Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus.

JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022

PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA YANG MENGALAMI DIABETES


MELITUS DENGAN KATARAK: SUATU STUDI KASUS

Health Care of Family Experiencing Diabetes Mellitus with Cataract: A Case Study

Dzulhijjah Nur Rizki Nasution1, Fithria2, Neti Hartaty3


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3
Bagian Keilmuan Keperawatan Keluarga, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email: dzulnst22@gmail.com

ABSTRAK
Indonesia sedang menghadapi krisis beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang terus mengalami peningkatan jumlah kasus penderita.
Perburukan kesehatan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi diabetes seperti katarak. Ketidakmampuan
melakukan perawatan kesehatan akan sangat berdampak pada status kesehatan keluarga. Tujuan studi kasus
adalah mengetahui dan memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga yang mengalami diabetes melitus
dengan katarak. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 dan 28 Desember 2021 di salah satu desa di Kecamatan
Kuta Baro Aceh Besar. Diagnosis keperawatan yang ditetapkan pada kasus ini yaitu ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan, perilaku kesehatan cenderung berisiko dan kesiapan meningkatkan proses keluarga
dengan dua prioritas masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dan kesiapan
meningkatkan proses keluarga. Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga
yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
mampu memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan keluarga,
dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan. Implementasi yang diberikan adalah pendidikan kesehatan,
peningkatan latihan dan perawatan, serta pemberian dukungan kepada keluarga. Hasil evaluasi menunjukkan
bahwa ada peningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi keluarga untuk meningkatkan perawatan
keluarga dengan memenuhi lima tugas kesehatan keluarga.

Kata kunci : Asuhan keperawatan, diabetes melitus, keluarga.

ABSTRACT
Indonesia is facing a double burden of disease crisis, namely communicable and non-communicable diseases.
Diabetes mellitus is a non-communicable disease that increases the number of sufferers. Poor health can lead to
complications of diabetes such as cataracts. The inability to carry out family health will significantly impact the
health status of the family. The purpose of the case study is to find out and provide an overview of nursing care
for families who experience diabetes mellitus with cataracts. The assessment was carried out on 27 and 28
December 2021 in one of the villages in Kuta Baro Subdistrict, Aceh Besar. Nursing diagnosis in the managed
family are ineffective health care, risky health behaviors, and readiness to improve family processes with two
priority nursing problems, namely ineffective health care and readiness to improve family processes. Nursing
planning is based on five family health tasks, namely being able to recognize health problems, being able to
make decisions for appropriate health actions, being able to provide care to sick family members, being able to
modify the family environment, and being able to take advantage of health facilities. The implementations
provided include providing health education, improving family training and care, and providing support to
families.The results of the evaluation showed that there was an increase in family knowledge, skills, and
motivation to improve family care by fulfilling five family health tasks.

Keywords : Nursing care, diabetes mellitus, family.

48
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022

PENDAHULUAN diri akan sangat berdampak pada status


Indonesia sedang menghadapi krisis kesehatan keluarga. Dukungan seluruh anggota
beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular keluarga menjadi faktor yang penting dalam
dan penyakit tidak menular. Kondisi tersebut menumbuhkan atau meningkatkan perilaku
dipengaruhi oleh pola perilaku kesehatan perawatan diri pada kasus diabetes melitus.
keluarga dan masyarakat, perubahan kondisi Keluarga yang diberikan pendidikan kesehatan
lingkungan, serta status ekonomi dan sosial dan penguatan dukungan keluarga dalam
budaya. Meningkatnya beban karena penyakit perawatan kesehatan keluarga memiliki self
tidak menular sejalan dengan peningkatan care confidence yang lebih baik, yang mana ini
terjadinya faktor risiko seperti peningkatan dapat menjadi faktor penting dalam
kasus kejadian obesitas, pola diet tidak sehat membentuk self care behavior pada penderita
atau seimbang, aktivitas fisik yang kurang, diabetes dan keluarga dengan diabetes melitus
adanya perilaku merokok, serta peningkatan (Caruso et al., 2019).
tekanan darah dan kadar glukosa darah Berdasarkan uraian diatas maka
(Kemenkes RI, 2019). Hasil Riskesdas pada diperlukan pengoptimalan praktik keperawatan
tahun 2018, menunjukkan peningkatan keluarga sebagai upaya untuk membantu
prevalensi diabetes melitus mengalami peningkatan perawatan kesehatan keluarga.
kenaikan dari 6,9% menjadi 8,5% dari tahun Oleh karena itu penulisan studi kasus ini
2013. Organisasi International Diabetes bertujuan untuk mengetahui dan memberikan
Federation (IDF) pada tahun 2019 gambaran asuhan keperawatan keluarga yang
memperkirakan prevalensi kasus diabetes mengalami diabetes melitus dengan katarak di
diperkirakan akan meningkat hingga 578 juta salah satu desa di Kecamatan Kuta baro Aceh
pada tahun 2030 dan 700 juta pada tahun 2045. Besar.
Diabetes melitus (DM) merupakan
sekelompok gangguan metabolisme yang GAMBARAN KASUS
diidentifikasi dengan adanya kondisi Berdasarkan pengkajian keluarga yang
hiperglikemia karena terjadinya gangguan merupakan tahap pertama dalam asuhan
sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya keperawatan, pada tanggal 27 dan 28
(Smeltzer & Bare, 2015). Komplikasi dapat Desember 2021 diperoleh data sebagai berikut,
terjadi akibat kurangnya manajemen diabetes keluarga memiliki tiga orang anak dua
yang dilakukan. Salah satu komplikasi tersebut diantaranya telah menikah. Tipe keluarga
adalah gangguan pada mata seperti katarak. adalah keluarga inti (nuclear family) yang
Menurut Becker et al (2018), diabetes melitus terdiri atas suami (54 tahun), istri (47 tahun),
adalah salah satu faktor risiko penyakit dan satu orang anak pada tahap usia remaja (15
katarak. Hal ini didukung oleh penelitian dari tahun). Tingkat perkembangan keluarga saat
Wisconsin Epidemiologic Study of Diabetic pengkajian berada pada tahap VI yaitu tahap
Retinopathy tentang katarak dan menemukan keluarga melepaskan anak dewasa muda.
adanya insiden penyakit katarak pada penderita Seluruh anggota beragama Islam dan berasal
diabetes (Kiziltoprak et al, 2019). dari suku Aceh. Keluarga menggunakan
Penyakit diabetes dapat menjadi komorbid bahasa Aceh dan bahasa Indonesia saat
yang berisiko memperbesar kemungkinan berinteraksi. Kepala keluarga (suami) bekerja
individu terjangkit virus Covid-19. Perburukan sebagai tukang becak dan petani, istri bekerja
kesehatan secara akut, kegagalan pengobatan, sebagai ibu rumah tangga dan anak masih
dan tidak mampunya melakukan perawatan bersekolah. Keluarga mendapatkan dana

49
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022

bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). keperawatan disusun untuk membantu


Status pendidikan terakhir suami dan istri menyelesaikan masalah keperawatan keluarga
adalah tamat SD/sederajat. Mobilitas sosial tersebut.
seluruh anggota keluarga adalah sebagai Perencanaan keperawatan disusun
masyarakat biasa. Berdasarkan hasil observasi berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga
keluarga akrab dengan tetangga namun saat yaitu mampu mengenal masalah kesehatan,
berinteraksi dengan lingkungan sekitar tampak mampu mengambil keputusan untuk tindakan
tidak menerapkan protokol kesehatan selama kesehatan yang tepat, mampu memberikan
masa pandemi Covid-19. perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
Berdasarkan riwayat kesehatan keluarga mampu memodifikasi lingkungan keluarga,
inti diketahui istri mengalami penyakit dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
diabetes melitus yang terdiagnosis sejak 5 Implementasi yang diberikan untuk mengatasi
tahun yang lalu dan juga pernah mengalami diagnosis ketidakefektifan pemeliharaan
penurunan berat badan sekitar 10 Kg. Pada saat kesehatan adalah memberikan pendidikan
pemeriksaan fisik mata bagian kanan tidak kesehataan tentang manajemen diabetes
dapat melihat karena mengalami katarak, melitus (penjelasan tentang pengertian diabetes
konjungtiva anemis, bagian kuku kaki tampak melitus, batas normal kadar glukosa darah,
berwarna kehitaman, dan kadar glukosa darah faktor risiko, tanda gejala, komplikasi penyakit
yaitu 203 mg/dL. Berdasarkan riwayat diabetes melitus, pola diet dengan pengaturan
keluarga sebelumnya terdapat riwayat penyakit konsep piring model T dan pengaturan 3J yaitu
gastritis, paru dan diabetes melitus. Hasil jumlah makanan yang dikonsumsi, jenis
pengkajian terhadap struktur keluarga ditemukan makanan utama serta jadwal makan),
bahwa struktur keluarga berjalan dengan baik. meningkatkan dukungan keluarga,
Berdasarkan hasil pengkajian fungsi keluarga meningatkan latihan atau aktivitas fisik
diketahui bahwa keluarga masih kurang keluarga dengan mendemonstrasikan senam
menjalankan fungsi perawatan kesehatan kaki diabetes, memberikan pendidikan
keluarga dengan baik yang ditandai dengan kesehatan tentang perawatan kaki dan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan risiko jatuh, memberikan
masalah kesehatan yang sedang dialami, informasi tentang sumber kesehatan yang
keluarga jarang melakukan pemeriksaan dapat dimanfaatkan keluarga dan memotivasi
kesehatan, keluarga jarang melakukan keluarga untuk menumbuhkan perilaku
olahraga, dan keluarga tidak menjalankan pola mencari pelayanan kesehatan.
diet yang sesuai atau seimbang. Setelah diagnosis pertama terselesaikan
Data yang diperoleh saat pengkajian implementasi selanjutnya dilakukan untuk
menunjukkan masalah keperawatan yang mengatasi diagnosis kesiapan meningkatkan
muncul pada keluarga yaitu ketidakefektifan proses keluarga. Implementasi yang diberikan
pemeliharaan kesehatan, perilaku kesehatan adalah memberikan pendidikan kesehatan
cenderung berisiko, dan kesiapan untuk peningkatan pola fungsi keluarga,
meningkatkan proses keluarga. Setelah memberikan pendidikan orang tua untuk
menentukan prioritas masalah bersama pengasuhan remaja, menjelaskan pentingnya
keluarga diperoleh dua prioritas masalah peran orang tua dalam mengidentifikasi
keperawatan keluarga yaitu ketidakefektifan perilaku kenakalan remaja, menjelaskan
pemeliharaan kesehatan dan kesiapan tentang program Pelayanan Kesehatan Peduli
meningkatkan proses keluarga. Perencanaan Remaja (PKPR) pada orang tua dan

50
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022

memberikan motivasi kepada keluarga untuk terjadinya gangguan pada mata, pernyataan ini
meningkatkan kondisi timbal balik antara sesuai dengan hasil yang ditemukan pada
keluarga terhadap fasilitas kesehatan. keluarga yang menunjukkan kondisi katarak
pada mata anggota keluarga yang mengalami
HASIL diabetes. Katarak merupakan komplikasi atau
Setelah dilakukan pelaksanaan masalah utama untuk penderita retinopati
implementasi keperawatan tahap berikutnya diabetik karena hal ini akan sangat mengurangi
adalah tahap evaluasi. Hasil evaluasi untuk kemampuan penglihatan penderita dan akan
diagnosis ketidakefektifan pemeliharaan menimbulkan beberapa risiko lainnya seperti
kesehatan adalah adanya peningkatan jatuh dan luka pada kaki (William & Rini,
pengetahuan keluarga tentang konsep dan cara 2017).
pengendalian penyakit diabetes, cara merawat Keluarga memiliki pengetahuan yang
anggota keluarga yang mengalami diabetes kurang tentang konsep dan cara pengendalian
dengan katarak, adanya peningkatan penyakit diabetes sehingga dapat ditemukan
keterampilan dalam melaksanakan latihan fisik adanya komplikasi yang terjadi karena tidak
yaitu senam kaki, adanya peningkatan terkontrolnya kadar glukosa darah. Dukungan
pemahaman tentang pentingnya perawatan pasangan dan keluarga sangat berperan dalam
kaki dan pencegahan risiko jatuh, serta adanya tindakan mengatasi perilaku negatif yang
peningkatan motivasi keluarga untuk lebih memiliki dampak buruk pada hasil glikemik
memanfaatkan fasilitas kesehatan. (Gupta et al, 2019). Keluarga sangat berperan
Hasil evaluasi untuk diagnosis kesiapan penting terhadap status kesehatan keluarga itu
meningkatkan proses keluarga adalah keluarga sendiri, keluarga yang memiliki tingkat
menunjukkan peningkatan pemahaman tentang pengetahuan yang baik tentang konsep
status kesehatan keluarga, fungsi keluarga, dan penyakit diabetes dan cara merawat anggota
cara pengasuhan anak yang berada pada keluarga dengan diabetes akan cenderung lebih
rentang usia remaja. Keluarga juga mudah melakukan perubahan ke arah yang
menunjukkan pemahaman tentang pentingnya lebih baik dibanding dengan keluarga yang
mengidentifikasi perilaku kenakalan remaja, memiliki tingkat pengetahuan yang kurang
dukungan orang tua terhadap kepercayaan diri (Napitupulu & Sutriningsih, 2019).
dan kemandirian remaja serta keluarga tampak Hasil yang diperoleh diketahui status
termotivasi untuk memanfaatkan fasilitas ekonomi keluarga berapa pada status ekonomi
kesehatan dalam upaya peningkatan proses kelas menengah kebawah. Menurut Sari
keluarga. (2017), umumnya individu dengan status sosial
ekonomi kelas menengah kebawah akan
PEMBAHASAN memiliki kesadaran terhadap perawatan
Berdasarkan hasil studi kasus diketahui kesehatan yang kurang, hal ini disebabkan oleh
bahwa anggota keluarga ada yang mengalami kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
prestesia, riwayat penurunan berat badan, dan Kesadaran manajemen perawatan diri yang
kadar gula darah sewaktu (KGDS) 203 mg/dL buruk dalam pengontrolan kadar glukosa darah
yang secara konsep penyakit, kondisi KGDS > akan berdampak terhadap peningkatan risiko
200 mg/dL merupakan tanda dan gejala dari komplikasi penyakit diabetes melitus. Hasil
diabetes melitus (Kemenkes RI, 2019). penelitian Funakoshi et al (2017),
Menurut Syahid (2021), komplikasi penyakit menunjukkan bahwa status sosial ekonomi
diabetes melitus salah satunya adalah rendah seperti yang ditunjukkan pada kondisi

51
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022

tingkat pendidikan yang rendah, tingkat popliteal namun insiden oklusi terjadi lebih
pendapatan yang rendah, menerima bantuan tinggi pada area di bawah lutut. Implementasi
publik, dan tidak ada atau pekerjaan tidak tetap demonstrasi senam kaki merupakan salah satu
memiliki hubungan yang signifikan dengan latihan fisik bagi penderita diabetes yang
prevalensi komplikasi diabetes melitus yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah.
lebih besar. Pendidikan dianggap sebagai Latihan ini dapat membantu agar lebih banyak
faktor penting untuk mempraktikkan gaya jaringan kapiler yang terbuka sehingga akan
hidup sehat dan pengelolaan penyakit secara berdampak pada kondisi reseptor insulin lebih
mandiri. individu dengan tingkat pendidikan banyak tersedia dan aktif. Kondisi ini akan
rendah cenderung memiliki gaya hidup yang mempermudah saraf untuk mendapatkan
tidak sehat, seperti kurang olahraga yang nutrisi dan oksigen sehingga mampu
merupakan faktor risiko diabetes. Indvidu atau memperbaiki dan mengoptimalkan fungsi
keluarga yang menerima bantuan publik juga saraf. Selain itu melakukan senam kaki secara
lebih cenderung hidup secara menyendiri teratur juga memberikan manfaat seperti
sehingga menunjukkan sikap yang kurang memperkuat otot kecil, pencegahan terhadap
mampu dalam memanfaatkan fasilitas kejadian kelainan bentuk pada kaki serta dapat
kesehatan. mengatasi keterbatasan gerak (Ra’bung, Gusni
Pendidikan kesehatan terkait manajemen & Salamung, 2021).
diabetes menjadi implementasi yang dilakukan Peningkatkan kemampuan, keterampilan
untuk memenuhi tugas mengenal masalah atau psikomotor keluarga dilakukan dengan
keluarga. Pendidikan atau edukasi kesehatan pemberian peningkatan latihan dan modifikasi
tentang konsep dan manajemen diabetes perilaku. Implementasi yang diberikan untuk
melitus bertujuan untuk meningkatkan memodifikasi perilaku adalah memberikan
kemampuan kognitif atau pengetahuan pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki
keluarga yang akan berdampak pada dan penceghan risiko jatuh, pengaturan diet
pemenuhan seluruh tugas kesehatan keluarga. dengan model T dan pengaturan 3J. Perawatan
Berdasarkan hasil penelitian, pendidikan kaki dan pencegahan risiko jatuh dapat
kesehatan memberikan dampak yang dilakukan dengan cara tidak berjalan tanpa
signifikan pada peningkatan manajemen diri menggunakan alas kaki saat berjalan di pasir
penderita diabetes, sehingga hal ini dapat ataupun di air, menjaga kaki untuk selalu
mengurangi biaya pengobatan komplikasi yang bersih dan tidak basah, membersihkan sela-sela
berhubungan dengan kondisi diabetes yang jari kaki secara teratur setiap kali dari kamar
tidak terkontrol (Adam, Connor, & Garcia, mandi atau tempat-tempat yang basah, periksa
2018). kaki ke pelayanan kesehatan apabila kulit
Hasil pemeriksaan fisik ditemukan ada terkelupas, kemerahan, atau luka, mengoleskan
kehitaman pada kuku kaki penderita diabetes. krim pelembab pada kaki yang kering, dan
Menurut Edmonds (2019), Peripheral Arterial memotong kuku secara teratur (PERKENI,
Disease (PAD) pasien diabetes secara 2021). Pengaturan pola makan pada penderita
morfologis dan patologis berbeda dengan diabetes adalah dengan konsep piring makan
pasien tanpa diabetes. Patologis gabungan dari Model T untuk membantu penerapan gizi
arteri besar dan kecil pada pasien diabetes dan seimbang memberikan gambaran untuk
nondiabetik menunjukkan bahwa pasien keluarga dapat mengetahui ukuran porsi
diabetes melitus memiliki insiden oklusi makanan yaitu sayur dan buah diisi pada 1/2
(penyempitan) yang sama pada sistem femoral- bagian dari piring makan, protein diisi pada 1/4

52
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022

bagian dari piring makan dan karbohidrat diisi pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas
pada 1/4 bagian dari piring makan (Ardiani, dan dapat dimanfaatkan keluarga dalam
Permatasari, & Sugiatmi, 2021; Kemenkes RI, pengasuhan remana ialah program Pelayanan
2019). Hasil yang baik dari pengaturan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Beberapa
manajemen pola makan ini sangat didukung kegiatan pada program ini seperti pemeriksaan
dengan penerapan 3J. Berdasarkan hasil penunjang, pelayanan rujukan, konseling,
penelitian Santi dan Septiani (2021), diketahui pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara (KIE), serta pembekalan keterampilan hidup
penerapan pengaturan jumlah makanan, jenis sehat pada remaja (Kemenkes RI, 2020).
makanan, jadwal makanan dan aktivitas fisik
terhadap status kadar glukosa darah pada KESIMPULAN
penderita diabetes. Berdasarkan hasil studi kasus pada proses
Mengingkatkan proses keluarga dilakukan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
dengan memberikan pendidikan kesehatan terhadap keluarga dapat disimpulkan bahwa:
tentang lima fungsi keluarga yaitu fungsi 1. Perawatan kesehatan keluarga yang
afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan mengalami diabetes melitus dengan katarak
fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat ditingkatkan dengan memenuhi lima
(Kemenkes RI, 2017). Selain itu proses tugas kesehatan keluarga. Keluarga yang
keluarga juga dapat ditingkatkan dengan mendapatkan pendidikan kesehataan
memenuhi pola pengasuhan remaja yang baik tentang manajemen diabetes melitus,
dikarenakan salah satu anggota keluarga ada motivasi atau dukungan, peningkatan
yang berada pada rentang usia remaja. Tahap latihan fisik dan modifikasi perilaku, serta
remaja adalah suatu periode terjadinya transisi mendapatkan informasi tentang sumber
antara masa anak-anak menjadi dewasa. kesehatan yang dapat dimanfaatkan
Menurut Hockenberry, Marilyn, & Wilson menunjukkan hasil yang positif dengan
(2015), pada proses pencarian suatu identitas adanya peningkatan pengetahuan,
diri, remaja akan melakukan percobaan keterampilan dan motivasi dalam
terhadap berbagai peran, sehingga orang tua memenuhi setiap tugas kesehatan keluarga.
harus mampu mengidentifikasi kemungkinan 2. Peningkatan proses keluarga yang
adanya perilaku kenakalan remaja yang terjadi dilakukan dengan memberikan pendidikan
pada anak. Menurut UNICEF (2021), cara kesehatan untuk peningkatan pola fungsi
pengasuhan remaja yang dapat orang tua keluarga, pendidikan orang tua tentang
lakukan yaitu memahami perubahan pengasuhan remaja dan kenakalan remaja,
perkembangan yang sedang berlangsung, terus menjelaskan tentang program Pelayanan
memelihara keterikatan hubungan, komunikasi Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan
tentang keputusan kehidupan masa depan, memberikan motivasi kepada keluarga
membahas dan menyetujui bersama dengan untuk meningkatkan kondisi timbal balik
remaja harapan dan perilaku serta konsekuensi antara keluarga terhadap fasilitas kesehatan,
yang sesuai dengan usia karena tidak seluruh implementasi ini dapat membantu
memenuhi harapan, kesadaran aktif yang dalam meningkatkan status kesehatan
berkelanjutan tentang keberadaan, aktivitas keluarga dengan seluruh potensi yang
dan pertemanan remaja, serta peningkatan dimiliki keluarga.
keterlibatan dalam pengambilan keputusan, 3. Selama studi kasus ditemukan keterbatasan
sejalan dengan kapasitas. Salah satu fasilitas dalam pemberian asuhan keperawatan

53
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022

keluarga diantaranya adalah kurangnya Muhammadiyah Journal of Nutrition and


keterlibatan anak dalam proses asuhan Food Science, 2(1), 1-12.
keperawatan yang diberikan, daya ingat Becker, C., Schneider, C., Aballéa, S., Bailey,
keluarga yang kurang, dan jangka waktu C., Bourne, R., Jick, S., Meier, C. (2018).
pertemuan yang singkat. Sehingga penulis Cataract in patients with diabetes mellitus
merekomendasikan proses studi kasus incidence rates in the UK and risk factors.
selanjutnya dapat menambah waktu dan Eye, 1028–1035. doi:10.1038/s41433-
memanfaatkan waktu dengan semaksimal 017-0003-1.
mungkin sesuai kondisi dan kebutuhan. Caruso, R., Rebora, P., Dellafiore, F., Fabrizi,
Interaksi dengan anggota keluarga yang D., Riegel, B., Ausili, D., et al. (2019).
berusia remaja dapat ditingkatkan dengan Clinical and socio demographic
lebih melibatkan peran aktif remaja melalui determinants of inadequate self-care in
proses bermain peran yang dapat membantu adults with diabetes mellitus: the leading
meningkatkan pola komunikasi dan role of self-care confidence. Acta
interaksi sosial remaja yang lebih efektif. Diabetologica, 56(2), 151-161.
Serta diharapkan penulis selanjutnya dapat doi:10.1007/s00592-018-1259-z.
menggunakan video animasi untuk media Edmonds, M. (2019). Vascular disease in the
pemberian edukasi yang secara signifikan lower limb in type 1 diabetes.
dapat meningkatkan pengetahuan karena Cardiovascular Endocrinology &
membantu mengoptimalkan daya serap dan Metabolism, 8, 39–46.
daya ingat pada berbagai kelompok usia doi:10.1097/XCE.0000000000000168.
dan kelompok penyakit. Funakoshi , M., Azami, Y., Matsumoto, H.,
Ikota, A., Ito, K., Okimoto, H., et al.
UCAPAN TERIMAKASIH (2017). Socioeconomic status and type 2
Ucapan terimakasih penulis kepada diabetes complications among young
pembimbing, keluarga kelolaan, dan seluruh adult patients in Japan. PLOS ONE,
pihak yang telah berpartisipasi dalam 12(4).doi:10.1371/journal.pone.017608.
memberikan dukungan, bimbingan, dan Gupta, L., Khandelwal, D,. Lal, P.R., Gupta,
bantuan selama masa studi kasus yang telah Y., Kalra, S., & Dutta, D. (2019). Factors
dilakukan oleh penulis. Determining the Success of Therapeutic
Lifestyle Interventions in Diabetes – Role
REFERENSI of Partner and Family Support. European
Adam, L., Connor, C.O., Garcia, A.C. (2018). Endocrinology,18-24.
Evaluating the impact of diabetes self- doi:10.17925/EE.2019.15.1.18
management education methods on Hockenberry, Marilyn, J., & Wilson, D.
knowledge, attitude and behavior of (2015). Wong’s Nursing Care of Infants
patients with type 2 diabetes mellitus. and Children 10th Ed. St Louis: Elsevier
Canadian Journal of Diabetes. Inc.
doi:10.1016/j.jcjd.2017.11.003. Kemenkes RI. (2017). Program Indonesia
Ardiani, H.E., Permatasari, T.A.E., Sugiatmi. Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
(2021). Obesitas, pola diet, dan aktifitas Jakarta.
fisik dalam penanganan diabetes melitus Kemenkes RI. (2019). Buku Pedoman
pada masa pandemi Covid-19. Manajemen Penyakit Tidak Menular.

54
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022

Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit 718. Dikutip dari dari:


Tidak Menular. http://ejournal3.undip.ac.id
Kemekes RI. (2019). Pola makan diet Smeltzer, C. S., & Bare, B.G. (2015). Buku
DIABETES MELITUS. Dikutip dari: Ajar Keperawatan Medical Bedah,
http://p2ptm.kemkes.go.id. Brunner and Suddarth’s. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pelayanan Syahid, Z.M. (2021). Faktor yang
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Berhubungan dengan Kepatuhan
Remaja di Masa Pandemi COVID-19. Pengobatan Diabetes Mellitus. Jurnal
Dikutip dari: http://kesga.kemkes.go.id Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1),
Kiziltoprak, H., Tekin, K., Inanc, M., & Goker, 147-155.
Y.S. (2019). Cataract in diabetes mellitus. UNICEF. (2021). Parenting Of Adolescents
World Journal of Diabetes, 10(3), 140- Dikutip dari: https://www.unicef.org
153. doi:10.4239/wjd.v10.i3.140. William, C., & Rini, M. (2017). Progresivitas
Napitupulu, M., & Sutriningsih. (2019). Retinopati Diabetik Pasca Bedah Katarak
Hubungan pengetahuan keluarga terhadap Di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit
pengendalian kadar glukosa darah Mata Cicendo.
penderita diabetes melitus. Indonesian
Health Scientific Journal, 4(2), 54-59
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2021).
Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di
Indonesia. PB.PERKENI.
Ra’bung, A.S. Gustini., Salamung. N. (2021).
Peningkatan kesejahteraan penderita
diabetes melitus melalui edukasi dan
simulasi senam kaki diabetik. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Lentora, 1(1),
12-16.
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas
2018. Jakarta: Badan Penelitan dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian RI.
Dikutip dari: https://kesmas.kemkes.go.id
Sari, N. (2017). Nursing agency untuk
meningkatkan kepatuhan,Self-Care
Agency (SCA) dan aktivitas perawatan
diri pada penderita Diabetes Mellitus
(Diabetes Melitus). Jurnal Ners Lentera,
5(1), 77–95.
Santi, J. S., & Septiani, W. (2021). Hubungan
penerapan pola diet dan aktifitas fisik
dengan status Kadar gula darah pada
penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD
Petala Bumi Pekanbaru tahun 2020.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(5). 711-

55

Anda mungkin juga menyukai