Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun Oleh:
Salaudin Al Ayubi Pratama 1810029044
Pembimbing:
dr. Anrih Roi Manthurio, Sp.A
TUTORIAL KLINIK
Oleh:
Salaudin Al Ayubi Pratama NIM. 1810029044
Pembimbing:
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tutorial yang berjudul Status Antropometri
dan Status Gizi pada Anak. Tutorial klinik ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian Laboratorium Ilmu Kesehatan
Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Penulisan referat ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Ika Fikriah, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman.
2. dr. Soehartono, Sp.THT-KL selaku Ketua Program Pendidikan Profesi
Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
3. dr. Hendra, Sp.A selaku kepala Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
4. dr. Sherly Yuniarchan, Sp.A selaku kepala SMF Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
5. dr. Anrih Roi Manthurio, Sp.A sebagai pembimbing dalam penyusunan
tugas referat ini yang telah memberikan banyak waktu dan kesempatan
untuk memberikan bimbingan.
6. Kedua orang tua tercinta serta teman-teman dokter muda yang telah
mendukung, membantu, dan sudah berjuang bersama selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tutorial ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan tutorial ini, semoga referat ini dapat bermanfaat bagi banyak
pihak.
Samarinda, September 2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan tugas ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis dan
pembaca khususnya untuk penilaian status antropometri dan status gizi pada anak.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
mampu berdiri, ukur tinggi badan. Secara umum, tinggi badan kurang lebih 0,7 cm
daripada panjang terlentang. Sehingga apabila seorang anak kurang dari 2 tahun
tidak mau berbaring untuk pengukuran panjang, maka ukur tingginya dan
tambahkan 0,7 cm untuk mendapatkan panjang badannya. Atau sebaliknya, apabila
seorang anak berusia 2 tahun atau lebih tua tidak dapat berdiri, ukur panjang
telentang dan kurangi 0,7 cm untuk mengubahnya menjadi tinggi badan (CDC,
2007).
8
Gambar 2.1 Pengukuran tinggi badan anak
9
Gambar 2.3 Tata cara memegang kepala anak
- Pastikan anak berbaring lurus di sepanjang papan dan tidak mengubah posisi.
- Bahu harus menyentuh papan, dan tulang belakang tidak harus melengkung.
- Tahan kaki anak dengan satu tangan dan gerakkan pengukur panjang badan
dengan tangan yang lain
- Sambil memegang lutut, tarik papan pengukur ke kaki anak. Telapak kaki
harus rata dengan kaki papan, jari-jari kaki menunjuk ke atas. Jika anak
membengkokkan jari kaki dan mencegah footboard dari menyentuh tumit,
rangsang telapak sedikit dan geser ke dalam footboard dengan cepat ketika
anak meluruskan jari-jari kaki.
- Baca pengukuran dan catat panjang anak dalam sentimeter dengan ketelitian
0,1 cm
10
2.1.2 Berat Badan
Sebelum menimbang, jelaskan kepada ibu mengenai alasan untuk
menimbang, misalnya untuk mengevaluasi pertumbuhan anak ataupun untuk
mengevaluasi respons anak terhadap perubahan dalam pemberian makanan maupun
perawatan. Anak usia dibawah 2 tahun dapat ditimbang dengan timbangan bayi.
Popok basah, sepatu, ataupun celana jeans dapat memiliki berat lebih dari 0,5 kg
sehingga bayi seharusnya ditimbang telanjang dengan selimut yang
membungkusnya agar tetap hangat (CDC, 2007).
Apabila tidak terdapat timbangan bayi, anak berumur kurang dari dua tahun
atau tidak mampu berdiri dapat ditimbang dengan metode penimbangan bersama
ibunya. Prosedur penimbangan perlu dijelaskan kepada ibu. Sang ibu diminta untuk
melepaskaan sepatu dan ditimbang sendiri terlebih dahulu dalam posisi berdiri.
Setelah berat badan ibu sudah didapatkan, minta ibu untuk tidak beranjak dari
timbangan dan timbang ibu bersama anaknya dalam posisi anak yang digendong
oleh ibunya. Berat badan anak didapatkan dari berat badan ibu bersama anak
dikurangi berat badan ibu (CDC, 2007).
11
Gambar 2.7 Prosedur penimbangan ibu dan anak
Anak-anak yang sudah dapat berdiri sendiri dapat ditimbang dengan posisi
berdiri di timbangan biasa.
12
2.1.3 Lingkar Kepala
Lingkar kepala diukur pada anak-anak sejak lahir sampai usia 3 tahun. Cara
pengukuran lingkar kepala, (HRSA, 2018):
- Instruksikan orang tua (atau wali) untuk berdiri dengan memegang anak di
atas bahu kiri orang tua atau duduk dengan anak di pangkuan orang tua.
Mintalah orang tua untuk menyingkirkan hiasan atau kepangan rambut anak-
anak.
- Letakkan meteran kepala di sekitar kepala anak melewati glabella atau supra
orbitalis ke arah oksipital di bagian belakang kepala. Gerakkan pita ke atas
dan ke bawah di bagian belakang kepala untuk menemukan keliling
maksimal. Kencangkan meteran sehingga pas di sekitar kepala. Ukur lingkar
kepala dengan ketelitian hingga 1 mm.
- Sebelum memulai pengukuran, berbagai ikatan dan hiasan rambut yang dapat
mengganggu pengukuran harus terlebih dahulu dilepas.
- Bayi atau anak biasanya akan merasa lebih nyaman saat berada di pangkuan
orang tua.
- Meteran diposisikan tepat di atas alis, di atas telinga, dan di sekitar bagian
terbesar dari belakang kepala. Tujuannya adalah menemukan keliling
maksimum kepala.Rekaman ditarik pas untuk menekan rambut dan jaringan
lunak di bawahnya.Pengukuran dibaca hingga 0,1 cm dan dicatat pada grafik.
13
2.1.4 Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas adalah indikator pertumbuhan otot dalam semua usia.
Pengukuran lingkar lengan atas biasanya dilakukan pada lengan kiri menggunakan
meteran yang sama seperti pada pengukuran lingkar kepala. Lokasi pengukuran
terletak tepat di tengah antara acromion (bahu) dengan olecranon (siku). Meteran
lalu diposisian melingkari lengan dan dikencangkan sampai meteran menyentuh
kulit tetapi tidak menekan maupun merubah kontur kulit (Kleinman, 2009).
Rasio perbandingan antara lingkar lengan atas dengan lingkar kepala
dikembangakn oleh Kanawati dan McLaren sebagai sebuah metode untuk
memperkirakan status gizi disaat pengukuran berat badan dan tinggi badan tidak
dapat dilakukan atau tidak dapat memberikan hasil pengukuran yang akurat,
misalnya pada kondisi anak dengan edema, tumor, kista, dan sebagainya. Lingkar
lengan atas sangat dipengaruhi oleh lemak subkutan, sehingga berfluktuasi
mengikuti berat badan total anak. Sedangkan lingkar kepala pada bayi dan anak
linier dengan pertumbuhan sehingga rasio lingkar lengan atas dibandingkan dengan
lingkar kepala menggambarkan rasio berat badan dengan tinggi dan dapat
digunakan sebagai alternative penilaian status gizi untuk anak usia kurang dari tiga
tahun. Rasio yang lebih besar dari 0,31 dianggap normal dan apabila rasio kurang
dari 0,25 maka menunjukkan malnutrisi berat (Kleinman, 2009).
14
2.1.5 Ketebalan Lemak di Bawah Kulit
Lemak sebagai cadangan energi yang digunakan ketika tubuh mengalami
kekurangan sumber energi karbohidrat dan protein. Sebagai cadangan sumber
energi, lemak tubuh diukur melalui tebal lemak bawah kulit atau skinfold.
Pengukuran lemak tubuh dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misal: tulang
belikat (subscapular), di tengah garis ketiak (mid-axillary), sisi dada (pectoral),
perut (abdominal), suprailiaka, paha, tempurung lutut (suprapatellar), pertengahan
tungkai bawah (medial calv) bagian depan lengan atas (bicep), bagian belakang
lengan atas (tricep), lengan bawah (forearm) (CDC, 2007).
Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan
umur. Metode yang paling sering digunakan untuk memperkirakan kegemukan
tubuh di rumah sakit adalah pengukuran lemak-lipatan kulit. Pada bayi dan anak
muda, penggunaan pengukuran lemak-lipatan kulit sebagai indeks lemak tubuh
total belum sepenuhnya divalidasi sebagai alternatif metode penilaian status gizi.
Pengukuran lemak di bawah lipatan kulit secara akurat cukup sulit dan bahkan tidak
mungkin pada pasien dengan edema sehingga seringkali membatasi penggunaan
lemak di bawah lipatan kulit sebagai penilaian status gizi. Tetapi, pengukuran
lemak di bawah lipatan kulit dapat digunakan untuk penilaian status gizi secara
linier untuk melihat respon pasien terhadap intervensi dan perubahan pola diet.
Lokasi paling umum untuk pemeriksaan lemak di bawah lipatan kulit adalah di
bagian belakang lengan atas (triceps) dan lipatan suprailiaka. Pada triceps, bagian
yang diukur persis seperti pada pengukuran lingkar lengan atas (pertengahan
acromion dan olecranon). Pada saat pengukuran, lengan diposisikan relaks dan
menggantung, ibu jari dan telunjuk pemeriksa diposisikan seperti mencubit dan
kulit yang tercubit akan diukur ketebalannya menggunakan calliper (CDC, 2007).
15
Gambar 2.11 Pengukuran Lemak di Bawah Lipatan Kulit di Daerah Triceps dan
subscapular
16
2.2.1 Kurva Pertumbuhan WHO
Cara menggunakan kurva pertumbuhan WHO (IDAI, 2011) :
1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak
di atas 2 tahun), berat badan.
2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva.
Garis horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan
umur dan panjang / tinggi badan.
3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis
vertikal pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat
badan, umur, dan IMT.
4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal
hingga mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan
gambaran perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.
17
2.1 Tabel klasifikasi status gizi (WHO, Country Profile Indicators :
Interpretation Guide, 2010)
Catatan :
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih
normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih
baik jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang /
tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika
makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki
gizi lebih.
5. Gizi sangat kurang.
18
berat badan dengan umur di garis percentile 50 merupakan berat badan
normal pada umur tersebut.
4. Tentukan stature (TB/U) : Tentukan titik perpotongan antara tinggi badan
dengan umur, lihat posisi titik perpotongan terhadap percentile. Titik
perpotongan tinggi badan dengan umur di garis percentile 50 merupakan
tinggi badan normal pada umur tersebut.
19
BAB 3
PENUTUP
20
DAFTAR PUSTAKA
ADSA. (2009). Anthropometry Guideline Paediatrics. Retrieved from Association
for Dietetics in South Africa: http://www.adsa.org.za/
CDC. (2007). National Health and Nutrition Examination Survey. 1-26.
CDC. (2015). Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity. Retrieved
from Centers for Disease Control and Preventionn:
https://www.cdc.gov/nccdphp/dnpao/growthcharts/index.htm
HRSA. (2018). Growth Charts Training. Retrieved from Health Resources &
Services Administration : Maternal and Child Bureau: HRSA's Maternal
and Child Health Bureau (MCHB).
IDAI. (2011). Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Asuhan Nutrisi
Pediatrik, hal. 1-24.
IDAI. (2016, Januari 5). Pemantauan Pertumbuhan Anak. Retrieved from
Indonesian Pediatric Society:
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pemantauan-
pertumbuhan-anak
Kemenkes. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Kleinman, R. E. (2009). Nutrition in Acute and Chronic Illness: Assessment of
Nutritional Status. In Pediatric Nutrition Handbook (6th ed., pp. 559-576).
Illinois: American Academy of Pediatrics.
Par'i, H. M., Wiyono, S., & Harjatmo, T. P. (2017). Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Kemenkes RI.
WHO. (2008). Training Course on Child Growth Assessment. Geneva: WHO.
WHO. (2010). Country Profile Indicators : Interpretation Guide. Nutrition
Landscape Information System (pp. 1-51). Geneva: World Health
Organization.
21
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
22
Lampiran 3
Lampiran 4
23
Lampiran 5
Lampiran 6
24
Lampiran 7
Lampiran 8
25
Lampiran 9
Lampiran 10
26
Lampiran 11
Lampiran 12
27
Lampiran 13
Lampiran 14
28
Lampiran 15
Lampiran 16
29
Lampiran 17
Lampiran 18
30
Lampiran 19
Lampiran 20
31
Lampiran 21
Lampiran 22
32
Lampiran 23
Lampiran 24
33
Lampiran 25
Lampiran 26
34
Lampiran 27
Lampiran 28
35
Lampiran 29
36
Lampiran 30
37