Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/349496616

TERAPI KOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI PASIEN SKIZOFRENIA


DENGAN ISOLASI SOSIAL
Article in Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan · July 2020
DOI: 10.26751/jikk.v11i2.822

CITATIONS READS

6 1,789

3 authors, including:

Jek Amidos
Universitas Sari Mutiara Indonesia
156 PUBLICATIONS 441 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

HIV/AIDS View project

SCHIZOPHRENIA View project


All content following this page was uploaded by Jek Amidos on 03 April 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


226 | Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235

TERAPI KOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI PASIEN


SKIZOFRENIA DENGAN ISOLASI SOSIAL
Rani Kawati Damanika,*, Jek Amidos Pardede a, b, Licy Warman Manalu b
rani140387@gmail.coma , jekpardedemi@roketmail.com a, b, licy5boy3sister@gmail.com b

a
Program Studi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia
Jln. Kapten Muslim No.79. Medan, Indonesia b Program
Studi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia Jln.
Kapten Muslim No.79. Medan, Indonesia

Abstrak

Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku menarik diri, serta
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain, terutama untuk
mengungkapkan dan mengonfirmasi perasaan negatif dan positif yang dialaminya. Sehingga untuk
memenuhi kebutuhan pasien dalam kemampuan berinteraksi, maka dibutuhkan terapi, salah satunya
terapi kognitif.Terapi kognitif diperuntukkan kepada seseorang yang mengalami kesalahan dalam berpikir
yang terjadi pada pasien isolasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif
terhadap kemampuan berinteraksi pasien skizofrenia dengan masalah isolasi sosial di RSJ Prof.
Dr.Muhammad Ildrem Medan Tahun 2019. Desain penelitian ini adalah Quasi Experimental one
group pre-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien skizofrenia dengan
masalahisolasi sosial. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive
sampling yang dilakukan dengan mengambil sampel sesuai dengan kriteria peneliti dengan menggunakan
screening isolasisosial, sehingga didapatkan sejumlah 22 pasien. Berdasarkan hasil uji mc-neymar
diperoleh hasil p value = 0.001 (p<0.05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh terapi
kognitif terhadap kemampuan berinteraksi pasien skizofrenia dengan masalah isolasisosial di RSJ
Prof.Dr. Muhammad Ildrem Medan tahun 2019. Diharapkan kepada pasien skizofrenia dengan
masalah isolasisosial, mampu mengubah pikiran negatif menjadi positif, meningkatkan aktivitas serta
mampu berinteraksi dengan baik setelah melaksanakan terapi kognitif dengan baik dan teratur.

Kata Kunci: Terapi Kognitif, Interaksi, Isolasi Sosial

Abstract
Social isolation is a condition in whichindividual experiences withdrawal behavior, as well as a
decrease or even completely unable to interact with other people, especially to express and confirm the
negative and positive feelings they experience. So as to meet the needs of patients in their ability to
interact, therapy is needed, one of which is cognitive therapy. Cognitive therapy is for someone who
experiences errors in thinking that occur in patients with social isolation. This study aims to determine
the effect of cognitive therapy on the ability to interact with schizophrenic patients with the problem of
social isolation at the RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan. The design of this study was Quasi
Experimental one group pre-post test design. The population in this study were all schizophrenic patients
with social isolation problems. The sampling technique in this study was purposive sampling which was
carried out by taking samples according to the criteria of researchers using social isolation screening, so
that a total of 22 patients were obtained. Based on the results of the mc-neymar test, the results obtained
p value = 0.001 (p <0.05), so it can be concluded that there is an influence of cognitive therapy on the
ability to interact with schizophrenic patients with the problem of social isolation. It is expected that
schizophrenic patients with social isolation problems can be able to change negative thoughts to be
Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235 | 227

positive, increase activities and be able to interact well after carrying out cognitive therapy well and
regularly.

Keywords: Cognitive Therapy, Interaction Ability, Social Isolation

PENDAHULUAN Indonesia terus meningkat dengan


Skizofrenia merupakan sekelompok lajunya pertumbuhan penduduk dan
reaksi psikotik yang memengaruhi proses globalisasi.
berbagai area fungsi individu, termasuk Riskesdas Provinsi Sumatera Utara,
berpikir, berkomunikasi, mau untuk prevalensi skizofrenia adalah 0,9 per
menerima, menginterpretasikan realitas, 1.000 penduduk pada tahun 2007 dan
merasakan dan menunjukkan emosi. meningkat menjadi 1,4 per 1.000
Pasien skizofrenia sering mendapat penduduk pada tahun 2013, Kota Medan
stigma dan diskriminasi yang lebih besar 1,0 per 1.000 penduduk menjadi 1,1 per
dari masyarakat sekitarnya dibandingkan 1.000 penduduk, Serdang Bedagai 1,2
individu yang menderita penyakit medis per 1.000 penduduk tahun 2007
lainnya. Penderita skizofrenia biasanya meningkat menjadi 2,5 per 1.000
timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, penduduk tahun 2013, Samosir 1,4 per
dan berusia 11-12 tahun menderita 1.000 penduduk tahun 2007 menjadi 2,1
skizofrenia (Pardede, 2016). per 1.000 penduduk tahun 2013.
Menurut World Health Organization Riskesdas (2018), prevalensi skizofrenia
(2016), prevalensi skizofrenia di seluruh Sumatera Utara sebanyak 13.991 orang
dunia mengalami peningkatan dari 33 (Suheri, 2014).
per 1.000 penduduk pada tahun 2009 Skizofrenia tidak dapat diterangkan
menjadi 61 per 1.000 penduduk pada sebagai satu penyakit saja. Lebih tepat
tahun 2014. Jumlah penderita apabila skizofrenia dianggap sebagai suatu
skizofrenia terbanyak terdapat di sindrom atau suatu proses penyakit dengan
Western Pasifik dengan prevalensi 3 per macam-macam variasi dan gejala. Kurang
1.000 penduduk, di negara maju Eropa motivasi dan adanya penurunan kemampuan
prevalensi skizofrenia adalah 0,3 per bersoalisasi yang menyebabkan isolasi sosial
1000 penduduk. Lebih dari 50% dari banyak dialami oleh pasien dengan
penderita skizofrenia tidak mendapat skizofrenia. Isolasi sosial yang dialami oleh
perhatian, dan 90% diantaranya terdapat individu dan dirasakan saat didorong oleh
di negara yang sedang berkembang. keberadaan orang lain dan sebagai
Kementerian Kesehatan Republik pernyataan negatif atau mengancam. Batasan
Indonesia (2015), prevalensi skizofrenia karakteristiknya antara lain tidak
di Indonesia adalah 0,1 per 1.000 menganggap penting dukungan dari orang
penduduk pada tahun 2007 dan lain, afek tumpul, adanya bukti cacat (fisik
meningkat menjadi 1,7 per 1.000 atau mental), sakit, tindakan yang tidak
penduduk tahun 2013. Prevalensi berarti, tidak ada kontak mata, dipenuhi oleh
skizofrenia di Daerah Istimewa pikiran sendiri, menunjukkan permusuhan,
Yogyakarta dan Aceh adalah Provinsi tindakan berulang, sedih, senang sendiri,
tertinggi penderita skizofrenia se- tidak komunikatif dan menarik diri. Selain
Indonesia sebesar 2,7 per 1.000 itu data subyektif yang didapat antara lain
penduduk, dan terendah terdapat di mengungkapkan perasaan sendiri, tujuan
Kalimantan Barat 0,7 per 1.000 hidup yang tidak adekuat dengan keadaan
penduduk. Prevalensi skizofrenia di sebenarnya, tidak mampu memenuhi harapan
228 | Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235

orang lain, merasa berbeda dari orang lain, menolak permintaan orang lain yang tidak
tidak percaya diri saat sedang berada di rasional dan untuk memahami
hadapan orang lain (Hamid, 2018). hambatanhambatan dalam berhubungan
Manusia merupakan makhluk sosial yang interpersonal (Malky, Attia, & Alam,
tidak lepas dari sebuah keadaan yang 2016). Menurut data Rekam medis (RM)
bernama interaksi dan senantiasa melakukan Rumah Sakit Jiwa
hubungan dan pengaruh timbal balik dengan Daerah (RSJD) Dr.Arief Zainudin pada
manusia yang lain dalam rangka memenuhi tahun 2016 angka kejadian gangguan jiwa
kebutuhan dan mempertahankan isolasi sosial :menarik diri sebesar 3.747
kehidupannya. Pasien yang mengalami kejadian dan pada bulan Januari 2017 saja
penurunan atau bahkan sama sekali tidak angka kejadian sebesar 659 kejadian. Untuk
mampu berinteraksi dengan orang lain memenuhi kebutuhan pasien dalam
sekitarnya, mengalami perilaku tidak ingin kemampuan berinteraksi, maka dibutuhkan
berkomunikasi dengan orang lain, lebih terapi, salah satunya terapi kognitif.
menyukai berdiam diri, dan menghindar dari Terapi kognitif diperuntukkan bagi
orang lain, masalah dengan aktivitas seseorang yang mengalami kesalahan
kehidupan sehari-hari sehingga dalam berfikir yang umumnya terjadi pada
membutuhkan latihan melakukan sosialisasi pasien isolasi sosial. Terapi kognitif bagian
dengan orang lain (Berhimpong, 2016). dari psikoterapi yang dapat diberikan
Bersosialisasi harus memiliki hubungan terhadap beberapa jenis gangguan jiwa.
interpersonal yang sehat, mengalami Terapi kognitif suatu jenis terapi jangka
kedekatan dengan orang lain sambil menjaga pendek yang teratur yang memberikan
identitas sesama mereka sendiri secara dasar berfikir pada pasien untuk mengerti
terpisah untuk menemukan kepuasan dalam masalahnya, memiliki kata-kata untuk
hidup. Kedekatan atau keintiman ini menyatakan dirinya dan teknik-teknik
termasuk kepekaan terhadap kebutuhan untuk mengatasi keadaan perasaan yang
orang lain, komunikasi terbuka terkait sulit, serta teknik pemecahan masalah
perasaan, penerimaan terhadap orang lain (Blackburn & Davidson, 1994).
sebagai individu yang dihargai dan terpisah Hasil penelitian Anityo, dkk, (2013)
serta pemahaman empati (Stuart, 2016). menunjukkan bahwa kemampuan interaksi
Pengalaman yang tidak menyenangkan responden sebelum perlakuan terapi
sebagai ancaman terhadap individu, dan kognitif digambarkan semua responden
dengan demikian kegagalan individu dalam mengalami kemampuan interaksi rendah,
melakukan interaksi dengan orang lain isolasi sosial sering menyebabkan
sebagai akibat dari pikiran negatif yang seseorang menjadi tidak mampu berperan
dihasilkan (Nyumirah, 2013). sebagaimana mestinya dalam kehidupan
Menurut Purwanto (2015), dampak yang sehari-hari, orang cenderung berfikir
ditimbulkan dari isolasi sosial adalah negatif tentang dirirnya dan lingkungannya.
menarik diri, narcissism atau mudah marah, Orang menjadi menarik diri, malas
melakukan hal yang tak terduga atau beraktifitas, tidak mampu mengatasi
impulsivity, memberlakukan orang lain masalah, rasa malu dan bersalah yang
seperti objek, halusinasi dan defisit berlebihan. Perilaku isolasi sosial
perawatan diri. Penurunan kemampuan merupakan percobaan menghindari
untuk bersosialisasi lainnya yang terjadi hubungan dengan orang lain. Dimana
adalah ketidakmampuan pasien untuk individu mengalami penurunan atau bahkan
berkomunikasi secara efektif dengan orang sama sekali tidak bisa berinteraksi dengan
lain, terutama untuk mengungkapkan dan orang lain sekitarnya. Pada subyek
mengonfirmasi perasaan negatif dan positif penelitian sebanyak 20 responden
yang dialaminya. Untuk meminta atau didapatkan hasil bahwa tingkat kemampuan
Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235 | 229

berinteraksi pada pasien skizofrenia dengan LANDASAN TEORI


isolasi sosial sesuadah dilakukan terapi Landasan teori dalam penelitian ini
kognitif yang berada pada tingkat tinggi memuat tentang Konsep Skizofrenia dan
ada 3 responden atau 15%, pada tingkat Konsep Isolasi Sosial.
sedang ada 10 responden atau 50%, dan
pada tingkat rendah ada 7 responden atau Konsep Skizofrenia
35%. Hal ini dapat diartikan bahwa terapi Menurut Keliat (2015) skizofrenia
kognitif mempunyai pengaruh terhadap adalah suatu gangguan jiwa berat yang
kemampuan berinteraksi pasien skizofrenia bersifat kronis yang ditandai dengan
dengan masalah isolasi sosial. penuaan atau hambatan dalam
Berdasarkan hasil Survey awal yang berkomunikasi, gangguan realitas
dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit (halusinasi atau waham), afek tidak
Jiwa (RSJ) Prof. Dr. Muhammad Ildrem wajar atau tumpul, gangguan fungsi
Medan, terapi kognitif belum pernah kognitif serta mengalami kesulitan
dilakukan sebelumnya terhadap pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
dan dalam hal ini perawat sangat antusias Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis
dengan adanya rencana terapi tersebut, atau proses penyakit yang
dan jika berhasil terapi ini dapat menjadi mempengaruhi kognisi, persepsi, emosi,
pertimbangan dalam penambahan perilaku, dan fungsi sosial, tetapi
intervensi asuhan keperawatan khususnya skizofrenia mempengaruhi setiap
pasien dengan isolasi sosial. Peneliti individu dengan cara yang berbeda.
melakukan wawancara kepada 10 orang Derajat gangguan pada fase jangka
perawat RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem panjang sangat bervariasi diantara
Medan diperoleh data bahwa 6 orang individu (Videbeck, 2011 dalam
perawat mengatakan pasien tersebut Suryanty, dkk, 2018).
sering menyendiri dan perasaan segan Diagnosa skizofrenia berawal dari
terhadap orang lain, kemudian 3 orang Diagnostik And Statistical Manuar of
perawat juga mengatakan pasien sering Mental Disorders (DSM) yaitu: DSM-
menghindar saat berinteraksi dengan III (American Psychiatric Assosiation,
orang lain karena pengalaman yang tidak 1980), dan berlanjut dalam DSM-IV
menyenangkan dengan orang lain. (American Psychiatric Assosiation,
Sedangkan 1 orang perawat lainnya 1994) dan DSM-IV-TR
mengatakan bahwa pasien depresi (American Psychiatric Assosiation,
sehingga mengganggu konsep diri pasien 2000). Berikut ini tipe skizofrenia
tersebut maka kurang penerimaan pasien berdasarkan gejala yang dominan yaitu:
di lingkungan keluarga dan masyarakat Tipe Paranoid, Tipe Disorganized (tidak
(RSJ Prof. Dr. Muhammad terorganisasi), Tipe Katotonik, Tipe
Ildrem Medan, 2019 ). Hebefrenik, Tipe Residural, Tipe
Berdasarkan fenomena diatas peneliti Depresi Pasca Skizofrenia, Tipe
berminat melakukan penelitian dengan Skizofrenia Simpleks dan tipe
judul skizofrenia chenesthopathic.
“Pengaruh terapikognitif terhadap Konsep Isolasi Sosial
kemampuan berinteraksi pasien Isolasi sosial merupakan keadaan
skizofrenia dengan masalah isolasi sosial dimana seseorang individu mengalami
di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem penurunan atau bahkan sama sekali tidak
Medan Tahun 2019”. mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien isolasi sosial
mengalami gangguan dalam berinteraksi
dan mengalami perilaku tidak ingin
230 | Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235

berkomunikasi dengan orang lain METODE PENELITIAN


disekitarnya, lebih menyukai berdiam Desain penelitian ini adalah Quasi
diri, mengurung diri, dan menghindar Experimental one group pre-post test
dari orang lain (Yosep & Sutini, 2014). designdengan intervensi terapi kognitif
Menurut Townsend, (1998, dalam Muhith, terhadap kemampuan berinteraksi pasien
A. 2015), tanda dan gejala isolasi sosial skizofrenia dengan masalah isolasi social di
meliputi : Kurangspontan, Apatis (acuh tak Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muhammad
acuh terhadap lingkungan), Ekspresi wajah Ildrem Medan Tahun 2019.
kurang berseri (ekspresisedih), Afek tumpul, Populasi dalam penelitian ini adalah
Tidak merawat dan memperhatikan semua pasien skizofrenia dengan masalah
kebersihan diri, Tidak ada atau kurang isolasi sosial. Berdasarkan data Rekam
terhadap komunikasi verbal, Menolak Medik diRSJProf. Dr. Muhammad Ildrem
berhubungan dengan oranglain, Mengisolasi Medan pada bulanJanuari-Desember 2018,
diri (menyendiri), Kurang sadar dengan didapatkan sebanyak 248 orang.
lingkungan sekitarnya, Asupan makan dan Teknik pengambilan sampel
minuman terganggu, Aktivitas menurun dan dalam penelitian ini adalah dengan
Rendah diri. purposive sampling yang dilakukan dengan
Terapi kognitif sebenarnya merupakan mengambil sampel sesuai dengan kriteria
rangkaian dengan terapi perilaku yang peneliti dengan menggunakan screening
disebut sebagai terpai kognitif dan perilaku, isolasi sosial, dalam menentukan sampel
karena menurut sejarahnya merupakan tersebut peneliti memiliki
aplikasi dari beberapa teoribelajar yang pertimbangan kriteria.
bervariasi. Terapi perilaku menggunakan Kriteria peneliti dalam menentukan
prinsip pengondisian klasik (classical sampel ini adalah kriteria Inklusi yaitu : 1)
conditioning) yang dikenalkan oleh Pavlop Pasien dilakukan screening, 2)Pasien
dan pengondisian operant (operant dengan masalah isolasi social, 3) Mampu
conditioning) yang dikenalkan oleh Skinner. berbahasa indonesia dan baca tulis yang
Oleh karenanya, dapat dikatakan seorang baik, dan 4) Bersedia menjadi pasien.
individu adalah sebagai pembuat keputusan Sehingga didapatkan sejumlah 20
penting bagi hidupnya sendiri (Yusuf, 2015). pasien, untuk mengantisipasi drop out
Berdasarkan hasil penelitian yang sampel pada saat dilakukan penelitian
dilakukan oleh Tobing, dkk (2018) di RS maka ditambahkan 10% dari jumlah
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, terlihat sampel (Sastroasmoro, 2014) sebagai
bahwa terdapat ada pengaruh terapi social berikut :
skill training terhadap kemampuan N= 𝑛

bersosialisasi pasien skizofrenia di RS Jiwa (1−𝑓)


Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, terbukti dari Keterangan :
nilai p value= 0,001 (p<0,05:α=0,05). N= Besar sampel yang
Peningkatan kemampuan sosialisasi pada direncanakan n = Besar sampel
kelompok intervensi terjadi karena pasien yang dihitung f = Perkiraan
diberikan latihan keterampilan baru yaitu proposi drop out
latihan keterampilan komunikasi. Terapi
kelompok social skill training ini dapat N=
digunakan sebagai salah satu terapi untuk n= = 22,2 = 22 orang
meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien Dari 22 pasien didapatkan dari berbagai
dengan masalah isolasi sosial. ruangan, antara lain 2 orang dari ruangan
cempaka, 2 orang dari ruangan sorik
merapi, 8 orang dari ruangan sibual-buali,
Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235 | 231

8 orang dari ruangan kamboja, dan 2 orang Usia (tahun)


dari ruangan dolok martimbang, dam <40 Tahun 11 50.0
semua pasien dikumpulkan dalam satu 41-50 Tahun 10 45.5
ruangan yaitu ruangan dolok martimbang >50 Tahun 1 4.5
dalam pemberian terapi kognitif. Pendidikan
Penelitian ini dilaksanakan di ruang SD 8 36.4
rawat inap RSJProf. Dr. Muhammad Ildrem SMP 11 50.0
Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada SMA 3 13.6
bulan Februari-Juli 2019. Perguruan Tinggi 0 0
Penelitian ini, menggunakan alat ukur Pekerjaan Terakhir
lembar observasi untuk mengukur Tidak Bekerja 6 27.3
kemampuan berinteraksi isolasi sosial Bekerja 16 72.7
yang telah di uji validitas dan reliabilitas Status Perkawinan
oleh Sinta (2015) dengan croanbach’s alfa Belum Menikah Menikah 8 36.4
0,43 dengan 18 pernyataan yang sama 14 63.6
untuk Pre test dan Post test. Terapi Frekuensi Dirawat
kognitif ini menggunakan standar 1 1x 0 0
operasional prosedur (SOP) yang 2 >1 22 100
dikembangkan Aeron Beck (Towsend, Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat
2009). bahwausia <40 tahun sebanyak 11 orang
Analisa univariat dilakukan pada setiap (50.0%), latar belakang pendidikan
variabel dari hasil penelitian yang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
berbentuk distribusi frekuensi. Analisis sebanyak 11 responden (50.0%),
univariat dalam penelitian ini yaitu pekerjaan mayoritas bekerja sebanyak 16
karakteristik responden distribusi responden (72.7%), status perkawinan
frekuensi kemampuan berinteraksi mayoritas menikah sebanyak 14
sebelum dilakukan terapi kognitif, responden (63.6%), dan semua frekuensi
distribusi frekuensi kemampuan dirawat >1 sebanyak 22 orang (100%).
berinteraksi setelah dilakukan terapi Univariat
kognitif. 1. Kemampuan berinteraksi pasien
Analisis Bivariat digunakan untuk skizofrenia dengan masalah isolasi
mengetahui pengaruh terapi sosial sebelum dilakukan terapi
kognitifterhadap kemampuan berinteraksi kognitif
pasien skizofrenia dengan masalah isolasi Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase
sosial dengan menggunakan uji mc- Berdasarkan Kemampuan Berinteraksi Sebelum
neymar, dimana diperoleh hasil p value = Rumah Sakit
Dilakukan Terapi Kognitif di
0,001 (p > 0.05), yang berarti ada Jiwa Prof.Dr. Muhammad Ildrem Medan
pengaruh terapi kognitif terhadap Tahun
kemampuan berinteraksi pasien 2019 (n = 22)
skizofrenia dengan masalah isolasi sosial Kemampuan berinteraksi N %
di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Sebelum
Medan Tahun 2019. HASIL DAN Mampu berinteraksi 2 9.1
PEMBAHASAN Tidak mampu berinteraksi 20 90.9
Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil penelitian yang menunjukkan
Berdasarkan Karakteristik Responden di Rumah bahwa bahwa kemampuan berinteraksi
Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan
Tahun 2019 responden sebelum dilakukan terapi
(n = 22) kognitif mayoritas adalah tidak mampu
Karakteristik n % berinteraksi sebanyak 20 responden
232 | Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235

(90.9%), sedangkan yang mampu


berinteraksi sebanyak 2 responden (9.1 Tidak 14 63. 6 27.3 20 90.
%) adalah kelompok minoritas. 0.0
2. Kemampuan berinteraksi pasien mampu 6 9
skizofrenia dengan masalah isolasi 16 72. 6 27.3 22 100 01
sosial setelah dilakukan terapi berinter aksi 7
kognitif
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Total
Berdasarkan Kemampuan Berinteraksi Setelah
Rumah Sakit
Dilakukan Terapi Kognitif di Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
Jiwa Prof.Dr. Muhammad Ildrem Medan hasil dari pre test yang mampu berinteraksi
Tahun sebanyak 2 responden (9.1%), terdapathasil
2019 (n = 22) dari post test yangmampu berinteraksi
Kemampuan n % sebanyak 16 responden (72.7%), sedangkan
berinteraksi Setelah yang tidak mampu berinteraksi saat
Mampu berinteraksi 16 72.7 dilakukan pre test sebanyak20 responden
Tidak mampu berinteraksi 6 27.3 (90.9%), terdapat hasil dari post test yang
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak mampu berinteraksi sebanyak 6
bahwa kemampuan berinteraksi responden (27.3%).
responden setelah dilakukan terapi Berdasarkan uji mc-neymar diperoleh
kognitif dengan masalah isolasi sosial hasil p value = 0.001 (p<0.05), sehingga
di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem dapat disimpulkan ada pengaruh terapi
Medan Tahun 2019 diperoleh mayoritas kognitif terhadap kemampuan berinteraksi
adalah mampu berinteraksi sebanyak 16 pasien skizofrenian dengan masalah isolasi
responden (72.7%), sedangkan yang sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.
tidak mampu berinteraksi sebanyak 6 Muhammad Ildrem Medan 2019.
responden (27.3 %) adalah kelompok Perilaku ketidakmampuan dalam
minoritas. berinteraksi merupakan percobaan
3. Pengaruh Terapi Kognitif menghindari hubungan dengan orang lain.
Terhadap Kemampuan Dimana individu mengalami penurunan atau
Berinteraksi Pasien Skizofrenian bahkan sama sekali tidak bisa berinteraksi
Dengan Masalah Isolasi dengan orang lain disekitarnya.
Sosial Ketidakmampuan berinteraksi dengan orang
Tabel 4. Pengaruh Terapi Kognitif Terhadap lain sebagaimana mestinya dalam kehidupan
Kemampuan Berinteraksi Pasien Skizofrenian sehari-hari, membuat seseorang cenderung
Dengan Masalah Isolasi Sosial di Rumah Sakit
berpikir negatif tentang dirinya dan
Jiwa Prof.Dr. Muhammad Ildrem Medan lingkungannya. Sehingga orang menjadi
Tahun menarik diri, malas beraktifitas, tidak mampu
2019 (n = 22) mengatasi masalah, rasa malu dan bersalah
Post test yang berlebihan, yang berakibat pada isolasi
Mampu Tidak Tot P
sosial (Anityo, 2013).
Pre test berintera mampu al value Pada kenyataannya, banyak pasien
ksi berintera gangguan jiwa yang mengalami isolasi
ksi sosial. Hal ini disebabkan oleh
n % n % n % ketidakmampuan individu untuk
Mampu 2 9.1 0 0 melaksanakan peran sesuai dengan
2 9.1 berinter tugasnya karena mengalami gangguan jiwa,
aksi juga lingkungan yang kurang bisa
Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235 | 233

menerima. Salah satu karakteristik dari mempengaruhi interaksi atau komunikasi


responden yang berpengaruh dalam yang dilakukan.
pelaksanaan terapi kognitif adalah tingkat Bivariat
pendidikan dari responden. Tingkat
Hasil penelitian yang menunjukkan
pendidikan dari responden juga bervariasi
dari 22 responden setelah dilakukan terapi
yaitu dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah
kognitif mayoritas adalah mampu
Menengah Pertama (SMP), Sekolah
berinteraksi sebanyak 16 responden
Menengah Atas (SMA), hingga Perguruan
(72.7%). Dari hasil penelitian yang
Tinggi (PT). Adapun responden paling
dilaksanakan berdasarkan uji mc-neymar
banyak adalah SMP sebanyak 11 responden
diperoleh hasil p value = 0.001 (p<0.05),
(50.0%) dan responden dengan tingkat
sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh
pendidikan SMP ini yang banyak
terapi kognitif terhadap kemampuan
mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan
berinteraksi pasien skizofrenian dengan
dengan adanya peningkatan skor rata-rata
masalah isolasi sosial di Rumah Sakit
dari data pre testdengan post test yaitu
Jiwa Prof.Dr. Muhammad IldremMedan
sebanyak 2 responden (9.1%), terdapat
Tahun 2019.
hasil dari post test yang mampu
Hal ini diketahui berdasarkan hasil
berinteraksi sebanyak 16 responden
observasi peneliti terhadap responden
(72.7%).
dimana responden mayoritastidak
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi
menghindar dari orang lain sebanyak 22
tingkat pengetahuan yang akhirnya akan
orang (100%). Adanya terapi kognitif
mempengaruhi interaksi atau komunikasi
mempengaruhi kemampuan dalam
yang dilakukan. Seseorang yang tingkat
melakukan interaksi dengan orang lain.
pengetahuannya rendah akan sulit
Sehingga responden tidak apatis, wajah
berespon terhadap pernyataan yang
berseri, peduli akan dirinya saat
mengandung bahasa verbal dengan tingkat
berinteraksi, ekspresi tidak terlihat
pengetahuan yang lebih tinggi.
murung, tidak menghindar dari orang lain,
Pengetahuan yang tinggi akan
ada kontak mata, dan tidak menunduk,
memudahkan dalam pemberian terapi
tidak berdiam diri pada tempat terpisah,
kognitif (Nurjanah, 2005).
mampu berhubungan dengan orang lain,
Berdasarkan hasil penelitian (Anityo,
sudah adanya respon saat berinteraksi,
2013) tentang tingkat pendidikan dari
serta komunikasi ada.
responden paling banyak adalah SLTA
Proses terapi kognitif bertujuan untuk
dengan 11 orang atau 55% dan responden
mengubah keyakinan yang tidak rasional
dengan tingkat pendidikan SLTA ini yang
dan mengubah fungsi berpikir pasien
banyak mengalami peningkatan. Hal ini
kearah yang positif dan akhirnya
dibuktikan dengan adanya peningkatan
menimbulkan perasaan yang
skor rata-rata dari data pre test dengan
menyenangkan. Menurut Martin (2010),
post testyaitu dari 6.6 menjadi 11.4.
bahwa penerapan terapi kognitif dapat
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi
merubah pola pikir yang negatif menjadi
tingkat pengetahuan yang akhirnya akan
positif sehingga perilaku yang maladaptif
mempengaruhi pelaksanaan terapi kognitif.
yang timbul akibat pola pikir yang salah
Dari uraian di atas, peneliti berasumsi
juga akan berubah menjadi perilaku yang
bahwa sebelum dilakukan terapi kognitif
adaptif, sehingga pada akhirnya
pasien skizofrenia tidak mampu
diharapkan individu dengan masalah
berinteraksi dengan orang lain, serta
isolasi sosial, mampu berinteraksi dengan
didukung oleh faktor pendidikan. Hal ini
baik.
sejalan dengan penelitian dan teori yang
ada bahwa tingkat pendidikan
234 | Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235

Hasil penelitian ini selaras dengan mengidentifikasi dan mengubah


penelitian yang dilakukan oleh Anityo keyakinan yang salah akibat
(2013), dengan judul pengaruh terapi pengalamannya yang negatif
kognitif terhadap kemampuan berinteraksi (Townsend,
pasien skizofrenia dengan isolasi sosial di 2009).
RSJ Grhasia Yogyakarta didapatkan hasil Menurut asumsi peneliti bahwa terapi
dari 20 responden 3 orang (15%) pada kognitif ini mempunyai pengaruh
tingkat tinggi, 10 orang (50%) pada terhadap kemampuan berinteraksi
tingkat sedang dan 7 orang (35%) yang sebelum dan setelah dilakukan terapi
berada pada tingkat rendah. Hasil yang kognitif. Hal ini membuktikan bahwa
didapatkan terdapat perbedaan tingkat terapi kognitif efektif untuk mengatasi
kemampuan berinteraksi setelah dilakukan masalah pasien dengan isolasi sosial,
terapi kognitif ini. Terapi kognitif lebih akan tetapi ada hal yang mempengaruhi
menekankan dan melatih pasien untuk keberhasilan terapi kognitif tersebut.
mengubah cara berpikir yang negatif Terapi kognitif mampu mengubah
karena mengalami pikiran negatif. ketidakmampuan dalam berinteraksi,
Menurut Berhimpong (2016), karena berinteraksi dengan orang lain
mengatakan bahwa terapi kognitif sangat penting, Selaras dengan
memberikan dasar pikiran pada pasien penelitian terdahulu dikatakan bahwa
untuk mengerti masalahnya, memiliki terapi kognitif lebih menekankan dan
kata-kata untuk menyatakan dirinya melatih pasien untuk mengubah cara
serta mampu mengatasi keadaan yang berpikir yang negatif karena mengalami
sulit. Terapi kognitif juga salah satu pikiran negatif.
bentuk psikoterapi yang didasarkan
pada patologi jiwa dimana berfokus KESIMPULAN
pada tindakannya berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian pengaruh
modifikasi distorsi kognitif dan perilaku terapi kognitif terhadap kemampuan
maladaptif. Dalam proses pelaksanaan berinteraksi pasien skizofrenia dengan
terapi kognitif melibatkan perhatian dan masalah isolasi sosial di RSJ Prof. Dr.
kesungguhan pasien dalam mengikuti Muhammad Ildrem Medan terhadap 22
terapi ini. responden yang mengikuti kegiatan terapi
Berdasarkan hasil penelitian kognitif, diperoleh data yaitu semua
didapatkan sebanyak 6 responden (27.3 responden berjenis kelamin laki-laki, usia
%), yang tidak mampu berinteraksi <40 tahun sebanyak 11responden, latar
dengan orang lain. Hal ini disebabkan belakang pendidikan SMP sebanyak 11
olehresponden gagal dalam proses responden, pekerjaan mayoritas bekerja
terapi kognitif. Dari hasi observasi yang sebanyak 16 responden, status perkawinan
dilakukan pasien kurang spontan, mayoritas menikah sebanyak 14 responden,
komunikasi kurang, tidak mampu dan semua frekuensi dirawat >1 sebanyak 22
berbicara dengan orang lain, serta tidak responden.
mampu berdiri tegak saat berinteraksi Kemampuan berinteraksi pasien
dengan orang lain. skizofrenia dengan masalah isolasi sosial
Berdasarkan tinjauan teori yang sebelum dilakukan terapi kognitif mayoritas
menyatakan bahwa tujuan dari terapi tidak mampu berinteraksi. Kemampuan
kognitif mampu memonitor pikiran berinteraksi pasien skizofrenia dengan
otomatis yang negatif, mengenali masalah isolasi sosial setelah dilakukan
masalah, afek dan perilaku,mengganti terapi kognitif mayoritas mampu
interprestasi kearah lebih realita akibat berinteraksi. Kemudian ada pengaruh
pemikiran yang salah dan belajar untuk signifikan terapi kognitif terhadap
Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235 | 235

kemampuan berinteraksi pasien skizofrenia Skizofrenia. Jurnal Fakultas


dengan masalah isolasi sosial di Rumah Sakit Kedokteran Universitas Jember, Vol.
Jiwa Prof.Dr. Muhammad Ildrem Medan 3, 2–5.
tahun 2019. Direja, Ade H.S. (2011). Buku Ajar
Diharapkan kepada pasien skizofrenia Keperawatan Jiwa Yogyakarta : Nuha
dengan masalah isolasi sosial, mampu Medika
mengubah pikiran negatif menjadi positif, El Malky, M. I., Attia, M. M., & Alam, F.
meningkatkan aktivitas serta mampu H. (2016). The effectiveness of social
berinteraksi dengan baiksetelah skill training on depressive symptoms,
melaksanakan terapi kognitif dengan baik selfesteem and interpersonal
dan teratur. Diharapkan mampu difficulties among Schizophrenic
mengembangkan penelitian ini dengan patients. International Journal of
meneliti faktor lain yang mempengaruhi Advanced
tingkat kemampuan berinteraksi pasien Nursing Studies, 5(1), 43.
skizofrenia dengan masalah isolasi sosial, Hamid, A. Y. S., & Susanti, H. (2018).
selain itu peneliti juga harus memperhatikan Penerapan Terapi Generalis, Terapi
lingkungan dalam melaksanakan terapi, serta Aktivitas Kelompok Sosialisasi, dan
menggunakan sampel yang dapat mewakili Social Skill Training pada Pasien
semua jenis kelamin baik laki-laki maupun Isolasi Sosial. Jurnal Ilmiah
perempuan. Keperawatan
Indonesia (JIKI), 2(1), 19-32.
DAFTAR PUSTAKA Heslin, K. C. & Weiss, A. J. (2015).
Anityo, A. (2013). Pengaruh Terapi Kognitif Statistical Brief #189; Hospital
Terhadap Kemampuan Berinteraksi Readmissions Involving Psychiatric
Pasien Skizofrenia Dengan Solasi Disorders, 2012. Agency for
Sosial Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Healthcare Research and Quality.
Yogyakarta. Jendela Nursing USA: Wadsworth Cengage Learning.
Journal, 2(1), 297-305. Retrieved from
Baradero, M., Dayrit, M. W., Maratning, https://www.hcupus.ahrq.gov/reports/
A. (2016). Kesehatan Mental sta tbriefs/sb189-Hospital Read
Psikiatri. Jakarta: EGC. missions Psychiatric-Disorders-
Berhimpong, E., Rompas, S., & Karundeng, 2012.jsp
M. (2016). Pengaruh Hidayat, A. A. (2009). Etika Penelitian.
Latihan Keterampilan Salemba Medika : Jakarta.
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Kaplan & Sadock. (2010). Ilmu
Berinteraksi Klien Isolasi Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Sosial Di Rsj Prof. Dr. VL Klinis Jilid 1. Tangerang : Binarupa
Ratumbuysang Manado. Aksara.
Jurnal Keliat, B. A. (2015). Manajeman Kasus
Keperawatan, 4(1). Gangguan Jiwa. EGC: Jakarta.
Blackburn, I. M., Davidson, K. M., Kendell, Lasgita, R. D. I. (2016). Gambaran
R. E. 1994. Terapi Kognitif Untuk Karakteristik Pasien Yang
Depresi dan Kecemasan, Mengalami Skizofrenia Di RSJ H.
Suatu Petunjuk Bagi Praktisi. Mustajab Purbalingga. Jurnal
Semarang: IKIP Semarang Press. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, Vol.
Brillianita, K. A., & Munawir, A. (2014). 2, 9–29.
Hubungan antara Gejala Positif dan Lesmanawati, D., Amarita, S. (2012).
Negatif Skizofrenia dengan Tingkat Analisis Efektivitas Penggunaan
Depresi pada Caregiver Pasien Terapi Antipsikotik Pada Pasien
236 | Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235

Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Sadock, K. (2013). Ilmu Pengetahuan


Rumah Sakit Jiwa Grhasia Perilaku Psikiatri Klinis (II).
Yogyakarta. Jurnal FK Tanggerang: Binarupa Aksara.
Universitas Muhammadiyah, II. Sandriani. S. B. (2014).
Madiyono, B., Moeslichan, S., Hubungan Kepatuhan Minum
Sastroasmoro, S., Budiman, I., & Obat Dengan Tingkat Grhasia
Purwanto, S. H. (2014). Dasar-dasar DIY. Jurnal Stikes Aisyiah. 11.
metodologi penelitian klinis. Edisi, 5, 14 – 19.
352-386. Stuart, G. W. (2016). Prinsip Dan
Marimis, W. F. (2011). Catatan Ilmu Praktik Keperawatan Jiwa (II). Jakarta:
Kedokteran Jiwa. Airlangga Binarupa Aksara. Suheri, S., &
Universitas Press : Surabaya. Mamnu’ah, M. A. (2014). Pengaruh
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Tindakan Generalis Halusinasi
Jiwa Teori Dan Aplikasi (I). terhadap Frekuensi
Yogyakarta: Andi Offset. Halusinasi pada Pasien Skizofrenia
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi di RS Jiwa Grhasia Pemda DIY
Penelitian Kesehatan Jakarta : (Doctoral dissertation, STIKES'
Rineka Cipta. Aisyiyah
Novitayani, S. (2016). Karakteristik Pasien Yogyakarta).
Skizofrenia Dengan Riwayat Suryanti, D. A. (2018). Pengaruh
Rehospitalisasi. Idea Nursing Relaksasi Progresif Terhadap
Journal, VII (2), 23–29. Penurunan Perilaku Kekerasan
Nyumirah, S. (2013). Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah
Peningkatan kemampuan interaksi Sakit Jiwa Daerah Klaten.
sosial (kognitif, afektif dan Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 7,
perilaku) melalui penerapan 67– 74.
terapi perilaku kognitif di rsj dr
amino gondohutomo Semarang.
Jurnal keperawatan jiwa, 1(2).
Pardede, J. A., Sirait, D., Riandi, R.,
Emanuel, P., & Laia, R. (2016).
Ekspresi Emosi Keluarga dengan
Frekuensi Kekambuhan Pasien
Skizofrenia. Idea Nursing
Journal, 7(3), 53-61.
Polit & Beck. (2012). Resource Manual
for Nursing Research Generating
and assessing Evidance for
Nursing Practice. Ninth Edition.
USA : Lippincont.
Rustafariningsih. (2018). Pengaruh Assertive
Acceptance Commitment Therapy
(AACT) Terhadap
Kemampuan
Mengendalikan Perilaku Kekerasan
Pasien Skizofrenia. Jurnal
Universitas Airlangga, Vol. 3, 8–
10.
Rani K.D., Jek A. P., Licy W.M. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.2 (2020) 226-235 | 237

View publication stats

Sutedjo. (2017). Konsep Dan Praktik Asuhan


Keperawatan Jiwa : Gangguan Jiwa
dan Psikososial. Yogyakarta.
Syafrini, R. O. S. O., Keliat, B. A., & Putri,
Y. S. E. (2015). The Effectiveness of
Nursing Care: Social Isolation
Implementation in Mental PMHNPM
to Patient’s Capability. Jurnal Ners,
10(1), 175-182.
Tobing, D. L. (2018). Pengaruh Terapi Social
Skill Training Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Klien Skizophrenia Di
RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Indonesia (JIKI), 1(2), 29-43.
Townsend, M. C. (2009). Psychiatric Mental
Health Nursing : Concepts of Care in
Evidence-Based Practice (6th ed),
Philadelphia : F.A. Davis.
Utama, H. (2014). Buku Ajar Psikiatri (2nd
ed.). Badan Penerbit Fkui : Jakarta.
Videbeck, Sheila L.(2011). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. EGC : Jakarta.
Yusuf, A. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Salemba Medika :
Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai