Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“ Pmberian Imunisasi Pada Balita di Wilayah Puskesmas Lubuk


Kilangan”

(SIKLUS KEPERAWATAN ANAK)

Disusun Oleh :
Kelompok C

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI

Pokok Pembahasan : Imunisasi


Sub Pokok Pembahasan : Pemberian Imunisasi
Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas Lubuk Kilangan
Sasaran : Ibu yang memiliki anak balita
Hari/tanggal : Rabu/ 15 Juni 2022
Waktu : 08.00-selesai

A. Latar Belakang
Imunisasi atau kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan utama dari
pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif maupun
aktif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan (Ranuh, 2018). Oleh karena itu
perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya pencegahan terhadap serangan penyakit yang
berpengaruh terhadap status gizi anak
Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat
penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan
usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular (Depkes RI, 2013)
Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan dibandingkan dengan
upaya kesehatan masyarakat lainnya. Program ini merupakan intervensi kesehatan yang
paling efektif, yang berhasil meningkatkan angka harapan hidup (Ranuh, 2011). 
Tahun 2022 Kemenkes RI mencanangkan program BIAN (Bulan Imunisasi Anak
Nasional) untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang menurun signifikan akibat pandemi
COVID-19. BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi
dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat. Program ini diwujudkan sebagai
upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan melakukan hamonisasi kegiatan imunisasi
tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar (OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib).
Program imunisasi merupakan salah satu program kesehatan di posyandu yang
diprioritaskan oleh pemerintah. Berdasarkan data Kemenkes, terdapat 1,7 juta anak Indonesia
belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap (2019-2021). Langkah persiapan BIAN
dimanfaatkan oleh Kemenkes untuk memperluas layanan kesehatan dengan mereaktivasi 300
ribu Posyandu di seluruh pelosok Tanah Air. Reaktivasi ini sekaligus bertujuan untuk
meningkatkan jumlah kunjungan ke posyandu yang juga menurun saat pandemi.

B. Tujuan Instruksional Umum (Tiu)

Setelah mendapatkan penejelasan tentang imunisasai diharapkan dapat memotivasi


keluarga untuk membawa anak balitanya ke posyandu maupun polides guna mendapatkan
imunisasi lengkap

C. Tujuan Instruksional Khusus (Tik)

Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu dapat :

a. Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.


b. Menjelaskan tujuan imunisasi.
c. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
d. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.
e. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi.
f. Menjelaskan cara pemberian imunisasi.
g. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
h. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
i. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.

D. Materi Penyuluhan
a. Pengertian imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
d. Jenis-Jenis imunisasi.
e. Sasaran imunisasi.
f. Jadwal pemberian imunisasi.
g. Cara pemeberian imunisasi.
h. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
i. Keadaan yang timbul setelah imunisasi.
j. Tempat pelayanan imunisasi.

E. Sasaran
1. Ibu yang Memiliki anak Balita
2. Oarang Tua yang memiliki keluarga anak Balita di rumah

F. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi

G. Media
a. Lealfet
b. Lembar balik
c. Micropon

H. Evaluasi
a. Ibu-ibu dapat menyebutkan tujuan imunisasi.
b. Ibu-ibu dapat menyebutkan jenis-jenis imunisasi.
c. Ibu-ibu dapat menyebutkan sasaran imunisasi.
d. Ibu-ibu dapat menyebutkan jadwal pemberian imunisasi.
e. Ibu-ibu dapat menjelaskan cara pemberian imunisasi.
f. Ibu-ibu dapat menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
g. Ibu-ibu dapat menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
h. Ibu-ibu dapat menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.
i. Ibu-ibu dapat melakukan perawatan setelah pemberian imunisasi.

I. Pengorganisasian & Uraian Tugas


1. Protokol / Pembawa acara Uraian tugas :
Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
a. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
b. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Pengajar Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta

4. Observer :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.
J. Proses Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan


1 3 menit Pembukaan:
 Memperkenalkan diri  Menyambut salam
dan mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
dari penyuluhan.
 Melakukan kontrak waktu.  Mendengarkan
 Menyebutkan materi pe-  Mendengarkan
nyuluhan yang akan diberi kan
2 10 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang peng  Mendengarkan
ertian Imunisasi dan
 Memberikan kesempatan pada memperhatikan
ibu untuk bertanya  Bertanya dan
 Menjelaskan tentang menjawab pertanyaan
tujuan pemberian yang diajukan
imunisasi  Mendengarkan
 Memberikan kesempatan pada dan
ibu untuk bertanya memperhatikan
 Menjelaskan tentang  Bertanya dan
Jadwal pemberian menjawab pertanyaan
imunisasi yang diajukan
 Memberikan kesempatan pada  Mendengarkan
ibu unutk bertanya dan
 Menjelaskan tentang jenis memperhatikan.
imunisasi yang harus  Bertanya dan
diberikan. menjawab pertanyaan
 Memberikan kesempatan pada yang diajukan
ibu untuk bertanya  Mendengarkan
 Menjelaskan tentang efek dan
samping imunisasi memperhatikan
 Bertanya dan
 Memberi kesempatan pada menjawab pertanyaan
ibu bertanya. yang diajukan
 Mendengarkan
dan
memperhatikan
 Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang di
ajukan
3 5 menit Evaluasi :
 Menanyakan pada ibu te  Menjawab &
ntang materi yang diberikan menjelaskan pertanyaan
dan reinforcement kepada ibu
bila dapat menjawab &
menjelaskan kembali
pertanyaan/materi
4 2 menit Teriminasi :
 Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan
kepada ibu-ibu dan membalas
 Mengucapkan salam salam

K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan Media meliputi : LCD, Microphone
Waktu : Pukul 08.00 – Selesai
Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas Lubuk Kilangan

2. Evaluasi Proses
Ibu yang Memiliki anak Balita dan oarang tua yang memiliki keluarga anak Balita di rumah dapat
mengikuti jalannya proses penyuluhan dengan baik, serta mengajukan pertanyaan dengan tertib
dan rapi.
Materi Penyuluhan
“Imunisasi”

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi lainnya.

2. Tujuan pemberian Imunisasi

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain
sebagainya.

3. Jenis-jenis Imunisasi dasar pada bayi

1. Imunisasi BCG

Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus


tubercel bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif,
dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette
Guerin).

2. Imunisasi hepatitis B

Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak
lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang
dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati.

3. Vaksin Polio

Vaksin polio bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap virus polio
tanpa terjangkit penyakit tersebut. Sebelum tahun 2000 pemberian vaksin polio dilakukan
secara oral, dimana didalam vaksin tersebut terkandung virus polio hidup yang telah
dijinakkan.

4. Imunisasi DPT

Imunisasi ini biasanya diberikan dalam beberapa tahapan. Untuk totalnya, pemberian
imunisasi ini mencapai enam kali. Biasanya dilakukan mulai dari bayi usia 2 bulan hingga
usianya mencapai 12 tahun. Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah penyakit seperti
difteri, tetanus, dan pertusis.

5. Imunisasi campak

Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak


diberikan saat bayi berumur 9 bulan.

4. Jadwal Imunisasi dasar pada Bayi

Umur Vaksin Keterangan


HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B
ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5
Hepatitis B- ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status
HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan
1 selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat
Saat lahir diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di


Polio- 0 RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk
menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)
HepatitisHb-2
B- diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1
1 bulan
2 bulan.
BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada
0-2 bulan BCG umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih
dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberculin negatif.
DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan
DTP-1 DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan
Hib-1 (PRP-T)
2 bulan Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1
Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan
DTP-1.
Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1
DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau
DTP-2
dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan
4 bulan DTP-2
Hib-2

Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2


DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan
6 bulan Hib-3 (PRP-T).
Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan
tidak perlu diberikan.
Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program
9 bulan Campak-1 BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah
mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu
diberikan.

5. Manfaat pemberian Imunisasi

1. Untuk menjaga daya tahan tubuh anak.


2. Untuk mencegah penyakit-penyakit menular yang berbahaya
3. Untuk menjaga anak tetap sehat
4. Untuk mencegah kecacatan dan kematian.
5. Untuk menjaga dan Membantu perkembangan anak secara optimal. Dan lain-lain
Sumber :

Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan Petugas Imunisasi,
Jakarta, (1985).

1. Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader Dalam Rangka


Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, 1988.

2. Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader, Jakarta, 1988.

IMUNIS
ASI

I.Pengertian

Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak
serta ibu hamil terhadappenyakit tertentu.

II. Tujuan Imunisasi

Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/anak terhndar dari penyakit tertentu dan
kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian.

III. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

1. Penyakit TBC

Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat
padamasyarakat dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan padat.
Ditandai dengan :

- Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah.

- Nafsu makan menurun, BB menurun.

- Berkeringat malam tanpa aktifitas.

* Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC.

2. Penyakit Difteri

Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil. Ditandai dengan :

- Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan hidung sehingga
menyumbat jalan napas.
- Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.

- Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.

3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari

Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak. Ditandai dengan :

- Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 - 14 hari. Kemudian diikuti batuk
hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 - 30 kali disertai tarikan napas dan berbunyi,
kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair.

- Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat
menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan
kejang, pingsan sampai terjadi kematian.

4. Penyakit Tetanus

Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah yang cukup besar di
Indonesia karena banayk bai yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut. Ditandai dengan :

- Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung.

- Kejang dirasakan sangat sakit.

- Pada bayi yang baru lahir (5 - 28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena mulutnya
kaku dan mencucu seperti mulut ikan.

5. Penyakit Polimielitis
Polimielitis sanagt cepat menular di daerah perumahan padat dan lingkungan kumuh.
Ditandai dengan :

-Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala, otot badan dan
kaki terasa kaku.

- Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.

Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat menyebabkan
kematian.
6. Penyakit Campak

Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua


bayi. Tanda-tanda campak :
- Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.

- Mulut dan bibir kering serta merah.

- Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di belakang telinga,


leher muka, dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini adalah radang telinga
sampai tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan, diare dan menyebabkan radang paru-paru
serta radang otak yang dapat menyebabkan kematian.

7. Hepatitis Virus B

Penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua


umur. Tanda-tanda :
- Mual, muntah serta nafsu makan menurun.

- Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas.

IV. Jenis-Jenis Imunisasi

1. BCG : memberi kekebalan pada penyakit TBC

2. DPT : memberi kekbalan pada penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.

3. Polio : memberi kekebalan pada penyakit poliomielitis.

4. Campak: memberi kekebalan pada penyakit campak.


5. H B : memberi kekbalan pada penyakit hapatitis B

6. TT : memberi kekebalan pada penyakit tetanus

7. DT : memberi kekebalan pada penyakit difteri dan tetanus.

V.Sasaran Imunisasi

1. Bayi 0 - 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.
2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.

3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.

VI. Jadwal Pemberian Imunisasi

Jenis Imunisasi Waktu pemberian Keterangan


1. BCG, Polio I, DPT I umur 2 bulan
2. HB I, Polio II, DPT II umur 3 bulan
3. HB II, Polio III, DPT III umur 4 bulan
4. HB III, Polio IV, Campak umur 9 bulan
5. DT untuk SD kelas I khusus wanita
6. TT untuk SD kelas VI
untuk Catin 2x bila saat Catin hanya 1x
untuk Bumil

VII. Cara Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan ke dalam mulut.

1. BCG : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah dalam.

2. DPT : suntikan ke dalam otot di pangkal paha.

3. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.

4. HB : suntikan pada lengan.

5. DT / TT: suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun punggung.


VIII. Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan

Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :

1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC dan panas
tinggi.

2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.

3. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.

4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.
IX. Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi

Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing


imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini.

1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.

2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan
turun dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian
tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.

3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 - 10 hari setelah penyuntikan.

X. Tempat Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :

1. Posyandu

2. Puskesmas

3. Bidan / dokter praktek

4. Rumah bersalin

5. Rumah sakit

XI.Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi


1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke
puskesmas.

2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan berikan
kempres dingin.

3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.

Anda mungkin juga menyukai