Disusun Oleh :
MUTIA MAULIDINA
P3.73.24.2.16.031
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Praktik Klinik
Kebidanan II
Disusun Oleh :
MUTIA MAULIDINA
P3.73.24.2.16.031
Laporan Kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk
dipertahankan dihadapan penguji
Laporan Studi Kasus ini telah diujikan pada tanggal tahun 2018
PENGUJI I
Mengesahkan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Jakarta III
Jurusan Kebidanan
Program Studi D.III Kebidanan
Ketua
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
GAMBARAN KASUS
Bidan berperan dalam membantu menjaga status kesehatan ibu dan bayi, salah
satu upayanya memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Kasus diambil di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur dari tanggal
11-10-2018 s/d 29-11-2018 Ny.D G2P1A0 umur 31thn alamat rumah Jl.Bengrah
Rt 04/010 no.28 Kelurahan Cijantung dan sudah melakukan asuhan kebidanan ibu
hamil 2x di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo dan 1x di Rumah Ny. D.
Tanggal 21-10-2018 jam 02.00 WIB Ny.D datang ke Puskesmas Kecamatan Pasar
Rebo dengan keluhan mulas-mulas semakin sering dan kuat. Pukul 04.50 WIB
bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot baik dan warna kulit kemerahan.
Jenis kelamin laki-laki BB 3550 PB 51cm, cacat-, anus +. Ny. D P2A0 nifas 6 jam
keadaan ibu baik, IMD berhasil, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
tidak ada perdarahan. Bayi Ny. D usia 6 jam keadaan bayi baik, bayi sudah
menyusui. Pada tanggal 26 Oktober 2018 pukul 19.00 WIB, Ny. D P3A0 nifas 6
hari keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda trombofebilitis, ibu mengatakan
masih sedikit nyeri pada luka jahitan, penulis memberikan pendidikan kesehatan
tentang personal hygiene
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air Susu Ibu Ekslusif atau disingkat menjadi ASI Ekslusif menurut
Wold Health Organisation (WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi
sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. ASI Ekslusif adalah ASI yang
sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI ekslusif, Menkes lewat Kepmen
bulan.
Dari 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia hanya 32,6% dari mereka
industri, bayi yang tidak beri ASI Ekslusif lebih besar meninggal dari pada
bayi yang diberi ASI Ekslusif. Sementara di Negara berkembang hanya 39%
3
4
Mengacu pada target program pada tahun 2014 sebesar 80%, maka
mencapai target. Menurut provinsi, hanya terdapat satu provinsi yang berhasil
mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%. Provinsi
Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi dengan
21,8%. Cakupan ASI ekslusif di Kota Bogor pada tahun 2012 adalah 66,5%
dan mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 38,6% dan mengalami
penurunan kembali pada tahun 2014, yaitu 17,17% (Dinkes Jabar 2015)
kunjungan antenatal.
Setianingsih,2014).
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif (32%) yaitu ibu-ibu
ini tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup
pengaruh iklan susu formula. Sedangkan lainnya disebabkan oleh faktor sosial
yang terakhir adalah factor dari keluarga (24%) dimana banyak ibu yang gagal
memberikan ASI Ekslusif karena orang tua, nenek atau ibu mertua mendesak
masih sedikit, promosi susu formula masih gencar, dan belum semua kantor
dan fasilitas umum membuat ruang menyusui (Mikail & Candra, 2012).
(PPIDAI), pemberian ASI Ekslusif selama enam bulan dirasa sangat lama
untuk ibu yang bekerja karena mereka harus menyelesaikan cutinya sesudah
tiga bulan dan kembali beraktivitas. Hal ini diiringi oleh jumlah pekerja
perempuan Indonesia yang terus menanjak, yaitu bertambah 2,12 juta dalam
ASI Ekslusif hanya 32%. Selain rendahnya pemberian ASI Ekslusif, hasil
berhenti menyusui sebelum empat bulan dan mulai memberikan susu formula
adalah cemas atau repot harus kembali bekerja dan merasa tidak nyaman
meninggalkan pekerjaan.
Bagi ibu bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap
ASI Ekslusif, diantaranya adalah mobilitas kerja yang tinggi, dinas keluar
kota atau keluar negeri, jarak kantor dengan rumah yang jauh, dan tidak ada
kebidanan untuk ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir yang tepat dan
menekan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak sampai batas yang
tidak dapat diturunkan lagi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan
Selain itu, bidan berperan penting dalam suksesnya pemberian ASI Ekslusif
konseling kepada setiap ibu hamil untuk memberikan ASI secara Ekslusif.
8
postnatal, bayi baru lahir, dan persiapan pemberian ASI ekslusif sehingga
proses tersebut dapat berlangsung dengan normal serta sesuai dengan standar.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif dan
berkesinambungan dengan menggunakan manajemen asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir secara
menyeluruh dan sesuai dengan kebutuhan pemberian ASI Ekslusif.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir, nifas, dan persiapan pemberian ASI Ekslusif.
b. Dapat menganalisa masalah, diagnosa kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas dan persiapan pemberian ASI
Ekslusif.
c. Dapat menarik diagnosa potensial pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir, nifas dan persiapan pemberian ASI Ekslusif.
d. Dapat melakukan tindakan segera pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir, nifas dan persiapam pemberian ASI Ekslusif.
9
TINJAUAN TEORI
A. Asuhan Kehamilan
1. Kehamilan
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung dari hari pertama
telur matang pada sal uran telur yang kemudian bertemu dengan
(BKKBN,2016)
10
11
tubuh yang lain. Berikut adalah perubahan fisiologi yang dialami oleh
ibu hamil dan akan lebih terpusat pada kehamilan trimester ketiga
a. Uterus
Uterus atau rahim yang semula besarnya sebesar buah pir akan
1000 gram pada akhir kehamilan. Panjang fundus uteri pada usia
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifoideus (25 cm).
b. Kulit
c. Payudara
persiapan pemberian ASI pada saat laktasi. Puting payudara akan lebih
adalah :
2) Payudara
trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal itu, yakni keluarnya
kolostrum.
3) Konstipasi
progesteron.
4) Pernafasan
ibu hamil akan merasa susah bernapas. Hal ini juga didukung oleh
persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan
lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya
15
5) Sering kencing
6) Masalah tidur
7) Varises
8) Kontraksi perut
bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu
9) Bengkak
16
waktu persalinan.
17
14) Metabolisme
mEq per liter menjadi 145 mEq per liter akibat hemodelusi darah
ibu hamil seperti : kalsium 1,5 gram setiap hari dan 30-40 gram
sehari, zat besi 800 mg atau 30-50 mg per hari dan air yang cukup.
kombinasi antara plasma 75% dan sel darah merah 33% dari nilai
minggu, setelah itu relative stabil. Postur dan posisi ibu hamil
pada akhir kehamilan, uterus yang besar dan berat dapat menekan
metabolisme.
waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran
dan menjadi orang tua, sehingga sebagian besar tertuju pada kesiapan
keadaan cemas.
20
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
diantaranya:
a. Keputihan
minum bahan diuretika alamiah seperti kopi, teh dan cola dengan
caffein.
c. Striae gravidarum
a. Definisi
bersifat alami dimana para calon ibu harus sehat dan mempunyai
kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil. Keadaan gizi ibu pada
masa kehamilan dapat berakibat tidak baik bagi ibu dan janin juga
berat badan selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam
makanan yang dikonsumsi ibu bukanlah untuk ibu saja tetapi diasup
selama hamil.
3) Suhu lingkungan
antara lain :
berhubungan dengan gizi ibu hamil. Keadaan zat gizi ibu hamil
6) Aktivitas
energy yang dibutuhkan oleh tubuh yang didapatkan dari gizi ibu
hamil tersebut
7) Status kesehatan
seimbang.
8) Status ekonomi
sebesar 12-14 kg, bila ibu hamil kurang gizi kenaikan berta badan
masih kurang dan ada juga ibu yang penambahan berat badannya
2) Protein
3) Lemak
pada akhir trimester III. Tubuh ibu akan menyimpan lemak yang
4) Vitamin
a) Asam folat
b) Vitamin B6
c) Vitamin C
10 mg/hari.
d) Vitamin D
28
e) Vitamin E
keguguran.
f) Vitamin A
(retinol ektivalen)/hari.
g) Vitamin K
5) Mineral
a) Kalsium
b) Fosfor
c) Zat besi
d) Seng
e) Yodium
f) Natrium
dari menu sebelum hamil hanya takaran yang berbeda. Berikut contoh
hidangan
potong sedang
a. Pengertian
untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil atau
(Mufdlilah, 2009).
satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester ke dua,
bisa mengancam jiwa wanita hamil. Oleh karena itu, setiap wanita
antenatal:
minggu),
28 minggu,
3) Palpasi abdominal
6) Persiapan persalinan
32
terdiri dari:
berdasarkan IMT.
33
Kategori IMT
Rendah <19,8
Normal 19,8 – 26
Tinggi 26 – 29
Obesitas > 29
Gemeli -
2010).
Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir
rendah (BBLR).
pusat
ischiadika).
Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau
antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat
Toksoid (TT)
lagi.
kehamilan)
kehamilan)
minimal terpenuhi)
mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat
9) Tatalaksana/penanganan Kasus
a) Kesehatan ibu
persalinan
daerah epidemi
i) KB Pasca Persalinan
j) Imunisasi
Booster)
11) 4 Terlalu
40
a) Terlalu Muda, dimana ibu hamil dengan usia terlalu tua atau
b) Terlalu Sering Hamil, ibu yang hamil dengan jarak tiap anak
dari 4 anak
1. Persalinan
a) Pengertian
2014).
dari rahim yang cukup bulan, lahir secara spontan tanpa adanya
sebagai berikut:
Rahim yaitu:
(b) Durasi his, lamanya his yang terjadi pada setiap saat,
serviks
1) Penurunan kepala
pasien
2) Penguncian (engagement)
3) Fleksi
43
6) Restitusi
mengikuti carus
yaitu:
a. Power (kekuatan)
d. Psikis Ibu
e. Penolong
1) Kala 1
a) Pengertian
Berlangsung 2 jam.
(a) Primipara
(b) Multipara
RI,2008)
kontraksi.
lahir.
c) Uterus globuker
a) Tingkat kesadaran
darah)
c) Kontraksi uterus
d) Perdarahan
e) Kandung kemih
dan 30 menit pada 1 jam kedua. Hal ini sesuai dengan teori:
10 cm.
Asuhan Kala II
2) Meletakan 1 tangan diaatas kain diperut ibu denga posisi dorso kranial,
4) Mengeluarkan plasenta
jam.
5) Menilai perdarahan
54
plastik
luka
Asuhan Kala IV
sistol
b) Nadi
c) Suhu
d) TFU
e) Kontraksi uterus
f) Perdarahan
g) Kandung kemih
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Suhu
d) TFU
e) Kontraksi uterus
55
f) Perdarahan
g) Kandung kemih
a. Pengertian
56
minggu (259-293 hari). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan
berat badan lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi.
Berat saat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan
sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan. Kepala relatif lebih besar
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan
usia 37–42 minggu dan berat badan lahir 2500 – 4000 gram (Rukiyah,
2013).
sempurna
i. Gerak aktif
Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu mengurut
tali pusat ke arah ibu dan memasang klem ke-2 dengan jarak 2 cm dari
klem. Adapun tujuan dari perawatan tali pusat adalah mencegah dan
lahir, mempercepat detak jantung dan pernafasan agar lebih stabil, bayi
4) Pencegahan Perdarahan
intramuskular setelah satu jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai
5) Pencegahan Infeksi
6) Pemberian Imunisasi
diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1, pada saat bayi baru
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan penilaian awal dengan
menjawab 4 pertanyaan:
9) Pemeriksaan Fisik
6 jam – 48 jam, 1 kali pada umur 4 – 28 hari dan 1 kali pada umur
C. Bayi
a. Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering Saleha (2009), bahwa
biasanya tali pusat akan puput sekitar 5-7 hari setelah lahir.
61
b. Tidak dilakukan pemakaian gurita pada perut bayi (Depkes RI, 2012)
penggunaan gurita pada bayi justru akan menekan bagian perut bayi dan
membuat bayi kesulitan bernafas, pemakaian gurita yang terlalu ketat juga
akan menekan lambung dan membuat bayi tidak nyaman, selain itu juga bayi
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol
Bayi yang lahir preterm juga harus dihindari dari kedinginan , pernafasan
yang tidak adekuat, atau trauma. Suasana hangat diperlukan untuk mencegah
62
hipotermi pada neonatus (suhu badan dibawah 36,5‟C) bila memungkinkan bayi
bisa dilakukan metode kangguru untu menghindari hipotermi. Asi diberikan lebih
sering, tetapi bila tidak mungkin, diberikan dengan sonde atau dipasang infus,
semua bayi baru lahir harus mendapat nutrisi sesuai dengan kemampuan dan
kondisi bayi. Persalinan bayi terlalu muda atau terlalu kecil berlangsung pada
fasilitas yang memadai, seperti pelayanan perinatal dengan personel dan fasilitas
D. Nifas
1. Pengertian
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa Latin, waktu mulai tertentu setelah
melahirkan anak ini disebut Puerperium yaitu dari kata Puer yang artinya bayi
dan Parous melahirkan (Vivian, 2011). Masa nifas disebut juga masa postpartum
atau puerperium yaitu masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
63
lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Pada masa nifas dilakukan
kunjungan nifas sebanyak 4 kali yaitu kunjungan pertama pada 6 jam setelah
ketiga pada 14 hari setelah melahirkan serta kunjungan keempat pada 40 hari
postpartum, nifas hari ke-6, nifas minggu ke-2 dan nifas minggu ke-6 (Soleha,
2009).
pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya
tubuh dalam keadaaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum
hamil.
Pada masa nifas dilakukan kunjungan nifas sebanyak 4 kali yaitu kunjungan
pertama pada 6 jam setelah melahirkan, kunjungan kedua pada 6 hari setelah
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
kembali kekondisi semua dengan berat sekita 60 gram proses ini dimulai
segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot otot polos uterus
setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah pusat.
lebih 15 cm, lebar lebih kurang 12 cm dan tebal lebih kurang 10 cm, dinding
pertengahan syimpisis. Hal ini sesuai dengan pendapat Saleha (2009) pada
hari ke-5 postpartum uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas simfisis atau
setengah simfisis pusat. sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas
simfisis. Pada bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang
Penonjolan tersebut, dengan diameter kurang lebih 7,5 cm, sering disangka
diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai 2,4 cm.
postpartum berat uterus akan menjadi kurang lebih 500 gram, 2 minggu
post partum menjadi 300 gram, dan setelah 6 minggu postpartum, berat
dilahirkan.
66
2) Lochea
Lochea adalah darah yang dibuang dari rahim yang kini telah
setelah melahirkan, berat badan menjadi 1000 gram dan dapat dirasakan
sebagai kantung yang kuat membulat, mencapai tali pusar, pada hari ke
lochea. Lochea mempunyai bau yang khas, tidak seperti bau menstruasi.
Bau ini lebih terasa tercium pada lochea serosa, bau ini juga akan
semakin lebih keras jika bercampur dengan keringat dan harus cermat
berwarna merah dan hitam karena berisi darah segar, dan sisa-sisa
b) Lochea sanguilenta
lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca persalinan
(Saleha, 2009).
c) Lochea serosa
Lokia serosa dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lokia
kemudian menjadi kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7
d) Lochea alba
3) Endometrium
pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata,
4) Serviks
(Sulistyawati, 2009).
Disamping itu rasa takut buang air besar, sehubungan dengan jahitan pada
perinium, jangan sampai lepas dan jangan takut akan rasa nyeri. Buang air
c. Perubahan perkemihan
(Rahmawati, 2009).
pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit.
1) Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celsius. Sesudah
partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celsius dari keadaan normal,
namun tidak akan melebihi 8 derajat celsius. Sesudah dua jam pertama
melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. bila suhu lebih
2) Nadi berkisar antara 60-80 denyutan permenit setelah partus, dan dapat
terjadi Bradikardia. Bila terdapat takikardia dan suhu tubuh tidak panas,
Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orang tua, yaitu
fase taking in, fase taking hold, fase letting go (Lubis, 2010).
a. Fase taking in
70
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.Pada saat itu, fokus perhatian
untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini
itu kondisi ibu perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.
bayinya misalnya jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan
lain-lain.
taking hold, ibu merasa khawatir atau ketidak mampuan dan rasa tanggung
karena itu ibu memerlukan dukungan karena saat ini merasakan kesempatan
yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan
c. Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
e. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan
h. Payudara yang berubah menjadi merah, bengkak, panas atau tersa sakit
k. Merasa sangat sedih atau merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya
tanda bahaya yang harus dihindari saat masa nifas seperti Perdarahan post
partum yang berlebih, lochea yang berbau busuk, kontraksi uterus tidak baik,
nyeri perut atau pelvis yang hebat, sakit kepala yang hebat, lemas yang
72
berlebihan, suhu tubuh lebih >38‟C, payudara bengkak atau memerah dan
Berikut adalah asuhan yang dapat diberikan pada masa nifas menurut
a. Nifas 6 Jam
Nifas 6 jam ini merupakan periode nifas dini dimana memliki tujuan
uatama untuk mendeteksi terjadinya tanda bahaya pada masa nifas. Pada
nifas 6 jam tinggi fundus uteri adalah 2 jari di bawah pusat, pengeluaran
lochea pada 6 jam masa nifas adalah lochea yang berisi darah segar dan
mekonium selama 2 hari pasca persalinan. Tujuan yang lebih rinci lagi
Nifas 6 hari merupakan masa nifas lanjutan. Pada nifas 6 hari tinggi
fundus uteri setinggi pertengan pusat dan simfisis dan terdapat pengeluaran
lochea sanguinolenta yang berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
dan terdapat pada hari ke 3-7 pasca persalinan. Sedangkan pada nifas 2
minggu tinggi fundus uteri tidak teraba di atas simfisis dan pengeluaran
lochea adalah lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi
dan terdapat pada hari ke 7-14 pasca persalinan. Tujuan dari asuhan nifas 6
dengan baik, tinggi fundus uterus baik, tidak ada perdarahan abnormal,
c. Nifas 6 Minggu
tenggang waktu sekita 42 hari atau 6 minggu. Pada nifas 6 minggu fundus
uteri sudah tidak teraba dan terdapat pengeluaran lochea alba cairan putih
seperti :
orang yang terkadang lebih fokus pada masa kehamilan dan persalinan
dibandingkan dengan masa nifas. Padahal masa nifas adalah adalah masa
transisi kritis secara fisiologi, emosional, dan sosial bagi ibu dan keluarga.
Banyak hal-hal yang harus diperhatikan pada masa nifas, yaitu kebersihan
500kalori/hari dan tahun kedua 400 kalori. (Suherni, Hesty Widyasih, Anita
Rahmawati, 2009,pp.101)
b. Ambulasi
24-48 jam postpartum. Pada persalinan normal dan keadaan ibu normal,
lain, yaitu pada 1 atau 2 jam setelah persalinan. (Bahiyatun, 2009, pp.76-77)
75
c. Eliminasi
BAB, diharapkan 2 hari setelah postpartum ibu nifas sudah dapat BAB,
namun jika 3 hari belum juga BAB, maka dapat diberikan pencahar per oral
d. Personal Hygiene
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya
(Saifuddin, 2006 ).
Ibu nifas sangat dianjurkan sekali untuk istirahat yang cukup untuk
f. Aktivitas Seksual
Secara fisik, ibu nifas aman untuk memulai hubungan sex begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Namun keputusan ini tergantung pada
8. Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari
Pijat oksitosin juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh
keluarga, terutama suami pada ibu menyusui yang berupa pijatan pada punggung ibu
Pijat stimulasi oksitosin untuk ibu menyusui berfungsi untuk merangsang hormon
B. Laktasi
pemberian ASI
77
ASI pada bayi dalam jam pertama sesudah lahir dan kemudian
dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi. ASI mudah
kehidupan anak.
C. ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan,
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the, dan
air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu,
79
biscuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan
relative masih sama kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara
a. Kesehatan:
baik sepanjang masa. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI
b. Kecerdasan
c. Emosi
Intelligence/El.
spiritual anak.
perut.
c. Mencegah Kanker.
82
alamiah
bayi
crawl. Karena sentuhan atau emutan dan jilatan pada putting ibu akan
b. Pemberian ASI
kelahiran sering kali bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya
secara efektif dan ASI dapat keluar dengan optimal. Banyak sedikitnya
ASI berhubungan dengan posisi ibu saat menyusui. Posisi yang tepat
c. Pekerjaan/aktivitas
berkaitan dengan pekerjaan adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak
ada penitipan anak, dan harus kembali kerja dengan cepat karena cuti
d. Pengetahuan
Ekslusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa lalunya.
sukarela dan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya.
2008)
menganggap susu formula sama baiknya, bahkan lebih baik dari ASI.
Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika
pula petugas kesehatan yang tidak memberikan informasi pada ibu saat
menyusui yang baik dan benar, dan siapa harus dihubungi jika terdapat
areola masuk kedalam mulut bayi. Putting lecet juga dapat terjadi pada
ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap
dalam hal prilaku sehat. Promosi ASI Ekslusif yang optimal dalam
Selain itu adanya sikap ibu dari petugas kesehatan baik yang berada di
menyusui bayi secara ekslusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan
(Erlina, 2008)
paling baik, aman, dan satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi
bulan.
berumur < 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk kandungan
belum sempurna. Pada beberapa kasus yang ekstrem ada juga yang
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
Kunjungan Pertama
IDENTITAS KLIEN
Istri Suami
Subjektif
Alasan Datang
melakukan pemeriksaan ulang pada kehamilannya. Ibu mengatakan bahwa tidak ada
keluhan. Ibu mengatakan tidak pernah merasakan adanya tanda bahaya pada
kehamilannya seperti nyeri pada ulu hati, keluar darah dari kemaluan, penglihatan
kabur, bengkak pada tangan dan wajah. Ibu juga mengatakan belum begitu mengerti
tentang ASI Ekslusif serta bagaimana persiapan untuk memberikan ASI Ekslusif
karena anak pertama ibu tidak ASI Ekslusif melainkan susu formula.
Riwayat Haid :
Menarche usia 17 tahun, siklus 28 hari, lamanya 7 hari, banyaknya 3 kali ganti
pembalut/hari. Haid warna merah segar, dismenore negative, HPHT tanggal 16-01-
Riwayat Kontrasepsi :
Tidak ada riwayat kesehatan yang pernah atau sedang diderita seperti jantung,
tekanan darah tinggi, asma, atau penyakit berat lainnya. Tidak pernah atau sedang
a. Nutrisi
Ibu makan 2-3 kali sehari, komposisi nasi, sayur (bayam, kacang panjang, dll),
lauk (tahu, tempe, telur, ikan), buah (papaya, jeruk dll) dan air putih 5 gelas
sehari. Selama hamil, porsi makan bertambah dengan menjadi 3-4 kali sehari,
dengan menu yang seimbang antara sayur dan lauk pauk, juga penambahan
b. Eliminasi
BAB 1 kali sehari pada pagi hari bangun tidur, konsistensi lunak, ada keluhan.
BAK 4 kali sehari, warna kuning jernih. Selama hamil, pola eliminasi bertambah
menjadi 2-3 kali BAK pada malam hari dan tidak ada keluhan.
92
c. Istirahat
Tidur sekitar 8 jam sehari. Ibu tidur dari jam 21.00 – 05.00 WIB dan terkadang
istirahat siang hari sekitar jam 12.00 – 13.00 WIB. Tidak ada keluhan.
Tidak pernah melakukan olahraga fisik apapun, kegiatan ibu sehari-hari seperti
melakukan aktivitas rumah tangga biasa. Ketika hamil, setiap pagi melakukan
jalan santai selama + 30 menit dan tetap melakukan pekerjaan rumah tangga
e. Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari, gosok gigi 2 kali sehari setiap mandi.
bersih dari depan ke belakang, dan setelah BAB dengan air bersih dari belakang
f. Kehidupan sexual
Frekuensi hubungan seksual 2-3 kali dalam seminggu. Semenjak hamil frekuensi
berkurang menjadi tidak pernah karena suami merasa takut dan kasihan melihat
Kondisi psikososial :
Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, menikah pada tanggal 10-10-2014,
keadaan keuangan dan ekonomi tercukupi. Sikap suami terhadap ibu dan
keputusan dalam keluarga adalah suami. Ibu dan keluarga merasa senang atas
kehamilannya.
yaitu pada kehamilan 26 minggu pada tanggal 17-07-2018. Dan dengan hasil
(-), protein urine (-), HbsAg (-), Sifilis (-), HIV (-).
Trombosit 239000/ul, Hematokrit 41%, GDS 78 mg/dl, protein urine (-), urine
Objektif
94
Lila : 24,5 cm
Pemeriksaan Fisik
Linea +, Striae –
Leopold I : Dibagian fundus teraba agak bulat, lunak dan tidak melenting.
(Ekstremitas) dan Dibagian kiri teraba panjang, keras, seperti papan dan ada tahanan.
- Varises : -/-
Analisa
Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent kepada ibu dan suami, bahwa akan menjadi
pasien studi kasus dan akan diberikan asuhan mulai dari umut kehamilan saat
ini sampai dengan nifas 6 minggu. Ibu dan suami setuju dan tidak keberatan
2. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini dalam kondisi
3. Memberitahu ibu bahwa kondisi janinnya juga baik, posisi kepala di bawah
disebutkan
6. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat, yaitu tidur pada malam hari 7-8 jam
dan istirahat pada siang hari +2jam. Ibu mengerti dan akan melaksanakannya.
7. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu, mual dan
dari 2 hari, pergerakkan bayi berkurang atau tidak bergerak, bengkak pada
tangan dan kaki serta wajah disertai nyeri kepala yang berlebihan, keluar air
ketuban sebelum waktunya. Ibu mengerti dan akan segera datang ke pelayanan
8. Menanyakan kepada ibu apa yang diketahui tentang ASI Ekslusif. Ibu
mengatakan sedikit tahu tentang ASI Ekslusif tetapi belum terlalu paham
9. Menjelaskan kepada ibu tentang pengertian dan manfaat ASI Ekslusif serta
menganjurkan kepada ibu ketika sudah bersalin nanti untuk memberikan ASI
Ekslusif kepada bayinya. Ibu mengerti dan mengatakan ingin memberikan ASI
secara Ekslusif.
10. Memberikan terapi SF 1x1 dan kalk 1x1. Memberitahu ibu untuk
meminumnya dengan air putih dan jangan meminumnya dengan teh karena
akan mengganggu proses penyerapan zat besi yang ada pada obat tersebut ke
dalam tubuh. Ibu mengerti
97
kali dalam sehari, ibu mengerti dan akan lebih memperhatikan pergerakan
janinnya.
12. Mengingatkan ibu kembali mengenai tanda bahaya trimester III antara lain
muntah terus menerus dan tidak mau makan, demam tinggi, bengkak pada
muka, kaki, dan tangan, atau sakit kepala hebat disertai kejang, gerakan janin
tidak seperti biasanya atau janin tidak bergerak, perdarahan pervaginam, air
ketuban keluar sebelum waktunya, nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium,
pengelihatan kabur atau pandangan mata yang tidak jelas, serta memberitahu
mengerti.
pada tanggal 17 Oktober 2018. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
Kunjungan Kedua
Subjektif
Ibu mengatakan sering pipis pada malam hari saja dan kurang nafsu makan
Objektif
Suhu : 36,6⁰C
Pemeriksaan Fisik
Linea +. Striae -.
Palpasi: TFU: 30 cm
(Bokong)
Leopold II : Dibagian kanan perut teraba bagian terkecil Janin (Ekstremitas). Dan
masuk panggul.
99
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan kondisi ibu dan
janinnya saat ini baik. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan ibu sering BAK adalah kejadian
fisiologis pada trimester III, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
3. Memberitahu ibu agar mengkonsumsi air putih dengan cara mengurangi asupan
cairan pada sore dan malam hari dan memperbanyak minum saat siang hari agar
waktu ibu untuk tidur malam hari tidak terganggu karena sering BAK. Ibu
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup serta mengurangi akttivitas sehari-
hari. Melakukan konseling mengenai pola tidur. Ibu dianjurkan untuk melakukan
aktivitas pada pagi dan siang hari agar pada malam hari ibu merasa lelah dan
100
butuh istirahat tidur lebih cepat pada malam hari. Pada siang hari ibu boleh tidur
siang atau berbaring ± 1jam untuk menghindari rasa lelah setelah beraktifitas.
Memberitahu ibu untuk tidur dengan pola yang teratur yaitu malam hari minimal
6-8 jam dan 1-2 jam pada siang hari karena pola tidur berpengaruh pada
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan stimulasi pada janin dengan mengajak janin
berkomunikasi karena janin sudah dapat merespon suara dari luar rahim ibu. Ibu
sudah melakukannya dan merasakan respon janin saat diajak berbicara yaitu
menendang.
seperti karbohidrat, protein, sayur-sayuran, susu untuk ibu hamil. Ibu mengerti
keluar darah dari vagina, keluar cairan ketuban dari vagina, sakit kepala yang
hebat dan terus menerus, penglihatan kabur, gerakan janin berkurang, nyeri ulu
hati. Bila ada tanda-tanda tersebut ibu dianjurkan untuk segera memeriksakan
diri ke bidan atau dokter. Ibu mengerti mengenai penjelasan yang telah diberikan.
9. Memberikan terapi SF 1x1 dan kalk 1x1. Memberitahu ibu untuk meminumnya
dengan air putih dan jangan meminumnya dengan teh karena akan mengganggu
proses penyerapan zat besi yang ada pada obat tersebut ke dalam tubuh. Ibu
mengerti.
101
10. Memberikan dukungan atas keputusan ibu untuk memberikan ASI secara
Ekslusif dan mengingatkan ibu bahwa ASI Ekslusif merupakan pemberian ASI
11. Mengingatkan pada ibu untuk mempersiapkan perlengkapan ibu dan bayi untuk
Kunjungan Ketiga
Subjektif
102
Ibu mengatakan bahwa saat ini menjadi sering pipis dan gerak bayi masih aktif.
Objektif
Suhu : 36,0⁰C
Pemeriksaan Fisik
Linea +. Striae -.
Palpasi: TFU: 30 cm
(Bokong)
Leopold II : Dibagian kanan perut teraba bagian terkecil Janin (Ekstremitas). Dan
masuk panggul.
Analisa
Penatalaksanaan
bahwa saat ini kondisi ibu dan janinnya dalam keadaan baik. Ibu mengerti
perawatan payudara.
4. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar agar ASI yang diberikan
kepada bayi optimal dan ibu tidak mengalami keluhan saat menyusui. Ibu
mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk teknik relaksasi pernafasan disaat ada mules yaitu
dengan cara tarik nafas panjang dari hidung dan dikeluarkan dari mulut.
proses persalinan bahwa ibu bisa lahir normal, dalam kondisi ibu dan bayi
dan mulas yang semakin sering, kuat, dan teratur atau keluar air-air
pervaginam. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan segera
9. Menganjurkan ibu istirahat cukup yaitu tidur pada manlam hari 7-8 jam dan
istirahat pada siang hari + 2 jam. Ibu menegrti dan mau melakukannya.
Vit. C 500 mg sebanyak XX tablet di minum 1x1/hari dan kalk 500 mg 1x1
XX tablet. Ibu mengerti dan berjanji akan menghabiskan obat yang diberikan.
11. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25 Oktober 2018. Ibu
kunjungan ulang.
Subjektif
Ibu datang ke puskesmas kecamatan pasar rebo pukul 02.00 WIB dengan
keluhan mules-mules sering setiap 10 menit 2-3 kali mules sejak pukul 20.00
WIB dan sudah keluar lendir darah dan belum keluar air-air. Ibu mengatakan
makan terakhir pukul 19.00 dan minum terakhir pada pukul 01.30 WIB. Ibu
mengatakan BAB terakhir pukul 20.30 WIB dan bak terakhir pukul 01.00
WIB.
Objektif
bokong, punggung kiri, bagian terendah kepala sudah masuk PAP. TBJ (32 –
11) x 155 = 3.255 gram. DJJ 140 kali/menit, teratur, punctum maksimum 1
tempat di
Periksa dalam vulva vagina tidak odem, tidak ada luka, tidak ada benjolan
pada vagina, tidak ada varrices di vagina, portio tebal lunak, Ø 6 cm, ketuban
Analisa
Penatalaksanaan
106
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin
dengan menarik nafas panjang dan hidung saat ada his, dan
mampu melakukaknnya
5. Menganjurkan ibu makan dan minum saat tidak ada his. Ibu sudah
6. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan BAB atau BAK. Ibu
mengerti
7. Menyiapkan tempat untuk persalinan kala II, obat dan alat untuk
8. Mengobservasi his, djj, dan nadi ibu setiap30 menit.TD dan kemajuan
persalinan 4 jam dan suhu 2 jam kemudian. Hasil tercatat dalam batas
setuju.
Subjektif
Objektif
Keadaan umum baik, Kesadaran compos mentis, Tampak ibu meneran, Vulva
4 1/5 bagian. DJJ 145 x/mnt, teratur, punctum maksimum 1 tempat disebelah
kiri bawah pusat. His 4x/10 menit, lama 45 detik, Kuat, relaksasi ada Periksa
dalam: vulva dan vagina tidak oedema, portio tidak teraba, Ø lengkap, selaput
ketuban (+), presentasi kepala, penurunan H4+, posisi UUK kiri depan.
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa keaadan ibu dan janin dalam keadaan baik
pembukaan sudah lengkap, jika ada his ibu diperbolehkan untuk meneran.
Ibu mengerti
108
meneran yang baik dan memberikan pilihan posisi jongkok, berdiri, dan
6. Memimpin ibu untuk meneran bila ada his dan jika tidak ada his
menganjurkan ibu untuk minum dan istirahat serta melakukan cek djj.
7. Membantu dan memimpin persalinan sesuai APN. Bayi lahir spontan jam
8. Memfasilitasi ibu untuk melalukan IMD. Bayi berada diatas dada ibu
secara tengkurap.
Subjektif
Objektif
109
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis.TFU sepusat, kontraksi baik, uterus
globular, tidak ada janin kedua, kandung kemih tidak teraba, keluar darah tiba – tiba,
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi lahir pukul 04:50 WIB, jenis
diberikan
spontan.
Subjektif
110
Ibu mengatakan lega dan senang atas kelahiran bayinya, ibu mengatakan perutnya
Objektif
Keadaan umum lemas. TD 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,6oC, pernafasan
20x/menit. TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba keras , kandung kemih kosong,
Analisa
Penatalaksanaan
mengerti.
2. Memberitahu ibu bahwa terjadi ruptur (robekan) pada jalan lahir dan akan
mempraktikannya
111
6. Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dini diatas tempat tidur, yaitu
pentingnya tidak menahan BAK yaitu agar involusi uteri berproses dengan
kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit
pada 1 jam kedua. Hasil dalam batas normal tercatat dalam partograf
10. Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan hidrasi ibu. Ibu mengerti
11. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK. Ibu mengerti dan
bersedia
12. Memberikan therapi obat Amoxillin 500mg 3 x 1 hari (XX tab), Vitamin C
Subjektif
Objektif
Keadaan umum bayi baik, kulit kemerahan, tonus otot aktif, tangisan
BB: 3550 gram, PB: 51 cm, Lingkar kepala : 32 cm, lingkar dada : 33 cm
kemerahan, bergerak aktif, Tali pusat tidak ada infeksi dan perdarahan .
BAB/BAK (+)/(-).
Pemeriksaan Fisik
Kepala simetris, tidak ada molase, tidak ada caput, tidak ada hematoma,
fontanel datar.
Hidung terdapat septum, tidak ada pengeluaran cairan, dan gerakan cuping
Mulut simetris, tidak ada kelainan, bibir tidak biru, tidak sumbing,
cairan.
113
Dada simetris, tidak ada tarikan dinding dada,putting susu simetris dan tidak
pengeluaran
Abdomen simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat dan tidak ada
perdarahan.
Ekstremitas gerakan normal, jumlah jari tangan dan kaki sempurna, tidak ada
Genetalia jenis kelamin laki-laki, testis sudah turun ke skrotum, lubang penis
Pemeriksaan refleksRefleks morro (+), sucking (+), grasping (+), rooting (+),
tonicneck (+).
Analisa
Penatalaksanaan
2. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya. Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya.
dan menyuntikkan vitamin K 0,5 cc IM pada 1/3 paha kiri luar bayi
cap kaki bayi. Peneng telah diberikan dan sudah melakukan cap kaki
bayi
setelah 1 jam pemberian Vit K dibagian sepertiga paha kanan luar. Ibu
10. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti,
Ibu mengerti.
Subjektif
115
Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI, Bayi pintar menyusu ASI, Ibu
mengatakan tali pusat bayinya sudah puput, sudah BAB dan BAK, tinja berwarna
kehijauan dan lunak. Ibu mengatakan bayi sering dijemur pada pagi hari setelah
mandi.
Objektif
Pemeriksaan umum: keadaan umum : baik Tanda-tanda vital : DJB 125x/ menit,
pernafasan 50x/ menit, suhu: 36,8°C . Pemeriksaan Head to toe, gerak (+), warna
kulit kemerahan, tubuh bersih, perut tidak kembung, dan tidak ada tanda-tanda
Analisa
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengerti
diberikan
bayi agar selalu dalam keadaan bersih, hangat, dan kering dengan mengganti
pakaian yang basah sesuai keperluan, menganjurkan ibu untuk tidak memberi
Subjektif
Ibu mengaatakan tidak ada keluhan pada bayinya. Ibu mengatakan sudah
Objektif
BB : 4000 gram.
Analisa
Penatalaksanaan
117
keaadaaan bayi saat ini baik. Ibu mengerti dan senang mendengarnya
agar bayi mendapat asupan nutrisi yang cukup dan dapat tumbuh
mengerti
waktu imunisasi bagi bayi yaitu Hepatitis, BCG, Polio, DPT, Campak.
Ibu mengerti
sore, apabila bayinya BAB/BAK segera ganti popok bayi yang basah
Subjektif
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan saat ini bayi rewel hanya jika
Objektif
Suhu: 36,5°C, P: 40x/m, berat badan 5000 gram, warna kulit kemerahan,
Analisa
Penatalaksanaan
apapun.
yaitu imunisasi DPT dan Polio 2 pada tanggal 27 Desember 2018. Ibu
Subjektif
500 cc. Perut masih terasamules dan nyeri pada luka jahitan. Ibu
mengatakan sudah BAK tapi belum BAB. Ibu mengatakan ASI keluar
Objektif
stabil,
˚C,
basah
Analisa
120
Penatalaksanaan
diberikan.
dapat mempraktikannya
diberikan
121
diberikan.
Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada pantangan apapun selama nifas, ibu mengatakan
makan sehari 3x sehari yaitu dengan menu bervariasi nasi, sayuran hijau,
122
kacang-kacangan dan lauk pauk. Ibu mengatakan BABdan BAK lancar. Ibu
mengatakan luka jahitan sudah berkurang nyerinya dan ibu mengatakan ASI
Objektif
ASI (-) putting susu menonjol. TFU sepusat, lochea sanguinolenta, tidak ada
Analisa
Penatalaksanaan
bahwa pada saat ini keadaan ibu baik. Ibu mengerti dengan
minimal 2jam sekali atau semaunya bayi. Ibu mengerti dan mau
melakukannya.
pada tanggal. Ibu mengerti dan akan datang untuk kontrol nifas
dan bayinya.
Subjektif
yaitu dengan menu bervariasi nasi, sayuaran hijau, dan lauk pauk. Ibu
Objektif
Pemeriksaan fisik secara umum : wajah tidak oedem, kelopak mata tidak
bengkak, pengeluaran ASI (+) putting susu menonjol. TFU tidak teraba,
Analisa
Penatalaksanaan
bahwa pada saat ini keadaan ibu baik, ibu mengerti dengan
tanda bahaya pada bayi baru lahir, tetap menjaga kehangatan bayi,
Subjektif
Saat ini ibu tidak ada keluhan, pengeluaran ASI lancer dan banyak, ibu selalu
makanan.
Objektif
Pemeriksaan fisik secara umum : wajah tidak oedem, kelopak mata tidak
bengkak, pengeluaran ASI (+) putting susu menonjol. TFU tidak teraba.
Analisa
Penatalaksanaan
mengert
BAB IV
PEMBAHASAN
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir serta dukungan pemberian ASI
Ekslusif.
A. Asuhan Antenatal
Pada kontak pertama kali dengan klien sebelum melakukan asuhan kebidanan
ibu. Pertama kali penulis kontak dengan Ny. D ketika usia kehamilan 38 minggu dari
HPHT.
persalinan yang dapat digunakan dalam proses membuat keputusan klinis untuk
Pasar Rebo, klien menyatakan bahwa usianya sekarang 31 tahun. Usia ini merupakan
usia yang baik untuk bereproduksi. Dan usia yang aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah antara 20-35 tahun (Saifudin, 2010). Karena mulai umur 20 tahun,
rahim dan bagian tubuh lainnya sudah benar-benar siap untuk menerima kehamilan
dan pada umur tersebut biasanya wanita sudah siap untuk menjadi seorang ibu.
Pada teori dinyatakan bahwa pemeriksaan lengkap adalah K1, K2, dan K4. K
merupakan singkatan dari kunjungan. Hal ini berarti minimal dilakukan satu kali
kunjungan antenatal pada trimester pertama, satu kali kunjungan pada trimester kedua
128
dan dua kali kunjungan antenatal pada trimester ketiga (Saifudin, 2006). Berdasarkan
teori tersebut jumlah kunjungan ANC klien sudah mencukupi untuk memberikan
dilakukan secara berkala dan teratur. Pada kehamilan normal pemeriksaan sebaiknya
Ini adalah kehamilan kedua bagi ibu dengan HPHT 16 Januari 2018.
Berdasarkan HPHT pada saat kunjungan pertama dengan klien usia kehamilan ibu
adalah 38 minggu 3 hari HPHT klien juga dapat digunakan guna mengetahui taksiran
ditambahkan 7 hari ke hari pertama haid terakhir dan pada bulan ditambahkan 9 jika
HPHT dari bulan Januari sampai Maret. Dan dikurangi 3 jika HPHT dari bulan April
sampai bulan Desember. Pada tahun HPHT ditambahkan 0 jika HPHT dari bulan
Januari sampai Maret dan ditambahkan 1 jika HPHT bulan April sampai dengan
bulan Desember. (Damanik, 2008). Maka dari hasil perhitungan menurut rumus
B. Asuhan Intranatal
KALA I
Pada tanggal 21 Oktober 2018 Pukul 02.00 WIB ibu datang
mengatakan mulas sejak pukul 20.00 WIB dan keluar lendir darah, ibu
menunjukkan bahwa ibu menahan rasa mulas. Penulis memeriksa TFU dan
129
vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak, pembukaan 6 cm, ketuban(+),
penurunan di hodge II, dan tidak ada penyusupan. His sebanyak 4x/10 menit,
dengan diagnosa G2P1A0 Hamil 40 minggu inpartu kala I fase aktif, janin
tunggal hidup dan presentasi kepala. Dari data ini dapat diketahui bahwa ibu
dalam keadaan inpartu kala 1 fase aktif hal ini sesuai dengan teori.menurut
memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam 10 menit, dan berlangsung selama
Asuhan yang diberikan kepada ibu adalah mengobservasi his dan djj, nadi
setiap 30 menit dan tekanan darah setiap 4 jam. Mengajarkan ibu teknik
KALA II
Pukul 04.30 WIB ibu mengatakan ingin meneran. Ibu menunjukkan
gejala kala II yaitu adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum
didapatkan vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan 10
130
cm, ketuban belum pecah dan dilakukan amniotomi dan ketuban pecah berwarna
jernih, presentasi belakang kepala, posisi UUK kiri depan penurunan Hodge III,
dan tidak ada penyusupan. His 4x/10 menit dengan durasi 45 detik. Dari hasil
kala II, janin tunggal hidup presentasi kepala. Pembukaan serviks telah lengkap
Dengan posisi ibu setengah duduk, klien dipimpin meneran saat kontraksi
datang dengan merangkul kedua paha dan menarik kearah ibu. Saat kontraksi
tidak muncul penolong tetap menilai kesejahteraan janin dengan memantau DJJ,
yang di rasakan ibu adekuat dank lien spontan meneran dengan teknik yang telah
Setelah kepala berada didasar panggul dan membuka pintu sekitar 5-6cm di
depan vulva (crowning) maka penolong melindungi perineum ibu dengan kain
steril dan tangan lainnya melakukan sedikit penekanan diatas kepala bayi untuk
memeriksa adanya lilitan talipusat, dan tidak terdapat lilitan talipusat. Setelah
untuk melahirkan bahu depan kemudian membawa keatas untuk melahirkan bahu
131
bayi. Pukul 04.50 WIB bayi lahir spontan menangis kuat, kulit kemerahan, tonus
otot aktif, jenis kelamin laki-laki. Tubuh bayi segera dikeringkan dengan kain
bersih yang kering sebagai upaya pencegahan kehilangan panas. Penolong juga
mengelap punggung bayi dengan halus, hal ini bertujuan sebagai rangsangan
taktil yang dapat mengaktifkan refleks pada tubuh bayi baru lahir serta mampu
bayi dengan dua buah arteri klem sekitar 3-5cm dari perut bayi, setelah di jepit
tali pusat dijepit dengan umbilical cord disposable lalu memotongnya dengan
gunting tali pusat. Setelah itu bayi segera diletakkan diatas dada ibu dengan
posisi tengkurap, hal tersebut guna kontak dengan kulit ibu dan bayi dalam
rangka penerapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) agar bayi dapat terstimulasi
mencari putting susu ibu. IMD sangat penting dilakukan bagi bayi agar bayi tetap
hangat didekapkan ibu, selain mendekatkan ikatan kasih sayang (bonding) antara
ibu dan bayi pada jam-jam pertama kehidupannya, IMD juga berfungsi
dalam proses pengecilan rahim kembali keukuran semula. Proses ini juga
lain yang dapat meningkatkan ambang nyeri, membuat perasaan lebih rileks,
KALA III
132
Asuhan yang diberikan pada ibu kala III Setelah di pastikan tidak ada janin
kedua dilakukan manajement aktif kala III seperti pemberian oksitosin 10 IU/IM,
peregangan tali pusat terkendali, massase uterus selama 15 detik JNPK, 2008). Dari
semua teori penulis hampir melakukan semua asuhan. Asuhan yang penulis berikan
lahir spontan pukul 04.56 WIB, selaput dan kotiledon lengkap, diameter 20cm, tebal
2,5cm, insersi tali pusat sentralis, panjang tali pusat 40cm. Pada kala III tidak ada
KALA IV
kala IV meliputi 1 jam pertama setiap 15 menit sekali dan 1 jam kedua 30 menit
sekali, yang dinilai yaitu: Tekanan darah, tekanan darah, nadi, suhu TFU,
kontraksi uterus, perdarahan, kandung kemih. Dari semua teori penulis hampir
melakukan semua asuhan dan hasilnya dalam batas normal. Pada kala IV ibu
mengeluh bahwa perutnya masih terasa mulas. Hal fisiologis yang terjadi pada
ibu nifas sesuai dengan teori (Ambarwati dan Wulandari, 2008) bahwa involusi
atau pengerutan merupakan suatu proses dimana uterus kembali kekondisi semua
dengan berat sekita 60 gram proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir
akibat kontraksi otot otot polos uterus. Asuhan yang diberikan penulis adalah
memberikan penjelasan pada ibu sesuai teori yang ada dan meyakinkan ibu
bahwa hal fisiologis ini memang terjadi pada ibu bersalin, menemani ibu selama
Pada kasus Ny. D hampir semua asuhan penulis sudah lakukan sesuai dengan
umur 1 jam sampai dengan bayi 40 hari (Saleha (2009), menjaga tali pusat
tetap bersih dan kering, menjaga kebersihan bayi, pemeriksaan tanda bahaya
seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan
masalah pemberian ASI, memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
bahaya bayi baru lahir, memberitahu ibu tentang imunisasi BCG, Penanganan
normal selama pemeriksaan fisik, tidak menemukan tanda bahaya pada bayi
baru lahir, dan ibu tidak mengeluhkan apapun soal bayinya mulai dari lahir
sampai bayi baru lahir 2 minggu. Penulis juga memberikan beberapa nformasi
pada ibu selama kunjungan pada bayi baru lahir selain mengenai perawatan
puskesmas, imunisasi dasar untuk bayi, dan pada 40 hari kunjungan penulis
akan melakukan pijat bayi, ibu pun sudah menyetujuinya dan informasi
hasilnya bahwa tidak didapatkan keluhan selama bayi Ny. D lahir sampai saat
ini, penulis juga mampu memberikan informasi yang ibu tidak ketahui
mengenai proses bayi baru lahir dan keluarga juga ikut serta dalam
D. Asuhan Postnatal
Asuhan pada ibu tidak berhenti begitu saja, ibu dilanjutkan pada
pemantauan pada masa nifas oleh penulis, salah satu hal fisiologis yang terjadi
pada ibu nifas bahwa involusi atau pengerutan merupakan suatu proses
dimana uterus kembali ke kondisi semua dengan berat sekitaR 60 gram proses
ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot otot polos uterus
Selama masa nifas, proses laktasi berjalan dengan baik dan tidak terjadi
Penulis juga memberikan pujian kepada ibu karena hingga pada kunjungan 6
minggu ibu masih tetap memberikan ASI kepada bayinya dan bertekad akan
Ada beberapa asuhan yang diberikan penulis kepada ibu selama masa
masa nifas karena atonia uteri, memantau pemberian ASI awal, melakakukan
kontak intesif dari ibu kepada bayi, menjaga bayi agar tidak hipotermia.
normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uterus baik, tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau, menilai tanda-tanda bahaya masa
kebutuhan dasar ibu nifas antara lain Saleha (2009) memastikan nutrisi dan
seksual. Dari semua teori hampir semua asuhan telah diberikan oleh penulis
kepada ibu dan hasilnya keluhan ibu selama masa nifas teratasi.
Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orang tua, yaitu
fase taking in, fase taking hold, fase letting go (Lubis, 2010). Fase taking in
yaitu fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari
kedua setelah melahirkan.Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada
diceritakannya, Fase Taking Hold Fase ini berlangsung antara 3-10 hari
melahirkan.
hasilnya bahwa ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan masa nifas.
masalah terjadi nya pada ibu di masa nifas terutama pada fase penyesuaian ibu
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sejak masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan persiapan
masa hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, maka penulis
bertambah.
8. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Bayi baru lahir tanggal
kali yaitu pada 1 jam, 6 hari, 14 hari dan 42 hari. Dari hasil
tali pusat sudah puput saat umur 7 hari. Dari pengkajian tidak
B. Saran
pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas bagi mahasiswi
kebidanan
kebidanan
2. Bagi Mahasiswi
3. Bagi Puskesmas
4. Bagi Ny. D
141
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info
Media
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Bina Pustaka
Varney, Helen (2007), Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume 2. Jakarta:
EGC.
Saleha Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Nuha Medika
Almatsier,S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
https://edoc.site/perubahan-fisiologi-dan-psikologi-pada-trimester-iii-pdf-free.html. (diakses
tanggal 25-11-2018 pukul 19.00 WIB)
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/
WIB)