Anda di halaman 1dari 33

PERAWATAN JENAZAH

DALAM KEPERAWATAN

OLEH:
Ns, Hanim Nur Faizah, M.Kep.
Sekarat (dying)

merupakan kondisi pasien yang


sedang menghadapi kematian
Kematian (death)
Merupakan kondisi terhentinya
pernapasan, nadi dan tekanan darah,
serta hilangnya respon terhadap
stimulus eksternal, ditandai dengan
terhentinya aktivitas listrik otak, atau
dapat juga dikatakan terhentinya fungsi
jantung dan paru secara menetap atau
berhentinya kerja otak secara menetap
Kematian terjadi bila:
Fungsi spontan pernafasan dan
jantung telah terhenti secara
pasti

Penghentian ireversibel setiap


fungsi otak telah terbukti
Meninggal dunia :
Adalah keadaan insani yang
diyakini oleh ahli kedokteran yang
berwenang bahwa fungsi otak,
pernafasan dan denyut jantung
terhenti, jantung seseorang telah
terhenti
TANDA KEMATIAN
• Keadaan kaku
Rigor
• terjadi sekitar 2-4 jam setelah
mortis kematian

Algor • Keadaan dingin


mortis • suhu tubuh perlahan-lahan turun

• livormortis (lebam jenazah)


post mortem • Warna merah-ungu pada daerah yang tertekan
decomposition • melunaknya jaringan yang dapat menimbulkan
banyak bakteri
Tanda kematian dini
• Pernafasan terhenti , penilaian > 10
1 menit (inspeksi, palpasi dan auskultasi)

• Terhentinya sirkulasi, penilaian 15


2 menit, nadi karotis tidak teraba

• Kulit pucat
3
Next tanda kematian dini
• Tonus otot menghilang dan
4 relaksasi

• Pembuluh darah retina bersegmentasi


5 beberapa menit pasca kematian

• Pengeringan kornea yang menimbulkan


kekeruhan dalam 10 menit (hilang dengan
6 penyiraman air)
Tanda kematian pasti

Penurunan
Lebam mayat Kaku mayat
suhu tubuh
(livor mortis) (rigor mortis)
(algor mortis)

Pembusukan Adiposera
Mumifikasi
(dekomposisi) (lilin mayat)
Lebam Mayat
Kaku mayat
Penurunan suhu tubuh
Pembusukan mayat
Lilin mayat
Mumifikasi
PERAWATAN JENAZAH PADA
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
klinis saat menghadapi kematian (sekarat):
1. Kaji adanya hilangnya tonus otot, relaksasi otot wajah,
kesulitan untuk berbicara, kesulitan menelan,
penurunan altivitas gastrointestinal, melemahnya tanda
sirkulasi, melemahnya sensasi, terjadi sianosis pada
ekstremitas, kulit teraba dingin, terdapat perubahan
tanda vital seperti nadi melambat dan melemah,
penurunan tekanan darah, pernafasan tidak teratur
melalui mulut, adanya kegagalan sensori seperti
pandangan kabur dan menurunnya tingkat kesadaran
2. Pasien yang mendekati kematian:
Ditandai dengan dilatasi pupil, tidak
mampu bergerak, refleks hilang, nadi
naik kemudian turun, respirasi
cheyne stokes (nafas terdengar
kasar), dan tekanan darah menurun
3. Kematian
Ditandai dengan terhentinya pernafasan, nadi,
dan tekanan darah, hilangnya respons terhadap
stimulus eksternal, hilangnya pergerakan otot,
dan terhentinya aktivitas otak.
Fisik meliputi perubahan cardiovaskulair, gastro,
perkemihan, persyarafan, persepsi sensori,
integritas kulit
Psikososial yaitu proses kehilangan
Spiritual tentang kebutuhan akan cinta dan
perhatian
Pengkajian keluarga

Pengetahuan akan kondisi pasien

Observasi tingkah laku

Kaji respon patologi keluarga


Perubahan fisiologis setelah kematian
NO. PERUBAHAN INTERVENSI YANG
BERHUBUNGAN
1 Kekauan tubuh (rigor mortis) yang Sebelum terjadi rigor mortis,
terjadi 2 sampai 4 jam sesudah posisikan tubuh dalam posisi
ka\ematian (yang mencakup anatomis, tutp mata dan mulut,
kontraksi skelet dan otot polos dan pasang gigi palsu dalam mulut
akibat tidak adanya adenosin
trifosfat)

2 Penurunan suhu tubuh dengan Lepaskan plester dan balutkan


kehilangan elastisiatas kulit (algor dengan perlahan untuk
mortis) 4 – 12 jam menghindari kerusakan jaringan.
Hindari menarik kulit atau bagian
tubuh.
NO PERUBAHAN INTERVENSI YANG
BERHUBUNGAN
3 Perubahan warna kulit Tinggikan kepala
menjadi keunguna (livor untuk mencegah
mortis) pada bagian perubahan warna
dependen akibat pecahnya pada wajah
sel darah merah (20-30
menit kemudian)

4 Pembusukan (dekomposisi): Simpan tubuh dalam


pelunakan dan pencairan tempat yg dingin
jaringan tubuh oleh dikamar mayat RS
fermentasi bakteri (24 jam atau ditempat lain yg
pasca mati) ditujukan
Diagnosis keperawatan
Ketakutan berhubungan dengan ancaman
kematian (proses sekarat)

Keputusasaan berhubungan dengan


penyakit terminal

Berduka berhubungan dengan kehilangan


orang yang dicintai
Perencanaan dan tindakan
keperawatan
tujuan keperawatan adalah membantu
mengurangi depresi dan ketakutan
pasien, memperatahankan harapan,
membantu pasien menerima
kenyataan, serta memberikan rasa
nyaman
Rencana yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut, antara lain :
1. Memberi dukungan dan mengembalikan
kontrol diri pasien dengan cara penggunaan
sumber pelayanan kesehatan
2. Membantu pasien mengatasi kesepian,
depresi, dan rasa takut
3. Membantu pasien mempertahankan rasa
aman, percaya diri dan harga diri
4. Membantu pasien mempertahankan harapan
yang dimiliki
5. Membantu pasien menerima
kenyataan
6. Memenuhi kebutuhan fisiologis
7. Memberi dukungan spiritual dh
memfasilitasi kegiatan spiritual
pasien
Pelaksanaan
Persiapan alat
8. Tas plastik untuk tempat
1. Kasa / perban gulung 3 barang – barang klien
helai @ 50 cm
9. Air dalam baskom
2. Sarung tangan
10. Sabun
3. Pengganjal dagu
11. Handuk
4. Kapas sublimat
12. Selimut mandi
5. Kain penutup jenazah
13. Daftar barang berharga
6. Label identifikasi
14. Peniti
7. Plester penahan untuk
15. Sisir
menutup luka atau
pungsi
Persiapan pasien : -
Persiapan lingkungan :
1. Tutup gorden
2. Pencahayaan yang cukup
3. Mencuci tangan
4. Mempersiapkan alat
5. Menggunakan sarung tangan
Prosedur
1. Siapkan alat yang diperlukan dan bawa ke dalam
ruangan
2. Atur lingkungan di sekitar tempat tidur. Jika
kematian terjadi pada unit multibed, jaga privasi
klien yang lain, tutup pintu koridor, cuci tangan.
3. Pastikan pasien sudah dalam kondisi meninggal
(pupil melebar, nadi tidak teraba, henti nafas)
4. Atur posisi jenazah supinasi/posisi anatomis.
5. Lepaskan semua alat – alat invasif yang masih
terpasang pada tubuh jenazah
6. Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih,
bersihkan area tubuh dari kotoran, seperti darah,
feses, atau muntahan. Jika kotoran terdapat pada
area rectum, uretra, atau vagina, letakkan kasa
untuk menutup setiap lubang dan rekatkan dengan
plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut.
7. Bila ada luka tutup luka dengan kassa. Ganti
balutan bila ada. Balutan yang kotor harus diganti
dengan yang bersih. Bekas plester dihilangkan
dengan bensin atau larutan yang lain sesuai dengan
peraturan RS.
8. Rapikan rambut dengan sisir rambut
9. Tutup mata, dengan menggunakan kapas yang
secara perlahan ditutupkan pada kelopak mata dan
plester jika mata tidak tertutup.
10. Luruskan badan, dengan lengan diletakkan menyilang
tubuh pada pergelangan tangan dan menyilang
abdomen dan diikat dengan perban.
11. Luruskan dan satukan kedua ibu jari kaki dan diikat
dengan kassa perban.
12. Ikat bagian kaki (lutut dan pergelangan kaki).
13. Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Bila
perlu lakukan pengikatan dagu menggunakan tali
perban dari dbawah dagu ke kepala agar mulut
tertutup.
14. Lepaskan perhiasan dan barang berharga di hadapan
keluarga. Pada umumnya semua cincin, anting, gelang,
dll dilepas dan ditempatkan pada tas plastic tempat
barang berharga, termasuk kacamata, kartu, surat,
kunci, barang religi. Beri label identitas.
15. Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti
peraturan RS untuk barang berharga. Tempatkan di
kantor perawat sampai dapat disimpan di tempat
yang lebih aman atau diserahkan kepada keluarga.
16. Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas
berisi nama, umur dan jenis kelamin, tanggal,
nomor RS, nomor kamar, dan nomor dokter. Sesuai
dengan peraturan RS, ikatkan label identitas pada
pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau
plester label pada dada depan klien.
17. Tutup jenazah dengan kain penutup jenazah.
18. Bereskan dan bersihkan kamar pasien.
19. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
(identitas pasien waktu meninggal, barang berharga
yang diserahkan pada keluarga).
EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah sekarat dan
kematian secara umum dapat dinilai dari:
1. Kemampuan untuk menghadapi atau
menerima makna kematian
2. Reaksi terhadap kematian
3. Perubahan perilaku, yaitu menerima arti
kematian

Anda mungkin juga menyukai