Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN MENILAI

1
SISTEM SURVEILANS
NOVITA SEKARWATI

Pentingnya suatu masalah...... 2

• Jumlah kasus, insidens dan prevalens


• Indikator dari berat-ringan suatu penyakit,
misalnya: angka fatalitas (case fatality rate)
Angka kematian

1
Uraian sistem..... 3

• Buat daftar tujuan dari sistem


• Uraikan peristiwa kesehatan yang akan
diamati. Jelaskan definisi kasus untuk
setiap peristiwa kesehatan.
• Gambarkan diagram alur dari sistem yang
akan dievaluasi.
• Uraikan komponen-komponen dan
pelaksanaan dari sistem:

• Populasi mana yang akan diamati?


• Kapan periode pengumpulan data?
• Informasi apa yang telah dikumpulkan?
4
• Siapa yang menyediakan informasi surveilans?
• Bagaimana informasi dikirim?
• Bagaimana informasi disimpan?
• Siapa yang menganalisa data?
• Bagaimana data dianalisa dan seberapa sering?.
• Seberapa sering informasi disebarluaskan?
• Kepada siapa laporan disebarluaskan?
• Bagaimana laporan disebarluaskan?

2
Tingkat pemanfatan... 5

• Ungkapkan pihak-pihak yang tetah memanfaatkan data


dalam mengambil keputusan dan tindakan.
• Buat daftar kemungkinan-kemungkinan lain bagaimana
data dapat dimanfaatkan.

Evaluasi per atribut........


6

• Kesederhanaan (Simplicity)
• Fleksibilitas (Flexibility)
• Akseptabilitas (Acceptability)
• Sensitivitas (Sensitivity)
• Nilai prediktif positif (Predictive value
positive)
• Kerepresentatifan (Representativeness)
• Ketepatan waktu (Timeliness)

3
Kesederhanaan (Simplicity) 7

Kesederhanaan dari suatu sistem


surveilans mencakup kesederhanaan
dalam hal struktur dan kemudahan
pengoperasiannya. Sistem surveilans
sebaiknya dirancang sesederhana
mungkin, namun masih dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.

Cara/yang dipertimbangkan:

• Jumlah dan jenis informasi yana dibutuhkan untuk menegakkan


diagnosa 8
• Jumlah dan jenis sumber pelaporan
• Cara-cara untuk mengirimkan data/informasi mengenai kasus
• Jumlah institusi yang terlibat dalam penerimaan laporan kasus
• Kebutuhan akan pelatihan staff
• Jenis dan kedalaman analisa data
• Jumlah dan jenis pemakai informasi
• Cara-cara penyebarluasan laporan kepada pemakai informasi
• Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas berikut :
Menjaga kesinambungan sistem (maintenance)
Mengumpulkan informasi mengenai kasus
Mengirimkan informasi mengenai kasus
Menganalisa informasi mengenai kasus
Menyiapkan dan menyebarluaskan laporan surveilans

4
Fleksibilitas (Flexibility) 9

Suatu sistem surveilans yang fleksibel dapat


menyesuaikan diri dengan perubahan informasi yang
dibutuhkan atau situasi pelaksanaan tanpa disertai
peningkatan yang berarti akan kebutuhan biaya,
tenaga dan waktu. Sistem yang fleksibel dapat
menerima, misalnya, penyakit dan masalah kesehatan
yang baru diidentifikasikan, perubahan definisi kasus,
dan variasi-variasi dari sumber pelaporan

Cara
Fleksibilitas, paling baik ditentukan secara, retrospektif, dengan
mengamati bagaimana suatu sistem dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan baru.

Akseptabilitas (Acceptability) 10

Akseptabilitas menggambarkan kemauan seseorang atau


organisasi untuk berpartisipasi dalam melaksanakan
sistem surveilans.

5
Cara/yang dipertimbangkan:
11
• Angka keikutsertaan dari perorangan atau instansi.
• Bila angka keikutsertaan tinggi, seberapa cepat angka
tersebut tercapai.
• Angka kelengkapan wawancara dan angka penolakan
pertanyaan (bila sistem menggunakan wawancara
untuk mengumpulkan data).
• Kelengkapan formulir pelaporan.
• Angka pelaporan dari dokter, laboratorium atau
rumah sakit/fasilitas kesehatan.
• Ketepatan waktu dari pelaporan.

Sensitivitas (Sensitivity) 12
Sensitivitas dari suatu sistem surveilans dapat dilihat pada
dua tingkatan. Pertama, pada tingkat pengumpulan data,
proporsi kasus dari suatu penyakit/ masalah kesehatan yang
dideteksi oleh sistem surveilans.
sensitivitas adalah proporsi orang yang benar-benar sakit
dalam populasi yang juga diidentifikasi sebagai orang sakit
oleh tes skrining/penapisan/penapisan. Sensitivitas adalah
kemungkingkinan kasus terdiagnosa dengan benar atau
probabilitas setiap kasus yang ada teridentifikasi dengan uji
skrining/penapisan/penapisan.

6
13

14

7
contoh: Sensitivitas dari Telephone Based
Surveillance System, morbiditas atau faktor 15
risikonya dipengaruhi oleh :

•Jumlah penduduk yang mempunyai telepon,


dan berada di rumah ketika di telepon serta
bersedia untuk berpartisipasi.
•Kemampuan dari seseorang untuk
memahami pertanyaan dan menentukan
status mereka secara tepat.
•Kemauan dari responden untuk melaporkan
statusnya.

Nilai prediktif positif (Predictive


value positive) 16

Nilai prediktif positif (NPP) adalah proporsi dari


populasi yang diidentifikasikan sebagai kasus oleh
suatu sistem surveilans dan kenyataannya memang
kasus.

8
Contoh : Di Amerika Serikat, 17

di beberapa propinsi, kasus hepatitis akan


segera dilacak oleh petugas kesehatan, dan
keluarga yang mempunyai risiko tertular
dirujuk untuk mendapatkan tindakan
pencegahan dengan imunoglobulin.

•Suatu sistem surveilans dengan NPP yang


rendah dan oleh karena itu sering
menghasilkan pelaporan kasus positif palsu
akan menghamburkan sumber daya dan
dana.

• Alat ukur memiliki validitas


18
prediktif tinggi jika memberikan
skor
• Nilai Prediktif Positif dan Nilai
Prediktif Negatif mendekati
100%.
• Nilai prediksi positif dan negatif
terhadap tes pap smear adalah
52% dan 90 %.
• bahwa tes pap smear memiliki
nilai negatif tinggi, karena
mendekati 100 %. Sedangkan
nilai prediksi positif
menunjukkan bahwa hanya
sekitar 52%; hanya sebagian
hasil tes pap smear di masa
akan datang akan
menunjukkan orang yang
benar-benar sakit.

9
Kerepresentatifan
(Representativeness) 19

Suatu sistem surveilans yang representatif akan


menggambarkan secara akurat :
• Kejadian dari suatu peristiwa kesehatan
dalam periode waktu tertentu;
• Distribusi peristiwa tersebut dalam masyarakat
menurut tempat dan orang.

Karakteristik dari populasi


Misal: umur, status sosial ekonomi, lokasi geografis. 20
Riwayat dari peristiwa kesehatan
Misal: periode laten, cara penyebaran, fatal outcome

Upaya kesehatan yang tersedia


Misal: tes diagnosis di tempat, pola rujukan oleh dokter.

Sumber-sumber data
Misal: - angka mortalitas, untuk dibandingkan dengan data
insidens;
- laporan laboratorium. untuk dibandingkan
dengan laporan dokter.

10
Ketepatan waktu (Timeliness) 21

Ketepatan waktu menggambarkan kecepatan


atau kelambatan diantara langkah-langkah
dalam suatu sistem surveilans.

Contoh
Suatu studi mengenai sistem surveilans infeksi Shiggela menunjukkan
bahwa kasus Shigellosis yang tipikal, baru mendapat perhatian dari
petugas kesehatan 11 hari setelah timbulnya gejala. Suau periode
yang cukup untuk menimbulkan terjadinya kasus sekunder dan
transmisi tersier.

SUMBER-SUMBER UNTUK
MELAKSANAKAN SISTEM 22

Tenaga yang dibutuhkan


• Langkah pertama adalah memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan sistem sistem (contoh: Jumlah orang hari yang dibutuhkan
untuk melaksanakan sistem). Bila diinginkan, ukuran ini dapat diubah
menjadi besarnya biaya yang diperlukan dengan cara mengalikan jumlah
orang-hari dengan pengeluaran per orang-hari

Sumber-sumber lain
• Disini termasuk biaya untuk perjalanan, pelatihan, peralatan,
perlengkapan dan pengeluaran-pengeluaran lain (telepon, pos, komputer,
dsb)
• Penggunaan sumber-sumber ini pada semua tingkatan sistem kesehatan
masyarakat dari petugas kesehatan lokal, Kabupaten/Kota, propinsi
maupun pusat harus dipertimbangkan.

11
KESIMPULAN DAN SARAN 23

• harus menyatakan apakah sistem bisa menjelaskan


pentingnya suatu masalah kesehatan dilihat dari segi
kesehatan masyarakat

• apakah sistem mencapai tujuan yang telah dilakukan.

• rekomendasi juga harus dinyatakan bagaimana


kelanjutan dari sistem, atau perlunya suatu modifasi
dari sistem.

CONTOH KASUS 24
• Sebuah skrining/penapisan Malaria dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi X pada populasi anak < 5
tahun (terdapat 624 anak) di Kecamatan A Kab.
Provinsi X pada bulan Oktober 2019, adanya
kejadian luar biasa pada kelompok anak-anak pada
tahun 2018 menjadi alasan dilakukannya
skrining/penapisan. Gejala klinis malaria adalah
panas lebih dari 5 hari, batuk-batuk, kesulitan
dalam bernafas dan peningkatan ritme pernapasan.
Untuk mengkonfirmasi kasus dilakukan
pemeriksaan darah mikroskopik untuk menemukan
adanya parasit malaria di dalam darah. Hasilnya
sebanyak 463 orang yang menunjukkan gejala klinis
malaria dan 220 diantaranya positif parasitemia.
Selanjutnya 161 orang tidak ditemukan gejala
klinis namun 32 sampel darah anak menunjukkan
positif parasitemia

12
25

• Tabulasikan data di atas dan narasikan berapa


jumlah Positif Benar, Negatif Salah, Positif
Salah, dan Negatif benar ?
• Hitunglah sensitivitas tes darah mikroskopis
untuk parasitemia Malaria ?
• Hitunglah spesifisitas tes darah mikroskopis
untuk parasitemia Malaria ?
• Hitunglah nilai prediktif positif dan nilai
prediktif negatif tes darah mikroskopis untuk
parasitemia Malaria?

26

13
27

INTERPRETASI 28

• Hasil sensitivitas menunjukkan hasil 47,5 %


mengindikasikan bahwa tes darah mikroskopis
dapat mengklarifikasikan anak-anak benar-
benar dengan gejala Malaria sebesar 47,5 %,
sedangkan hasil spesifisits menunjukkan hasil
80,12 % berarti tes darah mikroskopis dapat
mengklarifikasikan anak-anak benar-benar
sehat pada anak tanpa gejala Malaria sebesar
80,12 %.

14
29

30
• Hasil nilai prediktif positif lebih tinggi dari
nilai prediktif negatif.
• Hasil ini menunjukkan hasil tes mikroskopis
positif dapat memprediksi anak-anak dengan
gejala Malaria cukup tinggi,
• sedangkan hasil tes mikroskopis negatif dapat
benar-benar memprediksi anak-anak bebas
dari Malaria cukup rendah, dengan kata lain
banyak kasus negatif berdasarkan hasil
skrining/penapisan, pada kenyataannya
memiliki penyakit malaria.

15

Anda mungkin juga menyukai