Anda di halaman 1dari 23

Harga Diri Rendah

Aimmah Nurul Farida


Linda Fitriani F.N
Riski Zulkarnain Maliki
Definisi
O Harga diri rendah merupakan semua
pemikiran, penilaian, keyakinan dan
kepercayaan individu terhadap dirinya dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang
lain. Harga diri tidak terbentuk waktu lahir,
tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman
unik seseorang dalam dirinya sendiri
dengan orang terdekat dan realitas dunia.
(Stuart, 2006)
Penyebab
O Faktor Predisposisi
O Faktor Presipitasi
O Perilaku
Tanda dan gejala
O Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan
akibat tindakan terhadap penyakit.
O Rasa bersalah terhadap diri sendiri
O Merendahkan martabat.
O Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak
ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
O Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan,
misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
O Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai
harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri
hidupnya.
Mekanisme Koping
1. Jangka pendek
 Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari
krisis dentitas
 Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti
sementara
 Aktivitas sementara menguatkan perasan diri
 Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk
membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam
kehidupan individu
2. Jangka panjang
 Punutupan identitas
 Identitas negatif
 Mekanisme pertahanan ego
Perilaku

O Mengkritik diri sendiri


O Penurunan produktivitas
O Mudah tersinggung atau marah berlebihan
O Pandangan hidup pesimis
O Menarik diri secara social
O Menarik diri dari realitas
Konsep Psikofarmaka
1) Chlorpromazine ( CPZ ): 3 x100 mg
Indikasi
O Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial
dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental :
waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh
atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan
sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dam melakukan
kegiatan rutin.
Cara kerja
O Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak
khususnya sistem ekstra piramidal.
Kontra indikasi
O Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang
disebabkan CNS Depresi.
d) Efek samping
(1) Sedasi
(2) Gangguan otonomik
(3) Gangguan ekstra piramidal
(4) Gangguan
(5) Metabolik ( Jaundice
2) Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg
a) Indikasi
O Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala
demensia pada lansia, pengendalian hiperaktivitas
dan masalah perilaku berat pada anak-anak.
b) Cara kerja
O Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja
sebagai antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania,
penyebab maniak depresif, skizofrenia dan sindrom
paranoid. Di samping itu halloperidol juga mempunyai
daya anti emetik yaitu dengan menghambat sistem
dopamine dan hipotalamus. Pada pemberian oral
halloperidol diserap kurang lebih 60–70%, kadar puncak
dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap
2-4 jam. Halloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi
berlangsung lambat, sebagian besar diekskresikan
bersama urine dan sebagian kecil melalui empedu.
c) Kontra indikasi
O Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita
yang hipersensitif terhadap halloperidol, dan keadaan
koma.
d) Efek samping
O Pemberian dosis tinggi terutama pada usia
muda dapat terjadi reaksi ekstapiramidal seperti
hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang
terjadi gangguan percernaan dan perubahan
hematologik ringan, akatsia, dystosia, takikardi,
hipertensi, EKG berubah, hipotensi ortostatik,
gangguan fungsi hati, reaksi alergi, pusing,
mengantuk, depresi, oedem, retensio urine,
hiperpireksia, gangguan akomodasi
3) Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
a) Indikasi
O Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala
ekstra piramidal berkaitan dengan obat-obatan
antipsikotik.
b) Cara kerja
O Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan
keseimbangan kedua neurotransmiter mayor secara
alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat asetilkolin
dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi dopamin dan
kelebihan asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptor
asetilkolin disekat pada sinaps untuk mengurangi efek
kolinergik berlebih.
c) Kontra indikasi
O Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik
lain, glaukoma, ulkus peptik stenosis, hipertrofi prostat
atau obstruksi leher kandung kemih, anak di bawah 3
tahun, kolitis ulseratif.
d) Efek samping
O Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk,
pusing, penglihatan kabur, disorientasi, konfusi,
hilang memori, kegugupan, delirium, kelemahan,
amnesia, sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti
hipotensi ortostatik, hipertensi, takikardi, palpitasi.
Pada kulit seperti ruam kulit, urtikaria, dermatitis
lain. Pada gastrointestinal seperti mulut kering,
mual, muntah, distres epigastrik, konstipasi,
dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis supuratif.
Pada perkemihan seperti retensi urine, hestitansi
urine, disuria, kesulitan mencapai atau
mempertahankan ereksi. Pada psikologis seperti
depresi, delusu, halusinasi, dan paranoid.
Konsep askep
O Pengkajian
1. Identitas klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang : nama mahasiswa, nama panggilan, nama
klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat
pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang,
atau dirawat di rumah sakit, apakah sudah tahu
penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan
keluarga untuk mengatasi masalah ini.
3. Faktor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan
jiwa, bagaimana hasil pengobatan sebelumnya, apakah
pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga, dan tindakan criminal. Menanyakan kepada
klien dan keluarga apakah ada yang mengalami
gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang
pengalaman yang tidak menyenangkan.
4. Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat
badan, dan tanyakan apakah ada keluhan fisik yang
dirasakan klien.
5. Psikososial
a. Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat
dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola
asuh
b. Konsep diri
c. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang
tidak disukai dan bagian yang disukai.
d. Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan
klien terhadap status dan posisinya, kepuasan klien
sebagai laki-laki atau perempuan, keunikan yang dimiliki
sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya.
e. Fungsi peran
O Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok
masyarakat, kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau
perannya, perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat,
bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut.
f. Ideal diri
O Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas,
peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien
terhadap lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya,
bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.
g. Harga diri
O Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi,
dampak pada klien dalam berhubungan dengan orang lain,
harapan, identitas diri tidak sesuai harapan, fungsi peran tidak
sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harapan, penilaian klien
terhadap pandangan / penghargaan orang lain.
h. Hubungan sosial
O Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup
klien, tanyakan upaya yang biasa dilakukan bila
ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang
diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau
peran serta dalam kegiatan kelompok /
masyarakat, hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain, minat dalam berinteraksi
dengan orang lain.
i. Spiritual
O Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah /
menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakinan.
j. Status mental
O Penampilan
O Pembicaraan
O Aktivitas motorik
O Alam perasaan
O Afek
O Interaksi selama wawancara
O Proses pikir
O Isi fikir
Masalah Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
situasional
3. Gangguan citra tubu
Intervensi Keperawatan
No. Diagnose SLKI SIKI
Keperawatan
1. Isolasi Sosial b/d Keterlibatan social: Terapi aktivitas:
perubahan status 1. Minat interaksi  Identifikasi kemampuan
mental 2. Verbalisasi social berpartisipasi Dallam aktivitas
3. Verbalisasi ketidakamanan tertentu
ditempat umum  Monitor respon emosional, fisik,
4. Perilaku menarik diri social dan spiritual
 Tingkatkan keterlibatan dalam
aktivitas rekreasi, dan
deversifikasi untuk menurunkan
kecemasan
 Ajarkan cara meakukan aktivitas
yang dipilih
Harga diri rendah Harga Diri: Menejemen Perilaku
situasional b/d perubahan 1. Penilaian diri positif  Identifikasi harapan untuk
citra tubuh 2. Perasaan malu mengendaikan perilaku
3. Perasaan tidak mampu  Ciptakan dan pertahankan
melakukan apapun ingkungan dan kegiatan
4. Penerimaan penilaian positif perawatan konsisten setiap
terhadap diri sendiri dinas
 Cegah periaku pasif dan agresif
 Lakukan kegiatan pengalihan
terhadap sumber agitas
Gangguan citra tubuh b/d Citra Tubuh: Dukungan Penampilan Peran:
struktur atau bentuk tubuh 1. Melihat bagian tubuh  Identifikasi peran dalam
2. Menyentu bagian tubuh keluarga
3. Verbalisasi kehilangan bagian  Fasilitasi adaptasi peran
tubuh keluarga teradap perubahan
4. Hubungan social peran yang tidak diinginkan
 Diskusikan perubahan peran
yang diperukan akibat penyakit
atau ketidak mampuan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai