Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI

GASTROENTERITIS AKUT DENGAN MASALAH

GANGGUAN INTERGRITAS KULIT

DI RSUD X

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

FAHREZA ALIF MAULANA

21033

PROGRAM D III KEPERAWATAN

STIKES PEMKAB PURWOREJO

TAHUN 2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI

GASTROENTERITIS AKUT DENGAN MASALAH

GANGGUAN INTERGRITAS KULIT

DI RSUD X

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan


Gelar Ahli Madya Keperawatan (A. Md. Kep)

Oleh :

FAHREZA ALIF MAULANA

21033

PROGRAM D III KEPERAWATAN

STIKES PEMKAB PURWOREJO

TAHUN 2023
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA :

NIM :

Program Studi :

Menyatakan dengan bahwa tulisan dalam Karya Tulis Ilmiah ini

merupakan hasil pemikiran saya sendiri, bukan pengutipan dari karya

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau hasil pemikiran saya

sendiri. Apabilah dikemudian hari terbukti bahwa Karya Tulis Ilmiah

ini adalah hasil dari kutipan pemikiran orang lain, saya bersedia

menerima sanksi atas tindakan tersebut.

Purworejo, 28 November 2023

Fahreza Alif Maulana

NIM : 21033
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Faheza Alif Maulana (21033) dengan judul :

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI

GASTROENTERISTIS AKUT DENGAN GANGGUAN INTERGRITAS

KULIT DI RSUD X”

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Purworejo, 28 November 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Nova Ari Pangesti, S.Kep.,Ns.,M.Kep Eko Riyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIDN. 0629118801 NIDN. 0630117704


LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang

Mengalami Gastroenteritis Akut Dengan Masalah Gangguan Intergritas Kulit

Di RSUD X.” Oleh Fahreza Alif Maulana (21033) telah diujikan kepada Dewan

Penguji pada:

Dewan Penguji

Penguji I Penguji II Penguji III

Ahmad Muzaki, S.Kep.,Ns,M.Kep Eko Riyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep Nova Ari Pangesti S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIDN. 0622038902 NIDN. 0630117704 NIDN. 0629118801

Mengetahui

STIKes Pemkab Purworejo

Ketua,

Wahidin, S.Kep.,Ns.,M.,Kep

NIDN : 0622038601
MOTTO
Tetaplah berbuat baik"

Terimakasih kepada :

Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang diberikan untuk penulis sehingga

tiada alasan untuk penulis berhenti bersyukur.

dan juga orang tua dan seorang tersayang yang selalu memberi do’a dan

dukukungan.

Kupersembahkan :

Keluargaku,

iyingkuuu

Sahabatku

Almamaterku

Bangsa dan Negaraku


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan pada anak

yang mengalami Gastroenteritis Akut dengan masalah Gangguan Intergritas

Kulit di RSUD X”. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan program Diploma III Keperawatan Kabupaten Purworejo.

Kesulitan dan hambatan banyak penulis temui namun berkat bantuan serta

dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal

karya tulis ini. Untuk itu perkenankanlah penulis untuk menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Wahidin,S.Kep., Ns.,M.,Kep selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Pemerintah Kabupaten Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan sampai terselesainya penyusunan tugas akhir

ini.

2. Nova Ari Pangesti, S.Kep.,Ns.,M.,Kep selaku Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, koreksi dan arahan dalam menyusun karya tulis ilmiah,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

3. Eko Riyanti, S.Kep., Ns.,M.,Kep selaku Penguji yang telah memberikan koreksi,

dan arahan dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dengan baik.


4. Ahmad Muzaki, S.Kep., Ns.,M.,Kep selaku Penguji yang telah memberikan

arahan, dan koreksi dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah, sehingga dapat

terselesaiakan dengan baik oleh penulis

5. Keluarga serta orang tua tersayang penulis yang tiada henti mencurahkan kasih

sayang, memberi dukungan doa, dan fanansial, serta pengorbanan dan semangat

hidup disetiap langkah perjalanan penilis dalam menuntut ilmu , kepada penulis

hingga selesainya tugas ini.

6. Semua teman – teman dan juga kakek nenek yang selalu mendoakan kebaikan

dalam langkah penulisan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam karya tulis

ilmiah ini masih terdapat kekurangan,harapan penulis semoga karya tulis ilmiah

ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Untuk kesempurnaan karya tulis

ilmiah ini, kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan. Semoga

laporan ini bermanfaat bagi Pembaca.

Purworejo, 28 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastroenteritis akut (GEA) merupakan salah satu penyakit di negara

berkembang yang menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian pada

anak. Walaupun GEA dapat menyerang semua usia, namun anak-anak lebih

berisiko tinggi terkena penyakit ini karena memiliki daya tahan tubuh yang

lemah. Oleh karena itu, perlu diwaspadai dan ditangani secepat mungkin

apabila terlambat dapat menyebabkan kematian jaringan tubuh tidak

mampu bekerja dengan optimal (Armina et al., 2023).

Menurut Data World Health Organization pada tahun 2019., diare

merupakan penyakit yang terjadi di sebagian besar wilayah geografis di

dunia. GEA juga terdaftar sebagai faktor yang menyebabkan angka

kesakitan dan kematian yang cukup tinggi di dunia yang mencapai 1,5

miliar dan sekitar 1.519.229 anak mengalami kematian di seluruh negara

akibat penyakit ini (WHO, 2019). Gastroenteritis akut Menurut Organisasi

Kesehatan Dunia, penyakit ini menyebabkan perubahan bentuk tinja

menjadi lebih lunak atau encer, dan frekuensi buang air besar meningkat

lebih dari 3 kali lipat dalam 24 jam (Jap & Widodo, 2021).

Data Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa diare bisa dialami

oleh siapapun dan tidak memandang umur, kasus diare di jawa tengah masih

terbilang cukup tinggi sebesar 214 per 1.000 penduduk dan kejadian diare

pada balita sebesar 900 per 1.000 penduduk. Sekitar 20% kasus diare yang
terjadi di provinsi Jawa Tengah ini ditangani oleh beberapa fasilitas

kesehatan sebesar 83.665 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2021).

Masalah yang bisa terjadi saat mengalami GEA ialah iritasi kulit yang

terjadi pada area sekitar perineal kondisi ini diakibatkan oleh kulit yang

terlalu sering berkontak dengan feses dan urine yang memiliki kadar amonia

dan pH yang naik sehingga dapat menyebabkan kelembaban di kulit yang

pada anak yang mengalami GEA (Agustina, 2021).

Rusaknya daerah perineal pada penyakit GEA yang dipicu karena

seringnya keluar feses dalam bentuk cair sehingga dapat menyebabkan

kemerahan pada kulit ,dimana sering terjadi kontak berulang antara popok

dengan kulit perianal (Hasyim, 2021). Selain dampak tersebut ada beberapa

dampak yang disebabkan oleh penyakit ini seperti dehidrasi yang fatal yang

bisa mengancam nyawa penderita apabila tidak dilakukan penanganan

secara tepat dan cepat. Rusaknya intergritas pada kulit yang dialami oleh

anak anak penderita penyakit ini, diakibatkan karena pengetahuan ibu yang

kurang terhadap cara dalam merawat kulit terutama pada area lipatan paha

dan pantat. Banyak ibu yang memakai popok plastik yang tidak menyerap

cairan, yang dapat mengakibatkan luka lecet, namun dengan menggunakan

bedak tabur, dan bedak baby oil bisa mengurangi lesi (Kurniasih et al.,

2020).

Menurut Nikmah et al (2021) Gastroenteritis yang berakibat Diaper

rush / ruam popok menimbulkan ruam merah terang yang disebabkan oleh

iritasi merah kulit yang terkena urine atau kotoran yang terjadi lama pada
bagian bawah popok anak. Kemerahan pada ruam popok dibedakan jadi 3

dalam derajatnya yaitu kemerahan ruam dengan derajat ringan, sedang, dan

berat, kemerahan atau ruam popok tidak selalu terjadi pada pantat dan

lipatan paha namun dapat menyebar juga ke area genetalia. Diapers yang

dialami oleh anak akan beresiko mengakibatkan nyeri, rasa gatal, dan

mempengarui gangguan kenyamanan (Mahayati, 2020).

Terapi non farmakologi yang diberikan untuk mengatasi penyakit

ini ialah dengan mengganti diapers sesuai dengan daya tampung untuk

mengurangi gesekan dan kelembaban pada kulit, serta memberikan olesan

minyak kelapa yang memiliki kandungan asam laurat dengan kadar 48%

yang bermanfaat untuk mempercepat petumbuhan jaringan granulasi dan

epitalisasi jaringan yang bersih, menangkal radikal bebas dalam tubuh serta

menjaga kulit yang telah rusak seperti eksim dan psoriaris (Ainun et al.,

2021). Kandungan VCO (virgin coconut oil) murni di dalamnya terdapat

senyawa kandungan utama yaitu asam laurat dan asam kaprat, senyawa

utama memiiki manfaat dan fungsi salah satunya sebagai anti bakteri, anti

virus, anti biotik, dan anti jamur. Proses penyulingan tersebut akan

dihasilkan VCO yang berwarna bening, kadar air dan kadar asam lemak

yang rendah, serta berbau harum dan tahan lama, jika disimpan dapat

bertahan sampai 12 bulan (Susanti, 2020). Pemberian VCO diberikan

setelah selesai mandi, setelah tubuh balita kering khususnya daerah pantat,

perut, paha dan kemaluan lalu mengoleskan VCO pada daerah yang
mengalami ruam popok. Setelah itu membiarkan VCO 5-10 menit, dan

dilanjutkan memasang diaper/popok.

Hasil penelitian Purwanti dan Retnaningsih (2022) di Puskesmas

Watas Marga Kabupaten Rejang Lebong Provisi Bengkulu, menunjukan

bahwa terjadi percepatan perubahan tipe diaper rash karena peran VCO

yang diberikan selama 5 hari sebagai anti bakteri alami yang sangup

mengalahkan bakteri mematikan, aktivas air yang sedikit dapat menyerap

air dari bakteri pada diaper rash sehingga mampu menghambat

pertumbuhan bakteri hingga bakteri sulit tumbuh, virgin coconut oil juga

sebagai antiseptik karena sifatnya sebagai antibacterial. (Astuti et al.,

2023). Perbedaan keadaan kulit sebelum dan sesudah melakukan terapi oles

minyak kelapa, sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi minyak kelapa

sangat efektif untuk diterapkan (Purwanti & Retnaningsih, 2022).

Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan diatas serta dampak

dari penyakit ini terhadap sistem tubuh, maka dari itu penulis merasa tertarik

untuk menerapkan suatu bentuk Asuhan Keperawatan pada Anak

Gastroenteritis Akut (GEA) dengan Ganggun Intergritas Kulit untuk

dijadikan subjek studi kasus. Penulis mengambil judul untuk proposal

Karya Tulis Ilmiah ini yaitu “Asuhan Keperawatan pada Anak yang

mengalami Gastroenteritis Akut (GEA) dengan Ganggun Intergritas Kulit

di RST TK II dr. Soedjono Magelang”.


B. Rumusan masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Anak yang Mengalami GEA dengan

Masalah Gangguan Intergritas Kulit di RST TK II dr. Soedjono Magelang?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan GEA

dengan masalah gangguan intergritas kulit di RST TK II dr. Soedjono

Magelang.

2. Tujuan Khusus

Karya tulis ini dapat menjadi sumber yang bermanfaat bagi mahasiswa

keperawatan. Informasi dari penelitian tersebut dapat digunakan sebagai

referensi tambahan dalam mengembangkan ilmu keperawatan GEA

dengan masalah gangguan intergritas kulit.

a. Melakukan pengkajian pada anak yang mengalami GEA dengan

masalah gangguan intergritas kulit di RST TK II dr. Soedjono

Magelang.

b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada anak yang mengalami

GEA dengan masalah gangguan intergritas kulit di RST TK II

dr. Soedjono Magelang.

c. Menyusun perencanaan pada anak yang mengalami GEA

dengan masalah gangguan intergritas kulit di RST TK II dr.

Soedjono Magelang.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada anak yang mengalami

GEA dengan masalah gangguan intergritas kulit di RST TK II

dr. Soedjono Magelang.

e. Mengetahui evaluasi keperawatan pada anak yang mengalami

GEA dengan masalah gangguan intergritas kulit di RST TK II

dr. Soedjono Magelang.

D. Manfaat

Manfaat penulis proposal karya tulis ilmiah sebagai berikut:

1. Teoritis

Sebagai tambahan untuk mengetahui dari pemahaman informasi agar

dapat mengembangkan penelitian selanjutnya tentang GEA.

2. Praktis

a. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pengetahuan, memperluas wawasan penulis,

dan keterampilan dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada

anak yang mengalami GEA.

b. Bagi Perawat

Karya tulis ini dapat menjadi sumber yang bermanfaat bagi

mahasiswa keperawatan di STIKES Pemkab Purworejo. Informasi

dari penelitian tersebut dapat digunakan sebagai referensi

tambahan dalam mengembangkan ilmu keperawatan GEA dengan

masalah gangguan intergritas kulit.


c. Bagi Institusi Pendidikan

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

khusunya bagi profesi perawat untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan yang optimal khusunya dalam memberikan

asuhan keperawatan pada anak yang mengalalmi GEA dengan

masalah utama gangguan intergritas kulit.

d. Bagi Keluarga

Manfaat praktis penulisan proposal karya tulis ilmiah bagi

keluarga yaitu supaya keluarga dapat mengetahui cara penanganan

GEA dengan melakukan terapi pemberian Virgin Coconut Oil

secara mandiri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anak

1. Pengertian Anak

Anak adalah seseorang berusia 0-6 tahun yang dianggap sebagai

masa kritis jika masa ini anak kurang mendapat perhatian dalam hal

pendidikan, perawatan, dan pelayanan kesehatan dan kebutuhan gizinya

dapat dikhawatirkan anak tidak akan mampu berkembang dan menjadi

dewasa secara optimal. Masa kanak-kanak dimulai sejak dalam

kandungan atau sebelum lahir hingga usia 6 tahun. Anak pada masa ini

merupakan masa perkembangan dan kedewasaan yang sangat

menentukan masa depan seorang anak sama halnya dengan masa emas

(golden age). Anak merupakan seorang individu unik yang mengalami

pertumbuhan pesat pada seluruh aspek perkembangan, sehingga

membawa perubahan pada beberapa aspek perkembangan (Age &

Hamzanwadi, 2020).

WHO menyatakan bahwa masa anak dimulai sejak dalam

kandungan atau pada saat berlangsungnya pembuahan hingga usia 18

tahun (Indanah & Yulisetyaningrum, 2019).

2. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar pada tumbuh kembang anak dapat digolongkan

secara umum menjadi kebutuhan fisik- biomedis (Asuh ) yang meliputi

pangan atau gizi perawatan dasar seperti imunisasi, penimbangan anak


secara teratur, papan pemukiman yang layak seperti sanitasi lingkungan,

sandang dan rekreasi. Kebutuhan kasih sayang atau emosi (Asih),

dimana tahun pertama ada hubungan yang mesra antara ibu dengan anak

dapat menjadi salah satu syarat tumbuh kembang secara selaras baik

secara fisik, mental maupun psikososial. Kebutuhan stimulasi mental

(Asah) merupakan penentu dalam proses belajar pada anak yang

menstimulus perkembangan mental psokososial yaitu kecerdasan,

ketrampilan, kemandirian, kepribadian, moral dan etika (Nur, 2020).

3. Tingkat Perkembangan Anak

Karakteristik anak yang sesuai dalam tingkat perkembangan menurut.

(Hijriati, 2021):

a. Usia 0-1 Tahun

Usia ini merupakan masa bayi, tetapi perkembangan fisik akan

mengalami kecepatan yang luar biasa, berbagai karakteristik seperti

mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling,

merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan, mempelajari keterampilan

menggunakan panca indra seperti melihat, mengamati, meraba,

mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap

benda ke mulutnya mempelajari komunikasi sosial. Bayi baru lahir

telah siap melaksanakan kontak sosial dengan lingkungan.

komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan

memperluas respon verbal dan non verbal bayi.

b. Usia 2-3 Tahun


Pada usia ini terdapat beberapa kesamaan karakteristik dengan masa

sebelumnya, secara fisik masih mengalami pertumbuhan yang pesat.

Beberapa karakteristik khusus anak usia 2- 3 tahun meliputi sangat

aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya, memiliki

kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar

biasa. Explorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda ada apa

saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif.

Motivasi belajar pada anak usia tersebut menempati grafik tertinggi

dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari

lingkungan, mulai mengembangkan kemampuan berbahasa, diawali

dengan berceloteh, kemudian satu dua kata yang belum jelas

maknanya. Anak akan terus belajar dan berkomunikasi, menangkap

pembicaraan orang lain, belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran,

mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak

didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukannya.

c. Usia 7-12 Tahun

Perkembangan pada usia ini disebut masa sekolah. Pada masa ini

menjelaskan adanya karakteristik dalam berbahasa dimana anak

mampu memahami bahasa ,dan mampu berkomunikasi dengan

panjang meskipun sifatnya masih abstrak, selain itu anak juga

mampu jadi pendengar yang baik, anak mampu dalam menyimak

cerita yang ia dengar dan dapat mengungkapkan kembali dengan

susunan dan urutan yang logis (M. P. Dewi et al., 2020).


d. Usia 12-18 Tahun

Masa ini disebut masa remaja karena masa peralihan dari anak-

anaak menuju dewasa. Ada bebarapa perubahan yang bisa dialami

oleh remaja pada fase seperti pada fisik mengalami perubahan

pada karakteristik seksual seperti buah dada yang mulai

membesar, berkembangnya pinggang dan pinggul pada remaja

perempuan, tumbuhnya bulu pada laki-laki berupa enggot dan

kumis, serta adanya perubahan pada suara. Secara mental pun

remaja juga mengalami beberapa perubahan, seperti pencarian

identitas yang semakin menonjol, berkembangnya pemikiran

secara abstrak, idealistis dan logis, serta banyak menghabiskan

waktu dengan teman sebaya di luar keluarga (Dewinda et al., 2021).

4. Tugas Perkembangan Anak

Tugas perkembangan dan pertumbuhan anak muncul menyesuaikan

fase. Tugas perkembangan anak usia 0-2 tahun yaitu bicara, berjalan,

makan makanan yang padat serta kesetabilan jasmani. Pada usia 3-5

tahun dimana masa ini memiliki kegiatan bermain, bereksplorasi,

beresperimen, serta belajar dalam membedakan mana yang benar dan

mana yang salah dalam mengembangkan kata hati serta proses sosial.

Pada usia 6-11 tahun merupakan masa kanak – kanak dengan

kemampuan dasar menghitung, membaca, dan menulis. Selanjutnya ada

juga tugas perkembangan anak usia 13- 18 dimana suatu keadaan dalam
menerima peran serta fisiknya sebagai laki- laki atau perempuan,

menemukan jati diri karena adanya kritik dan refleksi dalam

mengembangkan nilai- nilai hidup (Khaulani et al., 2020).

B. Konsep Gastroenteritis Akut

1. Pengertian

Gastroenternitis akut adalah salah satu penyakit di negara

berkembang yang menjadi masalah utama kesehatan. Penyakit ini

memiliki sifat endemis yang sering muncul sebagai kejadian yang luar

biasa dan banyak memakan korban. Awal mula terjadinya penyakit

gastroenteritis ditandai dengan diare cair, yang kemudian hari ke 2 dan

3 dapat disertai adanya darah, dengan ataupun tanpa lendir, penyakit ini

biasanya disebabkan oleh bakteri, intoleransi laktosa, dan parasit.

Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui fecal-oral, yang terjadi

ketika adanya kontak dari orang ke orang maupun kontak orang dengan

peralatan rumah tangga (Keseh et al., 2020).

Pengertian lain menjelaskan bahwa Gastroenteritis akut memiliki

fases dalam jumlah yang banyak yang terjadi akibat dari infeksi bakteri

atau virus, penyakit radang usus, sindroma malabsorbsi, dan alergi

makanan. Penyakit Gastroenteritis akut terjadi karena adanya radang

pada usus dan lambung yang ditandai dengan muntah, diare dan disertai

dengan meningkatnya suhu tubuh. Gejala lain yang ditimbulkan dapat

berupa dehidrasi akibat dari pengeluaran air dalam jumlah banyak dari
jumlah air yang masuk dalam tubuh serta hilangnya cairan dan elektrolit

(Fattah et al., 2022).

Secara global GEA terdaftar sebagai faktor yang menyebabkan

angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi di dunia yang

mencapai 1,5 miliar dan sekitar 1.519.229 anak mengalami kematian di

seluruh negara akibat penyakit ini (WHO, 2019).

2. Etiologi

Gastroenteritis akut pada anak dapat menyebabkan adanya

malnutrisi dan mortalitas pada anak sehingga dapat menyebabkan

gangguan pada tumbuh kembang anak. Faktor penyebab penyakit

Gastroenteritis akut pada anak ada beberapa macam salah satunya virus

ada pula yang disebabkan oleh bakteri, parasit, alergi makanan,

keracunan makanan, jamur, malabsorbsi makanan, dan lain –lain.

Selain itu ada juga faktor yang mempengaruhi lainya yaitu faktor

sanitasi dan higiene, kedua faktor ini merupakan faktor yang dominan

karena banyak dari penyebab diare baik virus, bakteri, dan protozoa

yang cara penularannya melalui perantara vektor mekanik seperti lalat

yang terdapat pada seseorang dengan sanitasi dan higiene yang buruk.

Pada balita higiene bergantung pada orang tuanya , sedangkan higiene

pada anak usia menginjak lebih besar atau usia sekolah selain

dipengaruhi oleh orang tuanya juga bisa dipengaruhi oleh

lingkungannya, salah satunya lingkungan di sekolah karena di


lingkungan sekolah anak sudah mendapat berbagai informasi seperti

halnya informasi kebersihan perindividu (Maryanti et al., 2020).

3. Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,

Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atay toksin

(Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia, dan lainnya),

parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme

patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi

enterotoksin atau Cytotoksin dimana memtau melekat pada dinding usus

pada Gastroenteritis akute merusak sel.

Penularan gastroenteritis biasa melalui fekal ke oral dari satu

penderita ke penderita lain. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen

disebabkan oleh makanan dan minuman gastroenteritis makanan yang

tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga

usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam

rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare.Selain itu

muncul juga gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga

sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan

multilitas usus mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.

Gastroenteritis atau diare dapat menimbulkan gangguan lain

misalnya kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi). Kondisi ini dapat

menganggu keseimbangan asam basa (asidosis metabolik dan

hipokalemian), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),


hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah. Normalnya makanan atau

feses bergerak sepanjang usus dengan bantuan gerakan peristaltik dan

segmentasi usus,akan tetapi mikroorganisme seperti salmonella,

escherichia coli, vibrio disentri dan virus entero yang masuk ke dalam

usus dan ber-kembang biak dapat meningkatkan gerak peristaltik usus

tersebut. Penyakit GEA yang terjadi pada anak menyebabkan BAB

encer dengan gangguan lebih dari 3 kali dalam sehari sehingga kulit

perianal sering menyentuh popok yang mengakibatkan kulit lecet serta

iritasi dengan rasa gatal dan kulit terlihat kemerahan hal ini dapat

muncul masalah keperawatan Gangguan Integrits Kulit (Ida Mardalena,

2020).
4. Pathway

Infeksi Malabsorsi Makanan

Kuman masuk dan


Tekanan osmotik Toksin tidak
berkembang biak
meningkat diabsorbsi
dalam usus

Pergeseran
Toksin dalam
rongga usus Hiperperistaltik
dinding usus halus
meningkat

Hiperekskresi air dan


Isi rongga usus Kemampuan
elektrlit usus
meningkat absorbsi menurun
meningkat
Kurang terpapar
informasi
Gastroenteritis Akut (GEA)
Defisit pengetahuan
BAB sering (D.0111)
dengan
konsistensi encer

Kulit sekitar anus Frekuensi


lecet dan iritasi defekasi

BAB encer
Kemerahan dan dengan atau
gatal tanpa arah atau
lendir

Gangguan
Integrtitas Kulit Diare (D.0020)
(D.0129)
Gmabar 2.1 : Pathway
( Sumber : (Ida Mardalena, 2020)
5. Manifestasi klinis

Awal terjadinya GEA pada balita ialah bayi, balita dan anak anak

yang dapat menimbulkan kecemasan dan menjadi cengeng, lesu, lemah,

dan suhu tubuh biasanya bertambah keinginan, makan menjadi

berkurang atau tidak mau untuk makan, lalu muncul adanya diare.

Mencairnya tinja yang mungkin dapat disertai lendir atau darah. Yang

mana jika tidak segera ditangani akan menyebabkan diare. Diare yang

terjadi pada umumnya berbeda-beda yang bergantung pada

mikroorganisme penyebabnya. Diare yang disebabkan oleh infeksi

biasanya memperliatkan gejala klinis seperti nyeri perut, demam, mual

mutah, dan fases terlihat berdarah. Sedangkan diare yang diakibatkan

oleh infeksi virus dan parasit memiliki gejala klinis yang sama dengan

diare yang diakibatkan oleh infeksi bakteri, bedanya pada diare ini fases

tidak berdarah (Yuliati et al., 2022).

6. Peneriksaan Penunjang

Pada penyakit Gastroenteritis akut dapat dilakukan beberapa

pemeriksaan penunjang diantaranya melakukan pemeriksaan tinja

dalam pemeriksaan tinja ini terdiri dari pemeriksaan : mikrikopis, pH

kadar gula dalam tinja, makrokopis, serta colok dubur atau dengan

resistensi feses. Penyakit ini juga melakukan pemeriksaan darah rutin

yang berupa leukosit guna memastikan adanya infeksi. Pemeriksaan

kreatin dan kadar ureum dilakuan pada penyakit ini yang berfungsi

untuk mengetahui fual ginjal (Annisa, 2022).


7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan menurut Firmansyah et al., (2019) pada penyakit

gastroenteritis akut dengan masalah gangguan intergritas kulit ialah

ialah dengan terapi farmokologi seperti diberikannya saleb /injeksi

kortikosteroid dan saleb seng oksida (zink oxide) ada juga dengan

menggunakan terapi non farmakologi seperti Minyak Kelapa (VCO).

Berikut ini pengobatan /atau pemberian terapi non farmakologi dengan

minyak kelapa (VCO) :

a. Mengurangi atau menghilangkan kondisi yang lembab dan adanya

goresan pada kulit dengan menganti popok setelah buang air kecil

atau besar dengan segera , apabila menggunakan popok jenis

disposable, gunakan sesuai dengan daya tampung, bersihkan kulit

dengan air secara lembut, lalu pada saat mengeringkan gunakan

handuk yang halus, anginkan terlebih dahulu setelah itu pakai kan

oil guna mengurangi gesekan dan melembabkan kulit, lalu

gunakan popok yang bersih ketika ganti.

b. Pakaikan minyak kelapa karena dapat menjaga kelembaban pada

kulit. Pada minyak kelapa terdapat kandungan antiseptik yang

berfungsi untuk mencegah air ketika kontak langsung dengan kulit

yang terkena ruam popok dan dapat mengurangi kemerahan pada

ruam popok.

c. Pilihlah popok yang bagus kualitasnya, popok kain lebih jarang

menimbulkan ruam popok pada anak dan bayi dibandingkan dengan


diapers, karena menggunakan popok diapers harus sering menganti

dengan yang baru minimal 4-5 kali dalam satu hari, akan tetapi akan

lebih baik jika mengganti popok diapers > 5 kali dalam sehari.

Parahnya ruam popok terjadi apabila frekuensi pergantian diapers <

3 kali sehari.

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam

memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data,

dan penentu masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara

mengkaji data subjektif dan data objektif. Pengkajian fisik meliputi

identitas pasien, riwayat keperawatan, riwayat kesehatan lalu, riwayat

psikososial keluarga, kebutuhan sehari-hari, keadaan umum,

pemeriksaan sistematik, pemeriksaan tingkat tumbuh kembang dan

pemeriksaan penunjang (Ida Mardalena, 2020).

2. Diagnosa Keperawatan

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia merupakan sebuah tolak

ukur yang dipakai sebagai pendoman guna menegakkan diagnosa

keperawatan dan diharapkan mampu meningkatkan pelayanan yang

terstandar di bidang keperawatan (Meidianta & Milkhatun, 2020).

Diagnosa Keperawatan yang muncul pada penyakit ini ialah:

Menurut SDKI (2017) :


a) Diare berhubungn dengan proses infeksi (D.0020) dapat

didefinisikan dengan seringnya proses pengeluaran feses, tidak

berbentuk dan lunak.

b) Gangguan Intergritas Kulit atau jaringan berhubungan dengan

kelembapan (D. 0129) dengan definisi dengan rusaknya kulit

(epidermis, dan atau dermis) atau jaringan (kornea, membram

mukosa, otot, fasia, tulang, tendon, kartiligo, ligamen, dan atau

kapsul sendi).

3. Intervensi Keperawatan

Suatu proses keperawatan yang merupakan perencanaan yang

dilakukan perawat dari diagnosa yang sudah pasti ditentukan sehingga

pasien memperoleh statuse kesehatan yang baik. Saat pengambilan

keputusan dalam intervensi keperawatan ini harus ditetapkan dan

berjalan dengan baik dan berhasil (Safitri, 2019). Tindakan

Keperawatan menurut SDKI, (2017): Perawatan intergritas kulit

(I.11353).

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan dan Kriteria Hasil Keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan - Identifikasi penyebab
Intergritas Pada tindakan keperawatan gangguan intergritas
kulit berhubungan selama 3 x 24 jam maka kulit.
dengan diharapkan integritas - Ubah posisi tiap 2 jam
kelembapan. kulit membaik dengan jika tirah baring.
kriteria hasil: - Lakukan pemijatan
- Kerusakan jaringan pada area penonjolan
menurun. tulang jika perlu.
- Kemerahan - Bersihkan perineal
menurun. dengan air hangat
- Jaringan parut terutama selama
menurun. periode diare.
- Pigmentasi - Gunakan produk
abnormal menurun. berbahan petrolium
- Suhu kulit membaik.
- Tekstur membaik. atau minyak pada
kulit kering.
- Gunakan produk
berbahan ringan atau
alami dan hipoalergik
pada kulit kering.
- Hindari produk
berbahan dasar
alkohol pada kulit
kering.
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim.
- Mencuci tangan
- Bersihkan kulit
dengan air bersih dan
keringkan dengan
handuk yang lembut
- Oleskan minyak
Kelapa pada area
sekitar bokong
- Gunakan popok yang
tidak menimbulkan
diapers

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan sebuah rangkaian tindakan

yang dilaksanakan oleh perawat guna membantu klien dari masalah

kesehatan dan kasus yang dialami sehingga dapat mengubah status

kesehatan menjadi jauh membaik dengan kriteria hasil yang diinginkan.

Tahap ini dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada

nursing order untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan membantu

klien. Maka dari itu melaksanakaan rencana tindakan yang spesifik guna

memodifikasi faktor – faktor yang berpengaruh pada masalah kesehatan

klien (Zuraida et al., 2019).

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses

keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan


yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Penilaian

adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu

berkaitan dengan tujuan yaitu pada komponen kognitif, afektif,

psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik (Ida

Mardalena, 2020).

D. Konsep Gangguan Integritas Kulit

1. Pengertian

Gangguan intergritas kulit merupakan kerusakan jaringan (kornea,

membram mukosa, otot, fasia, tendon, kartilago, tulang, ligamen, dan /

kapsul sendi ), atau kulit (dermis dan / epidermis (SDKI, 2017).

Gangguan intergritas kulit merupakan salah satu masalah dalam

dunia keperawatan yang banyak di jumpai pada anak – anak. Hal ini

terjadi karena seringnya BAB dengan frekuensi yang tak normal yang

dapat menyebabkan kulit pada area perianal terpapar feses, yang dapat

menimbulkan iritasi atau kemerahan. Gangguan intergritas pada kulit

yang dialami pada anak penderita diare ini diakibatkan pengetahuan ibu

yang kurang terhadap cara dalam merawat kulit terutama pada area

lipatan paha dan pantat. Banyak ibu yang memakai popok namun tidak

menyerapa cairan, selain itu popok plastik dapat mengakibatkan luka

dan lecet, menggunakan bedak tabur, dan bedak baby oil bisa

mengurangi lesi (Febrianti & Anggraini, 2020).


2. Etiologi

Penyebab rusaknya intergritas kulit yaitu adanya tekanan pada

jaringan lunak yang letaknya diatas tulang yang menonjol serta adanya

tekanan pada ekternal dalam jangka panjang secara terus menerus pada

area tertutup. Selain itu, terdapat beberapa penyebab lain yaitu adanya

perubahan sirkulasi, kelebihan atau kekurangan cairan, penurunan

mobilitas, kelembapan, neuropati parifer, dan kurangnnya pengetahuan

mengenai informasi dalam melindungi dan menjaga integritas kulit

(Dewi et al., 2020).

3. Klasifikasi Dampak

Dampak yang terjadi pada gangguan intergritas kulit yaitu:

a. Nyeri pada saat di tekan.

b. Intoleransi aktivitas.

c. Gangguan pola tidur.

d. Ganguan rasa nyaman

e. Lambatnya proses penyebuhan akibat adanya penyebaran infeksi.

4. Manifestasi

Sebagian besar manifestasi klinis yang muncul pada kasus GEA

berkaitan erat dengan jenis pathogen yang menginfeksi dan seberapa

besar tingkat infeksi tersebut. Manifestasi tambahan tergantung pada

perkembangan komplikasi (seperti dehidrasi dan ketidakseimbangan

elektrolit) dan sifat patogen yang menginfeksi. Biasanya, penyerapan

toksin sebelum terbentuk dikaitkan dengan onset mual dan muntah yang
cepat dalam waktu 6 jam, dengan kemungkinan demam, kram perut

setelah periode inkubasi 8-16 jam dikaitkan dengan produksi

enterotoksin. Clostridium perfringens dan bacillus cereus memiliki

gejala berupa kram andomial dan GEA berair setelah periode inkubasi

16-48 jam dapat dikaitkan dengan norovirus, beberapa bakteri penghasil

enterotoksin.

Anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,

nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul GEA. Tinja cair

dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama

makin berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan

empedu. Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena seringnya

defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin

banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat

diabsorbsi usus selama GEA (Anggraini & Kumala, 2022).

5. Komplikasi

Adanya komplikasi yang ditimbulkan oleh gangguan intergritas pada

kulit menurut (Widiyanti, 2019) yaitu:

a. Neuropati sensorik yang dapat menimbulkan rasa hilangnya nyeri

dan sesabilitas tekanan.

b. Neuropati otonom yang dapat menimbulkan kekeringan yang

meningkat akibat dari penurunan persepsi.

c. Vaskuler parifer yang dapat menimbulkan buruknya sirkulasi

sehingga dapat mempengaruhi dan menghambat dalam sembuhnya


luka yang dapaat mengakibatkan terjadinya komplikasi ulkus

decubitus.

6. Pemeriksaan Penunjang

Yaitu Pemeriksaan laboraturium: Hb, pemeriksaan leukosit, koagulasi,

dan pemeriksaan pada produksi cairan.

7. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui derajat ruam popok adalah

skala grading area. Alat ukur ini dapat digunakan untuk memantau

perubahan ruam popok yang terjadi selama ruam. Untuk menilai derajat

ruam popok, dibagi menjadi 5 tingkatan: sangat ringan (0.5), ringan (1.0),

sedang (2.0), sedang-berat (2.5) dan berat (3.0) (Irfanti et al., 2020).

Gambar 2.2 : Skala Grading Area


Sumber : (Irfanti et al., 2020))
E. Konsep Terapi Minyak Kelapa

1. Pengertian

Virgin Coconut Oil adalah produk olahan dari daging kelapa yang

berupa cairan berwarna jernih, tidak berasa, dengan bau khas kelapa.

Pembuatan Virgin Coconut Oil ini tidak membutuhkan biaya yang

mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah dan

pengolahan yang sederhana. Virgin Coconut Oil merupakan minyak

kelapa yang memiliki kadar air dan kadar asam lemak bebas yang

rendah, berwarna bening, serta berbau harum. Selain itu, minyak ini

tidak mengandung kolesterol dan asam laurat diubah menjadi

monolaurin. Monolaurin merupakan suatu senyawa yang bersifat

antivirus, antibakteri, dan antijamur.

2. Tujuan Penatalaksanaan

Dalam melakukan terapi minyak kelapa memiliki tujuan agar pasien /

anak dapat terhindar dari ruam popok yang artinya pada area perineal

atau daerah sekitar lipatan dekat bokong tidak ada kemerahan atau luka

akibat penggunaan popok terlalu sering dan lama. Terapi non –

farmakologi minyak kelapa sangat efektif diberikan pada derajat ringan

hingga sedang dengan tujuan mengurangi kelembabpan dan gesekan

kulit, dan karena memiliki kandungan emolien yang berguna menjaga

kondisi kulit yang rusak. Vitamin E yang terdapat pada minyak kelapa

berfungsi untuk meengurangi luka supaya cepat sembuh, menjaga kulit


tetap lembab, mencegah penuaan dini dan menjaga kulit agar tetap

elastis (Astuti et al., 2023).

3. Kefektifan Terapi Minyak Kelapa

Sangat efektif di berikan pada Gastroenteritis akut guna mencegah

terjadinya ruam popok, hal ini di dukung oleh beberapa penelitian yang

sudah terbukti akurat dan efektif pada pasien anak penderita

Gastroenteritis akut dengan masalah gangguan intergritas kulit.

Berdasarkan beberapa penelitian tentang terapi pemberian minyak

kelapa yang sudah terbukti efektif untuk menangani diapers di usia 2-

36 bulan dengan derajat ruam popok ringan hingga sedang, hal

menunjukan bahwa adanya penurunan derajat ruam popok dalam rentan

normal dan penurunan tingkat komplikasi yg terjadi pada kulit.

Ukuran ruam popok sebelum menggunakan terapi pemberian

minyak kelapa rata -rata 3 cm, dengan titik terendah 2 cm dan tertinggi

10 cm. Sementara itu ukuran ruam popok setelah menggunakan terapi

minyak kelapa mengalami penurunan, terlihat dari ukuran ruam popok

telah berubah secara signifikan, rata-rata 1 cm. Ruam popok setelah

penggunaan minyak kelapa lebih kecil dari ukuran ruam popok

sebelum digunakan minyak kelapa, Ini menunjukkan bahwa

intervensi minyak kelapa murni dapat mengobati ruam popok pada

anak. Minyak kelapa akan memberikan nutrisi melalui

penyerapan kulit untuk mengurangi efek gesekan dan kelembapan,

mengembalikan elastisitas kulit dan melindung kulit dari kerusakan.


Skor ruam popok sebelum menggunakan minyak kelapa murni

menunjukkan skor rata-rata 8,64, dengan skor terendah 2 dan tertinggi

14. Sedangkan skor ruam popok setelah diterapkan minyak kelapa

meningkat, hal ini terlihat dari skor meningkat menjadi 2,36 % dari yang

sebelumnya 8,64% (Tirtawati et al., 2022).

4. Langkah-langkah

a. Fase Interaksi

1) Melakukan kontrak waktu

2) Mengecek kesiapan anak

3) Menyiapkan minyak kelapa

b. Fase Orientasi

1) Memberikan salam dan senyuman pada klien dan sapa nama

klien

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.

3) Menanyakan kesediaan atau kesiapan klien.

4) Menyiakan posisi klien dengan posisi tengkurap di bed secara

rileks.

c. Fase Kerja

1) Ciptakan lingkungan yang tenang.

2) Usahakan untuk tetap rileks dan tenang.

3) Cuci tangan dengan baik dan benar sebelum melakukan

tindakan.

4) Periksa sekitar area perineal yang terdapat derajat ruam popok


5) Bersihkan area yang tertutup oleh popok dengan air hangat,

apabilah perlu gunakan sabun khusus bayi untuk membersihkan

kulit bayi setelah BAB, keringkan dengan menggunakan handuk

berbahan halus, jika ingin menggunakan tisu, pilih yang tidak

mengandung alkohol atau pewangi.

6) Campurkan 1 sendok air dengan 2 sendok minyak kelapa pada

kom kecil.

7) Oleskan minyak kelapa pada area sekitar perianal yang terdapat

ruam popok dengan pijatan – pijatan yang lembut.

8) Anjurkan agar klien tetap tengkurap, usahakan untuk tidak

memakaikan celana atau popok hingga minyak kelapa yang di

oleskan mengering.

9) Setelah minyak kelapa mengering pakaikan popok usahakan

menggunakan popok yang mampu menyerap air.

10) Merapikan klien.

d. Fase Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.

2) Berpamitan dengan klien.

3) Membersihkan alat.

4) Mencuci tangan.

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah strategi atau cara yang tepat yang

digunakan dalam sebuah penelitian dengan menggunakan pertanyaan

penelitian “mengapa” atau “bagaimana” yang menggunakan sedikit waktu

guna fokus pada penelitian yang disebut fenomena kontemporer dan

mengontrol kejadian yang telah dipelajari (Nur’aini, 2020). Pada penelitian

studi kasus ini adalah untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan

anak yang mengalami gastroenteritis akut dengan gangguan intergritas kulit

di RST TK II dr. Soedjono Magelang.

B. Batasan Istilah

Dalam proposal karya tulis ilmah ini, fokus penelitian terdiri dari tiga

variabel yaitu:

1. Gastroenteritis akut adalah suatu penyakit pada mukosa inflamasi dari

saluran gastrointestinal akibat organisme yang terinfeksi oleh virus,

bakteri, dan parasit yang ditandai dengan feses yang lebih lunak atau

cair dan muntah secara tiba-tiba dengan frekuensinya lebih dari 3 kali

sehari.

2. Gangguan Intergritas Kulit merupakan kerusakan jaringan (kornea,

membram mukosa, otot, fasia, tendon, kartilago, tulang, ligamen, dan

/ kapsul sendi ), atau kulit (dermis dan / epidermis).


3. Terapi Minyak Kelapa (virgin cocomut oill) adalah sebuah terapi yang

diberikan untuk mencegah terjadinya masalah keperawatan dengan

gangguan intergritas kulit, karena minyak kelapa mengandung

kandungan asam lemak jenuh dan tak jenuh serta vitamin E dan asam

folat pada minyak kelapa dapat memberikan perlindungan kulit dari

kerusakan yang mucul, cara efektif dalam terapi minyak kelapa yang

diberikan pada balita usia 2-36 bulan yaitu dengan mengoleskan 1-3

menit yang dilakukan 2 kali dalam sehari setelah BAB selama 1-3 hari.

C. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian adalah 2 pasien anak

yang mengalami gastroenteritis akut dengan gangguan integritas kulit di

RST TK II dr. Soedjono Magelang.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RST Tk II dr. Soedjono Magelang. Waktu

peneilitian dilaksanakan 3 hari dimulai dari minggu pertama sampai

minggu keenam selama masa praktek 6 minggu. Adapun penelitian

dilakukan pada tanggal 18 desember 2023 sampai 27 Januari 2024.

Penelitian ini diambil dari klien sudah dirawat selama 3 hari di rumah sakit

RST Tk II dr. Soedjono Magelang.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti dengan 3 cara yaitu:

1. Wawancara
Hasil amnesis yang berisi mengenai identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, penyakit dahulu, penyakit keluarga dll.

Sumber data dari Rekam Medik dan perawat lainnya. Sebelumnya

saya menanyakan identitas klien dengan menanyakan nama, umur,

dan tempat tinggal, setelah itu memeriksa kondisi klien dengan

melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki, kemudian

mencari sumber data penunjang seperti hasil rongten maupun CT scan

dan juga pemeriksaan laboratorium.

2. Obsevasi

Melakukan observasi pada pasien anak dengan masalah gangguan

intergritas kulit, melakukan intervensi memonitor statuse kulit harian

sebelum dilakukanya tindakan terapi minyak kelapa selama 1- 3 menit

agar dapat melihat perkembangan status kulit. Kemudian periksa

sumber tekanan dan gesekan pada area perineal untuk mengetahui

apakah adanya luka tekan, atau iritasi.

3. Studi Dokumentasi dan Asuhan Keperawatan

Data penunjang yang didapatkan ialah dari hasil laboraturium yang

dilihat dari rekam medis klien serta pemberian terapi obat yang di

dapat dari buku program perawat. Prosedur pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti:

a. Peneliti meminta izin dari intansi asal peneliti yaitu Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Pemkab Purworejo.


b. Peneliti meminta izin pada bagian diklat di RST TK II dr. Soedjono

Magelang.

c. Peneliti meminta izin kepada kepala ruang untuk melakukan

penelitian atau pengambilan data

d. Peneliti melakukan pemilihan sampel sebanyak 2 orang pasien

dengan diagnosa yang sama yaitu gastroenteritis akut.

e. Peneliti mendatangi responden dan meminta izin dan kepada orang

tua ini.

f. Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada orang tua

responden bahwasanya orang tua telah menyetujui ananknya

dijadikan responden penelitian.

g. Peneliti memberikan kesempatan pada orang tua responden untuk

bertanya jika ada sesuatu atau prosedur yang belum di mengerti.

h. Peneliti meminta orang tua dari responden untuk menanda tangani

lembar persetujuan yang tealah disetujui.

F. Uji Keabsahan Data

Pada penelitian ini, peneliti mengambil 2 pasien anak dengan

diagnosa gastroenteritis akut yang akan dilakukan tindakan terapi minyak

kelapa. Peneliti mengamati tekstur kulit dan mengamati sumber tekanan

dan gesekan pada area perineal. Langkah pertama yaitu mencuci tangan,

lalu dengan membersihkan area yang tetutup popok dengan air. Jika

diperlukan gunakan sabun bayi untuk membersihkan kulit bayi setelah

BAB, jika hendak menggunakan tisu basah, pilih yang tidak mengandung
alkohol atau pewangi. Langkah kedua keringkan area yang tertutup

dengan menggunakan kain berbahan lembut. Kemudian berikan minyak

kelapa pada area perianal yang memerah atau terdapat adanya ruam popok

selama 1-3 menit. Setelah tunggu hingga minyak zaitun kering

sepenuhnya sebelum dipakaikan popok baru. Langkah selanjutnya

merapikan klien kemudian melakukan evaluasi tindakan dengan

mengukur skala intergritas kulit menggunakan skala grading area,

berpamitan dengan klien, membereskan alat, mencacat kegiatan dalam

lembar kegiatan dalam lembar catatan perawat.

G. Analisa Data

1. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari hasil (wawancara, observasi, pengukuran,

dokumentasi) lalu menganalisa semua tahapan dan proses keperawatan

sesuai dengan teori keperawatan anak dengan asma. Data dari kedua

sample yang telah dipilih tersebut lalu diolah dan dianalisa sesuai

dengan data subjektif dan objektif yang didapat kemudian membuat

rencana keperawatan apa yang akan diberikan, lalu implementasi apa

saja akan diberikan lalu implementasi apa saja yang dilakukan pada

kasus tersebut. Selanjutnya baru penelitian membandingkan dari hasil

penelitian kepada 2 klien berbeda dengan diagnosa yang sama.

2. Mereduksi Data

Data yang dituliskan dalam bab ini adalah data yang diperoleh dari

hasil wawancara yang telah dilakukan dan sudah terkumpul dalam


bentuk catatan lapangan kemudian dijadikan satu dalam transkip lalu

dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif kemudian

dianalisa berdasarkan pemeriksaan diagnosis dan dibandingkan

dengan nilai normal.

3. Penyalinan Data

Dalam penyalinan data, peneliti dapat menggunakan tabel atau gambar

juga menggunakan teks naratif. Peneliti juga akan menyakinkan

responden bahwa kerahasiaan dirinya dijamin terjaga dengan cara

mengaburkan atau menutupi identitas klien.

4. Kesimpilan

Data yang dimasukkan adalah data yang telah dikumpulkan dan terkait

dengan data pengkajian, diagnosa, dan perencanaan tindakan serta data

evaluasi keperawatan.

H. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian wajib untuk menegakkan etika penelitian

pada penelitiannya yakni memiliki beberapa etika yaitu prinsip manfaat,

prinsip menghargai hak – hak subjek dan prinsip keadilan. Menurut

Fadhillah & Jannah (2019) penelitian yang subjek penelitiannya

menggunakan manusia harus sesuai dan tidak bertentangan dengan etika

peneliti meliputi:

1. Persetujuan Menjadi Klien (Inform Consent)

Peneliti memberikan lembar pernyataan kepada para partisipan atau keluarga

sah yang mewakilinya yang berisis persetujuan atas rencana tindakan medis
yang diajukan setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat

penolakan atau persetujua. Lembar ini diberikan sebelum tindakan akan

dilakukan dan ditandatangani oleh partisipan, saksi, dan peneliti.

2. Tanpa Nama (Anoymity)

Peneliti menggunakan inisial nama yang menggambarkan partisipan tanpa

menyebut nama dan tanpa identitas pribadi.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti menjamin secara penuh atas data – data yang diberikan oleh

partisipan sebagai pencegahan bagi yang tidak berkepentingan dapat

mencapai informasi, berhubungan data yang diberikan pada pihak lain

untuk keperluan tertentu


DAFTAR PUSTAKA

Age, J. G., & Hamzanwadi, U. (2020). Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini.
Jurnal Golden Age, 4(01), 181–190. https://doi.org/10.29408/jga.v4i01.2233
Agustina, A. N. (2021). Health Education To Improve Mother’S Ability in Infant
Perianal Care. Jurnal Keperawatan Malang, 6(2), 76–84.
https://doi.org/10.36916/jkm.v6i2.135
Anggraini, D., & Kumala, O. (2022). Diare Pada Anak. Scientific Journal, 1(4),
309–317. https://doi.org/10.56260/sciena.v1i4.60
Annisa. (2022). Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pada Anak Usia 5 Tahun Dengan
Diare Akut Tanpa Dehidrasi. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 4(1), 45–
52. http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP
Armina, A., Pebrianti, D. K., & Perwitasari, T. (2023). Pentingnya Pemahaman
Mengenai Gastroenteritis Akut oleh Ibu di Daerah Keramas Kelurahan Parit
Culum Sabak Barat Tanjung Jabung Timur. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK),
5(1), 97. https://doi.org/10.36565/jak.v5i1.449
Astuti, R. D., Andini, I. F., Indah, W., & Eka, P. (2023). Pengaruh Penggunaan
Virgin Coconut Oil ( Vco ) Terhadap Ruam Popok Pada Bayi Usia 0-12 Bulan
Effect of Using Virgin Coconut Oil ( Vco ) on Diaper Rashes in Babies Aged
0-12 Months. 3(95), 63–70. https://doi.org/10.36082/jmswh.v3i2.958
Dewi, D. N. S., Manggasa, D. D., Agusrianto, A., & Suharto, V. F. (2020).
Penerapan Swedish Massase dengan Menggunakan Minyak Kelapa terhadap
Risiko Kerusakan Integritas Kulit pada Asuhan Keperawatan Pasien dengan
Kasus Stroke. Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan, 14(2), 134–140.
https://doi.org/10.33860/jik.v14i2.224
Dewi, M. P., S, N., & Irdamurni, I. (2020). Perkembangan Bahasa, Emosi, Dan
Sosial Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 1.
https://doi.org/10.30659/pendas.7.1.1-11
Dewinda, H. R., Khairiyah, U., & Diana, Y. (2021). Membangun Kepribadian yang
Berkarakter sebagai Upaya Membentuk Remaja Berkualitas. Majalah Ilmiah
UPI YPTK, 28(2), 30–35. https://doi.org/10.35134/jmi.v28i2.65
Fadhillah, N., & Jannah, N. (2019). Pelaksanaan Prinsip Etik Keperawatan Dalam
Asuhan Keperawatan Pada Perawat Pelaksana. Jurnal Ilmiah Fakultas
Keperawatan, 2(3), 1–7.
Fattah, N., Zulfahmidah, Z., Darma, S., Syahruddin, F. I., & Bakri, S. I. A. (2022).
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Panambungan Makassar. JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-
ISSN 2355-696X, 14(1), 87–96. https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i1.19
Febrianti, A., & Anggraini, D. (2020). Hubungan Pendidikan Dan Prilaku Ibu
Terhadap Perawatan Kulit Pada Anak Umur 0-3 Tahun Yang Menderita Diare
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir. Seminar
Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif Sebagai Peluang Praktik
Keperawatan Mandiri,” August, 12–17.
http://conference.unsri.ac.id/index.php/SNK/article/view/1187/582
Firmansyah, Asnaniar, W. O. S., & Sudarman. (2019). Pengaruh Pemberian Virgin
Coconut Oil (VCO) terhadap Ruam Popok pada Bayi. Celebes Health Journal,
1(1), 31–39.
Hasyim, I. (2021). Edukasi perawatan perianal terhadap risiko kerusakan integritas
kulit pada anak diare. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 10(1), 64–68.
Hijriati, P. R. (2021). Proses Belajar Anak Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan
Karakteristik Perkembangannya. Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak, 7(1),
152. https://doi.org/10.22373/bunayya.v7i1.9295
Ida Mardalena, S. K. N. M. K. (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Sistem Pencernaan.
Indanah, & Yulisetyaningrum. (2019). Perkembangan Sosial Emosional Anak
Prasekolah. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 10(1), 221–228.
Irfanti, R. T., Betaubun, A. I., Arrochaman, F., Fiqri, A., Rinandari, U., Anggreani,
R., & Ellistasari, E. Y. (2020). Diaper Dermatitis. continuing Medical
Education. https://doi.org/https://doi.org/10.5005/jp/books/11874_55
Jap, A. L. S., & Widodo, A. D. (2021). Diare Akut yang Disebabkan oleh Infeksi.
Jurnal Kedokteran Meditek, 27(3), 282–288.
https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v27i3.2068
Keseh, J., Buana, A. W., Susanti, T., Faktor, G., & Diare, M. K. (2020). Tri Susanti :
Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Balita 1. 8(4),
1–10.
Khaulani, F., Neviyarni, S., & Murni, I. (2020). Fase Dan Tugas Perkembangan
Anak Sd. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 51–59.
Kurniasih, K. A., Supriani, S., & Yuliastuti, D. (2020). Analisis Faktor Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Tentang Tindakan Swamedikasi Diare. Media
Informasi, 15(2), 101–105. https://doi.org/10.37160/bmi.v15i2.321
Mahayati, L. (2020). Aplikasi Model Keperawatan Comfort Kolcaba Dalam
Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kerusakan Integritas Kulit. Jurnal
Keperawatan, 9(2), 11–20. https://doi.org/10.47560/kep.v9i2.260
Maryanti, E., Lesmana, S. D., Mandela, H., & Herlina, S. (2020). Profil Penderita
Diare Anak Di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru. Jurnal Ilmu Kedokteran,
8(2), 101. https://doi.org/10.26891/jik.v8i2.2014.101-105
Meidianta, A. C., & Milkhatun. (2020). Hubungan antara Pelatihan Proses
Keperawatan dengan Pengetahuan Perawat tentang Penerapan Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia di RSUD Samarinda. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat (JPKM) - Aphelion, 1(2), 647–651.
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/1020/377
Nikmah, A., Sariati, Y., & Hastuti, N. A. R. (2021). Perbedaan Efektivitas
Pemberian Minyak Zaitun (Olive oil) dengan Virgin Coconut Oil (VCO)
terhadap Penyembuhan Ruam Popok pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pandanwangi Malang. Journal of Issues In Midwifery, 5(3),
121–128. https://doi.org/10.21776/ub.joim.2021.005.03.3
Nur’aini, R. D. (2020). Penerapan Metode Studi Kasus Yin Dalam Penelitian
Arsitektur Dan Perilaku. INERSIA: LNformasi Dan Ekspose Hasil Riset
Teknik SIpil Dan Arsitektur, 16(1), 92–104.
https://doi.org/10.21831/inersia.v16i1.31319
Nur, D. nurlailis saadah. (2020). STIMULASI PERKEMBANGAN OLEH IBU
MELALUI BERMAIN DAN REKREASI PADA ANAK USIA DINI.
https://books.google.co.id/books?id=4WABEAAAQBAJ
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, D. (2021). Jawa Tengah Tahun 2021.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021, i–123.
Purwanti, A. S., & Retnaningsih, R. (2022). Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap
Tipe Diaper Rash Pada Bayi Usia 6-9 Bulan. Prosiding Seminar Informasi
Kesehatan Nasional (SIKesNas), 49–54.
Safitri, N. (2019). Konsep Perencanaan Keperawatan. 1–7.
Susanti, E. (2020). Upaya Penyembuhan Ruam Popok ( Diaper Rash )
Menggunakan Vco ( Virgin Coconut Oil ). Jurnal Ilmiah Obsgin, 10(1), 1–10.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
1–328.
Tirtawati, G. A., Montolalu, A., & Kusmiyati, K. (2022). EFEKTIFITAS VCO
(Virgin Coconut Oil) TERHADAP RUAM POPOK PADA BAYI. E-
PROSIDING Seminar Nasional 2022, 1(02), 392–400.
WHO. (2019). Diarrheal disease deaths.
https://ourworldindata.org/grapher/deaths-from-diarrheal-diseases-
who?tab=chart
Widiyanti, L. N. (2019). Resiko Kerusakan Integritas Kulit pada Klien Stroke di
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Jurnal Keperawatan, 11(3), 170–176.
Yuliati, T., Immawati, & Dewi, N. R. (2022). Penerapan Pendidikan Kesehatan
Penatalaksanaan Diare Pada Anak Prasekolah (3 – 6 Tahun) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Metro. Penerapan Pendidikan Kesehatan Penatalaksanaan Diare
Pada Anak Prasekolah(3-6 Tahun)Di Wilayah Kerja Puskesmas Metro,
2(September), 416–422.
Zuraida Sukma Abdillah, & IGA Dewi Purnamawati. (2019). Asuhan Keperawatan
Pada Anak Dengan Diare. Buletin Kesehatan: Publikasi Ilmiah Bidang
Kesehatan, 3(1), 115–132. https://doi.org/10.36971/keperawatan.v3i1.64

Anda mungkin juga menyukai