Disusun oleh :
07170100008
INDONESIA MAJUJAKARTA
TAHUN 2018
LEMBAR PERSETUJUAN
KELURAHAN JAGAKARSA
Disusun oleh :
07170100008
Menyetujui
Dosen Pamong RT 01 RW 07
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan individu praktek kebidanan komunitas yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA Anak.A DENGAN TUMBUH
KEMBANG ANAK USIA 2 TAHUN DI RT 01 RW 07 KELURAHAN
JAGAKARSA KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN”. Sholawat
serta salam tak lupa Penulis panjatkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa safa’at dan ridhonya.
2. Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH selaku Ketua 1 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
6. Seluruh staf, dosen dan tata usaha di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju yang telah banyak membantu.
9. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, doa
serta segala fasilitas dalam penyusunan laporan individu ini.
10. Teman-teman mahasiswa Prodi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, Penulis hanya dapat berharap agar laporan asuhan kebidanan
komunitas ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti
dari usaha penulis selama ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN 1
DAFTAR ISI 5
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
BAB IVPEMBAHASAN 13
BAB VPENUTUP 14
5. 1KESIMPULAN 14
5.2SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Acuan Praktik
Daftar Tilik
Jobsheet
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (prahamil, hamil, bersalin,
nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja), keluarga (wanita
dengan gangguan sistem reproduksi), masyarakat. Yang menjadi sasaran utama
adalah ibu dan anak dalam keluarga. Wanita sepanjang daur kehidupan selalu
menjadi sasaran dalam asuhan kebidanan di komunitas, termasuk lansia (lanjut
usia).
Anak dalam keluarga, ini merupakan suatu titipan Tuhan terhadap ayah dan Ibu.
Dengan titipan Tuhan inilah kedua orang tua, baik itu ayah dan ibu harus selalu
mendidik, menjaga, dan memberikan suatu dorongan yang membangun untuk
anak tersebut. Intinya dalam perkembangan anak orang tua harus mengambil alih
tugas penting tersebut.
Berbicara perkembangan anak terutama pada anak usia umur 2 tahun. Kedua
orang tua harus mempunyai kemapuan lebih dalam menjaga anak pada usia
tersebut. Pada pokok ini lah kita harus mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan baik dalam aspek fisik, kognitif, bahasa, maupun aspek sosio-
emosional serta peran orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
1.2.Tujuan
1.3.Manfaat
TINJAUAN TEORI
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan
menciptkan serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih
dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan. Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1
ayat 6 pengertian keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu
dan anaknya (janda).
Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Ali (2010) membagi tipe keluarga
seperti berikut ini :
1. Nuclear family (keluarga inti) terdiri dari orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak
keluarga lainnya.
2. Extended family (keluarga besar) yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu
atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling
menunjang satu sama lain.
3. Single parent family yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung
kepadanya.
4. Nuclear dyed yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa
anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
7. Single adult living alone yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu
orang kos-kosan yang hidup dalam rumahnya.
8. Midle age atau elderly coupleyaitu keluarga yang terdiri dari pasangan
suami-istri paruh baya.
1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak
– anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial
serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga
ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
4. Fungsi ekonomi.
3. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu
membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
c) Language (bahasa)
5) 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari
telunjuk dan ibu jari.
a) Pengertian
b) Keuntungan DDST
2) Lembar DDST.
3) Bahasa (language).
1) Lulus (pass)
(b) Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya
bahwa anak dapat melakukan dengan baik.
2) Gagal (failed)
(a) Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
(b) Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat
melakukan tugas dengan baik.
4) Menolak (refusal).
1) Normal
2) Dicurigai (suspect)
(a) Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau
lebih delay
(b) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor
sesaat (takut, lelah, sakit. Tidak nyaman, dll).
3) Tidak teruji
(a) Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umur
(b) Bila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang
ditembus garis umur
h) Pelaksanaan DDST
Perhitungan umur :
---------------------
02 – 02 – 14
2) Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2
tahun 2 bulan.
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak
lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan jadi 1 bulan.
c. setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung jawaban YA, bila ibu
atau pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-
kadang melakukannya. Sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau pengasuh
menjawab anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau
pengsuh tidak tahu. Jumlah jawaban “Ya“= 9 atau 10, perkembangan anak
sesuai dengan tahap perkembangan (S). Jumlah jawaban “Ya“ = 7 atau 8,
perkembangan anak meragukan (M). Jumlah jawaban “Ya“ = 6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan (P). Untuk Jawaban TIDAK, perlu diperincikan
jumlah jawaban Tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan anak sesuai umur
(S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola asuh anak sesuai
dengan tahap perkembangan anak, berikan stimulsi sesering mungkin, sesuai
dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau skrining rutin
menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak yang kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan untuk anak umur 24 sampai 72 bulan.
Bila perkembangan anak meragukan meragukan (M), beri petunjuk pada ibu
untuk melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi, ajari ibu
melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya. Lakukan pemeriksan kesehatan
untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangan anak. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak. Jika hasil KPSP
ulang “Ya“ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P).
Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan (P), maka rujuk ke rumah sakit
dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerakan kasar,
gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian). (Depkes, 2012,
hlm 53)
2.8.Peran Ibu
Manfaatkan waktu Ibu untuk mengecek apakah imunisasi nya sudah sesuai
jadwal. Seiring kesenangannya dalam mengeksplorasi dunia luar, tetap jaga
imunitas si Kecil agar tidak mudah terserang penyakit, terutama akibat perubahan
cuaca yang drastis. Kebiasaan makan yang sehat, seperti rajin sarapan setiap pagi
akan membantu si Kecil dalam menjaga daya tahan tubuhnya.
Tidak perlu takut mengatakan tidak pada si Kecil. Memberi batasan adalah
tanggung jawab Ibu. Sadari bahwa tidak ada anak yang suka diberi kata "tidak",
namun disiplin itu penting untuk perkembangan si Kecil, dan Ibu tidak mungkin
bisa menyenangkan dan mengikuti mau si Kecil setiap saat.
Bila ada perubahan pada rutinitas si Kecil, seperti Ibu tidak bisa membacakan
cerita sebelum tidur karena harus bekerja, berikan pemberitahuan sebelumnya
sehingga bisa lebih mudah diterima oleh si Kecil dan mengurangi kemungkinan si
Kecil ngambek.
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Anak A kontak pertama kali dengan penulis tanggal 18 Agustus di Rumah Ny. A
saat pendataan. Dari hasil pengkajian dan anamnesa,diperoleh keterangan dari ibu
bahwa anaknya sangat aktif dalam bermain dengan teman-temanya. Ibunya
mengatakan anak A senang menulis.
Pola eliminasi anak A BAB 2 kali di jamban sendiri, BAK 5 – 6 kali pada waktu
pagi, siang, sore dan malam hari dan tidak ada keluhan. Pola aktivitas ibu
mengatakan setiap hari anaknya melakukan kegiatannya dengan bermain bersama
teman-temanya.
Perencanaan yang akan dilakukan pada Anak.A adalah bina hubungan baik antara
bidan dan klien, memberikan informed consent, jelaskan hasil pemeriksaan anak
kepada ibunya ,jelaskan kepada ibu bahwa tumbuh kembang anak sangat penting
beritahu bahwa akan ada kunjungan berikutnya.
Hasil evaluasi ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan, ibu sudah mengerti dan
memahami bahwa tumbuh kembang anak usia 2 tahun sangat penting. Bersedia
untuk dilakukan kunjungan rumah berikutnya.Meakukan dokumentasi kebidanan.
Kunjungan kedua tanggal 28 Agustus 2018, Pukul 10.00 WIB
Ibu mengatakan bahwa saat ini anaknya tidak ada keluhan, anaknya masih aktif
seperti menulis, menggambar dan bermain bersama teman-temannya.
Menjelaskan kepada ibu bahwa apa yang dilakukan anaknya merupakan kegiatan
yang normal untuk anak usia 2 tahun yaitu menulis, menggambar dan bermain
bersama teman-temannya (ibu mengerti). Memberitahu ibu tentang jadwal
kunjungan berikutnya pada tanggal 30 Agustus 2018 ( Ibu mengerti dan mau
dikunjungi).Selanjutnya mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Ibu mengatakan bahwa anaknya saat ini tidak ada keluhan. Anak A masih aktif,
masiah senang bermain ,menulis, menggambar, mewarnai. Kemudian bidan
mengajak bicara dan bermain hasilnya anak A memberikan respon yang baik.
Kunjungan keempat bahwa saat ini anaknya tidak ada keluhan, anaknya masih
aktif seperti mencoret, bermain bersama teman seusiannya.
PEMBAHASAN
Pada tahap perkembangan balita usia 2 tahun, balita ibu akan menikmati masa-
masa bermain dengan balita lain atau orang lain. Pada fase ini, balita ibu belajar
untuk mengerti tentang perasaan dan kebutuhan orang lain. Ia juga sudah mulai
mengembangkan rasa simpati pada orang lain. Ia juga sudah mulai mengenal rasa
berbagi dengan temannya walaupun balita pada usia ini juga bisa sangat bandel. Ia
juga sedang menikmati berbagai aktifitas fisik, jadi pastikan ibu mempersiapkan
banyak tenaga untuk mengawasinya. Permainan favorit balita pada masa ini
adalah yang berhubungan dengan fantasi atau yang melibatkan imajinasi.
Di usia 2 tahun, anak yang sehat, bergizi baik dan tumbuh di lingkungan yang
baik memiliki 1.000 trilyun sinapsis di otaknya. Aktivitas otak anak sudah tidak
seaktif umur 0 – 2 tahun. Beberapa sinapsis ini akan menjadi semakin kuat
terbentuk namun banyak sinapsis akan menghilang perlahan selama masa
pertumbuhan anak. Pada masa remaja biasanya tinggal separuh saja sinapsis yang
tetap ada.
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dengan praktik
di lahan. Pengetahuan pada dasarnya datang dari pengalaman dan merupakan hasil
dari tahu seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu
sehingga pengetahuan berperan penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Tindakan yang dimaksud merupakan suatu tindakan dalam memberikan
rangsangan kepada keluarga yang berupa penyuluhan, agar dapat mengerti
tentang tumbuh kembang anak usia 2 tahun, sehingga dalam hal ini pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dari pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang
didapat seseorang untuk meningkatkan pengetahuan tentang tumbuh kembang
anak usia 2 tahun.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
5.2 Saran
5.1.1. Bagi Keluarga Binaan
http://belajarpsikologi.com/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-
dini/28juli2017pukul08.30 WIB
https://id.theasianparent.com/perkembangan-anak-4-
tahun/28juli2017pukul08.30WIB
http://nustel.blogspot.co.id/2017/10/makalah-perkembangan-psikologi-
anak.html/28juli2017pukul08.35WIB
LAMPIRAN
I. PENGKAJIAN DATA
A. Biodata
a. Identitas Anak
Nama : An. A
Ayah
Nama: Tn A
Pendidikan: S1
Pekerjaan: Wiraswasta
Agama: Islam
Ibu
Nama: Ny A
Pendidikan: DIII
Agama: Islam
B. Data Subyektf
1. Alasan Datang
2. Keluhan Utama
Tidak ada
3. Riwayat Kehamilan/Persalinan
2900
1 2016 BPM 38minggu Spontan Bidan P Ya Tidak ada
gr
4. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang
menderita penyakit menular seperti (PMS, TBC, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit
menurun (DM, ASMA, Hipertensi), penyakit menahun seperti (Jantung).
Ibu mengatakan, anknya tidak sedang menderita penyakit menular seperti (PMS,
TBC, Hepatitis, HIV/AIDS), penyakit menurun seperti (DM, ASMA, Hipertensi),
Penyakit menahun seperti ( Jantung).
Yang Lalu:
1. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan anan C makan 3 kali sehari dan minum 6-8 gelas per hari
2. Pola Eliminasai
Pola eliminasi keluarga Anak.C BAB 1 kali di jamban sendiri, BAK 5 – 6 kali
pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari dan tidak ada keluhan.
C. Data Obyektif
1.Pemeriksaan Umum :
b) KesadaraN: Stabil
c) Tanda-tanda Vital:
- Nadi : 90 X / mnt
- Pernafasan : 24 X /mnt
d) Tinggi badan : 95 cm
e) Berat Badan : 19 Kg
c) Muka: oval.
h) Dada: tidak ada bunyi wezzing, tidak ada bunyi retraksi dinding dada,
denyut jantung 90x/menit, puting susu simetris.
k) Ekstermitas: simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, gerakan aktif.
2. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
Diagnosa :
An.C Umur 4 tahun, perempuan dengan tumbuh kembang normal
DS
DO
- Kesadaran: Stabil
- Tanda-tanda Vital:
- Nadi : 90 X / mnt
- Pernafasan : 24 X /mnt
- Tinggi badan : 95 cm
- Berat Badan : 19 Kg
III. DIAGNOSAPOTENSIAL
Tidak ada
Tidak ada
V. PERENCANAAN
VI. PELAKSANAAN
VII. EVALUASI
Kunjangan II.
Subjektif
Objektif
Assasment
Masalah potensial: -
Tindakan segera: -
Planning
Kunjungan III
Subjektif
Tidak ada keluhan
Objektif
Assasment
Masalah potensial: -
Tindakan segera: -
Planning
Kunjungan IV
Subjektif
Objektif
An C sangat aktif.
Assasment
Masalah potensial: -
Tindakan segera: -
Planning
SEMESTER: II
2. Kompetensi Dasar
2. Indikator:
Pertumbuhan (growth) adalah suatu ukuran kematangan fisik. Hal ini ditandai
dengan peningkatan ukuran tubuh dan organ-organ yang berbeda.Oleh karena itu,
pertumbuhan bisa diukur dalam satuan sentimeter atau meter dan kilogram.
Manfaatkan waktu Ibu untuk mengecek apakah imunisasi nya sudah sesuai
jadwal. Seiring kesenangannya dalam mengeksplorasi dunia luar, tetap jaga
imunitas si Kecil agar tidak mudah terserang penyakit, terutama akibat perubahan
cuaca yang drastis. Kebiasaan makan yang sehat, seperti rajin sarapan setiap pagi
akan membantu si Kecil dalam menjaga daya tahan tubuhnya.
Tidak perlu takut mengatakan tidak pada si Kecil. Memberi batasan adalah
tanggung jawab Ibu. Sadari bahwa tidak ada anak yang suka diberi kata "tidak",
namun disiplin itu penting untuk perkembangan si Kecil, dan Ibu tidak mungkin
bisa menyenangkan dan mengikuti mau si Kecil setiap saat.
Bila Ibu menemukan tanda-tanda di bawah ini pada si Kecil, segera konsultasikan
dengan dokter anak Ibu:
2. Media : Leaflet
D. Langkah Pembelajaran
E. Evaluasi
1. Struktural
a. Persiapan tempat
c. Persiapan SAP
2. Proses
3. Hasil
Refernsi
1
Dilakuk
an, tapi belum sempurna
2
Dilakuk
an dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena situasi yang
tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang dilaksanakan).
Nilai =
Nilai yang diperoleh x
100
Nilai =
19 x 100
22
Nilai =
86,3
Penilai
(Clara Delfitra Pio Tae)
JOB SHEET
MATA KULIAH
:
KETERAMPILAN DASAR KLINIK
MATERI POKOK :
PENYULUHAN TUMBUH KEMBANG ANAK
SEMESTER
:
GENAP/8
SASARAN
:
BALITA
WAKTU/PERTEMUAN :
RABU, 30 AGUSTUS 2018
PROGRAM STUDI
: D IV
KEBIDANAN
Pada umur 2 tahun otak anak berkembang dengan pesat. Otak sangat aktif membentuk
hubungan antar-sel-saraf (sinapsis) hingga 2 juta per detik. Otak anak usia 2 tahun dua kali
lebih aktif daripada otak orang dewasa. Anak butuh nutrisi yang cukup, lingkungan yang
aman dan stimulasi yang tepat supaya tercapai target perkembangan yang baik. Lingkungan
dengan relasi yang dilandasi cinta dan kasih sayang akan memberikan anak rasa aman,
nyaman, kepercayaan diri serta keberanian. Lingkungan ini akan mengajarkan pada anak
tentang cara menjalin persahabatan, mengkomunikasikan perasaan emosi dan mengatasi
tantangan yang muncul. Hubungan baik yang kuat juga akan mengajarkan anak tentang
kepercayaan, empati, rasa welas asih serta tentang baik-buruk.
Anak umur 2 tahun sudah memiliki keinginan yang kuat untuk terlibat dalam dunia sosial
yang lebih luas. Anak umur 2 tahun mulai gemar terlibat bermain interaktif bersama
anak/orang lain. Mereka juga memiliki kegemaran bermain peran “pura-pura seolah-olah”
mengeksplorasi daya khayalnya yang sangat penting bagi perkembangan. Aksi permainan
“seolah-olah menjadi” ini akan membantu anak mengembangkan ketrampilan bahasa,
berpikir dan sosial. Anak akan mampu mengembangkan ide dan kisahnya sendiri.
3. Tolak Ukur Perkembangan Anak Usia 4 Tahun yang Harus Orangtua Ketahui
4. Peran ibu
Semangat si Kecil untuk melakukan semuanya sendiri, seperti makan atau memakai bajunya,
jangan dipatahkan setiap kali Ibu melihat ia melakukannya dengan salah atau lamban. Bantu
dia secara perlahan. Pilihlah pakaian yang mudah dikenakan, serta makanan yang tidak repot
untuk dimakan agar mengurangi rasa frustasinya. Tetap dampingi si Kecil saat menyikat gigi,
mandi, dan menyisir rambutnya.Manfaatkan waktu Ibu untuk mengecek apakah
imunisasi nya sudah sesuai jadwal. Seiring kesenangannya dalam mengeksplorasi dunia luar,
tetap jaga imunitas si Kecil agar tidak mudah terserang penyakit, terutama akibat perubahan
cuaca yang drastis. Kebiasaan makan yang sehat, seperti rajin sarapan setiap pagi akan
membantu si Kecil dalam menjaga daya tahan tubuhnya.
Ajari kebiasaan sehat dengan menyontohkannya. Tunjukkan kebiasaan Ibu memakan sayur,
agar si Kecil bisa dengan mudah menirunya. Hindari kebiasaan membedakan makanan "ini
makanan Ibu" dan "makanan si Kecil".
Bila Ibu menemukan tanda-tanda di bawah ini pada si Kecil, segera konsultasikan dengan
dokter anak Ibu:
REFERENSI