Anda di halaman 1dari 17

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

KEPERAWATAN ANAK I
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN BERKAITAN DENGAN
UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN PENTINGNYA IMUNISASI

Dosen : Eka Santi, Ns., M.Kep

Disusun oleh: Kelompok 6

Desty Kartika Atni 1910913220009


Indah Yulianti 1910913320024
Muhammad Sajidannor 1910913110004
Novadiani Karisma M 1910913120005
Nurul Izatil Hasanah 1910913320025
Silvia Nurmayasari 1710913220020
Pahmi Rahman 1910913310022
Zahratul Zannah 1910913120012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Dosen Pengampu : Eka Santi, Ns., M.Kep


Nama : Desty Kartika Atni 1910913220009
Indah Yulianti 1910913320024
Muhammad Sajidannor 1910913110004
Novadiani Karisma M 1910913120005
Nurul Izatil Hasanah 1910913320025
Silvia Nurmayasari 1710913220020
Pahmi Rahman 1910913310022
Zahratul Zannah 1910913120012

Banjarbaru, 20 April 2021


Dosen

Eka Santi, Ns., M.Kep


Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

A. Topik : Imunisasi
B. Sub Topik : Pentingnya Imunisasi bagi Anak
C. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan Intruksional Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, diharapkan peserta mampu
memahami tentang imunisasi yang benar.
2. Tujuan Intruksional Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, diharapkan peserta
penyuluhan dapat:
a) Mengetahui dan memahami pengertian & tujuan imunisasi
b) Mengetahui dan memahami manfaat imunisasi bagi anak
c) Mengetahui dan memahami jenis-jenis imunisasi
d) Mengetahui dan memahami jadwal pemberian imunisasi pada anak
e) Mengetahui dan memahami dampak tidak melakukan imunisasi bagi anak
f) Mengetahui dan memahami penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I).
D. Perencananan Penyuluhan
Waktu : 14.00 – 15.00 WITA
Hari/Tanggal : Jumat, 16 April 2021
Tempat : Daring (Zoom atau Gmeet)
Sasaran : Ibu-ibu yang mempunyai anak dan balita
Metode : Ceramah, diskusi (Tanya Jawab)
Media : Power Point (PPT)
Tim Penyuluh :
1. Moderator : Zahratul Zannah
2. Penyaji materi : Novadiani Karisma Maharani
Pahmi Rahman
Desty Kartika Atni
3. Observer : Muhammad Sajidannor
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

Indah Yulianti
4. Fasilitator : Silvia Nurmayasari
Nurul Izatil Hasanah

E. Setting Tempat

Keterangan :
: Pemateri
: Moderator
: Peserta
: Fasilitator
: Observer

F. Strategi Penyuluhan

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media Waktu


1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menyampaikan kontrak 3. Mendengarkan
Ceramah
waktu dan tempat Power
dan 10
penyuluhan Point
Tanya menit
4. Menanyakan persetujuan 4. Menjawab
jawab
peserta
5. Menyampaikan TIU dan 5. Mendengarkan
TIK
2. Pelaksanaan 1. Menanyakan apa yang 1. Mendengarkan
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

diketahui peserta tentang dan menjawab


imunisasi Ceramah Power 40
2. Menjelaskan pengertian 2. Mendengarkan dan Point menit
dan tujuan imunisasi Tanya
3. Menjelaskan manfaat 3. Mendengarkan jawab
imunisasi bagi anak
4. Menjelaskan jenis-jenis 4. Mendengarkan
imunisasi
5. Menjelaskan jadwal 5. Mendengarkan
pemberian imunisasi pada
anak
6. Menjelaskan dampak 6. Mendengarkan
tidak dilakukannya
imunisasi bagi anak
7. Menjelaskan apa saja 7. Mendengarkan
penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
Penutup 1. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya 1. Bertanya
terkait materi yang
disampaikan
2. Menanyakan beberapa 2. Menjawab
peserta tentang manfaat
imunisasi bagi anak
3. Menanyakan beberapa 3. Menjawab
peserta tentang jenis-
Ceramah Power
jenis imunisasi 10
dan Tanya Point
4. Menanyakan beberapa 4. Menjawab menit
jawab
peserta tentang dampak
tidak dilakukannya
imunisasi
5. Menanyakan beberapa 5. Menjawab
peserta tentang penyakit
yang dapat dicegah
dengan imunisasi
6. Memberikan hadiah bagi 6. Menerima hadiah
peserta yang mampu
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

menjawab
7. Mengingatkan peserta 7. Mendengarkan
terkait pentingnya
imunisasi
8. Menutup penyuluhan 8. Menjawab
(salam)

G. Materi Penyuluhan
(Terlampir)

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Peserta penyuluhan siap di tempat 5 menit sebelum penyuluhan
b) Tempat pelaksanaan siap 15 menit sebelum penyuluhan
c) Anggota penyuluhan siap 15 menit sebelum penyuluhan
d) Media penyuluhan siap 15 menit sebelum penyuluhan
2. Evaluasi Proses
Peserta :
a) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
b) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami dan memperhatikan materi penyuluhan yang
diberikan.
c) Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
d) Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
Penyaji :
a) Penyaji menguasi mataeri yang akan disampaikan kepada peserta.
b) Penyaji menyampaikan materi sesuai dengan materi yang terlampir di
SAP.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

c) Penyaji menyampaikan materi dengan menarik.


3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentu
kan.
b) Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi
penyuluhan yaitu dengan memberikan pertanyaan pada peserta:
1. Apa manfaat dari imunisasi bagi anak?
2. Apa saja jenis-jenis imunisasi pada anak?
3. Apa dampak tidak dilakukannya imunisasi pada anak?
4. Apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi?
c) Peserta mampu menjawab dan menjelaskan dengan minimal 80%
jawaban benar.
d) Peserta memahami materi dengan presentasi hasil afektif 80%

I. Referensi
Barlianto, W., & Rachmawati, S. D. (2019). Pedoman Praktis Imunisasi pada Anak:
Pemberian Imunisasi pada Anak Sehat, Sakit, dan Terlambat Jadwal.
Universitas Brawijaya Press.
Hasibuan, M. J. A. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami terhadap
Pemberian Imunisasi pada Bayi di Puskesmas Mayor Umar Damanik Tahun
2019. Jurnal Ilmiah Maksitek, 5(3), 160-166.
Hidayah, N., Sihotang, H. M., & Lestari, W. (2018). Faktor yang berhubungan
dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi tahun 2017. Jurnal
Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(1), 153-161.
Lubis, S. Y., Rahmad, R., & Syahna, F. Z. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Imunisasi Dengan Cakupan Imunisasi Anak di Puskesmas
Lampaseh. Jurnal Aceh Medika, 2(1), 31-36.
Mulyati, E., dkk. (2014). Buku Ajar Imunisasi.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

Nining, Y., & Arnis, A. (2016). Bahan Ajar Keperawatan Anak. Pusat PSDM:
Kementerian Kesehatan RI.
Nurul Mahabbah, R. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar (Studi Pada Ibu Yang Memiliki Baduta (12-24
Bulan) Di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya
Tahun 2019) (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).
Rafidah, R., & Yuliastuti, E. (2020). Persepsi dan Dukungan Keluarga terhadap
Pemberian Imunisasi Measles Rubella (MR). Jurnal Bidan Cerdas, 2(2), 97-
103.
Sari, Lia Indria. (2020). Buku Ajar Imunisasi Bayi. Jawa Barat: Media Sains
Indonesia.
Simanjuntak, S. M., & Nurnisa, I. N. (2019). Peningkatan Pengetahuan dan Sikap
Ibu Tentang Imunisasi dengan Pendekatan Promosi Kesehatan Tentang
Imuniasi Dasar. Media Karya Kesehatan, 2(1).
Yundri, Y., Setiawati, M., Suhartono, S., Setyawan, H., & Budhi, K. (2017).
Faktor-Faktor Risiko Status Imunisasi Dasar Tidak Lengkap pada Anak (Studi
di Wilayah Kerja Puskesmas II Kuala Tungkal). Jurnal Epidemiologi
Kesehatan Komunitas, 2(2), 78-88.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

J. Lampiran Materi
a. Pengertian & Tujuan Imunisasi
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan penyakit tersebut ia tidak menjadi
sakit (Nining, 2016). Imunisasi juga berarti usaha untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit infeksi pada bayi, anak, juga orang dewasa. Imunisasi
menjaga bayi dan anak dari penyakit tertentu sesuai jenis imunisasi yang
diberikan (Sari, 2020). Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa
kekebalan pasif maupun aktif. Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian
imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai
kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Nining, 2016).
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak
dengan cara memberikan vaksin pada anak. Vaksin berasal dari bibit penyakit
tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang terlebih dahulu dilemahkan.
Sehingga tidak berbahaya lagi bagi kelangsungan hidup manusia. (Hidayah et
al., 2018). Tujuan lain dari imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan,
kematian, dan kecacatan yang disebabkan oleh PD3I (Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi) (Barlianto & Rachmawati, 2019).
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

Tujuan dalam pemberian imunisasi, antara lain (Hasibuan, 2020):


1. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu di dunia.
2. Melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat
berbahaya bagi bayi dan anak.
3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu.
4. Menurunkan morbiditas, mortalitas, dan cacat serta bila mungkin didapat
eradikasi sesuatu penyakit dari suatu daerah atau negeri.
5. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa dihindari dengan imunisasi pada penderitanya.
6. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
menghilangkan penyakit pada sekelompok masyarakat (populasi) atau
bahkan mengilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi
cacar
b. Manfaat imunisasi bagi anak
Manfaat imunisasi bagi anak itu sendiri adalah dapat mencegah penyakit
cacat dan kematian, sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat
menghilangkan kecemasan dan mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila
anak sakit (Hasibuan, 2020).
c. Jenis-jenis Imunisasi
1. Imunisasi Wajib
Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu.
Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi
khusus.
a) Imunisasi Rutin
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara


terus-menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan. Imunisasi Dasar seperti vaksin BCG, vaksin DPT-HB-HIB,
vaksin Hepatitis B, vaksin Polio dan Droplet, vaksin Polio IPV, dan vaksin
Campak. Imunisasi Lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk
mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan kepada anak usia bawah tiga tahun
(Batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur. Contoh imunisasinya
seperti vaksin DT, vaksin Td, dan vaksin TT.
b) Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang
paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu
tertentu. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah Backlog
fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi Nasional), Sub-PIN, Catch up
Campaign campak dan Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI).
c) Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi
tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umrah, persiapan
perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar
biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas Imunisasi Meningitis
Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies.
2. Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib, Tifoid,
Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus, Japanese
Ensephalitis, dan HPV.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

d. Jadwal Pemberian Imunisasi pada Anak


Adapun jadwal pemberian imunisasi pada anak, ialah (IDAI, 2020):
1. Vaksin Hepatitis B (HB) sebaiknya di berikan kepada bayi segera setelah
lahir sebelum berumur 24 jam, di dahului penyuntikkan vitamin K
minimal 30 menit sebelumnya. Bayi dengan berat lahir kurang dari
2000g, imunisasi hepatitis B sebaiknya di tunda sampai umur 1 bulan atau
lebih kecuali ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan
imonoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda,
maksimal dalam 7 hari setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan
bersama DTwP atau DTaP.
2. Vaksin polio nol (0) sebaiknya di berikan segera setelah lahir. Apabila
lahir di fasilitas kesehatan berikan bOVP -0 saat bayi pulang atau pada
kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOVP atau IPV bersama DTwP
atau DTaP. Vaksin IPV minimal di berikan 2 kali sebelum umur 1 tahun
bersama DTwP atau DTaP.
3. Vaksin BCG sebaiknya di berikan segera setelah lahir atau segera
mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 bulan atau lebih
BCG di berikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin tidak
tersedia, BCG dapat di berikan bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu
pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberkulosis.
4. Vaksin DPT dapat di berikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP
atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan padaumur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6
bulan. Booster pertama di berikan pada umur 18 bulan. Booster
berikutnya di berikan pada umur 5-7 tahun atau pada program BIAS kelas
1, umur 7 tahun atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tidap. Booster
selanjutnya pada umur 10-18 tahun atau pada program BIAS kelas 5,
booster Td di berikan setiap 10 tahun.
5. Vaksin pneumokokus (PCV) diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan
dengan booster pada umur 12-15 bulan. Jika belum di berikan pada umur
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah
umur 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum
diberikan pada umur 1-2 tahun berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal
2 bulan. Jika belum diberikan pada umur 2-5 tahun PCV10 diberikan 2
kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberi 1 kali.
6. Vaksin rotavirus monovalent diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6
minggu, dosis kedua dengan interval 4 minggu, harus selesai pada umur
24 minggu.
7. Vaksin rotavirus pentavalent diberikan 3 kali dosis pertama 6-12 minggu,
dosis kedua dan ketiga dengan interval 4-10 minggu, harus selesai pada
umur 32 minggu.
8. Vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun.
Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan
interval 4 minggu, umur >9 tahun imunisasi pertama 1 dosis.
9. Vaksin MR/MMR pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. bila sampai
umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat di berikan MMR, umur
18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam
program BIAS kelas 1) atau MMR.
10. Vaksin japanese encephalitis (JE) diberikan mulai umur 9 bulan di daerah
endemis atau yang akan berpergian ke daerah endemis. Untuk
perlindungan jangka Panjang dapat di berikan booster 1-2 tahun
kemudian.
11. Vaksin varisela diberikan pada umur 12-18 bulan. Pada umur 1-12 tahun
d berikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Umur 13
tahun atau lebih dengan interval 4-6 minggu.
12. Vaksin hepatitis A diberikan 2 dosis mulai umur 11 tahun, dosis ke 2
diberikan 6-12 bulan kemudian.
13. Vaksin tifoid polisakarida diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang
setiap 3 tahun.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

14. Vaksin human papilloma virus (HPV) diberika pada anak perempuan
umur 9-14 tahun 2 kali dengan jarak 6-15 bulam (atau program BIAS
kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal
0, 1, 6 bulan (vaksin bivalen) atau 0, 2, 6 bulan (vaksin quadrivalent).
15. Vaksin dengue diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositif
dengue yang di buktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis
dengue (pemeriksaan antigen NS-1 atau uji serologis IgM/IgG antidengue
positif) atau dii buktikan dengan pemeriksaan serologi IgG antidengue
negatif.

e. Dampak Tidak Melakukan Imunisasi bagi Anak


Saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang belum mendapatkan
imunisasi secara lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari
lahir. Hal tersebut menyebabkan anak akan mudah tertular penyakit berbahaya
karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit tersebut (Simanjuntak dan
Nurnisa, 2019). Selain itu dapat menimbulkan angka kesakitan dan kematian
pada anak akibat terserang tuberkulosis, poliomelitis, campak, hepatitis b, difteri
pertussis dan tetanus neonatorum (Yundri et al., 2017).

f. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).


Imunisasi merupakan salah satu strategi yang efektif dan efisien dalam
meningkatkan derajat kesehatan nasional dengan mencegah enam penyakit
mematikan, yaitu : tuberculosis, difteri, pertusis, campak, tetanus, polio,
hepatitis B, dan rubella (Lubis et al., 2018).
a. Tuberculosis (TBC)
Penyakit TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosa disebut juga batuk darah yang ditularkan melalui
pernafasan dan melalui bersin atau batuk. Gejala awal penyakit ini adalah lemah
badan, penurunan berat badan, demam, dan keluar keringat pada malam hari,
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

gejala selanjutnya yaitu batuk terus menerus, nyeri dada dan mungkin batuk
darah, sedangkan gejala lain timbul tergantung pada organ yang diserang.
Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit TBC adalah kelemahan dan
kematian (Mahabbah, R Nurul. 2019).
b. Difteri
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheriae yang ditularkan melalui kontak fisik dan
pernafasan. Gejala yang timbul berupa radang tenggorokan, hilang nafsu makan,
demam ringan,dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebirubiruan pada
tenggorokan dan tonsil. Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit difteri
adalah gangguan pernafasan yang berakibat kematian (Mahabbah, R Nurul.
2019).
c. Pertusis
Pertusis merupakan penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan
oleh bakteri Bordetella pertusis yang ditularkan melalui percikan ludah (droplet
infection) dari batuk atau bersin. Gejala yang timbul berupa pilek, mata merah,
bersin, demam, batuk ringan yang lama kelamaan menjadi parah dan
menimbulkan batuk yang cepat dan keras. Komplikasi yang dapat diakibatkan
dari penyakit pertusis adalah Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan
kematian (Mahabbah, R Nurul. 2019).
d. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani
yang menghasilkan neurotoksin dan ditularkan melalui kotoran yang masuk ke
dalam luka yang dalam. Gejala awal yang timbul berupa kaku otot pada rahang,
disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan
demam. Pada bayi terdapat gejala berhenti menetek antara 3-28 hari setelah lahir
dan gejala berikutnya berupa kejang yang hebat dan tumbuh menjadi kaku.
Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit tetanus adalah patah tulang
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

akibat kejang, Pneumonia, infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian


(Mahabbah, R Nurul. 2019).
e. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B
yang merusak hati (penyakit kuning). Ditularkan secara horizontal dari
produknya, suntikan yang tidak aman, transfusi darah, melalui hubungan seksual
dan secara vertikal dari ibu ke bayi selama proses persalinan. Gejala yang
ditimbul berupa merasa lemah, gangguan perut, flu, urin menjadi kuning,
kotoran menjadi pucat, dan warna kuning bisa terlihat pada mata ataupun kulit.
Komplikasi yang diakibatkan dari penyakit hepatitis B adalah penyakit bisa
menjadi kronis yang menimbulkan pengerasan hati (Cirhosis Hepatitis), kanker
hati (Hepato Cellular Carsinoma) dan menimbulkan kematian (Mahabbah, R
Nurul. 2019).
f. Campak
Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus
viridae measles dan ditularkan melalui udara (percikan ludah) dari bersin atau
batuk penderita. Gejala awal yang timbul berupa demam, bercak kemerahan,
batuk, pilek, konjungtivitis (mata merah) dan koplik spots, selanjutnya timbul
ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.
Komplikasi yang diakibatkan dari penyakit campak adalah diare hebat,
peradangan pada telinga, infeksi saluran nafas (Pneumonia) (Mahabbah, R
Nurul. 2019).
g. Rubella
Rubella atau campak jerman merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus rubella, sebuah togavirus yang menyelimuti dan memiliki RNA genom
untai tunggal. Virus ini ditularkan melalui jalur pernafasan dan bereplikasi
dalam nasofaring dan kelenjar getah bening serta ditemukan dalam darah 5-7
hari setelah infeksi dan menyebar ke seluruh tubuh. Rubella ditularkan melalui
oral droplet, dari nasofaring atau rute pernafasan. Gejala rubella pada anak
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi

biasanya berlangsung dua hari yang ditandai dengan ruam awal pada wajah yang
menyebar ke seluruh tubuh, demam ren posterior limfadenopati servikal.
Sedangkan gejala pada anak yang lebih tua dan orang dewasa gejala tambahan
berupa pembengkakan kelenjar, dingin seperti gejala, dan sakit sendi terutama
pada wanita muda. Masalah serius dapat terjadi berupa infeksi otak dan
perdarahan (Mahabbah, R Nurul. 2019).
h. Poliomielitis
Poliomielitis merupakan penyakit pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, atau 3 dan secara klinis menyerang anak di
bawah usia 15 tahun dan menderita lumpuh layu akut dengan ditularkan melalui
kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Gejala yang timbul berupa demam,
nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama. Komplikasi yang
diakibatkan dari penyakit poliomielitis adalah bisa menyebabkan kematian jika
otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera ditangani (Mahabbah, R Nurul.
2019).

Anda mungkin juga menyukai