Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.

M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS
DI DUSUN SOKA SELOHARJO
BANTUL YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

1. Melani Anindia (20211330)


2. Widyawati (20211346)
3. Komah Satun (20211347)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTUL
YOGYAKARTA
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny M Dengan Diagnosa Medis

Diabetes Melitus Di Dusun Soka Seloharjo Bantul Yogyakarta ini telah disetujui

pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Dusun Soka, Februari 2024

Mahasiswa

Kelompok

Menytujui

Pembimbing Lahan

Agustiningsih S. Kep., Ns., M. Kep.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan
pada dengan Diagnosa Medis Diabetes Melitus Di Dusun Soka Seloharjo
Bantul Yogyakarta
Penulisan laporan asuhan keperawatan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi tugas Praktek Keperawatan Keluarga II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bantul, Yogyakarta.
Laporan asuhan keperawatan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak .... , selaku dukuh di Dusun Suko Seloharjo yang telah memberikan
arahan selama kegiatan laporan asuhan keperawatan ini.
2. Ibu Agustiningsih S. Kep., Ns., M. Kep. selaku pembimbing lahan yang
telah memberikan bimbingan, masukan, dan arahan dalam penyusunan
laporan asuhan keperawatan ini.
Semoga laporan asuhan keperawatan ini dapat memberikan ilmu,
informasi, pengetahuan, dan wawasan baru yang bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan asuhan keperawatan ini masih
banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun.

Bantul, 26 Februari 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidup tidak dapat dipisahkan oleh keluarga manapun dari keunikannya,
yang mencakup kekuatan dan kelemahannya. Tempat pertama dan terpenting
untuk memulai hidup dan berinteraksi dengan orang lain adalah keluarga.
Sebuah keluarga dianggap sebagai kerangka sosial yang secara fundamental
menggabungkan keyakinan, sensansi arah, aturan, posisi, dan pekerjaan
(Ratnawati, Wahyudi, and Zetira 2019).
Akhir-akhir ini penyakit yang banyak ditemukan dikeluarga, salah satunya
adalah Diabetes Melitus. Dimana gangguan metabolisme yang secara genetik
dan klinis dapat menyebabkan penyakit ini, yang bermanifestasi sebagai
peningkatan gula darah akibat defisiensi insulin baik absolut maupun relative.
Diabetes melitus dapat menyerang orang tua atau mereka yang memliki
riwayat keluarga dengan kondisi tersebut (Mugianti, Juwita, and Mulyadi
2019).
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin,
gangguan kerja insulin atau keduanya dapat menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (ADA dalam
R.A.Oetari, dkk, 2019).
Diabetes melitus mempengaruhi 463 juta orang diseluruh dunia
diantaranya pada usia 20 sampai dengan 79 tahun pada tahun 2019, terhitung
9,3% dari populasi global. IDF menilai prevalensi diabetes, berdasarkan
orientasi pada tahun 2019, yaitu 9% pada wanita 9,65% pada pria, prevalensi
diabetes dinilai meningkat seiring bertambahnya usia penduduk menjadi
19,9% atau 111,2 juta orang pada usia 65-79 tahun. Diperkirakan angka ini
terus meningkat, mencapai 578 juta pada tahun 2030 dan 700 juta pada tahun
2045. Ada 10 negara dengan jumlah korban terbesar didunia, yaitu Cina 116,4
juta orang, India 77 juta orang, AS 31 juta orang, ketiga Negara ini masuk
dalam 3 besar di tahun 2019. Dengan 10,7 juta orang yang terkena dampak,
Indonesia menempati urutan ketujuh dari sepuluh negara (IDF 2019). Penyakit
diabetes melitus menempati urutan keempat dalam kelompok Penyakit Tidak
Menular (PTM). (Setyawati, A, D., Ngo, T., Paradila, P ., & Andri 2020). Di
Indonesia, jumlah kasus meningkat setiap tahunnya.
Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi
diabetes pada penduduk dewasa Indonesia meningkat dari 6,9 persen pada
2013 menjadi 8,5 persen pada tahun 2018 (Kemenkes, 2018). Menurut Worlth
Health Organization (WHO), prevelansi diabetes di Indonesia akan meningkat
mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2018 (WHO, 2021).
Bagi penderita DM, peran dan dukungan keluarga sangat menentukan
keberhasilan pengobatan. Menurut Wijaya & Pradila (2019), dukungan
keluarga mancakup semua tindakan positif yang dilakukan oleh anggota
keluarga yang sakit atau mengalami masalah kesehatan. Kesehatan dan
kesejahteraan sosial penderita DM dapat dipengaruhi oleh penyakit dan
pengobatan yang mereka terima. Kualitas hidup, atau Quality of Life, adalah
ukuran dari suatu penyakit (Danmanik, E., Lubis, R., & Mutiara 2019). Pola
makan, aktivitas fisik, dan paparan asap rokok berpengaruh signifikan
terhadap prevalensi diabetes melitus. Pola makan yang sering beresiko adalah
pola makan yang sering dimakan diantaranya sumber 3 makanan yang tinggi
pati (nasi, roti, mie, dll), minuman manis dan daging berlemak (Wijayanti, S.
P. M., Nurbaiti , T. T., & Magfirooh 2020).
Berkaitan dengan data diatas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis
Ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan masalah kesehatan
Diabetes Melitus pada Ny. K di Dusun Suko Seloharjo Bantul Yogyakarta”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan kali ini adalah “Asuhan Keperawatan
pada Keluarga Ny K Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo
Bantul Yogyakarta”.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Penulis dapat memberikan asuhan keperawatan pada Keluarga Ny K
Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengkajian pada pasien Keluarga
Ny K Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo Bantul
Yogyakarta.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Keluarga
Ny K Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo Bantul
Yogyakarta.
c. Mahasiswa mampu membuat perencanaan keperawatan pada Keluarga
Ny K Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo Bantul
Yogyakarta.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan pelaksanaan asuhan keperawatan
pada masing-masing diagnosa keperawatan pada Keluarga Ny K
Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo Bantul Yogyakarta.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada
Keluarga Ny K Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo
Bantul Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pelayanan
Dapat menjadi bahan untuk menambah pengetahuan tenaga kesehatan
dengan penatalaksanaan pada Keluarga Ny K Dengan Diabetes Melitus Di
Dusun Soka Selohrjo Bantul Yogyakarta.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi pendidikan ilmu keperawatan sebagai bahan bacaan dan menambah
wawasan bagi mahasiswa kesehatan khususnya perawat dalam hal
penambah dan perkembangan pengetahuan tentang asuhan keperawatan
pada Keluarga Ny K Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo
Bantul Yogyakarta.
3. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dalam aplikasi yang lebih nyata di lapangan
dengan Keluarga Ny K Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo
Bantul Yogyakarta
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga mengetahui wawasan dan perawatan yang tepat pada
Keluarga Ny K Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo Bantul
Yogyakarta.
5. Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang informasi
mengenai asuhan keperawatan pada keluarga dengan Diabetes Melitus.

E. Ruang lingkup
Ruang lingkup dalam laporan ini adalah asuhan asuhan keperawatan pada
Keluarga Ny K Dengan Diabetes Melitus Di Dusun Soka Selohrjo Bantul
Yogyakarta dan dilakukan terhadap 1 pasien dengan masalah Diabetes
Melitus. Asuhan keperawatan ini dilakukan pada tanggal 26 Februari 2024 –
28 Februari 2024. Tempat pelaksanaannya adalah di Keluarga Ny K Dusun
Soka Selohrjo Bantul Yogyakarta.
F. Metode Penelitian
Metode penulisan laporan ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk
analisa masalah dengan pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif
dengan cara melalui wawancara, rekam medis, pemeriksaan fisik.

G. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan pada laporan ini adalah untuk memudahkan pembaca
memahami isi penulisan laporan maka penulisan mencantumkan sistematika
penulis yang terdiri dari lima bab, antara lain sebagai berikut:
1. BAB 1 Pendahuluan
Yang terdiri dari latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan penulisan,
Manfaat, Ruang lingkup, Metode penulisan, dan Sistematika
penulisan.
2. BAB II Tinjauan Teori
Yang terdiri dari pengertian, etiologi, manifestasi, klasifikasi,
patofisiologi, pathway, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan
medis dan keperawatan, komplikasi, prognosis serta konsep dasar
asuhan keperawatan.
3. BAB III Tinjauan kasus
Yang terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,
rencana asuhan keperawatan, implementasi dan evaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN
1. Data Dasar Keluarga

a. Nama Kepala Keluarga : Ny M

b. Usia : 78 Tahun

c. Agama : Islam

d. Pendidikan : SD

e. Pekerjaan : IRT

f. Alamat/ No Telp : Dusun Soka rt 03 Pundong Bantul

g. Komposisi Keluarga :-

h. Daftar Anggota Keluarga

No Nama J Hub. Umur Pendidikan Agama Pekerjaan


K Dgn
Keluarga
1. Ny. M P KK 78 Th SD Islam IRT

1
i. Genogram

j. Tipe Keluarga

Keluarga Ny. M adalah tipe keluarga nuclear family yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak. Ny.M memiliki 3 anak laki-laki dan 1 anak

perempuan, Namun, anak-anaknya sudah menikah dan tinggal bersama

istri/suami mereka.

k. Latar Belakang Budaya (Etnis)

Ny.M juga berasal dari suku Jawa, Yogyakarta. Bahasa yang

digunakan sehari hari adalah Bahasa Jawa, Ny.M sudah lama tinggal di

desa soka pundong bantul sejak menikah denan suaminya. Lingkungan

tempat tinggal pasien saat ini dikelilingi oleh orang-orang dengaan

suku yang sama yaitu jawa, yang memang kampung mereka sendiri.

Peran Ibu dan anak masih menganut kultur budaya Jawa, anak-

anak selalu mengikuti apa yang diperintahkan orang tuanya tanpa

berani membantah peran Ny.M saat ini sebagai Kepala Keluarga. Di

keluarga Ny.M yang mengambil keputusan adalah anak-anaknya.

Tetapi biasanya keputusan diambil setelah bermusyawarah dengan

Ny.M, dekorasi didalam rumah menggambarkan budaya Jawa. Ny.M

dan keluarganya jika sakit hanya dapat pergi kepuskesmas atau klinik

terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan mendapat pengobatan.

2
l. Identifikasi Nilai-Nilai Spriritual/Agama

Keluarga Ny.M beragama Islam dan menjalankan ajaran agama

seperti Shalat, Puasa dan Mengaji. Ny. M selalu mengikuti pengajian

di desanya setiap hari jumat.

m. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Penghasilan Ny.M didapatkan dari anak-anaknya dan Ny.M

mendapatkan perbulannya bantuan dari PKH sebesar Rp. 1.200.000.00

dan semua kebutuhan Ny.M dipenuhi secukup-cukupnya menggunakan

uang tersebut. Ny.M mengatakan tidak mempunyai tabungan, uang

yang di dapatkan habis untuk kebutuhan schari-hari.

n. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang

Ny.M sudah lama tidak melakukan rekreasi karena anak-anaknya

sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ny.M mengisi waktu

luangnya dengan berinteraksi dengan anak-anaknya, mengobrol

dengan tetangga, dan bercanda dengan cucunya.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Ny.M dalam tahap perkembangan keluarga usia tua .

Ny.M memiliki 3 anak laki-laki, dan 1 anak perempuan serta umur

anak-anaknya sudah lebih dari 20 tahun.

3
b. Tugas perkembangan sebagai berikut:

1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling

menyenangkan pasien

2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, seperti kehilangan

pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga

3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat

4) Melakukan live review masa lalu

Dari beberapa tugas keluarga di atas Ny.M sudah melakukan

tugas keluarga yang harus dipenuhi, mulai dari Mempertahankan

suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan

pasien, Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, seperti

kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga,

Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat,

Melakukan live review masa lalu.

3. Data Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang

tua Ny, M. Luas kira-kira 50 m2, rumah berupa permanen dan rumah

memiliki halaman luas, terdapat teras, tampak tanaman hias yang

ditanam dirumah serta pohon-pohon rindang di sekitar rumah. Secara

umum rumah tampak bersih, namun masih terlihat barang-barang yang

4
diletakkan tidak pada tempatnya. Rumah memiliki jendela dan jendela

dapat dibuka sehingga untuk ventilasi udara baik. Air bersih

didapatkan dari sumur pompa. Pembuangan air limbah langsung

dialirkan ke kali dan untuk pembuangan sampah ditimbun kemudian

dibakar.

Berikut denah rumahnya:


gudang dapur Ruang makan dan ruang
keluarga

Kamar Kamar 3
mandi

Kamar Kamar 2
mandi Ruang tamu

Kamar Kamar 1
mandi

Teras

b. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang

Lebih Luas

Lingkungan tempat tinggal keluarga Ny.M Sebagian besar

penduduknya merupakan penduduk asli dusun soka yang memang

sejak kecil sudah tinggal daerah tersebut. Lingkungan masih dalam

suasana kampung untuk menaiki kendaraan umum harus berjalan

5
terlebih dahulu ke jalan utama, dan harus menunggu lama untuk

mendapatkan bus antar kota. Keadaan jalan di lingkungan tempat

tinggal terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum lingkungan di

sekitar rumah masih terlihat kotor. Pengolahan sampah yang dikelola

dengan cara dibakar menyebabkan ketidaknyamanan di area tersebut

saat membakar sampah. Pelayanan kesehatan puskesmas dekat rumah

dengan jarak sekitar 2,8 km. Bisa diakses menggunakan kendaraan

pribadi. Mushola juga sangat dekat karena berada di lingkungan RT 04

dimana letak rumah NY.M berdekatan dengan RT 04.

c. Mobilitas Geografis Keluarga

Ny.M sudah lama tinggal di lingkungan Rt. 03 Dusun Soka. Dan

menetap dari sejak menikah dengan suaminya .

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Ny.M mengikuti kegiatan seperti posyandu lansia di lingkungan

sekitar rumahnya. Ny.M hanya berinteraksi dengan anak dan

tetangganya.

Ny.M mengatakan anaknya biasa berkunjung kerumahnya dan

berbincang-bincang. Ny.M jarang mengikuti kegiatan tentang

kesehatan. Ny.M hanya memeriksakan keadaan kesehatannya jika ia

mulai sakit ke klinik dan puskesmas jika obatnya sudah mulai habis.

e. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga

Hubungan Ny.M dengan masyarakat cukup baik, karena Ny.M

mampu berinteraksi di lingkungan sekitar. Ny.M memiliki jaringan

6
sosial keluarga seperti asuransi Kesehatan BPJS. Bisanya saat sakit

keluarga Ny.M hanya memeriksakan ke puskesmas atau ke klinik

terdekat dan melakukan control penyakit diabetesnya di puskesmas

setiap 1 bulan sekali.

4. Struktur Keluarga

a. Pola-Pola Komunikasi

Ny.M berkomunikasi dengan anak yang bertempat tinggal di

dekat rumahnya, pada pagi dan sore hari anaknya selalu menyiapkan

makan dan membereskan rumahnya. Anak yang bertempat tinggal di

luar kota terkadang 1 atau 2 minggu sekali ke rumah Ny.M. Hubungan

antara ibu dengan anak baik, terlihat dari anak Ny.M yang selalu

berkunjung ke rumahnya.

b. Struktur Kekuatan

Menurut Ny.M dirinya lebih dekat dengan anaknya yang tinggal

berdekatan dengannya, Ny.M mengambil keputusan setelah

sebelumnya bermusyawarah dengan anak-anaknya.

c. Struktur Peran

Ny.M berperan sebagai ibu dan kepala keluarga. Setiap hari

dirinya sudah tidak melakukan pekerjaan rumah seperti beberes rumah

dan memasak untuk sendiri. Ny.M sudah tidak bekerja, kadang

bermain bersama cicitnya, namun Ny.M juga kadang kesepian karena

tinggal sendiri, Ny.M dikunjungi oleh anaknya yang rumahnya dekat

7
setiap hari. Ny.M kadang mengobrol dengan tetangga dan mengikuti

kegiatan di dusun.

d. Nilai-nilai Keluarga

Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama

islam dan budaya Jawa. Nilai budaya Jawa yang mempengaruhi seperti

berperilaku sopan kepada orang yang lebih tua dan muda. Selalu

mengucapkan salam setiap ada yang berkunjung kerumah dan selalu

memberitahukan kekeluaranya apabila ingin pergi keluar rumah.

2. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif Keluarga

Keluarga Ny.M saling menyanyangi dan saling menghargai.

Ditunjukkan dengan sikap anaknya yang selalu mengunjunginya setiap

hari dan tidak membiarkan Ny. M bekerja di usia tuanya.

b. Fungsi Sosialisasi

Ny.M mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan

dirasakan baik, setiap memiliki waktu luang kerja Ny.M

menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan tetangga sekitar

rumahnya serta untuk mengikuti beberapa kegiatan.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting.

Keluarga juga mengatakan tidak memiliki waktu luang. Keluarga

8
Ny.M biasanya memeriksakan anggota keluarganya ketika merasa

sakit.

Ny.M pun memiliki diabetes mellitus, ia langsung ke puskesmas

Ketika obat diabetesnya sudah hamper habis. Ny. M sangat jarang

sekali dan hampir tidak pernah berolahraga.

3. Koping Keluarga

a. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)

Keluarga Ny.M mengatakan khawatir dengan keadaan Ny.M yang saat

ini mengalami kadar glukosa darah yang tinggi, dan melebihi batas

normal tetapi tidak ada tanda dan gejala yang dirasakan Ny.M.

b. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor

Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan

dengan berdiskusi dengan anak. Yang biasanya mengambil keputusan

tetap dari Ny.M atas persetujuan anak-anaknya.

c. Strategi adaptasi disfungsional

Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.

4. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)

Komponen Ny.M
Kepala Rambut dan kulit kepala bersih, warna putih,
lurus, tipis.
Distribusi menyebar rata
Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter
pupil + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva
tidak anemis, kornea anikterik, mengalami

9
penurunanan penglihatan.
Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji
penciuman baik
Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak
ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan
pada masteudeus, tidak ada serumen. Pasien dapat
mendengar dengan baik
Mulut Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris,
dapat bergerak ke kiri dan kekanan (N XII), tidak
pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, dan
manis dengan baik. Gigi tidak lengkap, karang
gigi (+).
Leher dan Tidak ada kesulitan menelan, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening (-) distensi vena
Tenggorokan
jugularis(-), tidak ada tanda radang
Dada Simetris, tidak ada nyeri tekan,tidak ada lesi, tidak
ada benjolan, pergerakan dinding sama antara
kanan dan kiri
Abdomen Simetris,Tidak ada nyeri tekan, kulit sawo mateng
dan merata, tidak ada inflamasi, tidak ada edema
Ekstermitas Gerakan tak terbatas, mampu fleksi/ ekstensi tanpa
rasa nyeri namun Ny.M kadang-kadang
mengalami kesemutan pada kedua tangan,
pinggang terasa nyeri, tidak ada benjolan, bengkak
(-), kemerahan (-), kekuatan otot normal mampu
menahan tahanan, refleks (+)
55555 55555
55555 55555
Kulit Turgor baik, CRT < 2 detik, tanda radang (-), sawo
matang, tekstur sedikit kasar.
Kuku Tidak ada yang panjang, terawat bersih,
sianosis(-), tanda radang (-)
Suhu tubuh 36, 2 o C, suhu akral: 36oC
BB 40 Kg
TB 150 Cm
TD 130/90 mmHg
Respirasi 22 x/Menit
Nadi 100 x/Menit

5. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga

10
Ny.M berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah
kesehatan yang ada didalam dirinya yang menderita Diabetes Melitus.

6. Fungsi Perawatan Kesehatan (Pengkajian Tahap II)


a. Masalah Kesehatan Keluarga pertama
Ny.M mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh
dirinya yang menderita Diabetes Melitus (Ketidakstabilan Glukosa
Dalam Darah) sejak 3 bulan yang lalu. Ny.M mengatakan kurang
mengetahui apa itu penyakit yang sedang dialaminya dan ia tidak
menegtahui jika harus selalu mengkonsumsi obat rutin untuk Diabetes
Melitus (Defisit pengetahuan), Ny.M sering merasakan nyeri pada
pingang pada pagi hari, nyeri hilang timbul, dengan sekala nyeri 5,
nyeri saat beraktivitas, nyeri terasa cekot-cekot. Ny.M juga
mengatakan kadang hampir terjatuh karena berkurangnya fungsi
penglihatannya (Resiko Jatuh, dibuktikan dengan katarak pada mata
kanan). Penataan ruangan dirumah pasien masih terlihat kurang rapih.
Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan
rumah yang permanen. Ventilasi udara yang baik terlihat dari jendela
yang dibuka. Namun, ada sedikit debu-debu yang menumpuk di
sekitaran sudut rumah.

ANALISA DATA
No. DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS: Ketidakstabilan ketidakmampuan
a. Pasien mengatakan kadar glukosa memodifikasi
kadang-kadang mengalami dalam darah lingkungan
kesemutan pada kedua
tangan

11
b. Pasien mengatakan gula
darahnya tinggi
c. Pasien mengatakan sering
buang air kecil terutama
saat malam hari lebih dari
4 kali

DO:
a. Pengisian kapiler <3 detik
b. TD: 130/90 mmHg,
RR:22x/meenit
c. GDS : 195 mg/dl

2. DS: Nyeri Kronis ketidakmampuan


a. Ny.M sering merasakan memodifikasi
nyeri pada pingang pada lingkungan
pagi hari, nyeri hilang
timbul, dengan sekala
nyeri 5, nyeri saat
beraktivitas, nyeri terasa
cekot-cekot.
b. Pasien mengatakan
terasa nyeri saat pagi
hari
c. Pasien mengatakan sulit
tidur karena nyerinya

DO :
a. Pasien tidak mampu
menuntaskan aktivitas
saat nyeri berlangsung

12
b. Kantung mata pasien
tampak gelap dan lesu
c. TD: 130/90 mmHg,
RR:22x/meenit
3. DS: Resiko Jatuh ketidakmampuan
a. Pasien mengatakan 15 pasien dalam
tahun yang lalu pernah memodifikasi
terjatuh saat di sawah dan lingkungan.
juga pernah terjatuh di
seruduk kambing.

DO:
b. Pasien tampak berjalan
dengan pelan
c. Lampu penerangan rumah
remang-remang
d. Lantai rumah licin
e. Pasien tinggal sendiri
sehingga tidak ada yang
mendampinginya saat
beraktivitas sehingga resiko
jatuhnya tinggi.

4. DS: Defisit ketidakmampuan


d. Pasien mengatakan tidak Pengetahuan pasien dalam
mengetahui tentang mengenali
penyakit yang dialaminya. masalah
e. Pasien tidak tau cara kesehatan
mencegah diabetes

13
f. Pasien mengatakan tidak
tau cara menurunkan gula
darahnya

DO:
a. Pasien tidak mampu
menjawab ketika ditanya
mengenai penyakitnya
b. Pasien tidak mengetahui
mengenai obat yang ia
konsumsi

SCORING
Diagnosa keperawatan keluarga 1
Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah dibuktikan dengan ketidakmampuan
memodivikasi lingkungan tentang masalah kesehatan terhadap dirinya yang sakit
No KRITERIA HITUNGAN BOBOT PEMBENARAN
.
1. Sifat masalah 3 1 Masalah ini
x1=1
3
Skala: merupakan aktual
Aktual 3 dilihat dari riwayat
Resiko 2 Ny.M yang masih
Keadaan sejahtera mengalami
diagnosa 1 peningkatan
glukosa darah
ditandai dengan
pasien mengatakan
kadang-kadang
kesemutan pada
tangan, Pasien

14
mengatakan gula
darahnya tinggi,
Pasien mengatakan
sering buang air
kecil terutama saat
malam hari lebih
dari 4 kali.
2. Kemungkinan masalah 1 2 Kemungkinan
x2=1
2
dapat diubah masalah dapat
Skala: diubah sebagian atau
Mudah 2 tidak mudah karena
Sebagian 1 keluarga pasien
Tidak dapat 0 tidak mampu
mengambil
Keputusan masalah
Kesehatan terhadap
keluarganya yang
sakit.
3. Potensial masalah 2 1 Potensial masalah
x1=1
3
dapat dicegah cukup dapat dicegah
Skala: karena masalah ini
Tinggi 3 sudah cukup lama
Cukup 2 dan baru diketahui 3
Rendah 1 bulan yang lalu.
Ny.M berkeinginan
untuk memeriksakan
setiap obatnya mau
habis dan keluarga
ikut mendampingi
saat pasien mau
periksa.

15
4. Menonjolnya masalah 2 1 Menonjolnya
x1=1
2
Skala: masalah ini sudah
- masalah dirasakan dirasakan dan harus
dan harus segera segera ditangani
ditangani 2 karena Ny.M tidak
- ada masalah tetapi merasakan gejala
tidak harus segera dalam waktu yang
ditangani 1 cukup lama namun
- masalah tidak Ny.M gejala yang ia
dirasakan 0 rasakan sehingga
glukosa darah tidak
terkontrol.
JUMLAH 4

Diagnosa keperawatan keluarga 2


Nyeri Kronis dibuktikan dengan ketidakmampuan memodivikasi lingkungan
No KRITERIA HITUNGAN BOBOT PEMBENARAN
.
1. Sifat masalah 3 1 Ny.M mengatakan nyeri
x1=1
3
Skala: pada Ny.M sering
Aktual 3 merasakan nyeri pada
Resiko 2 pingang pada pagi hari,
Keadaan sejahtera nyeri hilang timbul,
diagnosa 1 dengan sekala nyeri 5,
nyeri saat beraktivitas,
nyeri terasa cekot-cekot.
Pasien mengatakan
terasa nyeri saat pagi
hari.
Pasien mengatakan sulit
tidur karena nyerinya

16
2. Kemungkinan 1 2 Ny.M mengatakan
x2=1
2
masalah dapat bahwa nyeri yang
diubah dirasakan sudah cukup
Skala: lama dan timbul saat
Mudah 2 pagi hari.
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah 2 1 Masalah ini sudah lama
x1=1
3
dapat dicegah Ny.M berkeinginan agar
Skala: ia bisa mengurangi rasa
Tinggi 3 nyerinya dengan
Cukup 2 mengurangi aktivitas
Rendah 1 yang berlebihan.
4. Menonjolnya 2 1 Ny.M mengatakan nyeri
x1=1
2
masalah punggung ketika
Skala: terlambat makan dan
- masalah dirasakan mempunyai Riwayat
dan harus segera asam lambung, nyeri
ditangani 2 terasa seperti diremas-
- ada masalah tetapi remas, skala 5, nyeri
tidak harus segera hilang timbul dan tidak
ditangani 1 menjalar
- masalah tidak
dirasakan 0
JUMLAH 4

Diagnosa keperawatan keluarga 3


Resiko Jatuh dibuktikan dengan ketidakmampuan pasien dalam memodifikasi
lingkungan.
N KRITERIA HITUNGAN BOBOT PEMBENARAN
O

17
1. Sifat masalah 3 1 Sifat masalahnya adalah
x1=1
3
Skala: aktual, dibuktikan
Aktual 3 dengan kondisi Ny.M
Resiko 2 mengalami gangguan
Keadaan sejahtera penglihatan akibat
diagnosa 1 katarak selama kurang
lebih 2 tahun.
2. Kemungkinan 1 2 Kemungkinan masalah
x2=1
2
masalah dapat ini Sebagian dapat
diubah diubah atau tidak mudah
Skala: karena keluarga pasien
Mudah 2 tidak mampu mengambil
Sebagian 1 keputusan dengan
Tidak dapat 0 keadaan Ny.M sekarang.

3. Potensial masalah 1 1 Potensial masalah dapat


x1=1
1
dapat dicegah dicegah rendah karena
Skala: pasien terkendal pada
Tinggi 3 saat melakukan
Cukup 2 pemeriksaan yang harus
Rendah 1 dilakukan secara rutin
4. Menonjolnya 2 1 Menonjolnya masalah
x1=1
2
masalah dirasakan dan harus
Skala: segera ditangani
- masalah dirasakan dibuktikan dengan
dan harus segera terlihatnya katarak yang
ditangani 2 semakin mnyebar di
- ada masalah tetapi area bola mata pasien
tidak harus segera
ditangani 1
- masalah tidak

18
dirasakan 0
JUMLAH 4

Diagnosa keperawatan keluarga 4


Defisit pengetahuan dibuktikan dengan ketidakmampuan pasien dalam mengenali
masalah kesehatan
No KRITERIA HITUNGAN BOBOT PEMBENARAN
.
1. Sifat masalah 3 1 Sifat masalahnya adalah
x1=1
3
Skala: aktual, dibuktikan
Aktual 3 dengan kondisi Ny.M
Resiko 2 yang mengalami
Keadaan sejahtera masalah kesehatan
diagnosa 1 sudah cukup lama dan
terlambatnya
penanganan pada pasien.
2. Kemungkinan 1 2 Kemungkinan masalah
x2=1
2
masalah dapat ini Sebagian dapat
diubah diubah atau tidak mudah
Skala: karena keluarga pasien
Mudah 2 tidak mampu
Sebagian 1 mengambil keputusan
Tidak dapat 0 dengan keadaan Ny.M
sekarang.

19
3. Potensial masalah 1 1 Potensial masalah dapat
x1=1
1
dapat dicegah dicegah cukup karena
Skala: Ny.M mau untuk
Tinggi 3 mengikuti anjuran dan
Cukup 2 pasien mau
Rendah 1 mendengarkan apa yang
dijelaskan.
4. Menonjolnya 2 1 Menonjolnya masalah
x1=1
2
masalah dirasakan dan harus
Skala: segera ditangani
- masalah dirasakan dibuktikan dengan
dan harus segera bebraapa masalah pada
ditangani 2 saat pengkajian terlihat
- ada masalah tetapi mulai dari pasien yang
tidak harus segera kurang mengetahui
ditangani 1 tentang penyakitnya dan
- masalah tidak cara meminum obat
dirasakan 0
JUMLAH 4

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Skor


1. Perfusi perifer tidak efektif dibuktikan dengan ketidakmampuan pasien dalam
mengambil keputusan masalah kesehatan terhadap dirinya yang sakit
2. Nyeri Kronis dibuktikan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
3. Resiko Jatuh dibuktikan dengan ketidakmampuan pasien dalam memodifikasi
lingkungan.
4. Defisit pengetahuan dibuktikan dengan ketidakmampuan pasien dalam
mengenali masalah kesehatan

20
Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan Keluarga

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Evaluasi Rencana Tindakan
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Perfusi perifer tidak efektif Perfusi perifer Setelah 3 kali Respon 1. Pasien Perawatan Sirkulasi:
berhubungan dengan (L.02011) kunjungan Verbal mampu (I.02079)
ketidakmampuan pasien Setelah dilkukan diharapkan dan motorik mengidentifi O:
dalam mengambil tindakan 3 kali pasien mampu kasi tekanan 1. Identifikasi faktor resiko
keputusan masalah kunjungan memanfaatkan darahnya gangguan sirkulasi (mis:
kesehatan terhadap dirinya diharapkan perfusi fasilitas pada saat perokok, hipertensi,
yang sakit perifer meningkat kesehatan kembali orangtua)
dengan kriteria hasil: 2. Pasien dapat E:
1. Parastesia menjelaskan 1. Anjurkan berolahraga
menurun 5 penyebab rutin
2. Kram otot tekanan
menurun 5 darahnya
3. Nyeri kembali
ekstremitas 3. Pasien
menurun 5 memahami
4. Akral membaik penyakitnya
5 dan
5. Tekanan darah memiliki
sistolik minat dalam
membaik 5 proses
6. Tekanan darah penurunan
diastolik tekanan
membaik 5 darahnya
2. Nyeri Kronis dibuktikan Tingkat Nyeri Setelah 3 kali Respon 1. Pasien dapat Manajemen nyeri (I.08238)
dengan ketidakmampuan (L.08066) kunjungan Verbal mengidentifi O:
keluarga dalam merawat Setelah dilakukan diharapkan dan Motorik kasi 1. Identifikasi lokasi,
anggota keluarga yang tindakan keluarga bagaimana karakteristik, durasi,
sakit keperawatan 3 kali pasien mampu nyeri frekuensi, kualitas dan
kunjungan melaukan dan kembali intensitas nyeri.
diharapkan Tingkat memperhatika 2. Pasien dapat 2. Identifikasi skala nyeri.
nyeri menurun n anggota memberikan 3. Identifikasi respon nyeri
dengan kriteria hasil : keluarganya respon nyeri non verbal
1. Keluhan nyeri yang sakit 3. Pasien T;
menurun 5 mampu 4. Berikan teknik non

1
2. Kesulitan tidur mendapatka farmakologi.
menurun 5 n terapi E:
3. Pola tidur secara non 1. Jelaskan strategi
membaik 5 farmakologi meredakan nyeri.
4. Pasien dapat
mengerti
cara
meredakan
nyeri

3. Resiko Jatuh dibuktikan Tingkat jatuh Setelah 3 kali Respon 1. Pasien Pencegahan Jatuh (I.14540)
dengan ketidakmampuan (L.14138) kunjungan Verbal mampu O:
pasien dalam Setelah dilakukan diharapkan dan motorik menjelaskan apa 1. Identifikasi faktor resiko
memodifikasi lingkungan. tindakan pasien dapat yang ia alami jatuh
keperawatan selama memodifikasi selama 2. Identifikasi faktor
3 kali kunjungan lingkungan berkurangnya lingkungan yang
diharapkan Tingkat agar menjadi penglihatannya meningkatkan resiko
jatuh menurun lebih aman 2. pasien dapat jatuh
dengan kriteria hasil : agar resiko meminimalisir T:

2
1. Jatuh saat jatuh untuk terjadinya 3. Gunakan alat bantu
berjalan menurun berkurang jatuh pada saat berjalan
5 beraktifitas. E:
2. Jatuh saat duduk 3. pasien 4. Anjurkan memanggil
5 mampu perawat jika membutuhkan
3. Jatuh saat menghindar bantuan untuk berpindah
dikamar mandi 5 lingkungan 5. Anjurkan menggunakan
yang bisa saja alas kaki yang tak licin
dapat 6. Anjurkan berkonsentrasi
membahayakan untuk menjaga
nya. keseimbangan tubuh
5. Pasien dan
keluarga dapat
memahami apa
saja penyebab
dan kebiasaan
yang beresiko
jatuh.

3
4. Defisit pengetahuan Tingkat Pengetahuan Setelah Respon 1. Pasien Edukasi Kesehatan (I.12383)
dibuktikan dengan (L.12111) dilakukan 3 Verbal dan mampu O:
ketidakmampuan pasien Setelah dilakukan kali kunjungan Motorik memahami dan 1. Identifikasi kesiapan dan
dalam mengenali masalah tindakan diharapkan mengerti kemampuan menerima
kesehatan keperawatan selama pasien dapat mengenai informasi
3 kali kunjungan memahami, penyakitnya 2. Identifikasi faktor-faktor
diharapkan Tingkat mengingat dan 2. Pasien dapat yang dapat meningkatkan
pengetahuan menerpakan mengidentifiksi dan menurunkan motivasi
meningkat dengan apa saja yang resiko-resiko perilaku hidup bersih dan
kriteria hasil : penting dalam apabila tidak sehat
1. Kemampuan mengenali menghindari T:
menjelaskan masalah hal-hal yang 3. Sediakan materi dan media
tentang suatu kesehatan memyebabkan Pendidikan Kesehatan
topik meningkat penyakitnya 4. Jadwalkan Pendidikan
5 kembali Kesehatan sesuai
2. Pernyataan 3.Pasien mampu kesepakatan
tentang masalah menjelaskan 5. Berikan kesempatan untuk
yang dihadapi kembali apa bertanya

4
menurun 5 yang sudah ia E:
3. Persepsi yang pahami dan 6. Jelaskan faktor resiko yang
keliru terhadap pelajari dari dapat mempengaruhi
masalah menurun pemaparan Kesehatan
5 materimoleh 7. Ajarkan perilaku hidup
petugas sehat
Kesehatan 8. Ajarkan strategi yang
4. Pasien dapat digunakan yang
berkeinginan dapat digunakan untuk
untuk meningkatkan perilaku
menjelaskan hidup bersih dan sehat
pola hidup sehat
sesuai anjuran.

5
Implementasi

Tanggal Dan No. Implementasi Evaluasi Paraf


Waktu Dx
Senin, 05 1.1 15.00 WIB S: Pasien mengatakan jika merasakan sakit pada
Februari 2024 1. Melakukan pengenalan kepada pasien lehernya yang tak tertahankan ia baru memeriksa ke
2. menjelaskan maksud dan tujuan dari klinik. Pasien mengatakan ia tadi siang merasa
ingin dilakukannya pemeriksaan kesemutan pada kaki dan tangannya namun sekarang
15.10 WIB sudah berkurang karena ia sudah minum obat darah
1. Melakukan pengecekan tanda-tanda tinggi dari klinik. Pasien mengatakan ia memiliki
vital pasien BPJS.
2. Menanyakan keluhan pasien yang
dirasakan saat ini. O: Ny.M kooperatif
15.25 WIB Tanda-tanda vital didapatkan
1. Menanyakan pada pasien apakah ia TD: 157/90 mmHg
memiliki BPJS atau tidak RR: 20x/menit
2. Menanyakan apakah pasien rutin
untuk memeriksaan kesehatannya ke A: Masalah belum teratasi

6
pusat pelayanan terdekat atau tidak 1. Parastesia menurun 3
2. Kram otot menurun 3
(Tim) 3. Akral membaik 1
4. Tekanan darah sistolik membaik 1
5. Tekanan darah diastolik membaik 2

P: Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
(mis: perokok, hipertensi, orangtua)
2. Anjurkan berolahraga rutin
(Tim)
Selasa, 06 1.2 15.10 WIB S: Ny.M mengatakan tidak pernah merokok. Ny.M
Februari 2024 Menanyakan pasien tentang riwayat mengatakan ia mengalami hipertensi sejak 10 tahun
merokok dan penyakit yang sedang dialami yang lalu. Ny.M mengatakan ia jarang mengikuti
sudah berapa lama senam lansia karena tidak ada yang mengantar dan
mengajak dirinya untuk mengikuti kegiatan tersebut.
15.20 WIB Pasien mengatakan kaki dan tangannya sudah tidak
1. Menanyakan keluhan pasien yang kesemutan.
dirasakan saat ini

7
2. Mengecek tanda-tanda vital pasien O: Pasien kooperatif, pasien mampu menjawab
pertanyakan yang diberikan
15.28 WIB TD: 150/89 mmHg
1. Meminta pasien untuk mengikuti RR: 29x/menit
senam lansia setiap minggu sekali S: 36, 5OC, akral 36,5oC
2. Menjelaskan kepada pasien
pentingnya minum obat sesuai A: Masalah teratasi sebagian
anjuran dokter dan tidak perlu ragu 1. Parastesia menurun 4
ke rumah sakit atau klinik terdekat 2. Kram otot menurun 4
untuk mendapatkan penanganan 3. Akral membaik 5
medis 4. Tekanan darah sistolik membaik 2
(Tim) 5. Tekanan darah diastolik membaik 3

P: Lanjutkan intervensi
Pemantauan tanda-tanda vital pasien
(Tim)
Rabu, 07 1.3 15.15 WIB S ; Ny.M mengatakan ia sudah paham dan mengerti
Februari 2024 Menanyakan pada pasien mengenai tentang patuh minum obat dan tidak perlu tragu kalo
penjelasan yang sudah dijelaskan pada mau periksa ke rumah sakit ataupun klinik terdekat

8
pertemuan sebelumnya karena pakai BPJS jadi tidak di pungut biaya.

O : Pasien kooperatif, pasien mampu menjawab


15.20 WIB pertanyaan yang diberikan. TD : 140/85 mmHg, S:
Mengecek tanda-tanda vital pasien 36,7oC, RR : 20x/menit

15. 30 WIB A : Masalah teratasi sebagian


Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien 1. Parastesia menurun 5
saat ini 2. Kram otot menurun 5
3. Akral membaik 5
(Tim) 4. Tekanan darah sistolik membaik 3
5. Tekanan darah diastolik membaik 4

P : Lanjutkan intervensi
Pertahankan kepatuhan pasien dalam pemeriksaan
kesehatan
(Tim)
Senin, 05 2.1 15.18 WIB S: Pasien mengatakan semalem ia sulit tidur karena
Februari 2024 1. Menanyakan pada pasien tempat, asam lambungnya kambuh, skala 4, seperti diremas-

9
seperti apa, berapa lama dan berapa remas, tidak menjalar, secara terus menerus
kali nyeri yang dirasakan pasien O: Pasien kooperatif, pasien mampu menjawab
2. Menanyakan pada pasien skala nyeri pertanyaan yang diberikan
yang dirasakan sambil memperhatikan A: Masalah belum teratasi
mimic wajah pasien untuk membantu 1. Keluhan nyeri menurun 2
menentukan skala nyeri 2. Kesulitan tidur menurun 2
3. Pola tidur membaik 1
15. 28 WIB
1. Menjelaskan cara-cara meredakan nyeri P: Lanjutkan intervensi
pada pasien 1. Identifikasi skala nyeri.
2. Mengajarkan pada pasien teknik napas 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
dalam untuk membantu mengurangi 3. Berikan teknik non farmakologi.
nyeri yang dirasakan 4. Jelaskan strategi meredakan nyeri
(Tim)
(Tim)
Selasa, 06 2.2 15.00 WIB S: Pasien mengatakan semalem sudah bisa tidur karena
Februari 2024 1. Menanyakan pada pasien tempat, nyeri di lambungnya sudah menurun, skala 2, seperti
seperti apa, berapa lama dan berapa diremas-remas, tidak menjalar, secara hilang timbul.
kali nyeri yang dirasakan pasien Pasien mengatakan sudah menerapkan teknik napas

10
2. Menanyakan pada pasien skala nyeri dalam.
yang dirasakan sambil memperhatikan
mimic wajah pasien untuk membantu O: Pasien kooperatif. Pasien mampu menjawab
menentukan skala nyeri pertanyaan yang diberikan. Pasien mampu melakukan
teknik napas dalam
15. 28 WIB
1. Menjelaskan cara-cara meredakan nyeri A: Masalah teratasi Sebagian
pada pasien 1. Keluhan nyeri menurun 3
2. Mengajarkan pada pasien teknik napas 2. Kesulitan tidur menurun 3
dalam untuk membantu mengurangi 3. Pola tidur membaik 4
nyeri yang dirasakan
(Tim) P: Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi skala nyeri.
2. Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Berikan teknik non farmakologi.
4. Jelaskan strategi meredakan nyeri
(Tim)
Rabu, 07 2.3 15.00 WIB S: Pasien mengatakan semalem sudah bisa tidur karena
Februari 2024 3. Menanyakan pada pasien tempat, asam lambungnya kambuh, skala 2, seperti diremas-

11
seperti apa, berapa lama dan berapa remas, tidak menjalar, secara hilang timbul
kali nyeri yang dirasakan pasien
4. Menanyakan pada pasien skala nyeri O: Pasien kooperatif. Pasien mampu menjawab
yang dirasakan sambil memperhatikan pertanyaan yang diberikan
mimic wajah pasien untuk membantu
menentukan skala nyeri A: Masalah teratasi Sebagian
4. Keluhan nyeri menurun 3
15. 28 WIB 5. Kesulitan tidur menurun 3
3. Menjelaskan cara-cara meredakan nyeri 6. Pola tidur membaik 4
pada pasien
4. Mengajarkan pada pasien teknik napas P: Lanjutkan intervensi
dalam untuk membantu mengurangi 5. Identifikasi skala nyeri.
nyeri yang dirasakan 6. Identifikasi respon nyeri non verbal
7. Berikan teknik non farmakologi.
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri
(Tim) (Tim)
Senin, 05 3.1
Februari 2024
Selasa, 06 3.2

12
Februari 2024
Rabu, 07 3.3
Februari 2024
Senin, 05 4.1
Februari 2024
Selasa, 06 4.2
Februari 2024
Rabu, 07 4.3
Februari 2024

13
Ratnawati, Diah, Chandra Tri Wahyudi, and Geby Zetira. 2019. “Dukungan Keluarga Berpengaruh Kualitas Hidup Pada Lansia
Dengan Diagnosa Diabetes Melitus.” Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia 9(02): 585– 93
Mugianti, Sri, Ani Juwita, and Arif Mulyadi. 2019. “Upaya Keluarga Dalam Membantu Klien Diabetes Menjalankan Pengelolaan
Diabetes Melitus Tipe 2.” Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery) 6(2): 181– 88.
Oetari, R.A. 2019. Khasiat Obat Tradisional Sebagai Antioksidan Diabetes. Yogyakarta: Rapha Publishing.
IDF. 2019. “International Diabetes Federation.” In the Lancet 266(6881).
Setyawati, A, D., Ngo, T., Paradila, P ., & Andri, J. 2020. “Obesity and Heredity for Diabetes Mellitus among Elderly.” JOSING :
jounal os Nursing and Health 1(1): 26–30
WHO. 2021. “DM.” Diabetes Militus.
Wijayanti, S. P. M., Nurbaiti , T. T., & Magfirooh, A. F. A. 2020. “Analisis Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II Di
Wilayah Pedesaan.” Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 15(1): 16.
Danmanik, E., Lubis, R., & Mutiara, E. 2019. “Relationship Between Family Support and Quality of Life Among Type 2 Diabetes
Militus.” International Journal Of Public Health and Clinical Science 6(6): 50–61.

14

Anda mungkin juga menyukai