Disusun Oleh :
JAMILA FITRI
NIM: 72020040051
B. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015) etiologi oksigenasi adalah :
a. Faktor Fisiologi
i. Menurunnya kapasitas peningkatan oksigen ( anemia)
ii. Menurunya konsentrasi oksigen yang di inspirasi
iii. Menurunnya transport oksigen terganggu akibat tekanan darah
b. Faktor Perkembangan
i. Bayiprematur : kurangnya pembentukan surfaktan
ii. Anak usia sekolah dan remaja : resiko infeksi salura pernafasa dan
merokok
iii. Dewasa : Diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress, dan ekspansi
paru menurun
c. Faktor Perilaku
i. Nutrisi : Penurunan ekspensi paru pada obesitas
ii. Exerase : Meningkatkan kebutuhan oksigen
iii. Merokok : Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
2
d. Faktor Lingkungan
i. Tempat kerja (polusi)
ii. Suhu lingkungan
iii. Ketinggian tempat dari permukaan laut
e. Faktor- factor yang mempengaruhi pernafasan
i. Tahap perkembangan
ii. Lingkungan
iii. Gaya Hidup
iv. Status kesehatan
v. Narkotika
vi. Perubahan pola nafas
vii. Obstruksi Jaringan nafas
D. PATHOFISIOLOGI
Proses pertukarrann gas dipenngaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan
ke paru-par, apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalurdengan baaik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mucus. Proses difusi( penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga mempengaruhi pertukaran gas (Asmadi, 2012).
3
E. PATHWAY
Hiperventilasi
Terganggu depresi ( Pertukaran gas
dan CO2 di alveolus)
Takipne/ bradipneu
8
b. Pola nafas tidak efektif b.d pengembangan paru menurun.
c. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolar kapiler oleh
adanya edema alveoli.
3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnose Intervensi Rasional
Tujuan & KH
1. Bersihan jalan nafas tidak 1) Kaji tanda-tanda vital 1) Pada anak balita
efektif b.d obstruksi saluran 2) Posisikan pasien dengan dengan pneumonia
pernafasan akibat posisi semi fowler mengalami
peningkatan mucus yang. 3) Auskultasi area paru, hipertermi, takikardi
berlebihan. NOC : catat area penurunan dan dan takipnea yang
Kepatenan Jalan Napas bunyi napas tambahan disebabkan terjadinya
Setelah dilakukan 4) Lakukan fisioterapi dada infeksi sional pada
pemberian asuhan (postural drainage, perkusi, parenkim paru.
keperawatan selama 3x 24 dan vibrasi) 2) Posisi semi fowler
jam diharapkan bersihan apabila tidak terdapat dapat mengurangi
jalan napas efektif dengan kontraindikasi sesak.
KH : 5) Lakukan suction 3) Penurunan aliran
1) Dyspnea tidak ada. 6) Lakukan pemberian udara dapat terjadi
2) Suara napas tambahan inhalasi (nebulizer) pada area paru yang
berkurang atau tidak 7) Kelola oksigen yang terdapat eksudat dan
ada. dilembabkan sebagaimana juga dapat
3) Tidak ada penggunaan mestinya menimbulkan bunyi
otot bantu pernapasan. 8) Instruksikan pada napas tambahan yaitu
4) Secret berkurang atau keluarga untuk tidak krekels.
tidak ada. merokok di lingkungan 4) Fisioterapi dada dapat
5) Batuk produktif sekitar pasien membantu untuk
berkurang atau tidak 9) Kolaborasi pemberian mengeluarkan secret
ada. obat yang terdapat pada
jalan napas.
5) Suction dilakukan
apabila SPO2 100%
tanpa pemasangan
ventilator.
6) Membantu
mempermudah secret
untuk keluar.
9
7) Memenuhi
Kebutuhan oksigen
pasien.
8) Pengelolaan
lingkungan yang
aman dan nyaman
bagi pasien.
9) Pemberian obat yang
tepat.
2. Pola nafas tidak efektif b.d NIC: Terapi Oksigen 1) Rasional: Posisi semi
pengembangan paru 1) Atur posisi semi fowler fowler dapat
menurun. NOC: Status 2) Kaji pernapasan, irama, mengurangi sesak
Pernapasan. kedalaman atau 2) Rasional: Tachipnea,
Setelah dilakukan pemberia gunakan oksimetri nadi pernafasan dangkal
asuhan keperawatan selama untuk memantau dan gerakan dada tak
3x24 jam diharapkan saturasi oksigen 30 3) simetris sering terjadi
pola napas kembali efektif 3) Pertahankan kepatenan karena
dengan KH: jalan napas ketidaknyaman
1) Frekuensi pernapasan 4) Kolaborasi pemberian gerakan dinding dada.
normal 30-60 oksigen 4) Rasional:
kali/menit. NIC: Manajemen Jalan Mempertahankan
2) Pernapasan cuping Napas jalan napas paten
hidung tidak ada. 1) Kaji tanda-tanda vital 5) Rasional: Pemberian
3) Suara napas tambahan 2) Posisikan pasien dengan oksigen dapat
berkurang atau tidak posisi semi fowler mengatasi rasa sesak.
ada. 3) Auskultasi area paru, 1) Rasional: pasien
4) Dyspnea tidak ada. catat area penurunan terkadang dengan
5) Pengembangan paru dan bunyi napas pneumonia
normal. tambahan mengalami
6) Penggunaan otot bantu 4) Lakukan pemberian hipertermi, takikardi
pernapasan tidak ada. inhalasi (nebulizer) dan takipnea yang
5) Kelola oksigen yang disebabkan terjadinya
dilembabkan infeksi pada parenkim
sebagaimana mestinya paru.
6) Instruksikan pada 2) Rasional: Posisi semi
keluarga untuk tidak fowler dapat
merokok di lingkungan
10
sekitar pasien mengurangi sesak
10) Kolaborasi pemberian 3) Rasional: penurunan
Obat aliran udara dapat
terjadi pada area paru
yang terdapat eksudat
dan juga dapat
menimbulkan bunyi
napas tambahan yaitu
krekels
4) Rasional: membantu
mempermudah secret
untuk keluar
5) Rasional: memenuhi
kebutuhan oksigen
pasien
3. Gangguan pertukaran gas NIC: Terapi Oksigen 1) Rasional: pasien
b.d perubahan membrane 1) Kaji tanda-tanda vital terkadang dengan
alveolar kapiler oleh 2) Atur posisi semi fowler pneumonia
adanya edema alveoli. 3) Kaji pernapasan, irama, mengalami
NOC: Status Pernapasan: kedalaman atau hipertermi, takikardi
Pertukaran Gas gunakan oksimetri nadi dan takipnea yang
Tujuan: setelah dilakukan untuk memantau disebabkan terjadinya
pemberian asuhan saturasi oksigen infeksi pada parenkim
keperawatan selama 4) Pertahankan kepatenan paru.
3x24jam diharapkan jalan napas 2) Rasional: Posisi semi
pertukaran gas maksimal 5) Kolaborasi dalam fowler dapat
dengan KH : pemeriksaan Analisa mengurangi sesak
1) Dispnea tidak ada Gas Daraah 3) Rasional: Tachipnea,
2) Frekuensi pernapasan 6) Kolaborasi pemberian pernafasan dangkal
normal oksigen dan gerakan dada tak
3) Saturasi oksigen simetris sering terjadi
normal karena
4) PaO2 normal pada ketidaknyaman
GDA gerakan dinding dada.
5) PaCO2 normal 4) Rasional:
6) Sianosis tidak ada Mempertahankan
7) Frekuensi nadi normal
11
100-160 kali/menit jalan napas paten
5) Rasional: Pemberian
oksigen dapat
mengatasi rasa sesak.
4. REFERENSI
12