Anda di halaman 1dari 80

SKRIPSI

PENGARUH MEDIA LETING (BOOKLET STUNTING) TERHADAP


PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG STUNTING
DI SMKN 5 KOTA BENGKULU TAHUN 2021

Disusun oleh :

PANJI ASMORO BANGUN


NIM : P0 5170017033

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
HALAMAN JUDUL

PENGARUH MEDIA LETING (BOOKLET STUNTING) TERHADAP


PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG STUNTING DI SMKN 5
KOTA BENGKULU TAHUN 2021

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sains Terapan
Promosi Kesehatan (S.Tr.Kes)

Disusun Oleh:
PANJI ASMORO BANGUN
NIM : P0 5170017033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU PROGRAM
STUDI PROMOSI KESEHATAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2020/2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Panji Asmoro Bangun

NIM : P0 5170017033

Judul penelitian : Pengaruh Media LETING (Booklet Stunting) Terhadap Pengetahuan


dan Sikap Remaja Tentang Stunting di SMKN 5 Kota Bengkulu Tahun
2021

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi ini adalah betul-betul hasil karya
saya dan bukan penjiplakan dari hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dan apabila kelak dikemudian hari terbukti dalam Skripsi
ada unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Bengkulu, Juli 2021


Yang menyatakan

Panji Asmoro Bangun


NIM : P0 5170017033

ABSTRAK

Stunting atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun
akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 hari pertama
kehidupan. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh
faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun anak balita. Sebanyak 94 balita dikota
Bengkulu mengalami stunting dengan prevalensi 4,68% dan paling banyak ditemukan di
Puskesmas Jalan Gedang sebanyak 14 balita stunting dengan prevalensi 14,89%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh media LETING terhadap pengetahuan dan sikap tentang
stunting pada siswa-siswi SMKN 5 Kota Bengkulu.
Jenis penelitian ini adalah Pre Experimental dengan rancangan penelititan one group
pretest-posttest design. Sampel pada penelitian ini adalah siswa/I SMKN 5 Kota Bengkulu

iv
yang berjumlah 32 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data
dalam penelitian menggunakan uji Wilcoxon signed rank test..
Hasil penelitian diperoleh rata-rata pengetahuan sebelum 11,06 dan sesudah 13,88
sedangkan rata-rata sikap sebelum 43,72 dan sesudah 55,75. Hasil uji wilcoxon signed rank
test diperoleh p value = 0,000 < 0,005 yang menunjukan ada pengaruh media LETING
terhadap pengetahuan dan sikap tentang stunting pada remaja SMKN 5 Kota Bengkulu.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu media pembelajaran dikelas untuk
memberikan promosi kesehatan agar pengetahuan dan sikap siswa meningkat sehingga dapat
mencegah stunting.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Stunting

ABSTRACT

Stunting or short is a condition of failure to thrive in children under five years of age due
to chronic malnutrition and repeated infections, especially in the first 1000 days of life.
Stunting is caused by multidimensional factors and is not only caused by poor nutrition
experienced by pregnant women and children under five. A total of 94 toddlers in the city of
Bengkulu experienced stunting with a prevalence of 4.68% and most were found at Jalan
Gedang Health Center as many as 14 toddlers stunting with a prevalence of 14.89%. This
study aims to determine the effect of LETING media on knowledge and attitudes about
stunting in students of SMKN 5 Bengkulu City.
This type of research is Pre Experimental with research one group pretest-posttest design.
The sample in this study were students of SMKN 5 Bengkulu City, totaling 32 people using
purposive sampling technique. Data analysis in this study used the Wilcoxon signed rank test..
The results of the study obtained the average knowledge before 11.06 and after 13.88
while the average attitude before and after was 43.72 55.75. The results of the Wilcoxon
signed rank test obtained p value = 0.000 < 0.005 which shows that there is an influence of
LETING media on knowledge and attitudes about stunting in adolescents at SMKN 5
Bengkulu City.
This research is expected to be used as one of the learning media in the classroom to
provide health promotion so that students' knowledge and attitudes can increase so as to
prevent stunting.

Keywords: Knowledge, Attitude, Stunting

v
BIODATA

Nama : Panji Asmoro Bangun


Tempat, Tanggal Lahir : Pagar Alam, 22 Juli 1999
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak ke : 2 (Dua)
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 03 Kota Pagar Alam
2. SMP N 02 Kota Pagar Alam
3. SMA N 04 Kota Pagar Alam
4. Perguruan Program Studi Promosi Kesehatan Program
Sarjana Terapan

Alamat : Kelurahan Nendagung, Kecamatan Pagar Alam Selatan,


Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan
Email : panjiasmorobangun634@gmail.com
Jumlah Saudara :3
Nama Saudara :
1. Misbah Syahrul Adha
2. Panji Asmoro Bangun
3. Muhammad Agung Pramono
Nama Orang Tua :
1. Ayah : Sihabudin, S.Pd.i
2. Ibu : Hairati, SE

vi
MOTTO

SUCCES IS THE ABILITY TO GO FROM ONE FAILURE WITH NO LOSS OF


DESIRE TO SUCCEED (Anonymous)

Sukses adalah kemampuan untuk pergi dari satu kegagalan tanpa kehilangan keinginan untuk
berhasil
(Anonymous)

Perjuangan merupakan bukti bahwa engkau belum pernah menyerah. Rintangan selalu
menyertai lahirnya suatu mukjizat. Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati tetapi
jawaban ialah berasal dari Tuhan. Hati manusia memfikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang
menentukan arah langkahnya.

Hari kemarin adalah pembelajaran dan jadikanlah hari esok sebagai harapan, jangan pernah
menyerah “never give up” sampai Tuhan berkata waktunya pulang.

Selalu bersyukur dalam hal apapun, tidak perlu mengeluh, cukup Allah yang tahu peluh hati,
karena Dialah sang pemilik hati.

vii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi
nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang
senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga
keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa dalam
syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini
untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku
semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan
hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.,, Ayah,..
Ibu...terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua
pengorbananmu.. dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan
tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan anakmu
Ayah,,, Ibu,, masih saja menyusahkanmu..
Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tanganku
menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara
kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku,, mendidikku,, membimbingku dengan
baik,, ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah
mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu..
Untukmu Ibu (Hairati)... Ayah (Sihabudin),,,Terimakasih....
we always loving you... ( ttd.Anakmu)
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian
impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan doa dan restu
semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan
ungkapan terimakasihku kepada:
"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan dan
orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat
terbaik”..
Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan Sarjana

viii
Terapan Promosi Kesehatan 2017’
Buat sahabat sekaligus saudara selama Berada di bangku perkuliahan (Qurratu,
Rosi, Ella) dan keluarga SM (Arban, Dwi, Fahri, Fajri, Firnanda, Halomoan, Kevin, Nanda,
Novi, Panji, Rahmat, Refki, Riski, Tegar, Vio, Yosep,dan Zandi) Terima kasih sudah
mewarnai kehidupan ku diempat tahun terakhir ini, terima kasih kalian yang selalu ada.
Sangat bersyukur dipertemukan kalian semua yang menerima segala keegoisanku,
kekanak2an ku,serta kebacotanku hehe pasti ku akan sangat merindukan kalian. Inilah
perjalanan hidup kawan saat ada pertemuan pasti ada perpisahan dan perpisahan itu sudah
semakin dekat dengan kita. Aku berharap semoga kita depertemukan kembali dengan
kehidupan yang lebih baik. Kata orang masa putih abu masa yang paling indah tapi bagiku
masa kuliah ngga kala indah itu semua karna ada kalian sahabat ku. Terima kasih
Brotherbrotherku.
Dan tidak lupa saya ucapakan terima kasih kepada pembimbing 1 bunda Linda dan
pembimbing 2 bunda Lisma yang telah membimbing saya dalam pembuatan skripsi ini,
terima kasih banyak bun maaf ya bun kalo saya banyak salah bun dan sering buat bunda
marah – marah heheh
Teruntuk keluarga asuhku yang cantik dan ganteng (Khairunnisa, Putri, Afdeo, Tera,
Insani, Siwi, Dwi, Desmiana) terima kasih sudah menjadi adek asuh tergila atas kelucuan
kalian pada masa perkuliahan ini dan terima kasih juga atas motivasi kalian semua dik hehe,
maafkan kakak belum bisa menjadi kakak asuh yang baik untuk kalian semangat kuliahnya
adek-adek asuh kakak dan khusus untuk khairunnisa dan putri semangat skripsi tahun depan
dan semoga kalian berdua cepat wisuda juga hehe.. Amiiin ya robbal’alamin
Kalian semua bukan hanya menjadi teman, adik dan dosen pembimbing yang baik,
kalian adalah saudara bagiku!! Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang
dapat kupersembahkan kepada kalian semua orang-orang yang ku sayangi, Terimakasih
beribu terimakasih kuucapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna untuk kemajuan
ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Media
LETING (Booklet Stunting) Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Stunting Di
SMKN 5 Kota Bengkulu Tahun 2021”.
ix
Skripsi ini terselesaikan atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1. Ibu Eliana, SKM., MPH, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.


2. Ibu Reka Lagora Marsofely, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Promosi Kesehatan dan
dosen penguji I yang memberi arahan dan saran kepada penulis.
3. Ibu Linda Sitompul, SST, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
dukungan, masukan, waktu, motivasi, dan kesabaran dalam penyusunan Skripsi ini.
4. Ibu Lisma Ningsih, SKM, MKM, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
dukungan, masukan, waktu, motivasi, dan kesabaran dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Bapak Darwis, S.Kp, M.Kes selaku dosen ketua penguji yang memberi arahan dan
saran kepada penulis.
6. Kedua Orang Tua, dan orang yang Penulis sayangi yang selalu memberi doa,
dorongan, dan semangat kepada Penulis dalam menggapai semua cita-cita.
7. Sahabat, teman-teman mahasiswa/i seperjungan yang tidak henti-hentinya telah
memberikan semangat dan moril dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kemajuan Penulis di masa yang
akan datang. Mudah-mudahan Skripsi ini bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang.

Bengkulu, Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................iii
PERNYATAAN.......................................................................................................................iii
ABSTRAK.................................................................................................................................v
ABSTRACT..............................................................................................................................vi

x
BIODATA................................................................................................................................vii
MOTTO..................................................................................................................................viii
PERSEMBAHAN....................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR..............................................................................................................xi
DAFTAR ISI...........................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...................................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................................4
E. Keaslian Penelitian.............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................6
A. Stunting..............................................................................................................................6
B. Pengetahuan........................................................................................................................9
C. Sikap.................................................................................................................................12
D. Remaja..............................................................................................................................14
E. Metode Ceramah...............................................................................................................15
F. Media...............................................................................................................................16
G. Leting (Booklet Stunting).................................................................................................17
H. Teori.................................................................................................................................17
I. Kerangka Teori.................................................................................................................20
J. Hipotesis...........................................................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................21
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian......................................................................21
B. Kerangka Konsep.............................................................................................................21
C. Definisi Operasional.........................................................................................................22
D. Populasi dan Sampel........................................................................................................23
E. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................................24
F. Instrumen dan Bahan Penelitian......................................................................................24
G. Pengumpulan Data...........................................................................................................24
H. Pengolahan Data...............................................................................................................25
I. Analisis Data.....................................................................................................................26
J. Alur Penelitian..................................................................................................................26
K. Etika Penelitian.................................................................................................................27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................29

xi
A. Hasil Penelitian.................................................................................................................29
B. Pembahasan......................................................................................................................33
C. Keterbatasan Penelitian....................................................................................................37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................39
A. Kesimpulan.......................................................................................................................39
B. Saran.................................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................40

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ............................................................................. 19


Gambar 2. 2 Kerangka Teori ....................................................................................................... 20
Gambar 3. 1 Rancangan Penelitian .............................................................................................. 21
Gambar 3. 2 Kerangka Konsep .................................................................................................... 21

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian ..................................................................................................... 4


Tabel 2. 1 Indikator Tinggi Badan Stunted Anak Balita Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak (TB/U) .............................................................................................. 8
Tabel 2. 2 Indikator Tinggi Badan Severely Stunted Anak Balita Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak (TB/U) ........................................................................ 8
Tabel 3. 1 Definisi Operasional ................................................................................................... 22
Tabel 4. 1 Rerata Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan
Media LETING ........................................................................................................................... 30
Tabel 4. 2 Distribusi Persentase Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan
Media LETING ........................................................................................................................... 31

xiii
Tabel 4. 3 Rerata Sikap Sebelum dan Sesudah Diberikan Media LETING.................................... 32
Tabel 4. 4 Distribusi Persentase Sikap Sebelum dan Sesudah Diberikan
Media LETING ........................................................................................................................... 32
Tabel 4. 5 Pengaruh Media LETING Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang
Stunting Pada Siswa-Siswi SMKN 5 Kota Bengkulu ................................................................... 33

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Organisasi Penelitian

Lampiran 2 : Jadwal Kegiatan

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Kuisioner

Lampiran 5 : Media LETING

Lampiran 6 : Dokumentasi

Lampiran 7 : Ethical Clearance

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Pembimbing Skripsi 1

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Pembimbing Skripsi 2

Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian

xiv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia saat
ini (Kemenkes RI, 2019). Stunting atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak berusia dibawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang
terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan (Setwapres, 2018). Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri penilaian status gizi anak bahwa tergolong stunting apabila panjang atau
tinggi badan anak berada dibawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusiannya.
Global Nutrion Report menyatakan Indonesia adalah Negara ke-5 di dunia dengan
jumlah sekitar 9 juta balita tertinggi mengalami stunting dengan prevalensi 37%
(WHO, 2018). Data SSGBI 2019 menyebutkan prevalensi stunting di Indonesia
adalah 27,67%, sedangkan pada tahun 2018 prevalensi stunting mencapai 30,8%.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa stunting mengalami penurunan.
Meskipun menurun, prevalensi stunting masih diatas standar minimal WHO yaitu
<20%. Prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu mencapai 27,98% (Riskesdas, 2018).
Dinas kesehatan kota Bengkulu berdasarkan data E-PPGBM tahun 2019, sebanyak 94
balita dikota Bengkulu mengalami stunting dengan prevalensi 4,68% dan paling
banyak ditemukan di Puskesmas Jalan Gedang sebanyak 14 balita stunting dengan
prevalensi 14,89%.
Di Indonesia, satu dari sembilan anak perempuan menikah dibawah usia 18 tahun
(Badan Pusat Statistik, 2020). Remaja yang memasuki jenjang perkawinan berusia
muda mengundang resiko khususnya pada bayi, berupa bayi berat lahir rendah
(BBLR), prematuritas, asfiksia, dan stunting. Oleh sebab itu remaja putri sudah harus
dipersiapkan, baik secara fisik (gizi baik, tidak anemia), pengetahuan mengenai
tumbuh-kembang balita, maupun pengetahuan mengenai stunting (Adriyani, 2017).
Rachim dan pratiwi (2017) menyatakan bahwa pada balita yang mengalami stunting
memiliki dampak bagi pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang mengalami
stunting akan memiliki kecerdasan yang tidak maksimal, serta menjadikan anak lebih
rentan terhadap penyakit tidak menular dan saat dewasa dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan
tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun
pada anak balita. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada anak
2

balita adalah pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu mengenai gizi,
pemberian Air Susu Ibu (ASI Eksklusif), pemberian makanan pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI), tingkat kecukupan zinc, tingkat kecukupan zat besi, riwayat penyakit
infeksi serta faktor genetik dari orang tua (Aridiyah, 2015).
Dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati apabila melewati 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK). Untuk mengatasi masalah stunting, masyarakat perlu
dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak balita. Secara aktif
turut serta dalam komitmen global Scalling Up Nutrition (SUN) dalam menurunkan
stunting (Kemenkes RI, 2019). Pengetahuan remaja putri mengenai stunting bisa
didapat dari kegiatan promosi kesehatan. Dalam promosi gizi, dapat menggunakan
beberapa media agar informasi yang disampaikan dapat ditangkap lebih mudah
(Kemenkes, 2018). Media promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu
promosi kesehatan untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi.
Penggunaan media booklet merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi
dalam waktu relatif singkat, praktis, dan mudah dibawa kemana saja sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang stunting.
Hasil penelitian dari Simanjuntak (2019), pendidikan gizi dengan media booklet
adanya peningkatan pengetahuan dan sikap tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK) yang dilakukan pada remaja putri di SMA RK MURNI Lubuk Pakam. Artinya
penyuluhan kesehatan dengan media booklet berhasil meningkatkan pengetahuan dan
sikap remaja putri SMA RK MURNI secara signifikan. Prastika, dkk (2019)
menyebutkan bahwa ada peningkatan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang
pencegahan kekurangan energi kronis setelah mendapatkan pendidikan gizi dengan
media booklet. Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata skor pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang pencegahan kekurangan energi kronis mengalami peningkatan
setelah mendapatkan pendidikan gizi.
Kota Bengkulu memiliki 17 puskesmas. Wilayah kerja puskesmas Jalan Gedang
memiliki 3 sekolah menengah atas terdiri dari 2 negeri 1 swasta. Survei awal yang
dilakukan peneliti di SMKN 5 kota Bengkulu pada tanggal 18 November 2020
diperoleh informasi dari pihak sekolah (Kepala TU dan BK) menyatakan bahwa
terdapat 5 siswi drop out pada tahun 2019 dengan alasan menikah pada usia muda.
Penelitian dari Lena (2019) menyatakan pengetahuan remaja sebelum intervensi
dengan kategori pengetahuan baik sebesar 0%, kategori pengetahuan cukup sebesar
3

22,2% dan kategori pengetahuan kurang sebesar 77,8%, sedangkan nilai sikap
sebelum intervensi dengan kategori sikap baik 22,2%, kategori sikap cukup sebesar
60% dan kategori sikap kurang sebesar 17,8%.
Oleh karena itu pemberian edukasi tentang stunting sejak remaja sangat penting
dikarenakan adanya remaja yang memutuskan untuk menikah pada saat ia masih
remaja, sehingga pengetahuan dan sikap tentang stunting harus diberikan sejak masa
remaja. Dalam hal ini, pengaruh media LETING dipandang cocok untuk remaja untuk
memahaminya. Atas dasar tersebut, peneliti melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Media LETING (Booklet Stunting) terhadap Pengetahuan dan Sikap
Remaja tentang Stunting di SMKN 5 kota Bengkulu”.

B. Rumusan Masalah

Prevalensi balita stunting mengalami penurunan dari 30,8% menjadi 27,67% dari
tahun 2018 ke 2019, namun belum mencapai standar minimal WHO <20%. Maka
rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh media LETING terhadap
pengetahuan dan sikap remaja tentang Stunting di SMKN 5 kota Bengkulu ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Diketahui pengaruh media LETING terhadap pengetahuan dan sikap remaja
tentang stunting di SMKN 5 Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :
a. Diketahui rerata pengetahuan remaja sebelum dan sesudah diberikan promosi
media LETING tentang stunting
b. Diketahui rerata sikap remaja sebelum dan sesudah diberikan promosi media
LETING tentang stunting
c. Diketahui perbedaan rerata pengetahuan dan sikap remaja diberikan promosi
media LETING tentang stunting
4

D. Manfaat Penelitian

1. Institusi Pelayanan Kesehatan


Dapat bermanfaat dan menyediakan media informasi promosi kesehatan untuk
remaja dengan menggunakan media LETING sebagai media pembelajaran tentang
stunting pada remaja.
2. Instansi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai tambahan sumber
kepustakaan dan referensi yang bermanfaat khususnya tentang media booklet
terhadap perubahan pengetahuan dan sikap tentang stunting pada remaja.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti yang
ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan media booklet tentang
stunting.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian


Nama
No Judul Metode Hasil Perbedaan Persamaan
Peneliti
1. Fauziyah Booklet Quasy Terdapat Metode Variabel
Yulfitria, Menstrual Experim peningkatan penelitian, independen,
Shentya Hygiene dapat ental Pre- pengetahuan waktu, variabel
Fitriana, Meningkatkan Post dan sikap tempat, judul dependen
Hamidah, Pengetahuan Test responden
Karningsi dan Sikap Group sesudah
h (2020) Remaja Design mendapatkan
pendidikan
kesehatan
menggunakan
media
booklet
2. Reinhard Pengaruh Quasy Adanya Metode Variabel
Alwi Pendidikan Experim peningkatan penelitian independen,
Simanjunt Gizi dengan enntal pengetahuan Waktu, Variabel
ak, (2019) Media Booklet Pre-Post dan sikap tempat, judul dependen
terhadap Test sebelum
Pengetahuan Control pemberian
dan Sikap Group intervensi dan
Remaja Putri setelah
tentang 1000 pemberian
Hari Pertama intervensi
Kehidupan dengan media
(HPK) di booklet
5

SMA RK
Serdang
Murni Lubuk
Pakam
3. Lena Pengaruh Quasy Ada pengaruh Metode Variabel
Tampubol Pendidikan Experim rerata nilai penelitian, dependen
on, (2019) Gizi dengan ental pengetahuan waktu,
Media Komik One dan sikap tempat, judul
terhadap Group sebelum dan
Pengetahuan Pre-Post sesudah
dan Sikap Test pendidikan gizi
Remaja Putri
tentang 1000
Hari Pertama
Kehidupan
(HPK) di
SMA Swasta
Nusantara
Lubuk Pakam
4. Prastika Pengaruh Quasy Adanya Metode Variabel
Yulianasar Pendidikan Experim peningkatan penelitian, independen
i, Sri Gizi dengan ental pengetahuan waktu,
Achadi Media Booklet One dan praktik tempat, judul
Nugraheni terhadap Group pendidikan
, Apoina Perubahan Pre-Post gizi dengan
Kartini, Perilaku Test media booklet
(2019) Remaja terkait
Pencegahan
Kekurangan
Energi Kronis
5. Nova Pengaruh Pre Ada pengaruh Waktu, Variabel
Nurrohim Pendidikan Experim pendidikan tempat, judul independen,
ah (2017) Kesehatan ent One kesehatan metode
dengan Booklet Group dengan booklet penelitian
Anemia Pre-Post anemia
terhadap Test terhadap
Pengetahuan Design pengetahuan
dan Sikap
dan sikap
Remaja Putri
dalam remaja putri
Mencegah dalam
Anemia di mencegah
SMK anemia
MA’ARIF NU
Ciamis
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Stunting

1. Pengertian
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima
tahun) akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan masa awal setelah bayi
lahir, akan tetapi stunting baru terlihat setelah anak berusia 2 tahun (TNP2K,
2018).
Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severaly stunted) adalah balita
dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya
dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference
Study) 2006. Sedangkan definisi stunting menurut Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya
kurang dari 2SD (minus dua standar deviasi) untuk kategori stunted dan kurang
dari -3SD (minus tiga standar deviasi) untuk kategori severaly stunted.
(Kepmenkes RI No: 1995/MENKES/SK/XII2010)
2. Penyebab Stunting
Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh
faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang
paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting yakni perlu
dilakukan pada 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) dari anak balita. Berikut
merupakan faktor-faktor yang menjadi penyebab stunting (TNP2K, 2018) :
a. Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah
ibu melahirkan.
b. Terbatasnya layanan kesehatan, termasuk layanan ANC-Ante Natal Care
(pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan
pembelajaran dini yang berkualitas.
c. Kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi, termasuk
kurangnya asupan nutrisi pada anak yang telah dilahirkan.
d. kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
7

6
3. Dampak Stunting
Gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan dan masa anak-anak akan
memberikan dampak dalam jangka pendek antara lain, terganggungnya : a.
Program metabolik glukosa, lemak, hormone, reseptor dan gen
b. Pertumbuhan dan massa otot, serta komposisi tubuh
c. Perkembangan otak

Dampak jangka panjang antara lain adalah terganggunya tumbuh kembang


anak secara fisik, mental, dan intelektual yang sifatnya permanen, rendahnya
imunitas dan produktivitas kerja, berisiko menderita penyakit kronis diabetes
mellitus, jantung coroner, hipertensi, kanker dan stroke (Simbolon dan Batbual,
2019).

4. Tanda Stunting
Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (-2 sd), ditandai
dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan mencapai
tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunting merupakan
kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan
sebagai indicator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai potensi
genetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit. Stunting yang
terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya angka kematian,
kemampuan kognitif dan fungsi tubuh yang tidak seimbang.
Ciri-ciri dari anak stunting yaitu :
a. Tanda pubertas terlambat
b. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
c. Pertumbuhan gigi terlambat
d. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan eye
contact
e. Pertumbuhan tinggi melambat
f. Wajah tampak lebih muda dari usiannya
8

5. Kategori Stunting
a. Stunted/Pendek (-2 SD)

Tabel 2. 1 Indikator Tinggi Badan Stunted Anak Balita Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak (TB/U)
Anak Laki-Laki Anak Perempuan

Umur TB (cm) BB (kg) Umur TB (cm) BB (kg)

12 bulan 71,0 7,7 12 bulan 68,9 7,0

24 bulan 81,7 9,7 24 bulan 79,3 9,0

36 bulan 88,7 11,3 36 bulan 87,4 10,8

48 bulan 94,9 12,7 48 bulan 94,1 12,3

60 bulan 100,7 14,1 60 bulan 99,9 13,7


(Kepmenkes RI No: 1995/MENKES/SK/XII/1020)
b. Severely stunted

Tabel 2. 2 Indikator Tinggi Badan Severely Stunted Anak Balita Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak (TB/U)
Anak Laki-Laki Anak Perempuan

Umur TB (cm) BB (kg) Umur TB (cm) BB (kg)

12 bulan 68,6 6,9 12 bulan 66,3 6,3

24 bulan 78,0 8,6 24 bulan 76,0 8,1

36 bulan 85,0 10,0 36 bulan 83,6 9,6

48 bulan 90,7 11,2 48 bulan 89,8 10,9

60 bulan 96,1 12,4 60 bulan 95,2 12,1


(Kepmenkes RI No: 1995/MENKES/SK/XII/2010)
6. Pencegahan Stunting
Periode 1000 hari pertama sering disebut window of opportunities atau
periode emas ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak
usia dua tahun terjadi proses tumbuh-kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi
pada kelompok usia lain. Gagal tumbuh pada periode ini akan mempengaruhi
status gizi dan kesehatan pada usia dewasa. Oleh karena itu perlu dilakukan
9

upayaupaya pencegahan masalah stunting ini mengingat tingginya prevalensi


stunting di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan kebijakan pencegahan
stunting, melalui
Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Peningkatan
Percepatan Gizi dengan fokus pada kelompok usia pertama 1000 hari kehidupan,
yaitu sebagai berikut: (Kemenkes RI, 2013).
a. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama
kehamilan
b. Pemberian makanan tambahan (PMT) ibu hamil
c. Pemenuhan gizi
d. Persalinan dengan dokter atau bidan yang ahli
e. Pemberian inisiasi menyusui dini (IMD)
f. Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan
g. Pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin A
h. Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu terdekat
i. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

B. Pengetahuan

1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan (Notoatmodjo, 2012). a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu dalam hal ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan,
10

menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan


factor-faktor penyebab stunting.
b. Memahami (Comphrehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya mengapa harus
makan makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dalam hal ini
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,
dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem
solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang
diberikan.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi,
dan berkaitan satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Artinya, sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada. Misalnya, dapat membandingkan anak yang cukup gizi dengan anak yang
11

kekurangan gizi, dapat menanggapi kejadian anak stunting disuatu tempat,


dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa remaja tidak banyak tahu dengan
fenomena stunting.
3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 6 (Yanti, 2016) yaitu :
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha dalam pengembangan kepribadian dan
kemampuan seseorang. Penentuan sikap individu terhadap objek ditentukan
oleh dua aspek pengetahuan yaitu positif dan negatif.
b. Media massa/informasi
Media informasi semakin berkembang seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, internet. Informasi dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun
non formal sehingga dapat memberikan pengaruh pada remaja. Adanya
informasi baru yang didapat membentuk pengetahuan baru terhadap objek
tersebut.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Masyarakat berbagai elemen mempunyai kebiasaan dan tradisi yang
menentukan baik dan buruk. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh status
ekonomi dengan melihat tersedia tidaknya fasilitas yang dibutuhkan.
d. Lingkungan
Lingkungan dapat memeprngaruhi proses masuknya pengetahuan pada
individu melalui lingkungan fisik, biologis, maupun dan sosial.
e. Pengalaman
Salah satu cara untuk memperoleh kebenaran yang pernah dihadapi di masa
lalu yaitu dengan memecahkan masalah.
f. Usia
Usia memiliki peran penting dalam mempengaruhi pola pikir dan daya tangkap
seseorang. Karena samakin baik perkembangan pola pikir individu maka
semakin baik pula pengetahuan yang diperoleh.

C. Sikap

1. Pengertian
12

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012). Beberapa batasan lain
tentang sikap, dapat dikutip sebagai berikut :
“An individual’s social attitude is a syndrome of response consistency with
regard to social object” (Campbell, 1950).
“Attitude entails an existing predisposition to response to social objects
which in interaction with situational and order dispotional variables, guides and
direct the overt behavior of the individual” (Cardno, 1955).
Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social. Newcomb,
ahli psikologis social menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
(Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkatan Sikap
Notoatmodjo (2012) menyatakan ada empat tingkatan sikap, yakni sebagai
berikut :
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek). Misalnya sikap seseorang terhadap gizi dapat dilihat
dari kesediaan dan perhatian orang tersebut terhadap ceramah-ceramah tentang
gizi.
b. Merespons (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas
dari pekerjaan tersebut benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima
ide tersebut.
c. Menghargai (Valuing)
13

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif


terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan
bahkan mengajak, mempengaruhi, atau menganjurkan orang lain merespon.
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa
yang telah diyakinkan. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu
berdasarkan keyakinannya dia harus berani mengambil resiko bila ada orang
lain yang mencemooh atau adanya resiko lain.
3. Ciri-ciri Sikap
Notoatmodjo (2012) mengungkapkan terdapat empat ciri-ciri dari sikap,
yakni :
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungannya dengan objeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap terbentuk karena dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan
suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah
yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau
pengetahuanpengetahuan yang dimiliki seseorang.
4. Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap (Azwar, 2012) antara lain :
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi merupakan pembentukan dasar dari sikap dan pengalaman
seseorang. Oleh sebab itu, sikap akan mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
b. Budaya
Budaya yang telah tertanam tanpa disadari mengarahkan sikap manusia
terhadap berbagai masalah. Kebudayaan memberikan corak pengalaman yang
berwarna di dalam masyarakat.

c. Media massa
14

Media massa baik melalui surat kabar, radio maupun lainnya seharusnya dapat
membuat berita factual karena disampaikan secara objektif dan dipengaruhi
sikap penulis sehingga mempengaruhi sikap pembaca.
d. Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan dan lembaga agama juga dapat menentukan kepercayaan
melalui konsep moral dan ajarannya sehingga dapat mempengaruhi sikap dan
individu.
e. Faktor emosional
Suatu bentuk sikap menggambarkan pernyataan yang didasari oleh emosi yang
berperan sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk pertahanan ego.
Remaja yang dalam proses mencari jati diri dan memiliki emosi yang tidak
stabil akan berpengaruh pada sikap remaja.

D. Remaja

1. Pengertian
Adolescence atau remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata
bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” (tumbuh
menjadi dewasa). Istilah adolescence, seperti yang digunakan saat ini, mempunyai
arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, social dan fisik.
Pandangan ini dikemukakan oleh piaget dengan mengatakan secara psikologis,
masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dan
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang
lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama (Elizabeth B. Hurlock, 1980).
2. Tahap Perkembangan Remaja
Havighurst (1976) mengemukakan sejumlah tugas-tugas perkembangan yang
berasal dari data penelitian-penelitian lintas budaya. Bagi usia 12-18 tahun tugas
perkembangannya adalah :
a. Perkembangan aspek-aspek biologis
b. Menerima peranan dewasa berdasarkan pengaruh kebiasaan masyarakat sendiri
c. Mendapatkan kebebeasan emosional dari orang tua dan/atau orang dewasa lain
d. Mendapatkan pandangan hidup sendiri
e. Merealisasi suatu identitas sendiri dan dapat mengadakan partisipasi dalam
kebudayaan pemuda sendiri.
15

Secara global aspek perkembangan remaja berlangsung antara umur 12 dan 21


tahun, dengan pembagian :

a. 12-15 tahun : masa remaja awal


b. 15-18 tahun : masa remaja pertengahan
c. 18-21 tahun : masa remaja akhir
3. Aspek Psikologis Remaja
a. Aspek Kognitif
1) Tahap perkembangan kognitif remaja menurut J.J Piaget, tahap operasi
formal : tahap berfikir yang dicirikan dengan kemampuan berfikir secara
hipotesis, logis, abstrak dan ilmiah.
2) Kemampuan kognitif remaja lebih mampu memikirkan beberapa hal
sekaligus bukan hanya satu dalam satu saat dan konsep-konsep abstrak.
3) Faktor perkembangan kognitif remaja kemampuan berpikir disebabkan
oleh meningkatnya ketersediaan sumber daya kognitif (cognitive resource).
b. Aspek Afektif
1) Tahap perkembangan emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri
mereka daripada pemikiran yang realistis.
2) Karakteristik emosi remaja ingin bebas, hanya membutuhkan waktu 45
menit untuk berubah, hasrat pemenuhan impulsive, cepat tersinggung.
3) Faktor perkembangan emosi remaja bermacam pengaruh, lingkungan
tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta
aktivitasaktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Perkembangan psikomotorik merupakan manifestasi dari perkembangan aspek
kognitif dan afektif (Nanang, 2008).

E. Metode Ceramah

1. Pengertian
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara didepan
sekelomok pengunjung. Ceramah pada hakikatnya adalah proses transfer
informasi dari pengajar kepada sasaran belajar. Dalam proses transfer informasi
ada tiga elemen penting, yaitu pengajar, materi dan sasaran belajar. Metode
ceramah efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang.

2. Penggunaan Metode Ceramah


16

Ceramah digunakan pada sifat sasaran sebagai berikut, yaitu sasaran belajar
mempunyai perhatian yang selektif, sasaran belajar mempunyai lingkup perhatian
yang terbatas, sasaran belajar memerlukan informasi yang kategoris dan
sistematis, sasaran belajar perlu menyimpan informasi, sasaran belajar perlu
menggunakan informasi yang diterima.
3. Kelebihan Metode Ceramah
Adapun kelebihan menggunakan metode ceramah antara lain :
a. Dapat digunakan pada orang dewasa
b. Penggunaan waktu yang efisien
c. Dapat dipakai pada kelompok yang besar
d. Tidak terlalu banyak menggunakan alat bantu pengajaran
e. Dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan
4. Kekurangan Metode Ceramah
Adapun kekurangan menggunakan metode ceramah antara lain :
a. Menghambat respon dari yang belajar sehingga pembicara sulit menilai
reaksinya
b. Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara harus
menguasai pokok pembicaraannya
c. Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-anak
d. Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang dipakai
F. Media

1. Pengertian
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medium yang
artinya perantara atau pengantar atau disimpulkan sebagai alat bantu untuk
menyampaikan, memperlancar, dan penyebar luasan informasi (Ahmad Kholid
2012).
Notoatmodjo (2012) mengungkapkan yang dimaksud dengan alat bantu atau
media promosi kesehatan adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan
bahan, materi ataupun pesan kesehatan agar masyarakat atau seseorang bisa
memperoleh pesan maupun pengetahuan dari berbagai macam alat bantu atau
media.

2. Fungsi Media
17

Media memiliki beberapa fungsi (Kholid 2011), diantaranya adalah :


a. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara penyampai materi
dengan lingkungannya.
b. Media membangkitkan motivasi dan merangsang seseorang untuk belajar.
c. Media menghasilkan keseragaman pengamat dalam mencerna informasi.
d. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis.
e. Media yang tepat sasaran akan membuat pendengar lebih mengerti apa yang di
sampaikan oleh pembicara.

G. Leting (Booklet Stunting)

1. Pengertian
Booklet adalah buku berukuran kecil, tipis, tidak lebih dari 30 lembar bolak
balik yang berisi tulisan dan gambar. Istilah booklet berasal dari buku dan leaflet
artinya media booklet merupakan perpaduan antara leaflet dan buku dengan
format yang kecil.
Struktur isi booklet menyerupai buku, hanya saja isinya jauh lebih singkat dari
buku. Sehingga, booklet merupakan media cetak yang berbentuk buku kecil yang
berisi tulisan dan gambar.
2. Kelebihan dan Kekurangan Booklet
a. Kelebihan Booklet
1) Praktis digunakan untuk media belajar mandiri setiap saat
2) Isinya dapat dipelajari dengan mudah
3) Mudah dibuat, diperbanyak, disesuaikan
4) Dapat dibuat sederhana tetapi menarik
5) Biaya pembuatan relative murah
6) Dapat dibawa kemana-mana dan tidak memakan tempat
b. Kekurangan Booklet
1) Jika terlalu banyak tulisan akan mengurangi daya tarik baca 2) Perlu
perawatan yang baik agar booklet tidak rusak atau hilang 3) Perlu waktu
untuk mencetak dan menggandakan booklet.

H. Teori

Promosi kesehatan menurut Green dan Kreuter (1991) yaitu kombinasi dari upaya
pendidikan dan lingkungan agar tercipta tindakan dan suasana untuk hidup sehat.
18

Berbeda dengan penjelasan di atas, Keleher, et.al. (2007), bahwa promosi kesehatan
mewakili proses politik dan sosial yang luas yang tidak hanya mencakup
meningkatkan keterampilan dan kemampuan individu, tetapi juga secara langsung
mengubah kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi serta mengurangi dampak pada
kesehatan masyarakat dan individu. Penjelasan Keler, at.al. (2007) merupakan
rangkuman Ottawa Charter tahun 1986 cit. WHO (2009), yang menyatakan promosi
kesehatan yaitu proses memampukan masyarakat untuk mengontrol dan meningkatkan
kesehatannya. Di samping itu, UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 mendefinisikan
promosi kesehatan sebagai upaya kesehatan yang meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan masyarakat dan individu untuk hidup sehat dalam masyarakat sehat. Dan
batasan ini tersirat unsur-unsur:
1. Input adalah sasaran promosi kesehatan.
2. Proces adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain.
3. Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau perilaku.
Hasil (output) yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan adalah perilaku
kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif
(Notoatmodjo, 2012).
Kamm dan Close (1995) menjelaskan bahwa tugas pelaku promosi kesehatan
adalah semua upaya yang bertujuan mencegah penyakit dan menyosialisasikan hidup
sehat. Setiap individu memiliki perilakunya sendiri yang berbeda dengan individu lain,
termasuk pada kembar indentik sekalipun. Green (1980) mengklasifikasikan beberapa
factor penyebab sebuah tindakan atau perilaku :
a. Faktor pendorong (predisposing factor), merupakan faktor yang menjadi dasar
motivasi atau niat seseorang melakukan sesuatu meliputi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, nilai dan persepsi, tradisi dan unsur lain.
b. Faktor pemungkin (enabling factor), merupakan faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan meliputi sarana dan
prasarana atau fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan seperti mencari
informasi melalui pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan lainnya.
c. Faktor penguat (reinforcing factor), merupakan faktor-faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami,
orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran, prosedur
penelitian ini mengadaptasi model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima
tahapan yang meliputi analisis (analysis), desain (design), pengembangan
19

(development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation)


(Sugiyono, 2015). Peneliti memilih model ADDIE dikarenakan model
pengembangan ADDIE efektif, dinamis dan mendukung kinerja program itu
sendiri (Warsita, 2011).

Gambar 2. 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale


Kerucut pengalaman atau cone of experience diperkenalkan oleh Edgar Dale pertama
kali pada tahun 1946. Kerucut pengalaman Edgar Dale menunjukan pengalaman yang
diperoleh dalam menggunakan media dari paling konkret (di bagian paling bawah)
hingga paling abstrak (di bagian paling atas) (Dawson, 2004). Menurut
Dale’s Cone of Experience, dasar kerucut ditandai dengan lebih banyak pengalaman
konkret, seperti pengalaman langsung (pengalaman dalam kehidupan nyata),
pengalaman yang dibuat-buat (model interaktif), dan partisipasi dramatis (permainan
peran). Bagian tengah kerucut sedikit lebih abstrak dan ditandai oleh siswa atau
pelajar secara realistis “mengamati” dan mulai “menganalisis” pengalaman yang
diperoleh. Level pada bagian kerucut ini termasuk demonstrasi, kunjungan lapangan
(field trip), pameran, gambar bergerak, rekaman audio atau diwakili non-realistis oleh
simbol baik visual atau verbal, seperti mendengarkan kata yang diucapkan. Edgar
Dale menyatakan bahwa daya ingat peserta didik terkait pada proses pembelajaran
yang dilakukan, yakni sebagai berikut:
a. Peserta didik mungkin mengingat 20% dari apa yang dibaca atau didengar,
b. Peserta didik mungkin mengingat 30% dari apa yang dilihat,
c. Peserta didik mungkin mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihat,
d. Peserta didik mungkin mengingat 70% dari apa yang dikatakan,
20

e. Peserta didik mungkin mengingat 90% dari apa yang dilakukan.


I. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi
(Pre disposting
Factors)

1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Keyakinan
4. Nilai-nilai
5. Tradisi

Faktor Pemungkin
(Enabling Factors)
Sarana dan
Prasarana atau
fasilitas

Faktor Penguat
(Reinforcing Factors)

Sikap dan Perilaku


Petugas Kesehatan

Perilaku

Gambar 2. 2 Kerangka Teori

Keterangan : Variabel yang diteliti dicetak tebal, garis putus-putus tidak diteliti

Sumber : Modifikasi Teori Kerucut Edgar Dale dan L.Green dalam Buku Promosi
Kesehatan (2014)
J. Hipotesis

Adanya pengaruh media LETING terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang
stunting di SMKN 5 Kota Bengkulu.
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
Pre-Experimental, dengan rancangan penelitian yang digunakan yaitu One Group
Pretest-Posttest Design (Notoatmodjo, 2012).

Pretest Intevensi Posttest


01 X 02

Gambar 3. 1 Rancangan Penelitian


Keterangan :
01 : Nilai pretest pada kelompok intervensi sebelum dilakukan intervensi dengan
media LETING

X : Memberikan intervensi menggunakan media LETING

02 : Nilai posttest pada kelompok intervensi setelah dilakukkan intervensi dengan


media LETING

B. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Promosi kesehatan melaluiPengetahuan


m dan Sikap Remaja
tentang Stunting
edia LETING

Gambar 3. 2 Kerangka Konsep

21
22

C. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


Definisi Alat Hasil
Variabel Cara Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
Pengetahu Pengetahuan Kuision Berisi 20 butir Skor Rasio
an Stunting responden tentang er pertanyaan, pengetahu
stunting, meliputi : jawaban benar an
1. Pengertian diberi skor : 1 dan
stunting jawaban yang salah
2. Ciri-ciri diberi skor : 0 Skor
stunting tertinggi : 20
3. Penyebab Skor terendah : 0
stunting
4. Dampak
stunting
5. ASI
eksklusif
6. MP-ASI
7. Pencegaha n
stunting
Sikap Sikap responden Kuision Terdiri dari 15 Skor sikap Rasio
Stunting tentang stunting, er pernyataan
meliputi : pengukuran diukur
1. Sikap dengan skala likert
positif kategori penilaian
stunting dengan bobot skor
2. Sikap pernyataan terdiri
negative dari pernyataan
stunting positif
(mendukung)
dengan pilihan
jawaban :
4 : SangatSsetuju
(SS)
3 : Setuju (S)
2 : Tidak setuju
(TS)
1 : Sangat Tidak
Setuju (STS)

Jika pernyataan
negative (tidak
mendukung
berlaku hasil ukur
sebaliknya) 4 :
Sangat Tidak
Setuju (STS)
3 : Tidak Setuju
(TS)
23

2 : Setuju (S)
1 : Sangat Setuju
(S)
Skor tertinggi : 60
Skor terendah : 15
Promosi Ceramah tentang Media - 1. Pretest Nominal
Kesehatan stunting LETING 2. Posttest

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2018). Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa/I di SMKN 5 Kota Bengkulu yang berjumlah 621
orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2018). Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara
non probability dan sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling
dengan perhitungan jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan
rumus besar sampel seperti dibawah ini :

Keterangan :
n = Besar sampel

Z1- = Standar normal deviasi untuk α (standar deviasi α = 0,05 = 1,96)


Z1-β = Standar normal deviasi untuk β (standar deviasi β = 1,28) µ1 = Nilai
mean sebelum yang didapat dari literatur µ2 = Nilai mean sesudah yang
didapat dari literatur σ = Estimasi standar deviasi dari beda mean pretest dan
post test berdasarkan literature (Nurul, 2016) .
Besaran sampel yang diperoleh :
24

= 31,62 32

Berdasarkan perhitungan jumlah sampel adalah 32 orang. Untuk memudahkan


proses sampling dan pengendalian variabel diluar terdapat kriteria inklusi. Kriteria
inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari populasi target yang
terjangkau untuk diteliti. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Siswa/I yang hadir dan bersedia menjadi responden
b. Siswa/I bersedia mengikuti seluruh rangkaian penelitian
c. Siswa/I yang hadir saat pre test dan posttest

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah siswa-siswi yang tidak hadir pada saat penelitian
atau sakit.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMKN 5 Kota Bengkulu pada bulan oktober sampai juni
2021.

F. Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrument berupa kuisioner untuk mengukur pengetahuan dan sikap stunting,


dengan menggunakan bahan penelitian berupa media LETING (Booklet Stunting).

G. Pengumpulan Data

1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara terhadap responden
dengan menggunakan kuisioner yang telah tersedia untuk mendapatkan identitas
remaja serta mengukur tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang stunting.
25

Kuisioner adalah daftar pertanyaan/pernyataan yang sudah tersusun dengan baik,


dimana responden tinggal memberikan jawaban (Notoatmodjo, 2012).
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh peneliti secara tidak langsung, yaitu dari
sumbersumber pustaka, data Kementrian Kesehatan RI, data Dinas Kesehatan
Provinsi Bengkulu, data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, dan Puskesmas Jalan
Gedang Kota Bengkulu.

H. Pengolahan Data

Olah data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan computer
yang melalui proses dengan tahapan berikut :
1. Editing Data
Merupakan tahap pemilihan dan pemeriksaan kembali kelengkapan,
kesesuaian, dan kejelasan data yang diperoleh untuk pengelompokkan dan
penyusunan data. Pengelompokkan data bertujuan untuk memudahkan
pengelolahan data.
2. Coding Data
Merupakan tahap memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori sehingga memudahkan melihat arti suatu kode dari
suatu variabel serta mempermudah melakukan analisis terhadap data yang
diperoleh.
3. Tabulating
Merupakan tahap memasukkan data hasil penelitian ke dalam table sesuai
kriteria data yang telah ditentukan. a. Processing
Data yang telah selesai dikelompokkan kemudian di uji statistic secara
komputerisasi. Proses pengolahan data agar data dapat dianalisa.
b. Cleaning
Mengecek kembali data yang telah di entry dalam sistem computer untuk
memastikan adanya kesalahan atau tidak. Tujuan pengolahan tahap ini adalah
agar data yang telah diolah tidak terdapat kekeliruan.

I. Analisis Data

1. Analisa Univariat
26

Analisa univariat digunakan untuk menentukan variabel dependent


(Pengetahuan dan Sikap) mengenai stunting. Data dianalisis untuk menguji
hipotesis dari sampel yang diberikan intervensi dan melihat rerata skor yang
didapatkan sebelum dan sesudah diberikan media LETING terhadap pengetahuan
dan sikap tentang stunting pada remaja.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
(Notoatmodjo, 2010). Data yang diperoleh, diolah, dianalisa dalam suatu
pembahasan, dan disajikan dalam bentuk tabel. Sebelum melakukan uji bivariat
dilakukan terlebih dahulu uji kenormalan data menggunakan uji kolmogorof
smirnof terhadap hasil pre-test dan post-test. Didapatkan data tidak terdistribusi
normal maka uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon.

J. Alur Penelitian

1. Tahap awal (pretest)


Responden yang berjumlah X orang diberikan pretest dengan kuisioner
sebelum diberikannya pengaruh media LETING. Setelah diberikannya pretest
tersebut maka peneliti akan menghitung hasil dari pretest tersebut.
2. Tahap Perlakuan
Satu minggu setelah pretest maka dilakukan intervensi pengaruh media
tentang stunting. Kelompok diberikan intervensi melalui media LETING yang
berisi materi tentang stunting. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dita
Irma Arimurti (2012) bahwa jarak pretest dan intervensi dilakukan satu minggu.
Menurut Vaus (2005) dalam Arimurti (2012), jarak antara pretest dengan
intervensi sebaiknya dilakukan tidak terlalu jauh untuk meminimalisir terjadinya
paparan-paparan dari luar sebelum intervensi dilakukan.
3. Tahap Akhir
Setelah dilakukan intervensi menggunakan media LETING dan tentang
stunting maka kelompok diberikan test akhir (posttest) dengan menggunakan
kuisioner yang sama pada saat pretest. Tujuannya untuk mengetahui rata-rata
tingkat pengaruh media LETING setelah diberikan perlakuan tentang stunting.

K. Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat dibedakan


menjadi tiga bagian, yaitu :
27

1. Prinsip Manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Peneliti menjelaskan bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan penderitaan
baru atau masalah kesehatan baru setelah mengikuti penelitian ini yang
pernyataannya telah dimasukkan dalam informed consent.
b. Bebas dari eksploitasi
Informasi tentang responden pada penelitian ini akan dirahasiakan oleh peneliti
dan tidak dipublikasikan dalam bentuk apapun sesuai dengan yang tertulis
pada informed consent.
c. Risiko (Benefits ratio)
Peneliti menjelaskan keuntungan pada responden setelah pemberian media
LETING dan tidak ada kerugian bagi responden jika ikut berpartisipasi atau
tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.
2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect human dignity)
a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (Right to Self Determination)
Responden berhak memutuskan untuk ikut berpartisipasi atau tidak dalam
penelitian ini, jika responden memutuskan ingin ikut berpartisipasi, maka
responden dipersilahkan menandatangani lembear persetujuan.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (Right to full
disclosure)
Setiap responden berhak mendapatkan jaminan jika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan saat penelitian berlangsung dalam bentuk apapun, peneliti
meninggalkan nomor ponsel peneliti dan surat penelitian di tempat penelitian.
c. Informed consent
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menjelaskan tentang penelitian ini
terlebih dahulu baik secara lisan dan tertulis dalam bentuk lembaran informed
consent. Pada informed consent juga dicantumkan bahwa data yang diperoleh
hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Prinsip Keadilan (Right to Justice)


a. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy)
Identitas dan semua informasi responden dirahasiakan oleh peneliti dalam
bentuk apapun.
28

b. Tanpa nama (anonimity)


Setiap responden pada penelitian tidak dicantumkan nama responden
melainkan kode pada lembar pengumpulan data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Alur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan
PreExperimental Design dilakukan untuk mengetahui pengaruh media LETING
terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang stunting di SMKN 5 Kota
Bengkulu tahun 2021. Data penelitian ini didapatkan dari Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dan data dari Puskesmas Jalan Gedang.
Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap yang meliputi tahap persiapan
dan tahap pelaksanaan, yaitu sebagai berikut : a. Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan penelitian ini meliputi mengurus surat izin penelitian
dikampus, kemudian mengurus surat izin ke Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), setelah itu mengurus surat izin ke
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, selanjutnya mengurus surat izin ke
Dinas Kesehatan Kota dan yang terakhir mengurus surat izin ke SMKN 5 Kota
Bengkulu untuk melakukan penelitian.
Media yang digunakan adalah booklet yang berisi edukasi tentang stunting.
Booklet yang dibuat oleh peneliti sebanyak 20 halaman. Peneliti membuat
media yang berisi tentang pengertian stunting, ciri-ciri stunting, faktor
penyebab stunting, dampak stunting, pencegahan dan penanganan stunting,
pola asuh dan pola makan gizi. Sebelum menggunakan media, peneliti
melakukan uji validitas media kepada ahli media dengan saran perbaikan
penyesuaian gambar. Setelah dilakukan perbaikan didapatkan hasil layak untuk
diujicobakan dengan revisi sesuai saran, kemudian peneliti melakukan uji
validitas media kepada ahli materi tanpa ada masukkan atau saran dengan hasil
layak untuk diujicobakan.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dimulai setelah sertifikat etik dikeluarkan oleh
komisi etik dengan nomor KEPK.M/089/06/2021, penelitian ini dimulai dari
proses pengambilan data yang diambil melalui pengisian kuisioner. Penelitian
ini dilakukan pada tanggal 28 Mei sampai 8 Juni 2021 di SMKN 5 Kota
Bengkulu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang.
29
30

Tahap pertama penelitian ini diawali dengan memberikan kuisioner kepada


siswa-siswi yang bersedia untuk menjadi responden dengan mengisi surat
persetujuan menjadi responden pada tanggal 28 Mei 2021. Lembar kuisioner
diberikan untuk menilai skor pre test pada siswa-siswi terhadap pengetahuan dan
sikap tentang stunting. Setelah siswa-siswi selesai mengisi kuisioner, peneliti
memberikan arahan terhadap responden tentang jalannya penelitian yang akan
dilakukan peneliti, dilanjutkan dengan pemberian materi yang pertama dengan
ceramah menggunakan media LETING.
Tahap kedua, pada tanggal 2 Juni 2021 memberikan promosi kesehatan dengan
ceramah kembali menggunakan media LETING. Ceramah berisi tentang pengertian
stunting, ciri-ciri stunting, faktor penyebab stunting, dampak stunting, pencegahan
dan penanganan stunting, pola asuh dan pola makan gizi. Setelah itu dilakukan
Tanya jawab kepada responden tentang materi yang telah dijelaskan dalam media
LETING tersebut.
Tahap ketiga pada tanggal 8 Juni 2021, 6 hari setelah diberikan intervensi
maka diberikan kuisioner post test, untuk menilai skor pengaruh media LETING
terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang stunting di SMKN 5 Kota
Bengkulu.
Penelitian ini diolah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan
Wilcoxon untuk menguji signifikasi pengaruh media LETING terhadap
pengetahuan dan sikap remaja tentang stunting di SMKN 5 Kota Bengkulu.
2. Hasil Penelitian
a. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi
masing-masing variabel penelitian, yaitu rerata hasil pengetahuan dan sikap
sebelum dan sesudah intervensi di SMKN 5 Kota Bengkulu sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Rerata Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan Media LETING


Variabel Mean SD Min - Max
Pengetahuan
Sebelum 11,06 2,805 5 - 15
Sesudah 13,88 2,981 7 - 18

Tabel 4.1 menunjukan bahwa rerata skor pengetahuan sebelum diberikan


promosi kesehatan dengan media LETING yaitu 11,06 dengan standar deviasi
2,805 dan sesudah 13,88 dengan standar deviasi 2,981.
31

Tabel 4. 2 Distribusi Persentase Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan Media


LETING
No Item Pertanyaan Sebelum% Sesudah%
1 Apa yang anda ketahui tentang stunting ? 21,9 84,4
Bagaimana cara anda mengetahui anak
2 71,9 81,3
tergolong stunting ?
Berikut yang bukan faktor penyebab
3 46,9 71,9
stunting pada anak adalah
Berikut merupakan ciri-ciri anak stunting
4 62,5 62,5
adalah
Bagaimana dampak yang terjadi jika anak
5 31,3 65,6
mengalami stunting ?
Apa dampak jangka panjang yang
6 ditimbulkan akibat stunting saat anak telah 31,3 65,6
dewasa ?
Sampai usia berapakah hanya ASI
7 62,5 62,5
Eksklusif saja yang diberikan pada bayi ?
Kapankah bayi mulai diberikan makanan
8 65,6 65,6
pendamping ASI (MP_ASI) ?
Selama kehamilan ibu hamil dianjurkan
9 31,3 56,3
mengkonsumsi
Pencegahan stunting dapat dilakukan
10 90,6 93,8
dengan cara
11 Yang dimaksud 1000 HPK adalah 56,3 71,9
Mengapa 1000 hari pertama kehidupan
12 56,3 65,6
sangat penting untuk diperhatikan
Asupan gizi yang kurang tepat akan
13 46,9 62,5
berdampak pada
Apa yang dimaksud inisiasi menyusui dini
14 65,6 68,8
(IMD)
15 Apa yang dimaksud ASI eksklusif 78,1 81,3
Keunggulan ASI dibandingkan susu
16 71,9 75
formula adalah
Tujuan pemberian MP-ASI pada bayi
17 65,6 71,9
adalah
Manfaat ASI eksklusif untuk bayi adalah
18 28,1 53,1
kecuali
Jenis makanan apa saja yang harus terdapat
19 71,9 71,9
dalam piringku yaitu
20 Porsi makanan seimbang yaitu 50 56,3

Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan hasil persentase bahwa item pertanyaan


pengetahuan tentang stunting didapatkan jawaban masih banyak salah yaitu
32

item soal nomor 18 manfaat ASI esklusif untuk bayi adalah (53,1%) dan item
pertanyaan nomor 9 dan 20 (56,3%).

Tabel 4. 3 Rerata Sikap Sebelum dan Sesudah Diberikan Media LETING


Variabel Mean SD Min - Max
Sikap
Sebelum 43,72 4,152 33 - 51
Sesudah 55,75 3,742 49 - 60

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan rerata skor sikap sebelum yaitu 43,72 dan
sesudah 55,75 yang diberikan promosi kesehatan dengan media LETING.

Tabel 4. 4 Distribusi Persentase Sikap Sebelum dan Sesudah Diberikan Media LETING
Sebelum% Sesudah%
No Sikap
SS STS SS STS
Keluarga mendukung masa kehamilan
34,4 3,1 78,1 0
1 dikonsultasikan kepada petugas kesehatan
1000 HPK penting karena memberi
2 dampak besar pada kemampuan anak untuk 12,5 3,1 59,4 0
tumbuh dan belajar
3 Tidak memantau pertumbuhan anak 6,3 56,3 0 90,6
ASI eksklusif diberikan pada usia 0-6
4 28,1 3,1 78,1 0 bulan
5 Stunting tidak dapat dicegah sejak dini 9,4 12,5 0 65,6
Remaja dianjurkan untuk minum zat besi
6 12,5 9,4 71,9 0
(fe)
Makanan tidak perlu beragam asalkan
3,1 18,8 0 68,8
7 banyak dan mengenyangkan
Remaja harus mengurangi porsi makan
9,4 3,1 0 75
8 untuk mencegah obesitas
Asupan gizi tidak mempengaruhi berat
0 3,1 0 71,9
9 badan
Sarana air bersih tidak mempengaruhi
0 9,4 0 65,6
10 penyebab stunting
Gizi seimbang harus bisa diterapkan dalam
37,5 3,1 71,9 0
11 kehidupan sehari-hari
Stunting merupakan masalah kesehatan
12 yang harus segera dilakukan tindakan 28,1 6,3 71,9 0
pencegahan
Anak dengan stunting akan mempunyai
3,1 18,8 0 71,9
13 masa depan yang cerah
Status gizi dan kondisi remaja putri tidak
3,1 3,1 0 62,5
14 berpengaruh terhadap kejadian stunting
Stunting merupakan salah satu bentuk
6,3 12,5 81,3 0
15 gagal tumbuh mulai dari kehamilan sampai
33

usia 2 tahun

Tabel 4.4 menunjukan bahwa item pernyataan sikap sesudah didapatkan


jawaban dengan persentase rendah pada pernyataan sikap nomor 2 (59,4%) dan
14 dengan persentase (62,5%).
b. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk melihat pengaruh media LETING terhadap
pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Uji
normalitas data menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal, maka uji
statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon.

Tabel 4. 5 Pengaruh Media LETING Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang


Stunting Pada Siswa-Siswi SMKN 5 Kota Bengkulu

Sebelum Sesudah P
Variabel Δ Mean
Mean SD Mean SD Value
Pengetahuan 11,06 2,805 13,88 2,981 2,82 0,000
Sikap 43,72 4,152 55,75 3,742 12,03 0,000

Berdasarkan tabel 4.5 didapat dengan nilai p value = 0,000 ≤ 0,05 dengan
menggunakan tingkat kepercayaan 95%, yang berarti ada pengaruh media
LETING terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang stunting di SMKN 5
Kota Bengkulu.

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Remaja SMKN 5 Kota Bengkulu


Terjadi pengaruh yang signifikan pada pengetahuan remaja tentang stunting
setelah diberikan media LETING. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya rerata
pengetahuan pada pretest dan posttest. Hasil penelitian pada pengetahuan
didapatkan perbedaan rerata pre test (11,06) dan posttest (13,88). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan Reinhard (2019) menunjukkan perbedaan
pengetahuan tentang 1000 HPK menggunakan media booklet sebelum dilakukan
intervensi yaitu (20,22) dan sesudah dilakukan intervensi yaitu (24,33). Penelitian
yang dilakukan Ulfiatun (2020) terdapat perbedaan pengetahuan remaja sebelum
dan setelah diberikan media booklet yang ditunjukkan oleh perbedaan rata-rata pre
test dan posttest. Hasil sebelum diberikan intervensi media booklet sebesar (1,99)
meningkat menjadi (2,79).
34

Penelitian ini terdapat 20 pertanyaan pengetahuan tentang stunting, setelah


diberikan promosi kesehatan dengan media LETING terdapat jawaban masih
banyak salah pada pertanyaan pengetahuan item nomor 18 tentang manfaat ASI
eksklusif untuk bayi adalah kecuali (53,1%) dan pada soal nomor 9 dan 20
(56,3%). Pada pertanyaan nomor 18 disebabkan kurang teliti dalam membaca
pertanyaan, untuk nomor 9 disebabkan karena penjelasan tentang tablet tambah
darah di jelaskan secara lisan dan pada saat itu kondisi kelas sedang tidak stabil.
Sedangkan pada soal nomor 20 terdapat opsi pilihan yang hampir menyerupai,
tetapi hampir keseluruhan terjadi peningkatan jawaban dari sebelum ke sesudah
diberikan media LETING.
Menurut Puspitaningrum dkk (2017) peningkatan pengetahuan remaja juga
dipengaruhi oleh jarak antara waktu intervensi dengan posttest. Hal ini dikarenakan
berkaitan dengan ingatan dalam menyimpan informasi (retensi). Semakin cepat
jarak antara waktu intervensi dengan posttest maka hasil posttest akan semakin
membaik karena ingatannya masih kuat. Jika semakin lama jarak antara waktu
intervensi dengan posttest maka retensi seseorang tidak akan bertahan lama.
Sebanyak 54% materi akan diingat setelah 1 hari, 35% materi akan diingat setelah
7 hari, 21% materi akan diingat setelah 14 hari, dan 8% materi akan diingat setelah
14 hari. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa setelah 14 hari, 90%
siswa-siswi hampir melupakan informasi yang telah didapat.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2012).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu adanya
akses informasi dan pengalaman. Akses informasi merupakan suatu media yang
dapat diberikan informasi dan pengetahuan seseorang. Semakin banyak mengakses
informasi maka akan semakin banyak pengetahuan yang diperoleh (Notoatmodjo,
2013). Peningkatan pengetahuan dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor,
seperti pendidikan, pengalaman pribadi atau dari orang lain, lingkungan dan media
massa (Notoatmodjo, 2012). Pemanfaatan media dalam memberikan pendidikan
kesehatan bertujuan untuk menarik perhatian seseorang terhadap suatu masalah
atau terhadap informasi yang akan diberikan, sehingga dapat meningkatkan
35

pengetahuan dan sikap seseorang (Machfoed I, 2005). Pendidikan kesehatan


merupakan kegiatan yang membantu individu, kelompok atau masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan baik berupa pengetahuan, sikap dan psikomotor untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal (Notoatmodjo, 2012).
2. Sikap Remaja SMKN 5 Kota Bengkulu
Sikap sebelum dilakukan intervensi dengan media LETING dan setelah
dilakukan intervensi mengalami peningkatan. Hasil penelitian sikap sebelum
(43,72) meningkat menjadi (55,75). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Reinhard (2019) didapatkan sikap sebelum intervensi menggunakan
booklet tentang 1000 HPK yaitu (17), sedangkan sikap sesudah intervensi yaitu
(20,09) terlihat adanya peningkatan. Hasil penelitian Nurul (2016) didapatkan
sikap sebelum intervensi (73,14) dan sesudah dilakukan intervensi menggunakan
booklet menjadi (78,93), terjadinya peningkatan dari sebelum ke sesudah intervensi
menggunakan booklet tentang gizi remaja overweight.
Penelitian ini terdapat 15 pernyataan sikap dimana 7 diantaranya adalah
pernyataan positif. Terdapat pernyataan sikap dengan skor rendah setelah diberikan
media LETING yaitu pada pernyataan positif nomor 2 (59,4%) dan pernyataan
negatif nomor 14 dengan persentase (62,5%). Hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman responden mengenai kebutuhan gizi. Hasil penelitian Nuryani 2019
menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang rendah terkait gizi.
Sebanyak 63,9% remaja berpengetahuan kurang. Penelitian yang dilakukan oleh
Puji dkk 2012 pada siswa SMA negeri 1 ungaran menunjukkan pengetahuan
responden sebagian besar dalam kategori kurang sebanyak 50,7%. Rendahnya
pengetahuan gizi seimbang pada remaja dapat disebabkan oleh kurangnya sumber
informasi tentang gizi seimbang baik dilingkungan tempat tinggal maupun
lingkungan sekolah remaja. Setelah diberikan promosi kesehatan dengan media
LETING hampir seluruh mengalami peningkatan rerata skor sikap dari sebelum ke
sesudah.
Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus
atau objek. Sikap hanyalah kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap
suatu objek dengan suatu cara. Jadi sikap adalah pandangan, pendapat, tanggapan
ataupun penilaian dan juga perasaan seseorang terhadap stimulus atau objek yang
disertai dengan kecenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo, 2012).
Pembentukan atau faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman
pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media
36

massa, lembaga pendidikan, agama, dan faktor emosional. Sikap merupakan respon
yang tertutup pada seseorang pada stimulus atau obyek, serta melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan (Azwar,2013).
Sikap juga dapat dipengaruhi oleh pengetahuan menurut Walgito (2003)
beberapa faktor yang mempengaruhi sikap seseorang salah satunya adalah
pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki responden menjadi dasar untuk
menentukan sikap. Jika pengetahuan responden baik maka sikap responden akan
menjadi positif, begitupun sebaliknya jika pengetahuan responden buruk maka
sikap responden juga dapat menjadi negative.
3. Pengaruh Media LETING Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang Stunting
Pada Remaja SMKN 5 Kota Bengkulu
Hasil uji statistik didapatkan hasil selisih mean pengetahuan sebelum dan
sesudah adalah 2,82. Hal ini menunjukkan bahwa rerata peningkatan skor
pengetahuan terjadi peningkatan. Pada selisih mean sikap sebelum dan sesudah
yaitu 12,03, ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sikap sebelum ke sesudah.
Hal ini membuktikan bahwa pemberian media LETING dapat meningkatkan atau
merubah sikap remaja. Sejalan dengan penelitian Nurul (2016) terdapat perbedaan
rerata pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi gizi dengan booklet yaitu 4,93
dan perbedaan rerata sikap sebelum ke sesudah yaitu 5,79. Hasil penelitian
dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p value =
0,000 ≤ 0,05 dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%, yang berarti ada
pengaruh media LETING terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang stunting
di SMKN 5 Kota Bengkulu. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Minokta
dkk, 2018) mendapatkan nilai p value sebesar 0,000 ≤ 0,05 dengan menggunakan
media booklet tentang kecukupan energi kronik. Hasil uji Wilcoxon yang
dilakukan peneliti diperoleh nilai p value sebesar 0,000 ≤ 0,05 dengan media
booklet terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah. Sehingga dapat
disimpulkan pendidikan kesehatan dengan media booklet memberikan pengaruh
yang signifikan (Ulfiatun, 2020).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang yaitu
media. Media berfungsi untuk memudahkan seseorang dalam memahami informasi
yang dianggap rumit. Peningkatan pengetahuan dan sikap ini menunjukkan
keberhasilan dalam memberikan promosi kesehatan dengan media booklet. Selain
itu, peningkatan sikap juga dikarenakan oleh peningkatan pengetahuan.
Peningkatan pengetahuan dan sikap ini diperoleh dari proses belajar dengan
37

memanfaatkan semua alat indera, dimana 13% dari pengetahuan diperoleh melalui
indera dengar dan 35-55% melalui indera pendengaran dan penglihatan. Hal ini
sesuai dengan tujuan pemberian edukasi gizi yaitu menghasilkan peningkatan
pengetahuan yang akan mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku (Nurul,
2016).
Remaja adalah masa transisi dari periode anak menuju dewasa. Karakteristik
seseorang yang sudah memasuki usia remaja salah satunya adalah timbulnya rasa
ingin tahu terhadap informasi. Biasanya informasi tersebut diperoleh dari buku,
majalah, tabloid bahkan internet. Hal ini terlihat bahwa buku merupakan salah satu
media yang diminati remaja untuk memperoleh informasi.
Media promosi kesehatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media
booklet. Media booklet dipilih karena dapat berpengaruh terhadap pengetahuan
seseorang karena memiliki keuntungan diantaranya yaitu informasi yang
disampaikan lebih terperinci dan jelas, klien dapat menyesuaikan diri dalam belajar
mandiri, mudah dibuat, diperbanyak, diperbaiki sesuai kebutuhan, bisa dibuat
sederhana dengan biaya relative murah dibandingkan media audiovisual, booklet
dapat disimpan lama, mudah dibawa dan dibaca kembali jika pembaca lupa dengan
isi booklet (Nimah L dkk, 2018).

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Pre Eksperimental, sehingga belum mampu


sepenuhnya memastikan efektivitas intervensi yang diberikan terhadap perubahan
pengetahuan dan sikap. Namun dalam penelitian ini peneliti memastikannya secara
statistik melalui pengujian dengan uji statistik. Adapun keterbatasan dalam penelitian
ini adalah penelitian hanya menggunakan satu kelompok tanpa adanya kelompok
pembanding. Pada pengambilan sampel juga terdapat keterbatasan dikarenakan
responden kelas XII sudah pelulusan. Jadi responden yang seharusnya diambil secara
purposive saat berjalannya penelitian yang menjadi responden adalah seluruh
siswasiswi kelas akuntansi dan keungan lembaga 1 yang berjumlah 32 orang. Waktu
juga menjadi salah satu keterbatasan dalam penelitian ini karena sedang dalam
pelaksanaan ujian sekolah, sehingga peneliti harus menunggu setelah ujian sekolah
selesai. Pada penelitian ini tidak ada variabel perancu yang diteliti/diuji sehingga
diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan variabel perancu yang diteliti/diuji
seperti agama, suku, pendidikan orang tua, dan budaya yang mempengaruhi
pengetahuan dan sebagainya. Penelitian ini hanya membahas tentang stunting
38

menggunakan media LETING terhadap pengetahuan dan sikap, belum membahas


terhadap perubahan perilaku. Hal tersebut terkendala karena untuk mengukur
perubahan perilaku memerlukan waktu yang relative lama sedangkan peneliti memiliki
keterbatasan waktu penelitian. Penelitian ini tidak memonitor intervensi media setiap
hari.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari tujuan penelitian dan hasil penelitian yang diperoleh dari
pengaruh media LETING terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang stunting di
SMKN 5 Kota Bengkulu, maka dapat diambil simpulan :
1. Remaja di SMKN 5 Kota Bengkulu sebelum diberikan media LETING hampir
sebagian pengetahuan tentang stunting dalam kategori kurang dan sesudah
diberikan media LETING hampir sebagian pengetahuan tentang stunting dalam
kategori baik.
2. Remaja di SMKN 5 Kota Bengkulu sebelum diberikan media LETING sebagian
besar memiliki sikap yang cukup dan sesudah diberikan media LETING seluruh
sikap tentang stunting dalam kategori baik.
3. Ada perbedaan rerata peningkatan skor pengetahuan dan sikap remaja yang
diberikan media LETING tentang stunting.

B. Saran

1. Institusi Pelayanan Kesehatan


Diharapkan dapat bermanfaat dan menyediakan media informasi promosi
kesehatan untuk remaja dengan menggunakan media LETING (Booklet Stunting)
sebagai media pembelajaran tentang stunting untuk meningkatkan pengetahuan
dan sikap pada remaja.
2. Instansi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan informasi sebagai tambahan sumber kepustakaan
dan referensi yang bermanfaat khususnya tentang media booklet terhadap
perubahan pengetahuan dan sikap tentang stunting pada remaja.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber literatur dalam mengembangkan
penelitian selanjutnya. Memberikan informasi bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian yang berhubungan dengan media booklet tentang stunting.
4. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi remaja mengenai
informasi tentang stunting dengan media booklet untuk menambah informasi,
wawasan, pengetahuan dan sikap pada remaja.
39
DAFTAR PUSTAKA

Aridiyah, D. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di
Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (Vol. 3). Universitas Jember.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, S. 2013. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (edisi ke-2). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Badan Pusat Statistik. (2020). Pencegahan Perkawinan Anak Ucapan Terima Kasih.
Filayeti, A (2019). Hubungan Pengetahuan Tentang Stunting Dengan Karakteristik Mahasiswa
Preklinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayahtullah. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Global Nutrion Report. (2018). Shining a Light to Spur Action on Nutrition. Bristol: Development
Initiatives Poverty Research Ltd.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementrian Kesehatan
Repoblik Indonesia (Vol. 42, Issue 4).
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor. 1995/Menkes/SK/XII/2010. Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kholid, A. 2014. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media dan
Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo.
Lena Tampubolon. (2019). Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Komik Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Di
Sma Swasta Nusantara Lubuk Pakam. Politeknik Kesehatan Medan.
Livana, PH., Indrayati, N dan Pratiwi, OD. 2019. Peningkatan Pengetahuan Remaja Melalui
Pendidikan Kesehatan Tentang Dampak Penggunaan Gadget. Jurnal Gawat Darurat Volume
1 No 2 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi
Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Nanang, E. G. (2008) “perkembangan Psikologis Remaja.”


Nimah, L., Nurwahyuni T., dan Wahyuni E. D. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media
Jurnal Ners LENTERA, Vol.6, No. 1, Maret 2018', 6(1), pp. 78-88
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan (Revisi 2). Jakarta: Rineka Cipta.
____________. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Edisi Revisi 2012. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurul, R. (2016). Pengaruh Edukasi Gizi Dengan Ceramah Dan Booklet Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Dan Sikap Gizi Remaja Overweight. Universitas Diponegoro
42

Nuryani (2019). Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Status Gizi Pada Remaja di
Kabupaten Gorontalo. Jurnal Dunia Gizi Volume : 2, Nomor 2. Universitas Gorontalo.
Gorontalo
40

Puji W, Pranot HH, Afriani LD. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Dengan
Perilaku Pemenuhan Gizi Seimbang Pada Siswa Kelak XI SMA Negeri 1 Ungaran. Jurnal
Gizi dan Kesehatan. 2012
Puspitaningrum, W., F. Agushybana., A. Mawarni., dan D. Nugroho. 2017. Pengaruh Media
Booklet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terkait Kebersihan Dalam
Menstruasi Di Pondok Pesantren AL-Ishlah Demak Triwulan II Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan Masyarakat.
Rachim, A.N. Fathia dan Pratiwi R. 2017. Hubungan Konsumsi Ikan Terhadap Kejadian Stunting
pada Anak Usia 2-5 Tahun. Jurnal Kedokteran Diponegoro Volume: 6, Nomor: 1.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Reny Noviasty, dkk (2020). Eduwhap Remaja Siap Cegah Stunting Dalam Wadah Kumpul
Sharing Remaja. Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Volume : 4, Nomor 2. universitas
Mulawarman. Samarinda
Riset Kesehatan Dasar. 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Safitri, N. R. D. 2016. Booklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan. Skripsi. Universitas
Diponegoro.
Setwapres. (2018). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Simanjuntak, R. A. (2019). Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Booklet Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Di
SMA Rk Serdang Murni Lubuk Pakam.
Simbolon, D. dan Batbual, B. 2019. Pencegahan Stunting Periode 1000 Hari Pertama
Kehidupan Melalui Intervensi Gizi Spesifik pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronis.
Yogyakarta: Deepublish.
Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta : Kanisius
TNP2K. (2018). Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting). Sekretariat
Wakil Presiden RI.
Ulfiatun. (2020). Pengaruh Media Booklet Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Mengenai
Stunting Di Kabupaten Probolinggo. Politeknik Negeri Jember
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran, Sikap dan Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha
Medika
43

L
A
M
P
I
R
A
N
44

ORGANISASI PENELITIAN
A. Pembimbing
Nama : Linda Sitompul, SST, M.Kes
NIP : 196909011989032001
Pekerjaan : Dosen Jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Jabatan : Pembimbing I

Nama : Lisma Ningsih, SKM, MKM


NIP : 197410091999032004
Pekerjaan : Dosen Jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Jabatan : Pembimbing II

B. Peneliti
Nama : Panji Asmoro Bangun
NIM : P05170017033
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Musium 2 Kel. Jembatan Kecil Kec. Singaran Pati Kota Bengkulu

JADWAL PENELITIAN
Jadwal Penelitian
N Kegiatan Semester Pertama Semester Kedua
o
Pendahuluan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
I Mengidentifika
si
Masalah
Pengambilan
Judul
Pembuatan
Proposal
45

Ujian Proposal

Perbaikan
Proposal
Pengurusan
Surat Izin
II Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan
Seminar Hasil

Perbaikan
Seminar Hasil

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Dengan ini, Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :...............................................................................
Usia :...............................................................................
Alamat :...............................................................................
................................................................................
Menyatakan kesediaan untuk turut berpartisipasi untuk menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh Panji Asmoro Bangun mahasiswa Program Studi DIV Promosi Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu dengan judul Penelitian “Pengaruh Media LETING (Booklet
Stunting) Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Stunting di SMKN 5 Kota
Bengkulu”.

Persetujuan ini saya buat secara sukarela, tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun,
semoga dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
46

Bengkulu,..............................2021
Responden

(........................................)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH MEDIA LETING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA


TENTANG STUNTING DI SMKN 5 KOTA BENGKULU TAHUN 2021

I. Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian : Isilah lembar biodata anda dengan lengkap

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Nomor Responden :

PENGETAHUAN REMAJA
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling tepat !

1. Apa yang anda ketahui tentang stunting ?


a. Kondisi penyakit pada anak sehingga menyebabkan anak gagal tumbuh
b. Kondisi gagal tumbuh pada anak sehingga anak terlalu pendek untuk usianya
c. Kondisi kelainan pada anak sehingga menyebabkan penyakit yang membuat anak
terlalu pendek untuk usianya
47

d. Kondisi penyakit pada anak seusianya


2. Bagaimana cara anda mengetahui anak tergolong stunting ?
a. Mengukur tinggi badan anak
b. Mengukur panjang kaki anak
c. Mengukur berat badan anak
d. Mengukur lingkar kepala anak
3. Berikut yang bukan faktor penyebab stunting pada anak adalah
a. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pola asuh anak
b. Faktor kurangnya asupan gizi pada anak
c. Faktor keturunan

d. Faktor kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi


4. Berikut merupakan ciri-ciri anak stunting adalah
a. Nafsu makan anak menurun
b. Tinggi badan anak lebih pendek dibanding anak seusianya
c. Berat badan anak lebih kurus dibanding anak seusianya
d. Pertumbuhan anak normal anak seusianya
5. Bagaimana dampak yang terjadi jika anak mengalami stunting ?
a. Anak menjadi pemalu
b. Anak menjadi mudah lelah
c. Kemampuan belajar anak rendah
d. Anak menjadi ceria
6. Apa dampak jangka panjang yang ditimbulkan akibat stunting saat anak telah dewasa ?
a. Beresiko terkena penyakit TBC
b. Beresiko terkena penyakit malaria
c. Beresiko terkena penyakit diabetes
d. Beresiko terkena penyakit DBD
7. Sampai usia berapakah hanya ASI Eksklusif saja yang diberikan pada bayi ? a.
0-4 bulan
b. 0-6 bulan
c. 0-8 bulan
d. 0-10 bulan
8. Kapankah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP_ASI) ?
48

a. Mulai usia 6 bulan


b. Mulai usia 4 bulan
c. Mulai usia 2 bulan
d. Mulai usia 1 tahun
9. Selama kehamilan ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi
a. Pil vitamin herbal
b. Pil suplemen
c. Pil zat besi
d. Pil iodium
10. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan cara
a. Perbaikan pola makan, pola asuh dan akses air bersih
b. Mengkonsumsi suplemen peninggi badan
c. Berolahraga secara tidak teratur
d. Mengkonsumsi makanan siap saji
11. Yang dimaksud 1000 HPK adalah
a. Masa terbentuknya janin dalam kandungan (270 hari)
b. Masa mulai lahir hingga usia 1 tahun (365 hari)
c. Masa mulai lahir hingga usia 2 tahun (730 hari )
d. Masa dalam kandungan (270 hari) hingga usia 2 tahun (730 Hari)
12. Mengapa 1000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk diperhatikan
a. Supaya keren dilihat tetangga
b. Supaya ibu dan anak tidak terancam kehidupannya
c. Karena sangat menentukan masa depan, kesejahteraan dan kesuksesaan anak
d. Supaya ibu dan anak tidak ketinggalan zaman
13. Asupan gizi yang kurang tepat akan berdampak pada
a. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang awal
b. Rentan terhadap penyakit infeksi
c. Kemungkinan menderita penyakit degenerative
d. Semua benar
14. Apa yang dimaksud inisiasi menyusui dini (IMD)
a. Bayi dimandikan dan disusui ibunya
b. Bayi diberi susu botol jika asi tidak keluar
49

c. Bayi diletakkan didada ibunya dan mencari puting susu


d. Bayi menyusu sendiri
15. Apa yang dimaksud ASI eksklusif
a. Hanya ASI saja diberikan kepada bayi sampai usia 6 bulan
b. ASI ditambah susu botol
c. ASI ditambah makanan lain
d. ASI ditambah minuman lain
16. Keunggulan ASI dibandingkan susu formula adalah
a. Anak lebih sehat, jarang sakit dan cerdas
b. Resiko untuk mendapat alergi lebih tinggi
c. Memberikan kekebalan yang kurang optimal untuk bayi
d. ASI kurang banyak mengandung zat gizi penting yang dibutuhkan bayi
17. Tujuan pemberian MP-ASI pada bayi adalah
a. Sebagai pengganti ASI
b. Menambah asupan gizi selain dari ASI
c. Mengurangi konsumsi ASI
d. Mengurangi resiko kegemukan pada bayi
18. Manfaat ASI eksklusif untuk bayi adalah kecuali
a. Meningkatkan kegemukan pada bayi
b. Dapat menghindarkan bayi dari penyakit infeksi
c. Makanan terlengkap untuk bayi, semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6
bulan pertama
d. Membuat bayi tumbuh sehat dan cerdas
19. Jenis makanan apa saja yang harus terdapat dalam piringku yaitu
a. karbohidrat, lauk hewani
b. karbohidrat, lauk hewani dan nabati, sayur dan buah
c. karbohidrat, sayur dan buah
d. lauk hewani, sayur dan buah
20. Porsi makanan seimbang yaitu
a. 2/3 karbohidrat, 1/3 lauk hewani dan nabati, 2/3 sayur-sayuran, 1/3 buahbuahan
b. ¼ karbohidrat, ¼ lauk hewani dan nabati, ¼ sayur-sayuran, ¾ buah-buahan
c. ¾ karbohidrat, ¾ lauk hewani dan nabati, ¾ sayur-sayuran, ¼ buah-buahan
50

d. ¼ karbohidrat, ¼ lauk hewani dan nabati, ¼ sayur-sayuran, ¼ buah-buahan

Sumber : Modifikasi dari berbagai literatur


Mamonto (2019), Simbolon (2019), Filayeti (2019)

SIKAP REMAJA

JAWABAN
NO PERNYATAAN SIKAP Sangat
Tidak Sangat
Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
Keluarga mendukung masa kehamilan
1. 1 2 3 4
dikonsultasikan kepada petugas kesehatan
1000 HPK penting karena memberi dampak besar
2. 1 2 3 4
pada kemampuan anak untuk tumbuh dan belajar
3. Tidak memantau pertumbuhan anak 4 3 2 1
4. ASI eksklusif diberikan pada usia 0-6 bulan 1 2 3 4
5. Stunting tidak dapat dicegah sejak dini 4 3 2 1
6. Remaja dianjurkan untuk minum zat besi (fe) 1 2 3 4
Makanan tidak perlu beragam asalkan banyak dan
7. 4 3 2 1
mengenyangkan
Remaja harus mengurangi porsi makan untuk
8. 4 3 2 1
mencegah obesitas
9. Asupan gizi tidak mempengaruhi berat badan 4 3 2 1
Sarana air bersih tidak mempengaruhi penyebab
10. 4 3 2 1
stunting
Gizi seimbang harus bisa diterapkan dalam
11. 1 2 3 4
kehidupan sehari-hari
Stunting merupakan masalah kesehatan yang harus
12. 1 2 3 4
segera dilakukan tindakan pencegahan
Anak dengan stunting akan mempunyai masa depan
13. 4 3 2 1
yang cerah
Status gizi dan kondisi remaja putri tidak
14. 4 3 2 1
berpengaruh terhadap kejadian stunting
Stunting merupakan salah satu bentuk gagal tumbuh
15. 1 2 3 4
mulai dari kehamilan sampai usia 2 tahun

Sumber : Modifikasi dari berbagai literatur


51

Mamonto (2019), Simbolon (2019), Ulfiatun (2020) MEDIA LETING


52

DOKUMENTASI
53

PRE-TEST

INTERVENSI KE-1

INTERVENSI KE-2
54

POSTTEST
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65

Anda mungkin juga menyukai