Anda di halaman 1dari 10

Langkah-Langkah Surveilans Epidemiologi

Langkah-Langkah Surveilans Epidemiologi

Pengumpulan Data Surveilans Epidemiologi


Pengumpulan Data adalah pencatatan insidensi berdasarkan laporan rumah sakit, puskesmas,
dan sarana pelayanan kesehatan lain, laporan petugas surveilans di lapangan, laporan
masyarakat, dan petugas kesehatan lain.
Survei khusus, dan pencatatan jumlah populasi berisiko terhadap penyakit yang sedang
diamati. Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan.
Tujuan pengumpulan data adalah menentukan kelompok high risk. Menentukan jenis dan
karakteristik (penyebabnya).Menentukan reservoir Transmisi Pencatatan kejadian penyakit;
dan KLB
A. Sumber Data Surveilans
Salah satu system pengumpulan data yang dilakukan secara terus menerusdalam epidemiologi
dikenal dengan surveilans. Sebagai sumber datasurveilans, WHO merekomendasikan 10
macam sumber data yang dapatdipakai :

1. Data mortaliatas
2. Data morbiditas
3. Data pemeriksaan laboratorium
4. Laporan penyakit
5. Penyelidikan peristiwa penyakit
6. Laporan wabah
7. Laporan penyelidikan wabah
8. Survey penyakit, vector dan reservoir
9. Pengunaan obat, vaksin dan serum
10. Demografi dan lingkungan

B. Macam-macam sumber data menurut (Kepmenkes RI No.1116/Menkes/SK/VIII/2003):


1. Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan danmasyarakat
2. Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatanserta laporan kantor
pemerintah dan masyarakat
3. Data demografi yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukandan masyarakat
4. Data geografi yang dapat diperoleh dari unit unit meteorologi dangeofisika
5. Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatandan masyarakat
6. Data kondisi lingkungan
7. Laporan wabah
8. Laporan penyelidikan wabah/KLB
9. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan
10. Studi epidemiology dan hasil penelitian lainnya
11. Data hewan dan vektor sumber penular penyakit yang dapat diperolehdari unit pelayanan
kesehatan dan masyarakat
12. Laporan kondisi pangan

C. Metode Pengumpulan Data


Dalam surveilans, data dikumpul melalui sistem pelaporan yang ada. Berdasarkan
keperluannya, pengumpulan data untuk surveilans dibedakan menurut sumber data yaitu
primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung dari penderita di lokasi dan
sarana kejadian penyakit.
Data sekunder dikumpulkan dari sumber data laporan rutin yangada atau sumber khusus
tambahan lain sesuai variabel yang diperlukan. Surveilans secara rutin sering menggunakan
cara ini. Ada data tersier yaitu data yang diambil dari hasil kajian, analisis data atau makalah
yang telah dipublikasikan. Besarnya sumber data sangat tergantung pada populasi, yaitu data
yang diambil dari semua penduduk merupakan data yang diamati atau yang berisiko terkena
penyakit (reference population) di suatu wilayah dimana penyakit terjadi (desa, kecamatan,
kebupaten, provinsi atau negara). Sistem surveilans rutin di kabupaten menggunakan cara ini
melaluilaporan sarana kesehatan (Puskesmas) yang menjangkau seluruh wilayah kabupaten.
Dalam survei khusus, cara ini jarang dilakukan karena mahal dan membutuhkan waktu lama.
Untuk data sampel, yaitu data yang diambil darisebagian penduduk atau sebagian puskesmas
yang dianggap mewakiliseluruh penduduk atau wilayah dimana kejadian penyakit berlangsung
atau berisiko terkena penyakit. Dalam survei khusus cara ini sering dilakukankarena lebih
cepat dan murah. Bila menggunakan sampel, pemilihan sampel basanya dilakukan mengikuti
ketentuan statistik. Pertama, perlu menentukanunit sampel yang akan dipilih yaitu sampel
perorangan atau kelompok(kluster ), sehingga langkah selanjutnya dapat membuat daftar unit
sampelsecara berurutan, dan menetapkan besar atau jumlah sampel. Besar sampel ditentukan
oleh populasi penduduk yang akan diwakilidan perkiraan besarnya prevalensi dari penyakit
yang dipantau. Umumnya makin besar jumlah sampel, makin baik informasi yang dihasilkan
tentang penduduk yang diwakilinya. Bandingkan besar sampel dan ketepatan hasil (lebar
range prevalensi yang dihasilkan) pada tabel tertentu. Kemudian unitsampel dipilih sesuai
jumlah yang ditentukan, yang bisa dilakukan secara acak (random), sistematik (pilihan
berselang seling) atau kombinasi caratersebut. Cara ini memberikan sampel yang dapat
mewakili semua populasiyang diamati.Kadang-kadang sampel terpaksa dipilih sesuai
kepentingan pengamatan (selektif, purposive), biasanya bila penyakit sangat jarang terjadi.
Cara ini mewakili populasi yang diamati. Sampel dapat berganti setiap waktu dan setiap
pengamatan, atau
dapat berupa sampel tetap untuk diikuti terus selama periode pengamatan(sentinel,kohort)Dat
a dapat dikumpulkan sesaat, yaitu data tentang kejadian penyakit atau kematian yang dikumpul
pada tempat dan saat kejadian penyakit sedang berlangsung (cross sectional ). Data penyakit
sesaat tersebut (prevalens) dapat dikumpul dalam suatu periode waktu yang singkat (misalnya
1 hari, disebut point prevalence) atau periode yang
lebih panjang (minggu, bula, tahun, disebut period prevalence).Data kejadian diwaktu lalu,
yaitu data yang dikumpul tentang kejadian penyakit atau kematian yang sudah terjadi pada
waktu lalu (restrospective).
Untuk mencari faktor risiko penyebab penyakit atau kematian sedangkan data kejadian di
waktu mendatang, yaitu data yang dikumpul tentang kejadian penyakit atau kematian yang
sedang berlangsung dan akan terjadi pada waktu mendatang yang periodenya telah ditetapkan
sebelumnya( prospective). Tujuannya adalah memantau besarnya pengaruh suatu factor risiko
atau intervensi program tertentu timbulnya penyakit atau kematian. Sifat kejadian penyakit
yang dipantau berdasarkan data kasus lama, yaitu penderita yang sudah menderita sakit (dan
saat ini masih sakit,sudah sembuh atau sudah meninggal) sejak sebelum pengumpulan data
dilakukan. Penemuan kasus lama dapat dipakai untuk menilai efektivitas pengobatan,
pelaksanaan pengobatan standar, resistensi, adanya pengaruh faktor risiko lingkungan dan
perilaku sehingga sakit berlangsung lama. Sedangkan kasus baru, yaitu penderita yang baru
menderita sakit pada saat peiode pengumpulan data dilakukan selanjutnya cara
penemuan kasus baru,terutama bila terjadi dalam waktu singkat. Dipakai untuk menilai adanya
KLB atau wabah di suatu tempat, yang memerlukan tindak lanjut.

D. Alat pengumpulan Data


Untuk pengumpulan data surveilans diperlukan alat bantu yang harus disiapkan lebih dulu. Alat
bantu pengumpulan data dapat berupa daftar register penderita, kuesioner, formulir, tabel atau
cheklist yang memuat variabel yang berkaitan dengan penyakit yang diamati. Alat bantu baku
disediakan untuk pengumpulan data rutin. Pada KLB/ wabah perlu dibuatkan alat bantu baru
tentang faktor penyebab dan faktor risiko penularan yang berkaitan dengan penyakit pada
KLB/wabah tersebut. Pengumpulan data membutuhkan serangkaian kegiatan pengelolaan
tersendiri oleh tim surveilans meliputi perencanaan kegiatan, pengorganisasian,
pembiayaan dan penjadwalan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi hasil pengumpulan
data. Pengumpulan data pada Surveilans Epidemilogi Terpadu pada unit surveilans Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota menyimpulkan data dari : 1. Laporan bulanan Puskesmas (form 4,
STP.Plus)
2. Laporan bulanan rumah sakit (form 5a dan 5b, STP.RS)
3. Laporan bulanan laboratorium (form 6a. STP.Lab 1 dan form 6b.STP.Lab 2)
4. Laporan mingguan PWS-KLB (form 3. PWS-KLB)

Pada Puskesmas dan rumah sakit sentinel melaporkan laporan bulanan dari pelayanan
kesehatan swasta.
Praktik pengumpulan data dari
laporan puskesmas, meringkas dalam bentuk tabel. Dari penjelasan tersebut maka dapat
dirumuskan tujuan dari pengumpulan data adalah menentukan kelompok/golongan populasi
yang berisiko (umur, sex, bangsa, pekerjaan dan lainnya), menentukan jenis agent dan
karakteristiknya, menentukan reservoir infeksi, memastikan penyebab trasmisi, dan mencatat
kejadian penyakit.

E. Waktu Pengumpulan Data


Waktu pengumpulan data pada sistem surveilans meliputi :
1. Rutin bulanan. Laporan yang berkaitan dengan perencanaan dan
evaluasi program dari sumber data yang dilakukan oleh Puskesmas yaitu SP2TP(Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas)
2. Rutin harian dan mingguan. Laporan tersebut berkaitan dengan Sistem Kewaspadaan Dini
(SKD) dari kejadian Luar Biasa (KLB)
3. Insidensitil adalah laporan sewaktu-waktu seperti laporan W1 untuk Kejadian Luar Biasa
(KLB)
4. Laporan berdasarkan hasil survei.
Pengolahan Data Surveilans Epidemiologi
Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metodeilmiah, karena dengan
pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan maknayang berguna dalam memecahkan
masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam
kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi serta diperas sedemikian
rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk
menguji hipotesa atau pertanyaan penelitian. Mengadakan manipulasi terhadap data mentah
berarti mengubah data mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat
dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena.
Beberapa tingkatan kegiatan perlu dilakukan, antara lain memeriksa data mentah sekali lagi,
membuatnya dalam bentuk tabel yang berguna, baik secara manual ataupun dengan
menggunakan komputer. Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-
hubungan yang terjadi dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan
antara fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain di luar
penelitian tersebut. Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu dianalisis dan dilakukan
penarikan kesimpulan hasil penelitian.
Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-data lapangan
sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Misalnya dalam rancangan penelitian
kuantitatif, maka angka-angka yang diperoleh melalui alat pengumpul data tersebut harus
diolah secara kuantitatif, baik
melalui pengolahan statistik inferensial maupun statistik deskriptif.
Lain halnya dalam rancangan penelitian kualitatif, maka pengolahan data menggunakan teknik
nonstatitistik, mengingat data-data lapangan diperoleh dalam bentuk narasi atau kata-kata,
bukan angka-angka. Mengingat data lapangan disajikan dalam bentuk narasi kata-kata, maka
pengolahan datanya tidak bisa dikuantifikasikan.
Perbedaan ini harus dipahami oleh peneliti atau siapapun yang melakukan penelitian,
sehingga penyajian data dan analisis kesimpulan penelitian relevan dengan sifat atau jenis
data dan prosedur pengolahan data yang akan digunakan.
Makna penelitian yang diperoleh dalam pengolahan data, tidak sampai menjawab pada analisis
kemengapaan tentang makna-makna yang diperoleh. Misalnya dalam rancangan penelitian
kuantitatif, maka angka-angka yang diperoleh melalui alat pengumpul data tersebut harus
diolah secara kuantitatif, baik melalui pengolahan statistik inferensial maupun statistik
deskriptif.
1. Jenis Dataa
a. Data kualitatif
Data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa
kata-kata.
b. Data kuantitatif
Data kuantitaif merupakan data yang dihasilkan dari pengukuran,dapat berupa bilangan bulat
atau desimal. Berbeda dengan data kualitatif, data kuantitatif hasilnya dinyatakan dalam
kuantitas numerik terhadap ciri tertentu yang disebut variabel, misalnya jumlah
bakteri yang terdapat dalam sampel air.

2. Pengolahan Data
a. Penyusunan data
Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk mengecek apakah semua
data yang dibutuhkan sudah terekapsemua. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguji
hipotesis penelitian.
Penyusunan data harus dipilih data yang ada hubungannya dengan penelitian, dan benar-benar
otentik. Adapun data yang diambil melalui wawancara harus dipisahkan antara pendapat
responden dan pendapat interviwer.
b. Klasifikasi data
Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan,dan memilah data
berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telahdibuat dan ditentukan oleh peneliti.
Keuntungan klasifikasi data iniadalah untuk memudahkan pengujian hipotesis.
c. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Jenis data akan
menentukan apakah peneliti akan menggunakan teknik kualitatif atau kuantitatif. Data
kualitatif diolah dengan menggunakan teknikstatistika baik statistika non parametrik maupun
statistika parametrik.
d. Interpretasi hasil pengolahan data
Tahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisisdatanya dengan cermat.
Kemudian langkah selanjutnya penelitimenginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti
menarik suatukesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian
kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya.
Menginterpretasikan hasil analisis perlu diperhatikan hal-hal antara lain: interpretasi tidak
melenceng dari hasil analisis, interpretasi harus masih dalam batas kerangka penelitian, dan
secara etis peneliti rela mengemukakan kesulitan dan hambatan-hambatan sewaktu dalam
penelitian.

3. Pengolahan Data Penelitian Secara Kualitatif dan Kuantitatif


a. Pengolahan Data Kualitatif
Pengolahan data kualitatif dalam penelitian akan melalui tiga kegiatan analisis yakni sebagai
berikut.
i. Reduksi Data Reduksi
Data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi dat kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Dalam kegiatan reduksi data dilakukan pemilahan-pemilahan
tentang: bagian data yang perlu diberi kode, bagian data yang harus dibuang, dan pola yang
harus dilakukan peringkasan. Jadi dalam kegiatan reduksidata dilakukan: penajaman data,
penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu, pengorganisasian
data untuk bahan menarik kesimpulan. Kegiatan reduksi data ini dapat dilakukan melalui:
seleksi data yang ketat, pembuatan ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola
yanglebih luas dan mudah dipahami.
ii. Penyajian Data
Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian
yang sering digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

b. Pengolahan Data Kuantitatif


i. Mengelompokkan Data
Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif tidak memerlukan
perhitungan matematis. Sebaliknya, data kuantitatif memerlukan adanya perhitungan secara
matematis. Oleh sebab itu, data kuantitatif perlu diolah dan dianalisis antara lain dengan
statistik. Untuk mengolah dan menganalisis data, ada dua macam statistik, yaitu statistic
deskriptif dan statistik inferensial.
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian melalui pengukuran.
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi.
ii. Kegiatan Awal dalam Mengelompokkan Data
Agar data dapat dikelompokkan secara baik, perlu dilakukan kegiatan awal sebagai berikut :
Editing , yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar
pertanyaan, kartu atau buku register.

Coding , yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul di setiap instrumen
penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam penganalisisan dan penafsiran
data.
Tabulating (penyusunan data), yaitu pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan
mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. Proses tabulasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan metode Tally, menggunakan kartu, dan
menggunakan komputer.

iii. Pengolahan Statistik Sederhana


Pengolahan statistik adalah cara mengolah data kuantitatif sehingga data mempunyai arti.
Biasanya pengolahan data dilakukan dengan beberapa macam teknik, misalnya distribusi
frekuensi (sebaran frekuensi) dan ukuran memusat (mean, median, modus).

c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang segala
hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi tertentu. Pengolahan data
kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan
tetap memperhatikan perkembangan perolehan data.

Analisis Deskriptif Data Surveilans Epidemiologi


Analisis Deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil
penelitian berdasarkan satu sample.
a. Jenis-Jenis Analisis Deskriptif Data
1. Analisis Data Menurut Waktu
2. Analisis Data Menurut Tempat
3. Analisis Data Menurut Orang
Interpretasi secara Deskriptif dan Interferensial
Interpretasi Data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan
pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.
Interpretasi data perlu dilakukan peneliti untuk memberikan arti mengenai bagaimana tindakan
yang dilakukan mempengaruhi peserta didik. Interpretasi data juga penting untuk menantang
guru agar mengecek kebenaran asumsi atau keyakinan yang dimilikinya
a. Teknik Dalam Melakukan Interpretasi Data
1. Menghubungkan data dengan pengalaman diri guru atau peneliti
2. Mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustaka atau teori terkait
3. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan mengenai penelitian dan implikasi hasil
penelitian
4. Meminta nasihat teman sejawat jika mengalami kesulitan

Diseminasi Data Surveilans Epiemiologi


Menurut Depkes RI (2003), diseminasi adalah suatu kegiatanyang ditujukan kepada kelompok
target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbulkesadaran, menerima, dan
akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Dandiseminasi data Surveilans adalah penyebar
luasan informasi, yang baik harusdapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dan
dimanfaatkan dalammenentukan arah kebijakan kegiatan, upaya pengendalian serta
evaluasi program,contohnya:
1. Membuat suatu laporan hasil kajian yang disampaikan kepada atasan
2. Membuat laporan kajian untuk seminar dan pertemuan
3. Membuat suatu tulisan di majalah rutin
4. Memanfaatkan media internet

DAFTAR PUSTAKA
Abu Zhafran (2011) Diunduhmelalui
abuzhafran.blogspot.com/2011/01/diskripsi-
sistemsurveilans.html?m1nurfaizinyunus.blogspot.com/2011/11/surveilansepidemiologi.html
?m=1www.kesehatanmasyarakat.com/2009/04/surveilans-kesehatan-masyarakat-hal-
hal.html?m=1)

Budiarto,Eko,Dewi Anggraeni.2003.Pengantar Epidemiologi.Jakarta:EGC.

Ellis, Septianessi (2011). Epidemiologi Penyakit Menular di unduh melalui


http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/campak.html pada 29 Oktober 2015

Weraman, Pius. 2010. Dasar Surveillans Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Gramata Publishing

http://adeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5665/2015/12/Ade-
Heryana_Surveilans-Penyakit-Menular-OL.pdf

Anda mungkin juga menyukai