Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA An.A TENTANG TUMBUH


KEMBANG ANAK USIA 2 TAHUN DI RT 01 RW 07 KELURAHAN
JAGAKARSA
KECAMATAN JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN

Disusun oleh :

CLARA DELFITRA PIO TAE

07170100008

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INDONESIA MAJUJAKARTA

TAHUN 2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Individu Keluarga Binaan Komitas

Mahasiswa Diploma IV Kebidanan

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA Anak .A TENTANG


TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 2 TAHUN DI RT 01 RW 07

KELURAHAN JAGAKARSA

Disusun oleh :

CLARA DELFITRA PIO TAE

07170100008

Telah di setujui di jakarta

Pada 30 AGUSTUS 2018

Menyetujui

Dosen Pamong RT 01 RW 07

(Aprilya Nency, S.ST)


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan individu praktek kebidanan komunitas yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA Anak.A DENGAN TUMBUH
KEMBANG ANAK USIA 2 TAHUN DI RT 01 RW 07 KELURAHAN
JAGAKARSA KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN”. Sholawat
serta salam tak lupa Penulis panjatkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa safa’at dan ridhonya.

Adapun penyusunan laporan ini diajukan untuk melengkapi tugas praktek


kebidanan komunitas. Dalam penyusunan laporan individu ini Penulis banyak
mengalami hambatan dan kesulitan akan tetapi atas bimbingan serta arahan dari
para pembimbing dan dukungan semua sehingga Penulis dapat menyelesaikan
laporan individu ini dengan baik. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Drs. H. Jakub Chatib selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta

2. Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH selaku Ketua 1 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.

3. Dr. Sobar Darmaja, S. Psi, MKM selaku pembantu ketua 1 Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta

4. Hidayani, S.ST, SKM, MKM selaku Ketua Program Studi Diploma IV


Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.

5. (Aprilya Nency, S.ST) selaku pembimbing yang dengan sabar selalu


memberikan arahan dan masukan kepada penulis.

6. Seluruh staf, dosen dan tata usaha di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju yang telah banyak membantu.

7. Ibu Ahmad Faud dan keluarga.

8. Seluruh warga yang berada di RT 01 RW 07 Kelurahan Jagakarsa


Kec.Jagakarsa Kota Jakarta Selatan.

9. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, doa
serta segala fasilitas dalam penyusunan laporan individu ini.
10. Teman-teman mahasiswa Prodi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju.

11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan komunitas


ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.

Akhir kata, Penulis hanya dapat berharap agar laporan asuhan kebidanan
komunitas ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti
dari usaha penulis selama ini.

Jakarta, 30 Agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN 1

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI 5

DAFTAR LAMPIRAN vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 2

1.2.1 Tujuan Umum 2

1.2.2 Tujuan Khusus 2

1.3 Manfaat 2

1.3.1 Bagi Keluarga Binaan 2

1.3.2. Bagi Lahan Praktek 2

1.3.3. Bagi mahasiswa 2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga 3

2.2 Tipe Keluarga 3

2.3 Peran Keluarga 4

2.4 Fungsi Keluarga 4

2.5 Tugas Keluarga Dalam Kesehatan 5

2.6 Asuhan Kebidanan pada Keluarga 5

2.7 Tumbuh Kembang Anak 6

2.8 Peran Ibu 9


BAB III TINJAUAN KASUS 11

BAB IVPEMBAHASAN 13

BAB VPENUTUP 14

5. 1KESIMPULAN 14

5.2SARAN 14

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi Kebidanan 7 langkah varney dan SOAP

Acuan Praktik

Daftar Tilik

Jobsheet
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai


peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari
keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik
diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena
itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit
pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan
mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.

Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas


dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan lansia di dalam keluarga dan
masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu berada dalam kondisi
kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di
dalamnya adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan
kesehatan lansia , pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi
keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta pelayanan KB.

Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (prahamil, hamil, bersalin,
nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja), keluarga (wanita
dengan gangguan sistem reproduksi), masyarakat. Yang menjadi sasaran utama
adalah ibu dan anak dalam keluarga. Wanita sepanjang daur kehidupan selalu
menjadi sasaran dalam asuhan kebidanan di komunitas, termasuk lansia (lanjut
usia).

Anak dalam keluarga, ini merupakan suatu titipan Tuhan terhadap ayah dan Ibu.
Dengan titipan Tuhan inilah kedua orang tua, baik itu ayah dan ibu harus selalu
mendidik, menjaga, dan memberikan suatu dorongan yang membangun untuk
anak tersebut. Intinya dalam perkembangan anak orang tua harus mengambil alih
tugas penting tersebut.

Berbicara perkembangan anak terutama pada anak usia umur 2 tahun. Kedua
orang tua harus mempunyai kemapuan lebih dalam menjaga anak pada usia
tersebut. Pada pokok ini lah kita harus mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan baik dalam aspek fisik, kognitif, bahasa, maupun aspek sosio-
emosional serta peran orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
1.2.Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Mampu memberikan dan melakukan asuhan kebidanan dalam keluarga Ny.A


yaitu pada anaknya untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data pada Anak A untuk menemukan masalah yang


ada dalam keluarga.

b. Melakukan interpretasi data pada keluarga untuk menemukan masalah


yang lebih spesifik.

c. Mengantisipasi masalah yang ada pada anak A

d. Merencanakan asuhan yang akan di berikan kepada Anak A sesuai dengan


masalah yang ada.

e. Melaksanaakan asuhan yang telah direncanakan sebelumnya untuk


menyelesaikan masalah yang ada Pada Anak A

f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan asuhan yang telah di berikan pada Anak A

1.3.Manfaat

1.3.1. Bagi Keluarga Binaan

a. Membantu keluarga dalam mengidentifikasi masalah.

b. Meningkatkan peran serta anggota keluarga dalam mengatasi masalah


kesehatan keluarganya.

c. Keluarga dapat memelihara kehidupan yang sehat dan dapat


meningkatkan mutu hidup kesejahteraan keluarga.

1.3.2. Bagi Lahan Praktek

Untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga di lingkup RT 01 RW 07


Kelurahan Jagakarsa Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan.

1.3.3. Bagi mahasiswa

Untuk mengaplikasikan asuhan kebidanan komunitas yang telah didapat di


institut pendidikan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan
menciptkan serta mempertahankan suatu budaya.

Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih
dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan. Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1
ayat 6 pengertian keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu
dan anaknya (janda).

2.2. Tipe Keluarga

Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Ali (2010) membagi tipe keluarga
seperti berikut ini :

1. Nuclear family (keluarga inti) terdiri dari orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak
keluarga lainnya.

2. Extended family (keluarga besar) yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu
atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling
menunjang satu sama lain.

3. Single parent family yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung
kepadanya.

4. Nuclear dyed yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa
anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.

5. Blanded family yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan


pasangan yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil
perkawinan terdahulu.
6. Three generation family yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu
kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.

7. Single adult living alone yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu
orang kos-kosan yang hidup dalam rumahnya.

8. Midle age atau elderly coupleyaitu keluarga yang terdiri dari pasangan
suami-istri paruh baya.

2.3. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,


kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan
keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut

1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.

2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak
– anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial
serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga
ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat


perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

2.4. Fungsi keluarga menurut friedmen (2010) sebagai berikut :

1. Fungsi afektif

Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala


sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
dengan orang lain.

2. Fungsi sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk


berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan


keluarga.

4. Fungsi ekonomi.

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara


ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi pemeliharaan kesehatan

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga


agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

2.5. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan,


keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, yaitu :

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.

3. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu
membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.

4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan


perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga


kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

2.6.Asuhan Kebidanan pada Keluarga

Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien
(Simatupang E.J, 2012, hal.7).
Perawatan kesehatan keluargaa adalah tingakat perawatan kesehatan yang di
tunjukan atau di pusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana/penyalur
(Frieman,2010).

1. Keluarga sebagai unit pelayanan yang dirawat


Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan
keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota
keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau
masyarakat secara keseluruhan.
2. Peran petugas kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan
keluarga.
a. Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.

c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatn keluarga.

d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkauan


dan dirawat denngan mudah dapet menampung permasalahan
keluarga yang di hadapi keluarga dan membantu mencarikan
solusinya.

e. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk


merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku
sehat.

f. Penyuluh dan dan konsultan, perawat dapat berperan dalam


memberikan petunjuk tentang asuhan perawatan dasar terhadap
keluarga disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-
masalah kesehatan keluarga.

1. Hambatan-hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan masalah


kesehtan keluarga.

a. Hambatan dari keluarga

Adapun hambatan yang biasa dihadapi dari keluarga adalah pendidikan


keluarga yang renda, keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan,
sarana dan prasarana), kebiasaan-kebiasan yang melekat dan sosial budaya
yang tidak menunjang.

b. Hambatan dari petugas kesehatan


Adapun hambatan dari petugas kesehatan yaitu sarana dan prasarana yang
tidak menunjangdan mencukupi,seperti transportasi, kondisi alam (geografi
yang sulit), kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa) serta keterbatasan
pengetahuan perawat tentang kultur keluarga.

2.7.Tumbuh Kembang Anak Usia 2 Tahun

Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan


kemampuan berbahasa, kreativitas, dan keadaan social emosional dan intelegensi
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkem-
bangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini
sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual apapun. Apabila tidak terdeteksi
dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas perkembangan.

Melalui DDST (Denver Development Screening Test) terdapat 4 parameter


perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembanagn anak balita yaitu :

a) Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan


berinteraksi dengan lingkungan.

b) Fine motor adaptif (gerakan motorik halus)

Aspek yang b/d kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang


melibatkan bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan
koordinasi yang cermat missal: ketrampilan menggambar.

c) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, mengikuti perintah


berbicara spontan

d)Gross motor (motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa


“Milestone” pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf
perkembangan secara awal. Milestone adalah tingkat perkembangan yang
harus dicapai anak umur tertentu misalnya:

1) 4-6 minggu :tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu


kemuadian.

2) 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah


suara.
3) 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya.

4) 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang


lain.

5) 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari
telunjuk dan ibu jari.

6) 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal.

(Kratenburg dkk., 1981)

1. Konsep DDST (Denver Development Screening Test)

a) Pengertian

DDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menentukan secara dini


adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ, fungsinya
digunakan untuk menafsirkan personal, sosial, motorik halus, bahasa, dan
motorik kasar pada anak mulai dari 1-6 tahun. (Soetjiningsih, 2005 : 71)

b) Keuntungan DDST

1) Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia.

2) Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun.

3) Monitor anak dengan resiko perkembangan.

4) Menjaring anak terhadap adanya kelainan.

5) Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan


perkembangan atau benar-benar ada kelainan.

c) Alat yang digunakan.

1) Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna


merah, kuning, ungu, biru, permainan anak, botol kecil-kecil, bola tenis,
bel kecil, kertas, dll.

2) Lembar DDST.

3) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan


tugas dan cara penilaiannya.
d) Prinsip pelaksanaan DDST.

1) Bertahap dan berkelanjutan.

2) Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.

3) Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana.

4) Suasana nyaman dan bervariasi.

5) Perhatikan gerakan spontan anak.

6) Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum.

7) Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test.

8) Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja.

9) Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan.

e) Sektor perkembangan / parameter yang digunakan.

1) Personal, social (kepribadian/tingkah laku sosial).

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mendiri, bersosialisasi dan


berinteraksi dengan lingkungan.

2) Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive).

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati


sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat.Misalnya kemampuan untuk menggambar,
memegang sesuatu benda, dll.

3) Bahasa (language).

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti


perintah, dan berbicara spontan.

4) Perkebangan motorik kasar.

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. (Vivian


nanny, 2010 : 55)
f) Prosedur DDST

1) Lulus (pass)

(a) Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.

(b) Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya
bahwa anak dapat melakukan dengan baik.

2) Gagal (failed)

(a) Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.

(b) Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat
melakukan tugas dengan baik.

3) Tidak ada kesempatan (no opportunity)

Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba


karena ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.

4) Menolak (refusal).

Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena


faktor sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.

g) Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)

1) Normal

(a) Bila tidak ada keterlambatan (delay)

(b) Paling banyak 1 caution

(c) Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya.

2) Dicurigai (suspect)

(a) Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau
lebih delay

(b) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor
sesaat (takut, lelah, sakit. Tidak nyaman, dll).

3) Tidak teruji

(a) Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umur
(b) Bila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang
ditembus garis umur

(c) Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu (Vivian nanny, 2010 : 60)

h) Pelaksanaan DDST

1) Menetapkan umur anak dengan patokan

(a) 30 hari = 1 bulan

(b)12 bulan = 1 tahun

(c) ≥15 hari = 1 bulan

Perhitungan umur :

Missal : tanggal test : 2008 – 08 – 28

Tanggal lahir : 2006 – 06 – 14

---------------------

02 – 02 – 14

Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan.

2) Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2
tahun 2 bulan.

3) Memperlihatkan tanda / kode pada ujung kotak sebelah kiri.

R à tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua.Nomor/angka


à tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik formulir.

4) Menyimpulkan hasil DDST :Normal / abnormal / questionable /


untestable.

2. Skrining Menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP


adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.

Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur


3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Skrining atau
pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas
PAUD terlatih. Alat atau instrumen yang digunakan adalah formulir KPSP
menurut umur, alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola tenis, bola
besar dan kubus.

Cara penggunaan KPSP yaitu :

a. Pada waktu pemeriksaan atau skrining anak harus dibawa.

b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak
lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan jadi 1 bulan.

c. setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.

d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang dijawab


oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu atau pengasuh
anak untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Tanyakan
pertanyaan secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1
jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir tersebut.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab. (Depkes, 2012,
hlm 52)

Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung jawaban YA, bila ibu
atau pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-
kadang melakukannya. Sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau pengasuh
menjawab anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau
pengsuh tidak tahu. Jumlah jawaban “Ya“= 9 atau 10, perkembangan anak
sesuai dengan tahap perkembangan (S). Jumlah jawaban “Ya“ = 7 atau 8,
perkembangan anak meragukan (M). Jumlah jawaban “Ya“ = 6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan (P). Untuk Jawaban TIDAK, perlu diperincikan
jumlah jawaban Tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan anak sesuai umur
(S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola asuh anak sesuai
dengan tahap perkembangan anak, berikan stimulsi sesering mungkin, sesuai
dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau skrining rutin
menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak yang kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan untuk anak umur 24 sampai 72 bulan.

Bila perkembangan anak meragukan meragukan (M), beri petunjuk pada ibu
untuk melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi, ajari ibu
melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya. Lakukan pemeriksan kesehatan
untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangan anak. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak. Jika hasil KPSP
ulang “Ya“ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P).

Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan (P), maka rujuk ke rumah sakit
dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerakan kasar,
gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian). (Depkes, 2012,
hlm 53)

2.8.Peran Ibu

Semangat si Kecil untuk melakukan semuanya sendiri, seperti makan atau


memakai bajunya, jangan dipatahkan setiap kali Ibu melihat ia melakukannya
dengan salah atau lamban. Bantu dia secara perlahan. Pilihlah pakaian yang
mudah dikenakan, serta makanan yang tidak repot untuk dimakan agar
mengurangi rasa frustasinya. Tetap dampingi si Kecil saat menyikat gigi, mandi,
dan menyisir rambutnya.

Manfaatkan waktu Ibu untuk mengecek apakah imunisasi nya sudah sesuai
jadwal. Seiring kesenangannya dalam mengeksplorasi dunia luar, tetap jaga
imunitas si Kecil agar tidak mudah terserang penyakit, terutama akibat perubahan
cuaca yang drastis. Kebiasaan makan yang sehat, seperti rajin sarapan setiap pagi
akan membantu si Kecil dalam menjaga daya tahan tubuhnya.

Ajari kebiasaan sehat dengan menyontohkannya. Tunjukkan kebiasaan Ibu


memakan sayur, agar si Kecil bisa dengan mudah menirunya. Hindari kebiasaan
membedakan makanan "ini makanan Ibu" dan "makanan si Kecil".

Tidak perlu takut mengatakan tidak pada si Kecil. Memberi batasan adalah
tanggung jawab Ibu. Sadari bahwa tidak ada anak yang suka diberi kata "tidak",
namun disiplin itu penting untuk perkembangan si Kecil, dan Ibu tidak mungkin
bisa menyenangkan dan mengikuti mau si Kecil setiap saat.

Bila ada perubahan pada rutinitas si Kecil, seperti Ibu tidak bisa membacakan
cerita sebelum tidur karena harus bekerja, berikan pemberitahuan sebelumnya
sehingga bisa lebih mudah diterima oleh si Kecil dan mengurangi kemungkinan si
Kecil ngambek.
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

Klien Anak A berusia 2 tahun merupakan anak pertama dari Tn A dan Ny A.

Kunjungan pertama tanggal 20 Agustus 2018 pukul 16.00 WIB

Anak A kontak pertama kali dengan penulis tanggal 18 Agustus di Rumah Ny. A
saat pendataan. Dari hasil pengkajian dan anamnesa,diperoleh keterangan dari ibu
bahwa anaknya sangat aktif dalam bermain dengan teman-temanya. Ibunya
mengatakan anak A senang menulis.

Berdasarkan keterangan dari ibu Klien pola kebutuhan sehari-hari Kebiasaan


makan 3 kali dalam sehari.

Pola eliminasi anak A BAB 2 kali di jamban sendiri, BAK 5 – 6 kali pada waktu
pagi, siang, sore dan malam hari dan tidak ada keluhan. Pola aktivitas ibu
mengatakan setiap hari anaknya melakukan kegiatannya dengan bermain bersama
teman-temanya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan TB 88 cm dan BB 12 kg dan anak A sangat aktif


dalam kegiatan sehari-hari deperti bermain ,melompat, menulis, dan menggambar

Setelah pemeriksaan dilakukan,didapatkan diagnosa Anak.A umur 2 tahun.


Masalah potensial adalah anak A tidak ada.

Perencanaan yang akan dilakukan pada Anak.A adalah bina hubungan baik antara
bidan dan klien, memberikan informed consent, jelaskan hasil pemeriksaan anak
kepada ibunya ,jelaskan kepada ibu bahwa tumbuh kembang anak sangat penting
beritahu bahwa akan ada kunjungan berikutnya.

Penatalaksanaan yang diberikan pada anak.A adalah membina hubungan yang


baik dengan klien dan keluarga agar tercipta hubungan saling percaya dan
terbuka, memberikan informed consent. Memberikan penyuluhan tentang tumbuh
kembang anak usia 2 tahun yaitu perkembangan fisik usia 2 tahun, perkembangan
kesehatan, emosi, kognitif , hal-hal yang harus diperhatikam oleh orang tua pada
anak usia 2 tahun , serta peran ibu .Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan
rumah pada tanggal 27, 30 dan 31 Agustus 2018.

Hasil evaluasi ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan, ibu sudah mengerti dan
memahami bahwa tumbuh kembang anak usia 2 tahun sangat penting. Bersedia
untuk dilakukan kunjungan rumah berikutnya.Meakukan dokumentasi kebidanan.
Kunjungan kedua tanggal 28 Agustus 2018, Pukul 10.00 WIB

Ibu mengatakan bahwa saat ini anaknya tidak ada keluhan, anaknya masih aktif
seperti menulis, menggambar dan bermain bersama teman-temannya.

Menjelaskan kepada ibu bahwa apa yang dilakukan anaknya merupakan kegiatan
yang normal untuk anak usia 2 tahun yaitu menulis, menggambar dan bermain
bersama teman-temannya (ibu mengerti). Memberitahu ibu tentang jadwal
kunjungan berikutnya pada tanggal 30 Agustus 2018 ( Ibu mengerti dan mau
dikunjungi).Selanjutnya mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

Kunjungan ketiga tanggal 31 Agustus 2018, Pukul 12.15 WIB

Kunjungan ketiga dilakukan bersama mahasiswa DIII Kebidanan STIKIM


Jakarta. Kunjungan pada kali ini dilakukan preceptor mentor dengan prasat
penyuluhan pada Anak.A selaku keluarga binaan.

Ibu mengatakan bahwa anaknya saat ini tidak ada keluhan. Anak A masih aktif,
masiah senang bermain ,menulis, menggambar, mewarnai. Kemudian bidan
mengajak bicara dan bermain hasilnya anak A memberikan respon yang baik.

Kunjungan keempat tanggal 02 september 2018, Pukul 16.00 WIB

Kunjungan keempat bahwa saat ini anaknya tidak ada keluhan, anaknya masih
aktif seperti mencoret, bermain bersama teman seusiannya.

Setelah dilakukan preceptor mentor bersama mahasiswa DIII Kebidanan STIKIM


Jakarta. Evaluasi Anak A saat ini tidak ada keluhan ,dan masih aktif masih senang
bermain, menulis, menggambar, dan mencoret-coret, kemudian bidan mengajak
bicara dan bermain hasilnya anak A memberikan respon yang baik, dan bidan
berterimaksih kepada ibu A bersama keluarga karena sudah bersedia menjadi
keluarga binaan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa tingkat pengetahuan keluarga


mengenai masa tumbuh kembang anak usia 2 tahun masih kurang. Keluarga
Anak.A diberi penyuluhan tentang tumbuh kembang anak usia 2 tahun pada
tanggal 30 Agustus 2018 , ibu anak A dapat mengerti dan memahami mengenai
tumbuh kembang anak sangatlah penting.

Pada tahap perkembangan balita usia 2 tahun, balita ibu akan menikmati masa-
masa bermain dengan balita lain atau orang lain. Pada fase ini, balita ibu belajar
untuk mengerti tentang perasaan dan kebutuhan orang lain. Ia juga sudah mulai
mengembangkan rasa simpati pada orang lain. Ia juga sudah mulai mengenal rasa
berbagi dengan temannya walaupun balita pada usia ini juga bisa sangat bandel. Ia
juga sedang menikmati berbagai aktifitas fisik, jadi pastikan ibu mempersiapkan
banyak tenaga untuk mengawasinya. Permainan favorit balita pada masa ini
adalah yang berhubungan dengan fantasi atau yang melibatkan imajinasi.

Di usia 2 tahun, anak yang sehat, bergizi baik dan tumbuh di lingkungan yang
baik memiliki 1.000 trilyun sinapsis di otaknya. Aktivitas otak anak sudah tidak
seaktif umur 0 – 2 tahun. Beberapa sinapsis ini akan menjadi semakin kuat
terbentuk namun banyak sinapsis akan menghilang perlahan selama masa
pertumbuhan anak. Pada masa remaja biasanya tinggal separuh saja sinapsis yang
tetap ada.

Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dengan praktik
di lahan. Pengetahuan pada dasarnya datang dari pengalaman dan merupakan hasil
dari tahu seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu
sehingga pengetahuan berperan penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Tindakan yang dimaksud merupakan suatu tindakan dalam memberikan
rangsangan kepada keluarga yang berupa penyuluhan, agar dapat mengerti
tentang tumbuh kembang anak usia 2 tahun, sehingga dalam hal ini pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dari pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang
didapat seseorang untuk meningkatkan pengetahuan tentang tumbuh kembang
anak usia 2 tahun.
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Dari kegiatan membina keluarga dengan 4 kali kunjungan dapat disimpulkan


sebagai berikut :

1. Keluarga binaan memahami tentang tumbuh kembang anak.

2. Keluarga binaan lebih sering mengawasi perkembangan anaknya.

3. Keluarga binaan lebih memperhatikan kebutuhan nutrisi untuk


anaknya.

5.2 Saran
5.1.1. Bagi Keluarga Binaan

a. Sebaiknya keluarga binaan lebih memperhatikan kegiatan yang


dilakukan anaknya agar mampu tumbuh dan belajar menjadi anak yang
cerdas.

b. Sebaiknya keluarga binaan memperhatikan pola makan anaknya agar


tetap sehat.

5.1.2. Bagi Lahan Praktek

Sebaiknya bagi lingkup RT 01 RW 07 Kelurahan Jagakarsa Kecamatan Jagakarsa


Kota Jakarta Selatan lebih sering mengadakan penyuluhan kesehatan agar tingkat
derajat kesehatan lebih maju.

5.1.3. Bagi mahasiswa

Dengan adanya Praktek Kebidanan Komunitas yang telah dilakukan di lingkup


RT 01 RW 07 kedepannya mahasiswa dapat mengaplikasikan apa yang telah
didapatkannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Gustina, N. K. d., 2015. Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Bogor: In Media.

Santrock W John. 1995. Life Span Development, Jakarta: PT Erlangga, 1995.

http://belajarpsikologi.com/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-
dini/28juli2017pukul08.30 WIB

https://id.theasianparent.com/perkembangan-anak-4-
tahun/28juli2017pukul08.30WIB

http://nustel.blogspot.co.id/2017/10/makalah-perkembangan-psikologi-
anak.html/28juli2017pukul08.35WIB
LAMPIRAN

Dokumentasi 7 Langkah Varney.

Tempat: Rumah Ny.W

Tgl.Pengkajian : 30 Agustus Pukul : 12.15 WIB

I. PENGKAJIAN DATA

A. Biodata

a. Identitas Anak

Nama : An. A

Tanggal Lahir: 30 Maret 2016

Jenis Kelamin: Laki-laki

Anak ke: I (Pertama)

b. Identitas Orang Tua

Ayah

Nama: Tn A

Tanggal Lahir: 12 Juni 1986

Pendidikan: S1

Pekerjaan: Wiraswasta

Agama: Islam

Ibu

Nama: Ny A

Tanggal Lahir: 9 November 1988

Pendidikan: DIII

Pekerjaan: Mengurus Rumah Tangga

Agama: Islam
B. Data Subyektf

1. Alasan Datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

2. Keluhan Utama

Tidak ada

3. Riwayat Kehamilan/Persalinan

Persalinan Anak Nifas


Hamil
Umur Jenis
Ke Tahun Tempat penolong JK BB Laktasi Komplikasi
kehamilan Persalinan

2900
1 2016 BPM 38minggu Spontan Bidan P Ya Tidak ada
gr

4. Riwayat Imunisasi

Ibu mengatakan Imunisasi anak C sudah lengkap.

5.Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menahun, menurun, menahun)

Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang
menderita penyakit menular seperti (PMS, TBC, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit
menurun (DM, ASMA, Hipertensi), penyakit menahun seperti (Jantung).

6.Riwayat Penyakit Anak

Sekarang:Penyakit yang sedang diderita (menular, menurun, menahun)

Ibu mengatakan, anknya tidak sedang menderita penyakit menular seperti (PMS,
TBC, Hepatitis, HIV/AIDS), penyakit menurun seperti (DM, ASMA, Hipertensi),
Penyakit menahun seperti ( Jantung).

Yang Lalu:

Penyakit yang pernah diderita (menular, menurun, menahun)Ibu mengatakan,


anaknya tidak pernah menderita penyakit menular seperti (PMS, TBC, Hepatitis,
HIV/AIDS), penyakit menurun seperti (DM, ASMA, Hipertensi), Penyakit
menahun seperti ( Jantung).

7. Pola Kebutuhan sehari-hari

1. Pola Nutrisi

Ibu mengatakan anan C makan 3 kali sehari dan minum 6-8 gelas per hari

2. Pola Eliminasai

Pola eliminasi keluarga Anak.C BAB 1 kali di jamban sendiri, BAK 5 – 6 kali
pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari dan tidak ada keluhan.

Pola aktivitas ibu mengatakan setiap hari melakukan kegiatan bermain,


menulis,menggambar dan mewarnai.

C. Data Obyektif

1.Pemeriksaan Umum :

a) Keadaan Umum: Baik

b) KesadaraN: Stabil

c) Tanda-tanda Vital:

- Nadi : 90 X / mnt

- Pernafasan : 24 X /mnt

- Suhu tubuh : 36,5 0 C

d) Tinggi badan : 95 cm

e) Berat Badan : 19 Kg

1. Pemeriksaan fisik ( head to toe )

a) Kepala : Rambut pendek, lurus dan hitam.

b) Mata: Simetris, Konjugtiva : merah muda, Sklera : Putih

c) Muka: oval.

d) Hidung: Simetris, tidak ada secret

e) Telinga: simetris, tidak ada serumen


f) Mulut/gigi: Gusi tidak berdarah, jumlah gigi 24

g) Leher: Tidak ada pembesaran kelanjar tyroid

h) Dada: tidak ada bunyi wezzing, tidak ada bunyi retraksi dinding dada,
denyut jantung 90x/menit, puting susu simetris.

i) Abdomen: simetris, tidak kembung, bising usus normal, tidak ada


massa/benjolan.

j) Genetalia: Tidak dilakukan

k) Ekstermitas: simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, gerakan aktif.

2. Pemeriksaan penunjang

Tidak ada

II. INTERPRESTASI DATA

Diagnosa :
An.C Umur 4 tahun, perempuan dengan tumbuh kembang normal

DS

Ibu mengatakan ingin memriksa pertumbuhan kembang anaknya

DO

- Keadaan Umum: Baik

- Kesadaran: Stabil

- Tanda-tanda Vital:

- Nadi : 90 X / mnt

- Pernafasan : 24 X /mnt

- Suhu tubuh: 36,5 0 C

- Tinggi badan : 95 cm

- Berat Badan : 19 Kg
III. DIAGNOSAPOTENSIAL

Tidak ada

IV. MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP


TINDAKAN SEGERA, UNTUK MELAKUKAN
KONSULTASI, KOLABORASI DENGAN TENAGA
KESEHATAN LAIN.

Tidak ada

V. PERENCANAAN

Tanggal :Rabu, 12 Juli 2017 jam : 09.00 WIB

1. Jelaskan kepada ibu tentang tumbuh kembang anak usia 4 tahun

2. Anjurkan kepada ibu untuk mengawasai pertumbuhan anaknya.

3. Anjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang cukup untuk anaknya.

4. Jadwalkan pertemuan berikutnya tanggal 20 Juli 2017

VI. PELAKSANAAN

Tanggal :Rabu, 12 Juli 2017 jam : 09.00 WIB

1. Menjelaskan kepada ibu tentang tumbuh kembang anak usia 4


tahun yaitu perkembangan fisik usia 4 tahun, perkembangan
kesehatan, emosi, kognitif , hal-hal yang harus diperhatikam oleh
orang tua pada anak usia 4 tahun , serta peran ibu.

2. Menganjurkan ibu untuk mengawasi pertumbuhan anaknya sepert


sedang bermain , menulis, menggambar dan mewarnai.

3. Menganjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang cukup seperti


makanan yang mempunyai gizi.

4. Menjadwalkan pertemuan berikutnya. Beritahu ibu bahwa akan


dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 20, 26 dan 27 Juli 2017

VII. EVALUASI

Tanggal :12 Juli 2017 jam : 10.00 WIB

1. Ibu mengerti dan memahami tentang tumbuh kembang anak .


2. Ibu bersedia mengawasi tumbuh kembang anaknya.

3. Ibu bersesdia untuk memberi nutrisi yang cukup untuk anaknya.

4. Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan rumah berikutnya.

Dokumentasi Kebidanan SOAP

Kunjangan II.

Hari/ Tanggal: Kamis, 20 Juli 2017

Pukul: 09.30 WIB

Subjektif

Ibu mengatakan anaknya sangat aktif dalam kegiatannya seperti bermain,


menggambar dan menulis.

Objektif

Anak C sangat aktif bermain, menggambar dan menulis.

Assasment

Diagnosa: An.C Tumbuh kembang Anak

Masalah potensial: -

Tindakan segera: -

Planning

1. Menjelaskan kepada ibu untuk terus memantau perkembangan anaknya


(ibu mengerti).

2. Memberitahu ibu tentang jadwal kunjungan berikutnya pada tanggal 25


Juli 2017 ( Ibu mengerti dan mau dikunjungi).

3. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

Kunjungan III

Hari/ Tanggal: Selasa 25 Juli 2017

Pukul: 09.30 WIB

Subjektif
Tidak ada keluhan

Objektif

An.C sangat senang bermain bersama temannya.

Assasment

Diagnosa: An. C Tumbuh Kembang Anak

Masalah potensial: -

Tindakan segera: -

Planning

1. Memberitahu ibu untuk mengawasi perkembangan anaknya.

2. Memberitahu ibu tentang jadwal kunjungan berikutnya pada tanggal 25


Juli 2017 ( Ibu mengerti dan mau dikunjungi).

3. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

Kunjungan IV

Hari/ Tanggal: Rabu, 26 Juli 2017

Pukul: 10.15 WIB

Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Objektif

An C sangat aktif.

Pemeriksaan Sistematis : Normal

Assasment

Diagnosa: An. S Tumbuh Kembang Anak

Masalah potensial: -

Tindakan segera: -
Planning

1. Menganjurkan kepada ibu untuk memperhatikan perkembangan anaknya


karna sangat penting.

2. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan


AP (ACUAN PRAKTIK )

MATA KULIAH/ PRAKTIKUM: Asuhan Kebidanan Komunitas

KODE MATA KULIAH/ SKS: Bd.6.313 / 3 SKS

SEMESTER: II

SASARAN: Keluarga Binaan RT 01 RW 07

MATERI POKOK: Tumbuh Kembang Anak Usia 2 tahun

WAKTU/ PERTEMUAN: 30 AGUSTUS 2018 / IV

PROGRAM STUDI: DIV Kebidanan

A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

1. Standar Kompetensi: Tumbuh Kembang Anak Usia 2 tahun.

2. Kompetensi Dasar

1. Setelah mendapat penyuluhan selama + 20 menit tentang Tumbuh


Kembang Anak Usia 2 tahun, ibu dan keluarga memahami tujuan dari
penyuluhan tumbuh kembang anak usia 2 tahun.

2. Indikator:

Setelah mendapat penyuluhan tentang tumbuh kembang anak usia 2 tahun,


keluarga dapat :

 Menjelaskan kembali tentang apa saja yang termasuk tumbuh


kembang anak usia 2 tahun.

 Menjelaskan kembali tolak ukur perkembangan anak usia 2 tahun

 Menjelaskan kembali peran ibu dalam perkembangan anak usia 2


tahun

 Menjelaskan kembali hal-hal yang harus diwaspadai dalam tumbuh


kembang anak usia 2 tahun.
B. Materi

Perkembangan Tumbuh Kembang Anak Usia 2 Tahun

1. Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan (growth) adalah suatu ukuran kematangan fisik. Hal ini ditandai
dengan peningkatan ukuran tubuh dan organ-organ yang berbeda.Oleh karena itu,
pertumbuhan bisa diukur dalam satuan sentimeter atau meter dan kilogram.

Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan dalam


struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan

1. Tolak Ukur Perkembangan Anak Usia 2 Tahun yang Harus


Orangtua Ketahui

- Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:


Locomotor : kemampuan untuk memindahkan tubuh dari satu
tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas.
Contoh gerakannya adalah melompat-lompat seperti kelinci atau
meloncat ke depan dan belakang. Kemampuan gerak lainnya
adalah berjalan, berlari, meluncur ke bawah (misalnya dari atas
gundukan tanah), dan galloping (berlari seperti kuda)

- Non locomotor : kemampuan untuk melakukan gerak yang


dilakukan di tempat. Kemampuan non locomotor terdiri dari
menekuk dan meregangkan tubuh (misalnya membungkuk
menyentuh ujung kaki), mendorong dan menarik (misalnya
membuka pintu/lemari), mengangkat dan menurunkan (misalnya
membawa barang dan meletakkannya), melempar, dan lain-lain

- Kemampuan manipulatif. Dalam istilah perkembangan, kata


“manipulatif” kira-kira berarti melakukan sesuatu terhadap benda,
atau mengutak-atiknya. Dalam aspek motorik, kemampuan
manipulatif banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain
dari tubuh kita juga dapat digunakan. Misalnya, memantul-
mantulkan bola, membangun bentuk-bentuk dari mainan
balok/Lego, meronce, dan membentuk kertas sesuai keinginan.
Kemampuan ini biasanya memerlukan koordinasi mata dan
tangan/kaki.
2. Peran ibu

Manfaatkan waktu Ibu untuk mengecek apakah imunisasi nya sudah sesuai
jadwal. Seiring kesenangannya dalam mengeksplorasi dunia luar, tetap jaga
imunitas si Kecil agar tidak mudah terserang penyakit, terutama akibat perubahan
cuaca yang drastis. Kebiasaan makan yang sehat, seperti rajin sarapan setiap pagi
akan membantu si Kecil dalam menjaga daya tahan tubuhnya.

Ajari kebiasaan sehat dengan menyontohkannya. Tunjukkan kebiasaan Ibu


memakan sayur, agar si Kecil bisa dengan mudah menirunya. Hindari kebiasaan
membedakan makanan "ini makanan Ibu" dan "makanan si Kecil".

Tidak perlu takut mengatakan tidak pada si Kecil. Memberi batasan adalah
tanggung jawab Ibu. Sadari bahwa tidak ada anak yang suka diberi kata "tidak",
namun disiplin itu penting untuk perkembangan si Kecil, dan Ibu tidak mungkin
bisa menyenangkan dan mengikuti mau si Kecil setiap saat.

Yang perlu diperhatikan

Bila Ibu menemukan tanda-tanda di bawah ini pada si Kecil, segera konsultasikan
dengan dokter anak Ibu:

 Tidak bisa melempar bola

 Tidak bisa melompat di tempat

 Tidak bisa memegang krayon di antara jempol dan telunjuknya

 Kesulitan dalam mencorat-coret

 Masih menangis kencang setiap kali Ibu dan Ayah pergi

 Tidak tertarik terhadap mainan dan teman sebayanya

 Tidak merespon terhadap orang-orang di luar keluarga

 Tidak bermain dengan imajinasinya

 Tidak bisa menggunakan kalimat panjang

Menolak berpakaian, tidur, atau menggunakan toilet.

C. Metode dan Media

1. Metode: Ceramah, Tanya Jawab

2. Media : Leaflet
D. Langkah Pembelajaran

NO Tahap kegiatan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Kegiatan Pasien dan Keluarga


Penyuluhan
Kesehatan

1 Pembukaan (5 menit) 1. Mengucapkan salam. 1. Pasien (keluarga binaan)


memberi slam.
2. Menyebutkan nama dan asal.
2. Pasien (keluarga binaan)
3. Menjelaskan tujuan. menerima mahasiswa
4. Menggali pengalaman awal dengan baik.
tentang tumbuh kembang anak. 3. Pasien dan (keluarga binaan
) memahami dengan baik.

4. Pasien (keluarga binaan)


berpartisipasi dalam diskusi
awal.

2 Inti (10 menit)  Menyampaikan materi 1. Pasien (keluarga binaan)


penyuluhan : mendengarkan dan
memperhatikan dengan baik.
1. Menjelaskan tentang
pekembangan tumbuh 2. Pasien (keluarga binaan
kembang anak usia 2 tahun. mengajukan pertanyaan.

2. Menjelaskan tentang tolak


ukur perkembangan anak usia
2 tahun yang harus diketahui
oleh orang tua.

3. Menjelaskan peran ibu


terhadap perkembangan anak
usia 2 tahun.

4. Menjelaskan yang perlu


diketahui oleh orang tua
mengenai tumbuh kembang
anak usia 2 tahun.
3. Penutup (5 menit) 1. Mengevaluasi tujuan 1. Pasien (keluarga binaan)
penyuluhan kesehatan. mampu menjawab dan
menjelaskan kembali.
2. Mengucapkan terima kasih atas
perhatian yang diberikan dan 2. Pasien (keluarga binaan)
memberi salam penutup. membalas salam.

E. Evaluasi

1. Struktural

a. Persiapan tempat

b. Persiapan waktu (kontrak waktu)

c. Persiapan SAP

2. Proses

a. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) memperhatikan


penjelasan yang disampaikan.

b. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) bertanya tentang


penjelasan yang disampaikan.

c. Selama penyuluhan (keluarga binaan) aktif menjawab pertanyaan


yang diajukan.

3. Hasil

a. Pasien(keluarga binaaan) mampu memahami tentang tumbuh


kembang anak

b. Pasien(keluarga binaaan) apa yang menjadi tolak ukur


pertumbuhan kembang anak.

Refernsi

Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Jakarta, Agustus 2018


DAFTAR TILIK

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL PADA BALITA

NO BUTIR YANG DINILAI PENILAIAN

A SIKAP DAN PERILAKU 0 1 2

1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah

2. Memperkenalkan diri pada klien

3. Menjelaskan tujuan tindakana yang akan dilakukan

4. Menggali pengalaman awal tentang tumbuh kembang anak.

B PROSEDUR TINDAKANA YANG DILAKUKAN

5. Menyampaikan materi penyuluhan

6. Menjelaskan tentang pekembangan tumbuh kembang anak usia


2 tahun

7. Menjelaskan tentang tolak ukur perkembangan anak usia 2


tahun yang harus diketahui oleh orang tua.

8. Menjelaskan peran ibu terhadap perkembangan anak usia 2


tahun.

9. Menjelaskan yang perlu diketahui oleh orang tua mengenai


tumbuh kembang anak usia 2 tahun.

10. Mengevaluasi tujuan penyuluhan kesehatan.

11. Mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan dan


memberi salam penutup.
Keterangan :

0Tidak dilakukan mahasiswa

1
Dilakuk
an, tapi belum sempurna

2
Dilakuk
an dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena situasi yang
tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang dilaksanakan).

Nilai =
Nilai yang diperoleh x
100

(Jumlah aspek yang dinilai x 2)

Nilai =
19 x 100

22

Nilai =
86,3

Jakarta, Agustus 2018

Penilai
(Clara Delfitra Pio Tae)

JOB SHEET

MATA KULIAH
:
KETERAMPILAN DASAR KLINIK

MATERI POKOK :
PENYULUHAN TUMBUH KEMBANG ANAK

SEMESTER
:
GENAP/8

SASARAN
:
BALITA

WAKTU/PERTEMUAN :
RABU, 30 AGUSTUS 2018

PROGRAM STUDI
: D IV
KEBIDANAN

OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA


1. Tanpa melihat job sheet, mahasiswa dapat menjelaskan tentang tumbuh
kembang anak usia 2 tahun, dengan pedoman yang telah diberikan.

DASAR TEORI SINGKAT

Perkembangan Tumbuh Kembang Anak Usia 2 Tahun

Pada umur 2 tahun otak anak berkembang dengan pesat. Otak sangat aktif membentuk
hubungan antar-sel-saraf (sinapsis) hingga 2 juta per detik. Otak anak usia 2 tahun dua kali
lebih aktif daripada otak orang dewasa. Anak butuh nutrisi yang cukup, lingkungan yang
aman dan stimulasi yang tepat supaya tercapai target perkembangan yang baik. Lingkungan
dengan relasi yang dilandasi cinta dan kasih sayang akan memberikan anak rasa aman,
nyaman, kepercayaan diri serta keberanian. Lingkungan ini akan mengajarkan pada anak
tentang cara menjalin persahabatan, mengkomunikasikan perasaan emosi dan mengatasi
tantangan yang muncul. Hubungan baik yang kuat juga akan mengajarkan anak tentang
kepercayaan, empati, rasa welas asih serta tentang baik-buruk.

Anak umur 2 tahun sudah memiliki keinginan yang kuat untuk terlibat dalam dunia sosial
yang lebih luas. Anak umur 2 tahun mulai gemar terlibat bermain interaktif bersama
anak/orang lain. Mereka juga memiliki kegemaran bermain peran “pura-pura seolah-olah”
mengeksplorasi daya khayalnya yang sangat penting bagi perkembangan. Aksi permainan
“seolah-olah menjadi” ini akan membantu anak mengembangkan ketrampilan bahasa,
berpikir dan sosial. Anak akan mampu mengembangkan ide dan kisahnya sendiri.

3. Tolak Ukur Perkembangan Anak Usia 4 Tahun yang Harus Orangtua Ketahui

- Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:


Locomotor : kemampuan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke
tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas. Contoh gerakannya adalah
melompat-lompat seperti kelinci atau meloncat ke depan dan belakang.
Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, meluncur ke bawah
(misalnya dari atas gundukan tanah), dan galloping (berlari seperti kuda)

- Non locomotor : kemampuan untuk melakukan gerak yang dilakukan di


tempat. Kemampuan non locomotor terdiri dari menekuk dan meregangkan
tubuh (misalnya membungkuk menyentuh ujung kaki), mendorong dan
menarik (misalnya membuka pintu/lemari), mengangkat dan menurunkan
(misalnya membawa barang dan meletakkannya), melempar, dan lain-lain

- Kemampuan manipulatif. Dalam istilah perkembangan, kata “manipulatif”


kira-kira berarti melakukan sesuatu terhadap benda, atau mengutak-atiknya.
Dalam aspek motorik, kemampuan manipulatif banyak melibatkan tangan dan
kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Misalnya,
memantul-mantulkan bola, membangun bentuk-bentuk dari mainan
balok/Lego, meronce, dan membentuk kertas sesuai keinginan. Kemampuan
ini biasanya memerlukan koordinasi mata dan tangan/kaki.

4. Peran ibu

Semangat si Kecil untuk melakukan semuanya sendiri, seperti makan atau memakai bajunya,
jangan dipatahkan setiap kali Ibu melihat ia melakukannya dengan salah atau lamban. Bantu
dia secara perlahan. Pilihlah pakaian yang mudah dikenakan, serta makanan yang tidak repot
untuk dimakan agar mengurangi rasa frustasinya. Tetap dampingi si Kecil saat menyikat gigi,
mandi, dan menyisir rambutnya.Manfaatkan waktu Ibu untuk mengecek apakah
imunisasi nya sudah sesuai jadwal. Seiring kesenangannya dalam mengeksplorasi dunia luar,
tetap jaga imunitas si Kecil agar tidak mudah terserang penyakit, terutama akibat perubahan
cuaca yang drastis. Kebiasaan makan yang sehat, seperti rajin sarapan setiap pagi akan
membantu si Kecil dalam menjaga daya tahan tubuhnya.

Ajari kebiasaan sehat dengan menyontohkannya. Tunjukkan kebiasaan Ibu memakan sayur,
agar si Kecil bisa dengan mudah menirunya. Hindari kebiasaan membedakan makanan "ini
makanan Ibu" dan "makanan si Kecil".

Yang perlu diperhatikan

Bila Ibu menemukan tanda-tanda di bawah ini pada si Kecil, segera konsultasikan dengan
dokter anak Ibu:

 Tidak bisa melempar bola

 Tidak bisa melompat di tempat

 Tidak bisa memegang krayon di antara jempol dan telunjuknya

 Kesulitan dalam mencorat-coret

 Masih menangis kencang setiap kali Ibu dan Ayah pergi

 Tidak tertarik terhadap mainan dan teman sebayanya

 Tidak merespon terhadap orang-orang di luar keluarga

 Tidak bermain dengan imajinasinya

 Tidak bisa menggunakan kalimat panjang

Menolak berpakaian, tidur, atau menggunakan toilet.

REFERENSI

Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai