dengan jenis kelamin laki-laki, dimana malaria masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat daerah tropis dan sub tropis yang dapat
sehari-hari.
imunitas tubuh. Pada tipe malaria dengan plasmodium ovale dan plasmodium
bentuk dorman yand disebut hipnozoit, yang dapat tinggal selama berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun, dan akan menjadi aktif pada saat imunitas
karya ilmiah ini adalah masalah keperawatan dengan hipertermi pada kasus
sebagai vektor yang menggigit manusia pada malam hari hingga fajar
7
8
(Herawati, 2018), dengan salah satu gejala utama yaitu demam periodik yang
maupun penyakit radang non infeksi. Pada penyakit infeksi, demam bisa saja
dikarenakan oleh bakteri, parasit, jamur, atau virus (Susanti, 2012). Demam
cairan dan elektrolit tubuh, nyeri kepada, nyeri sendi, lemah, perasaan tidak
nyaman, kurang nafsu makan, susah tidur, dan gelisah (Rahmawati et al.,
2013)
C. Analisis Intervensi
pemberian kompres air hangat di daerah dahi dan axila. Kompres air hangat
air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu. Pemberian kompres
(Krisdiana, 2018). Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini menuju
D. Analisis Implementasi
kompres air hangat dalam selang waktu kurang lebih tiga hari perawatan pada
kriteria hasil suhu tubuh dalam rentang normal belum terpenuhi, sehingga
saat klien berada pada stadium puncak demam untuk menghindari efek
cooling down dari wash lap yang bisa saja menimbulkan menggigil
Penurunan suhu tubuh yang terjadi pada klien Tn. D.M. terjadi secara
bertahap selama proses implementasi yang dilakukan dalam rentang tiga hari,
khususnya pada siang hari. Penurunan suhu tubuh bertahap dapat dilihat pada
bab sebelumnya di mana suhu pada saat pengkajian adalah 38,6°C, yang
kemudian berubah menjadi 38°C pada hari kedua, dengan suhu akhir 37,9°C
pada hari ketiga (hari evaluasi terakhir). Total penurunan suhu tubuh adalah
nol koma tujuh (0,7) derajat Celsius yang memberikan deskripsi efektifitas
pemberian kompres air hangat pada pasien dengan hipertermi di RSK Bedah
BIMC Nusa Dua. Penurunan suhu yang tidak drastis merupakan suatu hal
10
yang baik karena akan membuat mekanisme penyesuaian tubuh yang baik
Penurunan suhu tubuh ini mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Rahmawati et al., yang dilakukan pada tahun 2013 di RSUP Dr. Hasan
adalah nol koma enam puluh dua (0,62) derajat Celsius untuk area axila, dan
nol koma tiga puluh enam (0,36) derajat Celsius di daerah dahi (nilai
p=0,000; α=0,05).
11
DAFTAR PUSTAKA
Palembang.
https://doi.org/10.24198/jkp.v1n3.2
https://doi.org/10.18860/sains.v0i0.1866