0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
109 tayangan23 halaman
Harga diri rendah merupakan kondisi dimana seseorang memiliki pandangan negatif terhadap dirinya sendiri yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun pengalaman sosial seseorang. Gejala yang muncul antara lain isolasi sosial, gangguan konsep diri, dan gangguan citra tubuh. Penanganannya meliputi terapi aktivitas sosial, penilaian diri yang positif
Harga diri rendah merupakan kondisi dimana seseorang memiliki pandangan negatif terhadap dirinya sendiri yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun pengalaman sosial seseorang. Gejala yang muncul antara lain isolasi sosial, gangguan konsep diri, dan gangguan citra tubuh. Penanganannya meliputi terapi aktivitas sosial, penilaian diri yang positif
Harga diri rendah merupakan kondisi dimana seseorang memiliki pandangan negatif terhadap dirinya sendiri yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun pengalaman sosial seseorang. Gejala yang muncul antara lain isolasi sosial, gangguan konsep diri, dan gangguan citra tubuh. Penanganannya meliputi terapi aktivitas sosial, penilaian diri yang positif
Linda Fitriani F.N Riski Zulkarnain Maliki Definisi O Harga diri rendah merupakan semua pemikiran, penilaian, keyakinan dan kepercayaan individu terhadap dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri dengan orang terdekat dan realitas dunia. (Stuart, 2006) Penyebab O Faktor Predisposisi O Faktor Presipitasi O Perilaku Tanda dan gejala O Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. O Rasa bersalah terhadap diri sendiri O Merendahkan martabat. O Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri. O Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan. O Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri hidupnya. Mekanisme Koping 1. Jangka pendek Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis dentitas Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara Aktivitas sementara menguatkan perasan diri Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu 2. Jangka panjang Punutupan identitas Identitas negatif Mekanisme pertahanan ego Perilaku
O Mengkritik diri sendiri
O Penurunan produktivitas O Mudah tersinggung atau marah berlebihan O Pandangan hidup pesimis O Menarik diri secara social O Menarik diri dari realitas Konsep Psikofarmaka 1) Chlorpromazine ( CPZ ): 3 x100 mg Indikasi O Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental : waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dam melakukan kegiatan rutin. Cara kerja O Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya sistem ekstra piramidal. Kontra indikasi O Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang disebabkan CNS Depresi. d) Efek samping (1) Sedasi (2) Gangguan otonomik (3) Gangguan ekstra piramidal (4) Gangguan (5) Metabolik ( Jaundice 2) Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg a) Indikasi O Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia, pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak. b) Cara kerja O Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif, skizofrenia dan sindrom paranoid. Di samping itu halloperidol juga mempunyai daya anti emetik yaitu dengan menghambat sistem dopamine dan hipotalamus. Pada pemberian oral halloperidol diserap kurang lebih 60–70%, kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap 2-4 jam. Halloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi berlangsung lambat, sebagian besar diekskresikan bersama urine dan sebagian kecil melalui empedu. c) Kontra indikasi O Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang hipersensitif terhadap halloperidol, dan keadaan koma. d) Efek samping O Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi gangguan percernaan dan perubahan hematologik ringan, akatsia, dystosia, takikardi, hipertensi, EKG berubah, hipotensi ortostatik, gangguan fungsi hati, reaksi alergi, pusing, mengantuk, depresi, oedem, retensio urine, hiperpireksia, gangguan akomodasi 3) Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg a) Indikasi O Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstra piramidal berkaitan dengan obat-obatan antipsikotik. b) Cara kerja O Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan kedua neurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi dopamin dan kelebihan asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptor asetilkolin disekat pada sinaps untuk mengurangi efek kolinergik berlebih. c) Kontra indikasi O Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik lain, glaukoma, ulkus peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih, anak di bawah 3 tahun, kolitis ulseratif. d) Efek samping O Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan kabur, disorientasi, konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium, kelemahan, amnesia, sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, hipertensi, takikardi, palpitasi. Pada kulit seperti ruam kulit, urtikaria, dermatitis lain. Pada gastrointestinal seperti mulut kering, mual, muntah, distres epigastrik, konstipasi, dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis supuratif. Pada perkemihan seperti retensi urine, hestitansi urine, disuria, kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi. Pada psikologis seperti depresi, delusu, halusinasi, dan paranoid. Konsep askep O Pengkajian 1. Identitas klien Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan. 2. Alasan masuk Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit, apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini. 3. Faktor predisposisi Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan criminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga apakah ada yang mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang pengalaman yang tidak menyenangkan. 4. Pemeriksaan fisik Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien. 5. Psikososial a. Genogram Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh b. Konsep diri c. Gambaran diri Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang disukai. d. Identitas diri Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan, keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya. e. Fungsi peran O Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok masyarakat, kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut. f. Ideal diri O Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya. g. Harga diri O Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada klien dalam berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas diri tidak sesuai harapan, fungsi peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harapan, penilaian klien terhadap pandangan / penghargaan orang lain. h. Hubungan sosial O Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam berinteraksi dengan orang lain. i. Spiritual O Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan, kepuasan dalam menjalankan keyakinan. j. Status mental O Penampilan O Pembicaraan O Aktivitas motorik O Alam perasaan O Afek O Interaksi selama wawancara O Proses pikir O Isi fikir Masalah Keperawatan 1. Isolasi sosial : menarik diri 2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional 3. Gangguan citra tubu Intervensi Keperawatan No. Diagnose SLKI SIKI Keperawatan 1. Isolasi Sosial b/d Keterlibatan social: Terapi aktivitas: perubahan status 1. Minat interaksi Identifikasi kemampuan mental 2. Verbalisasi social berpartisipasi Dallam aktivitas 3. Verbalisasi ketidakamanan tertentu ditempat umum Monitor respon emosional, fisik, 4. Perilaku menarik diri social dan spiritual Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas rekreasi, dan deversifikasi untuk menurunkan kecemasan Ajarkan cara meakukan aktivitas yang dipilih Harga diri rendah Harga Diri: Menejemen Perilaku situasional b/d perubahan 1. Penilaian diri positif Identifikasi harapan untuk citra tubuh 2. Perasaan malu mengendaikan perilaku 3. Perasaan tidak mampu Ciptakan dan pertahankan melakukan apapun ingkungan dan kegiatan 4. Penerimaan penilaian positif perawatan konsisten setiap terhadap diri sendiri dinas Cegah periaku pasif dan agresif Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitas Gangguan citra tubuh b/d Citra Tubuh: Dukungan Penampilan Peran: struktur atau bentuk tubuh 1. Melihat bagian tubuh Identifikasi peran dalam 2. Menyentu bagian tubuh keluarga 3. Verbalisasi kehilangan bagian Fasilitasi adaptasi peran tubuh keluarga teradap perubahan 4. Hubungan social peran yang tidak diinginkan Diskusikan perubahan peran yang diperukan akibat penyakit atau ketidak mampuan terimakasih