Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

Praktik Profesi Ners (PPN) Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Kasus

Diabetes Melitus

Oleh Kelompok 6 :

Apriliani Nur Aisiyah


Ani Astria
Odi Irawan
Mega Aurora
Mia Amelia
Ricky Ardiansyah
Sela Putri Adelita

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
T.A. 2021/2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS (PPN)


KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.M DENGAN KASUS


DIABETES MELITUS TIPE II DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA
KOTA BENGKULU TAHUN 2021

Laporan Ini Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Stase


Keperawatan Gerontik Dalam Praktek Profesi Ners

DISUSUN OLEH:

Apriliani Nur Aisiyah


Ani Astria
Odi Irawan
Mega Aurora
Mia Amelia
Ricky Ardiansyah
Sela Putri Adelita

Menyetujui:
Bengkulu, Oktober 2021
Preceptor Akademik

(S. Pardosi,. S.Kp., M.Si (Psi) )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

ii
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDKAN PROFESI NERS
TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya
selaku penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan keperawatan gerontik
dalam Praktek Profesi Ners semester ini.
Laporan ini disusun dari berbagai sumber referensi yang relevan, baik buku-
buku diktat kedokteran dan keperawatan, artikel-artikel nasional dan internasional
dari internet dan lain sebagainya. Semoga saja laporan ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis sendiri khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Tentu saja sebagai manusia, penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan. Dan
penulis menyadari laporan yang dibuat ini jauh dari sempurna. Karena itu penulis
merasa perlu untuk meminta maaf jika ada sesuatu yang dirasa kurang.
Penulis mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritikan demi
perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan - kesalahan dapat
diperbaiki di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bengkulu, Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………...i
Lembar Pengesahan……………………………………………………………..ii
Kata Pengantar………………………………………………………………….iii
Daftar Isi………………………………………………………………………....iv
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………1
a. Latar Belakang……………………………………………………………1
b. Tujuan…………………………………………………………………….2
c. Manfaat…………………………………………………………………...3
Bab II Tinjauan Pustaka……………..…………………………………………4
a. Konsep Lansia…………………………………………………………….4
b. Konsep Penyakit Diabetes Melitus……………………………………….6
c. Konsep Asuhan Keperawatan……………………………………………10
Bab III Tinjauan Kasus………………………………………………………...15
Bab IV Pelaksanaan dan Hasil………………………………………………...30
Bab V Penutup……………………………………………………………….…32
a. Kesimpulan………………………………………………………………32
b. Saran……………………………………………………………………..32
Daftar Pustaka………………………………………………………………….33
Lampiran………………………………………………………………………..34

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan
Bare, 2016). Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau
gangguan metabolik dengan karakteristik hipeglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua –duanya ( ADA,2017).
Data World Health Organization(2015) telah mencatat Indonesia
dengan populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia
dalam hal jumlah penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan
Amerika Serikat. Bahkan Kementerian Kesehatan menyebut prevalensi
diabetes mencapai 14,7% di perkotaan dan 7,2 % di pedesaan. Dengan
asumsi penduduk berumur di atas 20 tahun pada 2010 mencapai 148 juta
jiwa, diperkirakan ada 21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga desa
menderita diabetes.
Menurut American Diabetes Asociation (ADA,2015), DM dapat di
klasifikasikan menjadi beberapa tipe yakni, DM tipe 1, DM tipe 2,Dm
gestasional. Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu jenis
yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 90-95%. Dimana faktor
pencetus dari DM tipe 2 yakni berupa obesitas, mengosumsi makanan
instan,terlalu banyak makan karbohidrat, merokok dan stres, kerusakan
pada sel prankreas dan kelainan hormonal.
Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2015
terdapat 415 juta (8,8%) penderita DM di seluruh dunia dan diprediksikan
angka tersebut akan terus bertambah menjadi 642 juta (10,4%) penderita
DM tahun 2040. Sedangkan jumlah estimasi penyandang DM di Indonesia
diperkirakan sebesar 10 juta yang menempatkan Indonesia dalam urutan
ke-7 tertinggi di dunia bersama China, India, Amerika Serikat, Brazil,
Rusia, dan Meksiko (IDF, 2015).

1
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2018,prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia berdasarkan wawancara
yangterdiagnosis dokter sebesar 2,5% .DM terdiagnosis dokter atau gejala
sebesar 3,0 %. (Kemenkes, 2018). Sementara di Propinsi Bengkulu
diperkirakan kasus diabetes mellitus mencapai sebanyak 0,91%.
Peran perawat terhadap penyakit Diabetes Melitus adalah memberikan
asuhan keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya
kuratif yaitu memberikan pengobatan kepada pasien berdasarkan
pementauan diatas, penulis tertarik mengambil kasus Asuhan Keperawatan
pada Ny.M dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di panti sosial Tresna Wherda
Kota Bengkulu.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan penulis dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan
asuhan keperawatan yang bermutu pada pasien diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai penulis setelah pelaksaan asuhan
keperawatan adalah :
a. Mampu memahami konsep teori asuhan keperawatan pada pasien
diabetes mellitus
b. Mampu melakukan pengkajian dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien diabetes melitus
c. Mampu menerapkan diagnosa keperawatan pada pasien diabetes
mellitus
d. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien diabetes
melitus
e. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dan
mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus
f. Mampu melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada pasien
diabetes mellitus
C. Manfaat
2
1. Bagi penulis Bagi
Penulis sendiri dapat memberikan pengetahuan, pengalaman dan
mengembangkan kemampuan penulisdalam menyusun laporan ini.
2. Pelayanan Kesehatan
Sebagai masukan bagi petugas kesehatan khususnya dalam
mengambil keputusan dibidang pelayanan kesehatan khususnya
promosi kesehatan mengenai Diabetes melitus.
3. Institusi Pendidikan
Laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan reverensi bagi
penulisan selanjutnya.
4. Bagi Mahasiswa
Laporan ini dapat menjadi referensi dan rujukan dalam
pembuatan ataupun pengaplikasian asuhan keperawatan gerontik
dengan pasien diabetes mellitus.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari (Ratnawati, 2017).
2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho (2017) :
a. Young old (usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (usia 70-79tahun)
c. Old-old (usia 80-89 tahun)
d. Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
3. Karakteristik Lansia
Karakteristik lansia menurut Ratnawati (2017):
a. Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60
tahun (Ratnawati, 2017).
b. Jenis kelamin
Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis
kelamin perempuan.
c. Status pernikahan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk
lansia ditilik dari status perkawinannyasebagian besar berstatus
kawin (60 %) dan cerai mati (37 %).
d. Pekerjaan
Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI
2016 sumber dana lansia sebagian besar pekerjaan/usaha (46,7%),
pensiun (8,5%) dan (3,8%) adalah tabungan, saudara atau jaminan
sosial (Ratnawati, 2017).

4
4. Perubahan pada Lanjut Usia
Menurut Potter & Perry (2009) proses menua mengakibatkan
terjadinya banyak perubahan pada lansia yang meliputi :
a. Perubahan Fisiologis
Perubahan fisiologis beberapa diantaranya,kulit kering,
penipisan rambut, penurunan pendengaran, penurunan
refleksbatuk, pengeluaran lender, penurunan curah jantung dan
sebagainya.
b. Perubahan Fungsional
Penurunan fungsi yang terjadi pada lansia biasanya
berhubungan dengan penyakit dan tingkat keparahannya yang akan
memengaruhi kemampuan fungsional dan kesejahteraan seorang
lansia.
c. Perubahan Kognitif
Gejala gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan
keterampilan berbahasa danberhitung, serta penilaian yang buruk
bukan merupakan proses penuaan yang normal.
d. Perubahan Psikososial
Perubahan Psikososial yang terjadi pada lansia biasanya
berhubungan dengan penyakit dan tingkat keparahannya yang akan
memengaruhi kemampuan fungsional dan kesejahteraan seorang
lansia.
e. Perubahan Kognitif
Gejala gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan
keterampilan berbahasa danberhitung, serta penilaian yang buruk
bukan merupakan proses penuaan yang normal.
f. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan
proses transisi kehidupan dan kehilangan.

5
5. Permasalahan Lanjut Usia
Menurut Suardiman (2011):
a. Masalah ekonomi
Usia lanjut ditandai dengan penurunan produktivitas kerja,
memasuki masa pensiun atau berhentinya pekerjaan utama.
b. Masalah Sosial
Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya
kontak sosial, baik dengan anggota keluarga atau dengan
masyarakat.
c. Masalah kesehatan
Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan
terhadap penyakit (Suardiman, 2011).
d. Masalah Psikososial
hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
sehingga membawa lansia kearah kerusakan misalnya, bingung,
panik, depresif, dan apatis.

B. Konsep Penyakit Diabetes Mellitus


1. Pengertian
Diabetes Melitus merupakan peningkatan kadar glukosa dalam
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative yang
dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, saraf, dan
pembuluh darah (Corwin, 2009). Dikatakan hiperglikemia apabila
GDS > 200 mg/dl dan GDP > 100 mg/dl.
2. Klasifikasi dan Etiologi
a. DM Tipe 1
Distruksi sel-sel pancreas akibat factor genetic, imunologis dan
lingkungan (Brunner & Syddart, 2010)
b. DM Tipe 2
Disebabkan Oleh Penurunan Sensitivitas terhadap insulin
(Resistensi insulin) atau akibat penurunan insulin yang diinduksi
(Usia, Obesitas, Gaya Hidup) (Brunner & Suddart, 2010).
6
c. Diabetes yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
d. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

7
3. Patofisiologi dan WOC

8
4. Manifestasi Klinis
Menurut (Tandra, 2010) tanda dan gejala diabetes mellitus dalah:
a. Poliuria
b. Polidipsia
c. Polifigia
d. Berat badan turun
e. Rasa lelah/lemah
f. Pandangan Kabur
g. Luka yang sukar sembuh
5. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Tandra, 2010) adapun pemeriksaan diagnostik pada
penderita diabetes mellitus:
a. Pemeriksaan kadar serum glukosa
1. Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
2. Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
3. Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
b. Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta
satu nilai lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
c. HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
d. Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan
enzim glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan
glukosa dalam urin.

6. Penatalaksanaan
Menurut (Kimberly, 2010) :
a. Olahraga
b. Kontrol ketat gula darah
c. Diet rendah gula
d. Pemberian Insulin

9
7. Komplikasi
Menurut (Mansjoer, 2010):
a. Penyakit jantung kronik
b. Hiperglikemia
c. Hipoglikemia
d. Penyakit mikrovaskuler
e. Neuropati saraf sensorik
f. Neuropati diabetic
g. Nefropati diabetek
h. Ulkus/ ganggren
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Riwayat kesehatan dahulu
c. Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot
menurun, Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea,
letargi, disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
d. Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI Klaudikasi, kebas, kesemutan
pada ekstremitas Ulkus, penyembuhan luka lama Takikardi,
perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tak ada, disritmia, krekles Kulit panas, kering, dan
kemerahan, bola mata cekung
e. Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi Ansietas, peka rangsang
f. Eliminasi ;
Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang
Diare, nyeri tekan abdomen, Urin encer, pucat, kuning, atau
10
berkabut dan berbau bila ada infeksi, Bising usus melemah atau
turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen keras, adanya asites
g. Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa / karbohidrat, Penurunan berat badan, Haus dan
lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan / distensi
abdomen, Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis /
manis, bau buah (nafas aseton ).
h. Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala Kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parastesia, gangguan penglihatan, disorientasi, mengantuk,
stupor / koma , gangguan memori ( baru, masa lalu ), kacau mental,
reflek tendon dalam menurun/koma, aktifitas kejang
i. Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
j. Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi, Frekuensi pernafasan
meningkat, merasa kekurangan oksigen
k. Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi,
menurunnya kekuatan umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis
otot, termasuk otot-otot pernafasan,demam, diaphoresis.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan
resistensi insulin
b. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan
hiperglikemia
c. Deficit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme.

11
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa/SDKI Tujuan/SLKI Intervensi/SIKI
1. Ketidakseimbangan kadar Setelah diberikan tindakan keperawatan selama SIKI: Manajemen Hiperglikemia
gula darah berhubungan …..x24 jam, maka diharapkan pasien mampu Tindakan Keperawatan
dengan resistensi insulin menunjukkan: 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
SLKI: Kestabilan kadar glukosa darah membaik hiperglikemia
 Dipertahankan pada level 3 2. Monitor kadar glukosa darah
 Ditingkatkan pada level 4 3. Monitor tanda dan gejala
Dengan level: hiperglikemia
1. Memburuk 4. Kolaborasi pemberian insulin
2. Cukup memburuk 5. Melakukan Olahraga: Latihan senam
3. Sedang kaki diabetes mellitus
4. Cukup membaik 6. Melakukan edukasi diet
5. Membaik
Dengan kriteria hasil
1. Lelah/lesu
2. Kadar glukosa dalam darah
3. Keluhan lapar
2. Perfusi jaringan perifer tidak Setelah diberikan tindakan keperawatan selama SIKI: Perawatan Sirkulasi
efektif berhubungan dengan …..x24 jam, maka diharapkan pasien mampu Tindakan Keperawatan
hiperglikemia menunjukkan: 1. Periksa sirkulasi perifer
SLKI: Perfusi Perifer membaik 2. Identifikasi factor resiko gangguan

12
 Dipertahankan pada level 3 sirkulasi
 Ditingkatkan pada level 4 3. Lakukan hidrasi
Dengan level: 4. Hindari pengukuran TD pada
1. Memburuk ekstremitas keterbatasan perfusi
2. Cukup memburuk 5. Lakukan pencegahan infeksi
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
Dengan kriteria hasil
1. Denyut nadi perifer
2. Warna kulit pucat
3. Pengisian kapiler
3. Deficit nutrisi berhubungan Setelah diberikan tindakan keperawatan selama SIKI: Manajemen Nutrisi
dengan peningkatan …..x24 jam, maka diharapkan pasien mampu Tindakan Keperawatan:
kebutuhan metabolisme menunjukkan: 1. Identifikasi status nutrisi
SLKI: status nutrisi membaik 2. Identifikasi makanan yang disukai
 Dipertahankan pada level 3 3. Monitor asupan makanan
 Ditingkatkan pada level 4 4. Monitor berat badan
Dengan level: 5. Berikan makanan tinggi protein
1. Memburuk 6. Berikan suplemen makanan
2. Cukup memburuk 7. Lakukan oral hygiene sebelum
3. Sedang makan

13
4. Cukup membaik
5. Membaik
Dengan kriteria hasil
1. Berat badan
2. IMT

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Hari/Tanggal: Senin, 25 Oktober 2021 Inisial Klien: Ny.M

1. Riwayat Klien/Data Biografis


Nama : Ny.M
TTL : Tidak dapat dikaji
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tidak sekolah
Alamat : Panti social tresna werdha
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status : Cerai Meninggal
Orang yang paling : Anak
Dekat dihubungi
2. Riwayat Hidup
Pasangan
Meninggal
Tahun meninggal : Tidak dapat dikaji
Penyebab Kematian : Tidak dapat dikaji
Anak-Anak
Hidup
Anak : 8 orang (4 laki-laki, 4 perempuan)
Nama/alamat : Padang Kemiling
3. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Berkebun di PSTW
Status pekerjaan sebelumnya: Petani
Sumber pendapaat saat ini : Dari Anak
4. Riwayat Tempat Tinggal
Tipe rumah : Rumah permanen
Jumlah Kamar :2
Jumlah orang yang : 5 orang
tinggal dirumah
Jumlah tingkat :1
5. Riwayat aktivitas di waktu luang
Hobbi/minat : Senam dan berkebun
Keanggotaan organisasi : klien tidak mengikuti organisasi apapun
Liburan/perjalanan : klien hanya libur jika anak menemui

15
6. System pelayanan kesehatan yang digunakan
Dokter/perawat : dokter dan perawat
RS/Puskesmas : klien tidak pernah ke RS/Puskesmas
Klinik : Klinik panti social tresna werdha
7. Riwayat Kesehatan
Keluhan-keluhan utama : klien mengeluhkan nyeri di punggung dan
lututnya
Pengetahuan mengenai
kondisi saat ini : klien tidak mengetahui tentang penyakitnya
Pemahamannya terhadap
proses penuaan : klien mengatakan badan mudah untuk
lelah karena sudah factor usia
Status kesehatan umum
sejak 6 bulan terakhir : Klien mengatakan hanya sesekali nyeri
pada lutut, punggung, ataupun perutnya
Status kesehatan umum
Sejak 5 tahun terakhir : klien tidak pernah menderita sakit yg
parah, selain keluhan nyeri punggung dna
lutut
Penyakit masa kanak-kanak : Klien mengatakan tidak ada penyakit masa
kanak-kanak
Penyakit serius kronik : tidak ada
Trauma : tidak ada
Perawatan di RS : tidak pernah
Riwayat operasi : tidak ada
Status Obstetris : G8P8A0
8. Obat-obatan
Nama obat dan dosis : piroxicam 1x1 (20mg)
Bagaimana/kapan
menggunakannya : 1x sehari setelah makan
9. Masalah-masalah berkaitan dengan konsumsi obat
Deficit : tidak ada
Efek samping : tidak ada
Kesulitan memperoleh : tidak ada
10. Riwayat alergi
Obat-obatan : tidak ada
Makanan : ikan asin dan telur
Alergi lain : tidak ada
Faktor lingkungan : tidak ada
11. Nutrisi

16
Jenis makanan :pasien mengatakan makan
nasi+lauk+pauk, biasanya memakan ikan
laut, tempe, tahu dan nasi, terkadang juga
makan buah
BB saat ini : 50 kg
Riwayat penurunan BB : tidak ada
Masalah-masalah lain : tidak ada
Kebiasaan sebelum, saat
Atau setelah makan : kebiasaan untuk minum sebelum makan
12. Riwayat keluarga

13. Tinjauan system


Tanda-tanda vital
P: 20 x/m N: 86 x/m T:36,6 C TD: 120/80 mmHg

Beri tanda (˅) untuk setiap tanda gejala yang ditemukan

Hemopoetik Ya Leher Ya
Perdarahan atau memar X Kekakuan X
Pembengkakan kelenjar X Nyeri/nyeri tekan X
limfe Benjolan/massa X
Anemia X Keterbatasan gerak X
Riwayat transfuse darah X

Kepala Ya
Sakit kepala V
Trauma masa lalu X
Pusing V
Gatal kulit kepala X

Mata Ya Hidung dan sinus Ya


Perubahan penglihatan V Rinorea X
Kacamata/lensa kontak X Rabas X
Nyeri X Epistaksis X
Air mata berlebihan X Obstruksi X
Pruritus X Mendengkur X
Bengkak sekitar mata X Nyeri pada sinus X
Floater X Alergi X
Diplopia X Riwayat infeksi X
Kabur V Penampilan kemampuan X
Fotofobia X olfaktori
Riwayat infeksi X
Tanggal pemeriksaan X

17
mata terakhir
Dampak pada aktivitas X
sehari-hari

Telinga Ya Payudara Ya
Perubahan pendengaran V Benjolan/massa X
Rabas X Nyeri X
Tinutus X Bengkak X
Vertigo X Keluar cairan dari X
Sesitivitas pendengaran V putting susu
Alat-alat prostesa X Perubahan pada putting X
Riwayat infeksi X susu
Tanggal pemeriksaan X Pola pemeriksaan X
paling terakhir payudara sendiri
Kebiasaan perawatan X Tanggal dan hasil X
telinga mamogram terakhir
Dampak pada aktivitas X
sehari-hari

Mulut dan Ya Kardivaskuler Ya


Tenggorokan Nyeri dada X
Sakit tenggorokan X Palpitasi X
Lesi/ulkus X Sesak nafas X
Perubahan suara X Dipsnea pada aktivitas X
Kesulitan menelan X Dipsnea noktural X
Perdarahan gusi X paroksimal
Karies/sudah tanggal V Murmur X
Gigi palsu X Edema X
Tanggal pemeriksaan X Varises X
gigi terakhir Kaki timpang X
Frekuensi menggosok V (2) Parestesia X
gigi/hari Perubahan warna kaki X
Masalah atau kebiasaan X
membersihkan gigi palsu

Pernafasan Ya Perkemihan Ya
Batuk X Disuria X
Sesak nafas X Menetes X
Hemoptysis X Ragu-ragu X
Sputum X Hematuria X
Mengi X Polyuria V
Asma/alergi pernafasan X Oliguria X
Tanggal pemeriksaan X Nokturia X
gigi terakhir Inkontinensia X
Nyeri saat berkemih X

18
Batu X
Infeksi X

Gastrointestinal Ya Genitoreproduksi Ya
Disfagia X Wanita
Tidak dapat mencerna X Lesi X
Nyeri ulu hati X Rebas X
Mual muntah X Dyspareunia X
Hematemesis X Perdarahan pasca X
Perubahan nafsu makan V sanggama
Intoleransi makanan X Nyeri pelvic X
Ulkus X Sistokel/rektokel/prolapse X
Nyeri X Penyakit kelamin X
Ikterik X Infeksi X
Benjolan/massa X Masalah aktivitas seksual X
Perubhaan kebiasaan X Riwayat menopause V
defekasi Tanggal dan hasil pap X
Diare X paling akhir
Konstipasi X
Melena X
Hemoroid X
Perdarahan rectum X
Pola defekasi biasanya X

System Endokrin Ya Musculoskeletal Ya


Intoleransi terhadap X Nyeri persendian V
panas Kekauan X
Intoleransi terjadap X Pembengkakan sendi X
dingin Deformitas X
Goiter X Spasme X
Pigmentasi kulit/tekstur V Kram V
Perubahan rambut V Kelemahan otot X
Polifagia X Masalah cara berjalan X
Polydipsia V Nyeri punggung V
Polyuria V Protesa X
Kebiasaan X
latihan/olahraga
Dampak pada aktivitas X
sehari-hari

System saraf Ya Psikososial Ya


Sakit kepala V Cemas X
Kejang X Depresi X
Sinkope/serangan X Insomnia X

19
jantung Menangis X
Paralisis X Gugup X
Paresis X Takut X
Masalah koordinasi X Masalah dalam X
Tie/tremor/spasme X pengambilan keputusan
Parestesia X Kesulitan berkonsentrasi X
Cedera kepala X Mekanisme koping X
Masalah memori V Stress saat ini V
Persepsi tentang dampak X
pada aktivitas sehari-hari
Dampak pada aktivitas X
sehari-hari

 Tingkat kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari:


Pasien dapat makan, mandi,berpakaian, bab dan bak secara mandiri
 Skala depresi :
Kemungkinan depresi
 Fungsi intelektual/memori:
Skor Pengkajian MMSE 18 ( kerusakan kognitif)
Skor pengkajian SPMSQ 5 ( kerusakan intelektual sedang)
Skor Norton 20 (kecil sekali)
 Masalah-masalah kesehatan lainnya yang ditemukan:
Arthritis Reumathoid

20
ANALISA DATA

Hari/Tanggal : Senin,25 Oktober 2021


Inisial Klien : Ny.M

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Data subjektif: Resistensi insulin Ketidakstabilan
 Klien mengatakan kadar glukosa
mempunyai suka darah
minum minuman manis
 Klien mengatakan tidak
pernah konsul/kontrol
rutin masalah
penyakitnya
 Klien mengatakan
sering haus
 Klien mengatakan
sering BAK pada
malam hari, 6-7x/hari
 Klien mengatakan cepat
lelah
Data Objektif:
 GDS: 201 mg/dl
 Tampak lemah

21
B. Daftar Diagnosa

Hari/Tanggal : Senin,25 Oktober 2021


Inisial Klien : Ny.M

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. 25 Oktober 2021 Ketidakstabilan kadar glukosa darah
berhubungan dengan resistensi insulin

22
C. Intervensi Keperawatan

Hari/Tanggal : Senin,25 Oktober 2021


Inisial Klien : Ny.M

Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan


dengan resistensi insulin

NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Setelah dilakukan asuhan SIKI: Manajemen
keperawatan selama Hiperglikemia
5x24 jam, diharapkan Tindakan Keperawatan
pasien mampu 1. Identifikasi 1. Penyebab
menunjukkan: kemungkinan hiperglikemia bisa
SLKI: Ketidakstabilan penyebab dari gaya hidup tidak
kadar glukosa darah hiperglikemia sehat
membaik 2. Monitor kadar 2. Glukosa darah
 Dipertahankan pada glukosa darah normal GDS: <200
level 3 3. Monitor tanda dan mg/dl
 Ditingkatkan pada gejala hiperglikemia 3. Tanda dan gejalanya
level 4 4. Monitor intake dan GDS tinggi, lesu,
Dengan level: output lelah, polyuria,
1. Meningkat 5. Anjurkan polydipsia dan
2. Cukup meningkat menghindari polifagia
3. Sedang olahraga saat kadar 4. Untuk mengetahui
4. Cukup menurun glukosa darah lebih intake dan output
5. Menurun dari 250 mg/dl seimbang atau tidak
Dengan kriteria hasil: 6. Anjurkan monitor 5. Pada saat GDS tinggi
1. Mengantuk kadar glukosa darah insulin tidak bisa
2. Pusing secara mandiri efektif mengolah
3. Lelah/lesu 7. Anjurkan kepatuhan glukosa
4. Keluhan lapar terhadap diet dan 6. Memantau kadar
5. Rasa haus olahraga glukosa secara rutin
6. Kadar glukosa 8. Berikan edukasi diet 7. Diet pasien dm
dalam darah pasien DM adalah mengurangi
9. Latih teknik relaksasi dan mengatur
benson konsumsi
karbohidrat sehingga
tidak menjadi beban
bagi mekanisme
pengaturan gula
darah
8. Sebagai pencegahan
kekambuhan dan
meningkatkan

23
pengetahuan
9. Sebagai teknik
menjaga
keseimbangan gula
darah

24
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/Tanggal : Selasa,26 Oktober 2021


Inisial Klien : Ny.M

N DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI


O KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan 11.00 WIB 1. Mengkaji apakah pasien 12.00 WIB S:
kadar glukosa memiliki keluarga yang  Klien mengatakan tidak ingat
darah berhubungan menderita DM apakah ada anggota keluarga yang
dengan resistensi 11.05 WIB 2. Mengecek kadar gula darah memiliki riwayat DM
insulin sewaktu Ny. M  Klien mengatakan sering BAK 6-7
11.10 WIB 3. Menanyakan apakah pasien x
sering haus/ terbangun pada  Klien mengatakan sering
11.15 WIB malam hari untuk BAK terbanguan pada malam hari
4. Mengukur TTV Ny. M O:
11.25 WIB  GDS: 210 mg/dl
 TD : 120/80 mmHg
N : 86 x/m
P : 20 x/m
S : 36,6 c

A: Ketidakstabilan kadar glukosa


darah berada pada level 3

P: Intervensi manajemen
hiperglikemia dilanjutkan

25
Hari/Tanggal : Rabu,27 Oktober 2021
Inisial Klien : Ny.M

N DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI


O KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan 08.00 WIB 1. Menganjurkan pasien untuk 13.30 WIB S:
kadar glukosa 08.15 WIB mengontrol gula darahnya  Klien mengatakan tidak pernah
darah berhubungan ke dokter klinik panti cek/kontrol ke dokter klinik
dengan resistensi 13.00 WIB 2. Melakukan penkes diet pada  Klien mengatakan ia masih sering
insulin pasien DM terbangun di malam hari
13.15 WIB 3. Menganjurkan pasien untuk  Klien mengatakan akan
mengurangi konsumsi mengurangi konsumsi minuman
13.30 WIB minuman manis manis.
4. Mengukur TTV Ny. M O:
5. Mengkaji apakah pasien  Pasien tampak lesu
masih sering terbangun pada  TD: 135/100 mmHg
siang hari N : 90x/m
P : 20x/m
S : 36, 5 c
N: 90 x/menit

A: Ketidakstabilan kadar glukosa


darah berada pada level 3

P: Intervensi manajemen
hiperglikemia dilanjutkan

26
Hari/Tanggal : Kamis,28 Oktober 2021
Inisial Klien : Ny.M

N DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI


O KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan 11.00 WIB 1. Mengevaluasi keluhan 11.40 WIB S:
kadar glukosa 11.15 WIB pasien  Pasien mengatakan sudah tidak ada
darah berhubungan 2. Melakukan penkes keluhan
dengan resistensi 11.20 WIB arthritis rheumatoid  Pasien mengatakan sudah paham
insulin 3. Melakukan teknik terkait arthtritis rheumatoid
11.25 WIB pernafasan benson pada  Pasien mengatakan sudah paham
Ny. M terkait teknik nafas benson
11.35 WIB 4. Melakukan TTV Ny. M O:
 Pasien dapat mengikuti pelaksanaan
relaksasi benson
 Pasien tampak paham
 Bibir pasien tampak lembab
 Klien tampak lesu

A: Ketidakstabilan kadar glukosa darah


berada pada level 4

P: Intervensi manajemen hiperglikemia


dihentikan

27
Hari/Tanggal : Jumat ,29 Oktober 2021
Inisial Klien : Ny.M

N DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI


O KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan 11.00 WIB 1. Mengajak Ny. M untuk 11.40 WIB S:
kadar glukosa 11.15 WIB melakukan senam lansia  Pasien mengatakan ia sudah tau cara
darah berhubungan 2. Mendampingi Ny. M melakukan teknik benson dan
dengan resistensi 11.20 WIB selama senam relaksasi otot progresif
insulin 3. Mengecek TTV pada  Pasien mengatakan tidak pusing dan
11.25 WIB Ny. M lelah
4. Melakukan teknik O:
11.36 WIB relaksasi benson bersama  Pasien tampak mengikuti dengan baik
Ny. M  Pasien tampak nyaman saat diberikan
5. Mengajarkan Ny. M intervensi
melakukan teknik  TD : 120/ 80 mmHg
relaksasi otot progresif N : 83 x/m
P : 20 x/m
S : 36,9 c
 GDS : 180 mg/dl

A: Ketidakstabilan kadar glukosa darah


berada pada level 4

P: Intervensi manajemen hiperglikemia


dihentikan

28
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL

A. Pelaksanaan dan Hasil Praktek Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik


Praktek Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik dilaksanakan di Panti
Sosial Tresna Werdha mulai dari tanggal 25-30 Oktober 2021.
Pada Tanggal 25 Oktober 2021 dilakukan serah terima Mahasiswa
ke Panti Sosial Tresna Werdha oleh pihak kampus yang diselenggarakan
di Aula Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bengkulu. Pada tanggal 25
Oktober 2021, penulis melakukan pengecekan pasien terlebih dahulu di
wisma melati PSTW untuk memastikan pengambilan pasien kelolaan dan
memastikan pasien DM yang berada di PSTW, didapakan data ada 1 orang
pasien DM yang berada di wisma melati, sehingga penulis mengangkat
pasien kelolaan utama yaitu Ny. M di wisma melati dikarenakan melihat
riwayat pasien yang menderita penyakit DM.
Pada tanggal 26 Oktober 2021, dilakukan pengkajian dan dilakukan
fase orientasi dan kontrak kepada klien sehingga dapat melakukan
pengkajian awal terlebih dahulu untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan dalam menegakkan diagnosa. Dimana setelah mendapatkan
data penulis mengangkat diagnosa keperawatan Ketidakstabilan kadar
glukosa darah sebagai diagnosa utama. Kemudian setelah menegakkan
diagnosa penulis pun membuat intervensi keperawatan yang akan
dilakukan kepada Ny. M beberapa hari kedepan dengan kesepakatan
kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Pada hari pertama implementasi tanggal 26 Oktober 2021, dilakukan
pengecekan GDS dimana hasil GDS Ny. M adalah 210 mg/dl. Sehingga
diberikan intervensi keperawatan manajemen hiperglikemia dimana salah
satunya menganjurkan pasien untuk banyak berolahraga.
Pada tanggal 27 Oktober 2021, dilakukan Penkes diet pasien DM,
dengan pemberian edukasi diet makanan pada penderita diabetes mellitus
dimana pasien diberikan media edukasi melalui leaflet.

30
Pada tanggal 28 Oktober 2021, Ny.M dilakukan terapi relaksasi
benson yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri pada kaki pasien.
Dari hasil diatas didapatkan bahwa faktor penyebab kadar glukosa
darah dapat meningkat antara lain yaitu pasien yang mengalami stress,
pola makan dan pola hidup yang tidak dijaga.
Setelah dilakukan 4 hari intervensi manajemen hiperglikemia dengan
pemberian terapi relaksasi benson pada pasien diabetes mellitus maka
dilihat dari hasil respon pasien dan hasil GDS pasien mengalami
penurunan Kadar Glukosa darah yang berarti manajemen hiperglikemia
dengan EBN terapi relaksasi benson ini dapat membantu kestabilan kadar
glukosa darah pada penderita DM.

31
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari laporan yang telah dibuat maka penulis menyimpulkan:
1. intervensi manajemen hiperglikemia dengan ebn pemberian latihan
terapi relaksasi benson ini dapat membantu kestabilan kadar glukosa
darah pada penderita DM..
2. Penulis Mampu melakukan pengkajian dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien diabetes melitus
3. Penulis Mampu menerapkan diagnosa keperawatan pada pasien
diabetes mellitus
4. Penulis Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien
diabetes melitus
5. Penulis Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan dan
mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus
6. Penulis Mampu melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada
pasien diabetes mellitus

B. Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan pasien mampu melakukan terapi relaksasi benson
secara mandiri sehingga dapat membantu mengontrol kestabilan kadar
glukosa darah.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan pelayanan kesehatan menggunakanterapi relaksasi
benson untuk diterapkan pada pasien diabetes mellitus sebagai salah
satu asuhan keperawatan yang akan diberikan pada pasien diabetes
mellitus.
3. Bagi Institusi
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi proses
mengajar.

32
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi12. EGC:
Jakarta.

Brunner & Suddart. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi11. EGC:
Jakarta.

Mansjoer.A, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.

Tandra.H.2-13. Life Healthy With Diabetes Melitus mengapa dan bagiamana.


Yogyakarta: CV Andi Offset.

Thabrany H. 2014. Evaluasi Ekonomi Diabetes Melitus. Center for healthy


Economic And Policy Studies.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.

33

Anda mungkin juga menyukai