PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37
minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk.,
2010).
BBLR merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap
kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami
gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga
membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. BBLR hingga saat ini masih merupakan
masalah di seluruh dunia karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada
Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibuibu muda berusia kurang dari 20
tahun. Remaja seringkali melahirkan bayi dengan berat lebih rendah. Hal ini terjadi
karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta
seefisien wanita dewasa. Pada ibu yang tua meskipu mereka telah berpengalaman,
tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat
mempengaruhi janin intra uterin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR. Faktor usia
ibu bukanlah faktor utama kelahiran BBLR, tetapi kelahiran BBLR tampak meningkat
pada wanita yang berusia di luar usia 20sampai 35 tahun (Wikipedia, 2010).
Masa yang paling rentan dari sepanjang kehidupan bayi adalah periode neonatal,
tersebut disebabkan oleh infeksi berat dan seperempatnya atau sekitar satu jutanya
Sepsis neonatorum adalah suatu gejala klinis dengan mikroorganisme positif yang
didapat dari spesimen steril seperti darah, cairan serebrospinal, dan urin yang di ambil
dengan cara steril pada satu bulan pertama kehidupan (Thaver D et al, 2009) Sepsis
merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang terjadi. Sepsis menjadi salah satu
dari sepuluh penyebab kematian terbesar di dunia. Diagnosis awal sepsis seringkali
sulit ditegakkan, karena klinis sepsis yang muncul sangat beragam. Jika sepsis tidak
segera ditangani dapat mengakibatkan kegagalan fungsi organ yang dapat berujung
pada kematian. Sepsis neonatorum sebagai salah satu bentuk penyakit infeksi pada
neonatus masih merupakan masalah utama yang belum dapat terpecahkan sampai saat
Tanda dan gejala sepsis neonatorum biasanya tidak jelas dan non spesifik. Tanda
dan gejala dari sepsis neonatorum berupa tanda dan gejala umum seperti hipertermia
atau hipotermi bahkan normal, aktivitas lemah atau tidak tampak sakit, berat badan
asuhan keperawatan pada bayi Ny. AP pada BBLR dengan Sepsis serta intervensi
1. Tujuan Umum
Memaparkan tentang asuhan keperawatan pada Bayi BBLR dengan Sepsis dan
informasi tentang terapi pada pasien BBLR dengan Sepsis yang sesuai dengan
2. Tujuan Khusus
dengan Sepsis.
Sepsis.
C. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan karya ilmiah akhir ini kelak dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan dalam ruang lingkup keperawatan. Karya ilmiah akhir ini dapat
1. Bagi mahasiswa
Karya ilmiah akhir ini dapat menambah wacana bagi mahasiswa kesehatan
BBLR dengan Sepsis. saat praktik di lapangan dengan pemahaman yang baik
Informasi dari karya ilmiah akhir ini diharapkan dapat berguna bagi instansi
mahasiswa profesi ners pada Bayi BBLR dengan Sepsis.. Instansi juga dapat
menggunakan karya ilmiah ini sebagai sumber referensi bagi peserta didik,
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat saat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Manuaba et al.,2007; Damanik, 2008). Acuan
lain dalam pengukuran BBLR juga terdapat pada Pedoman Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS) gizi. Dalam pedoman tersebut bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah
bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram diukur pada saat lahir atau sampai
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan istilah lain untuk bayi prematur
hingga tahun 1961. Istilah ini mulai diubah dikarenakan tidak seluruh bayi dengan
berat badan lahir rendah lahir secara premature (Manuaba et al., 2007). World Health
Organization (WHO) mengubah istilah bayi prematur (premature baby) menjadi berat
bayi lahir rendah (low birth weight) dan sekaligus mengubah kriteria BBLR yang
2. Etiologi
Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan
janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada
cukup bulan.
Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum
semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau
komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang
(prematur).
keadaan umum dan gizi ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan
nutrisi secara kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan
(BBLR) adalah :
a. Faktor Ibu
(perokok)
b. Faktor Kehamilan
- Hamil ganda
- Perdarahan antepartum
c. Faktor Janin
- cacat bawaan
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam:
- Bayi berat lahir sangar rendah (BBLSR) berat lahir <1500 gram
- Bayi berat lahir eksterm rendah (BBLER), berat lahir <1000 gram
3. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini
terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang
disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan- keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun
saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu
dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis
pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga
hanya member sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme
besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar
hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan
zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin
baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin
didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang
kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita
anemia beratdapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi,
kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar. Semakin kecil
dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya.
4. Manifestasi Klinis
a. Fisik
- bayi kecil
- lanugo banyak
c. Sistem syaraf
- refleks moro
d. Sistem musculoskeletal
e. Sistem pernafasan
5. Klasifikasi
Bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan:
1. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat
badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut
2. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term.
Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan
6. Komplikasi
- Hipotermia
- Hipoglikemia
- Hiperbilirubinemia
- Infeksi bakteri
- Kesulitan minum
- PDA (patent ductus arteriosus) pada bayi dengan berat <1000 gram
- Keterlambatan perkembangan
- CP (Cerebral Palsy)
- Gangguan pendengaran
a. Pemeriksaan diagnostic
prenatal /perinatal).
- Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
- Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
- Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada awalnya
b. Pemeriksaan Penunjang
sonografi.
- Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau laboratorium
- Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau laboratorium
aspirasi mekonium
- Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan dan bila frekwensi lebih dari
a. Pemberian Vitamin K
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian atau peroral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur
- Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi,
seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pamancar panas, incubator, atau
c. Pemberian minum
- Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara
- Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 gram/hari
diberikan lagi
- Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskuler dan respirasi yang tidak stabil,
fungsi usus belum berfungsi/terdapat anomaly mayor saluran cerna, NEC, IUGR
1. Pengertian
Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala
sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat
berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang
(Surasmi, 2003)
akibat
infeksi selama satu bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur, dan protozoa
dapat menyebabkan sepsis bayi baru lahir. (DEPKES 2007). Sepsis neonatorum
adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran
(Mochtar, 2005).
2. Etiologi
adanya infeksi bakteri yang didapat dari ibu, biasanya diperoleh saat proses
persalinan atau in utero. Pola bakteri penyebab sepsis dapat berbeda-beda antar
bakteri batang gram negatif. Escherichia coli merupakan kuman patogen utama
3. Patofisiologi
sel endotel, dan mediator lipid. Faktor inflamasi, koagulasi dan gangguan
dan tidak tergantung penyebab. Respon inflamasi terhadap bakteri gram negatif
sel yang dilepaskan pada saat lisis, yang kemudian mengaktifasi sel imun non
spesifik (innate immunity) yang didominasi oleh sel fagosit mononuklear. LPS
terikat pada protein pengikat LPS saat di sirkulasi. Kompleks ini mengikat
Organisme gram positif, jamur dan virus memulai respon inflamasi dengan
mencapai kadar puncak 2 jam setelah masuknya endotoksin. Sitokin ini dapat
mempengaruhi fungsi organ secara langsung atau tidak langsung melalui mediator
seku nder (nitric oxide, tromboksan, leukotrien, platelet activating factor (PAF),
tipe sel, memulai kaskade sepsis dan menghasilkan kerusakan endotel (Nasution,
2008).
yang kadarnya rendah saat lahir dan meningkat saat terpapar infeksi selama
Ada 3 mekanisme terjadinya infeksi neonatus yaitu saat bayi dalam kandungan /
pranatal, saat persalinan/ intranatal, atau setelah lahir/ pascanatal. Paparan infeksi
pranatal terjadi secara hematogen dari ibu yang menderita penyakit tertentu,
dapat menyebabkan aborsi spontan lahir mati, penyakit akut selama masa
neonatal atau infeksi persisten dengan sekuele. Infeksi bakteri lebih sering di
dapat saat intranatal atau pascanatal. Selama dalam kandungan ibu, janin
terlindung dari bakteri karena adanya cairan dan lapisan amnion. Bila terjadi
Neonatus terinfeksi saat persalinan dapat disebabkan oleh aspirasi cairan amnion
ketuban pecah atau dapat pula saat bayi melalui jalan lahir. Pada saat ketuban
pecah, bakteri dari vagina akan menjalar ke atas sehingga kemungkinan infeksi
dapat terjadi pada janin (infeksi transmisi vertikal, paparan infeksi yang terjadi
dini (early onset of neonatal sepsis) dengan gejala klinis sepsis, terlihat dalam 3-7
Infeksi yang terjadi setelah proses kelahiran biasanya berasal dari lingkungan
cerna, atau melalui kulit yang terinfeksi. Bentuk sepsis semacam ini dikenal
dengan sepsis paparan lambat (late onset of neonatal sepsis). Selain perbedaan
dalam waktu paparan kuman, kedua bentuk infeksi ini (early onset dan late onset)
patogenesis, gejala klinik, dan tata laksana dari kedua bentuk sepsis tersebut tidak
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak
spesifik.Tanda dan gejala sepsis neonatorum yaitu: Tanda dan gejala umum
meliputi hipertermia atau hipotermi bahkan normal, aktivitas lemah atau tidak ada
tampak sakit, berat badan, menurun tiba-tiba; Tanda dan gejala pada saluran
pada system kardiovaskuler meliputi hipotensi, kulit lembab, pucat dan sianosis;
Tanda dan gejala pada saluran pencernaan mencakup distensi abdomen, malas atau
tidak mau minum, diare; Tanda dan gejala pada sistem saraf pusat meliputi refleks
pernafasan tidak teratur; Tanda dan gejala hematology mencakup tampak pucat,
5. Klasifikasi
menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum awitan dini (early-onset neonatal
infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode pascanatal (kurang dari 72 jam)
dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in utero. Infeksi terjadi
secara vertikal karena penyakit ibu atau infeksi yang diderita ibu selama persalinan
atau kelahiran bayi. Incidence rate sepsis neonatorum awitan dini adalah 3.5 kasus
per 1.000 kelahiran hidup dan 15-50% pasien tersebut meninggal (Depkes RI,
2008).
berasal dari lingkungan di sekitar bayi setelah 72 jam kelahiran. Proses infeksi
semacam ini disebut juga infeksi dengan transmisi horizontal dan termasuk
respiratory distress syndrome (ARDS) dan syok septik dapat dijumpai pada pasien
aminoglikosida, seperti tuli dan/ atau toksisitas pada ginjal, komplikasi akibat gejala
sisa atau sekuele berupa defisit neurologis mulai dari gangguan perkembangan
2007).
7. pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan kultur darah sampai saat ini merupakan baku emas dalam
kultur akan diketahui dalam waktu minimal tiga sampai lima hari. Kultur darah
pada pasien sepsis neonatorum dapat ditemukan hasil yang negatif, meski telah
didukung oleh gejala klinis yang jelas. Pemberian antibiotik pada sebagian besar
ibu hamil untuk mencegah persalinan prematur diduga sebagai penyebab tidak
tumbuhnya bakteri pada media kultur. Hasil kultur juga dipengaruhi oleh
pertumbuhan kuman. Hasil kultur negatif palsu juga dapat disebabkan sedikitnya
Pewarnaan gram merupakan teknik tertua dan sampai saat ini masih sering
untuk identifikasi awal ini dapat dilaksanakan pada rumah sakit dengan fasilitas
laboratorium terbatas, walaupun dilaporkan terdapat kesalahan pembacaan pada
0,7% kasus serta bermanfaat dalam menentukan penggunaan antibiotik pada awal
trombosit yang kurang dari 100.000/mm3 dan terjadi pada satu sampai tiga minggu
setelah diagnosis sepsis ditegakkan. Sel darah putih dianggap lebih sensitif dalam
menunjang diagnosis daripada jumlah trombosit. Enam puluh persen pasien sepsis
biasanya disertai perubahan hitung neutrofil. Rasio antara neutrofil imatur dan
neutrofil total (rasio I:T) sering dipakai sebagai penunjang diagnosis sepsis
neonatorum. Sensitivitas rasio I:T ini 60-90%, sehingga untuk diagnosis perlu
reactive protein adalah protein yang timbul pada fase akut kerusakan jaringan,
meningkat pada 50-90% pasien sepsis neonatorum. Pemeriksaan ini tidak dapat
dapat meningkat pada berbagai kerusakan jaringan tubuh (Sundari dkk., 2008;
Aminullah, 2010).
Salah satu upaya yang dilakukan akhir-akhir ini dalam menentukan diagnosis
Polymerase Chain Reaction (PCR). Kadar sitokin proinflamasi (IL2, IL-6, IFN-g,
TNF-a) dan antiinflamasi (IL-4, IL-10) pada bayi baru lahir akan terlihat meningkat
Eliminasi kuman penyebab merupakan pilihan utama dalam tata laksana sepsis
Beberapa terapi suportif (adjuvant) juga mulai dilakukan, walaupun beberapa dari
oksigen, inotropik, dan komponen darah. Terapi suportif dalam kepustakaan disebut
dengan terapi adjuvant dan beberapa terapi yang dilaporkan di kepustakaan antara
Infeksi kuman
SEPSIS
Kontraksi jantung
Nafsu makan
menurun Suplai O2 terganggu
Kerja sel menurun menurun
Gangguan
Suplai O2 menurun Resiko infeksi
pertukaran gas
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer