Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH UJI VALIDITAS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodelogi Penelitian
Dosen Pembimbing : Ahmad Subandi, M.Kep., Sp. An

Disusun Oleh:

Defindra Yudha P (108116037) Riniyanti (108116044)


Sugiarto Arif Budiman (108116038) Tria Oktaviana R (108116045)
Dewi Nur O (108116039) Putri Septia Sari (108116046)
Khotijah Safinaturrohmah (108116040) Myelinda Ariyanti (108116047)
Dewi Apriliani (108116041) Nurul Abibah (108116048)
Hapsyah Nurhayati (108116042) Indri Wahyuni (108116049)
Dita Rizky Baerawati (108116043) Ahmad Fatoni (108116050)
Vivi Nurafni S (108116051)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2019
KATA PENGANTAR

‫الرحي ِْم‬
ِ ‫بِس َْم هللاِ الرحْ َم ِن‬

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah Uji Validitas” tepat pada
waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain adalah untuk
memenuhi salah satu dari sekian kewajiban pada mata kuliah “Metodologi
Penelitian” serta merupakan bentuk tanggung jawab langsung penulis pada tugas
yang diberikan. Makalah ini akan membahas tentang uji validitas.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun
sadar bawasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan dari para pembaca
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, ataupun
seluruhnya. Amiin ya Rabbal ‘alamin.
Wassalalam,

Cilacap, 19 November 2019

Penulis

Uji Validitas | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1
C. TUJUAN ...................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. PENGERTIAN UJI VALIDITAS ............................................................... 2
B. LANGKAH DALAM MELAKUKAN UJI VALIDITAS .......................... 4
C. PENGUJIAN VALIDITAS ......................................................................... 6
D. CONTOH UJI VALIDITAS ........................................................................ 7
BAB III ................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 11
B. SARAN ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

Uji Validitas | ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah evaluasi alat yang digunakan digolongkan menjadi dua
macam yaitu tes dan non tes. Teknik-teknik Evaluasi adalah suatu percobaan
yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil–hasil pelajaran tertentu
pada seseorang murid atau kelompok murid. Tes itu sendiri mempunyai dua
bentuk yaitu bentuk obyektif (multiple choice) dan bentuk subyektif (uraian).
Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan
tes yaitu diantaranya adalah tes itu harus mempunyai tingkat validitas dan
reliabilitas yang tinggi. Disamping mencari validitas soal kita perlu juga
mencari validitas item.
Dalam persyaratan tes, yaitu validitas dan reliabilitas sangat penting.
Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu karena
menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak
valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pengertian Validitas?
2. Bagaimana melakukan uji Validitas?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Validitas.
2. Untuk mengetahui cara melakukan uji Validitas.

Uji Validitas | 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN UJI VALIDITAS


Validitas adalah untuk melihat apakah definisi operasional telah benar-
benar mengukur atau sesuai dengan definisi konseptual. Dengan kata lain,
validitas berkenaan dengan tingkat kesesuaian antara definisi konseptual dan
definisi operasional dari variabel.
Uji validitas adalah merupakan proses “audit” terhadap instrument
penelitan (angket, kuesioner) sebelum “go public”. Audit yang dimaksud di
sini bersifat antisipasi, preventif bukan evaluatif seperti lazimnya pengertian
audit di dunia keuangan. Kualitas hasil riset salah satunya ditentukan oleh
faktor uji validitas dan reliabilitas.
Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen
(alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a valid measure if it
succesfully measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi
harus memakai meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran,
timbangan merupakan alat ukur yang valid dalam kasus tersebut. Dalam suatu
penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara
langsung, masalah validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga
menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris
(indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen
penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
Beberapa jenis validitas yaitu:
1. Validitas Rupa (Face validity)
Adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur/instrumen
penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur,
validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen.
Menurut Djamaludin Ancok validitas rupa amat penting dalam
pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran,
kecerdasan, bakat dan keterampilan.

Uji Validitas | 2
2. Validitas isi (Content Validity)
Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur
isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu
mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur.
Misalnya test bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang
studi tersebut, pengukuran motivasi harus mampu mengukur seluruh
aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan demikian juga untuk
hal-hal lainnya. Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas isi
terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini Dia
berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang
kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia
menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya
juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu
benar.
3. Validitas kriteria (Criterion validity)
Adalah validasi suatu instrumen dengan membandingkannya dengan
instrumen-pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara
mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut
mempunyai validitas kriteria. Terdapat dua bentuk Validitas kriteria
yaitu: Validitas konkuren (Concurrent validity), Validitas ramalan
(Predictive validity).
a. Validitas konkuren adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran
untuk mengukur gejala tertentu pada saat sekarang kemudian
dibandingkan dengan instrumen pengukuran lain untuk konstruk yang
sama.
b. Validitas ramalan adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran
memprediksi secara tepat dengan apa yang akan terjadi di masa
datang. Contohnya apakah test masuk sekolah mempunyai validitas
ramalan atau tidak ditentukan oleh kenyataan apakah terdapat korelasi
yang signifikan antara hasil test masuk dengan prestasi belajar
sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai
validitas ramalan.

Uji Validitas | 3
4. Validitas konstruk (Construct Validity)
Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, sedangkan validitas
konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat
ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut
Jack R. Fraenkel validasi konstruk (penentuan validitas konstruk)
merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi lainnya,
karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan validasi
kriteria.
Instrumen Valid (sah) jika pertanyaan tersebut mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen (kuesioner).
Instrumen Reliabel (andal) jika jawaban responden terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

B. LANGKAH DALAM MELAKUKAN UJI VALIDITAS


Langkah-langkah uij validitas, yaitu:
1. Mempersiapkan butir-butir pertanyaan berdasarkan konstruk, konsep dan
indikator dari variabel yang akan diteliti.
2. Instrumen (pertanyaan) diberikan kepada responden untuk di ujicobakan
3. Setelah instrumen diujicobakan kepada responden, kemudian
ditabulasikanuntukmempermudah penghitungan dan analisis ujicoba
tersebut.
4. Responden target ujicoba instrumen, tidak dapat dijadikan responden
penelitian
Beberapa analisis yang sering dipergunakan untuk melakukan uji
validitas, adalah:
1. Korelasi Product Moment
Item butir dinyatakan valid jika mempunyai korelasi dengan skor total
(r hitung) di atas r tabel. Perhitungan dengan SPSS menggunakan Analyze
==> correlate ==> bivariate, pilih Pearson. Pindahkan data jawaban pada
masing-masing butir dan skor total dari kiri ke kanan. Hasilnya pada
output, ikat table yang paling kanan.

Uji Validitas | 4
2. Corrected Item to Total Correlation
Adalah dengan mengkoreksi nilai r hitung karena adanya spurious
overlap. Perhitungan dengan SPSS menggunakan Analyze ==> Scale ==>
Reliability Analysis, pindahkan jawaban responden pada masing-masing
butir (tanpa skor total) dari kiri ke kanan ==> Pilih Statistic ==> Klik pada
Scale if item deleted ==> OK. Nilai yang dipergunakan pada kolom
Corrected item-total correlation.
3. Analisis Faktor
Item yang valid akan mengelompok pada konstruk yang diukur.
Analisis dengan SPSS menggunakan Analyze ==> Data reduction ==>
Factor Analysis ==> masukan semua jawaban responden. Item pertanyaan
yang tidak mengelompok dinyatakan tidak valid.
Uji validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang
akan diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test,
maka alat test tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin
menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan
mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test
tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data
penelitian, maka item-item yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan
alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian.
Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan
melihat daya pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah
metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis test. Daya pembeda
item dalam penalitian ini dilakukan dengan cara “korelasi item-total”.
Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara
keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap
item dengan skor keseluruhan, yang dalam penelitian ini menggunakan
koefisien korelasi Rank–Spearman karena skala pengukuran dalam penelitian
ini adalah skala ordinal.
Adapun langkah-langkah melakukan uji validitas adalah:
1. Tentukan koefesien korelasi Rank Sperman dengan cara sebagai berikut:

Uji Validitas | 5
Apabila item yang dihadapi berbentuk skala ordinal (skala sikap), maka
nilai korelasi rank spearman pada item ke-i adalah :
Rumus diatas digunakan apabila tidak terdapat data kembar. Jika terdapat
banyak data kembar, maka digunakan rumus berikut:
dimana : R(X) = Ranking nilai X
R(Y) = Ranking nilai Y
2. Bandingkan nilai koefesien korelasi rank sperman (rs) dengan nilai korelasi
rank spearman dalam table (rtabel), atau bandingkan nilai p-value (Sig.)
pada koefesien korelasi rank sperman (rs) dengan taraf (nyata)
3. Jika rs > rtabel atau p-value < , maka item tersebut valid dan dapat
dijadikan sebagai indikator terhadap dimensi/variabel tersebut.

C. PENGUJIAN VALIDITAS
1. Validitas Internal
Digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah penelitian sudah
menggunakan konsep yang seharusnya (actually). Validitas internal
biasanya membantu mengatasi kelemahan validitas eksternal.
a. Content Validity
Jika instrumen yang digunakan dianggap cukup mencakup topik
yang sudah didefinisikan sebagai dimensi dan elemen yang
menggambarkan konsepnya. untuk mengukur validitas instrumen ini
biasanya menggunakan judgement ahli (panel evaluation).
Mis: imej perusahaan dengan dimensi opini masyarakat atas tanggung
jawab sosialnya.
b. Criterion-related validity
Digunakan untuk mengukur perbedaan-perbedaan individual
berdasarkan kriteria yang digunakan. Validitas concurent (serentak)
terjadi ketika skala yang ditetapkan dapat membedakan individual yang
telah diketahui berbeda sehingga skor utk masing-masing instrumen
seharusnya juga berbeda. Diukur dengan koef korelasi hasil uji
kelompok yang berbeda harus menunjukkan korelasi yang rendah.
Validitas Predictive, menunjukkan kemampuan instrumen membedakan
individu dalam kriteria masa depan, diukur dengan koef korelasi antara

Uji Validitas | 6
skor instrumen pengukur dengan skor hasil masadepan yang seharusnya
tinggi.
c. Construct validity
Menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan
instrumen sesuai dengan teori yang digunakan untuk mendefinisikan
suatu konstruk. Validitas konvergen terjadi ketika skor yang dihasilkan
oleh dua buah instrumen yang mengukur konsep yang sama memiliki
korelasi yang tinggi. Diukur dengan tingginya koef korelasi dua
instrumen. Validitas diskriminan terjadi ketika berdasar teori dua buah
variabel diperkirakan tidak berkorelasi dan skor hasil menunjukkan hal
yang sama. Diukur dengan analisis faktor.

2. Validitas Eksternal
Bila data yang dicapai dapat digeneralisasi kesemua objek, situasi dan
waktu yang berbeda.
a. Pemilihan sampel yang tidak bias.
b. Jumlah Sampel besar
c. Melibatkan banyak situasi
d. Periode waktu yang relatif panjang

D. CONTOH UJI VALIDITAS


1. Contoh perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk uraian dengan skor
butir kontinum.
Jika skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya skala sikap
atau soal bentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau skor soal 0-10) dan
diberi simbol Xi dan skor total instrumen atau tes diberi simbol Xt, maka
rumus yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi antara skor
butir instrumen atau soal dengan skor total instrumen atau skor total tes
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rit = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.
xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi
xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt

Uji Validitas | 7
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor Butir Pertanyaan
Nomor Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 5 4 3 5 3 5 3 28
2 5 4 3 4 3 4 3 26
3 4 4 2 4 3 4 3 24
4 4 3 3 3 4 3 4 24
5 5 5 3 4 5 5 4 31
6 3 3 2 3 2 3 1 17
7 3 3 2 3 2 2 2 17
8 3 2 2 3 2 2 2 16
9 2 2 1 2 1 2 1 11
10 2 1 1 1 1 1 1 8
Jumlah 36 31 22 32 26 31 24 202
Penyelesaian:
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631.
Karena nilai koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk
semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi
signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes
dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
2. Contoh Perhitungan Korelasi Butir untuk Soal Bentuk Objektif
Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif dengan
skor butir soal 0 atau 1) maka kita menggunakan koefesien korelasi
biserial dan rumus yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi
biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah:
Keterangan:
rbis(i) = koefesien korelasi beserial antara skor butir soal nomor i dengan
skor total
X1 = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal
nomor i
Xt = rata-rata skor total semua responden
st = standar deviasi skor total semua responden

Uji Validitas | 8
pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i
Contoh hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor Butir Pertanyaan
Nomor Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 0 0 0 4
2 1 1 0 1 1 1 0 5
3 0 1 1 1 0 0 0 3
4 1 1 0 0 0 0 0 2
5 0 1 0 0 0 0 0 1
6 1 1 1 1 1 1 1 7
7 1 1 1 1 1 1 0 6
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1 0 0 1 0 0 3
10 1 1 1 1 1 0 0 5
Jumlah 7 9 5 6 5 3 1 36
Xt = 3,60
St = 2,107
Nomor Butir r-butir r-tabel Status
1 0,70 0,63 Valid
2 0,57 0,63 Tidak valid
3 0,66 0,63 Valid
4 0,81 0,63 Valid
5 0,76 0,63 Valid
6 0,75 0,63 Valid
7 0,54 0,63 Tidak valid
Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua butir
tidak valid. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung
koefesien antara skor butir dengan skor total baru (5 butir), sebagai
berikut:
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Uji Validitas | 9
Nomor Butir
Nomor
Pertanyaan Jumlah
Responden
1 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 3
2 1 0 1 1 1 4
3 0 1 1 0 0 2
4 1 0 0 0 0 1
5 0 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 5
7 1 1 1 1 1 5
8 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 1 0 2
10 1 1 1 1 0 4
Jumlah 7 5 6 5 3 26
Xt = 2,6
St = 1,8
Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631.
Karena niai koefesien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total
untuk semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai
korelasi biserial yang signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian
maka semua butir tes (5 butir) dianggap valid atau dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar.

Uji Validitas | 10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bila dikaji secara umum, persyaratan minimal yang lazim dimiliki oleh
instrumen yang dibuat adalah alat ukurnya harus memiliki minimal dua
keunggulan, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim
diperlukan bila instrumen yang dibuat merupakan instrumen baru dan belum
pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Karena biasanya instrumen
baru secara umum belum memiliki validitas dan reliabilitas. Validitas dan
reliabilitas lazim diujikan jika instrumen baru itu masih belum memiliki
validitas dan reliabilitas yang belum terukur. Dengan demikian, jika alat ukur
yang digunakan mampu memberikan informasi yang sesungguhnya tentang
apa yang kita inginkan untuk diukur dinamakan valid. Atau dengan kata lain,
instrumen yang dipakai dalam penelitian memiliki validitas yang baik.

B. SARAN
Seorang peneliti sebaiknya menggunakan alat pengukuran data yang
valid dan reliabel dalm mengadakan penelitian.

Uji Validitas | 11
DAFTAR PUSTAKA

Hamang, Abdul (2005) Metode Statistika, Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono (2003) Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Santoso, Singgih (2003) Mengatasi Berbagai Masalah Statistik ,


Jakarta:Gramedia.

Uji Validitas | 12

Anda mungkin juga menyukai