Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

”MENERAPKAN PEMBERDAYAAN KELUARGA”

Disusun Oleh :
Kelompok 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
MAKALAH
”MENERAPKAN PEMBERDAYAAN KELUARGA”

Disusun Oleh :

Anggi Try Hutami P07220219078


Inahanik Puspita Aisyahrani P07220219094
Nur Sajida P07220219106
Pitra Shasa Anggita P07220219108
Putri Anisa Dewi P07220219111
Rohmah Utami Saputri P07220219115
Rutniri Yohana Malau P07220219116

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
seizin-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah dengan judul
“menerapkan pemberdayaan keluarga.” sesuai waktu yang diberikan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah
tentang pemeberdayaan keluarga untuk mempermudah dalam pengertian
pembelajaran tertulis maupun diskusi.
Demikian makalah ini kami buat, mohon maaf bila ada salah penulisan
ataupun hal yang menyinggung dalam penulisan makalah ini. Semoga segala
upaya kami dalam membuat makalah ini bisa bermanfaat dan dapat menambahkan
wawasan kepada pembaca.

Samarinda, 12 Agustus 2021

Kelompok IX

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Pendahuluan.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................1
D. Manfaat Penulisan............................................................................1
E. Sistematika Penulisan.......................................................................2
BAB II TELAAH PUSTAKA ........................................................................4
A. Konsep Pemberdayaan Keluarga.....................................................4
B. Kasus penyakit berhubungan dengan pelaksanaan -
pemberdayaan keluarga di lingkungan masyarakat.........................5
BAB III PEMBAHASAN ...............................................................................6
A. Pengertian Pemberdayaan Keluarga................................................6
B. Sasaran Pemberdayaan Keluarga.....................................................7
C. Model Pemberdayaan Keluarga.......................................................8
D. Strategi Pemberdayaan Keluarga.....................................................9
BAB IV PENUTUP .......................................................................................11
A. Kesimpulan ...................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup
kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi
kejadian-kejadian serta lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,
pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya
dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
Berkaitan dengan pengertian tersebut, maka Sunarti (2014: 91)
berpendapat Pemberdayaan keluarga merupakan upaya yang dilakukan
berbagai pihak untuk membuat keluarga lebih berdaya dan berkualitas
melalui kemampuan yang dimilikinya. Pemberdayaan keluarga diharapkan
dapat melahirkan keluarga yang mandiri, mampu mengelola masalah dan
mencari solusi pemecahan dari suatu masalah. Keluarga yang berdaya
memiliki kreativitas dalam meningkatkan kesejahteraan anggota
keluarganya.
Hakikat pembangunan daerah dilakukan untuk meningkatkan harkat
dan martabat masyarakat didaerah tersebut sehingga kehidupan mereka
lebih berkualitas. Maka pembangunan daerahh berarti juga sebagai bagian
dari upaya untuk melakukan pembangunan manusia melalui
pendayagunaandan pengoptimalan sumber daya yang dimiliki. Namun
demikian, aspek terpenting dalam pembangunan manusia seutuhnya harus
berawal dari diri manusia itu sendiri. Sebagai subjek, manusia menjadi
pelaku atas pembangunan, dan sebagai objek manusialah yang harus
melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu
akan terus berlanjut di masyarakat sehingga akan menghasilkan keadaan
masyarakat yang adil dan makmur.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian dari pemberdayaan keluarga?
2. Apa saja sasaran pemberdayaan keluarga?
3. Apa saja persiapan, model pemberdayaan keluarga?
4. Bagaimana staregi pemberdayaan keluarga?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum : Untuk mengetahui konsep tentang menerapkan
pemberdayaan keluarga
2. Tujuan khusus :
a. Untuk mengetahui pengertian pemberdayaan keluarga
b. Untuk mengetahui sasaran pemberdayaan keluarga
c. Untuk mengetahui model pembelajaran keluarga
d. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan keluarga

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah referensi materi di Politektik Kesehatan Kalimantan
Timur dan dapat digunakan sebagai referensi untuk makalah
selanjutnya.
2. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah masukan dan informasi kepada mahasiswa dalam
membuat penulisan makalah.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga BAB yang disusun secara sistematik dengan
urutan sebagai berikut :
1. BAB I Terdiri dari :
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan

2
d. Manfaat Penulisan
e. Sistematika Penulisan

2. BAB II Terdiri dari :


a. Konsep Pemberdayaan Keluarga
b. Kasus penyakit berhubungan dengan pelaksanaan pemberdayaan
keluarga di lingkungan masyarakat

3. BAB III Terdiri dari :


a. Pengertian Pemberdayaan Keluarga
b. Sasaran Pemberdayaan Keluarga
c. Model Pemberdayaan Keluarga
d. Strategi Pemberdayaan Keluarga

4. BAB IV Terdiri dari :


a. Kesimpulan
b. Saran

5. Daftar Pustaka

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pemberdayaan Keluarga


Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber-
yang kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya
kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat
sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan.
Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari
empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai terjemahan dari
empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dictionary
mengandung dua pengertian :
1. To give ability or enable, yakni meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pelaksanaan berbagai kebijakan dan program pembangunan,
agar kehidupan masyarakat dapat mencapai tingkat kemampuan yang
diharapkan.
2. To give authority, yakni meningkatkan kemandirian masyarakat melalui
pemberian wewenang secara proporsional kepada masyarakat dalam
pengambilan keputusan dalam rangka membangun diri dan
lingkungannya secara mandiri.

Sedangkan pengertian keluarga secara Struktural: Keluarga


didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga,
seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada
siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul
pengertian tentang keluarga sebaga asal-usul (families of origin), keluarga
sebagai wahana melahirkan keturunan (families of procreation), dan keluarga
batih (extended family).
Pengertian Keluarga secara Fungsional: Keluarga didefinisikan dengan
penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial.
Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan

4
emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu. Definisi ini
memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.
Pengertian Keluarga secara Transaksional: Keluarga didefinisikan
sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku
yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa
ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Definisi ini
memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.
Dari beberapa pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan keluarga adalah upaya untuk menjalankan peran sesuai dengan
fungsinya dalam keluarga dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
anggota keluarga secara maksimal sehingga terbentuk ketahanan keluarga.

B. Kasus penyakit berhubungan dengan pelaksanaan pemberdayaan


keluarga di lingkungan masyarakat
Data Indonesia Renal Registry pada tahun 2015 menunjukkan jumlah
pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisa terus meningkat 10% setiap
tahunnya, sebanyak 15.424 orang penduduk Indonesia mengalami
ketergantungan pada hemodialisa (IRR, 2015). Data studi pendahuluan di
RSUD. Mardi waluyo Blitar didapatkan 40% dari 10 pasien menyatakan sangat
khawatir dengan kondisinya. Maka dari itu, dilakukannya sebuah penelitian
serta melakukan pemberdayaan keluarga di lingkungan masyarakat guna
mengatasi kasus terapi hemodialisa bagi pasien GGK untuk menurunkan rasa
cemas pada pasien GGK tersebut.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemberdayaan Keluarga


1. Pengertian Pemberdayaan
Winarni (2004) dalam Suryana (2010: 18) mengungkapkan bahwa
inti dari pemberdayaan adalah meliputi tiga hal “pengembangan
(enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering), terciptanya
kemandirian”
Menurut Mardikanto dan Soebiato (2013: 27) bahwa Pemberdayaan
menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan
lemah, untuk (a) Memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang
memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan
memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlakukan; (b)
Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang
mempengaruhi mereka.

2. Pengertian Keluarga
Menurut Aziz (2015: 15), menjelaskan bahwa keluarga adalah
kumpulan individu yang memiliki rasa pengabdian tanpa pamrih demi
kepentingan seluruh individu yang bernaung didalamnya. Keluarga adalah
suatu kelompok sosial yang ditandai oleh tempat tinggal bersama,
kerjasama ekonomi, dan reproduksi yang dipersatukan oleh pertalian
perkawinan atau adopsi yang disetujui secara sosial, yang saling
berinteraksi sesuai perananperanan sosialnya.
Helmawati (2014: 42) memandang bahwa keluarga adalah kelompok
kecil yang memiliki pemimpin dan anggota, mempunyai pembagian tugas
dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah
(suami), ibu (istri) dan anak. Dari keluarga mereka mempelajari sifat-

6
keyakinan, sifat-sifat mulia, komunikasi dan interaksi sosial, serta
keterampilan hidup.

7
3. Pengertian Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga adalah upaya kolaborasi dengan keluarga
dalam merawat pasien dengan meningkatkan pengetahuan keluarga
sehingga keluarga mampu turut serta mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan melakukan pemecahan masalah (Pramastri, 2015)
Program yang berfokus pada pemberian informasi pada keluarga
berkaitan dengan penyakit kronis dalam keluarga dapat memperlihatkan
perbaikan dalam pentalaksanaan penyakit dan perawatannya (Friedman,
2010)
Adapun tujuan dari pemberdayaan keluarga adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan seluruh anggota keluarga dalam bidang
kesehatan.
2. Meningkatnya kemampuan seluruh keluarga dalam pemeliharaan
dan peningkatan derajat kesehatannya sendiri.
3. Keluarga mampu mengenali, memelihara, melindungi,
meningkatkan kualitas kesehatannya, termasuk jika sakit, dan
memperoleh pelayanan kesehatan tanpa mengalami kesulitan dalam
pembiayaannya.

B. Sasaran Pemberdayaan Keluarga


1. Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi masih
memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia
dan tahapan tumbuh kembang keluarga
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan yaitu jika satu atau lebih
anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki
kebutuhan untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan
anggota keluarga, dan keluarga dengan faktor risiko penurunan status
kesehatan
3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut, merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut

8
pelayanan keperawatan/kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi
penyakit kronik, penyakit degenerative, tindakan pembedahan dan
penyakit terminal

C. Model Pemberdayaan Keluarga


Model Konseptual dan empiris yang dapat digunakan untuk menjelaskan
intervensi pemberdayaan keluarga adalah dengan menggunakan Model
Pemberdayaan Pengasuhan ( Caregiver Empowerment Model/CEM). CEM
dapat lihat pada gambar di bawah ini.

Model ini mendefinisikan pemberdayaan keluarga sebagai peningkatan


kemampuan keluarga untuk menilai, mempengaruhi, dan mengelola situasi
dengan menggunakan sumber daya keluarga untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Model CEM (Caregiver Empowerment Model ) ini dapat
digunakan untuk meningkatkan dan mempromosikan hasil yang lebih baik
dalam pengasuhan keluarga. Model Pemberdayaan Pengasuhan
memperhitungkan variabel latarbelakang yang mempengaruhi situasi
pemberian perawatan oleh keluarga seperti ; budaya, keyakinan tentang
tanggung jawab pengasuhan keluarga, tuntutan pengasuhan, penilaian
pengasuhan terhadap tuntutan yang mereka hadapi, serta spesifikasi sumber
daya yang dimiliki keluarga.

9
Beberapa Variabel yang terdapat pada model pemberdayaan pengasuhan
terdiri dari ;
1. Caregiving Demant (Tuntutan Pengasuhan) terdiri dari : Penurunan
penerimaan perawatan, kegiatan pengasuhan dan tuntutan peran bersaing.
2. Resources (Sumber Daya) terdiri dari , Faktor Pribadi Anggota keluarga
seperti, koheren, spiritualitas dan koping yang digunakan. Faktor
Keluarga seperti, keterkaitan dan bantuan keluarga. Faktor Komunitas,
seperti, penggunaan sumber daya komunitas.
3. Filial Value (Nilai Dasar), yang terdiri dari sikap tanggungjawab, rasa
menghormati dan kemampuan merawat.
4. Background (Latarbelakang Keluarga), terdiri dari akulturasi budaya,
faktor demografi dan hubungan sebelumnya.
5. Appraisal (Penilaian), proses menilai yang terdiri dari dua komponen
hasil penilaian, sebagai tantangan atau sebagai stressor/penyebab stres.
6. Caregiver Outcomes (Hasil Pengasuhan), Hasil pengasuhan terhadap
keluarga adalah Persepsi tentang sehat, pertumbuhan pribadi dan
keluarga, eksistensi kondisi sejahtera.

D. Strategi Pemberdayaan Keluarga


Menurut Herawati (2013), strategi pemberdayaan keluarga yang dimaksud
adalah :
1. Sistemik – holistic
Strategi yang memperhatikan berbagai dimensi kehidupan keluarga:
fungsi, peran dan tugas keluarga, serta memperhatikan tahap
perkembangan kehidupan keluarga.
2. Sinergistik
Strategi yang memperhatikan dan menempatan kegiatan pemberdayaan
keluarga diantara program keluarga atau program kemasyarakatan
lainnya yang dilaksanakan oleh berbagai pihak baik oleh pemerintah
maupun non pemerintah agar saling mendukung.
3. Kemandirian dan ketahanan keluarga
10
Strategi pemberdayaan adalah mendorong kemandirian dan menguatkan
ketahanan keluarga
4. Fokus yaitu proses perubahan
Strategi ini menekankan bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses oleh
karnanya perlu memberi ruang dan memasukkan perjalanan sebuah
proses dalam perencanaan serta memastikan agar proses perubahan
tersebut dilalui sampai tujuan tercapai
5. Kepedulian atau kemitraan
Strategi ini memperhatikan aspek utama dalam proses pembangunan
manusia yaitu kepedulian, serta meningkatkan kemitraan untuk
mendorong perubahan yang lebih luas.
6. Keberlanjutan (sustainability)
Strategi yang memperhatikan keberlanjutan program, mengingat
perubahan sosial membutuhkan waktu yang lama dan panjang.
7. Meningkatkan partisipasi dan menggunakan pendekatan pendidikan
orang dewasa.
8. Memanfaatkan dan atau meningkatkan kapasitas kelembagaan lokal agar
perubahan lebih mengakar untuk menjamin keberlanjutan dan
kelangsungannya.
9. Memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi lokal. Pemberdayaan
ekonomi keluarga hendaknya memanfaatkan potensi lokal yang bertujuan
memberi nilai tambahan serta meningkatkan potensi ekonomi wilayah.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber-
yang kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya
kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya
membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai
kekuatan.
Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup
kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi
kejadian-kejadian serta lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,
pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya
dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.

B. Saran
Dengan disusunya makalah ini diharapkan kepada semua pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami tentang menerapkan pemberdayaan
keluarga

12
DAFTAR PUSTAKA

Andrew (2005) dalamSunarti, Euis. 2010. StrategiPemberdayaanKeluarga


(online) http ://repository.usu.ac.id/bitstream/ diakses pada tanggal 14
Agustus 2021

Bubolz, M.M. dkk.1993. Human Ecology Theory. New York And London.

Ardian, Iwan. 2014. Pemberdayaan Keluarga (Family Empowerment) Sebagai


Intervensi Keperawatan Keluarga. Vol. LII. No. 133. Fakultas Ilmu
Keperawatan Departemen Komunitas dan Keluarga. Universitas Islam
Sultan Agung. Semarang

Kementerian RI. 2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas. BPPSDMK


Kemenkes RI. Jakarta

Wulandari, Oktavia. & Widayati, Dhina. 2020. Pemberdayaan Keluarga Dalam


Menurunkan Tingkat Kecemasan Pasien GGK Dengan Hemodialisa.
Vol. 8. No. 3. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan. Stikes Karya Husada
Kediri. Jawa Timur

13

Anda mungkin juga menyukai