Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KOMUNITAS DI RT 14 RW 09

KELURAHAN MANGGA DUA SELATAN KECAMATAN


SAWAH BESAR PADA TANGGAL 12
APRIL TAHUN 2023

DI SUSUN OLEH :

1. Nurul Inayah (2011067)


2. Roven Ariska (2011004)
3. Trisnida Apriyanti (2011076)
4. Yores Jordi Aldo (2011077)
5. Denis Syachiran Ningsih (2011010)

PRODI DIPLOMA TIGA KEPERWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN RS HUSADA
JAKARTA, 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Praktik Komunitas Di Rt 14 Rw 09
Kelurahan mangga Dua Selatan Kecamatan
Sawah Besar Pada Tanggal 12
April Tahun 2023

Jakarta 15 April 2023

Mengetahui

Kepala Lurah Kecamatan Ketua


Rw 09
Sawah Besar

( ) (
)

Ketua RT 14/09 Pembimbing


Akedemikakedi I

( ) (Ns. Ressa Andriyani Utami, M. Kep., Sp.


Kep. Kom)

Direktur STIKes Rs Husada


(Ellynia, SE. MM)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan “ Laporan Kegiatan
Praktik Komunitas di RT 14/09 Kecamatan Sawah Besar pada Hari Tanggal 04–
15 April 2023”.

Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas. Laporan ini dapat diselesaikan karena penulis
menerima banyak bantuan dan dukungan. Untuk itu, penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan ridho-Nya telah memberikan kami
kesempatan untuk dapat menyusun laoran kasus ini dengan baik tanpa
kendala apapun.
2. Ibu Ns. Ressa Andriyani Utami, M. Kep., Sp. Kep. Kom selaku
koordinator mata ajar keperawatan komunitas yang telah memberikan
arahan dan bimbingan sehingga kami mampu untuk menyelasaikan
laporan ini.
3. Pihak RT 14/09 Kecamatan Sawah Besar yang telah memberikan arahan
dan bimbingan sehingga kami mampu untuk menyelesaikan laporan ini.
4. Teman – teman yang telah membantu menyusun laporan kasus ini
sehingga dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa laporan laporan ini belum sepenuhnya


sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun itu rekan-rekan
sangatlah dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan kasus ini.
Tim Penyusun

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I......................................................................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................................................................
1.3 Sistematika penulisan....................................................................................................................
BAB II.....................................................................................................................................................
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................................................
2.1 Puskesmas.....................................................................................................................................
2.2 Kegiatan Intra Gedung...................................................................................................................
2.3 Kegiatan Ekstra Gedung................................................................................................................
2.4 Promosi Kesehatan........................................................................................................................
2.5 Kasus Penyakit yang Diangkat......................................................................................................
BAB III....................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................
BAB IV...................................................................................................................................................
PENUTUP...............................................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari
beberapa organisme yang berbagi lingkungan, dan pada umumnya
memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia,
individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan,
sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa
Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan
dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau
banyak"
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas
tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Insulin adalah hormon
yang mengatur glukosa darah. Hiperglikemia, juga disebut peningkatan
glukosa darah atau peningkatan gula darah, adalah efek umum dari
diabetes yang tidak terkontrol dan seiring waktu menyebabkan kerusakan
serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.

International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa terdapat


463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes mellitus
pada tahun 2019 dengan prevalensi sebesar 9,3% pada total penduduk
pada usia yang sama. IDF memperkirakan prevalensi diabetes, bedasarkan
jenis kelamin pada tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65% pada
laki-laki. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring bertambahan
umur penduduk menjadi 19.9% atau 111.2 juta orang pada umur 65-79
tahun. Angka ini diprediksikan akan terus meningkat mencapai hingga 578
juta ditahun 2030 dan 700 juta ditahun 2045. IDF menyatakan penderita
DM pada pada umur 20-79 tahun, terdapat 10 negara dengan jumlah
penderita tertinggi dunia yaitu : Cina 116,4 juta jiwa, India 77 juta jiwa,
Amerika Serikat 31 juta jiwa, ketiga negara ini menempati urutan 3 teratas
pada tahun 2019. Indonesia berada diperingkat ke 7 diantara 10 negara
dengan jumlah penderita 10,7 juta jiwa (IDF, 2019) Laporan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi DM
pada penduduk dewasa di Indonesia sebesar 6,9% pada tahun 2013
meningkat menjadi 8,5% pada Tahun 2018 (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2018)

Peran perawat bersama dokter yang pertama adalah mengetes


apakah pasiennya memiliki atau berisiko terhadap penyakit diabetes.
Selain lewat keluhan dan gejala fisik, seperti sering buang air kecil atau
proses penyembuhan luka yang lama, perawat juga memindai pasiennya
dengan tes yang beragam jenisnya. Bila pasien terdeteksi tipe 2, perawat
bisa mengambil tindakan pencegahan dan perawatan. Ia akan menjelaskan
faktor risiko dari tipe diabetes tersebut. Selain itu, ia juga akan
memberitahu pentingnya pencegahan atau penghambatan dari permulaan
tipe 2. Perawat juga akan memberikan pasiennya latihan yang berguna
dalam menghadapi diabetes. Hal ini ditambahkan pula dengan
menjelaskan cara menjaga berat badan dan pola makan yang baik. Perawat
tidak setiap saat bisa menemani pasien dalam menghadapi penyakitnya.
Karenanya, ia mengembangkan kepedulian pasien untuk bisa merawat
dirinya sendiri. Cara tersebut dilakukannya lewat mengajarkan metode-
metode dan mendorong pasien menciptakan caranya sendiri. Perawat juga
akan memerhatikan kemampuan pasien dalam merawat dirinya sendiri.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktek di RT 14 RW 09 Kelurahan
Mangga Dua Selatan Kecamatan Sawah Besar diharapkan mahasiswa
mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus.

b. Tujuan Khusus
1. Memahami komunitas dan kelompok khusus sebagai unit sasaran
praktik keperawatan komunitas
2. Memahami berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan
komunitas dan kelompok khusus
3. Mengintegrasikan ilmu kesehatan masyarakat ke dalam kesehatan
praktik keperawatan komunitas dan kelompok khusus
4. Memahami konsep, prinsip dan perspektif asuhan keperawatan
komunitas dan kelompok khusus
5. Membangun kerjasama lintas sektor dan kerja didalam tim
6. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas dan kelompok
khusus
7. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas dan kelompok
khusus
8. Membuat perencanaan keperawatan komunitas dan kelompok
khusus
9. Melaksanakan berbagai intervensi komunitas dan kelompok khusus
10. Mengevaluasi askep komunitas dan kelompok khusus
11. Mendokumentasikan askep komunitas dan kelompok khusu
12. Mengaplikasikan strategi promkes kemitraan pemberdayaan
komunitas, pengorganisasian komunitas dalam praktek keperawatan
komunitas
13. Menerapkan konsep dan prinsip keselataman dan kesehatan kerja
dalam melakukan praktek keperawatan pada kelompok khusus
pekerja

1.3 Sistematika penulisan


Dalam penulisan makalah ini yang di susun secara sistematis terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah,


tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB ini berisi tinjauan teoritis yang meliputi konsep dasar dan asuhan
keperawatan pada kelompok komunitas khusus, konsep penyakit,
pemberdayaan masyarakat, pelayanan Kesehatan primer.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil kajian wilayah, pengkajian dan analisa data, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi

BAB V KESIMPULAN

Bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kelompok Khusus


Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu
yang karena keadaan fisik, mental maupun sosialnya budaya dan
ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan
kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan
terhadap dirinya sendiri.Perawatan Kelompok Khusus adalah suatu upaya
dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
kelompok- kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap
masalah tersebut, yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya,
mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidakmelupakan
upaya kuratif dan rehabilitatif, yang ditujukan kepada mereka yang
tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang ada di masyarakat,
diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan
masalah melalui proses keperawatan.

2.2 Konsep Penyakit


2.2.1. Definisi
Diabetes menurut American Diabetes Association (ADA)
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia (tingginya kadar gula darah) yang terjadi karena
kelainan sekresi (pengeluaran) insulin, kerja insulin atau keduanya
(Saputri, 2020). Diabetes disebabkan oleh gangguan metabolisme
yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai dengan
peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi
hiperglikemia yang disebabkan karena menurunnya jumlah insulin
dari pancreas (Lestari et al., 2021).
2.2.2. Etiologi
Etiologi dari penyakit diabetes yaitu gabungan antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Etiologi lain dari diabetes yaitu
sekresi atau kerja insulin, abnormalitas metabolik yang menganggu
sekresi insulin, abnormalitas mitokondria, dan sekelompok kondisi
lain yang menganggu toleransi glukosa. Diabetes mellitus dapat
muncul akibat penyakit eksokrin pankreas ketika terjadi kerusakan
pada mayoritas islet dari pankreas. Hormon yang bekerja sebagai
antagonis insulin juga dapat menyebabkan diabetes (Lestari et al.,
2021).

Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1, yang


dikenal sebagai insulin-dependent atau childhoodonset diabetes,
ditandai dengan kurangnya produksi insulin dan DM tipe 2, yang
dikenal dengan non insulin dependent atau adult onset diabetes
disebabkan ketidak mampuan tubuh menggunakan insulin secara
efektif yang kemudian mengakibatkan kelebihan berat badan dan
kurang aktivitas fisik (Pangestika et al., 2022). Retensi insulin pada
di sebabkan oleh beberapa factor yaitu: obesitas/kelebihan berat
badan, glukortikoid berlebih (sindrom cushing atau terapi steroid),
hormon pertumbuhan berlebih (akromegali), kehamilan, diabetes
gestasional, penyakit ovarium polikistik, lipodistrofi (didapat atau
genetik, terkait dengan akumulasi lipid di hati), autoantibodi pada
reseptor insulin, mutasi reseptor insulin, mutasi reseptor aktivator
proliferator peroksisom (PPAR γ), mutasi yang menyebabkan
obesitas genetik (misalnya: mutasi reseptor melanokortin), dan
hemochromatosis (penyakit keturunan yang menyebabkan
akumulasi besi jaringan) (Lestari et al., 2021).
2.2.3. Manifestasi klinis
Menurut Gejala dari penyakit DM yaitu antara lain:
1. Poliuri (sering buang air kecil)
Buang air kecil lebih sering dari biasanya terutama pada
malam hari (poliuria), hal ini dikarenakan kadar gula darah
melebihi ambang ginjal (>180mg/dl), sehingga gula akan
dikeluarkan melalui urine. Guna menurunkan konsentrasi urine
yang dikeluarkan, tubuh akan menyerap air sebanyak mungkin
ke dalam urine sehingga urine dalam jumlah besar dapat
dikeluarkan dan sering buang air kecil. Dalam keadaan normal,
keluaran urine harian sekitar 1,5 liter, tetapi pada pasien DM
yang tidak terkontrol, keluaran urine lima kali lipat dari jumlah
ini. Sering merasa haus dan ingin minum air putih sebanyak
mungkin (poliploidi). Dengan adanya ekskresi urine, tubuh
akan mengalami dehidrasi atau dehidrasi. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka tubuh akan menghasilkan rasa haus
sehingga penderita selalu ingin minum air terutama air dingin,
manis, segar dan air dalam jumlah banyak.
2. Polifagi (cepat merasa lapar)
Nafsu makan meningkat (polifagi) dan merasa kurang
tenaga. Insulin menjadi bermasalah pada penderita DM
sehingga pemasukan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang dan
energi yang dibentuk pun menjadi kurang. Ini adalah penyebab
mengapa penderita merasa kurang tenaga. Selain itu, sel juga
menjadi miskin gula sehingga otak juga berfikir bahwa kurang
energi itu karena kurang makan, maka tubuh kemudian
berusaha meningkatkan asupan makanan dengan menimbulkan
alarm rasa lapar.
3. Berat badan menurun
Ketika tubuh tidak mampu mendapatkan energi yang cukup
dari gula karena kekurangan insulin, tubuh akan bergegas
mengolah lemak dan protein yang ada di dalam tubuh untuk
diubah menjadi energi. Dalam sistem pembuangan urine,
penderita DM yang tidak terkendali bisa kehilangan sebanyak
500 gr glukosa dalam urine per 24 jam (setara dengan 2000
kalori perhari hilang dari tubuh). Kemudian gejala lain atau
gejala tambahan yang dapat timbul yang umumnya ditunjukkan
karena komplikasi adalah kaki kesemutan, gatal-gatal, atau luka
yang tidak kunjung sembuh, pada wanita kadang disertai gatal
di daerah selangkangan (pruritus vulva) dan pada pria ujung
penis terasa sakit (balanitis)(Lestari et al., 2021).

2.2.4. Tanda gejala


Menurut (Hardianto, 2021), Gejala umum penderita diabetes
adalah sebagai berikut:
(1) meningkatnya rasa haus karena air dan elektrolit dalam tubuh
berkurang (polidipsia),
(2) meningkatnya rasa lapar karena kadar glukosa dalam jaringan
berkurang (polifagia),
(3) kondisi urin yang mengandung glukosa biasanya terjadi ketika
kadar glukosa darah 180 mg/dL (glikosuria),
(4) meningkatkan osmolaritas filtrat glomerulus dan reabosorpsi
air dihambat dalam tubulus ginjal sehingga volume urin
meningkat (poliuria),
(5) dehidrasi karena meningkatnya kadar glukosa menyebabkan
cairan ekstraselular hipertonik dan air dalam sel keluar,
kelelahan karena gangguan pemanfaatan CHO mengakibatkan
kelelahan dan hilangnya jaringan tubuh walaupun asupan
makanan normal atau meningkat,
(6) kehilangan berat badan disebabkan oleh kehilangan cairan
tubuh dan penggunaan jaringan otot dan lemak akan diubah
menjadi energi,
(7) dan gejala lain berupa daya penglihatan berkurang, kram,
konstipasi, dan penyakit infeksi candidiasis.

2.2.5. Patofisiologi
2.3 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan tidak mempunyai pengertian model tunggal.
Pemberdayaan dipahami sangat berbeda menurut cara pandang orang
maupun konteks kelembagaan, politik, dan sosialbudayanya. Ada yang
memahami pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan,
menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan
bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor
kehidupan. Ada pihak lain yang menegaskan bahwa pemberdayaan adalah
proses memfasilitasi warga masyarakat secara bersama-sama pada sebuah
kepentingan bersama atau urusan yang secara kolektif dapat
mengidentifikasi sasaran, mengumpulkan sumber daya, mengerahkan suatu
kampanye aksi dan oleh karena itu membantu menyusun kembali kekuatan
dalam komunitas. Ada juga yang memahami pemberdayaan secara makro
sebagai upaya mengurangi ketidakmerataan dengan memperluas
kemampuan manusia (melalui, misalnya, pendidikan dasar umum dan
pemeliharaan kesehatan, bersama dengan perencanaan yang cukup memadai
bagi perlindungan masyarakat) dan memperbaiki distribusi modal-modal
yang nyata (misal lahan dan akses terhadap modal), (Mujianto, 2019).
Berdasarkan hal itu maka inti dari pemberdayaan adalah :

1. Suatu upaya atau proses pembangunan yang berkesinambungan,


yang berarti dilaksanakan secara terorganisir, dan bertahap dimulai
dari tahap permulaan hingga tahap kegiatan tindaklanjut dan evaluasi
(follow-up activity and evaluation).
2. Suatu upaya atau proses memperbaiki (to improve) kondisi ekonomi,
sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup
yang lebih baik.
3. Suatu upaya atau proses menggali dan memanfaatkan potensi-potensi
yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka, sehingga prinsip to help the community to help themselves
dapat menjadi kenyataan.
4. Suatu upaya atau proses memandirikan masyarakat, dengan cara
menggalang partisipasi aktif dalam masyarakat berupa bentuk aksi
bersama (group action) di dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2.4 Pelayanan Kesehatan Primer


Fungsi utamanya adalah mengatasi masalah kesehatan yang belum
jelas batasnya, mengobati penyakit ringan, mengelola penyakit kronis,
mencegah penyakit dan melakukan promosi kesehatan. Berbagai masalah
kesehatan tersebut merupakan masalah kesehatan sehari-hari yang ada di
masyarakat dan mencakup lebih dari 90% masalah kesehatan individu dan
keluarga, dan probabilitas kejadiannya besar.

Pelayanan kesehatan primer merupakan pondasi dan bagian terbesar


dari sistem ini berfungsi sebagai mitra masyarakat dalam menerapkan
perilaku hidup sehat, memelihara kesehatan dan sebagian besar masalah
kesehatan sehari-hari, oleh sebab itu tempatnya harus sedekat mungkin
dengan masyarakat yang dilayani dokter di fasilitas kesehatan pelayanan
primer sebagai gate keeper untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan
kesehatan masyarakat (upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif),
(IDI, 2016).

Di era laminan Kesehatan Nasional termasuk fasilitas kesehatan.


primer (tingkat pertama) terdiri dari :

a. Puskesmas
b. Praktek dokter mandiri
c. Praktek dokter gigi
d. Klinik Pratama

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Hasil Kajian Wilayah

Pengkajian dilakukan pada tanggal 04 April 2023.


RT 14/RW 9 Budi Rahayu, Mangga dua selatan Kec. Sawah Besar, Kota

Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10730, Indonesia.

Hasil pengkajian :

Jumlah rumah ada 28 rumah (26 Rumah Di huni/Di tempati dan 2 rumah

tidak di huni/di tempati), Jumlah Kartu keluarga total ada 55 Kartu

keluarga, Rumah yang memiliki Bak sampah total 9 Rumah, Rumah yang

mempunyai Saluran pembuangan air limbah total ada 15 Rumah, Rumah

yang memiliki Septictank ada 4 Rumah, Rumah yang memiliki P3K ada 7

Rumah, Rumah dengan kondisi semi permanen total ada 4 rumah, Rumah

yang memiliki Jamban total ada 15 Rumah, Rumah yang memiliki tabung

gas ada 15 Rumah.

Jumlah Warga menurut Usia :

Jumlah Warga Laki-laki ada 89 orang dan Perempuan ada 56

orang, untuk usia lansia laki-laki ada 8 orang dan lansia Perempuan ada 10

orang, jumlah pasangan usia subur ada 30 orang, jumlah wanita usia subur

ada 54 orang, jumlah ibu menyusui ada 1 orang, dan tidak ada ibu hamil,

untuk jumlah remaja Laki-laki ada 4 orang dan remaja perempuan 3 orang,

jumlah Anak Laki-laki ada14 orang dan Anak perempuan berjumlah 8

orang.

Jumlah penyakit :

Warga yang memiliki penyakit Diabetes millitus ada 5 orang, untuk

penyakit hipertensi ada 14 orang, untuk penyakit kolesterol ada 3 orang,

penyakit Gastritis ada 2 orang, penyakit Ginjal ada 1 orang, warga yang
memiliki penyakit TB paru 1 orang, untuk anak stunting tidak ada dan

Batuk pilek ada 4 orang dewasa dan 12 orang anak-anak.

Posisi Wilayah :

Untuk Luas wilayah 1300 m2, dengan batas wilayah di sebelah utara

berbatasan dengan RT 03, untuk di sebelah barat berbatasan dengan RT

11, untuk sebelah selatan RT 12 dan untuk di sebelah timur berbatasan

dengan RW 01.

3.2. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas

3.2.1. Pengkajian dan analisa data

A. DATA GEOGRAFIS

Luas daerah 1300m2

Kondisi daerah adalah dataran rendah

Batas wilayah sebelah Utara : RT 03 RW 09

Sebelah barat : RT 11 RW 09

Sebelah selatan : RT 12 RW 09

Sebelah timur : RW 01

Kondisi tanah subur

Jenis tanah tanah liat dan berpasir

B. DATA DEMOGRAFI

Warga laki-laki 89 jiwa dan perempuan 56

Kepala keluarga 55

Distribusi penduduk kelompok umur


Usia lansia laki-laki ada 8 orang dan lansia Perempuan

ada 10 orang, jumlah pasangan usia subur ada 30 orang, jumlah

wanita usia subur ada 54 orang, jumlah ibu menyusui ada 1 orang,

dan tidak ada ibu hamil, untuk jumlah remaja Laki-laki ada 4

orang dan remaja perempuan 3 orang, jumlah Anak Laki-laki

ada14 orang dan Anak perempuan berjumlah 8 orang.

C. Fasilitas kesehatan dan kesehatan sosial

Tidak ada rumah sakit atau puskesmas di rt rw ini tidak ada

tenaga dokter bidan dukun terlatih PLKB

Fasilitas sosial seperti panti asuhan panti werdha panti cacat tidak

ada

Fasilitas umum pasar tidak ada tempat hiburan tidak ada rumah

makan ada tempat pertemuan ada tempat penginapan ada yaitu

kontrakan dan kostan 4

D. Fasilitas kesehatan seperti masjid ada di rt lain namun satu rw dan

menjadi tempat ibadah bagi warga rt 14, gereja wihara dan pura

kelenteng tidak ada

E. Ekonomi ratav rata 1.500.00-2.500.000

F. Untuk keamanan tidak ada pemadam kebakaran keamanan di jaga

oleh hansip

G. Sanitasi lingkungan

Jumlah rumah ada 28 rumah (26 Rumah Di huni/Di tempati dan 2

rumah tidak di huni/di tempati), Jumlah Kartu keluarga total ada

55 Kartu keluarga, Rumah yang memiliki Bak sampah total 9


Rumah, Rumah yang mempunyai Saluran pembuangan air limbah

total ada 15 Rumah, Rumah yang memiliki Septictank ada 4

Rumah, Rumah yang memiliki P3K ada 7 Rumah, Rumah dengan

kondisi semi permanen total ada 4 rumah, Rumah yang memiliki

Jamban total ada 15 Rumah, Rumah yang memiliki tabung gas

ada 15 Rumah sumber air bersih menggunakan PAM

pembuangan air limbah ke sungai, sistem pembuangan sampah

diangkut petugas sistem pembuangan tinja ke sungai sumber

polusi kendaraan bermotor

DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DS : 5 orang warga yang mengatakan memiliki penyakit dm Defisit kesehatan komunitas

DO: Berhubungan dengan masalah


kesehatan DM
Terdata 5 orang menderita dm

Penampisan Masalah

Diagnosa Keperawatan Defisit kesehatan komunitas

Berhubungan dengan masalah kesehatan DM dibuktikan dengan terdapat 5


orang penderita DM
No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat Masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Terdapat warga yang


menderita dm dengan luka
 Tidak/ kurang
sehat (3)
 Ancaman
kesehatan (2)
 Keadaan
sejahtera (1)
2. Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 = 1 Banyaknya warga yang
untuk diubah: belum mengerti tentang dm

 Dengan mudah (2)


 Hanya sebagian (1)
 Tidak dapat (0)
3. Potensi masalah untuk 1 3/3 x 1 =1 Saat di kaji banyak warga
dicegah: yang penderita dm tidak
 Tinggi (3) menjaga pola makannya
 Cukup (2)
 Rendah (1)
4. Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 = 1 Terdapat 5 warga penderita
DM yang belum mengerti
 Masalah berat, harus tentang penyakitnya dan
segera ditangani (2) mengalami luka DM
 Ada masalah, tetapi
tidak perlu segera
ditangani (1)
 Masalah tidak
dirasakan (0)
Jumlah 4

3.2.2. Diagnosa keperawatan

Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan masalah


kesehatan DM dibuktikan dengan terdapat 5 orang penderita DM.
3.2.3. Rencana keperawatan

No Diagnosa Tujuan Tujuan Khusus Kriteria Standar


Keperawatan Umum

1. Defisit Setelah Setelah dilakukan


kesehatan dilakukan pendidikan
komunitas tindakan kesehatan selama 1
berhubungan selama 3 x 30 x 30 menit
dengan masalah menit
kesehatan DM diharapkan TUK 1 : warga
dibuktikan warga mampu mengenal
dengan terdapat mampu masalah diabetes
orang penderita melakukan melitus dengan
DM pemeliharaan kriteria warga
kesehatan mampu :

dengan
efektif

a. Menyebutkan Respon verbal 1.warga mengatakan d


pengertian melitus adalah kon
diabetes mana kadar gula dalam
melitus melebihi nilai
>200gr/dL. Tingginya
gula darah disebabkan
tidak menggunakan h
insulin secara normal

b. Menyebutkan 3
dari 4 penyebab

2.warga menyebutkan 4 pen


Respon verbal Diabetes Melitus :
Gaya hidup
Obesitas
Kurang gerak

a. Faktor genetik atau


riwayat keturunan
c. Menyebutkan 4 b. merokok
dari 5 tanda dan
gejala diabetes 3. warga menyebutkan 5 ta
melitus dan gejala Diabetes Melitus
1. Sering buang air ke
2. Cepat haus
3. Cepat lapar
4. Mudah lelah
5. Sensasi mati rasa pa
tangan dan kaki

Respon verbal

Respon verbal warga menyebutkan 4 akib


lanjut diabetes melitus yang
1. Setelah diobati :
dilakukan
kunjungan a. Penyakit jantung ko
selama 1x30 b. Serangan jantung
menit c. Stroke
d. Kerusakan ginjal
TUK 2 : warga
mampu warga menyatakan keingina
mengambil untuk melakukan perawatan
keputusan dengan diabetes melitus
untuk merawat
anggota warga Respon afektif
yang
mengalami
masalah
kesehatan
Diabetes
millitus dengan
cara :
a. warga mampu
menyebutkan 3
dari 4 akibat
lanjut tidak
diobatinya
diabetes
melitus

b. Warga mampu
mengambil
keputusan
untuk merawat
anggota warga
dengan diabetes
melitus

3.Setelah dilakukan Respon verbal 1. Keluarga mengatakan sen


kunjungan selama keluarga kaki DM adalah
1x30 menit menyebutkan latihan fisik yang dipilih d
takan dengan terencana, 
pengertian
TUK 3 : keluarga secara berurutan yang dil
senam kaki DM
mampu merawat oleh pasien diabetes meli
uk mencegah terjadinya 
anggota keluarga
luka dan membantu mela
yang mengalami n peredaran darah bagian
diabetes melitus,
dengan cara :

2. Keluarga mengatakan
tujuan senam kaki diabet
us:
1.1 Melakukan Respon verbal a. memperbaiki sirkulasi 
senam kaki DM keluarga b. memperkuat otot-otot k
c. mencegah  terjadinya k
menyebutkan 4
bentuk kaki
dari 5 tujuan
d. meningkatkan kekuata
senam kaki DM betis dan paha 
e. mengatasi keterbatasan
sendi

3. Keluarga menyebutkan m
senam kaki DM :
a. Mengontrol gula darah 
b. Dapat menurunkan bera
c. Memberikan keuntunga
ogis 
d. Mengurangi kebutuhan
ian obat oral dan insulin
e. Mencegah terjadinya D
dini terutama bagi oran
orang  dengan  riwayat
keluarga.

Respon verbal
keluarga
menyebutkan 4
dari 5 manfaat
senam kaki DM Keluarga menyebutkan indika
kontraindikasi senam kaki unt
penderita DM:

a. Indikasi

Senam kaki ini dapat diberika


kepada seluruh penderita Dia
mellitus dengan tipe 1 maupu
Namun sebaiknya diberikan s
pasien didiagnosa menderita
Diabetes Mellitus sebagai tind
pencegahan dini.
Respon verbal
keluarga b. Kontraindikasi
menyebutkan 4
dari 5 indikasi 1)Klien mengalami perubaha
dan
fisiologis seperti dispnea ata
kontraindikasi
senam kaki DM dada.

2) Orang yang depresi, khawa


cemas.
3) Hal yang Harus Dikaji S
Tindakan

a. Lihat Keadaan umum


kesadaran pasien

b. Cek tanda-tanda Vital sebe


melakukan tindakan

c. Cek Status Respiratori


Dispnea atau nyeri dada)

d. Perhatikan indikasi
kontraindiikasi dalam pem
tindakan senam kaki tersebut

e. Kaji status emosi pasien (su


hati/mood, motivasi)

Keluarga menyatakan keinginan


melakukan senam kaki DM

Keluarga meredemonstrasikan se
kaki DM
a. Perawat cuci tangan
b. Jika dilakukan dalam posi
maka posisikan pasien dud
diatas bangku dengan
menyentuh lantai
c. Dengan Meletakkan tumit
jari-jari kedua belah kaki di
keatas lalu dibengkokkan
kebawah seperti cakar
sebanyak 10 kali
d. Dengan meletakkan tumit s
kaki dilantai, angkat telapak
atas. Pada kaki lainnya, jari
diletakkan di lantai denga
kaki diangkatkan ke atas.
dilakukan bersamaan pada
dan kanan secara bergan
diulangi sebanyak 10 kali.
e. Tumit kaki diletakkan d
Bagian ujung kaki diangka
dan buat gerakan memutar
pergerakkan pada pergelan
sebanyak 10 kali.
f. Jari-jari kaki d
dilantai. Tumit diangkat d
gerakan memutar
pergerakkan pada pergelan
Respon afektif sebanyak 10 kali.
g. Angkat salah satu lutut k
luruskan. Gerakan jari-jari
turunkan kembali secara be
kekiri dan ke kanan.
sebanyak 10 kali.
h. Luruskan salah satu kak
Respon lantai kemudian angkat kaki
psikomotor dan gerakkan ujung jari kak
wajah lalu turunkan
kelantai.
i. Angkat kedua kaki lalu l
Ulangi langkah ke 8,
gunakan kedua kaki
bersamaan. Ulangi sebanyak
j. Angkat kedua kaki
luruskan,pertahankan posisi
Gerakan pergelangan kaki
dan kebelakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan
putar kaki pada pergelanga
tuliskan pada udara dengan
angka 0 hingga 10 lakuka
bergantian. Gerakan ini
dengan posisi tidur.
l. Letakkan sehelai koran
Bentuk kertas itu menjad
bola dengan kedua bela
Kemudian, buka bola itu
lembaran seperti
menggunakan kedua
kaki. Cara ini dilakukan han
saja
m. Lalu robek koran menjadi 2
pisahkan kedua bagian koran
n. Sebagian koran di sob
menjadi kecil-kecil denga
kaki
o. Pindahkan kumpulan
sobekan tersebut dengan ke
lalu letakkan sobekkan ker
bagian kertas yang utuh.
p. Bungkus semuanya denga
kaki menjadi bentuk bola
3.2.4. Implementasi

3.2.5. Evaluasi

BAB IV

1.3 Kesimpulan

Berdasarkan penyuluhan yang telah dilakukan dapat


disimpulkan bahwa, Diabetes millitus adalah penyakit kelebihan
kadar gula dalam tubuh, pada RT 14 terdapat 5 orang yang terkena
penyakit diabetes millitus, degan komplikasi hipertensi, kolesterol,
artritis gout.

1.4 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berikut ini


saran yang dapat diberikan oleh penyuluh

1. Penyuluh lanjutan sebaiknya dapat menggunakan metode


lain untuk dapat menentukan sebab akibat yang jelas
2. Penyuluh lanjutan sebaiknya dapat mengendalikan hal-hal
dari luar seperti obat-obatan
3. Penyuluh selanjutnya sebaiknya memiliki jumlah sample
yang lebih banyak sehingga analisis yang dihasilkan lebih
akurat

Lampiran
A. SAP

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan : Senam Kaki Diabetes Melitus

Sasaran : Warga rt 14

Hari/Tanggal : Rabu, 12 April 2023

Tempat : Di Halaman Ketua RT 14

Waktu : 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa Tingkat III STIKes RS Husada

I. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )  kognitif, afektif, psikomotor

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan Warga rt 14 dan


keluarga dapat menjelaskan tentang senam kaki pada penderita diabetes, serta Warga rt
14 dapat mengungkapkan keinginan/kemauan untuk melakukan senam kaki pada
penderita diabetes, dengan demikian Warga rt 14 dan mampu mendemonstrasikan
kembali tentang senam kaki pada penderita diabetes.

II. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

Setelah mendapatkan penyuluhan, keluarga diharapkan dapat :

1. Menyebutkan pengertian diabetes melitus dengan benar


2. Menyebutkan 4 dari 8 tanda dan gejala diabetes melitus
3. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab diabetes melitus
4. Menyebutkan 3 dari 5 gejala diabetes melitus
5. Menyebutkan pengertian senam kaki diabetes melitus dengan benar
6. Menyebutkan 5 manfaat senam kaki diabetes melitus
7. Menyebutkan 5 tujuan senam kaki diabetes melitus
8. Menyebutkan 4 dari 5 indikasi dan kontraindikasi dari senam kaki diabetes melitus
9. Menunjukkan sikap positif/ Mengungkapkan keinginan untuk melakukan senam DM dengan
baik
10.Mendemonstrasikan 9 langkah senam kaki diabetes melitus dengan benar
III. Materi Penyuluhan

1. Pengertian senam kaki diabetes melitus


2. Manfaat senam kaki diabetes melitus
3. Tujuan senam kaki diabetes melitus
4. Indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetes melitus
5. Motivasi/ Rasional alasan harus melakukan senam kaki
6. Demonstrasikan senam kaki untuk penderita diabetes melitus

IV. Metode Penyuluhan

a. Ceramah
b. Tanya jawab/Diskusi
c. Demonstrasi dan redemonstrasi
d. Role play
e. Menonton video
f. Game

V. Media Penyuluhan
a. Leaflet
b. Lembar balik
c. Koran
d. Kursi
e. Video
f. LCD
g. Laptop

VI. Rencana Kegiatan Penyuluhan


N Kegiatan Uraian Kegiatan
o
Penyuluh Audience

1 Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam


b. Menyampaikan tujuan b. Menyetujui tujuan
(5 Menit) penyuluhan penyuluhan
c. Melakukan apresiasi c. Mengikuti apresiasi

2 Penyampaian a. Menanyakan pengetahuan a. Menjelaskan


Materi sebelumnya mengenai pengetahuan sebelumnya
konsep mengenai materi
(20 menit) b. Memberikan penyuluhan b. Menyimak materi dan
dan berdiskusi bersama berdiskusi
masyarakat tentang : c. Menyimak penjelasan
c. Menyebutkan pengertian yang diberikan dan
senam kaki diabetes berdiskusi
melitus d. Menyimak penjelasan
d. Menyebutkan 5 manfaat yang diberikan dan
senam kaki diabetes berdiskusi
melitus e. Menyimak penjelasan
e. Menyebutkan 5 tujuan yang diberikan dan
senam kaki diabetes berdiskusi
melitus f. Menyimak penjelasan
f. Menyebutkan 5 indikasi yang diberikan dan
dan kontraindikasi dari berdiskusi
senam kaki diabetes g. Menyimak penjelasan
melitus yang diberikan dan
g. Mendemonstrasikan senam berdiskusi
kaki diabetes melitus h. Menyimak penjelasan
h. Memberikan kesempatan yang diberikan dan
pada peserta untuk berdiskusi
bertanya tentang hal yang i. Meredemonstrasikan
belum dipahaminya. senam kaki diabetes
i. Mendemontrasikan senam mellitus
kaki diabetes melitus j. Menyimak penjelasan
j. Menjawab pertanyaan yang diberikan dan
Warga rt 14 dan keluarga berdiskusi

3 Penutup a. Melakukan evaluasi a. Menjawab pertanyaan

(5 menit) b. Menyimpulkan materi b. Menyimak kesimpulan


penyuluhan dan hasil diskusi
c. Menjawab salam
c. Mengucapkan salam
VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural  sebelum
a. SAP dan media telah dikonsultasikan kepada pembimbing sebelum pelaksanaan
b. Pemberi materi telah menguasai seluruh materi
c. Tempat dipersiapkan H-3 sebelum pelaksanaan
d. Mahasiswa, dan masyarakat berada di tempat sesuai kontrak waktu yang telah
disepakati
2. Evaluasi Proses  saat
a. Proses pelaksanaan sesuai rencana
b. Keluarga aktif dalam diskusi dan tanya jawab
c. Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil  materi
a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian dengan benar, 5 tujuan, 5 manfaat, 4 indikasi
dan kontraindikasi dari senam kaki diabetes melitus dengan benar  kognitif
b. Keluarga menunjukkan antusias/ keinginan untuk melakukan senam kaki dengan baik
 afektif
c. Keluarga dapat meredemonstrasikan 9 langkah cara senam kaki diabetes melitus 
psikomotor
4. Pertanyaan evaluasi
a. Sebutkan pengertian senam kaki diabetes melitus!
b. Jelaskan manfaat senam kaki diabetes melitus!
c. Sebutkan tujuan senam kaki diabetes melitus!
d. Sebutkan Indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetes melitus!
e. Jelaskan alasan harus melakukan senam kaki!
f. Demonstrasikan ulang senam kaki untuk penderita diabetes mellitus!
VIII. Sumber

Smeltzer, Suzzanne C .(2001). Buku ajar keperawatan medikal  bedah  Brunner &


Suddarth Ed.8. Jakarta :  EGC.
Misnadiarly. (2006). Diabetes melitus: gangren,  ulcer, infeksi. Mengenali
gejala,  menanggulangi, dan mencegah komplikasi. Ed.1. Jakarta: Pustaka  popule
r  Obor
Atun. (2010). Diabetes melitus. Bantul: Kreasi Wacana
Kushariyadi & Setyoadi. (2011). Terapi modalitas keperawatan pada
klien psikogeriatrik . Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.A., dan A.G. Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik . Edisi 4. Jakarta:EGC
Regensteiner, J.G. (2009).Diabetes and exercise.New York: Humana Press
LAMPIRAN MATERI

DIABETES MELITUS

A. PENGERTIAN DIABETES MELITUS


Diabetes adalah penyakit metabolik yang terjadi ketika terdapat kadar gula yang
tinggi pada tubuh, namun tidak dapat dipergunakan secara maksimal oleh tubuh.
Diabetes adalah kondisi yang termasuk ke dalam kategori penyakit kronis berbahaya,
terutama jika sudah terjadi komplikasi.

B. PENYEBAB DIABETES MELITUS


Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan tubuh gagal membakar gula yang ada
dalam tubuh secara maksimal, di antaranya adalah :

1. Kurangnya aktivitas fisik.


2. Asupan gula yang terlalu tinggi.
3. Terganggunya respons tubuh terhadap insulin.
4. Berkurangnya produksi insulin oleh pankreas.
5. Kinerja insulin terhambat akibat adanya hormon lain.
C. GEJALA DIABETES MELITUS
1. Sering merasa lelah padahal tidak
2. melakukan aktivitas fisik
3. Sering merasa haus padahal sudah
4. minum cukup air.
5. Berat badan turun tanpa sebab
6. yang jelas.
7. Sering diserang rasa lapar yang
8. ekstrem.
9. Luka lama atau sulit sembuh.
10. Pandangan kabur.
11. Sering buang air kecil.
12. Sering mengalami infeksi, termasuk
13. pada kulit, gusi, dan organ intim
D. KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
Ketika terlalu banyak gula menetap dalam aliran darah untuk waktu yang lama, hal itu
dapat mempengaruhi pembuluh darah, saraf, mata, ginjal dan sistem kardiovaskular.
Komplikasi termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat, gagal
ginjal akut. mua komplikasi Diabetes meningkat tajam.

A. PENGERTIAN SENAM KAKI DIABETES MELITUS
Senam kaki adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan terencana, disusun 
secara sistemik yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.

B. TUJUAN SENAM KAKI DIABETES MELITUS
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah  terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha 
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

C. MANFAAT SENAM KAKI DIABETES MELITUS
1. Mengontrol gula darah 
2. Dapat menurunkan berat badan. 
3. Memberikan keuntungan psikologis 
4. Mengurangi kebutuhan pemakaian obat oral dan insulin .
5. Mencegah terjadinya DM yang dini terutama bagi orang – orang   dengan
riwayat  keluarga.

D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI SENAM KAKI DIABETES MELITUS

a. Indikasi

Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes mellitus dengan
tipe 1 maupun 2 . Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita
Diabetes Mellitus sebagai tindakan pencegahan dini.

b. Kontraindikasi

1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dispnea atau nyeri dada.
2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan

a. Lihat Keadaan umum dan kesadaran pasien

b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan

c. Cek Status Respiratori (adakah Dispnea atau nyeri dada)

d. Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan senam


kaki tersebut

e. Kaji status emosi pasien (suasana hati/mood, motivasi)

E. Alasan melakukan senam kaki DM


1. Mencegah komplikasi DM
2. Memperlancar aliran darah
3. Menghindari luka yang sulit sembuh

F. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi
duduk), hanskun.
2. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki
3. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, Jaga privacy
pasien
4. Prosedur Pelaksanaan :
Perawat cuci tangan

a. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas bangku
dengan kaki menyentuh lantai
Gambar 1. Pesien duduk di atas kursi

b. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
Gambar 2. Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas
c. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke
atas.Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan
diulangi sebanyak 10 kali.
Gambar 3. Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki di angkat

d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
Gambar 4. Ujung kaki diangkat ke atas

e. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
Gambar 5. Jari-jari kaki di lantai
f.Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali
secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
g. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
h. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki
secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
i.Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki
kedepan dan kebelakang.
j.Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian. Gerakan ini sama
dengan posisi tidur.

Gambar 6. Kaki diluruskan dan diangkat

k. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua
belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
l.Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
m. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
n. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
o. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

Gambar 7. Membentuk kertas koran


BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Daftar Pustaka
Hardianto, D. (2021). Telaah Komprehensif Diabetes Melitus: Klasifikasi, Gejala, Diagnosis,
Pencegahan, Dan Pengobatan. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI), 7(2),
304–317. https://doi.org/10.29122/jbbi.v7i2.4209
IDF. (2019). International Diabetes Federation. In The Lancet, 266(6881).
IDI. (2016). Penataan Sistem Pelayanan Kesehatan Primer. Ikatan Dokter Indonesia, 2.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2016.
Lestari, Zulkarnain, & Sijid, S. A. (2021). Diabetes Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi,
Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan dan Cara Pencegahan. UIN
Alauddin Makassar, November, 237–241.
Mujianto. (2019). Modul KKN Tematik Desa Membangun Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Modul KKN Tematik Desa Membangun Pemberdayaan Masyarakat, I(2), 1–20.
Pangestika, H., Ekawati, D., & Murni, N. S. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 7(1), 27–31.
https://doi.org/10.36729/jam.v7i1.779
Saputri, R. D. (2020). Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada ARTIKEL PENELITIAN
Komplikasi Sistemik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Pendahuluan. Komplikasi
Sistemik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2, 11(1), 230–236.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.254
LAMPIRAN

Dokumentasi

1. Penyampaian materi acara penyuluhan

2. Sesi tanya jawab acara penyuluhan

3. Evaluasi acara penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai