0
-
202
1
LAPORAN
KEGIATAN
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
BUDIYANTO, S. Kep 2020207209223
DEKEN SAPUTRA, S. Kep 2020207209225
DAHLIA SUKMAWATI, S. Kep 2020207209224
MADE KARTIKA YASA, S. Kep 2020207209229
NENGAH SWASTAWE, S. Kep 2020207209232
NI MADE KARNI SRI VALOPI, S. Kep 2020207209233
A. LatarBelakang
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah
diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Komunitas di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya,
Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.
2. TujuanKhusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di RT 009
RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten
Tulang Bawang Barat 2020.
b. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di RT 009 RW
003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten
Tulang Bawang Barat.
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di RT 009 RW 003
Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang
Bawang Barat 2020.
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RT
009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RT
009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.
g. Menginformasikan evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas di RT 009
RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten
Tulang Bawang Barat 2020.
C. Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang
Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020
dimulai pada tanggal 04 Desember 2020 - 15 Januari 2021.
D. Tempat Praktik
Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang
Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020.
E. StrategiPelaksanaan
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah :
4) Pemberdayaan(Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformasi kepada masyaraka. Antara lain : adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk
pengetahuan baru (Elisabeth,2007).
Metode pengumpulan data diRT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya,
Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020
menggunakan:
1. Wawancara
Pada tahap wawancara melibatkan:
Masyarakat
Tokohmasyarakat
2. Observasi
Pada tahap observasi meliputi:
Norma
Nilai
Keyakinan
Strukturkekuatan
Proses penyelesaianmasalah
Dinamika kelompokmasyarakat
Pola komunikasi
Situasi/ kondisi lingkunganwilayah
3. Kuisioner
Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan mengambil
sampel sebanyak 57 Kartu Keluarga
(Lihat Lampiran )
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Komunitas
Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu
kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas – batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi
antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social
dan spritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Harnilawati, 2013).
3. KeperawatanKomunitas
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengindentifikasi
masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka
sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1947).
Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yag
ditujukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik
diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat (Ruth B. Freeman,1981).
2. Fungsi KeperawatanKomunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhankeperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidangkesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahanataukebutuhannyasehinggamendapatkanpenanganandan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak,2006).
C. Prinsip KeperawatanKomunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat mempertimbangkan prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secaralangsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan
sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).
D. Sasaran KeperawatanKomunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari:
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan.
3. KelompokKhusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhannya, seperti:
1. Ibuhamil
2. Bayi barulahir
3. Balita
4. Anak usiasekolah
5. Usialanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranyaadalah:
1. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelaminlainnya.
2. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,diantaranya:
1. Wanita tunasusila
2. Kelompok penyalahgunaan obat dannarkoba
3. Kelompok-kelompok pekerja tertentu, danlain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranyaadalah:
1. Pantiwredha
2. Pantiasuhan
3. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dansosial)
4. Penitipanbalita.
E. Falsafah KeperawatanKomunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan
terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap
kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang melandasi komunitas mengacu
kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau
kemanusia merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah
atau paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponendasar,
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sebagai
berikut :
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan
dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapaitujuan.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasistressor.
3. Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural danspiritual.
4. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).
2. Pencegahansekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal
dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor
resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahantertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar
dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patahtulang.
3. Kerjasama(Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih
cepat.
H. KONSEP BETTYNEUMAN
1. Pendahuluan Konsep Neuman’s Health SystemsModel
a. Sumber-Sumber Teori BettyNeuman
Model konsep ini mempunyai beberapa kesamaan dalam teori Gestalt.
Teori Gestalt mempertahankan bahwa cara homeostatic adalah suatu cara
yang mana tubuh memeprtahankan bahwakesimbnagan sebagai akibat dari
kesehatan mengubah kondisi sehat atau sakit. Teori model Betty Neuman
juga menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan
sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi
dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman juga
memilah konsep G. Kaplan tentang tingkatan pemecahan (Fitzpatrick &
Whall, 1989).
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus
input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang
dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa
meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat
lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan(Mubarak &
Chayatin, 2009).
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan
sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh,
meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai
faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut
sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi
terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang
dapat diidentifikasi.(Hidayat, A. Aziz Alimul, 2004)
2. Lingkungan
Menurut Neuman, lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan
eksternal yang berada di sekitar klien. Neuman mengatakan baik
lingkungan internal maupun ekternal pada manusia memiliki hubungan
yang harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan yang bervariasi,
dimana keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan internal dan
eksternal tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau
sebaliknya dapat berdampak positif atau negatif.
Neuman membagi lingkungan menjadi 3 yaitu:
a) Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam
sistemklien.
b) Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar sistem
klien. Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada diluar
sistemklien.
c) Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam sistem
terbuka dengan lingkungan internal dan eksternal yang bersifat
dinamis.Lingkungan ini tujuannya adalah untuk memberikan stimulus
positif kearah kesehatan klien.
3. Kesehatan
Sehat adalah kondisi dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia
dalam keadaan harmoni.Kesehatan manusia dipengaruhi beberapa variabel
seperti fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan.
Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan individu lain
dan menghasilkan status kesehatan yaitu garis pertahanan normal.
4. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara
utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang
mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi respon klien
terhadap stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat
membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan
keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel
yang mana mendapat perhatian dari keperawatan. Neuman juga percaya
bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas dan seharusnya
mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi
pelayanan dapat dicegah.Perawat dalam model Neuman dipandang
sebagai “aktor” atau pemberi intervensi yang mempunyai tujuan
mengurangi pertemuan individu dengan stressor yang jelas atau
meminimalkan efeknya. Perawat memberikan intervensi pada klien
tergantung pada pencegahan primer, sekunder atau tersier yang
diperlukan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Inti Masyarakat(CORE)
a. Riwayat/sejarahmasyarakat
Tiyuh Kibang Budi Jaya merupakan wilayan kecamatan Gunung terang
dahulunya dan sekarang masuk kecamatan Lambu Kibang, dahulu tiyuh
kibang budi jaya merupakan masuk wilayah desa Tulang Bawang Tengah
sebelum Tulang Bawang Barat menjadi Kabupaten sendiri.
b. Demografipenduduk
Tiyuh Kibang Budi Jaya terletak di 105,155° Bujur Timur dan 4,33°
Lintang Selatan dan memiliki luas wilayah 53 km2,
Gambar 2
Distribusi Frekuensi Masyarakat Berdasarkan Usia
Gambar 3
Distribusi Frekuensi Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan
Aktif 65 60%
Sesekali 44 15%
57 57 100
Analisa Data : Berdasarkan tabel diatas jumlah perokok aktif mendapatkan
angka persentase terbesar dengan angka 60 %.
Gambar 5
Distribusi Frekuensi Jumlah Penyakit Di Masyarakat
Kelompok Jumlah Hasil Persentase
Penyakit sasaran Survey (%)
Hipertensi 26 6
ISPA 6 1
Gastritis 8 1
Total 431 100
Analisa Data : Berdasarkan tabel diatas jumlah penderita hipertensi yang
rutin minum obat sekitar 2,1 %.
2. PENGKAJIAN SUBSISTEM
a. Pengkajian Lingkungan Fisik
1) Perumahan
Mayoritas warga RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya,
Kecamatan Lambu Kibang memiliki bangunan rumah tipe permanen,
sebagian besar memiliki halaman rumah. Berdasarkan data yang
didapat menunjukkan bahwa bangunan rumah memiliki ventilasi
memadai sebanyak 100%, jamban yang digunakan warga yang
menggunakan wc leher angsa dengan septiktank sebesar100%.
2) Lingkungan
Lingkungan sekitar penduduk cukup bersih dan sampah biasa diambil
oleh petugas. Penyusunan rumah RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi
Jaya, Kecamatan Lambu Kibang tersusun rapih, namun terdapat
beberapa rumah yang tidak tampak dari depan jalan akibat tertutup
oleh rumah yang lain. RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya,
Kecamatan Lambu Kibang memiliki sungai yang terkadang meluap
disaat banjir. Sumber air minum keluarga sebesar 100% dengan sumur
galian.
3) Bataswilayah
RT 009RK 03 tiyuh Kibang Budi Jayamerupakan bagian dari Tiyuh
Kibang Budi Jaya kec Lambu Kibang Kab Tulang Bawang Barat..
Letak geografi terletak diantara :
Utara : Utara : kibang tri jaya
4) Kebiasaanwarga
Warga kegiatan yasinan rutin yang diadakan di rumah warga baik untuk
kelompok pria maupun wanita. Karena mayoritas pekerjaan warga
adalah sebagai buruh, maka setiap pagi mereka pergi bekerja. Selain itu
untuk ibu-ibu kategori dewasa dan lansia rutin mengikuti kegiatan
dilakukan dalam program Posbindu. Kebiasaan golongan dewasa dan
lansia yang kurang sehat adalah merokok sebesar 80 %.
5) Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di RT 009 Kibang Budi Jaya kec. Lambu Kibang:
- SaranaIbadah : Masjid 1 unit, Mushola 2unit
- TempatOlahraga : 1 unit
- PasarDesa : 1 unit
- SaranaPendidikan : TK 2, SD 1
- FasilitasPuskesmas : 1 unit
- FasilitasPosyandu : 2 unit
- Fasilitas Poskamling : 1unit
6) Media
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu
Kibang tidak mempunyai media khusus sebagai alat bantu dalam
penyampaian informasi. Mereka hanya menggunakan tekhnik
dengan cara mulut ke mulut atau melalui surat yang diberikan dari
Lurah sampai kepada RT untuk disampaikan kepada warga.
Penyampaian informasi tidak boleh dilakukan melalui
masjid/mushola karena sarana itu hanya untuk beribadah dan
keperluan keagamaan lainnya.
b. PengkajianPendidikan
1) Pendidikan yang terdapat di dalam dan di luarmasyarakat
Terdapat 1 TK, dan 1 Sekolah Dasar, 1 SMP dan 1 SMA yang
letaknya strategis. Bentuk pelayanan pendidikan di sarana
pendidikan tersebut sama dengan pelayanan pendidikanlainnya.
2) Status Pendidikan : tingkat pendidikan, tipe / macam sekolah,
bahasa Tingkat pendidikan yang tersedia pada tatanan pelayanan
pendidikan adalah TK danSD.
Gambar 6
Distribusi Frekuensi Masyarakat Berdasarkan Pendidikan
g. PengkajianEkonomi
1) Indikatorekonomi
Tidak ada indikator ekonomi yang berlaku di masyarakat.
2) Karakteristikfinansial
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah
penghasilan dan pengeluaran rata-rata keluarga per bulan penduduk
dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3) Karakteristikpekerja
Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa mayoritas warga
RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang
bekerja sebagai buruh.
h. Pengkajian Rekreasi
Sarana rekreasi yang ada dalam dan di luar masyarakat
Tidak ada sarana rekreasi khusus di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi
Jaya, Kecamatan Lambu Kibang . Warga biasanya berekreasi saat libur
lebaran dan biasanya sebagian besar berlibur ke tempat wisata pantai.
ANALISA DATA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Masalah
No Data Keperawatan
(Sesuai SDKI)
1.
DATA ANGKET (DA)
20 dari 25 lansia (81 %) lansia menderita Hipertensi
2
DATA ANGKET (DA)
3
DATA ANGKET (DA)
17,4 % (19 rumah dari 57 rumah) belum memenuhi
kesehatan dengan ventilasi yang tidak memadai,
pencahayaan remang-remang dan jarak rumah yang
berdekatan terlihat vektor nyamuk danlalat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Managemen 2 3 3 3 3 2 16 1
kesehatan tidak
efektif(Hipertensi)
3 Defisit Kesehatan 2 4 2 3 2 2 15 2
Komunitas (Rokok)
4 Pemeliharaan 2 3 2 2 2 2 13 3
Kesehatan tidak
efektif(PHBS)
Keterangan pembobotan :
1. Sangatrendah A = Perhatianmasyarakat
2. Rendah B = Prevalensikejadian
F= Aspekpolitik
A. RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas : Masalah kesehatan warga RT 009 : Hipertensi
0117 Manajemen12109 Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pravensi Primer
kesehatan diharapkan Ketidak efektifan pemeliharaan 5510 1. Pendidikan kesehatan
tidak efektif kesehatan menjadi teratasi dengan KH : (Penkes tentang hipertensi)
Status Kesehatan Komunitas 5515 2. Peningkatan kesadaran kesehatan
Kriteria Sebelum Sesudah - Ajurkan masyarakat untuk
Primer mengkontrol komsumsi makanan yang
Ketersediaan program 2 5 asin/tinggi garam.
promosi kesehatan - Diet hipertensi
terintegrasi Pravensi Sekunder
Partisipasi dalam program 2 5 6520 Skrining Kesehatan
kesehatan komunitas - Pengecekan tekanan darah
Peningkatan kesadaran 2 5 - Jadwalkan pertemuan untuk meningkatkan
pencegahan hipertensi efesiensi dan perawatan
Sekunder
Sistem surveilens 3 5 Prevansi Tersier
kesehatan 5604 - Peningkatan latihan mandiri/olahraga
Angka morbilitas 2 4 (senam hipertensi)
7110 - Peningkatan keterlibatan keluarga
Prevalensi penyakit 1 5
Tersier
Partisipasi dalam program 2 5
kesehatan komunitas
Menerapkan senam 1 5
hipertensi
No Diagnosa Intervensi
1. Manajemen kesehatan tidak Pravensi Primer
efektif 1. Pendidikan kesehatan (Penkes tentang hipertensi)
- Ajurkan masyarakat untuk mengkontrol komsumsi makanan yang asin/tinggi garam.
- Diet hipertensi
Pravensi Sekunder
2. Pengecekan tekanan darah
Prevansi Tersier
3. Peningkatan latihan mandiri/olahraga (senam hipertensi)
Pravensi sekunder
2. Mengajarkan cara berhenti merokok
Pravensi Tersier
3. Peningkatan sistem dukungan
(membuat wadah diskusi/konsultasi masyarakat mengenai masalah bahaya merokok, dampak
dari merokok, dan penyakit yang dialaminya akibat dari rokok dengan menggunakan media
social seperti grub WA)
Pravensi sekunder
2. Modivikasi prilaku
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang hidup bersih dan sehat dan
pemberantasan jentik
Pravensi Tersier
3. Bimbingan antisipasif menggunakan media social
(membuat grub WA untuk menginformasikan tentang kesehatan)
2. Tujuan Khusus
Tumbuhnya prilaku hidup sehat
melalui pemantauan PHBS
diharapkan derajat kesehatan
masyarakat kembali meningkat.
a. Diharapkan masyarakat
mampu melakukan sarapan
pagi sesuai jadwal yang sudah
di tetapkan
b. Diharapakan masyarakat dapat
mengisi jadwal PHBS yang
telah di bagikan
c. Diharapkan masyarakat
mengetahui manfaat dan
keuntungan dari PHBS
d. Diharapkan masyarakat dapat
menerapkan jadwal PHBS
dengan teratur dan rutin setiap
2 x dalam semingu.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu
yang di tentukan
b. Peserta sudah tau tentang faktor resiko
hipertensi, namun tidak
mendemonstrasikan makanan sehat untuk
hipertensi
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang
Pravensi Sekunder 1. Evaluasi Struktur S:
Pengecekan tekanan darah a. Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu - masyarakat mengatakan ada
yang di tentukan peningkatan tekanan darah
b. Peserta sudah tau tentang faktor resiko setelah di periksa
hipertensi, namun tidak
mendemonstrasikan makanan sehat untuk O :
hipertensi - tekanan darah klien tinggi rata-
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang rata kisaran 140/100 mmHg
d. Peserta penyuluhan hadir di tempat pukul A:
09.00 WIB - masalah teratasi sebagian
e. Peralatan disiapkan bersama kelompok,
P : lanjutkan intervensi
persiapan dimulai pukul 07.00 WIB
- pemeriksaan rutin di puskesmas
f. Alat pengecekan tekanan darah disiapakan
seminggu sebelum kegiatan penyuluhan
dilaksanakan.
g. Kegiatan dilaksanakan di rumah Pak RT
h. Pengorganisasian dilakukan pada tanggal
02 Januari 2021
2. Evaluasi Proses
a. Pemateri sudah menyampaikan materi
secara baik, pemateri berkomunikasi dua
arah dengan peserta
b. Peserta antusias terhadap materi
penyuluhan
c. Media yang digunakan sudah cukup
efektif, media berupa power point
presentasi.
d. Peserta berjumlah tetap 15 orang dari awal
kegiatan sampai selesai
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara tepat
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan pengecekan tekanan darah sesuai
dengan waktu yang di tentukan
b. Peserta antusias mengikuti pengecekan
tekanan darah
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang
P: lanjutkan intervensi
2. Evaluasi Proses - senam rutin di posyandu lansia
a. Kegiatan senam hipertensi dilakukan
dengan baik
b. Peserta sudah antusias terhadap kegiatan
senam hipertensi dengan memperhatikan
gerakan yang ditunjukan, walaupun
terkadang ada beberapa peserta yang tidak
fokus dalam mengikuti senam
c. Media yang digunakan sudah cukup
efektif, media berupa sound dan mikrofon.
d. Peserta berjumlah tetap 15 orang dari awal
kegiatan sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan senam hipertensi sesuai dengan
waktu yang di tentukan
b. Peserta antusias mengikuti Kegiatan senam
hipertensi
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan dibuka pukul 09.00 dan
penyuluhan diimulai pukul 09.30
b. Peserta sudah tau tentang faktor resiko
bahaya merokok.
c. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang
Puskesmas rutin memberikan promkes /Penyuluhan kesehatan Jan s/d Desember 2021 Yulia Sari, A.Md.Keb
tentang Penyakit Hipertensi kemasyarakat wilayah RK 03 RT 009
Tiyuh Kibang Budi Jaya.
Pemeriksaan Tensi darah dan Senam Hipertensi/Senam Prolanis Jan S/d desember 2021 atau setiap hari Jum’at Achmad Fathoni, A.Md.kep, Yuliani A,Md.Keb
tiap minggunya
Melakukan Pembinaan Kelompok Peduli Hipertensi Februari 2021 Achmad Fatoni, A.Md.Kep
Puskesmas rutin memberikan promkes /Penyuluhan kesehatan Jan s/d Desember 2021 Yulia Sari, A.Md.Keb
tentang Penyuluhan kesehatan tentang bahaya rokok
Sosialis asi Perbub TUBABA No 07 tahun 2017 Jan s/d Desember 2021 Baiti Jannati, S.KM
tentang kawasan tanpa rokok
Puskesmas rutin memberikan promkes /Penyuluhan kesehatan Jan s/d Desember 2021 Usman Effendi, A.Md.kes
tentang /Penyuluhan kesehatan tentang hidup bersih dan sehat
Masyarat dapat bekerjasama dengan bapak RT dan kepala Tiyuh Juli 2021 Galih Tri
untuk membuat tempat Cuci tagan.
Masyarakat memberdayakan untuk menanam Serai untuk pengusi r Jan 2021 Supreani
nyamuk
BAB IV
PEMBAHASAN
Proses keperawatan komunitas meliputi tahap pengkajian sampai dengan evaluasi lebih
menekankan upaya preventif dan promotif. Upaya preventif dan promotif ini harus melibatkan
peran serta masyarakat. Masyarakat memiliki potensi untuk mengenal dan mengatasi masalah
kesehatan yangdialaminya.
A. .TahapPersiapan
Tahappersiapan merupakah langkah awal sebelum melakukan kegiatan. Pada tahap ini
dilakukan penyusunan format pengkajian pendekatankelompok.
Ada dua (2) Faktor yang dijumpai dalam tahap awal ini, yaitu :
1. FaktorPendukung
Puskesmas Kibang Budi Jaya menerima kehadiran mahasiswa dengan program masing-
masing untuk dapat belajar bersama di wilayah Puskesmas Kibang Budi Jaya dan khususnya
di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang . Masyarakat
menerima kehadiran mahasiswa dengan baik sehingga memudahkan mahasiswa untuk dapat
menggali lebih dalam informasi yang dibutuhkan selanjutnya dalam tahap pengkajian.
2. FaktorPenghambat
Proses pembuatan format pengkajian memerlukan ketelitian agar dapat menggali dengan
dalam informasi yang hendak diperoleh. Diperlukan sumber pengetahuan yang luas dan dari
berbagai aspek.
B. Pengkajian
Merupakan proses pengumpulan data dan upaya untuk dapat mengenal masyarakat dengan
beberapa komponen antara lain: data demografi, geografi, fasilitas fisik, sistem pemerintah,
ekonomi, sistem sosial (Anderson&Elizabeth T, 2006)
Pada tahapan ini mahasiswa mengkaji masalah kesehatan yang ada di RT 009 RW 003 Tiyuh
Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang .Pengumpulan data masalah kesehatan dilakukan
dengan pengisian angket secara terpimpin kepada kepala keluarga dari 171 KK data yang terkaji
hanya 57 KK.
Pengkajian menerapkan teori Konsep Betty Nauman. Yang perlu dikaji pada komunitas atau
kelompok adalah :
Care atauinti
Delapan sub sistem yang mempengaruhikomunitas
1. Perumahan.
Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi, kepadatannya
merupakan stressor bagi penduduk.
2. Pendidikankomunitas.
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuannya.
3. Keamanan dankeselamatan.
Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak
menimbulkanstress.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkaitkesehatan.
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di
berbagai bidang termasuk kesehatan.
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia.
Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau gangguan yang
terjadi.
6. Sistem komunikasi.
Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di komunikasi tersebut
untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.
7. Sistem ekonomi.
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan upah
minimum regional, dibawah atau diatas sehingga upaya pelayanan ditujukan pada anjuran
untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
8. Rekreasi.
Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka, biayanya apakah terjangkau komunitas atau
tidak.
Semua tahap pengkajian ini sesuai seperti tahap pengakajian yang ada pada teori namun, walau
demikian terdapat faktor pendukung (kekuatan dan kesempatan) dan faktor penghambat
(kelemahan dan ancaman) pada saat pengkajian. Faktor- faktor tersebut seperti di bawah ini:
Analisa
Pada pengkajian komunitas didapatkan data 57 KK dari total komunitas 171 KK. Hal ini
disebabkan berbagai faktor penghambat seperti :
1. Sumber penghasilan KK sebagai buruh membuat Kelompok 1 kesulitan untuk mendapatkan
data. Kepala keluarga bekerja sebagai buruh bangunan yang bekerja sejak pagi hari sampai
dengan petang (jam 07.30 – 18.00wib) baru kembali ke rumah. Semnetara anggota keluarga
yang lain juga bekerja sebagai buruh rumah tangga (pencuci pakaian, asisten rumah tangga,
buruh pabrik) yang juga memiliki jam bekerja tidakmenentu.
Pengkajian harus dilakukan pada sore sampai dengan malam hari. Hal ini pun sering
mendapat penolakan dengan alasan mereka kurang tertarik dengan kegiatan pengkajian ini
karena dianggap hanya mencatat namun tidak ada solusi sesuai harapan mereka.
2. Kondisi KesehatanUmum
Masyarakat di RT 009 RK 03 tiyuh Kibang Budi Jaya yang mengikuti pemeriksaan tekanan
darah saat dilakukan kegiatan banyak ditemukan penyakit hipertensi, hampir 90 %
masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan sebagian lagi putus
obat hipertensi karena ketidak tahuan akan komplikasi hipertensi.
3. Letak demografi RT 009 Kepayang RT 009 Kibang Budi Jaya kec. Lambu Kibangyang
berbatasan dengan bantaran kali dan dikelilingi dengan sawah membuat daerah tersebut
rawan terjadi banjir pada musin hujan dan menjadi daerah endemisDBD.
C. DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan adalah lanjutan proses pengkajian merupakan proses komunitas atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan baik aktual, resiko maupun pontensial yang dapat
diantisipasi perawat. Diagnose keperawatan keperawatan komunitas menggambarkan masalah,
respon, kondisi dan mengidentifikasi kemungkinan data penyebab (America Nursing
Association). Dari pengkajian didapatkan dua diagnosa keperawatan yaitu :
1. Managemen kesehatan tidak efektif (Hipertensi)
2. Defisit Kesehatan Komunitas(Rokok)
3. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif (PHBS)
Masalah keperawatan tersebut merupakan hasil identifikasi antara mahasiswa dengan
masyarakat. Setelah dilakukan skoring diagnosa keperawatan diperoleh skor tertinggi adalah
diagnosa keperawatan ”Manajemen Keperawatan Tidak Efektif”
D. Intervensi(Perencanaan)
(Enderson & Elizabeth T, 2006) mengemukakan bahwa perencanaan adalah menggunaakan
metode-metode secara detail untuk melakukan tindakan pada pelaksanaan, mahasiswa bersama
masyarakat membuat kesepakatan dalam membuat perencanaan kegiatan
Pada tahap ini mahasiswa melakukan perencanaan bersama dengan warga untuk menangani
masalah kesehatan yang ditemukan di RT 009 RW 003 Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan
Lambu Kibang . Perencanaan tersebut dibuat berdasarkan tiga masalah keperawatan yang
ditemukan dan intervensi keperawatan yang dilakukan mencakup pendidikan kesehatan tentang
hipertensi, Rokok dan PHBS, posko kesehatan, senam Hipertensi, dan PHBS.
Kegiatan terhadap intervensi tersebut dibuat secara detail berdasarkan masalah kesehatan yang
ada. Mahasiswa dan warga dalam melakukan perencanaan menyepakati bersama waktu, tempat,
swadaya, dan penanggungjawab setiap kegiatan baik dari mahasiswa maupun warga yang
dituangkan dalam Plan Of Action (POA) yang disepakati pada saat MMD I.
Rencana evaluasi telah dideskripsikan dalam pernyataan criteria evaluasi yang merupakan tolak
ukur dari kegiatan dan standar yang harus dicapai dari kegiatan tersebut dan perencanaan yang
dilakukan oleh mahasiswa dan warga sesuai dengan yang dikemukakan oleh ( Anderson &
Elizabeth T, 2006 ) namun, walau demikian terdapat faktor pendukung (kekuatan dan
kesempatan) dan faktor pengahambat (kelemahan dan ancaman) pada saat perencanaan. Faktor-
faktor tersebut seperti dibawah ini:
Analisa
Diagnosa Keperawatan : Manajemen Keperawatan Tidak Efektif(D0116) Intervensi
yang tidak dilakukan pada diagnosa diatas sebagai berikut : Intervensiutama
Promosi Latihan fisik
Identifikasi pengalaman kesehatan tentang latihanfisik
Hal ini tidak dilakukan dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data bahwa
belum ada senam anti hipertensi oleh kader maupun Puskesmas Kibang Budi Jaya.
Identivikasi pengalaman olah ragasebelumnya
Poskeskel membentuk kader dan melakukan senam lansia sebanyak 1 kali dalam satu bulan
dan tidak semua warga mengikuti kegiatan tersebut.
Intervensi pendukung
Dukungan Kelompok
Buat komitmen menjalani program pengobatan denganbaik
Komitmen menjalani program pengobatan dilakukan secara verbal dalam bentuk penyuluhan
dan motivasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Kibang Budi
Jaya.
E. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, intervensi keperawatan komunitas ditunjukan kepada 4 sub item
intervensi yaitu :
1. Kemitraan(Partnership)
2. Pemberdayaan(Empowerment)
3. Pendidikankesehatan
4. Proseskelompok
Setelah rencana kegiatan disepakati bersama, maka intervensi keperawatan mulai dilakukan
dengan menggunakan pendekatan ke keluarga binaan, penggerakan massa dan penyebaran
informasi. Sesuai dengan konsep dan teori yang ada, intervensi keperawatan ditujukan pada 4
sub item Intervensi yaitu
1. Kemitraan(Partnership) :
Bekerjasama dengan kader untuk pelaksanaan senam
2. Pemberdayaan(Empowerment)
Pemberdayaan kader jumantik pada setiap keluarga
3. Pendidikankesehatan
- Pendidikan kesehatan tentanghipertensi
- Pendidikan kesehatan tentangrokok
- Pendidikan kesehatan tentangPHBS
4. Proseskelompok
Pembentukan kelompok hipertensi
Secara umum rencana kegiatan yang telah disepakati bersama masyarakat RT 009 RW 003
Tiyuh Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang berhasil diimplementasikan denganbaik.
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan sekumpulan metode, keahlian (Skill), kepekaan untuk menentukan apakah
suatu kegiatan sudah dilakukan seperti yang direncanakan (Anderson & Elizabeth T, 2006)
selama evaluasi informasi dikumpulkan dan dianalisa untuk menetukan keberhasilan atau
kegagalan meliputi evaluasi formatif dan evaluasi somatif.
Sesuai teori yang ada pada tahapan ini mahasiswa melakukan evaluasi formatif pada akhir setiap
kegiatan dan evaluasi sumatif setelah semua rangakain kegiatan selesai. Secara umum semua
kegiatan sudah berjalan seperti yang direncanakan berdasarkan kriteria sturuktur, proses dan
hasil.
DAFTAR PUSTAKA