Anda di halaman 1dari 130

SKRIPSI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KESEHATAN MENTAL


REMAJA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SMPN KOTA PADANG

Penelitian Keperawatan Jiwa

MIFTAH FAUZIYAH
NIM. 1711313037

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
DESEMBER 2021
SKRIPSI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KESEHATAN MENTAL


REMAJA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SMPN KOTA PADANG

Penelitian Keperawatan Jiwa

MIFTAH FAUZIYAH
NIM. 1711313037

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
DESEMBER 2021

i
SKRIPSI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KESEHATAN MENTAL


REMAJA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SMPN KOTA PADANG

Penelitian Keperawatan Jiwa

SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Pada Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas

oleh
MIFTAH FAUZIYAH
NIM. 1711313037

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
DESEMBER 2021

ii
PERSETUJUAN SKRIPSI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KESEHATAN MENTAL


REMAJA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SMPN KOTA PADANG

Nama : Miftah Fauziyah


No Bp: 1711313037

Skripsi ini telah disetujui


Tanggal 25 November 2021

Oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr.dr.Susmiati, M.Biomed Ns.Mulyanti Roberto Muliantino, M.Kep

NIP. 19720519 200312 2 001 NIP. 19870202 201903 2 013

Mengetahui:
Ketua Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas

Ns. Yelly Herien, M.Kep


NIP. 19880704 201903 2 012

iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KESEHATAN MENTAL


REMAJA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SMPN KOTA PADANG

Nama : Miftah Fauziyah


No Bp: 1711313037

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji pada Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas pada tanggal 9 Desember 2021

Panitia penguji,

1. Dr.dr. Susmiati, M.Biomed (……………...…….………)

2. Ns. Mulyanti Roberto Muliantiono, M.Kep (……………….……………)

3. Nelwati, S.Kp, MN, Ph.D (……...…………………….)

4. Gusti Sumarsih, S.Kp, M.Biomed (……………….……………)

5. Ns. Dewi Murni, M.Kep (………………………….…)

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatNya

yang selalu dicurahkan kepada seluruh makhlukNya. Salawat serta salam

dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan nikmat dan

hidayahNya, penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kesehatan Mental Remaja pada Masa Pandemi

COVID-19 di SMPN Kota Padang.

Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Ibu Dr.dr.

Susmiati, M.Biomed sebagai pembimbing utama dan Ibu Ns. Mulyanti Roberto

Muliantino, M.Kep sebagai pembimbing pendamping, yang telah dengan telaten

dan penuh kesabaran membimbing saya dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih

yang tak terhingga juga disampaikan kepada Pembimbing Akademik saya, Esi

Efriyanti, M.Kes yang telah banyak memberi saya motivasi, nasehat dan

bimbingan selama saya mengikuti perkuliahan di Fakultas Kperawatan

Universitas Andalas. Selain itu saya juga mengucapkan terima kasih pada:

1. Ibu Hema Malini, S.Kp.,MN.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas

2. Ibu Ns. Yelly Herien, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu

Keperawatan Universitas Andalas

3. Ibu Nelwati, S.Kp.,MN.,Ph.D, Ibu Gusti Sumarsih, S.Kp, M.Biomed, dan

Ibu Ns. Dewi Murni, M.Kep selaku penguji yang telah memberikan

masukan, kritikan dan saran menuju kesempurnaan skripsi ini.

v
4. Seluruh dosen dan staff akademik Fakultas Keperaatan Universitas

Andalas

5. Keluarga besar angkatan A 2017 Fakultas Keperawatan Universitas

Andalas yang telah memberikan semangat, dukungan yang diberikan

kepada peneliti selama proses perkuliahan.

Terakhir, ucapan terima kasih tulus saya kepada kedua orang tua saya,

abang dan kakak saya yang telah memberikan hampir seluruh waktunya untuk

suksesnya pendidikan saya.

Akhirnya harapan penuh penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Penulis

vi
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
DESEMBER 2021

NAMA : Miftah Fauziyah


NIM : 1711313037

Hubungan Aktivitas Fisk Dengan Kesehatan Mental Remaja Pada Masa Pandemi
COVID-19 Di SMPN Kota Padang

ABSTRAK

Pandemi Covid-19 yang merupakan penyakit infeksi emergensi yang tiba-tiba


datang menyerang dan penularan yang sangat progresif membuat aktivitas
seseorang menjadi terbatas dan mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas
fisik karena adanya pemberlakuan jarak sosial untuk mengurangi resiko
penularan. Melakukan aktivitas fisik penting untuk menjaga kesehatan mental
selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan mental remaja pada masa pandemi
Covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional. Pengambilan sampel dengan teknik stratified random sampling yaitu
sebanyak 246 responden di SMPN Kota Padang. Penelitian ini menggunakan
kuesioner Physical Activity Questionaire- Adolescent (PAQ-A) untuk
mengumpulkan data aktivitas fisik dan kuesioner Self Reporting Questionaire- 20
(SRQ- 20) untuk data kesehatan mental yang disebarkan secara online
menggunakan google form. Analisa data menggunakan uji Chi-square. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik
dengan kesehatan mental remaja (p value = 0,000; OR 2,660; CI 1,568-4,515).
Disarankan kepada remaja untuk dapat meningkatkan kesehatan mental yang baik
selama masa pandemi Covid-19 dan mencari tahu terkait aktivitas fisik yang dapat
dilakukan selama masa pandemi COVID-19 guna menurunkan masalah kesehatan
mental selama masa pandemi COVID-19.

Kata Kunci : COVID-19, Remaja, Aktivitas Fisik, Kesehatan Mental

vii
FACULTY OF NURSING
ANDALAS UNIVERSITY
DESEMBER 2021

Name : Miftah Fauziyah


Register Number : 1711313037

The relationship between physical activity and adolescent mental health during
the COVID-19 pandemic at SMPN Padang City

ABSTRACT

The Covid-19 pandemic, which is an emergency infectious disease that suddenly


attacks and has very progressive transmission, limits one's activities and results in
a decrease in physical activity due to the implementation of social distancing to
reduce the risk of transmission. Doing physical activity is important to maintain
mental health during the Covid-19 pandemic. This study aims to determine the
relationship between physical activity and adolescent mental health during the
Covid-19 pandemic. This type of research is quantitative research with a cross
sectional design. Sampling with stratified random sampling technique is as many
as 246 respondents at SMPN Padang City. This study used the Physical Activity
Questionnaire- Adolescent (PAQ-A) questionnaire to collect physical activity data
and the Self Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20) questionnaire for mental
health data distributed online using google form. Data analysis using Chi-square
test. The results showed that there was a significant relationship between physical
activity and adolescent mental health (p value = 0.000; OR 2.660; CI 1.568-
4.515). It is recommended for teenagers to be able to improve good mental health
during the Covid-19 pandemic and find out about physical activities that can be
done during the COVID-19 pandemic to reduce mental health problems during
the COVID-19 pandemic.

Keywird : COVID-19, Adolescent, Physical Activity, Mental health

viii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam ...................................................................................... i

Halaman Prasyarat Gelar .................................................................................... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing .....................................................................iii

Lembar Penetapan Panitia Penguji .................................................................... iv

Ucapan Terima Kasih ......................................................................................... v

Abstrak ............................................................................................................. vii

Abstract ...........................................................................................................viii

Daftar Isi ............................................................................................................ ix

Daftar Bagan ....................................................................................................xiii

Daftar Tabel .................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 9

C. Tujuan .................................................................................................... 9

D. Manfaat ................................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN .......................................................... 11

A. Coronavirus Disease (COVID-19) ...................................................... 11

1. Defenisi COVID-19 ....................................................................... 11

2. Dampak COVID-19 ....................................................................... 11

B. Remaja .................................................................................................. 12

ix
1. Defenisi Remaja ............................................................................. 12

2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Remaja ............................. 13

C. Kesehatan Mental ................................................................................. 15

1. Defenisi Kesehatan Mental ............................................................ 15

2. Tanda dan Gejala Gangguan Mental .............................................. 16

3. Gangguan Mental pada Remaja ..................................................... 18

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja .... 19

5. Dampak Jika Gangguan Kesehatan Mental Tidak Diatasi ............. 23

D. Aktivitas Fisik ...................................................................................... 23

1. Defenisi Aktivitas Fisik ................................................................. 23

2. Jenis-Jenis Aktivitas Fisik .............................................................. 24

3. Manfaat Aktivitas Fisik Bagi Remaja ............................................ 25

4. Aktivitas fisik selama masa Pandemi COVID-19 .......................... 26

BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................... 28

A. Kerangka Teori ..................................................................................... 28

B. Kerangka Konsep ................................................................................. 29

C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 29

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 31

A. Jenis Penlitian ....................................................................................... 31

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 31

C. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 34

E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 36

F. Etika Penelitian .................................................................................... 38

x
G. Metode Pengambilan Data ................................................................... 40

H. Analisis Data ........................................................................................ 44

BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................... 46

A. Gambaran Umum Penelitian ................................................................. 46

B. Karakteristik Responden ....................................................................... 47

C. Analisa Univariat .................................................................................. 47

D. Analisa Bivariat ..................................................................................... 50

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................. 52

A. Gambaran Aktivitas Fisik Remaja pada Masa Pandemi COVID-19 di

SMPN Kota Padang .............................................................................. 52

B. Gambaran Kesehatan Mental Remaja pada Masa Pandemi COVID-19

di SMPN Kota Padang .......................................................................... 54

C. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kesehatan Mental Remaja pada Masa

Pandemi COVID-19 di SMPN Kota Padang ........................................ 58

BAB VII PENUTUP ......................................................................................... 62

A. Kesimpulan ........................................................................................... 62

B. Saran ...................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................... 73

Lampiran 2. Rencana Anggaran Biaya Penelitian ........................................... 74

xi
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data Dari Kampus ......... 75

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota Padang .......... 76

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian ................................... 77

Lampiran 6. Kartu Bimbingan Skripsi .............................................................. 79

Lampiran 7. Lembar Permohonan Menjadi Responden ................................... 81

Lampiran 8 Informed Consent ......................................................................... 82

Lampiran 9. Instrumen Penelitian .................................................................... 83

Lampiran 10 Master Tabel ............................................................................... 89

Lampiran 11 Hasil Uji Statistik ........................................................................ 98

Lampiran 12 Tabel Bantu ............................................................................... 112

Lampiran 13 Curriculum Vitae ....................................................................... 115

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Teori ............................................................................... 28

Bagan 3.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 29

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Sampel ............................................................................. 33

Tabel 4.2 Defenisi Operasional ........................................................................ 35

Tabel 4.3 Tabel Interpretasi ............................................................................. 44

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ................................ 47

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik ................................................. 47

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pilihan Jawaban Ya dan Tidak Berdasarkan

Indikator Kesehatan Mental Remaja pada Masa Pandemi COVID-19 di SMPN

Kota Padang ...................................................................................................... 48

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kesehatan Mental ............................................ 50

Tabel 5.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kesehatan Mental Remaja Pada

Masa Pandemi COVID-19 di SMPN Kota Padang .......................................... 51

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona virus desease 2019 (COVID-19) merupakan suatu

penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona (WHO, 2020). Virus

ini awalnya terjadi di kota Wuhan di Provinsi Hubei Cina Tengah pada

Desember 2019 (Holshue et al., 2020). Corona virus desease 2019

(COVID-19) merupakan virus yang ditularkan melalui saluran pernafasan.

Menurut Han & Yang (2020), proses penularan ditransmisikan melalui

droplet dan kontak langsung ketika individu yang terinfeksi bersin dan

batuk. Virus ini juga dapat menular melalui transmisi yang tersembunyi,

dimana orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala dan secara tidak

sadar mencemari orang lain (Wu & McGoogan, 2020). Pada awal tahun

2020 WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai kedaruratan kesehatan

masyarakat yang meresahkan dunia (KKMMD) atau Public Health

Emergency of International Concern (PHEIC) (Kemenkes RI, 2020).

Kedaruratan global terkait COVID-19 dibuktikan dengan jumlah

kasus yang terinfeksi diseluruh dunia terus meningkat. Bedasarkan

pemantauan data WHO, per tanggal 12 Februari 2021 di dunia ditemukan

sebanyak 107.252.265 orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan

dilaporkan sekitar 2.355.339 orang meninggal dunia. Di Indonesia

pemerintah telah melaporkan sebanyak 2.135.998 terkonfirmasi COVID-

1
2

19 dan sebanyak 57.561 angka kematian terkait COVID-19 (WHO, 2021).

Dari 34 provinsi di Indonesia, Provinsi Sumatera Barat dengan Ibu Kota

Kota Padang berada di peringkat ke sepuluh dengan data dari Dinas

Kesehatan Kota Padang total kasus COVID-19 pada tanggal 24 Februari

2021 sebanyak 402 kasus dengan total kematian sebanyak 284 orang.

Pandemi COVID-19 yang merupakan penyakit infeksi emergensi

yang tiba-tiba datang menyerang dan penularan yang sangat progresif ini,

dengan tujuan untuk menekan penyebaran virus COVID-19, pemerintah

Indonesia telah menjalankan suatu aturan yang meminta seluruh

masyarakat untuk mengurangi aktivitas diluar rumah, selain itu seluruh

masyarakat juga diharapkan menerapkan kebiasaan untuk menjaga jarak

antara satu individu dengan individu lainnya yang biasa disebut physical

distancing. Pemerintah juga meminta semua pekerjaan, pembelajaran, dan

peribadahan untuk dilakukan dirumah saja. Pembatasan aktivitas diluar

rumah yang juga biasa disebut sebagai social distancing, dimana aturan ini

menyatakan bahwa aktivitas yang melibatkan banyak orang yang

menyebabkan kerumunan sebisa mungkin harus dihindari (Jacob et al.,

2020). Bahkan pemerintah memberlakukan program pembatasan sosial

berskala besar (PSBB) yang diatur diperaturan menteri kesehatan no 9

tahun 2020 (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Kebijakan social distancing ini dapat menyebabkan terjadinya

jarak emosional antar individu misalnya dengan sahabat, tetangga, dan

bahkan keluarga. Selama pandemi COVID-19, seseorang dapat mengalami


3

masalah kesehatan mental, dimana masalah ini dapat disebabkan oleh

perasaan takut akan virus corona, perasaan bosan, kecemasan,

kebingungan mengenai informasi yang terkadang simpang siur, kesedihan

dan juga kesepian karena merasa jauh dari keluarga maupun teman. Hal ini

sangat mempengaruhi kesehatan mental seperti gangguan kecemasan,

perasaan marah, stress hingga depresi (WHO, 2020).

Kesehatan mental menurut Word Health Organization (WHO)

adalah suatu tingkat kemakmuran dan peningkatan kemampuan serta

kontribusi seseorang kepada orang lain atau masyarakat dan tidak terbatas

pada tidak adanya masalah mental pada individu (Boas & Morin, 2014).

Kesehatan mental dibagi menjadi dua dimensi yaitu psychological distress

(pengaruh negatif yang menggambarkan kondisi stress yang karakteristik

dengan ekspresi emosi negatif seperti marah, kecemasan dan kelelahan)

dan psychological well being (pengaruh positif digambarkan oleh perasaan

bahagia dan kekuatan diri) (Afriani & Lestari, 2017).

Selama pandemi COVID-19, masalah kesehatan mental yang

diperkirakan meningkat hari demi hari selama wabah. Menurut WHO

masalah kesehatan mental yang terjadi selama pandemi COVID-19

dikarenakan dengan kebijakan pemerintah yaitu memberlakukan

pembatasan yang membatasi pergerakan, stay at home, menjaga jarak dan

juga membatasi aktivitas diluar ruangan sehingga masyarakat bosan,

stress, cemas dan didukung juga dengan informasi yang tidak akurat atau

berlebihan dari media massa yang menyebabkan meningkatnya tingkat


4

stres dan kecemasan bahkan berdampak gejala depresi sehingga dapat

mempengaruhi kesehatan mental dan meningkatkan kecemasan dan juga

perasaan tertekan serta lelah secara emosional (Roy et al., 2020). Selain

itu, karantina dan perubahan rutinitas juga menyebabkan kesepian, depresi

hingga perilaku bunuh diri (WHO, 2020).

Menurut pedoman dukungan kesehatan jiwa dan psikososial pada

pandemi COVID-19 tahun 2020, salah satu kelompok yang mempengaruhi

pada kesehatan jiwa akibat pandemi COVID-19 adalah kelompok remaja.

Pada fase remaja terjadinya perubahan dalam aspek kognitif, emosional

dan sosial dikalangan anak muda menuju dewasa (Kusmiran, 2012).

Pertumbuhan fisik remaja diikuti oleh adanya gejolak dan masalah baik

secara medis maupun psikososial yang dapat ditimbulkan oleh keadaan

remaja yang sedang mencari jati diri dan mudah terpengaruh oleh

lingkungan sekitar.

Masa remaja adalah masa yang terkait dengan peningkatan risiko

perkembangan terkait gangguan kejiwaan, seperti kecemasan dan

depresi.selain itu, remaja juga terkait dengan perubahan hormonal dan

neurolobilogis selama masa remaja yang berhubungan dengan peningkatan

reaktivitas emosional dan perkembangan berkelanjutan dari strategi koping

den regulasi stress (Oosterhoff, Palmer, Wilson, & Shook, 2020). Remaja

yang tidak dapat menyesuaikan diri atau mengendalikan diri dengan peran

baru sebagai remaja dapat membuat dirinya labil dan emosional bahkan
5

dapat mempengaruhi kesehatan mental karena pada usia remaja lebih

sensitif terhadap peristiwa yang mengancam jiwa (Shen et al., 2020).

Menurut UNICEF pandemi COVID-19 yang telah memasuki tahun

kedua ini, kesehatan mental dan psikososial pada anak dan remaja mulai

berdampak. Di Amerika Latin dan Karabia, pada golongan muda yaitu

remaja ditemukan lebih dari seperempat mengalami kecemasan dan 15 %

mengalami depresi. Di China dari 194 kota ditemukan 16% melaporkan

gejala depresi sedang hingga berat, dan 28% gejala kecemasan sedang

hingga berat selama masa pandemi COVID-19 (Unicef, 2021).

Pada penelitian lain ditemukan juga gejala insomnia sebanyak

21,9% selama pandemi COVID-19 (Zhou et al., 2020). Pada anak remaja

di Spanyol dan Italia 15,7% gelisah dan 49,4% bosan disebabkan adanya

perubahan emosi dan perilaku anak remaja selama masa karantina yang

tetap berada di rumah dan membatasi pergerakan diluar rumah (Orgilés et

al., 2020). Di Indonesia dari hasil penelitian Iqbal & Rizqullah didapatkan

sebanyak 63,6% responden menunjukkan mengalami masalah kesehatan

mental karena pandemi COVID-19. Berdasarkan kondisi atau masalah

yang sering muncul yaitu perasaan tegang, cemas atau khawatir selama 30

hari terakhir atau selama pandemi COVID-19 sebanyak 26 orang

responden (59%) dari total 44 responden dan sekitar 9% dari semua

responden memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidupnya (Iqbal &

Rizqullah, 2020). Melalui survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter

Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) ditemukan 6,8%


6

mengalami masalah kesehatan mental seperti cemas sebanyak 65%,

depresi 62%, dan trauma sebanyak 75% (PDSKJI, 2020). Di Kota Padang

Dilihat dari data Dinas Kesehatan Kota Padang pada laporan kunjungan

kesehatan jiwa tahun 2019 jumlah gangguan kesehatan anak remaja yaitu

429 orang. Di lihat juga dari hasil penelitian pada remaja di Kota Padang

didapatkan hasil sebanyak 2,1% remaja mengalami kecemasan ringan,

43,9% mengalami kecemasan sedang dan 54% mengalami kecemasan

berat selama masa pandemi COVID-19 (Fitria & Ifdil, 2020).

Masalah kesehatan mental yang terjadi selama pandemi COVID-19

dapat dipengaruhi oleh aktivitas fisik (Jacob et al., 2020). Aktivitas fisik

adalah setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran tenaga

dan energi sehingga menyebabkan pembakaran energi. Aktivitas fisik yang

dilakukan membutuhkan energi yang bervariasi sesuai dengan tingkat

intensitas dan lama dalam melakukan aktivitas fisik. Semakin banyak

aktivitas fisik yang dilakukan, semakin banyak energi yang dibutuhkan

(Mardalena, 2017)

Adanya pandemi COVID-19 tidak menutup kemungkinan untuk

melakukan aktivitas fisik didalam rumah. Seperti membersihkan rumah,

berjalan selama kurang lebih 3 menit, senam dan olahraga yang

seharusnya bisa dilakukan di rumah. Banyaknya aktivitas fisik yang

dilakukan dapat membantu meringankan tingkat gejala depresi dan

kecemasan, sebaliknya ketidakaktifan fisik dapat dikaitkan dengan


7

buruknya kesehatan mental selama pandemi COVID-19 (Fullana et al.,

2020; Werneck et al., 2020).

Menurut penelitian Maugeri (2020) juga mengatakan aktivitas

fisik efektif dalam memperbaiki kesehatan mental dan juga mencegah

gejala masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Aktivitas

fisik yang baik dapat meningkatkan kesehatan mental (Organisation

mondiale de la santé, 2020). Gejala depresi dan kecemasan lebih jarang

terjadi pada individu yang melakukan aktivitas fisik secara rutin.

Peningkatan aktivitas fisik secara teratur memiliki efek positif pada

kesehatan mental dan sebagian besar individu yang tidak aktif memiliki

banyak gejala depresi dan kecemasan (Ozdemir, Cansel, Kizilay,

Guldogan, & Ucuz, 2020). Hal ini karena perubahan kimia dalam otak

yang dapat meningkatkan pengeluaran hormon dopamine, serotonin,

epinephrine dan endorphins. Aktivitas fisik secara rutin berhubungan

dengan meningkatnya dopamin D1 yang dapat meningkatkan suasana hati

yang menimbulkan sensasi kebahagiaan dan terkendalinya emosi (Dohrn

et al., 2020).

Manfaat dari aktivitas fisik pada remaja dapat meningkatkan fungsi

otak dan kinerja kognitif dan dapat mengurangi stress dan perubahan mood

(Maugeri et al., 2020). Aktivitas fisik bermanfaat dalam meningkatkan

fungsi kognitif pada individu (Lee et al., 2012). Menurut WHO melakukan

gerakan fisik setidaknya 60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang


8

hingga cukup berat setiap hari bermanfaat bagi kesehatan fisik maupun

kesehatan mental remaja (Hosker et al., 2019).

Berdasarkan hasil penelitian Atmadja et al (2020) aktivitas fisik

pada remaja yang dilakukan selama masa pandemi COVID-19 didapatkan

sebanyak 77,8% tidak pernah melakukan aktivitas fisik dibandingkan

orang dewasa yaitu sebanyak 22,2%, sebanyak 74,2% melakukan aktivitas

fisik kurang dari 3 kali seminggu dibandingkan orang dewasa 25,8% , dan

72,8% melakukan aktivitas fisik lebih dari 3 kali seminggu dibanding

orang dewasa 27,2%. Pada penelitian yang dipublikasikan di American

Journal of Psychiatry pada tahun 2017 menemukan hubungan kuat antara

tidak berolahraga dengan gangguan depresi. Temuan penelitian

menyatakan bahwa individu yang tidak berolahraga memiliki

kemungkinan 44% masalah kesehatan mental. Hasil juga menunjukkan

bahwa olahraga secara teratur dapat mencegah depresi hingga 12%,

bahkan dengan melakukan aktivitas fisik selama sekitar satu jam dalam

seminggu (Harvey et al., 2018).

Hasil studi pendahuluan peneliti melalui wawancara pada remaja

SMP di Kota Padang pada tanggal 8 dan 9 April 2020, dari 10 orang

remaja, 7 dari 10 orang remaja terindikasi masalah kesehatan mental.

Didapatkan sebanyak 7 dari 10 siswa mengalami cemas, tegang dan

khawatir adanya pandemi Covid-19. Kesulitan mengambil keputusan

dirasakan oleh 8 orang siswa dan 5 dari 10 siswa mengatakan sulit tidur

dan sering sakit kepala serta kurangnya konsentrasi dalam proses


9

pembelajaran. Aktivitas fisik yang sering dilakukan pada waktu luang

banyak remaja yang sering menonton televisi dan bermain gadget.

Berdasarkan data dan latar belakang diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik dengan

kesehatan mental remaja pada masa pandemi COVID-19 di SMPN Kota

Padang.

B. Penetapan Masalah

Berdasarakan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian melalui pertanyaan penelitian berikut ini “bagaimana

hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan mental remaja pada masa

pandemi COVID-19 di SMPN Kota Padang?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas

fisik dengan kesehatan mental remaja pada masa pandemi COVID-19

di SMPN Kota Padang

2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi frekuensi aktivitas fisik remaja pada masa

pandemik COVID-19 di SMPN Kota Padang

2. Diketahuinya distribusi frekuensi kesehatan mental remaja pada

masa COVID-19 pada masa pandemik Covid-19 di SMPN Kota

Padang
10

3. Diketahuinya hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan mental

remaja pada masa pandemik COVID-19 di SMPN Kota Padang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan pelayanan keperawatan

sebagai informasi mengenai aktivitas fisik dan kesehatan mental

remaja pada masa Pandemi Covid-19 di SMP Kota Padang

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan ilmu dan

pengetahuan mengenai remaja putri pada masa Pandemi Covid-19 di

SMP Kota Padang.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan referensi dan

pembanding bagi peneliti selanjutnya mengenai aktivitas fisik dengan

kesehatan mental remaja di masa Pandemi Covid-19.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Coronavirus Deasease 2019 (COVID-19)

1. Defenisi COVID-19

Penyakit Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

virus corona yang baru ditemukan (WHO, 2020). Virus ini dapat

menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada manusia, terkadang juga

dapat ditularkan pada sebagian kelompok besar manusia. Virus ini juga

dapat menyebabkan penyakit pernapasan berat seperti Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) yang terjadi pada tahun 2003 dan 2012 (Roy et al, 2020).

2. Dampak COVID-19

Pandemi Covid-19 berdampak luas bagi kesehatan, sosial dan

ekonomi. Pemerintah telah meminta agar penduduk tetap berada di

rumah sebagai tindakan darurat dan menutup sekolah untuk mencegah

penyebaran infeksi lebih luas. Pada tanggal 26 Maret 2020, sebanyak

150 juta anak-anak dan remaja di 165 negara terkena dampak

penutupan tersebut. Dalam kondisi saat ini, masalah kesehatan, fisik,

dan mental menjadi kekhawatiran. Selain itu, perilaku gaya hidup

anak-anak dan remaja terpengaruh oleh pandemi Covid-19 seperti

aktivitas fisik dan perilaku menetap karena penutupan sekolah yang

membuat remaja lebih lama berdiam diri di rumah (Xiang et al., 2020).

11
12

Masalah kesehatan mental adalah kondisi penting lainnya yang

meningkat selama pandemi dan juga dapat meningkatkan tingkat stres

serta kecemasan. Hal ini merupakan respon umum terhadap situasi

stres apa pun (Roy et al, 2020). Bersamaan dengan itu, media sosial

terus diadakan dalam situasi pandemi dan adanya informasi yang tidak

akurat atau berlebihan dari media dapat mempengaruhi kesehatan

mental dan meningkatkan kecemasan dan menyebabkan individu

merasa tertekan, lelah secara emosianal (Roy et al, 2020). Perubahan-

perubahan seperti isolasi, jarak sosial, karantina, pembatasan perjalan

dan gosip yang beredar melalui media sosial juga berdampak buruk

pada kesehatan mental (Banerjee, 2020).

B. Remaja

1. Defenisi Remaja

Remaja sebagaimana dimaksud dalam UU Perlindungan Anak

adalah seseorang yang berusia antara 10-18 tahun, dan merupakan

kumpulan penduduk Indonesia yang cukup besar (hampir 20% dari

total penduduk). Remaja adalah calon pemimpin dan penggerak

pembangunan di masa depan (Kemenkes RI, 2018).

Remaja atau adolescent berasal dari kata latin yaitu adolescere,

artinya “tumbuh”. Masa remaja adalah masa perubahan antara masa

kanak-kanak dan masa dewasa, yang merupakan masa perkembangan

fisik, intelektual, sosial dan emosional yang cepat untuk

mempersiapkan masa dewasa (Hurlock, 2010).


13

Rentang usia remaja bervariasi tergantung dengan budaya dan

sejarah (Santrock, 2016). Menurut WHO, remaja berada pada rentang

usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25

tahun 2014, dikatakan remaja dimulai dari rentang usia 10-18 tahun

dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

(BKKBN) cakupan usia remaja dimulai dari 10-24 tahun dan belum

menikah. Menurut Kusmiran (2012) secara psikologis remaja adalah

masa dimana orang mengalami perubahan dalam segi kognitif, emosi,

sosial dan moral antara anak-anak menuju dewasa.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Remaja

a. Pertumbuhan masa remaja (Wong, 2004)

1. Remaja awal usia (11-14tahun)

Pada remaja awal terjadi pertumbuhan yang cepat, mencapai

kecepatan tinggi, dan tampaknya karateristik seks sekunder.”

2. Remaja tengah (usia 14-17 tahun)

Pada masa remaja tengah pertumbuhan anak mulai melambat,

bentuk tubuh sudah mencapai 95% dari tinggi badan orang

dewasa, karateristik seks sekunder tercapaidengan baik.

3. Remaja akhir (usia 18-20 tahun)

Pada masa remaja akhir anak sudah matang secara fisik,

struktur dan diseretaipertumbuhan reproduktif yang semakin

lengkap.
14

b. Perkembangan masa remaja

1. Remaja awal (usia 11-14 tahun)

Pada tahap remaja ini menghadapi perubahan tubuh yang

cepat, mencoba berbagai peran, memperkirakan minat dengan

pengakuan atau penolakan teman sebaya, menegaskan standar

kelompok. Pada tahap ini mereka dihadapkan pada krisis

identitas kelompok versus pengasingan diri (Wong, 2004).

Pada tahap psikologis, fase perilaku dorongan mulai

muncul sedikit demi sedikit tanpa kemampuan kognitif untuk

memahami perilaku tersebut. Kemarahan diekspresikan dengan

rasa murung, ungkapan yang tidak stabil (Rudolph, 2006).

2. Remaja tengah (usia 14-17 tahun)

Pada tahap ini, remaja dapat membedakan pikiran orang

lain dan pikiran mereka sendiri dan menguraikan pikiran orang

lain dengan lebih tepat (Wong, 2004). Pada fase perkembangan

psikologis, pertumbuhan kognitif akan meningkat pesat dengan

peningkatan pemikiran formal sehingga mampu memahami

ide-ide kompleks yang memicu penalaran dan perilaku layak

orang dewasa. kecendrungan yang lebih reflektif untuk menarik

diri ketika kesal ketika merasa terluka, ketidakstabilan emosi,

dan perilaku yang tergesa-gesa (Rudolph, 2006).


15

3. Remaja akhir (usia 18-20 tahun)

Pada tahap terakhir ini, pemikiran sudah mampu menerima dan

mengendalikan permasalahan secara mendalam, identitas

intelektual dan fungsional sudah terbentuk (Wong, 2004). Pada

tahap psikologis remaja, karakter individu telah terbentuk,

emosional lebih konsisten dan stabil, serta sentimen lebih

terkontrol (Rudolph, 2006).

C. Kesehatan Mental

1. Defenisi kesehatan mental

Menurut WHO (2019) kesehatan mental adalah kondisi yang layak

dimana seseorang memahami kapasitasnya, dapat mengelola tekanan

secara teratur, dapat bekerja dengan baik dan dapat berkontribusi

dalam komunitasnya. Kesehatan mental adalah suato kondisi dimana

seseorang bisa beradaptasi dengan stressor internal naupun eksternal

dari lingkungan yang dibuktikan dengan pikiran, perasaan dan perilaku

(Townsen, 2012). Sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014

kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana individu dapat

berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga orang

menyadari kemampuan sendiri, mengatasi tekanan, bekerja secara

produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.


16

2. Tanda dan Gejala Gangguan Mental

Nasir & Muhith dalam Sutejo (2017) menjelaskan sebagian dari tanda

dan gejala gangguan mental sebagai berikut :

a. Gangguan kognitif

Kognitif merupakan proses mental dimana orang

mengetahui, mengenal dan mengikuti hubungannya dengan

lingkungannya baik internal dan eksternal sekitarnya. Adapun

proses kognitif diantaranya adalah sensasi dan persepsi, perhatian,

ingatan, asosiasi, pemikiran, dan perhatian penuh.

b. Gangguan perhatian

Perhatian merupakan fokus dan pemusatan energi, dengan

mengevaluasi dalam proses kognitif yang muncul dari dorongan

luar.

c. Gangguan ingatan

Ingatan merupakan kapasitas untuk menyimpan, merekam,

menghasilkan konten, dan indikasi kesadaran.

d. Gangguan asosiasi

Asosiasi adalah proses mental yang dengannya suatu

perasaan, kesan, atau ingatan akan masa lalu atau ingatan akan

respons/ide yang berbeda diidentifikasi dengannya.

e. Gangguan pertimbangan

Pertimbangan (penilaian) adalah suatu proses mental untuk

menganalisis/menilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja


17

dengan memberikan kualitas untuk memilih tujuan dari suatu

aktivitas.

f. Gangguan pikiran

Pikiran umum adalah meletakkan hubungan antara bagian-

bagian yang berbeda dari pengetahuan individu.

g. Gangguan kesadaran

Kesadaran adalah kapasitas individu untuk membangun

hubungan dengan lingkungan, dan mengidentifikasi dengan

lingkungan dan dirinya sendiri.

h. Gangguan kemauan

Kemauan adalah suatu proses dimana keinginan di

pertimbangkan dan kemudian dipilih untuk diselesaikan sampai

tujuan yang diinginkan tercapai.

i. Gangguan emosi dan afek

Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar mempengaruhi

aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi alami dan aktif. Afek

adalah kecendrungan atau nada perasaan emosional seseorang, baik

atau tidak yang disertai pertimbangan, sebagian besar berlangsung

cukup lama dan disertai dengan bagian fisiologis.

j. Gangguan psikomotor

Psikomotor adalah perkembangan tubuh yang dipengaruhi

oleh kondisi jiwa.


18

3. Gangguan mental pada remaja

Menurut Prabowo (2014) apabila remaja tidak bisa mengalami

stressornya akan ada beberapa kondisi negatif yang terjadi,

diantaranya:

a. Gangguan perilaku

Perilaku yang tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau

standar masyarakat dan menyebabkan kesulitan dalam asuhan dan

pendidikan.

b. Gangguan hiperkinetik/ hiperaktif

Gangguan yang terjadi pada anak usia >7 tahun yang ditandai

dengan tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan

impulsif.

c. Reaksi menarik diri

Suatu upaya dimana seseorangg menghindari hubungan dengan

orang lain.

d. Reaksi cemas berlebihan

Kondisi dimana individu bereaksi berlebihan terhadap suatu

pengalaman yang dirasakan individu sebagai ancaman.

e. Reaksi agresif individual

Suatu cara yang ditujukan untuk mencederai orang lain atau

merusak milik orang lain dengan cara memberikan perlawanan

secara kuat dengan cara menyerang, membunuh, berkelahi, dan

melukai orang lain.


19

f. Reaksi delinquent

Gajala sakit (patologis) sosial pada anak-anak dan remaja

disebabkan karena suatu pengabaian sosial sehingga membentuk

perilaku menyimpang pada anak-anak dan remaja.

g. Gangguan mood

Disfungsi neurobiology yang mengakibatkan perubahan respon

emosional individu, seperti kesedihan jangka panjang, agitasi dan

elusi, keraguan pada diri sendiri, merasa bersalah, dan marah

sehingga mengubah aktivitas hidup yang melibatkan harga diri,

pekerjaan dan hubungan.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja

Menurut Santrock (2012) faktor yang mempengaruhi kesehatan

mental remaja, yaitu:

a. Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga yang mempengaruhi kesehatan

mental yaitu pola asuh orang tua, keharmonisan keluarga,

kedekatan dengan kerabat, sosial ekonomi dan pendidikan moral

dari keluarga. Gagalnya orang tua dalam memberikan kenyamanan

dalam hal bantuan atau kontrol yang berlebihan, kritikan tajam

terhadap remaja serta ketidakpuasan orang tua terhadap keinginan

remaja tanpa diskusi sebelumnya dapat menyebabkan pikiran

negatif sehingga menyebabkan masalah kesehatann mental pada

remaja dan juga pola asuh orang tua yang bersifta otoriter rentan
20

membuat remaja mengalami masalah kesehatan mental (Kholifah

& Sodikin, 2020).

b. Lingkungan teman sebaya

Faktor yang sangat berperan terhadap perkembangan

emosional dan sosial remaja dimana dalam lingkungan ini

merupakan cara remaja melakukan interaksi dan bergaul dengan

teman-teman lain seusianya yang dapat menciptakan sesuatu yang

baik apabila remaja yang satu dan lainnya saling memberikan

dukungan emosional, moral ataupun dukungan sosial. Sebaliknya

lingkungan teman sebaya yang kurang bagus dapat berdampak

pada kurang sehatnya pertemanan remaja. Misalnya seperti

pertemanan secara berkelompok yang dimana seorang remaja

memilih-milih berteman yang sesuai dengan misinya. Dalam hal

ini bagi teman yang tidak sesuai dengan misi nya dapat

mengakibatkan remaja tersebut menarik diri dan dapat berdampak

pada kondisi psikologis remaja tersebut seperti perubahan mood

remaja (Kholifah & Sodikin, 2020).

c. Lingkungan Sekolah

Dalam lingkungan ini terdapat teman sebaya dan guru. Dimana

dalam lingkungan sekolah cara mendidik, berinteraksi dan bersikap

seorang guru dapat mempengaruhi akademik, perkembangan

mental, emosional, sikap, moral dan spiritual remaja (Gunarsa,

2012).
21

Selain itu, menurut Fakhriani (2019) ada beberapa faktor yang

dapat menyebabkan masalah kesehatan mental remaja, yaitu:

a. Faktor Biologis

Faktor biologis meliputi genetika, ketedikasimbangan

kimiawi dalam tubuh, menderita penyakit kronis, dan

kerusakan sistem saraf pusat.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis meliputi konflik, frustasi, pesimis

mengahdapi masa depan, kurangnya kasih saying dari

orang tua, dan kurang mendapatkan pengakuan dari

kelompok.

c. Faktor Lingkungan

Faktor eksternal juga penting dalam kesehatan

mental remaja seperti interaksi sosial, stratifikasi sosial,

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat

disekitar lingkungan tempat tinggalnya (Muhyani, 2012).

d. Faktor Gaya Hidup

Menurut Biddle et al (2019) faktor yang

mempengaruhi kesehatan mental yaitu faktor gaya hidup.

Yang termasuk kedalam faktor gaya hidup salah satunya

yaitu aktivitas fisik.

Aktivitas fisik dapat mempengaruhi kesehatan

mental selama jarak sosial terkait COVID-19 (Jacob et al.,


22

2020) Aktivitas fisik memiliki efek pelindung saraf dan

menyebabkan penurunan gejala psikopatologis. Mekanisme

neurobiologis seperti peningkatan aliran darah ke otak di

daerah kortikal dan subkortikal, sintesis dan penggunaan

neurotransmiter, faktor neurotropik dan neurogenesis

adalah mekanisme yang mungkin menjelaskan efek positif

dari aktivitas fisik pada kesehatan mental.

Gaya hidup selama masa pandemi COVID-19

sangat penting dilakukan aktivitas fisik yang bermanfaat

untuk kesehatan jangka panjang. Aktivitas fisik/olahraga

yang dilakukan secara teratur dikaitkan dengan

kesejahteraan, kesehatan fisik, kepuasan hidup, dan

peningkatan fungsi konseptual (Ozdemir et al., 2020).

Banyak peneliti juga telah menunjukkan bahwa

tingkat aktivitas fisik yang berbeda menghasilkan tingkat

manfaat kesehatan yang berbeda pula. Misalnya, tingkat

aktivitas fisik sedang merupakan faktor pelindung untuk

insomnia (Werneck et al., 2018). Selain itu, menurut

penelitian Maugeri et al (2020) melaporkan bahwa

kelompok yang sangat aktif dan cukup aktif secara

signifikan berkorelasi dengan kesejahteraan psikologis, dan

juga menunjukkan bahwa manfaat kesehatan mental hanya

dapat dicapai jika tingkat aktivitas fisik tertentu tercapai.


23

5. Dampak jika gangguan kesehatan mental tidak diatasi

Menurut (Puteri, 2020) dampak gangguan kesehatan mental jika

tidak diatasi, sebagai berikut:

a. Mempengaruhi kondisi psikologis, misalnya emosi yang tidak

stabil. Hal ini dapat berpengaruhh kondisi fisiknya seperti mudah

lelah, jenuh dan pusing.

b. Hubungan dengan teman terganggu

c. Mengalami depresi disebabkan karena tekanan atau stress

berkepanjangan. Hal ini terjadi bila gangguan kesehatan mental

terjadi dalam jangka panjang.

D. Aktivitas Fisik

1. Defenisi Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat

meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi sehingga menyebabkan

pembakaran energi. Aktivitas fisik yang dilakukan membutuhkan

energi yang berubah sesuai dengan tingkat intensitas dan lama dalam

melakukan aktivitas fisik. Semakin banyak aktivitas fisik yang anda

dilakukan, semakin banyak energi yang diinginkan (Mardalena, 2017).

World Health Organization (WHO) mendefenisikan aktivitas fisik

sebagai segala bentuk pergerakan tubuh yang dilakukan oleh tulang

yang membutuhkan energi. Aktivitas fisik juga disebut dengan

aktivitas eksternal yang merupakan sesuatu yang menggunakan tenaga


24

atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti: berjalan,

berlari, berlatih dan lainnya (Tate, 2007).

2. Jenis-Jenis Aktivitas Fisik

Menurut Nurmalina (2011) terdapat 3 tingkatan aktivitas fisik

sesuai untuk remaja, yaitu:

a. Aktivtas ringan

Aktivitas ringan membutuhkan sedikit usaha dan biasanya

tidak menyebabkan perubahan pada pernafasan atau ketahanan

(endurance). Contohnya seperti berjalan-jalan, melakukan

pekerjaan rumah (membersihkan lantai, mencuci pakaian/ piring,

memindahan perabot ringan) dan mencuci kendaraan.

b. Aktivitas sedang

Pada aktivitas sedang membutuhkan energi yang serius atau

konsisten, dengan gerakan otot yang berirama atau kelenturan otot

(flexibility). Contohnya berlari kecil, bermain tenis, berenang,

bermain dengan hewan peliharaan, bersepada, bermain musik serta

berjalan cepat.

c. Aktivitas berat

Aktivitas berat umumnya diidentikkan dengan olahraga

yang membutuhkan kekuatan (strength) dan juga membuat

seseorang yang melakukannya mudah berkeringat, saat latihan fisik

seseorang kesulitan dalam berbicara dan nafas terengah-engah.


25

Contohnya yaitu berlari, bermain sepak bola, aerobic, bela diri

(misalnya karate, pencak silat dan taekondo) dan outbond.

3. Manfaat Aktivitas Fisik Bagi Remaja

Menurut Harold & Heather (2013) manfaat aktivitas fisik bagi

kesehatan mental adalah Aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan

mental dengan menurunkan dan mencegah kondisi seperti

kecemasan dan depresi, juga meningkatkan mood dan aspek

kesejahteraan lainnya. Aktivitas fisik memicu pengembangan

dopamin D1 lebih tinggi dan dopamine D1 berfungsi meningkatkan

suasana hati sehingga merasakan kebahagiaan dan terkendalinya emosi

(Dohrn et al., 2020). Aktivitas fisik berhubungan dengan kebahagiaan

individu (Fisher et al., 2019).

Menurut Young (2007) aktivitas fisik meningkatkan hormon

serotonin, semakin tinggi nilai serotonin seseorang, dapat merasakan

suasana hati yang lebih baik. Aktivitas fisik memengaruhi tingkat

neurotransmitter, endorphin, dan faktor neurotropik yang diturunkan

dari otak yang berimplikasi pada tubuh dan fungsi mental seseorang

(Briguglio et al., 2020). Aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran

darah ke otak, meningkatkan aliran epineprin dan endofrin yang dapat

berpengaruh pada suasana hati yang lebih baik, kepercayaan diri,

mengurangi kecemasan dan stress (Dinas et al., 2011; Nurmala & dkk.,

2020).
26

4. Aktivitas fisik Selama Masa Pandemi COVID-19

Menurut WHO aktivitas fisik yang disarankan untuk anak-anak

dan remaja selama masa pandemi COVID-19, yaitu:

1. Aktivitas fisik sedang- kuat 60 menit dalam sehari

WHO menyarankan, sekitar 60 menit setiap hari, anak-anak

dan remaja melakukan aktivitas fisik yang sedang hingga kuat.

Sebagian besar dari aktivitas fisik ini adalah aerobik. Latihan

aerobik merupakan bentuk latihan fisik sederhana dan mudah

dilakukan selama masa pandemi COVID-19. Latihan aerobik

dapat membantu remaja dalam meregangkan tubuh dan

menjadi lebih kuat juga meningkatkan citra diri fisik diri

remaja. Hal ini juga memungkinkan melepaskan rasa tidak

berdaya atau tertekan (Xu, Shen, & Wang, 2021)

Aktivitas yang cukup akan sangat bermanfaat bagi jantung,

tubuh dan otak. Aktivitas fisik juga berguna untuk kesehatan

mental untuk menghindari gejala depresi dan rasa cemas.

2. Aktivitas fisik yang kuat 3 hari dalam seminggu

Aturan WHO terbaru menunjukkan bahwa anak-anak dan

remaja melakukan aktivitas fisik dengan intensitas yang kuat.

Ini dapat dilakukan anak-anak dan remaja selama 3 hari per

minggu .

Anak-anak dan remaja dapat berpartisipasi aktivitas fisik

dengan intensitas kuat seperti olahraga. Aktivitas fisik dengan


27

intensitas kuat ini diharapkan dapat menguatkan otot dan

tulang.

3. Hindari terlalu lama diam


Menurut WHO, anak-anak dan remaja harus mengurangi

waktu yang mereka habiskan untuk diam atau duduk terutama

selama pandemi COVID-19. Terutama untuk anak-anak dan

remaja yang terlalu sering duduk sambil bermain gadget.

Waktu yang dihabiskan untuk di depan komputer atau TV

sering tidak membutuhkan banyak aktivitas fisik. Ini tidak baik

dilakukan terlalu lama oleh anak-anak dan remaja di usia

pertumbuhan.
BAB III

KERANGKA TEORI

A. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah hubungan antara berbagai variabel yang

digambarkan secara utuh dan lengkap dengan alur dan rencana yang

menjelaskan sebab akibat suatu fenomena (Masturoh & Anggita, 2018).

Faktor yang mempengaruhi


kesehatan mental remaja

Faktor Biologis
Lingkungan Keluarga
Faktor Psikologis
Lingkungan Teman Sebaya
Faktor Lingkungan
Lingkungan Sekolah
Faktor Gaya Hidup

Aktivitas Fisik
KESEHATAN MENTAL

Tidak Terindikasi Masalah


Ringan Sedang Berat
Kesehatan Mental
Terindikasi Masalah

Kesehatan mental

Bagan 3.1 Kerangka Teori

(Sumber: Biddle et al., 2019; Fakhriani., 2009; Nurmalina., 2011; Santrock.,

2012)

28
29

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan turunan dari kerangka teori yang

telah disusun sebelumnya atau merupakan hubungan antara berbagai

variabel, yang dirumuskan oleh peneliti setelah membaca berbagai teori

yang ada (Masturoh & Anggita, 2018)

Variabel dari penelitian ini terdiri dari variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen meliputi aktivitas fisik sedangkan

variabel dependen meliputi kesehatan mental. Penelitian ini untuk

mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan mental remaja pada

masa pandemi Covid-19.

Variabel Independen Variabel Dependen

Aktivitas Fisik Kesehatan Mental

Bagan 3.2 Kerangka Konsep

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara berdasarkan pada teori

yang belum dibuktikan dan akan di uji kebenarannya (Masturoh &

Anggita, 2018)
30

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan diatas. Maka hipotesis

yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

Ha: Adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kesehatan mental

remaja pada masa pandemi Covid-19 di SMPN Kota Padang.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik

untuk mencari hubungan antar variabel yang diteliti berdasarkan uji

statistik dengan desain penelitian cross sectional yaitu suatu pengambilan

data terhadap beberapa variabel dilakukan pada satu waktu (Dharma,

2011). Hubungan yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel

independen (aktivitas fisik) dan variabel dependen (kesehatan mental)

pada remaja.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan seluruh objek atau subjek yang memiliki

kualitas dan karakteristik tertentu yang sudah ditentukan oleh peneliti

sebelumnya (Donsu, 2016). Populasi yang diambil yaitu SMPN 30

Padang dan SMPN 11 Padang. Populasi yang dilakukan dalam

penelitian sebanyak 984 yang terdiri dari kelas VII dan kelas VIII.

31
2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian jumlah dari populasi (Donsu, 2016).

Sampel dari penelitian ini adalah remaja di SMP Kota Padang dan

bersedia menjadi responden dalam penelitian. Pengambilan sampel

dilakukan menggunakan teknik proportional stratified random

sampling yaitu pengambilan sampel yang terdiri dari strata

(Notoatmodjo, 2012).

Menurut Arikunto (2012) jika jumlah populasi kurang dari 100

orang, maka jumlah sampelnya bisa diambil secara keseluruhan, tetapi

jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15%

atau 20-25% dari jumlah populasinya. Maka jumlah sampel dalam

penelitian adalah 25% dari 984 orang yaitu sebanyak 246 orang. Untuk

menentukan jumlah sampel per tiap kelas dilakukan perhitungan

berdasarkan rumus alokasi proporsional, yaitu:

n1 = N1 x n

Keterangan:

n1 : Jumlah sampel tiap kelas

N1 : Jumlah populasi tiap kelas

n : Jumlah sampel seluruhnya

N : Jumlah populasi seluruhnya


33

Table 4.1
Distribusi Sampel Menurut Kelas di SMPN 30 dan 11 Padang Tahun 2021

Asal Sekolah Kelas/ Jml siswa Jmlh Sampel Tiap Unit


VII.1 = 31 Orang 8 orang
VII.2 = 31 Orang 8 orang
VII.3 = 31 Orang 8 orang
VII.4 = 31 Orang 8 orang
VII.5 = 31 Orang 8 orang
VII.6 = 31 Orang 8 orang
VII.7 = 31 Orang 8 orang
SMPN 30 Padang
VII.8 = 31 Orang 8 orang
VII.9 = 31 Orang 8 orang

VIII.1= 31 Orang 8 orang


VIII.2= 31 Orang 8 orang
VIII.3= 31 Orang 8 orang
VIII.4= 31 Orang 8 orang
VIII.5= 31 Orang 8 orang
VIII.6= 31 Orang 8 orang
VIII.7= 31 Orang 8 orang
Jumlah 128 orang
VII.a = 32 orang 8 orang
VII.b = 34 orang 8 orang
VII.c = 34 orang 8 orang
VII.d = 34 orang 8 orang
VII.e = 34 orang 8 orang
VII.f = 33 orang 7 orang
SMP 11 Padang VII.g = 33 orang 7 orang
VII.h = 34 orang 8 orang

VIII.a = 31 orang 8 orang


VIII.b = 31 orang 8 orang
VIII.c = 32 orang 8 orang
VIII.d = 32 orang 8 orang
VIII.e = 31 orang 8 orang
VIII.f = 32 orang 8 orang
VIII.g = 31 orang 8 orang
Jumlah 118 orang
34

Adapun sampel yang akan dupilih berdasarkan kriteria insklusi dan kriteria

ekslusi sebagai berikut:

1. Kriteria Insklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat

dijadikan sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.

- Remaja awal usia 11-14 tahun

- Siswa kelas VII dan kelas VIII

- Bersedia menjadi responden

- Kooperatif

2. Kriteri Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

dijadikan sampel karena tidak terpenuhinya syarat sebagai sampel

- Siswa/ siswi dalam kondisi sakit saat peneltian

- Siswa/ siswi mempunyai kelainan atau cacat bawaan

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan April sampai Juli 2021 di SMPN

11 Padang dan di SMPN 30 Padan. Waktu Pengumpulan data pada

tanggal 28 Juni-11 Juli 2021.

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel

independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel


35

independen (bebas) dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik dan

variabel dependen (terikat) adalah kesehatan mental.

2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah variabel operasional yang

dilakukan penelitian berdasarkan karakteristik yang diamati

(Donsu, 2016).

Table 4.2 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur
Variabel Aktivitas yang Physical Angket Aktivitas Ringan Ordinal
Independen: megggunakan Activity (Skor 1- 2,33)
Aktivitas tenaga atau Questionaire- Aktivitas Sedang
fisik energi untuk Adolescent (Skor 2,34– 3,66)
melakukan (PAQ-A) Aktivitas Berat
berbagai (Skor 3,67 – 5)
macam
kegiatan fisik
Variabel Bagaimana Self Angket Tidak terindikasi Ordinal
Dependen: remaja untuk Reporting adanya masalah
Kesehatan menyesuaikan Questionnair mental = 1-5
Mental diri terhadap e-20 (SRQ- Terindikasi
perubahan dan 20) adanya masalah
perkembangan kesehatan mental
yang = 6-20
dialaminya
dalam aspek
fisik/ biologis,
sosial, kognitif
dan psikososial
36

E. Instrumen Penelitian

Intrumen merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data (Dharma, 2011). Instrumen penelitian yang

digunakan dalam peneltian ini adalah kuesioner diantaranya, yaitu:

1. Karakteristik Responden

Instrumen mengenai karakteristik responden yang terdiri

dari nomor responden, inisial responden, umur, jenis kelamin dan

kelas.

2. Kuesioner aktivitas fisik menggunakan Physical Activity

Questionaire-Adolesecent (PAQ-A). Alat ukur ini terdiri dari 8

item soal yang berisi pertanyaan mengenai aktivitas fisik yang

dilakukan sehari-hari dan intensitas waktu 7 hari yang lalu.

Penilaian item nomor 1 untuk skor tidak pernah (1), skor 1-2 kali

(2), skor 3-4 kali (3), skor 5-6 kali (4) dan skor 7 kali/ lebih (5).

Total skor item nomor 1 dibagi 17. Penilaian item nomor 2 sampai

7 memilih jawaban pilihan ganda. Skor A (1), skor B (2), skor C

(3), skor D (4), dan skor E (5) (Kowalski, 2004). Item nomor 8

tidak memiliki skor dan tidak digunakan untuk mencari aktivitas

dalam seminggu namun tetap dicantumkan sebagai acuan peneliti

untuk mengetahui kondisi responden dalam seminggu terakhir.

Total skor keseluruhan item nomor 1 sampai 7 dibagi 7. Untuk

penilaian aktivitas fisik terbagi menjadi aktivitas ringan (skor 1-


37

2,33), aktivitas sedang (skor 2,34 - 3,66), dan aktivitas berat (skor

3,67-5) (Dan, 2007).

3. Kuesioner Kesehatan Mental

Kuesioner kesehatan mental menggunakan Self Rating

Questionnaire (SRQ-20). Kuesioner SRQ-20 diadopsi dari

kuesioner SRQ yang dikembangkan oleh WHO (World Health

Organization) pada tahun 1994. Kuesioner ini telah digunakan oleh

Kementerian Kesehatan untuk menilai kesehatan jiwa penduduk

Indonesia sejak tahun 2007. Alat ukut ini terdiri dari 20 item soal

yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang

mungkin menggangu selama 30 hari terakhir. Pertanyaan dilakukan

dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban Ya atau

Tidak. Penilaian item masing-masing pertanyaan apabila jawaban

Ya skor (1) dan jawaban tidak skor (0). Berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) nilai pisah ditetapkan 5/6, artinya

apabila responden menjawab Ya lebih dari 6 dalam kuesioner ini,

maka responden dapat dikategorikan dalam gangguan mental. Nilai

pisah ini didapatkan dari uji validitas oleh Hartono dari Badan

Litbang Depkes (1995). Sensitivitas SRQ-20 ini adalah 88%.

Selain dari skor total, juga dapat dihitung skor subskala

diantaranya:

 Gejala depresi: ditujukan pada nomor 6, 9, 10, 14, 15, 16,

dan 17
38

 Gejala cemas: nomor 3, 4 dan 5

 Gejala somatik: nomor 1, 2, 7, dan 19

 Gejala kognitif: 8, dan 12

 Gejala penurunan energi: nomor 11, 13, 18 dan 20

F. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan suatu norma sopan santun terhadap

kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum dan norma moral

yang terdiri dari itikad dan kesadaran yang baik serta jujur dalam

penelitian (Masturoh & Anggita T, 2018)

Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etika penelitian

keperawatan menurut Milton, 1999 dikutip dalam (Dharma, 2011):

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

Penelitian harus dilakukan dengan menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia. Subyek dalam penelitian berhak atas

kesempatan untuk mengambil bagian atau menolak menjadi

responden dan subyek juga berhak mendapatkan informasi yang

terbuka dan lengkap tentang pelaksanaan penelitian. Jika subjek

mengikuti kegiatan jalannya penelitian, maka peneliti harus

mempersiapkan formulir persetujuan subjek (Informed consent).


39

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy

and confidentiality)

Peneliti harus menjaga kerahasiaan subjek setelah

mendapatkan data atau informasi sesuai dengan yang diinginkan.

standar ini dapat diterapkan dengan menghilangkan identitas nama

dan alamat subjek dan menggantikannya dengan menggunakan

kode tertentu. Dengan cara ini semua data tentang subjek tidak

terungkap secara luas.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan harus dilakukan oleh peneliti yang

menyarankan bahwa dalam penelitian harus dilakukan secara jujur,

tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan dengan cara professional.

Dan selanjutnya dalam keadilan penelitian memberikan

keuntungan dan bobot yang sama sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan subjek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harm and benefits)

Setiap penelitian harus mempertimbangkan dengan matang

manfaat bagi subjek penelitian dan populasi dimana hasil

penelitian akan diterapkan dan selanjutnya untuk membatasi

bahaya atau efek yang tidak menguntungkan bagi subjek

penelitian.
40

G. Metode Pengambilan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk

mendapatkan data yang kemudian dianalisis dalam suatu penelitian

(Masturoh & Anggita T, 2018).

1. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian yaitu data yang diperoleh

langsung dari responden melalui kuesioner yang dibagikan.

Adapun cara pengumpulan data dengan mengisi kuesioner

untuk variabel aktivitas fisik dan kesehatan mental pada remaja

di SMPN 30 Padang dan SMPN 11 padang melalui google

form.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari bagian tata usaha sekolah

yang berupa rekapitulasi jumlah siswa dan daftar nama siswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Administrasi

1. Peneliti mengurus surat izin penelitian ke bagian akademik

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.

2. Surat izin yang telah ditandatangani oleh Wakil Dekan I

kemudian peneliti mengantarkanya ke Dinas Pendidikan

Kota Padang untuk mengajukan surat izin yang akan

diberikan kepada sekolah yang di tuju.


41

3. Surat izin dari Dinas Pendidikan Kota Padang diberikan

kepada bagian Tata Usaha SMPN 11 Padang dan SMPN 30

Padang dan disetujui oleh kepala sekolah.

4. Kepala sekolah memberikan izin pada peneliti untuk

melakukan penelitian.

b. Teknik Pelaksanaan

1. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan kuesioner

melalui google form.

2. Peneliti dibantu oleh kepala sekolah dan juga masing-

masing wali kelas untuk masuk grup WhatsApp kelas yang

menjadi responden peneliti.

3. Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu dan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon

responden.

4. Setelah calon responden memahami penjelasan tersebut,

kemudian calon responden diminta persetujuan yang

dibuktikan dengan informed concent apabila calon

responden sesuai dengan kriteria inklusi dan bersedia

menjadi responden peneliti.

5. Jika responden bersedia, peneliti menjelaskan mengenai

tata cara pengisian kueisoner yang akan dibagikan.

6. Setelah itu peneliti membagikan link kuesioner kepada

responden dan diberikan waktu ± 15 menit untk mengisi


42

kuesioner dan diperbolehkan bertanya kepada peneliti

melalui nomor WhatsApp yang tertera didalam kuesioner.

7. Setelah selesai pengambilan data, peneliti mengucapkan

terima kasih kepada responden atas keterlibatannya dalam

penelitian.

8. Kuesioner yang telah diisi diperiksa kelengkapanya, dan

kemudian dilakukan pengolahan dan analisa data melalui

teknik komputerisasi untuk mendapatkan hasil penelitian.

3. Teknik Pengolahan Data

Pada tahap pengumpulan data, data mentah atau raw data yang

dikumpulkan akan diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan

sebuah informasi (Masturoh & Anggita T, 2018)

a. Editing

Pada tahap ini peneliti memeriksa kembali kelengkapan

data yang telah terkumpul dalam google form supaya tidak

terdapat kesalahan dalam pengisian data.

b. Coding

Data yang didapatkan dilakukan pengkodean pada setiap

karakteristik responden dan pertanyaan yang ada dalam

kuesioner agar memudahkan dalam pengolahan data.

Pengkodean data dibuat dalam bentuk angka. Seperti

berdasarkan karakteristik responden peneliti memberikan kode

1= Laki-laki, 2= perempuan dan pada variabel aktivitas fisik


43

peneliti memberi kode 1= skor tidak pernah, 2= skor 1-2 kali,

3= skor 3-4 kali, 4= skor 5-6 kali, dan 5= skor 7 kali/lebih. Dan

terdapat pada pertanyaan pilihan ganda peneliti juga

memberikan kode 1= skor A, 2= skor B, 3= skor C, 4=skor D,

5=skor E. pada variabel kesehatan mental masing-masing

jawaban peneliti memberikan kode berupa skor 1= apabila

responden menjawab “ya” dan skor 0= apabila responden

menjawab “tidak”.

c. Entry Data

Pada tahap ini peneliti memasukkan jawaban daari masing-

masing kuesioner yang telah diberi kode ke dalam master tabel

dan diolah secara komputerisasi

d. Cleaning Data

Setelah data dimasukkan ke dalam master tabel, data

diperiksa kembali supaya tidak ada kesalahan seperti kesalahan

dalam pengkodean, pertanyan yang diberikan tidak lengkap.

e. Tabulating

Peneliti melakukan penyusunan data dalam bentuk tabel

agar mempermudah peneliti dalam menganalisa data. Hasil

penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

untuk karakteristik responden, distribusi frekuensi aktivitas

fisik, frekuensi kesehatan mental dan juga tabel hubungan

aktivitas fisik dengan kesehatan mental.


44

H. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsian karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,

2010). Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan masing-

masing variabel yang diteliti dengan menggunakan distribusi frekuensi

terhadap variabel : umur, jenis kelamin, frekuensi aktivitas fisik dan

kesehatan mental. Adapun tabel interpretasi data menurut Arikunto

(2013), sebagai berikut:

Tabel 4.3 Tabel Interpretasi

Interpretasi Persentasi
Seluruh 100%
Hampir Seluruh 76 - 99%
Sebagian Besar 51 – 75%
Setengahnya 50%
Hampir Setengahnya 24 – 49%
Sebagian Kecil 1 – 25%
Tidak Satupun 0%

2. Analisis Bivariat

Data bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah ada hubungan

bermakna atau tidak bermakna antara dua variabel tersebut (Dharma,

2011). Dalam penelitian ini, untuk menguji hipotesis peneliti

menggunakan uji Chi-square guna mengetahui apakah ada hubungan

antara aktivitas fisik dengan kesehatan remaja pada masa pandemi

Covid-19 di SMPN Kota Padang.


45

Jika nilai probabilitas (p value) lebih besar dari nilai α = 0,05 (p

value > α), maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independent. Sebaliknya, jika nilai

p lebih kecil dari atau sama dengan nilai α (p value ≤ α), maka H0

ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen (Dharma, 2011).


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Pengumpulan data mengenai hubungan aktivitas fisik dengan

kesehatan mental remaja ini di lakukan di SMPN 11 Padang dan SMPN 30

Padang pada 246 orang siswa/siswi yang terdiri dari kelas VII dan Kelas

VIII dengan jumlah siswa/siswi masing-masingnya sebanyak 134 orang

dan 112 Orang. Proses pengambilan data dilakukan selama 14 hari pada

tanggal 28 Juni - 11 Juli 2021. Pengumpulan data dibantu oleh kepala

sekolah dan masing-masing wali kelas untuk memasukkan peneliti ke

dalam WhatsApp grup tiap kelasnya.

Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner

menggunakan google form dengan pengambilan sampel dilakukan dengan

metode proportional stratified random sampling. Terdapat beberapa

kendala pada saat pengambilan data seperti sinyal responden yang kurang

stabil dan link kuesioner yang tidak dapat dipencet serta jumlah sampel

yang tidak sesuai dengan proporsi sampel yang telah ditentukan. Sampel

tetap dapat terpenuhi oleh siswa lain yang tidak terpilih menjadi sampel

pada saat pemilihan sampel secara acak dengan cara memilih ulang sampel

secara acak. Hasil penelitian disajikan dalam 2 bagian yaitu hasil analisis

univariat dan bivariat yang sebelumnya dilakukan pengolahan data dengan

uji statistik yang telah ditentukan dengan komputer.

46
47

B. Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Umur dan Jenis Kelamin pada Remaja SMPN 11 Padang
dan SMPN 30 Padang (n=246)

Karakteristik Responden f %
Umur
11 Tahun 6 2.4
12 Tahun 21 8.5
13 Tahun 89 36.2
14 Tahun 130 52.8
Jenis kelamin
Laki-laki 87 35.4
Perempuan 159 64.6

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berumur 14 Tahun (52.8%) yaitu sebanyak 130 responden dan sebagian

besar berjenis kelamin perempuan (64.6%) yaitu sebanyak 159

responden.

C. Analisa Univariat

1. Aktivitas Fisik

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Pada Masa Pandemi


Covid-19 di SMPN 11 Padang dan SMPN 30 Padang
(n=246)

Variabel f %
Aktivitas Fisik
Ringan 151 61.4
Sedang 88 35.8
Berat 7 2.8

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat dari 246 responden, sebagian

(61,4%) responden memiliki aktivitas ringan, hampir setengahnya

(35,8%) aktivitas fisik sedang, dan sebagian kecil (2.8%) aktivitas

fisik berat.
48

2. Kesehatan Mental

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Pilihan Jawaban Ya dan Tidak Berdasarkan Indikator Kesehatan
Mental Remaja pada Masa Pandemi COVID-19 di SMPN 11 Padang dan SMPN 30 Padang (n=246)

Indikator Pertanyaan Kesehatan Mental Ya Tidak


f % f %
Gejala Apakah anda sering sulit berfikir jernih? 102 41.5% 144 58.5%
Kognitif Apakah anda merasa kesulitan dalam mengambil keputusan? 87 35.4% 159 64.6%
Apakah tidur anda tidak nyenyak dan cukup? 83 33.7% 163 66.3%
Gejala Apakah anda mudah merasa takut? 93 37.8% 153 62.2%
Cemas Apakah anda sering merasa cemas, tegang dan khawatir? 127 51.6% 119 48.4%
Apakah tangan anda sering gemetar? 41 16.7% 205 83.3%
Apakah anda merasa tidak bahagia? 74 30.1% 172 69.9%
Apakah anda lebih sering menagis? 56 22.8% 190 77.2%
Gejala
Apakah anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini? 46 18.7% 200 81.3%
Depresi
Apakah anda kehilangan minat terhadap banyak hal? 89 36.2% 157 63.8%
Apakan anda pernah merasa tidak berharga? 47 19.1% 199 80.9%
Apakah anda pernah mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup anda? 9 3.7% 237 96.3%
Apakah anda sering merasa sakit kepala? 97 39.4% 149 60.6%
Gejala
Apakah anda sering kehilangan nafsu makan? 74 30.1% 172 69.9%
Somatik Apakah anda sering mengalami gangguan pencernaan? 49 19.9% 197 80.1%
Apakan anda sering merasa tidak enak di perut? 24 9.8% 222 90.2%
Gejala
Apakah anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari – hari? 101 41.1% 145 58.9%
Apakah tugas atau aktivitas sehari – hari anda terbengkalai? 102 41.5% 144 58.5%
Penurunan
Apakah anda merasa lelah sepanjang waktu? 105 42.7% 141 57.3%
Energi Apakah anda mudah lelah? 186 75.6% 60 24.4%
49

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat dari 5 indikator masalah kesehatan mental

yaitu pada gejala kognitif jawaban yang paling banyak di jawab adalah hampir

setengahnya (41,5%) responden sering sulit berfikir jernih dan hampir

setengahnya (35,4%) responden kesulitan dalam mengambil keputusan. Pada

gejala cemas yang paling banyak di jawab adalah hampir setengahnya (33,7%)

responden mengalami tidur yang tidak nyenyak dan cukup, hampir setengahnya

(37,8%) responden mudah merasa takut, dan sebagian besar (51,6%) responden

sering merasa cemas, tegang dan khawatir. Pada gejala depresi hampir

setengahnya (30,1%) responden merasa tidak bahagia dan hampir setengahnya

(36,2%) responden kehilangan minat terhadap banyak hal. Pada gejala somatik

hampir setengahnya (39,4%) responden sering merasakan sakit kepala dan hampir

setengahnya (30,1%) responden sering kehilangan nafsu makan. dan pada geja

penurunan energi didapatkan hampir setengahnya (41,1%) sulit menikmati

aktivitas sehari-hari, hampir setngahnya (41,5%) tugas atau aktivitas fisik sehari-

hari terbengkalai dan hampir seluruh (75,6%) responden mudah merasa lelah.
50

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Kesehatan Mental pada


Masa Pandemi Covid-19 di SMPN 11 Padang dan
SMPN 30 Padang (n=246)

Variabel f %
Kesehatan Mental
Terindikasi 142 57.7
Tidak Terindikasi 104 42.3

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden terindikasi masalah kesehatan mental (57,7%) dan hampir

setengahnya tidak terindikasi masalah kesehatan mental (42,3%).

D. Analisa Bivariat

Pada penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan untuk

menentukan hubungan dan arah kekuatan hubungan antara aktivitas fisik

dengan kesehatan mental remaja pada masa pandemi Covid-19 adalah uji

Chi-Square.

Berdasarkan hasil analisis Chi-square yang telah dilakukan dengan

menggunakan tabel 3x2 didapatkan bahwa tabel tersebut tidak memenuhi

syarat uji Chi-square, karena terdapat 2 sel yang memiliki nilai frekuensi

harapan (expected count) kurang dari 5 dan lebih dari 20%. Menurut

Nugroho (2020) syarat uji Chi-square adalah nilai frekuensi harapan

(expected count) yang kurang dari 5 maksimal 20%. Jika syarat tersebut

tidak terpenuhi maka dilakukan penggabungan nilai sel yang kecil dengan

sel lainnya sehingga dapat menjadi tabel 2x2. Sehingga dilakukan


51

penyederhanaan tabel dengan menggabungkan kategori aktivitas fisik

sedang dengan aktivitas fisik berat.

Tabel 5.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kesehatan Mental


pada Masa pPandemi Covid-19 (n=246)

Aktivitas Fisik Kesehatan Mental Total p value OR 95%


Terindikasi Tidak Terindikasi CI
f % f %
Ringan 101 66.9 50 33.1 151 p < 0,000 2.660 1.568-
Sedang 41 43.2 54 56.8 95 4.515
dan Berat

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 151 responden yang

memiliki aktivitas fisik ringan sebagian besar terindikasi masalah

kesehatan mental (66,9%). Sedangkan, dari 95 responden yang memiliki

aktivitas sedang dan berat sebagian besar tidak terindikasi masalah

kesehatan mental (56,8%).

Hasil uji Chi-square didapatkan nilai p value < 0,000. Jika nilai p

< 0,05 maka Ha diterima yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara aktivitas fisik dengan kesehatan mental remaja pada masa pandemi

Covid-19 di SMPN Kota Padang. Nilai Odds Ratio = 2,660 (95% CI

1,568- 4,515) yang menunjukkan bahwa remaja yang memiliki aktivitas

fisik ringan memiliki resiko terjadinya masalah kesehatan mental selama

masa pandemi Covid-19 2,660 kali lebih besar dibandingkan dengan

remaja yang memiliki aktivitas fisik sedang dan berat.


BAB VI

PEMBAHASAN

A. Gambaran Aktivitas Fisik Remaja pada Masa Pandemi COVID-19 di

SMPN Kota Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 246 responden

61,4% memiliki aktivitas ringan, sedangkan 35,8% memiliki aktivitas

sedang, dan memiliki aktivitas berat 2,8%. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Khotimah & Wahyuni (2021)

menunjukkan selama masa pandemi Covid-19 sebanyak 67,5% remaja

dengan aktivitas ringan. Keterbatasan gerak dan kurangnya kesadaran

remaja terhadap kesehatan diri guna menjaga kebugaran untuk

meningkatkan imun tubuh merupakan penyebab menurunnya aktivitas

fisik remaja selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini didukung oleh

penelitian Androutsos (2021) dari hasil penelitiannya didapatkan hasil

66,9% aktivitas fisik remaja menurun selama masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan analisis dari kuesioner didapatkan remaja yang paling

banyak melakukan aktivitas fisik seperti skipping/ lompat tali frekuensi 1-

2 kali (44,7%), berjalan frekuensi 1-2 kali (39,4%), bersepeda frekuensi 1-

2 kali (32,9%), lari/ jogging frekuensi 1-2 kali (45,1%) dan berenang

frekuensi (36,6%). Sedangkan untuk aktivitas yang paling sedikit

dilakukan yaitu aktivitas olahraga dayung (2,8%), berseluncur (4,9%),

kasti (4,5%), sepak bola (14,6%), skeatbord (4,5%), voli (8,5%), tenis

(6,9%), dan tenis meja (5,3%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa selama

52
53

masa pandemi Covid-19 remaja lebih banyak melakukan aktivitas yang

dilakukan secara individu, dibandingkan dengan aktivitas yang dilakukan

secara kelompok. Hal ini dikarenakan terjadinya pembatasan sosial yang

mengakibatkan remaja lebih banyak melakukan kegiatan secara individu

dibandingkan kelompok selama masa pandemi Covid-19.

Aktivitas fisik yang dilakukan remaja selama masa pandemi Covid-19

sebagaian besar merupakan aktivitas fisik dengan intensitas ringan yaitu

remaja lebih banyak duduk (mengobrol, membaca, dan mengerjakan

tugas) sebanyak 183 responden (74,4%). Sejalan dengan penelitian Rundle

et al (2020) yaitu aktivitas fisik yang dilakukan remaja selama pandemi

seperti kebiasaan duduk terus-menerus, berbaring, penggunaan PC,

menonton TV, dan bermain video game online. Hal ini dikarenakan

sekolah yang di alihkan secara online selama masa pandemi Covid-19.

Sehingga remaja lebih banyak duduk dan menggunakam gadget selama

masa pandemi Covid-19.

Menurut Rukmana et al. (2020) remaja tidak melakukan aktivitas fisik

selama pandemi sebanyak 59,6%. Di masa pandemi Covid-19 aktivitas

fisik yang dilakukan remaja tidak sama dengan sebelum pandemi. Latihan

ekstrakurikuler sekolah atau di kampus seperti renang, menaari, pramuka,

paskibra dan lain-lain tidak dilakukan oleh remaja menigngat pandemic

Covid-19.

Penelitian ini dilakukan pada remaja baik perempuan maupun laki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian perempuan lebih banyak melakukan aktivitas


54

ringan dibandingkan laki-laki. Hal ini sejalan dengan penelitian Rukmana

et al (2020) bahwasannya selama masa pandemi remaja perempuan lebih

banyak melakukan aktivitas fisik ringan dibandingkan dengan remaja laki-

laki dengan persentase 82,8%. Hal ini didukung juga oleh penelitian

Ivanović & Ivanović (2018) yaitu remaja laki-laki lebih banyak

menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka untuk berpartisipasi

dalam aktivitas fisik dibandingkan dengan remaja perempuan.

B. Gambaran Kesehatan Mental Remaja pada Masa Pandemi COVID-

19 di SMPN Kota Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 11 Padang dan

SMPN 30 Padang dari 246 responden mengenai kesehatan mental remaja

didapatkan sebagian besar responden terindikasi masalah kesehatan mental

(57,7%) dan hampir setengah responden yang tidak terindikasi masalah

kesehatan mental (39,4%).

Dilihat dari karakteristik jenis kelamin responden, didapatkan sebagian

besar (69,8%) responden dengan jenis kelamin perempuan terindikasi

masalah kesehatan mental, sedangkan laki-laki yang terindikasi masalah

kesehatan mental hampir setengahnya (35,6%). Hasil penelitian ini juga

didukung oleh penelitian Mubasyiroh dkk (2017) yang menyatakan bahwa

masalah kesehatan mental lebih banyak terjadi pada perempuan yaitu

sebanyak 64,8%. Hal ini sesuai dengan data Kemenkes RI (2018)

didapatkan sebanyak 12,1% perempuan dengan masalah kesehatan mental,

sedangkan laki-laki sebanyak 7,6%.


55

Hal tersebut dikarenakan identitas seks melibatkan, pengetahuan,

pemahaman, kesadaran, dan penerimaan sebagai laki – laki atau

perempuan. Selain itu masalah mental lebih sering terjadi pada perempuan

dikarenakan perubahan hormon dan perbedaan karakteristik antara laki-

laki dan perempuan, karena karakteristik perempuan lebih

mengkedepankan emosional daripada rasional (Ruthy Ngapiyem & Erik,

2020). Jika dibandingkan dengan laki – laki, perempuan cenderung lebih

memiliki rasa peka dan lebih sering menggunakan perasaan (Malfasari

dkk., 2020).

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner SRQ-20 pada

penelitian ini terkait masalah kesehatan mental terdiri dari 5 indikator

yaitu gejala kognitif, gejala cemas, gejala depresi, gejala somatik, dan

gejala penurunan energi. Hasil penelitian menemukan, dari indikator

pertama gejala kognitif yang terdiri dari 2 pertanyaan didapatkan hampir

setengahnya (41,5%) responden sering sulit berfikir jernih dan hampir

setengahnya (35,4%) kesulitan dalam mengambil keputusan. Menurut

Potter & Perry (2010) remaja mengalami perkembangan kognitif berupa

kemampuan untuk memperkirakan sesuatu kemungkinan, mengurutkan

kemungkinan, memecahkan masalah, serta mengambil keputusan dengan

pemikiran logis. Jika perkembangan kognitif remaja terganggu maka dapat

membuat remaja sulit untuk menyelesaikan masalah serta kesulitan dalam

mengambil keputusan.
56

Dilihat dari indikator kedua dan indikator ketiga yaitu gejala cemas

dan gejala depresi, dilihat dari pertanyaan yang banyak dijawab oleh

responden hampir setengahnya (33,7%) mengalami tidur yang tidak

nyenyak dan cukup, hampir setengahnya (37,8%) remaja mudah merasa

takut, dan sebagian besar (51,6%) remaja sering merasa cemas, tegang dan

khawatir, serta dari gejala depresi hampir setengahnya (30,1%) remaja

merasa tidak bahagia dan hampir setengahnya (36,2%) remaja menjawab

kehilangan minat terhadap banyak hal. Menurut Sarwono (2013)

kecemasan merupakan periode singkat ketakutan atau kegugupan saat

mengalami pengalaman sulit yang dapat menimbulkan perasaan tidak

senang, gelisah, tegang, tidak tenang dan tidak aman. Menurut

Dianovinina, (2018) remaja yang mengalami depresi merasa bahwa

dirinya buruk, sulit berkonsentrasi seperti biasanya, perasaan tidak tertarik

melakukan apapun dan kesulitan untuk merasakan kebahagiaan dalam

hidupnya.

Selama masa pandemi Covid-19 yang dipengaruhi oleh adanya jarak

fisik, karantina, dan penutupan sekolah remaja merasa terisolasi, cemas,

bosan, merasa tidak bahagia serta takut akibat dampak virus. Masa remaja

yang lebih banyak menyukai aktivitas diluar rumah dan berinteraksi

dengan teman sebayanya, remaja kehilangan banyak aktivitas seperti

sekolah, interaksi sosial, kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan lainnya

terutama dengan teman sebayanya. Kehilangan yang datang tiba-tiba

memunculkan gejala depresi yang kemudian mendorong remaja dari


57

lingkungan sosial karena sudah terbiasa terisolasi dengan dirinya sendiri,

keputusasaan, kecemasan yang tentunya membuat remaja tidak fokus

dalam belajar dan kehilangan minat terhadap banyak hal.

Indikator keempat yaitu gejala somatik, hampir setengahnya (39,4%)

remaja menjawab sering merasakan sakit kepala dan hampir setengahnya

(30,1%) remaja sering kehilangan nafsu makan. adanya keingintahuan

remaja terkait informasi-informasi mengenai Covid-19 yang terkadang

tidak akurat dan juga berlebihan dari media massa dan juga ketidakpastian

akan pandemi Covid-19 sampai kapan akan berakhir sehingga memicu

terjadinya peningkatan gejala somatik seperti sering sakit kepala yang

dikarenakan perasaan cemas dan takut secara berlebihan hingga remaja

juga kehilangan nafsu makan.

Indikator terakhir yaitu gejala penurunan energi, dari indikator ini

didapatkan hampir setengahnya (41,1%) sulit untuk menikmati aktivitas

sehari-hari, hampir setengahnya (41,5%) tugas atau aktivitas sehari – hari

remaja terbengkalai, hampir setengahnya (42,7%) remaja merasa Lelah

sepanjang waktu, dan hampir seluruh (75,6%) remaja merasa mudah lelah.

Masa remaja yang lebih menyukai aktivitas di luar ruangan dengan teman

sebayanya dikarenakan aktivitas yang terbatas adanya pandemi Covid-19

remaja merasa sulit menikmati aktivitas sehari-hari karena merasa bosan,

lelah berada didalam rumah dan sulitnya berinteraksi langsung dengan

teman sebaya sehingga aktivitas.


58

Berdasarkan jawaban pertanyaan dari masing-masing indikator

kuesioner dalam penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan Sunaryo

(2013) pada gejala awal masalah kesehatan mental, apabila masalah

kesehatan mental tidak diatasi dan berkelanjutan akan berkembang

menjadi keadaan yang patologis.

Perawat berperan melalui upaya pencegahan primer yang merupakan

upaya untuk meningkatkan dan mencegah terjadinya masalah mental

melaluii kegiatan pendidikan kesehatan, stimulasi perkembangan, program

sosialisasi kesehatan jiwa serta manajemen stress. Selain itu perawat juga

berupaya dalam pencegahan sekunder yang merupakan upaya untuk fokus

pada deteksi dini dan penanganan segera terhadap masalah resiko

gangguan mental (Zaini. Mad, 2019).

C. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kesehatan Mental Remaja pada

Masa Pandemi COVID-19 di SMPN Kota Padang

Hasil penelitian yang dilakukan kepada 246 responden didapatkan

sebagian besar remaja (66,9%) dengan aktivitas ringan terindikasi masalah

kesehatan mental dan hampir setengahnya (43,2%) dengan aktivitas

sedang dan berat terindikasi masalah kesehatan mental. Dari hasil

penelitian dapat dilihat bahwa remaja pada kategori aktivitas fisik ringan

lebih beresiko terindikasi masalah kesehatan mental.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa aktivitas fisik yang paling

banyak dilakukan yaitu aktivitas fisik ringan (61,4%) selama masa


59

pandemi Covid-19. Remaja yang lebih menyukai aktivitas diluar ruangan

mempengaruhi aktivitas fisik yang dilakukan dalam kesehariannya.

Remaja lebih suka melakukan aktivitas fisik diluar ruangan terutama

aktivitas fisik yang dilakukan secara bersamaan atau secara berkelompok.

Hal ini dikarenakan adanya pembatasan sosial sehingga keterbatasan

aktivitas diluar rumah guna menjaga jarak dan menghindari kerumunan

dalam memutus rantai penyebaran virus corona. Sehingga aktivitas fisik

yang dilakukan remaja lebih tinggi pada intensitas ringan selama masa

pandemi Covid-19..

Menurut penelitian Callow, aktivitas fisik intensitas rendah

behubungan dengan awal mula masalah kesehatan mental selama pandemi

Covid-19. Adaanya penyakit dan masalah mental ini menyebabkan sistem

kekebalan tubuh melemah dan seseorang menjadi lebih rentan terhadap

infeksi. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat membantu meningkatkan

sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari infeksi (Callow et al., 2020).

Hasil analisis data didapatkan nilai p < 0,005 (p = 0,000), artinya

terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kesehatan

mental remaja selama pandemi Covid-19. Sejalan dengan penelitian

Brailovskaia (2021) terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan

kesehatan mental remaja yaitu depresi selama masa pandemi Covid-19.

Aktivitas fisik merupakan faktor pelindung penting kesehatan mental

(Vuillemin et al., 2005). Hal ini mendukung dampak negatif dari

pengalaman stres, cemas dan khawatir selama masa pandemi Covid-19


60

dan juga memberikan ketahanan terhadap diri sendiri untuk mengelola

tantangan.

Berdasarkan model neurobiologis, aktivitas fisik memengaruhi

tingkat neurotransmiter, endorfin, dan faktor neurotropik yang diturunkan

dari otak yang berimplikasi pada tubuh dan fungsi mental seseorang

(Briguglio et al., 2020). Nurmala & dkk, (2020) juga menjelasakaan

bahwa aktifitas fisik dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otak,

meningkatkan sirkulasi epineprin dan endofrin yang dapat berpengaruh

pada suasana hati, kepercayaan diri, mengurangi kecemasan, dan stress.

Aktivitas fisik dapat memiliki efek antidepresan melalui

peningkatan regulasi berbagai amina biologis utama atau neurotransmitter

dalam sistem saraf pusat seperti norepinefrin, dopamin, dan serotonin

(Wright & Zhao, 2018). Aktivitas fisik juga terlibat dalam modulasi Brain

Derived Neurotrophic Factor (BDNF) yang merupakan suatu neurotropin

yang bertanggung jawab dalam pertumbuhan dan pemeliharaan neuron di

sirkuit otak yang terlibat dalam fungsi emosional dan kognitif (De Giorgio

et al., 2018).

Berdasarkan analisa peneliti dapat disimpulkan bahwa remaja yang

melakukan aktivitas fisik ringan lebih banyak terindikasi masalah

kesehatan mental dibandingkan dengan remaja yang melakukan aktivitas

fisik sedang dan berat dengan Odds Ratio adalah aktivitas fisik ringan

lebih berisiko terindikasi masalah kesehatan mental sebanyak 2,660 kali

dibandingkan dengan aktivitas fisik sedang dan berat. Hal ini menjukkan
61

jika remaja yang melakukan aktivitas fisik yang dilakukan secara aktif dan

rutin dapat memberikan manfaat dalam hal kesehatan termasuk dalam

kesehatan mental yang baik. Sedangkan jika remaja yang jarang dan tidak

rutin dalam melakukan aktivitas fisik dapat berpengaruh terhadap

kesehatan termasuk kesehatan mental. untuk meningkatkan kesehatan

mental yang baik selama masa pandemi Covid-19 remaja bisa melakukan

aktivitas fisik baik dilakukan selama masa pandemi Covid-19 yang

dilakukan didalam rumah yang dikarenakan adanya keterbatasan untuk

beraktivitas di luar rumah salah satunya dengan melakukan latihan aerobik

yang dilakukan secara rutin dapat membantu remaja dalam meregangkan

tubuh dan juga melepaskan rasa tidak berdaya, mudah merasa letih dan

keadaan tertekan selama masa pandemi Covid-19 (Xu,Shen, & Wang,

2021).

Menurut World Health Organization (WHO), anak dan remaja

membutuhkan setidaknya 60 menit aktivitas fisik dengan intesitas sedang

hingga cukup berat setiap hari, aktivitas fisik yang dilakukan lebih dari 60

menit bisa memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan baik fisik

maupun mental (Hosker et al., 2019).


BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan mental remaja pada masa

pandemi Covid-19 di SMPN Kota Padang, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar remaja melakukan aktivitas fisik ringan.

2. Sebagian besar remaja terindikasi masalah kesehatan mental

pada masa pandemi Covid-19.

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik

dengan kesehatan mental remaja pada masa pandemi Covid-19

B. Saran

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar masukan terkait

aktivitas fisik yang bermanfaat bagi kesehatan mental remaja.

Diharapkan sekolah juga dapat memberikan edukasi ataupun

penyuluhan kepada siswa/siswi mengenai aktivitas fisik agar dapat

menjaga tubuh tetap aktif selama masa pandemi Covid-19 dan juga

kesehatan mental remaja pada masa pandemi Covid-19.

2. Bagi Layanan Keperawatan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

dan informasi terkait aktivitas fisik pada remaja dan penelitian ini

62
63

mendukung intervensi peningkatan aktivitas fisik dalam upaya

menurunkan angka gangguan kesehatan mental bagi remaja.

3. Bagi peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan data pedoman dalam

mengembangkan penelitian selanjutnya. Dan diharapkan kepada

peneliti selanjutnya juga dapat menambah karakteristik responden

lainnya yang berhubungan dengan aktivitas fisik dan kesehatan mental

remaja pada masa pandemi Covid-19, serta menambah faktor- faktor

lain yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja pada masa

pandemi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Atmadja, T. F. A., Yunianto, A. E., Yuliantini, E., Haya, M., Faridi, A., &

Suryana, S. (2020). Gambaran sikap dan gaya hidup sehat masyarakat

Indonesia selama pandemi Covid-19. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 5(2),

195. https://doi.org/10.30867/action.v5i2.355

Androutsos, O., Perperidi, M., Georgiou, C., & Chouliaras, G. (2021). Lifestyle

changes and determinants of children’s and adolescents’ body weight

increase during the first COVID-19 lockdown in Greece: The COV-EAT

study. Nutrients, 13(3). https://doi.org/10.3390/nu13030930

Biddle, S. J. H., Ciaccioni, S., Thomas, G., & Vergeer, I. (2019). Physical activity

and mental health in children and adolescents: An updated review of reviews

and an analysis of causality. Psychology of Sport and Exercise, 42(May),

146–155. https://doi.org/10.1016/j.psychsport.2018.08.011

Briguglio, M., Vitale, J. A., Galentino, R., Banfi, G., Dina, C. Z., Bona, A.,

Panzica, G., Porta, M., Dell’osso, B., & Glick, I. D. (2020). Healthy eating,

physical activity, and sleep hygiene (HEPAS) as the winning triad for

sustaining physical and mental health in patients at risk for or with

neuropsychiatric disorders: Considerations for clinical practice.

Neuropsychiatric Disease and Treatment, 16, 55–70.

https://doi.org/10.2147/NDT.S229206

Brailovskaia, J., Cosci, F., Mansueto, G., Miragall, M., Herrero, R., Baños, R. M.,

… Margraf, J. (2021). The association between depression symptoms,

64
psychological burden caused by Covid-19 and physical activity: An

investigation in Germany, Italy, Russia, and Spain. Psychiatry Research,

295(October). https://doi.org/10.1016/j.psychres.2020.113596

De Giorgio, A., Kuvačic, G., Milic, M., & Padulo, J. (2018). The brain and

movement: How physical activity affects the brain. Montenegrin Journal

of Sports Science and Medicine, 7(2), 1–6.

https://doi.org/10.26773/mjssm.180910

Dharma, K. K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan: Panduan

melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta Timur: CV. Trans

Info Media.

Dianovinina, K. (2018). Depresi pada Remaja: Gejala dan Permasalahannya.

Journal Psikogenesis, 6(1), 69–78. https://doi.org/10.24854/jps.v6i1.634

Donsu, J. D. T. (2016). Metodologi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press.

Dohrn, I.-M., Papenberg, G., Winkler, E., &Welmer, A.-K. (2020). Impact of

dopamine-related genetic variant on physical activity in old age-a cohort

study. International Journal of Behaviour Nutrition and Physical Activity,

17, 1-8

Draper, N., & Stratton, G. (Eds.). (2019). Physical activity: A multi-disciplinary

introduction. Oxon, New York: Routledge

Eprinita, S. (2020). Dampak psikologis pandemi pada remaja. Diambil dari

https://www.dfunstation.com/blog/read/psikologi/159/dampak-psikologis-

pandemi-pada-remaja

65
Fakhriani, D. Vidya. (2019). Kesehatan mental. Pamekasan: Duta Media.

Fitria, L., & Ifdil, I. (2020). Kecemasan remaja pada masa pandemi Covid -19.

Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 6(1), 1.

https://doi.org/10.29210/120202592

Fisher, J. J., Kaitelidou, D., & Samoutis, G. (2019). Hapiines and physical activity

levels of first year medical students studying in Cyprus: A cross-sectional

survey. BMC Medical Education, 19(1), 1-7. https://doi.org/10.1186/s12909-

01901790-9

Guillemin, F., Briançon, S., 2005. Leisure time physical activity and health-

related quality of life. Prevent. Med. 41 (2), 562–569.

https://doi.org/10.1016/j.ypmed.2005.01.006.

Gunarsa, Y. S. D. (2012). Psikologi Remaja (1 ed). Jakarta: Libri

Han, Y., & Yang, H. (2020). The transmission and diagnosis of 2019 novel

coronavirus infection disease (COVID-19): A Chinese perspective. Journal

of Medical Virology, 92(6), 639–644. https://doi.org/10.1002/jmv.25749

Harold & Heather. (2013). Educating the students body: Taking physical activity

and physical education to school. Washington, DC: National Academies

Press. https://doi.org/10.17226/18314

Harvey, S. B., Overland, S., Hatch, S. L., Wessely, S., Mykletun, A., & Hotopf,

M. (2018). Exercise and the prevention of depression: Results of the HUNT

cohort study. American Journal of Psychiatry, 175(1), 28–36.

https://doi.org/10.1176/appi.ajp.2017.16111223

66
Hosker, D. K., Elkins, R. M., & Potter, M. P. (2019). Promoting Mental Health

and Wellness in Youth Through Physical Activity, Nutrition, and Sleep.

Child and Adolescent Psychiatric Clinics of North America, 28(2), 171–

193. https://doi.org/10.1016/j.chc.2018.11.010

Ivanović, M., & Ivanović, U. (2018). Gender differences during adolescence in

the motives for physical exercise, depression, anxiety and stress. Exercise

and Quality of Life, 10(1), 17–27. https://doi.org/10.31382/eqol.180602

Jacob, L., Tully, M. A., Barnett, Y., Lopez-Sanchez, G. F., Butler, L., Schuch, F.,

… Smith, L. (2020). The relationship between physical activity and mental

health in a sample of the UK public: A cross-sectional study during the

implementation of COVID-19 social distancing measures. Mental Health

and Physical Activity, 19(July), 1–5.

https://doi.org/10.1016/j.mhpa.2020.100345

Kemenkes RI. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Kementerian

Kesehatan RI, 1–582.

Kholifah, N., & Sodikin. (2020). Hubungan pola asuh orang tua dan lingkungan

teman sebaya dengan masalah mental emosional remaja di SMP N 2

Sokarajo. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 5(2), 99-108

Khotimah, F. K., & Wahjuni, E. S. (2021). Aktivitas fisik siswa sman 1

driyorejo gresik di masa pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan

Olahraga Dan Kesehatan, 09(01), 267–271.

Lee, I.-M., Shiroma, E. J., Lobelo, F., Puska, P., Blair, S. N., & Katzmarzyk, P. T.

(2012). Effect of physical inactivity on major non-communicable diseases

67
worldwide: An analysis of burden of disease and life expectancy. The Lancet,

380(9838), 219-229. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(12)61031-9

Malfasari, E., Febtrina, R., Herniyanti, R., Timur, L. B., Sekaki, P., Tim, L. B., …

Pekanbaru, K. (2020). Kondisi mental emosonal pada remaja. 8(3), 241–

246.

Maugeri, G., Castrogiovanni, P., Battaglia, G., Pippi, R., D’Agata, V., Palma, A.,

… Musumeci, G. (2020). The impact of physical activity on psychological

health during Covid-19 pandemic in Italy. Heliyon, 6(6), e04315.

https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04315

Mardalena, Ida. (2017). Dasar-dasar ilmu gizi dalam keperawatan konsep dan

penerapan pada asuhan keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta

Selatan: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Mubasyiroh, R., Yunita, I., & Putri, S. (2017). Determinan gejala mental

emosional pelajar SMP-SMA di Indonesia Tahun 2015. 103–112.

Muhyani. (2012). Kesadaran religius dan kesehatan mental. Jakarta: Kementerian

Agama Republik Indonesia

Nugroho, P. S. (2020). Biostatistik inferensial kesehatan masyarakat. Klaten:

Lakeisha.

Nurmala, I., & dkk. (2020). Mewujudkan remaja sehat fisik, mental dan sosial:

(Model Intervensi Health Educator for Youth). Surabaya: Airlangga

University Press.

Oosterhoff, B., Palmer, C. A., Wilson, J., & Shook, N. (2020). Adolescents’

68
motivations to engage in social distancing during the COVID-19 pandemic:

Associations with mental and social health. Journal of Adolescent Health,

67(2), 179–185. https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2020.05.004

Organisation mondiale de la santé. (2020). WHO guidelines on physical activity

and sedentary behaviour. World Health Organization.

https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/3.0/igo)

Orgilés, M., Morales, A., Delvecchio, E., Mazzeschi, C., Espada, J. P., &

Marzocchi, G. M. (2020). Immediate psychological effects of the COVID-19

quarantine in youth From Italy and spain, 11(November), 1–10.

https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.579038

Ozdemir, F., Cansel, N., Kizilay, F., Guldogan, E., & Ucuz, I. (2020). The role of

physical activity on mental health and quality of life during COVID-19

outbreak : A cross-sectional study. European Journal of Integrative

Medicine, 40(November), 101248.

https://doi.org/10.1016/j.eujim.2020.101248

PDSKJI. (2020). Masalah psikologis di era Covid-19. Diambil 8 Juli 2021, dari

PDSKJI website: http://pdskji.org/home

Potter, P. A., & Perry, A. . (2010). Fundamental keperawatan buku 1 (7 ed.).

Jakarta: Salemba Medika

Prabowo, Eko. (2014). Buku ajar keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Puteri, A. (2020). Ini dampak gangguan kesehatan mental jika tidak diatasi,

jangan anggap enteng! Diambil 10 Maret 2021, dari

https://www.orami.co.id/magazine/dampak-kesehatan-mental-jika-tidak-

69
diatasi/

Roy, D., Tripathy, S., Kar, S. K., Sharma, N., Verma, S. K., & Kaushal, V.

(2020). Study of knowledge, attitude, anxiety & perceived mental healthcare

need in Indian population during COVID-19 pandemic. Asian Journal of

Psychiatry, 51(April), 102083. https://doi.org/10.1016/j.ajp.2020.102083

Rukmana, E., Sari, T. P., & Emilia, E. (2020). The association between physical

activity with nutritional status of adolescents during the COVID-19

Pandemic in Medan City. Jurnal Dunia Gizi, 3, 88–93.

https://doi.org/https://doi.org/10.33085/jdg.v3i2.4745

Rundle, A. G., Park, Y., Herbstman, J. B., Kinsey, E. W., & Wang, Y. C. (2020).

COVID-19–related school closings and risk of weight gain among

children. Obesity, Vol. 28, pp. 1008–1009.

https://doi.org/10.1002/oby.22813

Ruthy Ngapiyem, & Erik Adik Putra Bambang Kurniawan. (2020). Early

detection integrated of community mental health in improving community

response in one of the vilage At gunungkidul 2020. Journal of Health

(JoH), 7(1), 21–28. https://doi.org/10.30590/vol7-no1-p21-28

Sunaryo. (2013). Psikologi untuk keperawatan (2 ed.). Jakarta: EGC.

Sutejo. (2017). Keperawatan kesehatan jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Unicef. (2021). At least 1 in 7 children and young people has lived under stay-at-

home policies for most of the last year, putting mental health and well-being

at risk. Diambil 8 Maret 2021, dari https://www.unicef.org/press-

releases/least-1-7-children-and-young-people-has-lived-under-stay-home-

70
policies-most-last

Vuillemin, A., Boini, S., Bertrais, S., Tessier, S., Oppert, J.-M., Hercberg, S.,

Wright, V. J., & Zhao, E. (2018). Masterful care of the aging athlete.

Masterful care of the aging athlete, 25–29. https://doi.org/10.1007/978-

3-319-16223-2

Wang, C., Pan, R., Wan, X., Tan, Y., Xu, L., Cyrus, S., H., & R., C, H. (2020).

Immediate psychological responses and associated factors during the initial

stage of the 2019 coronavirus disease (COVID-19) epidemic among the

general population in China. International Journal of Environmental

Research and Public Health, 17(5), 1–25.

Wu, Z., & McGoogan, J. M. (2020). Characteristics of and important lessons from

the coronavirus disease 2019 (COVID-19) outbreak in China: Summary of a

report of 72314 cases from the chinese center for disease control and

prevention. JAMA - Journal of the American Medical Association, 323(13),

1239–1242. https://doi.org/10.1001/jama.2020.2648

Xu, W., Shen, W., & Wang, S. (2021). Children and youth services review

intervention of adolescent ’ mental health during the outbreak of COVID-19

using aerobic exercise combined with acceptance and commitment therapy.

Children and Youth Services Review, 124(September 2020), 105960.

https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2021.105960

Young, S. N. (2007). How to increase seroton in in the human brain without

drugs. J Psychiatry Neurosci, 394–399

71
Zaini. Mad. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial Di

Pelayanan Klinis Dan Komunitas. Yogyakarta: Deepublish.

72
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Nama : Miftah Fauziyah

No. Bp : 1711313037

Judul : Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kesehatan Mental Remaja Pada Masa Pandemi COVID-19 Di SMP Kota Padang

No Kegiatan Minggu/ Bulan


Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajukan Judul
2 Acc Judul
3 Konsultasi Proposal
4 Seminar Proposal
5 Perbaikan Proposal
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan Data
8 Penyusunan Skripsi
9 Konsultasi Skripsi
10 Ujian Sidang Skripsi
11 Perbaikan Skripsi
12 Pengumpulan Skripsi

73
Lampiran 2

RENCANA ANGGRAN BIAYA

Judul : Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kesehatan Mental Remaja Pada Masa Pandemi

COVID-19 Di SMP Kota Padang

Nama : Miftah Fauziyah

No. Bp : 1711313037

No Kegiatan Biaya

1 Penyusunan proposal penelitian Rp. 150.000,-

2 Penggadaan proposal dan ujian proposal Rp. 250.000,-

3 Pelaksanaan penelitian Rp. 100.000,-

4 Penyusunan skripsi Rp. 100.000,-

5 Perbaikan laporan setelah ujian skripsi Rp.100.000,-

6 Penyelesaian skripsi Rp. 500.000,-

Total Rp. 1.200.000,-

74
Lampiran 3

75
Lampiran 4

76
Lampiran 5

77
78
Lampiran 6

79
80
Lampiran 7

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Saudara/i

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Fakultas


Keperawatan Universitas Andalas :

Nama : Miftah Fauziyah

No. BP 1711313037

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Akftivitas Fisik


dengan Kesehatan Mental Remaja Pada Masa Pandemi COVID-19 Di SMP Kota
Padang”.

Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi responden. Kerahasiaan


semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Apabila Saudara/i menyetujui, maka dengan ini saya
mohon kesediaan menandatangani lembaran persetujuan dan menjadi responden
yang akan diteliti. Atas perhatian dan kesedian Bapak/Ibu sebagai responden saya
ucapkan terimakasih.

Padang, Juni 2021

Peneliti

81
Lampiran 8

FORMULIR PERSETUJUAN RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Menyatakan bahwa :

1. Telah mendapatkan penjelasan tentang penelitian “Hubungan Aktivitas

Fisik dengan Kesehatan Mental Remaja Pada Masa Pandemi COVID-19 Di

SMPN Kota Padang”.

2. Telah diberikan kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan jawaban

terbuka dari peneliti.

3. Memahami prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan dan manfaat

dari penelitian yang dilakukan.

Dengan pertimbangan di atas, dengan ini saya memutuskan tanpa paksaan dari

pihak manapun juga, bahwa saya bersedia/tidak bersedia* berpartisipasi menjadi

responden dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya.

Padang, Juni 2021

Yang membuat pernyataan,

( )

82
Lampiran 9

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KESEHATAN


MENTAL REMAJA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMP
KOTA PADANG

Petunjuk pengisian kuesioner:

1. Berikut ada 3 kuesioner yang masing-masingnya terdiri dari data

identitas, kuesioner aktivitas fisik, dan kesehatan mental.

2. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama terlebih dahulu.

3. Jika ada hal yang mergukan atau tidak dimengerti bisa ditanyakan

kepada peneliti.

4. Setiap kuesioner yang telah diisi mohon dikembalikan kepada peneliti.

5. Terima kasih dan selamat mengisi.

No. Responden:

A. DATA IDENTITAS

Nama :

Umur : Tahun Bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan

Kelas :

B. KUESIONER AKTIVITAS FISIK

Peneliti ingin mengetahui tentang tingkat aktivitas fisik Anda

dalam 7 hari (seminggu) terakhir, termasuk olahraga atau latihan

menari yang membuat Anda berkeringat dan/atau membuat tungkai

83
Anda lelah, atau juga permainan yang membuat Anda bernapas lebih

berat, seperti lompat tali, berlari, olahraga memanjat, dan lainnya.

Perhatian!

a. Kuisioner ini tidak mengandung jawaban benar ataupun salah –

bukan suatu bentuk ujian (tes)

b. Poin penting dari kuisioner ini adalah jawaban yang diisi sesuai

keadaan Anda yang sebenar-benarnya.

1. Apakah Anda ada melakukan aktivitas berikut saat waktu luang

dalam 7 hari terakhir? Jika ada, berapa kali? (Beri tanda √ pada

salah satu kotak opsi jawaban per kegiatan)

Aktivitas Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali 7 kali/


Pernah lebih
Skipping/ Lompat tali
Olahraga dayung
Berseluncur
Olahraga berjalan
Bersepeda
Lari/ jogging
Aerobik/ senam
Berenang
Baseball/ kasti
Menari/ dance
Sepak bola
Bulu Tangkis
Bermain skeatbord
Bola voli
Bola basket

84
Tenis
Tenis meja

2. Dalam 7 hari terakhir, selama pelajaran olahraga, seberapa sering


Anda aktif dalam kegiatan seperti berlari, melompat, melempar?
(Beri tanda √ pada salah satu kotak opsi jawaban).
A. Tidak Pernah………………………………………..
B. Jarang………………………………………………..
C. Kadang-kadang……………………………………...
D. Sering……………………………………………....
E. Selalu ……………………………………………….
3. Dalam 7 hari terakhir, apa yang biasanya Anda lakukan saat jam
makan siang (selain makan)? (Beri tanda √ pada salah satu kotak
opsi jawaban).
A. Duduk (Mengobrol, Membaca, Mengerjakan tugas).
B. Jalan Berkeliling…………………………………..…
C. Sedik berlari dan bermain………………………..….
D. Sedikit berlari dan bermain bekeliling………….…..
E. Berlari dan bermain sepanjang waktu …………..…..
4. Dalam 7 hri terakhir, setelah pulang sekolah, berapa kali Anda
melakukan kegiatan olahraga, menari, atau bermain secara aktif?
(Beri tanda √ pada salah satu kotak opsi jawaban).
A. Tidak Pernah………………………………
B. 1 kali………………………………………
C. 2-3 kali…………………………………….
D. 4 kali………………………………………
E. 5 kali ………………………………………

85
5. Dalam 7 hri terakhir, pada malam hari, berapa kali Anda
melakukan kegiatan olahraga, menari, atau bermain secara aktif?
(Beri tanda √ pada salah satu kotak opsi jawaban).
A. Tidak Pernah………………………………
B. 1 kali…………………………………………
C. 2-3 kali…………………………………….
D. 4-5 kali………………………………………
E. 6-7 kali ………………………………………

6. Dalam seminggu kemarin, berapa kali Anda berolahraga, menari,


dan bermain secara aktif? (Beri tanda √ pada salah satu kotak opsi
jawaban).
A. Tidak Pernah…………………………………
B. 1 kali…………………………………………
C. 2-3 kali………………………………………
D. 4-5 kali………………………………………
E. 6 kali atau lebih ……………………...………

7. Setelah membaca 5 pernyatan berikut, pernyataan mana yang


menggambarkan diri kamu dalam 7 hari terakhir? (Beri tanda ‘X’
pada satu huruf/ pernyataan yang sesuai)
A. Hampir seluruh waktu luang yang saya miliki saya isi dengan
akitivitas yang membutuhkan sedikit usaha
B. Terkadang (1-2 kali dalam seminggu kemarin) saya melakukan
aktivitas fisik saat waktu luang (seperti berolahraga, berlari,
berenang, bersepeda, aerobik)
C. Saya sering (3-4 kali dalam seminggu kemarin) melakukan
aktivitas fisik saat waktu luang
D. Saya sering (5-6 kali dalam seminggu kemarin) melakukan
aktivitas fisik saat waktu luang

86
E. Saya sangat sering (7 kali atau lebih dalam seminggu kemarin)
melakukan aktivitas fisik saat waktu luang

8. Apakah Anda pernah menderita sakit atau apakah ada yang


menghalangi Anda untuk melakukan aktivitas fisik secara normal
selama minggu kemarin? (Tandai satu opsi saja)

Tidak………………………………………………………..

Ya, yang menghalangi saya untuk beraktivitas/ latihan fisik


secara normal yaitu ...............................................................

C. KUESIONER KESEHATAN MENTAL

Petunjuk: Bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum mulai

mengisi. Pertanyaan berikut berhubungan dengan masalah yang

mungkin mengganggu Anda selama 30 hari terakhir. Apabila Anda

menganggap pertanyaan itu Anda alami dalam 30 hari terakhir, berilah

tanda silang (X) pada kolom Y (berarti Ya). sebaliknya apabila Anda

menganggap pertanyaan itu tidak Anda alami dalam 30 hari terakhir,

berilah tanda silang (X) pada kolom T (Tidak). Jika Anda tidak yakin

tentang jawabannya, berilah jawaban yang paling sesuai di antara Y

dan T. Kami tegaskan bahwa jawaban Anda bersifat rahasia.

Y T
1 Apakah Anda sering merasa sakit kepala?
2 Apakah Anda kehilangan nafsu makan?
3 Apakah tidur Anda tidak nyenyak?
4 Apakah Anda mudah merasa takut?
5 Apakah Anda merasa cemas, tegang, atau khawatir?
6 Apakah tangan Anda gemetar?
7 Apakah Anda mengalami gangguan pencernaan?

87
8 Apakah Anda merasa sulit berpikir jernih?
9 Apakah Anda merasa tidak bahagia?
10 Apakah Anda lebih sering menangis?
11 Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-hari?
12 Apakah Anda merasa kesulitan untuk mengambil keputusan?
13 Apakah aktivitas/ tugas sehari-hari Anda terbengkalai?
14 Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini?
15 Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal?
16 Apakah Anda merasa tidak berharga?
17 Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup Anda?
18 Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
19 Apakah Anda merasa tidak enak di perut?
20 Apakah Anda mudah lelah?

88
Lampiran 10

MASTER TABEL

Karakteristik Responden AKTIVITAS FISIK (X) Kesehatan Mental (Y)


Jmlh_ KT_
Jmlh_X KT_X
Y Y
J X X X X X X X Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y2
Inisial Umur Kelas X1
K 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
BA 14 1 7.a 1.71 4 1 2 1 1 2 1 12.71 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 6 1
M 13 2 7.a 1.29 5 1 5 4 3 1 1 20.29 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 2
FA 13 2 7.a 1.29 3 3 3 2 3 2 1 17.29 2 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 11 1
DSS 11 2 7.a 2.24 4 1 2 4 2 2 1 17.24 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 2
N 13 2 7.a 1.29 5 2 3 2 3 2 1 18.29 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 8 1
AA 11 2 7.a 1.41 5 1 2 1 3 3 1 16.41 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 5 2
MAF 14 1 7.a 1.35 1 1 1 1 1 1 2 7.35 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1
R 12 2 7.a 1.59 3 1 2 3 3 3 1 16.59 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 1
DAA 12 2 7.b 1.06 2 1 2 2 2 1 1 11.06 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 8 1
MAF 12 1 7.b 1.65 3 1 3 1 3 2 2 14.65 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 5 2
FAZ 13 1 7.b 1.24 3 2 3 3 3 2 1 17.24 2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 7 1
MK 13 1 7.b 2.06 4 1 4 3 3 3 1 20.06 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
KFT 13 2 7.b 1.47 4 1 2 2 3 2 1 15.47 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 2
AU 13 2 7.b 1.47 2 1 2 1 4 2 1 13.47 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 7 1
FA 13 1 7.b 2.18 4 4 3 3 4 3 1 23.18 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 5 2
FZ 13 1 7.b 1.53 3 4 3 1 1 3 1 16.53 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
MF 11 1 7.c 2.00 3 1 3 3 3 2 1 17.00 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
QUF 13 1 7.c 1.82 4 1 2 3 4 1 1 16.82 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3 2
ASJ 14 2 7.c 1.76 3 1 2 3 4 3 1 17.76 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 13 1
CT 14 2 7.c 2.06 5 1 2 4 2 3 1 19.06 2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 11 1
RR 12 1 7.c 1.76 3 1 5 5 4 3 1 22.76 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
AO 13 2 7.c 1.29 4 1 3 1 5 2 1 17.29 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 10 1
FM 11 1 7.c 1.41 3 1 3 1 3 1 1 13.41 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 2
RE 14 2 7.c 1.71 3 1 3 3 3 2 1 16.71 2 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 8 1

89
F 12 2 7.d 1.82 3 5 2 2 3 2 1 18.82 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
FP 13 1 7.d 1.29 3 2 3 3 5 1 2 18.29 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 2
TK 11 2 7.d 1.82 2 2 2 1 1 2 2 11.82 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 14 1
MR 12 2 7.d 1.29 2 1 2 3 3 2 1 14.29 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 5 2
NE 14 2 7.d 1.06 5 1 1 1 1 1 1 11.06 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 2
MNI 14 2 7.d 1.35 3 1 2 2 2 2 1 13.35 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 8 1
ATM 14 1 7.d 1.53 2 1 1 2 2 2 1 11.53 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 7 1
PM 13 1 7.d 1.82 5 5 4 1 4 5 1 25.82 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 2
AR 13 2 7.e 1.53 2 1 1 1 2 2 1 10.53 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 8 1
ZK 14 1 7.e 2.41 5 3 5 1 5 5 1 26.41 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3 2
FA 14 2 7.e 1.71 4 2 2 2 3 2 1 16.71 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 14 1
AH 13 2 7.e 1.41 3 1 1 2 3 1 2 12.41 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 1
KAS 14 2 7.e 1.53 4 1 3 4 2 2 1 17.53 2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 7 1
WA 14 2 7.e 1.41 4 1 3 1 3 1 1 14.41 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2
ASJ 13 2 7.e 1.76 5 2 3 1 3 3 2 18.76 2 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 7 1
VR 13 2 7.e 1.65 3 4 1 1 3 2 1 15.65 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 2
VM 11 2 7.f 1.24 4 2 1 1 3 2 1 14.24 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 2
ARJ 13 2 7.f 1.59 4 1 3 2 2 3 1 16.59 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 2
NA 13 2 7.f 1.29 5 1 3 2 3 2 1 17.29 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7 1
ATY 13 2 7.f 1.12 2 1 2 1 3 1 1 11.12 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 11 1
HB 13 2 7.f 1.29 3 1 2 1 3 3 1 14.29 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7 1
KPK 13 2 7.f 1.41 4 1 2 3 3 2 1 16.41 2 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 8 1
SP 13 2 7.f 1.59 5 4 2 3 3 4 1 22.59 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1
AN 13 2 7.g 1.53 3 5 2 2 2 2 1 17.53 2 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 9 1
DA 14 1 7.g 1.35 2 1 4 3 1 1 1 13.35 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 11 1
SY 12 2 7.g 1.24 3 1 2 2 3 1 1 13.24 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 10 1
NY 13 2 7.g 1.76 4 2 2 3 4 3 1 19.76 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 2
AFAP 13 2 7.g 1.71 4 1 2 1 3 2 1 14.71 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 8 1
MFE 14 1 7.g 1.29 3 4 2 1 4 2 1 17.29 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 5 2
KA 13 2 7.g 1.65 3 1 2 3 2 2 1 14.65 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 5 2
SZ 13 2 7.h 1.53 3 4 5 1 3 2 1 19.53 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 2
MDA 13 2 7.h 1.12 2 1 1 1 1 1 1 8.12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 11 1

90
KCR 13 2 7.h 1.65 1 1 2 1 2 2 1 10.65 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 1
NM 14 2 7.h 1.47 1 1 4 1 4 3 1 15.47 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3 2
AND 13 2 7.h 1.35 2 1 4 3 4 3 1 18.35 2 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 10 1
MAA 13 1 7.h 1.29 3 3 1 1 2 1 1 12.29 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 8 1
AR 12 1 7.h 1.18 2 1 1 1 2 2 1 10.18 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 8 1
A 12 2 7.h 2.18 3 1 1 2 3 1 2 13.18 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 9 1
GPE 13 1 8.a 1.53 2 5 2 2 1 2 1 15.53 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 2
AA 13 1 8.a 1.59 3 1 2 2 3 2 1 14.59 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
FHR 14 1 8.a 1.24 4 1 4 1 2 2 2 15.24 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 2
RD 13 1 8.a 1.65 2 3 3 2 1 1 1 13.65 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
SY 12 2 8.a 1.06 2 2 2 1 2 1 1 11.06 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 6 1
DA 14 1 8.a 1.65 2 1 3 3 3 2 1 15.65 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 7 1
PY 14 2 8.a 1.29 3 1 2 2 2 2 2 13.29 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 10 1
VE 14 2 8.a 1.29 2 1 2 1 3 2 1 12.29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 16 1
AA 14 2 8.b 1.29 3 1 1 1 5 5 1 17.29 2 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 8 1
DDAR 13 2 8.b 2.06 3 1 2 3 3 3 1 17.06 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 2
NAP 14 2 8.b 1.18 3 1 1 1 3 1 1 11.18 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 1
AK 14 2 8.b 1.06 4 1 1 1 1 1 1 10.06 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 10 1
HO 14 1 8.b 1.29 3 3 3 1 3 2 1 16.29 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 3 2
KW 14 2 8.b 1.29 3 1 2 2 2 2 1 13.29 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7 1
FP 13 1 8.b 1.41 4 3 3 1 4 1 1 17.41 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 3 2
MDA 14 2 8.b 1.18 4 1 2 2 3 2 1 15.18 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 10 1
ANH 14 2 8.c 1.24 2 1 2 2 2 2 1 12.24 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 5 2
ZF 14 2 8.c 1.59 4 1 3 3 3 3 1 18.59 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 1
RN 14 2 8.c 1.24 3 1 2 2 2 2 1 13.24 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 10 1
KRM 14 2 8.c 1.47 3 4 3 1 3 2 1 17.47 2 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 7 1
RD 14 1 8.c 1.47 3 1 3 2 1 2 1 13.47 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
FAVP 14 1 8.c 1.12 1 1 3 2 2 2 1 12.12 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 1
RR 13 1 8.c 1.29 4 1 3 1 5 2 1 17.29 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
IL 14 2 8.c 1.29 3 1 2 1 3 2 1 13.29 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 9 1
IP 13 2 8.d 1.06 2 1 1 1 1 2 1 9.06 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 6 1
NAS 14 2 8.d 1.29 2 2 2 1 3 2 1 13.29 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7 1

91
HI 14 1 8.d 2.18 5 4 5 1 5 5 1 27.18 3 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 5 2
NRA 13 2 8.d 1.18 2 1 5 5 2 1 1 17.18 2 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 11 1
NAA 14 2 8.d 1.41 3 1 2 2 2 2 1 13.41 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 6 1
KAI 13 2 8.d 1.71 4 1 3 2 2 5 1 18.71 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
NLR 13 2 8.d 1.12 2 1 1 1 2 2 1 10.12 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 11 1
TF 14 2 8d 1.71 3 1 1 1 2 1 2 10.71 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 1
KAZ 14 2 8.e 1.35 4 1 2 2 3 2 1 15.35 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 4 2
RRW 14 2 8.e 1.53 4 1 2 3 3 2 1 16.53 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
FJA 14 1 8.e 1.65 4 1 3 1 2 2 2 14.65 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 9 1
CAA 14 2 8.e 1.29 3 1 2 1 3 5 1 16.29 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 14 1
MA 13 1 8.e 1.71 5 1 4 4 5 5 1 25.71 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 2
NS 14 2 8.e 1.53 5 1 2 3 2 2 1 16.53 2 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 5 2
DRM 14 2 8.e 1.53 4 1 2 1 2 1 1 12.53 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 2
CGA 14 1 8.e 1.94 4 1 4 1 4 3 1 18.94 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 2
MFR 13 1 8.f 1.24 3 3 3 3 1 2 1 16.24 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 2
NA 14 2 8.f 1.18 2 1 2 1 1 2 2 10.18 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 12 1
SF 14 2 8.f 1.35 3 1 1 2 4 2 2 14.35 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8 1
MA 14 1 8.f 1.47 3 1 2 1 1 3 1 12.47 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 6 1
NST 14 2 8.f 1.41 3 1 1 3 2 1 1 12.41 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 13 1
DR 13 2 8.f 1.53 3 1 1 2 3 2 1 13.53 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 11 1
MY 14 2 8.f 1.06 4 1 1 2 1 1 1 11.06 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 1
PNA 13 1 8.f 1.59 3 2 1 1 2 1 2 11.59 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
SA 14 2 8.g 1.18 3 1 2 2 2 2 1 13.18 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 9 1
M 14 1 8.g 1.47 2 3 2 3 2 2 1 15.47 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 3 2
TD 14 2 8.g 1.47 4 1 1 2 2 2 2 13.47 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 14 1
APA 14 2 8.g 1.59 3 1 5 4 2 1 1 17.59 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 11 1
AP 14 2 8.g 1.71 4 1 2 1 4 3 1 16.71 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 2
MDK 14 1 8.g 1.35 3 1 1 1 4 2 1 13.35 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

ADPD 14 2 8.g 2.18 5 1 2 3 5 1 1 19.18 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 12 1

ABS 12 2 8.g 1.82 4 1 2 3 3 2 1 16.82 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2


NAM 13 2 7.1 1.65 3 1 2 1 2 2 1 12.65 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 11 1
RF 13 2 7.1 1.59 3 1 2 1 2 2 1 12.59 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 1

92
MX 14 2 7.1 1.18 3 1 2 3 3 1 1 14.18 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 2
NFDH 13 2 7.1 1.35 4 1 2 1 3 2 1 14.35 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 4 2
ABD 12 1 7.1 1.76 3 1 5 1 1 3 1 15.76 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 6 1
WP 14 2 7.1 1.06 2 1 2 1 1 1 1 9.06 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 8 1
MR 13 1 7.1 1.41 3 1 1 1 1 1 1 9.41 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
MF 13 1 7.1 2.35 2 2 2 3 3 2 1 16.35 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2
GR 12 1 7.2 2.29 4 1 4 2 3 3 1 19.29 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7 1
NA 13 2 7.2 1.29 3 1 2 1 2 2 1 12.29 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3 2
GPR 12 2 7.2 1.18 2 1 2 1 2 1 2 10.18 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 7 1
AUDP 14 1 7.2 1.71 3 1 2 1 3 2 1 13.71 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
MR 13 1 7.2 1.59 3 3 2 2 2 2 1 15.59 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2
MAS 13 1 7.2 1.82 4 3 4 2 3 2 1 19.82 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 2
MA 12 1 7.2 1.29 3 2 1 2 1 3 1 13.29 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 10 1
MAJ 12 1 7.2 1.47 4 2 2 1 2 2 1 14.47 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 2
ABA 13 2 7.3 1.82 3 1 1 2 2 2 1 12.82 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 9 1
LTC 12 2 7.3 1.00 1 1 1 1 1 1 1 7.00 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 14 1
OS 14 2 7.3 1.24 3 1 2 3 2 2 1 14.24 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 11 1
DAP 14 2 7.3 1.06 1 1 1 1 1 1 1 7.06 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 7 1
RJB 14 2 7.3 1.53 4 1 2 3 3 2 1 16.53 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 2
RHA 13 2 7.3 1.88 4 1 2 4 3 3 1 18.88 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
S 13 2 7.3 1.18 5 1 2 1 2 3 1 15.18 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
KF 14 2 7.3 2.41 4 1 5 5 4 5 1 26.41 3 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 8 1
ASH 14 1 7.4 1.65 3 1 1 1 1 1 1 9.65 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 1
FH 14 2 7.4 1.18 3 1 1 3 3 3 1 15.18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 14 1
FM 12 1 7.4 1.47 4 2 3 1 3 3 1 17.47 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2
CN 14 2 7.4 1.76 4 1 2 2 3 2 1 15.76 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3 2
TB 14 2 7.4 1.76 3 1 2 2 3 2 1 14.76 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 9 1
AJ 14 2 7.4 1.53 3 1 1 3 2 2 1 13.53 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 12 1
RE 14 2 7.4 2.00 5 1 5 3 3 1 1 20.00 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 2
ZLB 14 2 7.4 1.41 3 1 2 2 2 2 1 13.41 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2 2
KR 13 2 7.5 1.29 3 1 1 1 1 1 1 9.29 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 2
FDA 13 2 7.5 1.53 3 1 2 3 3 3 1 16.53 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 2

93
WS 14 2 7.5 1.88 3 4 1 3 3 2 1 17.88 2 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 1
KD 14 2 7.5 1.35 2 1 1 1 2 2 1 10.35 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 9 1
MF 13 1 7.5 2.47 5 1 4 4 5 5 1 26.47 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2
A 14 2 7.5 1.29 5 1 1 3 2 2 1 15.29 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10 1
HO 13 1 7.5 1.65 3 1 2 1 3 2 1 13.65 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 2
AHD 14 2 7.5 1.65 3 3 2 1 2 3 1 15.65 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 3 2
NR 13 1 7.6 1.65 4 1 4 1 3 3 1 17.65 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2
IR 13 2 7.6 1.47 3 1 2 1 2 2 2 12.47 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 1
CK 13 2 7.6 1.35 3 1 5 3 3 2 1 18.35 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 2
RP 13 1 7.6 2.06 4 1 3 3 3 2 1 18.06 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2
FAM 13 1 7.6 1.82 3 4 1 1 1 2 1 13.82 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
Z 13 1 7.6 1.76 3 3 2 1 1 1 1 12.76 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2
MA 14 1 7.6 1.94 1 1 1 1 1 1 1 7.94 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 1
YR 13 2 7.6 1.82 2 4 3 2 2 2 1 16.82 2 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 6 1
FA 13 1 7.7 1.71 4 1 3 1 3 5 2 18.71 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 2
AY 13 1 7.7 1.94 3 1 2 1 3 4 1 15.94 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 2
AGK 13 1 7.7 1.00 3 1 1 1 1 1 1 9.00 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2
FF 13 2 7.7 1.41 3 1 3 1 1 1 1 11.41 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 6 1
FNP 13 2 7.7 1.35 3 1 1 1 2 1 1 10.35 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 8 1
NH 13 2 7.7 1.65 3 1 3 3 3 2 1 16.65 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 3 2
RH 14 1 7.7 1.59 3 1 3 3 3 1 2 15.59 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2
AN 14 2 7.7 2.12 2 1 3 5 3 2 2 18.12 2 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 9 1
CTW 13 2 7.8 1.35 2 1 1 1 2 1 1 9.35 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 4 2
DA 12 2 7.8 1.12 2 1 1 1 1 1 1 8.12 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 11 1
RA 14 2 7.8 1.53 3 2 2 3 2 2 1 15.53 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
DMF 14 2 7.8 1.88 3 1 3 3 1 2 1 14.88 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 2
AA 13 1 7.8 1.59 3 1 3 1 1 2 1 12.59 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 10 1
RAP 13 1 7.8 1.88 4 1 3 1 2 4 1 16.88 2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 8 1
T 13 2 7.8 1.29 4 1 3 4 2 2 1 17.29 2 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 8 1
YR 13 1 7.8 1.53 3 1 3 2 3 3 1 16.53 2 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 1
GNR 13 1 7.9 1.53 3 1 1 1 1 2 1 10.53 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
DZP 13 2 7.9 1.53 3 2 3 2 2 2 1 15.53 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 1

94
OA 12 2 7.9 2.35 5 1 5 5 5 3 1 26.35 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
ZSR 13 2 7.9 1.35 3 1 3 2 3 3 1 16.35 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
AA 13 1 7.9 1.59 5 3 2 1 1 3 1 16.59 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 2
RM 13 2 7.9 1.53 3 1 3 3 2 4 1 17.53 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2
SO 13 2 7.9 1.82 5 2 3 3 2 2 1 18.82 2 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 1
OA 12 2 7.9 1.65 3 1 3 2 1 2 1 13.65 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 1
N 14 2 8.1 1.41 1 2 3 2 2 2 1 13.41 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 9 1
DE 14 1 8.1 1.41 4 1 3 1 3 2 1 15.41 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 9 1
N 14 2 8.1 1.71 4 1 3 2 3 3 1 17.71 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 11 1
KAY 14 2 8.1 1.35 2 1 2 1 1 1 2 9.35 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 1
AK 14 1 8.1 1.71 4 1 2 2 2 2 1 14.71 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 8 1
NQ 14 1 8.1 1.24 3 1 3 1 3 2 2 14.24 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 6 1
MR 14 1 8.1 1.29 1 4 1 1 1 1 1 10.29 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 8 1
DFB 14 2 8.1 1.76 3 1 3 1 2 2 2 13.76 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 9 1
ZAF 14 1 8.2 2.29 5 1 3 3 2 4 1 20.29 2 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 8 1
ZO 14 2 8.2 2.00 3 1 3 1 3 3 1 16.00 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 6 1
SDI 14 2 8.2 1.18 2 1 2 2 1 1 1 10.18 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 11 1
MF 14 2 8.2 1.18 3 2 1 1 2 2 1 12.18 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 8 1
KPN 14 2 8.2 1.59 2 1 2 1 1 2 1 10.59 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 2
SFA 14 2 8.2 1.12 1 3 2 2 2 2 2 13.12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 1
FS 14 1 8.2 2.18 3 5 3 2 2 2 1 19.18 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
FFR 14 1 8.2 2.12 2 1 5 5 4 2 1 21.12 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 7 1
SAA 14 2 8.3 1.41 3 2 1 2 2 5 1 16.41 2 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 8 1
V 13 2 8.3 1.41 3 2 2 2 2 2 2 14.41 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8 1
R 14 1 8.3 1.35 3 1 3 1 3 3 1 15.35 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 6 1
FT 14 2 8.3 1.35 3 1 3 3 3 2 2 16.35 2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 2
ZA 14 2 8.3 1.71 3 1 3 2 2 2 1 14.71 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 12 1
RF 14 1 8.3 1.41 4 2 3 1 4 4 1 19.41 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
GG 14 1 8.3 1.65 2 2 1 1 1 2 2 10.65 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 11 1
AK 14 2 8.3 1.35 2 1 2 1 3 2 1 12.35 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 12 1
ZAP 14 2 8.4 1.65 4 3 3 2 1 3 1 17.65 2 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15 1
NYS 14 2 8.4 1.29 3 1 3 1 3 3 2 15.29 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 1

95
MF 13 2 8.4 1.47 2 1 1 1 2 2 1 10.47 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 6 1
BN 14 1 8.4 1.35 4 3 3 2 3 3 1 19.35 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
AR 14 2 8.4 1.29 3 1 3 3 2 2 2 15.29 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 12 1
CA 14 2 8.4 1.59 4 3 3 3 2 2 1 18.59 2 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7 1
GV 14 2 8.4 1.29 3 1 2 2 4 1 2 14.29 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 13 1
NA 14 2 8.4 1.12 2 1 2 1 1 2 1 10.12 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 1
FA 14 2 8.5 1.35 3 1 2 1 2 2 2 12.35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 14 1
AA 14 2 8.5 1.53 2 3 3 3 3 2 1 17.53 2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 8 1
S 14 2 8.5 1.24 3 5 3 3 3 2 1 20.24 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
DAP 14 1 8.5 1.41 1 1 5 2 1 2 1 13.41 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 10 1
AR 13 2 8.5 1.12 2 1 2 2 2 1 1 11.12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 15 1
VS 14 2 8.5 1.35 3 1 4 2 2 2 1 15.35 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 8 1
ADS 14 1 8.5 1.41 1 1 4 1 4 1 1 13.41 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 2
NAR 14 2 8.5 1.35 3 2 3 3 2 1 1 15.35 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 12 1
MC 14 1 8.6 1.88 3 5 2 1 3 2 1 17.88 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2
DA 14 1 8.6 2.18 3 1 1 1 1 1 1 10.18 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7 1
LP 13 2 8.6 1.24 5 1 3 1 3 2 1 16.24 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2
MR 14 1 8.6 1.00 2 5 1 5 5 1 2 20.00 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 7 1
INA 14 2 8.6 1.18 4 2 1 1 2 1 1 12.18 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 13 1
SRR 14 2 8.6 1.47 3 1 3 2 3 2 1 15.47 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 6 1
FAF 14 2 8.6 1.41 3 1 3 3 3 2 1 16.41 2 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 6 1
N 14 1 8.6 1.71 4 1 3 3 3 2 1 17.71 2 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2

A 14 1 8.7 1.47 4 1 1 1 1 1 1 10.47 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 2

SH 14 1 8.7 2.71 5 1 4 2 5 1 1 20.71 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 2

SZ 14 1 8.7 1.76 2 1 3 3 3 3 1 16.76 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 2


VA 14 1 8.7 1.76 4 2 1 1 3 2 1 14.76 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 2
NPY 14 2 8.7 1.88 1 2 1 3 1 3 2 12.88 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
DR 14 2 8.7 1.29 4 1 3 3 3 2 1 17.29 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 6 1
S 14 1 8.7 1.59 1 1 1 1 2 2 1 9.59 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 11 1
KD 14 2 8.7 1.18 2 2 2 2 2 2 1 13.18 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 9 1

96
Keterangan:

Jenis Kelamin Katergori Aktivitas Fisik Kategori Kesehatan Mental


1 = Laki-laki 1 = Ringan 1 = Terindikasi Kesehatan Mental
2 = Perempuan 2 = Sedang 2 = Tidak Terindikasi Kesehatan Mental
3 = Berat

97
Lampiran 11

HASIL UJI STATISTIK

A. Karakteristik Responden

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 11 6 2.4 2.4 2.4
12 21 8.5 8.5 11.0
13 89 36.2 36.2 47.2
14 130 52.8 52.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 87 35.4 35.4 35.4
Perempuan 159 64.6 64.6 100.0
Total 246 100.0 100.0

B. Aktivitas Fisik

Skipping
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 97 39.4 39.4 39.4
1-2 Kali 110 44.7 44.7 84.1
3-4 Kali 27 11.0 11.0 95.1
5-6 Kali 7 2.8 2.8 98.0
7 Kali/lebih 5 2.0 2.0 100.0
Total 246 100.0 100.0

Dayung
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 239 97.2 97.2 97.2

98
1-2 Kali 7 2.8 2.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

Berseluncur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 233 94.7 94.7 94.7
1-2 Kali 12 4.9 4.9 99.6
3-4 Kali 1 .4 .4 100.0
Total 246 100.0 100.0

Jalan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 18 7.3 7.3 7.3
1-2 Kali 97 39.4 39.4 46.7
3-4 Kali 57 23.2 23.2 69.9
5-6 Kali 29 11.8 11.8 81.7
7 Kali/lebih 45 18.3 18.3 100.0
Total 246 100.0 100.0

Bersepeda
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 86 35.0 35.0 35.0
1-2 Kali 81 32.9 32.9 67.9
3-4 Kali 43 17.5 17.5 85.4
5-6 Kali 14 5.7 5.7 91.1
7 Kali/lebih 22 8.9 8.9 100.0
Total 246 100.0 100.0

Lari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 39 15.9 15.9 15.9
1-2 Kali 111 45.1 45.1 61.0
3-4 Kali 66 26.8 26.8 87.8
5-6 Kali 11 4.5 4.5 92.3
7 Kali/lebih 19 7.7 7.7 100.0

99
Total 246 100.0 100.0

Aerobik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 141 57.3 57.3 57.3
1-2 Kali 82 33.3 33.3 90.7
3-4 Kali 16 6.5 6.5 97.2
5-6 Kali 3 1.2 1.2 98.4
7 Kali/lebih 4 1.6 1.6 100.0
Total 246 100.0 100.0

Renang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 128 52.0 52.0 52.0
1-2 Kali 90 36.6 36.6 88.6
3-4 Kali 28 11.4 11.4 100.0
Total 246 100.0 100.0

Kasti
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 233 94.7 94.7 94.7
1-2 Kali 11 4.5 4.5 99.2
3-4 Kali 2 .8 .8 100.0
Total 246 100.0 100.0

Tari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 158 64.2 64.2 64.2
1-2 Kali 52 21.1 21.1 85.4
3-4 Kali 17 6.9 6.9 92.3
5-6 Kali 12 4.9 4.9 97.2
7 Kali/lebih 7 2.8 2.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

100
Sepak_Bola
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 180 73.2 73.2 73.2
1-2 Kali 36 14.6 14.6 87.8
3-4 Kali 23 9.3 9.3 97.2
5-6 Kali 7 2.8 2.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

Bulu_Tangkis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 156 63.4 63.4 63.4
1-2 Kali 48 19.5 19.5 82.9
3-4 Kali 31 12.6 12.6 95.5
5-6 Kali 7 2.8 2.8 98.4
7 Kali/lebih 4 1.6 1.6 100.0
Total 246 100.0 100.0

Skeatbord
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 235 95.5 95.5 95.5
1-2 Kali 11 4.5 4.5 100.0
Total 246 100.0 100.0

Voli
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 225 91.5 91.5 91.5
1-2 Kali 21 8.5 8.5 100.0
Total 246 100.0 100.0

Basket
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 183 74.4 74.4 74.4
1-2 Kali 49 19.9 19.9 94.3
3-4 Kali 8 3.3 3.3 97.6

101
5-6 Kali 3 1.2 1.2 98.8
7 Kali/lebih 3 1.2 1.2 100.0
Total 246 100.0 100.0

Tenis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 226 91.9 91.9 91.9
1-2 Kali 17 6.9 6.9 98.8
3-4 Kali 3 1.2 1.2 100.0
Total 246 100.0 100.0

Tenis_Meja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 230 93.5 93.5 93.5
1-2 Kali 13 5.3 5.3 98.8
3-4 Kali 2 .8 .8 99.6
7 Kali/lebih 1 .4 .4 100.0
Total 246 100.0 100.0

Aktf_kegiatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TidakPernah 14 5.7 5.7 5.7
Jarang 44 17.9 17.9 23.6
Kadang-Kadang 107 43.5 43.5 67.1
Sering 57 23.2 23.2 90.2
Selalu 24 9.8 9.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

Aktf_Makan_Siang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Duduk 179 72.8 72.8 72.8
Jalan Berkeliling 29 11.8 11.8 84.6
Sedikit Berlari dan Bermain 18 7.3 7.3 91.9
Sedikit Berlari dan Bermain 12 4.9 4.9 96.7
Bekeliling

102
Berlari dan Bermain Sepanjang 8 3.3 3.3 100.0
Waktu
Total 246 100.0 100.0

Aktf_Pulang_Sekolah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 55 22.4 22.4 22.4
1 Kali 90 36.6 36.6 58.9
2-3 Kali 72 29.3 29.3 88.2
4 Kali 15 6.1 6.1 94.3
5 Kali 14 5.7 5.7 100.0
Total 246 100.0 100.0

Aktf_Malam
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidakp Pernah 111 45.1 45.1 45.1
1 Kali 63 25.6 25.6 70.7
2-3 Kali 56 22.8 22.8 93.5
4-5 Kali 9 3.7 3.7 97.2
6-7 Kali 7 2.8 2.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

Olahraga_Aktif
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 46 18.7 18.7 18.7
1 Kali 78 31.7 31.7 50.4
2-3 Kali 90 36.6 36.6 87.0
4-5 Kali 20 8.1 8.1 95.1
6 Kali/ Lebih 12 4.9 4.9 100.0
Total 246 100.0 100.0

Gambar_Diri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedikit Usaha 57 23.2 23.2 23.2
1-2 Kali Seminggu 131 53.3 53.3 76.4

103
3-4 Kali Seminggu 41 16.7 16.7 93.1
5-6 Kali Seminggu 6 2.4 2.4 95.5
7 Kali/ Lebih Seminggu 11 4.5 4.5 100.0
Total 246 100.0 100.0

Hambatan_Diri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 213 86.6 86.6 86.6
Menghalangi 33 13.4 13.4 100.0
Total 246 100.0 100.0

Aktivitas Fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 151 61.4 61.4 61.4
Sedang 88 35.8 35.8 97.2
Berat 7 2.8 2.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

Umur * Aktivitas Fisik Crosstabulation


Count
Aktivitas Fisik
Ringan Sedang Berat Total
Umur 11 3 3 0 6
12 14 6 1 21
13 45 41 3 89
14 89 38 3 130
Total 151 88 7 246

Jenis Kelamin * Aktivitas Fisik Crosstabulation


Count
Aktivitas Fisik
Ringan Sedang Berat Total
Jenis Kelamin Laki-laki 50 32 5 87
Perempuan 101 56 2 159
Total 151 88 7 246

104
C. Kesehatan Mental

P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 149 60.6 60.6 60.6
Ya 97 39.4 39.4 100.0
Total 246 100.0 100.0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 172 69.9 69.9 69.9
Ya 74 30.1 30.1 100.0
Total 246 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 163 66.3 66.3 66.3
Ya 83 33.7 33.7 100.0
Total 246 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 153 62.2 62.2 62.2
Ya 93 37.8 37.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 119 48.4 48.4 48.4
Ya 127 51.6 51.6 100.0
Total 246 100.0 100.0

105
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 205 83.3 83.3 83.3
Ya 41 16.7 16.7 100.0
Total 246 100.0 100.0

P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 197 80.1 80.1 80.1
Ya 49 19.9 19.9 100.0
Total 246 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 144 58.5 58.5 58.5
Ya 102 41.5 41.5 100.0
Total 246 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 172 69.9 69.9 69.9
Ya 74 30.1 30.1 100.0
Total 246 100.0 100.0

P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 190 77.2 77.2 77.2
Ya 56 22.8 22.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

106
P11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 145 58.9 58.9 58.9
Ya 101 41.1 41.1 100.0
Total 246 100.0 100.0

P12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 159 64.6 64.6 64.6
Ya 87 35.4 35.4 100.0
Total 246 100.0 100.0

P13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 144 58.5 58.5 58.5
Ya 102 41.5 41.5 100.0
Total 246 100.0 100.0

P14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 200 81.3 81.3 81.3
Ya 46 18.7 18.7 100.0
Total 246 100.0 100.0

P15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 157 63.8 63.8 63.8
Ya 89 36.2 36.2 100.0
Total 246 100.0 100.0

107
P16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 199 80.9 80.9 80.9
Ya 47 19.1 19.1 100.0
Total 246 100.0 100.0

P17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 237 96.3 96.3 96.3
Ya 9 3.7 3.7 100.0
Total 246 100.0 100.0

P18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 141 57.3 57.3 57.3
Ya 105 42.7 42.7 100.0
Total 246 100.0 100.0

P19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 222 90.2 90.2 90.2
Ya 24 9.8 9.8 100.0
Total 246 100.0 100.0

P20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 60 24.4 24.4 24.4
Ya 186 75.6 75.6 100.0
Total 246 100.0 100.0

Kesehatan Mental
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Terindikasi 142 57.7 57.7 57.7

108
Tidak Terindikasi 104 42.3 42.3 100.0
Total 246 100.0 100.0

Umur * Kesehatan Mental Crosstabulation


Count
Kesehatan Mental
Terindikasi Tidak Terindikasi Total
Umur 11 1 5 6
12 13 8 21
13 39 50 89
14 89 41 130
Total 142 104 246

Jenis Kelamin * Kesehatan Mental Crosstabulation


Count
Kesehatan Mental
Terindikasi Tidak Terindikasi Total
Jenis Kelamin Laki-laki 31 56 87
Perempuan 111 48 159
Total 142 104 246

D. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kesehatan Mental Remaja pada

Masa Pandemi Covid-19

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Aktivitas fisik * Kesehatan 246 100.0% 0 0.0% 246 100.0%
Mental

Aktivitas fisik * Kesehatan Mental Crosstabulation


Kesehatan Mental
Terindikasi Tidak Terindikasi Total
Aktivitas fisik Ringan Count 101 50 151

109
Expected Count 87.2 63.8 151.0
% within Aktivitas fisik 66.9% 33.1% 100.0%
Sedang Count 40 48 88
Expected Count 50.8 37.2 88.0
% within Aktivitas fisik 45.5% 54.5% 100.0%
Berat Count 1 6 7
Expected Count 4.0 3.0 7.0
% within Aktivitas fisik 14.3% 85.7% 100.0%
Total Count 142 104 246
Expected Count 142.0 104.0 246.0
% within Aktivitas fisik 57.7% 42.3% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 16.037 2 .000
Likelihood Ratio 16.366 2 .000
Linear-by-Linear Association 15.773 1 .000
N of Valid Cases 246
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.96.

Aktivitas fisik * Kesehatan Mental Crosstabulation


Kesehatan Mental
Terindikasi Tidak Terindikasi Total
Aktivitas fisik Ringan Count 101 50 151
Expected Count 87.2 63.8 151.0
% within Aktivitas fisik 66.9% 33.1% 100.0%
Sedang/ Berat Count 41 54 95
Expected Count 54.8 40.2 95.0
% within Aktivitas fisik 43.2% 56.8% 100.0%
Total Count 142 104 246
Expected Count 142.0 104.0 246.0
% within Aktivitas fisik 57.7% 42.3% 100.0%

110
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 13.455a 1 .000
b
Continuity Correction 12.500 1 .000
Likelihood Ratio 13.460 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 13.401 1 .000
N of Valid Cases 246
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 40.16.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Aktivitas fisik 2.660 1.568 4.515
(Ringan / Sedang/ Berat)
For cohort Kesehatan Mental = 1.550 1.199 2.003
Terindikasi
For cohort Kesehatan Mental = .583 .437 .776
Tidak Terindikasi
N of Valid Cases 246

111
Lampiran 12 Tabel Bantu

1. Kesehatan Mental

NO Indikator Pertanyaan Kesehatan Mental Ya Tidak


f % f %
8 Gejala Apakah anda sering sulit berfikir jernih? 102 41.5% 144 58.5%
12 Kognitif Apakah anda merasa kesulitan dalam mengambil keputusan? 87 35.4% 159 64.6%
3 Apakah tidur anda tidak nyenyak dan cukup? 83 33.7% 163 66.3%
Gejala
4 Apakah anda mudah merasa takut? 93 37.8% 153 62.2%
Cemas
5 Apakah anda sering merasa cemas, tegang dan khawatir? 127 51.6% 119 48.4%
6 Apakah tangan anda sering gemetar? 41 16.7% 205 83.3%
9 Apakah anda merasa tidak bahagia? 74 30.1% 172 69.9%
10 Apakah anda lebih sering menagis? 56 22.8% 190 77.2%
Gejala
14 Apakah anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini? 46 18.7% 200 81.3%
Depresi
15 Apakah anda kehilangan minat terhadap banyak hal? 89 36.2% 157 63.8%
16 Apakan anda pernah merasa tidak berharga? 47 19.1% 199 80.9%
17 Apakah anda pernah mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup anda? 9 3.7% 237 96.3%
1 Apakah anda sering merasa sakit kepala? 97 39.4% 149 60.6%
2 Gejala Apakah anda sering kehilangan nafsu makan? 74 30.1% 172 69.9%
7 Somatik Apakah anda sering mengalami gangguan pencernaan? 49 19.9% 197 80.1%
19 Apakan anda sering merasa tidak enak di perut? 24 9.8% 222 90.2%
11 Gejala Apakah anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari – hari? 101 41.1% 145 58.9%
13 Apakah tugas atau aktivitas sehari – hari anda terbengkalai? 102 41.5% 144 58.5%
Penurunan
18 Apakah anda merasa lelah sepanjang waktu? 105 42.7% 141 57.3%
Energi
20 Apakah anda mudah lelah? 186 75.6% 60 24.4%

112
2. Aktivitas Fisik

Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali 7


NO Pertanyaan Aktivitas Fisik Pernah kali/lebih
f % f % f % f % f %

1 Skipping/ Lompat Tali 97 39,4 110 44,7 27 11,0 7 2,8 5 2,0


2 Olahraga Dayung 239 97,2 7 2,8 0 0 0 0 0 0
3 Berseluncur 233 94,7 12 4,9 1 0,4 0 0 0 0
4 Olaharaga Berjalan 18 7,3 97 39,4 57 23,2 29 11,8 45 18,3
5 Bersepeda 86 35,0 81 32,9 43 17,5 14 5,7 22 8,9
6 Lari/Jogging 39 15,9 111 45,1 66 26,8 11 4,5 19 7,7
7 Aerobik/ senam 141 57,3 82 33,3 16 6,5 3 1,2 4 1,6
8 Berenang 128 52,0 90 36,6 28 11,4 0 0 0 0
9 Baseball/ Kasti 233 94,7 11 4,5 2 0,8 0 0 0 0
10 Menari 158 64,2 52 21,1 17 6,9 12 4,9 7 2,8
11 Sepak Bola 180 73,2 36 14,6 23 9,3 7 2,8 0 0
12 Bulu Tangkis 156 63,4 48 19,5 31 12,6 7 2,8 4 1,6
13 Skeatbord 235 95,5 11 4,5 0 0 0 0 0 0
14 Bola Voli 225 91,5 21 8,5 0 0 0 0 0 0
15 Bola Basket 183 74,4 49 19,9 8 3,3 3 1,2 3 1,2
16 Tenis 226 91,9 17 6,9 3 1,2 0 0 0 0
17 Tenis Meja 230 93,5 13 5,3 2 0,8 0 0 1 0,4
Tidak Jarang Kadang- Sering selalu
NO Pertanyaan Aktivitas Fisik pernah kadang
f % f % f % f % f %
2 Dalam 7 hari terakhir, selama pelajaran olahraga, seberapa sering Anda aktif 14 5,7 44 17,9 107 43,5 57 23,2 24 9,8
dalam kegiatan seperti berlari, melompat, melempar?
Sedikit Berlari dan
Jalan Sedikit Berlari & Bermain
Duduk Berkeliling Berlari Bermain Sepanjang

113
NO Pertanyaan Aktivitas Fisik & Berkeliling Waktu
Bermain
f % f % f % f % f %
3 Dalam 7 hari terakhir, apa yang biasanya Anda lakukan saat jam 179 72,8 29 11,8 18 7,3 12 4,9 8 3,3
makan siang (selain makan)?
NO Pertanyaan Aktivitas Fisik Tidak 1 kali 2-3 kali 4 kali 5 kali
Pernah
f % f % f % f % f %
4 Dalam 7 hari terakhir, setelah pulang sekolah, berapa kali Anda 55 22,4 90 36,6 72 29,3 15 6,1 14 5,7
melakukan kegiatan olahraga, menari, atau bermain secara aktif?

NO Pertanyaan Aktivitas Fisik Tidak 1 kali 2-3 kali 4 kali 5 kali


Pernah
f % f % f % f % f %
5 Dalam 7 hri terakhir, pada malam hari, berapa kali Anda melakukan 111 45,1 63 25,6 56 22,8 9 3,7 7 2,8
kegiatan olahraga, menari, atau bermain secara aktif?

Tidak 1 kali 2-3 kali 4-5 kali 6 kali/


NO Pertanyaan Aktivitas Fisik Pernah lebih
f % f % f % f % f %
6 Dalam seminggu kemarin, berapa kali anda berolahraga, menari, dan 46 18,7 78 31,7 90 36,6 20 8,1 12 4,9
bermain secara aktif?
Sedikit 1-2 kali 2-3 kali 4-5 kali 6-7 kali
NO Pertanyaan Aktivitas Fisik Usaha seminggu seminggu seminggu seminggu
f % f % f % f % f %
7 Setelah membaca 5 pernyatan berikut, pernyataan mana yang 57 23,2 131 53,3 41 16,7 6 2,4 11 4,5
menggambarkan diri kamu dalam 7 hari terakhir?

114
Lampiran 13

Curriculum Vitae

Nama : Miftah Fauziyah

NIM : 1711313037

Tempat, Tanggal Lahir : Bukittinggi, 14 Mei 1999

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Sungai Pua, Kabupaten Agam

Nama Ayah : Nasril Hamid

Nama Ibu : Nelvi Suardi

Riwayat Pendidian :

1. Tk Islam Darusslam 2005

2. SDN 04 Kapalo Koto 2006- 2011

3. SMPN 2 Bukittinggi 2011- 2014

4. SMAN 3 Bukittinggi 2014- 2017

5. Fakultas Keperawatan Unand 2017- sekarang

115

Anda mungkin juga menyukai