PROFESIONALISME KEBIDANAN
DOSEN PENGAJAR :
KURNIYATI,SST,M.Keb
Puji syukur kepada Allah SWT.Karena berkat dan rahmat-Nya jualah kami bisa
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hubungan Bida-Ibu dan Keterampilan Komunikasi
Efektif dalam Pelayanan” . Di harapkan dengan adanya makalah ini bisa membantu para
pembaca dalam mempelajari dan mendalami pengetahuan tentang Hubungan Bida-Ibu dan
Keterampilan Komunikasi Efektif dalam Pelayanan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini. .
Kami berharap mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
para pembaca.Kami sadari dalam pembuatan makalah masih terdapat kekurangan di sana-
sini,oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan dari pembaca. Agar kedepannya bisa
menjadi penyempurnaan bagi kami untuk lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah
SWT. Selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
A. Pengertian Bidan............................................................................
B. Komunikasi Efektif........................................................................
C. Hubungan Dalam Komunikasi Bidan............................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran..............................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak
terkecuali bidan, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah
itu pasien ibu hamil, sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka
komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan
Seorang bidan harus mampu menguasai teknik komunikasi karena dengan memiliki
keterampilan berkomunikasi, bidan akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya
(trust) dengan pasien. Dalam dunia kebidanan, komunikasi ditujukan untuk mengubah
Pada dasarnya motivasi pada diri seseorang akan menciptakan tingkah laku untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Tercapainya tujuan ini berarti tercapainya pula tujuan
pribadi anggota yang bersangkutan.Maka pribadi yang hebat adalah seorang pribadi yang
dapat memotivasi pribadi lainnya atau suatu kelompok sehingga dapat berubah menjadi
lebih baik dari sebelumnya sehingga pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator
dapat diterima dengan baik oleh komunikan lainnya dan dapat diaplikasikan pada
kehidupan sehari-harinya
Bidan bertanggung jawab memotivasi pasien ibu hamil seperti memberikan semangat
kepada ibu hamil untuk terus berjuang sampai anak lahir dan menjelaskan bahwa proses
hamil sampai persalinan itu suatu anugrah yang diberikan kepada seorang ibu dari Tuhan,
memberikan dukungan fisik seperti memeriksa kondisi kesehatan ibu dan janin yang
sedang dikandungnya, memberikan rasa nyaman kepada setiap pasien ibu hamil dengan
keramahan seorang bidan, seorang bidan harus memberikan rasa aman dan percaya diri
kepada ibu hamil dengan cara memastikan dirinya bahwa bidan tersebut memiliki
Bidan sangat berpengaruh terhadap kondisi mental dan emosional ibu selama
persalinan. Mengurangi rasa takut, ketidak pastian, tekanan dan rasa kesepian akan
perasaan ibu, jauh berbeda antara ibu yang merasa putus asa dan tidak dapat mengontrol,
dengan ibu yang merasa aman dan percaya diri. Bidan harus menggunakan kekuatan
untuk membuat perasaan ibu merasa senang, aman dan nyaman selama persalinan
(Nengah, 2010).
Hubungan antara bidan dengan pasiennya merupakan hubungan kerja sama yang
ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam
membina hubungan intim yang terapeutik. Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas,
Untuk menjawab rumusan masalah dalam makalah ini maka kelompok berharap dapat
C. Tujuan
Untuk mengetahui apakah ada hubungan bidan-ibu dan keterampilan komunikasi efektif
dalam pelayanan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Bidan
1. Pengertian
pendidikan bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi
izin untuk menjalankan praktik kebidanan di Negara itu. Dia harus mampu
perempuan selama masa hamil,persalinan, dan masa pasca persalinan (masa nifas).
Memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan bayi baru lahir
dan anak. Asuhan termasuk tindakan preventif, pendektesian kondisi abnormal pada
ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan
pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medis lainnya. Dia
Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua,
dan meluas kedaerah tertentu dan ginekologi, keluarga berencana, dan asuhan anak.
Dia bisa berpraktik dirumah sakit, klinik, unit kesehatan,rumah perawatan, atau
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat
selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasidan memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal,
deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain
tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan
ini mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat
meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan
a) Peran pelaksana
Tugas mandiri
diberikan.
6) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien/keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidana pada ibu pada masa persalinan dengan resiko
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko
4) Memberi asuhan kebidanan melaului konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
melibatkan keluaraga,
melibatkan klian/keluarga.
b) Peran Sebagai Pengelola
Sebagai pendidik, bidan mempunyai dua tugas utama yaitu pendidik dan
penyuluh. Dalam tugas mendidik, bidan memberikan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan pada klien. Dalam tugas sebagai penyuluh, bidan
Fungsi Bidan
a. Fungsi pelaksana
b. Fungsi pengelola
c. Fungsi pendidik
d. Fungsi peneliti
B. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp dalam bukunya An
dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (acurancy ) yang paling tinggi derajatnya
antara komunikator dan komunikan dalam setiap situasi. Komunikasi yang lebih efektif
terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap
dan bahasa.
Komunikasi efektif dalam kebidanan merupakan salah satu langkah yang bagus
baik bisa diterapkan kepada pasien. Sebagaimana kita ketahui, proses persalinan bisa
menjadi sebuah pengalaman baru dan pertama bagi seorang ibu. Tugas bidan sebagai
penolong persalinan tentu harus bisa menyediakan pelayanan yang optimal sehingga ibu
tidak merasa khawatir atau cemas dan melakukan persalinan dengan baik. Inilah alasan
mengapa Komunikasi yang efektif bisa menjadi begitu penting. Tujuan Komunikasi
efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara
pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik
b) Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diamati oleh
pengirim.
c) Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharunya dilakukan untuk
menghasilkan Komunikasi yang efektif tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor
a) Sebagai pengirim
b) Sebagai penerima
dengan empatik.
2) Waspada terhadap prasangka, bias, dan apriori dan sikap tidak terbuka dari kita.
6) Benar- benar mengerti pesan Komunikasi, jangan malu bertanya apabila pesan
bersifat mendukung.
4) positif yaitu menyatakan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain dan
situasi.
6) Percaya diri yaitu merasa yakin pada diri sendiri, bebas dari rasa malu.
7) Kesegaran yaitu segera melakukan kontak disertai rasa suka dan berminat.
9) Pengungkapan yaitu keterlibatan secara jujur dalam berbicara dan menyimak baik
10) Orientasi kepada orang lain yaitu penuh perhatian, minat dan kepedulian kepada
orang lain.
C. Hubungan dalam Komunikasi Bidan-Ibu
Hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak mampu hidup sendiri. Manusia
membutuhkan manusia lainnya. Hubungan antar manusia ini didasari pada interaksi
atau human relation merupakan proses interaksi yang berhubungan dengan kejiwaan
Hubungan antar manusia mendasari interaksi dan komunikasi antara bidan dengan
Contoh :
Sebagian ibu merasa sangat khawatir dan takut saat membayangkan betapa sakitnya
melahirkan anak. Ketakutan itu kadang datang dari diri sendiri maupun cerita
menyeramkan dari orang lain. Ketakutan yang sering muncul pada ibu-ibu menjelang
persalinan usia kehamilan trimester III (7 - 9 bulan), seperti takut tak mampu bertahan
Mental ibu hamil terutama yang hamil kali pertama harus kuat dan tidak mudah labil,
karena hal tersebut dapat membuat proses persalinan terkendala. Ibu hamil tidak boleh
mendapat tekanan secara psikologis karena dapat menimbulkan stress dan kepanikan. Hal
tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan ibu dan sang bayi.
Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan yaitu menghindari
kepanikan dan ketakutan. Motivasi dari seorang bidan sangat diperlukan agar psikis ibu
bisa terangkat saat menjalani proses persalinan. Dengan begitu ibu bisa lebih kuat,
nyaman, percaya diri, dan ringan ketika bersalin. Walaupun begitu, tidak semua ibu
punya mental yang kuat untuk menghadapi persalinan. Ketika ibu panik dan kesakitan
hingga berteriak-triak. bidan amat dituntut kesabaran dan ketenangannya untuk tetap
Bidan sangat berpengaruh terhadap kondisi mental dan emosional ibu selama persalinan.
Mengurangi rasa takut, ketidak pastian, tekanan dan rasa kesepian akan perasaan ibu,
jauh berbeda antara ibu yang merasa putus asa dan tidak dapat mengontrol, dengan ibu
yang merasa aman dan percaya diri. Bidan harus menggunakan kekuatan untuk membuat
perasaan ibu merasa senang, aman dan nyaman selama persalinan (Nengah, 2010).
Dalam dunia kebidanan, komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku pasien guna
mencapai kesehatan yang optimal.Oleh karena bertujuan untuk terapi, maka komunikasi
Ciri hakiki “Human Relations“, yaitu proses rohaniah yang tertuju kepada “kebahagiaan”
berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dan lain-lain serta
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hubungan personal yang baik antara lain:
1. Rasa percaya
2. Sikap sportif.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasidan
kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan.
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau
B. SARAN
Tentunya penulis sudah menyadari terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
dan jauh dari kata sempurna. Adapun penulis akan lebih banyak belajar dan
YPKP, IBI dan Depkes RI.2016. Konseling Kesehatan Rproduksi; Modul Mahasiswi.
Https://Www.Researchgate.Net/Publication/315305427_Pengaruh_Konsep_Diri_Terhadap_Kom