SKRIPSI
Oleh:
DEWI SAPUTRI
142012017016
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah Skripsi Pada Program
Studi S1 Keperawatan
Oleh:
DEWI SAPUTRI
142012017016
ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PENGARUH PERAWATAN LUKA MENGGUNAKAN KOMPRES MADU
TERHADAP PERTUMBUHAN GRANULASI PADA LUKA GANGREN
PADA PASIEN ULKUS DIABETIK DI RUANG BEDAH RSUD
PRINGSEWU TAHUN 2021
Dewi Saputri
Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
Email : dewisaputri175@gmail.com
ABSTRAK
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karateristik hiperglikemia yang terjadi karena kenaikan sekresi insulin. Salah satu
komplikasi DM ulkus diabetikum. Ulkus diabetikum terjadi akibat berkurangnya
pasokan vascular pembuluh darah pada ujung perifer sehingga menyebabkan
oksigen ke jaringan berkurang sehingganya terjadi nekrosis. Di Lampung terdapat
3 kota atau kabupaten yang memiliki presentasi terbesar masalah penyakit
diabetes melitus,Metro 3,3%, Bandar Lampung 2,3% dan Pringsewu sebesar 1,8
%. Pentingnya perawatan luka yang baik untuk mencegah terjadinya komplikasi
berupa amputasi. Madu memiliki beberapa kandungan yang bermanfaat sebagai
antibacterial, anti-inflamasi, sumber energi dan penyembuhan luka. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perawatan luka sesudah menggunakan
kompres madu terhadap pertumbuhan granulasi pada luka gangren pada pasien
ulkus diabetik diruang bedah RSUD Pringsewu tahun 2021. Desain penelitian
menggunakan metode nonparametrik pada 14 responden dan dianalisis dengan uji
friedman. Hasil penelitian ini terdapat pengaruh sebelum dan sesudah
dilakukannya perawatan luka menggunakan kompres madu.
Pada penelitian ini didapatkan p-value = 0.000 (α < 0.05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh perawatan luka sesudah menggunakan
kompres madu terhadap pertumbuhan granulasi pada luka gangren pada pasien
ulkus diabetik diruang bedah RSUD Pringsewu tahun 2021. Penelitian ini
diharapkan dapat menerapkan penggunaan madu sebagai perawatan luka. Karena
memiliki efettivitas yang baik untuk proses penyembuhan luka.
Kata Kunci : Diabetes Melitus, Ulkus Diabetikum, Perawatan Luka, Madu
Refrensi :
iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
THE EFFECT OF WOUND TREATMENT USING HONEY COMPRESS
ON GRANULATION GROWTH IN GANGRENE WOUNDS IN DIABETIC
ULCUS PATIENTS IN THE SURGICAL ROOM OF PRINGSEWU
HOSPITAL IN 2021
Dewi Saputri
Bachelor of Nursing, Faculty of Health, University of Muhammadiyah Pringsewu
Pringsewu Regional General Hospital
Email : dewisaputri175@gmail.com
ABSTRACT
Diabetes Mellitus is a group of metabolic diseases with hyperglycemia
characteristics that occur due to increased insulin secretion. One of the
complications of diabetes mellitus is diabetic ulcer. Diabetic ulcers occur due to
reduced vascular supply of blood vessels at the peripheral ends, causing reduced
oxygen to the tissues resulting in necrosis. In Lampung there are 3 cities or
regencies that have the largest presentation of diabetes mellitus problems, Metro
3.3%, Bandar Lampung 2.3% and Pringsewu 1.8%. The importance of good
wound care to prevent complications such as amputation. Honey has several
properties that are useful as antibacterial, anti-inflammatory, energy sources and
wound healing. The purpose of this study was to determine the effect of wound
care after using a honey compress on the growth of granulation in gangrenous
wounds in diabetic ulcer patients in the operating room of Pringsewu Hospital in
2021. The study design used a nonparametric method on 14 respondents and
analyzed by Friedman test. The results of this study have an effect before and after
wound care using honey compresses.
In this study, it was found that p-value = 0.000 ( < 0.05), so it can be concluded
that there is an effect of wound care after using honey compresses on the growth
of granulation in gangrenous wounds in diabetic ulcer patients in the operating
room of Pringsewu Hospital in 2021. This study is expected to apply the use of
honey as a wound treatment. Because it has good effectiveness for the wound
healing proces.
iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji di hadapan TIM Penguji Skripsi.
Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN
Skripsi : Dewi Saputri ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Skripsi dan dinyatakan Lulus pada tanggal Juli 2021.
MENGESAHKAN
Tim Penguji :
Ketua
Program Studi
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini menyatakan bahwa semua yang saya tulis dalam Skripsi ini sesuai
dengan sumber-sumber aslinya dan penulisanya sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan ilmiah. Skripsi ini merupakan hasil karya saya.Jika dikemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Dewi Saputri
vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Dewi Saputri
NIM. 142012017016
viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
MOTTO
Jangan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu karena tidak akan
ada waktu yang tepat bagi mereka yang menunggu
(Dewi saputri)
ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Dewi Saputri dilahirkan pada tanggal 22 Oktober 1999 di Margodadi, putri kedua
dari pasangan bapak Rahmanto dan ibu Parsinah.
Pendidikan yang penulis tempuh :
1. Pendidikan Dasar di SD Negri 2 Margodadi ditamatkan pada tahun 2011.
2. Sekolah Menengah Pertama Negri 1 Ambarawa ditamatkan pada tahun
2014.
3. Sekolah Menengah Kejuruan Yasmida Ambarawa ditamatkan pada tahun
2017.
4. Perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung Prodi
SI Keperawatan sampai dengan sekarang.
x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PERSEMBAHAN
xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaika skripsi berjudul “Pengaruh
Perawatan Luka Menggunakan Kompres Madu Terhadap Pertumbuhan Granulasi
Pada Luka Gangren Pada Pasien Ulkus Diabetik Di Ruang Bedah RSUD
Pringsewu Tahun 2021”. Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:
1. Drs. Wanawir Am, M.M., M.Pd selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.
2. Elmi Nuryati, M. Epid selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.
3. Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku kaprodi SI Ilmu
Keperawatan.
4. Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep selaku pembimbing I dalam pembuatan
skripsi.
5. Ns. Andri Yulianto, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing II dalam
pembuatan skripsi.
6. Manzahri, S.Kep.,M.Kes selaku penguji Utama dalam ujian skripsi.
7. Orang tua penulis yang selalu memberikan doa dan dukungan.
8. Teman-teman seperjuangan Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang
selalu memberikan semangat dan masukan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dewi Saputri
xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTARISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
ABSTRACK.................................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN............................................... vi
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................. vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... viii
MOTTO........................................................................................................... ix
RIWAYAT HIDUP PENULIS...................................................................... x
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... xi
KATA PENGANTAR.................................................................................... xii
DAFTAR ISI................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................6
D. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................7
E. ManfaatP enelitian..............................................................................7
xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BABIII METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian...............................................................................61
B. Variabel Penelitian............................................................................62
C. Definisi Operasional..........................................................................62
D. Populasi dan Sampel.........................................................................64
E. LokasidanWaktu Penelitian...............................................................66
F. Etika Penelitian.................................................................................66
G. Instrumen Penelitian..........................................................................68
H. Metode Pengumpulan Data...............................................................70
I. Metode Pengolahan Data..................................................................70
J. Analisa Data......................................................................................72
K. JalannyaPenelitian.............................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTARTABEL
xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTARGAMBAR
xvi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTARBAGAN
xvii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke
mampu menghasilkan insulin yang cukup namun sel tidak dapat menerima
rendah seperti Afrika, India, Bangladesh, Filipina memiliki 422 juta orang
1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
dibandingkan tahun 2013 sebesar 0,7% ( Riskesdas, 2018 dan 2013). Selain
itu, di Provinsi Lampung pada tahun 2018 ada 3 Kota atau Kabupaten yang
Metro sebesar 3,3%, Bandar lampung sebesar 2,3% dan Pringsewu sebesar
50% hingga 75% pasien harus menjalani amputasi anggota tubuh karena
keadaan lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak
mengendalikan kadar glukosa darah tetap dalam rentang normal, hal ini
2
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
untuk pengobatan ulkus diabetik dengan tindakkan antiseptik untuk
kita. Selain itu madu juga mengandung antibiotic sebagai antibakteri dan
Widiyastuti, 2017). Adapun luka yang dapat diberi madu pada saat
perawatan selain luka gangren yaitu : luka bakar, dan luka sayat (Yuliarti
3
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
granulasi pada luka gangren. Upaya yang perlu dilakukan untuk diabetes
mellitus dan ulkus diabetik yaitu mengendalikan kadar glukosa darah tetap
2017).
dari hasil uji data pairet t tes hasil t hitung 5. 000 dan p value 0. 015 karena
hasil t hitung 5. 000 diatas harga atau > table t: 2. 35 dan p < dari 0. 05,
luka gangren sehingga hipotesis yang berbunyi ada manfaat madu terhadap
atau memiliki kekuatan 57% sehingga dapat diketahui ada pengaruh yang
sedang.
terapi madu sebagian besar dalam kategori berat yaitu 9 responden (90%).
4
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Wilcoxon didapatkan tingkat signifikan 0,023 (p<0. 05) yang berarti ada
tipe 2.
Militus hasil yang diperoleh p value sebesar 0,000 <a dan berada pada nilai
kemaknaan p < 0,001, maka hasil yang diperoleh ada perbedaan efektivitas
yang diperoleh pada bulan Januari sampai dengan Maret 2021 kasus pasien
NaCl, saat ini pengobatan ulkus diabetik oleh tenaga medis di RSUD
5
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ulkus diabetik di Ruang Bedah RSUD Pringsewu tahun 2021”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2021.
2021.
6
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
D. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lingkup masalah
2021.
2. Lingkup waktu
3. Lingkup tempat
4. Lingkup metode
5. Lingkup sasaran
RSUD Pringsewu.
E. Manfaat Penelitian
maupun praktik :
7
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1. Manfaat Teoritik
2021.
2. Manfaat Praktik
perawatan luka.
b. Bagi Peneliti
8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
di ruang bedah RSUD Pringsewu tahun 2021.
d. Bagi Universitas
9
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Melitus (DM) termasuk salah satu penyakit kronis yang terjadi
karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak
Diabetes Melitus adalah suatu gejala yang timbul pada seseorang yang
beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh
10
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
darah (ADA,2014)
seluruh penderita dan umumnya terjadi pada usia (95% pada usia
2) DM tipe 2
efektif. Ada korelasi genetik yang sangat kuat pada DM tipe 2, dan
11
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
wanita hamil yang belum pernah mengidap Diabetes Melitus, tetapi
memiliki angka gula darah yang cukup tinggi selama kehamilan dapat
pada paruh kedua, tetapi kadar gula darah biasanya kembali normal.
a. Faktor keturunan, adalah faktor yang tidak dapat dirubah, tetapi faktor
dapat diperbaiki.
12
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
b. Nutrisi, adalah faktor yang penting dalam timbulnya DM tipe 2, gaya
a. Faktor genetik/herediter
b. Faktor virus
c. Faktor immunologi
2. DM tipe II (NIDDM)
13
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
b. Usia cenderung meningkat diatas 65 tahun.
c. Riwayat keluarga.
d. Gaya hidup.
e. Malnutrisi.
pankreas.
3. DM tipe lain
dll.
c. Obat-obatan :
beta.
insulin.
Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan
a. Keluhan klasik
14
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
kencing. Kencing yang sering dan jumlah yang banyak akan
dimana rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang
timbul rasa lapar yang sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar
sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak
b. Keluhan lain
15
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
diwaktu malam hari, sehingga waktu tidur terganggu.
2. Gangguan penglihatan
penglihatan.
3. Gatal/bisul
Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang sepele seperti luka lecet
4. Gangguan ereksi
5. Keputihan
yang dirasakan.
Seperti suatu mesin, badan memerlukan bahan untuk membentuk sel baru
dan mengganti sel yang rusak. Di samping itu badan juga memerlukan
energy supaya sel badan dapat berfungsi dengan baik. Energi pada mesin
16
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
berasal dari bahan bakar yaitu bensin. Pada manusia bahan bakar itu
berasal dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari, yang terdiri dari
protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat
makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh
bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat
proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi.
Insulin ini adalah hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas,
pada peta karena itu disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta
17
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yang mengeluarkan hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatur
kurang 100. 000 pulau langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta.
Di samping sel beta ada juga sel alfa yang memproduksi glucagon yang
juga ada sel beta yang mengeluarkan somastatin (Suyono, 2009). Insulin
dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang
dalam sel glukosa itu dimetabolismekan menjadi tenaga. Bila insulin tidak
(DM tipe 1) atau bila insulin itu kerjanya tidak baik seperti dalam keadaan
resistensi insulin (DM tipe 2), maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel akibatnya glukosa akan berada didalam pembuluh darah yang artinya
akan menjadi lemah karena tidak ada sumber energi di dalam sel (Suyono,
2009).
Komplikasi diabetes dapat bersifat akut dan kronis. Komplikasi akut dapat
terjadi secara mendadak. Keluhan dan gejala yang terjadi secara cepat dan
(Wijaya, 2013).
18
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Komplikasi Diabetes Melitus biasanya tidak muncul secara langsung,
jantung koroner.
kepekaan kulit.
19
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
e. Ulkus diabetes (Diabetic-Foot-Ulcer) yaitu beberapa penelitian yang
karbohidrat.
(NANDA, 2015)
20
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
B. Konsep Ulkus diabetik
Ulkus diabetik ialah salah satu komplikasi kronik Diabetes Melitus yang
ongkos pengobatan pun sangat tinggi dan tidak jarang tidak tercapai oleh
kematian lokasi tubuh. Ini terjadi saat pasokan darah terpotong ke unsur
trauma. Gangren bisa melibatkan unsur manapun dari tubuh ; yang sangat
umum tergolong jari kaki, jari, kaki, dan tangan (Nirwana, 2016).
berupa luka tersingkap pada permukaan kulit yang bisa disertai adanya
terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebih lanjut ada luka pada
yaitu untuk mengetahui gambaran lesi agar dapat dipelajari lebih dalam
21
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
tentang bagaimana gambaran dan kondisi luka yang terjadi. Terdapat
secara luas untuk mengklasifikasi luka pada kaki diabetes, dikutup oleh
yaitu :
5) Derajat IV : Gangren jari kakai atai nagian distal kaki dengan atau
tanpa osteomielitis.
22
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Gambar 2. 1
(Stage C), atau keduanya (stage D). Sistem ini telah divalidasi dan
memprediki hasil dari luka yang bisa cepat sembuh atau luka yang
23
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Klasifikasi luka menurut University of Texas
Ulkus diabetik terjadi sebagai akibat dari berbagai faktor, seperti kadar
glukosa darah yang tinggi dan tidak terkontrol, perubahan mekanis dalam
kelainan formasi tulang kaki, tekana pada area kaki, Neurophaty Perifer,
penyakit artheri perifer aterosklerotik dan daerah bagian tubuh yang selalu
tertekan seperti pantat, yang semua terjadi dengan frekuensi dan intensitas
24
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Efek dari sirkulasi inilah yang mengakibatkan kerusakan pada syaraf-
derah tepi atau perifer. Efek ini mengakibatkan gangguan pada kulit yang
menjadi kering dan mudah rusak sehingga mudah untuk terjadi luka dan
iskemi, neurophaty, dan infeksi. Kadar glukosa darah tidak terkendali akan
25
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
deformitas khas seperti hammertoe dan hallux rigidus. Deformitas
yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi arteri dorsalis
pedis, arteri tibialis, dan arteri poplitea menyebabkan kaki menjadi atrofi,
timbulnya ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau tungkai
(Kartika, 2017).
26
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
jangka lama dapat mengakibatkankematian jaringan yang akan
tungkai bawah terutama kaki, akibat perfusi jaringan baguan distal tungkai
sehingga aliran darah jaringan tepi ke kaki terganggu dan nekrosis yang
(Kartika, 2017).
secara genetis pada sel b pankreas. Virus juga menjadi penyebab dari
kerusakan sel b pada pankreas. Akibat dari kondisi ini pankreas tidak
27
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Tidak adanya insulin tubuh
namun karena insulin tidak ada, justru yang terjadi adalah liposis yang
poliuria maka elektrolit dalam tubuh akan dibuang melalui urin sehingga
Pada DM tipe 2 terjadi masalah dengan jumlah insulin dan jumlah reseptor
masuk ke sel akan sedikit sehingga sel akan kekurangan glukosa dan
pada DM tipe 2 belum begitu jelas, namun faktor obesitas, gaya hidup,
diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kurang mobilitas badan dan
28
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Skema 2. 1 Patofisiologi ulkus kaki diabetik
a. Usia
29
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yaitu usia. Manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis
menurun dengan cepat setelah usia >40. Usia anak sampai dewasa
memiliki pertumbuhan luka yang lebih cepat dari pada orang tua.
b. Jenis Kelamin
sama diantara pria dan wanita, namun sedikit lebih tinggi pada pria
yang berusia kurang dari 60 tahun dan wanita pada usia yang lebih
tua.
30
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
perbedaan prevalensi kaki diabetik dengan ulkus neurophaty dan
c. Nutrisi
tinggi protein, vitamin, A, C, B12, zat besi dan kalsium, hal inin
telah menderita 10 tahun atau lebih dengan kadar glukosa darah tidak
31
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
menunjukkan bahwa lama menderita Diabetes Melitus >10 tahun
diabetik yang lama penyakit >10 tahun ditentukan oleh kadar glukosa
darah ke kaki. Komplikasi pada syaraf dan aliran darah ke kaki inilah
(Harman, 2007).
32
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4) Penentuan apakah kelainan berasal dari kelainan
f. Kontrol glikemik
Melitus dilihat dari hal yaitu glukosa darah sesaat dan glukosa darah
sesaat yaitu dengan menilai kadar gula darah yang tidak terkontrol
2015).
33
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Kadar GDS>200 mg GDP>100mg/dl atau GD2JPP>144 mg/dl disebut
terutama pada kaki dengan gejala, sakit pada tungkai ketika berdiri,
berjalan atau beraktivitas fisik, kaki terasa dingin, kaki terasa nyeri
saat beristirahat dan malam hari, telapak kaki terasa sakit setelah
berjalan, luka sukar sembuh, tekanan nadi menjadi kecil atau tidak
g. Obesitas
dengan cara mengukur nilai IMT (indeks massa tubuh). Indeks massa
tubuh (IMT) adalah metode yang murah, mudah dan sederhana untuk
34
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
(dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter)
(Rina, 2015).
berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi laki-laki dan
perempuan.
Table 2. 2
Ketagori Kg/m2
BB kurang <
BB normal 18.
Overweight 5
Obesitas I 18.
Obesitas II 5–
22.
9
23.
0–
24.
9
25.
0–
29.
9
> 30
35
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
dapat mempertahankan suasana lingkungan luka dalam keadaan
dan albumin minimal satu minggu sekali, karena adanya anemia dan
lebih 3,5g/dl. Perlu juga dilakukan monitor glukosa darah secara ketat,
i. Penyakit hipertensi
36
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Hipertensi merupakan keadaan dimana seseorang mengalami
tinggi ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120mmHg dan tekanan
Table 2. 3
37
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
-
159
mm
Hg
160
-
179
mm
Hg
>18
0
mm
Hg
j. Kebiasaan merokok
pembuluh darah ke arah kaki yaitu arteri dorsalis pedis, poplitea dan
Pada penderita Diabetes Melitus yang merokok ≥12 batang per hari
38
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Kebiasaan merokok akibat dari nikotin yang terkandung di dalam
a) Terapi antibiotika
(Gitarja, 2011).
39
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
digunakan pada jaringan nekrosis/slough dan tidak digunakan pada
Perawatan luka merupakan salah satu tehnik yang harus dikuasi oleh
dan penutupan tepi luka serta pemilihan balutan yang tepat. jika
perawatan luka akut tidak sesuai, maka akan terjadi komplikasi luka
menjadi kronis.
Luka kronis menjadi salah satu luka yang kompleks dan membutuhkan
kronis dapat terjadi akibat komplikasi dari luka akut yang tidak
40
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1) Melepaskan atau mengangkat jaringan nekrotik untuk meningkatkan
penyembuhan luka
3) Menyerap eksudat.
2013)
prosese tersebut dapat dibagi menjadi empat fase yaitu : (1) Fase
a. Fase Hemostatis
41
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
trombosit. Tidak terkontrolnya kadar glukosa dalam darah
2015).
b. Fase Inflamasi
42
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
pada luka dan luka yangsudah mengarah dalam keadaan kronis.
karena zat Inflamasi dalam luka kronis lebih tinggi daripada luka
c. Fase Proliferasi
pada fase ini. Hal ini juga disebabkan karena kekurangan oksigen
43
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
migrasi dari keratinosit yang nantinya akan membentuk lapisan
d. Fase Remodeling
dalam posisi yang lebih padat. Maturasi jaringan seperti ini terus
Management perawatan luka terdiri dari tiga tahap, yaitu wound cleansing,
1) Wound cleansing
44
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
pada permukaan luka, kemudian mengangkat atau membuang materi-
nekrotik bersihkan dengan normal saline selama 10-14 hari dan dapat
dihentikan ketika luka bersih dan tidak terdapat debris (Susman, 2012).
Prinsip pembersihan luka adalah dari pusat luka ke arah luar secara hati-
hati atau dari bagian luar dahulu kemudian bagian dalam dengan kassa
45
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
menggunakan tekanan tinggi sedangkan pada luka yang bergranulasi
2) Debridement
eksudat, bakteria, dan sisa metabolik dari luka untuk membantu proses
jaringan sendiri atau slough yang menempel pada luka. (peristiwa autolysis)
(Syamsuhidayat, 2010).
46
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
dilakukan pada pasien dengan luka diabetik. Terutama untuk
luka. Balut primer adalah balut yang berkontak dengan luka, sedangkan
mati, melindungi luka dari trauma dan robekan lebih lanjut, menjaga
(Sjamsuhidajat, 2011).
47
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
basah dengan terowongan yang dalam) Penggunaan alginate dressing
adalah pada luka dengan eksudasi sangat banyak seperti : luka yang
dehicence, tunnels, saluran sinus, luka donor skin graft, luka tendon
bergranulasi atau nekrosis, luka donor, skin tears dan bias dipakai
gel yang tersusun dari struktur polymer yang berisi air dan berguna
48
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Metode perawatan luka konvensional merupakan metode perawatan luka
untuk melindungi luka dari trauma mempertahankan area luka atau untuk
penekanan luka dan area sekitar luka dan mencegah kontaminasi bakteri.
perawatan modern, hal ini dapat di sebabkan karna penggatian kasa setiap
tertutup atau yang dikenal dengan moist wound healing adalah metode
49
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
teknik konvensional dan modern :
absorben.
(Sundari,2017).
BWAT merupakan alat evaluasi luka ulkus diabetikum yang terdiri dari 13
likert (1, paling baik untuk parameter tersebut; 5, paling buruk). Total skor
dari setiap parameter akan dijumlahkan dan dimasukkan dalam status luka.
rumah sakit atau klinik khusus perawatan luka pada luka yang tidak
dimana skor untuk penilaian pengkajian luka ulkus diabetik pada instrument
BWAT beada pada rentang 1-60 dan terbagi atas 3 bagian yakni jaringan
50
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
sehat (skor 1-12), regenerasi luka (13-59) dan degernerasi luka (>60). Hal ini
ulkus kaki diabetik karena memiliki karakteristik penilaian luka yang lebih
H. Konsep Madu
1. Definisi Madu
merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki rasa manis dan kental
yang berwarna emas sampai cokelat gelap dengan kandungan gula yang
Madu adalahbahan alami yang memiliki rasa manis yang dihasilkan oleh
lebah dari nektar atau sari bunga atau cairan yang berasal dari bagian-
51
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
cairan alami yang biasanya memiliki rasa manis, yang berasal dari nektar
2. Kandungan Madu
Madu terdapat 181-200 zatyang berbeda (Fereiraet al, 2009)dan terdiri dari
(1,31 % sukrosa, laktosa 7,11 %, dan maltosa 7,31 %), dan air (15-23%)
(Fatma, 2017). Selain itu, Madu memiliki kandungan vitamin (B1, B2, B5,
B6, dan C), mineral (Ca, Na, P Fe, Mg, Mn) dan enzim berupa diatase
selain enzim diatas yang berperan untuk mengubah glikogen menjadi gula-
eksternal yakni tergantung dari serbuk sari yang dihisap oleh lebah
penghasil madu. Selain itu jika kidrogen peroksia yang tinggi menujukan
52
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
beberapa parameter penting yang bertanggung jawab dalam stabilitas
fermentasi seperti kadar air, keasaman madu dan kadar gula. Semakin
tinggi konsentrasi air daan keasaman madu yang terkandung dari total
madu tersebut serta jika konsentrasi kadar gula yang terkandung rendah
madu dapat berasal dari alam langsung yang dibawa oleh lebah yang
air yang tinggi sehingga mengurangi daya simpan madu sehingga dapat
karbondioksida (Hariyati,2010).
3. Manfaat Madu
Madu sudah sangat sering digunakan oleh manusia untuk bahan makanan
53
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
berikut:
a. Sumber Energi
b. Antioksidant
c. Anti bakteri
darah putih terhadap virus. Selain itu, madu jugabekerja sebagai anti-
2018).
54
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
d. Penyembuhan Luka
transition (EMT).
55
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
mempengaruhi degradasi kolagen tipe IV (Martinotti & Ranzato,
2018).
Madu asli memang memiliki khasiat yang banyak bagi kesehataan. Ada
banyak cara untuk mengetahui madu tersebut asli atau bukan. Madu asli
kemampuan untuk menyerap air. Dengan sifat ini, jika madu dibiarkan
bertambah encer.
3) Madu asli jika dituangkan ke dalam air hangat tidak akan pecah
atau air akan tetap jernih sebelum campuran tersebut diaduk. Hal ini
berbeda dengan madu campuran, bagi madu yang sudah dicampur akan
air. Pada madu asli akan lebih keruh, sedangkan pada madu paalsu
biasanya lebih jernih. Hal ini dapat terjadi karena pada madu asli
56
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
maka madu asli akan berubah warnanya menjadi cokelat pekat, buih
menjadi lembut dan ketika ditarik dengan lidi tidak adan menjadi
buihnya tidak akan keluar dari sendok dan bila sudah dingin jika ditarik
dengan lidi akan menjadi seperti kawat dan mudah patah ( Nurheti,
2016).
Genuk Semarang) tahun 2012 di dapatkan hasil bahwa 0,008 (p<0,005). Ini
hasil penelitian ini adalah agar terapi madu dapat dilakukan sebagai salah
satu terapi pengganti untuk menanggulangi IKD akibat diabetes (Radiant Eka
Luka Kronis Yang Tidak Sembuh di dapatkan hasil luas permukaan dengan
nilai p. 0. 0001, luas permukaan luka menurun dengan nilai p. 0. 000, dan
57
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
nyeri berkurang dengan nilai p. 0. 000. Terdapat perbedaan yang signifikan
Hasil penelitian yang dilakukan Riani dan Fitri Handayani tahun 2017
yang di dapatkan mean 0,1 pada peringkat luka, 0,4 pada jaringan dan 0,2
lebih efektif dengan hasil mean pada variable luka 1,6, dan pada jaringan dan
sebagian besar dalam kategori berat yaitu 9 responden (90%). Derajat luka
58
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Dengan demikian, terapi madu sangat membantu dalam proses penyembuhan
dibandingkan dengan NaCl, povidone iodine dan terapi lainnya (nilai p < 0.
penggunaan madu sebagai salah satu terapi topikal yang efektif dalam
perawatan luka kronis dikarenakan kandungan nutrisi atau khasiat (Etty et al,
2021).
J. Kerangka Teori
sebagai berikut :
59
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Faktor-faktor Diabetus
melitus Type II
Usia Komplikasi
Obesitas
Penyakit cardio vaskuler
Genetic
Penyakit retinopathy
Gaya hidup
Penyakit nefrophaty
Penyakit neurophaty
Perawatan Luka
Modern MWH (Moist Wound Healing)
Konvensional (NaCl, betadine, kasa)
Komplementer (perawatan + madu)
Manfaat madu
Sumber energy
Antioksidan
Pertumbuhan granulasi
Anti bakteri
ulkus diabetikum
Penyembuhan luka
Nontji, Hariarti, & Arafat, 2015 ; Yanghoobi et al, 2013 ; Sinno &
K. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah uraian yang saling berkaitan antara konsep satu
dengan konsep lainnya atau variabel satu dengan variabel lainnya dari
60
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Variable Independen Variabel Dependen
L. Hipotesis
Ulkus diabetik
61
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
efektif dan efisien Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik komperatif
menggunakan desain pre and posstest without control yaitu desain penelitian
yang dilakukan dengan cara melakukan intervensi pada suatu kelompok tanpa
Gambar 3. 1
R 01 Control) X 02
Keterangan :
pertama (pretest)
62
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
B. Variabel Penelitian
antara satu orang dengan lainnya dan di teliti dalam suatu penelitian, yang
1. Variable Independen
2. Variabel Dependen
C. Definisi Operasional
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Definisi
63
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data
64
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
s
s
m
e
n
t
T
o
o
l)
Wound
1. Populasi
Populasi adalah subjek atau objek yang memenuhi karakter yang telah di
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
65
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yang dianggap mewakili seluruh populasi ( N otoa tmo djo 2 01 3 ) .
𝒏= 𝑵
𝟏+𝑵 𝒆 𝟐
Keterangan :
yang masih bisa ditolerin dalam rumus slovin ada ketentuan sebagai
berikut: nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar nilai e
= 34
𝟏+34(0,2) 𝟐
= 34
𝟏+34(0,04) 𝟐
= 34
1+1,36
= 34
66
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2,36
= 14,5 = 14 responden
a. Kriteria inkulsi
dirumah
b. Kriteria eksklusi
lain:
67
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4) Pasien tidak bersedia menjadi responden
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
F. Etika Penelitian
Etika penelitian yaitu hak objek penelitian dan yang lainnya yang harus
(Nursalam 2017).
dengan partisipasi mereka dalam suatu obyek riset (Arikunto 2014). Pada
68
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
penelitian ini kerahasiaan identitas subyek sangat diutamakan, sehingga
pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
disebarluaskan.
69
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
(beneficience). Kemudian meminimalisir resiko/dampak yang merugikan
G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
Ulkus diabetik.
diabetik.
70
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
menggunakan kompres madu terhadap pertumbuhan granulasi pada
a. Validitas
Validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat
akurat jika menggunakan alat ukur tidak valid (Kusuma 2011). Untuk
tersebut memenuhi taraf signifikan di atas tabel. Bila r hitung > r tabel
maka Ho ditolak, artinya variabel valid, bila r hitung < r tabel maka Ho
b. Reliabilitas
tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
71
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
sebagai r hasil adalah nilai “alpha”. Ketentuannya bila r alpha > r
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subjek dan proses
yang dilakukan setiap hari selama 7 hari, lalu menggunakan lembar observasi
langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh
dan belum siap untuk disajikan. Memperoleh penyajian data sebagai hasil
1. Editing
hasil dari lembar observasi dan lembar kuisioner yang dilakukan peneliti.
observasi dan lembar kuisioner apakah sudah terisi dengan lengkap, jelas,
72
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
relevan dan konsisten.
2. Coding
Setelah data yang sudah benar dan tepat yang diperoleh dari hasil
granulasi pada luka gangren yang sudah sesuai SOP dan data melalui
program SPSS.
Apabila semua data dari setiap sumber data atau reponden selesai
J. Analisa Data
1. Analisa Univariat
73
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
tiap variabel (Notoatmodjo, 2013). Pada analisa univariat menggunakan
2. Analisa bivariate
mempunyai
ditolak. Jika nilai P-value dengan nilai α = >0,05 maka Ho diterima dan
kategorik lebihd dari dua grup berupa skala ordinal dengan pemantauan
berturut-turut
K. Jalannya Penelitian
1. Penyusunan proposal
74
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
disetujui adalah pengaruh pemberian perawatan luka menggunakan
Pringsewu.
f. Sidang proposal
g. Perbaikan proposal
2. Penelitian
kriteria eksklusi.
75
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
inginkan dengan di dampingi oleh perwakilan dari pihak RSUD
turut.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
2) Univariat
76
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,
Karakteristik f %
Jenis Kelamin
Perempuan 10 71,4
Laki-Laki 4 28,6
Pekerjaan
IRT 9 64,3
Wiraswasta 4 28,6
Tani 1 7,1
Pendidikan
SD 1 7,1
SMP 6 42,9
SMA 7 50
Total 14 100,0
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa sebagian besar responden
56,07 (8,77) tahun dengan umur paling muda 36 tahun dan paling tua
77
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
rata-rata 267,29 (67,14) mg/dl dengan kadar paling rendah 217 mg/dl
ulkus diabetic.
78
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
s/d
10
0
%
lu
ka
ter
isi
gr
an
ul
asi
ata
u
jar
in
ga
n
tu
m
bu
h
Terang, merah 0 0 0 0 0 0 0 0 8 57,1 4 28,6 2 14,3
seperti daging
<75% dan >
25% luka terisi
granulasi
Pink, dan atau 4 28,6 6 42,9 9 64,3 1 71,4 3 21,4 3 21,4 5 35,7
pucat, merah
kehitaman dan 0
atau luka < 25%
terisi granulasi
Tidak ada 1 71,4 8 57,1 5 35,7 4 28,6 2 14,3 2 14,3 0 0
jaringan
granulasi 0
Total 1 100 1 100 1 100 1 100 1 100 1 100 1 100
4 4 4 4 4 4 4
79
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
dan atau pucat, merah kehitaman dan atau luka < 25% terisi granulasi
(28,6%). Pada hari kedua kondisi luka yang tidak ada granulasi sudah
menjadi Pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau luka < 25% terisi
luka yang tidak ada granulasi sudah menurun (35,7%), dan didapakan
sebagain besar sudah menjadi Pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau
luka < 25% terisi granulasi (64,3%). Pada hari keempat kondisi responden
yang tidak ada granulasi sudah menurun (28,6%), kemudian kondisi luka
menjadi sebagian besar Pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau luka <
25% terisi granulasi (71,4%). Pada hari kelima didapatkan 14,3% yang tidak
ada granulasi, sebanyak 21,4% yang mengalami Pink, dan atau pucat, merah
kehitaman dan atau luka < 25% terisi granulasi, sebanyak 57,1% Terang,
merah seperti daging <75% dan > 25% luka terisi granulasi, Sebanyak 57,1 %
terang , merah seperti daging : 75 % s/d 100% luka terisi granulasi atau
dengan kondisi tanpa granulasi, sebanyak 21,4% dengan kondisi Pink, dan
atau pucat, merah kehitaman dan atau luka < 25% terisi granulasi, sebanyak
28,6% didapatkan Terang, merah seperti daging <75% dan > 25% luka terisi
didapatkan 35,7% pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau luka <
25% terisi granulasi, Sebanyak 14,3% Terang, merah seperti daging <75% dan
> 25% luka terisi granulasi, sebanyak 21,4% Terang , merah seperti daging :
80
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
75 % s/d 100% luka terisi granulasi atau jaringan tumbuh, sebanyak 28,6%
3) Bivariat
Berdasarkan tabel 4.4 Hasil analisis pada variabel kompres madu dengan
95% (α < 0.05) didapatkan hasil yaitu p-value = 0.000 (α < 0.05), sehingga
gangren pada pasien ulkus diabetik di ruang bedah Rsud Pringsewu tahun
2021.
B. Pembahasan
1. Univariat
a. Jenis Kelamin
81
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
(71,4%), sedangkan sisanya adalah laki-laki (28,6%). Pada kasus
sama diantara pria dan wanita, namun sedikit lebih tinggi pada pria
yang berusia kurang dari 60 tahun dan wanita pada usia yang lebih
dengan kaki diabetik adalah pria dan 15,4% adalah wanita. Penyebab
82
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
usia), perbedaan kebiasaan hidup seperti kebiasaan merokok dan
muda.
penelitian ini.
b. Pekerjaan
83
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
mendukung adalah lingkungan pekerjaan, olehnya itu pekerjaan
(Notoatmodjo, 2015).
bahwa umur > 45 tahun termasuk faktor risiko kasus diabetes mellitus
sebagian besar reponden yang memiliki ulkus adalah petani dan IRT.
Melitus.
IRT. Pada pekerjaan IRT dikaitkan dengan aktifitas fisik yang sedikit
c. Pendidikan
84
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Pada penelitian ini, didapatkan setengahnya berpendidikan SMA
berpendidikan SD (7,1%).
pola makan yang lebih sehat dan layanan kesehatan yang bersifat
maupun tinggi saat ini tidak dapat lagi menjadi tolak ukur tidak
85
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
terjangkitnya seseorang dari suatu penyakit.
oleh perawat.
d. Umur
paling muda 36 tahun dan paling tua adalah 67 tahun. Banyak faktor
dengan cepat setelah usia >40. Usia anak sampai dewasa memiliki
pertumbuhan luka yang lebih cepat dari pada orang tua. Karena hal
86
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Sel kulitpun berkurang keelastisitasannya dikakibatkan dari
tipe 2 dengan ulkus diabetik di RSUD Kab. Sidrap dan pada variabel
tangga dan pensiunan. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada
melitus tipe 2 dengan ulkus diabetik di RSUD Kab. Sidrap. Temuan ini
penyembuhan luka ulkus diabetikum akan semakin lama. Hal ini karena
sedikit.
87
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
e. Gula Darah Sewaktu
267,29 (67,14) mg/dl dengan kadar paling rendah 217 mg/dl dan
Melitus dilihat dari hal yaitu Gula Darah Sewaktu (GDS) dan glukosa
sirkulasi darah terutama pada kaki dengan gejala, sakit pada tungkai
ketika berdiri, berjalan atau beraktivitas fisik, kaki terasa dingin, kaki
terasa nyeri saat beristirahat dan malam hari, telapak kaki terasa sakit
88
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
setelah berjalan, luka sukar sembuh, tekanan nadi menjadi kecil atau
tidak teraba, perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru-
diabetikum.
darah sebagian besar responden dalam ketegori tidak terkontrol (> 200
89
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Malang dengan nilai Sig. = 0,000 (α ≤ 0,05).
darah dan metabolism. Kadar gula darah yang tinggi akan berdampak
jaringan granulasi.
Pada penelitian ini hari pertama sebagian besar luka tidak ada jaringan
Pada hari pertama diberikan kompres madu setiap hari selama satu kali
sehari kemudian peneliti memantaunya selama tujuh hari. Pada hari ketujuh
kondisi < 25% terisi granulasi, Sebanyak 14,3% luka dalam kondisi (25-75%
luka terisi granulasi), sebanyak 21,4% (75 - 100%) luka terisi granulasi, dan
ulkus diabetes derajat satu dan dua. Pada derajat I Ulkus superficial
terbatas pada kulit. Pada derajat II Ulkus dalam menembus tendon dan
90
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
diabetes yang tidak sembuh dalam 7 hari.
ada luka pada penderita yang tidak jarang di rasakan, dan bisa berkembang
2016).
tersebut dapat dibagi menjadi empat fase yaitu : (1) Fase Hemostatis (2)
Fase Imflamasi (3) Fase Proliferasi (4) Fase Remodeling (Sinno &
luka terjadi pada hari ke 3-14 yaitu pada fase proliferasi. (Syabariah,
2015).
91
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yang terus memasok faktor pertumbuhan merangsang angiogenesis,
terakhir pada fase ini. Hal ini juga disebabkan karena kekurangan
92
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
untuk memfasilitasi lingkungan lesi menjadi lembap sehingga
infeksius.
2. Bivariat
Pada penelitian ini didapatkan p-value = 0.000 (α < 0.05), sehingga dapat
93
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
gangren pada pasien ulkus diabetik di ruang bedah RSUD Pringsewu
tahun 2021.
pemilihan balutan yang tepat. jika perawatan luka akut tidak sesuai, maka
proteksi yang mencegah infeksi. Madu juga memiliki efek anti inflamasi
pada proses penyembuhan luka. Madu dapat dioleskan pada luka, tekanan
osmosis pada madu akan menyerap kandungan air diluka sehingga luka
94
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
kapasitas regeneratif sel-sel kulit serta meningkatkan reepitelisasi yang
pada lokasi luka, dan manjadi batas protektif untuk meminimalisir kontak
antara luka dengan agen infeksius (Meo et al. , 2017). Madu dinilai efektif
95
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
(MMPs) seperti MMP-9 dan kemudian akan mempengaruhi degradasi
Ini menunjukkan bahwa penggunaan madu alami dan NaCl lebih efektif
hasil penelitian ini adalah agar terapi madu dapat dilakukan sebagai salah
Hasil penelitian yang dilakukan Riani dan Fitri Handayani tahun 2017
96
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Healing’’ Dan Terapi Komplementer “ NaCl 0. 9% + Madu Asli”
Bangkinang. Hasil yang di dapatkan mean 0,1 pada peringkat luka, 0,4
pada jaringan dan 0,2 pada epitalisasi sementara perawatan luka dengan
metode MWH dinyatakan lebih efektif dengan hasil mean pada variable
luka 1,6, dan pada jaringan dan epitelisasi 0,4 dan hasil perbandingan
97
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
diabetikum dapat meningkatkan proses pertumbuhan granulasi secara
Pada luka yang tidak tumbuh granulasi dapat diakibatkan karena beberapa
Kelemahan pada penelitian ini karena peneliti tidak meneliti faktor lain
diabetikum.
98
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB V
A. Kesimpulan
umur responden adalah 56,07 (8,77) tahun dengan umur paling muda 36
tahun dan paling tua adalah 67 tahun. Gula darah sewaktu sebelum
2. kondisi luka ganren pada hari pertama perawatan sampai hari ke tujuh.
Pada hari pertama sebagian besar luka tidak mengalami granulasi (71,4%)
sedangkan sisanya Pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau luka < 25%
terisi granulasi (28,6%). Pada hari kedua kondisi luka yang tidak ada granulasi
sisanya menjadi Pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau luka < 25%
kondisi luka yang tidak ada granulasi sudah menurun (35,7%), dan didapakan
sebagain besar sudah menjadi Pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau
luka < 25% terisi granulasi (64,3%). Pada hari keempat kondisi responden yang
99
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
tidak ada granulasi sudah menurun (28,6%), kemudian kondisi luka menjadi
sebagian besar Pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau luka < 25% terisi
granulasi (71,4%). Pada hari kelima didapatkan 14,3% yang tidak ada granulasi,
sebanyak 21,4% yang mengalami Pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan
atau luka < 25% terisi granulasi, sebanyak 57,1% Terang, merah seperti daging
<75% dan > 25% luka terisi granulasi, Sebanyak 57,1 % terang , merah seperti
daging : 75 % s/d 100% luka terisi granulasi atau jaringan tumbuh dan
sebanyak 7,1% dengan kondisi Intensitas kulit Granulasi/ jaringan tumbuh. Pada
sebanyak 21,4% dengan kondisi Pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau
luka < 25% terisi granulasi, sebanyak 28,6% didapatkan Terang, merah seperti
daging <75% dan > 25% luka terisi granulasi, sebanyak 35,7% didapatkan
jaringan. Pada hari ketujuh didapatkan 35,7% pink, dan atau pucat, merah
kehitaman dan atau luka < 25% terisi granulasi, Sebanyak 14,3% Terang, merah
seperti daging <75% dan > 25% luka terisi granulasi, sebanyak 21,4% Terang ,
merah seperti daging : 75 % s/d 100% luka terisi granulasi atau jaringan tumbuh,
menggunakan uji friedman tes pada tingkat kepercayaan 95% (α < 0.05)
100
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
gangren pada pasien ulkus diabetik di ruang bedah Rsud Pringsewu tahun
2021.
B. Saran
1. Saran Teoritik
lebih banyak, pada waktu yang lebih lama sampai luka sembuh total,
2. Saran Praktis
b. Bagi Peneliti
d. Bagi Universitas
dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk dibaca oleh khalayak yang
lebih banyak
101
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR PUSTAKA
Awaluddin, Syarifah, A., & Nurhayatina. (2019). Perbedaan Efektifitas Madu Dan
Sofratulle Terhadap Penyembuhan Luka Diabetik Pada Pasien Diabetes
Mellitus Awaluddin, Anita Syarifah, Nurhayatina Stikes Tengku
Maharatu, Pekanbaru, Riau. Ensiklopedia Of Journal, 2(1), 187–195.
Khan Fr, Ulabadin Z, R. N. (2007). Honey: Nutritional And Medicinal Value. Int
102
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
J Clinpract, 61(10), 1705–1707.
Manual For Health Professionals. 3rd Ed. Lippincott Williams & Wilkins.
Philadelphia.
Martinotti, S., & Ranzato, E. (2018). ). Honey, Wound Repair And Regenerative
Medicine. Journal Of Functional Biomaterials, 9(2).
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.3390/Jfb9020034
Maryani, A., Gitarja, W. S., Dan Ekaputra, E. (2011). Metode Perawatan Luka.
Dalam: Seminar Nasional Keperawatan, 13 November 2011. Psik
Universitas Jember.
Meo, S. A., Al-Asiri, S. A., Mahesar, A. L., & Ansari, M. J. (2017). Role Of
Honey In Modern Medicine. Saudi Journal Of Biological Sciences,
24(5), 975–978.
Molan P, R. T. (2015). The Evidence And The Rationale For The Use Of Honey
As A Wound Dressing. Woundpract Res, 27(6), 141–151.
103
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Cipta.
Putri, D. (2019). Buku Ajar Anatomi & Fisiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan.
Prima Berkah.
Sinno, H., & Prakash, S. (2013). Complements And The Woung Healing
Cascade: An Update Review. Plastic Surgery International, Article Id
146764, 7.
Sjamsuhidajat. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Ii. Jakarta : Egc
Sudaryanto, H. (2010). Analisis Kualitas Fisik Dan Kimia Madu Lebah Di Desa
Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Universitas Islam
Sultan Syarif Kasim Riau.
Suyono S. Diabetes Melitus Di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Iv Ed.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fk Ui; 2006.
104
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Syabariah, S. (2015). Ibration Adjuvant Wound Therapy Enhances The Healing
Of Diabetic Foot Ulcers: An Interim Analysis Of 31 Patient. Jurnal
Online Keperawatan Dan Kesehatan Stik Muhammadiyah Pontianak,
5(2).
105
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
LAMPIRAN
106
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
INFORMASI
sebaliknya.
Tujuan Penelitian:
Kriteria inklusi
107
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Pasien rawat jalan yang masih melakukan
ditanda tanggani.
4. Peneliti akan melakukan penerapan perawatan luka dengan madu setiap pagi
luka.
penelitian.
108
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Penjelasan mengenai manfaat langsun untuk subjek dan masyarakat
luka.
Manfaat umum adalah sebagai sumber informasi dan pengetahuan bagi pasien
dan keluarga mengenai perawatan luka dengan pemanfaatan bahan herbal yaitu
luka ganggren.
Kerahasiaa ndata:
sehingga peneliti tidak mencantumkan nama hanya memberikan kode pada setiap
lembar persetujuan dan menulis inisial nama. Data dari responden yang berasal
dari mengisi kuisoner atau lembar identitas pasienakan dirahasiakan dan akan di
digunakan data tersebut nantinya akan dimusnakan dengan cara dibakar oleh
terjagakerahasianya.
Kesukarelaan:
Prinsip penelitian ini adalah sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Subjek mengikuti keikutsertaan selama 1 waktu saja tanpa ada tambahan waktu
109
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
dilain waktu penelitian
pasien yang tidak kooperatif selama proses penelitian dan pasien yang dirawat
inaphanya1hari saja.
atau peneliti:
Tidak Relevan
Pertanyaan:
No.HP :081371202704
Email :dewi.142012017016@student.umpri.ac.id
110
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSPUNTUK IKUT
SERTA DALAM PENELITIAN(INFORMEDCONSENT)
Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini
arsip saya.
Saya setuju:
Ya/Tidak*)
Tgl.: Tandatangan
(bila tidak bisa
dapat digunakan
cap jempol)
Nama Peserta:
Usia:
Alamat:
111
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Nama Peneliti:
Nama Saksi:
114
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1. Pinset Anatomi
2. Pinset Chirurgis
3. Gunting Debridement
4. Kasa Steril
5. Kom: 3 buah
1. Sarung tangan
2. Gunting Plester
5. Desinfektant
6. NaCl 0,9%
7. Bengkok
8. Verband
10. Madu
B. FASE INTERAKSI
1. Memberikan salam teraupetik dan menyapa nama pasien
115
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
C. FASE KERJA
- Menjaga privacy pasien
- Membuka peralatan
1.Wound cleansing
2. Melakukan debridement
madu
3. Dressing
- Merapikan pasien
116
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
D. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
117
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Alat :
Bahan
118
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Persetujuan Penelitian Bersama Kepala Ruangan Bedah RSUD Pringsewu
119
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Observasi Selama 7 Hari
Hari Ke- 1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
Hari Ke-7
120
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Kompres Madu
121
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
122
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
123
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
124
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
125
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
126
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
127
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
128
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
129
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
130
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
131
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
132
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung