KEPERAWATAN ANAK I
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN BERKAITAN DENGAN
UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN PENTINGNYA IMUNISASI
A. Topik : Imunisasi
B. Sub Topik : Pentingnya Imunisasi bagi Anak
C. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan Intruksional Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, diharapkan peserta mampu
memahami tentang imunisasi yang benar.
2. Tujuan Intruksional Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, diharapkan peserta
penyuluhan dapat:
a) Mengetahui dan memahami pengertian & tujuan imunisasi
b) Mengetahui dan memahami manfaat imunisasi bagi anak
c) Mengetahui dan memahami jenis-jenis imunisasi
d) Mengetahui dan memahami jadwal pemberian imunisasi pada anak
e) Mengetahui dan memahami dampak tidak melakukan imunisasi bagi anak
f) Mengetahui dan memahami penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I).
D. Perencananan Penyuluhan
Waktu : 14.00 – 15.00 WITA
Hari/Tanggal : Jumat, 16 April 2021
Tempat : Daring (Zoom atau Gmeet)
Sasaran : Ibu-ibu yang mempunyai anak dan balita
Metode : Ceramah, diskusi (Tanya Jawab)
Media : Power Point (PPT)
Tim Penyuluh :
1. Moderator : Zahratul Zannah
2. Penyaji materi : Novadiani Karisma Maharani
Pahmi Rahman
Desty Kartika Atni
3. Observer : Muhammad Sajidannor
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi
Indah Yulianti
4. Fasilitator : Silvia Nurmayasari
Nurul Izatil Hasanah
E. Setting Tempat
Keterangan :
: Pemateri
: Moderator
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
F. Strategi Penyuluhan
menjawab
7. Mengingatkan peserta 7. Mendengarkan
terkait pentingnya
imunisasi
8. Menutup penyuluhan 8. Menjawab
(salam)
G. Materi Penyuluhan
(Terlampir)
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Peserta penyuluhan siap di tempat 5 menit sebelum penyuluhan
b) Tempat pelaksanaan siap 15 menit sebelum penyuluhan
c) Anggota penyuluhan siap 15 menit sebelum penyuluhan
d) Media penyuluhan siap 15 menit sebelum penyuluhan
2. Evaluasi Proses
Peserta :
a) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
b) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami dan memperhatikan materi penyuluhan yang
diberikan.
c) Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
d) Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
Penyaji :
a) Penyaji menguasi mataeri yang akan disampaikan kepada peserta.
b) Penyaji menyampaikan materi sesuai dengan materi yang terlampir di
SAP.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi
I. Referensi
Barlianto, W., & Rachmawati, S. D. (2019). Pedoman Praktis Imunisasi pada Anak:
Pemberian Imunisasi pada Anak Sehat, Sakit, dan Terlambat Jadwal.
Universitas Brawijaya Press.
Hasibuan, M. J. A. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami terhadap
Pemberian Imunisasi pada Bayi di Puskesmas Mayor Umar Damanik Tahun
2019. Jurnal Ilmiah Maksitek, 5(3), 160-166.
Hidayah, N., Sihotang, H. M., & Lestari, W. (2018). Faktor yang berhubungan
dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi tahun 2017. Jurnal
Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(1), 153-161.
Lubis, S. Y., Rahmad, R., & Syahna, F. Z. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Imunisasi Dengan Cakupan Imunisasi Anak di Puskesmas
Lampaseh. Jurnal Aceh Medika, 2(1), 31-36.
Mulyati, E., dkk. (2014). Buku Ajar Imunisasi.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi
Nining, Y., & Arnis, A. (2016). Bahan Ajar Keperawatan Anak. Pusat PSDM:
Kementerian Kesehatan RI.
Nurul Mahabbah, R. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar (Studi Pada Ibu Yang Memiliki Baduta (12-24
Bulan) Di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya
Tahun 2019) (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).
Rafidah, R., & Yuliastuti, E. (2020). Persepsi dan Dukungan Keluarga terhadap
Pemberian Imunisasi Measles Rubella (MR). Jurnal Bidan Cerdas, 2(2), 97-
103.
Sari, Lia Indria. (2020). Buku Ajar Imunisasi Bayi. Jawa Barat: Media Sains
Indonesia.
Simanjuntak, S. M., & Nurnisa, I. N. (2019). Peningkatan Pengetahuan dan Sikap
Ibu Tentang Imunisasi dengan Pendekatan Promosi Kesehatan Tentang
Imuniasi Dasar. Media Karya Kesehatan, 2(1).
Yundri, Y., Setiawati, M., Suhartono, S., Setyawan, H., & Budhi, K. (2017).
Faktor-Faktor Risiko Status Imunisasi Dasar Tidak Lengkap pada Anak (Studi
di Wilayah Kerja Puskesmas II Kuala Tungkal). Jurnal Epidemiologi
Kesehatan Komunitas, 2(2), 78-88.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi
J. Lampiran Materi
a. Pengertian & Tujuan Imunisasi
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan penyakit tersebut ia tidak menjadi
sakit (Nining, 2016). Imunisasi juga berarti usaha untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit infeksi pada bayi, anak, juga orang dewasa. Imunisasi
menjaga bayi dan anak dari penyakit tertentu sesuai jenis imunisasi yang
diberikan (Sari, 2020). Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa
kekebalan pasif maupun aktif. Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian
imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai
kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Nining, 2016).
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak
dengan cara memberikan vaksin pada anak. Vaksin berasal dari bibit penyakit
tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang terlebih dahulu dilemahkan.
Sehingga tidak berbahaya lagi bagi kelangsungan hidup manusia. (Hidayah et
al., 2018). Tujuan lain dari imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan,
kematian, dan kecacatan yang disebabkan oleh PD3I (Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi) (Barlianto & Rachmawati, 2019).
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi
7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah
umur 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum
diberikan pada umur 1-2 tahun berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal
2 bulan. Jika belum diberikan pada umur 2-5 tahun PCV10 diberikan 2
kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberi 1 kali.
6. Vaksin rotavirus monovalent diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6
minggu, dosis kedua dengan interval 4 minggu, harus selesai pada umur
24 minggu.
7. Vaksin rotavirus pentavalent diberikan 3 kali dosis pertama 6-12 minggu,
dosis kedua dan ketiga dengan interval 4-10 minggu, harus selesai pada
umur 32 minggu.
8. Vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun.
Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan
interval 4 minggu, umur >9 tahun imunisasi pertama 1 dosis.
9. Vaksin MR/MMR pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. bila sampai
umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat di berikan MMR, umur
18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam
program BIAS kelas 1) atau MMR.
10. Vaksin japanese encephalitis (JE) diberikan mulai umur 9 bulan di daerah
endemis atau yang akan berpergian ke daerah endemis. Untuk
perlindungan jangka Panjang dapat di berikan booster 1-2 tahun
kemudian.
11. Vaksin varisela diberikan pada umur 12-18 bulan. Pada umur 1-12 tahun
d berikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Umur 13
tahun atau lebih dengan interval 4-6 minggu.
12. Vaksin hepatitis A diberikan 2 dosis mulai umur 11 tahun, dosis ke 2
diberikan 6-12 bulan kemudian.
13. Vaksin tifoid polisakarida diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang
setiap 3 tahun.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi
14. Vaksin human papilloma virus (HPV) diberika pada anak perempuan
umur 9-14 tahun 2 kali dengan jarak 6-15 bulam (atau program BIAS
kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal
0, 1, 6 bulan (vaksin bivalen) atau 0, 2, 6 bulan (vaksin quadrivalent).
15. Vaksin dengue diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositif
dengue yang di buktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis
dengue (pemeriksaan antigen NS-1 atau uji serologis IgM/IgG antidengue
positif) atau dii buktikan dengan pemeriksaan serologi IgG antidengue
negatif.
gejala selanjutnya yaitu batuk terus menerus, nyeri dada dan mungkin batuk
darah, sedangkan gejala lain timbul tergantung pada organ yang diserang.
Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit TBC adalah kelemahan dan
kematian (Mahabbah, R Nurul. 2019).
b. Difteri
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheriae yang ditularkan melalui kontak fisik dan
pernafasan. Gejala yang timbul berupa radang tenggorokan, hilang nafsu makan,
demam ringan,dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebirubiruan pada
tenggorokan dan tonsil. Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit difteri
adalah gangguan pernafasan yang berakibat kematian (Mahabbah, R Nurul.
2019).
c. Pertusis
Pertusis merupakan penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan
oleh bakteri Bordetella pertusis yang ditularkan melalui percikan ludah (droplet
infection) dari batuk atau bersin. Gejala yang timbul berupa pilek, mata merah,
bersin, demam, batuk ringan yang lama kelamaan menjadi parah dan
menimbulkan batuk yang cepat dan keras. Komplikasi yang dapat diakibatkan
dari penyakit pertusis adalah Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan
kematian (Mahabbah, R Nurul. 2019).
d. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani
yang menghasilkan neurotoksin dan ditularkan melalui kotoran yang masuk ke
dalam luka yang dalam. Gejala awal yang timbul berupa kaku otot pada rahang,
disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan
demam. Pada bayi terdapat gejala berhenti menetek antara 3-28 hari setelah lahir
dan gejala berikutnya berupa kejang yang hebat dan tumbuh menjadi kaku.
Komplikasi yang dapat diakibatkan dari penyakit tetanus adalah patah tulang
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Keperawatan Anak I
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan Berkaitan
Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Imunisasi
biasanya berlangsung dua hari yang ditandai dengan ruam awal pada wajah yang
menyebar ke seluruh tubuh, demam ren posterior limfadenopati servikal.
Sedangkan gejala pada anak yang lebih tua dan orang dewasa gejala tambahan
berupa pembengkakan kelenjar, dingin seperti gejala, dan sakit sendi terutama
pada wanita muda. Masalah serius dapat terjadi berupa infeksi otak dan
perdarahan (Mahabbah, R Nurul. 2019).
h. Poliomielitis
Poliomielitis merupakan penyakit pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, atau 3 dan secara klinis menyerang anak di
bawah usia 15 tahun dan menderita lumpuh layu akut dengan ditularkan melalui
kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Gejala yang timbul berupa demam,
nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama. Komplikasi yang
diakibatkan dari penyakit poliomielitis adalah bisa menyebabkan kematian jika
otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera ditangani (Mahabbah, R Nurul.
2019).