Anda di halaman 1dari 49

Tujuan pembelajaran:
definisi
manfaat
jenis surveilens
diagram alur
atribut sistem
Contoh sistem

Is the ongoing systematic collection,
collation, analysis and interpretation of
data; and the dissemination of
information to those who need to know
in order that action may be taken.
(WHO/CSR)

Monitoring trend, mendeteksi/memprediksi KLB

Memperkirakan besarnya (magnitude) suatu kesakitan
atau kematian yang berhubungan dengan masalah
kesehatan yang diamati (future disease impact)

Menstimulasi penelitian epidemiologi untuk
pengendalian/pencegahan

Mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan
dengan suatu penyakit

Memungkinkan penilaian terhadap tindakan
penanggulangan (evaluasi intervensi)

Mengarahkan pada peningkatan praktek klinik petugas
kesehatan yang terlibat dalam sistem surveilens
(memonitor program)
Kegiatan surveilans

Pengolahan Analisis
& &
Interpretasi
penyajian data
data

Pembuatan laporan,
Tindakan rekomendasi tindak
Pencegahan & lanjut & diseminasi
Penanggulangan informasi
Surveillance: General principle

Health Care System Public Health Authority

Reporting
Data Information

Analysis &
Evaluation Interpretation

Feedback
Action Decision
Jenis surveilens :
Active case finding (Aktif)
Non aktive case finding
(Pasif)
penyakit menular dan
penyakit tidak menular

Under reporting (tidak terlaporkan)

Laporan tidak lengkap

Kelebihan

Lebih murah

Jika surveilens digunakan secara
konsisten maka dapat mendeskripsikan
trend walaupun data tidak terlaporkan.

Kurangnya konsultasi ke dokter untuk
penyakit-penyakit ringan

Penyembunyian kondisi pasien karena
stigma sosial.

Kurang kesadaran akan perlunya pencatatan

Tidak lengkapnya definisi kasus

Perubahan prosedur

Keterampilan diagnosis yang berbeda-beda

Prioritas rendah
Aktif surveilens:

Data dikumpulkan sendiri oleh tenaga
surveilens, berdasarkan aturan yang
ada.

Lebih banyak dikerjakan dalam setting
penyelidikan KLB

Tujuan utama: untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan untuk
kesehatan masyarakat atau aksi medik
dengan cara yang relatif murah
daripada mengukur langsung insiden
dan prevalens pada populasi umum.

Kejadian sentinel kesehatan (Rutstein)
adalah: penyakit, kecacatan, kematian yang
belum waktunya yang dapat dicegah yang
kejadiannya merupakan suatu tanda
peringatan bahwa kualitas pencegahan atau
pelayanan medik harus ditingkatkan.

Surveilens Sentinel (Woodhall) adalah: usaha
untuk menemukan satu sistem yang dapat
menyediakan ukuran insiden penyakit di
satu negara yang belum memiliki institusi
surveilens yang luas tanpa harus
mengeluarkan biaya survey yang besar.

Memantau kondisi yang
informasinya tidak tersedia

Memantau kondisi dalam ras atau
kelompok yang rentan daripada
populasi umum

Melaporkan data surveilens

Meningkatkan mutu data

Dapat menghitung dan
mengestimasi morbiditas penyakit

Specific

Measurable

Action Oriented

Realistic

Timely
 INDIKATOR PENYELENGGARAAN.docx
Diagram Alur Suatu Sistem
Surveilens
Masalah Kesehatan
Diagnosis • oleh siapa
Masyaraka • bagaimana
t Sumber Data
- Dokter
- RS * proses pelaporan
- Lab
- Sekolah
Penyebarluasan - Catatan statistik
Informasi

Umpan balik
Penerimaan Data Pengelolaan data:
•Pengumpulan
•Editing
Tingkat Kabupaten •Analisa
•Penyusunan laporan
Tingkat Propinsi •Penyebarluasan laporan

Pusat

Simplicity

Flexibility

Acceptability

Sensitivity

Predictive value positif (nilai prediktif +)

Representativeness

Timelines
Kesederhanaan suatu sistem dapat dilihat dari
rancangan dan besar sistem itu.
-Rancangan sederhana memiliki definisi kasus
yang mudah diterapkan dan orang yang
mengidentifikasi kasus adalah juga
pemroses data dan pengguna data.
-Rancangan yang kompleks membutuhkan:
1. Pemeriksaan lab untuk mengkonfirmasi
kasus
2. Hubungan telfon atau kunjungan kerumah
untuk mengumpulkan keterangan yang
lebih rinci.
3. Berbagai tingkat pelaporan, seperti
“notifiable disease reporting system”
Ukuran untuk menilai kesederhanaan sistem:

Jumlah dan jenis informasi yang
dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa

Jumlah dan jenis sumber pelaporan

Cara-cara untuk mengirimkan
data/informasi mengenai kasus

Jumlah institusi yang terlibat dalam
penerimaan laporan khusus

Kebutuhan akan pelatihan staff

Jumlah dan jenis pemakai informasi

Cara penyebarluasan laporan kepada pemakai
informasi

Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-
tugas berikut:
 Menjaga kesinambungan sistem
 Mengumpulkan informasi mengenai kasus
 Mengirimkan informasi mengenai kasus
 Menganalisa informasi mengenai kasus
 Menyiapkan dan menyebarluaskan informasi
laporan surveilens

Sistem dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan informasi yang dibutuhkan
atau situasi pelaksanaan tanpa disertai
peningkatan yang berarti akan biaya, tenaga
dan waktu.

Perubahan yang dimaksud: penyakit/
masalah kesehatan masyarakat yang
baru diidentifikasi, definisi kasus, variasi
sumber pelaporan.

Fleksibilitas paling baik ditentukan secara
retrospektif dengan mengamati
bagaimana suatu sistem dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan baru.

Makin sederhana suatu sistem pada
umumnya semakin fleksibel untuk
diterapkan penyakit/masalah kesehatan
masyarakat lain yang dirubah sedikit.
Menggambarkan kemauan seseorang atau organisasi
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan sistem
surveilens.
Indikator kuantitatif akseptabilitas adalah:

Angka keikutsertaan dari perorangan atau instansi

Bila angka keikutsertaan tinggi, seberapa cepat
angka tersebut tercapai

Angka kelengkapan wawancara dan angka
penolakan pertanyaan bila sistem menggunakan
wawancara untuk pengumpulan data

Kelengkapan formulir pelaporan

Angka pelaporan dari dokter, laboratorium atau
rumah sakit/fasilitas kesehatan

Ketepatan waktu dari pelaporan

Pentingnya suatu masalah kesehatan dilihat dari segi
kesmas

Pengakuan dari sistem terhadap kontribusi individual

Tingkat responsif dari sistem terhadap saran-saran
dan komentar

Waktu yang diperlukan dibandingkan dengan waktu
yang tersedia

Keterbatasan yang diakibatkan oleh adanya peraturan-
peraturan baik ditingkat pusat maupun daerah
dalam hal pengumpulan data dan jaminan
kerahasiaan data.

Kewajiban untuk melaporkan suatu peristiwa
kesehatan sesuai dengan peraturan daerah maupun
pusat.
Sensitifitas adalah kemampuan sistem
surveilens untuk menemukan true positive
(orang yang benar-benar sakit pada
kelompok yang dinyatakan sakit) pada
kondisi yang dilakukan surveilens.
Dua tingkatan sensitivitas dalam surveilens:

Case reporting: proporsi kasus dari suatu
penyakit/masalah kesehatan masyarakat
yang dideteksi oleh sistem surveilens

Epidemik: proporsi KLB di masyarakat yang
dapat dideteksi oleh sistem surveilens.
YES NO

Detected by YES A B
True False
Surveilens positive positive
NO C D
False True
Sensitivitas : A/(A+C) negative negative
PVP : A/(A+B)
Spesifisitas : D/(B+D) A+C B+D

Orang dengan penyakit/masalah
kesehatan masyarakat tertentu yang
mencari upaya pengobatan

Penyakit/keadaan yang didiagnosa
dengan benar; dipengaruhi oleh:

keterampilan petugas kesehatan

akurasi dari tes diagnosis

Kasus yang didiagnosis dilaporkan
dalam sistem

Jumlah penduduk yang mempunyai telepon,
dan berada dirumah ketika ditelepon dan
bersedia berpartisipasi.

Kemampuan orang untuk memahami
pertanyaan dan menentukan status mereka
secara tepat.

Kemauan dari responden untuk melaporkan
statusnya.
Pengukuran sensitivitas dari sistem
surveilens membutuhkan:

Validasi dari informasi yang dikumpulkan oleh sistem,

Pengumpulan informasi diluar sistem untuk
menentukan frekuensi dari keadaan yang diamati
dalam masyarakat.
Sensitivitas yang rendah tetap dapat berguna untuk
memonitor trend jika sensitivitas konstan.
Sensitivitas tinggi dapat terjadi karena:

Insiden penyakit tinggi

Peningkatan kesadaran terhadap suatu penyakit

Adanya tes diagnosis baru

Perubahan metode surveilens
Proporsi orang yang diidentifikasi sebagai
kasus dalam surveilens yang kenyataannya
benar-benar kasus.
PVP rendah berarti bahwa:

banyak “kasus” yang dilacak yang
sebenarnya bukan kasus atau false positifnya
tinggi

Mengarah pada intervensi yang seharusnya
tidak perlu dilakukan

Ada kesalahan dalam mengidentifikasi KLB

Mengarah pada biaya pelacakan yang
sebenarnya tidak perlu.
PVP Tinggi berarti:

sumber daya yang terbuang lebih rendah

Berhubungan dengan definisi kasus yang
jelas dan spesifik

Terjadi bila ada komunikasi yang baik
antara orang yang melaporkan kasus dan
lembaga yang menerima laporan

Peningkatan sensitifitas, spesifisitas dan
prevalens
Suatu sistem surveilens yang representatif akan
mengambarkan secara akurat:

Kejadian dari suatu peristiwa kesehatan dalam
periode waktu tertentu.

Distribusi peristiwa tersebut dalam masyarakat
menurut tempat dan orang.
Kerepresentatifan dinilai dengan membandingkan
karakteristik dari kejadian yang dilaporkan dengan
semua kejadian yang ada, walaupun informasi
mengenai kejadian sebenarnya dalam masyarakat
tidak diketahui.

Karakteristik dari populasi; mis: umur,
status sosek, lokasi geografi

Riwayat dari peristiwa kesehatan, mis:
periode laten, cara penyebaran, fatal
outcome

Upaya kesehatan yang tersedia, mis: tes
diagnosis di tempat, pola rujukan dokter

Sumber-sumber data, mis: angka mortalitas
untuk dibandingkan dengan data insiden,
lab untuk dibandingkan dengan laporan
dokter.
Kerepresentatifan yang lebih dalam ditentukan
dengan studi khusus dengan
mengidentifikasi suatu sampel dari semua
kasus.
Informasi yang dikumpulkan dalam sistem surveilens
bukan hanya sekedar menghitung kasus, informasi
pada umumnya termasuk:

karakteristik demografi dari orang yang terkena

Detil mengenai kejadian kesehatan

Ada atau tidaknya faktor risiko

Untuk menggeneralisasi temuan dari data surveilens


pada populasi, maka:

data harus merefleksikan karakteristik populasi
(orang, tempat waktu)

Data yang dikumpulkan adalah data penting untuk
pencapaian tujuan sistem surveilens
Ketepatan waktu menggambarkan kecepatan
atau kelambatan dalam langkah-langkah
suatu sistem surveilens.

Ketepatan waktu dalam suatu sistem


surveilens harus dinilai menurut:

Ketersediaan informasi untuk pengendalian
penyakit:- pengendalian segera, -
perencanaan program jangka panjang.

Waktu antara: - permulaan kejadian
kesehatan dan pelaporan kejadian itu pada
dinas kesehatan.
Contoh:
Studi mengenai sistem surveilens infeksi shigella
menunjukkan bahwa kasus shigellosis yang typical,
baru mendapat perhatian dari petugas kesehatan 11
hari setelah timbulnya gejala. Periode ini cukup
untuk menimbulkan terjadinya kasus sekunder dan
transmisi tersier.
Kasus ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu
kurang untuk melakukan pengendalian penyakit
tersebut secara efektive.

Untuk penyakit yang periode laten antara pemaparan


dan timbulnya penyakit cukup panjang maka
penemuan kasus dari suatu penyakit mungkin tidak
sepenting ketersesediaan data tentang eksposur 
untuk memutus rantai penyebaran dan mencegah
timbulnya eksposur.
Sumber daya yang dibahas disini adalah yang direct
costs termasuk sumber daya manusia dan dana yang
dikeluarkan untuk mengumpulkan, memproses,
menganalisa, dan menyebarluaskan data surveilens.
Yang harus dipertimbangkan untuk melaksanakan
sistem:

Tenaga yang dibutuhkan ( jumlah orang-hari yang
dibutuhkan yang kemudian diubah menjadi besar
biaya yang diperlukan).

Sumber lain: biaya perjalanan, pelatihan, peralatan,
perlengkapan, dan pengeluaran lain (telpon, pos,
komputer dsb)
Biaya ini meliputi semua tingkatan sistem kesehatan.
Perkiraan pengeluaran yang lebih luas harus
memperhatikan lebih dari sumber daya
manusia dan dana.
Perkiraan ini mencakup:

Biaya langsung yang dikeluarkan untuk
pelaksanaan sistem surveilens

Biaya untuk mendapatkan data sekunder (mis:
data demografi, survei)

Biaya yang dapat dihemat akibat
dilaksanakannya sistem surveilens.
(penghematan sebagai akibat pencegahan
kesakitan dan kematian yang dilakukan
berdasarkan informasi dari sistem surveilens)

Home Accident Surveilance System
(HASS)

Europian Home and Leisure Accident
Surveilance System (EHLASS)

Drug Abuse Warning Network (DAWN)

Sentinel Event Notification System for
Occupational Risks (SENSOR)

National Center for Environmental
Health (NCEH)

The Connecticut Tumor Registry

National Poison Information Service di
Inggris

SP3RS

SP2TP

RISKESDAS

SDKI
Gb.1 Kejadian Diare pada Bayi di Kotif Depok
Tahun 2000-2002

700
600
600 566 572
569
550
491 484 548 491
500
464
392 491
Jumlah Penderita

415
377 467
400 446
306 310 398 344
269 263264
300 303
251 284 275 Kasus
227 241
230 234 Trend
200 208
217 205205
159
100

0
Mar
Mar

Mar
Jan
Jul

Jul

Jul
Jan

Jan
Sep

Sep

Sep
Nop

Nop

Nop
Mei

Mei

Mei

Bulan
Gb.6 Total Jumlah Oralit yang digunakan di Kotif Depok
Tahun
Gb.6 Total Jumlah Oralit yang 2000-2003
digunakan di Kotif Depok
20000
Tahun 2000-2003
20000
18000 18000
16000 16000
14000
14000 oralit
Jumlah Oralit

12000
Linear (oralit) oralit
12000 10000
JumlahOralit

8000 Linear (oralit)


10000 6000

8000 4000
2000
6000 0

4000
Jul

Jul
Jul
Mei

Mei

Mei
Nop

Sep
Nop
Sep

Sep
Nop
Mar

Mar

Mar
Jan-01

Jan-02
Jan-00

2000
Bulan
0
Jul
Jul

Jul
Nop

Nop
Sep
Nop

Sep

Sep
Mei

Mei

Mei
Mar
Mar

Mar

Jan-02
Jan-00

Jan-01

Bulan
Gb.8 Distribusi Frekuensi Penyakit Diare di Puskesmas
Kotif Depok Bulan Januari -Desember Tahun 2002

4500
4000
3500
Jumlah Penderita

3000 <1 Th
2500 1-5 Th
2000 >5 Th
1500
Total
1000
500
0

Wilayah

Selesai dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai