Health Care of Family Experiencing Diabetes Mellitus with Cataract: A Case Study
ABSTRAK
Indonesia sedang menghadapi krisis beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang terus mengalami peningkatan jumlah kasus penderita.
Perburukan kesehatan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi diabetes seperti katarak. Ketidakmampuan
melakukan perawatan kesehatan akan sangat berdampak pada status kesehatan keluarga. Tujuan studi kasus
adalah mengetahui dan memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga yang mengalami diabetes melitus
dengan katarak. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 dan 28 Desember 2021 di salah satu desa di Kecamatan
Kuta Baro Aceh Besar. Diagnosis keperawatan yang ditetapkan pada kasus ini yaitu ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan, perilaku kesehatan cenderung berisiko dan kesiapan meningkatkan proses keluarga
dengan dua prioritas masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dan kesiapan
meningkatkan proses keluarga. Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga
yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
mampu memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan keluarga,
dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan. Implementasi yang diberikan adalah pendidikan kesehatan,
peningkatan latihan dan perawatan, serta pemberian dukungan kepada keluarga. Hasil evaluasi menunjukkan
bahwa ada peningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi keluarga untuk meningkatkan perawatan
keluarga dengan memenuhi lima tugas kesehatan keluarga.
ABSTRACT
Indonesia is facing a double burden of disease crisis, namely communicable and non-communicable diseases.
Diabetes mellitus is a non-communicable disease that increases the number of sufferers. Poor health can lead to
complications of diabetes such as cataracts. The inability to carry out family health will significantly impact the
health status of the family. The purpose of the case study is to find out and provide an overview of nursing care
for families who experience diabetes mellitus with cataracts. The assessment was carried out on 27 and 28
December 2021 in one of the villages in Kuta Baro Subdistrict, Aceh Besar. Nursing diagnosis in the managed
family are ineffective health care, risky health behaviors, and readiness to improve family processes with two
priority nursing problems, namely ineffective health care and readiness to improve family processes. Nursing
planning is based on five family health tasks, namely being able to recognize health problems, being able to
make decisions for appropriate health actions, being able to provide care to sick family members, being able to
modify the family environment, and being able to take advantage of health facilities. The implementations
provided include providing health education, improving family training and care, and providing support to
families.The results of the evaluation showed that there was an increase in family knowledge, skills, and
motivation to improve family care by fulfilling five family health tasks.
48
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
49
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
50
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
memberikan motivasi kepada keluarga untuk terjadinya gangguan pada mata, pernyataan ini
meningkatkan kondisi timbal balik antara sesuai dengan hasil yang ditemukan pada
keluarga terhadap fasilitas kesehatan. keluarga yang menunjukkan kondisi katarak
pada mata anggota keluarga yang mengalami
HASIL diabetes. Katarak merupakan komplikasi atau
Setelah dilakukan pelaksanaan masalah utama untuk penderita retinopati
implementasi keperawatan tahap berikutnya diabetik karena hal ini akan sangat mengurangi
adalah tahap evaluasi. Hasil evaluasi untuk kemampuan penglihatan penderita dan akan
diagnosis ketidakefektifan pemeliharaan menimbulkan beberapa risiko lainnya seperti
kesehatan adalah adanya peningkatan jatuh dan luka pada kaki (William & Rini,
pengetahuan keluarga tentang konsep dan cara 2017).
pengendalian penyakit diabetes, cara merawat Keluarga memiliki pengetahuan yang
anggota keluarga yang mengalami diabetes kurang tentang konsep dan cara pengendalian
dengan katarak, adanya peningkatan penyakit diabetes sehingga dapat ditemukan
keterampilan dalam melaksanakan latihan fisik adanya komplikasi yang terjadi karena tidak
yaitu senam kaki, adanya peningkatan terkontrolnya kadar glukosa darah. Dukungan
pemahaman tentang pentingnya perawatan pasangan dan keluarga sangat berperan dalam
kaki dan pencegahan risiko jatuh, serta adanya tindakan mengatasi perilaku negatif yang
peningkatan motivasi keluarga untuk lebih memiliki dampak buruk pada hasil glikemik
memanfaatkan fasilitas kesehatan. (Gupta et al, 2019). Keluarga sangat berperan
Hasil evaluasi untuk diagnosis kesiapan penting terhadap status kesehatan keluarga itu
meningkatkan proses keluarga adalah keluarga sendiri, keluarga yang memiliki tingkat
menunjukkan peningkatan pemahaman tentang pengetahuan yang baik tentang konsep
status kesehatan keluarga, fungsi keluarga, dan penyakit diabetes dan cara merawat anggota
cara pengasuhan anak yang berada pada keluarga dengan diabetes akan cenderung lebih
rentang usia remaja. Keluarga juga mudah melakukan perubahan ke arah yang
menunjukkan pemahaman tentang pentingnya lebih baik dibanding dengan keluarga yang
mengidentifikasi perilaku kenakalan remaja, memiliki tingkat pengetahuan yang kurang
dukungan orang tua terhadap kepercayaan diri (Napitupulu & Sutriningsih, 2019).
dan kemandirian remaja serta keluarga tampak Hasil yang diperoleh diketahui status
termotivasi untuk memanfaatkan fasilitas ekonomi keluarga berapa pada status ekonomi
kesehatan dalam upaya peningkatan proses kelas menengah kebawah. Menurut Sari
keluarga. (2017), umumnya individu dengan status sosial
ekonomi kelas menengah kebawah akan
PEMBAHASAN memiliki kesadaran terhadap perawatan
Berdasarkan hasil studi kasus diketahui kesehatan yang kurang, hal ini disebabkan oleh
bahwa anggota keluarga ada yang mengalami kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
prestesia, riwayat penurunan berat badan, dan Kesadaran manajemen perawatan diri yang
kadar gula darah sewaktu (KGDS) 203 mg/dL buruk dalam pengontrolan kadar glukosa darah
yang secara konsep penyakit, kondisi KGDS > akan berdampak terhadap peningkatan risiko
200 mg/dL merupakan tanda dan gejala dari komplikasi penyakit diabetes melitus. Hasil
diabetes melitus (Kemenkes RI, 2019). penelitian Funakoshi et al (2017),
Menurut Syahid (2021), komplikasi penyakit menunjukkan bahwa status sosial ekonomi
diabetes melitus salah satunya adalah rendah seperti yang ditunjukkan pada kondisi
51
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
tingkat pendidikan yang rendah, tingkat popliteal namun insiden oklusi terjadi lebih
pendapatan yang rendah, menerima bantuan tinggi pada area di bawah lutut. Implementasi
publik, dan tidak ada atau pekerjaan tidak tetap demonstrasi senam kaki merupakan salah satu
memiliki hubungan yang signifikan dengan latihan fisik bagi penderita diabetes yang
prevalensi komplikasi diabetes melitus yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah.
lebih besar. Pendidikan dianggap sebagai Latihan ini dapat membantu agar lebih banyak
faktor penting untuk mempraktikkan gaya jaringan kapiler yang terbuka sehingga akan
hidup sehat dan pengelolaan penyakit secara berdampak pada kondisi reseptor insulin lebih
mandiri. individu dengan tingkat pendidikan banyak tersedia dan aktif. Kondisi ini akan
rendah cenderung memiliki gaya hidup yang mempermudah saraf untuk mendapatkan
tidak sehat, seperti kurang olahraga yang nutrisi dan oksigen sehingga mampu
merupakan faktor risiko diabetes. Indvidu atau memperbaiki dan mengoptimalkan fungsi
keluarga yang menerima bantuan publik juga saraf. Selain itu melakukan senam kaki secara
lebih cenderung hidup secara menyendiri teratur juga memberikan manfaat seperti
sehingga menunjukkan sikap yang kurang memperkuat otot kecil, pencegahan terhadap
mampu dalam memanfaatkan fasilitas kejadian kelainan bentuk pada kaki serta dapat
kesehatan. mengatasi keterbatasan gerak (Ra’bung, Gusni
Pendidikan kesehatan terkait manajemen & Salamung, 2021).
diabetes menjadi implementasi yang dilakukan Peningkatkan kemampuan, keterampilan
untuk memenuhi tugas mengenal masalah atau psikomotor keluarga dilakukan dengan
keluarga. Pendidikan atau edukasi kesehatan pemberian peningkatan latihan dan modifikasi
tentang konsep dan manajemen diabetes perilaku. Implementasi yang diberikan untuk
melitus bertujuan untuk meningkatkan memodifikasi perilaku adalah memberikan
kemampuan kognitif atau pengetahuan pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki
keluarga yang akan berdampak pada dan penceghan risiko jatuh, pengaturan diet
pemenuhan seluruh tugas kesehatan keluarga. dengan model T dan pengaturan 3J. Perawatan
Berdasarkan hasil penelitian, pendidikan kaki dan pencegahan risiko jatuh dapat
kesehatan memberikan dampak yang dilakukan dengan cara tidak berjalan tanpa
signifikan pada peningkatan manajemen diri menggunakan alas kaki saat berjalan di pasir
penderita diabetes, sehingga hal ini dapat ataupun di air, menjaga kaki untuk selalu
mengurangi biaya pengobatan komplikasi yang bersih dan tidak basah, membersihkan sela-sela
berhubungan dengan kondisi diabetes yang jari kaki secara teratur setiap kali dari kamar
tidak terkontrol (Adam, Connor, & Garcia, mandi atau tempat-tempat yang basah, periksa
2018). kaki ke pelayanan kesehatan apabila kulit
Hasil pemeriksaan fisik ditemukan ada terkelupas, kemerahan, atau luka, mengoleskan
kehitaman pada kuku kaki penderita diabetes. krim pelembab pada kaki yang kering, dan
Menurut Edmonds (2019), Peripheral Arterial memotong kuku secara teratur (PERKENI,
Disease (PAD) pasien diabetes secara 2021). Pengaturan pola makan pada penderita
morfologis dan patologis berbeda dengan diabetes adalah dengan konsep piring makan
pasien tanpa diabetes. Patologis gabungan dari Model T untuk membantu penerapan gizi
arteri besar dan kecil pada pasien diabetes dan seimbang memberikan gambaran untuk
nondiabetik menunjukkan bahwa pasien keluarga dapat mengetahui ukuran porsi
diabetes melitus memiliki insiden oklusi makanan yaitu sayur dan buah diisi pada 1/2
(penyempitan) yang sama pada sistem femoral- bagian dari piring makan, protein diisi pada 1/4
52
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
bagian dari piring makan dan karbohidrat diisi pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas
pada 1/4 bagian dari piring makan (Ardiani, dan dapat dimanfaatkan keluarga dalam
Permatasari, & Sugiatmi, 2021; Kemenkes RI, pengasuhan remana ialah program Pelayanan
2019). Hasil yang baik dari pengaturan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Beberapa
manajemen pola makan ini sangat didukung kegiatan pada program ini seperti pemeriksaan
dengan penerapan 3J. Berdasarkan hasil penunjang, pelayanan rujukan, konseling,
penelitian Santi dan Septiani (2021), diketahui pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara (KIE), serta pembekalan keterampilan hidup
penerapan pengaturan jumlah makanan, jenis sehat pada remaja (Kemenkes RI, 2020).
makanan, jadwal makanan dan aktivitas fisik
terhadap status kadar glukosa darah pada KESIMPULAN
penderita diabetes. Berdasarkan hasil studi kasus pada proses
Mengingkatkan proses keluarga dilakukan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
dengan memberikan pendidikan kesehatan terhadap keluarga dapat disimpulkan bahwa:
tentang lima fungsi keluarga yaitu fungsi 1. Perawatan kesehatan keluarga yang
afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan mengalami diabetes melitus dengan katarak
fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat ditingkatkan dengan memenuhi lima
(Kemenkes RI, 2017). Selain itu proses tugas kesehatan keluarga. Keluarga yang
keluarga juga dapat ditingkatkan dengan mendapatkan pendidikan kesehataan
memenuhi pola pengasuhan remaja yang baik tentang manajemen diabetes melitus,
dikarenakan salah satu anggota keluarga ada motivasi atau dukungan, peningkatan
yang berada pada rentang usia remaja. Tahap latihan fisik dan modifikasi perilaku, serta
remaja adalah suatu periode terjadinya transisi mendapatkan informasi tentang sumber
antara masa anak-anak menjadi dewasa. kesehatan yang dapat dimanfaatkan
Menurut Hockenberry, Marilyn, & Wilson menunjukkan hasil yang positif dengan
(2015), pada proses pencarian suatu identitas adanya peningkatan pengetahuan,
diri, remaja akan melakukan percobaan keterampilan dan motivasi dalam
terhadap berbagai peran, sehingga orang tua memenuhi setiap tugas kesehatan keluarga.
harus mampu mengidentifikasi kemungkinan 2. Peningkatan proses keluarga yang
adanya perilaku kenakalan remaja yang terjadi dilakukan dengan memberikan pendidikan
pada anak. Menurut UNICEF (2021), cara kesehatan untuk peningkatan pola fungsi
pengasuhan remaja yang dapat orang tua keluarga, pendidikan orang tua tentang
lakukan yaitu memahami perubahan pengasuhan remaja dan kenakalan remaja,
perkembangan yang sedang berlangsung, terus menjelaskan tentang program Pelayanan
memelihara keterikatan hubungan, komunikasi Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan
tentang keputusan kehidupan masa depan, memberikan motivasi kepada keluarga
membahas dan menyetujui bersama dengan untuk meningkatkan kondisi timbal balik
remaja harapan dan perilaku serta konsekuensi antara keluarga terhadap fasilitas kesehatan,
yang sesuai dengan usia karena tidak seluruh implementasi ini dapat membantu
memenuhi harapan, kesadaran aktif yang dalam meningkatkan status kesehatan
berkelanjutan tentang keberadaan, aktivitas keluarga dengan seluruh potensi yang
dan pertemanan remaja, serta peningkatan dimiliki keluarga.
keterlibatan dalam pengambilan keputusan, 3. Selama studi kasus ditemukan keterbatasan
sejalan dengan kapasitas. Salah satu fasilitas dalam pemberian asuhan keperawatan
53
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
54
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
55