Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI

Disusun untuk Memenuhi Praktik Klinik Anak


Koordinator: Sri Wulandari, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An.

Disusun Oleh:
No Nama NPM No Nama NPM
1 Joko suntarno 214121002 11 Leni Hendrayani 214121099
2 Ratnadilla 214121011 12 Seftiani S. umar 214121005
3 Atlastieka Nurfanty S. 214121009 13 Neng Listiani Fauziah 214121013
4 Tassa Talita 214121010 14 Victoria Firman Widouzan 214121007
5 Lilis Hayanti 214121024 15 Nurrizky Firdaus 214121019
6 Esa Sarofah 214121030 16 Dhea putri p.w 214121118
7 Sri tin patimah 214121032 17 Muthia Gita Pratiwi 214121034
8 Putri Karina Dewi S 214121004 18 Muhammad Ihsan 214121015
9 Sri Dayani 214121028 19 Ardita Kusumah W 214121001
10 Bayu Dwi Brilianto 214121012 20 Andriani A. Said 214121006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IMUNISASI

Topik : Imunisasi

Sasaran : Ibu – ibu yang mempunyai anak bayi dan balita

Target : Ibu yang mempunyai bayi dan balita

Hari / Tanggal : Selasa / 11 Januari 2022

Waktu : 25 menit

Tempat : Poli Anak RSUD Cibabat Gedung C lt.2

Penyuluh : Mahasiswa Program Studi NERS FITKes Unjani 2021/2022

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu diharapkan dapat

memotivasi keluarga untuk membawa anak balitanya ke posyandu maupun polindes guna

mendapatkan imunisasi lengkap.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu dapat :

1. Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.


2. Menjelaskan tujuan imunisasi.
3. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
4. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.
5. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi.
6. Menjelaskan cara pemberian imunisasi.
7. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
8. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
9. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.

III. MATERI PELAJARAN

1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
4. Jenis-Jenis imunisasi.
5. Sasaran imunisasi.
6. Jadwal pemberian imunisasi.
7. Cara pemeberian imunisasi.
8. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
9. Keadaan yang timbul setelah imunisasi.
10. Tempat pelayanan imunisasi.

IV. SASARAN

Ibu-ibu yang mempunyai balita di RSUD Cibabat

V. METODE

1. Ceramah
2. Diskusi

VI. MEDIA

1. Leaflet
2. Poster
3. Banner
4. Power Point
5. Proyektor
6. Laptop
VII. EVALUASI

1. Ibu-ibu dapat menyebutkan pengertian imunisasi.


2. Ibu-ibu dapat menyebutkan tujuan imunisasi.
3. Ibu-ibu dapat menyebutkan jenis-jenis imunisasi.
4. Ibu-ibu dapat menyebutkan sasaran imunisasi.
5. Ibu-ibu dapat menyebutkan jadwal pemberian imunisasi.
6. Ibu-ibu dapat menjelaskan cara pemberian imunisasi.
7. Ibu-ibu dapat menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
8. Ibu-ibu dapat menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
9. Ibu-ibu dapat menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.
10. Ibu-ibu dapat melakukan perawatan setelah pemberian imunisasi.

VIII. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS

1. Protokol / Pembawa acara


Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami
oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.

3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta.
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan
rencana penyuluhan.

IX. PROSES PELAKSANAAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan


1 3 menit Pembukaan:
 Memperkenalkan diri  Menyambut salam
dan mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
dari penyuluhan.
 Melakukan kontrak waktu.  Mendengarkan
 Menyebutkan materi pe-  Mendengarkan
nyuluhan yang akan diberi kan
2 10 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan
pengertian Imunisasi dan
 Memberikan kesempatan pada memperhatikan
ibu untuk bertanya  Bertanya dan
 Menjelaskan tentang menjawab pertanyaan
tujuan pemberian yang diajukan
imunisasi  Mendengarkan
 Memberikan kesempatan pada dan
ibu untuk bertanya memperhatikan
 Menjelaskan tentang  Bertanya dan
Jadwal pemberian menjawab pertanyaan
imunisasi yang diajukan
 Memberikan kesempatan pada  Mendengarkan
ibu unutk bertanya dan
 Menjelaskan tentang jenis memperhatikan.
imunisasi yang harus  Bertanya dan
diberikan. menjawab pertanyaan
 Memberikan kesempatan pada yang diajukan
ibu untuk bertanya  Mendengarkan
 Menjelaskan tentang efek dan
samping imunisasi memperhatikan
 Memberi kesempatan pada  Bertanya dan
ibu bertanya. menjawab pertanyaan
yang diajukan
 Mendengarkan
dan
memperhatikan
 Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang di
ajukan

3 5 menit Evaluasi :
 Menanyakan pada ibu tentang  Menjawab &
materi yang diberikan dan menjelaskan pertanyaan
reinforcement kepada ibu bila
dapat menjawab &
menjelaskan kembali
pertanyaan/materi
4 2 menit Teriminasi :
 Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan
kepada ibu-ibu dan membalas
 Mengucapkan salam salam

EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

Kesiapan Media meliputi : Leaflet, Poster, Banner Microphone.

Penentuan waktu : Pukul – WIB

Penentuan tempat : Poliklinik Anak RSUD Cibabat

b. Evaluasi Proses

Bentuk : Lisan.

Jenis : Essay.

Pertanyaan : (Sesuai tujuan khusus)

1. Apakah yang dimaksud dengan Imunisasi ?

2. Sebutkan tujuan dari Imunisasi ?

3. Sebutkan jenis-jenis Imunisasi ?


Kunci Jawaban :

1. Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak serta ibu

hamil terhadap penyakit tertentu.

2. Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/anak terhndar dari penyakit tertentu dan kalau

terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian.

3. BCG : memberi kekebalan pada penyakit TBC

DPT : memberi kekbalan pada penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.

Polio : memberi kekebalan pada penyakit poliomielitis.

Campak : memberi kekebalan pada penyakit campak.

H B : memberi kekbalan pada penyakit hapatitis B

TT : memberi kekebalan pada penyakit tetanus

DT : memberi kekebalan pada penyakit difteri dan tetanus.

Daftar Pustaka

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk

Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

IDAI. (2008). Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi.

Marimbi, Hanum. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi

Dasar Pada Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.

Proverawati, Atikah. (2010). Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta:Nuha Offset.


IMUNISASI

I. Pengertian

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhada penyakit
tertentu (Dhamayanti & Asmara, 2017)

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen


lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit
tertentu (Proverawati, 2010) (IDAI, 2021).

II. Tujuan Imunisasi

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit(Proverawati, 2010).

III. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

1. Penyakit TBC
Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat pada masyarakat
dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan padat. Ditandai dengan :
- Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah.
- Nafsu makan menurun, BB menurun.
- Berkeringat malam tanpa aktifitas.
* Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC.

2. Penyakit Difteri
Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil. Ditandai dengan :
- Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu di kenrongkongan dan hidung sehingga
menyumbat jalan nafas.
- Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.
- Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.
3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari
Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak. Ditandai dengan :
- Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 - 14 hari. Kemudian diikuti batuk hebat
yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 - 30 kali disertai tarikan napas dan berbunyi,
kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair.
- Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat
menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan
kejang, pingsan sampai terjadi kematian.

4. Penyakit Tetanus
Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah yang cukup besar di
Indonesia karena banyak bayi yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut. Ditandai dengan :
- Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung.
- Kejang dirasakan sangat sakit.
- Pada bayi yang baru lahir (5 - 28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena mulutnya kaku
dan mencucu seperti mulut ikan.

5. Penyakit Polimielitis
Polimielitis sanagt cepat menular di daerah perumahan padat dan lingkungan kumuh. Ditandai
dengan :
- Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala, otot badan dan
kaki terasa kaku.
- Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.
Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat menyebabkan
kematian.

6. Penyakit Campak
Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua bayi. Tanda-tanda campak :
- Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.
- Mulut dan bibir kering serta merah.
- Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di belakang telinga, leher muka,
dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini adalah radang telinga sampai
tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan, diare dan menyebabkan radang paru-paru serta
radang otak yang dapat menyebabkan kematian.

7. Hepatitis Virus B
Penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua umur. Tanda-tanda :
- Mual, muntah serta nafsu makan menurun.
- Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas.

IV. Jenis-Jenis Imunisasi

A. Hb0

Hepatitis B adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui darah dimana virus ini
adalah yang paling menular dan di bagian dunia, prevalensinya sangat tinggi. Hepatitis B
merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit akut maupun
kronik dan secara potensial merupakan infeksi hati yang mengancam nyawa disebabkan oleh
virus hepatitis B (Fink, 2013) Imunisasi HB-0 pada bayi di Indonesia terdapat 4 kali
pelaksanaan, antara lain pada saat lahir diberikan imunisasi hepatitis Hb-0,ketika bayi telah
berusia 2 bulan hingga 4 bulan secara berturut – turut diberikan imunisasi Hb 1 hingga Hb 3

B. BCG

Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya


penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat
terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.TBC yang berat contohnya adalah TBC
pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang.Vaksin BCG
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan.
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur
3bulan.Vaksin BCG diberikan melalui intradermal/intracutan. Efek samping pemberian
imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis, dan
reaksi panas.
 Reaksi : Bengkak, kemerahan pada lokasi suntikan dan timbulbekas luka
 Pengobatan : Dibiarkan saja sampai 7 hari kering
C. Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya


penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair.Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 dosis.Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui
intramuscular.
 Reaksi : Nyeri pada daerah suntikan dan timbul kemerahan danbiasanya tidak
diserta
 dengan demam
 Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik

D. Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya


penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.Kandungan vaksin
ini adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah 4
dosis.Imunisasi polio diberikan melalui oral.Belum ditemukan adanya efek samping
imunisasi polio.

E. Pentabio

Saat ini program pemerintah terbaru terkait pemberian imunisai adalah


penggunakaan vaksin kombinasi yang dikenal sebagai Vaksin Pentavalen.Vaksin ini
merupakan gabungan vaksin DPT-HB ditambah Hib. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis,
Tetanus)merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri,
pertusis dan tetanus.Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri
yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti
(toksoid).
Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis.Pemberian pertama zat anti
terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-
organ tubuh membuat zat anti.Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang
cukup.Imunisasi DPT diberikan melalui intramuscular.
Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat.Efek ringan misalnya
terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam.Efek berat misalnya
terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang,
encephalopathy, dan syok. Reaksi dan penanganan sama dengan imunisasi pentabio.
Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri dari DPT dan HB (kita kenal sebagai DPT
Combo). Sesuai dengan kandungan vaksinnya, vaksin Pentavalen mencegah berberapa jenis
penyakit, antara lain Difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang
otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib
(Haemophylus influenzae tipe b). Vaksin pentavalen merupakan gabungan dari 5 jenis vaksin
dalam satu sediaan. Kelima vaksin tersebut meliputi :
 Difteri –> Kuman yang menyebabkan penyakit difteri, menyerang salura
pernapasan,
menimbulkan lapisan putih di tenggorokan dengan efek dapat menyumbat saluran nafas,
dantoksinnya dapat mengganggu kerja jantung.
 Pertusis –> kuman penyebab penyakit batuk rejan atau batuk 100 hari dengan ciri
khas batuk beruntung
 Tetanus –> kuman penyebab penyakit tetanus, yaitu kekakuan seluruh tubuh termasuk
ototpernapasan sehingga menyebabka kematian akibat gagal nafas
 Hepatitis B –> virus penyabab peradangan pada hati dimana keadaan kronis
dapat
menyebabkan kerusakan hati (sirosis hepatis) dan kanker hati (hepatoma)
 Haemophilus influenza tipe B –> kuman penyebab radang paru-paru (pneumonia) dan
radang otak (meningitis) terbanyak pada anak-anak
Kenapa Haemophillus Influenzae type b (Hib)? Hal ini antara lain disebabkan
beberapa
Kenyataan epidemiologi berikut:
▪ Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri gram negatif dan hanya
ditemukan pada manusia
▪ Penyebaran melalui percikan ludah (droplet)
▪ Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4 – 8 bulan
▪ Sebagian besar orang yg mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi karier
▪ Prevalensi karier cukup tinggi (>3% ), sehingga kemungkinan kejadian meningitis dan
pneumonia akibat Hib, biasanya juga tinggi.
Vaksin Pentavalen diberikan saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian
dilanjutkan
ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal sebagai imunisasi booster (lanjutan).
Sebagaimana imunisasi lainnya, Imunisasi Pentavalen bisa didapatkan secara gratis di
semua Posyandu, Puskesmas atau fasilitas kesehatan pemerintah lainnya.
 Reaksi : Demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2
hari
 Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat penurun panas.
Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus.Vaksin DPT ini merupakan vaksin
yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih
dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis.Pemberian pertama zat anti
terbentuk
masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh
membuat zat anti.Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup.Imunisasi
DPT diberikan melalui intramuscular.
Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat.Efek ringan misalnya
terjadi
pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam.Efek berat misalnya terjadi
menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang,
encephalopathy, dan syok. Reaksi dan penanganan sama dengan imunisasi pentabio.

F. Campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya


penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.Kandungan vaksin ini adalah
virus yang dilema hkan.Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1 dosis.Imunisasi
campak diberikan melalui subkutan.Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya
ruampada tempat suntikan dan panas (Alimul, 2009).
 Reaksi : Biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadidemam ringan dan sedikit
bercak merah pada pipidi bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, atau
pembengkakan pada tempatpenyuntikan
 Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat penurun panas.
G. Vaksin PCV

Untuk mencegah penyakit seperti radang paru (pneumonia), radang selaput otak
(meningitis) dan infeksi darah (bacteremia).
Diberikan pada umur 2,4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12 – 15 bulan. Jika belum
diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah
umur 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum diberikan pada umur
1-2 tahun, berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada umur
2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali.

H. Vaksin rotavirus

Untuk melindungi anak dari penyakit gastroenteritis (radang pada lambung dan usus),
yang ditunjukkan dengan gejala seperti diare akut, muntah, demam, anak sulit makan dan
minum serta sakit perut.
Vaksin rotavirus dibagi menjadi 2 yaitu:
 Vaksin rotavirus monovalen : diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis
kedua dengan interval minimal 4 minggu harus selesai pada umur 24 minggu.
 Vaksin rotavirus pentavalen : diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua
dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada umur 32 minggu

I. Vaksin influenza

Untuk mencegah penyakit flu yang menyerang saluran pernapasan.


Diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun. Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun
imunisasi pertama 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Umur > 9 tahun, imunisasi
pertama 1 dosis.

J. Vaksin MR/MMR

Untuk mencegah penyakit Campak, Rubella dan gondongan.


Pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bisa sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin
MR, dapat diberikan MMR. Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan
MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR.

K. Vaksin Japanese encephalitis (JE)


Untuk mencegah penyakit radang otak.
Diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah
endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun kemudian.

L. Vaksin Varisela

Untuk mencegah cacar air atau chickenpox.


Diberikan mulai umur 12-18 bulan. Pada umur 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan
interval 6 minggu sampai 3 bulan. Umur 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai 6
minggu.
Vaksin hepatitis A : diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai
12 bulan kemudian.

M. Vaksin hepatitis A

Untuk mencegah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
Diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan
kemudian.

N. Vaksin tifoid polisakarida

untuk mencegah penyakit tifus.

O. Vaksin HPV

Untuk mencegah virus Human Papillomavirus yang menyebabkan infeksi kulit, termasuk
kutil kelamin.
Diberikan pada anak perempuan umur 9-14 tahun 2 kali dengan jarak 6-15 bulan (atau
pada program BIAS kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal
0,16 bulan (vaksin bivalen) atau 0,2,6 bulan (vaksin quadrivalent).

P. Vaksin dengue : diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositive dengue yang
dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen
NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan
serologi IgG anti dengue positif (IDAI, 2021).
V. Sasaran Imunisasi

1. Bayi 0 - 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.
2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.
3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.

VI. Jadwal Pemberian Imunisasi

Jenis Imunisasi Waktu pemberian Keterangan

1. BCG, Polio I, DPT I umur 2 bulan

2. HB I, Polio II, DPT II umur 3 bulan

3. HB II, Polio III, DPT III umur 4 bulan

4. HB III, Polio IV, Campak umur 9 bulan untuk SD kelas I

5. DT untuk SD kelas VI

6. TT untuk Catin untuk Bumil khusus wanita 2x bila saat Catin

hanya 1x
VII. Cara Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan ke dalam mulut.
1. BCG : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah dalam.
2. DPT : suntikan ke dalam otot di pangkal paha.
3. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.
4. HB : suntikan pada lengan.
5. DT / TT : suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun punggung.

VIII. Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan

Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :


1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC dan panas
tinggi.
2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.
3. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.
4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.

IX. Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi

Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing imunisasi, seperti
yang diuraikan di bawah ini.
1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan,
seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan
turun dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian
tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 - 10 hari setelah penyuntikan.

X. Tempat Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :


1. Posyandu
2. Puskesmas
3. Bidan / dokter praktek
4. Rumah bersalin
5. Rumah sakit

XI. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi

1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke
puskesmas.
2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan berikan kempres
dingin.
3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
LAMPIRAN

DAFTAR HADIR PESERTA & DOKUMENTASI

No. Nama Peserta Alamat Tanda Tangan

1. Indah Desiyanti Blok sukarintih

2. Ima Holilatul Kamilah JL. H. sidik rt 03 rw 07

3. Marlyn JL. Mega Raya no. 6

4. Luay Komp. Nusa Hijau

5. Dita Apriyanti JL. Pesantren no.55

6. Lutfi Sahid Cipageran, Cimahi

7. Joshua Purba JL. Kebon Kopi

8. Roni Cahyadi JL. Cijagra, Bandung

9. Raymon Purba JL. Kebon Kopi

10. Monica Bumi Asri

11. Dina Gempolsari

12. Zulfahmi Kebon Gedang

13. Diah Darissalamah Kopo

14. Nurul Istiqomah Gempolsari

15. Nenden Kp. Pasir Panjang

16. Haif Cimahi

17. Syifa N.R JL. KH. Abdul Halim

18. Fikri Pajajaran

19. Moriz Cihanjuang

20. Rei Na Bandung


21. Putra Bagus Bandung

22. Effreyza Cimahi

23. Ade Ariesta Putri Cimahi

24. Ari Putra Maulana Cibaduyut

Anda mungkin juga menyukai