Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN INTRA OPERATIF

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis


Dosen Pengampu Sodikin,M.Kep.,Sp.KMB

DISUSUN OLEH
KELOMPO 2
1. Myelinda Ariyanti (108116047)
2. Nurul Abibah (108116048)
3. Indri Wahyuni (108116049)
4. Ahmad Fatoni (108116050)
5. Vivi Nurafni Septiana (108116051)
6. Mirna (108116052)
7. Sahrul Hardianto (108116053)
8. Hendrawan (108116054)
9. Anis Isfatun Khoeriyah (108116055)
10. Anjas Upi Rachmawati (108116056)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Intra Operatif” ini,
meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu
tugas pada mata kuliah Keperawatan Kritis . Dalam kesempatan ini tak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah
SWT, dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya
serta bagi pembaca pada umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan .

Cilacap, 16 November 2019

Penyusun
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERATIF
A. PENGKAJIAN
1. Identifikasi pasien
2. Validasi data yang di butuhkan pasien
3. Telaah catatan pasien terhadap adanya :
a. Informed concent yang benar dengan tanda tangan pasien
b. Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
c. Hasil pemeriksaan diagnostic
d. Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan
e. Checklist pra-operatif
f. Lengkapi pengkajian keperawatan perioperative segera
1) Status fisiologis (mis: tingkat sehat-sakit, tingkat kesadaran )
2) Status psikososial (mis:ekspresi kekhawatiran, tingkat
ansietas, masalah komunikasi verbal, mekanisme kooping )
3) Status fisik(mis:tempat operasi, kondisi kulit dan efektifitas
persiapan , pencukuran)
4. Data Subyektif
a. Pengetahuan dan Pengalaman Terdahulu.
1) Pengertian tentang bedah yang dianjurkan
- Tempat
- Bentuk operasi yang harus dilakukan.
- Informasi dari ahli bedah lamanya dirawat dirumah
sakit, keterbatasan setelah di bedah.
- Kegiatan rutin sebelum operasi.
- Kegiatan rutin sesudah operasi.
- Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi.
2) Pengalaman bedah terdahulu
- Bentuk, sifat, roentgen
- Jangka waktu
b. Kesiapan Psikologis Menghadapi Bedah
1) ketakutan-ketakutan menghadapi bedah
2) Metode-metode penyesuaian yang lazim.
3) Kepercayaan dan praktek budaya terhadap bedah.
4) Keluarga dan sahabat dekat
- Dapat dijangkau (jarak)
- Persepsi keluarga dan sahabat sebagai sumber yang
memberi bantuan.
5) Perubahan pola tidur
6) Peningkatan seringnya berkemih.
c. Status Fisiologi
1) Obat-obat yang dapat mempengaruhi anaesthesi atau yang
mendorong komplikasi-komplikasi pascabedah.
2) Berbagai alergi medikasi, sabun, plester.
3) Penginderaan : kesukaran visi dan pendengaran.
4) Nutrisi : intake gizi yang sempurna (makanan, cairan) mual,
anoreksia.
5) Motorik : kesukaran ambulatori, gerakan tangan dan kaki,
arthritis, bedah orthopedi yang terdahulu (penggantian sendi,
fusi spinal).
6) Alat prothesa : gigi, mata palsu, dan ekstremitas.
7) Kesantaian : bisa tidur, terdapat nyeri atau tidak nyaman,
harapan mengenai terbebas dari nyeri setelah operasi.

5. Data Obyektif
a. Pola berbicara : mengulang-ulang tema, perubahan topik tentang
perasaan (cemas), kemampuan berbahasa Inggris.
b. Tingkat interaksi dengan orang lain.
c. Perilaku : gerakan tangan yang hebat, gelisah, mundur dari
aktifitas yang sibuk (cemas).
d. Tinggi dan berat badan.
e. Gejala vital.
f. Kemampuan penglihatan dan pendengaran.
g. Kulit : turgor, terdapat lesi, merah atau bintik-bintik.
h. Mulut : gigi palsu, kondisi gigi dan selaput lendir.
i. Thorak : bunyi nafas (terdapat, sisanya) pemekaran dada,
kemampuan bernafas dengan diafragma, bunyi jantung (garis
dasar untuk perbandingan pada pasca bedah).
j. Ekstremitas : kekuatan otot (terutama) kaki, karakteristik nadi
perifer sebelum bedah vaskuler atau tubuh.
k. Kemampuan motor : adalah keterbatasan berjalan, duduk, atau
bergerak di tempat duduk, koordinasi waktu berjalan

B. DIAGNOSA
1. Hipotermi berhubungan dengan paparan diruangan yang dingin dan
proses pembedahan terlalu lama
2. Risiko infeksi dengan adanya faktor risiko prosedur infasif
pembedahan
3. Resiko injury dengan adanya faktor risiko kelemahan fisik dan efek
anaesthesi

C. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
1 Hipotermi Selama pengaturan pengaturan
berhubungan dilakukan temperature: temperature:
dengan tindakan intraoperatif intraoperatif
paparan operasi tidak temperatur 1. Sesuaikan
diruangan yang terjadi ruangan nyaman temperature
dingin dan penurunan dan tidak terjadi kamar operasi
proses suhu tubuh hipotermi pada dengan efek
pembedahan pada klien klien terapeutik
terlalu lama Lindungi area
tubuh pasien yang
terpapar
2. Tutup tubuh
pasien
menggunakan
selimut
3. Monitor secara
berkelanjutan
suhu tubuh pasien
2 Risiko infeksi Selama Kontrol infeksi : kontrol infeksi intra
dengan adanya dilakukan Alat dan bahan operasi
faktor risiko tindakan yang dipakai 1. gunakan pakaian
prosedur operasi tidak tidak khusus ruang
infasif terjadi terkontaminasi operasi
pembedahan transmisi 2. Gunakan
agent universal
infeksi. precaution
3. Sterilkan ruang
operasi
4. Monitor dan
pertahankan
temperature
ruangan
antara20°c dan
24°c
5. Monitor dan
pertahankan
kelembaban
relative antara 40
dan 60%
6. Buka peralatan
steril dengan
teknik aseptic
7. Assistensi
penggunaan
gowning dan
gloving dari tim
operasi
8. Pertahankan
prinsip aseptic
dan antiseptic
9. Disinfeksi area
kulit yang akan
dilakukan
pembedahan
10. Tutup daerah
tidak steril
menggunakan
duk steril
11. Pertahankan
Surgical Asepsis
12. Batasi dan konrol
pergerakan
13. Monitor
penggunaan
nstrument, jarum
dan kasa
14. Pastikan tidak
ada instrument,
jarum atau kasa
yang tertinggal
dalam tubuh klien

3 Resiko injury Selama Klien berada surgical precaution :


dengan adanya dilakukan dalam posisi yang 1. Atur posisi pasien
faktor risiko tindakan aman dalam posisi yang
kelemahan operasi tidak nyaman.
fisik dan efek terjadi 2. Amankan pasien
anaestesi cedera pada diatas meja
klien operasi dengan
lilitan sabuk yang
baik
3. Jaga pernafasan
dan sirkulasi
vaskuler pasien
tetap adekuat.
4. Hindari tekanan
pada dada atau
bagain tubuh
tertentu.
5. Jaga ekstremitas
pasien tidak jatuh
diluar meja
operasi
6. Hindari
penggunaan
ikatan yang
berlebihan pada
otot pasien.
7. Yakinkan bahwa
sirkulasi pasien
tidak berhenti
ditangan atau di
lengan.

D. EVALUASI
a. Mengevaluasi kondisi pasien dengan cepat sebelum dikeluarkan dari
ruang operasi, sebagai contoh :
1. Kondisi respiratory : bernfas dengan mudah(mandiri atau di bantu
)
2. Kondisi kulit: warna baik , tidak ada abrasi, luka bakar,memar
3. Fungsi selang invasive:IV, drain , kateter ,NGT, tidak ada
kekakuan atau obstruksi, berfungsi secara normal
4. Letak bantal grounding : kondisi baik
5. Balutan : adekuat untuk drainase, terpasang dengan baik, tidak
terlalu ketat
b. Ikut serta dalam mengidentifikasi praktik perawatan paien yang tidak
aman dan menanganinya dengan baik
c. Ikut serta dalam mengevaluasi keamanan lingkungan , contohnya:
peralatan , kebersihan
d. Melaporkan dan mendokumentasikan segala perilaku dan masalah yang
merugikan
e. Menunjukan pemehaman tentang prinsip asepsis dan praktik
keperawatan kritis
f. Mengenali tanggung jgugat legal dari keperawatan perioperative

Anda mungkin juga menyukai