Disusun oleh:
NIM : 2004366
Dengan Masalah Utama Bayi Konstipasi Dan Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang
Untuk Anak Di Desa Sidayu Kecamatan Bandar Kabupaten Batang disusun untuk
Hari :
Tanggal :
()
HALAMAN PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Keluarga Tn. P Dengan Masalah Utama Bayi Konstipasi Dan
disusun oleh:
NIM : 2004366
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji :
1. Penguji I : .............................
2. Penguji II : .............................
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN
Tulisan yang tertera dalam laporan praktik Asuhan Kebidanan Keluarga ini belum
ini tidak memuat tulisan-tulisan yang pernah disajikan atau dipublikasikan orang
lain secara keseluruhan, kecuali tulisan orang lain hanya digunakan sebagai rujukan.
Tanda Tangan :
Tanggal/Bulan/Tahun :
BAB I
LATAR BELAKANG
Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu
(ASI) merupakan sumber energi terbaik dan paling ideal dengan komposisi yang
seimbang sesuai dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhan, manfaat pemberian
ASI tidak hanya dirasakan oleh bayi tetapi juga oleh ibu, lingkungan bahkan negara.
Pada usia 6 bulan kebutuhan bayi akan zat gizi makinbertambah karena seiring dengan
terjadi secara normal dan dapat mengalami gangguan, hal ini dikarenakan zat makanan
yang dicerna oleh tubuh, sehingga dapat terjadi masalah dalam pencernaan seperti
konstipasi. Setelah usia 6 bulan, kebutuhan gizi bayi tidak cukup jika hanya
tanda yang menunjukkan telah siap menerima makanan lain selain ASI. (Production,
2017).
Pemberian MP-ASI dini sama saja dengan membuka gerbang bagi masuknya
penyakit. Menurut Williams dan Wilkin (2016) hasil riset menunjukkan bahwa bayi
yang mendapat MP-ASI sebelum berusia 6 bulan lebih sering terkena diare, batuk,
Risiko pemberian MP-ASI sebelum usia enam bulan adalah kenaikan berat badan yang
terlalu cepat (risiko obesitas), alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam
makanan tersebut, mendapat zat-zat tambahan seperti garam dan nitrat yang dapat
merugikan. Asupan makanan/minuman selain ASI kepada bayi sebelum usia 6 bulan
juga dapat mengakibatkan bayi sering sakit dan memicu timbulnya alergi karena
mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidak terjadi
maka hal ini harus dipikirkan adanya obstipasi. Tetapi harus diingat ketidakteraturan
defekasi bukanlah suatu obstipasi pada bayi yang menyusu pada ibunya dapat terjadi
keadaan tanpa defekasi selama 5-7 hari dan tidak menunjukkan adanya gangguan,
yang kemudian akan mengeluarkan tinja dalam jumlah yang banyak sewaktu defekasi.
Hal ini masih dikatakan normal. Bertambahnya usia dan variasi dalam dietnya akan
menyebabkan defekasi menjadi lebih jarang dan tinjanya lebih keras.(Sudarti, 2016).
Konstipasi pada anak dimulai dari rasa nyeri saat buang air besar. Karena nyeri
saat buang air besar biasanya anak mulai menahan-nahan tinja agar tidak dikeluarkan
untuk menghindari rasa tidak nyaman atau nyeri tersebut. Jika menahannahan buang
air besar terus berlanjut, maka keinginan buang air besar akan berangsur hilang yang
akan mengakibatkan penumpukan tinja. Proses buang air besar yang tidak lancer akan
menyebabkan tinja menumpuk hingga menjadi lebih banyak dari biasanya dan dapat
menyebabkan feses mengeras yang kemudian dapat berakibat pada spasme sfingter
Konstipasi merupakan keadaan yang sering ditemukan pada anak, dan dapat
menimbulkan masalah sosial maupun psikologis. Sering ditandai dengan cemas ketika
defekasi karena nyeri saat buang air besar. Berdasarkan kondisi patofisiologis
defekasi selama dua minggu atau lebih dan mampu menyebabkan stress pada pasien.
Konstipasi dapat terjadi karena ibu memberikan makanan padat dan tidak memberikan
Apabila tidak tertangani dengan baikkonstipasi yang berat atau cukup hebat dapat
terjadi obstipasi. Obstipasi ini dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat
membahayakan bagi bayi dan balita. (Wulandari, 2016). Keluhan konstipasi sering
menjadi alasan orang tua mengajak anaknya berobat. Konstipasi tidak dipengaruhi
farmakologi. Terapi farmakologi dengan pemberian obat laksatif sedangkan terapi non
farmakologi dengan diit dan perubahan perilaku. Salah satu terapi non farmakologi
pada konstipasi adalah dengan terapi pijat. (Wulandari, 2016). Pijat merupakan terapi
sentuhan yang dikenal sejak berabad-abad silam. Bahkan terapi ini sudah dikenal sejak
awal manusia ada di dunia. Laporan mengenai seni pijat untuk pengobatan tercatat di
Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran pada zaman Mesir Kuno. Di India juga
ditemukan Ayur Veda, buku kedokteran tertua (sekitar tahun 1.800 sebelum masehi)
menuliskan tentang terapi pijat, diet dan olahraga pada masa itu. Selain itu, sekitar
5.000 tahun yang lalu, para dokter di China dari dinasti Tang meyakini bahwa pijat
adalah salah satu dari empat teknik pengobatan yang penting. Terapi pijat sudah
dilakukan sejak jaman nenek moyang. Pijat bayi sendiri merupakan seni perawatan
bermanfaat bagi kesehatan bayi. Beberapa penelitian tentang terapi pijat bayi banyak
dilakukan dan memberikan dampak yang baik bila dihubungkan dengan kondisi dan
penyakit pada anak. Salah satu manfaat dari terapi pijat antara lain melancarkan
“Terdapat manfaat yang nyata dari pijat bayi yang dilakukan terhadap anak usia 0-12
bulan”. Serta didukung Penelitian medis yang telah membuktikan banyak manfaat dari
melalui observasi pasien dan pemeriksaan fisik dari keluarga sasaran pengkajian yang
dilakukan pada hari Rabu tanggal 02 Februari 2022 jam 11.00 WIB , maka hasil
tahun, anak AH umur 6 tahun dan bayi umur MI 8 bulan. Hasil wawancara dan
observasi diperoleh masalah yaitu bayi dengan konstipasi dan pengetahuan tentang
A. Identitas Umum
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
2. Komposisi Keluarga
L/ Hub. Pendidik
No Nama Umur Imunisasi KB
P Kel an
30 Tidak
1 Tn. P L Suami SMP -
tahun lengkap
DPT III
IPV
3. Genogram
An. AH An.MI
Ket. Genogram :
: Laki – laki
: Perempuan
: Garis pernikahan
4. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. P adalah tipe keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan 2
anak
Jika ada kelurga yang mengalami penyakit menular maka anggota kelurga
Tn. P berasal dari suku Jawa dan Ny. M juga berasal dari suku Jawa .
Batang dengan sebagian besar masyarakat suku jawa dan bersifat homogen.
Kegiatan keagamaan yang ada di ikuti oleh Tn.P dan Ny. M adalah
kegiatan Yasinan di Mushola RT. Putra Tn. P mengikuti Sekolah Pagi dan
mengaji dengan guru ngaji terdekat. Kegiatan ini tetap berlangsung selama
berkomunikasi sehari-hari
organisasi keagamaan
sehari-hari
Keluarga Tn. P tidak melakukan rekreasi secara rutin dan teratur. Kegiatan
rekreasi dilakukan jika ada kegiatan tertentu seperti Kegiatan Ziarah dan
Rekreasi yang di adakan oleh sekolah putranya. Saat pandemi ini kegiatan
televisi.
Keluarga Tn. P saat ini dalam tahap perkembangan ke 4. Tahap keluarga ini
bisa dibilang sebagai tahap perkembangan dengan aktivitas paling sibuk. Saat
ini, anak tertua akan berusia 6-12 tahun dengan aktivitas yang padat, begitu pula
Tugas orangtua pada fase ini membantu anak beradaptasi dengan lingkungan
Dari semua tugas perkembangan di atas, masih ada tugas yang belum terepenuhi
dan DM
Heapatitis, HIV/AIDS
Imunisasi
Keadaan
(BCG/Polio/ Masalah Tindakan yang
No Nama umur BB Kesehat
DPT/HB/ Kesehatan telah dilakukan
an
Campak )
30 65 Periksa ke
1 Tn. P Sehat - -
tahun kg PKD jika sakit
26 Periksa ke
2 Ny. M Sehat - -
tahun 55kg PKD jika sakit
Jika an..AH
Tidak suka
6
sakit Ny. M
3 An. AH 19kg Sehat Lengkap makan
tahun
memeriksakan
sayuran
ke PKD
Jika an. MI
DPT III
8 Mengalami sakit Ny. M
4 An. MI 7,5 Sehat POLIO III
bulan konstipasi memeriksakan
kg IPV
ke PKD
Menurut Tn. P jika dalam anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke fasilitas
D. Pengkajian Lingkungan
VI
IV V
II
II
III II
II
Keterngan :
I : Ruang Tamu
II : Kamar Tidur
IV : Ruang Makan
V : Dapur
VI : Kamar Mandi
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik karna Tn. P , istri dan
jaminan kesehatan ( KIS ) sehingga tidak ada kendala dalam biaya pengobatan
E. Struktur Keluarga
3. Struktur peran
a. Peran Formal :
b. Peran Informal :
Nilai-nilai yang di anut oleh keluarga Tn. P adalah agama islam mengajarkan
lingkungan sekitar.
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi sosialisasi
yang tepat
4. Fungsi reproduksi
Tn. P dan Ny. M menikah pada usia 20 tahun dan 16 tahun . lama pernikahan
tahun dan dari pernikahan tersebut dapat memberikan keturunan 2 anak yaitu 2
anak laki-laki.
5. Fungsi ekonomi
Kebutuhan pangan keluarga Tn. P dapat terpenuhi dengan baik dan kebutuhan
menggunakan musyawarah.
H. Harapan Keluarga
Analisa Data
a. An. AH mengatakan umur untuk jarang makan sayur pilih makanan An. H
mengkonsumsi
sayuran
Data Obyektif :
a. KU : Baik
b. Keasdaran : Comosmentis
c. TTV :
1) TD : -
2) S : 36.5°C
3) N : 80x/mnt
4) RR : 20x/mnt
5) BB : 19 kg
6) TB : 120 cm
7) Pemeriksaan fisik
MP-ASI
Data Obyektif :
a. KU : Baik
b. Keasdaran : Comosmentis
c. TTV :
8) TD : -
9) S : 36.6°C
10) N : 100x/mnt
11) RR : 30x/mnt
12) BB : 7,5 kg
13) TB : 74 cm
Prioritas Masalah
mengkonsumsi sayur.
Total Skor 3
Total : 4 2/3
1 An. MI umur 8 Setelah orangtua Diharapkan Ny. M Ny. M mampu mengerti Keluarga mampu 1. Melakukan konseling
bulan dengan diberikan konseling mengerti dan memahami dan memahami tentang: mengerti dan tentang :
konstipasi tentang pijat bayi tentang : a. Pengertian Pijat memahami tentang a. Pengertian Pijat bayi
konstipasi diharapkan a. Pengertian Pijat bayi konstipasi pijat bayi konstipasi konstipasi
dapat mengatasi bayi konstipasi b. Cara pijat bayi dan Ny. M bersedia b. Cara pijat bayi
masalah knstipasi b. Cara pijat bayi konstipasi melakukan pijat bayi konstipasi
untuk melakukan
2 An. AH umur 6 Setelah diberikan Diharapkan An. AH An. AH mampu mengerti Keluarga mampu 1. Melakukan pendidikan
tahun dengan pendidikan kesehatan mengerti dan memahami dan memahami gizi mengerti dan kesehatan tentang gizi
kebiasaan jarang tentang gizi seimbang tentang Gizi Seimbang seimbang memahami tentang seimbang
bergizi seimbang
BAB III
PEMBAHASAN
1. Ny. M takut melakukan pijat bayi karena tidak terbiasa melakukan pijat
bayi.
3. Ibu dan keluarga masih tidak terlalu yakin untuk bisa melakukan pijat
sendiri
langkah-langkahnya
konsumsi sehari-hari.
BAB IV
KESIMPULAN
pijat bayi konstipasi dan gizi seimbang, penulis mendapat gambaran nyata
masalah utama bayi konstipasi dan kebutuhan gizi seimbang pada anak Di
Constipation?.
Nursing Times. 2011; Media Husada Journal of Nursing Science, Volume 2, Nomor
Amry RY. Analisis Faktor-Faktor Kejadian Konstipasi Pada Lanjut Usia Di Panti
Bennett, Cathy, Angela Underdown, and Jane Barlow. 2013. “Massage for
Claudina dkk. 2018. Hubungan Asupan Serat Makanan Dan Cairan Dengan
Iacono, G., Merolla R., D’Amico, D., Bonci, E., Cavatio, F., Di Prima. (2010).
Kadim, Muzal, and Bernie Endyarni. 2016. “Manfaat Terapi Pijat Pada Konstipasi
Syuarsyafl dkk. 2015. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Konstipasi. Majority Volume
Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Asi Ekslusif Dan Non Ekslusif. Oksitosin,
Konsistensi Tinja Bayi Sehat Usia 0-4 Bulan Yang Mendapat ASI Eksklusif,
Non Eksklusif, Dan Susu Formula. Sari Pediatri. 2011; 13(3): 191-9.
Suranto A. Pijat Anak. Jakarta: Penebar Swadaya Grup; 2011. Wang X, Yin J.
http://bmccomplementalternmed.biomedcentral.com /articles/10.1186/1472-
Zeevenhooven, Judith, Ilan J.N. Koppen, and Marc A. Benninga. 2017. “The New