Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320210100

ANALISIS KEBIJAKAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN PEMBERIAN AIR


SUSU IBU EKSLUSIF DI RS BERSALIN BUDI KEMULIAAN JAKARTA

Article  in  Majalah Kedokteran Andalas · May 2015


DOI: 10.22338/mka.v37.i3.p205-218.2014

CITATION READS

1 1,739

2 authors, including:

Hardisman Dasman
Universitas Andalas
112 PUBLICATIONS   165 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Research Methology View project

All content following this page was uploaded by Hardisman Dasman on 01 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

Artikel Penelitian

ANALISIS KEBIJAKAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN


PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSLUSIF DI RS BERSALIN
BUDI KEMULIAAN JAKARTA
Siti Syamsyiah1, Hardisman2

Abstrak
Rumah Sakit Bersalin (RSB) Budi Kemuliaan Jakarta adalah salah satu RS Sayang Bayi yang
menjalankan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai prosedur yang wajib di kerjakan oleh tenaga
penolong saat membantu proses persalinan sejak tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagiamana kebijakan dan implementasi IMD dan advokasi ASI ekslusif di
RS Bersalin Budi Kemuliaan. Studi dilakukan secara kualitatif berdasarkan analisis dokumen-
dokumen terkait dan observasi langsung ke lapangan pada trimester terakhir tahun 2013
(Oktober-Desember 2013). Hasil kajian ini memperlihatkan pelaksanaan IMD dan pemberian
ASI ekslusif di RS Bersalin Budi Kemuliaan belum optimal karena kurangnya fasilitas
pendukung, kejelasan implementasi kebijakan dan advokasi petugas kesehatan. Studi ini
menunjukkan bahwa IMD dan ASI ekslusif sangat ditentukan oleh advokasi yang baik dan
petunjuk teknis kebijakan yang jelas. Studi ini juga memperlihatkan bahwa kesuksesan
pencapaian ASI eksklusif terkait dengan keberhasilan pencapaian IMD
Kata kunci: ASI ekslusif, IMD, Kebijakan

Abstract
Maternity Hospital (RSB) Budi Kemuliaan Jakarta has implemented friendly hospital Early
Initiation of Breastfeeding (EIB) approach as standard procedure for asssisting childbirth process
since 2008. This study was carried out to examine the policy and the implementation of EIB and
exclusive breastfeeding policy in the Maternity Hospital Budi Kemuliaan. To answer the research
objectives, the qualitative study was conducted using document analysis and direct observation
from Oktober to Desember 2013. The result of the study revealed that the implementation of EIB
and the implementation of exclusive breastfeeding did not reach the target due to lack of
supporting factors, advocacy, and clear guideline of the policy. The study also indicated that
successful implementation exclusive breasfeeding policy related to successful of EIB.
Keywords: Exclusive Breastfeeding, EIB, Policy

Affiliasi Penulis : 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM), Jakarta. 2. Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas (FK-Unand), Padang. Korespondensi: hardisman, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Jl.
Perintis Kemerdekaan No.94 Padang, email: hardisman@fk.unand.ac.id

205
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

PENDAHULUAN vensi efektif dalam menurunkan Angka


Kematian Bayi (AKB).5 Sedangkan tuju-
Berbagai penelitian telah meng- an MDGs yang kelima adalah peningka-
kaji menfaat pemberian Air Susu Ibu tan kesehatan ibu dengan target
(ASI) ekslusif dalam hal menurunkan menurunkan angka kematian ibu sebe-
mortabilitas bayi, morbiditas bayi, meng- sar ¾ sampai tahun 2015. Menyusui
optimalkan pertumbuhan bayi, mem- berakibat dengan penurunan resiko
bantu perkembangan kecerdasan anak perdarahan saat persalinan, kanker
dan membantu memperpanjang jarak payudara, kanker ovarium dan kanker
kehamilan bagi ibu.1,2 Di Indonesia, endometriosis. Selain itu dengan
Departemen Kesehatan Republik Indo- pemberian ASI ekslusif dapat menjadi
nesia melalui program perbaikan gizi, alat kontrasepsi yang baik dan dapat
masyarakat telah menargetkan cakupan menurunkan kehamilan.5
Air Susu Ibu ekslusif 6 bulan sebesar Alasan yang menjadi penyebab
80%. Namun demikian angka ini sangat kegagalan praktek Air Susu Ibu ekslusif
sulit untuk di capai bahkan tren bermacam-macam seperti misalnya
prevalensi Air Susu Ibu ekslusif dari budaya memberikan makanan pralaktal,
tahun ke tahun terus menurun. Data memberikan tambahan susu formula
Survei Demografi dan Kesehatan Indo- karena Air Susu ibu tidak keluar, meng-
nesia 1997-2007 memperlihatkan terjadi- hentikan pemberian Air Susu Ibu karena
nya penurunan prevalensi Air Susu Ibu bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja,
ekslusif dari 40,2% pada tahun 1997 serta ibu ingin mencoba susu formula.
menjadi 39,5% dan 32% pada tahun Studi kualitatif fikawati dan Syafiq
2003 dan 2007.3,4 melaporkan factor predisposisi kegaga-
Melalui Millenium Development lan Air Susu Ibu ekslusif adalah karena
Goads (MDGs) atau tujuan pem-bangu- faktor predisposisi yaitu pengetahuan
nan millennium adalah sebuah para- dan pengalaman ibu yang kurang dan
digma pembangunan global, di dek- factor pemungkin penting yang menye-
larasikan pada konferensi Tingkat Tinggi babkan terjadinya kegagalan adalah
Millenium oleh 189 negara anggota karena ibu tidak di fasilitasi melakukan
Perserikatan bangsa – bangsa (PBB) di Inisiasi Menyusui Dini (IMD).6
New York pada bulan September 2000. Bayi yang lahir normal dan
Tujuan MDGs yang keempat adalah diletakkan di perut ibu segera setelah
menurunkan angka kematian bayi dan lahir dengan kulit ibu melekat pada kulit
balita menjadi 2/3 dalam kurun waktu bayi selama setidaknya 1 jam dalam 50
1990-2015.5 Penyebab utama kematian menit akan berhasil menyusui, sedang-
bayi dan balita adalah diare dan kan bayi lahir normal yang dipisahkan
pneumonia dan lebih dari 50% kematian dari ibu nya 50% tidak bias menyusu
balita didasari oleh kurang gizi. sendiri.7 Berbagai studi juga telah
Pemberian ASI secara ekslusif selama 6 melaporkan bahwa Inisiasi Menyusu Dini
bulan dan di teruskan sampai usia 2 terbukti meningkatkan keberhasilan Air
tahun di samping pemberian makanan Susu Ibu ekslusif.7,8 Inisiasi Menyusu
pendamping ASI (MP ASI) secara ade- Dini dengan jelas telah tercantum dalam
kuat terbukti merupakan salah satu inter- Buku Acuan Asuhan Persalinan (APN)
206
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

dari Departemen Kesehatan Republik cendrung untuk memberikan ASI


Indonesia.9 Asuhan persalinan normal ekslusif.6 Oleh karena itu, penelitian ini
(APN)adalah standar asuhan persalinan dilakukan untuk menganalisis imple-
normal yang bersih dan aman dari setiap menttasi dan kebijakan IMD di RS
thapan persalinan bagi semua ibu Bersalin Budi Kemuliaan sebagai upaya
bersalin yang harus di terapkan oleh untuk membantu meningkatkan penca-
penolong persalinan dimanapun hal paian target ASI ekslusif.
tersebut terjadi.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) METODE
Budi Kemuliaan Jakarta adalah salah
satu RS Sayang Bayi yang menjalankan Kajian Implementasi Air Susu Ibu
IMD sebagai prosedur yang wajib di (ASI) ekslusif dan Inisiasi Menyusu Dini
kerjakan oleh tenaga penolong saat (IMD) disajikan secara deskriptif ber-
membantu proses persalinan sejak dasarkan studi-studi yang ada sedang-
tahun 2008. Berdasarkan Survey awal kan analisis kebijakan di lakukan dengan
jumlah persalinan di RSIA Budi menggunakan pendekatan Walt et al dan
Kemuliaan relatif tinggi yaitu tahun 2009 kerangka kerja koalisi advokasi Weible &
sebesar 7977 persalinan, tahun 2010 Sabatier.10,11 Analisis untuk studi
sebesar7773 persalinan dan tahun 2011 kebijakan dilakukan berdasarkan model
sebesar 7948 persalinan. Dari jumlah analisis kebijakan yang terdiri atas aspek
tersebut sebanyak 80% di tolong oleh konten, konteks, proses dan aktor leh
tenaga bidan dan sisanya sebanyak 20% Wal et al.10 Sedangkan untuk melakukan
ditolong oleh dokter. Salah satu kunci kritis terhadap kebijakan tersebut
keberhasilan program IMD di RS Budi digunakan sejumlah pertanyaan yang
Kemuliaan tergantung pada kualitas relevan berdasarkan teori Palmer &
kinerja bidan. Short.12. Dalam kajian ini, kedua
Tujuan Asuhan Persalinan Normal pendekatan tersebut di gabungkan dan
adalah untuk menjaga kelangsungan kemudian di tinjau sekali lagi dengan
hidup dan derajat kesehatan yang tinggi kerangka koalisi advokasi sebagai
bagi ibu dan bayi yang dilahirkannya.9 bentuk trianglasi metode analisis.
Penolong persalinan disini mungkin saja Studi implementasi IMD dan
seorang bidan, perawat, dokter umum pemberian ASI eksklusif di RS Budi
atau spesialis obstetri. Karena bidan Kemu-iaan Jakarta dilakukan degan pen-
secara umum merupakan penolong dekatan kualitatif. Data-data didapatkan
persalinan yang paling banyak mem- dengan telaah dokumen-dokumen kebi-
bantu persalinan ibu di.3,4 jakan terkait dan melakukan observasi
Studi kualitatif pada ibu-ibu di langsung pada trimester terakhir tahun
wilayah Puskesmas Kecamatan Jaga- 2013 (Oktober-Desember 2013).
karsa Jakarta Selatan melaporkan
bahwa IMD berpengaruh nyata terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
pelaksanaan Air Susu Ibu ekslusif. Peran Kajian Implementasi ASI Ekslusif
tenaga kesehatan sebagai penolong Sebelum tahun 2001, World
persalinan dalam IMD adalah vital, dan Health Organization (WHO) merekomen-
Ibu-Ibu yang difasilitasi dalam IMD lebih dasikan untuk memberikkan ASI ekslusif
207
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

selama 4-6 bulan. Namun pada tahun rendahnya penerapannya dan kurang-
2001, setelah melakukan telaah artikel nya antusias ibu untuk melakukannya.
penelitian secara sistemik dan berkon- Penelitian di wilayah Jakarta utara
sultasi dengan para pakar, WHO oleh Mercy Corps secara kuantitatif juga
merevisi rekomendasi ASI ekslusif menunjukkan rendahnya prevalensi ASI
tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 ekslusif.15 Laporan studi tersebut mem-
bulan.13 perlihatakan walaupun definisi ASI
Pola pemberian makan terkait esklusif yang di gunakan berbeda-beda,
untuk bayi sejak lahir sampai anak ada definisi yang ketat dan ada pula
berumur 2 tahun meliputi (a) mem- yang longgar, namun cakupan ASI
berikan ASI kepada bayi segera dalam ekslusif yang di dapatkan tidak pernah
waktu 1 jam setelah lahir,(b) memberi- tinggi. Sama halnya dengan prevalensi
kan hanya ASI saja sejak lahir sampai 6 ASI ekslusif menurut data SDKI hanya
bulan.Hampir semua itu dapat dengan 32%,4 pada penelitian Mercy Corps juga
sukses menyusui di ukur dari permulaan didapatkan sangat kecil yaitu sebesar
pemberian ASI dalam jam pertama 7,4% (ASI predominan pada bayi usia 0-
kehidupan bayi.Hasil telaah artikel 5 bulan) dan 28,9% (ASI saja dalam
tersebut menyimpulkan bahwa bayi yang dalam 24 jam terakhir pada bayi usia 0-5
disusui secara ekslusif sampai 6 bulan bulan).15
umumnya lebih sedikit menderita penya- Begitu juga halnya survey yang
kit gastrointestinal dan lebih sedikit dilakukan oleh Helen Keller Internasional
mengalami gangguan pertumbuhan.13,14 menyebutkan bahwa rata-rata bayi di
Dalam upaya mencerdaskan kehidupan Indonesia hanya mendapatkan ASI
bangsa, maka harus dilahirkan generasi ekslusif selama 1,7 bulan.16 Target pen-
penerus bangsa yang cerdas, sehat capaian ASI ekslusif 6 bulan sebesar
jasmani dan rohani. Untuk itu perlu 80% yang ditetapkan Depkes RI tampak
penciptaan kondisi yang mendukung ke terlalu tinggi. Oleh karena itu, WHO
arah tersebut, di antaranya dengan merekomendasikan untuk memberikan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara hanya Air susu Ibu (ASI) saja sampai 6
ekslusif 6 bulan dan di lanjutkan pem- bulan untuk keuntungan yang optimal
berian ASI sampai anak berusia 2 bagi ibu dan bayi.13
tahun.4 Dari data-data tersebut terdapat
Penerapan ASI ekslusif 6 bulan beberapa rekomendasi terkait pemberian
harus didukung oleh berbagai kebijakan ASI ekslusif. Pertama rekomendasi ini
seperti cuti untuk ibu menyusui, undang- bisa di capai bila masalah-masalah
undang pemasaran susu formula, sanksi potensial seperti status gizi ibu hamil dan
untuk iklan susu formula, sanksi untuk laktasi, status mikronutrien (zat besi,
bidan yang memberikan dan mengenal- seng dan vitamin A) bayi dan pelayanan
kan susu formula kepada bayi dan kesehatan dasar rutin bagi bayi
peningkatan kualitas ante-natal-care. (pengukuran pertumbuhan dan tanda
Pengamatan kualitatif perhadap pembe- klinis defisiensi mikronutrien) sudah
rian ASI ekslusif oleh ibu-ibu yang ber- berhasil di atasi. Bila hal ini belum
salin dan melakukan perawatan bayi di tercapai maka mungkin akan timbul
RS Budi kemuliaan menunjukkan masalah seperti terjadinya growth
208
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

faltering pada bayi ibu laktasi yang tidak ekslusif menunjukkan bahwa seba-
memaksakan memberikan ASI ekslusif gian besar informan ASI ekslusif
selama 6 bulan kepada bayinya. difasilitasi IMD oleh bidan sedangkan
Kedua, perlunya pemberian sebagian besar informan ASI tidak
makanan pendamping ASI yang tepat ekslusif tidak di fasilitasi IMD.6
dan memperkenalkan makanan bergizi Tenaga kesehatan dan penye-
yang adekuat dan aman dalam lenggara fasilitas pelayanan kesehatan
hubungannya dengan pemberian ASI wajib melakukan IMD terhadap bayi
selanjutnya.Dalam hal ini perlu dikaji yang baru lahir kepada ibunya paling
makanan pendamping ASI yang tepat singkat selama 1 jam. IMD di lakukan
termasuk sesuai kondisi gizi dan umur dengan cara meletakkan bayi secara
bayi. Rata-rata pemberian ASI ekslusif di tengkurap di dada/perut ibu sehingga
Indonesia hanya 1,7 bulan, sedangkan di kulit bayi melekat pada kulit ibu. IMD
RS Bersalin Budi Kemuliaan sendiri dilakukan dalam keadaan ibu dan bayi
sejak lahir sampai 1 tahun minimal, stabil dan tidak membutuhkan tindakan
maka perlu di berikan petunjuk yang medis selama paling singkat 1 jam.
jelas mengenai makanan pendamping Lama waktu IMD selama 1 jam di
apa saja yang dapat diberikan. Ketiga, maksudkan untuk memberikan kesem-
kondisi yang dibutuhkan untuk mene- patan kepada bayi agar dapat mencari
rapkan kebijakan ini adalah pemberian putting susu ibu dan menyusu sendiri.
dukungan social dan gizi yang adekuat Edmond dkk1, menyebutkan
untuk ibu yang sedang menyusui. bahwa menunda inisiasi menyusu dini
akan meningkatkan kematian bayi.
Kajian Implementasi IMD Penelitian nya melaporkan bahwa dari
Pengetahuan dan pemahaman 10.947 bayi yang lahir antara Juli 2003-
akan pentingnya IMD pada bayi baru Juni 2004 dan disusui, menyusu dalam 1
lahir menjadi suatu kebutuhan bagi jam pertama akan menurunkan angka
semua petugas kesehatan dan kematian perinatal sebesar 22% dan
masyarakat luas terutama ibu - ibu yang kemungkinan kematian meningkat
sedang hamil. Rendahnya cakupan ASI secara bermakna setiap hari permulaan
Ekslusif di RS Bersalin Budi Kemuliaan menyusu di tangguhkan.
dipengaruhi oleh rendahnya informasi Penelitian Anita, di salah satu
dan edukasi pelaksanaan IMD kepada rumah sakit pusat rujukan di Jakarta
masyarakat oleh petugas kesehatan. Pusat menunjukkan hubungan yang
Selain itu persepsi dan pendapat signifikan antara bidan yang mempunyai
masyarakat yang kurang paham tentang sikap positif terhadap IMD dengan
IMD juga menjadi penghambat. penerapan praktik IMD.20 Artinya bidan
Bidan merupakan tenaga yang bersikap positif akan lebih besar
kesehatan yang paling berperan dalam kemungkinannya untuk melakukan IMD.
melaksanakan IMD karena ibu tidak Sikap positif bidan terhadap IMD antara
dapat melakukan IMD tanpa bantuan lain adalah bidan merasa senang bila ibu
dan fasilitas dari bidan. Penelitian mengerti akan pentingnya IMD, bidan
kualitatif ASI ekslusif 6 bulan terhadap mau menyebarluaskan informasi tentang
kelompok ibu yang ASI ekslusif dan ASI pentingnya IMD, bidan mau membantu
209
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

melaksanakan IMD dan bidan tidak mau 3. Saat merangkak mencari payuda-
memberikan susu botol kepada bayi. ra ibu, bayi-bayi memindahkan
Studi kualitatif di salah satu Pus- bakteri dari kulit ibu nya dan ia
kesmas di Kabupaten Solok Sumatera akan menjilat kulit ibu dan
Barat terhadap bidan dan ibu bersalin menelan bakteri di kulit ibu.
juga menunjukkan kurangnya fasilitasi 4. Bayi menerima kolostrum/ cairan
dan kualitas IMD yang dilakukan oleh emas sebagai makanan pertama
bidan.17 Dalam studi tersebut bidan yang mengandung banyak zat gizi
mengakui dalam IMD tidak terjadi kontak untuk antibody dan kekebalan
kulit antara ibu dan bayi karena bayi di tubuh serta mempercepat penge-
berikan ke ibu dalam keadaan sudah luaran meconium pada bayi.
terbungkus dan mereka umumnya per- 5. Hisapan bayi pada ibu akan
nah memberikan susu bantu kepada merangsang pengeluaran hormon
bayi dengan indikasi bila dalam 2 jam oksitosin.
ASI belum keluar. Hal ini tentunya 6. Terbentuk bonding antara ibu dan
sangat tidak sesuai dengan prosedur bayi.
APN yang di tetapkan.9
Berdasarkan monitoring yang dila- Analisis Kebijakan
kukan oleh BPKK-ASI disebutkan bahwa Sampai saat ini terdapat bebe-
banyak rumah sakit bersalin yang tidak rapa legislasi terkait dengan pemberian
mendukungIMD.16 Sehabis dilahirkan ASI ekslusif di Indonesia yaitu Peraturan
bayi seharusnya langsung diletakkan di Menteri Kesehatan. 240/MENKES/PER/-
dada ibu agar refleksnya berkembang V/1985 tentang pengganti ASI.19
dan produksi ASI ibu meningkat namun Keputusan Menteri Kesehatan RI
bayi malah dipisahkan dan baru No.237/Menkes/SK/IV-/1997 tentang
diberikan sehari kemudian. Roesli, 20
pemasaran pengganti ASI. Peraturan
melakukan penyuluhan di berbagai Pemerintah No.69 tahun 1999 tentang
daerah di Indonesia sebagai upaya Label dan Iklan Pangan.21 dan
menggerakan kesadaran bidan untuk Kepmenkes RI No.450/Menkes/SK/IV-
mau memfasilitasi ibu bersalin /2004 tentang Pemberian ASI secara
melakukan IMD. 18 Ekslusif pada Bayi di Indonesia.22
Ada beberapa alasan bagaimana Legislasi ini menjadi dasar penerapan
pentingnya kontak dengan kulit setelah kebijakan dan program ASI eksklusif di
lahir dan menyusui dalam 1 jam pertama Indonesia.
kehidupan antara lain:
1. Tubuh ibu membantu menyimpan 1. Kebijakan World Alliance of
kehangatan yang tepat,terutama Breastfeeding Action (WABA)
penting pada bayi kecil dan BBLR IMD dalam 1 jam setelah kela-
(Berat Badan Lahir Rendah). hiran merupakan tahap penting untuk
2. Mengurangi stress pada bayi, mengurangi kematian bayi dan mengu-
pernafasan dan detik jantung bayi rangi banyak kematian neonatal.
lebih stabil dan bayi lebih jarang Menyelamatkan 1 juta bayi di mulai
menangis. dengan 1 tindakan satu persatu dan satu
dukungan untuk dimulai IMD dalam 1
210
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

jam pertama kelahiran. WHO/UNICEF kedua peraturan tersebut tidak atau


merekomendasikan bahwa IMD dalam 1 belum di aplikasikan.
jam pertama kelahiran, menyusu secara
ekslusif selama 6 bulan di teruskan 2. Analisis Konten
dengan makanan pendamping ASI Kepmenkes No.237/1997 menge-
selama 2 tahun. nai Pemasaran Pengganti ASI adalah
Dalam rangka melindungi, men- keputusan yang sangat ringkas karena
dukung dan mempromosikan pemberian hanya terdiri atas dua buah dan tiga
ASI ekslusif perlu di lakukan upaya untuk pasal bab pertama berisi mengenai
meningkatkan dukungan dari pemerin- ketentuan umum dan bab kedua
tah, pemerintah daerah, fasilitas pelaya- mengenai peredaran. Dalam ketentuan
nan kesehatan dan tenaga kesehatan, Umum di jelaskan definisi umum dan
masyarakat serta keluarga agar ibu peristilahan yang dipakai dalam Kep-
dapat memberikan ASI ekslusif kepada menkes tersebut mencakup istilah peng-
bayi. Untuk maksud tersebut, maka ganti air susu ibu, makanan pendamping
diperlukan PP tentang pemberian ASI ASI, susu formula bayi, susu formula
ekslusif. Dalam PP tersebut di atur lanjutan, bayi, botol, dot, pemasaran dan
tanggung jawab pemerintah, pemerintah promosi. Pengganti ASI hanya dapat
daerah provinsi dan pemerintah daerah diedarkan setelah mendapatkan perse-
kabupaten/kota, ASI ekslusif, penggu- tujuan dari Ditjen POM Depkes RI.20
naan susu formula dan produk bayi Peraturan Pemerintah No.69/1999
lainnya, tempat kerja dan tempat sarana tentang label dan Iklan Pangan adalah
umur, dukungan masyarakat, pen- legislasi yang paling kuat di banding
danaan, pembinaan dan pengawasan. yang lain dan juga paling lengkap karena
Kompresi tentang hak anak sudah ada pembagian kewenangan/
mengakui bahwa setiap anak berhak tugas meskipun masih perlu di elaborasi
untuk hidup dan baertahan untuk dan ditindak lanjuti dengan keputusan-
melangsungkan hidup dan berkembang keputusan dibawahnya yang mengatur
setelah persalinan. Wanita mempunyai aspek teknis. Dari segi konten PP ini
hak untuk mengetahui dan menerima terdiri dari 8 bab dan 64 pasal. Bab
dukungan yang diperlukan untuk pertama membahas mengenai ketentuan
melakukan IMD yang sesuai. umum, bab kedua mengenai label
Satu legislasi, yaitu Rancangan pangan, bab ketiga mengenai iklan
Peraturan Pemerintah (RPP) Pemberian pangan, bab ke empat mengenai penga-
ASI yang sudah di mulai pembahasan wasan, bab lima mengenai tindakan
nya sejak November 2006 (saat itu administrative, bab enam mengenai
bernama RPP Pemasaran Susu For- ketentuan khiusus dan bab delapan
mula) masih juga belum tuntas di bahsa adalah ketentuan penutup.21
dan belum bias di luncurkan sebagai Secara umum, PP tersebut
Peraturan Pemerintah.23 Dalam studi ini, mengatur mengenai pelabelan dan iklan
kajian analisis akan dilakukan terhadap makanan dan minuman secara keselu-
Kepmenkes No.450/2004, sedangkan ruhan. Aspek terkait ASI terutama
Permenkes No.240/1985 dan RPP secara eksplisit di sebutkan pada Bab III
Pemberian ASI tidak di bahas karena Pasal 47 Ayat 4 yaitu mengatur
211
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

mengenai pelarangan iklan pangan bagi pada pemberian ASI segera dalam 30
bayi kurang dari satu tahun di media menit selah melahirkan.
masa kecuali media cetak khusus Dari segi kelengkapan, di antara
kesehatan setelah mendapat perse- ketiga peraturan tersebut, yang paling
tujuan Menkes, Iklan tersebut juga komprehensif adalah PP No.69/1999
mewajibkan pencantuman peringatan mengenai Label dan Iklan Pangan. Hal
bahwa makanan tersebut bukanlah ini dapat disebabkan karena tingkat
pengganti ASI. legislasinya yang lebih tinggi di
Kepmenkes No.450/2004 tentang bandingkan dua peraturan lainnya yang
Pemberian ASI Secara Ekslusif pada hanya setingkat keputusan menteri.
bayi di Indonesia terdiri atas lima Namun masalahnya PP tersebut bukan
ketetapan termasuk penetapan menge- PP yang khusus mengenai ASI ekslusif
nai pemberian ASI ekslusif selama 6 dan IMD, tetapi PP yang mengatur
bulan dan di lanjutkan sampai dengan mengenai makanan secara keseluruhan
usia anak 2 tahun dengan pemberian dan pengaturan pelabelan dan iklannya.
makanan tambahan yang sesuai. Pem- Perlu di catat bahwa Kepmenkes
berian informasi dianjurkan untuk No.237/1997 dan Kepmenkes
mengacu pada 10 Langkah Menuju No.450/2004 keduanya sangat ringkas
Keberhasilan Menyusui (LMKM).22 dan kurang lengkap sehingga masih
Jika di tinjau dari peraturan yang perlu ditindak lanjuti dengan aturan-
memuat mengenai definisi peristilahan aturan teknis yang dalam kenyataannya
tampak bahwa definisi yang di pakai tidak terdokumentasi dengan baik.
merujuk pada definisi yang di gunakan Berbeda dengan PP, kedua Kepmenkes
atau berlaku pada saat keputusan tersebut, tidak memuat pendelegasian
tersebut di buat. Dalam hal ini, perlu di penugasan dan wewenang kepada
pertimbangkan bahwa telah terjadi implementer serta tidak di lengkapi
perubahan-perubahan yang cukup cepat dengan sanksi baik administratif,
dalam hal pengertian dan peristilahan. perdata, maupun pidana bagi pelanggar
Misalnya saja, definisi ASI ekslusif pada keputusan tersebut.
Kepmenkes No.237/1997 masih merujuk Sampai sejauh ini, aspek evaluasi
pada durasi pemberian ASI saja selama dan pemantauan terhadap pelaksanaan
4 bulan. Padahal sejak tahun 2002 WHO peraturan-peraturan tersebut belum
telah merekomendasikan durasi optimal tersedia informasinya. Hal ini dapat
ASI ekslusif selama 6 bulan. Terlepas disebabkan oleh buruknya system
dari apakah ada bukti yang cukup kuat pendokumentasian dan diseminasinya
untuk mengadopsi rekomendasi WHO bagi publik atau karena memang suatu
tersebut, tetapi updating terhadap situasi sistem evaluasi dan pemantauan tidak
keilmuan dan bukti di lapangan tetap ada dalam system yang di maksud
harus di lakukan. dalam peraturan. Hal ini merupakan
Perkembangan terakhir juga kondisi yang mengkhawatirkan karena
belum di akomodasi, misalnya mengenai dalam setiap implementasi kebijakan,
IMD. Dalam 10 LMKM, pengertian IMD harus selalu ada tahap evaluasi imple-
(yang juga belum disebut secara mentasi kebijakan tersebut.11,12
eksplisit sebagai IMD) lebih merujuk
212
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

Sedangkan pada RS Bersalin Budi fenomena pergeseran norma sosial dan


Kemuliaan konten ini diadopsi full oleh kultural terkait pemberian ASI ekslusif,
system dan SOP yang sdh berlangsung fenomena masifikasi dan kesetaraan
di RS Bersalin Budi Kemuliaan itu pendidikan tinggi dan variasi serta jurang
sendiri. sosia-ekonomi pada berbagai kelompok
masyarakat baik di wilayah urban
3. Analisis Konteks maupun pedesaan. Gencarnya pemasa-
Ditinjau dari segi konteks, ran susu formula melalui kampanye
tampaknya peraturan-peraturan yang di terselubung, yaitu sebagai hadiah
bahas dalam analisis ini masih terlepas kepulangan ibu dan bayi dari fasilitas
dari konteknya baik konteks individu, persalinan dilaporkan masih marak
keluarga, masyatakat, maupun institusi. terjadi.1,6 Lebih lanjut, studi kualitatif
Dalam pelaksanaan di lapangan, faktor tentang praktik keberhasilan dan
konteks atau lingkungan memainkan kegagalan ASI ekslusif di Jakarta tahun
peran yang sangat penting dan 2009 menunjukkan bahwa yang sering
menentukan keberhasilan pelaksanaan menjadi korban dari kampanye demikian
ASI ekslusif. Studi-studi menunjukkan adalah ibu-ibu berpendidikan rendah.6
bahwa di samping faktor internal ibu, Kesiapan sarana pelayanan kese-
situasi dan kondisi lingkungan eksternal hatan khususnya pelayanan kehamilan
juga penting sebagai penentu keber- dan persalinan, termasuk kesiapan SDM
hasilan pelaksanaan IMD dan ASI nya perlu di perhatikan juga apakah
ekslusif.5,6 peraturan-peraturan tersebut sudah
Dalam hal ini perlu diperhatikan menyentuh peran dan mempertim-
pergeseran-pergeseran yang terjadi bangkan situasinya. Jumlah rumah sakit
pada ranah demografi dan sosial sayang bagi diperkirakan hanya sekitar
ekonomi. Pemberian ASI ekslusif bagi 50-70% pada rumah sakit pemerintah
ibu pekerja, misalnya belum diakomo- dan 10-20% pada rumah sakit swasta.23
dasi oleh peraturan yang ada. Padahal Pelaksanaan IMD dan ASI ekslusif
tingkat partisipasi angkatan kerja sangat bergantung pada tindakan yang
perempuan meningkat terus presentasi- diambil oleh tenaga kesehatan dan
nya dari 48,63% di tahun 2006 menjadi fasilitas layanan kesehatan pada jam-
49,52% di tahun 2007 dan 51,25% di jam pertama. Berbagai studi menunjuk-
tahun 2008.24 Dari segi peraturan kan peran vital tenaga kesehatan
ketenaga kerjaan (undang-Undang penolong persalinan dalam keberhasilan
Ketenaga Kerjaan No.13/2003 Pasal pelaksanaan IMD dan ASI ekslusif.5,6,8
81).25 Lama cuti hamil dan melahirkan Dalam kenyataannya, tidak semua
hanya 3 bulan, ini tentu tidak cukup bagi tenaga kesehatan penolong persalinan
pelaksanaan ASI ekslusif 6 bulan kecuali baik bidan maupun dokter bebas dari
jika di fasilitasi dengan instrument peran sebagai “agen” susu formula.
penyimpan ASI baik di rumah maupun di Mengenai hambatan dan kendala
tempat kerja. pelaksanaan ASI ekslusif 6 bulan
Situasi sosial-ekonomi masyara- sebenarnya sudah mulai banyak muncul
kat juga penting mendapatkan perhatian. pada dekade terakhir ini. Tetapi apakah
Terutama yang harus dicermati yang ada juga di jadikan bahan
213
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

pertimbangan dalam mengadopsi kebija- selalu dibuka untuk publik sehingga


kan yang bermula dari studi WHO prinsip transparansi tidaklah selalu dapat
tersebut? pertanyaan-pertanyaan dipatuhi. Demikian juga dengan pendo-
mengenai kesesuaian konteks eksternal kumentasian yang tidak dibuka untuk
seperti telah di ulas sebelumnya perlu di publik. Kalaupun ada, prosesnya tidak
jawab dan dicarikan penyesuaian- tersosialisasi dengan baik. Dalam hal ini,
penyesuaian. Demikian juga perlu peran media, pers dan jurnalistik menjadi
kiranya diluncurkan studi yang mengkaji sangat penting untuk dapat menyampai-
kesesuaian rekomendasi WHO dengan kan informasi mengenai proses penyu-
realita situasi antropometri dan fisiologis sunan suatu kebijakan.
ibu hamil di Indonesia dengan prevalensi Di samping transparansi, hal lain
kurang energi kronis pada ibu hamil yang tak kalah penting dalam penyusu-
yang tinggi yaitu masih sekitar 20%.24 nan kebijakan adalah pendekatan yang
Terdapat kemungkinan munculnya di gunakan apakah partisipasif secara
akibat gizi yang merugikan baik bagi ibu inklusif dengan melibatkan pihak-pihak
maupun bayi jika dalam kondisi yang berkepentingan (termasuk rakyat
kekurangan gizi dipaksakan melaksana- atau dalam hal ini ibu hamil dan
kan ASI ekslusif selama 6 bulan. menyusui), atau apakah non partisipatif
Diperlukan studi yang kompre- dan ekslusif. Dalam banyak penyusunan
hensif untuk mengkaji situasi ini dan kebijakan, sering di kritik bahwa
menguji pertanyaan-pertanyaan realita pemerintah dan DPR tidak partisipatif,
kontekstual seputar ASI ekslusif. misalnya proses penyusunan RUU Nar-
Kebijakan selanjutnya, disusun berda- kotika yang di kritik keras oleh
sarkan bukti-bukti empirik dan saintifik Indonesian Coalitian for Drug Policy
yang kuat sehingga tidak menyebabkan Reform karena tidak melibatkan
kebijakan menjadi tidak realistis saat komunitas pengguna NAPZA.26 Terkait
diterjemahkan menjadi program atau dengan sisi partisipasi ini, penting
malah menimbulkan dampak negatif kiranya melibatkan pihak akademisi dan
yang merugikan masyarakat. ilmuwan yang obyektif dan netral serta
Sedangkan Di RS Bersalin Budi tidak berafilasi pada kepentingan politik
Kemuliaan semua kebijakan-kebijakan tertentu (termasuk pemerintah dan DPR)
dan pertanyaan-pertanyaan semua untuk menyajikan informasi dan data
sudah disesuaikan pada peraturan mutakhir secara ilmiah.
kebijakan yang sudah berlaku di RS Disisi lain, meskipun bersifat
Bersalin Budi Kemuliaan sendiri. partisipatoris, tidak berarti kemudian
penyusunan kebijakan harus berjalan
4. Analisis Proses lamban. Proses penyusunan kebijakan di
Proses penyusunan kebijakan di bidang ASI yang terakhir, yaitu RPP
Indonesia melibatkan setidaknya dua Pemberian ASI (semula RPP Pema-
pihak, yaitu pihak eksekutif dan pihak saran Susu Formula) berjalan sangat
legislative. Pada eksekutif di wakili oleh lambat dan tersendat. Pembahasan
kementrian teknis yang bersangkutan dimulai sejak pertengahan November
sedangkan pihak legislative adalah DPR- 2006 dan sampai Januari 2010 belum
RI. Proses penyusunan legislasi tidak juga selesai.27,28
214
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

Di RS Bersalin Budi Kemuliaan Analisis Kerangka Kerja Koalisi


proses penyusunan kebijakan melibat- Advokasi
kan seluruh direksi-direksi serta para Weible & Sabatier, melakukan tinja-
tenaga bidan yang senior. Pelaksanaan uan berdasarkan kerangka kerja koalisi
ASI ekslusif (ASI) dan Inisiasi Menyusu advokasi yang terdiri dari stable
Dini (IMD) berjalan lancar sejak anak parameters, ekternal system eventis dan
lahir 1 jam pertama sampai 2 tahun.Dan subsistem kebijakan.11
para tenaga kesehatan seperti perawat Terdapat beberapa parameter
dan bidan sangat mendukung dan penting yang dianut masyarakat
membimbing para ibu yang sudah partus diantaranya adalah agama dan falsafah
untuk segera melakukan Inisiasi Negara. Nilai-nilai dan norma yang
Menyusu Dini (IMD) dan ASI ekslusif. berlaku di masyarakat bersumber pada
agama dan semua agama menekankan
5. Analisis Aktor pentingnya ASI dan kesehatan. Sebagai
Aspek partisipatoris dari proses contoh di agama Islam, Nabi Muhammad
penyusunan kebijakan terkait juga SAW telah menekankan pentingnya
dengan aspek aktor atau pameran yang memberikan ASI sampai usia 2 tahun.
mentukan dalam implementasi kebijakan Terdapat beberapa parameter
tersebut. Idealnya setiap aktor yang penting yang dianut masyarakat
terlibat harus jelas posisi dan perannya, diantaranya adalah agama dan falsafah
kewenangan dan tanggung jawabnya, Negara. Nilai-nilai dan norma yang
sehingga tidak terjadi tumpang tindih berlaku di masyarakat bersumber pada
peran atau malah kevakuman peran. agama dan semua agama menekankan
Pemetaan aktor yang terlibat mulai dari pentingnya ASI dan kesehatan. Sebagai
penyusunan sampai implementasi dan contoh di agama Islam. Nabi Muhammad
evaluasi harus jelas tercakup dalam SAW telah menekankan pentingnya
suatu kebijakan atau peraturan- memberikan ASI sampai usia 2 tahun.
peraturan yang menindak lanjutinya Falsafah bernegara Pancasila dan
serta sesuai secara horizontal (lintas UUD 1945 juga tidak ada yang
sektoral) maupun vertikal (lintas level). bertentangan dengan ASI ekslusif dan
Pemetaan aktor lebih luas lagi IMD, bahkan mendukung penuh.
juga mencakup pertimbangan dan Pemberian ASI adalah tindakan yang
tinjauan terhadap kemungkinan keber- sesuai dengan sila kedua Pancasila
hasilan dan kegagalan implementasi karena pemberian ASI sesuai dengan
kebijakan tersebut. Misalnya, dalam hal fitrah manusia. Pada intinya praktik
PP Pemberian ASI, perlu dianalisis pemberian ASI ekslusif tidak berten-
reaksi yang akan dimunculkan oleh tangan dengan dasar-dasar bernegara
pihak industry susu formula serta dan bermasyarakat.
kemungkinan kondisi dilematis yang Dalam hal external system
dihadapi oleh tenaga kesehatan events, telah terjadi perubahan opini
penolong persalinan seperti bidan yaitu publik mengenai ASI ekslusif dan IMD.
terkait tuntutan tugas ideal dan Hal ini terjadi antara lain karena
keterpaksaan dan desakan ekonomi dan pergeseran situasi kondisi sosiaol
financial. ekonomi yang berpengaruh terhadap
215
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

semakin lebarnya gap tingkat pendidikan ajang promosi dalam pemilu. Kesem-
ibu dari golongan ekonomi tinggi dan patan ini sangat baik untuk membangun
rendah, meningkatnya jumlah perem- komitmen dari penentu kebijakan untuk
puan bekerja, serta meningkatnya mengutamakan pemberian ASI ekslusif
promosi consumers goods termasuk dan IMD. Apabila ini semakin banyak
iklan produk susu formula. Saat ini dilakukan kemungkinan aadanya komit-
golongan ekonomi tinggi semakin men di tingkat pemerintahan terhadap
mampu untuk mendapat pendidikan kebijakan ASI ekslusif dan IMD akan
sementara golongan rendah semakin lebih mudah terlaksana.
tidak mampu untuk bersekolah. Dalam subsistem kebijakan,
Perbedaan ini juga berpengaruh kendati di kalangan kesehatan penting-
terhadap penerimaan ibu mengenai ASI nya ASI ekslusif dan IMD tidak
ekslusif dan IMD. Ibu yang diragukan. ASI ekslusif dan IMD belum
berpendidikan tinggi lebih baik terlalu di perhitungkan. Selama ini
penerimaannya terhadap ASI ekslusif diskusi antar koalisi yang penting tidak
dan IMD serta lebih berupaya untuk bias terdokumentasi dengan baik. Seperti
mempraktikannya.6 telah di bahas sebelumnya pengambilan
Studi Huffman & Lamphere keputusan dan penentuan kebijakan
menunjukkan pentingnya peran ASI berlangsung tidak transparan dan tidak
ekslusif di Negara berkembang di terdokumentasi dengan baik. Demikian
bandingkan Negara maju.29 Di Negara juga dengan pengalokasian dana dan
maju ketika hygiene dan sanitasi sudah penunjukan tugas dan kewenangan
baik, peran ASI ekslusif hampir dapat belum jelas tindak lanjutnya. Selama ini
digantikan oleh susu formula karena tidak ada kejelasan penerapan sanksi,
susu formula sudah dapat disajikan insentif, monitoring dan evaluasi dari
dalam porsi dan kebersihan yang terjaga kebijakan mengenai ASI ekslusif.
dan mendekati kualitas ASI. Sementara
di Negara berkembang penyapihan dan SIMPULAN
pemberian makanan pengganti ASI Studi ini menemukan bahwa pem-
menyebabkan anak menjadi mudah sakit berian ASI ekslusif di RS Bersalin Budi
dan status gizi kurang. Kemuliaan masih rendah dan fasilitas
Keberhasilan ASI ekslusif dan IMD belum optimal sehingga tidak dapat
IMD tidak pernah terjadi bila iklan susu dilakukan secara sempurna. Analisis
formula masih sangat marak di lakukan. kebijakan menunjukan bahwa kebijakan
Studi menunjukkan bukti yang jelas mengenai ASI ekslusif belum lengkap
bahwa pemasaran susu formula dan belum komprehensif. Juga ditemu-
mempengaruhi tenaga kesehatan dan kan bahwa IMD belum secara eksplisit
ibu untuk memberikan susu formula dimasukkan dalam kebijakan. Peraturan-
kepada bayi.30 Tanpa adanya sanksi dan peraturan yang di bahas dalam analisis
upaya yang optimal dari pemerintah bagi ini masih terlepas dari konteksnya baik
pemasaran susu formula sangat sulit konteks individu, keluarga, masyarakat,
target ASI ekslusif dan IMD bisa di capai. maupun institusi. Dari segi proses,
Saat ini sudah sangat umum penyusunan kebijakan terlihat kurang
apabila masalah kesehatan di jadikan transparan, lambat dan kurang
216
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

partisipatoris. Belum ada peme-taan bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti 2003;-


pemeran (aktor) yang jelas teru-tama 22(2):47-55.
6. Fikawati S, Syafiq A. Praktik pemberian ASI
pengaturan kewenangan dan tanggung
ekslusif, penyebab-penyebab keberhasilan
jawab yang bersifat lintas sektoral dan dan kegagalannya. Jurnal Kesmas Nasional
lintas level. Perlu dilakukan perbaharuan 2009;4(3):120-131.
kebijakan yang ada agar relevan dari 7. Linghard R. Alade M. Delivery self
segi konten, konteks, proses dan aktor attachment. The lancet 1990;336:1105-07.
8. Vaidya K.Sharma A, Dhungel S. Effect of
dan kebijakan mengenai ASI ekslusif
early mother-baby close contact. Nepal
dan harus memasukan unsur IMD. Medical College 2005;7(2):138-140.
Perkembangan dan dinamika kebijakan 9. Departemen kesehatan Republik Indonesia
ASI ekslusif perlu terus menerus di Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
cermati agar dapat dilakukan penga- Masyarakat. Buku Acuan Pelatihan Klinik
Asuhan Persalinan Nprmal Asuhan Esensial.
walan terhadap kebijakan tersebut
Pencegahan dan Penanggulangan Segera
sehingga dapat diimplementasikan seca- Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir,
ra efektif. Jakarta: Depkes RI, 2008.
10. Walt G. Gibson L.Reforming the health
Etik dan Ucapan Terimakasih sector in developing countries: The central
role of policy analysis. J Health Policy Plann
Penulis mengucapkan terimakasih
1994;9(4):353-370.
kepada pimpinan dan staf RS Bersalin 11. Fischer F, Miller GJ, Sidney MS. Handbook
Budi Kemuliaan yang telah mengizinkan of Public PolicyAnalysis;Theory, Politics and
dan membantu terlaknasanya studi ini. Methods. Florida:CRC Press, 2007.
Kesediaan informan studi ini adalah 12. Palmer GR. Short SD. Health Care and
Public Policy, an Australian Analysis
sukarela, mempertimbangkan aspek
ed.Melbourne; Mac Milan Education
etika terkait dan tidak melaporkan iden- Australia, 1998.
titas personal secara individu. 13. World Health Organization. The Optimal
Durationof Exclusive Breastfeeding, Report
DAFTAR RUJUKAN of an Expert Consultation. Geneva,
Switzerland: World Health Organization,
2002.
1. Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA.
14. Kramer MS, Tongguo, Platt RW, Shapiro S,
Amenga Etego S, Owusu-Agyei S. Kirkwood
Collet JP, Chalmers B,et al. Breastfeeding
BR. Delayed breastfeeding initiation
and infant growth: Biology or bias J.
increases risk of neonatal mortality. J
Pediatrics 2002;110(2):343-7.
Pediatrics 2006;117(3):e380-386.
15. Syafiq A. Fikawati S. Mercy Corps Healthy
2. Besar DS. Metode amenore laktasi. Makalah
Start Baseline Survey North
dalam seminar telaah mutakhir tentang ASI,
Jakarta,Indonesia, Final Report.Depok:
2001.
Center For Health Research University of
3. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen
Indonesia, 2007.
Kesehatan. Survey Demografi dan
16. Anonim, Turun, jumlah bayi yang dapat ASI
Kesehatan Indonesia 2002-2003. Jakarta:
ekslusif. Gizi Net (Internet). 2009 (diakses 13
Badan Pusat Statistik, 2003.
Desember 2009). Tersedia
4. Badan pusat Statistik, BKKBN, departemen
di;http;//www.gizi.net/cgi-
Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan
bin/berita/fullnews.cgi?newsid1173324133.3
Indonesia 2006-2007. Jakarta: Badan Pusat
9743.
Statistik, 2007.
17. Putra A. Analisis Praktek Bidan Dalam
5. Fikawati S, Syafiq A. Hubungan antara Im-
Pelayanan Bagi Ibu Bersalin dan Bayi BAru
mediate Breastfeeding dan ASI ekslusif 4
LAhir 0-7 Hari (Minggu Pertama) Pasca
Persalinan Di Kecamatan Lembah Gumanti
217
MKA, Volume 37, Nomor 3, Desember 2014 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

Kabupaten Solok Tahun 2007 (Studi Kasus 25. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang
Di Wilayah Kerja Puskesmas Alahan Ketenaga Kerjaan No.13/2003 Pasal 81
Panjang). Tesis, Fakultas Kesehatan 26. Napza Indonesia. ICDPR: Proses
Masyarakat, Universitas Indonesia, Pembuatan UU Narkotika Sangat Tidak
Indonesia, 2007. Partisipatif. Napza Indonesia [internet]. 2009
18. Roesli U. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI [diakses 13 Desember 2009]. Tersedia
ekslusif. Makalah dalam Presentasi Pada di;http://napzaindonesia.com/icdpr-proses-
Bidan dan Perawat di Rumah Sakit Cibinong. pembuatan-uu-narkotika-sangat-tidak-
Cibinong: RS Cibinong, 2008. partisiparif.html.
19. Depkes. Peraturam Menteri Kesehatan No 27. Tempo Interaktif. Susu Formula
240/MENKES/PER/V/1985 tentang menghambat produksi ASI. Tempo Interaktif
Pengganti ASI. Jakarta: Depkes, 1985. [Internet].2009[diakses 13 Desember 2009]
20. Depkes. Keputusan Menteri Kesehatan RI Tersedia di;
No.237/Menkes/SK/IV/1997 tentang http//www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2
Pemasaran Pengganti ASI. Jakarta: Depkes, 006/11/30/brk.2006/11/30/brk.20061130-
1997. 88704.id.html.http://www.tempointeraktif.com
21. Presiden RI. Peraturan Pemerintah No.69 /hg/nasional/2006/11/30/brk.20061130-
tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. 88704.id.html.2009
Jakarta: Sekretariat Negara, 1999. 28. Anonim. Pembahasan pengaturan
22. Depkes. Kepmenkes RI No. pemasaran susu formula [internet].2009
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian [diakses 13 Desember 2009]. Tersedia di;
ASI secara Ekslusif pada bayi di Indonesia. http;//www.kapan lagi.com/h/0000064064
Jakarta: Depkes, 2004. print.html.
23. Kementerian Ko-Kesra RI. Rekapitulasi 29. Huffman S. Lamphere B. Breastfeeding
Pengharmonisan Rancangan Peraturan Performance and Child Survival Strategies
Pemerintah (RPP) [Internet].2009 [ diakses for Research Cambridge:Cambridge
13 Desember 2009] Tersedia di; University Press, 1984.
http;//djpp.depkumham.go.id/perkembangan- 30. UNICEF, WHO, Baby-Friendly Hospital
harmonisasi-rpp-tahun-2009.html Initiative: Revised, Updated and Expanded
24. Bappenas. Pidato Kenegaraan Presiden RI for Integrated Care,New York:
17 Agustus 2009 [internet].2009[diakses 13 UNICEF/WHO, 2006.
Desember 2009]. Tersedia di;
http;//www.bappenas.go.id/node/127/2037/pi
dato-presiden-dan-lampiran-pidato-tahun-
2009. Jakarta: Bappenas, 2009.

218

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai