawatan, keluarga mampu keputusan terhadap masalah
mengambil keputusan yang tepat kesehatan yang dialami
terhadap masalah kesehatan Intervensi: dukungan keluarga
dengan kriteria hasil: 1. Bantu keluarga
Perilaku kepatuhan meningkat dari mengidentifikasi keuntungan
1 (tidak dilakukan) menjadi 4 dan kerugian apabila tidak
(sering dilakukan) melakukan perawatan terhadap
1. Menerima diagnosis gout artritis
2. Mencari informasi terpercaya 2. Pertahankan komunikasi
tentang diagnosis dan dengan keluarga dari awal
perawatan gout artritis 3. Fasilitasi kelauarga terkait
3. Jadwalkan bertemu dan tujuan perawatan
diskusikan perawatan gout 4. Berikan informasi yang
artritis pada tenaga kesehatan dibutuhkan
4. Laporkan perubahan pada 5. Manfaatkan dukungankeluarga
tenaga kesehatan apabila atau kelompok lain dalam
terdapat gejala dan tanda pengambilan keputusan
komplikasi gout artritis
5. Pantau respon terhadap
pengobatan dan perawatan
gout artritis

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

6. Lakukan aktivitas sehari-hari


bagi penderita gout artritis
TUK III TUK III
Keluarga mampu merawat Keluarga mampu merawat anggota
anggota keluarga dengan keluarga yang sakit dengan
mengontrol nyeri dengan kriteria intervensi kompres hangat jahe
hasil merah
1. Berpartisipasi dalam 1. Kaji kemamapuan keluarga
perencanaanperawatan 2. Diskusikan dengan keluarga
2. Berpartisipasi dalam tentang perawatan menurunkan
menyediakan perawatan nyer
3. Mengidentifikasi faktor- 3. Motivasi keluarga untuk
faktor yang mempengaruhi menyebutkan cara perawatan
perawataan menurunkan nyeri
4. Berkerja samadalam 4. Definisikan perubahan spesifik
menentukan perawatan perilaku fisiologis seperti yang
5. Berpartisipasi dalam tujuan diinginkan (missal: relaksasi,
bersama terkait dengan stimulus atau terapi
perawatan nyeri mengurangi nyeri
6. Mengevaluasi evektivitas 5. Informasikan individu
perawatan nyeri mengenal tujuan (terkait
dengan) pengalaman (yang
akan dirasakan) terhadap
kompres hangat jahe merah
6. Bawa alat kedekat klien
7. Bantu posisi klien yang
nyaman dan tepat
8. Bebaskan area yang akan
dikompres
9. Cuci tangan dan pasang sarung
tangan
10. Pasang pengalas atau perlak di
bawah, area yang akan
diberikan kompres
11. Siapkan jahe merah yang telah
dicuci dandiparut
12. Siapkan wadah dan isi dengan
air hangat suhu 40-50̊ C
secukupnya
13. Masukan handuk kecil kedalam
air hangat tersebut kemudian
tunggu beberapa saat sebelum
handuk diperas.
14. Peras handuk kemudian
tempelkan ke daerah sendi
yang tewrasa nyeri
15. Tambahkan parutan jahe merah
di atas handuk tersebut
16. Pengompresan dilakukan
selama 20 menit.
17. Melepaskan handscone
18. Cuci tangan
19. Mengevaluasi respon klien

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

TUK IV TUK IV
Setelah dilakukan Keluarga mampu memodifikasi
tindakankeperawatan, keluarga lingkungan untuk meminimalisir
mampu memodifikasi lingkungan masalah kesehatan yang dialami
untuk menjamin kesehatan dengan Intervensi: manajemen lingkungan
kriteria hasil: 1. Sediakan lingkungan yang
Luaran: iklim sosial keluarga bersih dan nyaman
yaitu kapasitas keluarga untuk 2. Kendalikan atau cegah
menyediakan lingkungan yang kebisingan yang tidak
mendukung yang ditandai dengan diinginkan atau berlebihan
hubungan dan tujuan keluarga 3. Hindari sesuatu yang dapat
meningkat dari 2 (jarang menyebabkan klien cedera
menunjukan) menjadi4 ( sering
menunjukan) dengan indikator:
1. Menetapkan rutunitas keluarga
2. Mempertahankan rutinitas
keluarga
3. Mendukung satu sama lain
4. Memecahkan masalah bersama-
sama
TUK V TUK V
Setelah dilakukan tidakan Keluarga mampu memanfaatkan
keperawatan, keluarga mampu pelayanan kesehatan untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan meminimalisir masalah kesehatan
dengan kriteria hasil: yang dialami
Domian IV: Pengetahuan tentang Intervensi: panduan pelayanan
kesehatan dan perilaku kesehatan
Kelas S: Pengetahuan tentang 1. Bantu keluarga untuk memilih
kesehatan pelayanan kesehatan yang
Luaran: pengetahuan dan seseuai
sumber-sumber kesehatan yaitu 2. Informasikan kepada keluaraga
tingkat pemahaman yang tentang perbedaan pelayanan
disampaikan tentang sumber- kesehatan beserta faslitasnya
sumber asuhan kesehatan yang Intervensi: konseling
relevan meningkat dari 2 1. Fasilitasi dalam
(pengetahuan terbatas) menjadi 4 mengidentifikasi perilaku
(pengetahuan baik) dengan perawatan gout artritis yang
indikator: dilakukan dan pencegahan
1) Sumber perawatan kesehatan komplikasi
terkemuka 2. Sediakan informasi yang
Sumber-sumber perawatan darurat dibutuhkan tentang pentingnya
perawatan gout artritis
3. Evaluasi kemajuan dari
penurunan faktor resiko
terjadinya gout artritis

6. Implementasi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga

antara lain :

a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.

b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah.

c. Kekuatan-kekuatan keluarga berupa financial, motivasi, dan sumber-

sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.

d. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah

terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk

tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.

7. Evaluasi

a. Sifat Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan

keluarga. Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah

tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan di rencana

perawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai

maka ada beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :

1) Tujuan tidak realistis

2) Tindakan keperawatan tidak tepat

3) Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi

b. Kriteria dan Standar

Kriteria akan memberikan gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap

yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar telah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

menunjukkan tingkat pelaksanaan yang di inginkan untuk

membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya.

c. Evaluasi kuantitatif dan kualitatif

Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan atau

kegiatan yang telah diberikan. Evaluasi kuantitatif kelemahannya

hanya mementingkan jumlah, padahal belum tentu banyaknya kegiatan

yang dilakukan akan berbanding lurus dengan hasil yang memuaskan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah metode yang digunakan untuk melakukan suatu

penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Dharma,

2011). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu

studi yang mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan batasan

terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan

berbagai sumber informasi. Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi

asuhan keperawatan keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami gout

artritis dengan masalah nyeri akut.

B. Batasan Istilah

Batasan istilah atau definisi operasional adalah penjelasan tentang hal-hal apa

saja yang disajikan indikator untuk mengatur variabel, bagaimana

mengukurnya, alat ukur yang digunakan, skala pengukuran dan data hasil

pengukuran (Dharma, 2011).

Tabel 3.1 Batasan Istilah

VARIABEL BATASAN ISTILAH CARA UKUR

Gout Artritis suatu penyakit peradangan pada Melakukan


persendian yang dapat diakibatkan Observasi,
oleh kelebihan kadar senyawa asam wawancara, hasil
urat didalam tubuh, baik karena laboratorium
reproduksi berlebih atau peningkatan
asupan purin,dengan kadar asamurat
normal pada laki-laki3,4-7,0mg/dL,
pada perempuan 2,4-6,0 mg/dl..

42
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
43

Nyeri akut Pengalaman sensori dan emosional Melakukan


yang tidak menyenangkan yang observasi,
muncul akibat kerusakan jaringan yang wawancara,
actual atau potensial atau digambarkan pegukuran skala
dalam hal kerusakan sedemikian rupa, nyeri
dengan rentang nyeri dari ringan
hingga sedang.

C. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 keluarga dengan

anggota keluarga terdiagnosa gouth arthritis dengan masalah nyeri akut di

UPT Puskesmas Pringsewu

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di UPTpuskesmas pringsewu

2. Waktu

Lama waktu penelitian adalah selama 6 hari dan penelitian ini

dilaksanakan pada bulan april 2021

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian (Notoadmojo, 2010). Instrument penelitian

kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap aktivitas

responden. Pada penelitian ini peneliti akan mengisi lembar observasi dari

hasil pemeriksaan skala nyeri setelah diberikan asuhan keperawatan dengan

anggota keluarga yang mengalami goutartritis. Peneliti melakukan tindakan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


44

kompres hangat sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari buku

Penuntun Praktikum Keterampilan.

Krisis 1 (Poltekkes Kemenkes, 2011). Sedangkan untuk goutartritis

menggunakan observasi, wawancara, pemeriksaan asam urat menggunakan

auto check atau pengamatan secara langsung kepada anggota keluarga di UPT

Pringsewu Tahun 2021.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data,

cara pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, pengamatan atau

pengukuran (Fatimah, 2009). Metode pengumpulan data yang digunakan

yaitu :

1. Wawancara

Pada metode wawancara ini, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan

kepada keluarga. Wawancara dilakukan untuk menggali berbagai data

informasi yang berhubungan dengan gout artritis

2. Observasi dan Pemeriksaan fisik

Peneliti melakukan observasi terhadap anggota keluarga yang terdiagnosa

gout artritis, dan melakukan pemeriksaan fisik menggunakan pendekatan

inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


45

3. Studi dokumentasi

Dalam penelitian ini studi dokumentasi yang digunakan adalah data

berupa hasil pemeriksaan yaitu hasil pemeriksaan kadar asam urat dan

biodata klien

G. Analisa data

Proses analisa data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara WOD (wawancara,

observasi, dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan,

kemudian disalin dalam bentuk transkrip (catatan tersruktur).

2. Mereduksi Data

Setelah data terkumpul dalam bentuk catatan lapangan lalu peneliti

menjadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokan menjadi data

subyektif dan obyektif dan di analisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dibandingkan.

3. Mengorganisir Data

Penyajian data dilakukan dengan menggunakan tabel, bagan maupun teks

naratif.Kerahasiaan dari klien dijamin dengan membuat inisial dalam

identitas klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan metode

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


46

induksi. Data yang telah dikumpulkan terkait proses keperawatan dari

pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

H. Etik Penelitian

Etika yang mendasari penyusunan studi kasusterdiri dari :

1. Informed consent (Persetujuan menjadi klien)

Persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subyek penelitian setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang

keseluruhan pelaksanaan penelitian. Penelitian melakukan beberapa hal

yang berhubungan dengan Informed consent antara lain:

a. Mempersiapkan formulir persetujuan yang akan ditanda tangani oleh

subyek penelitian isi formulir Informed consent mencakup:

1) Penjelasan tentang judul penelitian,tujuan penelitian dan manfaat

penelitian

2) Permintaan kepada subyek untuk berpartisipasi dalam penelitian

3) Penjelasan prosedur penelitian

4) Penjelasan jaminan kerahasian dan anonimitas

5) Hak untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan sebagai subyek

penelitian, kapanpun sesuai dengan keinginginan subyek

6) Persetujuan peneliti untuk memberikan informasi yang jujur terkait

dengan persetujuan dari subyek untuk ikut serta dalam penelitian.

b. Memberikan penjelasan langsung kepada subyek mencakup seluruh

penjelasan yang ditulis dalam formulir informed consent dan

penjelasan lain yang diperlukan untuk memperjelas subyek tentang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


47

pelaksanaan penelitian.

c. Memberikan kesempatan kepada subyek tentang aspek-aspek yang

belum dipahami dari penjelasan peneliti dan menjawab seluruh

pertanyaan subyek dengan terbuka.

d. Memberikan waktu yang cukup kepada subyek untuk menentukan

pilihan atau menolak ikut serta sebagai subyek penelitian.

e. Meminta subyek untuk menandatangani formulir informed consent

jika ia menyetujui ikut serta dalam penelitian (Dharma, 2011).

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Peneliti tidak menampilkan informasi yang mengenai nama dan alamat

asal responden dalam kuesioner maupun alat ukur apapun untuk menjaga

anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti menjaga kerahasiaan mengenai kesehatan masalh klien yang

hanya digunakan untuk kepentingan dengan cara tidak menceritakan

kepada orang lain

4. beneficience

peneliti berpegang pada prinsip selalu melakukan perbuatan baik pada

klien dan slalu berusaha untuk tidak merugikan klien.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran lokasi penelitian

Berdasarkan surat keputusan bupati Pringsewu nomer 9 tahun 2012 tentang

bentuk organisasi dan tata kerja dinas dinas daerah kabupaten pringsewu.

Dinas kesehatan kabupaten Pringsewu mempunyai tugas pokok untuk

melaksanakan kewenangan otonomi daerah bidang kesehatan dan

melaksanakan tugas lain yang di berikan bupati. UPT Puskesmas Prinngsewu

berada di Jl. Johar II Pringombo Kecamatan Pringsewu dan merupakan salah

satu puskesmas yang ada dikabupaten pringsewu yang mencakup 8 pekon

sebagai wilayah kerja dengan total luas wilayah 28,89 KM2. Puskemas

Pringsewu merupakan jenis puskesmas rawat inap dengan jumlah total

pegawai sebanyak 86 pegawai.

1. Visi Puskesmas

Menjadi puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar

yang bermutu, berkualitas, merata, dan berkeadilan.

2. Misi Puskesmas

a. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang prima dan berkalitas

b. Pemerataan upaya pelayanan kesehatan

c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan berakhlak

mulia

48
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
49

d. Mengembangkan system keuangan, informasi dan pemasaran UPT

Puskesmas

B. Hasil

I. Pengkajian

A. IDENTITAS KELUARGA

1. Kepala Keluarga

a. Nama : Tn. S

b. Umur : 69 Tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Agama : Islam

e. Pendidikan : Sd

f. Pekerjaan : Petani

g. Alamat : Sidoharjo

h. Status Perkawinan : Kawin

2. komposisi keluarga

Tabel 4.1 komposisi keluarga

Hub Status
Jenis
Nama Umur Agama Dgn Pendidikan Pekerjaan Kesehata
Kelamin
Kk n
Ny. S 63 th Pr Islam Istri SD IRT Sakit

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


50

4. genogram

Bagan 4.1

Genogram

Keterangan:

: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

: Tinggal Satu Rumah

Keterangan : klien mengatakan hanya tinggal bersama suaminya,

klien memiliki 4 orang anak 3 orang anak perempuan dan satu anak

laki-laki. 4 orang anaknya sudah menikah dan tinggal terpisah

dengan klien.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


51

5. Tipe keluarga

A. Tipe keluarga

Ny. S adalah keluarga middle age atau aging couple suami sebagai

pencari uang dan istri di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah

karena perkawinan.

B. Latar belakang budaya

Keluarga Ny. S merupakan keluarga yang bersuku jawa, bahasa yang di

guna kan sehari-hari adalah bahasa jawa,tidak ada kebiasaan yang

mempengaruhi kesehatan, gaya hidup keluarga dipengaruhi budaya

modern karena ketika ada anggota keluarga yang sakit anggota keluarga

langsung di bawa ke dokter, puskesmas atau membeli obat ke apotek.

C. Identifikasi agama

Keluarga Ny. S beragama islam dan seluruh anggota keluarga

menjalankan sholat 5 waktu dan ibadah lainnya seperti puasa

D. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga Ny. S mengatakan tidak pernah rekreasi walaupun libur. Ny.

S mengatakan memanfaatkan waktu luangnya untuk beristirahat. Anak

dan cucu Ny. S sering berkunjung saat hari libur, Ny. S merasa senang

jika keluarganya berkumpul karena merasa diperhatikan kondisinya

yang sudah tidak sehat.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


52

B. Riwayat kesehatan keluarga

1. Riwayat kesehatan keluarga 6 bulan terakhir

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 22 juni 2021 Ny. S mengatakan

keluhan yang dirasa selama 6 bulan terakhir yaitu merasakan nyeri di

bagian persendian. Nyeri semakin dirasa saat beraktivitas terlalu berat.

Ny. S juga mengatakan sudah mulai sulit beraktivitas seperti bangun dari

duduk, berjalan jauh, bangun sehabis BAB Ny. S mengeluhkan pada

malam hari badannya sulit digerakkan. Nyeri berkurang setelah Ny. S

minum obat yang dikonsumsi rutin dari dokter. Saat dilakukan

pengkajian diwaktu yang sama suami Ny. S yaitu Tn. S mengatakan

keluhan yang dirasa selama 6 bulan terakhir yaitu sering merasa pusing

karena mempunyai riwayat hipertensi, rasa pusing berkurang setelah Tn.

S minum obat yang dikonsumsi dari dokter atau apotek.

2. Pemeriksaan fisik

Tabel 4.2 Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan fisik Anggota keluarga

Tn. S Ny. S

1. Pemeriksaan fisik tanda-tanda


vital
- Kesadaran Composmentis Composmentis
- Tekanan darah 160/100 mmhg 160/90
- Nadi 84x/menit 80x/menit
- Pernafasan 22x/menit 20x/menit
- TB/BB 168cm/62 kg 155cm/60 kg
- AU 6,9 mg/dl

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


53

2. Pemeriksaan fisik
a. sistem penglihatan
- Posisi mata Simetris Simetris
- Kelopak mata Baik Baik
- Pergerakan bola mata Baik Baik
- Konjungtiva An anemis An anemis
- Ketajaman penglihatan Tajam Tajam
- Tanda-tanda radang Tidak ada Tidak ada
- Pemakaian alat bantu Tidak ada Tidak ada
penglihatan
- Keluhan lain Tidak ada Tidak ada

b. Sistem pendengaran
- Kesimetrisan Simetris Simetris
- Tanda radang Tidak ada Tidak ada
- Cairan dari telingan Tidak ada Tidak ada
- Fungsi pendengaran baik baik
- Pemakaian alat bantu Tidak ada Tidak ada

c. Sistem pernafasan
- Jalan nafas Baik Baik
- Frekuensi 22x/menit 20x/menit
- Irama Teratur Teratur
- Suara nafas Vesikuler Vesikuler
- Batuk Tidak ada Tidak ada

d. Sistem kardiovaskuler
- Nadi 84x/menit 80x/menit
- Irama Teratur Teratur
- Denyut Kuat Kuat
- Tempratur kulit Hangat Hangat
- Warna kulit Sawo matang Sawo matang
- Nyeri dada Tidak ada Tidak ada

e. Sistem muskuluskletal
- Keterbatasan Tidak ada Ada
pergerakan
- Tanda-tanda radang Tidak ada Ada
sendi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


54

- Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada

C..Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap dan tugas perkembangan saat ini

Keluarga dengan tahap lanjut usia, pada tahap ini dihinggapi perasaan

kesepian karena dimana ke 4 anaknya sudah berumah tangga dan tidak

tinggal bersama. Adapun tugas perkembangan keluarga saat ini adalah

mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, kekuatan fisik,

pendapatan, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial

masyarakat.

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi pada keluarga

Ny. S adalah memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat termasuk

biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

3) Riwayat keluarga inti

Keluarga Ny. S tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, kemampuan

dalam mengatasi masalah yaitu dengan cara musyawarah secara

kekeluargaan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Keluarga Ny.S mengatakan sebelumnya tidak ada anggota keluarga

yang mengalami penyakit yang sama dengan Ny. S

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


55

D. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Keluarga Ny.S mengatakan rumah yang ditempati oleh keluarga Tn.

Sadalah milik pribadi, tipe rumahnya permanen (bata merah), luas

rumah ±6×12 m2, ada 3 kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi.

Jendela besar sebagian, terdapat ventilasi dan penerangan, lantai

menggunakan keramik, jarak septik tank dengan sumber air cukup jauh.

Dapur WC

R. Tamu Kamar

Kamar 2

2) Karakteristik fisik komunitas dan tetangga

Lingkungan rumahnya desa, jarak rumahnya berdekatan dengan

tetangganya, dan tidak ada budaya khusus yang mempengaruhi

kesehatan.

3) Mobilitas fisik dan keluarga

Keluarga Ny.S sudah lama tinggal di daerah tersebut ± 27 tahun, dan

keluarga tidak pernah berpindah tempat tinggal.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


56

Keluarga Ny.S mengatakan interaksinya dengan masyarakat baik dan

mudah bergaul dengan tetangga rumahnya, tetapi jarang mengikuti

kegiatan yang ada di masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Keluarga Ny.S mengatakan memiliki sistem pendukung seperti BPJS,

dan yang membantu keuangan keluarganya adalah anak-anaknya.

E. Struktur keluarga

1) Pola dan proses komunikasi keluarga

Keluarga mengatakan pola komunikasi yang digunakan keluarga adalah

terbuka, dan tidak ada yang lebih dominan berbicara, waktu yang

digunakan anggota keluarga untuk saling berinteraksi adalah malam

hari.

2) Struktur kekuatan keluarga

Keluarga mengatakan untuk mengambil keputusan dan menyelesaikan

masalah dilakukan secara musyawarah.

3) Struktur peran keluarga

Keluarga mengatakan anggota keluarga melakukan perannya masing-

masing, Tn. L sebagai kepala keluarga bekerja mencari nafkah untuk

keluarganya, Ny. S sebagai seorang istri yang memenuhi kebutuhan

suami, mengurus suami dan menjadi ibu bagi anaknya dan kadang

membantu bekerja dan anaknya menjalankan perannya sebagai anak

dengan berbakti kepada orang tua dan membantu orang tua.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


57

4) Nilai atau norma keluarga

Keluarga mengatakan tidak ada aturan/kesepakatan yang mempengaruhi

kesehatan, dan keluarga menjalankan perilaku hidup bersih seperti

mencuci tangan sebelum makan dan memakai alas kaki ketikakedapur,

kamar mandi dan saat keluar rumah.

F. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Keluarga mengatakan hubungan antara keluarga berjalan harmonis dan

saling menyayangi serta menghargai satu sama lain, jika ada anggota

keluarga yang sakit saling membantu.

2) Fungsi sosialisasi

Hubungan antara anggota keluarga Ny. Ssangat baik, keluarga

membiasakan hidup disiplin, mengajarkan norma dan perilaku yang

baik terhadap anggota keluarga dan saling menghormati satu sama

lain.

3) Fungsi ekonomi

Dalam anggota keluarga Tn. S memiliki penghasilan dari bekerja

sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga tidak

ada sumber lain yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

pendapatan, penghasilan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


58

4) Fungsi reproduksi

Keluarga mengatakan tidak memiliki rencana untuk menambah

anggota keluarga.

5) Fungsi pendidikan
Keluarga mengganggap bahwa pendidikan adalah suatu hal yang

penting terutama untuk mendapatkan pekerjaan, sesungguhnya

keluarga ingin anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi tetapi tidak memilki biaya yang cukup.

6) Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan keluarga

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan: Keluarga

mengatakan belum mengetahui tentang gout artritis, klien

mengatakan sering merasa nyeri/sakit dibagian lutut pada malam

hari.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan: Keluarga mengatakan

kurang mengerti dampak atau akibat lanjut dari gout artritis,

keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga

berusaha membawa anggota keluarga yang sakit ke dokter atau

puskesmas.

c. Kemampuan keluarga merawat anggoa keluarga yang sakit:

Keluarga mengatakan belum mengerti cara merawat anggota

keluarga yang sakit, tetapi kurang mengetahui tentang komplikasi

dan prognosis dari penyakitnya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


59

d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan: Keluarga

mengatakan tahu bagaimana cara memodifikasi lingkungan dengan

menghindari hal yang dapat menyebabkan cedera atau jatuh.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan:

Keluarga mengatakan pergi ke puskesmas atau dokter terdekat

apabila penyakitnya kambuh dan menebus obat di apotik, keluarga

percaya terhadap petugas kesehatan dan tidak pernah memiliki

pengalaman yang kurang baik dengan petugas kesehatan.

G. Stress dan koping keluarga

1) Stress

Keluarga mengatakan memiliki masalah dengan perekonomian yang

kadang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2) Koping keluarga

Keluarga mengatakan jika ada masalah koping yang dilakukan dengan

musyawarah dengan anggota keluarga serta sholat dan berdoa untuk

menenangkan hati dan mengalihkan stresnya.

H. Harapan keluarga

Keluarga berharap petugas kesehatan dapat menyembuhkan penyakit gout

artritis yang dialami oleh Ny. S.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


60

II. ANALISA DATA

Tabel 4.3 Analisa Data

DATA MASALAH

KEPERAWATAN

Penjajakan I Nyeri Akut

Ds:
- Klien mengatakan terasa nyeri
pada lutut kaki
- Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
- Klien mengatakan nyeri
dirasakan pada malam hari
- Klien mengatakan nyeri hilang
timbul
- Klien mengatakan nyeri
berkurang saat beristirahat
Do:
- Asam urat : 6,9
- Skala nyeri 5
- Lutut klien tampak bengkak
- Wajah klien terlihat pucat,
meringis menahan rasa
nyeri,klien memegani lutut yang
terasa nyeri

Ds: Defisit pengetahuan


- Klien mengatakan tidak
mengetahui tentang pengertian
gout artritis/asam urat
- Klien tidak tau bagaimana cara

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


61

mengurangi nyeri

Penjajakan II
- Klien belum mampu mengenal
masalah
- Klien belum mampu mengambil
keputusan
- Keluarga belum mampu
merawat anggota keluarga yang
sakit
- Keluarga sudah mampu
memodisikasi lingkungan
- Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut

b. Defisit pengetahuan

IV. SKORING

Tabel 4.4 Scoring nyeri akut

NO KRITERIA BOBOT SCORE PEMBENARAN

1. Sifat masalah 1 3/3x1= Sifat masalah yang


Skala dialami oleh Ny. S yaitu
Aktual =3 1 aktual, Ny. S
Resiko=2 mengatakan nyeri pada
Potensial=1 bagian lutut kaki yang
dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
2. Kemungkinan masalah 2 1/2x2= Kemungkinan masalah
untuk diubah untuk diubah yaitu
Skala 1 sebagian, adanya
Mudah=2 perawat dan fasilitas
Sebagian=1 kesehatan serta
Tidak dapat=0 pengetahuan keluarga
untukmendapat
dukungan yang penuh
dari keluarganya dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


62

status ekonomi
mendukung kesembuhan
Ny. S
3. Potensial masalah untuk 1 2/3x1= Potensial masalah untuk
dicegah keluarga dapat dicegah
Skala 2/3 cukup, Ny. S
Tinggi=3 mengatakan belum tau
Cukup=2 cara mengatasinya
Rendah=1

4. Menonjolnya masalah 1 2/2x1= Keluarga menyadari


Skala perlunya masalah segera
Segera ditangani=2 1 ditangani. Jika tidak
Tidak perlu ditangani=1 segera diangani maka
Masalah tidak akan timbul penyakit
dirasakan=0 yang berkelanjutan
Jumlah 3 2/3

Tabel 4.5 Scoring Defisit Pengetahuan

N KRITERIA BOBOT SCORE PEMBENARAN

1. Sifat masalah 1 2/3x1=2 Ny. S kurang mengerti


Skala /3 ketika ditanyakan tentang
Aktual =3 pengertian gout
Resiko=2 artritis/asam urat dan
Potensial=1 komplikasi akibat gout
artritis
2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Keluarga mengatakan siap
masalah untuk mendapat informasi terkait
diubah penyakit yang dialami
Skala anggota keluarga
Mudah=2
Sebagian=1
Tidak dapat=0

3. Potensial masalah 1 2/3x1=2 Keluarga mengatakan akan


menerapkan informasi yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


63

untuk dicegah /3 telah di sampaikan


Skala sehingga dapat mengurangi
Tinggi=3 keluhan Ny. Syang sakit
Cukup=2
Rendah=1

4. Menonjolnya 1 2/2x1=1 Ny. M dan keluarga


masalah merasa masalah harus
Skala segera ditangani agar
Segera ditangani=2 keluarga mengertiakibat
Tidak perlu lanjut dari gout
ditangani=1 artritis/asam urat
Masalah tidak
dirasakan=0
Jumlah 3 1/3

V. RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 4.6 Rencana Keperawatan

Diagnosa NOC NIC

Nyeri akut TUK I TUK I


Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu mengenal
keperawatan 3x45 menit masalah kesehatan
Intervensi: pengajaran proses
pertemuan, keluarga mampu
penyakit gout artritis
mengenal masalah kesehatan 1. Menilai pemahaman klien dan
dengan kriteria hasil: keluarga
Pengetahuan tentang proses 2. Review pengetuhuan klien
penyakit (gout artritis) kondisi gout artritis
meningkat dari 1 (tidak 3. Jelaskan penyebab gout artritis
mengetahui) menjadi 4 4. Jelaskan tanda dan gejala
5. Berikan gambaran tentang
( pengetahuan baik)
komplikasi kronis yang dapat
Hasil : terjadi akibat gout artritis
1. Mengetahui definisi gout 6. Gali kesiapan klien untuk
artritis/ asam urat mengelola gout artritis
2. Mengetahui penyebab dan 7. Diskusi perubahan gaya hidup
faktor yang berkontribusi yang bisa dilakukan untuk
menyebabkan gout artritis mencegah komplikasi gout
3. Mengetahui tanda dan artritis
gejala gout artritis

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


64

4. Mengetahui komplikasi 8. Gali sumber dukungan yang


akibat gout artritis tersedia bagi klien dan
5. Mengetahui cara keluarga yang mengalami
pengelolaan penyakit masalah gout artritis
untuk mengurangi
perkembangan menjadi
lebih buruk
6. Mengetahui kelompok
dukungan yang tersedia
TUK II TUK II
Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu mengambil
keperawatan, keluarga keputusan terhadap masalah
mampu mengambil keputusan kesehatan yang dialami
yang tepat terhadap masalah Intervensi: dukungan keluarga
kesehatan dengan kriteria
hasil: 1. Bantukeluargamengidentifikasi
Perilaku kepatuhan keuntungan dan kerugian
meningkat dari 1 (tidak apabila tidak melakukan
dilakukan) menjadi 4 ( sering perawatan terhadap gout
dilakukan) arthritis
1. Menerima diagnosis 2. Pertahankan komunikasi
2. Mencari informasi dengan keluarga dari awal
terpercaya tentang 3. Fasilitasi kelauarga terkait
diagnosis dan perawatan tujuan perawatan
gout arthritis 4. Berikan informasi yang
3. Jadwalkan bertemu dan dibutuhkan
diskusikan perawatan gout 5. Manfaatkan dukungan
artritis pada tenaga keluarga atau kelompok lain
kesehatan dalam pengambilan keputusan
4. Laporkan perubahan pada
tenaga kesehatan apabila
terdapat gejala dan tanda
komplikasi gout arthritis
5. Pantau respon terhadap
pengobatan dan perawatan
gout arthritis
6. Lakukan aktivitas sehari-
hari bagi penderita gout
arthritis
TUK III TUK III
Keluarga mampu merawat Keluarga mampu merawat
anggota keluarga dengan anggota keluarga yang sakit
mengontrol nyeri dengan dengan intervensi kompres hangat
kriteria hasil: jahe merah
1. Berpartisipasi dalam 1. Kaji kemampuan keluarga
perencanaanperawatan tentang cara perawatan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


65

2. Berpartisipasi dalam menurunkan nyeri


menyediakan perawatan 2. Diskusikan dengan keluarga
3. Mengidentifikasi faktor- tentang perawatan menurunkan
faktor yang mempengaruhi nyeri
perawataan 3. Motivasi keluarga untuk
4. Berkerja sama dalam menyebutkan cara perawatan
menentukan perawatan menurunkan nyeri
5. Berpartisipasi dalam 4. Definiskan perubahan spesifik
tujuan bersama terkait perilaku dan fisiologi seperti
dengan perawatan nyeri yang diinginkan (missal:
6. Mengevaluasi evektivitas relaksasi, simulus atau terapi
perawatan nyeri mengurangi nyeri
5. Informasikan individu
mengenal tujuan (terkait
dengan) pengalaman (yang
dirasakan) terhadap kompres
hangat jahe merah
6. Bawa alat kedekat klien
7. Bantu posisi yang nyaman dan
tepat
8. Cuci tangan dan pasang sarung
tangan
9. Bebaskan area yang akan
dikompres
10. Pasang pengalas atau perlak
di bawah, area yang akan
diberikan kompres
11. Siapkan jahe yang telah
diparut
12. Siapkan wadah dan isi air
dengan hangat suhu 40-50◦ C
secukupnya
13. Masukan handuk kecil
kedalam air hangat tersebut
kemudian tunggu beberapa
saaat sebelum handuk diperas
14. Peraskan handuk kemudian
tempelkan ke daerah sendi
yang terasa nyeri
15. Tambahkan parutan jahe
diatas handuk tersebut
16. Pengompresan dilakukan
selama 20 menit
17. Melepaskan handscone
18. Cuci tangan
19. Mengevaluasi respon klien

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


66

TUK IV TUK IV
Setelah dilakukan Keluarga mampu memodifikasi
tindakankeperawatan, lingkungan untuk meminimalisir
keluarga mampu masalah kesehatan yang dialami
memodifikasi lingkungan Intervensi: manajemen
untuk menjamin kesehatan lingkungan
dengan kriteria hasil: 1. Sediakan lingkungan yang
Luaran: iklim sosial bersih dan nyaman
keluarga yaitu kapasitas 2. Kendalikan atau cegah
keluarga untuk menyediakan kebisingan yang tidak
lingkungan yang mendukung diinginkan atau berlebihan
yang ditandai dengan 3. Hindari sesuatu yang dapat
hubungan dan tujuan keluarga menyebabkan klien cedera
meningkat dari 2 (jarang
menunjukan) menjadi4
( sering menunjukan) dengan
indikator:
1. Menetapkan rutinitas
keluarga
2. Mempertahankan
rutinitaskeluarga
3. Mendukung satu sama lain
4. Memecahkan masalah
bersama-sama
TUK V TUK V
Setelah dilakukan tidakan Keluarga mampu memanfaatkan
keperawatan, keluarga pelayanan kesehatan untuk
mampu memanfaatkan meminimalisir masalah kesehatan
fasilitas kesehatan dengan yang dialami
kriteria hasil: Intervensi: panduan pelayanan
Domian IV: Pengetahuan kesehatan
tentang kesehatan dan 1. Bantu keluarga untuk memilih
perilaku pelayanan kesehatan yang
Kelas S: Pengetahuan tentang seseuai
kesehatan 2. Informasikan kepada keluaraga
Luaran: pengetahuan dan tentang perbedaan pelayanan
sumber-sumber kesehatan kesehatan beserta faslitasnya
yaitu tingkat pemahaman Intervensi: konseling
yang disampaikan tentang 1. Fasilitasi dalam
sumber-sumber asuhan mengidentifikasi perilaku
kesehatan yang relevan perawatan gout artritis yang
meningkat dari 2 dilakukan dan pencegahan
(pengetahuan terbatas) komplikasi
menjadi 4 (pengetahuan baik) 2. Sediakan informasi yang
dengan indikator: dibutuhkan tentang pentingnya
1. Sumber perawatan perawatan gout artritis

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


67

kesehatanterkemuka 3. Evaluasi kemajuan dari


2. Sumber-sumber perawatan penurunan faktor resiko
darurat terjadinya gout artritis
VI. IMPLEMENTASI/EVALUASI

Tabel 4.7 Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa Tanggal/ Implementasi Evaluasi

keperawatan jam

Nyeri Akut Sabtu, 26 TUK I TUK I


juni 2021
Keluarga mampu S:
mengenal masalah -Keluarga mengatakan
gout artritis asam urat/ gout artritis
adalah peradangan
Pengajaran proses sendi karena
penyakit gout artritis penumpukan endapan
kristal monosodium
1. menilai..pemahaman urat, yang terkumpul
klien dan keluarga didalam sendi akibat
2. review pengetahuan tingginya kadar asam
klien tenang kondisi urat dalam darah
tentang kondisi gout
artritis yang terjadi O:
3. jelaskan penyebab - Keluarga tampak
gout artritis mengerti apa yang
4. jelaskan tanda dan disampaikan
gejala gout artritis perawat
5. berikan gambaran - Keluarga tampak
kronis yang dapa dapat mengulang
terjadi akibat gout penjelasan perawat
artritis
A: Masalah belum
teratasi

P:Lanjutkan intervensi
ke TUK II

Sabtu, 26 TUK II TUK II

juni 2021 Keluarga mampu S:


mengambil keputusan - Klien dan
terhadap masalah keluarga
kesehatan yang mengatakan
dialami keuntungan
melakukan
Dukungan keluarga perawatan asam

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


68

urat adalah untuk


- Bantu keluarga mengurangi nyeri
mengidentifikasi dan membatasi
keuntungan dan makanan yang
kerugian apabila dapat
tidak melakukan meningkatkan
perawatan terhadap kadar purin seperti
gout artritis seafood dan
- Pertahankan jeroan
komunikasi dengan - Klien dan
keluarga dari awal keluarga
- Fasilitasi keluarga mengatakan
terkait tujuan kerugian apabila
perawatan tidak melakukan
- Berikan informasi perawatan asam
yang dibutuhkan urat adalah
- Manfaatkan menimbulkan
dukungan keluarga komplikasi
atau kelompok lain kerusakan sendi
dalam pengambilan dan gagal ginjal
keputusan
O:
- Keluarga dan
klien tampak
mengerti apa yang
disampaikan
perawat
- Keluarga dan
klien tampak
dapat mengulang
penjelasan
perawat

A: Masalah teratasi
sebagian

P: Lanjutkan
intervensi ke TUKIII
Senin, 28 TUK III TUK III

juni 2021 Keluarga mampu S:


merawat anggota - Klien mengatakan
keluarga yang sakit setelah di lakukan
dengan intervensi pengompresan
kompres hangat jahe jahe merah selama
merah 20 menit nyeri
berkurang
- Kaji kemampuan
keluarga tentang O:
cara perawatan - Saat berjalan klien

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


69

menurunkan nyeri tampak tidak


- Diskusikan dengan merasakan sakit di
keluarag tentang lututnya
perawatan - Klien dan
menurunkan nyeri keluarga mampu
- Motivasi keluarga menjelaskan cara
untuk mengompres
menyebutkan cara hangat dengan
perawatan jahe merah
menurunkan nyeri
- Definiskan A: Masalah teratasi
perubahan spesifik
perilaku dan P: Lanjutkan
fisiologi seperti intervensi ke TUK IV
yang diinginkan
(missal: relaksasi,
simulus atau terapi
mengurangi nyeri
- Informasikan
individu mengenal
tujuan (terkait
dengan)
pengalaman (yang
dirasakan)
terhadap kompres
hangat jahe merah
- Bawa alat kedekat
klien
- Bantu posisi yang
nyaman dan tepat
- Cuci tangan dan
pasang sarung
tangan
- Bebaskan area
yang akan
dikompres
- Siapkan jahe yang
telah diparut
- Siapkan wadah
dan isi air dengan
hangat suhu 40-
50◦ C secukupnya
- Masukan handuk
kecil kedalam air
hangat tersebut
kemudaian tunggu
beberapa saaat
sebelum handuk
diperas
- Peraskan handuk

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


70

kemudian
tempelkan ke
daerah sendi yang
terasa nyeri
- Tambahkan
parutan jahe diatas
handuk tersebut
- Pengompresan
dilakukan selama
20 menit
- Melepaskan
handscone
- Cuci tangan
- Mengevaluasi
respon klien
Selasa, 29 TUK IV TUK IV

juni 2021 Keluarga mampu S:


memodifikasi - Keluarga
lingkungan mengatakan dapat
meminimalisir memodifikasi
masalah kesehatan lingkungan yang
yang dialami baik bagi klien
penderita asam
Manajemen urat
lingkungan - Keluarga
mengatakan
- Sediakan memodifikasi
lingkungan yang lingkungan
bersih aman dan dengan
nyaman menhindari hal
- Hindari sesuatu yang
yang dapat menyebabkan
menyebabkan klien cedera atau jatuh
cedera
- Kendalikan atau O:
cegah kebisingan - Klien dan
yang tidak keluarga mengerti
diinginkan atau apa yang
berlebihan disampaikan
perawat
- Klien dan
keluarga
menjelaskan cara
memodifikasi
lingkungan

A: Masalah teratasi

P: Lanjutkan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


71

intervensi TUK V

Selasa, 29 TUK V TUK V

juni 2021 Keluarga mampu S:


memanfaatkan - Keluarga
pelayanan kesehatan mengatakan jika
untuk meminimalisir ada anggota
masalah kesehatan keluarga yang
yang dialami sakit harus dibawa
ke puskesmas atau
Panduan pelayanan dokter
kesehatan
O:
- Bantu keluarga - Klien dan
untuk memilih keluarga
pelayanan kesehatan memahami apa
yang sesuai yang disampaikan
- Informasikan perawat
kepada keluarga
tentang perbedaan A: Masalah teratasi
pelayanan kesehatan
beserta fasilitasnya P: Hentikan
intervensi

C..Pembahasan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan untuk mendapatkan data

yang akurat sehingga akan mempengaruhi dalam penegakkan diagnosa

keperawatan. Pada tinjauan kasus dijelaskan bahwa beberapa metode yang

digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan cara wawancara,

pemeriksaan fisik, dan observasi.

Berdasarkan hasil pengkajian dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik

dan observasi diperoleh data klien mengatakan saat ini merasa nyeri dilutut

sejak 4 hari yang lalu, nyeri seperti tertusuk-tusuk tidak menyebar, nyeri

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


72

terjadi secara mendadak dan hilang timbul saat klien beraktivitas ataupun

beristirahat.

Menurut Nurarif (2015) tanda gejala yang muncul pada penderita gout

artritis yaitu nyeri,sakit,dan kaku,juga pembesaran dan penonjolan sendi

ibu jari bengkak. Sedangkan pada klien muncul gejala pembengkakan pada

lutut bukan pada sendi ibu jari, dikarenakan pada pemeriksaan asam urat

ada tanda-tanda peningkatan asam urat terlalu tinggi yaitu 6,9 mg/dl

sehingga menimbulkan pembengkakan pada lutut

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Zakiah (2015) mendapatkan hasil

pengkajian yang menyatakan bahwa pasien mengeluh nyeri pada

pergelangan kaki dan jari kakinya, pasien mengatakan jika asam urat nya

kambuh kakinya tidak bisa digerakkan, bengkak dan tidak bisa melakukan

aktivitas apapun.

2. Diagnosa

Berdasarkan hasil analisa data yang telah peneliti lakukan dikumpulkan

data berupa:

Data subjektif:

- Klien mengatakan terasa nyeri pada lutut kaki

- Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk

- Klien mengatakan nyeri dirasakan pada malam hari atau pagi setelah

bangun tidur

- Klien mengatakan nyeri hilang timbul

- Klien mengatakan hilang timbul saat beristirahat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


73

Data Objektif:
- Asam urat : 6,9

- Skala nyeri 5

- Lutut klien tampak bengkak

- Wajah klien terlihat pucat, meringis menahan rasa nyeri,klien

memegani lutut yang terasa nyeri

Berdasarkan hasil analisa dari data pengkajian yang telah dikumpulkan

tersebut dapat dilihat tanda dan gejala yang muncul sehingga peneliti

menegakkan diagnosa keperawatan berupa nyeri akut pada pasien dengan

diagnosa gout artritis.

Menurut nurarif (2015) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada

pasien gout artritis nyeri akut b.d agen pencedera biologis pembengkakan

sendi, melaporkan nyeri secara verbal, hambatan mobilitas fisik b.d nyeri

persendiam (kaku sendi), hipertermia b.d proses penyakit (peradangan

sendi), gangguan pola tidur b.d nyeri pembengkakan. Dari beberapa

masalah yang lazim muncul tersebut nyeri akut sangat sering terjadi pada

penderita gout artritis. Menurut SDKI (2016) nyeri akut adalah

pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan

jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan

berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


74

Dianosa yang ditegakkan oleh peneliti telah sesuai dengan teori pada

pasien gout artritis dimana diagnosa tersebut telah didukung dengan data

(obyektif dan subjektif) sesuai dengan kondisi klien.

3..Intervensi

Dalam penelitian ini peneliti merencanakan asuhan keperawatan yang

berfokus pada memenuhi tugas keluarga dalam bidangkesehatan, menurut

Friedman (2010) ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan,

yaitu :

- TUK I : Mengenal masalah gout artritis

- TUK II : Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, gout artritis

dengan masalah nyeri akut

- TUK III : Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi gout

artritis dengan masalah nyeri akut

- TUK IV : Memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung perawatan

pada anggota keluarga dengan gout artritis

- TUK V : Menjelaskan fasilitas kesehatan yang ada untuk masalah gout

artritis

Sedangkan menurut Bulechek (2013) untuk menangani masalah nyeri akut

yang di alami, peneliti telah merumuskan intervensi berupa : lakukan

pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, (karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor

pencetus), observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, evaluasi

pengalaman nyeri di masa lalu, ajarkan tentang teknik nonfarmakologi,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


75

evaluasi keefektifan dari tindakan control nyeri, tingkatkan istirahat,

kolaborasi dengan dokter jika ada tindakan dan keluhan tidak berhasil.

Melihat masalah yang dihadapi pasien, peneliti berpendapat bahwa harus

segera merumuskan intervensi berdasarkan keluhan utama pada klien

yaitu berupa sensasi rasa nyeri pasien, dengan memandang keterbatasan

peneliti dalam melakukan penelitian, peneliti merumusakan intervensi

sebagai berikut diatas, peneliti merumuskan masalah berdasarkan teori

Bulechek (2013) karena peneliti menilai intervensi yang terdapat dalam

Bulechek (2013) mampumengatasi masalah keperawatan nyeri yang

dialami oleh pasien, sehingga pasien dapat terbebas dari masalah sensasi

nyaman nyeri yang disebabkan peradangan sendi.

4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan dalam penelitian meliputi 5 tugas utama

keluarga, berupa :

- TUK I: Keluarga mampu mengenal masalah gout artritis

- TUK II: Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi

masalah, gout artritis dengan masalah nyeri akut

- TUK III: Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit, untuk

mengatasi gout artritis dengan masalah nyeri akut

- TUK IV: Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk

meminimalisir masalah, gout artritis dengan nyeri akut

- TUK V: Keluarga mampu menjelaskan pelayanan kesehatan yang ada

untuk masalah gout artritis

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


76

Sementara untuk merawat anggota keluarga yang sakit peneliti melakukan

implementasi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah nyeri dengan

menggunakan intervensi Bulechek (2013) yaitu mengajarkan terapi

aplikasi panas/dinginuntuk mengurangi nyeri, menjelaskan penyebab gout

artritis, memberikan gambaran kronis yang dapat terjadi akibat gout

artritis. Berdasarkan hasil implementasi tersebut, semua rencana

keperawatan yang telah peneliti rencanakan sebelumnya dapat dilakukan

seluruhnya.

Peneliti berpendapat bahwa implementasi yang telah peneliti lakukan

sudah mampu mengatasi sebagian dari masalah yang di alami oleh pasien,

hal tersebut dapat di lihat dari respon pasien setelah dilakukan tindakan

keperawatan, walaupun dalam penerapan peneliti tidak dapat melakukan

semua intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri akut yang dialami

pasien berdasarkan teori Bulechek (2013) hal tersebut dikarenakan

terdapat keterbatasan-keterbatasan peneliti dalam melakukan, sehingga

hanya beberpa intervensi keperawatan yang dapat di implementasikan

pada saat memberikan asuhan keperawatan.

5. Evaluasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x45 menit pada pasien

gout artritis dengan masalah keperawatan nyeri akut peneliti melakukan

evaluasi akhir dengan didapatkan data sebagai berikut:

Data subjektif:

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


77

- Keluarga mengatakan asam urat/ gout artritis adalah penumpukan

endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul didalam sendi akibat

tingginya kadar asam urat dalam darah

- Klien dan keluarga mengatakan keuntungan melakukan perawatan asam

urat adalah untuk mengurangi nyeri dan membatasi makanan yang

dapat meningkatkan kadar purin seperti seafood dan jeroan

- Klien dan keluarga mengatakan kerugian apabila tidak melakukan

perawatan asam urat adalah menimbulkan komplikasi kerusakan sendi

dan gagal ginjal

- Klien mengatakan setelah di lakukan pengompresan jahe merah selama

20 menit nyeri berkurang

- Keluarga mengatakan memodifikasi lingkungan dengan menhindari hal

yang menyebabkan cedera atau jatuh

- Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit harus

dibawa ke puskesmas atau dokter

Data objektif:

- Keluarga dan klien tampak mengerti yang disampaikan perawat

- Keluarga dapat mengulang penjelasan perawat

- Keluarga dan klien tampak mengerti yang disampaikan perawat

- Keluarga dapat mengulangi penjelasan perawat

- Klien dan keluarga mampu menjelaskan cara mengompres hangat

dengan jahe merah

- Klien dan keluarga mengerti apa yang disampaikan perawat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


78

- Klien dan keluarga menjelaskan cara memodifikasi lingkungan

- Klien dan keluarga memahami apa yang disampaikan perawat

Tolak ukur keberhasilan asuhan keperawatan adalah bagaimana capaian

evaluasi yang memenuhi criteria hasil yang telah di tentukan sebelumnya,

menurut Friedman (2010) kriteria hasil dalam asuhan keperawatan ini

adalah TUK 1 : Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluargaselama 1 ×

24 jam, keluarga mampu : Mengenal masalahgout artritis, menjelaskan

kembali pengertiangout artritis, menjelaskan kembali penyebab darigout

artritis, menyebutkan kembali tanda dan gout artritis, menjelaskan kembali

komplikasi yang terjadi bila gout artritis tidak ditangani. TUK II :keluarga

mampu mengambil keputusan untuk mengatasi gout artritis, TUK III :

keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita gout artritis,

TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk

meminimalisir masalah gout artritis dengan nyeri akut, dan TUK V :

Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk membantu

mengatasi penyakitgout artritis.

Berdasarkan data subjektif dan obejktif yang peneliti dapatkan di hari

terakhir evaluasi, peneliti menyimpulkan bahwa masalah keperawatan

telah teratasi teratasi sebagian, hal tersebut dapat di lihat dari beberapa

keluhan yang sudah membaik dan hilang, namun masih ada beberapa

masalah yang belum dapat di hilangkan dengan asuhan keperawatan.

Masalah/keluhan yang masih ada pada pasien dapat terjadi karena

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


79

keterbatasan peneliti dalam melakukan asuhan keperawatan, keterbatasan

berupa waktu, keilmuan hingga pendanaan yang mungkin dapat menjadi

penyebab ketidak tuntasan peneliti dalam melakukan asuhan keperawatan.

Oleh sebab keterbatasan tersebut peneliti menghentikan intervensi

keperawatan yang diberikan pada pasien.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 26 juni – 28 juni 2021 tentang

asuhan keperawatan keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami gout

artritis dengan masalah nyeri akut di UPT Puskesmas Pringsewu tahun 2021

dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengkajian

Dalam pengkajian peneliti mendapatkan data yang didapati sesuai teori.

Dala hal ini peneliti melakukan pengkajian dengan menggunakan beberapa

metode diantaranya wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Pada

saat pengkajian pasien merasa nyeri di lutut sejak 4 hari yang lalu, nyeri

seperti tertusuk-tusuk tidak menyebar, nyeri terjadi secara mendadak dan

hilang timbul saat klien beraktifitas ataupun beristirahat, klien tampak

kesakitan saat dilakukan pengkajian PQRST: P: klien mengatakan nyeri

terjadi dengan sendirinya, Q: nyeri bersifat seperti tertusuk, R: nyeri di

lutut tidak menyebar, S: skala nyeri 5 (sedang), T: malam hari atau pagi

setelah bangun tidur.

2. Diagnosa keperawatan

Pada diagnosa keperawatan dapat disimpulkan bahwa diagnosa yang

ditegakkan pada pasien yaitu nyeri akut

80
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
81

3. Intervensi

Pada intervensi keperawatan dapat disimpilkan bahwa intervensi yang

dilakukan pada pasien yaitu mengenal masalah gout artritis, mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah gout artritis dengan masalah nyeri

akut, melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi gout artritis

dengan masalah nyeri akut, memodifikasi lingkungan yang dapat

mendukung perawatan pada anggota keluarga dengan gout artritis,

menjelaskan fasilitas kesehatan yang ada untuk masalah gout artritis.

4. Implementasi

Dalam implementasi atau tindakan keperawatan dilakukan sesuai rencana

keperawatan yang telah disusun: keluarga mampu mengenal masalah gout

artritis, keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah,

gout artritis dengan masalah nyeri akut, keluarga mampu merawat anggota

keluarga yang sakit, untuk mengatasi gout artritis dengan masalah nyeri

akut, keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk meminimalisir

masalah gout artritis dengan nyeri akut, keluarga mampu menjelaskan

pelayanan kesehatan yang ada untuk masalah gout artritis.

5. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan 3x 45 menit klien dan keluarga

mampu:Mengenal masalahgout artritis, menjelaskan kembali pengertian

gout artritis, menjelaskan kembali penyebab dari gout artritis,

menyebutkan kembali tanda dan gout artritis, menjelaskan kembali

komplikasi yang terjadi bila gout artritis tidak ditangani, keluarga mampu

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


82

mengambil keputusan untuk mengatasi gout artritis, keluarga mampu

merawat anggota keluarga yang menderita gout artritis, keluarga mampu

memodifikasi lingkungan untuk meminimalisir masalah gout artritis

dengan nyeri akut, dankeluarga mampu memanfaatkan pelayanan

kesehatan untuk membantu mengatasi penyakit gout artritis.

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Mengingat bahwa penelitian membutuhkan banyak literatur yang

dibutuhkan, hendaknya institusi dapat memperbanyak literatur berkaitan

dengan pengobatan non farmakologi untuk penderita gout artritis dengan

masalah nyeri akut

2. Bagi peneliti lain

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan intervensi yang lain

yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri akut pada penderita gout

artritisa

3. Bagi klien

Klien perlu mempraktikkan secara mandiri dikehidupan sehari-hari

tindakan kompres hangat menggunakan jahe merah pada anggota keluarga

yang mengalami gout artritis dengan nyeri akut.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif. Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC Jilid 3. 2015.
Jakarta Medication.

Aswad,A. 2019. Jambura health and sport journal,1(1),40-47. Retrieved


fromhttp://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jhsj/article/view/2052

Bailon, G, Maglaya 1978. Perawatan Kesehatan Keluarga. Jakarta: Pusat

Bulechek, G. M. , Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner , C. M. 2016.


Nursing Intervention Classification ( NIC). (I. Nurjannah & R. D.
Tumanggor , eds.) (6th. Ed). Jakarta: EGC .

Depkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen

Dharma, KK. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan (Panduan Melaksanakan


dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta Timur : CV. Trans Info
Media.

Diani, N. 2017. Pengaruh pemberian kompres jahe terhadap intensitas nyeri gout
artritis . dunia keperawatan, 5(2), 90-95.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung. 2015. Profil Dinas Kesehatan Provinsi


Lampung

Duvall, E.M., 1997, Marriage and Family Development, Philadelphia; J.B.


Lippincott Company.

Fatimah. 2009. Membuat Usulan Proposal KTI dan Laporan Hasil KTI: Langkah
Mudah. Jakarta: Trans Info Media.

Fery & Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktik
Dalam Keperawatan,223-103. Jakarta:SalembaMedik.

Friedman, MM, Bowden,O &Jones, M. 1998. Psikologi untuk Keperawatan,


Cetakan Kedua. Jakarta : EGC.

Friedman. M. Marliyan. 2010. Buku Ajar Keperawatan: Riset, Teori Dan Praktik
Edisi Ke-5. Jakarta: EGC.

Helmi, ZN. 2013. Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Mubarak & Santoso. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Konsep Dan Aplikasi.
Jakarta : SalembaMedika.

Noor,Z. Buku Ajar Gangguan Muskuluskeletal Edisi 2. 2012. Jakarta: Salemba


Medika.

Notoadmojo, S. 2010. Metodologi PenelitianKesehatan.Ed.Revisi.Jakarta: Rineka


Cipta.

Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Keehatan RI.

PERDOSSI. 2009. Jakarta.

Potter & perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, Dan Praktk Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC.

Puskesmas Pringsewu .2021.Rekam Medik Puskesmas pringsewu 2021.

Rustonto. (2015). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Memakai Parutan Jahe


Terhadap Penurunan Skala Nyeri PadaPenderita Gout Artritis.
Jurusan Keperawatan. Manado.

Selawati.(2016). Kompres Hangat Jahe Atau Tanpa Jahe Menurunkan Nyeri


Sendi Lutut . Jurusan Keperawatan, Kendal.

Samsudin, R.R., Kundre, R., Onibala, F. (2016) Pengaruh Kompres Hangat


Memakai Parutan Jahe Merah (Zingiber Officialnale Rescoe Var
Rubrum) Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout
Artritis Di Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten
Minahasa. eJournal Keperawatan (e-Kep), Volume4,N0 1, Mei.

Senna, Q. 2017. Pengaruh Pemberian Kompres Jahe Terhadap Intensitas Nyeri


Gout Artritis Pada Lansia Di PSTW Budi Sejahtera Kalimantan
Selatan. Jurusan Keperawatan, FKUL.

Setiawati S & Dermawan CA. 2005. Tuntunan Praktik Asuhan Keperawatan


Keluarga. Bandung Rizi Pres.

Tim Pokja SDKI, DPP, PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1.
2016. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

WHO. 2018. World health statistic 2018. WHO library

Wibowo, S. 2015. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Intensitas Nyeri


Sendi, Volume 2, No 2. Publikasi tanggal 4 september 2016.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 1 Pengajuan Judul

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 2 Izin Pra Survey

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 3 Balasan Pra Survey

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 4 Pengambilan Data

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 5 Balasan Pengambilan Data

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 6 Informed Consent

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 7 Persetujuan Responden

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 8 Pengkajian Keluarga
FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis kelamin :

d. Agama :

e. Pendidikan :

f. Pekerjaan :

g. Alamat :

2. Komposisi Keluarga
N Nama Umur Jns Agama Hubugan Pendidikan Pekerjaan Status
O Kel kesehatan
Dgn KK

Tanpa
KK dgn
inisial

3. Genogram ……………………………………………………………………..?

4. Tipe keluarga ……………………………………………………………...….?

5. Latar Belakang Budaya……………………...………………………………...?

6. Identifikasi agama………………………………………………………….….?

7. Rekreasi Keluarga …………………………………………………………...?

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Riwayat Kesehatan dalam 6 bulan terakhir …………………..……………..?

2. Pemeriksaan fisik ( KK dan seluruh anggota keluarga yg tinggal serumah )

Anggota Keluarga

NO Pemeriksaan Fisik Nama Nama Nama Nama

1. Status General
a. Kesadaran
b. Keadaan
Umum
c. TTV
d. BB/TB

2. Head to Toe

C. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini …………………………….………..?

2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi ………………………..……….?

3. Riwayat keluarga Inti..………………………………………………..………?

4. Riwayat keluarga sebelumnya ……………………………………..………...?

D. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah ……………………………………….………………….?

2. Karakteristik fisik tetangga dan komunitas ……………………….………….?

3. Mobilitas geografis keluarga …………………………….…………………...?

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat …………………….?

5. Sistem Pendukung keluarga……...……………………………………………?

E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola dan proses komunikasi keluarga…………………………………....……?

2. Struktur kekuatan keluarga………………………………………………..…..?

3. Struktur peran………….…………………………………………..……..….?

4. Nilai atau Norma Keluarga................................................................................?

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif ………………………………………….……………………..?

2. Fungsi Sosialisasi ……………………………………………………………..?

3. Fungsi Ekonomi ………………………………………………………………?

4. Fungsi Reproduksi …………………………………………………….……?

5. Fungsi Pendidikan…………………………………………………………...?

6. Fungsi Perawatan kesehatan keluarga dalam bidang kesehatan…………….?

G. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK (*yang dengan keluarga saja)


1. Keluarga Berencana …………………………………………………………..?

2. Kesehatan Ibu dan Anak ……………………………………………………...?

a. Ibu Hamil

b. Ibu Post Partum

c. Bayi dan Balita

3. Remaja

4. Lanjut Usia

H. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor ………………………………………………………………………?

2. Koping …………………………………………….…………………………?

I. HARAPAN KELUARGA
( Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan)

II. ANALISA DATA

DATA MASALAH KEPERAWATAN ETIOLOGI

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


III. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (Yang Belum Diprioritaskan)

IV.PRIORITAS MASALAH

1. Diagnosa Keperawatan (PE)

KRITERIA BOBOT PEMBENARAN

1. Sifat Masalah Alasan mengapa dikatakan


Skala 2, apa dampak terhadap
kesehatan keluarga
Aktual = 3 keseluruhan
1
Resiko = 2

Potensial = 1

2. Kemungkinan Masalah untuk


diubah
Skala

Mudah =2

Sebagian = 1 2

Tidak dapat = 0

3. Potensial Masalah untuk dicegah


Skala

Tinggi =3
1
Cukup = 2

Rendah = 1

4. Menonjolnya Masalah
Skala

Segera ditangani =2
1
Tdk perlu segera ditangani = 1

Masalah tidak dirasakan = 0

Cara perhitungan :

Score

------------------- X bobot =……………..

Angka Tertinggi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


V.DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS

VI. RENCANA KEPERAWATAN

No DX TUJUAN TUJUAN EVALUASI INTERVENSI


KEP UMUM KHUSUS
KRITERIA STANDAR

VII. IMPLEMENTASI / EVALUASI

NO DX TUJUAN TANGGAL/ IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI


KHUSUS WAKTU

1 TUK I S

TUK II

TUK III

TUK IV

TUK V

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampiran 10 Leaflet Gout Artritis

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampiran 11 Kompres Hangat Jahe merah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampiran 12 SOP Kompres Hangat Jahe Merah

(STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)


TERAPI KOMPRES HANGAT JAHE MERAH

Pengertian Kompresjahe merahmerupakanterapinonfarmakologis


yangdapatdigunakanuntukmengurangi nyeri gout
Tujuan Mengurangi atau membebaskan rasa nyeri, spasme
otot dan peradangan, memberi rasa hangat, memberi
rasa nyaman.
Prosedur 1. Berikan penjelasan kepada klien tentang tindakan
Penatalaksanaan yang kan dilakukan.
Terapi kompres 2. Bawa alat dan bahan ke dekat klien
hangat jahe merah - jahe
- Baskom
- Parut
- Air hangat
- Kain
3. Jaga privasi klien
4. Bantu posisi klien yang nyaman dan tepat
5. Bebaskan area yang akan diberika kompres
6. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
7. Pasang pengalas atau perlak di bawah, area yang
akan diberikan kompres
8. Siapkan jahe yang telah diparut
9. Siapkan wadah dan isi dengan air hangat suhu 40-
50̊C secukupnya
10. Masukan haduk kecil kedalam air hangat
kemuduan tungggu beberapa saat sebelum handuk
diperas
11. Perskan handuk kemudian tempelkan ke daerah
yangtersa nyeri

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12. Tambahkan parutan jahe diatas handuk tersebut
13. Lakukan kompres selama 20 menit
14. Melepaskan handscone
15. Cuci tangan
16. Mengevaluasi respon klien
17. Dokumentasikan tindakan hasil

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DOKUMENTASI

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai