Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN IPTEK PADA KASUS PENYAKIT KANKER KHUSUSNYA

PADA TERAPI PASIEN KANKER


(Dosen pengampu : Meri Oktariani S.Kep.,Ns.,M.Kep.)

Disusun oleh :
1. Septina Wahyu Ariani/P20001
2. Shehira Esamanda Dhenesti/P20002
3. Kristiana Elsa Prasetyowati/P20003
4. Fernanda Nur Hazifah/P20004
5. Ni’matul Maulabibi/P20005
6. Sekar Ayuningtyas Putri Pitaloka/P20006
7. Kartika Nugrahani/P20007
8. Defa Agam Permana/P20009
9. Eva Ayu Rahma Prihastuti/P20010
10. Laras Putri Astaris/P20011
11. Marcella Prita Ningtias/P20012

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

Dalam penyusunan Makalah ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Maka untuk itu
Makalah ini saya persembahkan untuk :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya bagi kita semua.

2. Dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Transkultural yang telah membimbing


kami dalam penyelesaian Makalah ini.

3. Teman – teman yang telah membantu kami.

Dan berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan.

Kami ucapkan banyak terimakasih karena telah membantu dalam penulisan Makalah ini dan
memberikan berbagai informasi yang Kami butuhkan

Surakarta, 09 Surakarta 2021

Penulis

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas limpah rahmat dan
karunianya kepada penyusun. Ucapan terima kasih, kepada Ibu Meri Oktariani
S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan
dalam hal struktur maupun penyusunan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan baik.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul
"Perkembangan IPTEK pada kasus Kanker" yang menurut kami dapat memberikan
manfaat bagi kita untuk mempelajari keperawatan transkultural dengan kasus kanker.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu,
penyusun mohon kritik dan sarannya. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya.

Surakarta, 09 September 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................................3
C. Manfaat....................................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................4
A. Konsep Dasar Dilema IPTEK Dalam Perspektif Keperawatan Transkultural.....................4
B. TUJUAN DILEMA IPTEK DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL.......................................................................................................................6
C. Prinsip mengatasi dilema IPTEK..............................................................................................6
BAB III IMPLEMENTASI DILEMA IPTEK..................................................................................9
A. Cara kerja radioterapi............................................................................................................9
B. Efek samping dari radioterapi..............................................................................................10
C. Terapi Radiasi........................................................................................................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................13
B. SARAN......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kemajuan teknologi pada masa kini telah berkembang semakin pesat sehingga
menyebabkan pola kehidupan masyarakat yang juga semakin instan, hal ini mengakibatkan
perilaku masyarakat yang tradisional beralih kepada kehidupan yang serba cepat. Mulai dari
komunikasi, transportasi hingga makanan semua berubah menjadi instan. Masyarakat tidak
sadar dengan dampak dari berubahan tersebut, asap kendaraan bermotor yang mempengaruhi
kesehatan pernafasan, radiasi yang ditimbulkan oleh alat-alat komunikasi, makanan siap saji
yang kurang di perhatikan gizi dan nutrisinya. Perubahan tersebut membawa dampak yang
signifikan bagi kehidupan masyarakat, dampak yang paling signifikan dari mengkonsumsi
makanan instan adalah munculnya berbagai penyakit yang salah satunya adalah penyakit
kanker.

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia.
Pada tahun 2012, sekitar 8,2juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker paru, hati, perut,
kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap
tahunnya. Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko
perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Indeks massa tubuh tinggi, (2) Kurang konsumsi buah
dan sayur, (3) Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan rokok, dan (5) Konsumsi alkohol
berlebihan. Merokok merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan terjadinya
lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru
di seluruh dunia. Kanker yang menyebabkan infeksi virus seperti virus hepatitis B/hepatitis C
dan virus human papilloma berkontribusi terhadap 20% kematian akibat kanker di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian
akibat kanker di dunia setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan
Selatan. Diperkirakan kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi
22 juta dalam dua decade berikutnya.

Menurut laporan Global Burden Cancer tahun 2017 silam, diperkirakan jumlah kasus kanker
pada anak-anak dan dewasa mencapai 14,1 juta kasus dengan 8,2 juta kematian. Data ini
menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan data tahun 2012, 12,7juta kasus baru
dengan7,6 juta kematian. World Health Organization (WHO) memprediksi bahwa ada

1
175.300 kasus baru kanker anak dan ada sekitar 96.400 anak yang meninggal karena kanker
di seluruh dunia. Hal ini disebabkan banyaknya pasien yang berobat dalam stadium lanjut
(www.depkes.go.id, 2018). Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari
sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat 2 menyebabkan kematian
Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Kanker adalah penyakit akibat
pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker.
Dalam perkembangannya, selsel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga
dapat menyebabkan kematian. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal
tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal.
Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah
umum untuk semua jenis tumor ganas. Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap
bagian tubuh, dan pada semua gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang
berusia 40 tahun. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya,
penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau
gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut. Penyakit kanker menjadi salah satu penyakit
kronis yang peningkatannya cukup tinggi saat ini. Kanker merupakan suatu istilah umum
yang menggambarkan penyakit pada manusia berupa munculnya sel-sel abnormal dalam
tubuh yang melampaui batas. Sel-sel tersebut dapat menyerang bagian tubuh lain. Kanker
merupakan salah satu penyakit kronis yang paling mematikan di dunia. Menurut statistik
Amerika Serikat, kanker menyumbang sekitar 23% dari total jumlah kematian di negara
tersebut dan menjadi penyakit kedua paling mematikan setelah penyakit jantung (Anand,
Kunnumakara, Sundaram, Harikumar, Tharakan, Lai, dan Aggarwal, 2008). Setiap 11 menit
ada satu orang penduduk dunia yang meninggal karena kanker dan setiap tiga menit ada satu
penderita kanker baru. Fakta lain 3 menunjukkan bahwa lima besar kanker yang diderita
adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kanker ovarium, kanker kulit, dan kanker
rektum (Rasjidi, 2009). Fenomena penyakit kanker ini, sangat di takuti oleh masyarakat,
karena penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak sampai orang dewasa, namun
seiring perkembangan zaman serta teknologi kesehatan, tentunya mulai banyak tindakan
medis yang dapat membantu penyembuhan dari penyakit kanker ini. Penyakit kanker juga
dapat diderita siapa saja termasuk anak-anak, beberapa penyakit kanker yang bisa terjadi
pada anak-anak adalah Leukimia, Kanker sistem saraf pusat, Neuroblastoma, Wilms tumor
(nephroblastoma), Lymphoma, Rhabdomyosarcoma, Retinoblastoma, dan Kanker tulang.
Selain tindakan medis yang sudah sangat modern dan canggih saat ini, proses penyembuhan
2
penyakit kanker tersebut juga tentunya tidak terlepas dari adanya pendekatan secara
interpersonal dari orang-orang yang ada di sekitar penderita, baik itu, orang tua, ayah, ibu,
sanak saudara dan lainnya, termasuk juga pendekatan komunikasi dari dokter maupun
perawat. Pendekatan komunikasi antarpribadi dari perawat tentunya akan sangat penting,
dimana dalam keseharian selama perawatan pasien, tentunya selalu akan terjadi interaksi
yang cukup intens atau cukup banyak antara perawat dan pasien tersebut. Adanya komunikasi
yang baik antara perawat dengan pasien anak penderita kanker, bisa saja dapat memberikan
rasa kenyamanan serta motivasi yang tinggi dari penderita dalam upaya penyembuhan
penyakit kanker tersebut. tetapi bisa saja menjadi permasalahan apabila tidak terjadi proses
komunikasiyang baik antara perawat dan pasien anak penderita kanker tersebut.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dilema IPTEK dalam perspektif keperawatan
transcultural
2. Untuk mengetahui tujuan dilema IPTEK dalam perspektif keperawatan
transcultural
3. Untuk mengetahui prinsip mengatasi dilema IPTEK
4. Untuk mengetahui implementasi dilema IPTEK dalam perspektif keperawatan
C. Manfaat

Manfaat bagi penulis memberikan tambahan ilmu dalam pengembangan ilmu IPTEK
khususnya yang berkaitan dengan penyakit kanker, seperti konsep dasar IPTEK, prinsip
mengatasi dilema iptek,dan implementasi dilema iptek dalam perspektif keperawatan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Dilema IPTEK Dalam Perspektif Keperawatan Transkultural


1. Definisi

Dilema Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), dilema mengandung arti
situasi sulit yg mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yg sama-
sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan; situasi yg sulit dan membingungkan.
Dilema, suatu pilihan yang kadang-kadang sulit sekali untuk menentukan pilihan.

2. Keperawatan Transkultural

Keperawatan transkultural (Transkultural Nursing Kultur) adalah kesatuan dari nilai,


kepercayaan, norma, dan jalan hidup yang menjadi pedoman dalam berpikir dan berperilaku
(Purnell & Paulanka, 2005 ). Keperawatan transkultural melintasi batas-batas kebudayaan
untuk mencari esensi. Keperawatan transkultural merupakan campuran dari antropologi dan
keperawatan dalam teori dan praktik. Antropologi mengacu pada manusia, termasuk asal,
perilaku, status sosial, fisik, mental, dan perkembangan zaman. Keperawatan merupakan
sebuah ilmu dan seni, maka keperawatan transkultural memungkinkan untuk melihat profesi
ini dengan perspektif yang berbeda (potter & perry, 2009). Keperawatan transkultural adalah
keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisa pada perbedaan budaya.
Keperawatan ini berhubungan dengan kepedulian akan perilaku, keperawatan, dan nilai
sehat-sakit, serta kepercayaan mereka. Tujuannya adalah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan kemanusiaan untuk memberikan keperawatan dalam kebudayaan khusus
dan kebudayaan universal (potter & perry, 2009). Keperawatan transkultural memerlukan
kemampuan dan keterampilan untuk menilai dan menganalisa untuk menyusun rencana,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (potter & perry, 2009).

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Menurut Adisusilo, 1983,pengetahuan atau knowledge adalah hal tahu atau pemahaman
akan sesuatu yang bersifat spontan tanpa mengetahui seluk beluknya secara mendalam. Ciri
pengetahuan adalah tidak terbuka usaha bantahan atas dasar pengamatan dan pemeriksaan.
Sedangkan ilmu pengetahuan atau science adalah pengetahuan yang bersifat metodis,
sistematis dan logis. Metodis maksudnya pengetahuan tersebut diperoleh dengan

4
menggunakan cara kerja yang terperinci dan telah ditentukan sebelumnya, metode itu dapat
deduktif atau induktif. Sistematis maksudnya pengetahuan tersebut merupakan suatu
keseluruhan yang mandiri dari hal-hal yang saling berhubungan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan. Logis maksudnya proporsi-proporsi (pernyataan) yang satu dengan
yang lainnya mempunyai hubungan rasional sehingga dapat ditarik keputusan yang rasional
pula.

Istilah teknologi berasal dari kata techno dan logia. Kata kuno techne berarti seni
kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti seseorang yang
memiliki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang
menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan motode yang pasti,
keterampilan itu lalu menjadi teknik. Sampai pada permulaan abad XX, istilah teknologi telah
dipakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-
alat dan mesin-mesin.

Beberapa definisi yang sifatnya formal menyebutkan bahwa, teknologi adalah hasil dari
pengetahuan ilmiah yang teroganisir dan diaplikasikan secara sistematis ke dalam hal- hal
yang bersifat praktis. Secara eksplisit, teknologi dianalogikan sebagai ’hardware’, dimana
manusia sebagai pengguna dan teknologi sebagai alat yang digunakan. Namun, selanjutnya
perkembangan di bidang teknologi menyebutkan bahwa teknologi lebih dari hanya sekedar
’hardware’.

Teknologi merupakan ’liveware’ karena organisme-organisme hidup setidaknya


bergantung pada teknologi. Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam
pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu.
Kecenderungan ini pun mempunyai suatu akibat dimana jika teknologi dianggap sebagai
penerapan ilmu pengetahuan, dalam perwujudan tersebut maka dengan sendirinya setiap jenis
teknologi/ bagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu pengetahuan
dan pengetahuan tentang teknologi perlu disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan
yang menjadi pasangannya.

5
B. TUJUAN DILEMA IPTEK DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
Tujuan dilema IPTEK dalam perspektif keperawatan transkultural adalah sebagai berikut:

- Dapat meningkatkan kemampuan dalam perkembangan IPTEK dibidang kesehatan.


- Mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan harkat martabat manusia atas dasar
kreatifitas.
- Menjadi sumber daya manusia yang berperan.
- Terpenuhinya kebutuhan manusia akan kemakmuran materi, kemudahan serta
manusia dapat mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif dan efisien.
- Membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatannya.
- Membantu klien agar dapat menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan status kesehatan.

C. Prinsip mengatasi dilema IPTEK


Menurut Ismaini, 2001, ada beberapa prinsip yang mengatasi dilema IPTEK di antaranya
:
1. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam
situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
3. Keadilan (justice)

6
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
4. Nonmalefisien
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan
psikologik. Segala tindakan yang dilakukan pada klien.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan
untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya salama menjalani
perawatan. Walaupun demikian terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis pasien
untuk pemulihan, atau adanya hubungan paternalistik bahwa “doctor knows best”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran adalah dasar dalam membangun
hubungan saling percaya
6. Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seeorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

7. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien
harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
7
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti
persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada
teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.
8. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab
pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti yang mana tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

8
BAB III
IMPLEMENTASI DILEMA IPTEK

Metode yang digunakan adalah penelusuran pustaka berupa teori serta data
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan konsep dasar radiasi beserta penggunaannya
dalam terapi kanker radioterapi pada mesin pencari Google,Google Scholar dan PubMed
basis data dengan kata kunci “basic radiotherapy”, “radiation therapy in Indonesia”, “novel
radiotherapy in Indonesia” dan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia terkait
radiasi serta penggunaannya sebagai radioterapi. Tidak ada pembatasan index Penyakit
kanker bisa diobati dengan beragam cara, salah satunya radioterapi (terapi radiasi). Terapi
dengan radiasi tingkat tinggi ini bertujuan untuk membunuh sel kanker, mencegah
penyebarannya, sekaligus mengecilkan ukuran tumor ganas. Hampir setengah dari pasien
yang mendapat diagnosis kanker dianjurkan untuk melakukan terapi radiasi, atau setidaknya
4 dari 10 penderita kanker dianjurkan untuk melakukan terapi radiasi sebagai pengobatan
kankernya. Mungkin Anda mengenal radiasi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker.
Akan tetapi, radiasi dalam terapi ini tidak cukup besar untuk memicu kanker. Sel tubuh
manusia bisa pulih dengan cepat.

Pengertian Radioterapi adalah untuk mengobati penyakit kanker, namun radioterapi


juga digunakan untuk mengatasi penyakit non-kanker seperti tumor, penyakit tiroid, dan
berbagai kelainan darah lainnya bisa juga diterapi dengan pengobatan ini. Pasien stadium
lanjut juga dianjurkan untuk melakukan terapi ini, bukan bertujuan untuk menyembuhkan
tapi untuk mengurangi gejala penyakit kanker dan kesakitan yang dialami oleh penderita.

A. Cara kerja radioterapi

Dalam keadaan normal dan sehat, sel dalam tubuh akan berkembang dengan cara
membelah diri. Pada pasien yang mengalami kanker, sel kanker juga melakukan pembelahan
yang sama, namun dalam tempo yang sangat cepat dan tidak normal. Hal ini akibat DNA
yang ada dalam sel normal bermutasi kemudian menjadi sel kanker, sehingga sel-sel tersebut
berkembang secara abnormal.

Radioterapi bekerja dengan cara merusak DNA yang mengatur pembelahan diri sel kanker,
sehingga sel tidak lagi bisa berkembang dan bahkan mati. Namun karena radioterapi biasanya
dalam dosis yang tinggi (agar bisa mematikan sel kanker), sel-sel normal yang ada pada area
9
sekitar terkadang juga ikut rusak. Kabar baiknya, kerusakan tersebut akan berhenti sejalan
dengan berhentinya terapi radiasi. Tidak seperti kemoterapi yang mempengaruhi seluruh
bagian tubuh karena menggunakan aliran darah sebagai perantaranya, radioterapi adalah
pengobatan lokal yang bertujuan untuk menurunkan jumlah sel kanker tanpa harus merusak
sel-sel serta jaringan yang ada di sekitar sel kanker. Walaupun begitu, dokter akan
mengusahakan untuk memberikan dosis yang tinggi untuk bagian tubuh yang terkena kanker
dan dosis yang sangat rendah untuk bagian yang tidak terkena kanker. Terapi ini akan bekerja
dengan cara merusak DNA dari sel kanker yang kemudian menghentikan pertumbuhannya.

Terdapat dua jenis radioterapi untuk menyembuhkan penyakit kanker, yaitu:

1. Radioterapi eksternal, yaitu sinar radiasi menggunakan sinar X, atau berbagai mesin yang
digunakan di luar tubuh.

2. Radioterapi internal, yaitu cara memberikan radiasi melalui bagian dalam tubuh pasien. Zat
yang mengandung radiasi biasanya melalui suntikan ke pembuluh darah atau langsung pasien
minum hingga zat tersebut dapat menjangkau tempat sel kanker tumbuh.

B. Efek samping dari radioterapi

Efek samping yang muncul akibat radioterapi akan berbeda-beda, tergantung dengan
kondisi tubuh masing-masing pasien. Ada yang mungkin hanya mengalami gejala yang
ringan, sedang, bahkan parah. Selain itu, efek samping yang timbul juga akan tergantung
pada bagian tubuh yang terkena radioterapi, dosis dari radiasi, dan berbagai pengobatan lain
saat melakukan radioterapi.

Terdapat dua jenis efek samping yang akan timbul setelah melakukan radioterapi, yaitu
efek jangka pendek dan jangka panjang.

a). Efek samping jangka pendek

Efek samping jangka pendek yang akan langsung terasa oleh pasien, dan efek jangka panjang
yang akan timbul setelah beberapa waktu pasien melakukan radioterapi, bisa dalam hitungan
bulan atau beberapa tahun setelahnya.

Menurut National Health Service, efek samping jangka pendek terapi radiasi sangat
beragam, ini meliputi:

10
1. Rasa mual dan muntah.

2. Kulit menghitam pada bagian tubuh yang terkena radiasi.

3. Rambut rontok sedikit demi sedikit (namun jika melakukan radioterapi pada bagian kepala,
leher, atau muka, mungkin kerontokan yang terjadi akan lebih banyak).

4. Merasa kelelahan.

5. Gangguan menstruasi pada perempuan dan gangguan terhadap jumlah dan kualitas sperma
pada laki-laki.

6. Mengalami penurunan nafsu maka dan menimbulkan masalah pada sistem pencernaan.

b). Efek samping jangka panjang

Radioterapi tidak hanya merusak DNA sel kanker namun juga pada sel normal. Ketika sel
normal juga ikut rusak, maka berbagai efek samping pun akan bermunculan.

1. Jika area yang terkena radioterapi adalah bagian perut, maka kandung kemih tidak lagi
elastis dan membuat pasien buang air kecil lebih sering.

2. Payudara akan lebih keras dan kencang setelah melakukan radioterapi pada bagian
payudara.

3. Jika bagian panggul terkena radiasi, maka vagina menjadi lebih sempit dan kurang elastis.

4. Lengan menjadi bengkak bila terapi pada bagian pundak.

5. Gangguan fungsi paru-paru akibat mendapatkan radiasi pada bagian dada.

6. Sedangkan pasien yang mendapatkan radiasi pada dada atau leher, berisiko untuk
mengalami penyempitan saluran nafas dan tenggorokan, sehingga susah untuk menelan.

7. Untuk radioterapi sekitar panggul, akan menimbulkan efek seperti peradangan pada
kandung kemih, serta nyeri pada perut akibat infeksi saluran kencing.

C. Terapi Radiasi

Terapi radiasi tergolong aman dan sangat membantu tim medis untuk menghilangkan sel
kanker serta mempercepat pengobatan. Terapi ini mampu membantu menyembuhkan pasien

11
kanker selama kurang lebih 100 tahun. Pengobatan radioterapi eksternal atau radiasi dari luar
tubuh tidak akan membuat tubuh menjadi radioaktif atau sumber radiasi yang berbahaya.

Sementera, radiasi melalui pembuluh darah atau bagian dalam tubuh dapat menimbulkan
bahaya bagi orang sekitarnya, terlebih bagi anak-anak dan ibu yang sedang hamil. Untuk hal
ini, lebih baik Anda mendiskusikannya dengan dokter spesialis kanker,langkah apa yang
seharusnya diambil untuk mengurangi efek radiasi yang mungkin membahayakan orang lain.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan Page 3 9 pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan. Sedangkan teknologi adalah keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam
menjadi alat-alat sederhana

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan baik dalam segi
penulisan maupun isi. Oleh sebab itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat data dan informasi kesehatan: Stop
kanker. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2015.

Farma, Budi. 2018. Dilema IPTEK Dalam Transkultural Nursing. Diperoleh dari
www.academia.edu/10369161/DILEMA_IPTEK_DALAM_TRANSKULTURAL_NURSIN
G (diakses 08 September 2021).

Sulis,Dwi.2017. DELIMA IPTEK DALAM PERSPEKTIF TRANSCULTURAL


NURSING. Diperoleh dari
https://www.academia.edu/35141022/DILEMA_IPTEK_DALAM_PERSPEKTIF_TRANSC
ULTURAL_NURSING (Diakses pada 9 september 2021)

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.unpad.ac.id/ijcp/article/download/16009/pdf&ved
=2ahUKEwjhreWbtvDyAhUOdCsKHe7XBn8QFnoECDAQAQ&usg=AOvVaw0DzUBZm
VnfN5Jjlwlf_KHw&cshid=1631140730088

13
14

Anda mungkin juga menyukai