Anda di halaman 1dari 11

Muhammad Aris Indrawan

1810029035

SMF & Laboratorium Ilmu Forensik Pembimbing


RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dr. Daniel Umar, Sp. F., S. H.
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Tenggelam (drowning): kematian akibat mati
lemas (asfiksia) disebabkan masuknya cairan ke
dalam saluran pernapasan.
Istilah
• Wet drowning
• Dry drowning
• Secondary drowning
• Immersion syndrome
• Tenggelam di air tawar -> air dalam jumlah
besar masuk alveoli (konsentrasi rendah)->
diabsorbsi ke dalam sirkulasi-> volume sirkulasi
meningkat (hemodilusi)-> gagal jantung akut
(fibrilasi ventrikel).
• Tenggelam di air asin ->air yang masuk ke
dalam alveoli berkadar garam pekat
(hipertonik)-> hemokonsentrasi-> edema baru
Mekanisme kematian pada korban tenggelam:
• Asfiksia akibat spasme laring.
• Asfiksia karena gagging dan choking
• Refleks vagal
• Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)
• Edema pulmoner (dalam air asin)
• Diagnosis kematian akibat tenggelam kadang-
kadang sulit ditegakkan, bila tidak dijumpai
tanda yang khas baik pada pemeriksaan luar dan
dalam.
• Pada mayat yang ditemukan terbenam dalam
air, perlu pula diingat bahwa mungkin korban
sudah meninggal sebelum masuk ke dalam air.
Pemeriksaan mayat
• Menentukan identitas korban
• Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam
• Penyebab kematian sebenarnya dan jenis drowning.
• Faktor-faktor yang berperan pada proses kematian
• Tempat korban pertama kali tenggelam
• Apakah ada penyulit alamiah lain yang mempercepat
kematian
Pemeriksaan luar jenazah
• Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumur pasir/ benda asing
dalam air.
• Busa halus pada hidung dan mulut (sumbatan mengakibatkan
sekresi bronkus yang berlebihan berwarna putih atau kemerahan),
kadang-kadang berdarah.
• Mata setengah terbuka dan tertutup.
• Kutis anserina pada anterior tubuh akibat kontraksi otot erektor pili
karena rangsang dinginnya air atau dapat diakibatkan rigor mortis
pada otot tersebut.
• Washer woman’s hand.
• Cadaveric spasm.
• Luka-luka lecet.
Pemeriksaan bedah jenazah
• Busa halus dan benda asing dalam saluran napas
• Paru membesar seperti balon,lebih berat, sampai menutupi
kandung jantung
• Dapat timbul petekie pada septum intraalveolar
• Dapat ditemukan paru-paru yang “biasa” karena cairan tidak masuk
ke alveoli atau cairan sudah masuk ke dalam aliran darah.
• Otak, ginjal, hati, dan limpa mengalami perbendungan
• Lambung dapat sangat membesar berisi air, lumpur, dan
sebagainya
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan diatom, alga (ganggang) bersel
satu dengan dinding dari silikat yang tahan
panas dan asam kuat. Dalam air tawar, air laut,
air sungai, air sumur.
• Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru
• Pemeriksaan getah paru
• Pemeriksaan darah jantung
Bila mayat masih segar (belum terjadi
pembusukan), maka diagnosis kematian akibat
tenggelam dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan yang teliti dari:
• Pemeriksaan luar.
• Pemeriksaan dalam.
• Pemeriksaan laboratorium berupa histologi
jaringan, destruksi jaringan, dan berat jenis
serta kadar elektrolit darah.
• Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis
kematian akibat tenggelam dibuat berdasarkan
diatom yang cukup banyak pada paru-paru yang
bila disokong oleh penemuan diatom pada
ginjal, otot skelet atau diatom pada sumsum
tulang, maka diagnosis akan menjadi semakin
pasti.

Anda mungkin juga menyukai