Anda di halaman 1dari 57

202

0
-
202
1

LAPORAN
KEGIATAN
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
BUDIYANTO, S. Kep 2020207209223
DEKEN SAPUTRA, S. Kep 2020207209225
DAHLIA SUKMAWATI, S. Kep 2020207209224
MADE KARTIKA YASA, S. Kep 2020207209229
NENGAH SWASTAWE, S. Kep 2020207209232
NI MADE KARNI SRI VALOPI, S. Kep 2020207209233

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMMADIYAH PRINGSEWU 2020-2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang


salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang
dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat / status
kesehatanpenduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai


peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar
tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari
seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan
telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan
bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga danlingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan


mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang
kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat - Sakit”, saat ini telah
terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif
danpromotif,dansegikegiatanyangpasifmenunggumasyarakatberobatkeunit
- unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif.
Hal ini akan memberikan kesempatan seluas –luasnya kepada masyarakat untuk
ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu,
keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah
satu upaya menyiapkan tenaga perawat professional dan mempunyai potensi
keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai,
makamahasiswa Kelompok 1 Program Profesi Ners Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung Tahun 2020 melaksanakan
Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi
Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020dengan
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan
masyarakat, serta secara aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi


populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama
dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan
komunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan
pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam
upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. TujuanUmum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah
diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Komunitas di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya,
Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.

2. TujuanKhusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di RT 009
RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten
Tulang Bawang Barat 2020.
b. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di RT 009 RW
003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten
Tulang Bawang Barat.
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di RT 009 RW 003
Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang
Bawang Barat 2020.
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RT
009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RT
009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.
g. Menginformasikan evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas di RT 009
RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten
Tulang Bawang Barat 2020.
C. Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang
Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020
dimulai pada tanggal 04 Desember 2020 - 15 Januari 2021.

D. Tempat Praktik
Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang
Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.

E. StrategiPelaksanaan
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1) Pendidikan kesehatan (HealthPromotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sada, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth,2007).

2) Proses kelompok (Group Process)


Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu :
Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam
melakukan upaya peningkatan, perlindungan, dan pemulihan status kesehatan
masyarakat dapat menggunakan alternatif model perorganisasian masyarakat
yaitu : perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat.
Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka
penulis mencoba mendekatkan pengorganisasian masyarakat dengan model
perkembangan masyarakat (Community development,2007).

3) Kerja sama atau kemitraan(Partnership)


Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Partisipasi klien / masyarakat dikonseptualisasikan
sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki
konstribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth,2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-
komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya
kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
(Elisabeth,2007).

4) Pemberdayaan(Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformasi kepada masyaraka. Antara lain : adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk
pengetahuan baru (Elisabeth,2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada


masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth,2007).

Metode pengumpulan data diRT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya,
Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020
menggunakan:

1. Wawancara
Pada tahap wawancara melibatkan:
 Masyarakat
 Tokohmasyarakat
2. Observasi
Pada tahap observasi meliputi:
 Norma
 Nilai
 Keyakinan
 Strukturkekuatan
 Proses penyelesaianmasalah
 Dinamika kelompokmasyarakat
 Pola komunikasi
 Situasi/ kondisi lingkunganwilayah
3. Kuisioner
Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan mengambil
sampel sebanyak 57 Kartu Keluarga
(Lihat Lampiran )
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian
1. Komunitas
Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu
kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas – batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi
antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.

Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas


(community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas – batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga.

Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai sekumpulan


orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.

2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social
dan spritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Harnilawati, 2013).

3. KeperawatanKomunitas
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengindentifikasi
masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka
sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1947).

Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yag
ditujukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik
diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat (Ruth B. Freeman,1981).

Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice)


merupakan sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk
promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian
pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yang
mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan
Lancaster, 2010).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi


kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat
(Anderson & McFarlane, 2011).

B. Tujuan Dan Fungsi KeperawatanKomunitas


1. Tujuan KeperawatanKomunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam kontekskomunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health
general community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslahtersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalahkesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang merekahadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang merekahadapi

2. Fungsi KeperawatanKomunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhankeperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidangkesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahanataukebutuhannyasehinggamendapatkanpenanganandan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak,2006).

C. Prinsip KeperawatanKomunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat mempertimbangkan prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secaralangsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan
sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

D. Sasaran KeperawatanKomunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari:
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan.
3. KelompokKhusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhannya, seperti:
1. Ibuhamil
2. Bayi barulahir
3. Balita
4. Anak usiasekolah
5. Usialanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranyaadalah:
1. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelaminlainnya.
2. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,diantaranya:
1. Wanita tunasusila
2. Kelompok penyalahgunaan obat dannarkoba
3. Kelompok-kelompok pekerja tertentu, danlain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranyaadalah:
1. Pantiwredha
2. Pantiasuhan
3. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dansosial)
4. Penitipanbalita.

E. Falsafah KeperawatanKomunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan
terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap
kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang melandasi komunitas mengacu
kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau
kemanusia merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah
atau paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponendasar,
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sebagai
berikut :
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan
dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapaitujuan.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasistressor.
3. Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural danspiritual.
4. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).

F. Tingkat Pencegahan KeperawatanKomunitas


Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan
komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat
yaitu (Mubarak, 2009) :
1. Pencegahanprimer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat
kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara
umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun
kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak
balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi danbalita.

2. Pencegahansekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal
dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor
resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahantertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar
dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patahtulang.

G. Strategi Intervensi KeperawatanKomunitas


Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi
keperawatan komunitas antara lain :
1. Proses kelompok (groupprocess)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok.

2. Pendidikan Kesehatan (HealthPromotion)


Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

3. Kerjasama(Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih
cepat.
H. KONSEP BETTYNEUMAN
1. Pendahuluan Konsep Neuman’s Health SystemsModel
a. Sumber-Sumber Teori BettyNeuman
Model konsep ini mempunyai beberapa kesamaan dalam teori Gestalt.
Teori Gestalt mempertahankan bahwa cara homeostatic adalah suatu cara
yang mana tubuh memeprtahankan bahwakesimbnagan sebagai akibat dari
kesehatan mengubah kondisi sehat atau sakit. Teori model Betty Neuman
juga menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan
sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi
dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman juga
memilah konsep G. Kaplan tentang tingkatan pemecahan (Fitzpatrick &
Whall, 1989).

Awalnya model ini dikembangkan untuk digunakan oleh semua pekerja


keperawatan kesehatan. Namun, kemudian Neuman menyatakan bahwa
perawat secara unik menggunakannya untuk membantu individu dan
kelompok lainnya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
melalui intervensi-intevensi yang bermanfaat. Intervensi yang dimaksus
adalah bantuan dalam mengurangi factor-faktor stress dan kondisi
mengikat baik potensial maupun actual yang terjadi dalam segala situasi
klinis (Merriner, 1986).

b. Penggunaan Bukti Empiris dari Teori ModelNeuman


Betty Neuman mengemukakan teori berdasarkan penelitian yang ia
lakukan untuk mengetahui kondisi mental atau psikologi. Evaluasi yang ia
lakukan juga turut membantu dalam membangun suatu konsep tentang
kombinasi antara tindakan dan respon mental. Tetapi tidak selamanya hal
diatas dapat dijadikan evaluasi dan bukti statistik yang mendukung. Jadi
empiris tidak terlalu diutamakan dalam konsep ini (Whall, 1989)

c. Bentuk Logika Teori ModelNeuman


Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam
mengembangkan teori modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih
dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori dan
disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari pengamatan dan
pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan.

d. Teori Konsep Neuman’s Health SystemModel


Konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep “Healt care
system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan
yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat
garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan
sasaran pelayanan adalah komunitas. Model konsep ini merupakan model
konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan
kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).

Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang


keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis,
n seca
aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual yang berhubunga
3 ra
dinamis seiring dengan adanya respo-respon system terhdapa stressor baik
dari lingkungan internal maupun eksternal. Neuman berpijak pada
metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan (Sumijatun,2006).

Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus
input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang
dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa
meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat
lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan(Mubarak &
Chayatin, 2009).

Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan
sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh,
meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai
faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut
sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi
terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang
dapat diidentifikasi.(Hidayat, A. Aziz Alimul, 2004)

2. Kerangka Konsep Neuman’s Health SystemsModel


a. Konseptual ModelNeuman
Model sistem Neuman memberikan cara pandang terhadap manusia
sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan)
meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-
respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun
eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus
input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang
dinamis. Perspektif sistem ini, kliennya meliputi individu, kelompok,
keluarga, dan komunitas. Tujuan ideal dari model ini adalah untuk
mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka
akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu
berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan
keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar
sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebut
gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual
melalui respon dan gejala yang dapatdiidentifikasi.

Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram


lingkaran konsentris, yang meliputi variabel fisiologi, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual, basic structure dan energy
resources, line of resistance, normal line of defense, fixible line of defense,
stressor, reaksi, pencegahan primer, sekunder, tersier, faktor intrapersonal,
interpersonal dan ekstrapersonal, serta rekonstitusi. Adapun faktor
lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia merupakan bagian yang
melekat pada model ini yang saling berhubungan dan mendukung ke arah
stabilitas sistem.Gambar sistem Neuman ada pada gambar berikut ini.
2.1 Gambar System model Neuman
Menurut Neuman, terdapat 3 garis pertahanan yang dapat melindungi
individu dari stressor. Garis pertahanan tersebut yaitu garis pertahanan
fleksibel, normal dan perlawanan.
1. Garis pertahananfleksibel
Garis ini merupakan garis terluar yang berfungsi sebagai penyangga
stresor yang terus berubah dengan cepat dan dinamis dan sangat rentan
terhadap faktor internal. Pada komunitas, garis ini merupakan zona
buffer sebagai tingkat kesehatan dinamik yang dihasilkan dari respon
temporer. Respon ini berasal dari stresor lingkungan atau sosial.
2. Garis pertahanannormal
Garis ini merupakan lapisan kedua dan berkembang sepanjang waktu
untuk mempertahankan keadaan tetap. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi garis ini seperti misalnya pola koping, gaya hidup, dan
cara yang digunakan individu dalam menghadapi stres. Garis
pertahanan akan tidak normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak
dapat melindungi secaraadekuat.
3. Garisresistensi
Garis resistensi juga disebut garis perlawanan. Garis resisten
melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari
stressor lingkungan melalui garis normal. Garis perlawanan merupakan
suatu sistem yang dilakukan tubuh secara alami dana kan berusaha
melindungi agar tubuh tidak terkena dampak yangbesar.

Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan


berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman
mengklasifikasi berdasarkan 3 hal yaitu intrapersonal, interpersonal dan
extrapersonal.
1. Stressor intrapersonal, tekanan yang bekerja dari dalam individu.
Misalnya respon autoimmun dan mekanismekoping.
2. Stressor interpersonal, tekanan yang bekerja diantara individu dan
orang lain yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya ekspektasi
peran.
3. Stressor ekstrapersonal, tekanan yang terjadi diluar lingkup sistem atau
individu. Misalnya sosialpolitik.
Intervensi merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk
memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan.
Neuman mengklasifikasikan intervensi menjadi 3 tingkat pencegahan,
yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. PencegahanPrimer
Pencegahan primer dilakukan sebelum sistem bereaksi terhadap stresor,
meliputi promosi kesehatan, pendidikan kesehatan dan sebagainya.
Pencegahan mengutamakan pada penguatan garis fleksibel dengan cara
mencegah stressor dan mengurangi faktor resiko. Intervensi dalam
pencegahan primer dilakukan ketika resiko atau stressor sudah ada
tetapi belum terjadi reaksi. Strateginya mencakup imunisasi,
pendidikan kesehatan, olahraga dan perubahan gayahidup.
2. PencegahanSekunder
Pencegahan sekunder dilakukan setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan penguatan pada garis normal dan
mengurangi reaksi dari respon stessor agar melindungi stuktur dasar.
Jika pencegahan tidak berhasil dan rekonstruksi tidak dilakukan maka
struktur dasar tidak dapat mendukung sistem.
3. Pencegahantersier
Pencegahan tersier dilakukan setelah pengobatan. Intervensi difokuskan
pada readaptasi dan reedukasi untuk mencegah kekambuhan dan
komplikasi.

Rekonstruksi dilakukan sebagai peningkatan energi yang terjadi secara


berkaitan dengan tingkat stressor. Rekonstruksi merupakan suatu adaptasi
terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstruksi
harus memperhatikan faktor intrapersonal, interpersonal dan
ekstrapersonal, serta faktor lingkungan yang berkaitan dengan variabel
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Faktor
dari 5 variabel tersebut dapat saling mempengaruhi subsistem terhadaap
stressor.

b. Paradigma Keperawatan MenurutNeuman


1. Manusia
Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistic)
yang terdiri dari:
a) Faktor fisiologis meliputi struktur dan fungsitubuh
b) Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental
c) Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan
sosial dan ekspektasi kultural danaktivasi.
d) Faktor perkembangan sepanjanghidup.
e) Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual.
Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi sesuai stress yang
dialami. Ketika stressor terjadi individu banyak membutuhkan informasi
atau bantuan untuk mengatasi stressor. Pemberian motivasi merupakan
rencana tindakan perawat untuk membantu perkembangan klien.
Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan lingkaran-lingkaran
konsentrik yang saling berkaitan. Struktur dasar meliputi faktor dasar
kelangsungan hidup yang lebih umum dari karakter sehat dan sakit yang
merupakan gambaran yang unik dari sistem klien. Secara umum gambaran
keunikan sistem klien dari Neuman adalah range temperatur normal,
struktur genetik, pola respon, kekuatan dan kelemahan organ, struktr ego
dan pengetahuan atau kebiasaan.

Flexible Lines of Defense digambarkan sebagai lingkaran putus-putus


paling luar yang berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada
sistem dari stressor. Garis ini diibaratkan sebagai suatu accordion yang
bisa menjauh atau mendekat pada normal line of defense. Bila jarak antara
flexible lines of defense dan normal lines of defense meningkat maka
tingkat proteksi juga harus meningkat. Line of defense bertindak sebagai
buffer untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien. Bersifat
dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatifsingkat.

Normal Lines of Defense merupakan lingkaran utuh kedua yang


mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi
yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut keadaan
wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya
deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien. Berbagai stressor dapat
menginvasi normal line defense jika flexible lines of defense tidak dapat
melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi
yang akan tampak pada gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan
mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan.
Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku
seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahapperkembangan.

Lines of Resistance merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang


mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur
dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui
garis normal pertahanan (normal line of defense). Misalnya adalah
mekanisme sistem immun tubuh.Jika lines of resistance efektif dalam
merespon stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak
efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.
Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan
flexible lines of defense terhadap berbagai reaksi terhadapstressor.

2. Lingkungan
Menurut Neuman, lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan
eksternal yang berada di sekitar klien. Neuman mengatakan baik
lingkungan internal maupun ekternal pada manusia memiliki hubungan
yang harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan yang bervariasi,
dimana keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan internal dan
eksternal tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau
sebaliknya dapat berdampak positif atau negatif.
Neuman membagi lingkungan menjadi 3 yaitu:
a) Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam
sistemklien.
b) Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar sistem
klien. Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada diluar
sistemklien.
c) Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam sistem
terbuka dengan lingkungan internal dan eksternal yang bersifat
dinamis.Lingkungan ini tujuannya adalah untuk memberikan stimulus
positif kearah kesehatan klien.

3. Kesehatan
Sehat adalah kondisi dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia
dalam keadaan harmoni.Kesehatan manusia dipengaruhi beberapa variabel
seperti fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan.
Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan individu lain
dan menghasilkan status kesehatan yaitu garis pertahanan normal.

4. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara
utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang
mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi respon klien
terhadap stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat
membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan
keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel
yang mana mendapat perhatian dari keperawatan. Neuman juga percaya
bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas dan seharusnya
mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi
pelayanan dapat dicegah.Perawat dalam model Neuman dipandang
sebagai “aktor” atau pemberi intervensi yang mempunyai tujuan
mengurangi pertemuan individu dengan stressor yang jelas atau
meminimalkan efeknya. Perawat memberikan intervensi pada klien
tergantung pada pencegahan primer, sekunder atau tersier yang
diperlukan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Inti Masyarakat(CORE)
a. Riwayat/sejarahmasyarakat
Tiyuh Kibang Budi Jaya merupakan wilayan kecamatan Gunung terang
dahulunya dan sekarang masuk kecamatan Lambu Kibang, dahulu tiyuh
kibang budi jaya merupakan masuk wilayah desa Tulang Bawang Tengah
sebelum Tulang Bawang Barat menjadi Kabupaten sendiri.

b. Demografipenduduk
Tiyuh Kibang Budi Jaya terletak di 105,155° Bujur Timur dan 4,33°
Lintang Selatan dan memiliki luas wilayah 53 km2,

Berdasarkan data demografi penduduk RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang


Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang :
JumlahKK : 57 KK
Jumlah Penduduk : 171 Jiwa
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
mayoritas bersuku sunda, dengan tipe keluarga nuclear family dan
extended family.
Gambar 1
Distribusi Frekuensi Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin

Analisa Data : Berdasarkan data jenis kelamin didapatkan jumlah jenis


kelamin terbesar adalah perempuan dengan jumlah 86 (52 %).

Gambar 2
Distribusi Frekuensi Masyarakat Berdasarkan Usia

Analisa Data : Berdasarkan data pengkajian didapatkan penduduka dengan


usia 26-45 tahun sebesar 38% dari total penduduk Tiyuh Kibang Budi
Jaya

Gambar 3
Distribusi Frekuensi Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan

Analisa Data : Berdasarkan diagram jumlah pekerjaan terbanyak adalah


Buruh dengan peresentase sebesar 60 %.
Gambar 4
Distribusi Frekuensi Masyarakat Yang Merokok
Jumlah Hasil Persentase
Perokok Sasaran Survey (%)

Aktif 65 60%
Sesekali 44 15%
57 57 100
Analisa Data : Berdasarkan tabel diatas jumlah perokok aktif mendapatkan
angka persentase terbesar dengan angka 60 %.

Gambar 5
Distribusi Frekuensi Jumlah Penyakit Di Masyarakat
Kelompok Jumlah Hasil Persentase
Penyakit sasaran Survey (%)

Hipertensi 26 6
ISPA 6 1
Gastritis 8 1
Total 431 100
Analisa Data : Berdasarkan tabel diatas jumlah penderita hipertensi yang
rutin minum obat sekitar 2,1 %.

c. Nilai, Agama danKepercayaan


Mayoritas warga RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan
Lambu Kibang menganut agama Islam, menganut nilai serta kepercayaan
dan menerapkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada umumunya
yaitu nilai-nilai dari ajaran Agama Islam dan berusaha selalu
menerapkannya dalam segala segala bentukkehidupan.

2. PENGKAJIAN SUBSISTEM
a. Pengkajian Lingkungan Fisik
1) Perumahan
Mayoritas warga RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya,
Kecamatan Lambu Kibang memiliki bangunan rumah tipe permanen,
sebagian besar memiliki halaman rumah. Berdasarkan data yang
didapat menunjukkan bahwa bangunan rumah memiliki ventilasi
memadai sebanyak 100%, jamban yang digunakan warga yang
menggunakan wc leher angsa dengan septiktank sebesar100%.
2) Lingkungan
Lingkungan sekitar penduduk cukup bersih dan sampah biasa diambil
oleh petugas. Penyusunan rumah RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi
Jaya, Kecamatan Lambu Kibang tersusun rapih, namun terdapat
beberapa rumah yang tidak tampak dari depan jalan akibat tertutup
oleh rumah yang lain. RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya,
Kecamatan Lambu Kibang memiliki sungai yang terkadang meluap
disaat banjir. Sumber air minum keluarga sebesar 100% dengan sumur
galian.
3) Bataswilayah
RT 009RK 03 tiyuh Kibang Budi Jayamerupakan bagian dari Tiyuh
Kibang Budi Jaya kec Lambu Kibang Kab Tulang Bawang Barat..
Letak geografi terletak diantara :
Utara : Utara : kibang tri jaya

Selatan : Rt 10 kibang budi jaya

Timur rt 08 kibang budi jaya

Barat : Tiyuh pagar jaya

4) Kebiasaanwarga
Warga kegiatan yasinan rutin yang diadakan di rumah warga baik untuk
kelompok pria maupun wanita. Karena mayoritas pekerjaan warga
adalah sebagai buruh, maka setiap pagi mereka pergi bekerja. Selain itu
untuk ibu-ibu kategori dewasa dan lansia rutin mengikuti kegiatan
dilakukan dalam program Posbindu. Kebiasaan golongan dewasa dan
lansia yang kurang sehat adalah merokok sebesar 80 %.
5) Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di RT 009 Kibang Budi Jaya kec. Lambu Kibang:
- SaranaIbadah : Masjid 1 unit, Mushola 2unit
- TempatOlahraga : 1 unit
- PasarDesa : 1 unit
- SaranaPendidikan : TK 2, SD 1
- FasilitasPuskesmas : 1 unit
- FasilitasPosyandu : 2 unit
- Fasilitas Poskamling : 1unit
6) Media
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu
Kibang tidak mempunyai media khusus sebagai alat bantu dalam
penyampaian informasi. Mereka hanya menggunakan tekhnik
dengan cara mulut ke mulut atau melalui surat yang diberikan dari
Lurah sampai kepada RT untuk disampaikan kepada warga.
Penyampaian informasi tidak boleh dilakukan melalui
masjid/mushola karena sarana itu hanya untuk beribadah dan
keperluan keagamaan lainnya.

b. PengkajianPendidikan
1) Pendidikan yang terdapat di dalam dan di luarmasyarakat
Terdapat 1 TK, dan 1 Sekolah Dasar, 1 SMP dan 1 SMA yang
letaknya strategis. Bentuk pelayanan pendidikan di sarana
pendidikan tersebut sama dengan pelayanan pendidikanlainnya.
2) Status Pendidikan : tingkat pendidikan, tipe / macam sekolah,
bahasa Tingkat pendidikan yang tersedia pada tatanan pelayanan
pendidikan adalah TK danSD.
Gambar 6
Distribusi Frekuensi Masyarakat Berdasarkan Pendidikan

Analisa Data : Jumlah pendidikan terakhir terbanyak warga adalah SD


dengan jumlah 67 (39%)

c. Pengkajian Keamanan dan Transportasi


1) Pelayanankeamanan
Terdapat pelayanan keamanan yang ada di RT 009 RW 003 Tiyuh
Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang berupa Pos
Kamling sebanyak 1 Unit.
2) Kualitas air, tanah danudara
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu
Kibang memiliki kualitas air yang cukup baik. Sebab
berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa sumber air minum
mayoritas berasal dari sumur galian yang bebas dari pencemaran
sebanyak 100%.
3) Transportasi
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
situasi jalannya adalah aspal. Warga RT 009 RK 03 TIYUH KIBANG
BUDI JAYA mayoritas berpenduduk rapat dan dapat ditempuh dari
rumah ke rumah dengan waktu singkat sehingga warga tidak
kesusahan dalam kegiatan silaturahmi maupun kegiatan lainnya.
Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar
rumah penduduk mempunyai jarak ke pelayanan kesehatan 1-5km.

d. Pengkajian Politik dan Pemerintahan


1) Pemerintahan
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
dipimpin oleh ketua RT bernama Bapak Galih Tri
2) Kelompok pelayanan dimasyarakat
Terdapat Remaja islam masjid, kader posyandu, kader posyandu
lansia, kaderposkeskel.
3) Politik
Tidak ada bantuan partai politik terkait kesehatan di RT 009 RW 003
Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang .

e. Pengkajian Sosial dan PelayananKesehatan


Gambar 7
Distribusi Pemanfaatan layanan kesehatan

Analisa Data : Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa 170 (99%)


keluarga memanfaatkan Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan.
f. Pengkajian Komunikasi
1) Formal
Komunikasi yang bersifat formal disampaikan melalui surat undangan
dan musyawarah antarwarga.
2) Informal
Komunikasi yang bersifat nonformal disampaikan melalui mulut ke
mulut. Informasi kesehatan biasanya didapatkan secara informal
dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat.

g. PengkajianEkonomi
1) Indikatorekonomi
Tidak ada indikator ekonomi yang berlaku di masyarakat.
2) Karakteristikfinansial
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah
penghasilan dan pengeluaran rata-rata keluarga per bulan penduduk
dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3) Karakteristikpekerja
Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa mayoritas warga
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
bekerja sebagai buruh.

h. Pengkajian Rekreasi
Sarana rekreasi yang ada dalam dan di luar masyarakat
Tidak ada sarana rekreasi khusus di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi
Jaya, Kecamatan Lambu Kibang . Warga biasanya berekreasi saat libur
lebaran dan biasanya sebagian besar berlibur ke tempat wisata pantai.
ANALISA DATA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Masalah
No Data Keperawatan
(Sesuai SDKI)
1.
DATA ANGKET (DA)
 20 dari 25 lansia (81 %) lansia menderita Hipertensi

DATA WAWANCARA (DW)


 Data dari hasil pengkajian tampak sebagian besar warga
kurang memahami/mengenal secara dini tentang
penyakit hipertensi. Hipertensi :
 3 penderita (8,2%) tidak melakukan kontrol secara Manajemen kesehatan
teratur ke pusat leyanankesehatan tidak efektif
 2 penderita (6.5%) menyukai makanan asin, bahkan
menjadikan makanan asin (ikan asin) sebagai penambah
nafsumakan
 1 penderita (4,3%) penderita kurang optimal dalam
berperilaku untuk mengatasi masalahhipertensi
 Kurangnya pendidikan kesehatan dari Puskesmas
kepadamasyarakat

DATA OBSERVASI (DO)


 Dewasa/Lansia tampak sakit kepala/tengkuk, sulittidur

DATA SEKUNDER (DS)


 Data Puskesmas Kibang Budi jaya tahun 2019
Hipertensi merupakan penyakit no 5 dari 10
penyakitterbesar
 Kurangnya penyuluhan kesehatan oleh Puskesmas
Kibang Budi Jaya untuk mengatasi masalahhioertensi

2
DATA ANGKET (DA)

 80 % dari 57 KK Masyarakat (laki-lakidewasa)


memiliki kebiasaan aktifmerokok

DATA WAWANCARA (DW)


 Berdasarkan hasil wawancara kepada 10 orang pria
dewasa/lansia secara acak, didapatkan hasil 8 warga
(80%) adalah perokokaktif.
 Masyarakat mengatakan pernah mendapatkan
penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok, Defisit kesehatan
namun susah untuk mengurangi jumlahkonsumsi komunitas
rokok maupun berhentimerokok (Rokok)

DATA OBSERVASI (DO)


 Masyarakat terlihat memiliki perilaku kurang sehat
(merokok)
 Beberapa masyarakat (laki-laki dewasa) tampakbatuk
 Belum adanya program puskesmas untuk menurunkan
angka perokok aktif di wilayah Puskesmas

3
DATA ANGKET (DA)
 17,4 % (19 rumah dari 57 rumah) belum memenuhi
kesehatan dengan ventilasi yang tidak memadai,
pencahayaan remang-remang dan jarak rumah yang
berdekatan terlihat vektor nyamuk danlalat

DATA WAWANCARA (DW)


 Berdasarkan dari hasil wawancara kepada 10 warga
didapatkan hasil 6 warga (60%)yang jendela rumahnya Pemeliharaan
permanen/tidak dapatdibuka kesehatan tidak efektif
(PHBS)
 Berdasarkan hasil wawancara kepada 10 warga
didapatkan hasil 6 warga (60%) terdapat vektornyamuk
di dalamrumah
 Dari hasil wawancara kepada 10 warga didapatkan hasil
6 warga (60%) pencahayaan dalam rumah kurang
terang
 Berdasarkan hasil wawancara kepada 10warga
didapatkan hasil 6 warga (60%) tidak rutin
membersihkan bak penampunganair

DATA OBSERVASI (DO)


 13 rumah (11,9%) rumah mempunyai jendela yang
tidak dapatdibuka
 55 rumah (50,4%) besar rumah memiliki tempat
penampungan airterbuka
 12 rumah (11%) rumah tampak remangremang

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Managemen kesehatan tidak efektif (Hipertensi)


2. Defisit Kesehatan Komunitas(Rokok)
3. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif (PHBS)
PRIORITAS MASALAH
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO MASALAH A B C D E F TOTAL PRIORITAS


KESEHATAN

1 Managemen 2 3 3 3 3 2 16 1
kesehatan tidak
efektif(Hipertensi)

3 Defisit Kesehatan 2 4 2 3 2 2 15 2
Komunitas (Rokok)

4 Pemeliharaan 2 3 2 2 2 2 13 3
Kesehatan tidak
efektif(PHBS)

Keterangan pembobotan :

1. Sangatrendah A = Perhatianmasyarakat

2. Rendah B = Prevalensikejadian

3. Cukup C= Berat ringannyamasalah

4. Tinggi D= Kemungkinan masalah untukdiatasi

5. Sangattinggi E= Tersedianya sumber daya masyarakat

F= Aspekpolitik
A. RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas : Masalah kesehatan warga RT 009 : Hipertensi
0117 Manajemen12109 Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pravensi Primer
kesehatan diharapkan Ketidak efektifan pemeliharaan 5510 1. Pendidikan kesehatan
tidak efektif kesehatan menjadi teratasi dengan KH : (Penkes tentang hipertensi)
Status Kesehatan Komunitas 5515 2. Peningkatan kesadaran kesehatan
Kriteria Sebelum Sesudah - Ajurkan masyarakat untuk
Primer mengkontrol komsumsi makanan yang
Ketersediaan program 2 5 asin/tinggi garam.
promosi kesehatan - Diet hipertensi
terintegrasi Pravensi Sekunder
Partisipasi dalam program 2 5 6520 Skrining Kesehatan
kesehatan komunitas - Pengecekan tekanan darah
Peningkatan kesadaran 2 5 - Jadwalkan pertemuan untuk meningkatkan
pencegahan hipertensi efesiensi dan perawatan
Sekunder
Sistem surveilens 3 5 Prevansi Tersier
kesehatan 5604 - Peningkatan latihan mandiri/olahraga
Angka morbilitas 2 4 (senam hipertensi)
7110 - Peningkatan keterlibatan keluarga
Prevalensi penyakit 1 5
Tersier
Partisipasi dalam program 2 5
kesehatan komunitas
Menerapkan senam 1 5
hipertensi

Outcome untuk mengukur penyelesain


diagnosis
- Pengetahuan : promosi kesehatan
- Prilaku promosi kesehatan

Outcome pengukuran batasan krakteristik


- Perilaku patuh : aktivitas yang disarankan
- Keseimbangan gaya hidup
- Partisipasi dalam keputusan keperawatan
kesehatan
- Deteksi resiko
- Dukungan sosisal

Outcome actor yang berhubungan


- Kominikasi kordinasi pergerakan
- Pembuatan keputusan
0116 Manajemen 12104 Setelah dilakukan asuhan keperawatan Prevensi Primer
Kesehatan diharapkan Ketidak efektifan Manajemen 5510 1. Pendidikan kesehatan
TIidak Kesehatan menjadi (Penkes: informasi asam urat)
Efektif teratasi dengan KH : 5515 2. Peningkatan kesadaran kesehatan
Manajemen Kesehatan - Ajurkan masyarakat untuk
Kriteria Sebelum Sesudah mengkontrol makanan pemicu
Melakukan tindakan 2 5 timbulnya asam urat.
untuk mengurangi faktor
risiko Pravensi sekunder
6520 - Skrining kesehatan
Menerapkan program 2 5
perawatan (pengecekan asam urat)
5246
Aktivitas hidup sehari- 2 5 - Pengajaran proses penyakit asam urat
hari efektif memenuhi
tujuan kesehatan 1100 Pravensi Tersier
Menerapkan pola 2 5 8100 - Manajemen nutrisi
komsumsi makanan 5440 - Fasilitasi rujukan
sehat/rendah garam atau - Peningkatan sistem dukungan
pemicu hipertensi (membuat wadah diskusi/konsultasi
Menerapkan aktivitas 1 5 masyarakat mengenai masalah
fisik penyakit yang dialaminya
dengan menggunakan media
Outcome untuk mengukur penyelesain social seperti grub WA)
diagnosis
- Peningkatan kompetensi Komunitas
- Keefektifan skrining kesehatan
komunitas
Outcome mengukur batasan krakteristik
- Peningkatan kontrol resiko komunitas :
penyakit kronik
- Peningkatan kontrol resiko komunitas :
penyakit menular
- Peningkatan kontrol resiko komunitas
tradisi budaya tidak sehat
Outcome faktor yang berhubungan
- Peningkatan kompetensi komunitas
- Peningkatan status kesehtan komunitas
- Peningkatan status imun komunitas
- Ketahan komunitas

0099 Perilaku 12107 Setelah dilakukan asuhan keperawatan Prevensi Primer


Cenderung diharapkan perilaku cenderung beresiko 5960 - Fasilitasi pembelajaran: menggunakan
Beresiko Kesehatan menjadi media social dan poster
teratasi dengan KH : 5540 - Peningkatan kesiapan pembelajaran
Prilaku Kesehatan
Kriteria Sebelum Sesudah Pravensi sekunder
Penerimaan terhadap 1 5 4360 - Modivikasi prilaku
perubahan status 5602 - Pengajaran proses penyakit
kesehatan 4490 - Bantu penghentian prilaku kebiasaan
Kemampuan melakukan 2 5 tidak sarapan pagi, makan mkanan
tindakan pencegahan yang pedas, merokok serta kebiasaan
masalah kesehatan yang menimbulkan maag kambuh.
Kemampuan peningkatan 2 5
kesehatan 4480 Pravensi Tersier
Pencapaian pengendalian 2 5 - Fasilitasi tanggung jawab diri
kesehatan 5210 (menerapakan diit nutrisi yang baik)
- Bimbingan antisipasif menggunakan
Outcome untuk mengukur penyelesain media social
diagnosis (membuat grub WA untuk
- Kepercayaan mengenai kesehatan: menginformasikan tentang
kontrol yang diterima kesehatan)
- Keseimbangan gaya hidup
- Kerentanan personal
Outcome mengukur batasan krakteristik
- Prilaku patuh
- Prilaku : Aktivitas yang disarankan
- Prilaku patuh diet yang disarankan
- Prilaku promosi kesehatan
Outcome faktor yang berhubungan
- Prilaku penghentian penyalahgunaan
alcohol
- Kontrol risiko : penggunaan alcohol
- Kesadaran diri
- Prilaku berhenti merokok
B. POA

No Diagnosa Intervensi
1. Manajemen kesehatan tidak Pravensi Primer
efektif 1. Pendidikan kesehatan (Penkes tentang hipertensi)
- Ajurkan masyarakat untuk mengkontrol komsumsi makanan yang asin/tinggi garam.
- Diet hipertensi

Pravensi Sekunder
2. Pengecekan tekanan darah

Prevansi Tersier
3. Peningkatan latihan mandiri/olahraga (senam hipertensi)

2. Defisit kesehatan komunitas : Prevensi Primer


rokok 1. Pendidikan kesehatan (Penkes tentang Bahaya Merokok)
 Ajurkan masyarakat untuk mengikuti pendidikan kesehatan untuk kelompok risiko(rokok)

Pravensi sekunder
2. Mengajarkan cara berhenti merokok

Pravensi Tersier
3. Peningkatan sistem dukungan
(membuat wadah diskusi/konsultasi masyarakat mengenai masalah bahaya merokok, dampak
dari merokok, dan penyakit yang dialaminya akibat dari rokok dengan menggunakan media
social seperti grub WA)

3. Pemelihara an kesehatan tidak Prevensi Primer


efektif 1. Fasilitasi pembelajaran: menggunakan media poster

Pravensi sekunder
2. Modivikasi prilaku
 Memberikan penyuluhan kesehatan tentang hidup bersih dan sehat dan
pemberantasan jentik

Pravensi Tersier
3. Bimbingan antisipasif menggunakan media social
(membuat grub WA untuk menginformasikan tentang kesehatan)

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS


No Diagnose Kegiatan Tujuan Tanggal Sasaran Tempat Pengung Jawab
1 Manajemen Pravensi Primer 1. Tujuan Umum 21-12-2020 Masyarakat Rumah Mahasiswa:
kesehatan tidak Pendidikan kesehatan Setelah dilakukan penyuluhan selama Jam: 09.00 Tiyuh Kibang Pak RT Ni Made Karni
(Penkes tentang 30 menit peserta mampu Sri Valopi
efektif hipertensi) memahami dan memngetahui WIB Budi Jaya
- Ajurkan tentang penyakit hipertensi. khususnya
masyarakat untuk 2. Tujuan Khusus Lahan:
RT/RW:
mengkontrol Setelah dilakukan penyuluhan selama Kader Tiyuh
009/003
komsumsi 20 menit peserta dapat memahami
makanan yang seta menjelaskan kembali tentang :
asin/tinggi garam. a. Pengertian hipertensi
- Diet hipertensi b. Pembagian tekanan darah
tinggi
c. tanda dan gejalanya
d. Penyebab tekanan darah tinggi
e. Akibat lanjut / Komplikasi
darah tinggi
f. Cara mencegah darah tinggi
g. Masalah kesehatan hipetensi
yang ada di RT 009 RW 003
Tiyuh Kibang Budi Jaya
menurun sampai hilang.
Pravensi Sekunder 1. Tujuan Umum 21-12-2020 Masyarakat Rumah Mahasiswa:
Pengecekan tekanan Melakukan pengukuran tekanan darah Jam: 10.00 Tiyuh Kibang Pak RT Made Kartika
darah secara teratur minimal 2 kali Yase
seminggu untuk mengontrol WIB Budi Jaya
tekanan darah para penderita khususnya RT
hipertensi di RT 009 RW 003 Lahan:
009 RW 003
Tiyuh Kibang Budi Jaya Ketua RT
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengukuran tekanan
darah diharapkan mampu:
a. Klien dapat mengetahui
kondisi tekanan darah dalam
batas normal
b. Masyarakat dapat melakukan
pengecakan tekanan darah
secara rutin
c. Masyarakat dapat dilakukan
pengecekan tekanan TD sesuai
prosedur
d. Klien dapat mengontrol
kondisi kesehatannya
e. Klien dapat meningkatkan
derajat kesehatan khususnya
tekanan darah

Prevansi Tersier 1. Tujuan Umum 21-12-2020 Masyarakat Rumah Mahasiswa:


Peningkatan latihan Setelah dilakukan kegiatan senam Jam: 16.30 Tiyuh Kibang Pak RT Budiyanto
mandiri/olahraga hipertensi diharapkan masyarakat
(senam hipertensi) mampu melakukan kegiatan senam WIB Budi Jaya
Lahan:
hipertensi secara benar dan rutin khususnya RT
setiap 1 minggu sekali Ketua RW
009 RW 003
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan senam
hipertensi selama 1x30 menit 
diharapkan lansia mampu :
1. Masyarakat mampu
mengetahui manfaat senam
hipertensi
2. Masyarakat mampu
melakukan gerakan senam
hipertensi dengan benar
3. Masyarkat mampu
mendemonstrasikan kembali
senam hipertensi setelah di
ajarkan mahasiswa
4. Masyarakat dapat
menerapkan kegeiatan senam
hipertensi di rumah
5. Masyarakat dapat
menerapkan kegiatan senam
hipertensi minimal 1 sekali

2 Manajemen Prevensi Primer 1. Tujuan Umum 22-12-2020 Masyarakat Rumah Mahasiswa:


Kesehatan Tidak Pendidikan kesehatan Setelah diberikan penyuluhan Jam: 09.00 Tiyuh Kibang Pak RT Dahlia
(Penkes tentang bahaya diharapkan kesehatan masyarkat Sukmawati
Efektif merokok) meningkat serta dapat mengetahui WIB Budi Jaya
dan mampu menjelaskan tentang khususnya RT
bahaya merokok. Lahan:
009 RW 003
2. Tujuan Khusus Rumah pak RT
Setelah dilakukan penyuluhan tentang
bahaya merokok diharapkan
masyarakat dapat:
a. Masyarakat mampu
menjelaskan kembali definisi
bahaya merokok
b. Masyarakat mampu
mengetahui penyebab bahaya
merokok
c. Masyarakat mampu
menyebutkan tanda dan gejala
bahaya merokok
d. Masyarakat mampu
menyebutkan dampak dari
bahaya merokok
e. Masyarakat mampu
mengetahui cara pencegahan
bahaya merokok
f. Masyarakat mampu
menyebutkan cara berhenti
merokok

Pravensi sekunder 1. Tujuan Umum 22-12-2020 Masyarakat Rumah Mahasiswa:


Cara berhenti merokok Bertujuan untuk meningkatkan derajat Jam: 10.30 Tiyuh Kibang Pak RT Nengah
kesehatan masyarakat dengan swastawe
melakukan cara berbenti merokok WIB Budi Jaya
di Tiyuh Kibang Budi Jaya RT 009 khususnya RT
RW 003. Lahan:
009 RW: 003
2. Tujuan Khusus Halaman Tiyuh
Setelah dilakukan penyuluhan cara
berhenti merokok diharapkan
mampu:
a. Klien dapat mengetahui bahaya
merokok
b. Klien dapat menerapkan cara
pencegahan berhenti merokok
di keluarganya
c. Klien dapat mengontrol untuk
menghindari biar tidak
merokok lagi
Pravensi Tersier 1. Tujuan Umum 22-12-2020 Masyarakat Rumah Mahasiswa:
Peningkatan sistem Dengan adanya peningakatn system Jam: 11.00 Tiyuh Kibang Pak RT Deken Saputra
dukungan dukungan melalui media sosial
(membuat wadah (grub WA) mampu Meningkatkan WIB Budi Jaya
Lahan:
diskusi/konsultasi ketersediaan dan kemudahan akses khususnya RT
masyarakat mengenai masyarakat terhadap pelayanan Ketua RW
009 RW 003
bahaya merokok kesehatan yang berkualitas
dengan menggunakan khususnya bahaya merokok.
media social seperti
grub WA) 2. Tujuan Khusus
Setelah dibentuknya WA grub
diharapkan masyarakat dapat:
a. Terbentuknya WA grub untuk
informasi kesehatan
b. Tersosialisasinya informasi
kesehatan tentang bahaya
merokok melalui WA Grub
c. Mampu berperan aktif dalam
Wadah grub whatsapp yang
sudah di buat
d. Mampu menerapkan
pencegahan yang adekuat pada
kehidupan sehari-hari
e. Mampu Meningkatkan
pengetahuan masyarakat
tentang bahaya merokok

3. Pemeliharaan Prevensi Primer 1. Tujuan Umum 22-12-2020 Masyarakat Rumah Mahasiswa:


kesehatan tidak Fasilitasi pembelajaran: Dengan adanya peningakatn system Jam: 13.30 Tiyuh Kibang Warga Ni Made Karni
menggunakan media kesehatan melalui media poster Sri Valopi
efektif poster masyarakat mampu meningkatkan WIB Budi Jaya
derajat kesehatan dengan membaca khususnya RT
dan memahami informasi terkait Lahan:
009 RW 003
tentang PHBS melalui media Masyarakat
“Poster” yang di temple di sekitar Tiyuh
pemukiman warga.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukannya kegiatan
pemasangan poster di sekitar
pemukiman masyarakat di
harapkan dapat:
a. Masyarakat mampu
mengetahui informasi
kesehatan melalui media poster
yang di informasikan berupa
cetakan yang di temple
ataupun poster yang di
sebarkan.
b. Masyarakat mampu mengetahui
apa itu dampak dari bahaya
tidak melakukan PHBS melalui
media poster
c. Masyarakat mampu
menerapkan informasi kesehtan
tentang PHBS pada kehidupan
sehari-hari
d. Mampu Meningkatkan
pengetahuan masyarakat
e. Masyarakat mampu
menyebarkan informasi ke
tetangga dan lingkungan sekitar
terkait informasi PHBS

Pravensi sekunder 1. Tujuan Umum 22-12-2020 Masyarakat Di Rumah Made Kartika


Modivikasi prilaku Setelah dilakukannya kegiatan Jam: 14.00 Tiyuh Kibang Warga Yase
(memberikan lebar dan pemantauan terkait waktu
jadwal pemantauan melakukan kegiatan kesehatan WIB Budi Jaya
Lahan:
untuk kegiatan PHBS) PHBS diharapkan masyarakat khususnya RT
dapat meningkatkan derajat Tiyuh Kibang
009 RW 00
kesehatan yang ada di Tiyuh Budi Jaya
Kibang Budi Jaya RT 009 RW 003

2. Tujuan Khusus
Tumbuhnya prilaku hidup sehat
melalui pemantauan PHBS
diharapkan derajat kesehatan
masyarakat kembali meningkat.
a. Diharapkan masyarakat
mampu melakukan sarapan
pagi sesuai jadwal yang sudah
di tetapkan
b. Diharapakan masyarakat dapat
mengisi jadwal PHBS yang
telah di bagikan
c. Diharapkan masyarakat
mengetahui manfaat dan
keuntungan dari PHBS
d. Diharapkan masyarakat dapat
menerapkan jadwal PHBS
dengan teratur dan rutin setiap
2 x dalam semingu.

Pravensi Tersier 1. Tujuan Umum 01-01-2021 Masyarakat Rumah Mahasiswa:


Bimbingan antisipasif Dengan adanya peningakatn system Jam: 11.30 Tiyuh Kibang Pak RT Budiyanto
menggunakan media dukungan melalui media sosial
social (grub WA) mampu meningkatkan WIB Budi Jaya
Lahan:
(membuat grub WA ketersediaan dan kemudahan akses khususnya RT
untuk masyarakat terhadap pelayanan Tiyuh Kibang
009 RW 003
menginformasikan kesehatan yang berkualitas Budi
tentang kesehatan) khususnya PHBS
2. Tujuan Khusus
Terciptanya kemandirian dan
partisipasi masyarakat untuk
membudayakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat melalui promosi
kesehatan yang efektif ,
pengembangan Upaya Kesehatan
dan menambah wawasan melalui
media sosial
a. Terbentukanya grub WA
b. Tersampaikannya informasi
terkait penyakit maag melalui
media grub WA
c. Mampu berperan aktif dalam
Wadah grub whatsapp yang
sudah di buat
d. Mampu Menerapkan diit
makan sedikit tapi sering
dalam kehidupan sehari-hari
e. Mampu menerapkan hidup
PHBS
D. EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosa Implementai Evaluasi Formatif Efaluasi Sumatif


1. Manajemen Pravensi Primer 1. Evaluasi Struktur S:
Kesehatan Pendidikan kesehatan a. Peserta penyuluhan hadir di tempat pukul - masyarakat mengatakan
(Penkes tentang hipertensi) 09.00 WIB mengerti apa itu hipertensi
Tidak Efektif - Ajurkan masyarakat b. Peralatan disiapkan bersama kelompok, - masyarakat mengatakan
untuk mengkontrol
komsumsi makanan mengerti akan mencegah
yang asin/tinggi garam. persiapan dimulai pukul 07.00 WIB hipertensi
- Diet hipertensi c. Materi penyaji disipakan seminggu - masyarakat mengatakan akan
sebelum kegiatan penyuluhan mengikuti intruksi pola hidup
dilaksanakan, materi disampaikan melalui sehat
power point presetasi
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan O :
di rumah Pak RT - masyarakat mampu
e. Pengorganisasian dilakukan pada tanggal mendemonstrasikan pola hidup
02 Januari 2021 sehat
- masyarakat tampak mengerti
akan penyakit hipertensi
2. Evaluasi Proses
- masyarakat tampak mengerti
a. Pemateri sudah menyampaikan materi
akan pencegahan hipertensi
secara baik, pemateri berkomunikasi dua
arah dengan peserta
A:
b. Peserta sudah antusias terhadap kegiatan - masalah teratasi sebagian
penyuluhan dengan memperhatikan materi
yang disampaikan, walaupun terkadang P : lanjutkan intervensi
ada beberapa peserta yang barmain - pendidikan kesehatan tentang
handphone saat materi disampaikan hipertensi
c. Media yang digunakan sudah cukup
efektif, media berupa power point
presentasi
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara tepat

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu
yang di tentukan
b. Peserta sudah tau tentang faktor resiko
hipertensi, namun tidak
mendemonstrasikan makanan sehat untuk
hipertensi
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang
Pravensi Sekunder 1. Evaluasi Struktur S:
Pengecekan tekanan darah a. Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu - masyarakat mengatakan ada
yang di tentukan peningkatan tekanan darah
b. Peserta sudah tau tentang faktor resiko setelah di periksa
hipertensi, namun tidak
mendemonstrasikan makanan sehat untuk O :
hipertensi - tekanan darah klien tinggi rata-
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang rata kisaran 140/100 mmHg
d. Peserta penyuluhan hadir di tempat pukul A:
09.00 WIB - masalah teratasi sebagian
e. Peralatan disiapkan bersama kelompok,
P : lanjutkan intervensi
persiapan dimulai pukul 07.00 WIB
- pemeriksaan rutin di puskesmas
f. Alat pengecekan tekanan darah disiapakan
seminggu sebelum kegiatan penyuluhan
dilaksanakan.
g. Kegiatan dilaksanakan di rumah Pak RT
h. Pengorganisasian dilakukan pada tanggal
02 Januari 2021

2. Evaluasi Proses
a. Pemateri sudah menyampaikan materi
secara baik, pemateri berkomunikasi dua
arah dengan peserta
b. Peserta antusias terhadap materi
penyuluhan
c. Media yang digunakan sudah cukup
efektif, media berupa power point
presentasi.
d. Peserta berjumlah tetap 15 orang dari awal
kegiatan sampai selesai
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara tepat

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan pengecekan tekanan darah sesuai
dengan waktu yang di tentukan
b. Peserta antusias mengikuti pengecekan
tekanan darah
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang

Prevansi Tersier 1. Evaluasi Struktur S:


Peningkatan latihan a. Peserta hadir di tempat yang disediakan - masyarakat mengatakan senang
mandiri/olahraga (senam untuk senam mengikuti senam hipertensi
hipertensi) b. Peralatan disiapkan bersama kelompok, - masyarakat mengatakan senang
persiapan dimulai pukul 13.30 WIB telah diajarkan senam hipertensi
c. Alat untuk senam disiapakan seminggu
sebelum kegiatan penyuluhan O:
dilaksanakan. - masyarakat tampak senang dan
d. Kegiatan dilaksanakan di halaman rumah semangat mengikuti senam
Pak RT hipertensi
e. Pengorganisasian dilakukan pada tanggal A:
02 Januari 2021 - masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi
2. Evaluasi Proses - senam rutin di posyandu lansia
a. Kegiatan senam hipertensi dilakukan
dengan baik
b. Peserta sudah antusias terhadap kegiatan
senam hipertensi dengan memperhatikan
gerakan yang ditunjukan, walaupun
terkadang ada beberapa peserta yang tidak
fokus dalam mengikuti senam
c. Media yang digunakan sudah cukup
efektif, media berupa sound dan mikrofon.
d. Peserta berjumlah tetap 15 orang dari awal
kegiatan sampai selesai

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan senam hipertensi sesuai dengan
waktu yang di tentukan
b. Peserta antusias mengikuti Kegiatan senam
hipertensi
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang

2. Manajemen Prevensi Primer 1. Evaluasi Struktur S:


Kesehatan Pendidikan kesehatan a. Peserta penyuluhan hadir di tempat pukul - masyarakat mengatakan
(Penkes tentang bahaya 09.00 WIB mengerti bahaya merokok
TIidak merokok) b. Peralatan disiapkan bersama kelompok, - masyarakat mengatakan
Efektif persiapan dimulai pukul 08.00 WIB
c. Materi penyaji disipakan seminggu mengerti akan pencegahan cara
sebelum kegiatan penyuluhan berhenti merokok
dilaksanakan, materi disampaikan melalui - masyarakat mengatakan sudah
power point presetasi tau pencegahan cara berhenti
d. Kegiatan dilaksanakan dirumah pak RT merokok
e. Pengorganisasian dilakukan pada tanggal
01 Januari 2021 O:
- masyarakat mengerti apa itu
2. Evaluasi Proses
a. Pemateri sudah menyampaikan materi asam urat
secara baik, pemateri berkomunikasi dua - masyarakat tampak mengerti
arah dengan peserta akan pencegahan asam urat dan
b. Peserta sudah antusias terhadap kegiatan menerapkan pola hidup sehat
penyuluhan dengan memperhatikan materi
yang disampaikan A : masalah teratasi sebagian
c. Media yang digunakan sudah cukup
efektif, media berupa power point P : lanjutkan intervensi
presentasi, leaflet. - penyuluhan kesehatan tentang
d. Peserta berjumlah tetap 15 orang dari awal bahaya merokok
kegiatan sampai selesai
- penerapan pola hidup sehat
e. Peserta bertanya tentang materi yang
disampaikan untuk berhenti merokok

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan dibuka pukul 09.00 dan
penyuluhan diimulai pukul 09.30
b. Peserta sudah tau tentang faktor resiko
bahaya merokok.
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang

Pravensi sekunder 1. Evaluasi Struktur S:


Cara berhenti merokok a. Peserta pengecekan asam urat hadir di - masyarakat mengatakan senang
tempat pukul 10.00 WIB di adakannya sosilisasi bahaya
b. Peralatan disiapkan bersama kelompok,
persiapan dimulai pukul 08.00 WIB merokok
c. Materi dipersiapan 2 hari sebelum kegiatan
cara berhenti merokok O:
d. Kegiatan dilaksanakan di rumah RT - masyarakat tampak senang
e. Pengorganisasian dilakukan pada tanggal mendapatkan penyuluhan
01 Januari 2021 tentang bahaya merokok
2. Evaluasi Proses - hasil pemeriksaan bahaya
a. Pemateri menyampaikan materi dengan merokok di masyaratat masih
baik tinggi
b. Peserta antusias terhadap penyuluhan
bahaya merokok A : masalah teratasi sebagia
c. Media yang digunakan sudah cukup
efektif, kertas dan pulpen P :lanjutkan intervensi
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan - Sosialisasi Perda No 01 th 2017
tempat penyuluhan bahaya merokok tentang kawasan tanpa rokok
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan - menerapkan pola hidup sehat
menjawab pertanyaan secara tepat
mengurangi resiko bahaya
3. Evaluasi Hasil merokok
a. Kegiatan pengecekan asam urat sesuai
dengan waktu yang di tentukan
b. Peserta mengetahui tentang faktor resiko
dari merokok
c. Jumlah peserta hadir dalam penyuluhan
bahaya merokok minimal 15 orang

Pravensi Tersier 1. Evaluasi Struktur S:


Peningkatan sistem a. Kegiatan pengecekan asam urat sesuai - masyarakat mengatakan sudah
dukungan dengan waktu yang di tentukan mengerti kegunaan grub sumber
(membuat wadah b. Peserta mengetahui tentang faktor resiko waras untuk tempat menanyakan
diskusi/konsultasi dari merokok
sesuatu yang tidak di mengerti
masyarakat mengenai c. Jumlah peserta hadir dalam bahaya
masalah penyakit yang merokok minimal 15 orang O:
dialaminya dengan d. Peserta hadir di tempat kegiatan - masyarakat tampak aktif
menggunakan media social Pembentukan Grup WA bertanya di grub masyarakat
seperti grub WA) e. Kesiapan Grup wa dengan nama grup WA sehat
“Masyarakat Sehat” dalam kegiatan - sebagian masyarakat tidak
Peningkatan Sistem dukungan Melalui memiliki hp sendiri tetapi
Sosial Media
memiliki hp anaknya
f. Materi penyaji disipakan seminggu
sebelum kegiatan dilaksanakan, materi
disampaikan melalui penjelasan kegunaan A : masalah teratasi sebagian
grup wa untuk meyampaikan informasi
kesehatan. P : lanjutkan intervensi
g. Penyelenggaraan pembetukan grup WA - memberikan informasi video
dilaksanakan di poyandu Lansia (rumah kesehatan
pak RT) - memberikan informasi tentang
h. Pengorganisasian dilakukan pada tanggal
bahaya merokok
01 Januari 2021 dengan pendataan nomer
watsaap audiens. - memberikan gambar gambar
tentang bahaya merokok dan
2. Evaluasi Proses cara berhenti merokok/poster
a. Pemateri menyampaikan materi dengan
baik
b. Peserta antusias terhadap kegiatan
peningkatab sistem dukungan dengan grup
watsaap
c. Media yang digunakan sudah cukup
efektif.
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara tepat
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat kegiatan pembetukan grup WA
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan peningkatan sistem dukungan
dengan media sosial grup whatsaap sesuai
dengan waktu yang di tentukan
b. serta mengetahui tentang apa saja yang
dilakukan didalm grup WA, setelah
diberikan materi, penyaji menanyakan
kembali pemahaman audiens.
c. Jumlah peserta hadir dalam kegiatan
minimal 16 orang

3. Pemeliharaan Prevensi Primer 1. Evaluasi Struktur S:


kesehatan Fasilitasi pembelajaran: a. Media tersedia sesuai dengan kebutuhan - masyarakat mengatakan senang
menggunakan media poster b. Materi tentang PHBS telah disiapkan telah di berikan poster
tidak efektif dalam bentuk poster, Leaplef gambar
ataupun cetak O:
- masyarakat menempelkan poster
2. Evaluasi proses
a. Waktu penyebaran informasi di rumahnya
menggunakan poster dilakukan sesuai
dengan kesepakatan A : masalah teratasi sebagian
b. Informasi yang ada di poster tersampaikan
dengan baik P : lanjutkan intervensi
c. Masyarakat dapat mengerti isi dari poster - membaca poster yang telah di
tentang pola hidup sehat (PHBS) bagikan
d. Pasien tampak antusias membaca poster - menerapkan polah hidup sehat
yang di sebarkan
yang ada di poster
3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat antusias membaca poster
yang di tempel
b. Masyarakat memahami Informasi yang di
sampaikan oleh mahasiswa melalui media
poster
c. Masyarakat dapat menerapkan informasi
kesehatan yang ada di poster di kehidupan
sehari-hari
d. Masyarakat mampu menyebar luaskan
informasi terkait poster ke keluarga dan
linngkungan sekitar

Pravensi sekunder 1. Evaluasi Struktur S:


Modivikasi prilaku a. Media tersedia sesuai dengan kebutuhan - masyarakat mengatakan telah
(memberikan lebar dan b. Materi tentang PHBS telah di sampaikan mengikuti instruksi untuk
jadwal pemantauan untuk sesuai informasi yang telah di siapkan selalu menerapkan pola hidup
kegiatan rutin tentang pola
2. Evaluasi proses sehat
hidup sehat PHBS)
a. Masyarakat mampu mengisi jadwal yang - masyarakat mengatakan
sudah di tetapkan sarapan paginya masih sering
b. Masyarakat mampu memberikan bolong bolong/tidak rutin
informasi dengan benar dan lancer
c. Masyarakat mengikuti kegiatan sampai O :
dengan selesai - masyarakat melakukan kegiatan
d. Masyarakat tampak antusias dalam rutin untuk membersihkan
kegiatan tentang kebersihan
lingkungannya walaupun sering
lingkungannya
e. Selama kegiatan masyarakat tidak ada bolong-bolong atau tidak rutin
yang mengundurkan diri atau berhenti
A : masalah teratasi sebagian
3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat mampu mengisi jadwal P : lanjutkan intervensi
kegiatan PHBS sesuai prosedur - menulis lembar dan jadwal
b. Masyarakat dapat rutin melakukan kegiatan kebersihan/ pola hidup
kegiatan PHBS sesuai jadwal sehat
c. Masyarakat dapat mengerti dampak klau
- masyarakat rutin melakukan
kita tidak pernah melakukan PHBS
d. Masyarakat dapat memahami manfaat kebersihan lingkunagan/PHBS
PHBS

Pravensi Tersier 1. Rencana Evaluasi Struktur S:


Bimbingan antisipasif a. Pasien menyepakati kontrak untuk - masyarakat mengatakan telah
menggunakan media social dilakukan penyuluhan melaui whatsapp masuk grub masyarakat sehat
(membuat grub WA untuk b. Media tersedia sesuai dengan kebutuhan
menginformasikan tentang c. Materi penyuluhan telah disiapkan dalam O :
kesehatan) bentuk video maupun link - masyarakat tampak aktif
2. Rencana Evaluasi proses bertanya di grup masyarakat
a. Waktu pemberian informasi grub WA sehat
dilakukan sesuai dengan kesepakatan
b. Komunikator dapat menyampaikan materi A : masalah teratasi sebagian
dengan baik P : lanjutkan intervensi
c. Pasien dapat mengikuti kegiatan sampai - membagikan video kesehatan
dengan selesai sesuai arahan yang - membagikan poster atau gambar
diberikan gambar tentang kesehatan
d. Pasien tampak antusias mengikiuti
kegiatan dengan banyak bertanya di Grub
WA
e. Selama kegiatan berlangsung pasien tidak
ada yang mematikan camera dan selalu
membalas chat yang di sampaikan

3. Rencana Evaluasi Hasil


a. Terbentuknya Grub WA
b. Tersampikannya soisalisasi terkait tentang
PHBS melalui media grub WA
c. Masyarakt mampu memahami informasi
yang di sebarkan di grub WA
d. Masyarakt mengerti terkait tentang pola
hidup sehat
e. Masyarakat mampu menerapkan informasi
di kehidupan sehari-hari
TABEL RENCANA TINDAK LANJUT

Kegiatan Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab Kegiatan

Puskesmas rutin memberikan promkes /Penyuluhan kesehatan Jan s/d Desember 2021 Yulia Sari, A.Md.Keb
tentang Penyakit Hipertensi kemasyarakat wilayah RK 03 RT 009
Tiyuh Kibang Budi Jaya.
Pemeriksaan Tensi darah dan Senam Hipertensi/Senam Prolanis Jan S/d desember 2021 atau setiap hari Jum’at Achmad Fathoni, A.Md.kep, Yuliani A,Md.Keb
tiap minggunya
Melakukan Pembinaan Kelompok Peduli Hipertensi Februari 2021 Achmad Fatoni, A.Md.Kep

Refresing kader tentang senam hipertensi Januari 2021 Yuliani, A.Md.Keb

Puskesmas rutin memberikan promkes /Penyuluhan kesehatan Jan s/d Desember 2021 Yulia Sari, A.Md.Keb
tentang Penyuluhan kesehatan tentang bahaya rokok
Sosialis asi Perbub TUBABA No 07 tahun 2017 Jan s/d Desember 2021 Baiti Jannati, S.KM
tentang kawasan tanpa rokok

Puskesmas rutin memberikan promkes /Penyuluhan kesehatan Jan s/d Desember 2021 Usman Effendi, A.Md.kes
tentang /Penyuluhan kesehatan tentang hidup bersih dan sehat

Masyarat dapat bekerjasama dengan bapak RT dan kepala Tiyuh Juli 2021 Galih Tri
untuk membuat tempat Cuci tagan.

Masyarakat memberdayakan untuk menanam Serai untuk pengusi r Jan 2021 Supreani
nyamuk
BAB IV

PEMBAHASAN

Proses keperawatan komunitas meliputi tahap pengkajian sampai dengan evaluasi lebih
menekankan upaya preventif dan promotif. Upaya preventif dan promotif ini harus melibatkan
peran serta masyarakat. Masyarakat memiliki potensi untuk mengenal dan mengatasi masalah
kesehatan yangdialaminya.

Selama kurang lebih 4 minggu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampung Fakultas Kesehatan melakukan praktek keperawatan komunitas di RT 009 RW 003
Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang menggunakan pendekatan locality
development yaitu dengan mengupayakan perubahan melalui peningkatan peran serta
masyarakat Pada pelaksanaaanya ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di setiap
tahapan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kesenjangan tersebut disebabkan
oleh hal-hal yang akan dijelaskan pada beberapa keterangan dibawah ini:

A. .TahapPersiapan
Tahappersiapan merupakah langkah awal sebelum melakukan kegiatan. Pada tahap ini
dilakukan penyusunan format pengkajian pendekatankelompok.
Ada dua (2) Faktor yang dijumpai dalam tahap awal ini, yaitu :
1. FaktorPendukung
Puskesmas Kibang Budi Jaya menerima kehadiran mahasiswa dengan program masing-
masing untuk dapat belajar bersama di wilayah Puskesmas Kibang Budi Jaya dan khususnya
di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang . Masyarakat
menerima kehadiran mahasiswa dengan baik sehingga memudahkan mahasiswa untuk dapat
menggali lebih dalam informasi yang dibutuhkan selanjutnya dalam tahap pengkajian.
2. FaktorPenghambat
Proses pembuatan format pengkajian memerlukan ketelitian agar dapat menggali dengan
dalam informasi yang hendak diperoleh. Diperlukan sumber pengetahuan yang luas dan dari
berbagai aspek.

B. Pengkajian
Merupakan proses pengumpulan data dan upaya untuk dapat mengenal masyarakat dengan
beberapa komponen antara lain: data demografi, geografi, fasilitas fisik, sistem pemerintah,
ekonomi, sistem sosial (Anderson&Elizabeth T, 2006)
Pada tahapan ini mahasiswa mengkaji masalah kesehatan yang ada di RT 009 RW 003 Tiyuh
Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang .Pengumpulan data masalah kesehatan dilakukan
dengan pengisian angket secara terpimpin kepada kepala keluarga dari 171 KK data yang terkaji
hanya 57 KK.
Pengkajian menerapkan teori Konsep Betty Nauman. Yang perlu dikaji pada komunitas atau
kelompok adalah :
 Care atauinti
 Delapan sub sistem yang mempengaruhikomunitas
1. Perumahan.
Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi, kepadatannya
merupakan stressor bagi penduduk.
2. Pendidikankomunitas.
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuannya.
3. Keamanan dankeselamatan.
Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak
menimbulkanstress.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkaitkesehatan.
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di
berbagai bidang termasuk kesehatan.
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia.
Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau gangguan yang
terjadi.
6. Sistem komunikasi.
Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di komunikasi tersebut
untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.
7. Sistem ekonomi.
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan upah
minimum regional, dibawah atau diatas sehingga upaya pelayanan ditujukan pada anjuran
untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
8. Rekreasi.
Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka, biayanya apakah terjangkau komunitas atau
tidak.
Semua tahap pengkajian ini sesuai seperti tahap pengakajian yang ada pada teori namun, walau
demikian terdapat faktor pendukung (kekuatan dan kesempatan) dan faktor penghambat
(kelemahan dan ancaman) pada saat pengkajian. Faktor- faktor tersebut seperti di bawah ini:

Analisa
Pada pengkajian komunitas didapatkan data 57 KK dari total komunitas 171 KK. Hal ini
disebabkan berbagai faktor penghambat seperti :
1. Sumber penghasilan KK sebagai buruh membuat Kelompok 1 kesulitan untuk mendapatkan
data. Kepala keluarga bekerja sebagai buruh bangunan yang bekerja sejak pagi hari sampai
dengan petang (jam 07.30 – 18.00wib) baru kembali ke rumah. Semnetara anggota keluarga
yang lain juga bekerja sebagai buruh rumah tangga (pencuci pakaian, asisten rumah tangga,
buruh pabrik) yang juga memiliki jam bekerja tidakmenentu.
Pengkajian harus dilakukan pada sore sampai dengan malam hari. Hal ini pun sering
mendapat penolakan dengan alasan mereka kurang tertarik dengan kegiatan pengkajian ini
karena dianggap hanya mencatat namun tidak ada solusi sesuai harapan mereka.
2. Kondisi KesehatanUmum
Masyarakat di RT 009 RK 03 tiyuh Kibang Budi Jaya yang mengikuti pemeriksaan tekanan
darah saat dilakukan kegiatan banyak ditemukan penyakit hipertensi, hampir 90 %
masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan sebagian lagi putus
obat hipertensi karena ketidak tahuan akan komplikasi hipertensi.
3. Letak demografi RT 009 Kepayang RT 009 Kibang Budi Jaya kec. Lambu Kibangyang
berbatasan dengan bantaran kali dan dikelilingi dengan sawah membuat daerah tersebut
rawan terjadi banjir pada musin hujan dan menjadi daerah endemisDBD.

C. DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan adalah lanjutan proses pengkajian merupakan proses komunitas atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan baik aktual, resiko maupun pontensial yang dapat
diantisipasi perawat. Diagnose keperawatan keperawatan komunitas menggambarkan masalah,
respon, kondisi dan mengidentifikasi kemungkinan data penyebab (America Nursing
Association). Dari pengkajian didapatkan dua diagnosa keperawatan yaitu :
1. Managemen kesehatan tidak efektif (Hipertensi)
2. Defisit Kesehatan Komunitas(Rokok)
3. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif (PHBS)
Masalah keperawatan tersebut merupakan hasil identifikasi antara mahasiswa dengan
masyarakat. Setelah dilakukan skoring diagnosa keperawatan diperoleh skor tertinggi adalah
diagnosa keperawatan ”Manajemen Keperawatan Tidak Efektif”

D. Intervensi(Perencanaan)
(Enderson & Elizabeth T, 2006) mengemukakan bahwa perencanaan adalah menggunaakan
metode-metode secara detail untuk melakukan tindakan pada pelaksanaan, mahasiswa bersama
masyarakat membuat kesepakatan dalam membuat perencanaan kegiatan

Pada tahap ini mahasiswa melakukan perencanaan bersama dengan warga untuk menangani
masalah kesehatan yang ditemukan di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan
Lambu Kibang . Perencanaan tersebut dibuat berdasarkan tiga masalah keperawatan yang
ditemukan dan intervensi keperawatan yang dilakukan mencakup pendidikan kesehatan tentang
hipertensi, Rokok dan PHBS, posko kesehatan, senam Hipertensi, dan PHBS.

Kegiatan terhadap intervensi tersebut dibuat secara detail berdasarkan masalah kesehatan yang
ada. Mahasiswa dan warga dalam melakukan perencanaan menyepakati bersama waktu, tempat,
swadaya, dan penanggungjawab setiap kegiatan baik dari mahasiswa maupun warga yang
dituangkan dalam Plan Of Action (POA) yang disepakati pada saat MMD I.

Rencana evaluasi telah dideskripsikan dalam pernyataan criteria evaluasi yang merupakan tolak
ukur dari kegiatan dan standar yang harus dicapai dari kegiatan tersebut dan perencanaan yang
dilakukan oleh mahasiswa dan warga sesuai dengan yang dikemukakan oleh ( Anderson &
Elizabeth T, 2006 ) namun, walau demikian terdapat faktor pendukung (kekuatan dan
kesempatan) dan faktor pengahambat (kelemahan dan ancaman) pada saat perencanaan. Faktor-
faktor tersebut seperti dibawah ini:

Analisa
Diagnosa Keperawatan : Manajemen Keperawatan Tidak Efektif(D0116) Intervensi
yang tidak dilakukan pada diagnosa diatas sebagai berikut : Intervensiutama
Promosi Latihan fisik
 Identifikasi pengalaman kesehatan tentang latihanfisik
Hal ini tidak dilakukan dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data bahwa
belum ada senam anti hipertensi oleh kader maupun Puskesmas Kibang Budi Jaya.
 Identivikasi pengalaman olah ragasebelumnya
Poskeskel membentuk kader dan melakukan senam lansia sebanyak 1 kali dalam satu bulan
dan tidak semua warga mengikuti kegiatan tersebut.

Intervensi pendukung
Dukungan Kelompok
 Buat komitmen menjalani program pengobatan denganbaik
Komitmen menjalani program pengobatan dilakukan secara verbal dalam bentuk penyuluhan
dan motivasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Kibang Budi
Jaya.

E. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, intervensi keperawatan komunitas ditunjukan kepada 4 sub item
intervensi yaitu :
1. Kemitraan(Partnership)
2. Pemberdayaan(Empowerment)
3. Pendidikankesehatan
4. Proseskelompok

Setelah rencana kegiatan disepakati bersama, maka intervensi keperawatan mulai dilakukan
dengan menggunakan pendekatan ke keluarga binaan, penggerakan massa dan penyebaran
informasi. Sesuai dengan konsep dan teori yang ada, intervensi keperawatan ditujukan pada 4
sub item Intervensi yaitu
1. Kemitraan(Partnership) :
Bekerjasama dengan kader untuk pelaksanaan senam
2. Pemberdayaan(Empowerment)
Pemberdayaan kader jumantik pada setiap keluarga
3. Pendidikankesehatan
- Pendidikan kesehatan tentanghipertensi
- Pendidikan kesehatan tentangrokok
- Pendidikan kesehatan tentangPHBS
4. Proseskelompok
Pembentukan kelompok hipertensi

Secara umum rencana kegiatan yang telah disepakati bersama masyarakat RT 009 RW 003
Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang berhasil diimplementasikan denganbaik.
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan sekumpulan metode, keahlian (Skill), kepekaan untuk menentukan apakah
suatu kegiatan sudah dilakukan seperti yang direncanakan (Anderson & Elizabeth T, 2006)
selama evaluasi informasi dikumpulkan dan dianalisa untuk menetukan keberhasilan atau
kegagalan meliputi evaluasi formatif dan evaluasi somatif.

Sesuai teori yang ada pada tahapan ini mahasiswa melakukan evaluasi formatif pada akhir setiap
kegiatan dan evaluasi sumatif setelah semua rangakain kegiatan selesai. Secara umum semua
kegiatan sudah berjalan seperti yang direncanakan berdasarkan kriteria sturuktur, proses dan
hasil.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.(2012). SistemKesehatanNasional :Tujuan Pembangunan Nasional.


Jakarta di unduh pada tanggal 5 Mei 2015 dari:
http//www.depkes.go.id/download/SKN/20final.pdf

Andeson& Elizabeth T, (2006). Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Mubarak,W.I&Cahyatin,N.,(2009). Ilmu Keperawatan Komunitas.(edisi 1).Jakarta : Salemba


Medika

Mubarak,W.I & Cahyatin,N., (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas.(edisi 2) .Jakarta


:Salemba

Anda mungkin juga menyukai