Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM MANAJEMEN LAKTASI

PEMBERIAN ASI

LITERATUR REVIEW

WAHIDA

183210045

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Manajemen laktasi segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu

ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan ibu

khususnya pada periode menyusui eksklusif yaitu 0-6 bulan pertama pasca

persalinan. Menerapkan manajemen laktasi sejak masa kehamilan penting untuk

dilakukan (Nurafiah, Melati, Nurafiah, & Yatsi, 2020). Manajemen laktasi

sebaiknya sudah dilakukan sejak awal kehamilan, hingga selama masa

menyusui. Disarankan untuk memerhatikan frekuensi pemberian ASI, yaitu

sekitar 8-12 kali dalam 24 jam (Nurafiah et al., 2020). Kendala ibu dalam

menyusui ada dua faktor yaitu faktor internal kurangnya pengetahuan ibu

tentang manajemen laktasi dan faktor eksternal ASI belum keluar pada hari-hari

pertama sehingga ibu berpikir perlu tambah susu formula, ketidak mengertian

ibu tentang kolostrum, banyak ibu yang masih beranggapan bahwa ASI ibu

kurang gizi dan kualitasnya tidak baik (Imelda & Indonesia, 2018).

Perilaku menyusui yang kurang mendukung atau dikenal dengan

manajemen laktasi. Faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI,

gencarnya promosi susu formula, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan

yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, kurangnya rasa percaya diri ibu

bahwa ASI cukup untuk bayinya adalah beberapa hal yang menjadi faktor yang

mempengaruhinya (Handayani, 2019). Proses menyusui tidak selalu berjalan

baik karena menyusui bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, tetapi

merupakan suatu keterampilan yang perlu dipelajari dan dipersiapkan (Nurafiah


et al., 2020). World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian

ASI Eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan

dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

Academy of Pediatrics (AAP), Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) dan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan hal yang sama

tentang pemberian ASI Eksklusif sekurangkuragnya 6 bulan(Imelda &

Indonesia, 2018).

Pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target nasional

sebesar 80%. Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0–6 bulan di

Indonesia pada tahun 2019 sebesar 54,3% (Handayani, 2019). Sesudah umur 6

bulan, bayi baru dapat diberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)

dan ibu tetap memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2

tahun(Organization, 2020). Prevelensi cakupan pemberian ASI eksklusif secara

nasional di Indonesia sebesar 55,7% (Profil Kesehatan Indonesia, 2020).

Berdasarkan data dari United Nations Childern’s Fund UNICEF (2019),

sebanyak 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka

yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama (Handayani, 2019).

Presentase sederhana menunjukkan 70,0% memiliki pengetahuan tentang ASI

eksklusif, 54,4% menyusui bayinya secara eksklusif selama enam bulan pertama

kehidupan. Ada sikap positif di antara peserta terhadap ASI eksklusif karena

70,0% dari mereka setuju bahwa ASI saja sudah cukup untuk bayi selama enam

bulan pertama kehidupan (Kose et al., 2022).


Hal sering timbul saat manajemen laktasi pemberian asi, seperti nyeri

payudara, luka pada putting, penyumbatan air susu, mastitis, dan abses

payudara. disarankan untuk memerikasakan diri kr dokter kandungan secara

berkala, agar masalah dapat dicegah dan ditangani sejak dini(Nurafiah et al.,

2020).

Supaya proses laktasi berjalan lancar, perlu menjaga kesehatan dengan

baik, dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan

bergizi seimbang, beristirahat dan minum air putih yang cukup, serta

mengelola stres(Nurafiah et al., 2020). tehnik menyusui, memeras ASI,

memberikan ASI peras, dan menyimpan ASI dan pemenuhan gizi selama

periode menyusui. Usaha ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pada masa

kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah

sakit (perinatal) dan masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun

(postnatal). Laktasi (menyusui) adalah keseluruhan proses menyusui mulai

dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menalan ASI proses

menyusui tidak selalu berjalan baik karena menyusui bukan sesuatu yang

terjadi dengan sendirinya, tetapi merupakan suatu keterampilan yang perlu

dipelajari dan dipersiapkan. Dengan mengikuti dan dipelajari segala

pengetahuan mengenai laktasi diharapkan ibu dapat memberikan ASI secara

optimal sehingga bayi dapat menyusu secara sempurna serta tumbuh dan

berkembang secara optimal (Nurafiah et al., 2020).


I.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah hubungan pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi pemberian

ASI ?

I.3 Tujuan

Mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi

pemberian ASI berdasarkan literature 5 tahun terakhir.

Anda mungkin juga menyukai