RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dr. Daniel Umar, Sp. F., S. H. Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Tenggelam (drowning): kematian akibat mati lemas (asfiksia) disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan. Istilah • Wet drowning • Dry drowning • Secondary drowning • Immersion syndrome • Tenggelam di air tawar -> air dalam jumlah besar masuk alveoli (konsentrasi rendah)-> diabsorbsi ke dalam sirkulasi-> volume sirkulasi meningkat (hemodilusi)-> gagal jantung akut (fibrilasi ventrikel). • Tenggelam di air asin ->air yang masuk ke dalam alveoli berkadar garam pekat (hipertonik)-> hemokonsentrasi-> edema baru Mekanisme kematian pada korban tenggelam: • Asfiksia akibat spasme laring. • Asfiksia karena gagging dan choking • Refleks vagal • Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar) • Edema pulmoner (dalam air asin) • Diagnosis kematian akibat tenggelam kadang- kadang sulit ditegakkan, bila tidak dijumpai tanda yang khas baik pada pemeriksaan luar dan dalam. • Pada mayat yang ditemukan terbenam dalam air, perlu pula diingat bahwa mungkin korban sudah meninggal sebelum masuk ke dalam air. Pemeriksaan mayat • Menentukan identitas korban • Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam • Penyebab kematian sebenarnya dan jenis drowning. • Faktor-faktor yang berperan pada proses kematian • Tempat korban pertama kali tenggelam • Apakah ada penyulit alamiah lain yang mempercepat kematian Pemeriksaan luar jenazah • Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumur pasir/ benda asing dalam air. • Busa halus pada hidung dan mulut (sumbatan mengakibatkan sekresi bronkus yang berlebihan berwarna putih atau kemerahan), kadang-kadang berdarah. • Mata setengah terbuka dan tertutup. • Kutis anserina pada anterior tubuh akibat kontraksi otot erektor pili karena rangsang dinginnya air atau dapat diakibatkan rigor mortis pada otot tersebut. • Washer woman’s hand. • Cadaveric spasm. • Luka-luka lecet. Pemeriksaan bedah jenazah • Busa halus dan benda asing dalam saluran napas • Paru membesar seperti balon,lebih berat, sampai menutupi kandung jantung • Dapat timbul petekie pada septum intraalveolar • Dapat ditemukan paru-paru yang “biasa” karena cairan tidak masuk ke alveoli atau cairan sudah masuk ke dalam aliran darah. • Otak, ginjal, hati, dan limpa mengalami perbendungan • Lambung dapat sangat membesar berisi air, lumpur, dan sebagainya Pemeriksaan laboratorium • Pemeriksaan diatom, alga (ganggang) bersel satu dengan dinding dari silikat yang tahan panas dan asam kuat. Dalam air tawar, air laut, air sungai, air sumur. • Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru • Pemeriksaan getah paru • Pemeriksaan darah jantung Bila mayat masih segar (belum terjadi pembusukan), maka diagnosis kematian akibat tenggelam dapat ditegakkan melalui pemeriksaan yang teliti dari: • Pemeriksaan luar. • Pemeriksaan dalam. • Pemeriksaan laboratorium berupa histologi jaringan, destruksi jaringan, dan berat jenis serta kadar elektrolit darah. • Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dibuat berdasarkan diatom yang cukup banyak pada paru-paru yang bila disokong oleh penemuan diatom pada ginjal, otot skelet atau diatom pada sumsum tulang, maka diagnosis akan menjadi semakin pasti.