Untuk mendapatkan interval yang sesuai pada waktu membuat kurva epidemik,
periode inkubasi rata-rata dikalikan dengan :
Dari 1/8 sampai 1/4
Skrining untuk pengendalian penyakit adalah
Pemeriksaan orang- orang asimptomatik untuk mengklasifikasikan mereka
ke dalam kategori yang dianggap mengidap atau dianggap tidak mengidap
penyakit yang menjadi objek skrining
Tindakan prevensi sekunder mencakup
Deteksi dini dan pengobatan
Program skrining terutama ditujukan bagi
Penyakit tidak menular
Kriteria bagi uji skrining yang baik adalah sebagai berikut, kecuali
Menguntungkan secara ekonomis bagi instansi pelaksana
Lead time adalah
Periode dari saat deteksi penyakit ( dengan skrining ) sampai dengan saat
diagnosis seharusnya dibuat jika tidak ada skrining
Sensitivitas suatu uji diagnostik adalah
Proporsi yang hasil ujinya positif diantara yang sakit
Spesifisitas suatu uji diagnostik adalah
Proporsi yang hasil ujinya negatif diantara yang sehat
Nilai prediksi positif suatu uji diagnostik adalah
Proporsi yang sakit diantara yang hasil ujinya positif
Nilai prediksi negatif suatu uji diagnostik adalah
Proporsi yang sehat diantara yang hasil ujinya negatif
Suatu segi yang biasa terdapat dari peraturan pelaporan morbiditas adalah
penentuan dari :
- Penyakit yang harus dilaporkan setelah ditetapkan diagnosisnya.
- Siapa yang wajib melaporkan kasus-kasus penyakit yang harus
dilaporkan.
- Bagaimana dan kepada siapa laporan kasus dikirimkan.
Tujuan akhir pengumpulan data surveilans penyakit dari suatu masyarakat tertentu
berguna bila :
Dipergunakan untuk penanggulangan penyakit.
Analisa data surveilans mutlak dilakukan untuk semua yang disebut di bawah ini
dengan satu kekecualian :
Pengolahan data
Satu-satunya informasi yang paling penting pada suatu formulir pelaporan kasus
bila ditinjau dari segi penentuan tindakan yang perlu kita lakukan : Diagnosis
Pengolahan data surveilans, fungsi kedua dari surveilans penyakit, sebagian besar
adalah proses :
Mempersiapkan tabel, grafik dan "charts" dari data yang dikumpulkan
Dari kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah suatu investigasi
terhadap kasus penyakit yang dilaporkan perlu dilakukan atau tidak, satu-satunya
kriteria yang secara otomatis akan mengharuskan kita melakukan penyelidikan
adalah :
Diwajibkan oleh surveilans dan program pemberantasan penyakit
Agar kriteria investigasi "Apakah infeksi itu luar biasa ........ ?" dapat dipergunakan,
maka kita perlu :
Mengetahui pola penyakit yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan orang pada suatu daerah.
Analisa data surveilans pada dasarnya melibatkan atau memerlukan prosedur-
prosedur :
- Identifikasi perbedaan antara data yang ada sekarang dan yang
diperkirakan (normal)
- Menilai arti perbedaan antara data yang ada bila dibandingkan
dengan data yang diperkirakan.
- Membandingkan data morbiditas yang ada sekarang dengan
suatu nilai nomal yang diperkirakan.
Dalam analisa data surveilans meskipun jumlah absolut kasus yang dilaporkan
ada manfaatnya, akan tetapi sering lebih baik mengubah angka penyakit ini
menjadi "insiden-rate" dengan alasan:
Dengan memperhitungkan besarnya populasi, rate merupakan cara
pengukuran lebih baik dari resiko pada suatu sub populasi.
Agar dapat mengidentifikasi perubahan dalam pola penyakit dalam suatu wilayah
kerja dinas kesehatan, (misalnya Kabupaten), data morbiditas sekarang perlu
dibandingkan dengan data yang sama diperoleh :
- Dalam periode pelaporan yang baru lalu pada populasi yang
sama dari mana data diambil.
- Dalam peniode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Bila membandingkan data surveilans dari waktu dan tempat yang berbeda, harus
diingat bahwa perbedaan yang nampak dapat memberi kesan yang menyesatkan,
karena beberapa hal. Sistem surveilans sendiri mungkin ikut bertanggung jawab
terutama disebabkan karena :
Bervariasinya sensitivitas dan ketepatan data yang dilaporkan.
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan, tanpa ada
pencatatan dan pelaporan kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak
akan terlihat wujudnya, karena pencatatan dan pelaporan adalah :
- Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan
informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode
yang tepat dan benar.
- Tujuan SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas) adalah agar semua data hasil kegiatan Puskesmas
dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai
kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang
pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
Salah satu tujuan khusus dari pencatatan dan pelaporan pemberantasan penyakit
menular dan tidak menular adalah seperti yang dibawah ini, kecuali :
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna
dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan
informasi lain yg menunjang.
Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas adalah data yang dibuat
berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti
Kegiatan program yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain. Pencatatan dan
Pelaporan ini perlu menggunakan :
- Menggunakan kartu register dan kartu murid.
- Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas
dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang
disebut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu
Puskesmas (SP2TP).
Edisi ICD yang pertama kalinya diresmikan penggunaannya oleh WHO adalah:
ICD – 6
Dengan menghubungkan titik – titik tengah puncak batang pada histogram akan
diperoleh :
Poligon frekuensi
Yang harus dijelaskan dalam bagian metode survey/ penyelidikan adalah sebagai
berikut :
- Batasan mengenai penyakit/ penderita
- Siapa saja yang akan dijadikan responden
- Waktu pelaksanaan survey/ penyelidikan
Untuk setiap kasus digolongkan pada golongan umur 0 – 7 hari, 8 – 28 hari, > 1
tahun, 1-4 tahun, 5-9 tahun, 10 - 14 tahun, 15-19 tahun, 20 - 44 tahun, 45 – 54
tahun, 55 – 59 tahun, 60 – 69 tahun, 70 tahun lebih dan total menurut jenis kelamin,
merupakan variabel pencatatan dan pelaporan berdasarkan :
Variabel Umur dan Jenis Kelamin
Kasus - kasus yang dikelompokkan menurut periode waktu mingguan dan bulanan
merupakan :
Variabel Waktu Kunjungan Kasus
Setiap laporan disertai data kelengkapan dan ketepatan waktu laporan sumber data
surveilans. Kelengkapan dan ketepatan laporan surveilans Kabupaten/Kota terdiri
dari kelengkapan dan ketepatan laporan unit pelayanan Puskesmas, Rumah Sakit
dan Laboratorium. Hal tersebut merupakan indikator dari sistem pencatatan dan
pelaporan surveilans terpadu dari :
- Kelengkapan dan ketepatan laporan dari unit surveilans Propinsi
- Kelengkapan dan ketepatan laporan dari unit surveilans Nasional
- Kelengkapan dan ketepatan laporan dari unit surveilans pelayanan
Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium serta Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Yang dimaksud tahap Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut dalam sistem
pencatatan dan pelaporan surveilans terpadu penyakit adalah,
Unit surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan analisis
mingguan, bulanan, serta tahunan penyakit potensial KLB di daerahnya
dalam bentuk tabel dan peta menurut daerah puskesmas/kecamatan dan
grafik kecenderungan penyakit mingguan, kemudian menginformasikan
hasilnya ke Puskesmas, Rumah Sakit, dan program terkait di lingkungan
Dinas Kesehatan, serta Dinas Kesehatan daerah berbatasan, sebagai
pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sistem
kewaspadaan dini penyakit potensial KLB di daerahnya.
6
5
kasus
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Minggu ke 7
Periksalah data statistik surveilans minggu berikut ini dari jumlah penderita
hepatitis viral, menurut golongan umur dan minggu mulainya sakit dan
tentukanlah minggu-minggu yang menunjukkan keadaan yang mungkin
memerlukan penyelidikan (dengan menggunakan ambang lebih dari dua kali
frekwensi rata-rata atau frekwensi yang biasa
Minggu ke 4, 5, dan 8
Tujuan utarna kegiatan surveilans yang khusus paling tepat dapat dijelaskan
sebagai :
Berguna untuk rnemantau faktor potensial dari penyakit pada
manusia.
Kegiatan surveilans khusus yang difokuskan pada populasi hewan tidak biasa
ditujukan untuk :
Menggantikan laporan morbiditas pada manusia
Selain memberi informasi yang teliti, jika diinginkan untuk dibaca luas dan
dimanfaatkan, laporan surveilans harus juga :
Tepat waktunya/teratur
Dari antara yang berikut ini, manakah yang tidak ikut menentukan angka insidens
suatu penyakit yang ada pada saat ini
Mengenali pengalaman masa lalu dari populasi yang menanggung resiko
Kurva epidemic adalah suatu grafik yang menggambarkan kasus – kasus penyakit
yang terjadi selama periode wabah tertentu menurut tanggal :
Mulai sakit
Waktu ( hari )
Jumlah kasus
Waktu ( minggu )
Waktu ( minggu )