Disusun Oleh :
Kelompok C
A. Latar Belakang
Imunisasi atau kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan utama dari
pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif maupun
aktif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan (Ranuh, 2018). Oleh karena itu
perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya pencegahan terhadap serangan penyakit yang
berpengaruh terhadap status gizi anak
Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat
penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan
usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular (Depkes RI, 2013)
Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan dibandingkan dengan
upaya kesehatan masyarakat lainnya. Program ini merupakan intervensi kesehatan yang
paling efektif, yang berhasil meningkatkan angka harapan hidup (Ranuh, 2011).
Tahun 2022 Kemenkes RI mencanangkan program BIAN (Bulan Imunisasi Anak
Nasional) untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang menurun signifikan akibat pandemi
COVID-19. BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi
dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat. Program ini diwujudkan sebagai
upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan melakukan hamonisasi kegiatan imunisasi
tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar (OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib).
Program imunisasi merupakan salah satu program kesehatan di posyandu yang
diprioritaskan oleh pemerintah. Berdasarkan data Kemenkes, terdapat 1,7 juta anak Indonesia
belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap (2019-2021). Langkah persiapan BIAN
dimanfaatkan oleh Kemenkes untuk memperluas layanan kesehatan dengan mereaktivasi 300
ribu Posyandu di seluruh pelosok Tanah Air. Reaktivasi ini sekaligus bertujuan untuk
meningkatkan jumlah kunjungan ke posyandu yang juga menurun saat pandemi.
D. Materi Penyuluhan
a. Pengertian imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
d. Jenis-Jenis imunisasi.
e. Sasaran imunisasi.
f. Jadwal pemberian imunisasi.
g. Cara pemeberian imunisasi.
h. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
i. Keadaan yang timbul setelah imunisasi.
j. Tempat pelayanan imunisasi.
E. Sasaran
1. Ibu yang Memiliki anak Balita
2. Oarang Tua yang memiliki keluarga anak Balita di rumah
F. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
G. Media
a. Lealfet
b. Lembar balik
c. Micropon
H. Evaluasi
a. Ibu-ibu dapat menyebutkan tujuan imunisasi.
b. Ibu-ibu dapat menyebutkan jenis-jenis imunisasi.
c. Ibu-ibu dapat menyebutkan sasaran imunisasi.
d. Ibu-ibu dapat menyebutkan jadwal pemberian imunisasi.
e. Ibu-ibu dapat menjelaskan cara pemberian imunisasi.
f. Ibu-ibu dapat menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
g. Ibu-ibu dapat menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
h. Ibu-ibu dapat menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.
i. Ibu-ibu dapat melakukan perawatan setelah pemberian imunisasi.
4. Observer :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.
J. Proses Pelaksanaan
K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan Media meliputi : LCD, Microphone
Waktu : Pukul 08.00 – Selesai
Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas Lubuk Kilangan
2. Evaluasi Proses
Ibu yang Memiliki anak Balita dan oarang tua yang memiliki keluarga anak Balita di rumah dapat
mengikuti jalannya proses penyuluhan dengan baik, serta mengajukan pertanyaan dengan tertib
dan rapi.
Materi Penyuluhan
“Imunisasi”
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi lainnya.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain
sebagainya.
1. Imunisasi BCG
2. Imunisasi hepatitis B
Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak
lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang
dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati.
3. Vaksin Polio
Vaksin polio bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap virus polio
tanpa terjangkit penyakit tersebut. Sebelum tahun 2000 pemberian vaksin polio dilakukan
secara oral, dimana didalam vaksin tersebut terkandung virus polio hidup yang telah
dijinakkan.
4. Imunisasi DPT
Imunisasi ini biasanya diberikan dalam beberapa tahapan. Untuk totalnya, pemberian
imunisasi ini mencapai enam kali. Biasanya dilakukan mulai dari bayi usia 2 bulan hingga
usianya mencapai 12 tahun. Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah penyakit seperti
difteri, tetanus, dan pertusis.
5. Imunisasi campak
Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan Petugas Imunisasi,
Jakarta, (1985).
2. Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader, Jakarta, 1988.
IMUNIS
ASI
I.Pengertian
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak
serta ibu hamil terhadappenyakit tertentu.
Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/anak terhndar dari penyakit tertentu dan
kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian.
1. Penyakit TBC
Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat
padamasyarakat dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan padat.
Ditandai dengan :
2. Penyakit Difteri
Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil. Ditandai dengan :
- Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan hidung sehingga
menyumbat jalan napas.
- Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.
Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak. Ditandai dengan :
- Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 - 14 hari. Kemudian diikuti batuk
hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 - 30 kali disertai tarikan napas dan berbunyi,
kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair.
- Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat
menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan
kejang, pingsan sampai terjadi kematian.
4. Penyakit Tetanus
Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah yang cukup besar di
Indonesia karena banayk bai yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut. Ditandai dengan :
- Pada bayi yang baru lahir (5 - 28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena mulutnya
kaku dan mencucu seperti mulut ikan.
5. Penyakit Polimielitis
Polimielitis sanagt cepat menular di daerah perumahan padat dan lingkungan kumuh.
Ditandai dengan :
-Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala, otot badan dan
kaki terasa kaku.
Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat menyebabkan
kematian.
6. Penyakit Campak
7. Hepatitis Virus B
2. DPT : memberi kekbalan pada penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.
V.Sasaran Imunisasi
1. Bayi 0 - 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.
2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.
Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan ke dalam mulut.
1. BCG : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah dalam.
1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC dan panas
tinggi.
2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.
4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.
IX. Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi
1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan
turun dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian
tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 - 10 hari setelah penyuntikan.
1. Posyandu
2. Puskesmas
4. Rumah bersalin
5. Rumah sakit
2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan berikan
kempres dingin.
3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.