Anda di halaman 1dari 10

1.

Studi Korelasi Jurusan Sekolah dan Prestasi Akademik (IPK) dengan Skor Uji Kompetensi Perawat
Angga Wilandika, Diah Nur Indah Sari

2. Pengaruh Terapi Qur’anic Healing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lanjut Usia Penderita
Hipertensi
Aghim Ilham Nurhakim, Inggriane Puspita Dewi, Nurohmah

3. Hidroterapi Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Panti
Sosial Tresna Werdha Senjarawi Bandung
Kusumawati R., Meilirianta, Rustandi B.

4. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Nilai Kecemasan pada Pasien Ca Paru yang Sedang
Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung
Budi Rustandi, Arie J. Pitono , Muhamad Nur Rahmad

5. Perilaku Orangtua yang Merokok terhadap Kesehatan Anak (0-5 Tahun)


Hasbi Taobah Ramdani, Wahyudin, Annisa Alail Nursela

6. Pengaruh Terapi Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 1-12 Bulan di Puskesmas
Lisbet, B. Somantri, Setianingsih

7. Pengembangan Instrumen Penegakan Diagnosis Keperawatan pada Pasien Congestive Heart Failure
(CHF) Berbasis Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Cikwanto, Nupiyanti

8. Pengetahuan Penderita tentang Pencegahan Penularan Tuberculosis di Bandung


Upik Rahmi

9. Hubungan Dukungan Sosial dengan Resiliensi Caregiver Penderita Skizofrenia di Klinik


Ratna Eka Rahmawati, Anggriyana Tri Widianti, Sajodin

10. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien di Wilayah Kerja di Puskesmas Kota
Bandung
Farra Ainiyyah Putri, Nandang Jamiat Nugraha, Hendra Gunawan

Alamat Redaksi:
STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6 Bandung 40264 Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269
DEWAN REDAKSI

JURNAL KEPERAWATAN ‘AISYIYAH (JKA)


Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018

Pelindung:
Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung

Penanggung Jawab:
Fatiah Handayani, S.ST.,M.Keb.

Ketua:
Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.

Sekretaris/Setting/Layout:
Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.

Bendahara:
Riza Garini, A.Md.

Penyunting/Editor :
Perla Yualita, S.Pd., M.Pd.

Pemasaran dan Sirkulasi :


Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom.

Mitra Bestari :
Neti Juniarti, BN, M.Health, M.Nurs, PhD (Universitas Padjadjaran)
DR. Sitti Syabariyah, S.Kp.,MS.Biomed (STIK Muhammadiyah Pontianak)
DR. Aprina Murhan, S.Kp, M.Kes (Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Lampung)
Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN. (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
DR. Dessy Hermawan, S.Kep.Ners.,M.Biomed. (Universitas Malahayati)

Alamat Redaksi:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269
e-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com
DAFTAR ISI

1. Studi Korelasi Jurusan Sekolah dan Prestasi Akademik (IPK) dengan Skor Uji
Kompetensi Perawat
Angga Wilandika, Diah Nur Indah Sari ................................................................................ 1-6

2. Pengaruh Terapi Qur’anic Healing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lanjut
Usia Penderita Hipertensi
Aghim Ilham Nurhakim, Inggriane Puspita Dewi, Nurohmah ........................... 7 - 15

3. Hidroterapi Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita
Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Senjarawi Bandung
Kusumawati R., Meilirianta, Rustandi B. .............................................................................. 17 - 24

4. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Nilai Kecemasan pada Pasien
Ca Paru yang Sedang Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung
Budi Rustandi, Arie J. Pitono, Muhamad Nur Rahmad ............................................... 25 - 30

5. Perilaku Orangtua yang Merokok terhadap Kesehatan Anak (0-5 Tahun)


Hasbi Taobah Ramdani, Wahyudin, Annisa Alail Nursela ...................................... 31 - 44

6. Pengaruh Terapi Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 1-12 Bulan di
Puskesmas
Lisbet, B. Somantri, Setianingsih ............................................................................................. 41 - 53

7. Pengembangan Instrumen Penegakan Diagnosis Keperawatan pada Pasien


Congestive Heart Failure (CHF) Berbasis Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI)
Cikwanto, Nupiyanti .......................................................................................................................... 51 - 63

8. Pengetahuan Penderita tentang Pencegahan Penularan Tuberculosis di Bandung


Upik Rahmi ............................................................................................................................................... 65 - 70

9. Hubungan Dukungan Sosial dengan Resiliensi Caregiver Penderita Skizofrenia di


Klinik
Ratna Eka Rahmawati, Anggriyana Tri Widianti, Sajodin ................................. 71 - 78

10. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien di Wilayah Kerja
di Puskesmas Kota Bandung
Farra Ainiyyah Putri, Nandang Jamiat Nugraha, Hendra Gunawan ..................... 79 - 87
JKA.2018;5(1): 25-30 ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP NILAI KECEMASAN


PADA PASIEN CA PARU YANG SEDANG MENJALANI KEMOTERAPI
DI RS. Dr. H.A ROTINSULU KOTA BANDUNG

Budi Rustandi1 , Arie J. Pitono2, Muhamad Nur Rahmad3

ABSTRAK

Kemoterapi merupakan salah satu terapi pilihan untuk pasien kanker, tetapi memiliki banyak
efek samping yang sering membuat pasien cemas. efek samping dari kecemasan pada pasien
kemoterapi adalah agresif, depresi, keletihan, gugup, peningkatan meningkatkan denyut
jantung dan tekanan darah, sehingga proses pemberian kemoterapi tidak bisa dilakukan.
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh PMR terhadap kecemasan pada
pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Dr. H.A. Rotinsulu Kota
Bandung. Dengan desain penelitian adalah quasi eksperimental dengan desain pre and post
without control ini melibatkan 42 responden yang menjalani kemoterapi di Ruang Dahlia
Rumah Sakit Dr. H.A Rotinsulu. Dengan mengggunakan Tehnik Consecutive sampling.
Kuesioner penelitian menggunakan Kuesioner Kecemasan SRAS yang dirancang oleh Wiliam
WK Zung. Data dianalisis menggunakan analisis dengan uji Paired t-test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata skor kecemasan pada pengukuran sebelum diberikan
intervensi sebesar 66,97 dengan standar deviasi 3,57 sementara skor kecemasan setelah
diberikan intervensi sebesar 47,78 dengan standar deviasi 4,98. Hasil analisis lanjutan
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan skor kecemasan sebelum dan setelah
diberikan intervensi PMR (p-value < 0,001). Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi
PMR terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien kanker paru yang menjalani
kemoterapi.

Kata kunci : kemoterapi, kecemasan dan PMR

Abstract

Chemotherapy is one of the preferred therapies for cancer patients, but it has many side effects
that often make the patient anxious. side effects of anxiety in chemotherapy patients are
aggressive, depression, fatigue, nervousness, increased heart rate and blood pressure increase,
so the process of chemotherapy can not be done. One of the behavioral therapies used to treat
anxiety is Progressive Muscle Relaxation (PMR). this study aims to identify the effect of PMR on
anxiety in lung cancer patients undergoing chemotherapy at Dr. Hospital. HA. Rotinsulu City
of Bandung. the research design was quasi experimental with pre and post without control
design involving 42 respondents who underwent chemotherapy in Dahlia Room Dr. Hospital.
H.A Rotinsulu. By using Consecutive sampling technique. The research questionnaire used the
SRAS Anxiety Questionnaire designed by Wiliam WK Zung. Data were analyzed by using Paired
t-test. The results showed that the average score of anxiety on the measurement before the
intervention was given 66.97 with the standard deviation of 3,57 while the anxiety score after
the intervention of 47,78 with the standard deviation 4,98. Further analysis results showed
that there was a significant difference in anxiety scores before and after PMR intervention (p
value < 0,001). It was concluded that there was an effect of PMR therapy on decreasing anxiety
levels in lung cancer patients undergoing chemotherapy.

Keywords : chemotherapy, anxiety and PMR

Dosen Prodi Keperawatan STIKes Rajawali Bandung


1,2
3
Mahasiswa Sarjana Keperawatan STIKes Rajawali Bandung

25
26 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

PENDAHULUAN morbiditas yang tinggi hampir di seluruh dunia.


Kasus kanker paru pada tahun 2010 menurut
Kecemasan merupakan kekhawatiran
National Cancer Institute (NCI) dilaporkan
yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan
sebanyak 1,61 juta angka kasus baru serta 1,38 juta
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya,
angka kematian karena kanker paru (Kemenkes
keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
RI, 2015).
spesifik (Stuart, 2006). Gangguan kecemasan
merupakan masalah yang sangat serius, dengan Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia
prevalensi 14,9% atau sekitar 264 juta orang yang berbasis Rumah Sakit dari 100 Rumah
mengalami kecemasan di dunia. Gangguan Sakit di Jakarta, kanker paru merupakan kasus
kecemasan tersebut meliputi gangguan panik, terbanyak yang menyerang laki-laki dan nomor
gangguan obsesif-kompulsif, serta gangguan 4 terbanyak pada perempuan. Kanker paru juga
stress paska trauma (WHO, 2017). Di Indonesia merupakan penyebab kematian utama pada laki-
prevalensi terkait dengan gangguan kecemasan laki dan perempuan. Data hasil pemeriksaan
menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di laboratorium Patologi Anatomik RSUP
pada tahun 2013 menunjukan bahwa sekitar 14 Persahabatan Kanker Paru merupakan lebih dari
juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan 50 persen kasus dari semua jenis kanker yang
mental emosional yang ditunjukan dengan didiagnosa. Data registrasi kanker Rumah Sakit
gejala-gejala kecemasan dan depresi (Kemenkes Dharmais tahun 2003-2007 menunjukkan bahwa
RI, 2016). Kecemasan bisa disebabkan adanya kanker trakea, bronkus dan paru merupakan
ketidakpastian (uncertainty) akan prognosa keganasan terbanyak kedua pada pria (13,4%)
penyakit, efektifitas pengobatan terhadap setelah kanker nasofaring (13,63%) dan
pemulihan kondisi yang sering ditemukan pada merupakan penyebab kematian akibat kanker
pasien-pasien kanker terutama stadium lanjut terbanyak pada pria (28,94%) (Kemenkes RI,
(Shaha dalam Syarif & Putra, 2014). 2015).

Gangguan kecemasan juga terjadi pada Penatalaksanaan penyakit kanker paru


pasien kanker paru. Kanker paru adalah suatu adalah dengan pembedahan, radiasi, kemoterapi,
penyakit yang mematikan dan sangat ditakutkan terapi biologi, dan terapi yang ditargetkan (Padila,
proses pengobatanya sehingga penderitanya 2013). Kemoterapi adalah proses pemberian
menimbulkan kecemasan. Penyakit kanker obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair
menjadi salah satu penyebab kematian utama di atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan
seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi membunuh sel kanker. Kemoterapi dalam
penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. pelaksanaannya menggunakan obat-obatan
Berdasarkan Data GLOBOCAN, International sitostatika. Obat sitotoksik adalah obat yang
Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui sifatnya membunuh atau merusakkan sel-sel
bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 propaganda (Rasjidi, 2007).
kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk
kanker di seluruh dunia. Penyebab terbesar
membunuh sel kanker. Tidak seperti radiasi atau
kematian akibat kanker setiap tahunnya antara
operasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan
lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,
terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke
kolorektal, dan kanker payudara. Penyakit kanker
seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker
paru merupakan penyakit yang memiliki tingkat
yang telah menyebar jauh atau metastase ke

JKA | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018


Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Nilai Kecemasan pada Pasien Ca Paru 27
yang Sedang Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung

tempat lain (Rasjidi, 2007). Suatu sel normal akan dikembangkan pada awal tahun 1920 oleh
berkembang mengikuti pembelahan sel yang Edmund Jakson, seorang physian Amerika,
teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan sebagai teknik untuk membantu pasiennya
membentuk sel baru dan sel lain akan mati. Sel menurunkan ketegangan otot terlalu banyak dan
abnormal akan membelah diri dan berkembang berbagai gangguan physian dan psikologis. PMR
secara tidak terkontrol, pada akhirnya akan terjadi ini sangat efektif untuk di lakukan serta bisa
suatu massa yang dikenal sebagai tumor. dilakukan oleh semua orang, dan terapi PMR ini
bisa dilakukan oleh terapis kepada klien dengan
Perubahan citra tubuh akibat perubahan
mengikuti prosedur yang telah ada, oleh karena
fisik yang menyertai pengobatan telah ditemukan
itu PMR ini sangat baik digunakan oleh klien
menjadi respon psikologis yang amat menekan
yang sedang mengalami kecemasan, serta terapi
bagi pengidap kanker (Stuart, 2006). Penderita
ini dapat dilakukan oleh klien sendiri nantinya,
kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi,
sebab terapi ini tidak sulit karena PMR ini
mengalami efek fisiologis yang sangat tidak
tidak memerlukan imajinasi dan sugesti untuk
menyenangkan seperti rambut rontok, mudah
melakukanya (Widyastuti, 2003).
lelah, dapat mengalami pendarahan, kulit menjadi
hitam kering serta gatal–gatal, mual, muntah Penelitian Jakson mengungkapkan
dan nyeri perut, menurunnya nafsu seksual bahwa ketegangan otot selalu disertai dengan
dan tingkat fertilitas. Pengobatan kemoterapi pemendekan serabut otot dan mengurangi
selain menimbulkan efek samping fisiologis juga otot berkurang aktivitas sistem nervus pusat.
menimbulkan efek psikologis yang sangat serius Artinya, karena ketegangan otot dikaitkan dengan
antara lain stress, rasa takut akan kematian, berbagai jenis ketegangan psikologi (kecemasan),
takut menjadi beban, takut ditinggalkan, kecemasan dapat dikurangi dengan belajar
ketidakmampuan dan gangguan harga diri serta untuk mengurangi ketegangan otot tersebut
kecemasan (Potter & Perry, 2010). (Widyastuti, 2003). Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Uma & Vijayalakhshmi pada
Kecemasan dialami secara subjektif dan
tahun 2016 menunjukan bahwa Progresive Muscle
dikomunikasikan secara interpersonal respon
Relaxation Training (PMRT) untuk pasien dialisis
individu yang bersifat unik dan membutuhkan
dapat membantu penurunan tingkat stress dan
pendekatan unik pula. Menurut T Cox dalam
berdampak positif pada kualitas hidup klien.
Pailak dkk (2013), mengidentifikasi dampak yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo
ditimbulkan dari kecemasan yang berlebihan
(2016), di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi
yaitu dampak subjektif meliputi agresif, depresi,
Karya” Ungaran menyatakan bahwa terdapat
keletihan, frustasi, gugup dan merasa kesepian.
pengaruh terapi relaksai otot progresif dan musik
Serta dampak fisiologis yang dapat ditimbulkan
terhadap penurunan stress pada lansia. Sejalan
dari kecemasan yang berlebihan adalah dapat
dengan hasil penelitian yang dilakukan Agustini
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah,
(2013) di RSUP Sanglah Denpasar mengatakan
berkeringat, membesarnya pupil mata, serta panas
bahwa terdapat pengaruh relaksasi otot progresif
dingin. Beberapa terapi nonfarmakologi sebagai
terhadap penurunan keluhan mual muntah pada
manajemen ansietas adalah dengan hipnoterapi,
pasien kemoterapi
meditasi, yoga, dan relaksasi otot progresif (PMR).
Berdasarkan latar belakang di atas maka,
Relaksasi otot progresif (PMR)
pentingnya untuk dilakukan penelitian tentang
adalah bentuk dari manajemen ansietas yang

JKA | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018


28 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap teori ini mengatakan bahwa manfaat relaksasi
tingkat kecemasan pada pasien kanker paru yang otot progresif secara umum sama dengan
mendapatkan kemoterapi manfaat relaksasi lainnya. Relaksasi otot progresif
memiliki cara kerja dengan melibatkan sistem
METODOLOGI
saraf simpatis dan parasimpatis, yang dimana
Penelitian ini adalah quarsi-eksperimental kerja dari kedua sistem saraf ini yang saling
dengan pendekatan pre and post test without berlawanan. Sistem saraf simpatis bekerja saat
control yang terdiri dari 42 responden dengan ketika tubuh terkejut, takut, cemas, atau berada
consecutive sampling. Penelitian dilakukan di dalam keadaan tegang seperti pada pasien-
Ruang Kemoterapi Dahlia Rumah sakit Paru Dr. H. pasien yang menjalani kemoterapi. Sedangkan
A. Rotinsulu dari tanggal 21 November sampai 22 aktivitas saraf parasimpatis yang sering disebut
Desember 2017. Instrumen Kecemasan dari wiliam juga thropotropic yaitu aktivitas kerja saraf yang
W.K Zung dilakukan 2 kali pengukuran sebelum dapat menyebabkan perasaan ingin istrahat
dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif. dan perbaikan fisik tubuh. Aktivitas saraf ini
Data dikumpul dan dianalisis secara deskriptif merupakan dasar yang disebut benson yaitu
dan inferensial yaitu dengan menggunakan uji respon relaksasi. Respon dari aktivitas saraf
paired t-test dengan skala signifikansi p<0,05 parasimpatik dapat menyebabkan penurunan
denyut nadi, tekanan darah serta memperlancar
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN aliran darah. Oleh sebab itu melalui relaksasi
otot proresif dapat menimbulkan respon relaks
Hasil penelitian menunjukan terdapat
sehingga seseorang dapat mencapai keadaan
perbedaan yang signifikan skor rerata kecemasan
tenang.
sebelum dan rerata kecemasan setelah di berikan
tehnik relaksasi otot progresif yaitu skor rerata Hal yang sama diungkapkan oleh Desen
pre test sebesar 66,97 sedangkan skor rerata post dalam Syarif & Putra (2014), yang mengemukakan
test sebesar 47,78. bahwa dengan relaksasi otot progresif, akan
timbul perasaan relaks dan sugesti relaks tersebut
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
dapat merangsang sistem saraf parasimpatis
perbedaan pengaruh terapi relaksasi otot progresif
yang selanjutnya akan mengontrol aktivitas
terhadap nilai kecemasan pasiekn kanker paru
yang berlangsung selama penenangan tubuh,
dengan (p-value <0,001). Berdasarkan hasil
kemudian akan mempengaruhi neurotransmiters
tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh
yang merupakan bahan kimia pembawa pesan di
terapi relaksasi otot progresif terhadap nilai
dalam otak yang mengatur perasaan dan pikiran
kecemasan klien, pada saat penelitian berlangsung
seseorang. Stimulus yang sampai pada sistem saraf
beberapa responden juga berpendapat bahwa
pusat yang pada akhirnya akan merangsang sistem
terapi relaksasi otot progresif ini membuat otot
kelenjar sebagai respon fisiologis tubuh baik secara
dan ekstermitas mereka relaks dan tidak menjadi
menyeluruh maupun lokal. Tiga neurotransmitter
kaku karena yang mereka lakukan saat menunggu
utama yang berhubungan dengan kecemasan
untuk menjalani kemoterapi hanya berada pada
berdasarkan penelitian adalah Norephineprin
posisi tidur dan duduk diatas tempat tidur/bed.
(NE), serotonin dan gamma aminobutyric (GABA).
Menurut Conrad & Roth dalam Wulandari Sistem norephineprin merupakan pikiran yang
dkk (2015), menyatakan bahwa kecemasan dapat menjembatani respon fight-flight, dihubungkan
diatasi dengan terapi relaksasi otot progresif, dengan neurotransmitter ke struktur lain dari

JKA | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018


Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Nilai Kecemasan pada Pasien Ca Paru 29
yang Sedang Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung

otak yang berhubungan dengan kecemasan yaitu muntah pada pasien kanker payudara
amigdala, hipokampus dan korteks serebral yang menjalani kemoterapi d i
(berpikir, menginterpretasikan dan perencanaan). Rawat Inap C RSUP Sanglah Denpasar.
Naskah Publikasi. Denpasar: Universitas
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Udayana; 2013.
penelitian yang dilakukan oleh Praptini dkk
(2013), menunjukkan bahwa ada perbedaan Black JM, Hawks JH, editors. Keperawatan medikal
tingkat kecemasan pada pasien kanker yang bedah manajemen klinis untuk hasil
menjalani kemoterapi sebelum dan sesudah yang diharapkan (Suslia A, editor Bahasa
diberikan relaksasi otot progresif yang dilakukan Indonesia). 8th ed. Jakarta: Salemba
di rumah singgah denpasar, penelitian ini Emban Patria; 2014.
menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan
Dahlan MS. Statistik: untuk kedokteran
p-value = 0,002 (<0,05) sehingga terapi relaksasi
dan kesehatan. 6th ed. Jakarta:
progresif terbukti dapat mengurangi tingkat
Epidemiologi Indonesia; 2014.
kecemasan.
Dahlan MS. Besar sampel dalam penelitian
Penelitian ini juga di dukung oleh
kedokteran dan kesehatan. 4th ed.
penelitian yang dilakukan oleh Syarif & Putra
Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016.
(2014), pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada Dharma KK. Metodologi penelitian keperawatan:
pasien yang menjalani kemoterapi. Hasil panduan pelaksanaan d a n
penelitian menunjukkan ada pengaruh relaksasi menerapkan hasil penelitian. Jakarta: CV.
otot progresif terhadap penurunan tingkat Trans Info Media; 2011.
kecemasan saat menjalani kemoterapi dengan
p-value = 0,003 (<0,05). Digiuilo M, Jackson D, Keogh J, editors.
Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta:
SIMPULAN DAN SARAN Rapha Publishing; 2014.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Irianto ADS, Kristiyawati SP, Supriyadi. Pengaruh
terdapat pengaruh latihan relaksasi otot progresif hipnoterapi terhadap penurunan
terhadap penurunan tingkat kecemasan. Hal ini tingkat kecemasan pada pasien yang
dipengaruhi oleh banyak hal, seperti mekanisme menjalani kemoterapi di RS Telogorejo.
koping, frekuensi latihan relaksasi otot progresif, Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
serta lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan 2014:1-10.
eksplorasi lebih lanjut mengenai pengaruh tekhnik
relaksasi otot progresif terhadap penurunan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
kecemasan dengan jumlah sampel yang lebih Pedoman nasional pelayanan kedokteran:
besar, waktu penelitian yang lebih panjang, kanker paru. Jakarta: Kementerian
frekuensi latihan relaksasi otot progresif yang Kesehatan Republik Indonesia; 2015.
lebih sering.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data
DAFTAR PUSTAKA dan informasi kesehatan: situasi
Agustini PE. Pengaruh teknik relaksasi otot penyakit kanker. Jakarta: Kementerian
progresif terhadap keluhan mual Kesehatan Republik Indonesia;
2015.

JKA | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018


30 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. nyeri pada kanker. Jakarta: C V .


Peran keluarga dukung kesehatan Sagung Seto; 2010.
jiwa masyarakat. Jakarta: Kementerian
Sari ADK, Subandi. Pelatihan teknik
Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
relaksasi untuk menurunkan
Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. kecemasan pada primary caregiver
Jakarta: Rineka Cipta; 2012. penderita kanker payudara. Gadjah
Mada Journal of Professional Psychology.
Nursalam. Metodologi penelitian ilmu
2015 Dec;1(3):173-92.
keperawatan. 4th ed. Jakarta: Salemba
Medika; 2016. Syarif H, Putra A. Pengaruh progressive muscle
relaxation terhadap penurunan
Padila. Asuhan keperawatan: penyakit dalam.
kecemasan pada pasien kanker yang
Yogyakarta: Nuha Medika; 2013.
menjalani kemoterapi. Idea Nursing
Pailak H, Widodo S, Shobirun. Perbedaan Journal. 2014 Dec;5(3):1-8.
pengaruh terapi relaksasi otot progresif
Stuart GW, editor. Buku saku keperawatan jiwa
dan napas dalam terhadap tingkat
(Karyuni PE, editor Bahasa Indonesia).
kecemasan pada pasien pre operasi52 di
5th ed. Jakarta: EGC; 2006.
Rumah Sakit Telogorejo Semarang.
Naskah Publikasi. Semarang: Sekolah Widyastuti P, editor. Manajemen stress (Yulianti
Tinggi Ilmu Kesehatan Telogorejo; 2013. D, editor Bahasa Indonesia). J a k a r t a :
EGC; 2003.
Prasetyo T. Pengaruh terapi progressive muscle
relaxation dengan musik terhadap Widodo GG, Purwaningsih P. Pengaruh
stres pada lansia. Skripsi. Semarang: meditasi terhadap kualitas hidup
Universitas Negeri Semarang; 2016. lansia yang menderita hipertensi di Unit
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo
Praptini KD, Sulistiowati NMD, Suarnata IK.
Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal
Pengaruh relaksasi otot progresif
Keperawatan Medikal Bedah.
terhadap tingkat kecemasan pasien
2013;1(2):111-8.
kemoterapi di Rumah Singgah Kanker
Denpasar. Naskah Publikasi. Denpasar: Wulandari N, Wihastuti TA, Supriati L. Pengaruh
Universitas Udayana; 2013. relaksasi otot progresif terhadap
penurunan ansietas dan peningkatan
Potter PA, Perry AG, editors. Fundamental
kualitas tidur pasien neurosa di wilayah
keperawatan (Nggie AF, editor Bahasa
kerja Puskesmas Kepanjen Kidul Kota
Indonesia). 7th ed. Jakarta: Salemba
Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan. 2015
Medika; 2010.
Aug;2(2):163-72.
Rasjidi I. Kemoterapi kanker ginekologi dalam
World Health Organization. Depression and other
praktik sehari-hari. J a k a r t a : C V .
common mental disorders: g l o b a l
Sagung Seto; 2007.
health estimates. Switzerland: World
Rasjidi I. Perawatan paliatif suportif dan bebas Health Organization; 2017.

JKA | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai