Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KOMUNITAS DI RT.09 RW.

09
KELURAHAN MANGGA DUA SELATAN KECAMATAN SAWAH
BESAR
PADA TANGGAL 03 – 14 APRIL 2023

DI SUSUN OLEH :

1. Amelia Ramanda (2011003)


2. Anggie Inayah Rahmania (2011004)
3. Elin Rupiani (2011013)
4. Farah Raihani (2011017)
5. Faizah husnul Khotimah (2011016)
6. Muhammad Azhar (2011027)

PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS HUSADA

JAKARTA, 2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Komunitas Di RT.09 RW.09

Kelurahan Mangga Dua Selatan Kecamatan Sawah Besar

Pada Tanggal 03 – 14 April 2023

Jakarta 14 April 2023

Mengetahui

Ketua RT Pembimbing

( Aldi ) (Ns. Tri Setyaningsih, M.Kep., Sp.Kep J)

Koordinator Mata Ajar

(Ns. Ressa Andriyani Utami, M.Kep., Sp.Kep.Kom)

Ketua STIKes Rs Husada

(Ellynia, SE. MM)

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “ Laporan Kegiatan
Praktik Komunitas di RT.09 RW.09 Kelurahan Mangga Dua Selatan Kecamatan
Sawah Besar pada Tanggal 03 – 14 April 2023 ”.

Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhibtugas Mata Kuliah Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas. Laporan ini dapat diselesaikan karena kami
menerima banyak bantuan dan dukungan. Untuk itu, kami mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan ridho-Nya telah memberikan kami
kesempatan untuk dapat menyusun laoran kasus ini dengan baik tanpa
kendala apapun.
2. Ibu Ns. Ressa Andriyani Utami, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku koordinator
mata ajar keperawatan komunitas yang telah memberikan arahan dan
bimbingan sehingga kami mampu untuk menyelasaikan laporan ini.
3. Pihak Masyarakat RT.09 & RW.09 Kelurahan Mangga Dua Selatan
Kecamatan Sawah Besar yang telah memberikan arahan dan bimbingan
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan laporan ini.
4. Teman – teman yang telah membantu menyusun laporan kasus ini
sehingga dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa laporan laporan ini belum sepenuhnya


sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun itu rekan-rekan
sangatlah dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan kasus ini.

Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Tujuan .........................................................................................................................
1.3 Sistematika penulisan .................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................................
2.1 Kelompok Khusus .....................................................................................................
2.2 Konsep Penyakit .........................................................................................................
2.2.1 Definisi Etiologi ..................................................................................................
2.2.2 Etiologi .................................................................................................................
2.2.3 Manifestasi Klinis ...............................................................................................
2.2.4 Tanda dan gejala .................................................................................................
2.2.5 Patofisiologi ........................................................................................................
2.2.6 Pemeriksaan penunjang ......................................................................................
2.3 Pelayanan Kesehatan Primer ....................................................................................
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................
3.1 Hasil kajian wilayah .................................................................................................
3.2 Rencana asuhan keperawatan komunitas ..................................................................
3.2.1 Pengkajian dan analisa data ................................................................................
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................................
4.2 Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol di dalam darah
melebihi batas yang diperlukan oleh tubuh. Peningkatan kadar kolesterol dalam
darah merupakan salah satu faktor penting perkembangan penyakit arteri koroner
dan sangat berperan terhadap gangguan kardiovaskular yang disebut
aterosklerosis. Hiperkolesterolemia terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor genetik, jenis kelamin, umur, dan diet. Seseorang dikatakan
menderitahiperkolesterolemia bila kadar kolesterol total plasma melebihi keadaan
normal yaitu 2240 mg/dl.

Pankreas merupakan organ kelenjar penting dalam tubuh yang terdiri dari
jaringan eksokrin dan endokrin Kelenjar endokrin pankreas tersusun atas pulau
Langerhans yang merupakan cluster yang tersebar di sepanjang kelenjar eksokrin
pankreas. Unit endokrin yang disebut sebagai pulau Langerhans memiliki 4
macam sel, yaitu sel alfa (a), sel beta (B), sel delta, dan sel F (polipeptida
pankreas). Sel beta menghasilkan hormon insulin dan berperan dalam
menurunkan kadar glukosa darah. Perubahan histopatologis pulau Langerhans
dapat terjadi secara kuantitatif, seperti pengurangan jumlah atau ukuran, maupun
secara kualitatif, seperti terjadi nekrosis (kematian sel), atropi (pengecilan sel),
dan fibrinosis (jaringan-jaringan sel yang rusak). Sel-sel yang rusak akibat bahan
kimia dapat menyebabkan inflamasi (peradangan). Kerusakan sel-sel beta
pankreas dapat disebabkan faktor genetik, infeksi oleh kuman, dan radikal bebas

Hiperkolesterolemia adalah total kolesterol dalam darah dengan kadar


kolesterol yang tinggi yaitu ≥ 200 mg/dl. Hiperkolesterolemia menjadi salah satu
indikator aterosklerosis pada pembuluh darah dan menjadi prioritas utama dalam
penanggulangan masalah kesehatan di negara maju dan berkembang. Penyebab
hiperkolesterolemia adalah asupan makanan tidak sehat, seperti mengonsumsi
tinggi lemak, konsumsi buah dan sayur rendah, obesitas, aktivitas fisik rendah,
hipertensi, stres, merokok dan penggunaan alkohol. Konsumsi buah dan sayur

5
setiap hari berhubungan dengan kadar kolesterol darah, karena buah dan sayur
mengandung serat yang dapat menurunkan kadar kolesterol

Prevalensi nasional konsumsi sayur dan buah <5 porsi/hari pada penduduk
indonesia mencapai angka 93,6%. IMT berpengaruh terhadap obesitas dan
peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Aktivitas fisik rendah merupakan
faktor risiko penyebab peningkatan kolesterol total pada pada lanjut usia. Perilaku
merokok ber- pengaruh pada peningkatan kadar kolesterol dan penurunan kadar
HDL. Penelitian menemukan laki- laki perokok memiliki kadar kolesterol darah
lebih tinggi daripada perempuan

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktek di wilayah rt 009 rw 9
mangga besar diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien Hiperkolesterolemia

a. Tujuan Khusus
1. Memahami komunitas dan kelompok khusus sebagai unit
sasaran praktik keperawatan komunitas
2. Memahami berbagai faktor yang mempengaruhi status
kesehatan komunitas dan kelompok khusus
3. Mengintegrasikan ilmu kesehatan masyarakat ke dalam
kesehatan praktik keperawatan komunitas dan kelompok
khusus
4. Memahami konsep, prinsip dan perspektif asuhan keperawatan
komunitas dan kelompok khusus
5. Membangun kerjasama lintas sektor dan kerja didalam tim
6. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas dan kelompok
khusus
7. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas dan kelompok
khusus

6
8. Membuat perencanaan keperawatan komunitas dan kelompok
khusus
9. Melaksanakan berbagai intervensi komunitas dan kelompok
khusus
10. Mengevaluasi askep komunitas dan kelompok khusus
11. Mendokumentasikan askep komunitas dan kelompok khusus
12. Mengaplikasikan strategi promkes kemitraan pemberdayaan
komunitas, pengorganisasian komunitas dalam praktek
keperawatan komunitas
13. Menerapkan konsep dan prinsip keselataman dan kesehatan
kerja dalam melakukan praktek keperawatan pada kelompok
khusus pekerja

1.3 Sistematika penulisan


Dalam penulisan makalah ini yang di susun secara sistematis terdiri dari :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah,


tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB ini berisi tinjauan teoritis yang meliputi konsep dasar dan asuhan
keperawatan pada kelompok komunitas masyarakat, konsep
Hiperkolesterolemia meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis, tanda
dan gejala, patofisiologi singkat, pemeriksaan penunjang, pemberdayaan
masyarakat dan pelayanan kesehatan primer.

3. BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisi pengkajian dan Analisa data, Diagnosa keperawatan,


Rencana keperawatan, Implementasi, dan Evaluasi

4. BAB IV KESIMPULAN

Bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran

7
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kelompok Khusus

Proses pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian


kolesterol adalah sebagai berikut :

A. Membangun kepercayaan masyarakat melalui pertemuan dengan tokoh


masyarakat dalam hal ini adalah ibu RW dan ibu RT serta kader kesehatan
yang membahas tentang masalah kesehatan, kemudian melakukan Fokus
Grup Diskusi yang bertujuan untuk menggali kegiatan yang sudah
dilakukan oleh warga yang berkaitan dengan pencegahan penyakit
kolesterol dan merencanakan kegiatan untuk menjamin keberlangsungan
kegiatan kedepan secara bersama-sama.
B. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pertemuan kader kesehatan.
Dari hasil FGD didapat informasi mengenai persepsi dan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit kolesterol dan cara pencegahannya.
Selanjutnya dari kegiatan tersebut diperoleh rekomendasi untuk dilakukan
kegiatan penyuluhan kesehatan pada kelompok masyarakat tentang
kolesterol dan pencegahannya
C. pengembangan program promosi kesehatan melalui pemberdayaan
masyarakat dilakukan melalui koordinasi dengan ibu RW, ibu RT dan
kader kesehatan untuk menentukan hari pelaksanaan program dan sumber
daya yang dibutuhkan serta rencana pembuatan media promosi kesehatan
berupa poster dan leaflet tentang pencegahan Penyakit kolesterol.
D. mengorganisasikan kegiatan bersama masyarakat tentang strategi untuk
penanggulangan faktor risiko Penyakit kolesterol ; dalam hal ini dapat
dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan Penyakit
kolesterol melalui perilaku “CERDIK” yang merupakan akronim dari cek
kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet
seimbang, istirahat cukup dan kelola stres. Poster dan leaflet digunakan

8
sebagai pengingat kepada masyarakat untuk selalu membiasakan perilaku
CERDIK dalam kehidupan sehari-hari.
E. inisisasi untuk pemeliharaan program (initiation of maintenance)
pelaksanaan program pencegahan faktor risiko Penyakit kolesterol dengan
melibatkan masyarakat sejak awal perencanaan program sampai
pelaksanaan program.
2.2 Konsep Penyakit
2.2.1 Definisi

Kolesterol merupakan senyawa lemak yang diproduksi oleh


berbagai sel dalam tubuh berbentuk seperti lilin yang berwarna
kekuningan dan sekitar seperempat kolesterol yang dihasilkan dalam tubuh
diproduksi oleh sel-sel hati. Kolesterol sangat dibutuhkan bagi tubuh untuk
membentuk membran sel, memproduksi hormon seks dan membentuk
asam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak.

Kolesterol sangat dibutuhkan untuk tetap sehat. Namun kolesterol


yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan
buruknya sirkulasi darah. (P2PTM, 2018).

Hiperkolesterolemia merupakan penyakit metabolisme kolesterol


yang disebabkan oleh karena kadar kolesterol dalam darah melebihi batas
normal (Mayasari dan Rahayuni, 2014).

2.2.2 Etiologi

Terdapat beberapa faktor yang mempengarui kadar kolesterol


dalam darah yaitu sebagai berikut : Makanan, Kolesterol pada umumnya
berasal dari lemak hewani seperti daging kambing, meskipun tidak sedikit
pulang yang berasal dari lemak nabati seperti santan dan minyak kelapa.
Telur juga termasuk makanan yang mengandung kolesterol yang tinggi.
Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh menyebabkan
peningkatan kadar kolesterol, seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit
dan mentega juga memiliki lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar
kolesterol (Yovina, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh

9
Restyani (2015) menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang
tinggi lemah jenuhnya dapat meningkatkan kadar koledterol total ; Kurang
aktivitas fisik, faktor pemicu yang dapat meningkatkan kadar kolesterol
dalam darah yaitu kurangnya aktivitas fisik ataupun olahraga, hal tersebut
telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Tunggul, Rimbawan
dan Nuri (2013) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
aktivitas fisik terhadap kadar kolesterol dalam darah dengan nilai p<0.05 ;
Kurang pengetahuan, Tingkat pengetahuan sesorang merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol, hal tersebut dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Winda, Rooije dan tiny (2016) bahwa
pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kadar kolesterol
seseorang dan mempengaruhi tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
dalam mengendalikan kadar kolesterol ; Kepatuhan, Kepatuhan
berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol dalam darah, hal tersebut
telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Din (2015) yang
didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya
peningkatan kolesterol yaitu seperti diet kaya lemak, kurangnya olahraga,
strss serta faktor ketidakpatuhan pasien dalam mengontrol kolesterolnya.
Dan hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri
(2016) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antar kepatuhan diet
dengan kadar kolesterol dalam darah.faktor-faktor tersebut mempengaruhi
kolesterol dalam darah, yang mengalami suatu proses dalam tubuh
manusia.

2.2.3 Manifestasi Klinis

Kadar kolesterol yang tinggi biasasnya tidak memunculkan gejala


apapun. Akan tetapi kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah sangat
tinggi maka endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan di dalam
kulit. Kadar trigliserida yang yang cukup tinggi (samapai dengan 800
mg/dl atau lebih) dapat menyebabkan pembesaran pada hati dan limpa
serta timbulnya gejala-gejala dari pakreatitis (misalnya nyeri perut yang

10
hebat) (Dewanti, 2010). Untuk memantau tanda dan gejala yang muncul,
maka diperlukan pengukuran kadar kolesterol agar dapat mengontrol kadar
kolesterol dalam tubuh.

2.2.4 Tanda dan Gejala

Hiperkolesterolemia tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Umumnya


seseorang tidak menyadari jika kadar kolesterolnya meningkat karena
tidak menunjukkan gejala apapun. Terkadang ada yang merasakan gejala
seperti tengkuk terasa pegal saat kolesterol meningkat. Namun, gejala ini
tidak spesifik dan tidak dirasakan semua orang. Terkadang pengidap baru
merasakan gejala ketika timbul komplikasi. Oleh karena itu, para ahli
menyarankan skrining sejak awal yang dilakukan minimal satu kali pada
anak usia 9-11 tahun dan pada remaja usia 17-21 tahun. Pada orang yang
berusia diatas 21 tahun, skrining sebaiknya dilakukan setiap 4-6 tahun
sekali. Pada penderita diabetes serta orang yang memiliki riwayat
hiperkolesterolemia dan serangan jantung dalam keluarga.

2.2.5 Patofisiologis

Hiperkolesterolemia terjadi karena adanya gangguan metabolisme


lemak yang dapat menyebabkan peningkatan kadar lemak darah yang
disebabkan oleh defisiensi enzim lipoprotein, lipase, reseptor LDL atau
ketidaknormalan genetika yang mengakibatkan peningkatan produksi
kolesterol di hati atau penurunan kemampuan hati dalam membersihkan
kolesterol dari darah.

Mekanisme terjadinya hiperkolesterolemia adalah lemak yang


berasal dari makanan akan dicerna di usus halus menjadi asam lemak
bebas, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol, kemudian diserap dalam
bentuk kilomikron. Sebagian kolesterol dibuang ke empedu sebagai asam
empedu dan sebagian lagi trigliserida dan apoprotein membentuk VLDL.
Enzim lipoprotein akan memecah VLDL menjadi Intermedient-Density
Lipopretein (IDL) yang hanya bertahan 2-6 jam, selanjutnya diubah
menjadi LDL (Soeharto, 2004).

11
Kolesterol LDL biasanya beredar di tubuh selama 2,5 hari, dan
selanjutnya berikatan dengan reseptor LDL didalam sel hati, mengalami
endositosis dan dicerna. LDL dibuang, dan sintesis kolesterol oleh hati
ditekan dalam jalur HMG-CoA reduktase. Pada FH, fungsi reseptor LDL
berkurang atau tidak ada, dan LDL beredar untuk durasi rata-rata 4,5 hari,
menghasilkan pegaruh peningkatan yang signifikan kadar kolesterol LDL
dalam darah dengan kadar normal lipoprotein lainnya. Dalam mutasi
ApoB, berkurang pengikatan partikel LDL ke reseptor menyebabkan
peningkatan kadar kolesterol LDL (Harikumar K, et al 2013)

2.2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan modalitas utama dalam


menegakan diagnosis hiperkolesterolemia. Pemeriksaan yang dilakukan
adalah pemeriksaan darah profil lipid lengkap meliputi kadar kolesterol
total, LDL, HDL, dan trigliserida. Penghitung kadar LDL di laboratorium
besar biasanya sudah dlakukan dengan cara direk.

2.3 Pelayanan Kesehatan Primer

Integrasi pelayanan kesehatan primer ini merupakan bagian dari kegiatan


transformasi pelayanan kesehatan primer yang merupakan pilar pertama dari
transformasi sistem kesehatan. Transformasi layanan kesehatan primer harus
mendapat perhatian khusus serta investasi kesehatan yang besar, dengan fokus
kepada promotif dan preventif. Transformasi dimulai dari Puskesmas,
Posyandu sebagai Lembaga Kemasyarakatan Desa dan juga nantinya harus
melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Posyandu Prima akan
memberikan layanan kesehatan setiap hari dan mengkoordinir seluruh
kegiatan Posyandu di tingkat dusun/RT/RW, sehingga layanan kesehatan
menjadi terintegrasi, lebih mudah diakses dan berada dekat dengan
masyarakat.

Integrasi layanan primer di Puskemas/ tingkat kecamatan, layanan akan


diberikan dengan pendekatan kluster, yaitu kluster ibu hamil, anak dan remaja,
kluster usia produktif dan lansia, serta kluster penanggulangan penularan

12
penyakit/ surveilans termasuk laboratorium puskesmas. Integrasi layanan
primer di tingkat desa/kelurahan akan melibatkan seluruh struktur yang ada di
desa, yaitu pemerintah desa dan Lembaga Kemasyarakatan Desa (Posyandu,
PKK, dan Karang Taruna). Penguatan/revitalisasi Posyandu akan dilakukan
dengan mengintegrasikan layanan kesehatan di desa seperti Pustu dan
Poskesdes ke dalam Posyandu di desa menjadi Posyandu Prima. Kegiatan
Posyandu di tingkat Dusun/RT/RW akan berjalan lebih efektif karena
melaksanakan kegiatan Posyandu untuk seluruh sasaran siklus hidup mulai
dari ibu hamil sampai dengan lansia secara terpadu dan terintegrasi dan
diperkuat oleh kunjungan rumah oleh kader yang dilakukan secara rutin dan
terencana. Terkait Posyandu Prima, diharapkan seluruh desa dapat dipenuhi
dengan pelayanan kesehatan (minimal 1 perawat dan 1 bidan) yang akan
bersinergi dengan Posyandu dalam Posyandu Prima

13
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Hasil Kajian Wilayah


Pengkajian dilakukan tanggal 04 April 2023

RT 014/RW 009 Budi Rahayu, Mangga Dua Selatan Kec. Sawah Besar,
Kota Jakarta Pusat Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10730, Indonesia.

Hasil Pengkajian :

Jumlah rumah ada 25 rumah (22 rumah dihuni/ditempati 3 rumah tidak


dihuni), jumlah kartu keluarga total ada 43 kartu keluarga, Rumah yang
memiliki bak sampah total ada 10 rumah, rumah yang mempunyai saluran
pembuangan air limbah total ada 12 rumah, rumah yang memiliki
sepictank ada 8 rumah, rumah yang memiliki P3K ada 3 rumah, rumah
dengan kondisi semi permanen ada 3 rumah, rumah yang memiliki jamban
ada 12 rumah, rumah yang memiliki tabung gas ada 12 rumah.

Jumlah Warga Menurut Usia :

Jumlah warga laki-laki total ada 51 orang, jumlah warga perempuan total
ada 72 orang, jumlah usia lansia laki-laki 3 orang, jumlah usia lansia
perempuan 5 orang, jumlah wanita subur ada 45 wanita subur, jumlah ibu
menyusui 1 orang, jumlah remaja laki laki 5 orang, dan remaja perempuan
8 orang, jumlah anak laki-laki ada 2 orang dan jumlah anak perempuan 5
orang.

Jumlah penyakit :

Warga yang memiliki penyakit diabetes melitus 2 orang, penyakit


hipertensi 6 orang, hiperkolestrol 3 orang, tidak terdapat anak stunting
dan batuk pilek,

14
Posisi wilayah :

Untuk luas wilayah 1000 m2, dengan batas wilayah disebelah timur
RT 005, disebelah barat berbatasan dengan RT 007, dan disebelah utara
RT 004.

3.2. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas


3.2.1 Pengkajian dan analisa data
A. DATA GEOGRAFIS
Luas daerah 1000m2
Kondisi daerah adalah dataran rendah
Batas wilayah sebelah timur : RT 005
Batas wilayah sebelah barat : RT 007
Batas wilayah sebelah utara : RT 004
Kondisi tanah subur
Jenis tanah, tanah liat dan berpasir

B. DATA DEMOGRAFI

Warga laki-laki 51 jiwa dan permpuan 51 jiwa

Kepala keluarga 55 kartu keluarga

Distribusi penduduk kelompok umur

jumlah usia lansia laki-laki 3 orang, jumlah usia lansia


perempuan 5 orang, jumlah wanita subur ada 45 wanita
subur, jumlah ibu menyusui 1 orang, jumlah remaja laki
laki 5 orang, dan remaja perempuan 8 orang, jumlah anak
laki-laki ada 2 orang dan jumlah anak perempuan 5 orang.

C. Fasilitas Kesehatan Dan Kesehatan Sosial

Tidak ada rumah sakit di RT/RW ini, tidak ada tenaga dokter
bidan, dukun terlatih PLKB, Fasilitas kesehatan seperti panti

15
asuhan werda, panti cacat tidak ada, fasilitas umum pasar tidak ada,
tempat hiburan tidak ada, rumah amakan tidak ada, tempat
pertemuan tidak ada, tempat penginapan ada yaitu kontarakan dan
kostan 3

D. Fasilitas Kesehatan seperti masjid ada di RT lain namun satu


RW dan menjadi tempat ibadah warga RT 009, gereja, wihara,
dan pura kelenteng tidak ada.

E. Ekonomi Rata-rata > 4.000.000,00

F. untuk keamanan tidak ada pemadam kebakaran, keamanan di


jaga oleh hansip

G. sanitasi lingkungan

Jumlah rumah ada 25 rumah (22 rumah dihuni/ditempati 3 rumah


tidak dihuni), jumlah kartu keluarga total ada 43 kartu keluarga,
Rumah yang memiliki bak sampah total ada 10 rumah, rumah yang
mempunyai saluran pembuangan air limbah total ada 12 rumah,
rumah yang memiliki sepictank ada 8 rumah, rumah yang memiliki
P3K ada 3 rumah, rumah dengan kondisi semi permanen ada 3
rumah, rumah yang memiliki jamban ada 12 rumah, rumah yang
memiliki tabung gas ada 12 rumah, rumah yang memiliki sumber
Asir bersih PAM ada 8 rumah, rumah yang memiliki sumur ada 14
rumah, sitem pembuangan sampah di angkut oleh petugas.

DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Ds : Manajemen kesehatan
tidak efektif pada usia
Kader mengatakan terdapat lansia berhubungan
posbindu di wilayah RW 09 dengan ketidakmapuan
masyarakat mengenal
masalah kesehatan pada

16
- Posbindu diadakan kegiatan hiperkolesterolemia
setiap 1 bulan sekali setiap
pagi jam 09.00 – 12.00.
Kegiatan Posbindu
bersamaan dengan Posyandu
dan kader posyandu
merupakan kader diposbindu
kegiatannya yaitu cek
tekanan darah, cek gula
darah, cek asam urat,dan
kolesterol.
- Sebagian masyarakat
menggunakan puskesmas
sebagai pelayan kesehatan,
namun selama pandemic
masyarakat sudah tidak rutin
kontrol, mereka mengatakan
ada rasa takut jika
dicovidkan dan takut diswab
- Sebagian besar masyarakat
dengan Hiperkoleterolemia
mengatakan terkadang lupa
meminum obat yang
diberikan
- Sebagian besar masyarakat
mengatakan tidak
membatasi makanan yang
menjadi pantangan
hiperkolesterolemia karena
masak dengan bahan yang
mudah dibeli dan
harganya terjangkau

17
Do :

- Terdapat 6 orang pada


kelompok usia lansia yang
memiliki riwayat
hiperkolesterolemia/kadar
kolestrol tinggi

Prioritas Masalah

N Masalah kriteria scor keterangan


o Kesehatan e
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Manajemen 1 5 2 8 8 8 8 8 48 1. Sesuai
kesehatan tidak dengan
efektif pada usia
perawat
lansia
berhubungan komunitas
dengan 2. Risiko
ketidakmapuan
terjadi/jum
masyarakat
mengenal lah yang
masalah berisiko
kesehatan pada
3. Risiko
hiperkolesterole

18
mia parah
4. Potensi
untuk
Pendidikan
kesehatan
5. Interest
untuk
komunitas
6. Kemungki
nan diatasi
7. Relevan
dengan
program
8. Tersediany
a sumber
daya

19
Rencana Kerja/ PoA

No Kegiatan Tujuan Sasar Bentuk kegiatan Waktu Media Pelaksana Dan


an dan
tempat

1 Pendidikan Meningkatkan Warg Penyuluhan dan 13 April Leaflet, Mahasiswa


kesehatan pengetahuan a rt pendidikan 2023, laptop, dan ketua rt
mengenai tentang kesehatan tempat : proyektor
09 09
hiperkolester hiperkolesterol mengenai rt 09
olemia emia pada hiperkolesterole
masyarakat mia

2 Pendidikan Meningkatkan Warg Penyuluhan dan 13 April 13 April Mahasiswa


kesehatan pengetahuan a rt pendidikan 2023, 2023, dan ketua rt
mengenai masyarakat kesehatan tempat : tempat :
09 09
pembuatan cara membuat mengenai cara rt 09 rt 09
obat obat tradisional membuat obat
tradisional rebusan air tradisional
rebusan air jahe, rebusan rebusan air jahe,
jahe, rebusan daun salam, rebusan daun
daun salam, rebusan daun salam, rebusan
rebusan daun kelor pada daun kelor pada
kelor pada penderita penderita
penderita hiperkolesterol hiperkolesterole
hiperkolester emia mia
olemia

Demonstrasi

3 Pendidikan Meningkatkan Warg Penyuluhan dan 13 April 13 April Mahasiswa


kesehatan pengetahuan a rt pendidikan 2023, 2023, dan ketua rt
masyarakat kesehatan tempat : tempat :
09 09
rt 09 rt 09

Meningkatkan
Berikan
kesehatan
lingkungan
masyarakat
yang
mendukung

20
kesehatan Demonstrasi

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari laporan ini dapat disimpulkan bahwa data baik didunia
maupun di Indonesia sendiri adalah kolestrol, kolestrol merupakan salah
satu penyakit tidak menular (PTM) yang banyak terjadi. Sudah dilakukan
berbagi upaya baik upaya yang dilakukan dari diri sendiri maupun upaya
peran petugas Kesehatan prevelensinya belum mengalami penurunan yang
signifikan.

21
Salah satu yang upaya yang dilakukan yang dilakukan pemerintah
dan kader kesehatan diwilayah Rw. 09 adalah membuat program
pemberian Pendidikan Kesehatan oleh perawat komunitas. Perawat
komunitas itu sendiri juga berperan baik di unit Kesehatan perorangan
(UKP) dan unit Kesehatan masyarakt (UKM), masing-masing peran dan
tujuannya adalah untuk mensejahterakan kesehatan masyarakat khusunya
di di lingkungan Rw. 09. Oleh karena itu, perlunya dilakukan proses
asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penegakan diagnosa,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan, evaluasi serta dokumentasi
keperawatan yang komprehensif.

4.2 Saran
Pentingnya peran petugas Kesehatan dilingkungan masyarakat untuk terus
memberikan pelayanan Kesehatan baik secara preventif, promotive, kuratif
dan rehabilitative kepada masyarakat khususnya masyarakat Rw. 09.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, S. (2016). Stop! Gagal Ginjal. Yogyakarta: Istana Media.

Dr. Rusilanti, M. (2014). Kolesterol Tinggi Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta:


FMedia.

Putri, Dinda Erina., Mulyati, Tatik., dan Mufnaety. 2010. Hubungan Asuhan Serat
dan Asupam Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada penderita
Jantung Koroner Rawat Jalan RSUD Tugu Rejo Semarang, 1-2.

Restyani, A.E. 2015., “Hubungan Pola Konsumsi Lemak Jenuh dan Obesitas
Sementara terhadap Kadar Kolesterol Total (Studi Pada Mahasiswa di
Universitas Muhamadiyah Malang)”. Malang: Universitas Muhamadiyah
Malang. http://eprints.umm.ac.id/23544/. (diakses pada tanggal 02 juli 2019)

Trisnowati, H. (2018). Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan Faktor


Risiko Penyakit Tidak Menular ( Studi pada Pedesaan di Yogyakarta )
Community Empowerment to Prevent Risk Factors of Non Communicable
Diseases ( Case in A Rural Communities of Yogyakarta ). Jurnal MKMI,
14(1), 17–25. https://media.neliti.com/media/publications/238453-
pemberdayaan-masyarakat-untuk-pencegahan-66673211.pdf

Yovina. (2012).Kolesterol. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher

23

Anda mungkin juga menyukai