Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun oleh:
Intan Widya Astuti 1710029048
Fanny Gomarjoyo 1510015025
Pembimbing:
dr. Herwina Brahmantya, Sp. A
i
TUTORIAL KLINIK
Menyetujui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Tutorial Klinik mengenai “Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)”. Tutorial Klinik ini disusun dalam rangka tugas kepaniteraan
klinik di Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan tutorial klinik ini tidak lepas
dari bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. dr. Ika Fikriah, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Samarinda.
2. dr. Soehartono, Sp.THT-KL, selaku Ketua Program Studi Profesi Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
3. dr. Ahmad Wisnu W, Sp. A, sebagai Kepala Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
4. dr. Herwina Brahmantya, Sp.A, selaku dosen pembimbing tutorial klinik.
5. Seluruh pengajar yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis hingga
pendidikan saat ini.
6. Rekan sejawat dokter muda stase Ilmu Kesehatan Anak yang telah bersedia
memberikan saran dan mengajarkan ilmunya pada penulis.
7. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Penulis menyadari terdapat ketidaksempurnaan dalam tutorial klinik ini,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan. Akhir kata,
semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
menit, mempunyai sensitivitas dan spesifisitas tinggi, dan dapat membantu dokter
untuk menggali keluhan orang tua mengenai gangguan perkembangan-perilaku
putra putrinya. Frankenburg dkk mengembangkan prescreening developmental
questionnaire (PDQ) yang dikembangkan dari skrining Denver developmental
screening test (DDST). Formulir PDQ ini telah diterjemahkan dan dimodifikasi
oleh tim Depkes RI pada tahun 1996 dan sedang direvisi pada tahun 2005, dikenal
sebagai Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP). Kuesioner ini
direkomendasikan oleh Depkes RI untuk digunakan di tingkat pelayanan
kesehatan primer sebagai salah satu upaya deteksi dini tumbuh kembang
anak.
1.2 Tujuan
1) Menambah ilmu dan pengetahuan mengenai KPSP.
2) Mampu melakukan prosedur pemeriksaan tumbuh kembang anak dengan
menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
3) Mampu mengenali gangguan keterlambatan tumbuh kembang anak dengan
KPSP secara dini.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan
sebagai hasil dari proses deferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan (Dian adriana, 2011).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua
system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi
system organ tubuh (Vivian nanny, 2010).
3
2.1.2 Tahapan Tumbuh Kembang
Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan
berlangsung sampai dewasa.
1. Tahap prenatal
Masa embrio : mulai konsepsi – 8 minggu
Masa janin (fetus) : mulai 9 minggu – lahir
2. Tahap pascanatal
Masa neonatal usia 0-28 hari
- Neonatal dini (perinatal) = 0-7 hari
- Neonatal lanjut = 8-28 hari
Masa bayi
- Masa bayi dini : 1 bulan – 1 tahun
- Masa bayi lanjut : 1 tahun – 2 tahun
3. Masa prasekolah (usia 2-6 tahun)
Masa prasekolah awal (masa balita) : 2-3 tahun
Masa prasekolah akhir : 4-6 tahun
4. Masa sekolah atau masa pra pubertas, terbagai atas:
Wanita 6-10 tahun
Laki-laki 8-12 tahun
5. Masa remaja (adolesen)
wanita 10-18 tahun
laki-laki 12-20 tahun (Nursalam, 2005)
4
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan
lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya reflex primitif
pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder, dan perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditanda dengan adanya masa-
masa tertentu yaitu masa pranatal, bayi dan adolesensi, dimana terjadi
pertumbuhan cepat. Dan masa prasekolah dan masa sekolah dimana
pertumbuhan berlangsung lambat (Nursalam, 2005).
2. Pola Perkembangan
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan
pada anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah Terdiri dari dua prinsip yaitu
cephalocaudal dan proximal distal (Wong, 1995).
- Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala
yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk
menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan
dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan ,tangan dan kaki
- Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan
pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu dahulu baru kemudian
jari-jari.
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan
menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian
daerah yang lebih kompleks. Misalnya melambaikan tangan kemudian
memainkan jari.
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan. Pola ini
mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat
digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutnya. Pada masa ini
dibagi menjadi lima tahap yaitu :
- Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan
jaringan tubuh
5
- Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar
rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
- Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang
mempengaruhinya dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dan
menghindari dari hal yang mengancam dirinya
- Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap,
minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan
- Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan
pada tanda-tanda pubertas (Wong and whalley, 1995).
6
tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme
serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
a. Faktor prenatal
Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,
terutama selama trimester akhir kehamilan
Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
Toksin, zat kimia, radiasi
Kelainan endokrin
Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
Kelainan imunologi
b. Faktor kelahiran
Riwayat lahiran dengan vakum ekstraksi atau forcsep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan
otak.
c. Faktor pasca natal
Seperti halnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis atau kelainan congenital,
lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan (Nursalam. 2005).
7
f. Kesegaran jasmani, rekreasi.
2. Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
a. Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.
b. Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
c. Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan dipaksa.
d. Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
e. Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini
bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh, terutama pada asuh
demokrasi dan kecerdasan emosional.
f. Kemandirian
g. Dorongan dari orang disekelilingnya
h. Mendapat kesempatan dan pengalaman.
i. Menumbuhkan rasa memiliki
j. Kepemimpinan dan kerja sama
k. Pola pengasuhan keluarga yang terjadi atas :
Demokrasi (autoritatif)
Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya
anaknya (child abuse).
Permisif (serba boleh).
Tidak diperbolehkan.
l. Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak,
seperti penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to warm
up).
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
a. Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak, stimulasi
ini terdiri atas pendidikan dan pelatihan.
b. Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan anak,
seperti bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini juga bisa
berasal dari orang tua.
c. Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).
d. Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada saat
itu belum ada hubungan antar sel otak.
8
Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk rangsangan yang semakin
kompleks. Dengan demikian dapat merangsang otak kiri dan kanan,
sehingga terbentuklah multiple intelligent dan juga kecerdasan yang
lebih luas dan tinggi
e. Stimulasi melalui bermain
Cara mrngembangkan kemampuan tersebut bisa melalui rangsangan
suara, music, gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain,
memecahkan masalah, mencorat-coret atau menggambar.
f. Kapan stimulasi dilakukan ?
- Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu pada
masa-masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis.
Stimulasi dilanjutkan sampai anak berusia 3 tahun ketika
sinaptogenesis berakhir dan berakhir dan usia 14 tahun yang
merupakan akhir pruning.
- Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka akan
semakin besar dan lama manfaatnya.
g. Kebutuhan akan stimulasi.
- Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial
(agama, etika, moral, kepribadian, kecerdasan, kreativitas,
ketrampilan, dsb).
- Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal
dan non formal (Nursalam, 2005).
9
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.
Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan
berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,
yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf
pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat
adanya jumlah kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor seperti kelainan
jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan
lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4. Perawakan pendek
Penyebabnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan autism
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya
muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh
aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat,
yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang
ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan
perilaku.
6. Retardasi mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (
IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap
normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
10
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan
perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas (Anik Maryunani,
2010).
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
11
b. Gejala/tanda pemeriksaan fisik
1) Keseluruhan fisik
2) Jaringan otot
3) Rambut
4) Gigi
5) Gejala atau tanda pemeriksaan Lab/ Radiologi
12
2.3 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
2.3.1 Pengertian
KPSP adalah alat untuk mendeteksi penyimpangan perkembangan, yang
melibatkan empat sektor perkembangan: motorik halus, motori kasar, bahasa,
personal dan kemandirian. Untuk usia dibawah 24 bulan, alat ukur ini dapat dibagi
setiap kelipatan 3 bulan (KPSP untuk anak 3,6,9,12,15,18, dan 24 bulan). Untuk
usia diatas 24 bulan dibagi setiap kelipatan 6 bulan (KPSP untuk anak
30,36,42,48,54,60, dan 72 bulan). Setiap kategori usia hanya berisi sekitar 9-10
pertanyaan, sehingga mudah dikaji pada anak. Kegiatan ini dapat dilakuakan oleh
tenaga kesehatan (di puskesmas umumnya dilakukan oleh tenaga bidan), guru TK
dan petugas PAUD terlatih. Selain itu, perlu dipertimbangkan keterlibatan orang
tua atau kelompok masyarakat dalam melakukan skrining ini, karena tekhnik
pelaksanaannya tidak terlalu rumit.
2.3.2 Tujuan
Tujuan pemeriksaan perkembangan dengan KPSP adalah untuk
mengidentifikasi perkembangan anak normal atau tidak.
2.3.4 Alat/instrumen
13
a. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9 – 10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak
umur 0-72 bulan.
b. Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 Cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang
tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 Cm (Depkes, 2012).
14
2.3.5 Interpretasi hasil KPSP
1. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
a. Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah
atau sering atau kadang-kadang melakukannya.
b. Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
2. Jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
3. Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
4. Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
5. Untuk jawaban ‘Tidak’, perlu dirinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian) (Depkes, 2012).
2.3.6 Intervensi :
1. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
a. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
b. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
c. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
d. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-
72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan
Anak Dini Usia (PADU), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
e. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan
pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak
umur 24 sampai 72 bulan (Depkes, 2012).
2. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
a. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada
anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
b. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak
15
untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
c. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
d. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
e. Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan
ada penyimpangan (P) (Depkes, 2012).
3. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan
berikut:
Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa,
sosialisasi dan kemandirian) (Depkes, 2012).
16
KPSP PADA BAYI UMUR 3 BULAN
17
Gerak Ya Tidak
9. Pada waktu bayi telungkup di alas yang
datar, apakah ia dapat mengangkat kasar
kepalanya dengan tegak seperti pada
gambar ?
6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari Gerak Kasar Ya Tidak
18
telentang ke telungkup atau sebaliknya?
7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyum ketika melihat Sosialisasi & Ya Tidak
mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada kemandirian
saat ia bermain sendiri?
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil Gerak halus Ya Tidak
1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu Gerak kasar Ya Tidak
19
Jawab: YA
Jawab : TIDAK
Gerak halus Ya Tidak
2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau
kue kering dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda--
benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai
tidak ikut dinilai.
Gerak halus Ya Tidak
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang,
sapu tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai.
Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya mencari di
bawah meja atau di belakang kursi?
Gerak halus Ya Tidak
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/
kue kering, dan masing-masing tangan memegang satu
benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak
pernah melakukan perbuatan ini.
Gerak kasar Ya Tidak
5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi
berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian berat badan
dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri
dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya.
Gerak halus Ya Tidak
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya
benda-benda kecil seperti kismis, kacang-
kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring atau
menggerapai seperti gambar ?
7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau Gerak kasar Ya Tidak
dinding, dapatkah bayi duduk sendiri
selama 60 detik?
8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam Bicara dan Ya Tidak
datang berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke bahasa
20
Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda
melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar Sosialisasi & Ya Tidak
21
9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu Bicara & Ya Tidak
kata-kata yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru bahasa
menyebutkan kata-kata tadi ?
10.Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan Gerak halus Ya Tidak
berpegangan?
3. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan Sosialisasi & Ya Tidak
atau melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuh- kemandirian
kan bantuan.
4. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia me- Bicara & Ya Tidak
manggil/melihat ayahnya, atau mengatakan “mama” jika bahasa
22
tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
10.Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti Gerak halus Ya Tidak
kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
seperti pada gambar ?
1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau Sosialisasi & Ya Tidak
melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan kemandirian
bantuan.
2. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia me- Bicara & Ya Tidak
manggil/melihat ayahnya, atau mengatakan “mama” jika bahasa
memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak
mengatakan salah satu diantaranya.
3. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan Gerak kasar Ya Tidak
4. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan Gerak kasar Ya Tidak
selama 30 detik atau lebih?
5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak Gerak kasar Ya Tidak
dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan
kemudian berdiri kembali?
6. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya Sosialisasi & Ya Tidak
7. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa Gerak kasar Ya Tidak
jatuh atau terhuyung-huyung?
8. Apakah anak anak dapat mengambil benda kecil seperti Gerak halus Ya Tidak
kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan meng-
23
gunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar ?
10. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan Sosialisasi & Ya Tidak
minum dari tempat tersebut tanpa tumpah? kemandirian
2. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diingin- Sosialisasi & Ya Tidak
kannya tanpa menangis atau merengek? Jawab YA bila kemandirian
ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
3. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa Gerak kasar Ya Tidak
jatuh atau terhuyung-huyung?
4. Gerak halus Ya Tidak
Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti
kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan meng-
gunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar ?
24
apakah anak meniru apa yang anda lakukan? kemandirian
8. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas Gerak halus Ya Tidak
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 Cm.
9. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata Bicara & Ya Tidak
yang mempunyai arti selain “papa” dan “mama”? bahasa
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau Gerak kasar Ya Tidak
5. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau Gerak Ya Tidak
celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai).
halus,
Sosialisasi
&
kemandirian
6. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika
Gerak kasar Ya Tidak
ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada
dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan
anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah Bicara & Ya Tidak
25
anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian bahasa
badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan
yang lain)?
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi Ya Tidak
&
kemandirian
10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) Gerak kasar Ya Tidak
ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong
tidak ikut dinilai.
.
1. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, Sosialisasi & Ya Tidak
atau celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai). kemandirian
2. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA
jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan Gerak kasar Ya Tidak
pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia
naik tangga dengan merangkak atau anda tidak
membolehkan anak naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang.
4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
5. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri Bicara & Ya Tidak
atau membantu mengangkat piring jika diminta? bahasa
6. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) Gerak kasar Ya Tidak
ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong
tidak ikut dinilai.
26
7. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas Gerak halus Ya Tidak
tanpa bantuan/petunjuk?
8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di Gerak halus Ya Tidak
atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus
yang digunakan ukuran 2.5 - 5 cm.
9. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara Bicara & Ya Tidak
seperti “minta minum”, “mau tidur”? bahasa
27
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara & Ya Tidak
memberi isyarat dengan telunjuk atau mata bahasa
pada saat memberi-kan perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di lantai”.
“Letakkan kertas ini di kursi”.
“Berikan kertas ini kepada ibu”.
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah
tadi?
7. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang- Gerak halus Ya Tidak
kurangnya 2.5 cm.
Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis ini.
Jawab YA bila ia menggambar garis seperti ini:
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga Gerak kasar Ya Tidak
sejauh sedikitnya 3 meter?
sedikitnya 3 meter?
3. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan Sosialisasi & Ya Tidak
28
waktu 2 detik atau lebih?
5. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Gerak kasar Ya Tidak
Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini dengan
mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa
didahului lari?
6. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Gerak halus Ya Tidak
Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas
kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar
lingkaran?
Jawab : YA
Jawab : TIDAK
7. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di Gerak halus Ya Tidak
1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh Gerak kasar Ya Tidak
sedikitnya 3 meter?
2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan Sosialisasi Ya Tidak
mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda
tidak perlu mengulanginya? &
kemandirian
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika Ya
Gerak kasar Tidak
perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih?
29
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Ya
Gerak kasar Tidak
Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini
dengan mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari?
5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut Gerak halus Ya Tidak
lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini
di kertas kosong yang tersedia. Apakah anak dapat
menggambar lingkaran?
Jawab : YA
Jawab : TIDAK
1. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di Gerak halus Ya Tidak
atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 - 5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi Ya Tidak
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti &
aturan bermain? kemandirian
3. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, Sosialisasi Ya Tidak
baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk &
memasang kancing, gesper atau ikat pinggang) kemandirian
30
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa Bicara & Ya Tidak
dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebut sebagian
bahasa
namanya atau ucapannya sulit dimengerti.
5. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan Bicara & Ya Tidak
membantu kecuali mengulangi pertanyaan. bahasa
“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”............…
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”.........................
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?”.........................
Jawab YA bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi
dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah “menggigil”
,”pakai mantel” atau “masuk kedalam rumah”.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah “makan”
Jika lelah, jawaban yang benar adalah “mengantuk”,
“tidur”, “berbaring/tidur-tiduran”, ”istirahat” atau ”diam
sejenak”
6. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian Sosialisasi Ya Tidak
boneka? &
kemandirian
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika Gerak kasar Ya Tidak
perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?
8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut Gerak halus Ya Tidak
kata “lebih panjang”.
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang lebih panjang?”
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan
ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak
menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang
lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
31
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama Gerak halus Ya Tidak
gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?
10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi Bicara & Ya Tidak
isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan bahasa
perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di atas lantai”.
“Letakkan kerta ini di bawah kursi”.
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini di belakang kamu”.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “di
bawah”, “di depan” dan “di belakang”.
32
BAB 3
KESIMPULAN
Skrining dapat memberikan petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat
perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan fisik
yang teliti dan pemeriksaan penunjang laninnya agar diagnosa dapat dibuat,
supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya. Dengan
adanya metode skrining penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat
dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan
pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi.
33
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian, 2011. Tumbuh Kembang dan Therapy Bermain pada anak.
Jakarta: Salemba Medika.
American Academy of Pediatrics, Committee on Children with
Disabilities. Developmental surveillance and screening of infant and young
children. Pediatrics. 2001;108:192-6.
Blackman, JA. Developmental screening: infant, toddlers and
preschoolers. Dalam: Levine MD, Carey WB, Crocker AC, penyunting.
Developmental-behavioral pediatrics. Edisi ke 3. Philadelphia: Saunders: 1999; h.
669-95.
Deteksi dini dan tatalaksananya. Simposium and Workshop Pertumbuhan
dan Perkembangan Optimal pada Anak, Jakarta; 2003.
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika.
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Direktorat Jenderal Pembinaan
Kesehatan Masyarkat. Pedoman deteksi dini tumbuh kembang balita. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 1998.
Hagerman RJ. Growth & development. Dalam: Hay WW, Hayward AR,
Levin MJ, Sondheimer JM, penyunting. Current pediatric diagnosis & treatment.
Edisi ke-14. Connecticut: Appleton and Lange; 1999. h. 1-17.
Glascoe FP. Developmental screening. Dalam: Wolraich ML, penyunting.
Disorders of developmental learning. Edisi ke-2. St. Louis: Mosby; 1996. h. 89-
128. 5. Pollak M. Textbook of developmental pediatrics. Tokyo: Churchil
Livingstone; 1993.
Glascoe FP, Dworkin PH. The role of parents in the detection of
developmental and behavioral problems. Pediatrics. 1995;95:829-36.
Ismael S. Ciri-ciri kelainan neurologis yang mudah dikenal. Dalam:
Pusponegoro HD, penyunting. Kelainan neurologis dalam praktek sehari-hari.
Naskah lengkap PKB IKA FKUI XXXIV: 21-22 April 1995; Jakarta, Indonesia.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1995.h.125-33
Medise, Bernie Endyarni. 2013. Mengenal keterlambatan perkembangan
umum pada anak. Jakarta: IDAI; [akses 1 Agustus 2019]; tersedia dari:
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-
keterlambatanperkembangan-umum-pada-anak.
34
Needlman RD. Growth and development. Dalam: Behrman RE, Kliegman,
RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17.
Philadelphia: WB Saunders Company; 2004. h. 23-66.
Yayasan Surya Kanti. Deteksi dini tumbuh kembang balita. Bandung:
2000.
Young ME. Early child development: investing in the future. Human
Development Department (HDD) The World Bank; 1996.
35