Last (1988)
Epidemiologi adalah studi distribusi
dan determinan kesehatan yang
terkait keadaan atau peristiwa dalam
populasi tertentu, dan aplikasi studi
ini untuk mengendalikan masalah
kesehatan
Surveilans adalah proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data - PULTA
- LAHTA SISTEMATIS
secara sistematik dan terus menerus serta - SISTA TERUS MENERUS
KEBER HASILAN
Surveilans epidemiologi sering dipahami
hanya sbg kegiatan pengumpulan data
untuk penanggulangan KLB
Pengertian seperti itu menyembunyikan
makna analisis & penyebaran informasi
epidemiologi sebagai bagian yang sangat
penting dari proses kegiatan surveilans
epidemiologi.
LAHTA
SISTA
PRETA
KEPUTUSAN
INTERVENSI INFORMASI
BERBASIS
TINDAKAN EVIDENCE
-SASARAN PENGAMATAN DAN
PENDEKATAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
SASARAN PENGAMATAN SE
• Tujuanya untuk :
• Mengetahui gejala penyakit secara dini
• Memutus mata rantai penularan kepada
orang lain (dengan tindakan pengobatan,
isolasi penderita dan menghilangkan sumber
penularan)
• Tindakan pencegahan penularan dengan
menghilangkan sumber penularan & promkes
2. PENDEKTAN SURVEILANS
PENYAKIT (Deseases Surveillance
Approach)
• Kegiatan pemantauan terhadap suatu penyakit
dengan segala faktor risikonya yang dilakukan
secara terus menerus dalam satu wilayah
tertentu
• Tujuanya untuk :
• Peningkatan kewaspadaan/deteksi dini KLB
• Mengetahui perkembangan penyakit dari aspek
waktu tempat dan orang
• Mengetahui faktor risiko dominan
• Dasar pengambilan tindakan untuk pencegahan
3. PENDEKTAN SURVEILANS TERPADU
(Integrated Surveillance Approach)
• Tujuanya untuk :
• Mencegah keterlambatan pemeriksaan
laboratorium lintas penyqakit
• Mengisi kesenjangan surveilans antar penyakit
(siurveillance gap)
-PEMANFAATAN HASIL & INFORMASI
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI.
Pemanfaatan informasi
hasil Surveilans Epidemiologi
SECARA
UMUM 1 Merumuskan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pemantauan dan evaluasi
program
SECARA
Penanggulangan / Pencegahan masalah kes
SPESIFIK
baik di Pelayanan Kesehatan/dimasyarakat
Pemanfaatan hasil SE dlm
penanggulangan peny
A
D 3 -Nyamuk Aedes Agepty, R
Reservoar
DB Albopictus A
H
-KURATIF
•Model Penanganan
•Model Rujukan
Konsep SE
• Surveilans Aktif dan pasif
2
• Surveilans berbasis faskes, masyarakat, Lab
• Surveilans penyakit atau faktor risiko
Proses • DO kasus
3
kegiatan SE • Metode pengumpulan data
• Metode pengolahan & analisis,
• Sasaran desiminasi
• Pemanfaatan informasi SE
4 Unsur Penunjang • Aspek Legal
kegiatan SE • Penanggung Jawab & dukungan Tim terkait
• Penguatan SDM
• Dukungan Peralatan,biaya dan sistem/IT
6 Indikator
kegiatan SE • Ketepatan/kelengkapan Laporan
• Deteksi Dini dan Respon Penanggulangan
• Deteksi Karakteristik masalah kes &
Faktor Risiko (WTO - HAE)
Strategi
Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi
6 Strategy Surveilans Epidemiologi
Peningkatan mutu
SDM yang kompeten
2
data SE Tersedianya fasilitas dx
Tersedianya fasilitas/sistem pengumpulan,
pelaporan, pengolahan data
4 Studi Epidemiologi
6 Diseminasi informasi
7 Umpan Balik
1 Identifikasi kasus • Definisi Operasional kasus/masalah kes
& masalah kes • Alat bantu Dx penetapan kasus
• Pengelompokan kasus (suspek-probable-kasus)
Data base
40
25
Kuesi 20 30
oner 15
10
20
10
5
0
0
15 5
25
30
VARIABEL EPIDEMIOLOGI.
a. Orang
b. Waktu
c. Tempat
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
Keseimbangan
Interaksi
H A
Masa Meninggal
Masa penyembu Kronis
Masa lanjut han
E Cacat
awal Sakit
Sembuh
sakit
HORIZON KLINIS Karak
Pergeseran teristik
keseimbangan
Awal
terjadi - Waktu
Sakit -
Tempat
- Orang
Kejadian Sakit pada individu terjadi karena adanya
pergeseran keseimbangan atau ketidak harmonisan 3
variabel Epidemiologi Orang-Waktu-Tempat (OWT)
Analisis masalah
-Tingginya angka Insidens dan CFR menunjukan angka
serangan penyakit sangat ganas
-Rendahnya cakupan imunisasi campak, status gizi dan
riwayat penyakit serupa menunjukan kerentanan
masyarakat masih tingi
-Ditemukanya kasus pada usia kurang 9 bulan menunjukan
angka maternal antibody sangat rendah
-Diusulkan
● Pengobatan penderita dan menghindari kontak pdrt
● Imunisasi massal pada kantong2 kasus
● peningkatan cakupan imunisasi, status gizi dan Vit A
Sub Pokok Bahasan.
b.Variabel Waktu
Variabel Waktu
b. Endemis
Penyakit menular yang terus menerus terjadi disuatu
tempat atau prevalensi suatu penyakit yang biasanya
terdapat di suau tempat.
Contoh : penyakit malaria, diare
c. Pandemis
Penyakit yang berjangkit/menjalar ke beberapa negara
atau seluruh benua secara hampir bersamaan
Contoh : - Pandemi Influenza (1914),
- Pandemi Kholera (1940),
- Pandmei AIDS (1980),
- Pandemi SARS (2003).
d. Epidemis
Ditemukanya kejadian penyakit yang baru atau adanya
peningkatan kejadian suatu penyakit yang berlangsung
secara cepat dan dalam jumlah yang secara bermakna
melebihi insidens yang diperkirakan.
Contoh : - epidemi DBD, Hepatitis, Keracunan dsb
2. Variasi Berkala
a. Secular Trend
terjadinya kecenderungan perubahan pola penyakit
dalam waktu yang lama, dengan durasi tahunan-
puluhan tahun, Kecendrungan sekuler dapat terjadi
pada penyakit menular maupun penyakit infeksi
nonmenular.
Misalnya, terjadinya pergeseran pola penyakit
menular ke penyakit yang tidak menular yang terjadi
di negara maju pada beberapa dasawarsa terakhir
Contoh: Trend penyakit Ca paru
b. Variasi Siklik
terulangnya kembali kejadian penyakit pada
satu wilayah tertentu setelah beberapa tahun
kemudian , biasanya muncul sebagai epidemi
penyakit.
Variasi siklik biasanya terjadi pada penyakit
menular karena penyakit noninfeksi tidak
mempunyai variasi siklik
Contoh : Penyakit Campak dll
c. Variasi Musim
terulangnya perubahan frekuensi insidensi dan
prevalensi penyakit yang terjadi dalam 1 tahun.
Dalam mempelajari morbiditas dan mortalitas,
variasi musim merupakan salah satu hal yang
sangat penting karena siklus penyakit terjadi
sesuai dengan perubahan musim dan berulang
setiap tahun
Contoh : Peny.diare, influenza, tifus
abdominalis.
d. Variasi random
Variasi random diartikan sebagai terjadinya
epidemi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya,
misalnya epidemi yang terjadi karena adanya
bencana alam seperti banjir dan gempa bumi.
Pola sebaran penyakit terkait variabel waktu
dan faktor yang ikut berperan
1. Pola Sebaran penyakit terkait waktu
a. Kecepatan perjalanan penyakit
Apabila suatu penyakit dalam waktu yang singkat
menyebar dengan pesat, berarti perjalanan penyakit
tersebut berlangsung cepat.
a.Proporsi
b.Rate
c.Rasio
d.Insiden Rate dan Prevalen Rate
e.Ukuran-ukuran Kematian
UKURAN EPIDEMIOLOGI
Last (1988)
Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan
kesehatan yang terkait keadaan atau peristiwa
dalam populasi tertentu, dan aplikasi studi ini untuk
mengendalikan masalah kesehatan
Ukuran Epidemiologi
Nilai/angka perhitungan yang dapat menjelaskan
besaran masalah kesehatan/penyakit (Morbiditas/
Mortalitas) dan determinanya dalam sekelompok
populasi serta satuan waktu tertentu
PENGGAMBARAN
UKURAN EPIDEMIOLOGI
Enumerasi
(hitungan)
Rasio
Proporsi Data terkait penghtiungan
ukuran Epid
Rate
Individu penderita
sakit/meninggal
Populasi total atau
dg ciri ciri tertentu
Konstanta
● ENUMERASI
a
Formula yg digunakan = X k
a+b
Catatan :
a (numeratur) = ∑ kasus/populasi dg kriteria tertentu
b (denominator) = ∑ populasi yg tdk sessuai kriteria
k (konstanta) = 100; 1.000; 10.000; 100.000 dst
Contoh : - Dari 20.000 pddk sebanyak 5.000
merupakan perokok aktif dan 4.500
org diantaranya adalah Laki laki (L)
Pertanyaan :
Pertanyaan :
5.000
- Proporsi perokok = X 100 % = 25 %
20.000
4.500
- Proporsi L perokok = X 100 % = 90 %
5.000
● Ratio
Ukuran epidemiologi dalam bentuk pecahan yang
pembilangnya (numerator) bukan merupakan bagian dari
penyebutnya (denominator). Ini yang membedakannya
dengan proporsi.
Ratio menyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut
yang berbeda satu dengan yang lain
Bentuk ukuran Ratio
~ Ratio yang mempunyai satuan misalnya:
● Jumlah dokter per 100.000 penduduk
~ Ratio yang tidak memiliki satuan, karena pembilang dan
penyebutnya memiliki satuan yang sama misalnya :
● Ratio antara satu proporsi dg proporsi lain Odd Ratio
● Ratio antara satu rate dg proporsi lain Relative Risk
a
Formula yg digunakan =
b
Catatan :
a (numeratur) = ∑ kasus/populasi dg kriteria tertentu
b (denominator) = ∑ populasi yg tdk sessuai kriteria
Kasus : 1.pddk perempuan (P) 100 org, pddk laki-
laki (L) 75 org
c
Formula yg digunakan = X k
p
Catatan :
c (numeratur) = ∑ kasus
b (denominator) = ∑ populasi berisiko
k (konstanta) = 100;1.000;10.000;100.000 dst
LATIHAN:
∑ kasus 100
Rate DBD = X k = X 100.000
∑ penduduk 1.250.000
a. Kesakitan (Morbidity)
-Insidens (incidence)
-Prevalens (Prevalence)
UKURAN-UKURAN PENYAKIT
INCIDENS RATE
● merefleksikan jumlah kasus baru (insiden)
yang berkembang dalam suatu periode
waktu di antara populasi yang berisiko
● Yang dimaksud kasus baru adalah
perubahan status dari sehat menjadi sakit
● Periode Waktu adalah jumlah waktu yang ● Periode pengamatan
● Numerator (kasus baru)
diamati selama sehat hingga menjadi sakit ● Waktu penegakan dx
● Populasi berisiko adalah sekelompok orang (disease onset)
● Denominator (populasi risiko)
yang secara epidemiologis memiliki risiko
menderita sakit
FORMULA DASAR
● Ukuran-ukuran Insidens
- Cumulative insidence denominator
( Mengukur risiko untuk sakit ) ∑ pddk berisiko pertengahan
tahun pengamatan
● cumulative incidence
- ∑ kasus baru = 3 org
- Denominator = 10 org
IC = 3/10 X 100 % = 30 %
● density incidence
- ∑ kasus baru = 3 org
- Denominator = 66 orang-tahun
ID = 3/66= 45 per 1000 org-th
CONTOH HITUNGAN INSIDENS
1. KASUS PERTAMA
Dari RS Ingin Sembuh selama 5 tahun terakhir
tercatat sebanyak 10 org karyawan Pabrik AKI
Mandiri menderita Gagal Ginjal dengan rincian
th 2001 terdapat 2 org; th 2002 3 org; th 2004 3
org; dan th 2005 2 org.)
Dta kepegawain pabrik AKI mencatat terdapat 100
karyawan tetap dan selama th 2001-2005 3 org
karyawan meninggal dunia dan 5 org mengundurkan
diri sebagai karyawan
Hitung berapa angka cumulative dan density incidencene
● cumulative incidence
- ∑ kasus baru = 10 org
- Denominator = 100 org
Angka CI = 10/100 X 100 % = 10 %
● density incidence
- ∑ kasus baru = 10 org
- Denominator = 481 orang-tahun
Angka CI = 10/480 = 21 per 1000 org-th
CONTOH HITUNGAN
2. Kasus kedua :
Dari 500 org laki-laki usia 20-50 thn yang bekerja di pabrik
plastik,diamati status kesehatanya selama 10 th (1971-1979) ,
dan hasilnya sbb.:
−10 org di dx sakit kanker paru dg rincian 1 org sakit di th ke-
2; 3 org di th ke-4; 2 org di thn ke-7; 4 org di th ke-9
−5 org dinyatakan meninggal (2 org di th ke-4; 1 org di th ke-6
dan 2 org di thn ke-9
−20 org dinyatakan dropout ( 5 org di th ke-3; 5 org di thn ke-
5 dan 10 org di thn ke-7)
KASUS
PREVALENS RATE
1. merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus
baru dan kasus lama yang ditemukan dalam
suatu populasi dan periode waktu tertentu
atau
2. proporsi populasi yang sedang menderita
sakit pada satu saat tertentu
● Periode pengamatan
3. Populasi berisiko adalah sekelompok orang ● Numerator (kasus lama)
yang secara epidemiologis memiliki risiko ● Waktu penegakan dx
(disease onset)
menderita sakit ● Denominator (populasi risiko)
4. Ciri ciri cumulatif insidence
Berbentuk proporsi
Tidak memilik satuan
Besarnya berkisar antara 0 dan 1
FORMULA DASAR
● Ukuran-ukuran Prevalens
- Point prevalence
Probabilitas dari individu dalam populasi ditemukan dalam
keadaan sakit pada saat pengamatan dilakukan
- Period prevalence
proporsi populasi yang sakit pada satu periode waktu
pengamatan
Konsep kasus dalam menghitung Prevalens
• Contoh :
• pada kasus-kasus yang mudah sembuh,
• atau pada kasus-kasus yang cepat meninggal
b. Kematian (Mortality)
-Kematian Kasar (Crude death rate)
-Kematian menurut Umur (Age Specific
death rate)
-Kematian menurut Penyebab (Cause of
death)
-kemtian kategori lainya (MMR,CFR
dsb
MORTALITAS/KEMATIAN
Persamaan CDR :
Jumlah kematian
CDR =
Jumlah penduduk
tengah tahun
Contoh:
Selama tahun 2014, di Desa Damai Sejahtera yang berpenduduk
12.000 orang mencatat 6 orang meninggal dunia
CDR desa Damai Sejahtera tahun 2004 = 6/12.000 = 0,5 per
1000 pddk
Kematian menurut Umur (Age Specific
death rate)
Persamaan ASDR :
Contoh:
Selama tahun 2013, di Kecamatan Suka Suka yang berpenduduk
30.000 orang mencatat 30 anak umur 0-15 orang meninggal
dunia
ASDR 0-15 TH Kecamatan Suka suka pada tahun 2013 = 20/20.000
= 1 per 1000 pddk
Kematian menurut Penyebab (Cause of
death)
Persamaan ASDR :
Contoh:
Selama tahun 2010, di Puskesmas Kita Punya yang berpenduduk
25.000 orang mencatat 10 orang meninggal dunia karena
penyakit Jantung
Cause of Death peny Jantung di Puskesmas Kita Punya pada tahun
2010 = 10/25.000 = 0,4 per 1000 pddk
Kematian kategori lainya (MMR,CFR dsb)
a. MMR (AKI)
Banyaknya ibu yang meninggal akibat kehamilanya
dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran
hidup pada tahun yang sama
Persamaan MMR :
b. IMR (AKB)
Banyaknya bayi umur 0-1 tahun yang meninggal
dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran
hidup pada tahun yang sama
Persamaan MMR :
Kegiatan
Surveilan ≈ • Pelaksanaan Program Kesehatan khususnya
kegiatan Monev,Pelacakan kasus dan
permasalahanya
• Kegiatan Surveilans program
sering menggunakan istilah PWS
(Pemantauan Wilayah Setempat )
● Contoh Kegiatan Surveilans program
●PWS KIA, Imunisasi,
●Surveilans PTM & Faktor Risiko
●Surveilans Gizi ; SKPG, Kesling
Analisis
Kesehatan Ibu
Grafik Kecenderungan Angka Kematian Ibu
th 1991-2015
Angka
No tahun kematian
ibu
1 1991 390
2 1997 334
3 2003 307
4 2007 228
6 2012 359
7 2014 244.6 (SRS)
8 2015 102
PENYEBAB KEMATIAN IBU
- Perdarahan (39 %)
PWS 2007
- Eklampsi (20 %)
- Infeksi (7 %)
- Lain-lain(33 %)
ANALISIS KEMATIAN IBU
- PENYEBAB LANGSUNG
PENURUNAN AKI
( MAKING
TAHUN 2000
KEBIJAKAN
- PENYEBAB TDK LANGSUNG
MPS PREGNANCY
SAFER )
Program
kes ibu
ANC (4T)
Salin Nakes kompeten
Yankes ibu nifas (KN)
deteksi dini faktor risiko &
komplikasi kebidanan
penanganan komplikasi
kebidanan adekuat
PONED & PONEK
Program kes ibu dan
pelaksaan PWS KIA pada ibu
PWS KIA
SURVEILANS KES IBU
b. Salin Nakes
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
3. Merujuk kasus ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi
4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
5. Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lain .
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bln
5. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 X
(segera setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya
6. Pelayanan KB Psca Persalinan
g. Pelayanan KB Berkualitas
PWS (surveilans) KIA
3 Penyebab -Perdarahan
Utama -Eklampsi A
R R
MM Kematian -Infeksi A -KURATIF
-Lain-lain H •Model & Mutu yankes
•Mendekatkan SDM
-Status ANC (K4) dan yankes
4 Karakteristik -Riwayat Faktor Risiko K
faktor risiko E
-Kondisi Lingkungan B -PREVENTIF
I •Peningkatan program
J •Strategy PSN
-Tempat peristiwa kematian A
5 Riwayat •Pengedalian vector
-Pemberi pelayanan kes K
yankes A
-Kualitas Pelayanan kes N -PROMOTIF
-Cakupan program KIA •Strategy promosi
•Sasaran promosi
6 Sosbud masy -Kebiasaan berobat •Waktu promosi
dan geografis -Ketersediaan faskes
-Akses pd yankes
(kemudahan, kemampuan)
-Peran Toma/Toga pd yankes
Focus Pelaksanaan
PWS KIA
1. Capaian K1
2. Capaian K4
3. Capaian Salin Nakes
4. Capaian Pelayanan Ibu Nifas (KF3)
5. Cakupan KN1
6. Cakupan KN Lengkap
7. Deteksi faktor risiko & komplikasi oleh Masyarakat
Dibuatkan
8. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (PK) grafik per desa
9. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus /kelurahan
10. Cakupan Yankes. Bayi 29 hr-12 bln (Kunj. Bayi)
11. Cakupan Pelayanan Anak Balita (12 59 bulan).
12. Cakupan Yankes Anak Balita Sakit dengan MTBS
13. Cakupan KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate)
Contoh Grafik PWS Pelayanan K4 di
Puskemas Saya Suka s/d Juni 2015
A + + Baik
B + + Baik
C + + Kurang
D + + Cukup
E + + Jelek
ANALISIS KOMPARATIF DG
INDIKATOR TERKAIT
A 70 % 60 % 50 % DO K4
B 80 % 70 % 55 % DO PN
CakupanYankes Bumil
No Propinsi
K4 Fe TT2 Ulangan
1 DKI 74,6 48,1 79,1 0,2
2 JABAR 76,3 74,1 75,5 4,3
3 JATENG 79,2 70,8 47,5 15,7
4 DIY 81,7 21,7 23,8 27,3
5 BANTEN 72,1 59,9 11,3 0,8
6 BALI 86,7 82,8 68,2 21,3
INDONESIA 77,1 66,8 49,4 7,6
?
INFORMASI
APA
PENGGALAN
FAKTA
ANALIS
122
PROSES ANALISIS………
KEPU-
- SIRKUS
TUSAN
- TRANSPORTASI
- DLL
123
Contoh pentingnya
transformasi data
Selama bulan April 2001 pada beberapa Puskesmas di
Kabupaten ICDC dilaporkan adanya beberapa pening-
katan kasus diare yang disertai beberapa kematian
dengan perincian sbb :
- Puskesmas “A” dg kasus = 600 , meninggal 100
- Puskesmas “B” dg kasus = 450 , meninggal 90
- Puskesmas “C” dg kasus = 750 , meninggal 125
Pertanyaanya :
“ Puskesmas mana yg memiliki masalah Diare terbesar“
Contoh pentingnya
transformasi data
Selama bulan April 2001 pada beberapa Puskesmas di
Kabupaten ICDC dilaporkan adanya beberapa pening-
katan kasus diare yang disertai beberapa kematian
dengan perincian sbb :
- Puskesmas “A” dg kasus = 600 , meninggal 100
- Puskesmas “B” dg kasus = 450 , meninggal 90
- Puskesmas “C” dg kasus = 700 , meninggal 110
Jumlah penduduk berisiko sbb :
- Puskesmas “A” = 30.000 org
- Puskesmas “B” = 25.000 org
- Puskesmas “C” = 36.000 org
Pertanyaanya :
“ Puskesmas mana yg memiliki masalah Diare terbesar“
BAGAIMANA WUJUDKU ?
Incidence Rate dan CFR Diare
Pop IR CFR
No Kota Risk Kasus o/oo Mati o/o
Pertanyaanya :
“ Puskesmas mana yg memiliki masalah Diare terbesar“
-Dari angka kesakitan (IR) Puskesmas “A” & “C” tertinggi
dg 20 o/oo
-Dari angka kematian (CFR) Puskesmas “B” tertinggi
dg 20 %
Iseng otak atik angka kadang kala bisa
memecahkan problem kesehatan
masyarakat dg sederhana