PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. Perawat harus mau mengembangkan ilmu
pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga
perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek
keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam
pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan
kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam
proses profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan
terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh
masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem
pelayanan kesehataan.
Perubahaan-perubahaan ini akan membawa dampak yang positif seperti
makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan/keperawatan yang
diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga
kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat,
bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan. Oleh karena alasan-
alasan di atas maka Pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional
karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan.
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan organisasi
yang memiliki beragam tenaga terampil dengan produk utamanya adalah jasa
(Soeroso, 2003). Hidayat (2009) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan
yang bermutu menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan bagi setiap orang.
Untuk itu, rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengelolahan pelayanan/asuhan
keperawatan profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab sesuai
dengan konsep-konsep dan langkah-langkah manajemen serta
menunjukkan sikap kepemimpinan yang efektif.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam
mengelola dirinya sendiri (role model) selama melakukan praktek
profesi manajemen.
b. Mahasiswa mampu menampilkan kerjasama yang baik dalam
penerapan fungsi-fungsi manajemen pelayanan dan asuhan
keperawatan dengan metode penugasan tim maupun metode
penugasan profesional lainnya sesuai kondisi lahan praktek dengan
berperan sebagai kepala ruangan, ketua tim, atau perawat primer dan
menjadi anggota tim atau perawat asosiate.
C. MANFAAT
1. Bagi Rumah Sakit
Melalui praktek ini, mahasiswa dapat membantu Rumah Sakit
untuk memecahkan masalah yang bersifat teknis operasional dari suatu
aspek manajemen layanan keperawatan tertentu, yang dapat
meningkatkan mutu layanan keeprawatan secara umum yang akhirnya
dapat meningkatkan mutu layanan kesehatan.
2. Bagi Profesi Ners Universitas Muslim Indonesia (UMI)
Peningkatan kualitas proses praktik keperawatan dengan
melibatkan mahasiswa secara aktif dalam pengelolaan unit pelayanan
keperawatan tertentu sesuai dengan konsep dan langkah-langkah
manajemen keperawatan.
3. Bagi Mahasiswa
Memperoleh pengalaman dan pengetahuan nyata dalam
pengelolaan unit pelayanan keperawatan tertentu sesuai dengan konsep
dan langkah-langkah manajemen keperawatan.
4. Discarge Planning
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian
keputusan dan aktivitas-aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian
asuhan keperawatan yang kontinu dan terkoordinasi ketika pasien
dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan (Potter & Perry, 2006).
Menurut Kozier (2011), discharge planning didefenisikan sebagai
proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan
kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan
kesehatan umum.
Discharge planning yang efektif seharusnya mencakup pengkajian
berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif tentang
kebutuhan pasien yang berubah-ubah, pernyataan diagnosa keperawatan,
perencanaan untuk memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang
dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan (Kozier, 2011). Program
discharge planning (perencanaan pulang) pada dasarnya merupakan
program pemberian informasi atau pemberian pendidikan kesehatan
kepada pasien yang meliputi nutrisi, aktifitas/latihan, obat-obatan dan
4) Metode Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang
memang nyatadilakukan oleh perawat. Setiap pasien yang masuk
ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut:
a. Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit
b. Untuk kasus mendesak : 71, 28 menit
c. Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit
Hasil penelitian di RS provinsi di Filipina, menghasilkan data
sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata jam perawatan yang dibutuhkan selama 24 jam
Jenis Pelayanan Rata-Rata Jam
Perawatan/Hari/Pasien
5) Metode Gilles
a. Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan
adalah:
A x B xC F
= =H
( C− D ) x E G
Keterangan :
A = Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah tempat tidur)
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang di berikan perawat per tahun
G = jumlah jam kerja efektif per tahun
H = jumlah perawat yang di butuhkan untuk unit tersebut
b. Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari;
Rata – rata jumlah perawaatan/hari x rata – rata jumlah jam
perawatan/hari
Jumlah jam kerja efektif/hari
c. Asumsi jumlah cuti hamil 5 % ( usia subur ) dari tenaga yang di
butuhkan maka jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil = 5% x
jumlah hari cuti hamil x jumlah jam kerja/hari
Tambahan tenaga:
5% x jumlah tenaga x jumlah jam kerja cuti hamil
Jumlah jam kerja efektif/ tahun
Catatan :
1) Jumlah hari tak kerja/ tahun
g. Kamar bersalin
Waktu pertolongan kala I-IV = 4 jam/pasien
Jam kerja efektif = 7 jam/hari
Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang
jumlah setiap hari rata−rata× 4 jam
jam efektif /hari
Ditambah loss day.
h. BOR (Bed Occupary Rate)
jumlah hari perawatan pada episode tertentu x 100 %
KapasitasTT x Jumlah Hari pada periode waktu yang sama
Sumber : Data Rekam Medik RSUD Syekh Yusuf Gowa
i. LOS (Leght Of Stay)
jumlah lama dirawat pasien keluar
Jumlah Pasien Kelauar (Hidup+ Mati)
Sumber : Data Rekam Medik RSUD Syekh Yusuf Gowa
j. BTO (Bed Turn Over)
Jumlah Pasien Keluar (Hidup+ Mati)
Kapasitas Tempat Tidur
Sumber : Data Rekam Medik RSUD Syekh Yusuf Gowa
k. TOI (Turn Over Interval)
( KapasitasTT x Jumlah hari ) −Jumlah Hari perawatan
Jumlah Pasien Keluar (Hidup+ Mati)
Sumber : Data Rekam Medik RSUD Syekh Yusuf Gowa
l. NDR (Net Death Rate)
Jumlah Pasien Meninggal> 48 Jam x 1000 %
Jumlah Pasien Keluar ( Hidup+ Mati)
Sumber : Data Rekam Medik RSUD Syekh Yusuf Gowa
m. GDR (Gross Death Rate)
Bagian Umum Bagian Program & Informasi Bidang Pelayanan Medik Bidang Pelayanan Keperawatan
Zainuddin Jufri, SKM, MARS Hj. Kasrani, SKM, M.Kes dr. Ummu Salamah, MARS Dra. Hj. Ramlah Rauf, B.Sc.,MMRS
INSTALASI
KEPALA BIDANG
PELAYANAN KEPERAWATAN
Dra Hj. RAMLAH RAUF, B.Sc.,MMRS
KEPALA RUANGAN
ADMINISTRASI
Laporan Manajemen Keperawatan NERS UMI Page 76
JUHRA, S.Kep. Ns
3. Ketenagakerjaan
a. Jumlah Tenaga Perawat
Secara umum, fasilitas yang terdapat di ruang perawatan tulip baik lantai
2 dan 3 telah memadai namun masih terdapat beberapa hal yang perlu
diefisienkan diantaranya yaitu bel ruangan yang tidak ddigunakan secara
maksimal. Bel tersebut ada, namun tidak berfungsi dengan baik. Bel
ruangan merupakan alat yang semestinya difungsikan dengan baik karena
dapat membantu mengetahui keluhan atau masalah yang terjadi pada
pasien di kamar.
b. Peralatan
Rujukan SK Direktur RSUD Syekh Yusuf Gowa No. 445.4 / 103 /
RSUD-SY / IX / 2010, tentang Standar Peralatan Keperawatan dan
Kebidanan RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa , yang meliputi : Alat
Linen, Alat Keperawatan, Alat Rumah Tangga, Alat Pencatatan dan
Pelaporan.
T
e
r
s
e
d
T
e
r
s
e
d
i
a
t
a
h
u
n
t
a
h
u
n
t
h
n
t
h
n
t
h
n
t
h
n
t
h
n
t
h
n
t
t
n
28 Ekg /standar 1/r 1 Tersedia
0
t
h
n
29 Korentang /tempat Stainless 1/r 3 Rusak
t
h
n
30 Nebulaizer 2/r 3 -rasio 1/r
t
a
h
u
n
32 Ambu bag 2/r 3 -rasio 1/r
t
a
h
u
n
33 Bak spoit S 4/r 3 -rasio 1/r
t t
a a
il h
e u
s n
s
34 Buli buli panas K 4/r 3 -rasio 2/r
a
r t
e a
t h
u
n
35 Auto clap 1/r 3 Tersedia
t
a
t
a
h
u
n
37 Spatel S 6/r 3 -tersedia
t t
a a
i h
n u
l n
e
s
s
38 Klem anatomi S 2/r 3 -tersedia
t
a t
i a
n h
l u
e n
s
s
39 Klem chirrugie S 2/r 3 -tersedia
t
a t
i a
n h
l u
e n
s
s
40 Pot muntah S 1:1 3 Tdk tersedia
t
a t
i a
n h
l u
e n
s
s
41 Bak istrumen besar S 2/r 3 1/r
t
a t
i a
2. Planning
Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Fungsi Perencanaan Kepala
Ruangan Diruang Tulip RSUD Syekh Yusuf Gowa
Planning
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
3. Pengorganisasian
Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Fungsi Perencanaan Kepala
Ruangan Diruang Tulip RSUD Syekh Yusuf Gowa
Pengorganisasian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
4. Koordinasi
Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Fungsi Perencanaan Kepala
Ruangan Diruang Tulip RSUD Syekh Yusuf Gowa
Koordinasi 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
b) Ronde Keperawatan
Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan MPKP (Ronde
Keperawatan) Diruang Tulip RSUD Syekh Yusuf Gowa
Ronde 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Ronde 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengisian kuesioner oleh Ketua tim
tentang Pendidikan kesehatan ketika dilakukan discarger planning,
diperoleh 1 orang ketua tim, mengatakan kadang-kadang dilakukan
pertemuan dengan keluarga/klien untuk membahas kondisi keperawatan
klien dengan persentase 33,3%, sedangkan 2 orang ketua tim
mengatakan selalu dilakukan pertemuan dengan keluarga/klien untuk
membahas kondisi keperawatan klien dengan persentase 45%.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengisian kuesioner oleh Ketua tim
tentang Pendidikan kesehatan ketika dilakukan discarger planning,
diperoleh 1 orang ketua tim, mengatakan kadang-kadang dilakukan
pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga/klien dengan persentase
33,3%, sedangkan 1 orang ketua tim mengatakan sering dilakukan
pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga/klien dengan persentase
33,3%. Sedangkan 1 orang katim mengatakan selalu dilakukan
pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga/klien dengan presentase
33,3%.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat setuju 3 15.0 15.0 15.0
setuju 11 55.0 55.0 70.0
tidak setuju 3 15.0 15.0 85.0
sangat tidak setuju 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
A. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebelum
membuat dan melaksanakan program kerja. Pengumpulan data dilakukan pada
minggu pertama sebelum menyusun program kerja. Kegiatan ini dilakukan
tanggal 13-15 Maret 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner pada kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana dan
pasien serta observasi secara langsung di Ruang Tulip RSUD Syekh Yusuf
Gowa.
Pengumpulan data dilakukan bertujuan selain untuk mengetahui
karakteristik lingkungan praktek manajemen juga untuk mengetahui masalah
manajemen apa yang terdapat pada Ruang Tulip RSUD Syekh Yusuf Gowa.
B. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan pada tanggal 15-16 Maret 2017, pengolahan
data dilakukan untuk mempermudah dalam mengidentifikasi masalah
manajemen yang ada di Ruang Tulip RSUD Syekh Yusuf Gowa.
C. Seminar Awal
Seminar awal dilakukan pada tanggal 17 Maret 2017 di Aula CSSD
Rumah Sakit Umum Syekh Yusuf Gowa.
A. Kesimpulan
1. Pengkajian data yang dilakukan pada tanggal 13- 16 Maret 2017 dengan
menggunakan kuesioner, wawancara dan dari hasil analis ditemukan 6
masalah yang perlu dilakukan diruang Tulip antara lain Belum efektifnya
fungsi pre dan post confrence diruangan tulip, Tidak Efektifnya fungsi
perencanaan kepala ruangan di ruang perawatan tulip, Kurang efektifnya
pelaksanaan Ronde Keperawatan, Kurangnya kepuasan kerja perawat
ditandai dengan pemberian insentif, Tidakefektifnya fungsi pengarahan
oleh kepala ruangan, Tidak efektifnya tugas kepala ruangan sebagai
supervisor dalam melakukan supervisi, Kurang efektifnya pelaksanaan
disharge planning pada pasien dan keluarga.
2. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan di ruang Tulip yakni
model TIM dengan pembagian tim menjadi 2 kelompok besar yang
diketuai oleh kepala tim dan beberapa perawat pelaksana sebagai anggota.
3. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standar operasional
prosedur dengan rutinitas kegiatan antara lain Timbang Terima, Pre dan
Post konference, Ronde keperawatan, Supervisi Keperawatan, dan
Discharge planning.
B. Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan, adapun saran yang dapat diberikan
yakni :
1. Pimpinan / Direktur Rumah Sakit
a) Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi ruang perawatan
demi peningkatan kualitas pelayanan keperawatan
b) Memberikan dukungan dan kesempatan serta kemudahan bagi profesi
keperawatan untuk mengembangkan profesi ilmu.
2. Kepala bidang Keperawatan