Anda di halaman 1dari 132

Curiculum Vitae

NAMA : SUTARMAN, SKM,Mkes(Epid)


TEMPAT LAHIR : KENDAL
TANGAL LAHIR : 29 OKTOBER 66
PENDIDIKAN : PASCA SARJANA
PEKERJAAN : FUNGS EPIDEMIOLOGI KES MADYA
NO HP : 08122511937
EMAIL : Man.sutarman@yahoo.co.id
KURSUS / : - Asisten Epidmiologi Lapangan
WORKSHOP/DIKLAT - Epidemiologi Lapangan
- Prog KIA (Fertilitas indonesia)
- Prog Penyehatan Lingkungan
- Prog. Gizi (tumbuh kembang
anak)
- Program Perencanaan
- TPPK
- TOT TGC
POKOK BAHASAN MODUL

Pokbah 1 : KONSEP SURVEILANS EPIDEMIOLOGI.


Pokbah 2 : LANGKAH-LANGKAH SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Pokbah 3 : VARIABEL EPIDEMIOLOGI.
Pokbah 4 : UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
Pokbah 5 : JENIS SURVEILANS PADA PROGRAM KES
SUB POKO BAHASAN 1

PENGERTIAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI


-pengertian surveilans dan epidemiologi
-prinsip dasar dan ciri pelaksanaan SE
-sasaran pengamatan & pendekatan SE
-PENGERTIAN SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi berasal kata Epi, demos &
logos Epi =atas, demos =masyarakat,
logos = ilmu epidemiologi dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang
masyarakat,

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari -Kejadian Peny


kejadian dan penyebaran penyakit atau -Masalah kes Pada
- Faktor Risiko manusia
masalah kesehatan serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya, pd sekelompok
manusia tertentu.

Last (1988)
Epidemiologi adalah studi distribusi
dan determinan kesehatan yang
terkait keadaan atau peristiwa dalam
populasi tertentu, dan aplikasi studi
ini untuk mengendalikan masalah
kesehatan
Surveilans adalah proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data - PULTA
- LAHTA SISTEMATIS
secara sistematik dan terus menerus serta - SISTA TERUS MENERUS

penyebaran informasi kepada unit yang - PRETA


- DESINFO
membutuhkan untuk dapat mengambil
tindakan (WHO)

Surveilans epidemiologi (OPERASIONAL)


adalah kegiatan analisis secara sistematis
dan terus menerus terhadap penyakit atau kegiatan analisis
masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang secara sistematis &
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan terus menerus thd
penularan penyakit atau masalah-masalah peny/masalah kes
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan
Penerapan kegiatan Surv Epid

AWAL Mendukung pemberantasan penyakit menular


MULA - Pembasmian Cacar, Polio
KEGIATAN SE
PULTA-LAHTA-
- Penanggulangan KLB (wabah)
SISTA-PRETA- - Pemberantasan Malaria,Diare,TB,Kusta,
DESIMINASI-
TINDAKAN

KEBER HASILAN
Surveilans epidemiologi sering dipahami
hanya sbg kegiatan pengumpulan data
untuk penanggulangan KLB
Pengertian seperti itu menyembunyikan
makna analisis & penyebaran informasi
epidemiologi sebagai bagian yang sangat
penting dari proses kegiatan surveilans
epidemiologi.

BERKEMBANG - SURVEILANS PENYAKIT MENULAR (MALARIA,TB DLL)


KEGIATAN PEMANTAUAN - SURVEILANS PTM (DM, HYPERTENSI, JANTUNG DLL)
PERMASALAHAN KES. - SURVEILANS KIA (PWS KIA, IMUNISASI DLL)
NON KES - SURVEILANS GIZI (STATUS GIZI, )
- SURVEILANS KESLING (SANITASI DASAR, CEMARAN)
- SURVEILANS PANGAN (SKPG)
- SURVEILANS KECELAKAAN LALIN DSB
PRINSIP DASAR DAN
CIRI PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
3
Prinsip Dasar Pelaksanaan
Surveilans Epidemiologi

1 Analisis masalah kes. & faktor determinannya.


 Masalah kes : penyakit, gangguan kes,
kematian, masalah kes lain,

 Faktor determinan : Karakteristik faktor risiko dari


masalah kes atau yg
berpotensi menimbulkan
2 masalah kes

Dilakukan secara sistematis & terus-menerus


 Sistematis : dilakukan melalui proses PULTA
LAHTA dan penyebaran informasi
epid. sesuai kaidah tertentu
 Terus-menerus : dilakukan setiap saat dan
3 Mempunyai tujuan yang jelas
√ dukungan info epid.kepada program/penelitian
√ bahan pengambilan keputusan program/penelitian.
CIRI KHAS
KEGIATAN SE

• Ada Kegiatan Pengumpulan & Pengolahan Data


• Ada Kegiatan Analisis & Interpretasi Informasi
• Ada Kegiatan Desiminasi Informasi & Tindakan
• Kegiatan dilakukan secara sistematis dan terus
menerus
SKEMA PELAKSANAAN
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

MASALAH PELAPORAN DATA


KESEHATAN Masalah Kes , Faktor Risiko
FAKTOR RISIKO

LAHTA
SISTA
PRETA

KEPUTUSAN
INTERVENSI INFORMASI
BERBASIS
TINDAKAN EVIDENCE
-SASARAN PENGAMATAN DAN
PENDEKATAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
SASARAN PENGAMATAN SE

Seseorang Penyandang Masalah Kes atau


1. INDIVIDU yg berpotensi menularkan peny (Carrier)

Pengamatan individu dimaksudkan untuk :


• Menetapkan kontak person (penyebaran)
• Mengetahui infeksi lanjut
• Tindakan Penanganan
• Pengamatan lanjutan

Kel Penduduk yg dekat dengan sumber peny.


2. POPULASI
dan bepotensi sakit (pddk berisiko)
SETEMPAT
Pengamatan Populasi setempat ditujukan untuk:
• Para kontak penderita dan carrier
• Pejamu yg Rentan (bayi)
• Anak anak yg belum memiliki kekbalan
(blm imunisasi belum pernah sakit)
• Penderita peny yang mudah relaps
Semua penduduk yg berpotensi menderita dan
3. POPULASI menularkan penyakit tertentu pada orang lain
NASIONAL
Pengamatan populasi Nasional dimaksudkan untuk :
• Mengamati perkembangan penyakit setelah
dilakukan intervensi
• Mendeteksi sebaran penyakit menurut
variabel epidemiologi (Time, Place, Person)

Kel Penduduk yg datang dari negara lain yang


4. POPULASI sedang berjangkit peny karantina atau peny
INTERNA menular berpotensi menimbulkan outbreak
SIONAL
Pengamatan Populasi Internasional ditujukan untuk:
• Mengamati penduduk yang datang dari
negara lain yg sedang berjangkit
• Identifikasi status kes pendatang dengan
gejala pdrt peny karantina/peny menular yg
sedang/potensial mewabah
• Identifikasi status imunisasi pendatang
3 PENDEKATAN SE

1. PENDEKTAN SURVEILANS INDIVIDU


(Individual Surveillance Approach)

• Kegiatan deteksi dan pemantauan terhadap


seseorang yg diduga telah melakukan kontak
dengan sumber penyakit menular yg berbahaya

• Tujuanya untuk :
• Mengetahui gejala penyakit secara dini
• Memutus mata rantai penularan kepada
orang lain (dengan tindakan pengobatan,
isolasi penderita dan menghilangkan sumber
penularan)
• Tindakan pencegahan penularan dengan
menghilangkan sumber penularan & promkes
2. PENDEKTAN SURVEILANS
PENYAKIT (Deseases Surveillance
Approach)
• Kegiatan pemantauan terhadap suatu penyakit
dengan segala faktor risikonya yang dilakukan
secara terus menerus dalam satu wilayah
tertentu

• Tujuanya untuk :
• Peningkatan kewaspadaan/deteksi dini KLB
• Mengetahui perkembangan penyakit dari aspek
waktu tempat dan orang
• Mengetahui faktor risiko dominan
• Dasar pengambilan tindakan untuk pencegahan
3. PENDEKTAN SURVEILANS TERPADU
(Integrated Surveillance Approach)

• Kegiatan surveilans yang lebih menekankan pada


aspek koordinasi, integrasi dan sinergi dengan
focus pemantauan terhadap kumpulan gejala
penyakit yang dialami masyarakat

• Tujuanya untuk :
• Mencegah keterlambatan pemeriksaan
laboratorium lintas penyqakit
• Mengisi kesenjangan surveilans antar penyakit
(siurveillance gap)
-PEMANFAATAN HASIL & INFORMASI
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI.
Pemanfaatan informasi
hasil Surveilans Epidemiologi

SECARA
UMUM 1 Merumuskan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pemantauan dan evaluasi
program

2 Melaksanakan sistem kewaspadaan dini


Masalah kes,KLB penyakit, keracunan dan
bencana
3 Merencanakan studi epidemiologi,
penelitian dan pengembangan program

SECARA
Penanggulangan / Pencegahan masalah kes
SPESIFIK
baik di Pelayanan Kesehatan/dimasyarakat
Pemanfaatan hasil SE dlm
penanggulangan peny

Menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai


1 resiko terbesar untuk terserang penyakit, baik berdasarkan
umur, jenis kelamin, bangsa, pekerjaan, dll

Menentukan jenis dari agent (penyebab) penyakit dan


2 karakteristiknya

3 Menentukan reservoir dari infeksi

4 Memastikan keadaan-keadaan yang menyebabkan bisa


berlangsungnya transmisi penyakit.

5 Mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan

Memastikan sifat dasar dari wabah tersebut, sumber dan


6 cara penularannya, distribusinya, dsb
Contoh hasil Surveilans Epidemiologi DBD

-Semua Kel Umur


1 Populasi -Semua Jenis Kelamin
Risiko -Semua Jenis Pekerjaan
-Semua suku/Ras

2 Jenis & Karak -Virus Dengue semua type


teristik Agent -Type ganas ………

A
D 3 -Nyamuk Aedes Agepty, R
Reservoar
DB Albopictus A
H
-KURATIF
•Model Penanganan
•Model Rujukan

Transmisi -Bionomic Nyamuk K


4 -PREVENTIF
penyakit -Jarak Terbang E
B •Strategy PSN
-Kondisi Lingkungan I •Pengedalian vector
-Mobilitas/perilaku penduduk J
A
-PROMOTIF
(Info) kejadian -Insidens, K
5 A •Strategy promosi
penyakit -CFR N •Sasaran promosi
-Pola kejadian (Musiman) •Waktu promosi

6 Sifat Dasar -Tingkat virulensi


penyakit -Pola Imunitasnya
-Pola Sebaran
-Cara penularan
Sub Pokok Bahasan.
a. Komponen Surveilans Epidemiologi
-Komponen Utama SE
-Strategy pelaksanaan SE
-Mekanisme Kegiatan SE
Komponen Utama
Surveilans Epidemiologi
6 Komponen Utama Surveilans Epidemiologi

1 Adanya tujuan yang jelas dan terukur, terutama hubungan


nya dengan upaya intervensi program atau penelitian

2 Memiliki konsep surveilans epidemiologi dalam mencapai


tujuan-tujuan
3 Proses pengumpulan, pengolahan data, analisis dan
distribusi informasi epidemiologi

4 Kegiatan penunjang surveilans epidemiologi, terutama


adanya tim teknis surveilans epidemiologi yang terdiri dari
para tenaga profesional, peraturan-peraturan, dana
operasional dan sarana komputer, telepon dan faksimili
serta formulir isian

5 Memiliki jejaring surveilans epidemiologi

6 Memiliki Indikator Kinerja


1 Tujuan SE • Pemantauan hasil Intervensi Program
baru misal penggunaan obat,
pestisida
• Mengethaui karakteristik H,A,E
suatu penyakit
• Memantau perkembangan, sebaran,
keganasan peny/masalah kes

Konsep SE
• Surveilans Aktif dan pasif
2
• Surveilans berbasis faskes, masyarakat, Lab
• Surveilans penyakit atau faktor risiko

Proses • DO kasus
3
kegiatan SE • Metode pengumpulan data
• Metode pengolahan & analisis,
• Sasaran desiminasi
• Pemanfaatan informasi SE
4 Unsur Penunjang • Aspek Legal
kegiatan SE • Penanggung Jawab & dukungan Tim terkait
• Penguatan SDM
• Dukungan Peralatan,biaya dan sistem/IT

Jejaring Kerja • Jejaring antar faskes untuk sharing info


5
kegiatan SE • Jejaring dengan Lab dalam rujukan dx
• Jejaring dengan masy, kader untuk SKD
• Jejaring dengan Perguruan Tinggi

6 Indikator
kegiatan SE • Ketepatan/kelengkapan Laporan
• Deteksi Dini dan Respon Penanggulangan
• Deteksi Karakteristik masalah kes &
Faktor Risiko (WTO - HAE)
Strategi
Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi
6 Strategy Surveilans Epidemiologi

1 Pengembangan surveilans sesuai dengan kebutuhan


program, termasuk penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan
Dini (SKD) KLB penyakit dan keracunan

2 Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi

3 Peningkatan profesionalisme tenaga epidemiologi

4 Pengembangan tim epidemiologi yang handal

5 Peningkatan jejaring surveilans epidemiologi

6 Peningkatan teknologi komunikasi informasi elektromedia


yang terintegrasi dan interaktif
1 Pengembangan Disesuaikan dengan:
SE  permasalahan (besar ancaman, dampak sosek)
 kesepakatan regional/International
 Adanya dukungan Sumberdaya kes
 kebutuhan wilayah (Deteksi Dini masalah kes)

Peningkatan mutu
 SDM yang kompeten
2
data SE  Tersedianya fasilitas dx
 Tersedianya fasilitas/sistem pengumpulan,
pelaporan, pengolahan data

Peningkatan  Melalui pendidikan formal


3
Mutu SDM  melalui diklat teknis
 Pengembangan Jafung
 Pengembangan Tim surveilans dan dukungan
operasional
4 Pengembangan • Pembentukan Tim Teknis LS/LP secara formal
Tim Epidemiologi • Rencana Kegiatan Tim yang berkesinambungan
• Peningkatan kulaitas analisis data
• Dukungan desiminasi inf (seminar dsb)
• Dukungan dana kegiatan Tim & upaya intervensi

5 Peningkatan • Menggalang Jejaring dengan Badan Dunia,


Jejaring SE kawasan, Lembaga Riset, Perguruan Tinggi
• Merancang kegiatan ilmiah antar anggota
(Riset, Seminar dll)
• Bertukar data/informasi terkait

6 Peningkatan • Pengembangan sistem


Pemanfaatan IT • Pemanfaatan IT
Sub Pokok Bahasan.
b. Mekanisme Surveilans Epidemiologi
Mekanisme
Kegiatan Surveilans Epidemiologi

1 Identifikasi kasus dan masalah kesehatan

2 Perekaman, Pelaporan dan Pengolahan Data

3 Analisis dan Interpretasi Data

4 Studi Epidemiologi

5 Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut

6 Diseminasi informasi

7 Umpan Balik
1 Identifikasi kasus • Definisi Operasional kasus/masalah kes
& masalah kes • Alat bantu Dx penetapan kasus
• Pengelompokan kasus (suspek-probable-kasus)

Identifikasi kasus CAMPAK yi


seseorang yang menderita sakit dengan gejala-
gejala panas, bercak kemerahan disertai dengan
satu gejala pilek, mata merah, dan diare

Identifikasi kasus Tuberculosa


seseorang yang menderita sakit dengan gejala-
batuk berdahak > 2 minggu, Berat Badan turun,
nafsu makan kurang, berkeringat dingin
Hasil Lab SPS 2 kali positif BTA
Perekaman, pelapor • Pengumpulan data
2
an & olah data - dari register faskes/masyarakat
- dilakukan secra pasif (menunggu) dan aktif
ambil sumbernya
• Perekaman Data dari faskes/masy. meliputi

- identitas Individu (umur,sex,alamat,pekerjaan )


- gejala/keluhan dan penetapan dx
- Faktor risiko terkait (imunisasi, jml kel, dll)
• Pelaporan
- jenis variabel yang harus dilaporkan
- Format Laporan sesuai kebutuhan
- Frekuensi dan cara mengirimkan laporan
• Pengolahan data
- lakukan verifikasi, validasi dan konsistensi
- dikaitkan tujuan SE (diskriptif/analitik)
- Metode pengolahan (manual/software)
- Bentuk olahan (tabel, grafik, maping)
Gambaran mekanisme
pengumpulan-pengolahan data

Data base

IR = per 100.000 Penduduk CFR = Per 100


50
30

40
25

Kuesi 20 30

oner 15

10
20

10
5

0
0

Register IR CFR Tahun

faskes Format laporan Pie Diagram jumlah persalinan menurut penolong di


Puskesmas Antah Berantah tahun 2000

15 5

25

30

Dokter Bidan Dukun Lain-lain


Analisis dan ● Analisis data
3
Interpretasi - disesuaikan dengan 7an
- bentuk analisis
> Deskriptif (sederhana) (dist.frek. Rate,ratio
proporsi)
> Analitik (bivariat, multivariat), uji statistik
melihat hub antar variabel
● Interpretasi data
- karakteristik variabel epid (waktu, tempat & orang)
- Trend penyakit
- Hubungan asosiasi var dependen & independen

4 Studi Epidemiologi ● Tujuan Studi


- Melihat Karakteristik var epid
- Mlihat Faktor Risiko dominan
- Evaluasi intervensi
- Uji Penggunaan bahan/obat baru
● Bentuk Studi
- Studi Deskriptif
- Studi Analitik
● Jenis Studi
- kohort
- Coss sectional
5 Rekomendasi & ● Peningkatan Kewaspadaan
Tindak Lanjut
● Respon intervensi
-Upaya Preventif
-Upaya Promotif
-Upaya Kuratif
-Upaya Rehabilitatif
● Penentu Arah kebijakan program

6 Desiminasi Info ● Sasaran Desiminasi


- Para pengambil Keputusan
- Sektor Terkait
- Anggota Jejaring Surveilans
- Masyarakat
● Bentuk Desiminasi
- Media massa/sosial
- Workshop/seminar
- Diskusi/Temu Ilmiah
● Frekuensi
- Kontinyu
7 Umpan Balik
● Sasaran Umpan Balik
- Internal organisasi
- Lintas Sektor
● Muatan umpan balik
- Materi umpan balik
- Kelengkapan,ketepatan lap.& hasil
- Rekomendasi
● Frekuensi Umpan Balik
- Bulanan, Triwulan, Tahunan
Pokok Bahasan 3.

VARIABEL EPIDEMIOLOGI.

a. Orang
b. Waktu
c. Tempat
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

MASA PRE- MASA


PATHOGENESIS PATHOGENESIS

Keseimbangan
Interaksi

H A
Masa Meninggal
Masa penyembu Kronis
Masa lanjut han
E Cacat
awal Sakit
Sembuh
sakit
HORIZON KLINIS Karak
Pergeseran teristik
keseimbangan
Awal
terjadi - Waktu
Sakit -
Tempat
- Orang
 Kejadian Sakit pada individu terjadi karena adanya
pergeseran keseimbangan atau ketidak harmonisan 3
variabel Epidemiologi Orang-Waktu-Tempat (OWT)

 Diketahuinya Karakteristik variabel OWT akan dapat


membantu mengungkap
- pola penyakit/masalah kes
- Populasi berisiko
Mengungkap
- Pola sebaran
karakteristik
- Pola waktu & model kejadian -Host
-Agent
-Environment
Sub Pokok Bahasan.
a.Variabel Orang
Variabel Orang meliputi
umur, jenis kelamin, etnik group, pendidikan,
pekerjaan dan sosial ekonomi
Karakteristik masing masing variabel atau secara
bersama-sama akan saling mempengaruhi
(menguatkan/melemahkan) status kes individu/kel

Karakteristik Variabel Orang

1. Umur : -keterkaitan umur dengan jenis penyakit


-keterkaitan dg kekebalan peny (maternal
Antibody)
-kesiapan organ tubuh dg kondisi external
2. Jenis kelamin : -keterkaitan peny dg organ tubuh
-keterkaitan peny dg sistem hormonal
-keterkaitan reaksi individual pd stimulan
3. Etnik group : -keterkaitan etnik dg budaya/adat
-keterkaitan etnik dg kebiasaan/keyakinan
-keterkaitan etnik dg pola pencarian pengobatan
-keterkaitan etnik dg reaksi pola stimulan

4. Pekerjaan : -Risiko fisik dg alat kerja, bahan, produk,


-Risiko fisik dg produk ikutan (polutan, radiasi)
-Risiko kedisiplinan dan ketersediaan APD
-Risiko akumulasi risiko dlm jangka penjang

5. Pendidikan : -keterkaitanya dg pemahaman atas pesan/infokes


-keterkaitanya dg pekerjaan/pendapatan
-keterkaitanya dg pengambil keputusan dlm
keluarga
-keterkaitanya dg kemandirian dlm menjaga kes
6. Sosek : -keterkaitannya dg daya beli upaya kes
-keterkaitannya dg kualitas gaya hidup
-keterkaitannya dg kecepatan/ketepatan tindakan
kes
Contoh kasus
-Disuatu wilayah dg kondisi geografis yg sulit dg penduduk
2.000 jiwa dilaporkan adanya kasus mirip campak dalam
jumlah cukup banyak
-Hasil PE diperoleh beberapa fakta sbb:
● IR sebesar 60 orang dengan kematian 20 org
● Cakupan Imunisasi campak 5 th terakhir 40-60 %
● Proporsi penderita perempuan sebesar 44 %
● Usia penderita pada kisaran 5 bulan – 20 tahun
● Status Gizi kurang pada anak-anak masih cukup tinggi
● kasus serupa ditemuakan pada 15 tahun lalu
● Kasus pertama adalah bayi kel Tumini setelah kembali
dari hajatan keluarga diluar wilayah dua minggu lalu

Analisis masalah
-Tingginya angka Insidens dan CFR menunjukan angka
serangan penyakit sangat ganas
-Rendahnya cakupan imunisasi campak, status gizi dan
riwayat penyakit serupa menunjukan kerentanan
masyarakat masih tingi
-Ditemukanya kasus pada usia kurang 9 bulan menunjukan
angka maternal antibody sangat rendah
-Diusulkan
● Pengobatan penderita dan menghindari kontak pdrt
● Imunisasi massal pada kantong2 kasus
● peningkatan cakupan imunisasi, status gizi dan Vit A
Sub Pokok Bahasan.
b.Variabel Waktu
Variabel Waktu

Melalui variabel waktu kita bisa melihat sifat dan


pola Fluktuasi insidens penyakit pd suatu wilayah ,
dengan variasi waktu jangka pendek atau berkala.
Dengan mempelajarai variabel waktu kita juga bisq
mengetahui tentang pola sebaran penyakit dan
faktor yang mempengaruhinya.
Terungkapnya karakteristik penyakit/masalah kes
menurut waktu akan mempermudah kita dalam
menyusun strategy penanggulangan/ pencegahan
Pola Fluktuasi insidens penyakit
Menurut Variabel waktu
1. Variasi Jangka Pendek
a. Sporadis
Kejadianya berlangsung singkat dan biasanya berlang
sung di beberpa tempat dan pada waktu pengamatan
masing-masing kejadian tidak saling berhubungan,
Contoh: penyebaran penyakit DHF

b. Endemis
Penyakit menular yang terus menerus terjadi disuatu
tempat atau prevalensi suatu penyakit yang biasanya
terdapat di suau tempat.
Contoh : penyakit malaria, diare
c. Pandemis
Penyakit yang berjangkit/menjalar ke beberapa negara
atau seluruh benua secara hampir bersamaan
Contoh : - Pandemi Influenza (1914),
- Pandemi Kholera (1940),
- Pandmei AIDS (1980),
- Pandemi SARS (2003).

d. Epidemis
Ditemukanya kejadian penyakit yang baru atau adanya
peningkatan kejadian suatu penyakit yang berlangsung
secara cepat dan dalam jumlah yang secara bermakna
melebihi insidens yang diperkirakan.
Contoh : - epidemi DBD, Hepatitis, Keracunan dsb
2. Variasi Berkala
a. Secular Trend
terjadinya kecenderungan perubahan pola penyakit
dalam waktu yang lama, dengan durasi tahunan-
puluhan tahun, Kecendrungan sekuler dapat terjadi
pada penyakit menular maupun penyakit infeksi
nonmenular.
Misalnya, terjadinya pergeseran pola penyakit
menular ke penyakit yang tidak menular yang terjadi
di negara maju pada beberapa dasawarsa terakhir
Contoh: Trend penyakit Ca paru
b. Variasi Siklik
terulangnya kembali kejadian penyakit pada
satu wilayah tertentu setelah beberapa tahun
kemudian , biasanya muncul sebagai epidemi
penyakit.
Variasi siklik biasanya terjadi pada penyakit
menular karena penyakit noninfeksi tidak
mempunyai variasi siklik
Contoh : Penyakit Campak dll
c. Variasi Musim
terulangnya perubahan frekuensi insidensi dan
prevalensi penyakit yang terjadi dalam 1 tahun.
Dalam mempelajari morbiditas dan mortalitas,
variasi musim merupakan salah satu hal yang
sangat penting karena siklus penyakit terjadi
sesuai dengan perubahan musim dan berulang
setiap tahun
Contoh : Peny.diare, influenza, tifus
abdominalis.
d. Variasi random
Variasi random diartikan sebagai terjadinya
epidemi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya,
misalnya epidemi yang terjadi karena adanya
bencana alam seperti banjir dan gempa bumi.
Pola sebaran penyakit terkait variabel waktu
dan faktor yang ikut berperan
1. Pola Sebaran penyakit terkait waktu
a. Kecepatan perjalanan penyakit
Apabila suatu penyakit dalam waktu yang singkat
menyebar dengan pesat, berarti perjalanan penyakit
tersebut berlangsung cepat.

b. Lama terjangkitnya suatu penyakit


Lama terjangkitnya suatu penyakit dapat pula diketahui
dari penyebaran penyakit menurut waktu, yakni dengan
memanfaatkan keterangan tentang waktu terjangkitnya
penyakit dan keterangan tentang waktu lenyapnya
penyakit tersebut
2. Faktor berpengaruh pada Pola Sebaran penyakit terkait
waktu
a. Sifat penyakit yang ditemukan
Secara umum disebutkan bahwa penyakit infeksi
lebih cepat menyebar daripada penyakit bukan
infeksi. Hal yang berperan di sini adalah sifat bibit
penyakit yang ditemukan yang dibedakan atas
patogenisiti, virulensi, antigenisiti, dan infektiviti.

b. Keadaan tempat terjangkitnya penyakit


Untuk penyakit infeksi keadaan yang paling penting
adalah yang menyangkut ada tidaknya reservoir
bibit penyakit, yang jika dikaitkan dengan keadaan
tempat terjangkitnya penyakit disebut dengan nama
environmental reservoir yakni lingkungan alam di
sekitar manusia.
c. Keadaan penduduk
Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu juga
dipengaruhi oleh keadaan penduduk, baik yang
menyangkut ciri-ciri manusianya dan ataupun yang
menyangkut jumlah dan penyebaran penduduk
tersebut.

d. Keadaan pelayanan kesehatan yang tersedia


Jika keadaan pelayanan kesehatan baik, maka
penyebaran suatu masalah kesehatan dapat dicegah
sehingga waktu terjangkitnya penyakit dapat
diperpendek.
.
Sub Pokok Bahasan.
c. Variabel Tempat
Variabel Tempat

Melalui variabel tempat kita bisa mengetahui variasi


pola sebaran dan besaran masalah kesehatan/peny.
menurut tempat,serta karakteristik faktor risiko
pada masing-masing wilayah.
Terungkapnya karakteristik penyakit/masalah kes
menurut tempat dapat dimanfaatkan untuk
menyususun upaya pencegahan dan penanggulangan
masalah kes/peny, sesuai kondisi lokal (setempat)
Konsep Batas Wilayah terkait
variabel waktu

1. Konsep batas Geografis


- Didasarkan pada batas alamiah,
Dengan batas alamiah dapat dibedakan negara
yang beriklim tropis, subtropis, dan negara
dengan empat musim

-Didasarkan pada Zona Ekonomi


Dari batas zona ekonomi dapat ditentukan zona
industri, agraris, pertanian/perkebunan,
peternakan, pantai dsb
2. Konsep batas Institusi

-Didasarkan pada batas administratif


Dari batas administratif dapat ditentukan batas
propinsi, kabupaten, kecamatan atau desa dengan
sungai, jalan kereta api, jembatan dan lainnya
sebagai batas fisik

3. Konsep batas Epidemiologi ?????????

Didasarkan pada aspek kesamaan pola epidemiologi


penyakit tertentu
Pola sebaran penyakit menurut tempat

1. Penyebaran satu wilayah


Masalah kesehatan hanya ditemukan di satu wilayah
saja. Batasan wilayah yang dimaksudkan tergantung
dari sistem kepemerintahan yang dianut. Misalnya satu
kecamatan saja, satu kelurahan saja, dsb. Pembagian
menurut wilayah yang sering dipergunakan adalah desa
dan kota.

2. Penyebaran beberapa wilayah


Penyebaran beberapa wilayah tergantung dari sistem
kepemerintahan yang dianut. Misalnya beberapa
kecamatan saja, beberapa kelurahan saja, dsb.
3. Penyebaran satu negara (nasional)
Masalah kesehatan ditemukan di semua wilayah negara tersebut.
4. Penyebaran beberapa negara (regional)
Masalah kesehatan dapat menyebar ke beberapa negara. Masuk atau
tidaknya suatu penyakit ke suatu negara dipengaruhi oleh faktor:
a.Keadaan geografis negara tersebut dalam arti apakah ditemukan
keadaan-keadaan geografis tertentu yang menyebabkan suatu penyakit
dapat terjangkit atau tidak di negara tersebut.
b.Hubungan komunikasi yang dimiliki, dalam arti apakah letak negara
tersebut berdekatan dengan negara yang terjangkit penyakit, bagaiman
sistem transportasi antar negara, hubungan antar penduduk, apakah
egara tersebut terbuka untuk penduduk yang berkunjung dan menetap,
dsb.
c.Peraturan perundangan yang berlaku, khususnya dalam bidang
kesehatan.
5. Penyebaran banyak negara (internasional)
Masalah kesehatan ditemukan di banyak negara, yang pada saat ini
dengan kemajuan sistem komunikasi dan transportasi amat sering terjadi.
Pokok Bahasan 4.
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI

a.Proporsi
b.Rate
c.Rasio
d.Insiden Rate dan Prevalen Rate
e.Ukuran-ukuran Kematian
UKURAN EPIDEMIOLOGI

Last (1988)
Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan
kesehatan yang terkait keadaan atau peristiwa
dalam populasi tertentu, dan aplikasi studi ini untuk
mengendalikan masalah kesehatan

Ukuran Epidemiologi
Nilai/angka perhitungan yang dapat menjelaskan
besaran masalah kesehatan/penyakit (Morbiditas/
Mortalitas) dan determinanya dalam sekelompok
populasi serta satuan waktu tertentu
PENGGAMBARAN
UKURAN EPIDEMIOLOGI

1. UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

Mengukur kejadian penyakit (MORBIDITAS) ,


cacad ataupun kematian (MORTALITAS) pada
sekelompok populasi. Merupakan dasar dari
epidemiologi deskriptif .
Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan
menggunakan Prevalens dan Incidens

2. UKURAN ASOSIASI DARI POTENSI DAMPAK

Menggambarkan kontribusi dari faktor yang diteliti


terhadap kejadian suatu penyakit dalam populasi
tertentu.
Ukuran yang digunakan adalah Attributable Risk
Percent dan Population Attributable Risk.
Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau
effectiveness suatu pengobatan dan strategi
intervensi pada populasi tertentu
3. UKURAN UKURAN ASOSIASI AKIBAT PEMAPARAN)

Mengukur keeratan hubungan statistik antara


faktor tertentu dengan kejadian penyakit yang
diduga merupakan akibat pemaparan tersebut.
Hubungan antara pemaparan dan akibatnya diukur
dengan menggunakan Relative Risk atau Odds
Ratio
TYPE UKURAN YG DIGUNAKAN
DALAM EPIDEMIOLOGI

Enumerasi
(hitungan)
Rasio
Proporsi Data terkait penghtiungan
ukuran Epid
Rate
 Individu penderita
sakit/meninggal
 Populasi total atau
dg ciri ciri tertentu
 Konstanta
● ENUMERASI

Type Ukuran Epidemiologi dalam bentuk angka agregat


dari hasil penghitungan suatu kategori tertentu

Contoh : - 100 org penderita Diare


- 25 bayi baru lahir dg BB < 2.500 grm
- 10 Bumil dengan Anemia Fe dst
- Penggmabaran kasus dalam grafik
● Proporsi
 Ukuran epidemiologi dalam bentuk pecahan yg pembilang
nya (numerator) merupakan bagian dari penyebutnya
(denominator). Nilai proporsi sering dinyatakan dalam
persen ( % )
 Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari
pembilang dan penyebutnya sama, sehingga saling
meniadakan.
 Nilainya antara 0 dan 1

a
Formula yg digunakan = X k
a+b
Catatan :
a (numeratur) = ∑ kasus/populasi dg kriteria tertentu
b (denominator) = ∑ populasi yg tdk sessuai kriteria
k (konstanta) = 100; 1.000; 10.000; 100.000 dst
Contoh : - Dari 20.000 pddk sebanyak 5.000
merupakan perokok aktif dan 4.500
org diantaranya adalah Laki laki (L)

Pertanyaan :

1.Berapa proporsi perokok?


2.Berapa proporsi perokok laki-laki?
3.Sebutkan fariabel epidemiologi
4.Sebutkan ukuran epidemiologi
Contoh : - Dari 20.000 pddk sebanyak 5.000
merupakan perokok aktif dan 4.500
org diantaranya adalah Laki laki (L)

Pertanyaan :

1.Berapa proporsi perokok?


2.Berapa proporsi perokok laki-laki?

5.000
- Proporsi perokok = X 100 % = 25 %
20.000

4.500
- Proporsi L perokok = X 100 % = 90 %
5.000
● Ratio
 Ukuran epidemiologi dalam bentuk pecahan yang
pembilangnya (numerator) bukan merupakan bagian dari
penyebutnya (denominator). Ini yang membedakannya
dengan proporsi.
 Ratio menyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut
yang berbeda satu dengan yang lain
 Bentuk ukuran Ratio
~ Ratio yang mempunyai satuan misalnya:
● Jumlah dokter per 100.000 penduduk
~ Ratio yang tidak memiliki satuan, karena pembilang dan
penyebutnya memiliki satuan yang sama misalnya :
● Ratio antara satu proporsi dg proporsi lain Odd Ratio
● Ratio antara satu rate dg proporsi lain Relative Risk
a
Formula yg digunakan =
b
Catatan :
a (numeratur) = ∑ kasus/populasi dg kriteria tertentu
b (denominator) = ∑ populasi yg tdk sessuai kriteria
Kasus : 1.pddk perempuan (P) 100 org, pddk laki-
laki (L) 75 org

Berapa Rasio perempuan terhadap laki-laki ?

2. Jumlah dokter yang bekerja di Kota Kami 75 org


sedang jumlah penduduk 900.000

Berapa Ratio dokter terhadap penduduk ?


JAWAB :

Contoh : 1.pddk perempuan (P) 100 org, pddk laki-


laki (L) 75 org
100 4
Ratio P terhadap L = = = 1,33
75 3

2. Jumlah dokter yang bekerja di Kota Kami 75 org


sedang jumlah penduduk 900.000
75 1
Ratio dokter terhadap penduduk = =
900.000 12.000
● Rate
√ Rate merupakan konsep yang lebih kompleks
dibandingkan dengan dua bentuk pecahan yang
terdahulu.
√ Rate yang sesunguhnya merupakan kemampuan
berubah suatu kuantitas bila terjadi perubahan
pada kuantitas lain.
√ Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.
√ Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan
penggunaannya dengan proporsi.
√ Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya
terbentang antara 0 sampai tak terhingga

c
Formula yg digunakan = X k
p
Catatan :
c (numeratur) = ∑ kasus
b (denominator) = ∑ populasi berisiko
k (konstanta) = 100;1.000;10.000;100.000 dst
LATIHAN:

1. Pada tahun 2004 di Kabupaten Sapujagad yang


berpenduduk 1.250.000 orang telah dilaporkan 100
kasus demam berdarah (DBD);
Berapa rate kasus demam berdarah ditempat ini ?

2. Selama bulan Juli 2015 , Di Ruas Toll Cipali telah


terjadi 25 kali kecelakaan dengan korban 250 org
dan 50 org diantaranya meninggal dunia
Berapa Rate kematian akibat kecelakaan di Cipali?
Latihan perhitungan ukuran epidemiologi, tipe
kuantitas matematis dan ukuran frekuensi penyakit

Latihan perhitungan ukuran


epidemiologi, tipe kuantitas matematis LATIHAN MATERI 2
dan ukuran frekuensi penyakit
INSTRUKSI:
1.Peserta secara berkelompok (5 kelompok) melakukan perhitungan ukuran
epidemiologi, tipe kuantitas matematis dan ukuran frekuensi penyakit pada
data yang diberikan diatas, yaitu:
1)Hitung proporsi penduduk laki – laki di Kecamatan A & B
2)Hitung proporsi penduduk perempuan di Kecamatan A & B
3)Rasio jumlah penduduk laki - laki terhadap perempuan di Kecamatan A &
B
4)Angka kematian kasar di Kecamatan A & B
5)Tingkat kematian bayi (< 1 th) di Kecamatan A & B
6)Tingkat kematian neonatal di Kecamatan A & B
7)CFR TB paru di Kecamatan A & B
8)Tingkat kematian ibu maternal di Kecamatan A & B
9)Proporsi penderita stroke laki – laki di Kecamatan A & B
10)Rasio penderita stroke laki - laki terhadap perempuan di Kecamatan A &
B
11)CFR penderita stroke di Kecamatan A & B
12)Insiden komulatif penderita stroke di Kecamatan A & B
JAWAB :
Contoh:

1. Pada tahun 2004 di Kabupaten Sapujagad yang


berpenduduk 1.250.000 orang telah dilaporkan 100
kasus demam berdarah (DBD);
Berapa rate kasus demam berdarah ditempat ini ?

∑ kasus 100
Rate DBD = X k = X 100.000
∑ penduduk 1.250.000

Rate DBD = 8 kasus per 100.000 penduduk

2. Selama bulan Juli 2015 , Di Ruas Toll Cipali telah


terjadi 25 kali kecelakaan dengan korban 250 org
dan 50 org diantaranya meninggal dunia
Berapa Rate kematian akibat kecelakaan di Cipali
∑ Kemtian 50
X k X 100
RateKEMATIAN = ∑ korban = 250
= 20 %
kecelakaan
UKURAN-UKURAN
FREKUENSI PENYAKIT

a. Kesakitan (Morbidity)
-Insidens (incidence)
-Prevalens (Prevalence)
UKURAN-UKURAN PENYAKIT

INCIDENS RATE
● merefleksikan jumlah kasus baru (insiden)
yang berkembang dalam suatu periode
waktu di antara populasi yang berisiko
● Yang dimaksud kasus baru adalah
perubahan status dari sehat menjadi sakit
● Periode Waktu adalah jumlah waktu yang ● Periode pengamatan
● Numerator (kasus baru)
diamati selama sehat hingga menjadi sakit ● Waktu penegakan dx
● Populasi berisiko adalah sekelompok orang (disease onset)
● Denominator (populasi risiko)
yang secara epidemiologis memiliki risiko
menderita sakit
FORMULA DASAR

∑ KASUS BARU PADA PERIODE


INSIDENS TERTENTU
RATE =
∑ ORANG BERISIKO PD PERMULAAN
WAKTU

● Ukuran-ukuran Insidens
- Cumulative insidence denominator
( Mengukur risiko untuk sakit ) ∑ pddk berisiko pertengahan
tahun pengamatan

- Insidens density (Insidens Rate)


denominator
( Mengukur kecepatan untuk sakit ) ∑ pddk berisiko dalam satuan
waktu pengamatan
Cumulative insidence/
Incidence Risk
1. Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk
menjadi sakit selama periode waktu tertentu,
dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh
karena penyebab lain.
2. Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur
serangan penyakit yang pertama pada orang sehat
tersebut.
3. Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan
dalam perhitungan ini adalah individu yang tidak
sakit pada permulaan periode pengamatan, sehingga
mempunyai risiko untuk terserang.
4. Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut
population at risk atau populasi yang berisiko.
5. Ciri ciri cumulatif insidence
Berbentuk proporsi
Tidak memilik satuan
Besarnya berkisar antara 0 dan 1
Insidence rate atau insidence
density

1. potensi perubahan status penyakit per satuan waktu,


relative terhadap besarnya populasi individu yang sehat
pada waktu itu
2. Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan
penyakit yang pertama pada orang sehat tersebut.
3. Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam
perhitungan ini adalah individu yang tidak sakit pada
permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai
risiko untuk terserang
4. Jumlah orang yang berpindah status dari tidak sakit ke
status sakit selama periode waktu tertentu merupakan
hasil paduan antara tiga faktor, yaitu
● Ukuran besarnya populasi
● Lama periode pengamatan
● Kekuatan penyebaran penyakit (force of morbidity)
5. Ciri ciri insidns density
Menyatakan suatu jumlah kasus baru per
orang-waktu
Memilik satuan (Tanpa satuan ini insidens
density kehilangan maknanya)
Besarnya berkisar antara 0 - tdk terhingga
Konsep Denominator dalam menghitung incidence

Analisis data pengamatan


~ ∑ org diamati 10 org (A-K)
~ ∑ org Sakit 3 org
~ Periode waktu Pengamatan 7 th
~ ∑ pengamatan org-tahun 66 OT
(8+6+8+8+2+8+8+4+8+6)

● cumulative incidence
- ∑ kasus baru = 3 org
- Denominator = 10 org
IC = 3/10 X 100 % = 30 %

● density incidence
- ∑ kasus baru = 3 org
- Denominator = 66 orang-tahun
ID = 3/66= 45 per 1000 org-th
CONTOH HITUNGAN INSIDENS
1. KASUS PERTAMA
 Dari RS Ingin Sembuh selama 5 tahun terakhir
tercatat sebanyak 10 org karyawan Pabrik AKI
Mandiri menderita Gagal Ginjal dengan rincian
th 2001 terdapat 2 org; th 2002 3 org; th 2004 3
org; dan th 2005 2 org.)
 Dta kepegawain pabrik AKI mencatat terdapat 100
karyawan tetap dan selama th 2001-2005 3 org
karyawan meninggal dunia dan 5 org mengundurkan
diri sebagai karyawan
Hitung berapa angka cumulative dan density incidencene
● cumulative incidence
- ∑ kasus baru = 10 org
- Denominator = 100 org
Angka CI = 10/100 X 100 % = 10 %

● density incidence
- ∑ kasus baru = 10 org
- Denominator = 481 orang-tahun
Angka CI = 10/480 = 21 per 1000 org-th
CONTOH HITUNGAN

2. Kasus kedua :
Dari 500 org laki-laki usia 20-50 thn yang bekerja di pabrik
plastik,diamati status kesehatanya selama 10 th (1971-1979) ,
dan hasilnya sbb.:
−10 org di dx sakit kanker paru dg rincian 1 org sakit di th ke-
2; 3 org di th ke-4; 2 org di thn ke-7; 4 org di th ke-9
−5 org dinyatakan meninggal (2 org di th ke-4; 1 org di th ke-6
dan 2 org di thn ke-9
−20 org dinyatakan dropout ( 5 org di th ke-3; 5 org di thn ke-
5 dan 10 org di thn ke-7)

Hitung berapa angka cumulative dan density incidencene


● cumulative incidence
- ∑ kasus baru = 10 org
- Denominator = 500 org
Angka CI = 10/500 X 100 % = 2 %
● density incidence
- ∑ kasus baru = 10 org
- Denominator = 4.952 orang-tahun atau 5.000 OT
Angka CI = 10/4.952 = 20 per 10.000 org-th
atau
= 10/5000 OT = 20 per 10.000 org-th
DATA AWAL DAN LAMA SAKIT

KASUS

TANDA AWAL DAN LAMA SAKIT


UKURAN-UKURAN PENYAKIT

PREVALENS RATE
1. merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus
baru dan kasus lama yang ditemukan dalam
suatu populasi dan periode waktu tertentu
atau
2. proporsi populasi yang sedang menderita
sakit pada satu saat tertentu
● Periode pengamatan
3. Populasi berisiko adalah sekelompok orang ● Numerator (kasus lama)
yang secara epidemiologis memiliki risiko ● Waktu penegakan dx
(disease onset)
menderita sakit ● Denominator (populasi risiko)
4. Ciri ciri cumulatif insidence
 Berbentuk proporsi
 Tidak memilik satuan
 Besarnya berkisar antara 0 dan 1
FORMULA DASAR

∑ KASUS BARU + LAMA PADA SAAT/


INSIDENS SELAMA PERIODE PENGAMATAN
RATE =
∑ ORANG BERISIKO PD PERMULAAN
WAKTU

● Ukuran-ukuran Prevalens
- Point prevalence
Probabilitas dari individu dalam populasi ditemukan dalam
keadaan sakit pada saat pengamatan dilakukan

- Period prevalence
proporsi populasi yang sakit pada satu periode waktu
pengamatan
Konsep kasus dalam menghitung Prevalens

Analisis data pengamatan


~ ∑ penduduk berisiko 200 org
~ ∑ org Sakit :
-tgl 1 jan = 2 org
-tgl 28 feb= 4 org
-tgl 31 des= 2 org
-peiode 1jan-31des 10 org
-periode 1 jan-30 jun = 6 org
-periode 1 jul-31 des = 6 org

● angka Point Prevalence per


- 1 Jan = 2/100 = 2 per 100 pddk
- 28 Feb = 4/100 = 4 per 100 pddk
- 31 Des = 2/100 = 2 per 100 pddk

● angka Period Prevalence


- 1 jan-31 Des = 10/100 = 10 per 100 pddk
- 1 Jan-30 Jun = 6/100 = 6 per 100 pddk
- 1 Juli-31 Des = 6/100 = 6 per 100 pddk
KETERKAITAN INSIDENCE DAN PREVALENCE

Oleh karena insidens tergantung kepada


munculnya kasus baru  maka penurunan pada
insidens dapat oleh karena
- adanya peningkatan daya tahan tubuh
diantara anggota populasi terhadap penyakit
- adanya perubahan pada etiologi penyakit
Incidence - adanya pencegahan yang efektif

Prevalens yang tinggi dapat oleh karena :


- insidens yang tinggi
- durasi sakit yang panjang
Contoh :
penggunaan insulin menyebabkan penderita DM
Prevalence bertahan hidup lama  durasi sakit menjadi
panjang  prevalens meningkat
Prevalens yang rendah dapat oleh karena :

• insidens yang rendah


Mati • durasi sakit yang pendek
Sembuh • pengobatan yang baik
Do • meningkatnya virulensi penyakit sehingga
pasien cepat meninggal atau keduanya

• Contoh :
• pada kasus-kasus yang mudah sembuh,
• atau pada kasus-kasus yang cepat meninggal
 
b. Kematian (Mortality)
-Kematian Kasar (Crude death rate)
-Kematian menurut Umur (Age Specific
death rate)
-Kematian menurut Penyebab (Cause of
death)
-kemtian kategori lainya (MMR,CFR
dsb
MORTALITAS/KEMATIAN

1. Merefleksikan jumlah kematian dalam suatu populasi


2. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup
3. Lahir hidup (live birth): (versi UN & WHO) suatu kelahiran
bayi tanpa memperhitungkan lama dalam kandungan, bayi
setelah lahir menunjukkan tanda kehidupan (denyut nadi,
jantung, gerakan dll)
4. Lahir mati (still birth):
 Lahir Mati adalahkelahiran bayi dari kandungan yang
berumur  28 minggu, tanpa menunjukkan tanda
kehidupan, termasuk lahir mati adalah abortus
 Lahir mati: artinya tidak pernah hidup sehingga secara
demografi tidak dimasukkan ke dalam definisi “mati”
atau “ hidup”.
 Abortus: kelahiran bayi dari kandungan yang berumur 
28 minggu, tanpa menunjukkan tanda kehidupan. (Bisa
Abortus disengaja, atau spontan)
Kematian Kasar (Crude death rate)

Banyaknya orang yang meninggal pada suatu


tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan
tahun
Biasanya CDR dinyatakan untuk tiap 1000 orang
atau (0/00)

Persamaan CDR :

Jumlah kematian
CDR =
Jumlah penduduk
tengah tahun
Contoh:
Selama tahun 2014, di Desa Damai Sejahtera yang berpenduduk
12.000 orang mencatat 6 orang meninggal dunia
CDR desa Damai Sejahtera tahun 2004 = 6/12.000 = 0,5 per
1000 pddk
Kematian menurut Umur (Age Specific
death rate)

Banyaknya orang (kelompok umur tertentu) yang


meninggal pada suatu tahun dibagi jumlah
penduduk pada pertengahan tahun

Persamaan ASDR :

∑ kematian kelompok umur tertentu


ASDR =
∑ penduduk tengah tahun

Contoh:
Selama tahun 2013, di Kecamatan Suka Suka yang berpenduduk
30.000 orang mencatat 30 anak umur 0-15 orang meninggal
dunia
ASDR 0-15 TH Kecamatan Suka suka pada tahun 2013 = 20/20.000
= 1 per 1000 pddk
Kematian menurut Penyebab (Cause of
death)

Banyaknya orang meninggal disebabkan oleh


peny/gangguan kes tertentu pada suatu tahun
dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun

Persamaan ASDR :

∑ kematian karena penyakit tertentu


Cause
=
of death ∑ penduduk tengah tahun

Contoh:
Selama tahun 2010, di Puskesmas Kita Punya yang berpenduduk
25.000 orang mencatat 10 orang meninggal dunia karena
penyakit Jantung
Cause of Death peny Jantung di Puskesmas Kita Punya pada tahun
2010 = 10/25.000 = 0,4 per 1000 pddk
Kematian kategori lainya (MMR,CFR dsb)

a. MMR (AKI)
Banyaknya ibu yang meninggal akibat kehamilanya
dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran
hidup pada tahun yang sama

Persamaan MMR :

∑ Ibu meninggal akibat kehamilanya


MMR/ pada satu tahun
AKI =
∑ Jumlah kelahiran hidup pada tahun
yang sama
Contoh:
Selama tahun 2014, di Kab Apa Adanya yang berpenduduk
1.500.000 orang mencatat 12 orang Ibu meninggal dunia akibat
kehamilanya serta 8.000 kelahiran hidup
CDR desa Damai Sejahtera tahun 2004 = 12/8.000 = 150 per
100.000 kelahiran hidup
Kematian kategori lainya (MMR,CFR dsb)

b. IMR (AKB)
Banyaknya bayi umur 0-1 tahun yang meninggal
dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran
hidup pada tahun yang sama

Persamaan MMR :

∑ bayi usia 0-1 thn yang meninggal


MMR/ pada satu tahun
AKI =
∑ Jumlah kelahiran hidup pada tahun
yang sama
Contoh:
Selama tahun 2014, di Kab Apa Adanya yang berpenduduk
1.500.000 orang mencatat 10 orang Ibu meninggal dunia akibat
kehamilanya serta 8.000 kelahiran hidup
CDR desa Damai Sejahtera tahun 2004 = 10/8.000 = 125 per
100.000 kelahiran hidup
Pokok Bahasan 5.
JENIS SURVEILANS PADA PROGRAM KES.

a. Surveilans program KIA  PWS KIA dan


Surveilans Kematian Ibu  SKI
b. Surveilans Gizi  SKPG
c. Surveilans PTM Surveilans DM,Jantung,
d. Surveilans Program Kesling
PELAKSANAAN SURVEILANS
PROGRAM KES

Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan,


analisis dan interpretasi data secara sistematik dan
terus menerus serta penyebaran informasi kepada
unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil
tindakan (WHO)

Kegiatan
Surveilan ≈ • Pelaksanaan Program Kesehatan khususnya
kegiatan Monev,Pelacakan kasus dan
permasalahanya
• Kegiatan Surveilans program
sering menggunakan istilah PWS
(Pemantauan Wilayah Setempat )
● Contoh Kegiatan Surveilans program
●PWS KIA, Imunisasi,
●Surveilans PTM & Faktor Risiko
●Surveilans Gizi ; SKPG, Kesling
Analisis
Kesehatan Ibu
Grafik Kecenderungan Angka Kematian Ibu
th 1991-2015

Angka
No tahun kematian
ibu

1 1991 390

2 1997 334

3 2003 307

4 2007 228

6 2012 359
7 2014 244.6 (SRS)
8 2015 102
PENYEBAB KEMATIAN IBU

PENYEBAB LANGSUNG PENYEBAB TIDAK LANGSUNG


DATA SKRT
Komplikasi
Puerperium
8% - l ain  Status gizi bumil ,
n
Lai 11% - anemia (51%)
Trauma Obstetrik  4 Terlalu (60 %)
5% Perdarahan
(muda, tua, sering, banyak)
28%
Emboli Obstetrik  Tk pendidikan
3%
Infeksi  Sosial ekonomi, Sosial budaya
Partus lama/
macet 11%  Faktor geografi, 3 Terlambat
5% Eklamsia (ambil keputusan, sampai di
24% fasyankes mdpt pertolongan)
Abortus
5%

- Perdarahan (39 %)
PWS 2007
- Eklampsi (20 %)
- Infeksi (7 %)
- Lain-lain(33 %)
ANALISIS KEMATIAN IBU

- KEMATIAN IBU TINGGI

- PENYEBAB LANGSUNG

PENURUNAN AKI
( MAKING

TAHUN 2000

KEBIJAKAN
- PENYEBAB TDK LANGSUNG
MPS PREGNANCY
SAFER )

Program
kes ibu

 ANC (4T)
 Salin Nakes kompeten
 Yankes ibu nifas (KN)
 deteksi dini faktor risiko &
komplikasi kebidanan
 penanganan komplikasi
kebidanan adekuat
 PONED & PONEK
Program kes ibu dan
pelaksaan PWS KIA pada ibu
PWS KIA
SURVEILANS KES IBU

adalah alat manajemen untuk


melakukan pemantauan
program KIA di suatu wilayah
kerja secara terus menerus
agar dapat dilakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat
Kegiatan pemantauan dilakukan Definisi & kegiatan PWS
pengumpulan, pengolahan, sama dengan definisi
analisis dan interpretasi data Surveilens WHO
serta penyebarluasan informasi pelaksanaan surveilans
ke fihak terkait kes.ibu & anak adalah
sama dengan PWS KIA.
Program KIA yg dipantau meliputi :
pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu Nifas
ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga
berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir
dengan komplikasi, bayi, dan balita
Jenis Pelayanan Kes Ibu
a. ANC  K1-K4
1. Timbang badan & tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin & denyut jantung janin
6. Skrining status imunisasi & pemberian TT
7. Pemberian Tablet Fe (minimal 90 tablet selama hamil
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10. konseling (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan)

b. Salin Nakes
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
3. Merujuk kasus ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi
4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
5. Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lain .
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bln
5. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 X
(segera setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya
6. Pelayanan KB Psca Persalinan

e. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan


dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masy
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir & sekarang kurang dari 2 th
4. Kurang Energi Kronis (KEK) (LILA < 23,5 Cm, Penambahan BB
selama kehamilan < 9 kg
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
6. T B <145 cm, atau dg kelainan bentuk panggul & tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya /sebelum hamil
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, TBC,kelainan jantung
ginjal-hati, psikosis, DM, Sistemik Lupus Eritematosus, tumor
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan
ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi
dengan cacat kongenital
10. Riwayat komplikasi persalinan(seksio, ekstraksivakum/forseps).
11. Riwayat komplikasi nifas (perdarahan, infeksi , psikosis post
partum (post partum blues).
12. Riwayat keluarga DM, hipertensi dan cacat kongenital.
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
15. Kelainan letak/posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu

f. Penanganan Komplikasi Kebidanan


Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain :
1. Ketuban pecah dini.
2. Perdarahan pervaginam ( kelainan pembekuan darah,
subinvolusi uteri)
3. Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) : (Tekanan darah tinggi (sistol
> 140 - diastol > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pretibial.
4. Ancaman persalinan prematur.
5. Infeksi berat dlm kehamilan : DBD, tifus abdominalis, sepsis.
6. Distosia: persalinan macet, persalinan tak maju.
7. Infeksi masa nifas.

g. Pelayanan KB Berkualitas
PWS (surveilans) KIA

-Semua Ibu Hamil


1 Populasi
-Semua Ibu Bersalin
Risiko
-Semua Ibu Nifas

2 Besaran -Besaran masalah (MMR)


Masalah -Sebaran wilayah

3 Penyebab -Perdarahan
Utama -Eklampsi A
R R
MM Kematian -Infeksi A -KURATIF
-Lain-lain H •Model & Mutu yankes
•Mendekatkan SDM
-Status ANC (K4) dan yankes
4 Karakteristik -Riwayat Faktor Risiko K
faktor risiko E
-Kondisi Lingkungan B -PREVENTIF
I •Peningkatan program
J •Strategy PSN
-Tempat peristiwa kematian A
5 Riwayat •Pengedalian vector
-Pemberi pelayanan kes K
yankes A
-Kualitas Pelayanan kes N -PROMOTIF
-Cakupan program KIA •Strategy promosi
•Sasaran promosi
6 Sosbud masy -Kebiasaan berobat •Waktu promosi
dan geografis -Ketersediaan faskes
-Akses pd yankes
(kemudahan, kemampuan)
-Peran Toma/Toga pd yankes
Focus Pelaksanaan
PWS KIA
1. Capaian K1
2. Capaian K4
3. Capaian Salin Nakes
4. Capaian Pelayanan Ibu Nifas (KF3)
5. Cakupan KN1
6. Cakupan KN Lengkap
7. Deteksi faktor risiko & komplikasi oleh Masyarakat
Dibuatkan
8. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (PK) grafik per desa
9. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus /kelurahan
10. Cakupan Yankes. Bayi 29 hr-12 bln (Kunj. Bayi)
11. Cakupan Pelayanan Anak Balita (12 59 bulan).
12. Cakupan Yankes Anak Balita Sakit dengan MTBS
13. Cakupan KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate)
Contoh Grafik PWS Pelayanan K4 di
Puskemas Saya Suka s/d Juni 2015

Cakupan Terhadap cakupan


ANALISIS Desa/ terhadap target bulan lalu Status
SEDERHANA Kelu desa/
rahan Diatas Dibawah Naik Turun Tetap kelurahan

A + + Baik
B + + Baik

C + + Kurang

D + + Cukup

E + + Jelek
ANALISIS KOMPARATIF DG
INDIKATOR TERKAIT

Desa/ Kelu Cakupan Cakupan


Cakupan K1 Keterangan
rahan K4 Pn

A 70 % 60 % 50 % DO K4

B 80 % 70 % 55 % DO PN

 Apabila Drop Out (DO) K1 - K4 lebih dari 10% berarti


wilayah tersebut bermasalah dan perlu penelusuran
dan intervensi lebih lanjut.
 Drop Out tersebut dapat disebabkan karena
- Kontak pertama dg nakes (K1) dg kehamilan > 3 bl
- Cakupan K4 tdk memenuhi ketentuan program
 Kualitas K4 dapat dinilai dari cakupan pemberian Fe
dan TT ??
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN
BUMIL BEBERAPA PROPINSI Th 2005

CakupanYankes Bumil
No Propinsi
K4 Fe TT2 Ulangan
1 DKI 74,6 48,1 79,1 0,2
2 JABAR 76,3 74,1 75,5 4,3
3 JATENG 79,2 70,8 47,5 15,7
4 DIY 81,7 21,7 23,8 27,3
5 BANTEN 72,1 59,9 11,3 0,8
6 BALI 86,7 82,8 68,2 21,3
INDONESIA 77,1 66,8 49,4 7,6

SUMBER DIR KES IBU 118


CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU
PADA BEBERAPA PROPINSI Th 2005

Persalinan Jumlah Cakupan


No Provinsi % Salin Ratio
K4 Salin Nakes KN1
Nakes Bidan-Bulin
1 DKI 69,9 ? 169.641 149.281 148.876
2 JABAR 65,8 ? 748.461 620.747 568.815
3 JATENG 73,2 ? 518.570 348.517 375.180
4 DIY 82,6 ? 42.246 41.022 -
5 BANTEN 62,7 ? 186.447 155.308 102.077
6 BALI 89,5 ? 59.375 58.529 39.360
INDONESIA 74,4 ? 3.951.049 3.394.721 3.144.782

SUMBER DIR KES IBU


120
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN ……

?
INFORMASI
APA

PENGGALAN
FAKTA

ANALIS
122
PROSES ANALISIS………

KEPU-
- SIRKUS
TUSAN
- TRANSPORTASI
- DLL

123
Contoh pentingnya
transformasi data
Selama bulan April 2001 pada beberapa Puskesmas di
Kabupaten ICDC dilaporkan adanya beberapa pening-
katan kasus diare yang disertai beberapa kematian
dengan perincian sbb :
- Puskesmas “A” dg kasus = 600 , meninggal 100
- Puskesmas “B” dg kasus = 450 , meninggal 90
- Puskesmas “C” dg kasus = 750 , meninggal 125

Pertanyaanya :
“ Puskesmas mana yg memiliki masalah Diare terbesar“
Contoh pentingnya
transformasi data
Selama bulan April 2001 pada beberapa Puskesmas di
Kabupaten ICDC dilaporkan adanya beberapa pening-
katan kasus diare yang disertai beberapa kematian
dengan perincian sbb :
- Puskesmas “A” dg kasus = 600 , meninggal 100
- Puskesmas “B” dg kasus = 450 , meninggal 90
- Puskesmas “C” dg kasus = 700 , meninggal 110
Jumlah penduduk berisiko sbb :
- Puskesmas “A” = 30.000 org
- Puskesmas “B” = 25.000 org
- Puskesmas “C” = 36.000 org
Pertanyaanya :
“ Puskesmas mana yg memiliki masalah Diare terbesar“
BAGAIMANA WUJUDKU ?
Incidence Rate dan CFR Diare

Pop IR CFR
No Kota Risk Kasus o/oo Mati o/o

1 Puskesmas “A” 30.000 600 20 100 16,6

2 Puskesmas “B” 25.000 450 18 90 20

3 Puskesmas “C” 35.000 700 20 110 15,7

Pertanyaanya :
“ Puskesmas mana yg memiliki masalah Diare terbesar“
-Dari angka kesakitan (IR) Puskesmas “A” & “C” tertinggi
dg 20 o/oo
-Dari angka kematian (CFR) Puskesmas “B” tertinggi
dg 20 %
Iseng otak atik angka kadang kala bisa
memecahkan problem kesehatan
masyarakat dg sederhana

Anda mungkin juga menyukai