Diabetes Melitus
Oleh Kelompok 6 :
i
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH:
Menyetujui:
Bengkulu, Oktober 2021
Preceptor Akademik
ii
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDKAN PROFESI NERS
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya
selaku penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan keperawatan gerontik
dalam Praktek Profesi Ners semester ini.
Laporan ini disusun dari berbagai sumber referensi yang relevan, baik buku-
buku diktat kedokteran dan keperawatan, artikel-artikel nasional dan internasional
dari internet dan lain sebagainya. Semoga saja laporan ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis sendiri khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Tentu saja sebagai manusia, penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan. Dan
penulis menyadari laporan yang dibuat ini jauh dari sempurna. Karena itu penulis
merasa perlu untuk meminta maaf jika ada sesuatu yang dirasa kurang.
Penulis mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritikan demi
perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan - kesalahan dapat
diperbaiki di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………...i
Lembar Pengesahan……………………………………………………………..ii
Kata Pengantar………………………………………………………………….iii
Daftar Isi………………………………………………………………………....iv
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………1
a. Latar Belakang……………………………………………………………1
b. Tujuan…………………………………………………………………….2
c. Manfaat…………………………………………………………………...3
Bab II Tinjauan Pustaka……………..…………………………………………4
a. Konsep Lansia…………………………………………………………….4
b. Konsep Penyakit Diabetes Melitus……………………………………….6
c. Konsep Asuhan Keperawatan……………………………………………10
Bab III Tinjauan Kasus………………………………………………………...15
Bab IV Pelaksanaan dan Hasil………………………………………………...30
Bab V Penutup……………………………………………………………….…32
a. Kesimpulan………………………………………………………………32
b. Saran……………………………………………………………………..32
Daftar Pustaka………………………………………………………………….33
Lampiran………………………………………………………………………..34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan
Bare, 2016). Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau
gangguan metabolik dengan karakteristik hipeglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua –duanya ( ADA,2017).
Data World Health Organization(2015) telah mencatat Indonesia
dengan populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia
dalam hal jumlah penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan
Amerika Serikat. Bahkan Kementerian Kesehatan menyebut prevalensi
diabetes mencapai 14,7% di perkotaan dan 7,2 % di pedesaan. Dengan
asumsi penduduk berumur di atas 20 tahun pada 2010 mencapai 148 juta
jiwa, diperkirakan ada 21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga desa
menderita diabetes.
Menurut American Diabetes Asociation (ADA,2015), DM dapat di
klasifikasikan menjadi beberapa tipe yakni, DM tipe 1, DM tipe 2,Dm
gestasional. Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu jenis
yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 90-95%. Dimana faktor
pencetus dari DM tipe 2 yakni berupa obesitas, mengosumsi makanan
instan,terlalu banyak makan karbohidrat, merokok dan stres, kerusakan
pada sel prankreas dan kelainan hormonal.
Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2015
terdapat 415 juta (8,8%) penderita DM di seluruh dunia dan diprediksikan
angka tersebut akan terus bertambah menjadi 642 juta (10,4%) penderita
DM tahun 2040. Sedangkan jumlah estimasi penyandang DM di Indonesia
diperkirakan sebesar 10 juta yang menempatkan Indonesia dalam urutan
ke-7 tertinggi di dunia bersama China, India, Amerika Serikat, Brazil,
Rusia, dan Meksiko (IDF, 2015).
1
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2018,prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia berdasarkan wawancara
yangterdiagnosis dokter sebesar 2,5% .DM terdiagnosis dokter atau gejala
sebesar 3,0 %. (Kemenkes, 2018). Sementara di Propinsi Bengkulu
diperkirakan kasus diabetes mellitus mencapai sebanyak 0,91%.
Peran perawat terhadap penyakit Diabetes Melitus adalah memberikan
asuhan keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya
kuratif yaitu memberikan pengobatan kepada pasien berdasarkan
pementauan diatas, penulis tertarik mengambil kasus Asuhan Keperawatan
pada Ny.M dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di panti sosial Tresna Wherda
Kota Bengkulu.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan penulis dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan
asuhan keperawatan yang bermutu pada pasien diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai penulis setelah pelaksaan asuhan
keperawatan adalah :
a. Mampu memahami konsep teori asuhan keperawatan pada pasien
diabetes mellitus
b. Mampu melakukan pengkajian dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien diabetes melitus
c. Mampu menerapkan diagnosa keperawatan pada pasien diabetes
mellitus
d. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien diabetes
melitus
e. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dan
mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus
f. Mampu melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada pasien
diabetes mellitus
C. Manfaat
2
1. Bagi penulis Bagi
Penulis sendiri dapat memberikan pengetahuan, pengalaman dan
mengembangkan kemampuan penulisdalam menyusun laporan ini.
2. Pelayanan Kesehatan
Sebagai masukan bagi petugas kesehatan khususnya dalam
mengambil keputusan dibidang pelayanan kesehatan khususnya
promosi kesehatan mengenai Diabetes melitus.
3. Institusi Pendidikan
Laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan reverensi bagi
penulisan selanjutnya.
4. Bagi Mahasiswa
Laporan ini dapat menjadi referensi dan rujukan dalam
pembuatan ataupun pengaplikasian asuhan keperawatan gerontik
dengan pasien diabetes mellitus.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari (Ratnawati, 2017).
2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho (2017) :
a. Young old (usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (usia 70-79tahun)
c. Old-old (usia 80-89 tahun)
d. Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
3. Karakteristik Lansia
Karakteristik lansia menurut Ratnawati (2017):
a. Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60
tahun (Ratnawati, 2017).
b. Jenis kelamin
Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis
kelamin perempuan.
c. Status pernikahan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk
lansia ditilik dari status perkawinannyasebagian besar berstatus
kawin (60 %) dan cerai mati (37 %).
d. Pekerjaan
Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI
2016 sumber dana lansia sebagian besar pekerjaan/usaha (46,7%),
pensiun (8,5%) dan (3,8%) adalah tabungan, saudara atau jaminan
sosial (Ratnawati, 2017).
4
4. Perubahan pada Lanjut Usia
Menurut Potter & Perry (2009) proses menua mengakibatkan
terjadinya banyak perubahan pada lansia yang meliputi :
a. Perubahan Fisiologis
Perubahan fisiologis beberapa diantaranya,kulit kering,
penipisan rambut, penurunan pendengaran, penurunan
refleksbatuk, pengeluaran lender, penurunan curah jantung dan
sebagainya.
b. Perubahan Fungsional
Penurunan fungsi yang terjadi pada lansia biasanya
berhubungan dengan penyakit dan tingkat keparahannya yang akan
memengaruhi kemampuan fungsional dan kesejahteraan seorang
lansia.
c. Perubahan Kognitif
Gejala gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan
keterampilan berbahasa danberhitung, serta penilaian yang buruk
bukan merupakan proses penuaan yang normal.
d. Perubahan Psikososial
Perubahan Psikososial yang terjadi pada lansia biasanya
berhubungan dengan penyakit dan tingkat keparahannya yang akan
memengaruhi kemampuan fungsional dan kesejahteraan seorang
lansia.
e. Perubahan Kognitif
Gejala gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan
keterampilan berbahasa danberhitung, serta penilaian yang buruk
bukan merupakan proses penuaan yang normal.
f. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan
proses transisi kehidupan dan kehilangan.
5
5. Permasalahan Lanjut Usia
Menurut Suardiman (2011):
a. Masalah ekonomi
Usia lanjut ditandai dengan penurunan produktivitas kerja,
memasuki masa pensiun atau berhentinya pekerjaan utama.
b. Masalah Sosial
Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya
kontak sosial, baik dengan anggota keluarga atau dengan
masyarakat.
c. Masalah kesehatan
Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan
terhadap penyakit (Suardiman, 2011).
d. Masalah Psikososial
hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
sehingga membawa lansia kearah kerusakan misalnya, bingung,
panik, depresif, dan apatis.
7
3. Patofisiologi dan WOC
8
4. Manifestasi Klinis
Menurut (Tandra, 2010) tanda dan gejala diabetes mellitus dalah:
a. Poliuria
b. Polidipsia
c. Polifigia
d. Berat badan turun
e. Rasa lelah/lemah
f. Pandangan Kabur
g. Luka yang sukar sembuh
5. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Tandra, 2010) adapun pemeriksaan diagnostik pada
penderita diabetes mellitus:
a. Pemeriksaan kadar serum glukosa
1. Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
2. Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
3. Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
b. Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta
satu nilai lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
c. HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
d. Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan
enzim glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan
glukosa dalam urin.
6. Penatalaksanaan
Menurut (Kimberly, 2010) :
a. Olahraga
b. Kontrol ketat gula darah
c. Diet rendah gula
d. Pemberian Insulin
9
7. Komplikasi
Menurut (Mansjoer, 2010):
a. Penyakit jantung kronik
b. Hiperglikemia
c. Hipoglikemia
d. Penyakit mikrovaskuler
e. Neuropati saraf sensorik
f. Neuropati diabetic
g. Nefropati diabetek
h. Ulkus/ ganggren
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Riwayat kesehatan dahulu
c. Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot
menurun, Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea,
letargi, disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
d. Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI Klaudikasi, kebas, kesemutan
pada ekstremitas Ulkus, penyembuhan luka lama Takikardi,
perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tak ada, disritmia, krekles Kulit panas, kering, dan
kemerahan, bola mata cekung
e. Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi Ansietas, peka rangsang
f. Eliminasi ;
Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang
Diare, nyeri tekan abdomen, Urin encer, pucat, kuning, atau
10
berkabut dan berbau bila ada infeksi, Bising usus melemah atau
turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen keras, adanya asites
g. Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa / karbohidrat, Penurunan berat badan, Haus dan
lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan / distensi
abdomen, Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis /
manis, bau buah (nafas aseton ).
h. Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala Kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parastesia, gangguan penglihatan, disorientasi, mengantuk,
stupor / koma , gangguan memori ( baru, masa lalu ), kacau mental,
reflek tendon dalam menurun/koma, aktifitas kejang
i. Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
j. Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi, Frekuensi pernafasan
meningkat, merasa kekurangan oksigen
k. Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi,
menurunnya kekuatan umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis
otot, termasuk otot-otot pernafasan,demam, diaphoresis.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan
resistensi insulin
b. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan
hiperglikemia
c. Deficit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme.
11
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa/SDKI Tujuan/SLKI Intervensi/SIKI
1. Ketidakseimbangan kadar Setelah diberikan tindakan keperawatan selama SIKI: Manajemen Hiperglikemia
gula darah berhubungan …..x24 jam, maka diharapkan pasien mampu Tindakan Keperawatan
dengan resistensi insulin menunjukkan: 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
SLKI: Kestabilan kadar glukosa darah membaik hiperglikemia
Dipertahankan pada level 3 2. Monitor kadar glukosa darah
Ditingkatkan pada level 4 3. Monitor tanda dan gejala
Dengan level: hiperglikemia
1. Memburuk 4. Kolaborasi pemberian insulin
2. Cukup memburuk 5. Melakukan Olahraga: Latihan senam
3. Sedang kaki diabetes mellitus
4. Cukup membaik 6. Melakukan edukasi diet
5. Membaik
Dengan kriteria hasil
1. Lelah/lesu
2. Kadar glukosa dalam darah
3. Keluhan lapar
2. Perfusi jaringan perifer tidak Setelah diberikan tindakan keperawatan selama SIKI: Perawatan Sirkulasi
efektif berhubungan dengan …..x24 jam, maka diharapkan pasien mampu Tindakan Keperawatan
hiperglikemia menunjukkan: 1. Periksa sirkulasi perifer
SLKI: Perfusi Perifer membaik 2. Identifikasi factor resiko gangguan
12
Dipertahankan pada level 3 sirkulasi
Ditingkatkan pada level 4 3. Lakukan hidrasi
Dengan level: 4. Hindari pengukuran TD pada
1. Memburuk ekstremitas keterbatasan perfusi
2. Cukup memburuk 5. Lakukan pencegahan infeksi
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
Dengan kriteria hasil
1. Denyut nadi perifer
2. Warna kulit pucat
3. Pengisian kapiler
3. Deficit nutrisi berhubungan Setelah diberikan tindakan keperawatan selama SIKI: Manajemen Nutrisi
dengan peningkatan …..x24 jam, maka diharapkan pasien mampu Tindakan Keperawatan:
kebutuhan metabolisme menunjukkan: 1. Identifikasi status nutrisi
SLKI: status nutrisi membaik 2. Identifikasi makanan yang disukai
Dipertahankan pada level 3 3. Monitor asupan makanan
Ditingkatkan pada level 4 4. Monitor berat badan
Dengan level: 5. Berikan makanan tinggi protein
1. Memburuk 6. Berikan suplemen makanan
2. Cukup memburuk 7. Lakukan oral hygiene sebelum
3. Sedang makan
13
4. Cukup membaik
5. Membaik
Dengan kriteria hasil
1. Berat badan
2. IMT
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Hari/Tanggal: Senin, 25 Oktober 2021 Inisial Klien: Ny.M
15
6. System pelayanan kesehatan yang digunakan
Dokter/perawat : dokter dan perawat
RS/Puskesmas : klien tidak pernah ke RS/Puskesmas
Klinik : Klinik panti social tresna werdha
7. Riwayat Kesehatan
Keluhan-keluhan utama : klien mengeluhkan nyeri di punggung dan
lututnya
Pengetahuan mengenai
kondisi saat ini : klien tidak mengetahui tentang penyakitnya
Pemahamannya terhadap
proses penuaan : klien mengatakan badan mudah untuk
lelah karena sudah factor usia
Status kesehatan umum
sejak 6 bulan terakhir : Klien mengatakan hanya sesekali nyeri
pada lutut, punggung, ataupun perutnya
Status kesehatan umum
Sejak 5 tahun terakhir : klien tidak pernah menderita sakit yg
parah, selain keluhan nyeri punggung dna
lutut
Penyakit masa kanak-kanak : Klien mengatakan tidak ada penyakit masa
kanak-kanak
Penyakit serius kronik : tidak ada
Trauma : tidak ada
Perawatan di RS : tidak pernah
Riwayat operasi : tidak ada
Status Obstetris : G8P8A0
8. Obat-obatan
Nama obat dan dosis : piroxicam 1x1 (20mg)
Bagaimana/kapan
menggunakannya : 1x sehari setelah makan
9. Masalah-masalah berkaitan dengan konsumsi obat
Deficit : tidak ada
Efek samping : tidak ada
Kesulitan memperoleh : tidak ada
10. Riwayat alergi
Obat-obatan : tidak ada
Makanan : ikan asin dan telur
Alergi lain : tidak ada
Faktor lingkungan : tidak ada
11. Nutrisi
16
Jenis makanan :pasien mengatakan makan
nasi+lauk+pauk, biasanya memakan ikan
laut, tempe, tahu dan nasi, terkadang juga
makan buah
BB saat ini : 50 kg
Riwayat penurunan BB : tidak ada
Masalah-masalah lain : tidak ada
Kebiasaan sebelum, saat
Atau setelah makan : kebiasaan untuk minum sebelum makan
12. Riwayat keluarga
Hemopoetik Ya Leher Ya
Perdarahan atau memar X Kekakuan X
Pembengkakan kelenjar X Nyeri/nyeri tekan X
limfe Benjolan/massa X
Anemia X Keterbatasan gerak X
Riwayat transfuse darah X
Kepala Ya
Sakit kepala V
Trauma masa lalu X
Pusing V
Gatal kulit kepala X
17
mata terakhir
Dampak pada aktivitas X
sehari-hari
Telinga Ya Payudara Ya
Perubahan pendengaran V Benjolan/massa X
Rabas X Nyeri X
Tinutus X Bengkak X
Vertigo X Keluar cairan dari X
Sesitivitas pendengaran V putting susu
Alat-alat prostesa X Perubahan pada putting X
Riwayat infeksi X susu
Tanggal pemeriksaan X Pola pemeriksaan X
paling terakhir payudara sendiri
Kebiasaan perawatan X Tanggal dan hasil X
telinga mamogram terakhir
Dampak pada aktivitas X
sehari-hari
Pernafasan Ya Perkemihan Ya
Batuk X Disuria X
Sesak nafas X Menetes X
Hemoptysis X Ragu-ragu X
Sputum X Hematuria X
Mengi X Polyuria V
Asma/alergi pernafasan X Oliguria X
Tanggal pemeriksaan X Nokturia X
gigi terakhir Inkontinensia X
Nyeri saat berkemih X
18
Batu X
Infeksi X
Gastrointestinal Ya Genitoreproduksi Ya
Disfagia X Wanita
Tidak dapat mencerna X Lesi X
Nyeri ulu hati X Rebas X
Mual muntah X Dyspareunia X
Hematemesis X Perdarahan pasca X
Perubahan nafsu makan V sanggama
Intoleransi makanan X Nyeri pelvic X
Ulkus X Sistokel/rektokel/prolapse X
Nyeri X Penyakit kelamin X
Ikterik X Infeksi X
Benjolan/massa X Masalah aktivitas seksual X
Perubhaan kebiasaan X Riwayat menopause V
defekasi Tanggal dan hasil pap X
Diare X paling akhir
Konstipasi X
Melena X
Hemoroid X
Perdarahan rectum X
Pola defekasi biasanya X
19
jantung Menangis X
Paralisis X Gugup X
Paresis X Takut X
Masalah koordinasi X Masalah dalam X
Tie/tremor/spasme X pengambilan keputusan
Parestesia X Kesulitan berkonsentrasi X
Cedera kepala X Mekanisme koping X
Masalah memori V Stress saat ini V
Persepsi tentang dampak X
pada aktivitas sehari-hari
Dampak pada aktivitas X
sehari-hari
20
ANALISA DATA
21
B. Daftar Diagnosa
22
C. Intervensi Keperawatan
23
pengetahuan
9. Sebagai teknik
menjaga
keseimbangan gula
darah
24
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
P: Intervensi manajemen
hiperglikemia dilanjutkan
25
Hari/Tanggal : Rabu,27 Oktober 2021
Inisial Klien : Ny.M
P: Intervensi manajemen
hiperglikemia dilanjutkan
26
Hari/Tanggal : Kamis,28 Oktober 2021
Inisial Klien : Ny.M
27
Hari/Tanggal : Jumat ,29 Oktober 2021
Inisial Klien : Ny.M
28
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL
30
Pada tanggal 28 Oktober 2021, Ny.M dilakukan terapi relaksasi
benson yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri pada kaki pasien.
Dari hasil diatas didapatkan bahwa faktor penyebab kadar glukosa
darah dapat meningkat antara lain yaitu pasien yang mengalami stress,
pola makan dan pola hidup yang tidak dijaga.
Setelah dilakukan 4 hari intervensi manajemen hiperglikemia dengan
pemberian terapi relaksasi benson pada pasien diabetes mellitus maka
dilihat dari hasil respon pasien dan hasil GDS pasien mengalami
penurunan Kadar Glukosa darah yang berarti manajemen hiperglikemia
dengan EBN terapi relaksasi benson ini dapat membantu kestabilan kadar
glukosa darah pada penderita DM.
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari laporan yang telah dibuat maka penulis menyimpulkan:
1. intervensi manajemen hiperglikemia dengan ebn pemberian latihan
terapi relaksasi benson ini dapat membantu kestabilan kadar glukosa
darah pada penderita DM..
2. Penulis Mampu melakukan pengkajian dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien diabetes melitus
3. Penulis Mampu menerapkan diagnosa keperawatan pada pasien
diabetes mellitus
4. Penulis Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien
diabetes melitus
5. Penulis Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan dan
mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus
6. Penulis Mampu melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada
pasien diabetes mellitus
B. Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan pasien mampu melakukan terapi relaksasi benson
secara mandiri sehingga dapat membantu mengontrol kestabilan kadar
glukosa darah.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan pelayanan kesehatan menggunakanterapi relaksasi
benson untuk diterapkan pada pasien diabetes mellitus sebagai salah
satu asuhan keperawatan yang akan diberikan pada pasien diabetes
mellitus.
3. Bagi Institusi
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi proses
mengajar.
32
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi12. EGC:
Jakarta.
Brunner & Suddart. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi11. EGC:
Jakarta.
Mansjoer.A, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
33