DISUSUN OLEH :
NIDN : 0503098302
Anggota Peneliti
b. NIDN : 0501118402
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat diberikan pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan proposal
pengabdian kepada masyarakat di Desa Selomartani Dusun Grumbul Gede.
Penyusun proposal ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi pembaca, penulis juga menyadari akan adanya kekurangan dari proposal ini.
Demikian. proposal ini kami buat dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan proposal ini, sangat
kami harapkan.
Cover Depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Keluarga Sehat
1. Pengertian keluarga sehat
2. Karakteristik keluarga sehat
3. Ciri-ciri Keluarga
B. Idikator Keluarga Sehat
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Kebijaksanaan
B. Strategi
C. Sasaran, Waktu, Tempat Pelaksanaan, dan Tenaga Pelaksana
D. Kegiatan Pokok Program
E. Anggaran Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia tidak terlepas
dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah indonesia merdeka, pelayanan
kesehatan masyarakat (public health services) dikembangkan sejalan
dengan tanggung jawab pemerintah “melindungi” masyarakat Indonesia
dari gangguan kesehatan. Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat (Ikatan Dokter Amerika, AMA,
1948). Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan
terpadu antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit yang
melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah
kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
penduduk (masyarakat).
12 Indikator Keluarga Sehat (IKS) yang terdiri atas keluarga mengikuti KB,
ibu bersalin di faskes, bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, bayi
diberi ASI ekslusif selama 6 bulan, pertumbuhan balita dipantau tiap bulan,
penderita TB paru berobat sesuai standar, penderita hipertensi berobat
teratur, gangguan jiwa berat tidak diterlantarkan, tidak ada anggota keluarga
yang merokok, keluarga memilki/memakai air bersih, keuarga
memiliki/memkai jamban sehat, sekeluarga menjadi anggota JKN/akses.
Diantara 12 IKS terdapat 3 masalah kesehatan yang belum memenuhi
syarat, yaitu KIA, JKN, dan KB
Berdasarkan latar belakang tersebut kami ingin melakukan intervensi
mengenai program keluarga sehat untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang indikator keluarga sehat yaitu KIA, JKN dan KB,
sehingga masyarakat memilki kesadaran dan kemauan untuk menerapkan
program indikator keluarga sehat sehingga dapat meningkatnya derajat
kesehatan yang lebih baik lagi.
B. Tujuan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang Indikator Keluarga Sehat yaitu KIA, JKN dan KB, sehingga
masyarakat memilki kesadaran dan kemauan untuk menerapkan program
Indikator Keluarga Sehat sehingga dapat meningkatnya derajat kesehatan
yang lebih baik lagi.
C. Manfaat
Menjalin kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dengan institusi
pelayanan kesehatan serta mendapatkan umpan balik tentang
perkembangan di bidang keilmuan dan teknologi yang diterapkan.
2 Bagi masyarakat dusun
Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat di Dusun Grumbul Gede
mengenai indikator keluarga sehat sehingga meningkatnya derajat
kesehatan yang lebih baik lagi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Sehat
1. Pengertian keluarga sehat
Keluarga sehat adalah suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik secara fisik,
mental, dan sosial yang kemudian memungkinkan terciptanya keluarga
utuh agar bisa hidup normal secara sosial maupun ekonomi. Didalam
keluarga nantinya akan terjalin hubungan yang bersifat multifungsional
yang didalamnya akan terdapat banyak interkasi. Interasksi tersebut adalah
hubungan antara suami dan istri, orangtua dan anak, serta adik dan kakak.
(Notoatmodjo,2010).
Keluarga juga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-
orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi,
merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi
satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri,
ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan, serta
pemelihara kebudayaan bersama. Ali (2010), mengatakan keluarga adalah
dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan, dan adopsi dlam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu
dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
Menurut BKKBN (1995) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
2. Karakteristik keluarga sehat
Menurut Beavers dan Hampson, keluarga yang berfungsi secara optimal
ditandai dengan :
a. Menunjukkan tingkat kemampuan ketrampilan negosiasi yang tinggi
dalam menghadapi masalahnya secara terus menerus
b. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan dan perbedaan mereka
dnegan jelas, terbuka dan spontan
c. Menghargai perasaan anggotanya
d. Mengharapkan anggota untuk memikul tanggung jawab pribadi
terhadap tindakan yang mereka lakukan
e. Menunjukkan prilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu sama
lain (Setiawati, 2009)
3. Ciri-ciri Keluarga
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari
suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang
berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Menurut Ali (2010)
ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:
a. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi
oleh semangat kegotongroyongan.
b. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya
ketimuran yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.
c. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang
dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui
musyawarah dan mufakat.
d. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan
keluarga di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling
menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.
B. Indikator Keluarga Sehat
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2016) dalam pedoman umum program
indonsia sehat dengan pendekatan keluarga, indikator keluarga sehat, yaitu:
1. Keluarga mengikuti program
a) Tersedianya pelayanan KB sampai ditingkat desa/kelurahan
b) Promosi KB oleh NAKES/ di FASKES
c) Promosi KB oleh pemuka agama
d) Pendidikan Kespro/KB di SLTA & Perguruan Tinggi
e) PNS, anggota POLRI dan anggota TNI sebagai panutan ber KB
f) Kampanye Nasional KB
g) Tersedianya pelayanan medis & KB sampai di puskesmas
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
a) Tersedianya pelayanan puskesmas berkualitas
b) Tersedianya rumah tunggu kelahiran dan “Ambulan”/alat transportasi
untuk bumil di tempat-tempat yang memerlukan
c) Tersedianya pelayanan ANC dan senam bumil di puskesmas
d) Promosi oleh NAKES dan kader PKK tentang persalinan di fasilitas
kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
a) Tersedianya pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan FKTP lain
Promosi oleh NAKES atau di FASKES tentang imunisasi dasar lengkap
b) Promosi oleh pemuka agama dan kader imunisasi dasar
c) Promosi oleh kader PKK tentang imunisasi dasar lengkap
d) Kampanye nasional imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan
a) Tersedianya pelayanan konseling ASI di puskesmas & FKTP
b) Tersedianya ruang menyusui/ memerah & menyimpan ASI di tempat2
umum & perkantoran/ perusahaan
c) Promosi oleh NAKES/di FASKES tentang ASI eksklusif
d) Promosi oleh Kader PKK tentang ASI eksklusif
e) Kampanye Nasional pemberian ASI eksklusif
5. BALITA mendapatkan pemantauan pertumbuhan
a) posyandu yang berfungsi dengan baik reguler (minimal 1 bulan sekali)
b) Supervisi & bimbingan yang reguler dari puskesmas ke posyandu
c) Pemantauan pertumbuhan murid play group dan taman kanak-kanak
d) Promosi oleh kader PKK tentang pemantauan pertumbuhan BALITA
e) Promosi oleh NAKES tentang pemantauan pertumbuhan BALITA
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standard
a) Tersedianya pelayanan pengobatan TB Paru di puskesmas, FKTP, lain
& rumah sakit
b) Tersedianya pengawas menelan obat (PMO) di rumah dan di tempat
kerja
c) Promosi oleh NAKES/di FASKES tentang pengobatan TB Paru
d) Promosi oleh kader PKK tentang pengobatan TB Paru
e) Promosi di tempat-tempat umum tentang pengobatan TB Paru
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
a) Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP
b) Tersedianya posbindu PTM disetiap desa/ kelurahan yang berfungsi
dengan baik
c) Sistem pengawasan keteraturan menelan obat dari kader kesehatan
d) Tersedianya pelayanan konseling berhenti merokok di
puskesmas/FKTP dan RS
e) Peningkatan kegiatan senam dan aktivitas fisik dikalangan masyarakat
f) Pembatasan kandungan garam pada makanan dan bahan tambahan
makanan
g) Promosi oleh NAKES/di FASKES tentang pengobatan hipertensi
8. Penderita ganguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak diterlantarkan
a) Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP
b) Promosi oleh NAKES/di FASKES tentang pengobatan dan perlakuan
terhadap penderita gangguan jiwa
c) Promosi di tempat kerja tentang pengobatan dan perlakuan terhadap
penderita gangguan jiwa
d) Promosi oleh kader PKK tentang pengobatan dan perlakuan terhadap
penderita
e) Promosi tentang pengobatan dan perlakuan terhadap penderita
gangguan jiwa
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
a) Tersedianya pelayanan konseling berhenti merokok di
puskesmas/FKTP dan RS
b) Pembatasan iklan rokok dalam berbagai bentuk
c) Pemberlakuan kawasan dilarang merokok diperkantoran/perusahaan
tempat-tempat umum
d) Pemberlakuan kawasan dilarang merokok di sekolah/ madrasah dan
perguruan tinggi
e) Kemberlakuan batas usia pembeli rokok
f) Kenaikan cukai rokok
g) Kampanye nasional tentang bahaya merokok
10. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
a) Tersedianya jamban sehat disetiap keluarga
b) Teredianya jamban sehat di sekolah atau madrasah dan perguruan
tinggi
c) Promosi oleh NAKES/ di FASKES tentang pentingnya penggunaan air
bersih
d) Promosi oleh kader kesehatan atau kader PKK tentang pentingnya
penggunaan jamban sehat
11. Keluarga mempunyai akses atau menggukan jamban sehat
a) Tersedianya jamban sehat disetiap keluarga
b) Tersedianya jamban sehat disekolah madrasah dan perguruan tinggi
c) Promosi oleh NAKES atau di FASKES tentang pentingnya penggunaan
air bersih
d) Promosi oleh kader kesehatan/kader PKK tentang pentingnya
penggunaan jamban sehat
12. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
a. Tersedianya pelayanan kepersertaan JKN yang mudah dan efisien
b. Tersedianya pelayanan kepersertaan FKTP dan RS yang bermutu &
merata serta rujukan yang nyaman
c. Promosi tentang kepersertaan JKN tentang pengobatan TB Paru
d. Kampanye nasional tentang kepersertaan
JKN
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Kebijaksanaan
Dilihat dari Indikator Keluarga Sehat yang belum memenuhi syarat standar
kesehatan, maka penanganannya dapat dilakukan dengan cara:
1. Ketersediaan bahan pangan yang dapat terpenuhi bagi kesehatan Ibu dan
Anak misalnya memberikan makan kepada ibu dan anak yang
mengandung protein, nabati, karbohidrat yang berasal dari nasi, daging,
dan sayur untung membantuh pertumbuhan anak dan kesehatan ibu
untuk meningkatkan angka kecukupam gizi
2. Memperoleh kartu akses pelayan kesehatan secara menyeluruh dan
pemerintah membayar tanggungan JKN agar membantu masyarakat
dalam berobat, sehingga masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan
yang baik dan dengan adanya program JKN dapat membantu
mempermudah masyarakat dalam berobat ke tempat pelayanan
kesehatan.
3. Serta meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Indikator
Keluarga Sehat, Dengan adanya bantuan dari petugas pelayanan
kesehatan memberikan pengetahuan terhadap masyarakat tentang
indikator keluarga sehat sehingga masyarakat dapat meningkatkan
pengetahuan tentang indikator keluarga sehat.
B. Strategi
Jika dilihat dari permasalah program Indikator Keluarga Sehat, yaitu KIA,
JKN, dan KB yang belum memenuhi syarat indicator kesehatan, maka
strategi yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang Indikator Keluarga
Sehat, yaitu KIA, JKN, dan KB
2. M enyampaikan materi tentang Indikator Keluarga Sehat, yaitu KIA, JKN,
dan KB
3. Melakukan pendekatan dan kerja sama dengan aparat pemerintah seperti
kepala desa dan melibatkan kader sehingga kegiatannya dapat berjalan
dengan baik dan masyarakat dapat ikut serta dalam kegiataan yang akan
dilaksanakan
4. Sasaran, Waktu, Tempat Pelaksanaan dan Tenaga Pelakasana
a) Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah seluruh masyarakat di Dusun Grumbul
Gede yang Indikator Keluarga Sehat, yaitu KIA, JKN, dan KB yang belum
memenuhi syarat indikator kesehatan.
b) Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Grumbul Gede selama 3 minggu pada
tanggal Maret – Mei 2021
c) Tempat Pelayanan
Kegiatan program ini dilakukan dengan metode penyuluhan dengan
memberikan informasi dan pemahaman kepada seluruh masyarakat di
Dusun Grumbul Gede. Sedangkan tempat pelayanan penyuluhan adalah
posyandu atau tempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan
kesepakatan, misalnya puskesmas, puksemas pembantu, polindes, maupun
diperumahan pedukuhan
d) Tenaga
Jumlah tenaga disesuiakn dengan jumlah sasaran yang ada. Tenaga
pelaksana program yang akan dilakukan terdiri atas tenaga Non-medis dan
Kader dengan tugas sebagai berikut:
1. Non-Medis
Untuk mencatat, membantu mengisi koesioner, menyiapkan sarana
pelaksana, menyampaikan kegiatan penyuluhan
2. Kader
Pendataan sasaran, menyiapkan tempat pelayanan, serta membantu
proses berjalannya kegiatan penyuluhan
4. Kegiatan Pokok Program tentang
Untuk mencapai keberhasilan program tentang Indikator Keluarga Sehat,
yaitu KIA, JKN, dan KB yang belum memenuhi syarat indikator kesehatan.
Dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Monitoring dan Evaluasi
1. Pemantauan Kegiatan
Pemantauan dilaksanakan untuk setiap tahap kegiatan sesuai dengan
rencana, yang dilakukan dengan: sistem pencatatan dan pelaporan
program, Unit Pengaduan Masyarakat, dan kunjungan Rumah
Tindakan Lanjut Pemantaun dilakukan dengan : umpan balik, supervisi,
dan bimbingan teknik
2. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan secara bertahap. Evaluasi kegiatan berupa : jumlah
kasus tentang program Indikator Keluarga Sehat, yaitu KIA, JKN, dan
KB yang tidak memenuhi syarat kesehatan, lokasi dan jumlah pos
pelayanan, masalah-masalah yang terjadi.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
3. Pengertian KB
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk
membentuk keluargayang sehat dan sejahtera dengan membatasi
kelahiran."
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa KB dapat diartikan dalam dua
pengertian. Hal ini sama halnya bahwa KB ada dua macam yaitu:
Tahdid An-nasl (pembatasan kelahiran) adalah suatu program nasional
yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena
diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan
ketersediaan barang dan jasa. KB dalam hal ini didasarkan pada teori
populasi menurut Thomas Robert Malthus.
Tanzhim An-nasl (pengaturan kelahiran) adalah aktivitas individual untuk
mencegah kehamilan (man’u al-hamli) dengan berbagai cara dan sarana
(alat). Misalnya dengan kondom, IUD, pil KB.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil rencana program Intervensi tentang Indeks Keluarga
Sehat (IKS) pada dusun Grumbu Gede, masyarakat sebagian belum
memahami tentang Indikator Keluarga Sehat yang sebaiknya dapat
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak masyarkat yang
tidak terlalu memikirkan tentang kesehatan, namun ada juga beberapa
masyarakat yang sudah menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah diadakan kegiatan ini, masryarakat sudah memahami dan mengerti
bagaimana cara menerapkan 12 Indikator Keluarga Sehat dalam kehidupan
sehari-hari, mereka dapat mengetahui manfaat yang akan diperoleh ketika
menerapkan kegiatan tersebut.
B. Saran
a. Perlu adanya peningkatan pelayanan yang lebih baik lagi yang harus
dilakukan oleh aparat pemerintahan setempat
b. Diharapkan bagi tenaga kesehatan lebih banyak melakukan kegiatan
promosi kesehatan agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
masyarat tentang Indikator Keluarga Sehat (IKS)
c. Diharapkan kepada masyarakat agar berpartisipasi ketika adanya
kegiatan yang diakan oleh tenaga kesehatan
d. Diharapkan partisipasi dan kerja sama yang lebih baik lagi bagi anggota
kelompok demi keberhasilan bersama baik dari awal kegiatan hingga
akhir kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA