Anda di halaman 1dari 55

KEGIATAN

SURVEILANS
DR ARULITA IKA FIBRIANA M.KES
(EPID)
MATA DIKLAT : Kegiatan Surveilans
ALOKASI WAKTU : 14 JPL (T=3 JPL; P=5 JPL; PL=6 JPL)
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM : Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu melaksanakan Kegiatan Surveilans

TUJUAN PEMBELAJARAN POKOK DAN SUB POKOK BAHASAN :


KHUSUS :

Setelah mengikuti Langkah-langkah kegiatan surveilans :


materi ini peserta a. Pengumpulan Data
b. Pengolahan Data
mampu : c. Analisis dan Interpretasi Data
1. Menjelaskan tentang d. Menyusun rekomendasi hasil surveilans
langkah-langkah
kegiatan
Surveilans
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS

2. Melakukan surveilans 2. Surveilans Epidemiologi Penyakit


Epidemiologi Penyakit Difteri
Difteri a. Penyakit Difteri
b. Surveilans untuk penyakit Difteri
3. Melakukan 3. Surveilans Epidemiologi Penyakit
Surveilans Campak
Epidemiologi Penyakit a. Penyakit Campak
Campak b. Surveilans untuk penyakit Campak
4. Surveilans Epidemiologi Penyakit AFP
4. Melakukan Surveilans
a. Penyakit AFP
Penyakit Acute Flaccid
b. Surveilans untuk penyakit AFP
Paralysis (AFP)

5. Melakukan Surveilans 5. Surveilans Epidemiologi PIE


Penyakit Infeksi Emerging a. Penyakit Infeksi Emerging
(PIE) b. Surveilans untuk PIE

6. Melakukan Surveilans 6. Surveilans Epidemiologi Leptospirosis


Epidemiologi a. Leptospirosis
Leptospirosis b. Surveilans untuk Leptospiros

7. Melakukan Surveilans 7. Surveilans Imunisasi :


KIPI a. Jenis-jenis penyakit yg dapat
dicegah dengan Imunisasi
b. Konsep KIPI
c. Identifikasi KIPI
d. Pelaporan KIPI
PENGANTAR

• Menurut PERATURAN MENTERI KESEHATAN (Permenkes no 45 tahun 2014) tentang


PENYELENGGARAAN SURVEILANS KESEHATAN :
• Surveilans Kesehatan adalah *kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
*terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk *memperoleh dan *memberikan informasi guna mengarahkan
*tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
KEGIATAN SURVEILANS

• SURVEILANS EPIDEMIOLOGI mempunyai 3 ciri khas :


1. Pengumpulan data
2. Analisis dan interpretasi data
3. Diseminasi (penyebarluasan) dari hasil analisis dan interpretasi kepada
pihak yg memerlukan, utk menentukan tindakan yg akan diambil
LANGKAH MERANCANG SURVEILANS

• SECARA SPESIFIK ADA 8 LANGKAH DLM MERANCANG SISTEM SURVEILANS :

1. Menspesifikasikan tujuan pelaksanaan surveilans


2. Mendefinisikan data surveilans yg akan dikumpulkan
3. Menseleksi metode surveilans yg akan digunakan
4. Mengembangkan prosedur pengumpulan data
5. Mengumpulkan data dan mentabulasikan data
6. Menganalisis dan menginterpretasikan data
7. Mengambil tindakan cepat bila ada indikasi
8. Mempersiapkan dan menyajikan laporan dari informasi yg dihasilkan dari surveilans
• APA KEGUNAAN SURVEILANS YG DILAKUKAN:
Memonitor trend/ kecenderungan penyakit (perubahan yg
terjadi musiman, adanya penyimpangan dari pola yg
1. MENSPESIFIKKAN dihadapkan)
TUJUAN
SURVEILANS : Memperhatikan perubahan (mendeteksi adanya KLB,
wabah) utk dapat melakukan intervensi
> KEGUNAAN Mengidentifikasi faktor risiko (identifikasi kelompok risiko
> PENGGUNA
tinggi thd kesakitan/ kematian)
> RUANG LINGKUP
> KELOMPOK Mengeliminasi atau mengeradikasi penyakit
SASARAN Membuat hipotesis cara transmisi penyakit
Mengumpulkan informasi utk keperluan studi lebih lanjut
Melakukan evaluasi terhadap program yg sdh dilakukan
Memproyeksikan perencanaan program pelayanan
kesehatan yg akan dilakukan (perencanaan kebutuhan
MENSPESIFIKKA • SIAPA PENGGUNA informasi yang dihasilkan
N TUJUAN oleh sistem surveilans (misal Kepala Puskesmas,
SURVEILANS Dinas Kesehatan, P2PM)

> KEGUNAAN • RUANG LINGKUP : ruang lingkup area geografis,


> PENGGUNA ruang lingkup program yg/ akan diamati
> RUANG • KELOMPOK SASARAN : menyusun prioritas
LINGKUP kelompok sasaran dan dampak apa yg akan diukur
> KELOMPOK (bayi, balita, lansia, bumil risti, penderita penyakit
SASARAN menular & tdk menular tertentu)
2. • Misal : data mortalitas : kematian maternal yaitu
MENDEFINISIKAN kematian yang terjadi selama kehamilan, persalinan,
DATA hingga 42 hari setelah persalinan (nifas) disebabkan
SURVEILANS YG oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan,
AKAN atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut, atau
penanganannya, akan tetapi bukan kematian yang
DIKUMPULKAN
disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan
• Penyebab mortalitas maternal : misal akibat
perdarahan post partum, eklamsia, infeksi nifas
• SISTEM PELAPORAN RUTIN  informasimrutin
dikumpulkan & dilaporkan petugas puskesmas
• SISTEM PELAPORAN SENTINEL  sejumlah kecil
3. unit pelaporan (puskesmas/ RS) mengumpulkan &
MENSELEKSI melaporkan data yg dibutuhkan.

METODE • SURVEI & STUDI KHUSUS  survei pd sejumlah


sampel secara periodik utk memperkirakan tingkat
SURVEILANS
morbiditas/ mortalitas & merekomendasikan tindakan
YG AKAN pencegahan jika kejadian terjadi berulang
DIGUNAKAN • INVESTIGASI KASUS/ WABAH  penyelidikan
khusus utk menemukan penyebab penyakit/ kematian
& merekomendasikan tindakan pencegahan
• SISTEM REGISTRASI VITAL  penyedia layanan
masyarakat & swasta melaporkan kelahiran, kematian,
data lainnya pd sistem pusat
• SENSUS  jumlah keseluruhan dari populasi,
menanyakan data penyakit, perilaku kesehatan, dll
METODE • PENGUMPULAN DATA : surveilans pasif (menerima
PENGUMPULA laporan) atau surveilans aktif (mengumpulkan data di
lapangan dari sumber data)
N DATA
• Pengumpulan data dapat dilakukan secara retrospektif
SURVEILANS
atau concurrent.
• Frekuensi pengumpulan data dpt rutin harian, mingguan,
bulanan atau sesuai kebutuhan.
• Concurrent : bila pengumpulan data dilakukan pada saat
atau sesaat setelah timbul kejadian.
• Retrospektif bila pengumpulan data dilakukukan setelah
timbul kejadian (penelusuran kasus). Pada pengumpulan data
secara RESTROSPEKTIF, masalah sering timbul  data tdk
lengkap, akurasi dan kualitas data sering meragukan .
METODE • SURVEILANS AKTIF biasanya dilakukan bila ada
PENGUMPULA penyakit baru yg ditemukan, atau ada suatu bentuk
N DATA penularan penyakit dlm masyarakat yg sedang dalam
pengamatan, atau bila ada perkiraan peningkatan
risiko penyakit pada penduduk.
• Alat pengumpul data yg sering digunakan adalah
kuesioner. Kuesioner disusun harus tepat agar tidak
terjadi bias  harus mengetahui indikator dan variabel
harus operasional.
PENGUMPULA • TUJUAN dari pengumpulan data :
N DATA 1. Utk menentukan kelompok/ golongan populasi yg
berisiko tinggi utk terserang penyakit (berdasarkan
umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan, dll)
2. Utk menentukan jenis dari agent penyebab penyakit
dan karakteristiknya
3. Utk menentukan reservoir dari penyakit infeksi
4. Utk memastikan keadaan yg dapat menyebabkan
transmisi penyakit
5. Utk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan
MELAKUKAN PENGUMPULAN DATA

• SUMBER DATA DAN JENIS DATA


• Sumber data surveilans adalah tempat dimana data primer diambil dan direkam
sebagai data dasar surveilans epidemiologi, sering disebut sebagai “unit perekam data”.
SUMBER DATA
• Laporan Puskesmas
• Laporan Posyandu
• Laporan Rumah Sakit
• Puskesmas Sentinel
• Survei atau studi khusus
• Pusat penelitian kesmas, RISKESDAS, SKRT
• Laporan laboratorium
• Laporan KLB/ Wabah
JENIS DATA SURVEILANS :

• Data kesakitan, • Data kondisi lingkungan,


• Data kematian, • Data status gizi,
• Data demografi, • Data kondisi pangan,
• Data geografi, • Data vektor dan reservoir,
• Data hasil laboratorium, • Data dan informasi penting lainnya
• JENIS DATA SURVEILANS : jenis data dengan
karakteristik tertentu, misalnya identitas kasus (nama
penderita, nama orang tua, usia, jenis kelamin,
alamat lengkap), diagnosis penyakit, tanggal mulai
MELAKUKAN sakit, tanggal berobat.
PENGUMPULAN • Untuk mendapatkan informasi sesuai variabel data
DATA yang diharapkan, memerlukan kualitas tenaga
pengumpul data yang baik agar validitas data
(sensitivitas dan spesivitas) dapat lebih baik, sehingga
analisisnya lebih tepat, terutama dalam menegakkan
diagnosis penyakit.
• Dilihat dari frekuensi pengumpulannya, data
surveilans dibedakan dalam empat kategori:
a. Data rutin bulanan, yang digunakan untuk
perencanaan dan evaluasi. Misalnya: data yang bersumber
dari SP2TP, SPRS;
JENIS DATA
b. Data rutin harian dan mingguan, yang digunakan
SURVEILANS dalam Sistem Deteksi Dini pada Kejadian Luar Biasa
(SKD KLB). Misalnya: data yang bersumber dari
Laporan Penyakit Potensial Wabah (W2);
c. Data insidentil. Misalnya: Laporan KLB (W1); dan
d. Data survei
4. PROSEDUR/ LANGKAH-LANGKAH
PENGUMPULAN DATA
• Perekaman data  memasukkan data • Dari register, jumlah kasus untuk masing-
yang diperoleh kedalam formulir isian masing variabel dihitung  dimasukkan
individu (satu kasus, satu formulir dalam tabel besar (tabel master) yang sering
disebut sebagai “bank data”, kemudian dari
isian), kemudian dipindahkan dalam
“bank data”, data diolah sesuai kebutuhan
register/ daftar data individu, artinya
analisisnya.
satu formulir isian menjadi satu baris
dalam register yang berisi variabel- • Pada era saat ini, proses merekam data atau
memasukkan sekaligus ke dalam komputer
variabel yang diperlukan (satu kasus).
sebagai “bank data” individu yang ada pada
Sumber Data.
PEREKAMAN DATA
Perekaman data tidak boleh terlalu komplek, sulit,
atau rumit, sehingga kelengkapan dan
keakuratannya rendah. Apabila terlalu komplek
diperlukan adanya pelatihan khusus bagi petugas
pada Unit Perekam Data
Kelengkapan laporan Unit Perekam Data selalu menjadi
indikator penting surveilans, dan oleh karena itu, Unit
Perekam Data yang tidak mengirimkan laporannya harus
diingatkan, asistensi dan supervisi dengan ketat, bahkan
seringkali, unit surveilans secara aktif mendatangi setiap
Unit Perekam Data.
• Data yg diperoleh biasanya berupa data mentah (row data)
6.  pengolahan data  mudah dianalisis.
PENGOLAHAN, • Pengolahan data dimaksudkan agar data dpt ditangani
ANALISIS DAN
INTERPRETASI dengan mudah saat dianalisis (sdh bebas dari kesalahan yg
DATA dilakukan pd waktu pengumpulan dan perekaman data)
• Analisis data dilakukan utk melihat variabel yg
menggambarkan suatu permasalahan & faktor-faktor yg
mempengaruhinya.
• Berdasarkan analisis dan interpretasi dapat dibuat
tanggapan, saran dan bagaimana menentukan tindakan utk
menghadapi masalah tsb.
• Analisis Epidemiologi Deskriptif
• menggambarkan atau mendiskripsikan kejadian-
kejadian yang ada di populasi dengan menggunakan
ukuran-ukuran epidemiologi berdasarkan karakteristik
ANALISIS DATA
orang, tempat dan waktu
SURVEILANS
• dapat dimanfaatkan sebagai bahan perencanaan,
monitoring, dan evaluasi program, merumuskan
hipotesis, atau bahkan juga bermanfaat untuk menguji
kebenaran hipotesis.
• Analisis surveilans  menarik kesimpulan dari serangkaian
data atau informasi  pengaruh orang yang melakukan
analisis sangat kuat, termasuk pengaruh subjektifitas orang
tersebut.
• Proses analisis pada serangkaian data surveilans dipengaruhi
antara lain :
TEKNIK
 penguasaan terhadap strategi analisis data
ANALISIS
surveilans/epidemiologi,
 Keterampilan, pengalaman, & penguasaan ilmu pengetahuan,
 hasil penelitian, informasi lain yang terkait dengan masalah
data yang dianalisis.
• Dalam melakukan analisis  dilihat kualitas data (kelemahan2 dipahami sebelum data
dimanfaatkan)
• Hal yg dapat kita simpulkan dari data deskriptif :
1. Melihat trend (kecenderungan)  jumlah kejadian penyakit atau permasalahan di suatu
populasi berdasarkan waktu kejadian. Misal : kecenderungan dari data bulanan
kejadian penyakit, data mingguan wabah, data tahunan campak.
2. Membandingkan jumlah satu kejadian dengan kejadian lain pada suatu populasi atau
populasi yg berbeda  data diubah menjadi rate.
3. Membandingkan trend (kecenderungan) dari data kejadian berdasarkan waktu yg
berbeda pada populasi yang berbeda atau populasi yg sama
PENYAJIAN HASIL ANALISIS DATA

GRAFIK : grafik batang,


TEKS : gambaran TABEL : histogram, poligon
variabel yg ditulis (dlm menggambarkan satu frekuensi, grafik
bentuk narasi) variabel atau lebih (cross lingkaran (pie chart),
tab) grafik garis (line
diagram), spot map
TAMPILAN ANALISIS TABEL

• Tabel sederhana dengan 2-3 variabel akan mudah dicermati dan dilakukan
penarikan kesimpulan (interpretasi)
• Analisis Tabel :
 Tabel 1 menunjukkan angka penemuan kasus dan
kematian karena campak dan rubela di Indonesia
pada tahun 2014-2018 yang dilaporkan adalah
89.127 suspek campak dengan 22 kematian,
sedangkan hasil laboratorium menunjukkan
19.392 positif campak dan 14.192 positif rubela.
 Dari jumlah kasus tersebut sebanyak 89% kasus
campak diderita oleh anak usia di bawah 15
tahun. Sedangkan untuk rubela, kurang lebih
77% penderita merupakan anak usia di bawah
15 tahun. (Kemenkes, 2019)
TAMPILAN ANALISIS GRAFIK

• Tampilan grafik garis dan grafik balok sederhana dengan 2-3 variabel lebih mudah
digunakan untuk melakukan proses analisis.
• Jika terdapat banyak variabel yang akan dianalisis, sebaiknya dibagi dalam beberapa
grafik, sehingga menjadi lebih sederhana, dan mudah ditarik kesimpulan
• Pada histogram, interval variabel waktu perlu dicari interval yang tepat, sehingga dapat
terlihat bentuk kurva yang dapat dianalisis.
• Jika terdapat banyak variabel yang akan dianalisis, sebaiknya dibagi dalam beberapa
grafik, sehingga menjadi lebih sederhana, dan mudah ditarik kesimpulan.
• Jika ingin membandingkan 2 data dengan variabel yang sama, maka buatlah kedua
rangkaian data tersebut sebanding (misalnya dlm bentuk rate)
• Digunakan pada kejadian dengan periode pendek,
dengan menganggap 1 kasus sebagai batu bata.
• Jumlah kasus yang berada pada satu satuan waktu atau
satuan kelompok, disusun secara vertikal (bertumpuk).
• Jika satuan waktu atau satuan kelompok tidak
GRAFIK sebanding, maka lebar ruang kasus juga harus
HISTOGRAM disesuaikan pada setiap satuan waktu atau satuan
kelompok.
• Pengukuran analisis risiko adalah berdasarkan tinggi
tumpukan kasus, bukan lebar tumpukan
GRAFIK
HISTOGRAM
GRAFIK
HISTOGRA
M
GRAFIK BALOK

• Pada umumnya digunakan untuk membandingkan beberapa kejadian antar


kelompok.
• Karena untuk membandingkan antar kelompok, maka kelompok-kelompok
yang akan diperbandingkan itu benar-benar telah sebanding.
• Cara membandingkan yang paling praktis adalah menjadikan bentuk
datanya dalam rate (jumlah kejadian dibagi dengan jumlah populasi
berisiko).
GRAFIK
BALOK/
BAR
GRAFIK
BALOK/
BAR
• Pada gambar 1 dapat dilihat pada tahun 2010 diphteri
di Jawa Timur sebanyak 300 kasus dengan 21
kematian. Pada tahun 2011, kasus diphteri menjadi
664 kasus dan 38 kematian......
• Dapat disimpulkan bahwa kasus diphteri dari tahun
2010-2013 mengalami peningkatan akan tetapi pada
tahun 2013 mengalami penurunan dan angka kematian
diphteri di Jawa Timur setiap tahunnya meningkat.
GRAFIK GARIS

• Biasanya menunjukkan pola perkembangan


menurut waktu dan kecenderungan menurut
waktu, dan oleh karena itu, variabel
horisontal adalah waktu dan variabel vertikal
jumlah kejadian.
• Pertemuan antara varibel horisontal (garis
vertikal) dan dan variabel vertikal (garis
mendatar) merupakan status kejadian yang
digambarkan sebagai titik pertemuan
koordinat
GRAFIK GARIS UTK
MENUNJUKKAN TREND
• Seculer Trend  Menyusun data
kejadian dalam grafik garis menurut
perode waktu lama (beberapa tahun)
sehingga dapat diketahui pola
kejadian dalam jangka panjang
GRAFIK GARIS UTK
MENUNJUKKAN POLA
PERIODIK SATU KAWASAN

• Menyusun data dalam bentuk grafik


garis berdasarkan periode waktu
mingguan atau bulanan, sehingga
dapat diketahui pola kurva berulang
dari periode waktu tertentu secara
teratur.
TAMPILAN • Bentuk peta yang sering digunakan adalah
ANALISIS bentuk spot map dan area map, baik dalam
PETA
bentuk tunggal untuk menjelaskan distribusi
kasus menurut wilayah pada suatu lokasi
kejadian dan menurut daerah menurut
karakteristik geografi dan administrasi
pemerintahan, maupun dalam bentuk serial
waktu untuk mencermati perkembangan
sebaran kasus.
SPOT MAP

• Pada satu peta spot map, dapat diketahui sebaran kasus


pada suatu wilayah  dapat dimanfaatkan dalam
melakukan analisis hubungan terjadinya kasus dengan
letak sesuatu;
• Misal : sungai, gedung, aktivitas pesta yang diduga terdapat
kuman penyakit menular, atau orang yang menderita penyakit
menular tertentu, atau gedung, pabrik yang berdampak
timbulnya cemaran udara dengan bahan polutan, bakteri, virus,
kimia, atau limbah.
• Sering dibuat suatu serial spot map,
sehingga akan dapat diketahui
perkembangan sebaran kasus dari
waktu ke waktu, terutama untuk
SPOT MAP
penyakit menular propagated source :
mulai terjadinya sebaran,
perkembangan dan perluasan,
berakhirnya sebaran.
• Spot Map Kasus KLB Diare Kolera
dengan serial waktu 2 mingguan
• Terlihat kejadian KLB dapat
ditanggulangi, tetapi tidak dpt serentak,
karena hanya daerah-daerah berjangkit
yang segera ditanggulangi, sementara
daerah-daerah tetangga yang
kemungkinan terjangkit tidak melakukan
antisipasi dan kesiapsiagaan yang baik.
AREA MAP

• Berbeda dengan spot map, area map • Attack rate lebih dimanfaatkan untuk menganalisis risiko
adalah membagi daerah berdasarkan terkait dengan wilayah dan populasi berisiko.
attack rate. • Jika populasi tetap, misalnya desa, kabupaten, maka populasi
• Sama dengan spot map, area map dapat berisiko adalah jumlah penduduk yang relatif tetap.

dimanfaatkan dalam area map tunggal, • Jika populasi tidak tetap, misalnya wilayah pengungsian,
atau serial sesuai kebutuhan analisis. perpindahan penduduk transmigrasi, perjlnan haji, lebaran,
maka attack rate dihitung dengan jumlah populasi yang
berbeda-beda sesuai jumlah populasi saat attack rate dihitung.
• Diseminasi hasil adalah salah satu rangkaian
kegiatan surveilans, yaitu menyampaikan hasil
analisis kepada unit program dalam rangka
PENYEBARLUASAN perencanaan, pelaksanaaan, monitoring dan
INFORMASI evaluasi program kesehatan, sistem
(DISEMINASI HASIL) kewaspadaan dini KLB atau sebagai inisiasi
dilakukannya penelitian.
• Pada dasarnya, penyampaian hasil analisis
surveilans merupakan mekanisme komunikasi
timbal balik antara unit surveilans dan unit
program.
• Pasal 6
(1) Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilakukan melalui
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan
PERMENKES 45 TH
untuk menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat
2014 TENTANG
diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar
PENYELENGGARAAN kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan.
SURVEILANS
KESEHATAN • Pasal 12
Diseminasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
dilakukan dengan cara:
a. menyampaikan informasi kepada unit yang membutuhkan
untuk dilaksanakan tindak lanjut;
b. menyampaikan informasi kepada Pengelola Program sebagai
sumber data/laporan surveilans sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
c. memberikan umpan balik kepada sumber data dalam rangka
perbaikan kualitas data.
1. Laporan Dalam Bentuk Paper Analisis Surveilans
Unit surveilans melaksanakan analisis surveilans,
kemudian menuliskan hasilnya dalam sebuah paper
laporan analisis surveilans, ini sering disebut sebagai
“analisis lanjut”.
CARA
PENYAMPAIAN Analisis seperti ini membutuhkan kecerdasan,
HASIL ANALISIS pengetahuan dan teknik analisis, serta keterampilan
melakukan analisis lanjut.
SURVEILANS
DIBAGI 2 CARA : Hasil dari analisis adalah suatu penarikan kesimpulan
yang memberi makna terhadap tabel, grafik dan peta
terhadap segala kondisi yang berhubungan dengannya,
termasuk menyampaikan kekurangan dan kelemahan
data yang dianalisis.
2. Laporan Dalam Bentuk Tabel, Grafik dan Peta
Analisis Surveilans
Unit surveilans melaksanakan analisis surveilans,
kemudian menyusun bentuk tabel, grafik dan peta,
sehingga menjadi bentuk yang sederhana dan mudah
CARA dibaca dan disimpulkan oleh orang yang membaca tabel,
grafik dan peta tersebut, ini sering disebut “analisis
PENYAMPAIAN
sederhana”.
HASIL ANALISIS
SURVEILANS Analisis sederhana diarahkan untuk menjawab tujuan-
tujuan surveilans epidemiologi, misal kecenderungan
DIBAGI 2 CARA :
DBD menurut wilayah  tabel dibuat dengan kolom
wilayah dan perkembangan kasus dari waktu ke waktu
(harian, mingguan, atau bulanan), grafik kecenderungan
juga dibuat per wilayah, demikian juga peta menurut rate
atau spot.
• Hasil analisis sederhana berupa tabel, grafik dan peta
dapat disampaikan kepada berbagai pihak yang
membutuhkan.
PENYEBARLUAS • Orang-orang yang menerima hasil analisis sederhana
AN HASIL dalam tabel, grafik dan peta ini harus telah mempunyai
dasar-dasar kemampuan analisis lanjut yang baik dan
ANALISIS mempunyai kesamaan persepsi tentang strategi analisis
SEDERHANA terhadap tabel, grafik dan peta yang disampaikan
kepadanya  komunikasi antara penyedia hasil analisis
sederhana dengan orang-orang atau ahli yang menerima
hasil analisis sederhana ini perlu dibangun.
• Hasil analisis lanjut berupa suatu penarikan kesimpulan
dari suatu tabel, grafik atau peta dapat disampaikan pada
berbagai pihak yang membutuhkan melalui media :
PENYEBARLUAS 1) Laporan analisis surveilans epidemiologi (paper)
AN HASIL 2) Penyajian dalam Seminar
ANALISIS LANJUT 3) Penulisan dalam Buletin, atau majalah lain, termasuk
majalah elektronik
4) Penyajian pada pertemuan organisasi
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai