Anda di halaman 1dari 119

HUBUNGAN LAMA PENGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN

PERSONAL SOSIAL ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI DUSUN


NGEGRENG DESA BALONGDOWO KECAMATAN KEPOHBARU
KABUPATEN BOJONEGORO

SKRIPSI

WAHYU NIKMATURROHMANIA
NIM. 17.02.01.2481

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021
HUBUNGAN LAMA PENGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN
PERSONAL SOSIAL ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI DUSUN
NGEGRENG DESA BALONGDOWO KECAMATAN KEPOHBARU
KABUPATEN BOJONEGORO

SKRIPSI

Diajukan kepada Prodi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Lamongan Sebagai
Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

WAHYU NIKMATURROHMANIA
NIM. 17.02.01.2481

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021

i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


NAMA : WAHYU NIKMATURROHMANIA
NIM : 1702012481
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BOJONEGORO, 20 AGUSTUS 1997
INSTITUSI : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
LAMONGAN

Menyatakan bahwa skripsi skripsi yang berjudul : ”Hubungan Lama


Peggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-
12 Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro” adalah bukan skripsi skripsi orang lain baik
sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bantuk kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sangsi
akademis.

Lamongan, Februari 2021


yang menyatakan

WAHYU NIKMATURROHMANIA
NIM. 17.02.01.2481

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Oleh : Wahyu Nikmaturrohmania

NIM : 1702012481

Judul : Hubungan Lama Peggunaan Gadget Dengan


Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-12
Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji skripsi pada


bulan Juni 2021.

Oleh :
Mengetahui :
Pembimbing I Pembimbing II

Lilis Magfuroh, S. Kep., Ns., M. Kes. Heny Ekawati, S. Kep., Ns., M. Kes.
NIK. 19830626 200809 040 NIK. 1982 02 2008 09 2 042

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Oleh : Wahyu Nikmaturrohmania


NIM : 1702012481
Judul : Hubungan Lama Peggunaan Gadget Dengan
Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-12
Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro

Telah Diuji Dan Disetujui Oleh Tim Penguji Pada Ujian Skripsi
Di Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi S1-Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan
Tanggal : Juni 2021
PANITIA PENGUJI
Tanda Tangan

Ketua : Dadang Kusbiantoro, S.Kep., Ns., M.Si ………………

Anggota : 1. Lilis Maghfuroh, S.Kep., Ns., M.Kes. ………………

2. Heny Ekawati, S.Kep., Ns., M.Kes. ………………

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan

Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kes.


NIK. 19878 08 21 2006 01 015

iv
CURRICULUM VITAE

Nama : Wahyu Nikmaturrohmania

Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 20 Agustus 1997

Alamat : Desa Balongdowo RT 014 RW 005 Kecamatan

Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro

Pekerjaan : Mahasiswa

Riwayat Pendidikan :

1. RA Tanwirul Qulub Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten

Bojonegoro Lulus Tahun 2003

2. MI Tanwirul Qulub Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten

Bojonegoro Lulus Tahun 2009

3. SMP Negeri 2 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Lulus Tahun 2012

4. SMA Negeri 1 Baureno Kabupaten Bojonegoro Lulus Tahun 2015

5. Prodi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Lamongan Mulai Tahun 2017 sampai Sekarang

v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

‫فَِإنَّ َم َع ۡٱل ُع ۡس ِر يُ ۡس ًرا‬

“Fainna ma’al’usri yusroo” ( Q.S. Al-Insyirah ayat 5)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Alhamdulillah Hirobbil Alamin

Terimakasih ya Allah atas karunia yang engkau berikan kepada hambamu ini,

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik dan benar sehingga

berjalan dengan lancar.

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang tua saya. Bpk muksin dan ibu rumini

atas do’a dan jerih payah membiayai saya sampai saat ini, perhatian serta kasih

sayang yang engkau berikan menjadi semangat bagi saya

Terimakasih untk saudara-saudara ku yang sudah membantu dan selalu

mendukungku sehingga aku dapat menyelesaikan tugas ini

Terimakasih untuk teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan satu per satu, yang

sudah seperti saudaraku sendiri, yang saling mendoakan dan memberiku semangat

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih kepada bapak ibu dosen pembimbing serta seluruh dosen Universitas

Muhammadiyah Lamongan yang telah mendidik saya, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat bagi saya.

vi
ABSTRAK

Nikmaturrohmania, Wahyu 2021. Hubungan Lama Penggunaan Gadger


Dengan Pekembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah
(6-12 Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo
Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Skripsi
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan. Pembimbing (1)
Lilis Maghfuroh, S. Kep.,Ns.,M.Kes. (2) Heny Ekawati, S.
Kep.,Ns.,M.Kes.
Perkembangan personal sosial merupakan suatu sektor perkembangan berupa
aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya Perkembangan personal social anak dapat
dipengaruhi oleh lama penggunaan gadget, dimana lama penggunaan gadget dapat
menyebabkan anak kurang bersosialisasi dengan lingkugan sehingga terjadi
masalah dalam perkembangan personal social pada anak . Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui Hubungan Lama Pengunaan Gadget Dengan
Perkembangan Personal Social Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) Di Dusun
Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian corelasi analitik dengan pendekatan cross
sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 48 anak di Dusun Ngegreng. Instrumen
penelitian ini berupa kuesioner yang diberikan secara door to door (dari rumah ke
rumah).

Hasil analisa data mengunakan uji spearman Rho, di dapatkan hasil p = 0,000
dengan taraf signifikansi p < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa distribusi data
tidak normal. Dengan demikian maka untuk menguji hipotesis, digunakan uji non
parametrik Uji Spearman Rho dengan nilai 0,947 menunjukkan korelasi positif
dengan kekuatan korelasi yang sangat kuat. sehingga dapat dinyatakan ada
hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal Sosial Anak
Usia Sekolah (6-12 tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Diharapkan penggunaan gadget dapat
diminimalisir agar perkembangan personal social anak dapat sesuai dengan usia
perkembangannya.

Kata Kunci : lama penggunaan gadget, perkembangan personal sosial

ABSTRACT

Personal social development is a development sector in the form of aspects related


to the ability to be independent, socialize and interact with the environment.

vii
Children's personal social development is influenced by parenting, genetics,
environment, health status, peers, and length of use of gadgets. children lack
direct contact or lack of socializing with many people, as well as the environment
so that there are problems in personal social development in children. The purpose
of this study was to determine the relationship between the length of use of
gadgets and the personal social development of school-age children (6-12 years)
in Ngegreng Hamlet, Balongdowo Village, Kepohbaru District, Bojonegoro
Regency.
This research is a type of analytic correlation research with a cross sectional
approach. Sampling using simple random sampling technique with a sample size
of 48 children in Ngegreng Hamlet. The instrument of this research is a
questionnaire which is given door to door (from house to house).
The results of data analysis using Spearman Rho test, the results obtained p =
0.000 with a significance level of p <0.05, it can be said that the data distribution
is not normal. Thus, to test the hypothesis, a non-parametric test was used
Spearman Rho test with a value of 0.947 indicating a positive correlation with a
very strong correlation strength. so that it can be stated that there is a relationship
between the length of use of gadgets and the personal social development of
school-age children (6-12 years) in Ngegreng Hamlet, Balongdowo Village,
Kepohbaru District, Bojonegoro Regency.

Keywords: long use of gadgets, personal social development

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Lama Peggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal Sosial

Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo

Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro” sesuai waktu yang ditentukan.

Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan.

Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan

dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat Bapak/ Ibu :

1. Drs. Budi Utomo, M.Kes, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Lamongan.

2. Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Lamongan.

3. Suratmi, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Lamongan..

4. Lilis Maghfuroh, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku pembimbing I, yang telah banyak

memberikan petunjuk, saran, dorongan moril selama penyusunan skripsi ini.

5. Heny Ekawati, S.Kep., Ns., M.Kes.selaku pembimbing II, yang telah banyak

memberikan petunjuk, saran, dorongan moril selama penyusunan skripsi ini.

ix
6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam

terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan

yang diberikan. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu

segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan,

akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Lamongan, Februari 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iv
CURRICULUM VITAE.................................................................................. v
MOTTO DN PERSEMBAHAN.................................................................... vi
ABSTRAK....................................................................................................... vii
ABSTRACT..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viix
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 4
1.3 Tujuan penelitian..................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan umum................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Akademik........................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis................................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Anak Usia Sekolah..................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Anak Usia Sekolah......................................................... 7
2.1.2 Karakteristik anak usia sekolah........................................................ 8
2.1.3 Pertumbuhan Anak Usia Sekolah..................................................... 9
2.1.4 Perkembangan anak usia sekolah..................................................... 11
2.1.5 Tugas perkembangan anak usia sekolah.......................................... 14
2.1.6 Masalah anak usia sekolah............................................................... 15
2.1.7 Karakteristik at risk anak usia sekolah............................................. 15
2.2 Konsep Perkembangan Personal Sosial.................................................. 17
2.2.1 Pengertian Perkembangan Personal Sosial...................................... 17
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Personal Sosial.......... 18
2.2.3 Indikator Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah......... 20
2.2.4 Deteksi Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah........... 22

xi
2.3 Konsep Penggunaan Gadget.................................................................... 26
2.3.1 Pengertian Gadget............................................................................ 26
2.3.2 Aplikasi penggunaan gadget............................................................ 27
2.3.3 Bentuk-bentuk Penggunaan Gadget................................................. 28
2.3.4 Dampak Negatif Penggunaan Gadget.............................................. 29
2.3.5 Manfaat dan Resiko Penggunaan Gadget........................................ 30
2.3.6 Durasi penggunaan Gadget pada anak usia sekolah......................... 31
2.4 Kerangka Konsep.................................................................................... 32
2.5 Hipotesis.................................................................................................. 33
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian..................................................................................... 34
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 34
3.3 Kerangka Kerja....................................................................................... 35
3.4 Populasi, Sampel dan sampling Desain................................................... 36
3.4.1 Populasi Penelitian........................................................................... 36
3.4.2 Sampling Penelitian......................................................................... 36
3.4.3 Sampel Penelitian............................................................................. 37
3.5 Identifikasi Variabel................................................................................ 39
3.6 Definisi Operasional................................................................................ 39
3.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data...................................................... 41
3.8 Etika Penelitian....................................................................................... 47
3.8.1 Informed Consent............................................................................. 47
3.8.2 Confidentiality (Kerahasiaan).......................................................... 47
3.8.3 Anonimity (Tanpa Nama)................................................................ 47
3.8.4 Fidelity (Menepati janji).................................................................. 48
3.8.5 Autonomy (Otonomi)....................................................................... 48
3.8.6 Justice (Keadilan)............................................................................. 48
3.8.7 Non Maleficence (Tidak Merugikan)............................................... 48
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................... 49
4.2 Pembahasan............................................................................................. 53
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 60
5.2 Saran .................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 62
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Lama Pengunaan Gadget


dengan Perkembangan Personal social Anak Usia Sekolah (6-12
Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro...............................................

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik anak di Dusun Ngegreng Desa


Balongowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Pada
Tahun 2021....................................................................................

Tabel 4.2 Distribusi Lama Pengunaan Gadget pada anak usia sekolah (6-
12 tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro...............................................

Tabel 4.3 Distribusi perkembangan personal social anak usia sekolah(6-12


tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro...............................................

Tabel 4.4 Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Perkembangan


Personal Social Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di Dusun
Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro.....................................................................................

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Lama Pengunaan Gadget


dengan Perkembangan Personal social Anak Usia Sekolah (6-
12 Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro...........................................

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Lama Pengunaan Gadget dengan


Perkembangan Personal social Anak Usia Sekolah (6-12
Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan
Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro...........................................

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Melakukan Survey Awal


Lampiran 2 Surat balasan Survey Awal
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5 Kisi-Kisi Kuesioner
Lampiran 6 Kuesioner
Lampiran 7 Tabulasi Data
Lampiran 8 Hasil SPSS
Lampiran 9 Lembar Konsultasi

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi COVID-19 (corona virus disease 2019) pertama kali muncul

diakhir tahun 2019 tepatnya di Wuhan, China. dan menyebar ke negara lainnya

mulai Januari 2020. Indonesia sendiri mengumumkan adanya kasus covid 19 dari

Maret 2020 (Kompas.com). Akibat pandemi ini sekolah ditutup, dan

mengharuskan anak tetap berada dirumah hal ini dilakukan dengan tujuan ntuk

mencegah penyebaran COVID-19 sehingga pembelajaran dilakukan dengan

system pembelajaran dalam jaringan (daring) dirumah melalui media berupa

internet, telepon maupun computer. Pembelajaran daring yang dilakukan oleh

anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 6-12 tahun dimana akan terjadi

perubahan yang bervariasi pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan

mempengaruhi pembentukan karakterisik dan kepribadian anak. (Sari, 2020)

Pembelajaran daring mengakibatkan anak lebih fokus ke gadget sehingga

kontak dengan lingkungan berkurang dan beresiko terjadi masalah pada

perkembangan social anak, pada perkembangan social anak butuh kontak

langsung dengan orang banyak yang mana biasanya anak bertemu dengan guru

dan teman dan bersosialisasi secara langsung, dengan adanya pandemi ini anak

tidak bisa bertemu hanya berinteraksi dengan orang yang serumah saja (Sari,

2020)

World Health Organization (WHO, 2015) melaporkan bahwa 5-25% dari

anak-anak usia sekolah menderita gangguan perkembangan. Berbagai masalah

1
2

perkembangan anak, seperti keterlambatan motorik, bahasa, dan perkembangan

personal sosial dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Angka

kejadian masalah perkembangan personal sosial pada anak di Indonesia antara 13-

18%. Brauner & Stephens, dalam Ani, 2017 mengemukakan bahwa Sekitar 9,5%

sampai 14,2% anak usia sekolah memiliki masalah sosial yang berdampak negatif

terhadap perkembangan dan kesiapan sekolahnya. Sedangkan penelitian lain

menunjukkan bahwa sekitar 8 sampai 9% anak usia sekolah mengalami masalah

perkembangan personal social seperti susah bersosialisasi.

Berdasarkan sensus demografi kesehatan indonesia (SDKI) 2017 jumlah

anak usia didik (6-12 tahun) sebanyak 26,09 juta anak. Dari jumlah tersebut, 13,5

juta diantaranya berusia 6-9 tahun dan 9-12 tahun mencapai 12,6 juta anak, dari

jumlah anak tersebut sekitar 14,8 % anak mengalami keterlambatan

perkembangan terutama perkembangan personal social.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Jawa Timur melakukan

pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 6-12 tahun. Hasil pemeriksaan tersebut

menunjukkan bahwa perkembangan normal sesuai usia 53 %, meragukan

sebanyak 13 % dan penyimpangan perkembangan 34 %. Sebanyak 10 %

mengalami penyimpangan pada aspek motorik kasar, motorik halus 30 % , bicara

bahasa 44 % serta sosialisasi dan kemandirian 16 % (IDAI dalam Cempaka,

2018).

Faktor yang mempengaruhi perkembangan personal social anak diantaranya

(1) pola asuh, pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak berhubungan

dengan pembentukan perkembangan personal social anak termasuk pemberian


3

stimulasi. (2) genetika, Faktor genetika dapat mempengaruhi perkembangan anak,

yaitu perbedaan ras, etnis atau bangsa dan kelainan kromosom. (3) lingkungan,

Lingkungan yang kondusif akan menciptakan keadaan yang aman dan nyaman

bagi anak untuk mengeksplorasi perkembangan personal sosial (4) status

kesehatan, Kondisi tubuh anak yang sehat akan mengalami percepatan

perkembangan, sebaliknya anak dengan kondisi sakit akan mengalami

perlambatan perkembangan personal social, (5) teman sebaya, teman sebaya dapat

mempengaruhi kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan pribadi dan

perkembangan personal sosial secara optimal, (6) lama penggunaan Gadget,

menyebabkan anak kurang kontak langsung dengan lingkungan ataupun orang

banyak sehingga akan terjadi masalah dalam perkembangan personal sosialnya.

(Ani, 2017)

Apabila seorang anak mengalami gangguan pada perkembangan personal

sosialnya, dikhawatirkan anak akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian

dirinya, terutama dengan tuntutan-tuntutan kelompok, kemandirian anak dalam

berpikir dan berperilaku, serta yang terpenting adalah gangguan dalam

pembentukan konsep diri dari seorang anak. Dampak tersebut akan semakin

bertambah apabila dari segi faktor pencetusnya tidak segera diatasi. salah satu

faktor atau stimulus yang dapat mempengaruhi perkembangan personal social

anak yaitu kebiasaan anak dalam bermain gadget (Novitasari dan Khotimah,

2016).

Menurut Slameto dalam Jesiska, 2019 untuk mengatasi masalah

perkembangan personal social pada anak, orang tua seharusnya memberikan


4

perhatian dan kasih sayang untuk membantu meningkatkan semangat terhadap

masa depannya, sehingga anak memperoleh harapan untuk mencapai tujuan

hidupnya dalam melaksanakan apa yang menjadi keinginanya, dan juga orang tua

harus memberikan dukungan terhadap masa depannya. Serta membatasi anak

dalam pengunaan gadget.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul “Hubungan Lama

Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah

(6-12 Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru

Kabupaten Bojonegoro”. Sehingga peneliti bisa mengetahui dan menyampaikan

informasi tentang penanganan secara preventif dan untuk menambah wawasan

pada ibu agar dapat mengontrol kebiasaan anaknya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah “Apakah Ada Hubungan lama penggunaan gadget dengan

perkembangan personal social anak usia sekolah di Dusun Ngegreng Desa

Balongdowo, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan lama penggunaan gadget dengan

perkembangan personal social anak usia sekolah (6-12 tahun) di Dusun Ngegreng

Desa Balongdowo, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro.


5

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi lama penggunaan gadget pada anak usia sekolah di Dusun

Ngegreng Desa Balongdowo, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro.

2) Mengidentifikasi perkembangan personal social pada anak usia sekolah (6-12

tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo, Kecamatan Kepohbaru,

Kabupaten Bojonegoro.

3) Menganalisis hubungan lama penggunaan gadget dengan perkembangan

personal social anak usia sekolah di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo,

Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan, untuk

mengembangkan teori-teori keperawatan di bidang keperawatan anak yang

berhubungan dengan perkembangan personal sosial anak usia sekolah.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan menambah ilmu pegetahuan dalam

melakukan proses penelitian mengenai hubungan lama penggunaan gadget

dengan perkembangan personal sosial anak usia sekolah.

2) Bagi Profesi

Sebagai masukkan dalam pelayanan asuhan keperawatan tentang lama

penggunaan gadget dengan perkembangan personal sosial anak usia sekolah


6

3) Bagi Praktik keperawatan

Untuk mengembangkan teori-teori keperawatan di bidang anak yang

berhubungan dengan perkembangan personal sosial anak usia sekolah.

4) Bagi Peneliti selanjutnya

Memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai lama penggunaan gadget

dalam perkembangan personal sosial serta sebagai masukkan bagi peneliti

selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis atau penelitian yang lebih luas.
BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Pada BAB ini dijabarkan berbagai konsep yang berkaitan dengan penelitian,

antara lain yaitu: (1) Konsep Anak Usia Sekolah, (2) Konsep Perkembangan

Personal Sosial Anak (3) Konsep Gadget (4) Kerangka Konsep (5) Hipotesis

Penelitian

2.1 Konsep Anak Usia Sekolah

2.1.1 Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization)

yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di indonesia

lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun. Menurut Laksmi (2019), usia sekolah

adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti

anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas

perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan

orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar

pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan

memperoleh keterampilan tertentu.

Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan belas

tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang degan kebutuhan khusus,

baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Sedangkan anak usia sekolah

dapat diartikan sebaga anak yang berada dalam rentang usia 6-12 ahun, dimana

anak mulai memiliki lingkungan lain selain keluarga. Anak usia sekolah biasa

7
8

disebut anak usia pertengahan. Periode usia tegah merupakan periode usia 6-12

tahun. Periode usia sekolah dibagi menjadi tiga tahaan umur yaitu tahap awal 6-7

tahun, tahap pertengahan 7-9 tahun dan pra remaja 10-12 tahn (Laksmi, 2019).

Anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih

kuat yang mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan

orang tua. Anak usia sekolah ini merupakan masa dimana terjadi perubahan yang

bervariasi pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan mempengaruhi

pembentukan karakterisik dan kepribadian anak. Periode usia sekolah ini menjadi

pengalaman ini anak dianggap mulai bertanggun jawab atas perilakunya sendiri

dalam hubungan dengan teman sebaya, orang tua dan lainna. Selain itu, usia

sekolah merupakan masa dimana anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan

dalam menentkan keberhasilan untuk menyesuaikan diri pada kehidupan dewasa

dan memperoleh keterampilan tertentu (Diyantini, et al. 2015).

2.1.2 Karakteristik anak usia sekolah

Karakteristik anak usia sekolah (6-12 tahun) menurut Gunarsa dalam Ani,

2017 yaitu:

1) Umur

Periode anak usia sekolah 6-12 tahun merupakan periode belajar di dalam

dan di luar sekolah, dimana anak menjalani tugas-tugas perkembangan, yaitu

belajar dalam keterampilan fisik, sikap baik, bergaul dengan teman-teman sebaya,

mendapatkan kebebasan pribadi, membentuk keterampilan dasar, membentuk

konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari, dan membentuk hati nurani serta

nilai sosial.
9

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor yang berhubungan bagi perkembangan

semasa hidup, setiap tahun anak mengalami peningkatan tekanan-tekanan budaya

dari pihak orang tua, kelompok sebaya, guru di sekolah dan masyarakat yang

dapat mempengaruhi perkembangan pola sikap dan pola perilaku yang dipandang

sesuai jenis kelamin.

3) Urutan Anak

Urutan anak dalam keluarga merupakan salah satu faktor yang berkaitan

dengan karakteristik anak, dimana urutan anak ini mempengaruhi hubungan anak

di dalam kelompok maupun interaksi dengan saudara kandung.

Karakteristik anak usia sekolah berbeda satu dengan lainnya, ada empat

karakter anak usia sekolah, yaitu senang bermain, seperti sering bergerak dan

tidak bisa diam serta duduk paling lama selama 30 menit; senang bekerja secara

kelompok; senang merasakan dan senang melakukan sesuatu secara langsung.

Salah satu ciri anak sekolah yang paling menonjol adalah timbul rasa ingin tahu

tentang segala sesuatu sesuai realita yang ada di sekitarnya (Kozier, Erb dalam

Ani, 2017).

2.1.3 Pertumbuhan Anak Usia Sekolah

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah erubahan dala besar

jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur

dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur

tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

Pertumbuhan adalah proses normal dari pembesaran ukuran organisme yang

disebabkan oeh accretion (pertumbuhan) jaringan tubuh (Laksmi, 2019).


10

Fakor yang berpengarh terhadap tumbuh kembang anak digolongkan dalam

dua golongan, yaitu internal dan eksternal atau factor lingkugan.

1) Factor Internal

Factor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuh kembang anak. Melalui instruksi yang terkandung didalam sel telur yang

telah dibuahi, dapat ditemukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai

dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensistvitas terhadap

rangsangan umur pubertas dan berhentinya perumbuhan tulang. Termasuk factor

genetic adalah factor bawaa normal atau patologik, jenis kelamin, suku bangsa.

Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan

secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal (Laksmi, 2019).

2) Factor Eksternal

Factor eksternal atau peranan lingkungan adalah factor prenatal ibu yang

termasuk status gizi ibu pada saat hamil Toksin atau obat-obatan yang bisa

menyebabkan kelainan kongenital seperti thalidomide. Paparan terhadap sinar

radiasi seperti X-ray dapat megakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali,

spina bifida, retardasi mental dan deforitas anggota gerak, kelainan kongenital

mata dan jantung ibu mengalami infksi pada trimester pertama dan kedua oleh

TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpers simpleks) dan

penyakit menular seksual dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti

katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.

Jika ibu memiliki golongan darah yang berbeda anatara diri dan janin maka ada

kemungkinan terjadi Eritroblastosisfelatis (Laksmi, 2019). Factor eksterna yang


11

lainnya adalah factor pasca natal, yaitu bila gizi yang diperlukan bayi untuk

bertumbuh dan berkembag mencukupi. Jika anak atau bayi mengalami penyakit

kronis atau kelainan kongenital serta lingkungan fisik dan kimia, Psikologis sang

anak, caranya berhubungan dan berinteraksi dengan orang sekitarnya.

2.1.4 Perkembangan anak usia sekolah

Anak usia sekolah memiliki perubahan dari periode sebelumnya. Harapan

dan tuntuan baru dengan adanya lingkungan yang baru dengan mask sekolah dasar

saat usia 6 atau 7 tahun. Anak usia sekola mengalami beberapa perubahan sampai

akhir periode masa kanak-kanak dimana anak mulai matang secara seksual pada

usia 12 tahun (Laksmi, 2019). Dalam tahap perkembangan anak di usia sekolah,

anak lebih banyak mengembang kemapuan dalam interaksi social, belajar tentang

nilai moral dan budaya dari keluarga serta mulai mencoba untuk mengambil

bagian peran dalam kelompoknya. Perkembangan yang lebih khusus juga mulai

muncul dalam tahap ini seperti perkembangan konsep diri, keterampilan serta

belajar untuk menghargai lingkungan sekitarnya (Laksmi, 2019).

Terdapat tiga tahapan perkembangan anak usia sekolah menurut teori

tumbuh kembang, yaitu:

1) Perkembangan kogitif (Piaget)

Dilihat dari sisi kognitif, perkembangan anak usia sekolah berada pada

tahap konkret dengan perkembangan kemampuan anak yang sudah mulai

memandang secara realistis terhadap dunianya dan mempunyai anggapan yang

sama dengan orang lain. Sifat ego sentrik sudah mulai hilang, sebab anak mulai

memiliki pengertian tentang keterbatasan diri sendiri. Anak usia sekolah mulai
12

dapat mengetahui tujuan rasional tentang kejadian dan pengelompokkan objek

dalam situasidan tempat yang berbeda. Pada periode ini, anak mulai mampu

mengelompokkan, menghitung, mengurutkan, dan mengatur bukti-bukti dalam

penyelesaian masalah. Anak menyelesaikan masalah secara nyata dan urut dari

apa yang dirasakan. Sifat pikiran anak usia sekolah berada dalam tahap

reversibilitas, yaitu anak mulai memandang sesuatu arah sebaliknya atau dapat

disebut anak memiliki dua pandangan terhadap sesuatu. Perkembangan kognitif

anak usia sekolah memperlihatkan anak lebih bersifat logis dan dapat

menyelesaikan masalah secara konkret. Kemampuan kognitif pada anak terus

berkembang samai remaja (Laksmi, 2019).

2) Perkembangan Psikoseksual

Pada perkembangan ini, anak usia sekolah berada dalam fase laten dimana

perkembangan ditunjukkan melalui kepuasan anak terhadap diri sendiri yang

mulai terintegrasi dan anak sudah masuk pada masa pubertas. Anak juga mulai

berhadapan dengan tuntutan social seperti memulai sebuah hubungan dalam

elompok. Pada tahap ini anak biasanya membangun kelompok dengan teman

sebaya. Anak usia sekolah mulai tertarik untuk membina hubunga dengan jenis

kelamin yang sama. Anak mulai menggunakan energy untuk melakukan aktivitas

fisik dan intelegtual bersama kelompok social dan dengan teman sebayanya,

tertutama dengan yang berjenis kelamin sama (Laksmi, 2019).

3) Perkembangan Psikososial

Pada perkembangan ini, anak berada dalam tahaan rajin dan akan selalu

berusaha mencapai sesuatu yang diinginkan terutama apabila dalam hal tersebut
13

bernilai social atau bermanfaat bagi kelompoknya. Pada tahap ini anak akan

sangat tertarik dalam menyelesaikan seuah masalah atau tantangan alam

kelompoknya. Hal ini disebabkan oleh adanya keinginan anak untuk mengambil

setiap peran yang ada dilingkungan social terutama dalam kelompok sebayanya.

Pada tahap ini, anak menginginkan adanya pencapaian yang nyata. Keberhasilan

anak dalam pencapaian setiap hal yang mereka lakukan akan meningkatkan rasa

kemandirian dan kepercayaan diri anak. Anak-anak yang tidak dapat memenuhi

standart yang ada dapat mengalami rasa inferiority (Laksmi, 2019).

Anak yang mengalami inferiority harus diberikan dukungan dalam

menjalankan aktivitasnya. Pengakuan teman sebaya terhadap keterlibatan anak di

kelomoknya akan memberikan dukungan positif pada anak usia sekolah.

Perkembangan moral anak usia sekolah menurut Kohlberg berada ditahap

konvensional. Perkembangan moral sejalan dengan cara pikir anak usia sekolah

yang lebih logis. Anak pada usia sekolah dapat lebih memahami standart perilaku

yang seharusnya mereka terapkan pada kehidupan sehari-hari. Anak dalam tahap

konvensional, mulai memahami bagaimana harus memperlakukan orang lain

sesuai dengan apa yang ingin diterima oleh mereka dari orang lain. Anak mulai

melihat berbagai cara pandang untuk menilai suatu tindakan benar atau salah

(Laksmi,2019). Secara internasional terdapat 4 parameter menilai aspek-aspek

perkembangan anak usia sekolah yang dikemukakan oleh Laksmi (2019); 1)

Personal social (kepribadian atau tinggah laku social) Askep yang berhubungan

dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya; 2) Finemotor adaptive (gerakan motorik halus) Aspek yang


14

berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan

gerakan yang melibatkan bagian-baian tubuh tertentu saja dan dilakuan otot kecil,

tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya, kemampuan untuk

menggambar dan memegang suatu benda; 3) Languange (bahasa) Kemampuan

untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan bicara spontan;

4) Gross motor (perkembangan motorik kasar) Aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan tubuh dan sikap tubuh yang melibatkan

otot-otot besar.

2.1.5 Tugas perkembangan anak usia sekolah

Menurut Gunarsa dalam Ani, 2017 pada periode ini anak memasuki periode

belajar di dalam dan di luar sekolah. Anak mendapatkan pelajaran di sekolah,

tetapi anak membuat latihan pekerjaan rumah di rumah yang akan mendukung

hasil belajar di sekolah. Aspek perilaku banyak dibentuk melalui penguatan

(reinforcement) verbal, identifikasi dan keteladanan. Anak-anak pada periode ini

harus menjalani tugas-tugas perkembangan, yaitu:

1) Mempelajari keterampilan fisik yang dibutuhkan dalam permainan umum.

2) Membentuk sikap sehat terhadap dirinya sendiri.

3) Belajar dalam bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya

dan seusianya.

4) Mulai mengembangkan peran sosial antara perempuan dan laki-laki yang

sesuai.

5) Mengembangkan keterampilan dasar, seperti membaca, menulis dan

berhitung.
15

6) Mengembangkan definisi atau konsep yang dibutuhkan untuk menjalani

kehidupan sehari-hari.

7) Mengembangkan hati nurani, nilai moral dan tingkatan nilai sosial.

8) Mendapat kebebasan diri sendiri.

9) Mengembangkan sikap pada kelompok-kelompok sosial dan lembaga-

lembaga.

2.1.6 Masalah anak usia sekolah

Masalah pada anak usia sekolah dapat berupa bahaya fisik yang sering

terjadi karena kurangnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), obesitas

timbul akibat mengonsumsi karbohidrat berlebih, masalah nutrisi, masalah terkait

dengan status ekonomi,kecelakaan dan cedera, penyakit menular, penyakit kronis

(dermatitis, gangguan telinga, sakit perut, sakit kepala, diabetes melitus dan

asma), problem perilaku dan ketidakmampuan belajar (membaca, menulis dan

berhitung), kutu kepala (pediculosis), gangguan kesehatan gigi (karies gigi) dan

kurang aktivitas. Bahaya psikologis anak yang sering dijumpai adalah menarik

diri. (Hawari dalam Ani, 2017 ).

2.1.7 Karakteristik at risk anak usia sekolah

Risiko merupakan suatu kemungkinan hasil, kejadian, penyakit atau situasi

yang terjadi pada periode tertentu. Populasi at risk (risiko) adalah suatu kelompok

populasi yang berisiko tinggi terjangkit penyakit dibanding kelompok lain

(Stanhope, M. & Lancaster 2004). Disimpulkan bahwa populasi risiko merupakan

kemungkinan kelompok tertentu akan terjadinya masalah kesehatan akibat

beberapa faktor-faktor tertentu (Herlina dalam Ani, 2017).


16

Faktor-faktor yang memiliki risiko menimbulkan masalah kesehatan yang

terjadi pada anak usia sekolah sebagai populasi at risk (Stanhope, M. & Lancaster

dalam Ani, 2017):

1) Risiko biologi dan usia

Risiko biologi merupakan faktor genetik, kondisi fisik dan usia yang dapat

mempengaruhi terjadinya masalah risiko kesehatan. Penambahan usia dan

perubahan fisik yang terjadi akan memiliki karakteristik dan permasalahan

berbeda-beda. Faktor biologis sebagai risiko timbulnya masalah kesehatan

khususnya proses tumbuh kembang anak.

2) Risiko social

Lingkungan keluarga dan cara anak bersosialisasi dengan teman, merupakan

salah satu faktor yang akan menimbulkan masalah kesehatan. Risiko timbulnya

masalah akibat sosial akan berdampak pada kondisi psikologisanak.

3) Risiko ekonomi

Perekonomian keluarga yang kurang akan menyebabkan timbulnya masalah

tumbuh kembang karena kebutuhan tidak terpenuhi maksimal sehingga timbul

masalah kesehatan.

4) Risiko gaya hidup

Anak usia sekolah lebih mudah terpengaruh dengan lingkungan dan lebih

banyak meniru gaya hidup lingkungan sekitarnya.

5) Risiko kejadian hidup

Anak usia sekolah merupakan masa dimana anak mulai mampu

menggunakan daya rasionalisasi terhadap setiap masalah yang ditemuinya dan

anak akan mudah mengingat hal-hal yang terjadi pada dirinya.


17

Anak usia sekolah memiliki risiko kesehatan yang membuat setiap kejadian

yang terjadi akan menjadi pelajaran untuk anak dalam pencapaian tumbuh

kembangnya (Ani, 2017)

2.2 Konsep Perkembangan Personal Sosial

2.2.1 Pengertian Perkembangan Personal Sosial

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan diramalkan sebagai

hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari

sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan fungsinya termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkunganya (Ngastiyah dalam Eka, 2019).

Menurut Rita Eka Izzaty 2017, perkembangan merupakan pola gerakan atau

perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus

berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia.Proses perkembangan perilaku

manusia sebagian ditentukan oleh kehendaknya sendiri, dan sebagian bergantung

pada alam, sedangkan makhluk lain sepenuhnya bergantung pada alam.

Perkembangan personal sosial adalah suatu sektor perkembangan berupa

aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih & Gde Ranuh dalam Ani,

2017). Personal sosial adalah suatu kesiapan individu untuk bergabung dengan

lingkungan sosial yang didukung dengan keterampilan dan kebiasaan individu

sebagai ciri dari kelompok dan kemampuan membantu diri sendiri serta
18

kemampuan individu untuk ikut di dalam aktivitas kelompok atau social (Hartanti

dalam Ani,2017). Personal sosial mempunyai tiga dimensi, yaitu individu yang

semua bergantung menjadi individu yang mandiri, dari individu yang tidak

bertanggung jawab menjadi individu yang bertanggung jawabdan dari individu

yang tidak mampu menjadi individu yang mampu (Doll dalam Ani,2017).

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Personal Sosial

Perkembangan Personal sosial anak dipengaruhi oleh berberapa faktor,

yaitu:

1) Pola asuh

Orang tua mempunyai peranan penting dalam perkembangan personal sosial

anak. Peranan orang tua yang dimaksud adalah pola asuh yang diberikan orang tua

kepada anak berhubungan dengan pembentukan perkembangan anak termasuk

pemberian stimulasi.Stimulasi adalah perangsangan perkembangan yang

datangnya dari lingkungan luar anak dan salah satu aspek kebutuhan dasar anak

(ASAH) (Soetjiningsih & Gde Ranuh dalam Ani, 2017).

2) Genetika

Faktor genetika dapat mempengaruhi perkembangan anak, yaitu perbedaan

ras, etnis atau bangsa dan kelainan kromosom. Kelainan kromosom dapat

mengakibatkan gangguan pencapaian perkembangan bagi anak, seperti anak

dengan down syndrome (Soetjiningsih & Gde Ranuh dalam Ani, 2017).

3) Lingkungan

Lingkungan memiliki peranan penting dalam perkembangan personal sosial

anak. Faktor lingkungan yang berpengaruh dalam perkembangan personal sosial


19

adalah musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi.

Lingkungan yang kondusif akan menciptakan keadaan yang aman dan nyaman

bagi anak untuk mengeksplorasi perkembangan personal sosial (Potter, P., &

Perry dalam Ani, 2017).

4) Status kesehatan

Kondisi tubuh anak yang sehat akan mengalami percepatan perkembangan,

sebaliknya anak dengan kondisi sakit akan mengalami perlambatan

perkembangan. Status kesehatan juga dipengaruhi oleh status gizi anak. Gizi

merupakan sumber utama yang sangat dibutuhkan anak untuk memberikan

kesempatan lebih besar bagi anak dalam melakukan aktivitas dengan

lingkungannya. Anak dengan keadaan gizi yang kurang akan cenderung terganggu

dalam perkembangan personal sosial (Trisnawati dalam Ani, 2017).Pola konsumsi

sayur dan buah berhubungan dengan risiko obesitas pada anak usia sekolah karena

mengandung serat yang dapat membantu menjaga berat badan.

Sekolahdiharapkandapat memasok buah dan sayur melalui penjualan makanan

dan minuman di kantin. Orang tua dapat menyediakan dan mengenalkan jenis

buah dan sayur untuk anak-anak sejak usia diniagar mendukung peningkatan

konsumsi buah dan sayur. Perawat dalam memberikan peran untuk memantau

status gizi secara rutin melalui unit kesehatan di sekolah dan memberikan edukasi

kepada siswa serta orang tua tentang rekomendasi konsumsi buah dan sayur

(Anggraeni et al. 2017).


20

5) Kelompok teman sebaya

Proses sosialisasi anak dengan lingkungan membutuhkan teman sebaya,

akan tetapi perhatian orang tua tetap menjadi kebutuhan utama untuk memantau

dengan siapa saja anak bergaul. Teman sebaya adalah dunia untuk bermain

sehingga kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan pribadi dan perilaku sosial

dapat terstimulasi dengan otimal (Soetjiningsih & Gde Ranuh dalam Ani, 2017).

6) Lama Penggunan Gadget

Lama penggunaan Gadget, menyebabkan anak kurang kontak langsung

dengan lingkungan ataupun orang banyak sehingga akan terjadi masalah dalam

perkembangan personal sosialnya

2.2.3 Indikator Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah

Beberapa indikator yang berperan dalam perkembangan personal sosial anak

usia sekolah menurut (Doll dalam Ani, 2017), yaitu:

1) Menolong diri sendiri secara umum (self-hel general), seperti mencuci muka,

mencuci tangan tanpa bantuan dan pergi tidur sendiri. Keterampilan motorik

yang memungkinkan mereka mampu melakukan segala sesuatu secara

mandiri, meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri dan mandi.

Anak usia sekolah dalam menguasai keterampilan tersebut harus dapat

membuat anak mampu merawat diri sendiri. Menurut Habibi dalam Ani

(2017) anak yang memiliki kemampuan mandiri dan kematangan sosial yang

baik, maka dorongan kebutuhan fisiologis, seperti makan, BAB (Buang Air

Besar) dan BAK (Buang Air Kecil) akan berusaha dipenuhinya secara

mandiri.
21

2) Kemampuan ketika makan (self-help eating), seperti mengambil makanan

sendiri, menggunakan garpu dan memotong makanan lunak. Anak saat

berusia sekolah, maka sebagian besar anak sudah menguasai semua tugas

yang digunakan dalam keterampilan makan (Hurlock dalam Ani, 2017).

3) Kemampuan berpakaian (self-help dressing), seperti menutup kancing baju

dan berpakaian sendiri tanpa bantuan.

4) Mengarahkan pada diri sendiri (self-direction), seperti mengatur uang atau

dapat dipercaya dengan uang dan dapat mengatur waktu.

5) Gerak (locomotion), seperti pergi ke tetangga tanpa diawasi dan pergi ke

sekolah tanpa diantar. Keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan

gerak yang meliputi aktivitas otot besar, seperti menggerakkan lengan dan

berjalan Olahraga teratur dapat mengembangkan keterampilan motorik

(Santrock dalam Ani,2017). Anak dengan usia 7 tahun memiliki tangan yang

semakin kuat dan ia lebih menyukai pensil daripada krayon untuk melukis.

Anak dengan usia 8-10 tahun, tangan dapat digunakan secara bebas, mudah

dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang, dimana anak dapat menulis

dengan baik (Desmita dalam Ani, 2017).

6) Pekerjaan (occupation), seperti membantu pekerjaan rumah tangga yang

ringan, menulis dengan pensil dan menggunakan pisau. Keterampilan motorik

terus meningkat pada usia kanak-kanak tengah. Periode ini dapat ditambah

lebih banyak pekerjaan rumah tangga, terutama bagi anak perempuan

sehingga membuat mereka memiliki sedikit kebebasan bermain fisik (Papaila

dalam Ani, 2017).


22

7) Sosialisasi (socialization), seperti bersama teman-teman, mengikuti suatu

permainan dan mengikuti perlombaan. Beberapa hal penting dalam

bersosialisasi, meliputi permainan, hubungan dengan orang lain dan

permainan yang bermanfaat sosial sehingga dapat meningkatkan

perkembangan suatu peran (Desmita dalam Ani, 2017). Dasar dalam

bersosialisasi adalah hubungan antara dengan teman-teman sebaya. Anak

lebih banyak bermain dengan anak-anak lain dan lebih banyak berbicara

(Hurlock dalam Ani, 2017).

8) Komunikasi (communication), seperti berbicara dengan orang yang berada di

sekitar anak dan menulis dengan kata sederhana. Bahasa yang digunakan

mencakup sarana komunikasi lisan, tertulis atau isyarat yang berdasarkan

suatu sistem darisimbol-simbol (Santrock dalam Ani, 2017).Anak-anak

memasuki jenjang usia sekolah dasar dengan kosakata terbatas, berisiko

mengembangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan membaca. Anak-

anak belajar menggunakan bahasa untuk mrmbicarakan hal-hal yang ada

sebelum membaca. Mereka belajar apakah “kata” itu dan belajar

mengorganisasikan dan mengungkapkan bunyi (Santrock dalam Ani, 2017).

2.2.4 Deteksi Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah

Lembar pengkajian untuk mengukur perkembangan personal sosial dengan

menggunakan VSMS (Vineland Social Maturity Scale) diadopsi dari Doll (1965),

dimana instrumen ini merupakan instrumen baku. Lembar kuesioner

perkembangan personal sosial anak usia sekolah tersebut berisi pertanyaan

kemampuan personal sosial yang dilakukuan anak usia sekolah, meliputi delapan

aspek, yaitu self-hel general, self-help eating, self-help dressing, self-


23

direction,locomotion, occupation, communication dan socialization. Instrumen ini

telah teruji validitas dan reabilitasnya, dengan melakukan tes sebanyak dua kali

telah didapatkan nilai korelasi r = 0.92 diantara dua kali hasil tes yang dilakukan.

Hasil uji validitas didapatkan koefisien korelasi r = 0.85 (Sari 2015).

1. Langkah-langkah tes VSMS

Pada tes ini akan diperoleh nilai kematangan sosial dengan cara atau langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Tentukan responden yang akan diberikan tes VSMS ini

b. Tes ini tidak dapat dilakukan langsung kepada responden, tetapi harus melalui

orang tua, guru ataupun peneliti sendiri yang melakukan pengisian form VSMS

ini.

c. Bila responden telah ditentukan dan ada yang mengisi form VSMS ini, maka

langkah selanjutnya adalah menentukan usia subjek penelitian dengan cara

mengurangkan tanggal-bulan-tahun tes dengan tanggal-bulan-tahun lahir

subjek penelitian.

Misalnya:

Tanggal tes 25 Juni 2003, tanggal lahir 6 Mei 1999, ditulis:

Tes:25 06 2003
Lahir :06 05 1999
−¿
:19 01 04

= Usia 4 tahun, 1 bulan, 19 hari

d. Tes dimulai dari periode umur yang sesuai dengan usia subjek penelitian

dikurangi satu atau dua periode ke atas, misalnya:Usia 4 tahun, 1 bulan, 19

hari. Tes seharusnya dimulai periode umur III-IV, tetapi tes dimulai dari
24

periode umur diatasnya yaitu periode II-III (*untuk usia lebih dari 5 bulan

maka termasuk usia diatasnya, yaitu masuk pada periode V).

Hal ini diberlakukan untuk mengetahui apakah subjek penelitian sudah mampu

melakukan keterampilan-keterampilan yang ada pada periode umur diatasnya

dengan sempurna.

2. Sistem penilaian pada lembar kuesioner perkembangan personal sosial anak

usia sekolah menggunakan pedoman penilaian dari Vineland sebagai berikut:

a. Bila subjek penelitian benar-benar memiliki kemampuan seperti yang tertulis

dalam form VSMS, maka mendapatkan nilai + (plus)

b. Bila subjek penelitianbelum cukup memiliki kemampuan seperti yang tertulis

dalam form VSMS (kadang mampu, kadang tidak), maka diberikan nilai +/-

(plus minus)

c. Bila subjek penelitiantidak mampu dan atau belum mampu melakukan seperti

yang tertulis dalam form VSMS, maka mendapatkan nilai –(minus)

d. Bila subjek penelitian tidak memiliki kemampuan karena tidak ada atau tidak

diberi kesempatan untuk melakukannya = NO (No Opportunity)

e. Pelaksanaan penilaian dilaksanakan terus-menerus dari periode awal penilaian

sampai dengan satu periode yang hasil penilaiannya menunjukkan nilai –

(negatif) = 0 secara keseluruhan.

1) Skor dasar, skor dasar diperoleh dari nilai Life Age Means nilai Plus (+) yang

terakhir sebelum nilai – (negative) yang pertama.

2) Skor tambahan, skor tambahan diperoleh dari jumlah nilai positif (+) dari item-

item pada Age periode terakhir sebelum nilai negative (-) yang pertama

kemudian di bagi 10. .


25

3) Skor total = skor dasar + skor tambahan

4) Social Age (SA) diperoleh dari age periode yang yang berdasarkan skor total

yang di konversikan Life Age Mean (yang paling mendekati Life Age Mean).

5) Menentukan Life Age (LA)Cara perhitungan LA adalah dari umur subjek

penelitian, menggunakan rumus berikut:

Bulan Hari
LA=Usia ( thn )+ +
12(bulan 1 tahun) 365(hari1 tahun)

Misalnya : umur 4 tahun, 10 bulan, 29 hari, maka LA adalah:

10 29
LA=4 + +
12( bulan 1tahun ) 365(hari 1tahun )

LA=4 +0 , 83+0 , 082

LA=4 ,912

Jadi, usia LA yang harus diisikan dalam kolom rumus adalah 4,912

6) Social Quotient(SQ)

skor total
SQ= ×100
LA

Keterangan:

SQ: Social Quotient(nilai kematangan sosial)

Skor Total: Skor Dasar + Skor Tambahan

LA: Life Age (usia kronologis adalah usia sesungguhnya saat dilakukan tes)

7) Kategori skor kematangan sosial VSMS dapat dikategorikan berdasarkan

norma kelompok, yaitu:

(1)Personal sosial tidak sesuai kurang dari usia kronologis = SQ< 81,5

(2)Personal sosial sesuai dengan usia kronologis = SQ =81,5 – 150,5


26

(3)Personal sosial tidak sesuai lebih dari usia kronolgis= SQ >150,5

2.3 Konsep Penggunaan Gadget

2.3.1 Pengertian Gadget

Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dai bahasa inggris, yang artinya

perangkat elektonik kecil memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa indonesia

gadget disebut sebagai “acang”. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan

perangkat elektronik lainnya adalah unsur pembaruan. Dalam artian, dari hari

kehari gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat

hidup manusia lebih praktis. Contoh dari gadget diantaranya telepon pintar

(smarthphone) seperti Iphone dan Backberry, serta notebook. Didalamnya

terdapat permainan-permainan yang membuat anak sekolah tertarik (Saifullah,

2017).

Banyak ilmuwan yang berminat meneliti permainan karena mereka

menyadari akan pentingnya peranan permainan dalam perkembangan. permainan

merupakan kesibukan untuk menenangkan pikiran atau istirahat. Orang

melakukan kesibukan bermain bila ia telah bekerja; dalam artian untuk mengganti

kesibukan bekerja dengan kegiatan lain yang dapat memulihkan tenaga kembali

(Saifullah, 2017).

Gadget merupakan sebuah media komunikasi modern dan mempermudah

kegiatan manusia untuk berkomunikasi. Dengan adanya gadget kegiatan

berkomunikasi semakin berkembang dan lebih maju. (Rahmandani et al., 2018).

Menurut Merriam Webster gadget juga dapat diartikan sebuah perangkat mekanik

atau elektronik dengan cara penggunaan yang praktis. Selain itu, gadget disebut
27

suatu media yang dipakai sebagai alat komunikasi modern dan membuat

komunikasi semakin berkembang, lebih maju, serta lebih mudah. Perbedaan

gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah sebuah unsur kebaruan.

Maksudnya, dalam setiap harinya gadget selalu muncul dengan menyajikan

teknologi baru yang membuat kehidupan manusia menjadi lebih praktis (Chusna,

2017).

2.3.2 Aplikasi penggunaan gadget

Penggunaan gadget biasanya dipakai untuk bermain game dari total

keseluruhan pemakaian. Sedangkan yang cukup banyak juga dikalangan anak

sekolah adalah bermain gadget untuk menonton animasi atau serial kartun anak-

anak. Sedangkan hanya sedikit sekali yang menggunakannya untuk

berkomunikasi dengan orang tua mereka atau unuk melihat video pembelajaran

(Saifullah, 2017).

Anak menggunakan gadget untuk bermain daripada untuk hal lainnya.

Hanya sedikit yang mengunakan untuk mencari tugas dengan menggunakan

gadget. PC tablet atau smartphone tidak hanya berisi aplikasi tentang

pembelajaran mengenal huruf atau gambar, tetapi terdapat aplikasi hiburan,

seperti sosial media, video, gambar bahkan video game. Pada kenyataannya,

mahasiswa akan lebih sering menggunakan gadget untuk bermain game, atau

membuka media sosial daripada untuk belajar ataupun bermain diluar rumah

dengan teman-teman seusianya. Untuk itu gadget, youtube seharusnya digunakan

dengan sebaik mungkin agar anak dapat memaksimalkan teknologi yang sudah

ada untuk digunakan sebagai sarana belajar yang cukup baik dan tergolong dalam
28

media pembelajaran yang mengasyikan, dengan adanya metode pembelajaran

(Saifullah, 2017).

2.3.3 Bentuk-bentuk Penggunaan Gadget

Menurut Aqlima, 2020 Bentuk-bentuk penggunaan gadget pada anak

pendidikan usia dasar berupa:

1) Sebagai alat komunikasi dengan orang tua, saudara, dan temanMereka

memiliki gadget ini digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua ketika

telat pulang ke rumah. Selain untuk berkomunikasi dengan orang tua, gadget

digunakan untuk berkomunikasi dengan saudara yang jauh serta untuk

menghubungi teman-temannya untuk menanyakan tugas sekolah.

2) Untuk mencari informasi dan mencari tugas Gadget yang mereka miliki

digunakan untuk mencari informasi dan mencari tugas sekolah. Teknologi

yang semakin canggih seperti gadget yang sudah dilengkapi oleh internet dan

sistem 3G dan 4G, sehingga memudahkan untuk mencari informasi yang

dibutuhkan.

3) Untuk alat hiburan Selain digunakan untuk alat komunikasi, gadget juga

digunakan sebagai alat hiburan. Mereka menggunakan gadget untuk

menghilangkan rasa bosan dengan rutinitas sekolahnya berupa bermain game

baik offline maupun online.

4) Untuk mengambil gambar atau berfoto/selfi Gadget yang mereka miliki juga

bisa digunakan untuk mengambil gambar atau selfi. Dalam gadget terdapat

aplikasi untuk mempercantik hasil gambar atau foto. Hal ini juga merupakan

suatu cara untuk mengabadikan setiap momen dan mengekspresikan diri.


29

5) Untuk Berbisnis dalam gadget yang dimiliki sudah membuat mereka mulai

belajar mandiri dengan cara berbisnis. Bisnis yang dilakukan melalui

gadgetnya memang tidak seberapa seperti jual akun game online dan jual

pulsa

6) Untuk membuka internet dan sosial mediaBermuladari rasa keingin tahuan

yang tinggi sehingga gadget yang mereka miliki digunakan untuk membuka

internet untuk mencari informasi-informasi yang dibutuhkan dan membuka

sosial media yang dimiliki untuk mencari teman yang jauh.

2.3.4 Dampak Negatif Penggunaan Gadget

Menurut Aqlima, 2020 ada beberapa aspek negatif dari penggunaan gadget

antara lain:

1) Gadget tidak hanya buat mengobrol perkembangan teknolgi semakin hari

semakin canggih. Gadget pun tidak hanya bisa dipakai untuk telepon, gadget

bahkan bisa digunakan untuk mengambil gambar, mengirim pesan teks

bahkan sekarang sudah bisa menjelajahi internet untuk mengunduh gambar,

video, dan game.

2) Perhatian pada ragam fitur yang ditawarkan fitur-fitur baru seperti kapabilitas

warna dan kekuatan tambahan dapat mendukung aneka game dan video yang

kontennya kadang mengundang penasaran.

3) Gadget memberi peluang untuk perilaku-perilaku yang tak diharapkan Gadget

menawarkan kesempatan untuk melakukan perilaku yang tidak diharapkan,

seperti melakukan kecurangan saat ulangan di kelas.


30

4) Perhatian pada anggaran Demi ketenangan pikiran orangtua untuk

mengetahui keberadaan anak-anaknya setiap saat, mereka tidak segan-segan

untuk membeli pulsa.

5) Perhatian pada isu keselamatan/kesehatan

Isu kesehatan dan dampak gadget pada otak masih terus berkembang dan

masih belum terselesaikan hingga saat ini.

2.3.5 Manfaat dan Resiko Penggunaan Gadget

Manfaat dan resiko penggunaan telepon seluler (gadget) menurut Aqlima,

2020 antara lain:

1) Manfaat

(1) Untuk dapat tetap terhubung. Kenyamaanan karena mampu terhubung dengan

anak dimanapun mereka berada, dengan segera akan mengubah banyak hal

dalam kehidupan keluarga kita.

(2) Alasan keamanan/keselamatan. Memudahkan kita untuk menghubungi pihak

lain yang dapat membantu kita ketika dalam keadaan darurat.

2) Resiko

(1) Pengaruh pada kesehatan mental.

Seseorang yang rajin menggunakan ponsel cenderung lebih mudah untuk

mengalami cemas dan depresi.

(2) Kurang tidur.

Remaja yang sering menggunakan ponsel cenderung sering terbangun di

malam hari, karena ada SMS atau panggilan masuk sehingga berakibat

merasa lelah dan kurang mampu fokus pada esok harinya.


31

(3) Bullying

Saat ini, ponsel pun sudah lazim digunakan untuk menyebarkan rumor,

gambar-gambar yang tidak pantas, ataupun melecehkan teman baik dengan

panggilan langsung atau melalui SMS.

(4) Bakteri

Karena sering kali ponsel dekat dengan mulut saat bertelepon, dan dimulut

kita banyak kuman yang dapat ditularkan melalui bernafas, batuk dan bersin-

bersin sehingga kebanyakan ponsel seluler pun bisa saja menjadi sarana

penyebar kuman.

(5) Tumor otak

Memang masih menjadi perdebatan tentang pengaruh radiasi elektromagnetik

dari ponsel terhadap perkembangan otak anak-anak dan remaja. Tetapi FDA

di AS menyarankan memakai headset pada saat bertelepon.

2.3.6 Durasi penggunaan Gadget pada anak usia sekolah

Anak usia 6-18 tahun dalam penggunaan Gadget dibatasi selama 2 jam/hari

di luar pembelajaran. jika penggunaan melampaui batas yang disarankan akan

menimbulkan masalah pada perkembangan personal sosialnya. Banyak orang tua

dengan sengaja memberikan dan membiarkan anak-anaknya bermain gadget yang

seharusnya belum layak menggunakan gadget dengan alasan anak agar tidak

rewel dan tetap berada di rumah. Padahal penggunaan gadget secara berlebian

dapat menimbulkan masalah pada pekembangan personal sosial anak (Lubis, et al,

2020)
32

2.4 Kerangka Konsep

Merupakan gambaran secara jelas kearah mana penelitian itu berjalan atau

data apa yang dikumpulkan, perlu dirumuskan kerangka konsep penelitian.

Keragka konsep penelitian hakikatnya adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-

konsep serta Variabel-variabel yang akan diukur (diteliti) (Notoarmojo,2018).

Kerangka penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Faktor yang
mempengaruhi
Perkembangan
personal sosial
Perkembangan
anak
personal sosial
1. Keluarga
2. Inteligensi
3. Fisik
4. Teman sebaya
5. Kebudayaan

6. Teknologi
(Gadget) Anak usia sekolah

Keterangan:

: Diukur
: Tidak diukur

Gambar 2.1: Kerangka konsep Hubungan Lama penggunaan Gadget dengan


Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah Di Dusun
Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro.
33

Dari kerangka konsep dapat dinyatakan bahwa perkembangan sosial anak

dipengaruhi oleh faktor keluarga, fisik, intelegensi, taman sebaya, dan

kebudayaan. Penelitian ini meneliti sala satu faktor perkembangan sosial yaitu

faktor teknologi (Gadget).

2.5 Hipotesis

Hipotesis penelitian. Terdapat Hubungan antara Lama Penggunaan Gadget

dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah di Dusun Ngegreng

Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.


BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan disajkan 1) Desain Penelitian, 2) Waktu dan Tempat

Penelitian, 3) Kerangka Kerja, 4) Populasi, Sampel dan Sampling Desain, 5)

Identifikasi Variabel, 6) Definisi Operasional, 7) Pengetahuan Data dan Analisa

Data serta 8) Etika Penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka acuan bagi peneliti unuk mengkaji

hubungan antar variabel dalam sebuah penelitian (Nursalam, 2016). Desain dalam

penelitian ini adalah corelasi analitik yaitu untuk mencari hubungan antar

variabel dan dilakukan dengan analisis data yang telah dkumpulkan. Desain

penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional pendekatan cross sectional.

Pendekatan cross sectional dilakukan dengan menekankan waktu

pengukuran/observasi data variabel indepeden dan dependen hanya satu kali pada

satu saat (Saifullah, 2017). Penelitian ini menganalisa hubungan lama pengunaan

gadget dengan perkembangan sosaial anak usia sekolah di Dusu Ngegreng Desa

Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

1) Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan Maret – April 2021, pengambilan data

dilakukan pada bulan maret.

2) Tempat

Tempat penelitian dilakukan di Dusun Ngegreng Desa Balongowo

Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro

34
35

3.3 Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah langkah atau pentahapan dalam suatu aktivitas ilmiah

dimulai dari penerapan populasi, sampel, dan seterusnya, merupakan kegiatan

sejak awal penelitian akan dilaksanakan (Nursalam, 2016).

Populasi: semua anak usia sekolah (6-12 tahun) yang berjumlah 50 anak di
Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro

Teknik sampling Simple Random Sampling

Sampel: Sebagian anak usia sekolah (6-12 tahun) di Dusun Ngegereng Desa
Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro yang berjumlah
48 responden

Desain: Analitik dengan pendekatan cross sectional

Variabel independen: Variable dependen:


Lama penggunaan Gadget Perkembangan Personal sosial

Alat ukur: kuesioner durasi penggunaan gadget dan kuesioner VSMS

Pengumpulan data dan pengelolaan data dengan editing, coding, scoring,


tabulating, dan dianalisis dengan uji spearman

Penyajian data

Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 kerangka kerja Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan


Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di
Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro.
36

3.4 Populasi, Sampel dan sampling Desain

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subyek (misalnya manusia; klien) yang

memenuhi kriteria yang telah dietapkan (Nursalam, 2016). Populasi dibagi

menjadi dua yaitu, populasi target dan terjangkau. Populasi target adalah populasi

yang memenuhi kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi

terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria penelitiandan daat dijangkau

oleh peneliti dari kelompoknya (Nursalam, 2016). Populasi terjangkau pada

penelitian ini adalah anak usia sekolah di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo

Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro yang berjumlah 50 responden.

3.4.2 Sampling Penelitian

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel

yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2016).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling adalah golongan

probability sampling jenis simple random sampling yaitu teknik penentuan

sampel dengan mengambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada

dalam populasi. Dari sampel yang di dapatkan akan dipilih secara acak dengan

teknik random atau acak. Saat pengumpulan data populasi sebanyak 50 orang

selanjutnya dikumpulkan dan diacak atau diundi oleh peneliti sampai peneliti

memperoleh sampel yang diharapkan sebanyak 4 orang (Nursalam, 2016)


37

3.4.3 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagia dari populasi yang dapat digunakan

sebagai objek penelitian melalui sampel (Nursalam, 2016). Besar sampel

merupakan banyaknya anggoa yang akan djadikan sampel (Notoadmojo, 2010).

Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia sekola di Dusun Ngegreng Desa

Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro yang kemudian

diambil secara Simple random sampling. Jadi, sampel yang digunakan sebanyak

48 responden

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yakni:

1) Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitian pada

populasi target dan sumber (Nursalam, 2015). Yang menjadi kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah :

(1) Anak usia sekolah (6-12) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo

Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.

(2) Menggunakan atau memiliki gadget

2) Kriteria ekslusi adalah mengilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab Ibu yang menolak menjadi

responden (Nursalam, 2015). Adapun yang menjadi kriteria ekslusi dalam

penelitian ini adalah :

(1) Anak yang berusia kurang dari 6 tahun atau lebih dari 12 tahun

(2) Anak yang tidak memiliki gadget


38

Rumus besar sampel:


2
N⋅z ⋅p⋅q
n=
d 2⋅( N−1 ) + z 2⋅p⋅q

Keterangan

n : Perkiraan jumlah sampel

N : Perkiraan jumlah besar populasi

Z : Nilai standar normal untuk α=0,05 (1,96)

P : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%=0,5

q : 1-p (100%-p)= 0,5

d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)

Untuk penelitian ini diketahui : N = 50, Z = 1,96, p = 0,5, q = 0,5, d = 0,05

Maka jumlah sampel ditemukan :


2
N⋅z ⋅p⋅q
n= 2
d ⋅( N−1 ) + z 2⋅p⋅q
2
50⋅( 1 , 96 ) ⋅0,5⋅0,5
n=
( 0 , 05 )2⋅( 50−1 ) + ( 1 , 96 )2⋅0,5⋅0,5

50⋅3 , 8416⋅0,5⋅0,5
n=
0 , 0025⋅49+3 , 8416⋅0,5⋅0,5

50 ,9604
n= =47 , 06
1 , 0829
Jadi, sampel untuk penelitian ini sebanyak 48 responden
39

3.5 Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

yang beda terhadap sesuatu (Nursalam, 2016).

1) Variabel Independen

Variabel indepenen merupakan variabel yang nilainya menentukan variabel

lain (Nursalam, 2016). Pada penelitian ini variabel independennya adalah

lama penggunaan Gadget.

2) Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel

lain (Nursalam, 2016). Variabel dependen pada penelitian ini adalah

Perkembangan Personal Sosial.

3.6 Definisi Operasional

Definisi Operasioal merupakan definisi berdasarkan suatu karakteristik

yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan trsebut dan memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran terhadap suatu objek atau fenomena

yang kemudian dapat diulang oleh orang lain (Nursalam, 2016).

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Hubungan Lama

Penggunaan Gadget dengan Perkembagan Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-

12 Tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru

Kabupaten Bojonegoro.
40

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Lama Pengunaan Gadget dengan


Perkembangan Personal social Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) di
Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro

Variabel Definisi
Indikator Alat Ukur Skala Skor
Penelitian Operasional
Variabel Lama 1. Durasi Kuesioner Ordinal Lama penggunaan
Independen pengunaan penggunaan durasi gadget dalam waktu
Lama Gadget adalah gadget penggunaan (jam)
Penggunaan kecenderunan Gadget Dikategorikan
Gadget dalam dengan Tinggi: >2 jam
menggunakan skala Rendah: ≤2 jam
Gadget secara Guttman
berlebihan dan
kurang tepat
Variabel Perkembangan 1.Self-help Kuesioner Ordinal adalah sebagai
Dependen kemampuan general VSMS berikut:
Perkembangan anak dalam (SHG) (Vineland - Mampu (+)
personal sosial bersosialisasi, 2.Self-help Social - Dalam proses (+/-)
berinteraksi eating (SHE) Maturity - Tidak/ belum
dengan 3.Self-help Scale) mampu (-)
lingkungan dressing -Tidak ada atau tidak
serta (SHD) diberi kesempatan
kemandirian 4.Self- untuk melakukan =
dalam direction NO (No
keidupan (SD) Opportunity)
sehari-hari. 5.Occupation Kategori VSMS
(O) adalah sebagai
6.Communic berikut:
ation (C) 1.Personal sosial
7.Locomotio tidak sesuai kurang
n (L) dari usia
8.Socializatio kronologis=
n (S) SQ<81,5
2.Personal sosial
sesuai dengan usia
kronologis = SQ=
81,5-150,5
3.Personal sosial
tidak sesuai lebih
dari usia
kronologis=
SQ>150,5
41

3.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.7.1 Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2015).

Dalam penelitian ini melewati beberapa tahapan, pada penlitian ini

1) mengajukan surat permohonan untuk dapat membuat skripsi penelitian

kemudian diberikan ijin untuk melaukan survey awal melalui surat oleh LPPM

Universitas Muhammadiyah Lamongan dan surat dikirim ketempat tujuan

peneitian yaitu Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten

Bojonegoro,

2) mendapatkan surat balasan dari Kepala Desa maka, penulis dapat melakukan

survey awal.

3) peneliti dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya dengan melakukan

pengumpula data.

4) Peneliti bertemu dengan responden dengan cara door to door (dari rumah ke

rumah)

5) peneliti mengajukan lembar persetujuan menjadi responden

6) Apabila respoden menyatakan bersedia menandatangani lembar persetujuan

maka responden di minta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut.

7) Properti disediakan oleh peneiti

8) pengumpulan data dilakukan dengan lembar kuesioner untuk variabel

independen dan variabel dependen


42

9) Setelah responden mengisi kuesioner dan peneliti sudah mendapatkan data

kemudian ditabulasi dan dianalisa.

Pengumpulan data dilakukan dengan lembar kuesioner untuk mengetahui

hubungan lama penggunaan Gadget dengan perkembangan personal sosial anak

usia sekolah. Pengumpulan data dilakukan secara door to door (dari rumah ke

rumah) dengan mematuhi protokol kesehatan (memakai masker) untuk

mengurangi resiko terpaparnya COVID-19.

Pengumpulan data dimulai pada tanggal 2 juni dengan melakukan

penelitian dan mendapatkan 7 responden, tanggal 3 juni melakukan penelitian

sebanyak 21 resonden, kemudian pada tanggal 4 juni melakukan penelitian lagi ke

20 resonden.

3.7.2 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sisematis

(Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar kuesioner

untuk mengetahui Hubungan Penggunaan Gadget dengan Perkembangan

Personal Sosial Anak Usia Sekolah di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo

Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.

1. Kuesioner Lama Penggunaan Gadget

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variable independen lama

penggunaan gadget menggunakan alat ukur skala guttman, pertanyaan yang

diajukan berbentuk cheklist pada lama penggunaan gadget dan responden


43

memberikan jawaban dengan memberi tanda checklist (√) sesuai hasil yang

diinginkan (Nursalam, 2016).

Kuesioner ini diisi oleh anak usia sekolah (6-12 tahun) yang di dampingi

oleh orang tuanya Sistem penilaian yang digunakan dalam kuesioner lama

penggunaan gadget dalah sebagai berikut :

1) Tinggi jika lebih dari 2 jam dalam per hari.

2) Rendah kurang dari 2 jam dalam per hari. (Lubis et.al, 2020)

2. Kuesioner Perkembangan Personal Sosial VSMS (Vineland Social Maturity

Scale)

Lembar pengkajian untuk mengukur variabel dependen, yaitu

perkembangan personal sosial dengan menggunakan VSMS (Vineland Social

Maturity Scale) diadopsi dari Doll (1965), dimana instrumen ini merupakan

instrumen baku. Lembar kuesioner perkembangan personal sosial anak usia

sekolah tersebut berisikan pertanyaan kemampuan personal sosial yang dilakukan

anak usia sekolah, meliputi delapan aspek, yaitu self-hel general, self-help eating,

self-help dressing, self-direction,locomotion, occupation, communication

dansocialization. Instrumen ini telah teruji validitas dan reabilitasnya, dengan

melakukan tes sebanyak dua kali telah didapatkan nilai korelasi r = 0.92 diantara

dua kali hasil tes yang dilakukan. Hasil uji validitas didapatkan koefisien korelasi

r = 0.85 (Sari 2015).

Kuesioner ini diisi oleh anak usia sekolah (6-12 tahun) dengan didampingi

oleh orang tua. System penilaian yang di gunakan dalam kuesioner VSMS adalah:

1) Personal social tidak sesuai / kurang dari usia kronologis jika SQ<81,5

2) Personal social sesuai dengan usia kronologis jika SQ= 81,5-150,5


44

3) Personal social tidak sesuai / lebih dari usia kronologis jika SQ>150,5.

(Sari, 2015)

3.7.3 Pengolahan data

Data yang telah terkumpul dari lembar observasi yang telah diisi oleh

peneliti kemudian diolah dengan tahapn sebagai berikut:

1) Editing

Langkah ini dilakukan dengan maksud mengantisipasi adanya kesalahan

dari data yang telah terkumpul dan jangan sampai terjadi kekosongan data dari

data yang dibutuhkan. Pada saat editing peneliti melakukan kegiatan sebagai

berikut: (1) Memeriksa kembali daftar pertanyaan (kuesioner) yang diserahkan

oleh responden, (2) Memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner satu persatu

apakah kusioner diisi sesuai dengan petunjuk yang telah dilakukan, (3)

mengelompokkan data sesuai variabel.

2) Coding

Coding yaitu kegiatan merubah data dalam bentuk huruf menjadi data dalam

bentuk angka/bilangan (Zuliyanti A, 2019). Jawaban dari responden dikategorikan

dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing

jawaban. Langkah ini dilakukan dengan memberi kode pada variabel untuk

memudahkan analisa data. Variable independen lama penggunaan Gadget coding

yang digunakan pada skala guttman untuk penggunaan gadget >2 jam diberikan

kode 1, sedangkan penggunaan gadget ≤2 jam kode 2. Coding untuk variable

dependen perkembangan personal social anak menggunakan skala likert pada

kuesioner VSMS (Vineland Social Maturity Scale) untuk anak yang mampu
45

diberi nilai + (plus), dalam proses diberi nilai +/- (plus / minus),tidak atau belum

mampu diberi nilai – (minus).

3) Scoring

Setelah data terkumpul dari hasil pengisian kuesioner kemudian diberi skor

setiap jawaban responden dengan menggunakan skala rasio, yaitu data yang

disusun atas dasar jenjang dalam atribut tertentu (Nursalam, 2016).

Scoring pada variabel independen lama penggunaan Gadget 2 jam nilai 100

dan >2 jam diberi nilai 0. Sedangkan scoring pada variabel perkembangan

personal sosial jika mampu mampu diberi nilai + (plus) / 1, butuh bantuan +/-

(plus minus) 1/2, dan tidak bisa sama sekali diberi nilai – (Minus) / 0. Sedangan

anak yang tidak diberikan kesempatan untuk melakukannya = NO.

4) Tabulating

Tabulating kegiatan mengkelompokan data dan menyusun data yang telah

dikoding ke dalam master data (Hasnidar, 2020). Dari pengolahan data hasil

penelitian yang telah dilaksanakan, data kemudian dimasukkan dalam tabel

distribusi yang dikonfirmasi dalam bentuk presentase dan narasi, kemudian

dintepretasikan. Dapat ditulis dengan rumus berikut:

f
P= x 100%
N

Keterangan :

P = Presentase.

f = Nilai yang diperoleh.

N = Frekuensi total atau keseluruhan


46

Pedoman penafsiran data menurut Arikunto (2016) dengan perincian

sebagai berikut : 1) 100% seluruhnya, 2) 80% - 99% hampir seluruhnya, 3) 51% -

79% sebagian besar, 4) 50% sebagian, 5) 26% - 49% hampir sebagian, 6) 1% -

25% sebagian kecil, 7) 0% tidak satupun.

Kemudian, untuk mengetahui lama penggunaan gadget dengan

perkembangan persona social anak sekolah usia 6-12 tahun dilakukan analisis

yaitu dengan Interprestasi nilai proporsi sebagai berikut: (1) 67 - 100% : Tinggi,

(2) 34 - 66% : Sedang, (3) <33% : Rendah.

5) Uji Statistika

Setelah dikumpulkan melalui kuesioner dan di observasi, maka akan

dilakukan pengolahan hasil dalam bentuk prosetase. Selanjutnya untuk

mengetahui hubungan dengan menguji spearman rank (Rho) dengan

menggunakan menggunakan program Statistical Product and Service Solution

(SPSS).

Data yang sudah terkumpul oleh diolah dan diidentifikasi, kemudian

ianalisis secara analitik korelasi dengan menggunakan uji spearman rank (Rho).

Uji ini digunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua

variabel yang berskala ordinal.

Adapun rumus spearman rank (Rho)

6. ∑ d
2

n−1
rs = 1- n(n )

Keterangan:

rs : Nilai korelasi spearman rank


47

d2 : Selisih setiap pasangan rank

n : Jumlah pasangan rank untuk spearman

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah melakukan uji rank spearman

dengan menggunakan program SPSS 23, yaitu jika p < α, maka H1 diterima

artinya terdapat hubungan antara penggunaan gadget dengan perkembangan

personal sosial anak usia sekolah di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo

Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan jika p > α, maka H1

ditolak artinya tidak terdapat hubungan antara lama penggunaan gadget dengan

perkembangan personal sosial anak usia sekolah(6-12 tahun) di Dusun Ngegreng

Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.

Menurut Hanin (2011) interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

hubungan sangat tinggi atau kuat jika r antara 0.80- 1.00, hubungan tinggi atau

kuat jika r antara 0.60-0.79, hubungan sedang jika r antara 0.40-0.59, hubungan

rendah atau lemah jika r antara 0.20-0.39, hubungan sangat rendah atau sangat

lemah jika r antara 0.00-0.19.

3.8 Etika Penelitian

Menurut (Nursalam, 2015) Penelitian apapun khususnya yang

menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan dengan etika, oleh

karena itu setiap peneliti menggunakan subjek harus mendapatkan persetujuan

dari subjek yang diteliti dari institusi tempat penelitian, masalah etika yang harus

diperhatikan antara lain sebagai berikut:


48

3.8.1 Informed Consent

Lembar persetujuan peneliti diberikan kepada responden, persetujuan

diberikan pada subjek yang akan diteliti, sehingga subjek mengetahui maksud dan

tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data, jika subjek

menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

haknya (Nursalam, 2015).

3.8.2 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh objek dijamin oleh peneliti,

hanya sekelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sehingga

rahasia tetap terjaga atau laporan penelitian (Hidayat, 2015).

3.8.3 Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas objek, tidak akan mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data atau cukup dengan memberikan

kode masing-masing lembar tersebut (Hidayat, 2015).

3.8.4 Fidelity (Menepati janji)

Peneliti dan respoden memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab

terhadap kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Peneliti akan menepati

janji sesuai yang disepakati sebelumnya dengan responden.

3.8.5 Autonomy (Otonomi)

Prinsip otonomi menegaskan bahwa individu mempunyai kebebasan untuk

menentukan kepuasan dirinya menurut pilihannya sendiri dan bertanggung jawab

dengan apa yang telah dipilihnya. Responden diberikan kebebasan untuk memilih

dan menentukan pilihanya sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
49

3.8.6 Justice (Keadilan)

Penelitian ini dilakukan kepada responden tidak menimbulkan bahaya

maupun kerugian bagi responden, apalagi sampai menganca jiwa responden,

karena penelitian ini hanya memberikan lembar kuesioner yang berisikan

pertanyaan yang harus diisi oleh responden.

3.8.7 Non Maleficence (Tidak Merugikan)

Penelitian yang dilakukan kepada responden tdak menimbulkan bahaya

maupun kerugian bagi responden, apalagi sampai mengancam jiwa responden,

karena penelitian ini hanya ingin mengetahui hubngan lama penggunan gadget

dengan perkembangan sosial kepada responden.


BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan pada

bulan Mei 2021 di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru

Kabupaten Bojonegoro. Hasil penelitian ini disajikan dalam 2 bagian yaitu data

umum dan data khusus. Data umum meliputi gambaran umum lokasi penelitian

dan karakteristik responden yang terdiri dari umur dan jenis kelamin. Sedangkan

data khusus terdiri dari lama penggunaan gadget dan perkembangan personal

social anak usia sekolah. Kemudian dilakukan tabulasi, dikelompokkan dan

selanjutnya dianalisa dengan menggunakan Uji Spearman Rho dengan

menggunakan program Statistical Product And Service Solution (SPSS) versi 23.0

dengan tingkat kemaknaan 0,05

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Umum

1) Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian, penelitian ini dilakukan di Dusun Ngegreng Desa

Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Jumlah penduduk di

Dusun Ngegreng sebanyak 744 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK)

sebanyak 240 KK. Dusun ini terdiri dari 8 RT yaitu RT 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

17 dan terdiri dari 2 RW yang terdiri dari RW 4 dan 5.

Adapun batas batas wilayah Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan

Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa

49
51

Turigede, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Krisik, sebelah barat berbatasan

Dusun Kudur Desa Balongdowo, sebelah timur berbatasan dengan Desa

Sumberagung.

2) Gambaran Umum Responden

Responden pada penelitian ini terdiri dari 48 anak yang diperoleh dari hasil

pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik anak di Dusun Ngegreng Desa Balongowo


Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Pada Tahun 2021.

Karakteristik Jumlah Responden


F %
Usia
6 tahun 8 16,7
7 tahun 9 18,8
8 tahun 8 16,7
9 tahun 7 14,6
10 tahun 8 16,7
11 tahun 4 8,3
12 tahun 4 8,3
Total 48 100
Jenis Kelamin
Laki-Laki 26 54,2
Perempuan 22 45,8
Total 48 100

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa karakteristik anak berdasarkan

usia sebagian kecil (18,8%) berusia 7 tahun dan (8,3%) berusia 11 dan 12 tahun.

Karakteristik berdasarkan jenis kelamin sebagian besar (54,2%) berjenis kelamin

laki-laki.
52

4.1.2 Data Khusus

1) Lama Peggunaan Gadget

Tabel 4.2 Distribusi Lama Pengunaan Gadget pada anak usia sekolah (6-12 tahun)
di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro

Tingkat penggunaan gadget F %


Tinggi (>2 jam) 35 72,9
Rendah (≤2 jam) 13 27,1
Total 48 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar 72,9% anak memiliki

tigkat penggunaan gadget yang tinggi.

2) Perkembangan Personal Sosial Anak Usia 6-12 tahun

Tabel 4.3 Distribusi perkembangan personal social anak usia sekolah(6-12 tahun)
di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro

Tingkat perkembangan personal F %


social
Kurang dari Usia Perkembangan 34 70,8
Sesuai Usia Perkembangan 12 25,0
Lebih dari Usia Perkembangan 2 4,2
Total 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar 70,8%

perkembangan personal social anak usia sekolah dengan kategori kurang dari usia

perkembangan, sebagian kecil 4,2% perkembangan social anak lebih dari usia

perkembangan.
53

3) Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal Social

Anak Usia Sekolah

Tabel 4.4 Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal


Social Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di Dusun Ngegreng Desa
Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro

Hubungan Lama Perkembangan Personal Sosial


Penggunaan Gadget dengan Kurang dari Lebih dari
Sesuai Usia Total
Perkembangan Personal Usia Usia
Kronologis
Social Kronologis Konologis
Tinggi 0 11 2 13
Lama
(>2 jam) 0,0% 84,6% 15,4% 100,0%
Penggunaan
Rendah 34 1 0 35
gadget
(≤2 jam) 97,1% 2,9% 0,0% 100,0%
34 12 2 48
70,8% 25,0% 4,2% 100,0
P=0,000 rs=0,947

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi lama

penggunan gadget maka perkembangan personal social kurang dari usia

perkembangan. Setelah dilakukan uji normalitas, di dapatkan hasil p = 0,000

dengan taraf signifikansi p < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa distribusi data

tidak normal. Dengan demikian maka untuk menguji hipotesis, digunakan uji non

parametrik Uji Spearman Rho.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Lama Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) Di

Dusun Ngegreng Desa Balongdowo, Kecamatan Kepohbaru,

Kabupaten Bojonegoro

Berdasarkan tabel 4.2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

72,9% anak menggunakan gadget dalam tingkat tinggi. pada penelitian ini jenis

kelamin anak dapat mempengaruhi lama penggunaan gadget karena anak laki-laki
54

cenderung sulit diatur dibandingkan anak perempuan. Sehingga lama pengunaan

gadget pada anak laki-laki cenderung lebih tinggi.

Menurut penelitian Saifullah (2017) perbedaan jenis kelamin tersebut

terkait dengan lamanya penggunaan dan tujuan menggunakan gadget. laki-laki

cenderung menggunakan gadget untuk game online sedangkan anak perempuan

mengunakan gadget untuk mencari informasi terkait pembelajaran. Untuk

meminimalisir penggunaan gadget yang tinggi orang tua harus

mempertimbangkan berapa waktu yang diperbolehkan untuk anak usia sekolah

dalam mengunakan gadget , karena lama peggunaan gadget dapat mempengaruhi

perkembangan personal social pada anak.

4.2.2 Perkembangan Personal Sosial Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun)

Di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo, Kecamatan Kepohbaru,

Kabupaten Bojonegoro

Berdasarkan tabel 4.3 dapat di ketahui bahwa sebagian besar 70,8%

perkembangan personal social anak termasuk dalam kategori kurang dari usia

perkembangan. Perkembangan personal social dapat di pengaruhi oleh beberapa

factor yaitu usia, pola asuh, lingkungan, dan teman sebaya. Dari beberapa factor

tersebut yang paling mempengaruhi perkembangan personal social anak yaitu pola

asuh orang tua, dimana orang tua kurang memperhatikan dan memberikan

kebebasan waktu dalam penggunaan gadget pada anak. Hal tersebut menyebabkan

interaksi anak dengan lingkungan menurun karena anak lebih memilih bermain

gadget dibandingkan bermain dengan teman sebayanya.


55

Menurut Ani (2017) Perkembangan personal social pada anak dapat

dipengaruhi oleh tingkat lamanya pengunaan gadget. Anak yang lama penggunaan

gadgetnya dalam kategori tinggi memiliki tingkat perkembangan personal social

yang kurang. Hal ini di sebabkan karena anak lebih terfokuskan ke gadget dari

pada bersosialisasi atau bermain dengan teman sebaya dan juga tidak dapat

berkreasi sesuai tahap perkembangan pada usianya. Sehingga orang tua harus

menstimulasi yang baik kepada anak agar anak dapat berkembang sesuai dengan

tahap usianya. Mayoritas anak yang tingkat penggunaan gadget nya tinggi

memiliki perkembangan personal social yang kurang.

4.2.3 Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Perkembangan

Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) di Dusun Ngegreng

Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa hasil SPSS menunjukkan Uji

Spearman Rho di dapatkan nilai P=0,000 < 0,05 yang menunjukan bahwa korelasi

antara lama peggunaan gadget dan perkembangan personal social ada hubungan.

Nilai korelasi Spearman Rho sebesar 0,947 menunjukkan korelasi positif dengan

kekuatan korelasi yang sangat kuat. Karena semakin menjauhi angka 0 semakin

kuat hubungan, dengan arah korelasi berlawanan yang berarti semakin lama

pengunaan gadget maka semakin rendah perkembangan personal social. Maka H1

diterima artinya ada hubungan lama penggunaan gadget dengan perkembangan

personal social anak usia sekolah (6-12 tahun) di Dusun Ngegreng Desa

Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. pada penelitian ini


56

semakin lama penggunaan gadget maka perkembangan personal sosial anak

kurang dari usia perkembangannya.

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan personal social

anak usia sekolah salah satunya adalah penggunaan gadget. Penggunaan gadget

hanya boleh digunakan selama 2 jam dalam sehari. Penggunaan gadget yang

berlebihan akan berdampak negative dalam perkembangan personal social anak

seperti berkurangnya interaksi dengan orang sekitar. (Sari, 2016)

Faktor lain yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sapardi, (2018) pada anak yang perkembangannya menyimpang dilihat dari

pengguaan gadget sebagian besar anak tidak normal dalam menggunakan gadget

(lebih dari 30 menit per hari). Penggunaan gadget terlalu lama membuat anak

malas bergerak dan berkativitas, kurang berinterkasi dengan lingkungan, dan

menghambat proses sosialisasi anak, sehingga dapat mempengaruhi

perkembangan anak. Sejalan dengan teori yang dikemukan oleh oleh soetjiningsih

dan Wong dalam Sapardi, (2018) Media massa, meteri bacaan, film, televisi,

video, permainan elektronik dan program komputer (gadget) dapat mempengaruhi

perkembangan anak. American Academy of Pediatrics menyarankan orang tua

untuk membatasi waktu anak bermain dengan media elektronik agar anak

melakukan kegaiatan lain seperti membaca, aktivitas fisik, dan bersosialisasi

dengan orang lain (Potter&Perry dalam Sapardi, 2018).

4.2.4 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dari penelitian ini yaitu kondisi ketika pengambilan data, dan

keterbatasan waktu. Kondisi ketika pengambilan data yaitu dilakukannya


57

penelitian di tengah pandemi Covid-19, sehingga peneliti harus benar-benar

mematuhi protocol kesehatan dan menyediakan masker maupun handsanitizer

untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 dikarenakan peneliti mendapatkan

data melalui wawancara langsung untuk mengisi kuesioner.

keterbatasan waktu yang dimaksud peneliti adalah pada saat penelitian

dengan waktu yang terbatas peneliti menyampaikan maksud dari kedatangannya

tetapi banyak orang tua responden yang mengajak berbincang-bincang terlebih

dahulu sebelum melakukan wawancara dan ada juga yang meminta wawancara

dilain hari.
BAB 5

PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian tentang Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Perkembangan

Personal Sosial Anak Usia Sekolah Di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo

Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta tujuan penelitian

tentang Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal

Sosial Anak Usia Sekolah Di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan

Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro, maka kesimpulan adalah sebagai berikut :

1) Berdasakan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar anak memiliki

tingkat penggunaan gadget yang tinggi pada anak usia sekolah di Dusun

Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro

penggunaan gadgetnya masuk dalam kategori tinggi.

2) Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

perkembangan personal social anak usia sekolah dengan kategori kurang dari

usia perkembangan yang disebabkan oleh lamanya panggunaan gadget pada

anak usia sekolah di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan

Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.

3) Berdasakan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi lama

penggunaan gadget maka perkembangan personal social kurang dari usia

60
59

perkembangan. Setelah dilakukan uji normalitas, di dapatkan hasil p =

0,000 dengan taraf signifikansi p < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

distribusi data tidak normal. Dengan demikian maka untuk menguji hipotesis,

digunakan uji non parametrik Uji Spearman Rho dengan nilai 0,947

menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat kuat.

sehingga dapat dinyatakan ada hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan

Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di Dusun

Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro


60

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan khususnya dalam hal upaya meningkatkan perkembangan personal

social anak usia sekolah dengan membatasi penggunaan gadget secara berlebih.

5.2.2 Bagi Praktis

1) Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dalam menyusun

kebijakan terkait hal yang dapat meningkatkan perkembangan personal social

anak usia sekolah dan sikap masyarakat guna meminimalisir penggunaan gadget.

2) Bagi Profesi

Hasil dari penelitian diharapkan dapat berguna sebagai media edukasi

kesehatan dengan membatasi penggunaan gadget agar perkembangan personal

social dapat meningkat

3) Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman nyata bagi penulis dalam

menganalisis suatu masalah dan menerapkan teori yang telah didapat selama

perkuliahan serta penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan sarjana keperawatan.

4) Bagi Peneliti Lain

Hasil penenlitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan mengenai lama penggunaan gadget dan perkembangan personal

social serta sebagai masukan atau bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya

yang melaakukan penlitian sejenis atau penelitian dengan jangkauan yang lebih

luas.
DAFTAR PUSTAKA

Ainamulyana. (2016)
http://ainamulyana.blogspot.co.id/2016/04/penelitianpengembangan-
research-and.html?m=1 . (diakses: 6 Mei 2021).

Ameliola, S., Nugraha, D. H. (2013).Perkembangan Media Informasi


danTeknologi Terhadap Anak dalam EraGlobalisasi.Malang : Universitas
Brawijaya. Diakses dari http://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-
0229.pdf

Anggraeni, A.S., Sukartini, T. & Kristiawati, 2017. Comsumption of Fruit and


Vegetable with Risk of Obesity in School-Age Children. Jurnal Ners,
12(1), pp.27–32. Available at:
http://e-journal.unair.ac.id/index.php/JNERS/article/view/3448/pdf_1.

Chusna, P. A. (2017). Pengaruh Media Gagdet pada Perkembangan Karakter


Anak. Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Penelitian Sosial
Keagamaan, 17(2), 315–330.
https://doi.org/10.21274/dinamika.2017.17.2.315-330

Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Doll, E., 1965. Vineland Social Maturity Scale Condensed Manual of Directions,
Minnesota: American Guidance Service

Gunarsa, S.D.& Y.S.D.G., 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,


Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, S.D.& Y.S.D.G., 2008. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga,
Jakarta: Gunung Mulia

Habibi, M., 2010. Bimbingan bagi Orang Tua dan Penerapan Pola Asuh untuk
Meningkatkan Kematangan Sosial. Available at:
http://www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab2.pdf.

Hasnidar. (2020). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yayayasan Kita Menulis.

Hartanti, A., 2010. Skripsi: Perbedaan Tingkat Kematangan Sosial Anak


berdasarkan Urutan Kelahiran pada Siswa Taman Kanak-Kanak. Fakultas
Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Hawari, D., 2007. Our Children Our Future Dimensi Psikologi pada Tumbuh
Kembang Anak Remaja, Jakarta: FK UI

62
62

Herlina, 2013. Tesis: Hubungan Pola Asuh Keluarga dengan Kemandirian


Perawatan Diri Anak Usia Sekolah di Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis Kota Depok. Available at:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20334363-T32623-Herlina.pdf.

Hurlock, E., 2008. Perkembangan Anak Jilid 1 6th ed., Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E., 2010. Perkembangan Anak Jilid I, Jakarta: Erlangga.

Izzaty,Rita Eka.Perilaku Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Elix Media Komputin,


2017.

Kania, Nia. 2006. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Mencapai Tumbuh
Kembang yang Optimal [serial online].
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/02/stimulasi
_tumbuh_kembang_anak_optimal .pdf.

Kozier, Erb, B.& S., 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses & Praktik7, Vol 1 ed., Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S,. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasinya. Cetakan


2.Jakarta: Rineka Cipta.

Novitasari, Wahyu dan Nurul Khotimah. Dampak Penggunaan Gadget terhadap


Interaksi Sosial Anak Usia 5-6 Tahun.Jurnal PAUD Teratai,Vol. 5.2016.

Nursalam. (2015). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. salemba medika.

Nursalam. (2016). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. salemba medika.

Papaila, D.. et al, 2009. Human Development: Perkembangan Manusia. In Jakarta:


Salemba Humanika.

Potter, P., & Perry, A., 2005. Buku Ajar FUndamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik 4, Vol. 1 ed., Jakarta: EGC.

Potter, Patricia A., & Perry, Anne G. (2009).Fundamental of Nursing. (7thed).


Vol 1. Mosby: Elsevier Inc

Rahmandani, F., Tinus, A., & Ibrahim, M. M. (2018). Analisis Dampak


Penggunaan Gadget (Smartphone) Terhadap Kepribadian dan Karakter
Peserta Didik di SMA Negeri 9 Malang. Jurnal Civic Hukum, 3(1), 18–44.
https://doi.org/10.22219/jch.v3i1.7726

Santrock, J.W., 2007. Perkembangan Anak. In Jilid 2. Jakarta: Erlangga


63

Sapardi, Vivi. 2018. Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Perkembangan Anak


Usia Prasekolah di TK Islam Budi Mulia, Padang : STIKES Mercubakti
Jaya. Diakses dari file:///C:/Users/user/Downloads/634-1278-1-SM.pdf di
akses tanggal 6 Mei 2021.

Sari TP, Mitsalia AA. Pengaruh Pengguna Gadget Terhadap Personal Sosial the
Effectofthe Use Of Gadgets to Personal Social ( TKIT ) of AL Mukmin.
Profesi. 2016;13(2):72–8.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soetjiningsih & Gde Ranuh, 2012.Tumbuh Kembang Anak 2nd ed., Jakarta: EGC.

Seotjinngsing & Ranuh, U. N (2015). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta :


Buku Kedokteran EGC.

Stanhope, M. & Lancaster, J., 2004. Community Health Nursing 4th ed., St.
Louis: Mosby.

Suharyani, Lilis. 2010. Peningkatan Kemampuan Sosial Anak Usia Dini Melalui
Permainan Berhitung di TK Giriwono 2. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Trisnawati, E., 2013. Skripsi: Hubungan Pemenuhan Gizi Seimbang dengan


Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-
kanak Dharma Wanita, Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Program
Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember. Available at:
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/8363/Eka
Trisnawati -082310101021_1.pdf?sequence=1.

Wicaksono, Erman. 2016.Perbedaan Tingkat Perkembangan Personal Sosial Anak


Usia Sekolah di Dusun Krajan II Grenden Puger Kabupaten Jember. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Media Husada. Vol 05/Nomor 02/ Oktober 2016.
file:///C:/Users/user/Downloads/179-Article%20Text-262-1-10-
20181218.pdf

Witarsa, R., Hadi, R. S. M., Nurhananik, & Haerani, N. R. (2018, February).


Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Ineraksi Sosial
Siswa Sekolah Dasar. https://docplayer.info/73628156-Pengaruh-
penggunaan-gadget-terhadap-kemampuan-interaksi-sosial-siswa-sekolah-
dasar-abstrak.html

Wong, D, L., Marlyn, H, E., David, W., Marilyn, W., Patricia, S. (2009).
BukuAjar Keperawatan Pediatric. (ed 6, vol 1).Jakarta : EGC
64

Zaenudin, A. (2017, July 23). Risiko Kecanduan Gawai Pada Anak-anak.


tirto.id.https://tirto.id/risiko-kecanduan-gawai-pada-anak-anak-ctga
JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI
HUBUNGAN LAMA PENGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA
SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI DUSUN NGEGRENG DESA BALONGDOWO KECAMATAN KEPOHBARU
KABUPATEN BOJONEGORO
TAHUN 2020/2021
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
NO. KEGIATAN 2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Identifikasi Masalah
2. Penyusunan Skripsi
3. Ujian Proposa
4. Revisi
5. Pengurusan Ijin Penelitian
6. Pengumpulan Data
7. Pengolahan dan Analisis Data
8. Penyusunan Laporan
9. Uji Sidang Skripsi
10. Perbaikan Skripsi
11. Penggandaan Skripsi

Lamongan, Februari 2021

WAHYU NIKMATURROHMANIA
NIM. 17.02.01.2481
Lampiran 1
Lampiran2
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada Yth.
Saudara Calon Responden
Di Dusun Ngegreng
Desa Balongowo Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro
Sebagai syarat tugas akhir mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Lamongan, saya akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Lama
Peggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal Sosial (6-12 Tahun) Anak
Usia Sekolah di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa Hubungan Lama
Peggunaan Gadget dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-
12 tahun) di Dusun Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk
menjadi responden dalam penelitian ini. Kami akan menjamin kerahasian jawaban
yang diberikan
Demikian atas bantuan dan partisipasinya disampaikan terima kasih.
Lamongan, Februari 2021
Hormat Saya

WAHYU NIKMATURROHMANIA
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya responden yang berperan serta

dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Lama Peggunaan Gadget dengan

Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di Dusun

Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro”

Saya telah mendapatkan penjelasan tentang tujuan penelitian ini,

kerahasiaan, identitas, dan informasi yang saya berikan serta hak saya untuk

mengundurkan diri dari keikutsertaan saya dalam penelitian ini jika saya merasa

tidak nyaman.

Tanda tangan di bawah ini merupakan tanda kesediaan saya sebagai

responden dalam survey awal ini.

Lamongan, Februari 2021


Nama Responden
Lampiran 5
KISI- KISI KUESIONER
(Durasi Pengunaan Gadget)
Variabel Parameter No.Soal Jenis Soal Kunci
Jawaban
Lama Durasi 1 (+) >2 jam

penggunaan pengunaan

Gadget gadget
Lampiran 6

KUESIONER

LAMA PENGGUNAAN GADGET

I.Data Demografi

Nama Responden : No. Responden :

Usia :

6 tahun 10 tahun

7 tahun 11 tahun

8 tahun 12 tahun

9 tahun

Jenis Kelamin :

Laki-laki Perempuan

II.Petunjuk pengisian kuesioner

1.Sebelum membaca pertanyaan dimohon untuk membaca dengan teliti

disetiap pertanyaan.

2.Semua jawaban diisi oleh responden.

3.Atas kesediaanya saya ucapakan terima kasih.

Berikan tanda centang () pada jawaban yang sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.

No Pertanyaan <2jam >2jam


1 Berapa lama anak mengunakan gadget
dalam seharinya
Kuesioner perkembangan personal social
VSMS (Vineland Social Maturity Scale) di adopsi dari (Doll, 1965)

Jenis Kelamin : L/P Sc. Dasar :


Tanggal lahir : Sc. Tambahan :

Tanggal Pemeriksaan : Sc. Total :

Umur : Social Age :

Urutan Lahir : Social Quotient:

Pemeriksa :

(data di isi oleh peneliti)

1) Menolong diri sendiri secara umum (self-help general / SHG),

2) Kemampuan ketika makan (self-help eating / SHE),

3) Kemampuan berpakaian (self-help dressing / SHD),

4) Mengarahkan pada diri sendiri (self-direction / SD),

5) Gerak (locomotion / L),

6) Pekerjaan (occupation / O),

7) Sosialisasi (socialization / S),

8) Komunikasi (communication / C),

Life
Kriteria
Categories Item Age Periode Age
Penilaian
Mean
0-I
C 1. “Mendekat” tertawa 0,25
SHG 2. Mempertahakan keseimbangan kepala 0,25
SHG 3. Meraih benda-benda dalam jangkauan 0,30
S 4. Mendekati orang-orang yang dikenal 0,30
SHG 5. Tengkurap (telungkup) 0,30
SHG 6. Meraih benda-benda didekatnya 0,35
O 7. Bersibuk diri tanpa ditemani 0,43
SHG 8. Duduk tanpa pertolongan 0,45
SHG 9. Berusaha berdiri sendiri 0,55
C 10. “Bicara” meniru suara-suara 0,55
SHE 11. Minum dari cangkir atau gelas tanpa bantuan 0,55
L 12. Bergerak dilantai 0,63
SHG 13. Meraih dengan ibu jari dan telunjuk 0,65
S 14. Minta diperhatikan 0,70
SHG 15. Berdiri sendiri 0,85
SHE 16. Tidak berliur 0,90
C 17. Menurut petunjuk-petunjuk sederhana 0,93
I-II
L 18. Berjalan ke kamar tanpa diawasi 1,03
O 19. Mencoret dengan pensil atau kapur 1,10
SHE 20. Memamah makanan 1,10
SHD 21. Berhasil membuka kaos kaki 1,13
O 22. Memindahkan benda-benda 1,20
SHG 23. Mengatasi rintangan-rintangan sederhana 1,30
O 24. Mengambil atau membawa benda-benda yang 1,38
dikenal
SHE 25. Minum dari cangkir atau gelas tanpa bantuan 1,40
SHG 26. Menolak kereta bayi 1,43
S 27. Bermain dengan anak-anak lan 1,50
SHE 28. Makan dengan sendok 1,53
L 29. Keliling dirumah atau halaman 1,63
SHE 30. Membedakan substansi-substansi yang 1,65
dimakan
C 31. Menyebutkan nama-namabenda yang dikenal 1,70
L 32. Mendaki tangga tanpa bantuan 1,75
SHE 33. Membuka bungkusan kembang gula 1,85
C 34. Bicara dalam kalimat-kalimat pendek 1,95
II-III
SHG 35. Minta pergi ke toilet 1,98
O 36. Merintis jalan untuk bermain sendiri 2,03
SHD 37. Membuka pakaian 2,05
SHE 38. Makan dengan garpu 2,35
SHE 39. Mengambil minuman tanpa bantuan 2,43
SHD 40. Mengeringkan tangan sendiri 2,60
SHG 41. Meghindari bahaya-bahaya sederhana 2,85
SHD 42. Mengenakan pakaian tanpa bantuan 2,88
O 43. Memotong dengan gunting 2,88
C 44. Memberitahukan pengalaman-pengalaman 3,15
III-IV
L 45. Menuruni tangga dengan menginak 1 kali tiap 3,23
anak tangga
S 46. Bermain bersama anak-anak lain di sekolah 3,28
SHD 47. Menutup kancing pakaian 3,35
O 48. Membantu sedikit dengan pekerjaan rumah 3,55
tangga
S 49. Main sandiwara untuk orang lain 3,75
SHD 50. Mencuci tangan tanpa bantuan 3,83
IV-V
SHG 51. Mengurus diri sendiri di toilet 3,83
SHD 52. Mencuci muka tanpa bantuan 4,65
L 53. Pergi ke tetangga dekat rumah tanpa 4,70
pengawasan
SHD 54. Berpakaian sendiri kecuali ikatan-ikatan 4,80
O 55. Menggunakan pensil atau kapur untuk 5,13
menggambar
S 56. Turut serta permainan-permainan perlombaan 5,13
V-VI
O 57. Menggunakan kerta-keretaan, sepatu roda 5,13
C 58. Menulis perkataan-perkataan sederhana 5,23
S 59. Ikut permainan meja (kwartet, dam, halma, dll) 5,63
SD 60. Dapat dipercaya dengan uang 5,83
L 61. Pergi ke sekolah tanpa diantar/ditemani 5,83
VI-VII
SHE 62. Mengunakan pisau untuk pengupas 6,03
C 63. Meggunakan pensil untuk menulis 6,15
SHD 64. Mandi dengan bantuan 6,23
SHD 65. Pergi tidur tanpa bantuan 6,75
VII-VIII
SHG 66. Menyebut waktu “seperempat jam” 7,28
SHE 67. Mempergunakan pisau untuk memotong 8,05
S 68. Menyetujui cerita-cerita tentang orang-orang 8,28
suci
S 69. Ikut serta dalam permainan-permainan anak 8,28
SHD 70. Menyisir atau mengacak-acak rambut 8,45
VIII-IX
O 71. Menggunakan alat atau peralatan 8,50
O 72. Mengerjakan tugas harian rumah tangga 8,53
C 73. Memiliki inisiatif membaca sendiri 8,55

SHD 74. Mandi tanpa bantuan 8,85


IX-X
SHE 75. Makan secara mandiri 9,03
SD 76. Membeli barang dalam jumlah kecil 9,38
L 77. Pulang kerumah secara mandiri 9,43
X-XI
C 78. Sesekali menuis surat pendek 9,63
C 79. Mampu menelpon seseorang 10,30
O 80. Mengerjakan pekerjaan sederhana 10,90
C 81. Memberi bantuan;mendapat surat 11,20
XI-XII
O 82. Melakukan pekerjaan sederhana yang kreatif 11,25
SD 83. Merawat diri sendiri ataupun orang lain 11,45
C 84. Menikmati untuk membaca buku, Koran, 11,58
majalah
XII-XV
S 85. Memainkan permainan yang sulit 12,30
SHD 86. Mampu menggunakan baju secara lengkap 12,38
SD 87. Membeli sendiri aksesoris baju 13,00
S 88. Terlibat dalam kegiatan kelompok remaja 14,10
O 89. Melakukan tugas rutin denan tangung jawab 14,65
XV-XVIII
C 90. Berkomunikasi menggunakan surat 14,95
C 91. Mengikuti acara terkini 1,35
L 92. Pergi ketempat terdekat sendirian 15,85
SD 93. Pergi siang hari tanpa pengawasan 16,13
SD 94. Bisa menghabiskan uang untuk diri sendiri 16,53
SD 95. Membeli semua pakaian sendiri 17,37
XVIII-XX
L 96. Pergi ke suatu tujuan sendiri 18,05
SD 97. Melihat status kesehatan sendiri 18,48
O 98. Memiliki sebuah pekerjaan atau melanjutkan 18,53
sekolah
SD 99. Pergi malam hari tanpa dibatasi 18,70
SD 100. Mengontrol pengeluaran utama sendiri 19,68
1
SD 101. Menganggap tanggung jawab diri sendiri 20,53
XX-XXV
SD 102. Menggunakan uang dengan tenang 25+
S 103. Menganggap tanggung jawab di luar kebutuhan 25+
diri sendiri
S 104. Memberikan kontribusi untuk kesejahteraan 25+
social
SD 105. Menyediaka untuk masa depan 25+
XXV+
O 106. Melakukan pekerjaan yang terampil 25+
O 107. Terlibat dalam rekeasi yang bemanfaat 25+
O 108. Melakukan pekerjaan sendiri dengan sistematis 25+
S 109. Mengilhami keyakinan 25+
S 110. Mempromosikan kemajuan masyarakat 25+
O 111. Mengawasi kegiatan kerja 25+
SD 112. Pembelian untuk orang lain 25+
O 113. Mengarahkan atau mengelola urusan orang lain 25+
O 114. Melakukan pekerjaan ahli atau professional 25+
S 115. Berbagi tangung jawab masyarakat 25+
O 116. Menciptakan peluang sendiri 25+
S 117. Memajukan kesejahteraan umum 25+
Lampiran 7

TABULASI DATA

LAMA PENGGUNAAN GADGET

Berapa lama anak


Jenis menggunakan gadget
No.Responden Usia Kelamin dalam seharinya Skor
1 2 1 1 1
2 4 1 1 1
3 1 1 1 1
4 5 2 1 1
5 2 1 1 1
6 4 2 0 0
7 3 2 1 1
8 1 1 1 1
9 7 2 1 1
10 1 1 1 1
11 7 1 0 0
12 1 1 1 1
13 3 1 1 1
14 5 2 1 1
15 4 2 1 1
16 3 2 0 0
17 1 1 1 1
18 2 1 0 0
19 3 1 1 1
20 5 1 1 1
21 6 1 1 0
22 2 2 1 1
23 2 2 0 0
24 1 1 1 1
25 3 1 1 1
26 4 2 0 0
27 5 2 1 1
28 4 1 1 1
29 7 1 1 1
30 5 2 1 1
31 4 1 1 1
32 2 2 1 1
33 2 2 1 1
34 6 2 0 0
35 1 1 1 1
36 2 1 1 1
37 3 2 1 1
38 2 2 1 1
39 7 2 1 1
40 6 2 0 0
41 6 1 0 0
42 5 1 1 1
43 3 2 0 0
44 4 2 0 0
45 3 1 1 1
46 5 1 1 1
47 1 2 0 0
48 5 1 1 1
TABULASI VSMS

No.Responden Usia Jenis Kelamin SQ


1 2 1 1
2 4 1 2
3 1 1 1
4 5 2 1
5 2 1 1
6 4 2 2
7 3 1 1
8 1 1 1
9 7 2 1
10 1 1 1
11 7 1 2
12 1 1 1
13 3 1 1
14 5 2 1
15 4 2 1
16 3 2 2
17 1 1 1
18 2 1 2
19 3 1 1
20 5 1 1
21 6 1 2
22 2 2 1
23 2 2 2
24 1 1 1
25 3 1 1
26 4 2 2
27 5 2 1
28 4 2 1
29 7 1 1
30 5 2 1
31 4 1 1
32 2 2 1
33 2 2 1
34 6 2 3
35 1 1 1
36 2 1 1
37 3 2 1
38 2 2 1
39 7 2 1
40 6 2 2
41 6 1 2
42 5 1 1
43 3 2 2
44 4 2 2
45 3 1 1
46 5 1 1
47 1 2 3
48 5 1 1
Lampiran 8
HASIL SPSS

Statistics

lama penggunaan perkembangan personal


gadget sosial
N Valid 48 48
Missing 0 0
Median 1.00 1.00
Mode 1 1
Sum 35 64

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Usia 6 Tahun 8 16.7 16.7 16.7
Usia 7 Tahun 9 18.8 18.8 35.4
Usia 8 Tahun 8 16.7 16.7 52.1
Usia 9 Tahun 7 14.6 14.6 66.7
Usia 10 Tahun 8 16.7 16.7 83.3
Usia 11 Tahun 4 8.3 8.3 91.7
Usia 12 Tahun 4 8.3 8.3 100.0
Total 48 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 26 54.2 54.2 54.2
Perempuan 22 45.8 45.8 100.0
Total 48 100.0 100.0
lama penggunaan gadget
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid lama penggunaan
13 27.1 27.1 27.1
gadget <2 jam
lama penggunaan
35 72.9 72.9 100.0
gadget >2 jam
Total 48 100.0 100.0

Perkembangan Personal Sosial


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang dari usia kronologis 34 70.8 70.8 70.8
Sesuai usia kronologis 12 25.0 25.0 95.8
Lebih dari usia kronologis 2 4.2 4.2 100.0
Total 48 100.0 100.0
PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL
EXPLORE

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lama penggunaan
48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
gadget
perkembangan
48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
personal sosial
Descriptives
Std.
Statistic Error
lama penggunaan Mean .88 .048
gadget 95% Confidence Lower
.78
Interval for Mean Bound
Upper
.97
Bound
5% Trimmed Mean .92
Median 1.00
Variance .112
Std. Deviation .334
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -2.342 .343
Kurtosis 3.633 .674
perkembangan Mean 1.33 .081
personal sosial
95% Confidence Lower
1.17
Interval for Mean Bound
Upper
1.50
Bound
5% Trimmed Mean 1.27
Median 1.00
Variance .312
Std. Deviation .559
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness 1.472 .343
Kurtosis 1.322 .674
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
lama penggunaan
.521 48 .000 .389 48 .000
gadget
perkembangan
.433 48 .000 .615 48 .000
personal sosial
LAMA PENGGUNAAN GADGET

Histograms
perkembangan personal sosial
Nonparametric Correlations

Correlations

lama perkembanga
penggunaan n personal
gadget sosial

Spearman's rho lama penggunaan Correlation


1.000 -.947**
gadget Coefficient

Sig. (2-tailed) . .000

N 48 48

perkembangan personal Correlation


-.947** 1.000
sosial Coefficient

Sig. (2-tailed) .000 .

N 48 48
Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

lama penggunaan gadget


* perkembangan personal 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
social

lama penggunaan gadget * perkembangan personal sosial Crosstabulation

perkembangan personal sosial

perkemba perkemba perkemba


ngan ngan ngan
kurang sesuai lebih dari
dari usia usia usia
kronologis kronologis kroologis Total

lama penggunaan lama penggunaan Count 0 11 2 13


gadget gadget <2 jam % within lama
100.0
penggunaan 0.0% 84.6% 15.4%
%
gadget

lama penggunaan Count 34 1 0 35


gadget >2 jam % within lama
100.0
penggunaan 97.1% 2.9% 0.0%
%
gadget
Total Count 34 12 2 48

% within lama
100.0
penggunaan 70.8% 25.0% 4.2%
%
gadget
Lampiran 9

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Fakultas Ilmu Kesehatan – Fakultas Ekonomi Bisnis – Fakultas MIPA –
Fakultas Teknik – Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan
JL.Raya Plalangan Plosowahyu Telp (0322)323457 , Fax (0322) 322356
Website : www.stikesmuhla.ac.id, Email : um.lamongan@yahoo.co.id

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Wahyu Nikmaturrohmania


NIM : 17.02.01.2481
Pembimbing I : Lilis Maghfuroh., S.Kep,. Ns,. M.Kes.
Judul : Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Pekembangan
Personal Sosial Anak Usia (6-12 Tahun) Sekolah di Dusun
Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro

Topik
No. Tanggal Saran pembimbing TTD
Pembahasan
1. 11 Januari Konsul - ACC judul
2021 masalah

2. 03 Febuari Konsul - Acc instrumen


2021 instrumen penelitian
penelitian

3. 04 Februari Bab 1 - Tambahkan kondisi


2021 Pendahuluan pandemi covid-19
- IJKS diperbaiki
4. 09 Februari Bab 1
2021 Pendahuluan - Introduction di ringkas
- Justifikasi di sesuaikan
dengan masalah
- Kronologi diperbaiki
- Dampak diganti sesuai
masalah
5. 15 Februari Bab 1 & Bab
2021 2 - Latar belakang gadget
dihilangkan
- Perbaiki konsep solusi
- Tambahkan deteksi
perkembangan personal
social anak usia sekolah
- Tambahkan batas durasi
penggunaan gadget pada
anak, cari sumber terbaru
6. 18 Bab 3
February - Waktu penelitian???
2021 - Perbaiki coding
- Lapirkan kuesioner
7
19 Februari - ACC Ujian Proposal
2021
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Fakultas Ilmu Kesehatan – Fakultas Ekonomi Bisnis – Fakultas MIPA –
Fakultas Teknik – Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan
JL.Raya Plalangan Plosowahyu Telp (0322)323457 , Fax (0322) 322356
Website : www.stikesmuhla.ac.id, Email : um.lamongan@yahoo.co.id

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Wahyu Nikmaturrohmania


NIM : 17.02.01.2481
Pembimbing II : Heny Ekawati., S.Kep,. Ns,. M.Kep.
Judul : Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Pekembangan
Personal Sosial Anak Usia Sekolah (6-12 T di Dusun
Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro

No Topik
Tanggal Saran pembimbing TTD
. Pembahasan
1. 11 Januari Konsul masalah - ACC judul
2021

2. 28 Januari Bab 1 - Sumber pustaka 5 tahun


2021 pendahuluan terakhir
- Data 3 tahun terakhir
- IJKS harus urut

3. 03 Februari Bab 1 - Latar belakang ada 4


2021 pendahuluan kriteria dan harus runut

4. 05 Februari Bab 1 - Lanjut bab 2 dan 3 kalau


2021 pendahuluan konsul lagi bab 1-3
jangan terpisah

5. 08 Februari Bab 2 dan bab 3 Bab 2


2021 - Pengetikan secara umum
kurang rapi
- Sumber pustaka 5 tahun
terakhir
- Kerangka konsep di cek
lagi
Bab 3
- Definisi operasional di
sesuaikan dengan bab 2
6. 11 Februari Bab 3 - Perbaiki definisi
2021 operasional
- Indicator di sesuaikan
dengan bab 2

7. 15 Februari Bab 3 - Definisi operasional di


2021 perbaiki
- Indicator tambahan
berapa lama penggunaan
gadget
- Lampirkan instrumen
penelitian

8. 16 Februari Bab 3 - Perbaiki kuesioner


2021 penggunaan gadget
- Kuesioner perkembangan
personal social sesuaikan
dengan definisi
operasional

9. 18 Februari Bab 1,2,3 - ACC ujian Proposal


2021
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN


Fakultas Ilmu Kesehatan – Fakultas Ekonomi Bisnis – Fakultas MIPA –
Fakultas Teknik – Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan
JL.Raya Plalangan Plosowahyu Telp (0322)323457 , Fax (0322) 322356
Website : www.stikesmuhla.ac.id, Email : um.lamongan@yahoo.co.id

LEMBAR REVISI UJIAN PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Wahyu Nikmaturrohmania

NIM : 17.02.01.2481

Pembimbing I : Heny Ekawati., S.Kep,. Ns,. M.Kep.

Judul : Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Pekembangan


Personal Sosial Anak Usia (6-12 Tahun) Sekolah di Dusun
Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro

Topik
No. Tanggal Saran pembimbing TTD
Pembahasan
1. 23 Februari Lampiran - Kuesioner lama
2021 penggunaan gadget terlalu
banyak (di kurangi)
- Kuesioner lama
penggunaan gadget
pertanyaan negative di
kurangi sisakan 3 saja.

2. 16 Maret Bab 3 - Pengumpulan data di


2021 urutkan
- Coding diisi kode bukan
nilai
- Perbaiki tulisan (typo)
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Fakultas Ilmu Kesehatan – Fakultas Ekonomi Bisnis – Fakultas MIPA –
Fakultas Teknik – Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan
JL.Raya Plalangan Plosowahyu Telp (0322)323457 , Fax (0322) 322356
Website : www.stikesmuhla.ac.id, Email : um.lamongan@yahoo.co.id

LEMBAR REVISI UJIAN PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Wahyu Nikmaturrohmania


NIM : 17.02.01.2481
Pembimbing I : Lilis Maghfuroh., S.Kep,. Ns,. M.Kes.
Judul : Hubungan Lama Penggunaan Gadget dengan Pekembangan
Personal Sosial Anak Usia (6-12 Tahun) Sekolah di Dusun
Ngegreng Desa Balongdowo Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
Topik
No. Tanggal Saran pembimbing TTD
Pembahasan
1. 23 Februari BAB 3 - Curiculume Vitae
2021 dilengkapi sampai
kabupaten
- Definisi Operasional
dampak dan manfaat di
hilangkan
- Pengumpulan data di
tambahkan bagaimana
peneliti bisa bertemu
responden
- Intrumen penelitian,
tambahkan yang mengisi
kuesioner
- Coding, masukkan kode
- Kuesioner lama
pengunaan Gadget data
demografi di kasih
pilihan.
17 Maret BAB 3
2021 - Pengumpulan data
diperbaiki
- Penggunaan gadget 2 jam
diluar pembelajaran atau
tidak???
19 Maret
2021 - Kuesioner penggunaan
gadget sisakan durasinya
saja
- Kuesionr vsms yang
mengisi siapa??
28 April
2021 Coba kerjakan kuesioner
VSMS
31 Mei
2021
Scoring VSMS ditambahkan

Anda mungkin juga menyukai