Anda di halaman 1dari 14

HIPOSPADIA

Disusun oleh :
1.Galuh Oktaviani Dyah Palupi (20211324)
2.Merlyn Pentarf Agam ( 20211329)
3.Puput Awjurni (20211334)
Definisi

Hipospadia merupakan suatu kelainan congenital yang dapat dideteksi


ketika atau segera setelah bayi lahir, istilah hipospadia menjelaskan
adanya kelainan pada muara uretra pria. Kelainan hipospadia lebih sering
terjadi pada muara uretra, biasanya tampak disisi ventral batang penis.
Seringkali, kendati tidak selalu, kelainan tersebut diasosiasikan sebagai
suatu chordee, yaitu istilah untuk penis yang melengkuk kebawah.
(Speer,2007:168)
Klasifikasi

Hipospadia biasanya diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomi meatus


urethra :

 (1) anterior atau hipospadia distal (meatus urethra terletak di gland penis),
pada hipospadia derajat pertama ini letak meatus urethra eksterna dapat dibagi
menjadi 3 bagian yaitu hipospadial sine (curvatura ventral penis dengan letak
meatus urethra eksterna normal, jenis ini sering dianggap hipospadia yang
bukan sebenarnya), glandular (letak meatus ekterna hanya turun sedikit pada
bagian ventral gland penis), dan sub-coronal (letak meatus urethra eksterna
terletak di sulcus coronal penis).
(2) Middle shaft atau intermediate hipospadia, yang disebut hipospadia
derajat dua, juga dapat dibagi berdasar letak meatus urethra menjadi distal
penis, mid-shaft, dan tipe proksimal.
(3) Hipospadia posterior atau proksimal atau derajat tiga dibagi menjadi
penoscrotal (meatus urethra di antara pertemuan basis penis dan
scrotum), scrotal (meatus urethra eksterna di scrotum), dan perineal
(meatus urethra eksterna di bawah scrotum dan pada area perineum)
Komplikasi
Jika tidak diobati, hipospadia dapat mengakibatkan:
a.Penampilan penis yang tidak normal
b.Kelengkungan penis yang tidak normal dengan ereksi
c.Masalah dengan gangguan ejakulasi

Jika tidak ditangani, hipospadia dapat menyebabkan masalah di


kemudian hari, seperti:

•Kesulitan dalam berhubungan seksual. Pada pria dengan


hipospadia, bentuk penis saat ereksi dapat tidak normal, serta
dapat memiliki masalah terkait ejakulasi
•Kesulitan berkemih ketika berdiri
•Bentuk penis abnormal
Jenis jenis hispospadia
Distal atau granular

Midshaft

Penoscrotal

Perineal
Penyebab Anak
Mengalami Hipospadia

Menurut dokter spesialis anak, dr.Melisa Anggraeni, M.Biomed, Sp.A, hipospadia


biasanya ditemukan di awal dan bisa diamati sejak bayi lahir. Beberapa pasien dengan
kondisi ini bisa disertai kelainan genetik lain atau hormonal
kelainan penis ini disebabkan oleh kerusakan hormon. Ketika penis berkembang dalam
kandungan, hormon tertentu akan memainkan penting untuk membentuk uretra dan kulup.
Kelainan kongenital
hipospadia
1.Faktor genetik, yakni ada riwayat keturunan yang pernah
mengalami masalah ini.

2.Usia ibu hamil di atas 35 tahun berisiko melahirkan bayi


dengan kelainan kongenital, seperti hipospadia. Wanita usia di
atas 35 tahun dikaitkan dengan sel telur yang kurang bagus.

3.Penyakit penyerta atau komorbid, seperti diabetes melitus atau


obesitas.

4.Paparan tambahan, seperti paparan bahan kimia selama


kehamilan.

5.Berat badan lahir bayi rendah


Tanda dan Gejala Hipospadia

•Bagian kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis.


•Sebagian pria akan memiliki penis melengkung saat ereksi.
•Memiliki aliran kencing yang tidak normal sehingga harus
duduk saat berkemih.
Pemeriksaan penunjang

1. Rongten
2. USG sistem kemih kelamin
3. BNO-IVP karena biasanya pada hipospadia juga
disertai dengan kelainan kongenital ginjal
4. Kultur urine (anak – hipospadia)
Penatalaksanaan

Penanganan hipospadia dilakukan dalam 2 tahapan :


1.Operasi reseksi chorda (chordectomy atau release chorda)
a) Bertujuan aar penis tidak melengung ketika ereksi.
b) Tahap pertama dilakukan pada usia 2 tahun dapat ditunda ), dengan syarat dilakukan tes endokrinologi
anak (kadar hormon testoteron) terlebih dahulu karena pada hipospadia biasanya disertai undescensus testis.
3) Jika kadar hormon rendah sebaiknyya segera di operasi bila normal maka operasi dapat di tunda 6 bulan
lagi.

2 Uretroplasty
a) Dilakukan 6 bulan setelah chordectomy untuk menempatkan OE pada tempatnya
b) Sebelum usia 4 tahun seluruh tahapan operasi harus selesai, karena bila tidak dapat
menyebabkan gangguan psikis anak
Pencegahan

Pencegahan
Ibu hamil dapat mengurangi risiko bayinya
terkena hipopspadia dengan menerapkan
gaya hidup sehat
seperti:

•Tidak merokok atau minum alkohol


•Mempertahankan berat badan ideal
•Mengonsumsi asam folat (sekitar 400
sampai 800 mikrogram per hari) ketika hamil
•Melakukan pemeriksaan kehamilan rutin
Pengobatan

Cara mengobati hipospadia bergantung pada tipe atau jenis kelainan yang terjadi pada
penderita. Umumnya, penanganannya dilakukan melalui operasi untuk memperbaiki
kelainan.Operasi tersebut sidebut urethroplasty atau meatoplasty, atau glanuloplasty.
Prosedur ini dilakukan saat penderita berusia 3-18 bulan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai