net/publication/320210100
CITATION READS
1 1,739
2 authors, including:
Hardisman Dasman
Universitas Andalas
112 PUBLICATIONS 165 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Hardisman Dasman on 01 March 2019.
Artikel Penelitian
Abstrak
Rumah Sakit Bersalin (RSB) Budi Kemuliaan Jakarta adalah salah satu RS Sayang Bayi yang
menjalankan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai prosedur yang wajib di kerjakan oleh tenaga
penolong saat membantu proses persalinan sejak tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagiamana kebijakan dan implementasi IMD dan advokasi ASI ekslusif di
RS Bersalin Budi Kemuliaan. Studi dilakukan secara kualitatif berdasarkan analisis dokumen-
dokumen terkait dan observasi langsung ke lapangan pada trimester terakhir tahun 2013
(Oktober-Desember 2013). Hasil kajian ini memperlihatkan pelaksanaan IMD dan pemberian
ASI ekslusif di RS Bersalin Budi Kemuliaan belum optimal karena kurangnya fasilitas
pendukung, kejelasan implementasi kebijakan dan advokasi petugas kesehatan. Studi ini
menunjukkan bahwa IMD dan ASI ekslusif sangat ditentukan oleh advokasi yang baik dan
petunjuk teknis kebijakan yang jelas. Studi ini juga memperlihatkan bahwa kesuksesan
pencapaian ASI eksklusif terkait dengan keberhasilan pencapaian IMD
Kata kunci: ASI ekslusif, IMD, Kebijakan
Abstract
Maternity Hospital (RSB) Budi Kemuliaan Jakarta has implemented friendly hospital Early
Initiation of Breastfeeding (EIB) approach as standard procedure for asssisting childbirth process
since 2008. This study was carried out to examine the policy and the implementation of EIB and
exclusive breastfeeding policy in the Maternity Hospital Budi Kemuliaan. To answer the research
objectives, the qualitative study was conducted using document analysis and direct observation
from Oktober to Desember 2013. The result of the study revealed that the implementation of EIB
and the implementation of exclusive breastfeeding did not reach the target due to lack of
supporting factors, advocacy, and clear guideline of the policy. The study also indicated that
successful implementation exclusive breasfeeding policy related to successful of EIB.
Keywords: Exclusive Breastfeeding, EIB, Policy
Affiliasi Penulis : 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM), Jakarta. 2. Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas (FK-Unand), Padang. Korespondensi: hardisman, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Jl.
Perintis Kemerdekaan No.94 Padang, email: hardisman@fk.unand.ac.id
205
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
selama 4-6 bulan. Namun pada tahun rendahnya penerapannya dan kurang-
2001, setelah melakukan telaah artikel nya antusias ibu untuk melakukannya.
penelitian secara sistemik dan berkon- Penelitian di wilayah Jakarta utara
sultasi dengan para pakar, WHO oleh Mercy Corps secara kuantitatif juga
merevisi rekomendasi ASI ekslusif menunjukkan rendahnya prevalensi ASI
tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 ekslusif.15 Laporan studi tersebut mem-
bulan.13 perlihatakan walaupun definisi ASI
Pola pemberian makan terkait esklusif yang di gunakan berbeda-beda,
untuk bayi sejak lahir sampai anak ada definisi yang ketat dan ada pula
berumur 2 tahun meliputi (a) mem- yang longgar, namun cakupan ASI
berikan ASI kepada bayi segera dalam ekslusif yang di dapatkan tidak pernah
waktu 1 jam setelah lahir,(b) memberi- tinggi. Sama halnya dengan prevalensi
kan hanya ASI saja sejak lahir sampai 6 ASI ekslusif menurut data SDKI hanya
bulan.Hampir semua itu dapat dengan 32%,4 pada penelitian Mercy Corps juga
sukses menyusui di ukur dari permulaan didapatkan sangat kecil yaitu sebesar
pemberian ASI dalam jam pertama 7,4% (ASI predominan pada bayi usia 0-
kehidupan bayi.Hasil telaah artikel 5 bulan) dan 28,9% (ASI saja dalam
tersebut menyimpulkan bahwa bayi yang dalam 24 jam terakhir pada bayi usia 0-5
disusui secara ekslusif sampai 6 bulan bulan).15
umumnya lebih sedikit menderita penya- Begitu juga halnya survey yang
kit gastrointestinal dan lebih sedikit dilakukan oleh Helen Keller Internasional
mengalami gangguan pertumbuhan.13,14 menyebutkan bahwa rata-rata bayi di
Dalam upaya mencerdaskan kehidupan Indonesia hanya mendapatkan ASI
bangsa, maka harus dilahirkan generasi ekslusif selama 1,7 bulan.16 Target pen-
penerus bangsa yang cerdas, sehat capaian ASI ekslusif 6 bulan sebesar
jasmani dan rohani. Untuk itu perlu 80% yang ditetapkan Depkes RI tampak
penciptaan kondisi yang mendukung ke terlalu tinggi. Oleh karena itu, WHO
arah tersebut, di antaranya dengan merekomendasikan untuk memberikan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara hanya Air susu Ibu (ASI) saja sampai 6
ekslusif 6 bulan dan di lanjutkan pem- bulan untuk keuntungan yang optimal
berian ASI sampai anak berusia 2 bagi ibu dan bayi.13
tahun.4 Dari data-data tersebut terdapat
Penerapan ASI ekslusif 6 bulan beberapa rekomendasi terkait pemberian
harus didukung oleh berbagai kebijakan ASI ekslusif. Pertama rekomendasi ini
seperti cuti untuk ibu menyusui, undang- bisa di capai bila masalah-masalah
undang pemasaran susu formula, sanksi potensial seperti status gizi ibu hamil dan
untuk iklan susu formula, sanksi untuk laktasi, status mikronutrien (zat besi,
bidan yang memberikan dan mengenal- seng dan vitamin A) bayi dan pelayanan
kan susu formula kepada bayi dan kesehatan dasar rutin bagi bayi
peningkatan kualitas ante-natal-care. (pengukuran pertumbuhan dan tanda
Pengamatan kualitatif perhadap pembe- klinis defisiensi mikronutrien) sudah
rian ASI ekslusif oleh ibu-ibu yang ber- berhasil di atasi. Bila hal ini belum
salin dan melakukan perawatan bayi di tercapai maka mungkin akan timbul
RS Budi kemuliaan menunjukkan masalah seperti terjadinya growth
208
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
faltering pada bayi ibu laktasi yang tidak ekslusif menunjukkan bahwa seba-
memaksakan memberikan ASI ekslusif gian besar informan ASI ekslusif
selama 6 bulan kepada bayinya. difasilitasi IMD oleh bidan sedangkan
Kedua, perlunya pemberian sebagian besar informan ASI tidak
makanan pendamping ASI yang tepat ekslusif tidak di fasilitasi IMD.6
dan memperkenalkan makanan bergizi Tenaga kesehatan dan penye-
yang adekuat dan aman dalam lenggara fasilitas pelayanan kesehatan
hubungannya dengan pemberian ASI wajib melakukan IMD terhadap bayi
selanjutnya.Dalam hal ini perlu dikaji yang baru lahir kepada ibunya paling
makanan pendamping ASI yang tepat singkat selama 1 jam. IMD di lakukan
termasuk sesuai kondisi gizi dan umur dengan cara meletakkan bayi secara
bayi. Rata-rata pemberian ASI ekslusif di tengkurap di dada/perut ibu sehingga
Indonesia hanya 1,7 bulan, sedangkan di kulit bayi melekat pada kulit ibu. IMD
RS Bersalin Budi Kemuliaan sendiri dilakukan dalam keadaan ibu dan bayi
sejak lahir sampai 1 tahun minimal, stabil dan tidak membutuhkan tindakan
maka perlu di berikan petunjuk yang medis selama paling singkat 1 jam.
jelas mengenai makanan pendamping Lama waktu IMD selama 1 jam di
apa saja yang dapat diberikan. Ketiga, maksudkan untuk memberikan kesem-
kondisi yang dibutuhkan untuk mene- patan kepada bayi agar dapat mencari
rapkan kebijakan ini adalah pemberian putting susu ibu dan menyusu sendiri.
dukungan social dan gizi yang adekuat Edmond dkk1, menyebutkan
untuk ibu yang sedang menyusui. bahwa menunda inisiasi menyusu dini
akan meningkatkan kematian bayi.
Kajian Implementasi IMD Penelitian nya melaporkan bahwa dari
Pengetahuan dan pemahaman 10.947 bayi yang lahir antara Juli 2003-
akan pentingnya IMD pada bayi baru Juni 2004 dan disusui, menyusu dalam 1
lahir menjadi suatu kebutuhan bagi jam pertama akan menurunkan angka
semua petugas kesehatan dan kematian perinatal sebesar 22% dan
masyarakat luas terutama ibu - ibu yang kemungkinan kematian meningkat
sedang hamil. Rendahnya cakupan ASI secara bermakna setiap hari permulaan
Ekslusif di RS Bersalin Budi Kemuliaan menyusu di tangguhkan.
dipengaruhi oleh rendahnya informasi Penelitian Anita, di salah satu
dan edukasi pelaksanaan IMD kepada rumah sakit pusat rujukan di Jakarta
masyarakat oleh petugas kesehatan. Pusat menunjukkan hubungan yang
Selain itu persepsi dan pendapat signifikan antara bidan yang mempunyai
masyarakat yang kurang paham tentang sikap positif terhadap IMD dengan
IMD juga menjadi penghambat. penerapan praktik IMD.20 Artinya bidan
Bidan merupakan tenaga yang bersikap positif akan lebih besar
kesehatan yang paling berperan dalam kemungkinannya untuk melakukan IMD.
melaksanakan IMD karena ibu tidak Sikap positif bidan terhadap IMD antara
dapat melakukan IMD tanpa bantuan lain adalah bidan merasa senang bila ibu
dan fasilitas dari bidan. Penelitian mengerti akan pentingnya IMD, bidan
kualitatif ASI ekslusif 6 bulan terhadap mau menyebarluaskan informasi tentang
kelompok ibu yang ASI ekslusif dan ASI pentingnya IMD, bidan mau membantu
209
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
melaksanakan IMD dan bidan tidak mau 3. Saat merangkak mencari payuda-
memberikan susu botol kepada bayi. ra ibu, bayi-bayi memindahkan
Studi kualitatif di salah satu Pus- bakteri dari kulit ibu nya dan ia
kesmas di Kabupaten Solok Sumatera akan menjilat kulit ibu dan
Barat terhadap bidan dan ibu bersalin menelan bakteri di kulit ibu.
juga menunjukkan kurangnya fasilitasi 4. Bayi menerima kolostrum/ cairan
dan kualitas IMD yang dilakukan oleh emas sebagai makanan pertama
bidan.17 Dalam studi tersebut bidan yang mengandung banyak zat gizi
mengakui dalam IMD tidak terjadi kontak untuk antibody dan kekebalan
kulit antara ibu dan bayi karena bayi di tubuh serta mempercepat penge-
berikan ke ibu dalam keadaan sudah luaran meconium pada bayi.
terbungkus dan mereka umumnya per- 5. Hisapan bayi pada ibu akan
nah memberikan susu bantu kepada merangsang pengeluaran hormon
bayi dengan indikasi bila dalam 2 jam oksitosin.
ASI belum keluar. Hal ini tentunya 6. Terbentuk bonding antara ibu dan
sangat tidak sesuai dengan prosedur bayi.
APN yang di tetapkan.9
Berdasarkan monitoring yang dila- Analisis Kebijakan
kukan oleh BPKK-ASI disebutkan bahwa Sampai saat ini terdapat bebe-
banyak rumah sakit bersalin yang tidak rapa legislasi terkait dengan pemberian
mendukungIMD.16 Sehabis dilahirkan ASI ekslusif di Indonesia yaitu Peraturan
bayi seharusnya langsung diletakkan di Menteri Kesehatan. 240/MENKES/PER/-
dada ibu agar refleksnya berkembang V/1985 tentang pengganti ASI.19
dan produksi ASI ibu meningkat namun Keputusan Menteri Kesehatan RI
bayi malah dipisahkan dan baru No.237/Menkes/SK/IV-/1997 tentang
diberikan sehari kemudian. Roesli, 20
pemasaran pengganti ASI. Peraturan
melakukan penyuluhan di berbagai Pemerintah No.69 tahun 1999 tentang
daerah di Indonesia sebagai upaya Label dan Iklan Pangan.21 dan
menggerakan kesadaran bidan untuk Kepmenkes RI No.450/Menkes/SK/IV-
mau memfasilitasi ibu bersalin /2004 tentang Pemberian ASI secara
melakukan IMD. 18 Ekslusif pada Bayi di Indonesia.22
Ada beberapa alasan bagaimana Legislasi ini menjadi dasar penerapan
pentingnya kontak dengan kulit setelah kebijakan dan program ASI eksklusif di
lahir dan menyusui dalam 1 jam pertama Indonesia.
kehidupan antara lain:
1. Tubuh ibu membantu menyimpan 1. Kebijakan World Alliance of
kehangatan yang tepat,terutama Breastfeeding Action (WABA)
penting pada bayi kecil dan BBLR IMD dalam 1 jam setelah kela-
(Berat Badan Lahir Rendah). hiran merupakan tahap penting untuk
2. Mengurangi stress pada bayi, mengurangi kematian bayi dan mengu-
pernafasan dan detik jantung bayi rangi banyak kematian neonatal.
lebih stabil dan bayi lebih jarang Menyelamatkan 1 juta bayi di mulai
menangis. dengan 1 tindakan satu persatu dan satu
dukungan untuk dimulai IMD dalam 1
210
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
mengenai pelarangan iklan pangan bagi pada pemberian ASI segera dalam 30
bayi kurang dari satu tahun di media menit selah melahirkan.
masa kecuali media cetak khusus Dari segi kelengkapan, di antara
kesehatan setelah mendapat perse- ketiga peraturan tersebut, yang paling
tujuan Menkes, Iklan tersebut juga komprehensif adalah PP No.69/1999
mewajibkan pencantuman peringatan mengenai Label dan Iklan Pangan. Hal
bahwa makanan tersebut bukanlah ini dapat disebabkan karena tingkat
pengganti ASI. legislasinya yang lebih tinggi di
Kepmenkes No.450/2004 tentang bandingkan dua peraturan lainnya yang
Pemberian ASI Secara Ekslusif pada hanya setingkat keputusan menteri.
bayi di Indonesia terdiri atas lima Namun masalahnya PP tersebut bukan
ketetapan termasuk penetapan menge- PP yang khusus mengenai ASI ekslusif
nai pemberian ASI ekslusif selama 6 dan IMD, tetapi PP yang mengatur
bulan dan di lanjutkan sampai dengan mengenai makanan secara keseluruhan
usia anak 2 tahun dengan pemberian dan pengaturan pelabelan dan iklannya.
makanan tambahan yang sesuai. Pem- Perlu di catat bahwa Kepmenkes
berian informasi dianjurkan untuk No.237/1997 dan Kepmenkes
mengacu pada 10 Langkah Menuju No.450/2004 keduanya sangat ringkas
Keberhasilan Menyusui (LMKM).22 dan kurang lengkap sehingga masih
Jika di tinjau dari peraturan yang perlu ditindak lanjuti dengan aturan-
memuat mengenai definisi peristilahan aturan teknis yang dalam kenyataannya
tampak bahwa definisi yang di pakai tidak terdokumentasi dengan baik.
merujuk pada definisi yang di gunakan Berbeda dengan PP, kedua Kepmenkes
atau berlaku pada saat keputusan tersebut, tidak memuat pendelegasian
tersebut di buat. Dalam hal ini, perlu di penugasan dan wewenang kepada
pertimbangkan bahwa telah terjadi implementer serta tidak di lengkapi
perubahan-perubahan yang cukup cepat dengan sanksi baik administratif,
dalam hal pengertian dan peristilahan. perdata, maupun pidana bagi pelanggar
Misalnya saja, definisi ASI ekslusif pada keputusan tersebut.
Kepmenkes No.237/1997 masih merujuk Sampai sejauh ini, aspek evaluasi
pada durasi pemberian ASI saja selama dan pemantauan terhadap pelaksanaan
4 bulan. Padahal sejak tahun 2002 WHO peraturan-peraturan tersebut belum
telah merekomendasikan durasi optimal tersedia informasinya. Hal ini dapat
ASI ekslusif selama 6 bulan. Terlepas disebabkan oleh buruknya system
dari apakah ada bukti yang cukup kuat pendokumentasian dan diseminasinya
untuk mengadopsi rekomendasi WHO bagi publik atau karena memang suatu
tersebut, tetapi updating terhadap situasi sistem evaluasi dan pemantauan tidak
keilmuan dan bukti di lapangan tetap ada dalam system yang di maksud
harus di lakukan. dalam peraturan. Hal ini merupakan
Perkembangan terakhir juga kondisi yang mengkhawatirkan karena
belum di akomodasi, misalnya mengenai dalam setiap implementasi kebijakan,
IMD. Dalam 10 LMKM, pengertian IMD harus selalu ada tahap evaluasi imple-
(yang juga belum disebut secara mentasi kebijakan tersebut.11,12
eksplisit sebagai IMD) lebih merujuk
212
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
semakin lebarnya gap tingkat pendidikan ajang promosi dalam pemilu. Kesem-
ibu dari golongan ekonomi tinggi dan patan ini sangat baik untuk membangun
rendah, meningkatnya jumlah perem- komitmen dari penentu kebijakan untuk
puan bekerja, serta meningkatnya mengutamakan pemberian ASI ekslusif
promosi consumers goods termasuk dan IMD. Apabila ini semakin banyak
iklan produk susu formula. Saat ini dilakukan kemungkinan aadanya komit-
golongan ekonomi tinggi semakin men di tingkat pemerintahan terhadap
mampu untuk mendapat pendidikan kebijakan ASI ekslusif dan IMD akan
sementara golongan rendah semakin lebih mudah terlaksana.
tidak mampu untuk bersekolah. Dalam subsistem kebijakan,
Perbedaan ini juga berpengaruh kendati di kalangan kesehatan penting-
terhadap penerimaan ibu mengenai ASI nya ASI ekslusif dan IMD tidak
ekslusif dan IMD. Ibu yang diragukan. ASI ekslusif dan IMD belum
berpendidikan tinggi lebih baik terlalu di perhitungkan. Selama ini
penerimaannya terhadap ASI ekslusif diskusi antar koalisi yang penting tidak
dan IMD serta lebih berupaya untuk bias terdokumentasi dengan baik. Seperti
mempraktikannya.6 telah di bahas sebelumnya pengambilan
Studi Huffman & Lamphere keputusan dan penentuan kebijakan
menunjukkan pentingnya peran ASI berlangsung tidak transparan dan tidak
ekslusif di Negara berkembang di terdokumentasi dengan baik. Demikian
bandingkan Negara maju.29 Di Negara juga dengan pengalokasian dana dan
maju ketika hygiene dan sanitasi sudah penunjukan tugas dan kewenangan
baik, peran ASI ekslusif hampir dapat belum jelas tindak lanjutnya. Selama ini
digantikan oleh susu formula karena tidak ada kejelasan penerapan sanksi,
susu formula sudah dapat disajikan insentif, monitoring dan evaluasi dari
dalam porsi dan kebersihan yang terjaga kebijakan mengenai ASI ekslusif.
dan mendekati kualitas ASI. Sementara
di Negara berkembang penyapihan dan SIMPULAN
pemberian makanan pengganti ASI Studi ini menemukan bahwa pem-
menyebabkan anak menjadi mudah sakit berian ASI ekslusif di RS Bersalin Budi
dan status gizi kurang. Kemuliaan masih rendah dan fasilitas
Keberhasilan ASI ekslusif dan IMD belum optimal sehingga tidak dapat
IMD tidak pernah terjadi bila iklan susu dilakukan secara sempurna. Analisis
formula masih sangat marak di lakukan. kebijakan menunjukan bahwa kebijakan
Studi menunjukkan bukti yang jelas mengenai ASI ekslusif belum lengkap
bahwa pemasaran susu formula dan belum komprehensif. Juga ditemu-
mempengaruhi tenaga kesehatan dan kan bahwa IMD belum secara eksplisit
ibu untuk memberikan susu formula dimasukkan dalam kebijakan. Peraturan-
kepada bayi.30 Tanpa adanya sanksi dan peraturan yang di bahas dalam analisis
upaya yang optimal dari pemerintah bagi ini masih terlepas dari konteksnya baik
pemasaran susu formula sangat sulit konteks individu, keluarga, masyarakat,
target ASI ekslusif dan IMD bisa di capai. maupun institusi. Dari segi proses,
Saat ini sudah sangat umum penyusunan kebijakan terlihat kurang
apabila masalah kesehatan di jadikan transparan, lambat dan kurang
216
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
Kabupaten Solok Tahun 2007 (Studi Kasus 25. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang
Di Wilayah Kerja Puskesmas Alahan Ketenaga Kerjaan No.13/2003 Pasal 81
Panjang). Tesis, Fakultas Kesehatan 26. Napza Indonesia. ICDPR: Proses
Masyarakat, Universitas Indonesia, Pembuatan UU Narkotika Sangat Tidak
Indonesia, 2007. Partisipatif. Napza Indonesia [internet]. 2009
18. Roesli U. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI [diakses 13 Desember 2009]. Tersedia
ekslusif. Makalah dalam Presentasi Pada di;http://napzaindonesia.com/icdpr-proses-
Bidan dan Perawat di Rumah Sakit Cibinong. pembuatan-uu-narkotika-sangat-tidak-
Cibinong: RS Cibinong, 2008. partisiparif.html.
19. Depkes. Peraturam Menteri Kesehatan No 27. Tempo Interaktif. Susu Formula
240/MENKES/PER/V/1985 tentang menghambat produksi ASI. Tempo Interaktif
Pengganti ASI. Jakarta: Depkes, 1985. [Internet].2009[diakses 13 Desember 2009]
20. Depkes. Keputusan Menteri Kesehatan RI Tersedia di;
No.237/Menkes/SK/IV/1997 tentang http//www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2
Pemasaran Pengganti ASI. Jakarta: Depkes, 006/11/30/brk.2006/11/30/brk.20061130-
1997. 88704.id.html.http://www.tempointeraktif.com
21. Presiden RI. Peraturan Pemerintah No.69 /hg/nasional/2006/11/30/brk.20061130-
tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. 88704.id.html.2009
Jakarta: Sekretariat Negara, 1999. 28. Anonim. Pembahasan pengaturan
22. Depkes. Kepmenkes RI No. pemasaran susu formula [internet].2009
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian [diakses 13 Desember 2009]. Tersedia di;
ASI secara Ekslusif pada bayi di Indonesia. http;//www.kapan lagi.com/h/0000064064
Jakarta: Depkes, 2004. print.html.
23. Kementerian Ko-Kesra RI. Rekapitulasi 29. Huffman S. Lamphere B. Breastfeeding
Pengharmonisan Rancangan Peraturan Performance and Child Survival Strategies
Pemerintah (RPP) [Internet].2009 [ diakses for Research Cambridge:Cambridge
13 Desember 2009] Tersedia di; University Press, 1984.
http;//djpp.depkumham.go.id/perkembangan- 30. UNICEF, WHO, Baby-Friendly Hospital
harmonisasi-rpp-tahun-2009.html Initiative: Revised, Updated and Expanded
24. Bappenas. Pidato Kenegaraan Presiden RI for Integrated Care,New York:
17 Agustus 2009 [internet].2009[diakses 13 UNICEF/WHO, 2006.
Desember 2009]. Tersedia di;
http;//www.bappenas.go.id/node/127/2037/pi
dato-presiden-dan-lampiran-pidato-tahun-
2009. Jakarta: Bappenas, 2009.
218