Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK 1

ANALISIS JURNAL INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

Disusun Oleh :

1. Ria Arafah
2. Dessy Risanda Susanti
3. Ika Fauziah
4. Anita Rahayu
5. Siti Husnul Chotimah
6. Deva
7. Devi
8. Intan Meriawati
9. Diana nur afriani
10. Fuji Junia Astuti
11. Ulfah Rianti
12. Khikmatur Rofi’ah

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

JAKARTA

2020
Tugas Kelompok : Asuhan Kebidanan Terkini

Kelompok : Tiga (Absen 23-35)

Kelas : C7

A. IDENTITAS JURNAL

1. Judul Jurnal : PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD

SUMEDANG TAHUN 2013

2. Volume : Volume 1

3. Nomor :No. 02

4. Halaman : halaman 1-8

5. Tahun penerbit :2015

6. Nama penulis : Yanti susan, Rike Gartika S

7. Studi kasus : RSUD SUMEDANG

B. ABSTRAK JURNAL

1. Jumlah Paragraf : 1 Paragraf

2. Halaman : setengah halaman

3. Uraian abstrak :

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Indonesia masih rendah

yaitu pada tahun 2009 baru mencapai 40,21% sementara di RSUD

Sumedang berdasarkan hasil survey baru mencapai 60%. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap bidan


serta pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Bersalin Rumah Sakit

Sumedang Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

Populasi dan sample yaitu seluruh bidan yang bekerja di Ruang Bersalin

RSUD Sumedang sebanyak 30 orang (Total Sampling). Analisis yang

digunakan yaitu analisis univariat. Hasil penelitian diketahui bahwa dari

25 responden (83,3%) mempunyai pengetahuan yang baik mengenai

Inisiasi Menyusu Dini, 20 responden (66,7%) mempunyai sikap yang

positif terhadap Inisiasi menyusu dini,dan 14 responden yang pelaksanaan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) termasuk dalam kategori baik (46,7%) .

Disarankan kepada rumah sakit untuk selalu memantau pelaksanaan IMD

sesuai SOP dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada

pasien. Bidan diharapkan dapat memperhatikan kondisi ibu dan bayi serta

keluarga sehingga pelaksanaan inisiasi menyusu dini dapat dilakukan

dengan benar.

Keyword Jurnal : Inisiasi Menyusu Dini , Pengetahuan,Sikap

C. PENDAHULUAN JURNAL

Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian

bayi. Namun, hampir semua negara di dunia Angka Kematian Bayi cenderung

kurang mendapat perhatian. Angka Kematian Bayi sangat bervariatif pada

setiap negara dan masih tergolong tinggi di negara berkembang (Wulandari,

2010). Di Indonesia Angka Kematian Bayi yaitu 32/1000 kelahiran hidup.


Angka ini masih di bawah negara Filipina yang Angka Kematian Bayi

26/1000 kelahiran hidup. (Prasetyawaty, 2012)

Berdasarkan pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Sumedang yang dalam tabloid Elshinta(2015) menyebutkan bahwa angka

kematian bayi di Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya. Pada tahun 2014 terjadi 17 kasus dan pada bulan september 2015

sudah ada 17 kasus. Berkenaan dengan tingginya AKB tersebut salah satu

upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan IMD (inisiasi menyusu

dini) segera setelah bayi baru lahir.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan

sikap bidan serta pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Bersalin

Rumah Sakit Sumedang Tahun 2013.

E. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriftif. Tempat penelitian di Ruang VK

RSUD Sumedang yang dilakukan pada bulan September tahun 2013. Sample

nya yaitu bidan yang bekerja di Ruang Bersalin RSUD Sumedang tahun 2013.

Populasi dan sample adalah seluruh bidan yang bekerja di ruang VK Rumah

Sakit Umum Daerah Sumedang. Teknik pengambilan sample yaitu dengan

menggunakan total sampling dengan jumlah sample 30 bidan.


F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan mengenai pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

dapat dijelaskan sebagai berikut:

IMD di lokasi penelitian hal ini dapat didukung karena sebagian besar

mayoritas responden berpendidikan D3 kebidanan sebanyak sebesar 96,7%,

( 29 orang ) lama bekerja 5-10 tahun sebesar 43,4% ( 13 orang ) dan

seluruhnya pernah memperoleh pengetahuan tentang IMD sebesar 100%.

Apabila dilihat berdasarkan karakteristik bidan di lokasi penelitian, maka

sebagian besar pengetahuan tentang IMD yang baik terdapat pada bidan yang

berumur < 35 tahun (19 responden), pendidikan bidan D3 (24 responden),

lama kerja 5-10 tahun (8 responden) dan yang sudah memperoleh

pengetahuan sebelumnya (25 responden).

Pengetahuan yang baik terdapat pada umur bidan < 35 tahun, hal ini

dapat dikarenakan umur yang masih muda cenderung memiliki semangat

untuk menimba pengetahuan dan pengalaman masih tinggi, demikian pula

pada bidan dengan lama kerja 5-10 tahun dan sudah memperoleh pengetahuan

sebelumnya merupakan suatu kondisi bidan yang dapat mendukung terhadap

semakin meningkatknya pengetahuan bidan tentang IMD. Adapun

pengetahuan yang baik lebih banyak pada pendidikan D3 dibanding D4 hal ini

karena jumlah responden untuk D4 sangat kecil yaitu jumlahnya hanya 1

orang.
G. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) di Ruang Bersalin RSUD Sumedang tahun 2013 maka

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar bidan melaksanakan IMD dengan

kurang baik yaitu sebanyak 16 responden (53,3%). Hal ini dapat dikarenakan

selain faktor petugas kesehatan, keberhasilan IMD ditentukan juga oleh faktor

ibu dan bayinya. Kesiapan ibu dari fisik dan psikologi yang kurang baik dan

bayi tidak siaga selama 1-2 jam setelah lahir menyebabkan pelaksanaan IMD

menjadi kurang baik.

H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Kelebihan

Secara keseluruhan jurnal inisiasi menyusu dini ini lebih mudah dipahami

dengan penulisan yang sistematis dan teori-teori yang digunakan pun

terupdate. Dalam pembuatan abstrak juga di tambahkan dengan bahasa

inggris jadi lebih memudahkan si pembaca dari kalangan manapun.

2. kekurangan

terlepas dari kelebihan yang dimiliki jurnal ini tentunya ada satu

kekurangan yang mengurangi nilai kesempurnaan jurnaal ini yaitu di

tujuan penelitian hanya terdapat dalam abstrak.


I. DAFTAR PUSTAKA JURNAL

J.

Aryani, Fitri. 2013 Gambaran perilaku bidan dalam pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Kecamatan Pesannrahan Jakarta Selatan.

Skripsi, FKIK. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Azwar,S.2007 Sikap Manusia dan Pengukurannya, Edisi 2, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Dinkes. 2010. Penerapan IMD. http://dinkes.kulonprogokab.go.id/

Maanaiya, Fadhillawatie dkk. 2015: Gambaran pengetahuan dan sikap bidan

di RSU Prof.Dr.R.D.Kandou Manado tentang Inisiasi Menyusu Dini: Jurnal e-

Clinic (eCI), Volume 3 nomor1, Januari-April 2015.

Prasetyawati, A. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium

Development Goals (MDGs). Nuhamedika. Yogyakarta


Roesli, Utami. 2012. Panduan Inisiasi Menyusu Dini. Pustaka Bunda: Jakarta

Pusat

Sumiyati, Dkk. 2014. Perilaku Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu

Dini Diwilayah Kerja Puskesmas II Tambak. Puskesmas Banyumas dan

Puskesmas I Kemrajen. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 2 (2014).

Siregar, A. 2009 Pemberian Asi Ekslusif dan Faktor – faktor yang

mempengaruhinya. Usu Digital library diakses 18 Juli 2013

Wahyuningsih, Endang. 2014. Analisis Pelaksanaan Program Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) Oleh Bidan Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten

Sukoharjo. http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=356735&val=426&title=ANALISIS%20PELAKSANAAN

%20PROGRAM%20INISIASI%20MENYUSU%20DINI%20%28IMD

%29%20OLEH%20BIDAN%20PUSKESMAS%20RAWAT%20INAP

%20DI%20KA BUPATEN%20SUKOHARJO. Diakses 29 November 2015.

Wulandari, A. 2010. Inisiasi Menyusu Dini Untuk Awali Asi Ekslusif. Jurnal

Vol. 1 no 2/Juli 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Wijayah Kusuma

Surabaya. http://fk.uwks.ac.id/archieve/jurnal/Vol1.no2. Juli2010/INISIASI


%20MENYUSU%20DINI %20UNTUK%20AWALI%20ASI.pdf. Diakses 28

November 2015.

Tabloid Elshinta. 2015: Angka kematian bayi di Sumedang meningkat,

http://elshinta.com/news/31980/2015/11/04/a ngka-kematian-bayi-di-

sumedang-meningkat.
ANALISIS JURNAL INISIASI MENYUSI DINI (IMD)

1. JUDUL JURNAL

Pemberian Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi Baru Lahir

2. PENDAHULUAN JURNAL

Berdasarkan penelitian WHO (World Health Organization) tahun

2013, di enam negara berkembang resiko kematian bayi antara usia 9 – 12

bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia

dibawah 2 bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48% sekitar 40%

kematian balita terjadi satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi Menyusu

Dini (IMD) dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari, berarti inisiasi

menyusu dini (IMD) mengurangi kematian balita 8,8%. Namun, di Indonesia

hanya 8% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai

berumur 6 bulan dan hanya 4% bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam

pertama setelah kelahirannya. Padahal sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir

(usia dibawah 28 hari) di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI

pada satu jam pertama setelah lahir. Angka kematian bayi dan balita di

Sulawesi Selatan dapat digambarkan, antara lain persentase cakupan

pemberian ASI eksklusif (57,48% pada tahun 2013 dan 57,05% pada tahun

2014) dan lain-lain. Untuk data tahun 2013 persentase, cakupan pemberian

ASI
eksklusif meningkat menjadi 77,18% (Kusumawati, 2013). Inisiasi Menyusu

Dini atau Permulaan Menyusu Dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera

setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia juga seperti mamalia lain mempunyai

kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi

dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara

melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau

merangkak mencari payudara sendiri (Irawan, 2013).

Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan,

tetapi pada usia 30 menit harus di susukan pada ibunya, bukan untuk

pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap

puting susu dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi

ASI. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam setelah

persalinan, Prolaktin (hormon pembuat ASI) akan turun dan sulit merangsang

prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih dan

memperlambat pengeluaran kolostrum (Roesli, 2010).

3. MANFAAT INISISASI MENYUSUI DINI (IMD)

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini untuk bayi dan ibu menjadi lebih

tenang, tidak stres, pernafasan dan detak jantung lebih stabil, dikarenakan oleh

kontak antara kulit ibu dan bayi. Sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada

puting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon oxytosin yang

menyebabkan rahim berkontraksi sehingga mengurangi perdarahaan ibu dan

membantu pelepasan plasenta. Bayi juga akan terlatih motoriknya saat


menyusu, sehingga mengurangi kesulitan posisi menyusu dan mempererat

hubungan ikatan ibu dan anak (JNKPK-KR, 2013).

4. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan observasi analitik yaitu penelitian yang

menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesa.

Sedangkan waktu penelitian dengan metode survey dan wawancara

dengan kuesioner. Berdasarkan waktu penelitian adalah potong lintang

(cross sectional) karena mempelajari korelasi antar variabel sebab dengan

akibat.

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Makassar

Provinsi Sulawesi Selatan dimulai pada tanggal 25 April sampai dengan

24 Juni tahun 2016

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang telah melahirkan

pervaginam dengan bayi sehat yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Makassar yang berjumlah 135 orang. Sampel dalam penelitian ini

adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili, dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin


pervaginam dengan bayi sehat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Makassar.

5. HASIL PENELITIAN

1. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Inisiasi Menyusu Dini

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pengetahuan

ibu mengenai Inisiasi Menyusu Dini menunjukkan nilai yang

kurang, hal tersebut mempengaruhi pada pemberian Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi yang baru saja melewati masa bersalin.

Inisiasi menyusu dini merupakan tahapan awal dimana bayi yang

telah melewati masa bersalin akan mengenal asupan berupa air

susu ibu. pemberian inisiasi menyusu dini juga dapat memberikan

cakupan gizi yang besar bagi bayi, dikarenakan kandungan air susu

pada payudara ibu yang pertama kali keluar adalah kolostrum yang

sangat bermanfaat bagi bayi khususnya sebagai pembentukan

imunitas tubuh bayi. Kurangnya pengetahuan ibu tentu akan

mempengaruhi tindakan ibu untuk memberikan Inisiasi Menyusu

Dini. Hal ini terjadi karena semakin tinggi pengetahuan akan

semakin mudah juga untuk memberikan informasi dan

mengarahkan ibu untuk memberikan IMD.

2. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pemberian

Inisiasi Menyusu Dini


Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar

responden yang tidak mendapatkan dukungan petugas kesehatan

terkait pelaksanaan inisiasi menyusu dini tidak melaksanakan

Inisiasi Menyusu Dini. Sedangkan pada responden yang

mendapatkan dukungan tenaga kesehatan sebagian besar

melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh yendra (2011), Suhartatik dkk

(2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian Inisiasi

Menyusu Dini.

3. Hubungan Sosial Budaya dengan Pemberian Inisiasi Menyusu

Dini

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terkait dengan

pengaruh sosial budaya yang terjadi terhadap pemberian Inisiasi

Menyusu Dini bahwa masyararakat tidak terpengaruh akan hal

tersebut. Pada umumnya masyarakat saat ini tidak terpengaruh lagi

oleh adanya sosial budaya yang mengatakan tentang mitologi

mengenai Inisiasi Menyusu Dini. Masyarakat lebih cenderung

berfikir modern dan tidak mempermasalahkan lagi larangan

larangan yang menjadi penghambat dalam pemberian inisiasi

menyusu dini.
6. KESIMPULAN

Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan

pemberian IMD. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan petugas

kesehatan dengan pemberian IMD. Tidak ada hubungan antara sosial budaya

dengan IMD. Disarankan pada ibu yang memiliki pengetahuan kurang agar

sesering mungkin untuk mencari informasi mengenai IMD, ibu juga harus

senantiasa aktif untuk menanyakan pada ahli yang mengetahui tentang

manfaat IMD. Jika hal tersebut dilakukan maka secara otomatis ibu akan

memberikan IMD kepada bayinya. Bagi Petugas layanan kesehatan

seharusnya lebih aktif dalam memberikan informasi mengenai IMD,

disamping itu hal yang sangat penting harus dilakukan adalah petugas harus

mendukung Inisiasi Menyusu Dini pada ibu. Bagi Ibu yang masih terpengaruh

demgan nilai-nilai sosial budaya agar dapat lebih dewasa dalam menyikapi

segala aspek yang dapat menghambat pemberian IMD.


DAFTAR PUSTAKA JURNAL

Ali Muchtar. (2004). Pengembangan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS. Gelar

Pustaka Mandiri. Bandung.

Irawan. (2013). Inisiasi Menyusui Dini Tertunda Meningkatkan Resiko Kematian

Neonatal (jurnal) vol 117 No 31 hal E380-e386.

JNPK-KR. (2013). Pelatihan Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini.

Jakarta.

Kusumawati, Anita. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imd Dengan

sikap Inisiasi Menyusu Dini Di Rb Harapan Bunda Pajang Surakarta Tahun 2010.

Surakarta: Program Studi Diploma IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta; PT.

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka

Cipta.

Ratri, C. (2000). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Pertama

Kali di Purwakarta Jawa Barat tahun 1998 (Analisa Data Sekunder Pengembangan

Survei Cepat Untuk Menilai Kualitas Pelayanan KIA di DT II). Skripsi. Depok:

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.


Roesli U. (2010). Inisiasi Menyusui Dini plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Suhartatik, dkk. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan Inisiasi

Menyusui Dini (IMD) di rumah Bersalinn Srikandi Kota Kendari. Jurnal Volume 1

Nomor 4 Tahun 2012 Hal 1-7. STIKES Nani Hasanuddin. Makassar. Diakses

Tanggal 4 Juli 2016.

Taringan, I. (2012). Pengetahuan dan Sikap Perilaku Ibu Dan Bayi Terhadap

Pemberian ASI Ekslusif (Knowledge, Attitude and Behavior of The Mother of The

Baby To The Breast Feeding Exclusively). Jakarta: Pusat Humaniora, Kebijakan

Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian Dan Pengembangan

Kesehatan, Kementerian Keseharan RI.

Yendra. (2011). Hubungan Dukungan Sosial dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui

Dini di Wilyah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2011, Skripsi,

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Diakses Tanggal 4 Juli 2016.

WHO (World Health Organization). (2013). Bresasfeeding. C2013: cited 4 Juli 2016.

Anda mungkin juga menyukai